ANALISJS PENGEMBANGAN
PERKEBUNAN
KAKAO
RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIJ\'IUR
JUNIALDl BAKTIAWA,'l
SEKOLAH PASCASARJANA lNSTJTUT PERT AN IAN BOGOR
DOG On • 2008
SURAT PERNY AT AAN Dcngan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Lampung Timur adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepacla perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari pcnulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalarn Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2008
JUNIALDIBAKT!.A WAN NRJ:'. A 353060J14
ARSTRAC:T JUl\lALDI
BAKTIA WAN. Anatysis of Cocoa Smallholditrg Development in Lamp1111g Timur Regency. Under the direction of WJDlATMAKA and SUNSlJN SAEFULHAKJM. Development of preeminent commodity of cocoa is one of Lampung Timur regency government's strategy to improve society prosperity. To support the mentioned things. this research is conducted with purpose: determining suitability location for the development of cocoa crop based on land evaluation, analysing finansial and marketing feasibility of cocoa smallholding, analysing the determinant factors of performance improvement cocoa smallholding and it's relation with region' development pertorrnance by using Spacial Durbin Model Analysis. The research result showed that location which is able to be recomended for the development of' cocoa crop in Lampung Timur is 104,685.42 ha. Financially, the cnterpasing of cocoa smallholding in every land suitability class is feasible. From marketing side, market chain of cocoa in Lampung Timur is not efficient enough, The performance of cocoa smallholding in Lampung Timur especially productivity is influenced by agricultural agent, the availability of former group, productivity and area of cocoa in the neighbour village, and availability of agricultural infrastructure. Actually, performance of cocoa smallholding in Lampung Timur is not related with region development
performance, Keywords: land evaluatton, smaltnoldtng, spatial durhin model.
RINGKASAN JUNIALDI ElAKTIA WAN. Rakyat di Kabupatcn
Analisis
Pengembangan Perkehunan
Lampung Timur.
Kakau
Dibimbing oleh : WlLJIATM!\KJ\
dan
SUNS UN SAE17ULI L.\.KlM. Pernbangunan sub scktor perkebunan rnerupakan salah satu stratcgi dalam pcningkatan keseiahteraan masyarakat, Pemhangunan sub sektor in.i dapat dilakukan salah satunya dcngan peugembangan perkcbunan rakyat. Kakao merupakan
salah satu
komoditi
perkebunan
yar1g sangat
potcnsial
untuk
dikcmbangkan SaM ini. Di Kabupatcn l .ampung Timur, dengan potcnsi lahan kcring yang luas dan adanya minat masyarakat yang tir1ggi ukun tanurnun kakao, pcrkcbunan kakao rakyat sangat potensial dikcmbangkan. Karena itu diperlukan suatu analisis dalam rangka memberikan masukan dalam rangka perencanaan pcngcmbangen perkebunan kakao di Kabupaten Lumpung Timur. Tuj uan pen el itian ini ada lah (I) mcngcval uasi kesesuai an lahan untuk tanaman kakao, (2) mcmbuat lokasi arahan pengembangan pcrkcbunan kakao
rakyat, (J) menganalisis kclayakan finansial pengusahaan kebun kakao rukyat pada tiap ringkat kcscsuaian lahan, (4) menganalisis margin tnta niaga dan intcgrasi pasar dalam saluran pernasarnn biji kakao rakyat, (5) mcnganalisis taktor pcncntu kinerja pengusahaan kcbun kakao rakyat dan kctcrkaitannyu dcugan pcmbangunan wilayah, Data yang digunakan adalah
CJ\) dan Cluster Analysis (CAj, dan (5) analisis Spatial Durbin Model.I'. Hasil penelltian rnenunjukkan bahwa scbagian besar lahan di Kabupaten
I .ampung Timur sesuai untuk budidaya tnnaman kakao. Bcrdasarkan evuluasi yi1ng dilakukan sccara aktual, luasan untuk kolas cukup sesuai scbcsar (S2) 85,696.45 ha (21.71 %) dan kelas sesuai marginal (S3) seluas 166,646.37 ha (42.21%). Scdungkan secaru potensial, luasan lahan yang sangat sesuai (SI) untuk pcngembangan kakuo seluas 2. 789.35 ha (0.7 · %), kolas S2 scluas I I 1,750.93
ha (28.30%),
dan
kelas
SJ
scluas
137,801.94
ha (34.90%).
Pengembangan tanarnan kakao di Lampung Timur dapat diarahkan pada lahun scluas I 04.685.42 ha (26.51 %). Sccara spasial lokasi arahan pcngcmbangan tersebut menyebor di 23 kccnmatan. l'cngusahaan perkeh11nan kakao rakyat di lahan antl1an lersehut layak dan menguntungkau w1Luk
pasar tingkat petani dan tingkat eksportir (pcdagang besar). Ketidakefisienan ini
diakihatkan oleh panjangnya rantai pemasaran yang ada dan adanya senjang informasi harga yang terjadi, Dari analisis permodelan variabcl kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakvat, ditemukan hahwa peningkatan produktifitas dan luas kebun kakao ditentukan oleh ada tidalmya penyuluhan, ketersediaan sarana dan prasarana pertanian, produkti fitas dan luas kebun daerah yang bcrdckatan, dan interaksi kcbcradaan kelompok tani dan penyuluh, Kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat belum memiliki keterkaitan dengan kinerja pembangunan daerah di Lampung Timur. Hal ini diperkirakan tcrjadi karena luasan kcbun kakao ruasih bel um terlalu luas sehingga belum dapai menggambarkan k esejahrcraan rak yat sccara keseluruhan, Di samping itu, belum adanya industri pengolahan yang herkembang membuar biji kakao di jual ke luar daerah dalam bentuk bahan mentah. Akibatnya perkebunan kakao rakyat belum memiliki nilai tambah bagi pembangunan daerah, khususnya masyarakar di sekitar kebun,
rt,' Uak cipta milik lPB, tahuo 2008
Hak cipta dilindungi llndang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tu/is inf tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentinganyang wajar !PB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau selurun karya tulis dalam beniuk apa pun tanpa izin lPB
ANALISIS PENGENIBANGAN PERKEBUNANKAKAO RAKYATDTKABUPATEN LAMPUNG TIMUR
JUNlALOIBAKTTAWAN
Tcsis Sebagai salah satu syarat mcmperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi llmu Pcrcncanaan Wilayah
SEKOLAH PASCASARJANA JNSTITUT PKRTANlAN BOGOR BOG OR
2008
Judul Tesis
Analisis Pengernbangan Perkchunan Kakao Rakyat di Kabuparen Lampung Timur. Narna Junialdi Baktiawan NRP A 353060314 Program Studi : Ilmu Perencanaan Wilayah
Disetujui Komisi Pembimbing
A4? c
~-
,-> Dr. tr. 11.R. Sunsun Saefulhakim. M. Agr Anggota
Dr. Ir. Widiatmaka. OAA Ketua
DLkelahui p~~~f\Sekolah Paseasarjana !PB (
~ ,t
~
1,
.
'
;1an
kustiadi. M.Agr ,
I/
~
P~f. Dr. Ir. Khairil Anw~diputro. MS
.
~
Tanggal Ujian: 21 Januari 200~
!\ \
'
Ur. Ir.
•
Tanggal l.ulus:
-:
/
l 1 FEB iVCB
KUPt'F.SEMBAllKAN KARYA KF,CJLKU TN/ UNTUK
ORANG-ORANG YANG SEIALU DI HAT! Ya111111111/ia: Ayahundci I I. A.zwar 1l1usrarf)~ lbunda As:11 llua1rati(Alm.). lbundn S:111nm1i l~'ahanda H. Saidi AF (Alm.) dan lb1111rln RS Ateka Yo:in terrinro: lsuiku Ade Dewi Sanika Ycny tc1'$a)'cm1r anakku Galan9 luuuu Ncefal
PRAKATA
Assalarnu'alaikum Wr. Wb Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya. schingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terna yang dipilih dalam penelitian ini adalah suatu pcndekatan dalarn perencanaan pengernbangan pcrkebunan kakao rakyat. Terna ini pcnulis angkal karena penulis melihat adanya kecendrungan masyarakat yang tingg: untuk membudidayakan tanaman kakao di Larnpung Timur. Untuk itu, karya ilmiah ini diberi judul Analisis Pengembangan Pcrkcbunan Kakao Rakyat di Kabupatcn Lampung Timur. Sebagai salah seorang staf di Dinas Perkebunan dan Kehutanan Lampung Timur, pcnulis merasa bertanggung]awab untuk memberikan sumbangan pemik iran yang konstruktif bagi kemajuan dacrah khususnya bcrkairan dengan rnasalah perkebuaan rakyat. Berbekal pendidikan yang penulis peroleh, semoga karya ilrniah ini dapat bermanfaat bagi para perumus kebijakan pembangunan di Kabupaten Larnpung Timur dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : L Bapak Dr. Ir. Widiatmaka. DAA dan Bapak Dr. lr. H. R. Sunsun Saefulhakim, M. Agr scoagai pembimbing, sorta Bapak Dr. Jr. Atang Sutandi. tvl.Si sebagai penguji luar kornisi. 2. Segenap staf pengajar dan maoajemen Program Studi llmu Pcrencanaan Wilayah LPB; J. Pirnpinan dan staf Pusbindiklatren Bappenas alas kesempatan beasiswa yang diberikan bagi penulis; 4. Bupati Kabupaten l.ampung Timur yang telah mcrnberikan kesempatan bagi penulis unruk mclanjutkan rugas bclajar; 5. Kcpala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaien Lampung Timur dan staf yang telah mcmbcrikan kemudahan selama proses penelitian; 6. Rekan-rckan PWL 2006 yang sclalu kompak dan solid. Tak lupa juga pcnulis ucapkan tcrima kasih kepada istri tcrcinta serta ayah dan ibu yang selalu sabar dan setia, sehingga rnemberikan kekuatan tersendiri bagi pcnulis dalam menyelesaikan studi ini walau jarak memisahkan kita, Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia atas scgala pengorhanan yang ada. Tak ada gading yang rak retak, mohon maaf apahila terdapat kekhilalan dalam karya ilmiah ini dan semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Begor. Januari 2008 Junialdi Baktiawan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilnhirkan di Iambi pada tanggal 26 Juni l 979 dari seorung Ayah yang bcrnama Azwar Musrady dan lbu yang bernama Asni I lerawati. Pcnulis merupakan analc ketiga da, i e11ai11 bersaudura. Tahun 1997 penulis lulus dari SMA Negeri I Curup, Bengkulu dan pudu tahun yang sama ditcrima di Universitas Lampung (lJnila) rnelalui jalur IJMP'l>J. Di Unila penulis mengambil Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian dim lulus dcngan gelar SP pada tahun 2002. Tahun 20()6 penulis ditcrima di Program Studi llmu Pcrcncanaan Wilayah pada Sckolah Pascnsarjana !PB. Bcasiswa pcndidikan pascasarjana dipcrulch dari Pusbindiklarren Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappcnns). Selcsai S-l penulis bekerja scbagai PNS flan di tempatkan di Dinas Perkebunan dan Kchuianan Kabupatcn Lampung Timur sampai saat ini. Sciak diternparkan hingga saat ini pcnulis adalnh staf pada Sub Dinas Produksi di Dinas Pcrkcbonan dan Kehutanan Kabupatcn I .ampung Timur.
•
DAFTAR
rsr Halaman
DAFT AR TARF.T. .. .. ..
..
.. ..
.. .. .. .. . .. .. .. ..
iii
DAFT AR ClAMAAR IJAFTAR LA\.tPIKAN ..
iv
.
vi
PENDr\Hl/LIJAI\
Latar Belakang Perumusan Masalah . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . .. Tujuan Penclitian Manfaat Pcnelitian
.. ,.....
4 7 8
T!NJAUAN PUSTAKA
Pcmbangunan Ekonorni Wilayah Prospck Pcngernbangan Tanaman Kakao
9 """""""........
I0
L:valunsi Kesesuaian l.ahan., .. .. Kelayakan Finansial Usaha Tani............................................................... Kelayakan Pernasaran.... .. . .. .. . .. .. .. Sistcrn lnformasi Gcografi.........................................................
13 16 17 20
METODE Pl.:.NliLI I IAN Kerangka Pemikiran .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. . ... Lokasi dan Waktu Penelitian .. .. .. .. . .. Pcngumpulan D11ta .. .. . .. .. .. Analisis Data . .. .. . .. .. .. .. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kakao Analisis Lokasi Arahan Pengembangan Perkebunan Kakao.......... Anal isis Kclayakan Finansial.................................................... .. . .. Analisis Margin Tata Niaga
22 25 25 27 27 28 30 32
Analisis Keterpaduan Pasar
33
Analisis Indeks Komposit Kinerja Pengusahaan Perkcbunan Kakao 35 Rakyat dan Kinerja Pcmhangunan Daerah . Analisis Tipologi Wilayah Berdasarkan Kinerja Pengusahaan 37 Pcrkebunan Kakao Rakyat dan Kinerja Pembangunan Daerah ........ Analisis Faktor Pcnentu Kinerja Pcngusahaan Pcrkebunan Kakao 38 Rakyat dan Keterkaitannya dengan Kincrja Pcmbangunan . GA.JVll1ARAN U\-flJM WILA YAH PENELIT!Al\ I .etak Gcograf Satuan Wilayah Aduunistrasi Gcologi dan Bahan Induk Benruk Lahan Topograf Jenis l'anah Iklim . .. .. ..
-.................
-......................
42 42 42 43 45 46 47
Demografi .
.. . .. .
. 47
Perckonomian ··························································-······························· Pcnggunaan Laban ......................................................................••••.......... K omoditas Pertanian Utama Pe ran an Subsektor Perkebunan......................................... .. . .. Perkembangan Perkcbunan Kakao Rakyat Karakteristik Usaha Tani Kakao
49 52 52
54 55
58
HASJL DAN PEMBAHASAN Persc haran Lahan Sesua] untuk lanaman Kakao .. . .. Persebaran Lokasi Arahan Pengembangan Tanaman Kakao.............. .. . .. . Kelayakan FinansiaJ Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat Pemasaran Kakao Rakyat . Margin Pemasaran I ruegrasi Pasar .. .. Indeks Komposit Kinerja Pembangunan Daerah
GO 69 73 77 79 83 86 86 89 91 91 95 98 I 02 104
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Saran···-·········································································································
_ I 07
108
DAFTAR PUSTAKA
109
l .MfPIRAN ................................................................................•..................
113
LI
OAITAR TABEL No T.:b Ilalaman I. Kelayakan investasi usaha tani komoditi perkcbunan utama di Lampung 2 Timur . 2.
Nilai 2005
3.
Penilaian kelas kesesuaian lahan bcrdasarkan produksi oleh FAO (1983) ••••••••••••••••••
ckspor
Kabupatcn
, ••• H.O>OOO>o•>000000
..
Lampung
Timur
tahun .
J 15
0000•oo•o0000•00•000ooooo·o0000000000000000000000oOoo00000•000000oOooo00000
4.
Jen is dan sumber data penelitian
5.
Kriteria pcnentuan arahan pengembangan tanaman kakao di Lampung Timur .
29
Pernbngian prioritas lokasi arahan pengembangan tanaman kakao di
29
6.
.. ..
.. . . ..
Lampung Timur
26
.
7.
Variabel kinerja pengusahaan kcbun kakao rakyat
36
8.
Variabel kincrjn pembangunan daeruh
37
9.
Rancangan ContiguityMatrix W terhadap kctetanggaan..........................
40
I 0.
Bentuk lahan di Kabuparen Lampung Timur .. . ... .. . .. . . .. .... . . . .. .. . .. ...
45
I I. Kc Ins lercug bcserta luasannya di Kabupaten l.arnpung Timur............
46
12. Jenis tanah di dacrah Kabupatcn l.ampung Timur.......
46
I 3. Jumlnh dan persentase penduduk menurui kclompok usia dan angka beban kctergantungan, tahun 2004 -2005 ..
48
14.
15.
Perkembangan pcrsentase penduduk usia kcrja yang bekcrja menurui lapangan usaha utama di Kabuparen l.ampung Timur tahun 20022005' ' ' " ' Kontribusi sektoral terhadap pcnumbuhan ekonomi di Kabupaten Larnpung Ti111ur tahun 2002-2006 (persen)
.. 49 .
5J ..
16.
Penggunaan lahan Kabupatcn Lampung ·1 imur tahun 2004
52
I 7.
Luas pancn dan produksi tanaman pangan Kabupaten Lampung Timur tahun 2005 .
53
18.
Luas area dan produksi tanaman pcrkebunan Kahupaten Lampung Timur tahun 2005 . Luas areal, produksi, dan produktifiias perkebunan kakao pada bebcrapa Kabupatcn di Propinsi Lampung tahun 2006 .
53
19.
56
20.
Pcrkembangan luas areal, produksi, dan produktifitas pcrkebunan kakao rakvat di Kabupatcn Lampung Timur tahun 2002 - 2006 .
56
21.
Pcrtumbuhan luas areal. produksi, dan produktifitas perkebunan kakao
58
iii
rakyat di Kabupaten Lampung Timur tahun 2003 - 2006 22. 23.
Kecamatan-kccamatan Timur
..
sentra pcrkebunan kakao rakyat di Larnpung
58 .
Karaktcrisuk usahatani kakao rakyat di Kubupaten Lampung Timur tahun 2007
59
.
24.
Kclas dan sub kclas kesesuaiau lahan aktual untuk tanaman kakao pada masing-masing satunn lahan di Kabupaten Lampung Timur .
61
25.
J .uasan
62
kelas kcsesuaiun lahan aktual untu.k tanaman kakao pada rnasing-masing kccamatan di Kabupaten Lampung Timur
.
26. Kelas dan sub kelas kesesuaian lahan potcnsial untuk tanaman kakao pada masing-rnasing satuan lahnn di Kabupatcn Lampung Timur ..
65
27.
66
2!t.
l.uasan kolas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kakao pada rnasing-rnasing kecamatan di Kabupatcn Lampung Timur Luasan lokasi arahan pcngcmbangan perkebunan kakao rakyar
bcscrta pemprioritasannya di Kabupaten Lampung Timur 29. 30.
.. 73 .
Kclayaknn investasi usaha tani komoditi kclapa dau ladu di
76
..
Matrik kcragaan pusnr kakao rakyat di Kabupatcn Lampung Timur
tahun :.1007 32.
71
Analisis kclayakan finansial (Nl'V. OCR, dun !RR) pcrkebunan kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur l.ampung Timur
JI.
.
81 ..
Nilai margin dun perscntssc margin peniualan per kilogram biji
82
kakao asalan pada masing-masing pelaku pasnr dan saluran pernasaran kakao rakyai di Lampung Timm tahun 2007
.
33.
Hasil dugaan parameter kererpadunn pasar kukao rakyat di Kabupaten Lampung Timur ..
83
34.
Nilai faktor loading variabcl kinerja pemhangunan dacrah Kabupaten Larnpung Timur .
8S
35. Nilai Iuktor loading variabcl kinerja pengusahaan perkcbunan kakao rakyat Kabupaten Lampung Timur .
90
Karakteristik masing-rnasing tipologi wilayah bcrdasarkan kincrja pcmbangunan daerah
93
36.
37.
..
Kurakteristik masing-masing tipologi wilayah berdasarkan kinerja pengusahaan kebun kakao rakyut
96 .
iv
DAFTAR GAMBAR
~o
Teks
Halaman
I.
Perkembangan produksi, ekspor, dan impor kakao Indonesia..................
12
2.
Kcrangka pikir penelitian
24
3.
Kerangka analisis Pcnclitian
4.
Rata-raia laju pertumbuhan ekonomi Lampung Timur rnenurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 tahun 2002-2006
..
Pcrscntasc nilai PDRD per sub sektor Kabupatcn l.ampung Timur iahun 2002-2006
..
5. 6.
8.
.. .. . .. . .. .. . .. . .. . .. . ,
41 51 55
Pertumbuhan luasan tanaman perkcbunan utama di Lampung Timur
7.
.. ..
·.·
·········
57
.. ·························
Peta kescsuainn lahan aktual unruk tanarnan kakao di Kabupaien I .ampung Timur
63 .
Petn kesesuaian lahan potcnsial untuk tanaman kakao di Kubupaten
6!1
l.ampung Timur
9.
..
Peta lokasi arahan pengembangan tanaman kakao di Larnpung Timur
72 .
I 0. Saluran peruasaran biji kakao rakyat di Kabupatcn Larnpung Timur..
79
11.
Srrt!Pp/01 eigenvalue variabcl kinerja pembangunan daerah ... . .. . .. .. ....
87
J 2.
Screeplot eigenvalue variabel kinerju pengusahaan pcrkebunan kakao
90
13. 14. 15.
rakyat
.
Grafik nilai tengah masing-musing variabct iipologi kincrja pcmbangunan dacrah
.
Peta konfigurasi spasial tipologi kinerja pcrubangunan dacrah Kabupaten r .ampung Timur
92 94 ".
Graiik nilai tcngah rnasing-masing variabel ripolcg] kinerja
95
pengusahaan pcrkebunnn kakao rakynt I G.
.
Peta konfigurasi spasial tipologi kiucrja pcngusahaan kebun kakao
rakyat di Kabupaten Lampung Timur ..
. .. .. . .. .
. .
97
..
v
OAFTAR LAMPIRAN
No
Teks
Halarnan
I.
Peta Adirninistrasi Kahupatcn Lampung Timur......................................
l 13
2.
Peta RTR\V Kabupmen Lampung Timur .. .. . .. .. .. ... .. .. .. .. .•• .. • .. .. . .. .
I 14
3.
Peta Pcnggunaan Lahan Kabupatcn Lampung Timur
I 15
4.
Peta Saluan Lahan Kahuparen Lampung Timur......................................
116
5.
Distribusi PDRB Kabupaten Lumpung Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku rahun 2002-2006 (persen) .
l 17
6.
Laju perrumbuhan ekonorni Kabuparen Lampung Timur menurut Iapangan usaha atas dasar harga konsian 2000 tahun 2002-2006 (person)
118
.
7.
Kondisi curah hujan dan hari hujan pada beberapa stasiun pengamatan di Kubu paten Lampung Tirnur.rahun 2005 .
119
8.
Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kakao ITheobroma cacao
120
L.)
9.
.
Legenda Peta Saluan Lohan Kabupaten Lampung Timur .. .. .. .. .. ..
121
I 0. Penilaian kelas kesesuaian lahan pada masing-rnasing satuan lahan....... 11.
123
l.uas lahan arahan pengernbangan perkebunan kakao rakyat pada tiap
125
desa
.
12. Analisis kelayakan investasi tanaman kakao (I ha) di lahan kelas kesesuaian S2 .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. 13. 14.
J
129 .
Analisis kclayakan investasi tanaman kakao (I ha) di Iahan kelas kesesuaian SJ
130 .
Perbandingan rataan dan koefisien keragaman komponen input
5. Data unruk analisis ketcrpaduan pasar kakao rakyat di Larnpung Timur
16.
Hasil regrcsi untuk menghitung indck keterpaduan pasar kakao di Kabupaten Lampung Timur, tahun 2007
132
.. 133 .. 134
l 7. Faktor skor masing-masing indeks komposit kinerja pengusahaan l 8. 19
kebun kakao rakyat
.
l aktcr skor rnasing-masing indexs kcmposit kinerja pembangunan wilayah
..
Kcterangan simbol masing-masing variabel yang digunakan dalam pcrmodelan
131
119
144 .
vi
20
Rancangan model.
21
1-lasil uji model
,
,..........................
,
146
,,........
148
22. Anggota masing-masing tipologi/c/11sler wilayah berdasarkan kinerja pcmbangunan wilayah Jan kinerja pengusanaan perkebunan kakao rakyat
I SO .
Vll
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkcbunan secara nasional merupakan subsektor pertanian
yang cukup
stratcgis. Perkembangan subsektor ini mcnjadikannya sebagai salah saru andalan perckonomian Indonesia.
Subsektor ini mampu berkembang terns walaupun
krisis ekouomi melanda Indonesia beberapa tahuu silam. Dari tahun 1998 sarnpai 2004 subsektor perkebunan terns berkembang dengan peningkatan luas lahan dan produktifitas masing-masing sebesar 2.15%
can
terhadap nilai ekspor juga terus meningkat
5.6% per tahun.
Konrribusi
yaitu sebesar 4.39% per tahun
(Bappenas, 2005). Peran subsektor perkebunan seoenarnya jauh lebih besar karena mempunyai kcterkairan yang erat dengan sektor industri yang mcnjadi sub sistem iengah dan hilirnya sehingga bcrpotensi rneningkatkan nilai tambah. Dcugan kctcrkaitan ini
subscktor perkebunan dapat meogaiasi permasalahan ketenagakcriaan. pangan dan perekonomian claerah. Peran penting lain subscktor pcrkcbunan adalah scbagai basis pengernbangan ekonomi rakyat di seluruh wilayah Indonesia terrnasuk di wilayah
marginal,
pedesaan
dan
terpeocil,
sehingga
berperan
dalam
pengembangan daerah tertinggal dan mengu:angi kcscniangan pernbangunan. Kakao merupakan komoditas perkcbunan yang mempunyai kontribusi besar bagi sektor pcrtanian,
Perkebunan kakao, selain bauyak menyerap tenaga kcrja
juga banyak menghasilkan devisa bagi pemerimah. Dcngan posisi Indonesia yang merupakan produsen utarna dunia (nomor tiga setelah Ghana dan Pantai Gading), komoditi ini telah menyumbangkan dcvisa sebesar US S 488 Jura pada tahun 2005 yang merupakan perolehan dcvisa kctiga terbesar di sektor perkebunan setelah
komoditi sawit dan karet {Ditjenbun, 2007).
Oleh karuua itu pemcrimah
mcmbcrikan perhatian yang besar terhadap komoditas tersebut. Beruuk dukungan pemerintah untuk pengcmbangan kakao di Indonesia pada
saat ini direulisasikan tlalam Program Reviralisasi Perkebunan. rnerupakan
Program tcrscbut
tindak lanjut kebijakan pcmcriotah tcntang Revitalisasi Pertanian,
Pcrikanan dan Kchutanan (Rl'PK) yang dicanangkan oleh Presiden RI pada bulun Juni
2005 di Ja.iluhur,
Jawa Barat.
Kegiatan
dalam program revitalisasi
perkebunan meliputi perluasan, peremajaan clan rehabilirasi perkcbunaa rakyar,
2 dirnana unruk komoditi kakao akan mencakup hektar yang rneliputi perluasan
areal pcngembangan
20() ribu
I I 0 ribu hcktar, pcremajaun 54 rihu hektar, dan
rehabilitasi 36 ribu hcktar untuk scluruh Indonesia (Diticnbun. 2007). Pilihan komoditi Reviralisasi
kakao (disamping
kelapa sawit dan karet) dalam program
Perkehunan didasarkan pada bebcrapa pertimbangan, antara lain: (I)
komoditi yang dikembangkan sumber pendapatan
rnempunyai peranan yang sangat stratcgis sebagai
masyarakar, (2) komoditi
yang dikcnrbangkan
mempunyai
prospek pasar, baik pasar dalam ncgcri maupun ekspor, (3) mampu menyerap
tcnaga kerja barn, semi (4) rnempunyai peranan dalarn pclcsiarian
Iungsi
lingkungan
bahwa
hidup (Dujcnbun,
2007). Uraian diatas mcnunjukkan
pengemhangan komodiri kakao cukup prospcktif dnn juga sangat mcndukung dnlam pcmbangunan wilayah sorta aspck pelcstarian lingkungan.
Di Kabupatcn l.ampung Timm, rnnnman kakao merupakan tanaman unggulan perkebunan salah
satu scntra
disamping kclapa dun lada, pcngernbangan
Lampung Timur merupakan
kakao di Propinsi
Larnpung di sampin[l
Kabupaten Lampung Selatun clan Tanggamus, Dibandingkan tanaman kelapa dan lada.
pcrrumbuhan luasan kakao di Lampung Timur sejak tahun 2002 sampai
2006 jauh lcbih baik,
Pertumbuhan luasan tanaman kakao rncncapai 71.68%
sedangkun pertumbuhan luasan ianaman kclapa
5..57% dun pcrtumbuhan luasan
ianaman lada hanya 5.12 %. I Jal ini mcuunjukkan buhwa minat masyarakai untuk mengembangkan tunuman kakao lebih bail. dibandingkan tam11m111 kelapa dan Jada. Mcnurut Badan Pcrcncanaan Pcmbangunan Dacrah (Bappcda) Kabupaten Lampung Timur (2006), pcrbandingan kelayakan invcstasi usaha Iani tiga komoditas perkcbunan utama di Larnpung Timur yaitu kelapa, lada, clan kakao (dihinmg pada tingkat diskon Iaktor 17 % dcngan tinglwl teknologi yang ada pada pctani) adalah sebagai berikut: Tube! I Kclayakan investasi usaha Lani komoditi pcrkebunan utama di Larnpung
Timur
'NoI 2
3
Kornoditi
NPV (Rp.)
Kclapa
8,329, 178.26
Lada Kakao
J 4,211,240.67
tRR (%)
B!C ratio
Payback Pcriodc
18
7.Jo
19
335 4.72
JI tahun, 2 bu Ian. 7 rahun, l bulan,
30,664, 785.JO 30 Sumbcr : Bappeda Kab, Lampung T1111ur, (2006).
4 tahun, 4 bulan,
-
3 Dari tabe! tersebut terlihat bahwa tanaman kakao mcmiliki kelayakan investasi yang lebih rnengumungkan dibandingkan tanaman kelapa dan lada Berdasarkan data dari Badan Pusat Starisrik (BPS) Lampung Timur (2007), saat ini luasan tanaman kakao di Lampung Timur mencapai 9.749.50 ha, yang rnerupakan luasan terluas ketiga setelah tanaman kelapa dan Jada. Produkrifitas rata-rata kakao rakyat
Lampung, 2007). namun masih jauh dibawah produktifitas potensial tanaman kakao yang menurut Spilianc (1995) dapat mencapai 2000 kg per ha Pada tahua 2003, ekspor komodiri kakao Kabupaten Lampung
Timur
mencapai US$ 4.6 juta dcngan volume ekspor mcncapai 3, I 53 60 ton sedangkan tahun 2005 mcncapai USS 13. 7 juta dengan volume ckspor mencapai I 0,466.24
ton (BPS Larnpung Timur. 2006). Selain itu, nilai ekspor komoditi kakao tahun 2005 menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan kornoditi lain (Tabcl 2). Hal ini
menunjukkan bahwa komoditi kakao merupakan komoditi yang mcmiliki peran besar dalam pembangunan ekonomi di I .ampung Timur. Tabel 2 Nilai ekspor Kabupaten Lampung Timur tahun 2005 No. I
-,
~
3 4
Komoditi
Nilai Ekspor (USS)
Lada llitam Kopi Robusta Kakao
7.468,5 ll J.166,426 13,770,480 1,828,494
5
Pisang segar Cabe Jawa
6
Kayu manis
7 8 9
Pinang
1,996 45.785
Jahc
51,582
27,793
Bungkil Kopra
10 MSG 11 Tapioka Sumher ; BPS Kab. Lampung TID!ur. 20:>6. Keberhasilan
pengusahaan
286,185 12,181,142 J,861,493
canaman kakao di Lampung Timur sernak in
terbukri dcngan keberhasilan pc.ani di Desa Labuhan Ratu IV menjalin kernitraan dengan PT Delfi, perusahaan produksi makanan yang berpusat di Tanggerang. Sebagai tahap a~•'31. mulai bi.lan Juni tahun 2007, perusahaan
tersebur siap
4
mcmbeli biji kakao fermeruasi dcngan kuota 500 2007).
