ARTIKEL Judul TRADISI “NGUSABA BUKAKAK” DI DESA GIRI EMAS,SAWAN, BULELENG, BALI: DAN POTENSINYASEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DI SMP
Oleh I GEDE JUSTIASTA 1114026001
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
0
TRADISI “NGUSABA BUKAKAK” DI DESA GIRI EMAS, SAWAN, BULELENG, BALI: DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DI SMP Oleh I Gede Justiasta, NIM. 1114026001 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha, e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang masyarakat Desa Giri Emas melaksanakan trasdisi Ngusaba Bukakak, (2) mengetahui sistem pelaksanaan tradisi Ngusaba Bukakak, (3) mengetahui aspek-aspek dari tradisi Ngusaba Bukakak yang memiliki potensi sebagai sumber pembelajaran IPS di SMP. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1) tradisi Ngusaba Bukakak adalah sebuah rangkaian kegiatan upacara keagamaan yang berhubungan dengan pertanian di Desa Giri Emas, (2) tradisi Ngusaba Bukakak di Desa Giri Emas adalah kegiatan upacara yang dilaksanakan oleh Krama Subak, kemudian di dukung oleh Krama Desa (3) tradisi Ngusaba Bukak memiliki fungsi yakni; (a) fungsi religius, (b) fungsi mempekuat solidaritas sosial, dan (c) fungsi menjaga hubungan harmonis dengan alam. (4) di dalam tradisi Ngusaba Bukakak terdapat aspek-aspek yang memiliki potensi sebagai sumber pembelajaran IPS di SMP diantaranya meliputi: (a) aspek kognitif, (b) aspek afektif, dan (c) aspek psikomotor. (5) kontribusi dalam mengembangkan tradisi Ngusaba Bukakak pada pembelajaran IPS di SMP yaitu; (a) bidang sejarah (b) bidang sosiologi (c) bidang geografi (d) bidang ekonomi. (6) Rekomendasi yang dapat dilakukan dalam kajian belajar-mengajar adalah melalui lembaga sekolah serta guru sebagai agen yang melaksanakan pembelajaran IPS. Kata Kunci : tradisi Ngusaba Bukakak, potensi, sumber belajar, IPS, SMP. ABSTRACT This research aims to (1) know the background of the village of Giri Emas in implementing the tradition of Ngusaba Bukakak, (2) know the system of implementating Ngusaba Bukakak tradition, (3) know the aspects of tradition Ngusaba Bukakak that have potential source of learning IPS in SMP. In this study, the data were collected using qualitative methods by stages; (1) the technique of determining the location of the research, (2) The technique of determining the informants, (3) the technique of collecting the data (observation ,interviews , document studies), (4) the technique of guaranting the authenticity of the data (data triangulation, triangulation method), and (5) the technique of analysing the data. The finding of this, research are: (1) Ngusaba Bukakak tradition is a series of religious ceremonies associated with agriculture in the village of Giri Emas, (2) Ngusaba Bukakak tradition in the village of Giri Emas is a ceremony conducted by Krama Subak then supported by Krama Desa, (3) Ngusaba Bukakak tradition has a functions those are; (a) the religious function, (b) the function of strengthening the social solidarity, and (c) the function of maintaining a harmonious relationship with nature. (4) in the tradition of Ngusaba Bukakak, there are aspects that have potential source of learning in junior high school among others include; (a) cognitive aspects, (b) affective aspect, and (c) psychomotor aspects. (5) contribution in developing Ngusaba Bukakak tradition in learning social studies in junior high that; (a) field history,(b) field sociology (c) field of geography(d)field economics. (6)Recommendations that can be done in the study of teaching and learning is through the institution of the school and teachers as agents that implement learning IPS in SMP. Keywords : Bukakak Ngusaba tradition, potential, learning resources, IPS, SMP.
1
secara umum masih dapat menjaga sta-
PENDAHULUAN
bilitas kehidupan sehari-hari (Pendit, Bali memiliki berbagai macam
2001: 3-4). Tradisi kebudayaan yang ada
ragam tradisi khas dan unik yang terse-
di Bali terbentuk dari berbagai hal
bar dalam sembilan Kabupaten/Kota,
berupai; seni tari, lukis, patung, drama,
yaitu : Kabupaten Gianyar, Bangli, Ke-
suara, sastra, permainan rakyat, aksara,
lungkung, Karangasem, Badung, Ta-
bahasa
banan, Buleleng, Negara, dan Denpasar.
