ABSTRAK PENGARUH FREKUENSI PERDAGANGAN, VOLUME PERDAGANGAN DAN KAPITALISASI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ( Survei pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 )
SYLVA FAUZIAH AINY NPM 123403112 Email :
[email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No. 24
ABSTRACT This research aims to know: (1) How Trading Frequency, Trading Volume, Market Capitalization And Stock Return (2) The Effect Of Trading Frequency, Trading Volume And Market Capitalization partially and simultaneously to the Stock Return on the food and beverage sector listed in Indonesia Stock Exchange. Sampling technique used is purposive sampling and the number of samples used by 6 companies. Variables used in this research is variable Trading Frequency, Trading Volume and Market Capitalization as the independent variable, The Stock Return as the dependent variable. The analytical method used in this study were Multiple Linear Regression Analysis. Hypothesis testing is done by using the t test and F test. The results showed that: (1) By t test Trading Frequency (X1) partially positive effect on stock return (Y). (2) By t test Trading Volume (X2) partially is not effect on stock return (Y). (3) By t test Market Capitalization (X3) partially negative effect on stock return (Y). (4) Based on test F Trading Frequency, Trading Volume And Market Capitalization simultaneously not significant effect on stock return.
Keywords: Trading Frequency, Trading Volume, Market Capitalization and Stock Return
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham, Kapitalisasi Pasar dan Return Saham (2) Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham Dan Kapitalisasi Pasar Secara Parsial Dan Secara Simultan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 6 perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar sebagai variabel independen, Return Saham sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) berdasarkan Uji t Frekuensi Perdagangan Saham (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return Saham (Y). (2) berdasarkan Uji t Volume Perdagangan Saham (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return Saham (Y). (3) berdasarkan Uji t Kapitalisasi Pasar (X3) secara parsial berpengaruh negatif terhadap Return Saham (Y). (4) berdasarkan uji F Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Kata Kunci: Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham, Kapitalisasi Pasar dan Return Saham
PENDAHULUAN
Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan tempat untuk memperjual belikan surat-surat berharga berupa obligasi dan sekuritas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa dimana tempat bertemunya para pialang yang mewakili investor. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006 : 1) didalam pasar modal ada berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang, sekuritas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Basir dan Fakhrudin (2005 : 11) berpendapat bahwa saham (stock) menjadi salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer karena digunakan sebagai surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan. Artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Menerbitkan saham menjadi salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, tujuan para investor dalam melakukan transaksi saham adalah keuntungan (return) yang optimal. Return tersebut dapat berasal dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (emiten) atau dapat juga berupa selisih positif harga saham antara harga saham pada saat saham itu dibeli dan harga pada saat saham tersebut dijual (capital gain).
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang periode 27 Juni – 1 Juli 2016 mengalami kenaikan 2,83% ke posisi 4,971.581. Kapitalisasi Pasar BEI ini meningkat menjadi Rp5.340,98 triliun dari Rp5.187,53 triliun. Ratarata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan tersebut mengalami kenaikan 42,17% menjadi Rp8,69 triliun dari Rp6,11 triliun di akhir pekan sebelumya. Rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan 0,39% dan ratarata frekuensi harian turun 3,53%. Investor asing mencatatkan beli bersih di pasar modal Indonesia dengan nilai Rp5,93 triliun dan secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat beli bersih dengan nilai Rp14,01 triliun.