1011
per bulan (Radar Lampung,
Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan pembinaan Badan
Pengkujian
Teknologi Pcnanian Lampeng (lll'TP) 1.ampung yang telah
rnelakukan program Primatani Kakao sejak tahun 2005. Dukungan lain yang dibcrikan oleh l:lPTP berupa pendirian Laboratorium Agrobisnis Primarani Lahan Kcring Dataran Rendah lklim Basah di desa Labuhan Ratu JV yang merupakan sarana penunjang Program Primmani Kakao di desa rcrscbut. Melihat minar rnasyarakat yang tinggi dan prospck pasar yang baik bagi komoditi kakao, serta didukung dcngan kcbijakan pemerintah yang rncmadai mcmungkinkan unruk dilakukannya pengembangan komoduas kakao lebih luas di l.arnpung Timur. Rumusan Mcsalah Di Kabupatcn l.arnpi.ng Timur. sekror pcrtanian mcrupakan sektor basis.
Sckror ini mcnyumbang PDRB terbesar dibancling scktor Iain dalam beberapa tahun terakh.r.
Disamping itu sektor ini juga menyerap jumlah tcnaga kcrja
terbanyak, yaitu scbcsar 462.70R jiwa arau 64.9~ % dari jumlah angkaran kcrja pada tahun 2005 (OPS Lampung Timur, 2006). I lal ini mcnuujukkan bahwa scktor ini rnerupakan scktor )'ang sangat penting bagi pcrkcmbangan wilayah Kabupatcn Lampung Timur. karcna scbagian besar masyaraknt rncnggantungkan hidupnya pada sektor ini. Dari scktor pertanian, kontribusi PDRR terbesar didapatkan dari sub scktor tanarnan bahan makanan, perikanan, dan perkebunan. Masmg-masing subsektor tcrscbut mcrupakan subsektor prioritas bagi pemcrintah daerah Lampung Timur untuk terns dikembangkan dalaru rangka pcningkatan kesejahteraan masyarakat, Dengan jumlah penduduk miskin
sebcsar 262.7R4 orang atau 27.49 % dari
jumlah penduduk Lnmpung Timur (BPS Propinsi Lampung, 2006), yang umumnya tinggal di pedesaan, maka pcmbangunan sektor pertanian melalui keliga subsektor diatas diharapkan dapat memacu kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat menekan arau menghilangkan angka kerniskinan tersebut,
Subsektor pcrkcbunan sejak dahulu telah berkembang di Lampung Timur. Sebagian besar perkebunan di Lampung Timur merupakan perkebunun rakyat dcngan luas total 48,747 ha denganjumlab pctani pckcbun 72,176 kepala keluarga
5 (Dinos Perkebunan Propinsi Lampung, 2006).
Kontribusi scktor ini terhadap
Prociuk Domcstik Regional Bruto (PDRB) Kabupaien I .ampnng Timur tahun 2005 scbesar 7.14 % dan merupakan scktor kelirna terbesar pcnyumbang PDRB (BPS Lampung Timur, 2006). Dengan luasan lahan kering yang lcbih dnminan dibaudingkan
lahan basah (98.921
ha), maka subscktor pcrkcbunan
merupakan
salah satu potcnsi dalam rangka pcningkatan kcscjahteraan masyarakat. Di samping iiu, ranaman perkcbunan memiliki kelebihan karena merupukan tanaman tahunan yang hanya rnernerlukan modal pada awal pcmbukaan kebun, yang selanjutnya
hanya dibutuhkan
pcrawaran tanaman sampai umur produktif,
sedangkan produksi yang dihasilkan dapat rnencapai puluhan tahun, tcnru saja sangat memharuu peiani dalam pcningkatan pendapaumnya. Komoditi perkebunan yang cukup pesat perkcmbangannya saat ini dan mcmiliki
prospek pasar yang haik di I .i1mp11ng Timur adalah
tanaman kakao,
Hurga jual yang tinggi dan stabil bcbcrapa rahuu terakhir urcmhuat tingginya rninat masyarakat mcmbudidayaknn tanaman kakao di Lampung Timur. Harnpir
scbagian besar lahun pekarangnn dan kcbun masyarakat di tanami tanarnan kakao. Lumpung Timur yan~ dahulu rnerupakan scntra Jada. berlnhan-lnhan
bcrubah
mcnjadi scntra kakao. Banyak lnhan-lahan yang tidak produktif atau kcbun-kebun
lada yang telah tua diganti dcngan tanaman kakno. I.lntuk mcnghindari agar masyarakat tidak dirugikan dengan menanan tanarnan kakuo di lokasi yang tidak sesuai dcngun kriteria tumbuh tanaman
(hiofisik], aspek spasial (tata ruang), dan aspek ekonnmi, maka dipcrlukan arahan bagi masyarakru dalam mcmilih lokusi yang repat uruuk budidaya ranaman tcrsebut.
Dengan pcmilihan lokasi yang tepat, produk yang dihasilkan ukan
maksimal dan akan berkorelasi dcngan kcuntungan yang didupat, Untuk itu, yang menjadi pcrtanyaan adalah dimanakah lokasi pcngcmbangan tanaman kakao yang sesuai dan tcrsedia di Lampung Timur?
Dcngan dikctahuinya lokasi-lokasi yang
sesuai, maka diharapkan pcluang keberhasilan pengusahaau kcbun kakao rakyat
akan lcbih bcsar dan tcntunya akan meningkatkan kcscjahteraan rnaxyarakat. Di samping lokasi yang memenuhi pcrsyaratan turnbuh tanaman, fsktor kclayakan usaha juga merupakan hal yang per Ju diperhatikan,
Aspek keunrungan
(inansial merupakan suatu kcharusan dalam pengusahaan suatu tanaman.
Tak
6 jarang petani menanam suatu tar.aman hanya mcnghasilkan keuntungan yang kecil atau hanya mcmperoleh pcngembalian modal hahkan ada yang rugi. Hal tersebut dikarenakan
bclum
adanya
pcrhitungan
yang
matang
oleh
petani
dalam
rnerencanakan pengusahaan kebunnya baik aspek budidaya rnaupun aspek pasar.
Karena itu perlu diketahui apakah kondisi perkcbunan kakao rakyat di Lampung Timur saat ini Lelah rnernberikan kcuntungan yang sesuai bagi modal yang telah dikeluarkan pctani.
Hal terscbur terutama bagi pctani yang mcnanarn tanaman
kakaonya di daerah yang memiliki marginal bagi tanaman kakao.
tingkat kesuburan
yang sedang hingga
Umuk itu yang menjadi
pcrtanyaan adalah
bagairnanakah kelayakan finansial pengusahaan perkebunan kakao rakyat pada tiap tingkat kelas kescsuaian !ahan?
Aspck pasar merupakan
salah satu faktor penentu bagi keberhasilan
pengusahaan kebun kakao rakyai, Unruk komodiu kakao, kcbutuhan dunia yang cenderung ecrus rneningkat mengakibatkan harga kakao cukup stabil dan cendrung mcningkat. Beberapa bu Ian terakhir harga kakao di tingkat petani mencapai harga yang paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir yaitu sebesar Rp. 11,000 J J,000. Petani juga tidak mengalami kesulitan dalam penjualan biji kakao karena pedagang pengumpul cukup banyak yang mendatangi petani untuk memheli biji kakaonya.
Permasalahannya adalab apakah rantai pemasaran biji kakao oleh
petani di Lampung Timur saat ini tclah cfisien?
Efisien dalam ani apakah
keuntungan yang didapatkan pctani (farmer share) cukup sebanding/sesuai dengan
modal atau pengorbanan yang dikcluarkan petani dan apakah harga dj
tingkat petani mempunyai keterpaduan yang tinggi dcngan harga di level eksportir? Hila helum efisicn, fal:tor apa yang menyebabkannya dan apa altematif pemecahan masalah tersebut sehingga rantai pemasaran biji kakao di Larnpung Timur menjadi lcbih elisien. Pengembangan
tanaman kakao di Lrunpung Timur diharapkan
dapat
rucningkatkan kesejahtcraan masyarakar. Unruk rnencapai hat tcrsebut diperlukan
kerjasama
berbagai pihak dalam rangka mengembangkan
dan mendorong
peningkatan kincrja pengusahaan perkebunan kakao rakyat di Lampung Timur. Seoagai langkah awal maka perlu diidcntifikasi faktor-faktor kewilayahan
apa
yang menentukan kinerja pengusahaan kebun kakao rakyat, Dengan diketahuinya
7 faktor-faktor
penenru
tersebut diharapkan mcnjadi masukan bagi pemcrimah
dalam mendukung pcngembangan tanaman kakao di Lampung Timur sekaligus rncnjadi suatu arahan yang menunjukkan dacrah-daerah yang prospektif untuk dikernbangkan.
Disamping itu dengan masih tingginya angka kerniskinan di
Lampung Ti111ur, diharapkan dengan pcngembangan tanaman kakao mcnjadi salah ~lllu solusi dalam pengentasan kemiskinan.
Untuk itu perlu dianalisis apakah
sejauh ini ierdapat kctcrkaitan antara pcngusahaan perkebunan kakao dcngan peningkatan kesejahteraan masyarakat (kinerja pembangunan daerah). Berdasarkan uraian diatas, rnaka dirumuskan beberapa masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
I.
Dimanakah lokasi pengcmbangan tanaman kakao yang sesuai bcrdasarkan aspek fisik lahan dan spasial?
2. Bagaimanakah kclayakan finansial pengusahaan kebun kakao rakyat pada tiap kolas kcscsuaian lahan? 3. Bagaimanakah cfisiensi kelembagaan pernasaran kakao rakyat? 4. Apakah faktor-faktor penentu kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat?
5. Apakah kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat mcmpunyai kererkaitan dengan kinerja pembangunan dacrah '! Tujuan Peuelitian
Berdasarkan rurnusan masalah diatas rnaka rujuan penelitian ini adalah : L
Mengcvaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kakao.
2.
Mernbuat lokasi arahan pengcmbangan perkebunan kakao rakyat.
3.
Mcnganalisis kclayakan finansial pengusahaan kebun kakao rakyat pada tiap tingkat kesesuaian lahan.
4.
Menganalisis margin
Iara
niaga dan integrasi pasar dalam saluran pemasaran
biji kakao rakyat. 5.
Menganalisis indeks komposir dan rnembuat tipologi wilayah berdasarkan kinerja pengusahaan kcbun kakao rakyat clan kinerja pembangunan daerah.
6.
Menganalisis
faktor penentu kinerja pengusahaan kebun kakao rakyat dan
kcterkaiiannya dengan kinerja pembangunan daerah.
8 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penclitian ini adalah sebagai masukan bagi pemerintah dalam pengambi Ian kebijakan pengernbangan pcrkebunan kakao di Lampung l'imur sehingga dapai meningkatkan kesejahteraan petani kakao khususnya dan pcningkatan ekonomi dacrah urnumnya. Di samping iru juga sebagai pcnambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pengcmbangan kawasan khususnya scktor perkebunan.
TINJA UAN PUST AKA Pernbangunan Ekonomi \Vilayab
Secara filosofis proses pcmbangunan dapat diartikan sebagai "upaya yang sistcmaiik
dan bcrkesinambungan
untuk rnenciprakan kemfaw1 yang dapat
rncnycdiakan berbagai alternatif yang snh bagi pcncapaian aspirasi scriap warga
yang paling humanistik" (Rustiadi et al.. 2006).
Pembangunan juga dap:~1
dikonseptualisasikan sebegai suatu proses perbaikan yang bcrkcsinambungan alas suatu rnasyarakat atau suatu sisrem sosial secara keseluruhan menuju kchidupan
yang lebih bail:. atau lcbih manusiawi, Scdangkan menurut Todaro (2000) dalam Rustiadi et ul, (2006). pcmbangunan harus mcmenuhi tiga komponen dasar yang dijadikan scbagai basis konscptual dan pedoman praktis dalam mcmaharni pcmbangunan yang paling hakiki
yaitu kecukupan (>1is1e11m1ce)
rncmcnuhi
kebutuhan pokok, meningkatkan rasa harga diri aiau jatidiri (self esieem) serta kcbcbasan (jieedom) uutuk memilih. Mcnurut Arsyad (1996), pcmbangunan ckonomi dapat dianikan
scbagai
kcgiatan-kcgiaum yang dilakukan suatu ncgara untuk mengembangkan kcgiaran ekonomi dan kualitas hidup rnasynrakatnya.
Pembangunan ekonomi harus
dipandang scbagai suatu proses dimana tcrjadi saling kctcrkaitan dan Saling mempcngaruhi
antara faktor-faktor yang rnenyebabkannya.
Pembangunan
ckonomi tersebut harus dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama sehingga diketahui tuntutan peristiwa yang timbul sehingga akan rnewujudkan peningkatan kcgiatan ekonomi dan taraf kesejahtcraan rnasyurakat dari suatu tuhap pernbangunan ke tahap pembangunan berikutnya.
Anwar (200ib)
berpendapat bahwa paradigrna pcrnbangunan ekonomi wilayah scharusnya lebih mcngarah kepada pcnguaian basis ekonomi yang memiliki priusip keseimbangan (equuy) yang mendukung pertumbuhan ckonomi (Pjit:i1mcy), dan keherlanjutan (su.rl(mwbilily).
Pcmbangunan ekonomi wilayah scyogyanya juga dilakukan
dcngan menggunakau para
tkxa! community-based ecnnnmy) dan sumber daya domestik.
Anwar ( 1999)
rnenckankan agar pembangunan ckonomi wilayah harus berorieruasi
pada
peningkatan kesernpatan kerja. penurunan kcsenjangan antara produktivitas sektor pcrtanian dan nonpertanian, serta menciptakan "social safety 11d' ! kebutuhan
10
dasar bagi golongan miskin terlemah dan membantu mereka melalui programprogram padat karya tfoodfor work programs). Kcberhasilan pernbangunan ekonomi ditunjukkan
oleh riga nilai pokok.
yaitu I) berkcmbangnya kernampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic neats), 2) meningkatkan rasa harga diri (self 1~steem), rnasyarakat sebagai manusia, da.n 3) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih (freedomfrom servi111de) yang merupakan salah satu hak asasi manusia, Prospek l'engcmbangan Tanaman Kakao Perkebunan kakao Indonesia rncngalami perkembangan pesal sejak awal tahun 1980-aIL
Pada tahun 2002, areal perkebunan kakao Indonesia tercatat
seluas 914,051
ha dimana sebagian besar (87.4%) dikelola oleh rakyat dan
selebihnya merupakan perkebunan bcsar negara (6.0% ) dan perkebunan bcsar swasta (6.7%) (Balitbangtan, 2005). Keberhasilan perluasan areal tersebut tclah mcmberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil mcnempatkan diri sebagai produscn kakao tcrbesar kedua dunia setelah Pantai Gatling (Cote d'Ivoire) pada tahun 2002, walaupun kembali tcrgeser ke posisi ketiga oleh Ghana pad a tahun 2003. Tergcsernya posisi Indonesia tersebut salah sarunya disebabkan oleh makin mengganasnya serangan hama Pcnggerek Buah Kakao (PBK). Di samping itu, perkakaoan Indonesia dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain muru produk yang masih rendah dan masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu tuntangan sckaligus peluang bagi para investor untuk mcngernbangkan usaha dan mcraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao. Dari scgi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan haik dapat rnencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Kelebihan kakao Indonesia yang lain adalah tidak
mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending (Balitbangtan. 2005). Sejalan dengan kcunggulan rcrsebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ckspor maupun kcbutuhan dalam negeri. Dougan kata lain, potensi
untuk menggunakan industri kakao scbagai salah saru pendorong perturnbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.
11
Mcncennati sejauh mana peluang yang dimiliki Indonesia untuk menjadi produsen kakao tcrkemuka Junia. beberapa keunggulan komparatif pengusahaan
kakao yang dirniliki Indonesia dibanding negara produsen kakao lainnya seperti Afrika don Amcrika Latin antara lain : (I) lahan pengcmbangan yang masih terbuka lebar. (2) jurnlah tenaga kerja rnelimpah, (3) secara geografis Indonesia terletak pada posisi strategis karena dekat Jcngan negara tujuan ekspor schingga biaya transportasi jauh lehih murah. dan (4) sistcm politik luar ncgeri bebas aktif mcmudahkan Indonesia menembus pasar ke negara-negara pengimpor (Husain, 2006). Di samping itu, berkaca dari kebcrhasilan pengcmbangan tanarnan kakao di pulau Sulawesi yang cukup mengejutkan dunia dalam periode 1980 - 1994, Akiyama dan Nishio (1997) mcnyatakan bahwa keberhasilan pengernbangan tnnaman kakao di pulau tcrsebut ditentukan oleh bcbcrapa fakror, yairu kctersediaan lahan yang sesuai, biaya produksi yang rendah, sistcm pasar dcngan kornpcrisi tinggi, infrastrukrur rransportasi yang mendukung, kcbijakan rnakro
ekonomi yang rnendukung. dan adanya kcwirausahaan petani kecil,
Unruk
mcnjadikan Indonesia sebagai produscn kakao terkemuka di duniu, faktor-faktor kebcrhasilan diatas bukanlah hal sulit unruk diterapkan di daerah lain. Tentunya diperlukan dukungan semua pihak terutama pcmcrintah untuk rnewujudkunnya. Indonesia scbenarnya bcrpotensi unruk mcnjadi produscn utama kakno dunia, apabila berbagai permasaluhan utama yang dihadapi perkebunun kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikcmbangkan dan dikclofa sccara baik. Menurut Balai Penelitian dan Pengcmbangan Pcrtanian (2005), Indonesia masih memiliki lahan poteusiul yang cukup besar unruk pengembangan kakao yaitu lebih dari 6.2 juta ha tcrutama di Irinn Jaya, Kalimantan Timur, Sulawesi Tcngah, Maluku dan Sulawesi Tenggara, Di saruping itu kebun yaog telah dibangun rnasih berpeluang untuk ditinglcatkan produktivitasnya karena produktivitas rataratn Saul ini kurang dari 50% potensinya.
Di sisi lain situasi pcrkakaoan dunia
beberapa tahun terakhir sering rnengalami detisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi.
unruk segcra dimanfaatkan.
Kondisi ini merupaxan suatu peluang yang baik
Upaya pcningkatan produksi kakao mcmpunyai arti
yang strutegis karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih bclum tergarap. Dengan kondisi harga kakao dunia yang
12
rel mi f stabi I dan cukup tinggi maka perluasan areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan akan terns berlanjut dan hal ini perlu mendapat dukungan agar kebun
yang berhasil dibangun dapat memberikan produknvitas yang tinggi. Produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor clan hanya sebagian kccil yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri, Produk yang dickspor sebagian besar (78.5%) dalam bentuk biji kering (produk primer) dan hanya sebagian kecil (21.5%) dalam bentuk basil olahan. Tujuan utama ekspor kakao Indonesia adalah Amcrika Serikat, Malaysia, Brazil dan Singapura,
Perkembangan produksi.
ekspor dan impor kak.ao Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut: 700
:J e c
J .0
ii:
-+-ProduksiJ
400
...._Elcspor
JOO
--ik-lmpor
200
I
100 0
...o, ~o/ ._'I!'>~ ..'If'J°'
.g.
,.,,<::;
Tahm
Gambar I Pcrkernbangan produksi, ekspor, dan imper kakao Indonesia (Somber Balitbangtan, 2005). Pada garnbar diatas tampak bahwa volume produksi clan ekspor kakao Indonesia terus meningkat cukup tajam, sementara volume irnpornya relatif stabil pada tingkat yang sangat rendah.
Impor biji kakao dibutuhkan sebagai bahan
pencampur bahan baku industri pengolahan kakao domestik. Kon.sumsi biji kakao dunia scdikit berflukruasidengan kecenderungan terns
meningkat, sehingga bcberapa tahun tcrakhir terjadi defisit produksi.
Negara
konsurnen utama biji kakao dunia adalah Belanda dengan tingkat konsumsi 440.000 ton pada tahun 200212003. Konsumeu ulama lainnya adalah Amerika Serikat, Pantai Gading, Brazil dan Jerman dengan konsumsi masing-rnasing 410.000 ton, 285,000 ton, 200.000 Ion dan l 90.000 ton. Kcscirnbangan produksi dan konsumsi kakao dunia tersebut dipcrkirakan terns berlanjut, bahkan lebih cenderung mengalami dcfisit karena bcberapa negara
13
produsen utama rnenghadapi berhagai
kendala dalarn upaya rncningkatkan
produksinya umuk mcngimbangi kenaikan konsumsi. Pantai Gatling rucnghadapi masalah karcna ada keharusan untuk rnengurangi subsidi dan kestabilan politik dalam negeri. Ghana dan Karnerun juga mcnghadapi masalah subsidi dan insentif harga dari pcrncrintah,
Sedangkan Malaysia menghadapi masalah ganasnya
serangan harna Penggerek Buah Kakao (PBK) dan adanya kebijakan untuk berkonsentrasi ke kelapa sawit.
Kondisi
(ersebut sangat menguntungkan
Indonesia, tcrlebih animo masyarakat untuk mengcrnbangkan pcrkebunan kakao beberapa tahun terakhir sangat besar. Areal perkcbunan kakao berkcmbang ratarata hampir l 0% per tahun selama I ima tahun terakhir dan ha! tersebut merupakan suatu tingkat perturnbuhan yang sangat bcsar pada posisi areal perkeounan kakao yang mendekati sejuta hektar. Evaluasi Kesesuaian Laban
Evaluasi lahan adalah bagian dari proses perencanaaan iata guna tanah dengan mcmbandingkan persyaratan yang dirninta oleh ripe penggunaan lahan yang akan ditcrapkan dengan kualitas lahan yang climiliki oleh lahan yang akan digunakan. Tujuan evaluasi lahan adalah untuk mcnentukan kelas kescsuaian lahan untuk tujuan tenentu (Ilardjowigeno dan Widiatrnaka, 2001). Potensi suaru wilayah untuk pengernbangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan anrara sifat fisik Jingkungan yang mencakup ikliin, tanah, terain, dan hidrologi dengan persyaratan penggunaan lahan atau pcrsyaratan tumbuh tanaman, Kecocokan autara si fat fisik lingkungan dari suatu wilayah dengan persyaratan penggunaan atau komoditas yang dievaluasi mcmberikan
gambaran
a1<111
inforrnasi bahwa lahan tcrscbut potensial dikembangkan untuk
komoditas tcrscbut. Ila! ini mempunyai pengerrian bahwa jika lahan tersebut cligunakan untuk penggunaan tertentu dengan mernpertimbangkan bcrbagai asumsi
mencakup
masukan yang diperlukan akan mampu memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkun. Inti prosedur evaluasi lahan adalah menentukan jenis penggunaan (jenis ranaman) yang akan ditetapkan, kcmudian menentukan persyaraian dan pembatas
perrumbuhannya dan akhirnya membandingkan persyaratan pcnggunaan lahan (pcrturnbuhan tanarnan) tcrscbut dengan kualitas lahan secara fisik.
Klasifikasi
14
kclas kesesuaian lahan yang biasa digunakan adalah klasifikasi menurut metode FAO (1976).
Metode ini digunakan unruk mengk]asifikasikan kelas kesesuaian
lahan herdasarkan data kuanritauf dan kualitatif, tergantung data yang terscdia (Hardjowigeuo dan Widiaunaka, 200 I 1 Ada dua peudekatan yang dapat ditempuh dalam melakukan cvaluasi iahan. yaitu pendekatan dua tahapan (1wo stage approach) dan pendekatan paralel (parallel approach). Pada pendekaran dua tahap, proses cvaluasi dilakukan secara bcrtahap, pertama: cvaluasi secara fisik dan kedua : evaluasi secara ekonomi dan
sosial (kadang-kadang tidak dilakukan).
Pendekatan ini biasanya untuk evaluasi
perencanaan penggunaan lahan secara umum cla)am tingkat survei rinjau (Hardjowigeno dan Widiarmaka, 2001)
Sedangkan pada pendckatan paralel
kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan ekonomi dilakukan bersamaan (paralel) atau dengan kata Jain analisis ekonomi
sosial dari jenis penggunaan
lahan
dilakukan secara sercmpak bersamaan dengan pengujian faktor-faktor fisik. Pendekatan ini umumnya menguntungkan untuk suatu acuan yang spesi ti k dalam kaitannya dengan proyek pengembangan lahan pada tingkai semi dctil dan deril dan diharapkan hasil yang lebih pasri
pada tingkat kelas lahan
yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu : sangat sesuai (SJ), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan kc dalam kelas-kelas.
Sub-kelas,
adalah tingkat dalam kelas kesesunian lahan. Kelas kescsuaian Iahan dibedakan menjadi sub-kelus berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang iucnjadi Iaktor pcmbaras terberat.
Faktor pembatas ini sebaiknya dibarasi jumlahnya,
msksirnum dua pembatas. Tergantung peranan faktor pembatas pada masingrnasing sub-kelas, kemungkinan kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan ini bisa diperbaiki dan ditingkatkan kelasnya scsuai masukan yang diperlukan. Unit. adalah
tingkat dalam sub-kelas kesesuaian lahan yang didasarkan pada sifat
15
tamhahan yang berper.garuh dalam pengelolannya, Scmua unit yang bcrada dalarn satu sub-kelas mempunyai tingkaian yang sama dalam kelas Unit yang satu berbeda dari unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pcngelolaan yang dipcrlukan dan sering merupakan pernbcdaan tingkat dctil dari Iaktor pcrnhatasnya.
Dengan diketahuinya pembatas tingkat unit tersebut
mcmudahkan penafsiran secara detil dalam perencanaan usahatani.
Produksi tanaman sangat ditentukan oleh tingkat kesesuaian lahannya. Semakin sesuai lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman maka produksi yang dihasilkan akan mencapai optimal. FAO (1983) mengemukakan pcrkiraan produksi tanaman yang dihasilkan berdasarkan klasifikasi kcscsuaian lahannya seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 3 Penilaian kclas kesesuaian lahan bcrdasarian produksi oleh FAO Kelas
SI S2
S3
>r ...._
klasifikasi I Produksi Ootimal (%) Input Manajcrnen Sangat Sesuai > 80 Tanpa input Agak Sesuai 60-80 Input praktis daa ckonomis Sesuai Marginal .t0-60 Input praktis dan harus ekonornis Tidak sesuai <40 Input tidak rnenambah produksi
Sumber : l'AO. (1983).
I
I
Hasil penilaian kelas kesesuaian lahan dapat berupa kelas kesesuaian lahan
aktual dan kelas kesesuaian lahan potensial.
Menurut Hardjowigeno dan
Widiatmaka {2001), kelas kesesuaian lahan akrual menyatakan kesesuaian lahan bcrdasarkan data dari basil survei tanah atau sumberdaya lahan, belurn
rnempenimbangkan rnasukan-masukan yang diperlukan untuk mcngatasi kendala atau faktor-faktor pcmbatas yang berupa sifar lingkungan Iisik termasuk sifat-sifat tanah dalam hubungannya dengan persyaraian rumbuh tanaman yang dievaluasi. Sedangkan kcscsuaian lahan potensial menyatakan keadaan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Usaha perhaikan yang dilakukan harus
mempcrhatiakan aspek ekonominya
Artinya, apabila Jahan tersebut diatasi
kcndala-kendalanya, rnaka harus diperhitungkan apakah secara ekonomi dapat mcmberikan keuntungan.
16 Kelaynkan Finansial Usaha Tani
Untuk mengctahui secara komprchcnsif' bagaimana aspck pengembangan usaha suatu kornoditi pcrtanian maka harus dikaji kelayakannya secara finansial. Mcnurut Giuinger (1982), aspck finansial
terutama menyangkut perbandingan
aruara pcngcluaran dengan pendapatan (re1-er111e earings; dari usaha perkebunun kakao rakyat serta waktu didapaikannya hasil (returns). Untuk mcngetahui secara komprehensif tenrang kincrja layak atau tidaknya usaha terseout, dikernbangkan bcrbagai kriteria yang pada daxarnya rnernbandingkan amara biaya dan manfaat atas dasar suatu tingkat hargn
1111111111
tctap yang diperoleh dcngan mcnggunakan
nilai sekarang iprescm value) yang telah didiskonlu selarna umur usaha produktif perkcbunan kakao rakyat .
Cara penilaian jangka panjang yang paling banyak ditcrima adulah dcngan mcnggunakan
Discounted Cash l/low Anakysis (DCF) atau Analisi» Aliran Kas
yang di diskonto (Gittinger, bahwa
uang
mernpunyai
1982). Analisis nilai
wakru
ocr mcmpunyai yang
rnerupakan
kcunggulan yaitu ciri-ciri
yang
rnernbedakannya dari teknik lain. Ciri pokok darl analisis 'DCP aduluh rnenilai harga dengan rnempcrhuungkan
unsur wakiu kejadian dan bcsarnya aliran
pembayaran tunai tcash }low).
lliayn dipandang sebagai negatif cash flow
sedangkan pendapatan sebagai posttt]' 1:11sh flow. Suatu asumsi kunci yang dipakal
adalah bahwa uang yang ada sekarang lebih berharga dari jumlah uang yang sama dimasa yang akan datang.
Nilai uang untuk wakru mendatang yang dihin1ng
dengan bunga adalah nilai uang yang tclnh direncanakan, dimana proses perhituugnnnya disebut compounding. Scdengkan faktor untuk mcngkonversi nilai masa depan ke nilai sekarang disebut discount rare. terjadi dirnuna nilai sckarang dari biaya dan
rnanfaat
akan sarna dengan Infernal Rate of Return (UU~).
Oleh karcna itu dalarn menilai suaru
US8ha
yang rnenggunakan
ocr
didasarkan alas tiga kriteria kinerja keuangan, yaitu Net Present Value (NPV). Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (DCR). (a] Net Present Value, merupakan nilai sekarang dari suaru usaha dikurangi
dengan biaya sckarang dari suatu pcngusahaan pada tahun tertentu.
Sclcksi
format terhadap NPV untuk mcngukur nilai suatu usaha bila NPV bemilai positif bila c.lic.liskont.o pada Social Opportunity Cos: of Capitol. Dimana bila nilai NPV
17 >O (posirif) maka usaha tersebut diprioritaskan pclaksanaannya,
Apabila besarnya
NPV sama dcngan nol berarti usaha tersebut mcngembalikan persis sebcsar Sosia!
Opportunity Cost oj Capisal. Scdangkan apnbila besnrnya NPV < 0 (ncgarif) maka scbaiknya usaha ditolak
dan sekaligus mengindikasikan
ada jenis
penggunaan lain yang lebih menguntungkan. (b). Internal Rate of Return. adalah cara lain untuk penggunaan aliran kas yang
tcrdiskonto untuk menilai suatu usaha dcngan menentukan discount rate dimana NPV uliran kas sarna dengan not, dan beneflt cost ratio sama dcngan satu. Discount r111e ini discbut IRR. mcrupakan tingkat suku bunga yang mernbuat suaru usaha akan mcngcmbalikan sernua investasi selama umur usaha.
