PENGARUH FUNGSI AUDIT INTERN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PROSES PRODUKSI (Sensus pada Perusahaan Industri Manufaktur Skala Menengah Besar di Tasikmalaya)
ANNISA NPM.083403061 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2012 ABSTRACT This study aims to is to know how the function internal audit, internal control production process and the influence of function internal audit on internal control of the Production Process. This research method using descriptive analysis method with a sensus approach. Analysis tool used is the correlation analysis, analysis, determination with software spss 20.0 for windows to process the primary data. This analysis is used to determine whether influence of internal audit on internal control of Production Process. The results of the research showed that function internal audit on manufacturing company medium-large scale in Tasikmalaya was very good, internal control production process on manufacturing company medium-large scale in Tasikmalaya was good, and function internal audit has a influence of internal control of Production Process. Keywords: internal audit function, internal control of the Production Process. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi audit intern, pengendalian intern proses produksi serta pengaruh fungsi audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi, analisis determinasi, dengan bantuan software spss 20,0 for windows untuk mengolah data primer. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah fungsi audit intern berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi audit intern pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sangat baik, pengendalian intern proses produksi pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya baik, dan fungsi audit intern berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi. Kunci: fungsi audit internal, pengendalian intern proses produksi
PENDAHULUAN Latar Belakang . Produksi merupakan salah satu fungsi penting dalam dalam perusahaan manufaktur disamping fungsi penting lainnya seperti pembelian, pemasaran, keuangan, dan kepagawaian. Keberhasilan kegiatan produksi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan secara kesuluruhan. Kegiatan produksi merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan yang diawali dengan penetapan produk apa dan kapan akan diproduksi dan diakhiri dengan penyerahan produk jadi kepada pembeli atau pemakai di lingkungan perusahaan sendiri. Rangkaian tahap-tahap dalam kegiatan produksi tersebut disebut siklus produksi. Oleh karena itu keberhasilan produksi sangat dipengaruhi oleh baik buruknya system pengendalian didalamnya.Pengendalian intern merupakan sesuatu yang penting yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan, dimana dengan adanya pengendalian intern perusahaan bisa mencapai tujuan perusahaan dengan baik. Selain itu, pengendalian intern juga akan membuat kegiatan-kegiatan atau aktivitas di perusahaan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien termasuk dalam kegiatan proses produksi. Salah bentuk dari pengendalian intern adalah audit intern. Fungsi audit intern adalah mengevaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Oleh karena itu audit intern merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena akan membantu dalam proses pengendalian. Dengan dilaksanakannya audit internal diharapkan akan dicapai pengendalian intern proses produksi sehingga tujuan produksi yang telah ditetapkan dalam kegiatan produksi dapat tercapai TINJAUAN PUSTAKA Fungsi Audit Intern Pengertian Audit Intern Menurut Konsorsium Organisasai Profesi Audit Internal, Standar Profesi Audit Internal (2004:5), menyatakan bahwa : “Audit intern adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang indefenden dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasai untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance”. Tujuan Audit Intern Tujuan audit intern dapat dilihat dari The Institute of Internal Auditor yang dikutip oleh Akmal (2006:3) mengemukakan : “ The objektitive of internal auditing is to assist memvbers of the organization in the efektive discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analysis, appraisals, recomendations, the audit objektive includes promotiong efektive control a reasonable cost.“
Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan audit intern adalah memberi pelayanan kepada organisasi untuk membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir dimaksudkan agar semua anggota organisasi dapat melakukan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara efektif. Tugas dan Tanggung Jawab Audit Intern Dalam melakasanakan tugasnya, audit intern bertanggung jawab kepada pimpinan dan bekerja sama dengan komite audit. Menurut The Institute of Internal Auditor ( IIA ) yang dikutip oleh Sanyoto Gondodiyoto (2007:48), audit internal mempunyai peranan besar dalam mendukung kewajiban direksi ( top management ), antara lain : Monitoring activityies witch are cannot itself monitor by top management. Mewakili (bekerja untuk direksi) dalam mengawasi atau memonitor pekerjaan yang memang tidak mungkin diawasi sendiri oleh pimpinan. Identifying and minimazing risk. Mengidetifikasi dan meminimalisir risiko yang dihadapi. Validating report to top management. Melakukan pengecekan atas validitas laporan-laporan untuk direksi. Protect senior management in technical aspects. Menjaga agar pimpinan tidak berbuat kesalahan yang berkaitan dengan hal teknis.. Kode Etik Audit Intern Suatu kode etik dibutuhkan dan tepat untuk profesi audit intern, karena audit intern didasarkan kepada kepercayaan (trust) yang diberikan oleh pihakpihak yang dilayani. Ciri utama auditor intern adalah kecermatan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan auditor. Agar dapat mengemban tanggung jawab terhadap kepentingan auditor. Agar dapat mengemban tanggung jawab seacra efektif, auditor internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Fungsi Audit Intern Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal dalam buku Standar Profesi Audit Internal (2004:13) Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. 1) Evaluasi Pengelolaan risiko Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern. 2) Evaluasi Pengendalian Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisien dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil penilaian risiko:
-
Fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem informasi organisasi. Fungsi audit internal harus memastikan sejauh mana sasaran dan tujuan pogram serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan telah sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi. 3) Evaluasi Proses governance Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan Fungsi auditor internal harus mengevaluasi rancangan, implementasi dan efektifitas dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika. Pengendalian Intern Proses Produksi Pengertian pengandalian intern yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dalam Standar Professional Akuntan Publik (2002 : 319.2) yaitu : “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tenang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) Keandalan Pelaporan Keuangan, (b) Efektivitas dan Efisiensi Operasi, (c) Kepatuhan terhadap hukum dan Peraturan yang berlaku”. Menurut Azhar Susanto (2008 : 95) mengemukakan tentang pengendalian intern adalah: “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai”. Tujuan Pengendalian Intern Tujuan pengendalian intern yang dikemukakan oleh Arens & Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2003 : 258) yaitu : 1. Keandalan Laporan Keuangan. 2. Mendorong Efisiensi dan efektivitas Operasional. 3. Ketaatan kepada hukum yang berlaku. Komponen Pengendalian Intern Menurut Azhar Susanto (2008:96) mengutip COSO dan SAS no. 78 menyatakan bahwa pengendalian intern memiliki lima komponen pengendalian intern : 1. Lingkungan Pengendalian (control environment) Adalah pembentukan suasana organisasi serta memberi kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian : a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi. c. Partisipasi dewan direksi dan tim auditor d. Filosofi dan gaya manajemen e. Struktur organisasi f. Kebijakan mengenai SDM dan penerapannya. 2. Penilaian Risiko
Menilai risiko merupakan komponen kedua dari pengendalian intern. Penilaian risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Resiko dapat berasal dari dalam atau luar perusahaan. Resiko yang berasal dari luar perusahaan secara keseluruhan, termasuk didalam risiko ini adalah tantangan yang berasal dari pesaing, perubahan kondisi ekonomi, kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, dan bencana alam. 3. Pengendalian Aktivitas Komponen pengendalian intern yang ketiga adalah kebijakan dan prosedur yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan yang meyakinkan nahwa manajemen telah dijalankan sebagaimana seharusnya. Seorang akuntan mengenai berbagai jenis pengendalian akitvitas diantaranya yaitu : a) Prosedur Otoritas b) Mengamankan aset dan catatannya c) Catatan dan dokumentasi yang memadai Manajemen harus mengharuskan penggunaan dokumen dan catatan akuntansi untuk menjamin setiap peristiwa atau transaksi akuntansi yang terjadi telah dicatat dengan tepat. 