Di sepanjang periode 25 hingga 29 Juli 2016 rata-rata nilai transaksi harian diBursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami kenaikan 13,96% menjadi Rp8,60 triliun dari Rp7,54 triliun di akhir pekan sebelumnya. Sayangnya, rata-rata volume transaksi harian mengalami perubahan 2,29% dan rata-rata frekuensi harian turun 1,05%. Investor asing di sepanjang perdagangan pekan tersebut mencatatkan beli bersih di pasar modal Indonesia dengan nilai Rp3,23 triliun dan secara tahunan, aliran dana investor asing dipasar saham masih tercatat beli bersih dengan nilai Rp24,88 triliun. Pada tanggal 28 Juli 2016 kapitalisasi pasar saham Indonesia berturut-turut kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan berada di level Rp 5.703,6 triliun setelah sehari sebelumnyamencapai rekor sebesar Rp 5.676,6 triliun (27/7/2016). Dengan begitu kapitalisasi pasar BEI telah meningkat menjadi Rp 5.614,62 triliun di penutupan perdagangan hari tersebut dari Rp 5.593,67 triliun di akhir pekan sebelumnya (http://fokusbisnis.com). Berdasarkan informasi tersebut, perlu dikaji bagaimana pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar terhadap return saham. Penelitian ini memilih perusahaan food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek kajian. Sektor food and beverage dapat menarik minat para pemegang saham untuk melakukan investasi pada sektor ini, karena saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan terhadap krisis konomi di banding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan masyarakat (Devi Yovin dan Ni Putu Santi Suryantini, 2012). Oleh karena itu perlu dikaji
bagaimana pengaruh frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar terhadap return saham pada perusahaan food and beverage. Metode Penelitian yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode survai dengan analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2005 : 21) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dapat menggambarkan atau menganalisis Pengaruh Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan, dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham tetapi tidak membuat kesimpulan yang lebih luas. Sementara, metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008 : 13) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk analisis data yang bersifat kuantitatif juga, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kategori time series, yakni data mengenai perusahaan food and beverage yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012-2015. Data tersebut meliputi harga saham, frekuensi
perdagangan saham,
volume
perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar. Data diperoleh dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi. Teknik Analisis Data Metode analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan (Ade Kurniawan, 2014). Penelitian ini menggunakan analisis regresi sebagai acuan untuk melakukan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Adapun analisis regresi yang digunakan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Model regresi linier berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi Asumsi Klasik (Setyadharma, 2010). Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang efisien dan tidak bias atau BLUE dari
satu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (least square), maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Biasanya uji ini dilakukan pada analisis dengan variabel yang jumlahnya lebih dari dua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh
Frekuensi
Perdagangan Saham (X1), Volume Perdagangan Saham (X2) dan Kapitalisasi pasar (X3) terhadap Return Saham (Y). Ketiga Variabel tersebut saling mempengaruhi. Struktur penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Frekuensi Perdagangan (X1) t1 Volume Perdagangan (X2)
t2
t3 Kapitalisasi Pasar (X3)
F Keterangan: XI
: Variabel independen frekuensi perdagangan saham
X2
: Variabel independen volume perdagagan saham
X3
: Variabel independen kapitalisasi pasar
Y
: Variabel dependen return saham
F
: Uji F hitung (pengujian simutan)
Return Saham (Y)
t1, t2, t3 : Uji t hitung (pengujian parsial)
PEMBAHASAN
Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham, Kapitalisasi Pasar dan Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.