Suatu
usaha akan ditcrima biln IRR nya lebih bexar dari Opportunity Con of Capital atau lcbih bcsar dari suku bunga yang didiskonto yang tclah ditctapkan clan bcgiiu scbaliknya,
Hiasanya untuk menghitung bcsarnya !RR dilakukkan
dengan trio/
and error dengan nilai suku bunga tcrtcntu yang diunggap rncndckati nilai IRR yang bcnar dan selanjumya menghitung NPV dari arus pcndapatan clan biaya. Jika nilai IRR lebih kccil dengan nilni suku bunga yang berluku sebugui social
discount rate, maka Nf>V tidak dilnksanakun.
<.
0 (negaiif) aninya kcgiaran usaha tcrscbut sebaiknya
Sedangkan, jika nilai IRR:?: dari social discount rate maka
dapat ililaksanakan. (c) Benefit Cost Ratiu, dipakai secara cksklusif untuk rnengukur manfaat sosial dalam analisis ckonomi clan jarang dipakai uutuk analisis investasi private. RCR sendiri merupakan cara cvaluasi dcngan mcmbandingkan
nilai sekarang seluruh
husil yung dipcrolch suatu usaha dengan nilai sckarang seluruh biaya. dcngan cara mcmbagi jumlah hasil diskonto pcndapatan dengan
Diperoleh
jumlah hasil
diskonto biaya. Kritcria yang digunaknn adalah jika BCR > I berarti NPV > 0 dan memberikan tanda "Go". Bila BCR
Tingkat efisicnsi sistem
pemasaran
s~atu usaha dapat diukur autara lain
dengan pcndekatan margin tataniaga dan keterpaduan pasar.
Azzaino (1983)
mcndcfinisikan margin tataniaga sebagai pcrbcdaan harga yang dibayar konsumen akhir untuk SUllU produk dengan harga yang diterima peiani produsen untuk
18
produk yang sama,
Margin tutnniaga ini tennasuk scmua ongkos yang
menggcrakkan produk terscbui rnulai dari pctani sampai kc konsumen akhir.
Tomek dan Robinson t J 997) mendcfinisikan margin tataniaga sebagai bcrikut: (I) perbcdaan harga yang dibayar kunsumcn dcngan harga yang diterima produscn, (2) kumpulan balas jasa yang diterima oleh jasa tataniaga scbagai akibat adanya
permintaan clan pcnawaran. Besar kecilnya margin taianiaga sering digunakan sebagai kriteria untuk mcnilai apakah pasar tcrscbut sudah atau belum efisicn. Tingginya margin dapat
disebabkan oleh berbagai Iaktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan tataniaga, antara lain ketersediaan fasilitas lisik tataniaga scpcrti pengangkutan,
pcnyimpanan, pengolahan, resiko kerusakan, dan lain-Jain.
Fungsi penting
lainnyu dalam pemasaran adalah sistem harga dan mekanisme pembentukan harga yang banyak ditontukan
oleh faktor waktu, terupat, dan pasar yang akan
mernpengaruhi kcadaan penawaran dan permintaan. Pembcnrukan harga suatu komoditas pada sctiap tingkut harga tergantung pada struktur pasar yang rnenghubungkannya.
Dalam strukrur pasar yang bersaing scmpurna misalnya
hubungan harga yang diterirna petani produsen dengan harga yang dibayar
konsurnen atau hubungan antar tingkat pasar akan erat sekali. Keadaan yang dcmikian rnerupakan salah saru cermin dari sistcm taraniaga yang cfisicn. Analisis keterpaduan pasar adalah analisis yang digunakan untuk rnelihat seberapa jauh pernbentukan harga suatu komoditi pada suatu tingkat lembaga tataniaga dipengaruhi olch harga ditingkat lembaga lainnya, Berbagai pendckatan
dapat dilakukan uutuk mclihat fenomena ini. Salah satu pendekatan yang urnurn digunakan
adalah
metode
Autoregresfre Distributed
dikembangkan olch Ravallion ( 1986) clan Heytens
lag.
ti 986).
Metode
ini
Secara rinci model
yang digunakan ditulis sebagai bcrikut: P;, = {l+b1)Pii·1+b1(PA1-P;\1·1)
+ (b3-bllPA1·I
Keterangan : P11
= Harga di pasar setempat (waktu t)
P;,.J
= Harga di pasar setempat (waktu l-1)
P "'
= Harga di pasar acuan (waktu L)
PA•·'
= Harga di pasar acuan (waktu l-1)
I b,,X 1-11;,
(I)
l9 X
= Vektor musiman (peubah lain) yang relcvan dipasar scternpai (wakru l)
µ.1
~
Galat.
Koefisien b2 pada persamaan diutas mcnunjukkan sebcrapa jauh pcrubahan harga di tingkat pasar acuan ditransmisiskan ke tingkat produsen. Apabila nilai parameter dugaan b2 bernilai I, maka perubahan harga 1 persen pada suatu tingkat pasar acuan, akan mengakibatkan pcrubahan harga di tingkat pasar yang lainnya
dalam persemase yang sama.
Olch karena iru scmakin dekat nilai
parameter b2 dcngan I maka akan semakin baik kcterpaduan pasar. Sedangkan eoefisicn (I lbl) dan (b3-bl) masing-masing mcnccrminkan seberapa jauh kontribusi relatif harga periode sebelumnya baik ditingkat produsen maupun pasar acuan terhadap tingkat harga yang bcrlaku sekarang ditingkat produsen,
Rosio antara kcdua koefisicn terscbut ( J .,-bf )lb3-b 1) rnenunjukkan
indeks hubungan pasar (lndeks of 111arke1inf! connrction) yang menunjukkan tinggi rcndahnya ketcrpaduan antara kedua pasar yang bcrsangkuian.
lndcks
hubungun pasar dapat dirumuskan scbagai bcrikut : (I +b I ) IMC·
(2 l
(b3-bl)
.
Dirnana :
IMC• lndeks hubungan pasar Undeks of marketing connections. Nilai LVIC yug semakin mendckati nol mcnunjukkan adanya keterpaduan pasar jangka panjang antara harga pada tingkat pctani dan harga pada tingkal eksportir. Di dalam suatu sistern pasar yang efisien, harga-harga cendrung bergerak
bersarna-sama. narnun ndakalanya kondisi seperti ini terjadi bukan disebabkan oleh keridakcfisienan ckonomi
Gerukan harga bersama sepcrti inflasi umum,
musim bersama seperti dalam pcrtanian atau setiap faktor kcbersarnaan yang lain dapat mcmberikan perubahan harga yang selaras walaupun pasar-pasar terxebut
tidak sating berhubungan. Scbaliknya suaiu pasar monopoli sernpurna atau pa~ar yang harganya ditetapkan oleh suatu badau yang berwcnang dcngan rnudah dapat rnernbcrikan kocfisien korelasi yang bcmilai satu schingga dianggap sebagai suatu
pasar yang bersaing sempurna,
20 Sistern Informasi Geografis
Sistern lnforrnasi Geografis (SIU) merupakan suatu xistem bcrbasiskan komputcr
yang digunakan
informasi geografis. rnenganalisis
umuk menyimpan dan mcmanipulasi
inforrnasi-
SIG dirancang untuk mengurnpulkan, menyirnpan dan
obyek-obyek dan fcnomena-fenomena dimana lokasi geografis
rnerupakan karaktcristik yang pcnting atau kritis untuk dianalisis. Aronoff
(1989),
SIG
merupakan
sistem komputcr yang memiliki
Menurut cmpar
kcmampuan dalarn menganalisis data yang bereferensi gcografis, yaitu masukan, keluaran, manajemen data (pcnyimpanan dan pemanggilan data) serta analisis dan manipulasi data,
Sier rnemungkinkaa
pcngguna untuk memahami konsep-konscp lokasi.
posisi, koordinar. peta, ruang dan pcrrnodclan spasial sccara rnudah. Selain itu dcngan SIG pengguna dapat membawa, rnelerakkan dan menggunakan darn ke dalam scbuah bemuk (model) rcprcscntasi miniatur pcrmukaan bumi unruk kernudian dimanipulasi. dimodelkan. atau dianalisis baik secara teksiual. sccara spasial maupun kombinasinya (analisis melolui query atribut dan spasial), hingga akhirnya disajikan dalam bcntuk sesuai dcngan kcbuiuhan pengguna (Prahasia, 2005). Teknologi ~JU akan mcmpermudah para perencana dalam rnengakses data. rncnarnpilkan informasi-informasi gcografis terkait dengan substansi perencanaan, SIG juga dapat membanru para pcrencana dalarn pengambilan kcputusan yang bcrkaitan dengan masalah-masalah spasial yang sangat kornplcks. Diantaranya
SIG dapnt digunakan daJam kajian surnberdaya ekologi tcrmasuk pcrencanaan penggunaan lahan (Lioubuntscva dan De tourney. 1999). Beberapa ahli rnenjelaskan tahapan-tahapan kelengkupan dalam SIG
menjadi tiga tahapan. Tahap pertama kclcngkapan SIG adalab inventarisasi data. Data yang menjadi masukan dalam SIG dupai berupa peta rema.ik digital
maupun
rekarnan digital dari sistem satelit yang sudah membcrikan kcnampakan tentang
informasi yang clibutuhkan (Robinson et al., 1995). Tahap kcdua kelengkapan SIG adalah penambahan operasional analisis patla tahap pertama, Pada tahapan
ini, bcntuk data diberikan kedalam data dengan mcnggunakan data statistik, Berbagai layer dari data yang dihasilkan pada tahap pcrtama dianalisis secara
21 bersama-sama untuk mcnerapkan lokasi atau bentuk yang memiliki atribut sama atau serupa (Robinson et al., 1995). Analisis ini bisa dilakukan dengan tumpang
susun (overlay). Tumpang susun peta merupakan proses yang paling banyak dilakukan dalam SIG.
Selanjutnya kalkulasi peta dapat dilakukan. Kalkulasi
merupakan sekumpulan opcrasi untuk mcmanipulasi data spasial baik berupa pcta tunggal maupun beberapa peta sekaligus. Operasi ini dapat berupa penjumlahan. pengurangan, maupun perkalian antar peta. namun dapat pula melalui pengkaitan dcngan suatu basis data atribut tcrtcntu (Danoedoro, 1996). Tahap terakhir kelengkapan SIG adalah pcngarnhilan kcputusan. Pada tahap ini digunakan model-model untuk mcndapatkan evaluasi secara real time untuk
kemudian hasil yang didapatkan dari pennodelan dibandingkan dengan kondisi di lapangan (Robinso et al., 1995). Keluaran utama dari SlG adalah infocmasi spasial baru. Infonnasi ini perlu unruk disajikan dalam bentuk tercetak (hard copy) supaya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan operasiona] (Danoedoro, 1996).
METODE PENELlTIAN Kerangka Pemikiran Dengan diberlakukannya
otonomi daerah maka paradigma perencanaan
pembangunan mengalami perubahan. Perencanaan pembangunan saat ini bersifat desenrralisasi sehingga dengan demikian setiap daerah harus bisa merencanakan
sendiri pembangunan di wilayahnya.
Sclain itu perencanaan pembangunan
wilayah haruslah mcngcdepankan pemanfaaran sumber daya lokal yang dipercaya akan Icbih
menghidupkan
aktivitas
ekonomi
dacrah
sehingga
mcndorong
pcrrumbuhan ekonomi dun akhimya mcningkatkan kesejameraan rakyat,
Untuk
itu dipcrlukan data dan informasi yang akurat h:ntang potensi sumberdaya suaiu
daerah untuk bisa digunakan dulam pcnyusunan perencanaan pembangunan. Di Kabupaten Lampung Timur. dcngan jumlah penduduk miskin sebcsnr 262,784 orang atau 27.49 % dari jumloh pcnduduk
Propinsi
l.ampung,
2006) merupakan
pekerjaan
l.ampung Timur (BPS
bagi semua
pihak
unruk
mcnghapuskannya, Dengan sekror pcrtanian yang mcrupakan scktor urama bugi masyarakat sckaligus
penyumbang PORD ierbesar
bagi
daerah,
rnaka
pembangunan sektor ini harus terus ditingkarkan. Salah satu subscktor pertanian yang rnemiliki prospck yang bail< dalam peningkatan kcsejahteraan masyarakat adalah subscktor perkcbunan. De:lgan poiensi lahan kering yang cukup luas yaitu rnencapai 98,921 ha subsektor perkebunan rnemiliki prospck terus dikernbangkan.
}'(IJ1g
balk untuk
Tanarnan kakao atau coklat merupakan salah satu ranamun
unggulan scktor pcrkebunan di l.ampung Timur yang sccara urnum telah cukup dikcnal
masyarukar.
pernerintah
dacrah
Pengembangan sebagai
tanaman
kakao mempakan
salah satu program
komitmen
pcmbangunan
subsekior
perkebuoan. Secara nasional pengembangan komoditi kakao juga didukung oleh Pemcrintah
pusat melalui
Deparrcmen
Pcnanian
yang diwujudkan
dengan
dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa Program Revitalisasi Pcrkebunan. !Jal ini rucnun] ukkan bahwa prospek pengembangan tanamaa kakao ke dcpan cukup menjanjikan. Dalam rangka pengcmbangan
tanaman kakao di Lampung l'imur, potcnsi
sumber daya fisik mcrupakan suatu hal yang pcrlu dipcrhatikan dalam rangka penentuan
lahao yang akan digunakan.
Potcnsi surnber daya fisik lahan dapat
23 dikcrahui dengan melakukan evaluasi lahan.
IJcngan rnengetahui tingkai
kesesuaian lahan maka produktifitas optimal yang dihasilkan dapat diperkirakan. Selain itu aspek fisik lahan juga merupakan salah saru faktor yang mesti dipcrhaukan sclain aspek tata ruang
dalarn rangka rnembuat arahan
pengernbangan suatu komoditi. Sclain potensi sumber daya fisik lahan, dalam rangka pengcmbangan suatu komodiii faktor kclayakan finansial merupakan hal penting yang perlu dikctahui. Setiap wilayah mcmiliki karaktcrisiik yang berbeda sepcrti karakteristik sumber daya alam, topogrufi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan sumber daya sosial dan aspek spaslal. Perbedaan karaktcristik tersebut dapat mcmbuat terjadinya perbcdaan biaya dan pendapatan yang ditcrima pctani dalam pengusahaan usaha pcnaniannya. Dalam rangka pengcmbangan tanaman kakao di I .ampung Timur, rnakn analisis kelayakan finansial pcrlu dilakukan untuk mclihat daerah-dacrah
mana yang cocok dan mengumungkan unruk dijadikan sentra pengembangan tanaman kRk110.
Di samping analisis finansial.
faktor lain yang mcnentukan
pengusahaan kcbun kakao rakyat adalah kelembagaen pernasaran.
kinerja
Kelcmbagan
pemasarnn pcrani umumnya lcmah sehingga petani ccndrung sebagai pcncrirna harga (price taker). Kurangnya infnnnasi pasar dan mutu produk yang rcndah merupakan pcnycbab rendahnya posisi tawar petani,
Oalam rangka melihat
clisiensi rantai perdagangan komoditi kakao di I ampung Timur maka analisis margin tata niagn dan analisis keterpaduan pasar pcrlu dilakukan. Diharapkan dari analisis
tersebut dapat diketahui efisieo tidaknya kelcmbagaan pcmasaran
kakao saat ini di Lampung Timur. Jika belum maka perlu rckorncndasi tindakan
apa yang dipcrl ukan untuk mengatasi persoalan tersebut, Dalam rangka peningkatan kinerja pembangunan dacrah di Larnpung Timur, unulisa keterkaitan kinerja pcngusahaan perkcbunan kakao rakyat dengan kincrja
pembangunan ekonomi dacrah perlu untuk dilakukan. Ila! ini untuk melibat apakah kincrja pengusahaan pcrkcbunan kakao rakya; sclama ini rncmiliki pcnguruh yang signifikan
terhadap kcsejahteraan
rakyat, sehingga diketahui
apakah pcrkebunan kakao rakyat berkoatribusi terhadap pergembangan ekonomi
wilayah,
Komoditi kakao diperkirakan memiliki peran yang besar dalam
24 peningkatan pendapatan masyarakat terutama di daerah scntra-semra komoditi tersebut. karena harga yang lebih mengunrungkan dibanding tauaman perkebunan Jain. Di samping itu panen yang tidak mengcnal waktu mcnjadikan tanaman ini sangat membantu rnasyarakat dulam rncmenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan hipotesis bahwa kincrja pengusahaan perkcbunan kakao rakyat memiliki kctcrkaitan terhadap kinerja pembangunan daerah, maka penting untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa yang rnenentukan kincrja pengusahaan perkebunan kakao rakyat di Lampung Timur. Faktor ini berkaitan dengan struktur input dan output yang mendukung pengusahaan kebun kakao rakyat.
Dengan
dikeiahuinya faktor-faktor terscbut dapat diambil langka-langka yang diperlukan unruk peningkatan kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat. Bordasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran ini dapat digambarkan scbagai berikut:
Latar bel•kang. • Perseruase peocuduk rniskin yang rnasih ringgi (27.49"4) • Potensi Lahan kering cul-upJuas (9g,921 Ha) • Prospek taaaman unggulan kakae yimg baik, didu~ung dengan minat masyarakat yang tingg"i akan tanaman ini, • Program Pemerintah Pu.sac : Revitalisasi Perkehunan
... Pcngembangan pcrkehuoan kakao r;t.k.y~t y
'
I
Evalunsi kescsuaian lahan
~
I
J.
Peta .arahan
Rekomendasl pcningkatan
eflslensi pcmasaran
Timur
Faktor penemu pcningkatan kinerja
l
pcngeujbaugen k:ikao di Lampung
t
!;tisiensi lcmbaga pemasaran
-
~
pcngusahaan perkcbunan kakao rakyat
• Kctcrkairan dengan
kincrja pcn1hnng,u1an daerah I
Rekomendasi pcmbangunan daerah melalui pcningkahu• kincrja pengusah;un perkebunan kakao rakyat
Gambar 2. Kerangka pikir pcnelitian,
25 Lokasi dan tYaktu Penelitian Penelitian Larnpung,
ini dilaksanakan
di Kabupaten
I .ampung Timur,
Propinsi
Secara geografis kabupaten ini terletak pada posisi I os" 15' BT -
106)20· BT dan 4°37' LS- SQ37' LS dan memiliki luas wilayah ± 3,948.14 km2. Unit lokasi pengamatan dalam pcnclitian ini adalah desa, Pemilihan desa yang dijadikan lokasi pengamatan adalab desa-desa yang memiliki luas kebun kakao yang dominan.
Pengambilan sampel desa dilakukan pada masing-masing kolas
kesesuaian lahan.
Pengambilan sampel dilakukan seeara sengaja (purposive
samplings yaitu dua desa unruk setiap kelas kesesuaian lahan.
Pcngumpnlan Data Data yang dilmmpulkan mcliputi data primer dan sckunder.
Data primer
diperoleh rnelalui kuisioner dan wawancara dengan responden yang telah ditentukan
dcngan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur
yang
tclah
disiapkan scbclumnya. Responden dalam penelitian ini adalah petani, pedagang pcngumpul (tingkat desa, kecamatan)
setiap lokasi penelitian (desa), PengamhiIan sampd untuk petani kakao dilakukan secara acak sederhana,
dimana setelah ditemukan lokasi penelitian maka sampel diambil dari petani yang memiliki curahan kerja utama pada usahatani kakao. Pertimbangan lainnya dalam
pengarubilan sarnpel petani yaitu kcbun kakao perani tersebut telah berproduksi. Pengambilan sampel petani di setisp desa scbanyak I 0 orang.
lJntuk analisis pcrnasaran maka sampel yang diambil adalah pedagang kakao, Pedagang kakao yang dijadikan sampel meliputi pedagang pengumpul ringkar dcsa sebanyak 2 orang tiap sampel desa, pcdagang pengumpul iingkat kecamatan sebanyak 2 omng tiap kecamatan dimana sampel desa bcrada, dan pcdagang besar/eksporrir 2 orang.
Sampel pedagang dipilih secara sengaja
(purposive) dengan tujuan rnenghindari pengambilan sampcl yang tidak tepat, dimana dihindari pedagang pcngumpul
pengumpul diatasnya,
yang menjadi kaki tangan pedagang
Informasi awal mcngenai pedagang pengumpul desa
diperoleh dari pctani dan seterusnya sampai tingkai pedagang diatasnya (snow ball). Dari lnformasi tersebut kemudian ditentukan sampel pcdagang yang akan
26 diambil,
harus
tentunya
rnemenuhi
persyaratan
sepcrti tcrsebut
diatas.
Pengambilan sampel untuk tiap desa terpilih dengan tctap rnengedepankan bahwa pctani dan pedagang terpilih tersebut haruslah mernpunyai curahan kcrja utama pada usahatani kakao. Data sekunder dikurnpulkan
dari dinas/instansi yang terkait seperti
BAPPF.D/\. BPS, Dinas Perkebunan dan Kchutanan, Dinas Pcrkcbunan Propinsi, dan plhak-prhak lainnya.
Data sckunder yang dikumpulkan berupa peta-peta
dasar kabupaten dan data tabular.
Secara lcngkap jenis dan sumber data yang
akan tligunakan dalam peneluian ini disaiikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis dan sum her data penelitian Jenis Oats
No.
I
Poto Satuen Lahan
Skub
Tohun
lkntuk
I: 160.000
2006
Digital
Sum bu Data Kitb.
13app<:d• I.ump.mg Timur
2
Peca Adminisuas!
I: 100.000
'2002
Digit31
Bl'N Kab.
Lampung
Timur 3
Peta R'I RW
I: 100.000
2002
Oii:ital
Kab. Lampung Timur q
Pcut
Pcnggunaan
I: 100.000
.
0'11• Curah lluJan
K;ib,
Lampung Tiiiur ~lJO.I
Oi~ital
lahan (Land ll>r)
s
uappcda
DPN Kab.
l.amp1m~
fimur 2001
wos
Tabular
l)ina.< Pr11(1ninn Kab. I .ampun3 Timur
G
.
Data Podcs Kub. lJmpung Timur
7
Data struktur inpu1,
output,
dan
dalarn
pcngusahaan
2003don
Tabulor
f'IPS Propins] Lampung
Tabular
Hssil
2005
.
2007
nnrea
kucsioner
dan
wawancara
kebun kakao rnkyat 8
l)ata tingkat
harga
kakao
pctani
.
1990 200~
Tabular
BPS Propinsi Lampung
.
I 990 - 2(1()~
Tabular
Disperindagkop
di
Propinsi t_,.a1llpuog 9
Data
harga
tingkat eksportit
kakao
P:op Larnpung,
27 Analisis
Data
Fvaluasi Kesesuaian Laban untuk Tanaman Kakao
Evaluasi kesesuaiaa lahan diawali dengan .nenyiapkan data-data yang diperlukan bcrupa peta saruan lahan dan persyaratan pcnggunaan lahan (land requirements) untuk tanaman kakao. Pera saruan lahan yang digunakan berasal
dari Bappcda Kabuparen
Lampung Timur dcngan tahun publikasi
2006.
Sedangkan kritcria persyaratan peuggunaan lahan untuk tanaman kakao yru1g digunakan mengacu pada kriteria Pusat Penelitian dan Pcngernbangan Tanah dan Agroklimat,
Badan Litbang Pertanian (Djacnudin et al., 2003).
Langkah
berikutnya adalah meococokkan (mau:hing) masing-masing saruan lahan pada pcia saruan lahan dcngan persyaratan pcnggunaan lahan (Land requirememsy sehingga akhirnya didapatkan kelas kesesuaian lahan untuk tiap Satuan Peta Lahan (S\>T). Dengan daser kclas kesesuaian lahan pada tiap SPT dibuatkan peta kcscsuaian lahan aktual untuk tanaman kakao di Lampung Timur. Pada pcnclitian ini kelas kesesuaian lahan uicnggunakan kritcria F AO dalam
"Framework of Land £1•a/1101ion"' (FAO. 1976). Penilaian kesesuaian lahan pada penelitian ini berupa kclas dan sub kelas, Kclas kesesuaian lahun yang digunakan meliputi em pat kclas yaitu : Kclas SI
Sangat scsuai (l-lighlysuilab/e). Lahan ini tidak roempunyai pembatas yang bcsar untuk pengclolaan yang diberikun, atau hanya mempunyai pcrnbatas yang tidak secara nyata berpcngaruh terbadap pruduksi dan tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan.
Kclas S2
Cukup sesuai (Moderatelysuitable) Laban yang mcmpunyai pcmbatas-pembaras agak besar untuk
mcmpcrtahankan tingkat peugelolaan yang harus diterapkan, Pcmbaias akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. Kclas S3
Sesuai marginal (Marginallysuitable) Lahan mempunyai pcmbatas-pembatas yang bcsar untuk
mempcrtahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
28 Pernbatas akan rnengurangi produksi dan keuntungan atau lcbih
rneningkatkan masukan yang diperlukan. Kclas N
: Tidak sesuai (Noc suitable) Lahan ini mempunyai pembatas permanen sehingga rnencegah scgala kemungkinan pcrlakuan.
lkrdasarkan penilaian pada tingkat subkelas akan diketahui faktor pernbatas pada tiap kelas kesesuaian lahan. Dcngan mcnganalisis faktor pembatas yang mungkin dapat diatasi dengan pcrtimbangan masih layak dilakukan secara finansial, maka kelas kesesuaian lahan yang faktor pembarasnya dapat diatasi akan naik levelnya satu tingkat diatasnya. Dengan dasar kelas kesesuaian Jahan yang tclah diperbaiki tersebut maka dihasilkan pcta kcscsuaian lahan potensial untuk tanaman kakao. Analisis Lokasi Arnhan Pcngembangan Perkebunan Kakao Rakyat
l lntuk mengetahui dimanakah lokasi yang sesuai berdasarkan aspek f.isik dan spasial untuk pcngcmbangan kakao maka dilakukan pcmbuatan peta arahan pengcmbangan tanaman kakao di Lampung Timur.
Pcmbuatan peta tcrscbut
diawali dengan mcnyiapkan peta kesesuaian lahan aktual uruuk tanaman kakao. Sclanjutnya pera tersebut diover/ay dengan Peta RTRW (l.ampiran 2), sehingga didapatkan peta kcsosuaian lahan tanarnan kakao pada kawasan budidaya. Kemudian dilakukan overlay lagi dengan Peta Penggunaan Laban (Lampiran 1) dengan tuj uan unruk mendapatkan lahan-Iahan yang masih memungkinkan untuk pengembangan tanarnan kakao. Pcnggunaan lahan yang direkomcndasikan untuk pengembangan perkcbunan kakao rakyat adalah kebun rakyai, padang rumput,
alang-alang, semak, dan tcga!an.
Terakhir overlay dilakukan
dengan Peta
Administrasi (Lampiran I} untuk rnengetahui dimana lokasi pengembangan tersebut bai k ringkat kecamatan maupun desa. Kriteria penemuan arahan uruuk pcngembangan ianaman kakao di Lampung
Timur bcrdasarkan kelas kesesuaian lahan akmal, penggunaan lahan, dan RTRW sccara lengkap dapat dilihat pada Tahcl 5.
29 Tabel 5 Krireria pcncntuan arahan pengembangan tanaman kakao di Lampung Timur
-
Penggunaan lahan
RTRW
Kesesuaian
Katcgori
:-.Ion-KR
Sl,S2,S3,N
Bukan arahan
Kebun rakyat, padang rumput, alang-alaog,
Arahan KB
semak, dan iegalan
SI. S2, S3
pcngcrnbangan
N
Bukan arahan
Kc1 : KB = Kawasan l3ud1daya, Non Kl3 - Pcmukirnan,
Kawasan tndustri, Kawasan Londung
dan Tubuh Air.
Lokasi arahan pengembangan tanarnan kakao yang dihasilkan akan dibagi mcnjadi bcbcrapa prioritas arahan, Pcncnrunn prioritas arahan dilakukan dengan mempenimbangkan Bcrdasnrkan
kclas kesesuaian lahan dan penggunnan
aspek-aspek
terscbut.
pcmbagian
prioriras
lahan saat ini. lokasi
arahan
pcngcmbangan ranaman kakao disajikan dalam Label berikut :
Tabel 6 Pembagian prioritas lokasi arahan pengembangan ianaman kakao di Lampung Timur Pnoritas lokasi arnhnn
-
Prioriras I
Ke las kcscsuaian SJ
Priorhas II
Pcnggunaan lah Padang rumput, Aini •e-nl11ng. teaalen,
Prioritas IJI
SI S2
Prioritas IV Prioritas \I
S3
ala1 ig-alang, 1cw1l:111 Kebun rak lat Padang rumput, alang-alang,
S3
tegalan. Kebun rakvat
S2
Prioritas VI Kclas kesesuaian
lohan
sernak, dan
K ebun rnky._!t l'udang rumpui,
merupukun
kritcria
pcrtama
semak,
dan
semak, dan
dalam pcncntuan
prioritas arahan. Hal ini dikarenakan kolas kesesuaian lahan memiliki korclasi yang positif terhadap kcberhasilan pcngusahaan perkebunan kakao. Sedangkan untuk penggunaan lahan, prioritas utarna ditujukan alang-alang,
scmak, dan tegalan dibandingkan
kepada lahan padang rumput,
kehun rakyat. Hal ini dikarenakan,
pada penggunaan lahan kebun rakyut, lahan yang tcrsedia diperkirakan sudah
tidak ada lagi. membongkar tumpungsari
Pernbuatan kebun kakao pada kcbun rakyat diperkirakan ranarnan
diantara
perkebunan tanaman
akan
lain yang sudah ada atuu rnelakukan
lain yang layak, seperti kelapa dan pisang.
10 Pembongkaran tanaman yang sudah ada remu saja menimbulkan biaya dan adanva modal yang hilang bagi pctani.
Karena itu, arahan pengcmbangan kakao pada
kebun rakyat menjadi prioriras kcdua dibawah penggunaan lahan padang rumput, semak, alang-alang, dan tegalan. Arahan pcngembangan kakao pada penggunaan lahan padang rumput, alang-alang, semak, dan iegalan memiliki nilai yang lcbih baik, karena disamping memanfaatkan lahan-lahan tidur, rcsiko biaya maupun modal yang dikeluarkan petani rncnjadi lebih kecil. Lokasi arahan pengernbangan tanaman kakao yang dibasilkan dalam analisis ini akan disajikan dalam luasan unruk tiap kecamatan dan desa. Analisis Kelayakan finansial Dalam rangka melihat tingkat kelayakan pcngusahaan kebun kakao rakyat pada tiap tingkal kescsuaian lahan yang ada di Kabupaten Lumpung Timur maka dilakukan analbh linansial pcngusahaan kebun kakao. Data didapatkan dengan mclakukan penyebaran kuesioncr dan wawancara dengan petani pada dcsa-desa yang ditentukan.
Desa yang 111c11jadi lokusi penelitian ditemukan secara scngaia
yaitu dcngan kriteria : dcsa-desa yang pcnduduknya dominan mcngusahakan tanarnan kakao. ranaman kakao yang usahakan ielah berproduksi, dan desa rersebut merupakan pewakil kelas kesesuaian lahan.
Enam dcsa digunakan
sebagni lokasi pengambilan data untuk analisis ini, dimana masing-rnasing kclas kesesuaian lahan diwakilkan olch dua desa
Pcmilihan petani yang menjadi
respondcn dilakukan secara acak, Setiap dcsa d:arnbil sepuluh pctani scbagai responden .
Matcri yang rnenjadi pokok dalam kuesioner berkenaan dengan besarnya hiaya input dan output yang dihasilkan dalam budidaya tanamun kakao. Data yang didapatkan akan digunakan untuk menghitung kelayakan finansial pengusahaan kebun kakao rakyar yang rneliputi parameter ; Net Present Value (0lPV), Internal Rare of Return (!RR), Jan Net Benefit Cost Ratio (NACR). a.
