Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2002-2011 (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya) Evi Apriani 083403011 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Tasikmalaya, (2) Pengaruh Pajak Daerah secara parsial terhadap Pendapatn Asli Daerah Kota Tasikmalaya dan (3) Pengaruh Retribusi Daerah secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi ganda dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. Hasil simpulan dari penelitian menunjukan bahwa (1) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya (2) Pajak Daerah secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya (3) Retribusi Daerah secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa suatu negara memerlukan beberapa unsur pendukung, salah satunya adalah tersedianya sumber penerimaan yang memadai dan dapat diandalkan. Sumber-sumber penerimaan ini sangat penting untuk menjalankan kegiatan dari masing-masing tingkat pemerintahan, karena tanpa adanya penerimaan yang cukup maka program-program pemerintah tidak akan berjalan secara maksimal. Semakin luas wilayah, semakin besar jumlah penduduk, semakin kompleks kebutuhan masyarakat maka akan semakin besar dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
PENDAHULUAN Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, meningkatkan harkat dan martabat rakyat untuk menjadi manusia seutuhnya. Demikian juga Negara Republik Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat mempunyai tujuan dalam menjalankan pemerintahannya. Pembangunan di segala bidang dilakukan untuk membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. Tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Alenia IV, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan 1
Demikian juga halnya dengan Kota Tasikmalaya yang terbentuk sebagai daerah otonomi pada tanggal 18 Oktober 2001 yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, maka Kota Tasikmalaya memiliki konsekuensi adanya tuntutan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga dalam membiayai kegiatan pembangunan daerahnya. Perkembangan pembangunan Kota Tasikmalaya sudah dirasakan oleh masyarakat dimulai sejak diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom. Dengan status tersebut Kota Tasikmalaya dari tahun ke tahun memulai pembangunan baik dari sarana fasilitas pemerintah maupun umum sampai dengan pembangunan sumber daya manusia. Dengan kondisi tersebut maka kota tasikmalaya dituntut harus bisa mandiri dalam mengembangkan potensi yang ada di Kota Tasikmalaya sehingga mempunyai Pendapatan Asli Daerah yang potensial dalam membiayai pembangunan tersebut. Berdasarkan data kuantitatif mengenai penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Pendapatan Asli Daerah mulai dari tahun 2002 sampai dengan 2011 dari sumber laporan keuangan 2002-2011 Dispenda Kota Tasikmalaya adalah Pajak Daerah tahun 2002 sebesar Rp 2.924.234.221,- dan tahun 2011 sebesar Rp 24.985.052.772.- untuk Retribusi Daerah mengalami sedikit penurunan yakni tahun 2002 sebesar Rp 17.649.136.263.- dan tahun 2011 sebesar Rp 7.812.566.097.- sedangkan untuk pendapatan asli daerah tahun 2002 sebesar Rp 21.717.028.121.- dan tahun 2011 sebesar Rp 105.315.555.171.- . Dengan demikian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang ada di Kota Tasikmalaya mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memegang peranan penting untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pembangunan daerah dan diharapkan dapat menjadi
penyangga dalam membiayai kebutuhan rumah tangga daerahnya. Langkah yang paling statistis dan merupakan jalur yang banyak ditempuh oleh para Pemerintah Daerah untuk mendapatkan struktur Pendapatan Asli Daerah adalah memberlakukan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada setiap kesempatan yang memungkinkan. Hal ini sangat dimungkinkan sebab jika pemerintah daerah ditinjau dari sudut pandang ekonomi maka pemerintah daerah dapat dipandang sebagai suatu entitas ekonomi yang memberikan beragam jenis layanan-layanan yang dapat digunakan oleh masyarakat. Faktor yang sangat penting dan mempengaruhi pemerintah daerah Kota Tasikmalaya dalam menetapkan target pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di kota Tasikmalaya adalah situasi dan kondisi perekonomian dan politik yang kondusif, hal ini menjadi penting karena dapat menentukan realisasi penerimaan. Kegiatan ekonomi yang melaju pesat dengan ditunjang oleh kestabilan kondisi sosial politik daerah yang menentukan akan memberikan peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan penciptaan target yang didukung oleh kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban dalam membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Suko Wiyono : 2007). Beberapa usaha telah dilakukan Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya untuk mewujudkan target penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Secara garis besar usaha ini ditempuh dengan menggunakan intensifikasi pungutan dengan melakukan pembinaan kepada wajib pajak/wajib retribusi misalnya melakukan dialog dengan wajib pajak hotel dan restoran dan wajib pajak hiburan, melakukan dialog interaktif melalui radio, meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia melalui penambah wawasan/pengetahuan dibidang Pendapatan Asli Daerah, 2