Bali,
ritual-ritual,
piteket
(nasehat), balai banjar (tempat per-
Dari masing-masing Kabupaten tersebut
temuan), satua (cerita), wariga (hari
banyak terdapat tradisi yang dimiliki
baik), dan Pura (Narada, 2008: 42-43).
tiap-tiap Desa. Tradisi Masyarakat Hindu Bali pada umumnya,
mempercayai
Ngusaba
Bukakak
merupakan upacara ritual adat yang ber-
adanya
sifat religius, magis, dan unik, dan dil-
adigium desa, kala, patra yang di bing-
aksanakan secara turun-temurun oleh
kai oleh nilai keseimbangan kosmos dan
masyarakat setempat. Tujuan serta mak-
nilai keseimbangan hukum alam yang
na dari upacara Ngusaba bukakak adalah
mengacu pada inti filsafat Tri Hita Ka-
untuk
rana yang meliputi hubungan antara
memohon
agar
diberikan
kesuburan kepada tanah-tanah pertanian
manusia dengan Tuhan biasa disebut
pada masyarakat Desa dengan harapan
dengan (Parahyangan), manusia dengan
supaya hasil panennya berlimpah ruah
sesamanya (Parahwongan), kemudian
serta sebagai ucapan trimakasih kepada
manusia dengan alam lingkungannya
Tuhan yang Maha Kuasa.
(Palemahan), (Wiana, 2002: 113-114). Penelitian Keberadaan sebuah tradisi atau upacara adat di Bali, dikarenakan pada dasarnya masyarakat Bali merupakan
ini
menarik
karena
Bukakak
mempunyai
juga
tradisi
menjadi Ngusaba
potensi
besar
sebagai sumber belajar IPS di SMP.
masyarakat yang agraris. Kebanyakan
Sumber belajar IPS saat ini di sekolah-
masyarakat agraris mayoritas tinggalnya
sekolah pada umumnya kebanyakan
di pedesaan, yang dimana dalam ke-
masih terpaku pada guru dan buku
hidupan sehari-hari masyarakat menata
sumber, padahal lingkungan termasuk
dirinya dengan sistem banjar berisikan
tradisi Ngusaba Bukakak bisa dijadikan
adat kekerabatan yang sangat kuat.
2
sebagai sumber pembelajaran IPS yang
belajaran IPS pada khususnya. Selain
lebih efektif dan inofatif.
itu, agar siswa sebagai generasi penerus dapat lebih mengetahui keberadaan
Selain itu, tercantum pula di dalam
Kurikulum
2013
tradisiserta memahami pentingnya tradi-
SMP/MTs
si ritual upacara Ngusaba Bukakak se-
mengenai mata pelajaran Ilmu Penge-
bagai salah satu keaneka ragaman bu-
tahuan Sosial ( IPS) di Kelas VII, tertu-
daya Bangsa yang patut di pahami
lis pada Kompetensi Inti yaitu: Menco-
keberadaan dan untuk tetap dipertahan-
ba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
kan kelestariannya.
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
Kajian teori yang digunakan da-
dan ranah abstrak (menulis, membaca,
lam penelitian ini menyangkut tentang:
menghitung,
dan
(1) Latar belakang munculnya tradisi
mengarang) sesuai dengan yang dipela-
yang berkaitan dengan faktor-faktor
jari di sekolah dan sumber lain yang sa-
penyebab munculnya tradisi, pengertian
ma dalam sudut pandang/teori. Kemudi-
tradisi, dan syarat-syarat tradisi. (2) Sis-
an untuk Kompetensi Dasar yang nant-
tem pelaksanaan tradisi yang berkaitan
inya bisa menyelipkan tradisi Ngusaba
dengan sistem religi, sistem keyakinan,
Bukakakak sebagai sumber pembelaja-
sistem ritual atau upacara, peralatan rit-
ran IPS di SMP terdapat pada Kompe-
ual/upacara, tempat/waktu ritual, dan
tensi Dasar yang ke-2 yaitu: menyajikan
peserta upacara. (3) Aspek-aspek tradisi
hasil pengamatan tentang hasil-hasil
sebagai sumber belajar IPS yang berkai-
kebudayaan dan fikiran masyarakat In-
tan dengan pengertian sumber belajar,
donesia pada zaman praaksara, zaman
jenis-jenis sumber belajar, kemudian
Hindu Buddha dan zaman Islam dalam
tradisi sebagai sumber belajar IPS.
menggambar,
aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik
yang
masih
hidup
METODE PENELITIAN
dalam
Metode
masyarakat sekarang.