Net Present Value (NPV)
Ne1 Presem Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Metode ini mengbitung selisih antara
31 pcnerimaan dengan pcngcluaran.
Perhitungan uu diukur dengan nilai uang
sekarang (cu present li{//ue) dengan rumus :
NPV
=I
(Bt-Ct) (I+ i)'
t=4
dimana: Bt
= Penerimaan kotor dari usahatani kakao rakyat pada umur t (4
Ct
= Aiaya kotor dalam usabatani kakao rakyat pada umur t (4 - 20 tahun)
n
= Umur ekonomis tanaman kakao rakyat (20 tahuo)
20 iahun)
= Discout rate (Asumsi yang digunakan 17%)
adalah apahila: (a) nilai NPV > 0, maka
Krueria yang digunakan
pengernbangan komoditi pcrkebunan kakao rakyat layak untuk diusahakan; (b)
nilai NPV < 0, maka pengembangan komoditi perkebunan kakao rakyat ridak layak unmk diusahakan; dan (c) nilai l\~V = 0, maka pengembangan kornoditi perkebunan kakao rakyat mencapai break even potnt.
b.
Internal Rate of Return (JRR) lmernai Rate of Return (IRR) adalah suaru tingkat bunga yang mcmmjukkan
nilai sckarang netto (NPV) sama dcngan jurnlah seluruh investasi proyek atau
dengan kata lain tingkat bunga yang dihasilkan ".'SPV sama dcngan nol (NPV = 0). Tingkar bunga tersebut merupakan tingkat bunga maksimwn yang dapat dibayar olch proyek untuk faktor produksi yang digunakan.
Perhitungan lRR ditulis
dengan rumus :
JRR = i
1VPV'
I
(t''-i')
(NPV'-NPV") Dimana : i'
~nilai pcrcobaan pertama untuk discount rate;
i"
= ni lai percohaan kedua unruk discount rate:
NPV'
= nilai percobaan pcrtama untuk NPV;
NPV" = nilai percobaan kedua unruk t-Pv. Kriteria yang digunakan
adalah
apabila: (a) nilai !RR > I, maka
pengcrnbangan komoditas perkebunan kakao rakyat layak untuk diusahakan ; (b) nilai IRR < I, maka pengembangan komoditas perkehunan kakao rakyat tidak
32 Iayak unruk diusahakan; dan (c) nilai IllR = I, maka pengembangan komoditi perkebunan kakao rakyat mencapai break even point. c.
Benefit Ct1.1·t Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah nilai pcrbandingan antara nilai rnanfaat
dcngan biaya yang diperhitungkan nilainya saat ini.
RCR dihitung dcngan
menggunakan rumus : \., ( /i1 - C1 I L.. BCratio = ...:•.;:.cl:._
~ (0 L.. .....
/(l+i)1 _
Bt)/.
/(I+ i)t
dirnana : Bt
= Penerimaan koror usahatani kakno rakyut peda umur t (4-20 tahun)
Ct
= lliaya kotor dalam usahaiani kakao rakyat pada urnur t (4-20 tahun)
11
= Umur ekonomis
kakao rakyat (20 tahun)
- Discount rate ( Asumsi i yang digunakan 17%) Hasil perhiiungan OCR ratio akan merniliki dua katcgori, yuitu jika
ncR::;
I
maka pcngusahaan komoditas tcrpilih tcrsebut layak, namun jikn nllai BCR < I maka pcngusabaan komoditas tcrpilih tcrsebui 1icli1k layak. Anali.~is Margin Tata Ni:\ga Margin iataniaga diguuakan uruuk mengetahui siapakah y~111g mcnikmati keuntungan terbesar dari rantai pcmasaran yang ada. Semakin besar nilai proporsi
margin kcuntungan yang diterima pctani berarti barguini11g position petani lcbih menguntungkan, dcmikian pula sebaliknya.
Dari rantai-rantai pernasaran yane
tcrbcntuk dimasyarakat, dcngnn analisis margin pcmasarun maka rantai pemasaran yang rerefisien akan diketahui.
Masukan tcrscbut rnerupakan hal yang penting
dalam rangka pengembangan pcrkebunan kakao rakyat di l.ampung Timur. Analisis
ini dilakukan
mcnggunakan
data hasil
dari wawancara dan
kuisioner dari petani, pcdagang pengumpul tingkat desa, pcngumpul kecarnatan, dan pedagang besar (eksponir) di propinsi. dilakukan
tingkat
Pcrnilihan responden
secara acak dcngan lokasi pengambilan sarnpel mcliputi cmpat desa,
Petani yang digunakan sehagai rcsponden berjumlah
cmput puluh orang,
Masing-rnasing dcsa diambil sebanyak scpuluh responden.
Rcsponden lain yang
digunakan mcliputi : pedagang pengurnpul
tingkat dcsa sebanyak 8 orang (dua
33 orang per dcsa), pedagang peugumpul tingkat kecamatan scbanyak 4 orang (2 orang per keeamatan), dan pedagang besar (eksportir) sebanyak 2 orang. Sccara keseluruhan rcsponden yang digunakan sebanyak 54 orang. Margin tataniaga diketahui dengan mcnghiiung perbedaan harga di tingkat petani (harga jual) dengan harga di tingkat cksportir (harga jual),
Sccara
maternatis pcrsamaan margin tataniaga adalah sebagai berikut : Iii
!vf = "f)v.fiJi;t.l
1'1
fl
•It
LI Ci] + I Pj Jc.I .1 ... ,
i=I
Dirnana : M
- Margin taianiaga (Rp/Kg)
Mj
=Margin tataniaga (Rp/kg) lembaga tataniaga kc-j (j=l,2 .... ,m) don
m adalah jurnlah lcmbaga tataniaga yang rerlibat. Cij
Hiaya tataniaga ke-i (Rp/kg) pads lernbaga tataniaga ke-j (i - 1,2, ... n) dan n: jumlahjenis pcmbiayaan
= Margin kcuntungan lembaga tataniagn kc-j (Rp/kg)
Pj
An111isis Keterpaduan Pasar Tujuan penggunaan analisis integrasi (kctcrpaduan) pasar nd;1Jah
untuk
rnenganalisls sejauh mana keterpaduan harga (pasar) ditingkat petani dcugan harga (pasar) pada tingkar pedagang besar (eksportir),
Data yang digunakan
merupakan data sckundcr lime series harga kakao di tingkat petani yang didepat
duri Badan Pusat Statistik Propinsl Larnpung dan data harga kakao di pcdagang besar (eksportir) dari Dinas Perindustrian dan Pcrdagangun Propinsi Larnpung. Analisis keterpaduan pasar pada pcnelitian ini mengacu pada model yang dikernbangkan oleh Rava Ilion ( 1986) dan Heyteus ( 1986). Harga pasar sctcmpat diidenti fiknsi scbagai harga kakao yang dlhasilkan oteh petani (Pt), sedangkan harga pasar
adalah harga kakao yang bcrlaku ditingkat cksportir (Pe),
Hubungan kcdua harga terscbut dupat diruliskan scbagai berikut : (Po P 11.1) - b1 ('P~.1- P "'') + b2 (Pei - P.,.1) + b1 l'.,,.r 1 b,X.,. µ, .......... ( 3) dan dapat disusun kemhali incnj:idi persamaan : Pn = (1 +b1)Pn.1 + b2(PecPe1.:) I (h3-b1)Pe1.1) + b.X + µ,
dimana: P11
= Harga kakao tingkat petani pada tahun t (1990
2004)
( 4)
34
Pn.1
- Hurga kakao ditingkat petani pada tahun scbclumnya ( waktu
P"'
= Harga kakao ditingkat pedagang eksportir pad a tahun t (I 990- 2004)
P".1
= Hargn kakao tingkat pedugang eksportir pada tahun sebelumnya (wakru
l-1)
t-1) - Periodc wakru (1990- 2004)
µ,
= (jafat
Kocfisien b2 pada pcrsarnaan (4) diatas mcnunjukkan scbcrapa jauh pcrubahan harga ditingkat cksportir dirransmisikan ke tingkat petani. Koefisien b2 discbut juga sebagai parameter keterpaduan jangka pendck antara pasar yang diamati, Keterpaduan pasar jangka pendek tcrcapai bila kocflsicn b2 = I. Apabila nilai parameter dugaan h2 hernilai I, maka perubahan harga I persen pada suaru tingkat pusar, akan mcngakibatkan pcrubahan harga dltiugkat pasar yang lainnya dalarn persentasc yang sama, Olch karcna itu scmakin dckat nilai parameter b2 dengan 1'11.tu maka nkan semakin baik kctcrpaduan pasamya. Sedangkan koeflsicn (I +b.) dun (bi-l») masing-masiog
rncncerminknn
seberapu jauh kontribusi rclatif hargu pcriodc scbclumnya balk ditingku: petani maupun eksportir tcrhadap ringkat hargn yang bcrlaku sekarang ditingkat petani.
Rosio antara kedua koefisicn
tersebui (l+b1)/(brb1)
mcnunjukkan
hubungan pasar (lndek« of Marketing Connectioni yanfl mcnunjukkan rendahnya keterpaduan aruar» kcdua pasar yung bersangkulan.
indeks tinggi
Indck hubungan
pasar dapet dirumuskan scbagai berikut: (I v b I ) llvfC = (b) -bl)
( s)
Dirnana, IMC - Indeks huhungan pusar (Jmleks of Marketing Connectton'; Nilai lvfC yang sernakin mcndekati no! rucnunjukkan adanya ketcrpaduan pasar
jangku panjung yang cukup kuat antara harga pasar ditingkat pctani dengan harga ditingkat cksportir.
Nilai IMC yw1g lebih kecil dari satu masih rnenunjukknn
keterpaduan yang kuat antara kcdua pasar, Scdangkan nilai IMC yang lebih bcsar duri satu mcnunjukkan rcndahnya keterpaduan harga antara kedua pasar tersebut.
35 Aualisis TndeksKomposit Kinerja Pengusahaan Perkebunan Kakao Rakyat dao Kincrja Pembangunan Daerab
Dalam rangka rnengerahui faktor-faktor penentu kincria pcngusahaan perkebunnn kakao rakyat dan keterkaitannya dengan kincrja pcmoangunan daerah maka sebclumnya dilakukan analisis umuk mendapatkan indeks komposit masingmasing kinerja. Indcks kornpos-t dalarn pcnclitian ini adalah gabungan beberapa variabcl yang saling mempengaruhi/korclasi dalam suaru kinerja, baik kincrja pengusahaan perkebunan kakao rakyat maupun kinerja pembnngunan dacrah. Variabel yang digunakan dalam masing-masing kmcrja rncrupakan hasil survey. Oipcrkirakan
antar variabcl sating berkorelasi saru sama lain rtengan
keeratan hubungan yang bervarinsi.
1 ingkat
Karena itu secara statistik pcrlu
penyederhanaan karena jika dua variabel bcrkorelasi sangat crat. maka variasi antar kcdua pcubah tersebut scbcnarnya dapat diungknpkan olch salah satu variabel saja.
Variabcl pcwakil ini yang sclaniumya disebut scbagai indcks
kornposit. Analisis Kornponen Utama
(Principle Componen tlnalisis • f>CA)
merupakan analisis yang digunakan untuk mendapatkan indcks kornposit musingmasing kinerja, Disamping menghilangkun korelasi antar variabcl baru, l'CAjuga berguna untuk penycdcrhanaan variabel sehingga menghasilkan variabel baru yang juuh lcbih scdikit dari pada variabcl asalnya, namun total kandungan informasinya aiau total ragamnya relatif tidas bcrubah. PCA dilakukan dengan mcnggunakan softwareaplikasi Statistica versi 6. Variabel-variabel
penciri masing-masing kincrja dikumpulkan dari data
sckunder y:mg tcrsedia,
Data yang digunakan adalah data porcnsi dcsa yang
bersurnbcr dari Badan Pusat Suuistik tahun 2003 dan 2005. Sclain itu digunakan juga data sckunder dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur berkcnaan dengan data karektcristik pcrkebuoan kakao di Lampung Timur.
Variabel kincrja pengusahaan perkebunan kakao rakyat rnencakup struktur input, output, sarana prasarana, kelembagaan, dan aspek sosial kcmasyamkntan. Adapun variabcl-variabel
)
kakao rakyat disajikan dalam Tabel 7.
36 Tabel 7 Variabcl kincrja pengusahaan perkebunan kakao rakyat No.
Variabel
I
Produksi tanaman kakao Luasan kebun kakao
2 ~
Luasan kebun kakao
.)
Luasan
4
kebun
lndikaior
Produktivitas ianaman kakao Rasio luasan kebun kakao dengan jumlah oetani kakao. Rasio luasan kebun kakao dengan luasan lahan pertanian kakao Rasio luasan keb~o kakao
mcnghasilkan
menghasilkan dengan jumlah petani
kakao Luasan kebun menghasilkan
5
kakao Rasio luasan kebun kakao mcnghasilkan dengan luas kebun kakao Luas lahan penanian Rasio Iuas lahan pertanian dengan jumlah kcluarga petani Jumlah kios sarana prodnksi Rasio jumlab kios sarana produksi pcrtanian penanian dengan luas lahan oertanian. J umlah koperasi Rasio jumlah koperasi dengan jumlah keluarga oertanian Luas lahan sesuai untuk kakao Rasio luas lahan sesuai dcngan luas kcbun kakao
6
., I
8 9
-
10
Luas lahan sesuai S2
Rasio luas lahan sesuai S2 dengan luas kebun kakao.
11
Luas Jahan sesuai S3
Rasio luas lahan sesuai S3 dcngan luas kebun kakao. Ada I tidak penyuluhan pcrtanian Ada I tidak kelomook tar.i. Bo bot tingkat kriminalitas
12 13 14
15
l
Pcnyuluhan pertanian Keberadaan kelomook tani Keccndrungan terjudinya pencurian tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Dapat tidaknya jalan desa dilalui kendaraan roda ernpat atau lebih
(rawan/tidak rawan) Bobot aksesibilitas (Baik/tidak baik)
Sedangkan variabel kinerja pernbangunan daerah merupakan pcnggarnbaran tingkat kesejahteraan masyarakat pada masing-masing unit penelitian yang dalam bal ini rnencakup 241 desa, Adapun variabcl yang digunakan sebagai variabel
kinerja pernbangunan wilayah disaiikan pada Tabel 8.
37 Tabel 8 Vanabel kinerja pcmbangunan daerah No.
Variabct
-I
Jumlah
keluarga dan sejahtera satu
lndikator prasejahtera
Rasio jurnlah
keluarga prascj ahtera sejahtera satu dengan jumlah
keluarza total
2
Jumlah
ya Ilg
kcluarga
berlangganan rclp kabel 3
J umlah rurnah pcrmancn
4
Jumlah rumah bukan pcrmanen
jurulah kcluarga yang berlangganan telp kabcl dengan jumlah keluarga total Rasio jumlah rumah pcrrnanen dengan Rasio
iumlah keluarza total
-5
Rasio rumah bukan permanen dengan [umlah keluaraa rotal Rasio rumah kumuh dengan jumlah
Jumlah keluarga yang iinggal dipcmukirnan kurnuh ketuarza tota I Jurnlah keluarga yang Rasio Jumluh kcluarga yang menggunakan listrik menggunakan listrik dengan jumlah kcluaq~a total Jumlah kcluarga yang rncncrima Rasio Juinlah keluarga yang menerima kanu schai untuk program kartu sehat dcngan jum lah kcluarga iaminan masyarakar mi~kin iota! Jumlah pcnduduk yang bclum Rasio peududuk mcngganggur dcngan memiliki 11ekerjfl;in jumlah penduduk total Jumlah mu rid SD drop 0111 Rasio jumlah murid 80 dropout dcnzan jumlah kduarga total Jumlah keluargn yang memiliki Rasio jumlah keluarga yang mcmiliki TV TY denaan iumlah keluarua total
6 7
8 ._ 9 IO
-
Analisis Ti1ioloi!l Wilayah berdusarkan Kincrja l'engusalrn:m Perkehunan Knkno Rakyat dan Kinerja I'cmbangunan
Setelah didapatkan dilakukan pengelompokan variabcl
indcks
komposit.
variabel indeks komposit dari basil
Analisis
PC/\, maka
wilayah bcrdasnrkun nilai faktor skor masing-musing
Pengelorupokkun berdasarkan variabcl indeks
koroposu ini discbut lipologi wilayah. dcngan
Daeruh
Cluster. Analisis
Pcmbuatan tipologi wilayah dilakukan
ini merupakan
salah
satu tcknik uruuk
membatasi wilayah berdasarkan kemiripan karakteristik tortentu. Teknik ini dapat mcngadopsi konscp wiluyah yang tclah berkembang seperti konscp wilayah nodal atau konsep wilayah hornogen. Teknik klasifikasi dalam penelitian
wilayah yang akan digunakan
ini adalah teknik analisis multivariate dengan analisis gerombol
berhierarki (hierarchical clustering method).
38 Prinsip dasar
pengelompokan
adalah
rJgam
minimum dan ragam antar kelompok harus maksimum.
dibuar dalam tiga kelompok.
bcrdasarkan
dalam
kelompok
harus
Penggerombolan akan
skor indeks komposit
pengusahaan kebun kakao rakyat dan kincrja pernbangunan daerah.
kinerja Sebelum
melakukan penggabungan data, perlu dihitung terlebih dahulu jarak antar dua
gerombol data dengan ciri yang serupa, Uatuk dapat dilakukan penggerornbolan darn diperlukan suatu skala pengukuran yang sama. Jika skala data ridak sama, data perlu ditransformasikan dalarn benruk skor tertcntu yang disebut jarak, yang amara lain : jarak mahalanobis, jarak euclidean. jarak kuadrat euclidean, jarak manhattan
(city,b!ock),
jarak
chebycev, power
distance,
dan percent
disaggreement. Ukuran jarak yang sering digunakan adalah jarak euclidean (Euclidean distance).
Persamaan peogbirungan jarak euclidean antar dua titik
atau dua gerombol adalah:
[[{ X.,-x.J: 1•12 = D~ Nilai Dij merupakan jarak anta: titik data/gerombol pada lokasi i dau j. Makin kecil nilai D;; rnakin bcsar kemiripan data lokasi i
{onogonal), Sctclah dilakukan peogclompokan wilayah, selanjumya dilakukan pcmctaan
pola spasial indeks kornposit kinerja pengusahaan kcbun kakao rak:yat dan kinerja pembangunan ckonomi daerah,
Pemetaan ini dimaksudkan untuk mclihat pola
penyebaran secara spasial dari indeks komposit kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat dan kinerja pembangunan daerah.
Pcmetaan dilakukan dengan
rncnggunakan softwareArc View versi 3.3 dcngan mengunakan pcta induk berupa
Peta Adrninistrasi Kabupaten Lampung Timur skala I : I 00.000. Analisis Faktor Penentu Kinerja Pengusahaan Kebun Kakao Rakyat dan Kctcrkaitannya dcngan Kinerja Pembaugunan Daerah Hasil PCA digunakan untuk mengctahui faktor penentu kiaerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat dan kererkaitannya dengan kinerja pembangunan daerah melalui pendugaan parameter model, yaitu antar variabel kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat ataupun antara variabel kincrja pengusahaan perkcbunan
39
kakao rakyat deuga:n kiuerja pernbungunan dacrah. Teknik yang digunakan untuk menganalisis tujuan tcrscbut adalah analisis Ekonometrika Spasial, yang dalam penelitian ini digunakan Spatial Durbin Model (Le Sage. 1999).
Prinsip dasar Sputia! Durbin Model hampir sama dengan regrcsi berbobot (Weighted regression), dengan vuriabcl yang rncnjadi
lokasi.
pembobot adalah faktoi
Kcdckatan dan ketcrkaitan aruar lokasi ini menyebabkan munculnya
fenomena
'aurokorelasi
spasial'.
Spatial Durbin
A-foe/el merupakan
pengembangan dari model regresi sederhana yang telah mcngakornodasikan fenomena-fcnomena
autokorelasi
dalam variabel pcnjclasnya.
spasial, baik dalam variabel tujuan maupun
Misalnya uruuk mengetahui tingkat perkembangan
pernbangunan ekonomi di suatu wilayah sclain dipengaruhi variabel bebas (basil olah PC/\) juga dipengaruhl olch variabel Jain, yaitu hubungan spasial. Oma yang digunakan untuk variabel bebas berasal dari komponen utama
kinerja pengusahaan kehun kakao rakyut dan kincrja pcmbangunan dacrah hasil pengolahan PCA. Representasi faktor lokasi pada Spatial Durbin Model dalam bentuk matriks kcdekatan yang discbut dengan contiouity matrix (Le Sage, 1999). Perhitungan pengusahaan
contiguity matrix untuk mengctahui faktor pcnenru kinerja
perkebunan
kakao
rakyar
maupun
hubungan
antara
kinerja
pengusahaan perkcbunan kakao rakyat dengan kinerja pembangunan ekonorni
daerah dalarn penelitian ini didasarkan pada dua aspck, yaitu: •
Ketetanggaan (barns wilayah) Jika kedua wilayah berdekatan/bertetanggaan,
maka keterkaitan antar kedua
wilayah tersebut rclatif tinggi. Untuk suatu Iasilitas terientu, kcdua wilayah
dapai memanfaatkan secara bersama-sama, misalnya pcnggunaan pasar. Dengan kata lain bahwa aktivitas/peristiwa
di suatu tempat akan dipengaruhi
olch kejadian di tcmpat lain. •
Kebalikan jarak (centroid) Semakin
besar nilai jarak antara kcdua wilayah, maka sernakin kccil
keterkaitan antar wilayah (berbanding
terbalik), schingga interaksi antar
wilayah relatif bcrkurang. Untuk karakteristik fisik wilayah, wilayah yang berteranggaan akan memiliki
karakteristik fisik alamiah bampir sama yang
dirnungkiukan karena adanya kerniripan proses alamiah.
40 Pendekatan rumus kctcrkaitan kinerja pembangunan daerah dcngan kincrja pengusahaan kebun kakao rakyat sebagai berikut:
Y,
Var iabel kincrja pcrnbangunan daerah
Ct
Parameter kons'anta regresi
p.1
Parameter koeftslen kontiguitas spasial kincrja pcmbangunan daerah
Wi
Matriks
koruiguitas
wilayah
aruar
dcsa/keluruhun
berdusarkun
kctctanggaan baias adrninistrasi
• J ika kedua wilayah bcrbatasan lnngsung, maka dibcri angka I; • Jika kedua wilayah tidak berbatasan langsung atau wi layah tersebui berbaiasan dcngan dirinyn sendiri, muku dibcri angka 0. W2
Matriks
kontiguitas
antar
wilayah
dcsa/kclurahan
berdasarkan
kcbalikan jarak antar centroid wilayah adrninistratif ~
Parameter koefisicn kincrja pcngusahaan perkebunan kakao rakyat
p1
Parameter
kocfisicn
kontiguitas
spasial
kincrja
pcngusahaan
pcrkcbunan kakao rakyat k
Variabel sampcl (dcsa/kelurahan)
Xi
Variabcl kincrja pengusahaan perkcbunan kakao rakyat Adapun
bcnruk
contiguity matrix
bcrdasarkan
ketetnnggaan
dapat
dicontohknn sebagai berikut : Tabet 9 Rancangan contiguity matrix W terhadap ketetanggaan
WilA
wu n WilC WilD WilE \Vil ....
Wil A
Wil 13
WiJC
WilU
Wil E
w ....
0
I
I
0
0
0
0 0
0 0 0
4l
/
Persyaratan kesesuaian penggunaa» lahan unruk tan. /
/
,
f
kakao (/.,o,,d Requitemer.ts)
•• Matolliog I
•
Peta kt3tsuai1n labao untuk tanaman kakao
l.j
Overlay
•
Peta SiuuM Lahan (Land U11it)
l
r
-
Peca RTRW Peta Land ust
-
J\real lahan sesaai dan dapat dikernbangkan unruk budidaya kakao di riap kecamatan
Areal
• sesuai dan dig11nakan
I
•
Areal untu~ pengembangan tanaman kakao
unrak budidaya kakao Survey rcsponden
•
-
Anallsi•: finansial, margin ta1ani1g1 &: integrasi pasar
••
I
I
vanabel kincrja pengusahaan kebun kalrnn rakyer
. .
Sembersomber data sekunder
I
I
• Varh1bel kinerja pcmbangunan daerah
PCA : I ndeks Komposit
.
Indikator kinerja pengusahaan kebun kakao rakyol
i
- Indikaror kincrja pembangunan dacrllh
Analisis Cluster
T
Model l'konomctrika Spasial (Spatial Durbin Models)
~ l'ipologi wilayn.h
/ /
/~ Model Jl<'onbangunan melalui 1>•ningka1J1n kine,rja pengusaha•n k:~un / dsersh
<, <,
1
~:/
<, <,
Gambar 3 Kcrangka analisis pcnelitian.
/
GAl\1BARAN UMUl\11 \VlLAYAH PE~LITJAN Lerak Gcografi Secara geografi wilayah Kabuparen Lampung Timur terletak pada 105°15' - 106" 20' Bujur Timur dan 4"3i-S0 37' Lintang Selatan dcngan luas wilayah administrasi sckitar 3.948.14 km2. Batas-batas administratifKabupatcn Larnpung Timur meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Kabupatcn Lampung Tcngah, scbclah timur berbatasan dengan Laut Jawa, sebclah barat berbatasan dengan Kora Metro dan Kabupaten Larnpung Tcngah. dan scbclah selatan berbatasan dcngan Kabupaten Lampung Selatan, Satuan Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur dibenruk bcrdasarkan Undang-Undang Nornor 12 tahun
1999. yang secara resmi mcnjadi kabupaten tanggal 27 April
Awalnya secara adminisrrasi
1999.
meliputi 10 kccamatan definitif. 13 kccamatan
pcmbantu yang terdiri dari 232 desa. Dengan Pcrarursn Pcmerimah nomor 46 rahun 1999, kccamaian pembantu Margatiga dan Sekampung Udik ditingkatkan Selaniutnya mclalui Peraturan Daerah No. 01 tahun 2001 dan
nienjadi deflnitif
Kcputusan Bupati Lampung Timur nomor 13 tohun 2001 dibcntuk 11 kccarnatan tambahan sehingga
menjadi 23 kecamatan dcfinitif
Selanjutn)'a dengan
Kcputusan 13upati Lampung Timur nomor 19 tahun 2001 dan nomor 06 tahun 2002 maka jumlah dcsa sebanyak 232 desa dcfinitif dan \ desa persiapan, Akhirnya tahun 2006 jumlah kccamatan
di Kabupatcn Lampung Timur
dimckarkan Iagi menjadi 24 buab kecamatan, dengan jumlab dcsa sebanyak 241 desa dan 5 kelurahan.
Peta Adrninistrasi
Lampung Timur dapat dilihat pada
Lampiran 3. Gcologi dan Bahan lndu.k Mcnurut
basil
penelitian
R~pjJ<.-da Kabupaten l ampung l imur (2006),
dcngan bcrdasarkan Peta Geologi skala Sumatera (1110)
I :250.000 lembar Tanjungkarang,
(Pusat Pcnelitian dan Pengcmbangan Geolnei. I 978) dan lembar
Menggala, Sumatera (1111)
(Pusat Penelitian dan Pcngembangan Geologi, 1978)
daerah Kabupaten Lampung Timur termasuk dalam 3 formasi geologi utama yaitu
43 Formasi Qal, Qlv, dan
Qb.
Sernuanya
rcrmasuk dularn formasi geologi yang
tergolong muda (Kuarter). a. Formasi Qal, merupakan formasi cndapan aluvial dan mariu, ierdiri dari bahan bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur, dan lcmpung dengan sisipan turnbuhan. Pcnyebarannya dijumpai di sepanjang jalur sungui-sungai garis paruui.
utama dau sepanjang
Di daerah pantai Limur Kabupatcn Lampung Timur formasi ini
dijumpai cli data ran pasang surut clan komplck beting (pcsisir pantai), b. Formasi Qlv, merupakan Formasi Tuf l.arnpung yang mcnutupi sebagian besar daerah lahan
kcring
di wilayah Kabupatcn
Larnpung
I'imur,
Formasi ini
merupakan cndapan yang diendapkan dalam lingkungan marin yang bcrcampur dengan endapan marin halus.
Tuf Larnpung ini mcmpunyai kornposisi bahan
halus (Jim) sampai kasar (pasir} yang mengandung gelas dan batu apung. Pusat
dari erupsi tuf ini bcrada di Teluk T .ampung, schingga kcadaan tuf sernakin kc nrah utara scmakin bcrkurung, c. Formasi Qb, merupakan
Formasi Basal Sukadana yang tcrmasuk datum
kelnmpok volkan intrusi atau mcrupakun bstuan rcrobosan, Fonnasi ini tcrscbar scbagai dataran datur sarnpai bukit-buklt kecil yang bcrada di sckitar Sukadana
yang sccara umum membcntuk pola urah burat leut-tcnggara.
Basal ini
mcmpunyai umur yang scdikit lcbih rua dari Tuf Lampung, sehingga sebagian formasi ini tcnuiup olch fonnasi Tuf Lampung tcrsebut.
Formasi basal ini
mempunyal pola berupu bukit-bukit kccil yang tersebar dan terisolir di bcberapa rcmpat yang terpisah. Komposisi batuan sebsgain besar terdiri dari basal olivin. lk11h1k Lnhan Menurut
husil pcnclitian
Bappeda
Kabuparcn
Lampung
Timur (2006)
dengan bcrdasarkan pedornan klasifikasi landform mcnurut Marsoedi ct al. (1997) clan Desaunetes ( 1977), dacrah Kabupaten Lampuug Timur dibedakan mcnjacli 6 grup yakni aluvial, maria, fluvio marin, volkanik, lain-lain.
Sccara lcngkap
masing-masing
tektonik/struktural,
grup landform
clan grup
beserta luasannya
disajikan pada Tabel 10 dibawah ini. a. Grup aluvial, di Kabupaten Lampung Timur Iandform ini termasuk dalarn sub grup dataran baojir, jalur aliran sungai, dataran aluvial, dan depresi aluvial dcngan benruk wilayah
datar dcngan Iercng 0-3%.
t.andtorrn ini terbenruk karcna
44 pcngendapan dari bahan-bahan endapan sungai yang terdiri dari kerikil, pasir, debu, dan liat.
Penyebaran utamanya di sepanjang jalur aliran sungai yang
membentuk harnparan dataran baajir di kanan kiri sungai, di daerah cekungan dan
daerah rendah, b. Grup Marin, terbentuk oleh aktivitas marin (laut} yang bcrupa endapun bahan marin.
Di Kabupaten Lampung Timur grup ini terdiri dari punggung dan
cekungan pesisir marin resen dan subresen,dararan pasang surut lumpur, dan rawa belakang pasang surut dengan bentuk wilayah datar sampai agak datar, lcreng 1-3
%. Penyebarannya terdapa: di bagian pantai sampai bebcrapa kilometer dari garis pantai ke daratan,
c. Grup Fluvio-morin, terbentuk olch proses fluvial (sungai) dan marin (laut). Di Kabupaten
Lampung Timur landfonn ioi digolongkan sebagai dataran fluvio
marin dengan relief datar, lcreng 0-3%.