meningkatkan pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan perjanjian pada pelayanan satu tahap meningkatkan koordinasi atas unit kerja terkait serta meningkatkan pengawasan dan pengolahan Pendapatan Asli Daerah melalui kegiatan uji potensi dan pemeriksaan kelapangan yang dilaksanakan oleh para pejabat dilingkungan dispenda. Selain itu pemerintah daerah Kota Tasikmalaya juga melakukan ekstensifikasi pungutan yang meliputi penggalian sumber Pendapatan Asli Daerah yang baru sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku sepanjang potensi serta ada juga layanan yang diberikan pemerintah dan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk dapat membiayai pembangunannya sendiri pemerintah daerah harus dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, yang diantaranya. Pajak daerah menurut Abdul Halim (2004:64), "Merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pajak". Lebih lanjut Suparmoko (2002:56) menjelaskan bahwa "pajak daerah mempunyai peran ganda yaitu sebagai sumber pendapatan daerah (budgetary) dan sebagai alat pengaturan (regulatory) alokasi dan distribusi kegiatan ekonomi dalam suatu daerah tertentu". Keberadaan pajak daerah harus ditentukan target yang diperoleh pada setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan realisasi penerimaan pajak daerah itu sendiri karena pajak daerah akan optimal sebagai kontribusi PAD apabila realisasinya dapat melebihi target yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan retribusi daerah yang juga mempunyai peranan yang cukup signifikan dan tidak bisa dipandang lemah kontribusinya terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Menurut Abdul Halim (2004:121) " Retribusi dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontraprestasi yang diberikan oleh Pemda tersebut didasarkan atas prestasi/pelayana yang diberikan pemda didasarkan atas peraturan yang berlaku". Menurut Mardiasmo (2006:24) " Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pembayaran izin".
TINJAUAN PUSTAKA Dalam pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah diberikan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan dimana masalah keuangan sangat menentukan kemampuan daerah untuk menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan daerah. Oleh karena itu masalah kemampuan keuangan daerah menjadi sangat penting untuk digali. Sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pelaksanaan otonomi daerah akan ideal, jika PAD menjadi penyumbang terbesar bagi keuangan pemerintah daerah dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya. Menurut Marihot P. Siahaan(2005) Pendapatan Asli Daerah merupakan " Suatu pendapatan yang menunjukan suatu kemampuan daerah menghimpun sumbersumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan". Sedangkan menurut Abdul Halim(2004 :64) "Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah".
Metode Penelitian Penelitian dilakukan pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jl. Siliwangi BLK No. 31 Kota Tasikmalaya dengan objek penelitiannya 3
adalah Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2002-2011. Visi dan Misi Dispenda Kota Tasikmalaya Visi Dispenda Kota Tasikmalaya yaitu " Mewujudkan Dinas Pendapatan sebagai Andalan Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya 2012". Misi Dispenda Kota Tasikmalaya Adalah : 1. Mengembangkan sistem informasi pendapatan daerah. 2. Meningkatkan profesionalisme aparat dengan upaya pelaksanaan pelayanan prima. 3. Merumuskan dan menyusun aspek legalitas mengenai pendapatan daerah secara penegakan hukum/ penerapan sanksi. 4. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.
terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Derah Ha2, X2≠0 : Retribusi Daerah berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Ho3, X1=X2=0 : Pajak Derah dan Retribusi Daerah tidak berpengaruh secara simultan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Ha3, X1≠X2≠0 : Pajak Derah dan Retribusi Daerah berpengaruh secara simultan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah b) Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu : 1) Secara Parsial menggunakan uji t ( Sugiono,2002 : 194) 2) Secara Simultan menggunakan uji f ( Sugiono, 2002 : 224) Daerah kritis dapat dicari dengan melihat tabel, dapat dicari tabel t yakni nilai t dari α = 0,05 dengan derajat kebebasan df:n-2
Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan adalah persamaan regresi berganda dan analisis deskriptif yaitu menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui tabel, dengan menggunakan software SPSS dan analisis kuantitatif.