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hal itu, tradisi Ngu-
metode
penelitian
yang
bersifat
saba Bukakak merupakan hal yang san-
deskriptif kualitatif diantaranya terdapat
gat penting untuk di cantumkan atau
: (1) penentuan lokasi penelitian, dalam
diselipkan sebagai pembelajaran IPS di
tahap ini lokasi yang akan diteliti adalah
SMP. Sebab melihat dari potensinya,
di Kecamatan Sawan, tepatnya di Desa
tradisi Ngusaba Bukakak sangatlah efek-
Giri Emas. Lokasi ini di pilih sebab De-
tif jika dijadikan sebagai sumber pem-
sa Giri Emas merupakan tempat ber-
3
langsungnya Upacara Ngusaba Bukakak.
harus digunakan untuk mendapatkan
(2) teknik penentuan informan, pada
informasi baru, dan (5) kesalahan apa
tahap ini, penulis menggunakan teknik
yang harus segaera diperbaiki (Usman
purposive sampling yaitu penentuan in-
dkk, 1995 : 86).
formasi kunci kepada orang-orang yang HASIL
memang mengetahui dan mengerti tentang masalah yang akan diteliti dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
kemudian dikembangkan lagi dengan
yang
teknik “Snow Ball” yaitu penentuan in-
belakang dilaksanakanya tradisi Ngu-
formasi dengan bantuan informan kunci.
saba Bukakak adalah sebagai perwuju-
Kemudian nantinya informan kunci ter-
dan bentuk rasa syukur serta permo-
sebut menunjuk lagi orang-orang yang
honan kesuburan pada tanah pertanian
dianggap
permasalahan
masyarakat Desa Giri Emas terhadap
terkait dengan penelitaian yang di teliti.
Tuhan Yang Maha Esa. (2) Sistem
(3) teknik pengumpulan data, yang
pelaksanaan tradisi Ngusaba Bukakak
digunakan
yaitu tradisi Ngusaba Bukakak merupa-
mengetahui
adalah
teknik
observasi,
ditemukan,
yaitu:
(1)
Latar
teknik wawancara, dan studi dokumen-
kan
tasi. (4) teknik penjamin keaslian data,
aksankan oleh Kerama Subak (warga
adalah cara untuk mendapatkan data dari
pemilik sawah) kemudian di bantu oleh
fenomena yang diteliti agar dapat dipa-
Kerama Desa (warga desa). Pelaksanaan
hami dengan baik sehingga diperoleh
upacara Ngusaba Bukakak berselang-
kebenaran tingkat tinggi. adapun be-
sung selama enam hari serta meliputi
berapa cara untuk mendapatkanya, yakni
berbagai rangkaian seperti; (a) upacara
menempuh teknik triangulasi data dan
Melis Kesegara, (b) upacara Ngusaba
triangulasi metodedan (5). teknik ana-
Uma,
lisis data, merupakan cara untuk mem-
upacara Ngusaba di Pura Dalem dan
peroleh
dengan
Pura Segara, (e) upacara Gedene (Pun-
menggunakan berbagai kegiatan, yakni
cak Upacara), dan (f) upacara Melayagin
reduksi data, menyajikan, menafsirkan
Bukakak. (3) Aspek-aspek tradisi se-
dan menarik kesimpulan (Sugiyono,
bagai sumber pembelajar IPS di SMP
2006: 276). Tujuan analisis data ialah
adalah: (a) aspek konitif yang merupa-
untuk mengukapkan : (1) data apa yang
kan pengetahuan atau ranah proses ber-
masih perlu dicari, (2) hipotesis apa
fikir, (b) aspek afektif yakni suatu yang
yang perlu diuji, (3) pertanyaan apa
terkait dengan ranah sikap serta nilai dan
yang perlu dijawab, (4) metode apa yang
(c) aspek psikomotor yaitu berhubungan
data
kualitatif
4
upacara
(c)
keagamaan yang
upacara
Ngembang,
dil-
(d)
dengan keterampilan dalam proses pem-
sangat berperan penting bagi masyarakat
belajaran. Selain itu terdapat lima nilai
Desa Giri Emas. Oleh karena itu, setiap
yang terkandung dalam tradisi Ngusba