Penyebarannya terdapat di beberapa
lokasi yang merupakan daerah peralihan antara rawa belakang pantai dan beting yang mcrupakan punggung dan cekungan pesisir subresen dcngan daerah aluvial
dan dataran. d. Grup Volkanik; Iandform ini mcmbentuk dataran hingga perbukitan yang tersebar di beberapa tempat secara terpisah, I Ial merupakan ciri batuan terobosan yang menerobos formasi yang Jain.
Grup ini mcmbentuk dataran volkaa dan
pcrbukitan volkan agak datar hingga berbukit kecil, lereng l-25%.
e. Grup Tektonik/Struktural.mcrupakan
landform
yang terbentuk dari Tuf
Lampung yang bersusunan bahan halus (fiat) hingga kasar (pasir) dan selaniutnya rclah mengalami proses tektonisme yaitu proses pcngangkatan, pelipatan, patahan, dan pengikisan/erosi,
Di Kabupaten Lampung Timur, proses ini mcmbeatuk sub
grup dataran agak datar hingga berombak, Penyebarannya hampir rnerata di seluruh wilayah Larnpung Timur. terutama di bagian lahan kcring,
Scdangkan
sub grup yang berasal dari bahan skis dan granit mcmbentuk dataran berom bak hingga bcrbukit kccil, lereng 3-25%. daya Kabupaten Lampung Timur.
Penyebarannya tcrdapat di bagian barat
45 Tabcl 10 Beruuk lahan di Kabuparen Lampung Timur Bentuk Lahan
Loos Ila
GRUP ALUVIAL (A) • Dataran banjir pada sungai meander • Jalur aliran sunj.!ai meander - Dataran uluvial • Jalur aliran sungai bukan meander · Deprcsi aluvial GRUP MARIN (M) - P11n,wun11. dan cckungan pesisir resen - Punl!l!UDlt dan cekungan nesisir subresen - Betina oasir pantai • Pcsisir lumpur f--- Rawa bclakang pasan11 surut
GRUP FUJVIO MARIN (B) • Dataran fluvio marin GRUP VOLK.AN (V) · Dntaran volkan ORUP TEKTONIKJ STRlJKTURAL \I J • Dataran tcktonik • Perbukitan tcktonik
GRUP LAfN-LAIN(Xl - Tarnan Nasional • ·1 ubuh air Total Luas Wilayah
.
%
7.545.41 1,523.89 10,022.48 814.8:5 3,336.98
1.91 0.39 ~.54 0.21
3,903.55
0.99
5.173. 77
J.31
IJ0.03 3,614.41 6,708.49
0.03 0.92 1.70
13.983.0?
J.55
158,298.92
30.04
90,0S 1,56 9.575.94
22.R3
120.026.50 107.27 394.814.77
30.28 0.02 100
.
Sumbcr; Peta Sarunn Lahan, B:ppeda Kahupalo:n l,ampung Timur 1 ahun 2006 •
0.85
.
2.43
Topogrnfi
Kondis]
topograf
di Lampung Timur secara urnum mcliputi
kclas
kelcrengan datar. berombak, bergc'ombang, dan bcrbukit kccil, Scbagian besar
daerah di Lampung Timur merniliki 1opografi datar dan berombak. Topograf datar rnencapai luasan 100.546.09 ha atau 25.-17% dari total luas wilayah Kabupaten Lrunpung Timur (Tabcl 11 ). Wilayah dengan kclerengan scbagran besar datar mencakup Kecamatan Pasir Sakti, Labuhan Maringgai, Purbolinggo. Pekalongan, dan Batang hari, Sedangkan Topograf berombak meucapai luasan l 24,•168.23 ha atau mencapai 31.53%. Wilayab dengan kclcrengan schagian bcsar
berornbak meliputi kecamatan Sukadana, Labuhan Ra1t1. Metro Kibang, Marga Sekampung. dan Way Jepara.
46 Wilayah dcngan topografi bcrgelombang terdapat di kccama.an Bandar Sribawono. Mclinting, dan Waway Karya.
Luasan total wilayah dengan
kelercngan bcrgeiornbang mcncapai 47.407.67 ba atau 12.01%
dari luasan
wilayah Lampung Timur. Topografi bcrbukit kecil mcrupakan topografi dengan luasan terkecil. yaitu seluas 2,259.01 ha atau 0.57% dari luas total Kabupaten
Lampuog Timur. Topografi ini tcrsebar di bcbcrapa Kecamatan antara lain Bumi Agung, Sukadana, Sckampung Udik. Bandar Sribewono. Marga Sekarnpung, Melinting, dan Jabung. Tabet 11 Kelas lcreng beserta tuasannya di Kabupaten Lampung Timur No.
Kelereagan
Luas (Ila)
~'11
l
Berbukit kcci] (16-25%)
2,259.01
0.56
2
Bcrgelombang (8· l ~%)
47,407.67
12.0J
3
berombak (3-8%)
124,468.23
31.5.3
4
Datar (0-3%)
I00,546.09
25.57
5
Taman Nasional Way Kambas dan rubuh air
120, 133.17
30.43
39~.814.77
JOO
(tidak diolah) Jumlah
Sumher · Peta Satuan Lahan, Bappeda Kabepaten LamJl
Jenis Tanab Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006), tanah-
tanah di daerah survei diklasifikasikan mcnurut Soil Taxonomy 2003 pada tingkat ordo sebagai bcrikut: Alfisols. Eruisols, Histosols, Incepeisots, dan Ulttsols. Sccara lengkap klasifikasi tanah di Kabupatcn T.. ampung Timur dicantumkan pada "label 12. Tabet 12 Jcnis tanah di daerah Kabupaten Lampung Timur
Ordo Altlsul:<
KJa;ifika~i Tanah Soil Ta:ronomv(2003) Subordo Grup Subgrup Udalfs Hapludalfs Typic Hapludalfs
Mediteran Haplik
E1llisols
Ayuc:u:s
Regosol Distrik
Psammaqecnts Sulfuquents
Flu vents
Endoaqeems
Hernisrs
Sullibemists Haplomemists Haplosaprists
U dill uvcnts 11isto ..sols
Saerists
Typic Psanmaqeems
Typic Sulfaquents
~PT (1983)
Gkisol Tionik TYl)ic Endoaqueots Gleisul Ditrik T}Eic Udifluvcn1s Aluv'al Distrik ---'~ Terrie Sulfiherniets Organosol Tionik Terrie Haplerncmists Organosot Hcmik Terrie Haplosaprists ()rganosol Saprik
I
47 =-,-:::--=---,,-------------
fabd 12 lanjutai_1
Klasifika1i Tanah Soil Tilxoru>my(2003)
Ordo Inceptlsols
Subordo
Aquepts
Grup
J>l'T (I 9R3)
Subgrup
·-:-,.,,.-.,.,-,--
Endoaqucpts
Su I f c Endoaqucpts Huvaquentic Endoaqucpts Aerie Endoaqueprs Typic F.rnl<x1quepL~ Tyoic Dystrudepts
Glcisol Tionik Glcisol Fluvik Gleisol Acrik Udcpis Dystrudepts Gleisol 11istrk l!urrudcplS K amhisol Distrik ....,..,~-,---....,.,-,-.,---....,.,----..,,,-,--,----~T~ic~Eu=tru:..:;.;:d~ep~ts,__K~'·~anF1b~is~·o~l~F.~ur~ri~kt.:ltisols Uduhs Kandiudults Typic Kandiuduhs Podsolik Kandik Kanhapludulrs
Typic Knnhapludults
Podsolik Kandik
.,,---,----,::--,...,.,c-:---7-H"'np ludults
Trpic Hapludult~ Sumber: Bappeda Kabupaten Lrn1pung Timur, 2006
P1Jdsol ik llapllk
lklim lklim wilayah Kabuparen Lampung Timur bcnlasarkan Sistcm Klasifikasi lklirn Schmidt dan Ferguson termasuk dalarn katcgori iklim B, yang dicirikan oleh
adanya bulan basah sclama 6 bulan (Descmbcr
Juni) dengan rempcratur rata-rata
berkisar 24 ·34 "C. Curah hujan rata-rara tahunan berkisar 2000 - ?.500 mm. Scdangkan
menurut
Sistern
Klasifikusi
lklirn
Oldernan,
iklim
Kabupaien
I .ampung Timur termasuk tipe C2 dcngan jumlah bu Ian basah .'i-6 bu Ian dan bu Ian
kcring 2-3 bulan.
Untuk tahun 2005. kondisi curah hujan pada bebcrapa
pcngamatan stasiun iklim yang ada di Kabupatcn Larnpung Timur disajikan pada
l.ampirnn 7. l>cmogra fi
Jumlah penduduk Kabupatcn Lampung Timur akhir tahun 2005 scbanyak 919,017
jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 462,362 jiwa dan perempuan
sebanyak 455,655 jiwa.
Angka ini menempatkan Larnpung Timur pada peringkat
ketiga di Propinsi Larnpung dalarn hal jumlah pcnduduk setelah Lampung Selutan
clan Kabupaten Lampung Tengan.
Bila jurnlah penduduk pada tahun 2005
dibandingkan dengan angka hasil sensus pcnduduk tahun 2000 yang jumlahnya tcrcatar sebesar 869,428 jiwa, tcrjndi pcningk.nan sckitar 5,7 persen atau sckitar 49.589 jiwa.
Peningkatan yang cukup bcsar nampaknya
waktu 2001-2002
tcrjadi dalam
kurun
di maria dari 5. 7 pcrsen pcnambahan diatas, sekitar 2.57 persen
(22,331 jiwa) diaruaranya tcrjadi dalam kurun waktu tersebut. Kcpadatan pcnduduk di Kahupaten Lnmpung Timur rata-rata sebesar 173
jiwa per km1 dcngan rata-rata jumlah penduduk per dcsa sebanyak
3, 782 jiwa.
48 Kccamaran yang
memiliki
jumlah
penduduk
terpadat
yaitu
Kecarnaran
Sekampung Udik dengan jumlah penduduk sebesar 65,866 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 194 jiwa per km'. Sernentara itu kccamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bumi Agung dengan jum lah penduduk sebesar 16.637 jiwa namun dengan kepadatan penduduk yang Jebih besar yaitu 227 jiwa per kilometer persegi, Dilihat dari komposisi pcnduduk menurut jenis kelarnin, rasio kelarnin (sex ratio) penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2005 tercatat scbesar 1 OJ.69. (BPS Kab Lampung Timur, 2006).
Angka ini rnenunjukkan bahwa
diantara JOO jiwa penduduk wanita yang ada, terdapat sekitar l 02 jiwa penduduk laki-laki.
Sedangkan dilihat dari komposisi umur penduduk, maka berdasarkan
data tahun 2005, sebagian besar penduduk Kabuparen Lampung Timur rnerupakan penduduk usia produktif(JS-64
tahun). Banyaknya penduduk usia produkrifpada
tahun 2005 sebesar 597,372 jiwa atau 65 person dari total penduduk. Tabel 13 Jurnlah dan persentase penduduk rnenurut kclompok usia dan angka beban ketergantungan, tahun 2004 dan 2005 Kelornpok Usia 0-14th 15 - 64 th
§5+ th Jurnlah Anglea Bcban
2004
2005
Jurnlah
%
Jumlah
%
270,025 586,152 53,212
29.69
255,0J9
64.<16
597,372
5.85
909.389
66,6-06
100.00
919,017
27.75 65.00 7.25 1•)0.00
55.14
-
53.84
-
Ketergantungan
I Sumber: Susenas 2004 dan /.005, (BPS Kah l.ampung Timur, 2006).
I
Dari Tabel 13 diatas tcrlihat bahwa lerjadi peniogkatan angka usia produktif antara iahun 2004 sampai 2005.
l'eningkatan ini berhasil menckan angka beban
ketergantungan idependency ratios dalarn satu tahun terakhir sehingga rnampu diturunkan dari 55. J 4 persen pada tahun 2004 rnenjadi 53.84 person pada tahun 2005. Berani bahwa sekarang hanya terdapat sekitar 54 orang pcnduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung setiap Sccara kasar angka ini mengindikasikan
100 orang penduduk
usia produkrif
adanya kernejuan ekonomi di Kabupatcn
I .ampung Timur dalam satu tahun tcrakhir karena dcngan semakin rendahnya
49 rasio bcban tanggungan berarti makin banyak penduduk produkti f secara ekonorni dan semakin sedikit sumber daya yang harus dibagikan kepada kelornpok ridak produktif
Data jumlah angkatan kerja dari pcnduduk di Kabupaten Lampung Timur 1ug<1 menunjukkan bahwa sektor pertanian rnerupakan sekior utama.
Dari
angkatan kerja yang pada akhir tahun 2005 scbanyak 462,708 jiwa, pcnduduk yang bekerja pada sektor pcnanian mencapai 64.95%, sedangkan yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 15.83%, jasa 6.81 %, konstruksi 4.35% dan lain sebagainya (BPS Kab. Lampung Timur, 2006). Tabel 14 Perkernbangan persentase pcnduduk usia kerja. yang bckerja mcnurut lapangan usaha utama di Kabupaten Lampung Timur, tahun 2002-2005 LapanganLsaha Utarna Tahu11 No I.
Pertanian
2.
Pertambangan dan Pcnggalien
.3. 4.
lndustri Listrik. Gas, Air Konstruksi
5.
6. Pcrdagangan ~
'·
8. 9. ~ 10.
Transportasi dan Koruunikasi
Keuangan Jasa-Jasa Lainnva
2002 69.90 0..12
2003
2004
2005
69.90
73 66
0.2
().22
64.95 0.46
6.82
6.82
0.06
0.06
2.51 11.97 2.57
2.51 11.97 2.57
0!18
OAS
5.27
5.27
5.58 004 225 10.40 2.81 0.15 4.88
100.00
100.00
-
Jumlah 100.0•) Surnber : BPS Kabupaten Lampung l rmur, 2006.
..
-
-
Mernperharikan Tabel 14 diatas, tcrlihat bahwa pcrkembangan
5.26 0.04
4.35 15.83 2.02 0.18 6.81 0.09 100.00
persentase
penduduk menurul usia kcrja di sektor pertanian dari tahun 2004-2005 cendcrung rnenurun yaitu dari 73.66% rnenjadi 64.95%.
Jika ditclusuri Jebih lanjut,
penurunan perkcmbangan di scktor pcrtanian tcrscbut kemungkinan discbabkan beralihnya scbagian profesi penduduk ke sektor perdagangan yaitu dari J0.40%
rneningkat menjadi 15.83% dan jasa dari 4.88% rnenjadi 6.81 %. Percknuomian Strukrur ekonorni suatu daerah sangat ditentukan oleh bcsarnya surnbangan dari scktor-sektor ckonorni dalam rnemproduksi barang dan jasa.
Struktur
ekonomi ini dapat dilihat dari distribusi PDR R mcnurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku.
50 Struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Timur .lidominasi oleh tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, pcnambangan dan penggalian, dan perdagangan, hotel, dan rcstoran. Kctiga sektor ini memiliki share lebih dari J 0% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sedangkan sektor lain memiliki share yang kurang dari I 0%.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak terjadi perubahan
struktur perckonornian yang signifikan di Laurpung Timur, namun
PDRB
mcngatarni pcningkaran yang cukup signifikan yaitu dari 4,015 trilyun pada tahun 2002 menjadi 6,520 trilyun rupiah pada tahun 2006. Distribusi PDR.B Kabupaten Lampung l'imur menurut lapangan usaha mas dasar harga bcrlaku tahun 20022006 dapat dil ihat pada Lampirun 5.
Sekior ncrtanian merupakan sektor yang mcmberikan kontribusi terbcsar terhadap perckonomian Kabupaten Larnpung rirnUI.
Sub scktor tanaman bahan
makanan merupaknn sub scktor yang membcrikun kontribusi rerbesar terhadap
sektor perianian, diikuti sub scktor pcrikanan dan pcrkebunan, mcngalarni
peningkarnn
dalam
pcrdagangan, hotel dun rcstoran.
kurun
waktu
Scktor yang tcrus
2002-2006
ndalah
scktor
11iJa dilihat dalam konstelasi ruang Propinsi
Lumpung, Kabupaten Lnmpung Timur
rnerupakan
satu-satunya kubupaten yang
mcnjadikllll sekior pertambangan don pcnggalian sebagai sektor basis, teruiama dari sub scktor minyak dan gas bumi. Kcheradaan kilang minyak lepas pantai di sckitar Pulau Scgamat yang bcradu di wilayah
Kabupaten Lampung Timur
rncrupakan aset tcrbesar dari sektor pertamoangan dan penggalian. Secara
11111Ltm
pcrtumbuhan ekonorni
Kabupaten Lampung Timur dalam
kurun waktu 2002-2006 (umbuh sebcsar 2.26%.
Pertumbuhan rcrbesar tcrjadi
pada sektor pcrtambangan dan penggalian sebcsar 12.92%, diikuri sekior industri 6.63% dan sektor perdagangan, hotel dan rcstoran 5.98% (I.arnpimn 6). Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi l.ampung Timm rnenurut lapangan usahu lima tahun terakhir disajikan dalam Gambar 4 bcrikut :
51
Gambar 4
Rata-rata laju pertumbuhan ckonorni Lampung Timur rnenurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 tahun 2002-2006
Walaupun dcmikian,
bila dilihat secara rata-rata pada tahun 2002-2006,
perekonomian Kabupaten Lampung Timur tumbuh sebesar 2.26%. Penynmbang terbcsar adalah sektor pcrtanian {I .58%), diikuii sektor pertambangan dan
penggalian (I.J l %). dan sektor perdagangan, hold dan restoran (0.87%) (Tabel 15).
Tabel 15 Kontribusi sektoral terhadap pertum buhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur tahun 2002-2006 (persen) No 1
2 3 ~
Tahuo
Lapangan l.'saha Pertaoiao Pertambangan dan Pcnggalian lndusrri
2002 0.63 13.66 0.22 0.02
2003 3.19 2.29 0.24 0.00
20()4
1.93
.3_g2
-3.77
-l.83
1.31
0.29
0.81
0.38
0.00
0.0 I 0.89 0.8')
0.01 0.29 0.87
(l.14
0.12
0.29
0.16
0.16
0.08
1.53
2.26
Bangun .. 'Hl
0.10
0.13
Perdag;mgan, Hotel dan Restoran
O.RR
0.53
7
Pengangkutan dan Komunikasi
0.J8
0.17
8
Keuangan, Pcrsewaan, dan Jasa
0.IJ
0.IJ
0.20
Jasa-Jasa
0.17 4.14
-0.13 6.53
0.04
PDRll dengan migas
9
Sumber: BPS Kabupaten Lampttng Timur.
ioo?.
ram
l.30
5 6
Perusahaan
20{)5
2006 0.85
0.32 0.00 0.16 0.86 ·).15
Listrik, Gos dun Air Bersih
Raia-
-0.RO
0.19 1.19
·0.18 0.09 0.15 -0.10
l.58
52 Peoggunaan Laban Secara luasan. penggunaan
lahan di Lampung Timur didominasi oleh
penggunaau lahan penanian yang mencapai 55.88%. Luasan hutan mcnduduki posisi kedua yairu seluas 32.32% dari luas wilayah yang merupakan Taman Nasional Way Kambas. Sisanya berupa perkampungan, kawasan industri, padang rurnput, sernak, rawa, danan, alang-alang, dan emplasemcnt. l.uasan rnasingmusing pengguraan lahan disajikan dalaru Tabet 16 berikur: Tabel 16 Penggunaan Jahan di Kabupaten Lampung Timur No. I 2
Pcnezunaan Laban Alang-alang Danau
3
Emplasemem
4
I lutan Belukar Kawasan [ndustri Kampung Jarang Kampung Padat Perkebunan Besar K ebun rakyat Padang Rumput Rawa
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ]5
Tambak Tegalan
i6
Waduk
Luss (ha) 790.16 166.09 32.61 127,591.99 63.50 34.'116.15 2,032.69 -1.337.I i 45,348.72 11633 3.632..33 5,089.03 67,946.86 4.066.61 98.903.40
Semak Sawah
-Somber : BPN Kab. Lampung .I ..nnur, tahun 2004 . Komoditas
235.42
394.814.77
~'O
0.20 0.04 0.01
32.32
0.02 R.72
O.SJ I.JO 11.49 0 03 0.92 1.29 17.21
1.03 25.05 0.06 100.00
Pertanian Urama
I .ahan kering mendominasi lahan pertanian di Kabupaien Lampung Timur.
Komoditas tanaman yang dikembangkan meliputi tanaman pangan, horrikultura, dan perkcbunan,
Komodiras dikcrnbangkan kedelai,
pertanian dari sub sektor tanaman pangan yang relah
di wilayah Kabupaten Lampung Timur diantaranya padi, jagung,
kacang tanah, ubikayu, ketela rambat dan kacang hijau.
Tabel I 7
menunjukkan bahwa komoditas jagung mendominasi usahatani dari sub sektor tanaman pangan, kcmudian diikuli padi sawah dan ubi kayu. Dalam ernpat tahun
terakhir ini (Tahun 2002 - 2005) perkembangan luas areal panen tanarnan jagung mcngalami pcningkatan dari 105.016 ha menjadi 123.665 ha. Scdangkan untuk tanarnan padi sawah perkernbangannya cenderung menurun, dari 73,932 ha
53 menjadi 72,531 ha. Penurunun tersebut kernungkinan disebabkan oleh adanya konvcrsi lahan sawah menjadi tambak udang dan usaha walct. Dari beberapa komoditas tcrscbut, tingkat pcngusahaan terhadap teknologi masih sederhana, yang ditunjukkan dengan tingkat produkrivitas relatif rendah (BPS Kab. Larnpung Timur, 2006). Tabel 17 t.uas panen dan produksi tanaman pangan Kabupatcn Lampung Timur, tahun 2005 No.
Jonis Tanaman
Luas Panen
Produksi
(ha)
L
Padi Sawah
2. 3.
Padi l.adang
4.
Jagung Kcdclai
5.
Kacang Tanah
Prod uktivitas (kg/ha)
Iton) 1'10,507 16.550 430,970
72,531 5,857 123.665 336
4,551 2,833
3,485 1,042 1,087 18,780 9.788 882
350
1,443
1,569 678,886 6,225 750
6.
Ubikayu 36,J 50 7. Ketela Rambat 636 8. K acanz Ilijau 850 Surnbcr: BPS Kabupatcn Lampung Timur, 2006.
Sedangkan untuk jenis tanaman perkcbunan dari data statistik tahun 2005 jenis tanaman utama yang ada di daerah Larnpung TimUT adalah kclapa dalam, lada, kakao
JCniS
Tanaman
Lua' Areal (Ha)
TBM I,
Arcn
'·
Cabe Jawa
J,
Ceni.keh
4.
K~k;lo
0
<
Kayu Mau i..,:
6, 7.
Kapnk KM'Cl
R.
Kclapa Dalam Kclapa Hibrida
9
10. 11.
Kelepa Sn\Vjt
12.
Lada
13. 14. 15.
Pinang
16. 1;.
rs. I~. 2(1
21.
Kopi robusta P~nili Jahe K.c:nc.01 Kunyit
Lenakeas Tcmbakau Tcmulawak Wi!eo
3.20 219,00 1·1.30 2,730.11
o.~,
107.05 619.50 2,Xl.2.95 18.00 1,378 ..90 141.75 1,152.25 8 ..50 49.75 35.55 51.05
108. J'7 19.t2 J.,50
~.00 0.00
TM 62.80 476.7.5 102.40 5,734.00
0.25 G3'.45 348.50 10,83~.50 138.90 734.Si)
I .02C.70 7141.50 4 l.SJ 100.00
104.63 78.60 92.22
TR/TT
1.25 43.1)0
51.25 137.25 0.00
82.00
noo
I ~!Y1'5.25 7.80
164.70
1,331.25 0.10 .12.25 7.75
9,625.0() 50.2.'l 182.00 147.93 I "3.90 2<11.6~ 7R.rl5 4,.35
14.25 11.25
1
20.00
3.25
.... Sumber: Badan Pusat S1a11s11k Lampung I imur,2006 .
167.95 8.601.36 1.00 823.50 %8.CO 25,203.70 2.12).90. 1.414.70
1934
0.75
67.2.1 738.~5
10.50 252.25
36.60 7.73
Jurulah
1.50
e.eo
IJ.23 U.75
Produksi (ion) 31.03 246.92 34.01 5,815.74 0.05 226.01
·171.06 26.434.75 126.39 1.90 J.~8 650.57 4,282.9.2
26.81 18.63 456.38 220.73 JdS.39 11?.05 53.14 lH.54
01.Q_
54 Tabel 18 dia.as mcauojukkan hahwa luas areal kelapa dalam mcnernpati urutan pertama dalam usahatani perkebunan yaitu meneapai 25.203. 70 ha yang senrra produksinya tcrdapat di Kecamaian Labuhan Maringgai. Kernudian diikuti
lada 9,625 ha sentra produksinya di Kecamatan Jabung, kakao 8,601.36 ha sentra produksinya di Kecamatan Sekampung Udik dan kclapa sawit 2,123.9 ha semra produksinya di Kecamatan Waway Karya, Walaupun luas areal tanaman kclapa mendominasi luas areal tanaman perkebunan, aknn tctapi tanaman tersebut bukan rnerupakan tanama.u pokok, Secara umum tanaman kelapa diusahakan sebagai tanaman pelindung diantara ranaman lada atau tumpangsari dcngan tanaman ubikayu.jagung dan lain-lain. Dari beberapa komodiras perkebunan yang dikembangkan
Lampung Timur, lada dan kakao merupakan
komoditas unggulan daerah.
Bcrdasarkan Tabel 18. tingkat produksi dan produktivitas rata-rata lada dan kakao masing-masing adalah sebagai berikut: produksi lada 4,282.92 ton dengan produkrivitas 599.74 kg/ha. sedangkan produksi tanaman kakao ),875.74 Ion dan produktivitas 681 kg/ha. Sedangkan produktivitas potensial yang mampu dicapai kedua komoditas terscbut cukup tir:ggi. dimana lada mencapai 1.600 kg/ha dan
kakao 2,000 kg/ha.
Kondisi ini menuojukkan bahwa pcnggunaan teknologi
anjuran di tingkat petani masih rcndah. Ila! ini merupakan suaru peluang cukup besar untuk dapat meningkalkan produktivitas kedua kornoditas terscbut dengan mernperbaiki teknologi
budidaya, diantaranya
bcrkualitas,
sesuai
pemupukan
anjuran,
penggunaan
pemangkasan,
unggul
k1011
pcngendalian
harna
penyakit secara terpadudan komponeo teknologi lainnya. Pcranan Subsektor Perkebunan Subscktor perkcbunan mcrupakan subsektor yang memberikan surnbangan
tcrbcsar ketiga terhadap PDRB scktor pertanian yang signifikan selama lima rahun tcrakhir (2002-2006). yairu setelah subsektor tanaman pangan dan perikanan. Jika dihitung rata-rata persentase nilai PDR.I) (atas harga konstan 2000) per sub scktor
tahun
rnenyumbang
2002-2006,
sub
sektor
ianaman
bahan
rnakanan
(pangan)
30.44% diikuti perikanan (9.89"/o), dan perkebunan i9.48%).
Garnbar 5 mcmperlihatkan kontribusi dari sctiap sub sektor penanian.
35 35.0C N
"1 ~
30.00 25.00
3
!!
20.00
e
15.00
"' -
t: 0
•
Q.
10 00 5.00
0.00 20l'2
~
11 T~11•t11.1n &ahanM&'ltanan
2003
2©1
• 1-'ertetvmn
2005
2006 Tahun
__ •_Pete
)
Gamba: 5 Pcrsentasc nilai PDRB per sub scktor Kabupatcn Lampung Timur tahun 2002-2006. Dengan luasan lahan kcring yang dominan dibandingkan lahnn basah, maka subscktor pcrkcbunan sangat berpotcnsi untuk terns dikcmbangkan dalam rangka
pcningkatan kcscjahteraan masyarakat di Larnpung Timur. Beberapa kcuntungan yang dirasakan masyarnkat dalam rnembudidayakan tnnumnn pcrkcbunan adalah modal awal hanya dikcluarkan pada awal pcnanaman yang sclanjutnya tanaman akan bertahan sclarna puluhan tnhun dengnn hasil yang dopa! dipetik sclarna
puluhan
tahun juga,
dikernbangkan
komoditi
perkebunan
tcrtcniu
sepcru
karct
dapar
pada lahan-Iahan marginal (tingkat kesuburan rendah), urnumnya
kornoditi perkebunan rnerupakan komoditi ckspor, schingga harga yang diterima pclani cukup menguruungkan,
Ui
Kabupatcn
Lampung Timur,
kornoditi
perkchunan utarna yang dikcmbangkan ruasyurakut adalah kelapa, lada, dun kakao. Namun saat iui kakao mcrupakan komoditl yang cukup diminati masyarakat. Dukungan porncrintah pusat mclal ui pclaksanaan Program Revital isasi Perkebunan rnenunjukkan bahwa tanaman kakao merupakan tanaman yang mcmiliki prospck ke depan yang ccrah.
I'erkembangan Perkehnnan Kakao Rakyat Tanaman kakao mulai dikernbaugkan di Propinsi Lampung, khususnya di
Kabupaten l.arnpung Timur sejak tahun 1980 melalui Proyck Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Hkspor (PRPTE) yang tersebar di Kccamatun Way Jcpara clan Labuhan Maringgai.
Hingga saat ini Kabupaten Lampung Timur rnerupakan
56 scrura kedua tanarnan kakao di Propinsi Lampung setelah Kabupaten Tanggamus. T.11as areal tanarnan kakao di Kabupaten l.ampung Timur
mencapai 9,749.50
dcngan produktifitas 972 kg/ha,
pada tahun 2006
Berdasarkan Tabel 19.
produkti lilas ranaman kakao di Larnpung Timur merupakan yang rerbaik kcdua di Propinsi
Lampung.
bahwa Kabupaten Lampung Timur
Hal ini menunjukkan
memiliki tingkai kescsuaian lahan yang baik untuk tanaman kakao di samping teknis budidayu yang dilakukan petani jug11 telah cukup baik, Tabel 19 l.uas areal, produksi dan produktifitas perkcbunan kakao pada beberapa kabupaten di Propinsi Lampung tahun 2006
No
Kabupaien
I 2
I .ampunu Sc Iatan Lamounc Tcngah
3
Lo1E£Urlj.\
4
Luas areal (ha)
Produksi
Produ k Ii Ii las
(ton)
(kg/ha)
9,474 J,260
4.933 1.274
683
9,749
6,197
972
l,RO~
1,143
778
""6
Lammmg Utara Wav Kanan Lampung llarut
706
7
Tulan~ Oawang
425 69
I !795
8.
Ta1~(1_~<1nl\lS
5
Timur
1,.113
78{
237 1.123
1,767 6,667
15,063
~
945
801
Sumber : Oma~ f'crkebuJmn Propin;1 Lumpuni;. I ahun 2007
Tanaman
kakuo mcrupakan
tanaman
ull\ma
Kabupatcn Larnpung Timur. sclain kelapa dan Jada. ccndrung
naik
rncrupakan
Lampung Timur.
alnsan
terus
perkcbunan
rakyat
cli
I larga yang stabil dan
bcrkernbangnya
tanarnun
kakao di
Perkcmbangan luas areal, produksl, dan produktilitas kakao
rakyat di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabcl 20 berikut : Tabcl 20 Pcrkcmbangan luas areal, produksi, dan produktifitas perkcbunan kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur lahun 2002- 2006
~· No
Tahun
Jumlah (Im)
Produksi
J. 2. J. 4. 5.
2006 2005
9,749.50
6,197.24
8,601.36
2004
5,875. 74 5,987.33
2003 2002
7,358.00 6.510.75 5,679.00
Pertumbuhan (%)
71.77
(Ton)
3,702.~5 J.621.00
Produktifitas (Kg/ha} 972.73 r .024.72 1,192.70 743.41 958.44
71.15
Somber: RPS Kabupatcn Lampung Timur. rahun 2007 Secara urnum persentase
pertumbuhan
luas areal tanam clan produksi
pcrkebunan kakao rakyat di Lampung Timur cenderung positif antara tahun 2002
57 -2006. scdangkan produktifitasnya
cendrung fluktuatif
tahun terakhir sccara kumularif rnencapai 71.77%.