c) Kriteria Pengujian 1) Secara Parsial Terima Ho jika –t ½ α ≤ thitung ≤ t½ α Tolak Ho jika –t ½ α >thitung atau thitung >t ½ α 2) Secara Simultan Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel Terima Ho jika Fhitung ≤ F table Penentuan model keputusan dilakukan dengan menggunakan model pengujian dua pihak dengan asumsi sebagai berikut.: a) Tingkat keyakinan (convidence level) 95% tingkat signifikansi (level of signivicant) α = 0,05 b) Derajat kebebasan (Degree of Freedom) n-2. Di mana 95% merupakan tingkat keyakinan yang mungkin dapat terjadi dan kemungkinan kebenaran hasil
Pengujian Hipotesis 1. Penetapan Hipotesis Operasional a) Hipotesis Ho1, X1=0
Ha1, X1≠0
Ho2, X2=0
:
Pajak Daerah tidak berpengaruh terhadap secara parsial tethadap Penerimaan Asli Daerah : Pajak Daerah berpengaruh secara parsial terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah : Retribusi Daerah tidak berpangaruh secara parsial 4
penarikan kesimpulan sedangkan t½α merupakan t tabel dengan derajat kebebasan n-2. Sedangkan α atau taraf signifikan yang akan digunakan adalah 0,05 atau 5% karena tingkat signifikansi ini merupakan tingkat yang umum untuk digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel yang diteliti.
d) Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, akan dilakukan analisa secara hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak. Untuk perhitungan alat analisis dalam pembahasan akan digunakan SPSS versi 18.00 agar hasil yang dicapai lebih akurat.
TABEL I Hasil Dan Pembahasan Tabel Penerimaan Realisasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2002-2011 No Tahun Pajak Daerah Retribusi Daerah Pendapatan Asli Anggaran (Rp) (Rp) Daerah(Rp) 1 2002 2.924.234.221,00 17.649.136.263,00 21.717.128.121,00 2 2003 3.518.429.648,00 21.179.433.938,00 26.720.793.132,00 3 2004 4.140.303.846,00 24.723.032.472,00 31.519.058.438,00 4 2005 4.653.748.175,00 31.313.943.723,00 39.701.490.534,00 5 2006 5.173.010.214,00 41.620.692.813,00 52.424.364.986,00 6 2007 6.135.283.205,00 50.067.357.486,00 63.674.850.261,00 7 2008 8.572.895.585,00 47.345.521.081,00 63.849.140.718,00 8 2009 9.583.828.253,00 9.795.560.453,00 78.470.802.125,00 9 2010 12.972.424.095,00 9.771.293.741,00 103.836.033.695,00 10 2011 24.985.052.772,00 7.812.566.096,00 105.315.555.171,00 Jumlah 82.659.210.014,00 261.278.538.066,00 587.229.217.181,00 Rata-rata 8.265.921.001,00 26.127.853.806,00 58.722.921.718,00 Untuk melihat perkembangan penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya 2002-2011 dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel 1 sehingga dapat dilihat tingkat kenaikan dan penurunan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan asli daerah. 1) Menunjukan bahwa pertumbuhan realisasi Pajak Daerah selalu melampaui target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya, dengan demikian di dalam 10 tahun terakhir selama pemisahan Kota Tasikmalaya
yakni dari 2002 - 2010 realisasi Pajak Daerah menunjukan bahwa besarnya Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sangatlah besar. Kenaikan yang kecil terjadi pada tahun 2010, pada tahun 2010 realisasi penerimaan tidak mencapai target. Target pajak daerah yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar Rp 13.017.340.000,- tidak melampaui target yang telah ditetapkan atau mengalami penurunan selisih sebesar Rp 44.915.905,- dari target yang 5
telah ditetapkan. Tetapi pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2008 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 8.572.895.585,dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2.437.612.380,- dan untuk persentase pertumbuhan pajak daerah adalah sebesar 39,73% atau meningkat sebesar 21,13% dari tahun sebelumnya. 2) Pertumbuhan realisasi Retribusi Daerah selalu melampaui target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya kenaikan yang cukup besar terjadi pada tahun 2005 yakni sebesar Rp 31.313.943.723,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp 28.441.318.000,- atau persentase peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 26,67% tetapi pada tahun anggaran 2008-2011 target yang ditetapkan mengalami penurunan sebesar Rp 45.391.466,000,- dari
tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 46.876.739.000,- dan realisasinya sebesar Rp 47.345.521.081,- namun meskipun demikian di dalam 10 tahun terakhir ini yakni dari 20022011 realisasi Retribusi Daerah menunjukan bahwa besarnya kontribusi Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sangantlah besar. 3) Pertumbuhan realisasi Pendapatan Asli Daerah selalu melampaui target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya. Kenaikan yang kecil terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar Rp 63.849.140.718,- atau meningkat sebesar Rp 174.290.450,dengan persentase pertumbuhan sebesar 0,27%. Sedangkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang paling besar terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar Rp 103.836.033.695,- atau meningkat sebesar Rp 25.365.231.480,-.