bulan Purnama Kedasa masyarakat
Bukakak yang dapat dijadikan sumber
mengadakan ritual ataupun upacara
pembelajaran IPS, yakni; (a) nilai histor-
Ngusaba Bukak sebagai perwujudan
is, (b) nilai religius, (c) nilai solidaritas
bentuk rasa syukur serta permohonan
sosial, (d) nilai menjaga hubungan har-
kesuburan pada tanah pertanian masyra-
monis dengan alam lingkungan, dan (d)
kat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
nilai kesenian. Tradisi Ngusaba BukaKoentjaraningrat, (1998 : 203)
kak dapat memberikan kotribusi dalam
mengungkapkan bahwa berbagai ket-
mengembangkan pembelajaran IPS sep-
radisi budayaan menganut kepercayaan
erti: (a) dalam bidang sejarah, (b) dalam
bahwa dunia gaib, serta dihuni oleh
bidang sosiologi, (c) dalam bidang geo-
berbagai mahluk dan kekuatan yang tak
grafi, dan (d) dalam bidang ekonimi.
dapat dikuasai oleh manusia dengan
Kemudian nantinya akan direkomen-
cara-cara biasa, dan karena itu dunia
dasikan terhadap lembaga Sekolah dan
gaib pada dasarnya ditakuti oleh manu-
guru sebagai agen pembelajaran di
sia. Tradisi upacara Ngusaba Bukakak
Sekolah.
pada umumnya adalah suatu bentuk PEMBAHASAN
perwujudan rasa syukur akan hasil panen serta memohon kesuburan atau
Latar Belakang Masyarakat Desa Gi-
keselamatan
ri Emas Melakasanakan Tradisi Ngu-
atas
tanah
pertanian
masyarakat, kepada yang menciptakan
saba Bukak.
alam ini (Tuhan). Selain itu Tradisi Ngusaba Bukakak
Tradisi Ngusaba Bukakak dil-
memiliki beberapa
aksanakan, sebab tradisi Ngusaba Bukak
fungsi diantaranya sebagai berikut: (a)
tidak bisa terlepas dengan karakteristik
Fungsi religius, tradisi Ngusaba Buka-
masyarakat Desa Giri Emas yang seba-
kak yang sangat berhubungan dengan
gian besar mata pencahariannya besum-
filsafat Hindu Tri Hita Karana seperti
ber dari pertanian hingga sekarang ini.
halnya untuk menjaga hubungan harmo-
Didalam
untuk
nis terhadap Tuhan Yang Maha Esa yai-
mendapatkan hasil yang sesuai diharap-
tu saat upacara Ngusaba Bukakak
kan sebelumnya, para petani sangatlah
masyarakat
bergantungan pada nasib keberutungan
melaksanakan upacara persembahyang
mereka. Keberadaan dari Subak/Sawah
di berbagai Pura. Untuk menjaga hub-
sebuah
pertanian
Desa
Giri
Emas,
ungan harmonis terhadap sesama manu5
sia yaitu pada saat upara Ngusaba Buka-
pada konsep Tri Hita Karana ke-dua
kak dilaksanakan, masyarakat bergotong
yang menyebutkan makrokosmos (Bu-
royong menghaturkan Ngayah di Pura.
ana Agung) yakni menghormati alam
Dan untuk menjaga hubungan harmonis
semesta.
dengan alam lingkungan yaitu pada saat Sistem Pelaksanaan Upacara Ngusaba
upacara Ngusaba Bukakak berlangsung
Bukakak di Desa Giri Emas
Krama Subak (warga pemilik sawah) melakukan persembahyang dimasing-
Sistem ritual upacara merupa-
masing petak sawah tempat mereka
kan suatu ritual yang berwujud aktivitas
bekerja, (b) Fungsi memperkuat soli-
dan
daritas sosial, yakni dengan adanya
melaksanakan kebhaktian terhadap Tu-
upacara ini, akan menumbuhkan rasa
han yang bertujuan untuk berkomunikasi
untuk saling tolong menolong antara
dengan para dewa, roh nenek moyang,
satu dengan yang lain dan masyrakat
mahkluk halus, dan dunia gaib (Koent-
pun, tetap menjaga kelestarian tradisi
jaraningrat, 1990: 376). Upacara dan
Ngusaba Bukakak serta tetap untuk
juga ritual juga,diartikan sebagai pen-
melaksanakannya.