Peningkatan luasan lima
Peningkatan ini mcnunjukkan
minat masyarakat yang !inggi terhadap tanaman kakao . .Jika dibandingkan dcngan
tanaman pcrkebunan utarna lain di I .ampung Timur, pertumbuhan luasan kakao merupakan yang tcrtinggi.
tanaman
Pcrbandingan persentase pertumbuhan luasan
tiga komoditi perkebunan utama di Lampung Timur disajikan dalam Gambar 6 berikut:
20.00(1-
: 1s.oo1r ~
...c
:;
~~~~1·--
•
.r:. ~ .a
E
~
:
... 2003
__ I!
201)4 Tahon
200;
2006
K_:•::lapa'=== -=="=-l·""=·'==::--::::o=Ka=~·'"'=o:-::=..._
Gambar 6 Pcrtumbuhan luasan tanaman pcrkebunan utama di Lampung Timur. Dari segi produksi, pada Tabcl 21 tcrlihat terjadi kenaikan produksi yang
sangat besar pada tahun 2004. Hal lni rnungkin discbabkan pada lahun tersebut tanaman kakao rnuda (belum menghasilkan) mulai mcmasuki masa menghasilkan sehingga produksi
kakao Lampung Timur sccara kcseluruhan meningkat.
Penurunan produktiritas tanaman kakao di l.empung Timur terjadi pada tahun
2003, 2005, clan 2006. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan pcnurunan produktifitas tanaman ini, seperti tanaman masuk dalam usia tua, Jaktor iklim,
serangan pcnyakit, dan lain sebagainya.
Namun melibat kondisi saat ini,
penurunan produktifitas cendcrung disebabkan olch faktor iklim.
lklirn bcberapa
tahun ierakhir mengalami pancaroba yang disebabkan oleh pernanasan global. Akibatnya frckwensi hari hujan menjadi iidak teratur.
responsif rerhadap kckcringan.
Tunarnan kakao sangat
Cckaman kond isi kering yang lama akan
oerpeugaruh terhadap pcnurunan produksi tanaman.
58 Tabel 2 I Pertumbuhan luas areal, produksi, dan produktifitas perkcbunan kakao rakyat di Kabupatcn Lampung Timur tahun 2003 - 2006
~
~
Tahun
2003 2004
2005 2()06 Sumber Ha11I olahan,
!
Luas "-real(%}
Produksi (%)
14.6'1 13.01 16.90 13.34
2.26
Produktifirss (%) -22.13 60.H -14.08
61.70 - 1.86 5.47
-5.07
Pcnyebaran areal sentra kakau di Kabupaten Lampung Timur terletak pada tujuh kecarnatan yang posisinya sating berdekaran (Tabel 22).
Kecamatan-.
kccamaiun itu meliputi Sekampung Udik, Jabung, Mataram Baru, Bandar Sribawono, Way Jepara, Margatiga dan Labuhan Raru. Dengan produkrifitas ratarara sebesar 683.11 pada sentra-semra tersebur, maka sccara umum pcrkcbunan kukao rakyat di Lampung Timur bclum rnencapai produkti fitas optimal yang bisa
dihasilkan. dimana
Kccarnatan
sentra pcrkebunan kakao rakyat di Lrunpung
Luas Meal (ha)
Produksi (ton)
Produ~1ili1as
(kg/ha/th)
~'"1?""1:1 Udik
1,426
Jabung i\tnmrnJn Buru
62{) 634
Bandai Sriha,H11111
740 767
Way Jeoara Lebuhan Roru
I ,O-IS.4S
~aTiga I 791 Surnber : BI'S Kabupaien Lampung Timur. 1ahun 2006
1,160.25 274.06
360 300 660 925.10 .549.1'
813.64 1142.03 567.82 405AI 860.50 884.88 694.24
·-
Karakteristik Usahatani Kakao Secara garis besar usaha tani yang dilakukan petani kakao di Lampung I irnur rata-rata rnernpunyai luas lahan I ha, dcngan jenis tanamnn kakao lokal dan unggul. Kinn unggul di dapatkan petani dari hibah pemerintah pada tahun I 98U dirnana pada saat iru dilakukan Proyek Rehabilitasi Peremajaan Tanaman Ekspor (PRPTE) yang wilayahnya mencakup Kccamatan Way Jcpara dan l.abuhan Maringgai.
Rata-rara populasi tanaman per bektar sebanyak 833 pohon. dengan
jenis penanung kcbanyakan dari pohon pisang dan kelapa, Tanaman kakao yang ditanam pctani di daeruh pcnelirian scbagian bcsar
berurnur 7-9 rahun. Pada budidaya tanaman tahunan umur lersebut merupakan umur produktif. Menurut Siregar et al. (2002), umur kakao sangat produktif pada
59
kisaran unuu I 0 - 15 rahun dan akan mcngalami penurunan produksi pad a umur 20-2) rahun.
Di Lampung Timur petani rclah mengenal cara pengernbangan
tanarnan kakao dengan tcknik vegctauf seperti pencangkokan, okulasi, dan tcknik sambung
tanaman, sehingga dimasa rnendarang tcknologi tcrsebut dapat
dipcrgunakan untuk melakukan percmajaan ianarnan kakao yang sudah tidak prod ukti f. Dalam mclakukan budidaya tanaman rata-rata petani melakukan pemupukan sebanyak 2 kali per tahun, dcmikian pula dengan pcmangkasan tanaman juga dilakukan scbanyak 2 kali per tuhun. Rata-rata penggunaan input produksi per hcktar bcrupa pcnggunaan pupuk kandang scbanyak
1200 kg, pupuk urea
sebanyak 300 kg, pupuk SP-36 atau TSP sebanyak 250 k&, pupuk KCI schanyak I 00 kg dan pcnggunaan pesrisida sebanyak I liter, scdangkan penggunaan input
tenaga ruta-rnta sebanyak 90 I lari Orang Kcrja (HOK).
Dengan dernikian
usahatani kakao di Lampung Timur secara garis besar telah mengcnal teknologi budidaya yang baik. Penunjong budidaya bcrupa keberadaan kelompok tani dan penyuluh penanian secara intensif juga dibentuk di daerah scmra kakao di Larnpung Timur.
Tabet 23 Karakteristik usahatani kakao rukyar di Kabupatcn Lampung Timur, tahun 2007 No. Deskripsi I. Rata-rata kepcmilikan lahan (ha] 2. Jenis ~Ion ynng ditanam 3. 4. 5. G. 7. 8. 9.
Kctt:rangan I ha
JCS 60. Upper Amezone lntcrclenat
Urnur kakao rata-rata (tahun) Asal bibit Popu lasi tanaman rata-rata {pohonlha) Jcuis Penaung Rata-raia frekuensi pemangkasan per tahun (kali) Rata-rata frckuensi pemupukan per lahun (kah) Pengg-rnaan input: Urea (kg/ha) SP-16il'SP (kg/ha)
Bantuan/::;,vadayu
833 batang Kelapa dan pisang 2
KCI (kg.:l1a)
JOO 2.10 100
Kandang ((kw/11:1)
12
Pestisida (liter)
Kegiatan Penyuluhan Kcaktifan kelompok tani
Sumbcr : data primer (diolah)
_J
I 90 Ada
Tenaga Kerja (HOK) I 0. 11.
I Iibrid, loknl 7-9 Ill
_._
__;Ak==·tif
.
HASIL DAN PEl\1BAHASAN Pcrscbaran Lahan Sesuai untuk Tanaman Kakau Analisis kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di Lampung Timur dilakukan dcngan mencocokkan tmatching) antara kualitas lalian pada tiap satuan peta tanah pada Peta Saluan Laban Kahuparen Lampung Timur dengan persyaratan pcnggunaan luhun unruk tanaman kakao (Land requirements'[ yang rnengacu kcpada kriteria kesesuaian lahan yang diterbitkan olch Pusai Penelirian clan Pcngernbangan Tanah dan Agroklimat, Rodan Litbang Pcrtanian (Djaenudin er
al.,
2003). Kritcria kesesuaian lahan untuk tanaman kakao yang digunakan
secara lengkap dapa: dilihat pada Lampiran 8.
Peto saruan lahan Kabupaten
Lampung Timur yang digunakan bersumber dari 13appeda Kabupatcn I.ampung Timur tahun 2006 dengan skala I : 100.000 (Lampiran 4 ). Dari peta tersebut dikctahui terdapat 27 Saruan Peta Tanah (SPT) di Kabupaten Lampung Timur. Dua puluh limn SPT menunjukkan kualitas lahan sccara lengkap, sedangkan dua SPT terakhir yaitu SPT 26 dan 27 Lidak dianalisis secara lengkap karcna merupakan Taman Nasional Way Karnbas dan Tubuh Air. I .egcnda Pew Satuan Lahan Kabupaten Lampung Timur secara lcngkap dapat dilihat pada Lampiran 9. Klasifikasi jenis tanah dalarn Peta Satuan Lahan Kabupatcn I .ampung Timur masih dalam satuan asosiasi. Dalam penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman kakao yang dilakukun, karakteristik lahan dari masing-masing SPT diwakilkan dari jenis tanah yang memiliki luasan terbesar dari asosiasi tanah terscbut. Sedangkan jcnis tanah dengan luasan yang lebih kecil dalam asosiasi tersebut tidak dilakukan penilaian.
Karena itu kcscsuaian lahan yang dihasilkan
mcrupakan gambamn sccara umum, bisa saja dari lahan sesuai yang dihasilkan terdapat lahan-lahan yang scbcnamya tidak sesuai. Hal ini merupakan salah satu kclcmahan dari analisis yang dilakukan. Ilasil pcncocokan (marching) secara manual tersebut dapal dilihat pada Lampitan I 0. Sedangkan kelas kesesuaian lahan sccara aktual pada setiap satuan lahan dapat dilihat pada Tabcl 24 bcrikut :
61 Tahel 24 Kelas dan sub kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kakao pada
rnasi ng-rnasing satuan lahan Ko. Sat
Kelas
Sub Kelas.pembaras
l.uas
l.ah an
S"
!
,J
2
5
S3 S3 S3 S3
6
N
N
7
N
8
S' .J
9 JO II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
S3
N S3 oa S3 oa
3 4
22 23
24
25 26
27 Sumber
N
S'l wa.oa SJ oa S3 oa SJ
2.789.40
XS XS
N
S3 wa.oa
3,462 I} 7,514.84
0.$$
6,630.46
1.68
6,623.67 493.91
1.68 0.12
S3 "' Scsuai marginal
= Tidak sesuai
1.90
l,R00.58
8,539.36 SJ SJ rc.nr 11,401.58 SJ SI re, nr 17,642.73 S3 SJ re, nr 68,907.10 •S'J SJ re, nr 7,249.74 s2 S'2 \V:l1Ch 847.23 S3 ss re, nr 14,404.12 S2 S2 wa.nr 13,447.25 S2 S2 wa,eh 38,39K.4 I N N re 3.505.60 N N re 5,56·1.85 S2 S2 wa.eh 23,234.37 $2 S2 wa.eh 9,76R.24 SJ SJ ch 2,259.20 'I'd T
S2 = Cukup sesuai
1.87 1.08 1.23 0.97 0.71
4,838.51 3,849.21
SJ oa
SJ
(%)
4,256.48
oa
N re N XS
Kcterangan : SI .,. Sangat sesuai N
Hektar i,263.23
..
0.46
2.16
2.89 4.47 17.45 l.R4
0.21 3.6S 3.40 9.73
0.89 1.41
5.89 2.47 0.51 30.40
0,03
100.00
Pembatas :
oa = Ketersediaan oksigen
xs = Bahaya sulfidik re= Media perakaran nr - Ketersediaan hara
ch = Bahaya crosi wa- Kctersediaan air
Td = Tidak dinilai
Kelas kescsuaian lahan pada setiap satuan lahan menjadi dasar pembuatan peta kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di La111pLU1g Timur.
Dari peta
kcsesuaiau lahan untuk tanaman kakao tersebut diperoleh informasi bahwa sebagian besar lahan di Kabupatcn Lampung Timur sesuai untuk tanaman kukao yairu seluus 252,342.82 ha (63.91%). Sedangkan lahan yang tidak scsuai (N)
mencapai luasan 22,338.18 ha (5.66%). Secara aktual sebagian besar rnasuk dalam kelas Scsuai Marginal (S3) yairu
seluas 166,646.37 ha (42.21 %),
scdangkan yang rnasuk dalarn kelas Cukup Sesuai (S2) seluas 85,696.45 ha (21. 70%). Tidak. ada lahan yang tcnnasuk kelas kesesuaian Sangat Sesuai (SI)
62 untuk tanaman kakao di Lampung Timur. Secara spasial Jokasi lahan dcngan kelas kesesuaian aktual dapat dilihat pada Gambar 7. Lahan dengan kelas kesesuaian S2 terdapat pada 17 kecamatan di Lampung Timur dengan luasan yang bcrvariasi (Tabet 25).
Kecameran dengan kelas
kcscsuaian S2 yang terbesar adalah kecamatan Sekampung Cdik yaitu 13,803.01
ha, diikuti dengan kecamatan Bandar Sri Rawono dan Marga Tiga, yaitu masingmasing I 1,502.51 ha dan J 1,028.17 ha. Sedangkan Jahan dengan kclas kesesuaian S3 tcrdapat disemua kecamatan,
Kccamatan yang memilici kolas kesesuaian
lahan kakao S3 tcrluas adalah Kecamaian Sukadana yaitu 16,411.82
ha, diikuti
dengan kccamatan Waway Karya yaitu seluas I 3,.589.56 ha, dan Raman Utara seluas 12,047.98 ha. Tabel 25 Luasan kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kakao pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Lampung Timur No.
luas Kelas Kcscsw.ian LahM Aktual (hn)
KECi\..vtATAr-1 SI I 2
s
Pckatongan Way Bungur Labuhan MJiinggai Pasir Sakti
6 7
Gunung Pelindung
8
Mclintm§
9 10
Braja Sclcbah \Vuy Jepara
!J
LabuhanRocu
12 13 Id
Sukadana Purbotinggo Raman Urara B.ian.~h>'.i l\uoon Batanghari
j
4
15 16 17
Bumi Agung Sckampung
19
Mu~a Ti~a
21 22 23
24 25
. .
-
Jabuu~
IS
;o
-
\\'n.,\•ay Katya
-
-
nandar Sri
-
f aman Nasional Wny Kambas den tubLh air
. Sumber : basil
Jumlah Toial pcrhitungan
5,:S02.23 1,2% 59
-
..
N
rd
13~5S9~56 6.319.74 5,&51.98 8.355.6·1
2J.72
.
. .
-
l,~97.32 3,818.3~
8.087.JJ 6.142.57
6.806.64
.
2.419.08
-
.
1.2::6.97 5.336.21 5.952.84 7,731.58 16,411.82 5,976 ;6 12,047.98 9.676.33 9.581.•7 2, 147.91 8.96U4
x:m.m1
.
~74.33
-
JO!S.j(
.
-
-
.
. . .
-
5.691.96
-
. .
l.!)43.53 8.941.12 l.•»).96
4.69S.S7 877.51 1,.l99.27
-
687.78 5.tlSU2
-
.
-
-
.
l~0.133.7; 120.133.7;
-
85.6%.45
secara d1g,1tal
SJ
-
:o,980.74
4.24).25 B.803.01 i.940.85 11.50251
-
i\·felro l(ih3ng
.
545.4~ 11.ll28.l 7
-
'Ua\VOllV
5,739J9 1.191 17 1,H&AO
1,446.71 47.U 2.153.20
-
S
2,0.\9.62 -
-
-
Marga Sckumpung
S2 97238
-
-
'
166.~6.Ji .!94.Xl4.77
22.338.18
.
-
63
• r.
!
---
~
64 Masing-masing kclas kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di Lampung Timur yaitu kelas S2, S3, Jan N rnerniliki fak:tor pcmbatas. Faktor pembatas pada
kelas kesesuaian S2 adalah ketersediaan air {wa), bahaya crosi (eh), dan kctcrsediaan hara (nr). Sedangkan pada kolas kcsesuaian S3 adalah ketersediaan air (wa), keterseciaan oksigen (oa). bahaya crosi (ch), ketersediaan hara (nr), dan
media perakaran (re). Kclas kcscsuaian lahan '.J [tidak sesuai) dibatasi oleh faktor adanya behaya sulfidik (rncngandung sulfur) yang merupakan scnyawa bcracun
bagi tanaman dan terbatasnya media perakaran (re). Faktor-faktor pernbatas pada kelas S2 dan S3 beberupa diantaranya dapat
diatasi, sedangkan faktor pcmbatas pada kelas N cukup sulit unruk diatasi. Untuk kctersediaan hara, dapat diaiasi dcngan pernberian pupuk.
fakior pembatas
Sedangkan unruk faktor pcmbatas ketersediaan oksigen dimana drainase yang
terharnbat yang rnenjadi penyebah dap~n diatasi dcngan pemupukan dengan bahan organik (pupuk kandang)
lain yaitu ketcrscdiaan air, bahaya erosi, media perakaran, dan bahaya suliidik relatif sulit untuk diatasi, sekalipun bisa namun mernbutuhkan
biaya yang tinggi.
Diperkirakan dengan dilakukan usaha perbaikkan, akan memperbcsar biaya usaha yang akan dilakukan petani dan dikhawatirkan usaha tersebut akan mcrnberikan kcuntungan yang kecil bagi petani atau bahkan rncrugi.
Pertirnbangan
tersebut
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001) bahwa usaha perbaikan Iaktor pembatas yang dilakukan harus mcrnperhatikan aspek ekonorni. Artinya,
apabila lahan
diperhitungkan
tersebut diatasi
apakah secara ekonomi
kendala-kcndalanya,
dapat rnemberikan
rnaka harus
keuntungan dalam
usaha tani tcrsebut, Dengan dapat diatasinya bebcrapa fakior pernbatas kesesuaian lahan seperti diuraikan diatas, maka kelas kesesuaian lahan aktual
S2 rnaupun S3 dapat
rnenjadi kelas SI atau S2 pada kcscsuaian lahan potensial. Bcrdasarkan
perhitungan, lahan yllllg dapat dinaikkan potcnsinya hanya
pada lahan kolas S2 dan SJ. Scdangkan pada lahau dcngan kelas N, tidak dapat
dinaikkan karena beratnya Iaktor pernbatas yang dirnilikinya.
Hal yang rnenarik
bahwa terdapat luasan lahan kelas S3 yang dapat dinaikkan kelusnyu menjadi lahan dengan kolas SI, yaitu seluas 2,789.40 ha (0.71 %).
Dengan faktor
65
pembaras kelas SJ bcrupa drainase yang terhambat, maka dcngan melakukan perbaikan suluran drainase, rncmbcrikan cukup pupuk organik/pupuk kandang, dan pengolahan tanah yang baik, maka lahan-Iahan ini dapat menjadi lahan
yang'
sangat sesuai untuk pcngcmbangan tanaman kukao di Lampung Timur. Secara umum lahan yang sesuai secara porcnsial untuk pengernbangan kakao di Lampung Timur seluas 252,342.22 ha, dimana kelas kesesuaian SI merniliki luasan terkccil yairu scluas 2,789.35 ha (0.71%), sedangkan kelas S2 seluas 111,750.93 ha (2&,30%), serta kelas S3 scluas 137,801.94 ha (34.90%). Adapun kelas kesesuaian lahan potensial pada masing-rnasing
satuan lahan
disejikan dalam Tabel 26 bcrikut : Tabcl 26 Kclas dan sub kclas kesesuaian lahan potensial untuk ianamun kakuo pada masing-rnasing satuan lahan di Kabupaten Larnpung Timur No. Sat Lah an I
SJ on
2 3
SJ oa
4
Kc las kescsuaian Potensial SJ
Sub
Kelas/pembatas
,_
Luas ltektar
S2 wa
7,263.23
S2 wa
S3 oa
S2 S2
·~.256.48
S2wa
SJ oa
4,838.S I
$2
S2wa
5 6 7
SJ oa
SI
SI
N
N N
8
S3 0(1 SJ on
N XS N X< S2 v.a
3,849.21 2,789.40 3,462. IJ 7,514.84 6,630.46 6.621.67 493.91 1,800.58 8,539.36 ll,1101.SR 17,642.73 68.907.10 7,249.74 847.23
9 10 11 12
N XS
S2 S2 N
N re N XS
SJ wa.oa
S2 wa Nrc N XS SJ wa
I.)
SJ rc.nr
14 15
SJ 53
S3 re, nr
83
S3 re, nr
83
I6 17
SJ re, 11r S2 wa,ch
$3
S3 TC $3 re S3 re
S2
SZ wa.eh
18 19
SJ
20
SJ re, nr S2 wa.nr S2 wa.eh
S2 S2
21 22
N re N re
"l N
SJ re ~2 wa S2 wa.eh N re
23
S2 wa.eh S2 wa.ch
S2 S2
SJ wa.eh
S3 Td Td
SJ wu.eh
24 25
i
Sul> Kelas
kcscsuuian aktual
26
Td
27
I'd Jumlah
..
Sumber : £.Jo.s1I pcrhitungan sccara digita].
$3 re
I
(%)
1.87 1.08 1.23 0.97 0.71 0.8K 1.90 1.68 1.68 0. 12 0.46
2.16
2.R9 4.47
17.45 1.84 0.21
14,404.12
3.65
N re
13,447.25 18,398.4 I 3,505.60 5,56<1.85
3.40 9.73 0.89 1.41
S2 wa.eh
23,234.3'1
S2 wa.eh
9,768.24 2.259.20
5.89 2.47 0.57
Td
120,026.50
J0.40
Td
107.27
0.03
394 .•814.77
100.00
66 Wilayah dengan kcsesuaian lahan polensial kecamatnn.
kelas S l ierdapar di 14
Kecamntan dcngan kcsesuaian lahan potensial kelas SI terluas
tcrdapai di Kecamatan Bumi Agung (5-15.03 ha). diikuti dengan kecamatan Sukadana (434.'17 ha). dan Kecamaran Labuhan Raru (373.72 ha). Sedangkan kccamatan dengan
kesesuaian lahan potensial kolas S2 terluas terdapai d1
kccarnatan Marga Tiga (11,761.07 Sukadana (10.907.93 ha).
Ha), Bandar Sribawono (I 1.627.89 ha), dan
Kecamatan Sukadana, Raman Clara, dan Waway
Karya merupakan kccamatan-kecamaian yang mcmiliki luas kesesuaian potensial kolas S3 terluas yairu masing-rnasing seluas 16,098.89 ha, 12,034.88 ha. dan 9,8!!3.89
ha.
Adapun luasan lahan sesuai potcnsial pada rnasing-rnasing
kccamatan disajikan dalam Tabet 27 dibawah ini: Tabel 27 Luasan kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kakao pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Lampung Timur No.
Kecantatan
I 2 3
Bandar Sri Rowono
Luas kelas kesesuaian lahan tha) SI
-
.\
Botan~ll<:i i Ba1a.;gh:iri NuMn Dn~a Sclcba.h
5
Oumi Agung
10 l II() 6.41 S45 03
6 7 8
Ounuu~ Pclirtdung Jabuni:
65.42
9 10 11 12 13 14
Pckalongau
Ii
Purbol inggo Raman Utara
20 21 22 23
24 2:\
-1.586.19 11,761.07 3.519.57 i,536.62 27.)9
Jd.27 -
Sekampung I :dik Sukadana \Va\Vfl) Kurya
Way Kambas dan
n
-
Sekarnpung
Way Bungur Woy Jepara Taman Nasional
R,001.~ i.060.SS :,4102.95
243.81 9.29
Matarum 0aru
16
-
-
Marga Tiga
IS
18 19
-
111
1.250.23
.
-
--
6.IJ 141.39 .\3.\.47 3-30
1,663 03 15.964.00 10.907.93 4,623.77
-
-
-
29?.,0
6,413.59
-
N
S3 188.15 S,-16-1.53 9,339.29 j,262.12 1.781.77 2,106.02
2.130.17 2.73).96
-
Lu1Jul1au Maringgui Labuhan llatu Marga Sekainpw1.1;
Mellnting Metro Kit.ans Pasir Sak1i
S2 11.627.89 1.085.80 1,4$4.71
325 Ji
-
-
543.40 -
3,758.65
6,80!>.90
3.158.92 7,273.9·1 711.28 4,710.47 8.588.36 %1.10 5.063.59 715.6.J 6,428.08 6.112.16 12.034.88 7,920.61 6.635.93 16.098.89 9,883.89 5.8)9.07 -1.764.54
2,156.2~
.
4.723.90
-
Td
. .
. . . . . . . .
2.144.19 840.83
.
-
. .
).863.98 .
-
-
883A5 6.71
-
366.18
-
. .
-
-.
120,133.77
tubul; air
Total 2,18935 I 111.750.93 .. Sumber: l.Jas1I perhitungan secara digital.
137.801.94
22.338.73
120.133.77
67 Secara spasial lokasi kesesuaian lahan po!ensial untuk tanaman kakso di Larnpung Timur dapat dilihat pada Gambar 8. Senrra tanaman kakao di l.ampung TimUI saat ini terdapat di tuiuh kecamaran yaitu Sekampung Udik, Labuhan Raru, Mataram Baru, Way Jcpara, Bandar Sribawouo, Jabung, dan Marga Tiga dengan Iuasan tanarnan kakao saat ini masing-masing mencapai 700-400 ha. Mencermati basil evaluasi laban yang telah dilakukan. sccara umum kecamatan-kecamatan sentra kakao iersebut mcmang memiliki lahan-lahan dengan kolas kesesuaian laban S2 clan S3 nntuk tanaman kakao. Bahkan bila dilakukan usaha mengatasi faktor pembatas kescsuaian lahan
yang ada, maka lahan-Iahan di kecamatan-kccamatan sentra kakao tersebut dapat menjadi lahan yang sangat sesuai (SI) untuk budidayu kakao. Artinya dengan produktifitas yang ada saat ini yang hanya mcncapai rata-rata 972 kg/ha (Tahun 2006), dcngan mengatasi faktor pembatas yang ada maka produksi dapat ditingkatkan lagi menjadi lcbih optimal.
Karena menurut Spillane (1995)
produksi optimal yang dapat dicapai tanaman kakao bisa rnencapai 2 ton/ha. Menurut fAO (1983), pcrkiraan produksi pcrtanian pada lahan-lahan kelas kcsesuaian S2 dapat rnencapai 60-80%, sedangkan pada lahan-lahan S.> dapat mcncapai 40-60% dari produksi optimum. Dengan dasar pernyataan tcrsebut, maka perkiraan produksi kakao di Lampung Timur pada kclas S2 dapat mencapai
1.2-l.6 toniha. Sedangkan pada lahan S3 perkiraan produksi dapal mencapai 0.8 - 1.2 ton/ha, Dari angka-angka tcrsebut terlihat bahwa produktifitas kebun kakao
di l.ampung Timur baru sebatas produksi untuk lahan kelas S3. Artinya potcnsi pcningkatan produksi masih cukup besar. Usaha pcningkatan produksi yang dapat dilakukan petani diantaranya dengan peningkatan kualitas
lahan, yaitu dengan melakukan usaha mcngatasi
faktor pernbatas yang layak dilakukan, scperti pernupukan dan pembuaian saluran drainase.
Sclain
penyiangan,
clan pengendalian hama terpadu merupakan kcgiatan yang harus
sclalu dilakukan.
itu,
usaha perneliharaan
tanaman
seperti pemangkasan.
Tapi itu semua kembali ke kualitas bahan tanarn.
Apabila
kualiras bahan ranam yang digunakan merupakan produk unggulan maka usahausaha di alas akan signiflkan meuingkaikun produksi,
tcntunya sarnpai taraf
tertcntu (optimum) dan berlaku dalam umur produktiftanaman tersebut.
68
'I :
<•
s • j i
I
69 Persebaran Lokasi Arahan Pengembangan Tanaman Kakao Tujuan mcmbcrikau arahan adalah agar rrrasyarakat mendapatkan gambaran wilayah-wilayah
yang scsuai untuk budidaya tanaman kakao berdasarkan aspek
spasial dan aspck biofisik.
Aspek spasial bermakna bahwa lahan yang akan
diarahkan terscbut scsuai dcugan Rcncana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Aspek
biofisik yang dirnaksudkan adalah bahwa lahan yang akan diarahkan rnerupakan lahan yang sesuai berdasarkan hasil evaluasi kcscsuaian lalun. Dalam rangka membuat lokasi arahan untuk pcngcmbangan tanaman kakao di Lampung Timur maka dipcrlukan peta arahan pengernbangan yaJ1g merupakan hasil dari overlay peta kcsesuaian lahan aktual, Peta RTRW, dan
p~hr
pengg11naHn
lahan. Dari peta RTR W, arahan pcngembangan r.litujukan kc kawasan budidaya khususnya diarahkan kepada lahan kcring dan perkebunan rakyat. Scdangkan dari pets penggunaan
lahan nmh1111 pcngembangun diarahkan
kcpada pcnggunaan
lahan kebun rakyat, padang rumput, alang-alang, semak, dan tegalan, Pcmilihan penggunaan lahan diatas dcngan alasan musing-musing mcrupnknn lahan yang belurn termanfaatkan sccara optimal (kccuali
penggunaan lahan kebun rakyat)
sehingga diharepkan dcngan arahan ini pcmanfaatan
lahan tcrsebut dapat
memberikan tambaha» pcndapatan bagi musyarakur. Penggunaan lahan kcbun rakya; sengoja di masukkan scbagai ara han karena rl iperk i rakan ban yak ianaman
pcrkcbunun rakyat di Lampung Timur yang scbagian besar merupakan tanaman Jada dan kelapa, sudah tidak produktif lngi (tanaman tua),
Disamping
itu
kctidakcfisicnan, serangan hama, dan harga yang berfluktuutif mcnyebabkan tanaman kclapa dan lada menjadi kurang menjadi pcrhatian masyarukat. Dengan adanya minat rnasyarakat yang tinggi untuk mcngernbangkan tanaman kakao dan prospek pengcmbangan tanaman kakao yang cerah, sturgal dirnungkinkun adanya rnasyarakat yang mcnginginkan mengganri ranaman pcrkebunannya dengan tanaman kakao. Untuk mengakomodir minat masyurakat yang tinggi tersebut, maka arahan pcngcmbangan tanaman kakao dilakukan dcngan mernasukkan
pcnggunaan Inhan kebun rakyat scbagai salah satu arahan pengembangan.
Pcm huatan peta lokasi arahan pengcmbungan tanaman kakao iui baru sebatas mengarahkan masyarakat bahwa lokasi-lokasi terscbut sesuai secara tisik dan spasial untuk pcngembangan lanarnan kakao, bclum mempertimbangkan
70 kcbcradaan tanaman perkebunan lain di Jn;;asi rersebnt atau bnkan mcrupakan pcwilayahan
komoditas perkcbunan.