Frekuensi Perdagangan Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perkembangan harga saham dan aktivitas frekuensi perdagangan saham di
pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar sebagai acuan pasar modal dalam menentukan transaksi di pasar modal. Biasanya investor akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi dalam pasar modal atau lingkungan luar dari pasar modal tersebut (Sunartri, 2004 dalam Gunawan dan Yulia Indah, 2005). Frekuensi perdagangan merupakan pengukur paling tepat terhadap aliran informasi yang diterima oleh para investor. Hasil penelitian mengenai frekuensi perdagangan saham yang terjadi pada tahun 2012-2015 diperlihatkan pada Tabel 4.1, berdasarkan tebel tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: Diperoleh bahwa frekuensi perdagangan yang berhasil dihimpun pada setiap perusahaan sangat bervariatif. Frekuensi perdagangan saham tertinggi periode 2012-2015 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebanyak 274.381 kali pada tahun 2012, 358.860 kali pada tahun 2013, 516.951 kali pada tahun 2014 dan 348.186 kali pada tahun 2015, sedangkan frekuensi perdagangan saham terendah sebanyak 20.692 kali dimiliki oleh PT. Nippon
Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2012 dan pada tahun 2013-2015 dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk yaitu sebanyak 3.257 kali pada tahun 2013, 9.144 kali pada tahun 2014 dan 946 kali pada tahun 2015. Dapat dilihat pula bahwa sebagian besar perusahaan mengalami peningkatan frekuensi perdagangan saham pada periode 2012-2015. Pada periode 2012-2013 hanya dua perusahaan yang mengalami penurunan frekuensi perdagangan saham yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk, pada periode 2013-2014 hanya PT. Mayora Indah Tbk yang mengalami penurunan frekuensi perdagangan saham dan pada periode 2014-2015 hanya PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk yang mengalami penurunan frekuensi perdagangan saham. Perusahaan yang mengalami peningkatan terbesar periode 2012-2013 adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sebanyak 143.074 kali, pada periode 2013-2014 dan periode 2014-2015 adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebanyak 158.091 kali pada periode 2013-2014 dan 75.461 kali pada periode 2014-2015, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan frekuensi perdagangan saham terendah pada periode 2012-2013 adalah PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebanyak 40.017 kali, periode 2013-2014 adalah PT. Mayora Indah Tbk sebanyak 4.628 kali dan periode 2014-2015 adalah PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebanyak 2.479 kali. 2.
Volume Perdagangan Saham Pada Emiten Sektor Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Menurut Wiyani & Wijayanto (2005) dalam Nasir dan Mirza (2010),
volume perdagangan adalah banyaknya lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari bursa dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor, karena volume perdagangan saham menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Bagi investor, sebelum melakukan investasi atau penanaman modal hal terpenting adalah tingkat likuiditas suatu efek (Wahyu dan Andi, 2005). Hasil penelitian mengenai volume perdagangan saham yang terjadi pada tahun 2012-2015 diperlihatkan pada Tabel 4.2, berdasarkan tebel tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: Diperoleh bahwa volume perdagangan yang berhasil dihimpun pada setiap perusahaan sangat bervariatif. Volume perdagangan saham tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu sebanyak 4.339.991.000 lembar pada tahun 2012 dan 3.686.686.000 lembar pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebanyak 2.489.956.000 lembar pada tahun 2014 dan 1.628.026.000 pada tahun 2015. Sedangkan volume perdagangan saham terendah pada tahun 2012 dimiliki oleh PT. Mayora Indah Tbk yaitu sebanyak 82.189.000 lembar dan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia yaitu sebanyak 6.828.000 lembar pada tahun 2013, 13.382.000 lembar pada tahun 2014 dan 836.000 lembar pada tahun 2015. Dapat dilihat pula bahwa volume perdagangan saham sebagian besar perusahaan mengalami penurunan pada periode 2012-2015. Hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan volume perdagangan saham pada periode 2012-2013 yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT. Nippon
Indosari Corpindo Tbk dengan peningkatan tertinggi dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk sebanyak 449.893.000 lembar dan tingkst volume perdagagan saham terendah dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebanyak 653.305.000 lembar, pada periode 2013-2014 juga hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan volume perdagangan saham yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia dan PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan peningkatan tertinggi dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk sebanyak 505.726.000 lembar dan tingkat volume perdagagan saham terendah dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebanyak 1.983.361.000 lembar, sedangkan pada periode 2014-2015 hanya ada dua perusahaan yang mengalami penurunan volume perdagangan saham yaitu . Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia dengan tingkat volume perdagangan saham terendah dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebanyak 8.356.000 lembar dan peningkatan volume perdagangan saham tertinggi dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebanyak 457.622.000 lembar. 3.