4. Informasi dan Komunikasi Komponen keempat dari pengendalian intern adalah informasi dan komunikasi. Informasi diperlukan oleh semua kegitan manajemen organisasi untuk mengambil keputusan dan mengetahui kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditentukan. Informasi yang berkualitas (akurat, tepat waktu, relavan dan lengkap) diidentifikasi, diambil/diterima, diproses dan dilaporkan oleh sistem informasi. 5. Monitoring (pengawasan) Pengawasan sebagai komponen ketika dari sistem pengendalian intern, merupakan proses pengendalian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian intern. Perubahan organisasi dan cara bagaimana pengendalian intern diterapkan oleh perusahaan. Adanya pengawasan membantu manajemen dalam menentukan perbaikan sistem bagaimana yang diperlukan untuk menghadapi perubahan keadaan. Pengawasan ini meliputi juga didalamnya penilaian terhadap rancangan dan penerapan pengendalian serta tindakan perbaikan. Pengawasan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu : melalui aktivitas yang sedang berjalan dan melalui penilaian yang dilakukan secara terpisah. Pengertian Proses Produksi Menurut Akmal (2009:247) Proses produksi dapat diartikan sebagai cara untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin-mesin, dan sebagainya) yang tersedia. Produksi, sebagai suatu istilah, diartikan sebagai semua kegiatan atau kejadian dimana, bahan-bahan dikombinasikan atau di modifikasikan menurut cara tertentu dengan menggunakan sarana dan peralatan yang sesuai. Ruang lingkup proses produksi ini sering pula disebut sebagai proses pabrikasi.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian fungsi audit intern, pengendalian intern proses produksi yang terjadi pada perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang tergolong industri menengah besar di Tasikmalaya yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Tasikmalaya. Metode yang dipergunakan dalan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus (Mohammad Nazir,2005:56). Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai objek yang diteliti (Mohammad Nazir,2005:54). Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul usulan penelitian yang penulis pilih yaitu pengaruh fungsi audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Terdapat dua variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel tersebut adalah : 1 Independent variabel, yaitu variabel bebas artinya variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Disini yang menjadi variabel independennya adalah fungsi audit intern (X). Dengan indikator Evaluasi Pengelolaan risiko, Evaluasi Pengendalian, Evaluasi Proses governance. 2.Dependent variabel, yaitu variabel terikat dipengaruhi oleh variabel lain yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah pengendalian intern proses produksi (Y).Dengan indikator Lingkungan pengendalian proses produksi, Penaksiran risiko proses produksi, Aktivitas pengendalian proses produksi,informasi dan komunikasi proses produksi, Pengawasaan proses produksi. Teknik Analisis Data Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrument penelitian (kuesioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrument penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan. Metode Succesive Interval Untuk dapat diolah menjadi analisis regresi, data ordinal yang biasanya didapat dengan menggunakan skala likert, (skor kuesioner), maka terlebih dahulu data ini harus ditrasformasikan menjadi data interval. Menurut Al-Rasyid (1994:12) menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal saja hanya menunjukan rangkingnya saja. Oleh karena itu variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval
Uji Kualitas Data Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity) . Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya alat ukur yang kurang valid, mempunyai tingkat validitas yang rendah. Metode korelasi yang digunakan sebagai berikut :
rXY
n XY X Y
n X X nY Y (Suharsimi, 2006 : 205) 2
2
2
2
Keterangan : rXY = koefisien korelasi (validitas) X = Skor tiap item soal Y = Skor tiap subjek N = Ukuran sampel Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility) Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha ini dilakukan untuk jenis data interval (Sugiama, 2008:199). Cronbach’s Alpha dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : = Koefisien reliabilitas alpha = Banyak butir pertanyaan dan butir soal = Jumlah variasi butir = Variasi total
Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Koefisien Korelasi Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2007:228). Berikut ini dikemukakan rumus koefisien Korelasi Produk Moment dari Pearson: n XY X Y ryx 2 2 n X 2 X n Y 2 Y
Keterangan :