Ngusaba
dekatan, penghormatan yang dalam
Bukakak ini merupakan kwajiban bagi
agama Hindu dikenal dengan sebutan
masyarakat Desa Giri Emas, maka dari
Yajna
itu upacara tersebut masih tetap dil-
dan keputusan).
Upacara
tindakan
manusia
dalam
(pengorbanan suci, cinta kasih
aksankan oleh masyarakat, bahkan tidak oleh
Begitu pula dengan sisitem ritu-
masyarakat, Dan (c) Fungsi menjaga
al mengenai tradisi Ngusaba Bukaka
hubungan harmonis dengan alam yaitu
dilaksanakan
pada saat upacara Ngusaba Bukaka tiap-
Kedasa (Kalender Bali) atau Bulan
tiap Krama Subak (pemilik tanah sawah)
April (Kalender Jawa) melalui berbagai
untuk melakukan persembahyangan pa-
proses. Mengenai lokasi upacara Dalam
da masing-masing petak sawah atau
proses pelaksanaan upacara Ngusaba
tempat
bekerja.
Bukakak tersebut, banyak melibatkan
Tujuannya untuk mengucapkan rasa
berbagai pura yang ada di Desa setem-
syukur pada (Dewi Sri) TuhanaYang
pat. Pada dasarnya pelaksanaan tradisi
Maha Esa akan hasil panen yang telah
Ngusaba Bukakak berpusat di Pura
dilimpahkan
sawah
Subak (Pura Pasek), namun selain itu
(Subak) yang dimiliki oleh warga.
juga dilaksanakan diberbagai lokasi Pura
artinya pada hal ini, sangatlah berkaitan
seperti di Pura Empelan (Bedugul), Pu-
pernah
tidak
dimana
dilaksanakan
mereka
melalui
tanah
6
pada
Bulan
Purnama
ra Pancoran Emas, Pura Gaduh, dan
jor diiringi gamelan Gong Duwe, setelah
Pura Panti. Selain itu juga dilaksanakan
itu, kemudian dilaksanakan upacara di
dipura Kahyangan Tiga yang merupakan
Pura Dalem dan Pura Segara. (5)
pura yang diempon oleh masyarakat De-
upacara Gedene (Puncak Upacara), Pada
sa Giri Emas diantaranya yaitu Pura
hari kelima merupakan puncak upacara
Gunung Sekar (Pura Desa), Pura Sega-
di sebut dengan Ngusaba Desa dan (6)
ra, dan Pura Dalem. Kemudian lokasi
upacara Melayagin Bukakak. Rangkaian
pelaksanaan untuk upacara yang lainnya
upacara pada hari yang ke-enam atau
seperti Melis dilaksanakan di Segara (di
upacara
laut) dan Ngaturang Banten (menga-
berbagai rangkaian upacara yakni pem-
haturkan sesajen) di masing-masing pe-
buatan Sarad Ageng (tempat Bukakak),
tak sawah masyrakat.
melaksnakan persembahyang di Pura
Melayagin
adalah
meliputi
Pancoran Emas, upacara Mejaya-jaya Selanjutnya pelaksanaan tradisi
ke Pura Gunung Sekar, dan Melancaran
Ngusaba Bukakak ini dilaksankan sela-
atau membawa Bukakak bepergian.
ma enam hari, adapun rangkaian dari pelaksanaan
tradisi
Ngusaba
Buka-
Aspek-Aspek Tradisi Ngusaba Buka-
kakmeliputi berbagai rangkaian seperti;
kak Sebagai Sumber Pembelajaran
(1) upacara Melis Kesegara, dilakukan
IPS di SMP.