Kapitalisasi Pasar Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bagi perusahaan publik, kapitalisasi pasar ini penting sekali karena ia juga
mencerminkan nilai total perusahaan. Dalam investasi portofolio, nilai kapitalisasi pasar memiliki makna yang penting bagi bagi investor. Ia juga memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi minat investor untuk menjadikannya sebagai instrumen portofolio atau tidak. Pada umumnya, semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham, maka semakin besar juga daya pikat saham tersebut bagi
investor. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai kapitalisasi semakin kurang menarik bagi investor. Hasil penelitian mengenai kapitalisasi pasar yang terjadi pada tahun 2012-2015 diperlihatkan pada Tabel 4.3, berdasarkan tabel tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: Diperoleh bahwa kapitalisasi pasar yang berhasil dihimpun pada setiap perusahaan sangat bervariatif. Kapitalisasi pasar tertinggi pada tahun 2012 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 51.365.495.000.000 dan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 59.475.731.000.000 pada tahun
2013,
Rp.
76.385.497.000.000
pada
tahun
2014
dan
Rp.
72.741.151.000.000 pada tahun 2015. Sedangkan kapitalisasi pasar terendah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia yaitu sebesar Rp. 386.750.000.000 pada tahun 2012, Rp. 345.100.000.000 pada tahun 2013, Rp. 446.250.000.000 pada tahun 2014 dan Rp. 401.625.000.000 pada tahun 2015. Dapat dilihat pula bahwa kapitalisasi pasar sebagian besar perusahaan mengalami peningkatan pada periode 2012-2015. Pada periode 2012-2013 hanya ada dua perusahaan yang mengalami penurunan kapitalisasi pasar yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan tingkat penurunan kapitalisasi pasar terendah dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk yaitu sebesar Rp. 1.822.248.000.000, pada periode 2013-2014 hanya PT. Mayora Indah Tbk yang mengalami penurunan kapitalisasi pasar yaitu sebesar Rp. 4.561.175.000.000 dan pada periode 2014-2015 tingkat kapitalisasi
pasar terendah dimiliki oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu
sebesar Rp. 3.644.356.000.000. Sedangkan peningkatan kapitalisasi pasar tertinggi pada periode 2012-2013 adalah PT. Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp. 14.188.192.000.000, pada periode 2013-2014 adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 16.909.766.000.000 dan pada periode 2014-2015 hanya PT. Mayora Indah Tbk yang mengalami peningkatan kapitalisasi pasar yaitu sebesar Rp. 6.171.001.000.000. 4.
Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Para investor tentunya termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu
instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan mau melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian mengenai return saham yang terjadi pada tahun 20122015
diperlihatkan pada
Tabel
4.4, berdasarkan tabel
tersebut
dapat
diinterprestasikan sebagai berikut: Diperoleh bahwa return saham yang berhasil dihimpun pada setiap perusahaan sangat bervariatif. Return saham tertinggi pada tahun 2012 sebesar 0,078125 (7,8%) dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk, pada tahun 2013 sebesar 0,021429 (2,1%) dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, pada tahun 2014 sebesar 0,164444 (16%) dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, dan pada tahun 2015 sebesar 0,069231 (6,9%) dimiliki oleh PT. Mayora Indah Tbk. Sedangkan return saham terendah pada tahun 2012 sebesar 0,092437 (-9,2%) dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, pada tahun 2013 dan 2014 dimiliki oleh PT. Mayora Indah Tbk dengan return saham sebesar -0,064748 (-6,47%) pada tahun 2013 dan -0,170635 (-17%) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 return saham terendah sebesar -0,115248 (-11,5%) dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dapat dilihat pula bahwa return saham sebagian besar perusahaan mengalami penurunan pada periode 2012-2015. Pada periode 2012-2013 hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan return saham yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dengan peningkatan return tertinggi dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu sebesar 0,113866 (11,38%), pada periode 2013-2014 ada tiga perusahaan yang mengalami peningkatan return saham yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan peningkatan return tertinggi dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk yaitu sebesar 0,144628 (14,46%) dan pada periode 2014-2015 hanya ada dua perusahaan yang mengalami peningkatan return saham yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk dengan return saham tertinggi dimiliki oleh PT. Mayora Indah Tbk sebesar 0,239866 (23,98%). Sedangkan tingkat return saham terendah periode 2012-2013 dan 2013-2014 dimililki oleh PT. Mayora Indah Tbk dengan penurunan return saham sebesar -0,120552 (-12%) pada periode 2012-2013 dan -0,105887(-10,58%) pada periode 2013-2014 dan