Regression X1X2 Y b Variables Entere d/Rem oved
Model 1
Variables Entered Retribusi, a Pajak
Variables Remov ed .
Method Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
6
Model Sum m ary Model 1
R .876 a
R Square .767
Adjusted R Square .700
Std. Error of the Estimate .30410
a. Predictors: (Constant), Retribusi, Pajak
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2.127 .647 2.774
df 2 7 9
Mean Square 1.063 .092
F 11.499
Sig. .006 a
a. Predictors: (Constant), Retribusi, Pajak b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Pajak Retribusi
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 19.152 4.528 .387 .089 -.133 .152
Standardized Coef f icients Beta
t 4.230 4.368 -.873
.822 -.164
a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Regression X1 Y b Variables Entere d/Rem oved
Model 1
Variables Entered Pajak a
Variables Remov ed .
Method Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Model Sum m ary Model 1
R .861 a
R Square .741
Adjusted R Square .709
Std. Error of the Estimate .29955
a. Predictors: (Constant), Pajak
7
Sig. .004 .003 .412
Zero-order .861 -.361
Correlations Partial .855 -.313
Part .798 -.159
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2.056 .718 2.774
df
Mean Square 2.056 .090
1 8 9
F 22.916
Sig. .001 a
a. Predictors: (Constant), Pajak b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Pajak
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 15.576 1.901 .406 .085
Standardized Coef f icients Beta .861
t 8.193 4.787
Sig. .000 .001
F 1.200
Sig. .305 a
a. Dependent Variable: Pendapatan A sli Daerah
Regression X2 Y b Variables Entere d/Rem oved
Model 1
Variables Entered Retribusia
Variables Remov ed .
Method Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Model Sum m ary Model 1
R .361 a
R Square .130
Adjusted R Square .022
Std. Error of the Estimate .54910
a. Predictors: (Constant), Retribusi
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .362 2.412 2.774
df 1 8 9
Mean Square .362 .302
a. Predictors: (Constant), Retribusi b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
8
Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Retribusi
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 31.618 6.348 -.292 .267
Standardized Coef f icients Beta -.361
t 4.981 -1.096
Sig. .001 .305
a. Dependent Variable: Pendapatan A sli Daerah
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui dan dapat dihitung dengan menggunakkan SPSS versi.18 untuk mencari pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapata Asli Daerah. Setelah hasil penelitian diperoleh, kemudian dianalisis untuk mengukur tingkat pengaruhnya. . Nilai r dapat diketahui dari perhitungan SPSS versi.18 antara pajak daerah dan pendapatan asli daerah sebesar 0,861 Nilai Kd menunjukan bahwa Pajak Daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 74,13% sedangkan untuk sisanya sebesar 25,87% Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,861 artinya Pajak Daerah mempunyai pengaruh positif sehingga bila Pajak Daerah mengalami kenaikan sebesar 1% maka Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya akan mengalami kenaikan sebesar 74,13%. Nilai thitung yang didapat dari uji t untuk Pajak Daerah adalah 4.787 jika dibandingkan dengan ttabel di mana α = 0,05 dan df = 10-2 = 8, didapat ttabel sebesar 2.306 maka thitung ( 4.787) > ttabel (2.306) dengan tingkat signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dengan kata lain Pajak Daerah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian Pajak Daerah secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah
berdasarkan keterangan hipotesis t bahwa Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho pada penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pajak Daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Artinya semakin tinggi penerimaan Pajak Daerah maka akan semakin tinggi pula Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. Begitu juga sebaliknya jika Pajak Daerah mengalami penurunan maka penerimaan Pendapatan Asli Daearh Kota Tasikmalaya juga akan menurun. Dari hasil tersebut bahwa Pajak Daerah secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah karena memberikan kontribusi rata-rata sebesar 31,6% dari rata-rata jumlah Pajak Daerah sebesar Rp 8.265.921.001,- terhadap rata-rata jumlah pendapatan asli daerah Rp 58.722.921.718,- . Hal ini menandakan bahwa Pajak Daerah memberikan kontribusi diatas 30% tiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan bahwa Pendapatan Asli Daerah ini dipengaruhi oleh Pajak Daerah sebesar 74,13% dan sisanya adalah sebesar 25,87% yang merupakan pengaruh faktor lain yang ada di Kota Tasikmalaya. Nilai r dapat diketahui dari perhitungan SPSS versi.18 antara retribusi daerah dan pendapatan asli daerah sebesar 0,361 Nilai Kd menunjukan bahwa Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 13% sedangkan untuk 9
sisanya sebesar 87% Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,361 artinya Retribusi Daerah mempunyai pengaruh tidak signifikan sehingga bila Retribusi Daerah mengalami kenaikan sebesar 1% maka Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya akan mengalami kenaikan sebesar 13% dengan asumsi variabel lain diabaikan. Nilai thitung yang didapat dari uji t untuk Retribusi Daerah adalah sebesar 1.096 jika dibandingkan dengan ttabel di mana α = 0,05 dan df = 10-2 = 8, didapat ttabel sebesar 2,306 maka thitung (-1.096) < ttabel (2.365) dengan tingkat signifikan 0,305 lebih besar dari 0,05 karena thitung < ttabel maka Ho diterima dengan kata lain Retribusi Daerah berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan diterimanya Ho pada penerimaan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah bahwa pada tingkat keyakinan 95% Retribusi Daerah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. Hal tersebut dikarenakan Retribusi Daerah hanya memberikan kontribusi ratarata sebesar 44,5% dari rata-rata jumlah Retribusi Daerah sebesar Rp 26.127.853.806,- terhadap rata-rata jumlah Pendapatan Asli daerah sebesar Rp 58.722.921.728,-. Hal ini menandakan bahwa penerimaan Retribusi Daerah hanya memberikan kontribusi rata-rata 40% tiap tahunnya..
b1 = 0,387 b2 = - 0,133 Sehingga akan didapat persamaan sebagai berikut : Y = 19,152 + 0,387 x1 - 0,133 x2 Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi tersebut didapat nilai dari koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukan angka peningkatan, setiap peningkatan Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Dengan kata lain jika pajak meningkat Rp 1,- maka akan meningkat Pendapatan Asli Daerah sebesar 19,539, sedangkan jika retribusi = 1 dan pajak = 0 maka Pendapatan Asli Daerah akan menjadi sebesar 19,019.
1. Analisis Regresi Berganda
3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (variabel independen) terhadap Pendapatan Asli Daerah (variabel dependen) maka rumus yg digunakan adalah : Kd = r² x 100% Berdasarkan program SPSS 16.0 yang terdapat dalam tabel summary
2. Koefisien Korelasi Ganda Untuk mengetahui derajat atau kekuatan korelasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 diketahui nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.876 hal ini menunjukan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebesar 0.876. Koefisien korelasi tersebut menghasilkan angka positif sehingga nilai tersebut berada diantara 0.80 1.00 yang dapat dilihat pada tabel 3.3 bab III dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi sangat kuat.