pada hari pertama yang dilaksanakan di Aspek
pinggir laut Desa Giri Emas. (2) pada
pembelajaran Menurut
(Bloom dalam buku Sudijono, 2003 :
hari ke-dua dinamakan dengan upacara
49-50) terbagi dalam tiga ranah yaitu;
Ngusaba Uma, yaitu melalui beberapa
(1) kognitif (Cognitive) adalah penge-
tahapan yaitu upacara Ngusaba di Pura
tahuan
Empelan, Pura Panti, Pura Gaduh dan
yang
berhubungan
dengan
pengetahuan atau ranah proses berfikir,
persmbahyangan dimasing-masing petak
(2) afektif (Affective) adalah ranah sikap
sawah yang dimiliki oleh warga setem-
atau nilai, dan (3) psikomotor (Psycho-
pat. (3) upacara Ngembang, rangkaian
motor) adalah berhubungan dengan ket-
upacara pada hari yang ke-tiga meliputi
erampilan.
pembuatan Dangsil di Pura Subak dan malam harinya melaksanakan upacara
Adapun tradisi Ngusaba Buka-
persembahyangan (Nuntun Ida Bhatara-
kak yang dikaitkan dengan aspek atau
Bhatari). (4) upacara Ngusaba di Pura
ranah pembelajaran tersebut, yaitu : (1)
Dalem dan Pura Segara, pada hari ke-
Kognitif (Cognitive) yaitu nilai-nilai
empat pagi harinya masyarakat terlbih
tradisi Ngusaba Bukakak yang terkan-
dahulu menancapkan Dangsil dan Pen7
dung tradisi yaitu; (a) nilai historis, (b)
kedalam mata pembelajaran IPS di SMP
nilai religius, (c) nilai solidaritas sosial,
adalah sebagai berikut: (1) Dalam Bi-
(d) nilai menjaga hubungan harmonis dang Sejarah yaitu tentang adanya se-
dengan alam lingkungan, dan (d) nilai kesenian. (2) Afektif (Affective) yaitu
buah cerita sejarah yang diyakini oleh
suatu yang terkait dengan ranah sikap
masyarakat
setempat,
bahwa
latar
serta nilai dari pentingnya untuk mengebelakang kemunculan tradisi Ngusaba
tahui atau memahami tradisi Ngusaba Bukakak sebagai pembelajaran yang
Bukakak adalah melalui sumpah yang
nantinya bisa diterapkan oleh siswa di sekolah
maupun
dalam
diucapkan oleh Pengelingsir (nenek
kehidupan moyang) untuk membuat sesajen (Ban-
sehari-hari. (3) Psikomotor (Psychomotor), sesuatu yang terkait dengan ket-
ten Guling) yang disebabkan karna pada
erampilan, yang dimana membuat siswa
saat itu Desa Giri Emas mengalami
lebih terampil lagi untuk mengetahui kekeringan. (2) Dalam Bidang Sosiologi
lebih jauh akan pengetahuan yang telah mereka dapatkan di kelas atau di
yaitu mengenai tradisi Ngusaba Bukakak
sekolah.
yang dilaksankan serta dipertanggung
Tradisi Ngusaba Bukakak dapat
jawabkan secarah penuh oleh kelompok
di kontribusikan kedalam bidang pem-
Krama Subak (warga pemilik sawah),
belajaran IPS, menurut (Samilawi &
kemudian dalam prosesi pelaksanaan
Maftuh: 1998-1) Ilmu Pengetahuan So-
Krama Subak di bantu oleh seluruh
sial merupakan mata pe;ajaran yang
Krama
memadukan konsep-konsep dasar dari
kegiatan upacara. Dari hal itu, maka
berbagai ilmu sosial yang disusun me-
akan dapat menciptakan rasa saling
lalui pendekatan pendidikan, psikologis,
memiliki dan masyarakat dapat berko-
kelayakan dan kebermaknaannya bagi
munikasi dengan baik antara yang satu
siswa serta kehidupannya.
dengan yang lainnya. (3) Dalam Bidang
Desa
untuk
melaksanakan
Geografi yaitu tentang lokasi pelaksaAdapun kontribusi tradisi Ngunaan tradisi Ngusaba Bukakak yang bersaba
Bukakak
yang
dikontribsikan pusat di Pura Subak tepat ditengah8
tengah Desa Giri Emas, kemudian ja-
nilai yang terkandung dalam tradisi.
raknya sangat dekat dari jalan raya.