pada periode 2014-2015 tingkat return saham terendah sebesar -0,279692 (27,96%) dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Secara Parsial Terhadap Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di BEI
1. Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Secara Parsial Terhadap Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Frekuensi berpengaruh terhadap jumlah pemegang saham yang berarti frekuensi menggambarkan aktif tidaknya saham dalam perdagangan pasar (Eleswarapu dan Khrisnamurti). Dalam penelitian Brogaard et al (2011) pada index NASDAQ menghasilkan bukti bahwa tingginya frekuensi perdagangan saham akan berakibat pada naiknya profitabilitas (return) yang akan didapat investor. Dalam penelitian yang dilakukan Yadav et al (1999) mengungkapkan bahwa ada hubungan positif antara frekuensi perdagangan dengan return saham. Didalam menentukan seberapa besar pengaruh dari frekuensi perdagangan saham terhadap return saham, maka terlebih dahulu diketahui variabel-variabel tersebut, yang terdiri dari : variabel independen (X1) Frekuensi Perdagangan Saham, (X2) Volume Perdagangan Saham, (X3) Kapitalisasi Pasar dan variabel dependen (Y) Return Saham. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ferkuensi perdagangan saham terhadap return saham, sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu besarnya hubungan antara frekuensi perdagangan
saham terhadap return saham dan dinyatakan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,569 artinya bahwa antara frekuensi perdagangan saham dengan return saham memiliki korelasi sebesar 0,569 (hasil dapat dilihat dalam lampiran), berarti terdapat hubungan antara variabel tersebut. Karena semakin tinggi frekuensi perdagangan saham perusahaan akan meningkatkan return saham yang akan didapat oleh investor. Untuk mengetahui besarnya frekuensi perdagangan saham terhadap return saham dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Rumus yang digunakan adalah : Koefisien Determinasi (Kd) = r2 x 100% = (0,569)2 x 100% = 32,38% Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan nilai Kd = 32,38%. Ini berarti sebesar 32,38% return saham emiten sektor food and beverage dipengaruhi oleh frekuensi perdagangan saham dan sisanya 67,62% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh frekuensi perdagangan saham terhadap return saham dapat digunakan Uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara ketiga variabel yaitu Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar sebagai variabel independen dengan Return Saham sebagai
variabel dependen, dengan kaidah keputusan H0 diterima jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikan uji t > 0.05 (α=5%), dan H0 ditolak jika thitung > ttabel atau nilai signifikan uji t < 0.05 (α=5%) Berdasarkan hasil analisa yang peneliti lakukan diketahui diketahui nilai thitung 1.855 > ttabel 1.725 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikasi uji t = 0,78 > 0,05 yang berarti Ho diterima Ha ditolak. Hal ini berarti Frekuensi Perdagangan Saham secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham, dengan kata lain peningkatan Frekuensi Perdagangan Saham dapat meningkatkan Return Saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zhang (2010) meneliti pengaruh frekuensi perdagangan saham terhadap harga saham dimana frekuensi perdagangan saham yang tinggi dapat menaikkan harga saham sehingga return saham yang didapat investor akan tinggi pula meskipun tidak signifikan. 2. Pengaruh Volume Perdagangan Saham Secara Parsial Terhadap Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Volume perdagangan merupakan hal yang penting bagi investor karena menggambarkan tingkat likuiditas suatu saham (Wiyani dan Wijayanto, 2005 : 90). Semakin besar volume transaksi, maka semakin cepat dan semakin mudah sebuah saham diperjualbelikan, sehingga transformasi saham menjadi kas semakin cepat pula. Transformasi inilah esensi dari likuiditas saham. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh volume perdagangan saham terhadap return saham, sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu besarnya