Berdasarkan hasil perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan SPSS Versi 18 diperoleh persamaan regresi berganda variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : bo = 19,152 10
diperoleh nilai R square sebesar 0.767 sehingga dapat diketahui koefisien determinasinya adalah Kd = (0.767²) x 100% = 58.8% Nilai tersebut menunjukan bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempunyai pengaruh sebesar 58.8% terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan sisanya sebesar 41.2% merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Daerah Kota Tasikmalaya mengenai pokok Pembahasan “Pengaruh Penrimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kota Tasikmalaya”. maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah di Kota Tasikmalaya mempunyai peran yang cukup penting dalam pembangunan di Kota Tasikmalaya karena dengan adanya otonomi daerah, sumber dana berasal dari komponen Pendapatan Asli Daerah yang salah satunya bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah sebagai berikut : (a) Pajak daerah di Kota Tasikmalaya berdasarkan perkembangan memberikan kontribusi yang benar terhadap Pendapatan Asli Daerah karena penerimaan dari Pajak Daerah dominan dibandingkan dengan komponen Pendapatan Asli Daerah yang lainnya, (b) Beda halnya dengan Retribusi Daerah komponen Pendapatan Asli Daerah ini kurang memberikan kontribusi terhadap PAD hal ini disebabkan karena terjadi pemindahan kodering retribusi pelayanan kesehatan rumah sakit umum menjadi kodering lain-lain. Retribusi pelayanan kesehatan rumah sakit umum merupakan kontributor terbesar retribusi daerah dibandingkan dengan yang lainnya sehingga dengan adanya pemindahan kodering ini menjadikan adanya penurunan dari target retribusi daerah tersebut, (c) Pendapatan asli daerah selalu melampuai target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya, Maka hal ini merupakan suatu potensi yang sangat baik bagi pembangunan di Kota Tasikmlaya di masa yang akan
4. Uji F Pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat R Square sebesar 0.767. Berdasarkan nilai R Square pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 76.7% dan sisanya pengaruh faktor luar yang mempengaruhi Pendaptan Asli Daerah yang tidak diteliti adalah sebesar 0.233 atau 23.3%. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai sebesar 11.499 dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel dengan mengambil tarif signifikan sebesar 5% maka dari tabel distribusi F diperoleh F ; k ; ( n-k-1) = 10-2-1 adalah sebesar 4.73 atau cukup melihat sig F yaitu sebesar 0.006 yang artinya α lebih kecil dari 5% masih menunjukan signifikan. Dikarenakan 11.499 lebih besar dari 4.73 dan sig F sebesar 0.006 maka Ho ditolak atau dengan kata Pajak Daerah ( x1 ) dan Retribusi Daerah ( x2 ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Y ) sebesar koefisien determinasi 0.767 atau 76,7%. Dengan demikian Pendapatan Asli Daerah dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah akan mempengruhi Pendapatan Asli Daerah yang diterima oleh pemerintah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Dias Pendapatan 11
datang agar lebih maju dan mandiri dalam membiayai kebutuhan rumah tangga daerah.Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS, pengaruh secara parsial Pajak Daerah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya selama tahun 20022011 memiliki hubungan yang sangat kuat dan apabila dilihat dari pengaruhnya maka Pajak Daerah berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah. 2. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS, pengaruh secara parsial Retribusi Daerah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya selama tahun 2002-2011 memiliki hubungan sedang dan apabila dilihat dari pengaruhnya maka Retribusi Daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah. 3. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS, pengaruh secara simultan Pajal Daerah dan Retribusi Daerah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya 2002-2011 memiliki korelasi sangat kuat dan apabila dilihat dari pengaruhnya maka Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Asmy Asmuri. 2006. Pengaruh Reformasi Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Propinsi DKI Jakarta : Universitas Islam Indonesia. Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS : Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponorogo. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi. Mardiasmo. 2006. Perpajakan. Yogyakarta. Andi. Mardiasmo. 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta Marihot P. Siahaan. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Grafindo. Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Rendra Putra. 2006. Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung : Universitas Widyatama. Saepudin. R, Peranan Pajak, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (http.www.batavia.co.id/pajakdaerah/artikel/2009/06/03/pajakdaerah-dan-retribusi-daerah-kotatasikmalaya).
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Abdul Halim. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Septian Dwi Kurniawan. 2010. Pengaruh Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ponorogo : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 12
Slamet Munawir. 2002. Perpajakan : BPFE. Yogyakarta. Sugiyono. 2001. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Alfebeta. Bandung. Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, Cetakan Kesembilan, Penerbit Alfabeta, Bandung. Suparmoko. 2008. Keuangan Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Peraturan dan Undang-undang
Negara.
Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004. Perubahan atas UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004. Perubahan atas UU No. 25 Tahun 1999. Undang-undang RI No 34 Tahun 2000. Pengganti Undang-undang RI No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Walikota Tasikmalaya No. 31 Tahun 2006. Peraturan Walikota No. 16 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kota Tasikmalaya.
13