Artinya masyarakat dipersilahkan
mcngarnbil keputusan sendiri komoditi apa yang akan dikembangkannya,
untuk Hal ini
mcrupakan salah satu kelemahan penelitian ini. Dalam pcnelitian ini, kornoditas kakao scngaja dijadikan objek karena tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki prospek pasar yang cerah, diminati masyarakat, dan merupakan tanarnan
perkebunan utarna di Larnpung Timur. Pengunaan pada lahan basah tidak diarahkan untuk pengembangan tanaman kakao karcna lahan basah merupakan modal yang sangai penting bagi kerahanan pangan daerah, Sebagian besar lahan basah di Lampung Timur ditanami padi dan tanaman pangan fain scperti jagung, kedelai, dan kacang tanah. Dari peta arahan pcngcmbangan tanaman kakao dila.kukan pemprioritasan lokasi arahan. Pembagian cmpal prioritas lokasi arahan penngembangan kakao
berdasarkan aspek kelas kcsesuaian lahan dan penggunaan lahan saat ini. Kelas kesesnaian lahan menjadi kriteria utama pemprioritasan. Karena iiu. prioritas satu dan dua merupakan lahan dengan kelas kesesuaian S2. Prioritas saru diarahkan pada lahan-Iahan yang oelum dimanfaaikan oleh masyarakat(tersedia), yaitu pada lahan sernak, padang rumpur, tegalan, dan alang-alang, Scdangkan prioritas dua merupakan lahan-lahan yang telah digunakan mayarakat yaitu pada penggunaan lahan kcbun rakyat.
l.ahan arahan pada perkebunan rakyat dirnasukkan dalam
prioritas dua karcna lahan ini merupakan lahan yang telah diusahakan masyarukat, Penggunaan
lahan
ini
uruuk
pengcmbangan
tanaman
kakao
lentu akan
mengeluarkan biaya yang lcbih besar dibandingkan bila lahan tersebut bclurn diusahakan. Prioriras tiga dan empat diarahkan pada lahan-Iahan dengan kelas kescsuaian SJ.
Hampir sama dengan prioritas satu dan dua, pernbagian prioritas tiga dan
empat juga mempertimbangkan aspek penggunaan lahan. Lahan arahan yang saai ini berupa semak, padang rnmput, alang-alang, dan tegalan dimasukkan dalam prioriias
i'ga,
Sedangkan lahan arahan yang berupa perkebunan
rakyat
dirnasukkan dalam prioritas empat. Luasan lahan arahan pengcmbangan tanaman kakao pada masing-masing kccamaran beserta pcmprioritasannya
tersaji dalam
7)
Tabet 28 berikut, sedangkan rincian luesan lahan arahan pcngernbangan untuk setiap desa disajikan pada Lampiran I I. Tabel 28 Luasan lokasi arahan pcngembangan perkebunan kakao ralcyat beserta pemprioritasannya Ji Kabupaten Lampung Timur No.:
'.
I 2 3 4
s
K"""'1lllM
BandfltSri B~\,·on•~ BalAl!S)lai.
BallUlghari Nubar. Brajo Sclcbah
7
Bwni Ag;im~ Gunung Pcl•:idung Jabung
8
Labuhon Maringaru
9 10 11 12 13
Labuhan Ratu Marga Scl
6
'I i.
!.
14 IS
MarpTig• Matmm 8a.'1l Mtlhotlng
Metro Kiban11 PaoirSakd
I 1,105 24
.
152.36
.
501 6S 164.76 600.00 852.24 4,32s.37 222.54 l,S69.-IO
.
2,564.(8
2,28l.42
74.41 3,0$0.&3
2,092S8 17.~6 l,61)4.I!
1,919.20 6.0?3.0~
. .
"
Roman ui.111
"
:21
Sli
22
w,,....uy KGl'yll
23
W•v
'""°"' lumlah
-
-
PokalOftillll Purbolinsci)
19
534 )0
1,102.22 839.SS 1,630.)9 1.619.48 228.37 l,461.S2 3,S00.18 2,188.90
463.Sl 598.15
JI> 17
20
Luss lllh1111 aiallan}Hal Ill II 174 01 1.546 77 . 88>1.22 792.82 1,180.71
. -. . "
6.U 3,34A.64 4,26).4& S70.3 I 1-176.81 26.J7M8
2,698.70 5,222.61 157.07 J.704.83 ,g164.62
.
••A.06
Jumlah (Ila)
%tuns 1.33
655.56 12721
2,964.07 8&4.21 3,710.77 5)00 2.1n.97 ).730.57
5~7.86
5,8$0.83
S.S9
228.65
2.60
215.14
2,717 74 6,164.H 3,818.4-0
5)5.lr.l
13,61)9 ll
217.35
2,466.25 S,158.23
IV 138.04
. 1,644 89
-
l.94
2)7.20
"3.28 569)2 42 27
186.74 52.03 0.37 349.21 U.16 ~).44 ,,175.89 I l,~23.64 ~.773.17 7,796.06 2.no.1• 450.03 35940 39.688.09 ' 10'256.24
-
),094.11
1,)17.37 22~ 01
52.0) 0.37 856.22 11,826.67 19,882.llO 10,1\53.7! 4.091.07 104..685.42
0.84 3.60 0.51 2 60
l 65
5.89 ~.ti~ 13.09 2 36
493 2.%
1.26 0.22 0 OS 000 0.82 1130 1899
10.n 3.91 100.00
Sumber : basil perturung;m secara di!lil"l
Lahan yang berpotenst unruk pengembaogan tauaman kakao di Lampung
Timur terdapat pada 23 kecamatan dengan total luasan I 04,685.42 ha atau 26.51 % dari luas wilayah Lampung Timur. Kecamatan dengan lahan berpotensi terluas
adalah kecarnatan Sukadana dengan luasan 19,882.90 ha (18.99"/o),diikuti dengan kecamatan Marga Tiga clan Wnway Karya dengan luasen masiag-masing 13,699.15
ha (13.09"/o) dan 10,853.78 h.a(I0.37%).
Laban prioritas tiga merupakan lahan terluas dari Jahan prioritas lainnya yang meocapai 39,688.09 ha.
Sedangkan prioritas empat mcrupakan lahan
prioritas terkecil, yaitu scluas 10,256.24 ha. Secara spasial lokasi w:ahan pengembangan tanarnan kakao di Larnpung Timur dapat dilihat pada Gamber 9 herikut :
72
:
i
•'
j
11 "
.
--------!------ ----~~• "
2
-+----f"~
"'~~
""'
I.'
·-. •
••!-!----~
1---·1--1" g
,_
J.I'·"°·IO
-~,.±. ~.------=~,-----.~.~ ..~<---'--~~.,;,,~,----~•:...:II---~
'--="-----"'
73 Kelayakan Finansial Pengemhangan Analisa
kelayakan
finansial
Perkebunan Kakao Rakyat
yang dilakukan
meliputi
perhitungan
Net
Present Value C'/PV). Benefit Cost Rasio (BC'R), dan Internal Rate of Return (IRR) yang mcrcflcksikan
setelah dikoreksi
tingkai kelayakan
nsaha perkebunan
kakao rakyat
dengan tingkat suku bunga bank 17% (Discount factor).
Analisis ini dilakukan dalam skala pengusahaan kcbun scluas satu hcktar. selama umur produktif tanaman kakao yairu cmpat sarnpai dun puluh tahun, Sampcl dcsa
yang diambil merupakan pcwakil kclas kcscsuaian lahan yang layak untuk pengcmbangan tanarnan knkao yaitu kolas cukup sesuai (S2) dun sesuai marginal (S3).
Di samping iru icnru saja dipilih
dcsa-dcsa yang penduduknya sebagian
besar membudidayakan tanaman kakao. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini bahwa produksi tnnaman kakao
rakyat mcngalami kcnaikkan hingga umur tanaman 15 tahun, clan akan menurun pada ti1ik umur tcrscbut hiugga umur dua puluh tahun, Asumsi ini digunakan dalam perkiraan produksi
kakao masyarakat
unruk wakru yang akan datang,
Sein in itu juga diasumsikan bahwa tidak terjadi perubahan iklim yang ckstrim dan ticlak terjadinya wabah hama pcnyakit schingga produksi kakao petani rnengalami tren kenuikkan clan penurunan scpcrti pcnjclasan diatas.
Analisis kelayakan Iinansial pada ernpat desa terpilih disajikan dalam Tabel 29 bcrikut. sedangkan rincian perhitungan analisis finansial masing-rnasing dcsa dapat dilihat
pada Lampiran 12 clan 13.
Perhitungan analisis finansial
berdasurkan data rataan srruktur input clan out put dari masing-masing
desa, yang
lcrdiri duri scpuluh responden sampel.
Tabet 29 Analisis kelayakan finansial (NPV. BCR. dun IRR) perkebunan kakao rakyat di Kabupatcn Lampung Timur Orde K cscsua inn
Dcsa/Kccamatan
NPV (Oll=l7%)
OIC
IRR(%)
Bumi Mulyo (Kee. Sckarnpung Udik)
S2
30,48cl,054
6.60
3 lo/o
Labuhan Ratu IV (Kec.l.abuhan Ratu)
S2
31,990,514
6.54
12~~
S3
19,014,723
4.47
20%
S3
20. 742,516
4.59
20%
Pasar Sukarlana (Kee ..
Sukudana)
Labuhan Ratu VJ (Kee. Labuhan Rah1)
I
ini
74 Pola asurnsi harga yang digunakan adalah harga konstan dengan nilai Rp. 11.000,-.
Perbedaan rataan dan koefisien keragarnan struktur input dan output
dalam pengusahaan tanaman kakao pada tiap kelas kesesuaian lahan dapat dilihat
pada Larnpiran 14. Dari tabcl diatas, secura (inansial usaha pcrkcbunan kakao rakyat layak
untuk dikembangkan, hal tcrsebut dltunjukan dengan nilai NPV, BCR, clan IRR yang memenuhi kriieria layak.
Nilai NPV bernilai
positif yaitu antara Rp
19,014,723 - Rp. J 1,990,514 menunjukkan kcuntungan yang didapatkan selama umur produklil" tanaman kakao scbcsar nilai tersehut, Rl.R. yang lcbih bcsar dari saru (4
6) menunjukkun bahwa sctiap satu rupiah yang diinvestasikan dalam
usaha ini akan rnemberikan tambahan manfaat (keuniungan) scbesar Rp 4.00
sampai Rp 6.00. Sedangkan nilai LRR yang melebihi tingkat suku bunga yang berlaku mcnggambarkan
bahwa sampai tingkat suku bunga discount factor 20
persen untuk lahan S3 dan 31-32 % pada lahan 82, usaha porkebunnn kakuo rukytu di Lampung Timur rnasih membcrikan nilal keuntungan bagi pctani.
Dari iabel diaras juga terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan antara nilai-nilai
parameter analisis finansial dcsa dikelas kesesuaian lahan cukup
sesuai (S2) dengnn desa dikclas kesesuaian sesuai marginal (S3). Dari lampiran 14, tcrlihat bahwa pcnyebab perbeduan ini karena pe1 bcdaan ya11g cukup besar antara nilai produksi biji kakao pada kcdua kelas kesesualan lahan.
rJi sarnping
iru juga terlihnt adanya perbedaan nilai yung (inggi pada input pupuk yang digunakan petanl. Kedua hat tersebut merupakan penyebab utama perbedaan ni lai analisis
finansial yang dilakukan.
saja karcna perbedaan kualitax
Hal rnendasar tcrjadinya perbcdann ini tentu lahan.
Pada lahan S3 faktor penghambat bagi
tanaman Jcbih besar dibandingkan lahnn S?..
Karena itu pada lahan S3
produkiifitas yang dihasilkan tidek scbaik produktifiias pada lahan S2. analisis dikctalml.
Dari
desa pewakil kolas kesesuaian S3 yaitu desa Pasar Sukudana
dan Labuhan Ratu VJ, produktifitas rata-rutu udalah 1062 kg/ha dan 1, 130 kg/ha. sedangkan dcsa Labuhan ratu TV dun desa Bumi Mulyo yang mcrupakan pewakil kelas kesesuaian lahan S2 produktifitas kg/ha,
rata-rata mcncapai
1248 kg/ba dan 131 l
Dalam ha) pemupukan, pada lahan dengau kelas kesesuaian S3 yaug
rnerupakan lahan dengan faktor pcmbatas yang agak berat. input pupuk yang
75
-
dihuruhkan tanaman lebih besar dibandinakan lahan dencan kelas kesesuaian S2. ~ Hal ini rncnycbabkan biaya produksi tcrutama untuk pcmbclian pupuk pada lahan S3 lebih tinggi dibandingkan lahan S2. Dari basil analisis data yang dilakukan, rata-rata pembelian pupuk untuk lahan S3 sebesar Rp. 1,229.406 per tahun.
Sedangkan pada lahan S2 rata-rata pembelian pupuk menghabiskan dana sebcsar Rp. 941.406 per tahun. Pengusahaan kebun kakao rakyat d. Lampung fi.mur yang tergambar dari empar sarnpcl desa yang diarnati diawali dengan investasi awal rata-rata sebesar Rp. 3.808,750 yang digunakan untuk pembelian bibit kakao, bibit naungan, peralatan, upah tenaga kerja, pupuk, dan obar-obaan. Biaya untuk sewa lahan tidak ada karena keseluruhan lahan yang digunakan merupakan milik petani yang didapat secara rurun temurun. Biaya pemeliharaan untuk tahun pcrtama penanaman sarnpai tahun terakhir umur produktif tanaman kakao bcrk.isar Rp. 942,000- Rp. 2,747,500 per tahun, Biaya pemeliharaan tersebut meliputi biaya upah tenaga kerja, pembelian pupuk, dim pembelian obat-obatan (pestisida), Pcmcliharaan tanarnan kakao yang dilakukan petani di Kabupaten Lampung Timur secara umum tclah mengilruti reknis budidaya anjuran dari pemerintah. Perneliharaan
yang dilakukan
petani meliputi:
pemupukan, pcnyiangan,
pengendalian hama penyakit, dan pcmangkasan. Pernupukan umumnya dilakukan dua kali dalam setahun yang dilakukan pada bulan Oktober (awal musim hujan)
dan bulan Fcbruari atau Maret (akhir musim hujan). Penyiangan dilakukan petani sebagian besar sebanyak empat kali dalam sctahun. Penyiangan dilakukan sampai tanaman berumur 3 tahun, Se:e!ah iru penyiangan tidak dilakukan lagi karena ranaman sudah cukup dewasa sebingga persaingan pengambilan hara yang merupakan ha! yang dikhawatirkan tidak terjadi lagi.
Di samping itu !ajuk
tanaman yang sudah cukup besar meugurangi siuar matahari dibawah tanaman schingga diperkrrakan pertumbuhan gulma dengan sendirinya akan berkurang. Pengendalian hama pcnyakit dilakukan sebanyak empat kali sampai dua
puluh ernpat kali datam setahun. Hal ini dikarenakan di Lampunz Timur llama Penggerek Buah Kakao (PBK) yang disebahkan olch hama He/ope/tis sp mulai mewabah. Disamping itu penyakit yang discbabkan olch Phytopihora sp juga
banyak mcnycrang tanaman kakao petani,
Hal ini rnenyebabkan petani harus
76 melakukan pengawasan dan pengobaran pada kebun kakaonya sesering mungkin, Desa Labuhan Ratu JV rnerupakan desa di mana petani umumnya mclakukan pengendalian llama penyakit sebanvak dua puluh empat kali dalam setahun atau dua kali dalam satu bulan. Dalam rangka mencegah gangguan hama penyakit, maka salah saiu usaha perneliharaan
yang dilakukan adalah dengan pemangkasan
tnjuk tanaman.
Pemangkasan ini bertujuan untuk menciptaknn aerasi yang baik di sekitar kebun schingga kelembaban tidak tinggi. hama clan penyakit.
Kelembaban yang tinggi sangat disenangi
Di Lampung Timm, pctani kakao umumnya mclakukan
pemangkasan sebanyak empat sarnpai delapan kali dalam seiahun. Dalam melakukan pemeliharaan, ienaga keria yang digunakan sebagian besar merupakan tenaga kerja keluarga, 1 lanya sedikit petani yang mcngupahkan pemeliharaan kebunnya kepada tcnaga upahan.
Narnun dalam perhitungan
analisis finansial ini tcnaga kerja keluarga juga ikut. di hi tung sebagai biaya upah, Upah harian yang berlaku pada saat penelitian sebesar Rp. 20,000/hari
untuk
tenaga kerja laki-laki, Dari Tabcl 29 diatas juga didapatkan informasi bahwa pada Iahan kolas
kesesuaian S2 dan SJ untuk tanaman kakao di Kabupatcn Lampung Timur, tanaman kakao mcrupakan tanaman yang lebih mcnguntungkan dibandingkan dua tanaman utama lainnya, yaitu kelapa dan Jada.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Bappeda Kabupatcn Lampung Timur, analisis finansial tanaman kelapa dan Jada adalah sebagai bcrikut :
Tabcl JO Kelayakan investasi usaha tani komoditi kelapa dan Jada di Lampung Timur No
I 2
Komoditi
NPV (Rp.)
Kelapa
8,329, I 78.26
Lada
14,211,240.67
IRR(%)
8/C ratio
Payback Periode
18
7.10
11 tahun, 2 bulan.
19
3.35
7 rahun, 1 bulan,
Sumber : Bappeda Kab, tampung Timur (2006)
Bila dibandingkan dari nilai NPV dan TRR. tanaman kakao rncmiliki niJai yang lcbih baik di bandingkan tanaman kclapa dan lada, NPV tanarnan kakao an Lara Rp. J 1,990,514
- 19,014, 723 dan IRR antara 20 - 32%. Sedangkan pada
nilai BCR. tanaman kelapa memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 7.30 sedangkan
I
I
77 tanaman
kakao 4.4 7 - 6.60.
Perbedaan nilai l:ICR ini dikarenakan cukup
rendahnya biaya yang dikeluarkan
)"dng dikeluarkan
cukup
rendah, Bal itu berbeda dengan tanaman kakao, dirnana petani umumnya intensif untuk melakukan perneliharaan. Namun secara keseluruhan dari perbandingan diatas rnenunjukkan bahwa pada lahan cukup sesuai maupun sesuai marginal untuk tanaman kakao, nilai analisis linansial pengusahaan tanarnan kakao lebih
baik dibandiugkan pengusahaan tanaman kclapa dan Jada. Pcmasaran Kakao Rakyat Kabupatcn Lampung Timur merupakan salah saru scntra pcrkebunan kakao di Propinsi Larnpung. Dengan luasan yang mencapai 9,749 ha. Lampung Timur menjadi semra tanaman kakao dcngan Jahan tcrluas kedua serelah Kabupaten Tanggurnus. Dengan produksi kakao yang cukup bcsar di kabi.paten ini, maka
rantai pemasaran
merupakan
salah saru fakror penemu keberhasilan
keberlanjuian usaha tani kakao di Larnpung rimur.
Dari penelitian
clan yang
dilakukan, rantai pemasarnn kakao di Lampung Timur terdiri dari beberapa lcmbaga tataniaga yaitu petani, pcdagang pengurnpul desa (PP I), Pcdagang Pcngumpul Kecamatan (PP 2), dan Pedagang Besar (Fksporiir).
Lcmbaga-
lembaga tataniaga ini rclatif aktif menjalankan aktifitasnya scpanjang tahun. Khusus untuk pedagang peogumpul desa, ada pedagang yang sclalu bergerak menjalani profesinya sepanjang tahun dan ada juga yang mcrupakan pcdagang
musirnan yang akan muncul bila panen raya ka.kao tiba yaitu di bulan Oktobcr dan bulan Marer. Pctani scbagai pcnjual dalam transaksi jual bcli kakao dapat meudatangi pedagang pengumpul ataupun drdatangi oleh pedagang pcngumpul.
Umumnya
pcrani yang didatangi pedagang pengumpul adalah petani yang memiliki luasan kebun kakao yang relatif kccil schingga produksinya pun kccil.
Dcngan produk
yang sedikit untuk menjual ke pedagang iingkat kccamatan yang harganya lebih
78 baik mcmbutuhknn oiaya yang tentunya mcojadi pcrtimbangan petani.
Di
samping iru tuntutan kebutuhan yang ada mernbuat petani lebih memilih mcnjual biji kakaonya ke pcdngang pengumpul desa, Sedangkan pctani dcngan kebun yang luas dan produksi yang besar umumnya mcnjual langsung ke pedagang pengumpul tingkat kecamatan karcna tingkat harga yung bcrbcda dcngan pcdagang pengumpul desa, tcntunya dcngan persyaratan kualitas biji kakao yang lebih baik dari pcdagang pengumpul desa. Dcngan jurnlah biji kakao yang bcsar, keuntungan yang didapat rnasih lebih baik walaupun mengeluarkan biaya dalarn pcnjualannya (unnsportasi),
Di samping pctuni yang mcmiliki produksi yang
besar, pctani lain yang memiliki
kedekatan jarak dcngan pcdagang tingkat
kecamatan tcnru saja dapat menjual biji kaknonyu ke pcdagang tcrscbut. Peneruuan harga dalam transaksi jual bcli biji kakao lcbih dldasarkan pada level kadar air biji tcrscbut. ~iasanya pcdagaug mcnanyaknn bcrapa hari jcmur untuk rucmperkirukun kadar air biji kakao yang akan dijual dun mcnentukan harga belinya.
Bila tcrjadi kesepakatan harga, maka transaksi dilnkukan sccarn iunai.
Pcncntuan harga bcrdasarkan kadar air hi.ii kakao juga dilakukan pada pcdagang pcngumpul desa ynng menjual produknya kc pcdagang tingkat kccamatan ataupun kc pcdagang besar (Eksportir).
Dcmikian halnya dengan peniualan bij i kakao
olch pedagang tingkat kec11111r1t1m kc pedugang bcsar,
Pada tingkat pedagang
bcsar, perhirungan harga berdasaikan level kadar air lcbih icgas dilakukan dengan memberlakukan harga basis. Harga basis adalah harga untuk biji kakao dengan kudnr air 4 %. Biji kakao dengan kadar air lebih dari 4 % dikenakan rcfraksi atau
pemotongan harga dengan nilai yang berbcda-beda.
Semakin tingl!i kadar air
maka pernotongan harga akan scmnkin besar. Di l.ampung Timur scbagian besar pctani rnenjual biji kakao kualitas asalan (bukan fermentasi),
Dalam pemasaran biji kakao asalan ini tcrdapat tiga saluran
pcrnasaran mulai dari pctani hingga pcdagang besar (cksportir), dcngan bcbas memilih
saluran pernasaran yang disukainya
Petani dapat
Hal tersebut lebih
didasarkan pnda pertimbnngan pctani sendiri yang umumnya mempertimbangkun
faktor kcmudahan transaksi ataupun Iaktor harga yang lebih baik. Seeara ringkas ~aluran prmasanm biji kakao di Lamptuig Timur disajikan pacla Gumbar 10 dibawah ini:
79 PET AN I
pp I Ill
11
PP2
EKSPOR Garnbar I 0 Saluran pemasaran bij i kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur,
Margin Pemasaran Analisis margin pemasaran digunakan 11n111k mcngcrahul nilai margin harga kakao antara pctani dan eksportir.
Disamping itu dari analisis ini juga dapat
dikctahut nilai kcuntungan dan biaya yang dikeluarkan pada masing lembaga pemasaran. Margin pernasaran dihitung dengan mcngurangkan harga jual kakao ditingkat pctani dengan harga jual ditingkat pcdagang besar (cksportir).
Dari
Tabcl 31 diketahui bahwa terdapat dua nilai margin pcmasaran antara tiga saluran pemasaran yang ada. Pada saluran pemasaran satu dan pernasaran tiga margin pemasaran mcmiliki nilai yang sama yaitu sebesar Rp. 8,160.-. Scdangkan margin pcrnasaran pada saluran pernasaran dua relaiif lebih kccil yaitu sebesar Rp. 6.660,Hal ini mcnunjukkan bahwa saluran pemasaran dua lebih menguntungkan bagi pctani dibandingkan dua saluran peuiasaran yang lain. Pada saluran pcmasaran dua. lcmbaga yang tcrlibat lehih pendck sehingga biaya yang masuk kc saluran pcrnasaran lebih kecil dan tentu saja mcnguntungan bagi petani, Sedangkan pada saluran pemasaran satu dan tiga, rantai pemasaran rclatif panjang dan kcuntungan bagi pedagang pengumpul desa yaog cukup besar mcnjadikan keunrungan yang ditcrima petani scmakin kecil (margin pemasaran mcnjadi lebih besar). Berdasarkan survey yane dilakukan pada tiga saluran pemasaran yang ada di
r .ampung
Timur didapatkan bahwa bagian harga yang ditcrima petani masih
cukup rendah yaitu 58.49"/o pada saluran pernasaran I dan Ill, dan 66J 2 % pada saluran pemasaran ll. Hal ini menunjukkan bahwa kincrja tataniaga biji kakao di
80 Lampung Timur bclum cukup baik.
l lampir 50% kcunrungan petani hilang di
rantai pcmasaran yang ada. Parla saluran pcmasaran satu dan tiga, yang umumnya dilakukan olch pctani
dengan produksi kakao yang rclatif kccil, biji kakao dijual kcpada pedagang pcngumpul desa. Tcrkadang pedagang pengumpul yang mendaiangi petani untuk
membcli biji kakao.
Hal ini membuat pcdagung rnengeluarkan biaya iranspor
yang akhirnya dibebnnkan pada harga yang dibcrikan kepada petani. Disamping
itu, pedagang biasanya menawar biji kakao pcuni yang masih dalarn proses penicmuran (helurn sampai 3 hari penjemuran). standar urnum pcnjualan
Kualitas yang lebih rcndah dari
tcrsebut mcnycbubkan
adanya pcmotongan harga
I IAI ini ynng mcnyebahkan rcndahnya harga yang ditcrima
kcmbali bagi pctani.
petani yaitu scbcsar Rp.11,500,·
(58.49% dari harga pusar cksportir). Pctani yang
mcnerimn harga tcrscbui beralasan harga tersebut sudah cukup menguntungkan,
Selain itu adnnya tuntutan biaya hidup mcmbuat petaui mernilih saluran pcniualnn yang mudnh clan ccpat mcndapmkan uang, Pada salurnn pemasaran duu, pcrani
pcdagang pengurnpul tingkat kecnmaran.
langsung
rnenjual biji kakaonya kc
l.J111um11y11 saluran pcmasaran ini
dilnkukan olch pctani yang memiliki produksi kakao yang besar. Kualitas biji kakao yong dijual rclatif lebih baik yang biasanya ielah dilakukan penjcmuran seluma tiga hari, transportasi
Wulaupun
dalam
tcrkadnng
penjualannya
pctani mengeluarkan
biuya untuk
kecamatan,
ke pcdogang tingkat
pernilihan
saluran pcrnasaran ini diunggup lebih mcnguntungkan. Marga biji kakao tingkat
petani paila saluran pcmasaran ini scbcsar Rp.13,000,· (66.12% dari harga bi.ii kakuo di pasar eksportir). Dalam tataniaga biji kakao di l.ampung Timur. arus informasi hargu berasal dari eksportir, kernudian ditcruskan ke pcdagang tingkat kecamatan, pedagang ringkat desa hingga kc petani. Akibatnya
Arus inlonnasi ini rnenjadikan pctani sebagai
pencnma
harga.
petani icrkadung
diruglkan.
Masalah kualiias biji kakao merupakan alat yang digunakan pcdagang
untuk rnenekan harga kakao pctani. kakao,
menycbabkan
petani
hanya
menjadi
pihak yang cukup
Tidak adanya alat pengukur kadar air biji mcncrima
basil
pcngukuran
(pcrkiraan
kualitas) yang dilak11bn oleh pe
Praktek
81 ~~perLi itu dikhawatirkan akan tcrjadi kecurangan oleh peclagan~ sehingga penun
mcnjadi pihak yang dirugikan.
Tabel JI l'\o.
Matrik kcragaan pasar kakao rakyat di Kabuoaten Lampung Timur tahun 2007 Jenis analisis
I
Jalur pemasaran
Nilai per kg biji kakao
I.
llagian harga yang d iterimn petnni
(Pcumi- PPI - PPll - Eksponir)
Rp. 11,500 (5&.49%)
Saluran II (Petani - PPll - Eksponlr)
R11. I 3.000
Saluran I
(66. '2%) Saluran Ill (Pe1ani- PPI- Eksponir)
Rp. 11,500 (58.49%)
2.
Margin pcmasaran
Saluran I (Pcranl -1'1'1 Saluran II (Pctani PPll
Rp.8.160 1'1'11 - F.ksponir) Eksportir)
Rp. 6,660 (JJ.88%)
Saluran Ill (l'~cani - PPI - Eksponir) 3.
Anis infonnasi
Eksoorur
(~1.51%)
Hp. 8. 160 (41.51%)
1'1'11 - l'l'I - Petani
Dari scgi keumungan, akumulasi kcuntungan diluar pcrani padn snluran pcmasaran satu Jan tiga mcmiliki nilai yang sama yaitu sebcsar 31.06%. Sedangknn pada saluran pemusaran dua akumulasi keuntungan sehesar 24.:ilio/o. Keunrungan tcrbesar yang didapatkan oleh lernbaga pcmasaran (sclain petani)
pada masing-masing
saluran pernasaran didapatkan oleh pedagang
(cksportir) Jan pedagang pcngumpul desa,
besar
Pada saluran pemasaran satu,
kcuntuugan terbesai didapaikan oleh pedagang bcsar (eksponir) scbcsar 14.64%
dari harga jualnya di pasar. Begitu juga dcngan saluran pemasaran dua juga didupntkan olch cksportir tlengan persentasc yang sama dengan J...:w1tu11~a11 yang di dapat pada saluran pemasaran satu, Scdangkan pada saluran pemasaran tiga,
kcuntungan terbesar di daparkan olch pedagang pengumpul desa sebesar 16.42% dari harga kakao jual eksponir,
Sedangkan dari segi biaya, akumulasi biaya perrasaran diluar pctani dari saluran pemasaran satu dan tiga yaitu sebesar 10.4)%.
Sedangkan pada saluran
82 pcmasarar dua akumulasi biaya mencapai 9.32% dari harga kakao di pasar eksportir,
Secara lengkap nilai margin dan pcrsentasenya pada sctiap lcmbaga
pemasaran yang terlibat disejikan dalarn label dibawah ini. Tabel 32 Nilai margin dan persentase margin penjualan per kilogram biji kakao asalan pada masing-masing pelaku pasar dan saluran pemasaran kakao rakyat di Lampung Timur. tabun 2007 >!1>.
1
Pctani a. Uia}ra~biaya
b. 2
I
Pclaku Pasar
Salursn Pemasaran 11
Nil•i (RD) (%)
(RD)
0
Hargajual
11,501)
58.49
36.~
58.49 1.13 0.11 0.19
165
-
Nilai
Ni:ai
:rn.80 13.000
Sa Juran Pernasaran 111
(%)
(Ro)
1.13 66.12
11,5)0
S8.11Q
11.500
58.49 3.93
(%)
0
Pcdagang Pcnguriput I. a.
Harga beli
11.500
b.
Biaya·b'aya
zzz.s
- Transport - Upah buruh ! pcnjernuran]
772.8 121.4 161A
0.62
0.84
490
1.2:772
6.5:>
3,227.2
2.49 16.42
d. I targa jua!
13.000
66.12
15.51)()
7S.S4
Pedagang Pengumpul 11. 3. Harga beli
I l.(100
66.12
21.4
- Susut
c.