Selain itu menurut pendapat (Roestiyah,
Adapun jarak antara sekolah SMP
2001: 1) mengatakan bahwa teknik pen-
dengan lokasi terlaksannya tradisi, ku-
yajian yang dikuasai oleh Guru untuk
rang lebih sekitar 1 Km mengarah ke
mengajar atau menyajikan bahan pelaja-
wilayah bagian timur Desa Giri Emas.
ran kepada siswa di dalam kelas, agar
(4)
yaitu
suatu pelajaran tersebut dapat dirangkap,
mengenai pengaturan biayay dalam
dipahami, dan digunakan oleh siswa
melaksanakan tradisi Nusaba Bukakak
dengan baik. hal ini sangat dibutuhkan
seperti halnya dalam pengumpulan biaya
agar pembelajaran berjalan sesuai im-
yang diambil dari uang Peturunan (iu-
plementasinya sebagai sebuah pembela-
ran) setiap tahunnya yang di dapatkan
jaran yang bersifat formal. Dengan
dari hasil panen masyarakat pemilik
demikian, untuk mengaitkan tradisi
sawah serta besar atau kecilnya iuran
Ngusaba Bukakak kedalam materi pem-
nantinya akan disesuaikan dengan luas
belajaran IPS yaitu nantinya akan
tanah yang dimiliki masing-masing war-
dirangkap dan dikemas kedalam bentuk
ga.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam Bidang Ekonomi
(RPP). Kemudian mengenai rekomenSIMPULAN
dasi pembelajaran yang dapat dilakukan
Tradisi kebudayaan Ngusaba
dalam kajian belajar-mengajar IPS di
Bukakak adalah upacara keagamaan SMP adalah dengan cara memanfaatkan
yang terwujud sebagai ungkapan rasa
lembaga sekolah SMP khususnya, dan
syukur akan hasil panen pertanaian serta untuk memohon kesuburan tanaman
tentunya harus melibatkan peran Guru
yang ditanam oleh petani terhadap Tusebagai agen untuk menyapaikan tradisi
han Yang Maha Esa. Secara teoritis
Ngusaba Bukakak di Desa Giri Emas
tradisi Ngusaba Bukakak memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan ber-
sebagai sumber pembelajaran serta nilai-
masyarakat maupun dalam kehidupan
9
sehari-hari. Fungsi-fungsi tersebut ada-
2.
Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd se-
lah fungsi religius, fungsi solidaritas
bagai Pembimbing II yang telah
sosial, dan fungsi untuk menjaga hub-
memberikan saran dan membimb-
ungan harmonis dengan alam.
ing
penulis
dalam
penyusunan
artikel. Aspek-aspek tradisi Ngusaba Bukakak sebagai sumber pembelajaran IPS di SMP kedalam ranah yakni; (a) kognitif yang merupakan pengetahuan atau ranah proses berfikir, (b) aspek afektif yakni suatu yang terkait dengan
Daftar Rujukan
ranah sikap serta nilai dan (c), aspek Koentjaraningrat. 1998. Pengantar Ilmu Antropologi pokok-pokok etnografi. Jakarta : Rineka Cipta
psikomotor yaitu berhubungan dengan keterampilan dalam proses pembelajaran. Dari aspek-aspek tersebut, terdapat lima nilai yang terkandung dalam tradisi
Narada, Satri 2008, Ajeg Bali Sebuah Cita-cita, Denpasar Bali Post.
Ngusba Bukakak yakni; (a) nilai historis,
Pendit, Nyoman 2001, Nyepi Kebangkitan, Toleransi, dan Kerukunan. Jakarta.
(b) nilai religius, (c) nilai solidaritas sosial, (d) nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam lingkungan, dan (e)
Rostiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Reinika Cipta
nilai kesenian. Kepada seluruh lapisan masyarakat,
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dengan R dan D. Bandung: Alfabeta.
umat Hindu pada khususnya khususnya Desa Giri Emas selaku pelaksana tradisi Ngusaba Bukakak, diharapakan agar
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
selalu menjaga dan melestarikan apa yang sudah diwariskan oleh pendahulu
Samilawi, Fakih dan Maftur, Bunyamin. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung. IBRD: LOAN 3496-IND
kita. Ucapan terima kasih ditujukan kepada: 1.
Usman, Husaini, Dkk. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Bumi Aksara
Dr. Tuty Maryati, M.Pd sebagai Pembimbing I yang telah memberikan saran dan membimbing
Wiana, I Ketut,2002. Memelihara Tradisi Weda. Denpasar : PT, Offset Bp
penulis dalam penyusunan artikel.
10
11