hubungan antara volume perdagangan saham terhadap return saham dan dinyatakan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,269 artinya bahwa antara frekuensi perdagangan saham dengan return saham memiliki korelasi sebesar -0,269 (hasil dapat dilihat dalam lampiran), berarti terdapat hubungan antara variabel tersebut namun hubungannya rendah. Jadi semakin tinggi volume perdagangan saham perusahaan bisa menurunkan return saham yang akan didapat oleh investor. Untuk mengetahui besarnya volume perdagangan saham terhadap return saham dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Rumus yang digunakan adalah : Koefisien Determinasi (Kd) = r2 x 100% = (-0,269)2 x 100% = 7,24% Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan nilai Kd = 7,24%. Ini berarti sebesar 7,24% return saham emiten sektor food and beverage dipengaruhi oleh volume perdagangan saham dan sisanya 92,76% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. Untuk menguji signifikansi pengaruh secara parsial variabel volume perdagangan saham (X2) terhadap return saham (Y) digunakan uji t, dengan kaidah keputusan H0 diterima jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikan uji t > 0.05 (α=5%), dan H0 ditolak jika thitung > ttabel atau nilai signifikan uji t < 0.05 (α=5%). Berdasarkan hasil analisa yang peneliti lakukan diketahui diketahui nilai thitung -
1.026 > ttabel -1.725 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak dengan nilai signifikasi uji t = 0,317 > 0,05 yang berarti Ho diterima Ha ditolak. Hal ini berarti Volume Perdagangan Saham secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham, dengan kata lain peningkatan Volume Perdagangan Saham belum tentu dapat meningkatkan Return Saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ade Kurniawan (2014) yang meneliti pengaruh volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan terhadap return saham dimana tingginya volume perdagangan saham dapat meningkatkan return saham. Volume perdagagan yang tinggi berarti dapat dikatakan bahwa sahamm tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi pula dimana masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan perusahaan utuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar (Riyanto, 2001). 3. Pengaruh Kapitalisasi Pasar Secara Parsial Terhadap Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham, maka semakin besar juga daya pikat saham tersebut bagi investor. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai kapitalisasi semakin kurang menarik bagi investor. Karena banyak peminatnya, maka return saham umumnya akan relatif tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Prasetya (2000) menyatakan bahwa kapitalisasi pasar
mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap return pada periode bullish sedangkan pada periode bearish juga mempunyai pengaruh yang negatif, tetapi tidak signifikan. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kapitalisasi pasar terhadap return saham, sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu besarnya hubungan antara kapitalisasi pasar terhadap return saham dan dinyatakan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,518 artinya bahwa antara frekuensi perdagangan saham dengan return saham memiliki korelasi sebesar -0,518 (hasil dapat dilihat dalam lampiran), berarti terdapat hubungan antara variabel tersebut namun ke arah negatif. Jadi semakin tinggi kapitalisasi pasar perusahaan bisa menurunkan return saham yang akan didapat oleh investor. Untuk mengetahui besarnya kapitalisasi pasar terhadap return saham dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Rumus yang digunakan adalah : Koefisien Determinasi (Kd) = r2 x 100% = (-0,518)2 x 100% = 26,83% Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan nilai Kd = 26,83%. Ini berarti sebesar 26,83% return saham emiten sektor food and beverage dipengaruhi oleh kapitalisasi pasar dan sisanya 73,17% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Untuk menguji signifikansi pengaruh secara parsial variabel kapitalisasi pasar (X3) terhadap return saham (Y) digunakan uji t, dengan kaidah keputusan
Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikan uji t > 0.05 (α=5%), dan Ho ditolak jika thitung > ttabel atau nilai signifikan uji t < 0.05 (α=5%). Berdasarkan hasil analisa yang peneliti lakukan diketahui diketahui nilai thitung -2.108 > ttabel 1.725 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikasi uji t = 0,048 < 0,05 yang berarti Ho ditolak Ha diterima. Hal ini berarti kapitalisasi pasar secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham, dengan kata lain peningkatan kapitalisasi pasar dapat menurunkan return saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Teguh Prasetya (2000) yang meneliti Pengaruh Rasio Keuangan dan Kapitalisasi Pasar Terhadap harga Saham dan menyatakan bahwa kapitalisasi pasar mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap return pada periode bullish sedangkan pada periode bearish juga mempunyai pengaruh yang negatif, tetapi tidak signifikan. Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Secara Simultan Terhadap Return Saham Pada Emiten Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Untuk mengetahui pengaruh penerapan Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan dan Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “Frekuensi Perdagagan, Volume Perdagangan dan Kapitalisasi Pasar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham”, yang berarti apabila frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar tinggi, maka akan meningkatkan return saham. Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ei
Keterangan: a
= Konstanta
b1, b2, dan b3 = Koefisien regresi Y
= Return saham
X1
= Frekuensi perdagangan saham
X2
= Volume perdagangan saham
X3
= Kapitalisasi pasar
ei
= Error Y = -8,422.10-6 + 313,63 – 16,075 – 0,018 Untuk menguji signifikansi pengaruh secara simultan variabel Frekuensi
Perdagagan Saham (X1), Volume Perdagangan Saham (X2) dan Kapitalisasi Pasar (X3) secara simultan terhadap Return Saham (Y) digunakan uji F, dengan kaidah keputusan Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai signifikan uji F > 0.05 (α=5%), dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan uji F < 0.05 (α=5%). Dari hasil SPSS diperoleh Fhitung = 1.691 < Ftabel = 3.10 dan nilai signifikansi uji F = 0.201> 0.05, maka Ho diterima, dengan kata lain Frekuensi Perdagagan Saham (X1), Volume Perdagangan Saham (X2) dan Kapitalisasi Pasar (X3) secara simultan tidak dapat mempengaruhi Return Saham (Y) karena Volume Perdagangan Saham (X2) tidak berpengaruh terhadap Return saham. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham yaitu sebesar 0,202 atau 20,2%. Artinya Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi
Pasar sebesar 20,2%. Pengaruh variabel lainnya terhadap Return Saham selain Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar adalah sebesar 79,8%
PENUTUP
Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap return saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut : 1. Diperoleh bahwa frekuensi perdagangan, volume perdagangan, kapitalisasi pasar dan return saham yang berhasil dihimpun pada setiap perusahaan sangat bervariatif. Frekuensi perdagangan saham periode 2012-2015 pada perusahaan
food
and
beverage
mengalami
peningkatan,
volume
perdagangan saham periode 2012-2015 pada perusahaan food and beverage mengalami penurunan, kapitalisasi pasar periode 2012-2015 pada perusahaan food and beverage mengalami peningkatan dan return saham periode 2012-2015 pada perusahaan food and beverage mengalami penurunan. 2. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat diketahui bahwa berdasarkan Uji t frekuensi perdagangan saham secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham, volume perdagangan saham tidak berpengaruh terhadap return saham dan kapitalisasi pasar berpengaruh
negatif terhadap return saham. Sedangkan bedasarkan uji F frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan hanya frekuensi perdagangan saham dan kapitalisasi pasar saja yang berpengaruh terhadap return saham sedangkan volume perdagangan saham tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar, secara simultan atau bersama-sama belum tentu dapat meningkatkan return saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa saran diberikan penulis dengan harapan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi kemajuan perusahaan khususnya bagi emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun bagi peneliti lainnya dimasa yang akan datang. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Untuk meningkatkan kepercayaan investor maka perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaan dan memberi informasi perkembangan perusahaan yang cukup kepada investor. Informasi perkembangan perusahaan melalui laporan keuangan dan perdagangan saham pada bursa efek berperan besar untuk memikat investor. Informasi mengenai perdagangan saham perusahaan terutama frekuensi perdagangan saham
perusahaan dan kapitalisasi pasar harus selalu diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena kedua informasi ini merupakan hal yang menjadi pertimbangan investasi karena menyangkut likuiditas saham dan niai total perusahaan di pasar saham. 2. Bagi Investor Apabila ingin melakukan investasi sebaiknya investor atau calon investor memperhatikan frekuensi perdagangan saham dan kapitalisasi pasar. Berdasarkan penelitian ini kapitalisasi pasar memiliki pengaruh paling signifikan artinya besar atau kecilnya kapitalisasi pasar suatu perusahaan dapat berpengaruh tehadap return saham karena kapitalisasi pasar menunjukkan nilai total perusahaan tersebut. Frekuensi perdagagan saham yang tinggi menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut aktif diperjualbelikan artinya saham tersebut memiliki likuiditas tinggi (mudah diperjualbelikan) namun frekuensi perdagangan saham tidak dapat dijadikan tolak ukur atas besar atau kecilnya return saham yang akan diterima karena masih banyak faktor lain yang dapat