r = Koefisien korelasi X = Fungsi Audit Intern Y = Pengendalian Intern proses Produksi n = Jumlah responden 2. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r2). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh fungsi audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi. Mengemukakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r2 x 100 Keterangan : Kd = Koefisien determinasi r2 = Koefisien Korelasi dikuadratkan \ HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukan keberadaan perusahaan Industri Manufaktur Skala Menengah Besar di Tasikmalaya yang meliputi : Audit Intern dan Pengendalian intern Proses Produksi. Tempat penelitian penulis adalah Perusahaan Industri Manufaktur Skala menengah Besar di Tasikmalaya, sebanyak 14 perusahaan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disampaikan langsung kepada responden dengan cara mendatangi langsung ketempat penelitian. Kemudian pada waktu yang telah disepakati dengan responden, kuesioner diambil kembali oleh peneliti. A. Fungsi audit Intern Pada Perusahaan Industri Manufaktur Skala Menengah Besar di Tasikmalaya Data Skor Jawaban Responden Variabel Fungsi Audit Intern (X) No. Resp
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8
5 4 4 5 5 5 5 5
5 4 4 5 5 4 4 4
4 3 4 5 4 4 4 4
4 3 4 5 2 5 2 5
Pernyataan 5 5 4 4 5 4 4 4 5
6
7
8
9
5 4 4 4 4 5 4 5
5 3 4 4 5 5 4 4
5 4 4 5 5 4 5 5
4 2 3 5 4 4 2 3
JML 42 31 35 43 38 40 34 40
9 10 11 12 13 14
5 5 5 5 4 5 67
5 5 5 5 4 4 63
5 5 5 5 4 3 59
5 4 5 5 4 4 57
4 4 5 4 4 4 60
5 5 5 4 3 3 60
5 5 5 5 4 5 63
5 5 5 4 4 4 64
43 41 44 39 34 35 539
4 3 4 2 3 3 46
Bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas Fungsi Audit Intern yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur industri menengah di Tasikmalaya adalah 539 termasuk klasifikasi sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu pertanyaan no. 1 mengenai pemeriksaan intern di perusahaan ini dilakukan pengidentifikasian risiko yang signifikan dengan skor yang diperoleh 67, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pertanyaan no.9 mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam organisasi di perusahaan ini harus melakukan evaluasi terhadap rancangan implementasi, dan efektivitas dari kegiatan program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika dengan skor yang diperoleh sebesar 46. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa pada variabel fungsi audit intern menunjukan klasifikasi sangat baik yang berarti setiap responden cenderung telah menerapkan sistem fungsi audit intern yang dapat dilihat dari setiap indikatornya yaitu evaluasi pengelolaan risiko dimana pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya selalu melakukan identifikasi resiko signifikan dalam pemeriksaan intern di perusahaan tersebut, dalam evaluasi pengendalian perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya mempunyai kualitas sangat baik pada indikator ini terbukti dengan selalu diperlukan kriteria yang memadai dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern, dalam setiap evaluasi proses governance pada indikator ini mempunyai kualitas yang sangat baik ini dikarenakan perusahaan dalam pemeriksaan intern selalu memberikan penilaian dan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan proses governance. B. Pengendalian Intern Proses Produksi Pada Perusahaan Industri Manufaktur Skala Menengah di Tasikmalaya Data Skor Jawaban Responden Variabel Pengendalian Intern Proses Produksi (Y) No. Re 1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 4 5 5 4 3
2 4 4 4 5 4 4 3
3 5 4 3 4 4 3 3
4 5 3 3 5 4 3 3
5 5 3 4 5 4 4 3
6 4 3 4 4 5 4 4
7 4 4 4 5 4 3 4
8 5 3 5 4 4 4 3
9 4 4 3 5 5 3 3
10 5 3 4 4 5 4 3
11 5 4 4 4 3 3 2
12 5 4 4 5 5 4 4
Pertanyaan 13 14 15 4 5 5 4 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3
16 5 3 4 5 4 5 4
17 5 3 3 3 5 3 3
18 5 4 5 5 5 3 4
19 5 4 3 5 5 5 3
20 4 4 4 4 4 4 3
21 5 3 4 5 4 4 4
22 5 3 4 3 3 3 3
23 5 4 3 5 5 3 4
24 5 4 2 4 4 4 2
25 5 4 4 5 5 4 4
26 5 4 5 5 4 4 4
8 9 10 11 12 13 14 JML
4 5 4 5 4 4 5 60
4 5 4 4 5 5 4 59
4 4 4 5 4 5 3 55
3 4 4 5 4 5 3 54
4 5 5 4 3 4 4 57
3 5 4 5 5 5 4 59
4 5 4 4 5 4 4 58
3 5 4 5 4 5 4 58
4 4 4 4 5 5 3 56
3 4 3 5 4 4 4 55
3 4 4 4 5 4 4 53
4 5 5 5 4 5 4 63
4 5 4 4 4 4 4 57
4 5 4 4 5 4 4 58
3 4 4 4 4 3 3 52
4 5 3 4 5 5 4 60
4 5 3 4 4 4 3 52
3 5 5 5 5 5 5 64
3 5 4 4 4 4 3 57
4 5 4 4 4 5 4 57
4 4 4 5 5 4 4 59
3 5 2 5 4 4 4 51
Bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas Pengendalian Intern Proses Produksi yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur industri menengah di Tasikmalaya adalah 1486 termasuk klasifikasi baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu pertanyaan no 18 Apakah manajemen Perusahaan Bapak/Ibu, menerapkan perlindungan yang baik untuk mengamankan aset produksi dan catatannya dengan skor yang diperoleh 64, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pertanyaan no. 22 mengenai Apakah pimpinan Perusahaan ini selalu melakukan tugas dan wewenangnya secara tertulis dan no.24 Apakah di Perusahaan ini dalam melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran aktiva dilakukan oleh pegawai yang berbeda dengan skor yang diperoleh sebesar 51. Dari hasil penelitian di atas bahwa pada variabel Pengendalian Intern Proses Produksi menunjukkan klasifikasi baik yang berarti hal ini menunjukan bahwa responden melakukan bimbingan moral kepada karyawan agar dapat membedakan tindakan yang baik dan buruk dalam mengelola proses produksi yang dapat dilihat dari indikator lingkungan pengendalian proses produksi, penaksiran resiko proses produksi dimana pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya indikator ini mempunyai kualitas yang sangat baik terbukti dengan perusahaan selalu mengetahui peraturan pemerintah (peraturan perpajakan) khususnya yang berkaitan dengan perusahaan, aktivitas pengendalian proses produksi dalam indikator ini mempunyai kualitas sangat baik dalam hal ini perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya selalu menerapkan perlindungan yang baik untuk mengamankan aset produksi dan catatanya , informasi dan komunikasi proses produksi dalam indikator ini perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya mempunyai kualiatas yang baik terbukti dengan laporan bagian produksi disiapkan tepat waktu dan informatif, dan pengawasan proses produksi dalam indikator ini perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sangat perlu dilakukan tindakan perbaikan dalam pengendalian intern untuk mendukung proses produksi. Pengaruh Fungsi Audit Intern Terhadap Pengendalian Intern Proses Produksi Berdasarkan hasil penelitian data-data pertanyaan dan jawaban setiap kuesioner masing-masing variabel. Untuk mengetahui adanya pengaruh fungsi audit intern terhadap pengendalian intern peroses produksi pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya, penulis menyebarkan angket kuesioner. Angket tersebut berisi 35 pernyataan yang terdiri 9 pernyataan
4 5 4 3 4 5 3 57
4 5 1 5 5 4 2 51
4 5 4 4 5 4 4 61
4 5 5 4 5 5 4 62
tentang audit intern dan 26 pertanyaan mengenai pengendalian intern proses produksi. Selanjutnya, setiap skor yang diperoleh dari tanggapan tentang variabel X dan setiap skor yang diperoleh dari tanggapan tentang variabel Y disajikan pada lampiran tabel pengolahan data (tabulasi). Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS.V20. Seperti nampak dalam lampiran. a. Koefisien korelasi Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara fungsi audit intern dengan pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS. V20 diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,554, dengan tingkat signifikansi 0,040. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara fungsi audit intern dengan pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya adalah sebesar 0,554 dan angka tersebut menunjukkan terjadi korelasi sedang (Sugiyono 2007). b. Koefisien Determinasi Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh audit intern terhadap pengendalian intern proses produksi,berdasarkan hasil SPSS 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Koefisien Determinasi Kd = r2 x 100% Kd = (0.554)2 x 100% Kd = 0,306 30,6% Koefisien Non Determinasi Knd = (1 – r2) x 100% Knd = (1 – 0,306) x 100% Knd = 0,694 69,4% Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi menghasilkan nilai sebesar Kd = 30,6% dan Knd = 69,4 %. Ini berarti sebesar 30,6% pengendalian intern proses produksi dipengaruhi oleh fungsi audit intern. Dengan nilai sebesar 30,6.% berarti sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Fungsi audit intern pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sudah dilaksanakan hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai fungsi audit intern menunjukan kategori sangat baik. Dengan menggunakan indikator diantaranya evaluasi pengelolaan resiko,evaluasi pengendalian dan evaluasi proses governance menunjukan kondisi yang sangat baik, meskipun masih terdapat kondisi yang belum optimal dalam melaksanakan evaluasi terhadap rancangan
implementasi dan efektivitas dari kegiatan,program dan sasaran organisasi untuk mengembangkan etika. 2. Pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya sudah dilaksanakan hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden. Dengan menggunakan indikator diantaranya lingkungan pengendalian proses produksi, penaksiran resiko proses produksi, aktivitas pengendalian proses produksi, informasi dan komunikasi proses produksi, pengawasan proses produksi menunjukan kondisi yang baik, meskipun masih terdapat kondisi yang belum optimal dalam melakukan tugas dan wewenangnya secara tertulis. 