mempengaruhi
return saham seperti hari perdagangan, kebijakan deviden, inflasi, nilai tukar mata uang dan rasio keuangan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan mengenai topik yang diteliti. Dapat diketahui dari hasil penelitian, keterbatasan jumlah perusahaan food and beverage yang
diteliti belum seluruhnya mengambil perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI, sehingga penelitian selanjutnya dapat mengambil sampel dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu diharapkan peneliti yang selanjutnya dapat memasukkan variabel lain yang belum dimasukkan dalam model penelitian ini. Karena masih terdapat variabel bebas lain yang mungkin juga berpengaruh terhadap return saham selain frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham dan kapitaisasi pasar seperti hari perdagangan, kebijakan deviden, inflasi, nilai tukar mata uang dan rasio keuangan. Serta dalam penelitian selanjutnya
diharapkan
menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia Edisi I. Media Soft Indonesia. Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Basir, Saleh dan Hendy M Fakhruddin. 2005. Aksi Korporasi: Strategi Untuk Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi. Jakarta: Salemba Empat. Brogaard, Jonathan et al. 2011. The Trading Profits of High Frequency Traders. Paper, University of Washington. Cheng F Lee, Gong Meng Chen and Oliver M Rui. 2001. “Stock Return And Volatility On China’s Stock Market. The Journal of Finance. Vol. 24 p. 523 –543.
Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan. 2000. Trading Volume and CrossAutocorrelations in Stock Returns. The Journal of Finance, Vol. LV, No. 2, p. 913 –935. Dananti, Kristyana. 2004. Pengujian Kausalitas Volume Perdagangan dan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Jakarta, PERSPEKTIF Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 9 No. 2, Halaman 105 –116 Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Lembaga penerbit UNDIP. Halim, Abdul. 2003, Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. ___________. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Hartono, Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. ___________. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE. Maknun, Lu’luil. 2010. Analisis Pengaruh Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan, Kapitalisasi Pasar, dan Trading Day Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2006-2008. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Nasir, Azwir dan Achmad Mirza. 2010. Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Riau Ningsih, Yunita. 2012. Analysis of Stock Trading Volume, Stock Trading of Frequency, EPS, ROA, ROE Impact Toward Price Stock in The Sector of Property, Real Estate and Building Construction Which Listed in
Indonesia Stock Exchange. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Prasetya, Teguh, 2000, Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ Pada Periode Bullish dan Bearish, Simposium Seminar Akuntansi II Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatf & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Setyadharma, Adryan. 2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16. Modul, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ________. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : UPP AMP YKPN. ________. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP APP YKPN. Surat Edaran PT BEJ No. SE-03/BEJ II-1/I/1994 Sutrisno, Wang. 2000. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonisia Tandelilin, Eduardus. 2001. Portofolio.Yogyakarta: BPFE.
Analisis
Investasi
dan
Manajemen
Wiyani, Wahyu dan Andi Wijayanto, 2005, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Harga Saham, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.9, No.3, Halaman 884 –903 Yadav et al. 1999. Non-linear Dependence in Stock Returns: Does Trading Frequency Matter?,Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 26 (5) dan (6), p. 651 –679 Zhang, X Frank. 2010. The Effect of High-Frequency Trading on Stock Volatility and Price Discovery. Journal,Yale University.
www.fokusbisnis.com www.idx.com www.sahamok.com www.okezone.com www.beritasatu.com