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Fungsi Audit Intern berpengaruh terhadap pengendalian intern proses produksi pada perusahaan manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya,sehingga faktor pemicu keberhasilan pengendalian intern proses produksi diantaranya dipengaruhi oleh audit intern. Saran Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun saran-saran tersebut sebagai berikut: ). Bagi Perusahaan Manufaktur di Tasikmalaya a. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar melakukan review terhadap prosedur pelaksanaan audit intern sesuai dengan perkembangan kondisi perusahaan dan perubahan perkembangan usaha yang selalu berubah. b. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar meningkatkan sistem kontrol dan evaluasi dari segi efektivitas, efisiensi, maupun manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. c. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar meningkatkan etika kerja serta monitoring dari pimpinan langsung terhadap pelaksanaan kerja. d. Perusahaan industri manufaktur skala menengah besar di Tasikmalaya agar melakukan dalam tugas dan wewenangnya secara tertulis Audit intern dapat menunjang pada tercapainya tujuan perusahaan yaitu pencapaian kinerja yang baik. Sasaran yang dicapai dari audit intern adalah jasa assurance dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit intern membantu organisasi untuk mencapai tujuannya sehingga mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Salah satu penilaiannya adalah mencakup pengendalian. Pengendalian intern dirancang untuk membantu proses yang dijalankan oleh manajemen terutama dalam pelaksanaan pengendalian terhadap aktiva perusahaan, agar dalam pelaksanaan berjalannya perusahaan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah digariskan dan ditetapkan oleh manajemen. Salah satu tujuan pengendalian intern adalah mendorong efisiensi dan efektivitas operasional. Amir Abadi Jusuf (2003:258). 2). Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama, diharapkan pembuatan kuesioner yang lebih terarah supaya bisa menghasilkan informasi statistik yang mendekati keadaan real dilapangan. b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengendalian intern proses produksi pada perusahaan industri skala menengah besar di Tasikmalaya selain fungsi audit intern,misalnya faktor dari peralatan yang digunakan, cara pengolahan dan lain-lain. c. Penelitian selanjutnya disarankan perusahaan yang diteliti lebih banyak lagi sehingga hasil penelitian tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian penulis. Lampiran-lampiran Hasil Uji Validitas Variabel Fungsi Audit Intern (X) Correlations total
q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 total
Pearson Correlation ** ,688 ** ,746 ** ,770 ** ,626 * ,605 ** ,702 ** ,625 ** ,625 ** ,724 1
Sig. (1-tailed)
N
,003 ,001 ,001 ,008 ,011 ,003 ,008 ,008 ,002
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Proses Produksi (Y) Correlations total
q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22
Pearson Correlation * ,556 ** ,728 ** ,702 ** ,854 * ,546 ** ,639 * ,580 ** ,694 ** ,676 ** ,685 ** ,641 ** ,758 ** ,655 ** ,741 ** ,692 ** ,614 ** ,707 ** ,634 ** ,677 * ,603 ** ,631 * ,603
Sig. (1-tailed) ,020 ,002 ,003 ,000 ,022 ,007 ,015 ,003 ,004 ,003 ,007 ,001 ,005 ,001 ,003 ,010 ,002 ,007 ,004 ,011 ,008 ,011
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
**
q23 q24 q25 q26 total
,616 ** ,671 ** ,769 * ,601 1
,009 ,004 ,001 ,011
14 14 14 14 14
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Fungsi Audit Intern (X) Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
14 0 14
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. Reliabi lity Statisti cs Cronbach's Alpha .829
N of Items 9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengendalian Intern Proses Produksi (Y) Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
14 0 14
a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure.
Reliabi lity Statisti cs Cronbach's Alpha .944
Regression
N of Items 26
% 100.0 .0 100.0
Variabl es Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Fungsi a Audit
Variables Remov ed
Method
.
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Pengendalian Intern Proses Produksi
Model Summary Model 1
R .554a
R Square .306
Adjusted R Square .249
St d. Error of the Estimate 8.4898310
a. Predictors: (Constant), Fungsi Audit
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 382.193 864.927 1247.120
df 1 12 13
Mean Square 382.193 72.077
F 5.303
Sig. .040a
a. Predictors: (Const ant), Fungsi Audit b. Dependent Variable: Pengendalian Intern Proses Produksi
Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Fungsi Audit
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 48.665 6.886 .561 .244
St andardized Coef f icients Beta .554
a. Dependent Variable: Pengendalian I ntern Proses Produksi
t 7.067 2.303
Sig. .000 .040