3
Salwan Pcmasaran I
b.
Kcunrungan
Biaya-biaya - T ranspcrt - tfJ1'1h bm:1h
I
13,000
0.82
66.12
550 100 125
2.80
325 1,9:5<1 15.500
1.65 9.92
325 1,950
78.84
)5.500
78.84 6.52
15500 12~2.5
78.84
15,500
78.84
1~282.S
6.~2
1,232.5
6.52
500
2.5~
j()()
300
I.' l
300
2.54 1.53
250
I 7.7 1.18 14.64 100
250 232.5
0.51 O.&I
550 100
2.80 O.SI
125
0.64
(jemur, sonasi. c. d.
"
kemas) - Susut Keuntungan
Harga jual
£ksponir. a. Harga beli h. Oiaya-biay:i fransponasi
. .
15.500
Upah buruh
1.65
9.92 78.84
300
2.54 1.53
250
1.27
500
(pengeringan,
.. J.
-
Sonasi, kernas) f';tlak dan lain-lain Susut
Keoruungnn Hargajual
-
Sumber ; Data primer (d1olah). Lcrnbaga pemasaran
L
:!32.5 2~sn.5 19.660
2,877.5
19.660
1.27
1.18 14.().l
232.5 l..'677.5
14.64
100
19,660
100
1.18
diluar pctani yang mengeluarkau biaya rerbesar dalam
pcngolahan kakao ada!ah pedagang besar. Walaupun biaya yang dikeluarkannya relatif besar dibandingkan lembaga pernasaran lain, pedagang besar (eksportir)
83 tetap mendapatkan keuntungan yang paling besar dari lembaga pemasaran yang ada.
Hal ini dikarenakan harga kakao di lembaga pcmasaran ditingkat
bawah
dikuasai oleh eksponir. Sedangkan perkcmhangan harga ditingkat pasar cksponir rclatif lcbih mudah untuk di pamau nleh eksponir itu sendiri.
Dengan demikian
cksportir dapat sclalu mcngatur harga ;;chin!\_~a cukup mcnguntungkan bagi
.
Integras] Pasar
Model acuan yang digunakan unruk mcnduga kctcrpaduan pasar dalam hat kcierkaitnn kenaikan penurumm bargu biji kukao kering diringkat petani dengan
cksponir adalah model yang dikembangkan oleh Ravalli on Cl 986), I leytens ( 1986), dan Timer (1987).
Data harga kakao yang digunakan adalah data 1i111e
series dari tahun 1990 - 2004 yang didapat dari bcrbagai sumbcr, Hasil analisis yang dilakukan sepeni terlihat pada tabel berikut: Tabcl 33 Hasil dugaan parameter kererpaduan poser kakao rakyat di Kabupaten Lampung I imur P¢ubnh
ParJm
Kon1ar.m l)cdnkah1 satu tnhun h:ir~a riul kakao tingkai 1>.:1ani (Pn.1) Pcrubahan harga ricl ~akau 1i11gkut eksportir (1\,-r .. 1) lled;ikala sa1u tahun harga r~I kacuo ting~al ck~p<>ttir (P,,.,)
TRatio
Peluons (u)
Stander
Du~:a1n 3.35K 0.68.i.9
e11'0r
o.&1
~.'IS
l'o13k 11,. 0.·106 O C<>3
0.17)8
0.22Q)
111
0 114
0.2335
0.40-I'}
U6
0.236
0.1~19
-Koeflsicn dc1tn1inu.'li (R') • 0.854
3.873
l)W - l .'i78
F llirun]Z• 19.45
P value - 0.000
Dari tubel diutas, dihasilkan pcrsamaan rcgresi harga kakao tingka:
petani (Pft)
yang digunakan umuk analisis kctcrpaduan pasar sebagai bcrikut :
Pft - 3.35!! - 0.6839 P1.1+0.2295 {P"- Pe- 1)
t
OA0-19
Pe1.1
tJeugau acuan persamuan (2) pada Bab Ill. maka pcrsamaan regrcsi diatas dapat diinterprestasikan sebagai
bcrikut koefisien b2 yang pada persamaan
regresi diatus bernilai 0.2295 merupakakan nilai clastisitas transmisi Elasrisuas
harga.
transmisi harga ini menuniukkan bahwa apabila tcrjadi perubahan
harga diringkat eksporrir kakao sebesar I persen maka akan mengakibatkan perubahan barga di tingkat pctani kakao sebesar 0.2295 perseu, cuteris parihus,
84 Nilai tcrsebut rncnunjukkan
bahwa perubahan
harga pada tingkat cksportir ridak
ditransmisiknn sccara scmpurna kcpada pctani. Dari persamaan regresi dialas juga dapat diinterpresrasikan bahwa pcngaruh harga kakao tingkat petuni tahun scbclumnya tcrhadap pernbentukan
harga kakao
tahun bcrjalan lcbih bcsar dibandingkan pcngaruh harga di Lingkal eksponir tahun scbclumnya.
I lal itu rerlihar dari nilai kontribusi
hurga pada pcriodc scbclumnya
tcrhadap harga petani sckarang pada pasar lokal sebesar 0.6~31) (sekaligus sebagai nilai
koelisien:
scbelumnya
I
+
Sedangkan nilai kontribusi harga eksponir tahun
b.).
sebcsar
tcrhadap harga perani tahun bcrjalnn
0.4049 (sckaligus
sebagai nilai koefisien : b3 - bl). Uuruk mengetahui tinggi rcndahnya keterpaduan pasar aruaru harga pasar lokal
111:111
harga tingkat petani dengan harga pasar acuan atau harga tingkal
cksportir maka harus dil-.d,1hui nilai lndeks 11/' Mtll'kerinf.: Connection (IMC). Dimana IMC=
tcrsebut.
(I
+
hi) I (h1 - bl) mcrupakan indcks hubungan kedua pasar
IMC' yang scmakin mendckati
nol me11111\ju~ka11
bahwa reriadi
kcterpaduan harga pasar dalam jangka rnnj;ing 1111(arn pasar lokal dcngan pasar acuan.
Dari hosil perhitungan
didaputkan bahwa nilai IMC untuk harga kukao
tlngkat pctanl di Lampung Timur dengan harga kukao tingkat eksportir di Lampung scbcsar 1.689.
keterpaduan
Nilni IMC tersebut mcnunjukkan bahwa bclum terjadi
antara kedua tingkac harga pasar tcrsebut. Hal ini diduga tcrjadi
karena ndanya scnjang informasi ditingkat
pctani,
Petani umumnya rnencrima
informasi h;uga hanya dari pedagang pengumpul yang ada Pedagang pengurnpul dengan dalih mutu kakao petani
yang rcndah dapat rncnekan
harga beli dari
petani. Akibatnya pctnni mcnjadi pihak yang dirugikan. Dari dua analisis yang drlakukan diatas mcnunjukkan bahwa belum terjadi kccfisienan dalam kinerja pcmasaran biji kakno di Kabupaten Larnpung Timur, Kctidakefisienun ini diakibaikan olch panjangnya rantai pcmasarun yang uda dan adanya scnjang informasi
harga yang lerjadi. Di samping ill! rendahnya kualitas
biji knkao juga rnerupakan ha) yang menycbabkan rendalurya ni lai jual produk dari petan i. Ketidakefisicnan pctani
dapat
ran(ai
pema.>arnn yang ada yang ccndru:lg mcrugikan
diatasi dengan
pemasaran
hersama
85 dikalangan pctani. diaktifkan
Kclcmbagaan sepeni kopcrasi ataupun kelompok tani perlu
clan diherdayakan dalam prose5 pernasaran.
Setidaknya dalarn
mernperpendek rantai pernasaran yang telah ada schingga kakao pcrani dapai langsung dijual ke pedagang bcsar (eksportir). Bclum adanya sumber informasi rcntang harga yang bisa diakses langsung oleh peiani atau kelompok 111ni dengan
rnudah merupakan hal yang mcsti dipikirkan olch scmua pihak. Peron perneriruah dalurn hal ini cukup diharapkan karena memiliki kcmampuan dalarn pcnycdiaan sumber daya manusia maupun sarana prasarana yang mendukung, llul konkrit yang dapat dilakukan yaitu deugau membcrikan informasi rurin yang akurat tcntang pcrkemhangan h~rlY' kakao melalui media komunikasi bcrupa radio. surai kabar, tclcvisi ataupun lewat tenaga-tenaga lapangan sepcni pcnyuluh-pcnyuluh
pertanian yang mcmpunyai intcnsitas penernuan yane tin~i dcngan pciani. Pculngkatan muiu produk kakao mk}al mcrupakan solusi agar produk rnerniliki kcunggulan kompctitif,
1111
elama ini. b1j1 kakao pcrani umurnnya di
ckspor kcluar ncgori. Sedangkan kebutuhan bnhan dasar coklai dari dalam ncgcri diirnpor dari luar. khususnya dari Ghana dan Pantai Gading. Hal ini tcrjadi karcna kualiras biji kakao yang dihasilkan petani bc'um rnemiliki mutu yang baik khususnya dalarn hat aroma. rnerupnkan
kualitas
Umumnya biji kakao yang dlhasilkan petani
asalan. dimana proses fcrmcnrasi yang berguna untuk
rncnciptakan aroma tidak dilakukun. perseniase benda-bcnda using yang cukup tinggi, clan pcrscruasc hiji pecah y.mg juga ringgi, Akibainya di tingkat ckspor, biji kakco Indonesia di pasar intcrnasional dikenakan potongan harga, Scbcnarnya pengolahan pasca pancn dalam rangka peningkatan mutu biji kakuo dikalangan petani tclah dirintis olch kclompok tani di Desa Labuhan Ratu IV yang rnerupakan binaan Balai Pcneliuan Tanaman Pcrtanian fBPTP) Propinsi Lampung melalui
proyck Program Rintisan dan Aksclcrasi
Pernasyarakatan
lnovasi Pertanian (Prima Tani) Lahan Kering Bciiklim Basah. Peningkatan mutu bij i kakao tclah dilakukan
dengan pcrlakuan tcrmentasi.
13PTP juga tel ah
memfasilitasi penjualan kukao berfcrmentasi milik petani di dcsu rcrscbui dcngun
perusahaan makanan )'ang berskala nasional pada penengahan tahun 2007 ini.
I larga yang
86 Tani (Gapokian) Mutiara Prima yung selanjutnya pcrusahaan makanan seharga Rr.16,500,-
produk tersebut dijual ke
J kg. Dari biaya perlakuan fcrmcntasi
yang diperkiraknn scbesar Rp, 500,- I kg, makn nilai jual hiji kakao yang ditcrimn cukup rnenguntungkan dibandingkan harga yang, diterlma bila rnenjual kakao asalan. Andaikan semua petani di l.arnpung Timur dupat menjaga kualitas produk clan produksinya secara tcrus mcncrus dan adanya fasiliraror dari pcmcrintah unluk dapai memperkenalkan
produk tcrsebut kcpada perusahaan-perusahaan
dalam ncgeri yang membutuhkun bahan mcntah coklat, maka peluang kerjasama akan terbuka lcbar. Karena itu aspck mutu rnerupakan scsuatu yang pcrlu untuk rerus ditingkarknn
Ducrah d:111 Pcngusahnan
Pcrkcbunan K:1k:w Rakyat Dala111 rangka mclihat kcicrknhan
m11urn
kincrja
pcmbangunan daerah dcngan
kinerja pcngusuhaau kcbun kakuo rakyat di Lnmpung Ti111ur. pcrlu diketahui komposit
faktor-faktor apakah yang menjadi
duri masing-masing
masing kinerja
kincrja
tersebut.
karakterisrik
inrleks
Komponen Utama
(Principle Co111pone111 Ana!isis-PCA) lerhadap vnriabcl-vuriubcl
uwal dari maslng-maslng
;1IH11
lndcks komposh dari masing-
dapat dikctahui dcngan melakukan Analisis
merupakan pcnciri
scbclumnya
111u~a
kinerja.
yung diduga
Dalam penelitian
ini.
varinbel yang digunakan scbagai penciri uwal kincrja pengusahaan kcbun kakao rnkyal terdiri dari
sumbcrduya
manusia
14 variabel yang meliputi
(pctani), prndukxi,
uspek
sarana
sumber daya
lahan,
prasarana, kclcrnbagaan.
aksesibilitas, dan keamunan. Scdangkan variabel penciri kincrja pembangunan daerah rneliputi variabel yang. mcnggambarknn kondisi kcscjahteraun masyarakat sebagai dampak dari pembangunan yang selama ini telah dilakukan, variabcl terpilih
Scpuluh
diguuakan sebagai indikator kinerja pembangunan dacrah di
Lampung timur. (Lihat Bab 3, Tabet 7 dan 8). Indeks Kompnsit Kinerja l'~mbangunan
Darrah
Sepuluh variabel yang digunakan scbagai pcnciri kinerja pcmbangunan daeiah di
Larnpung Timur merupakan data hasil survey (Data Pocks). karcna itu
87 dipcrkirakan antar variabcl terjadi multicollinearity (fenomena saling bcrkorclasi antar variabcl pcnjclas). Fcnorncna ini mcrupakan suatu yang harus dihindari jika akan melakukan analisis regresi berganda. L;1n1k mcnghindari hal rcrsehur maka diluknkan PCA.
PCA juga digunakan untuk pcnycdcrhanaan variabcl schingga
variabel baru yang dihasilkan jauh lcbih scdikit dari pada variabel asalnya, tapi total kandungan informasinyn (total ragamnya) relarif iidak bcrobah. Dari hasil nnalisis
dikciahui
tcrdapat
cmpai variabel
baru yang dapat menjelasknn
keragaman I 0 variabel awal kincrja pcmbangunan daerah di l.ampung Timur. Pcneniuan ernpat variabel baru/komponcn utarna tersebut berdasarkan nilai Eigenvalue, dimana pcncntuannya berdasarkan jumlah tilik yang lcbih bcsar sama dcngan satu pada
screeplot eigenvalue.
Nilai
eigenvatue yang
lebih bcsar sama
rlengan sa111 bcrmakna bahwa komponen utama yang dipilih mcmiliki kandungan
informasi (ragam) sctaru dengun in lormasi yang tcrkandung dalam saw variabel
asal. Adapun screeplot eigenvalue kinerja pcmbangunan daerah Lampung Timur disajikan dalam gnmbar bcrikut ini :
'J?
..
20
\
u
i,. 12 '0 08 0.6
o; 02
.t
~
2
3
s
0
1
9
10
"
12
Ci(,1111w11h.>0 ttt.ml).Y
Gambar 1 I Screeplot l'igenvalw:s variabel kincrja pembangunan dacrah. Empat komponen utama yang dibasilkau merniliki variabel-variabcl penciri
vang sating bcrkaitan,
Vanabel penciri dari masing-rnasing komponen utama
terschut didapatkan dari variabcl-variabct yang memiliki nilai Iaktor loading lebih besar dari 0.65. Pcnggunaan
nilai faktor loading> 0.65 dengan alasan karena
angka 0.65 mcmberikun makna bahwa variabel tersebut rnampu menerangkan
88 faktor utama yang relatif dominan (lcbih dari 65 %). Nilai Iaktor loading uniuk variabel-variabel kinerja pembangunan daerah di Lampung Timur disajikan dalam
Tabel 34 berikut : Tabet 34 Nilai faktor loading variabcl kincrja pernbangunan dacrah Kabupaten Lampung Timur Kompon~n
\·ariahd
Uuima 3
Ra1 iu k.:h..ur~ pmsejdu~ra. dlft 5'.iahh.Tasatu (\'I) Kall(I kdLarga bcrlnngpn:m tdp t>l>cl (V2)
I 016
II.OJ
-0.7J
-0.21
0.84
-O.ll6
0.8S
-0.l)8
0.05 -0 OJ
·O.DS
Retio kcl•arga p
Ra110 k
OQS O.O')
0.02
-0.80
J.10
.(),:)6
0.02
-0.74
Ratio pcn~urlul me 1gwang111K (V6) Rotiu 1 t.111:111 pc:nrnutt:11 (V7) Rmio n.m'1h hukan pttnia11en (V8J
-J.06 0.1.I 0 IS 0 S2
0.'4
-0.65
.(1.5~
-0 14 -0 1>
o.is
(l 00
o, '3
0.0.J -0.SO
0.27 022 133 0.11
-0.16
f'unJ!.'a muriJ SO '''"P flflf (\'9) Kn1 io ~''"·"~'' p<m11it TV l \ 1111 E.,pl.V"r
016 I 81
r•rp.1011
2
1-:6
0 13
Q.I~
4
-
n.o~
o.: 7 •l OA
I 29 1>. 11
Sum ber: Has ii Olahan S:mistica
Dari nilai taktor /11ndi11g diatas diketahui terdopa: cnam variabel yang mcmiliki pcngaruh nyata terhadap pcmbcniukan cmpat komponen sekaligus mcnja
utama
Masing-rnasing komponen uiama iersebut dapat
juga discbut scbagai indeks komposit, dimana kinerja pcmbangunan dcsa-desa di Lampung Timur yang direpresentasikan olch kornponen utama dintas melalui
faktor skor (1.ampiran 18) dapat dilihat masing-musing indcksnya, dirnana indeks
iersebut uicnunjukkun tinggi rcndahnya kinerja masing-masing kornponcn utama. Dari keenam varinbel yang mcmiliki pengaruh nyata diaias dapat dirumusknn cmpal indeks komposit. yaitu: 1.
Indcks keluargu pengguna listrik clan telepon (FIKPD).
Pengaruh terbesar
dalnm indeks ini udnlah variabcl ratio keluarga bcrlangganan listrik dan Kedua variabel ini memiliki
variabel ratio kcluarga berlangganan tclepon.
keterkaitan yang positif sehingga peningkatan nilai salah satu variabcl akan diikuti dengan peningkatan nilai variubcl yang lain. lndcks ini secara umum
mcrcpresentasikan vanasi ratio keluarga yang rnenggunakan tclcpon antar dcsa di Kabupaten l.ampung Timur. suatu desa pada faktor ini memmjukkan
semakin
pengguna listrik dan telepon pada desa tcrscbut,
listrik
Jan
Semakin iinggi skor
tingginya keluarga
89 2.
lndeks rumah bukan permanen (F2KPD).
variasi
rasio kcluarga yang rncmiliki
Indeks ini merepresenlasikan
rumah bukan permanen terhadap
jumlah keluarga antar desa di l.ampung l imur. Semakin tinggi skor suatu desa pada faktor ini maku ratio rurnah bukan permunen dcngan jumlah
Hal ini mcnunjukkan bahwa desa tersebut
keluarga juga scmakin tinggi.
penduduknya bunyak yang rnerniliki rumah bukan pcrmancn. 3.
lndcks kemiskinan (FJKl'D).
lndeks ini rnerepresemasikan variasi tingkal
kerniskinan antar dcsa di Lampung Timur. Kornponen utarna ini dicirikan dengan variabel
rasio jurnlah
keluarga penerima kartu sehat program
jaminan masyarakat miskin dan variabel ratio keluarga prascjahtcra dan sejahtera satu
Kcdua variabel tersebut memiliki
ketcrkairan yang erai
secara positif. Artinya tingginya ratio keluarga pcnerima kartu sehat pada suatu desa akan diikuti dengan tingginya ratio penduduk prasejahtera dan sejahtcra saru pada desa tersebut, Komponcn urama ini memiliki nilai faktor loading yang ncgatif
Hal itu mcnunjukkan
bahwa nilai skor suatu desa
yang tinggi pada fakior ini, ringkat kcmiskinan didesa iersebut rendah, 4.
lndcks kckumuhan (P4KPD).
lndcks ini rnerepresentasikan variasi rasro
jumlah keluarga yang tinggal dipemukiman kumuh antar desa di Lampung Timur. Nilai fakror loading yang ncgatif mcnunjukkan bahwa iingginya skor suaru dcsa pada faktor ini menandakan rendahnya ratio kcluarga yang ringgal dipemukiman
kumuh di dcsa tersebut.
Indcks Komposit Kinerja Pengusahaan Pcrkcbunan Kakao Rakyat
Dari sepuluh variabel kinerja pcngusahaan kebun kakao rak yar yang digunakan
dalam
PCA.
didapatkan
rnenggambarkan variusi keragaman
tiga
variubcl awal.
tcrscbut iersusun dari scbelas variabel awal. merupakan representasi
komponen
utama yang
dapai
Ketiga komponen urama
Tiga komponcn utarna
nilai eigenvolue, dimana bcrdasarkan
tersebui
screeplot
nilai
eigenvalue lebih bcsar sama dengan satu rncnunjukkan tiga titik. Screeplot hasil analisis yang dilakukan sehagai bcrikui :
90
" sc t
s
;o
j
..e
" I: s
c.o .c.s
•
e
••
"
Gambar 12 Screeplot eigenvalue variabel kinerja pengusahaan perkebnnan kakao rakyat.
Tiga kornponcn
uiarna
yang dihasilkan merniliki variabcl-variabel penciri
yang diketahui dari nilai faktor loading. Adapun nilai faktor loading masingmasing variabel disajikan dalaru Label berikut ini :
Tabel 35 Nilai faktor fonding variabel kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat Kabupaten Lampung Timur l
Komponcn Iltarua l
Ji-rl)i.1uJ..1h•itas kebun kakan l VI)
-0.01
0.72
·0.()2
Rasio kebun ka"kao dcngan jumlah peiani (v Z) Rasio k~bl•n kakao dcngan lua;;. l:\h:.111 pcrtarli.an (V-3} Rasio kcbun kakao menghasl lkan den~~n jumlah pciani (V4)
Q.1)2
0.81 0.52
0.17 .().3~
....--
Vanabel
Rasio kebun kakao rncnghasilknn kios S<'!1<11 a pertanian dengan Juas lnh;:i· n pcrtanian (V 10)
Rasio jumlah koperasi dengan jumlah kelua r[!;·1p1:n<.\nian fVI lj Expl.var J':p.ToU Sumber : H:t:Sil olaha» ~t11ti:>ticu
Tcrdapat
delupan
variabcl
yang
rnemiliki
·0.0S
3
Q.02
0.91
0.13
om
0.60 0.!11 0.06 ·O.O:< -0.06 0.05 ·0.IG
-0.06 0.08 0.0•1
0..99 0.92 0.93
0.15 -0.Ql
0.00 2.i2 0.25
pengaruh
0.11 0.55
-0.15 -0.66
1.48 0.13
2.1>6
0.24
nyata
pernbentukan tiga komponcn utarna sekaligus menjadi pcncirinya,
terhadap
Bcrdasarkan
nilai faktor skornya (Lampiran 17). masing-rnasing komponen utama diatas dapat
digambarkan dengan indcks komposit sebagai berikut: I.
lndeks kesesuaian lahan (FlKPK).
Indeks ini mereprescntasikan variasi
ratio luas lahan sesuai untuk pcngcmbangan kakao terhadap
luas
kebun
9L kakao antar desa di l.ampung Timur. Sernakin 1inggi skor suatu desa akan
komponcn mama ini maka rasio luas lahan scsuai terhadap luas kebun kakao desa terscbut juga tinggi,
Ratio luas lahan sesuai ini memiliki
kctcrkaitan
positif dcngan rasio luas lahan sesuai S2 dan rasio luas lahan sesuai Sl
Artinya kenaikkan rnsio luas lahan scsuai akan diikuti dengan naiknya luas lahan seswti S2 dan juga S3.
Hal ini dapat dipahami karena luas lahan
sesuai S2 dan S3 untuk kakao merupakan bagian dari luas lahan sesuai,
2.
lndcks produktifitas kebun dim luas lahan (F2KPK). lndeks ini rnerupakan representasi variasi ratio luas kebun kakao rucnghasilkan
terhadap jumlah
petani kakao, rasio lulls kebun kakao tcrhadap jumlah peiani kakao, dan produktifitas
tanaman antar dcsa di l.ampnng
Timur.
Keriga variabel
penyusun indcks ini mcmiliki kcterkaitan yang positif, artinya kenaikkan
salah saiu variabel akan diikuti dengan kenaikkan variabel yang lain. Hal ini dapat dipahami karena luas kebun mcnghasilkan
luasun kebun kakao secara keseluruhan,
merupakan bagian dari
IJi samping itu kcbun yang telah
mencapai masa rnenghasilkan (masa produktil) merupakan rnasa dimana ranaman menghasilkan buah sccara optimal. tentunya akan senga: berkaiian dengan produksi dan produktifitas 1111rnmm1. pada
indeks
ini
mcnunjukkan
Skor suatu desa yang tinggi
tingginya
rasio
Iuas
kebun
kakao
menghasilkan, ratio luas kcbun kakao, dan produktifitas tanaman kakaonya. 3.
lndcks ketersediaan
sarana prasarana pertanian
(F3KPK).
lndeks
ini
merepresentasikan variasi rasio jumlah kios sarana pertanian tcrhadap luas lahan pertanian dan rasio jumlah koperasi dengan jumlah keluarga pertanian antar desa di Lampung Timur.
Nilai faktor loading komponen utarna ini
yang negatif mcnggambarkan bahwa skor suaiu desa yang tinggi akan komponen ini menunjukkan sernakin rendahnya ratio jumlah kios pertanian
dan jumlah kopcrasi di desa tersebut, Tipologi Wilayab Berdasarkan Kinerja Pembanganan Daerah ciao Kinerja Pengusahaan Perkebunan Kakao Rakyat Tipologi Wihlyah Berdasarkan Kinerja Pcmbangunan Daerah Tipologi
wilayah merupakan pengelompokkan
bcrdasarkan karakteristik
tertcnru.
Pentipologian
wilayah yang dilakukan
dalam perencanaan wilayah
92 dilakukan d<:ngan tujuan untuk mcmudahkan pcrurnusan kebijakan dan tindakan manajemcn yang tepat pada tiap ripo'ogi untck kebcrlanjutan pemhangunan. Pcntipologian
kinerja pembangunan wilayan dilakukan berdasarkan komponen
empat indeks kornposit yang dihasilkan dari PCA. Dengan parameter dari faktor skor (Lampiran 18). dilakukan analisis cluster untuk mengelompokkan desa-dcsa yang ada di Kabupaten Lampung Timur bcrdasarkan daerahnya.
kincrja pcmbangunan
Tiga pengelompokkan wilayah dilakukan dalarn analis.s ini.
Dari
analisis yang dilakukan diketahui anggota cluster satu terdiri dari 4 dcsa ( 1.65%).
cluster dtw tcrdiri dari 233 desa (96.68%). dan cluster 3 terdiri dari 4 desa { 1.65%).
Masing-masing
cluster memiliki
karakieristik
tcrsendiri
yang
penilaiannya berdasarkan pcngkatcgorisasian nilai rata-rata tiap indeks kornposit Nilai rata-rata tiap indcks komposit pada tiap cluster disajikan dalam
(variabel). Garnbar IJ.
Pengkategorisasian nilai rata-rata indeks komposit (nilai ordinat pada grafik
diaras) didasarkan jarak tcrdekat amar cluster, yang dalam penelitian ini scbcsar 2.9.
Pcngka:egorian dilakukan dengan kriteria: tinggi. bila nilai ordinal indeks
kornposit > 2.9, scdang, 2.9 sampai (-2.9): dan rendah, < (-2.9}
• • 2 0
~~--~,.,..,,·~-~-~~~~.~~~-~----=a -.
-2
····---.
_
.......
-10
L---~---~--~-- -~--~ F IKPO
F2KPO
r3KPO
~CJJ~1
-o CIJS"'12 --
0Jster)
Gamhar 13 Grafik nilai tcngah masing-masing variabel cluster kinerja pcrnbangunan dacruh. Bcrdasarkan pengkategorisasian tersebut, maka karaktcristik masing-masing
cluster wilayah disajikan pada tabel berikut :
, 9 .) label 36
Karakteristik
masina-masing duster
wilayah
berdasar
kincrja
pcmbangunan wilayah
Faktor
penciri
Cluster I
I
lndek s kduarga i;enggun a I istrik dan
Tineei
.Scdang-
Sedano c .,
~kJang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Scdang
Sedang
Sedung
Rcndah
I
--
cc lcpo 11 Indeks
bukan pe rmancn
2 ' J
I
rum ah
lmleks ker niskinan
4
lndcks kek urnuhan
Ciuster 2 ~----~ C/i,ster :l
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kinerju pembangunan
Lampung Timur dnpat dibagi kcdalam 1iga c/11s1er/1ipologi. dicirikan
-
wilayah di
Tipulugi satu,
dengan indcks kcluarga pengguna listrik rian rclcpon
yang 1inggi.
scdangkan indcks komposit lainnyn dicirikan dalam tingkat scdang,
Hal ini
mcnujukkan tipolog! saru mcmiliki tingkat pcmbangunan dacrnh )Mg paling baik. Tingginyn keluarga yang bcrlangganan tclepon dun listrik mcnunjukkan iingkat kcsejahreruan masyurakut yang haik. Tipologi
dua dicirikan
dengan kecmpat indeks komposit mcnunjukkan
tingkat scdang, Hal ini bcrurti tingkut pembangunan wilayah pada tipOl<>gi ini rncnunjukkan dicirikan
perkembangan yane cnkup (sedang),
dcngan indcks keluarga pcngguua
Sedangkan tipologi tiga
listrik dan telepon, indeks rurnah
bukan pcnnancn, dan indeks kcmiskinan dalam taraf yang scdang, sedangkan indeks kekumuhan puda level
)Rng
rcndah dibandingkan tipologi lain.
ludcks
kekumuhan memiliki nilai taktor toadmg yang negatif, yang berarti dcngan rcndahnya skor faktor ini mcnunjukkan tingginya ratio kcluarga yang tinggnl
dipcmukiman kumuh, Hal ini menggambarkan rendahnya kinerja pcmbangunan dacrah padn lipologi kctiga ini. Tingginya keluarga yang linggal dilingkungan kurnuh mcnunjukkan masih rcndahnya tingkar kesejalneraan masyarakat. Uruuk mcngetahui
kontigurasi
spasral masing-masing
iipologi
wilayah
seperti dijelaskan diatas, Peta konfigurasi spasial tipologi kincrja pernbangunan daerah tiap desa di Kabupatcn Lampung limur disajikan dalam Gambar 14.
94
11
~
" "
.....
-r--f--+-lr:
~
t ·· '>;
~
t.
<;<
s
~ z
"'ii~ ~·
~ ~·
~ ~ m
s
,
I
?
~~ -1
... ,,. '
[ K•l'I
""-.
95 Tipologi \\;ilay:th Berdusarkan Kinerja Pengusahaan Pcrkebunan Kakao Rakyat
Untuk mengctahui tipalogi wilayah di berdasarkan
kincrja pengusahaan
pengelornpokkan
perkebunan
Kabupaten
Lampung Timur
kakao rakyat rnaka dilakukan
wilayah bcrdasarkan ketiga indeks komposit yang dihasilkan
dari hasil
PC/\.
Pengelornpokkan
{Lampiran
17) masing-rnasing
dilakukan
indeks koruposit.
bcrdasarkan nilui
faktor skor
Pcwilayahan (clm-ter) dibagi
menjadi tiga, yang masing-masing cluster dicirikan dengan nilai komponen utama sepcrti digarnbarkan dalam grafik berikut ini :
20
•-,
-,
'··... 5
. . ----·¥.::•.:.•.:.;· 11;· .....,,._
-----.
0
_
·5
·10 '----~----~---~-----' i: IKPK F2XPK F:3KPK
-. -o
Clu~let1 Ch.1~ter2 •·· Civ.ster 3
Gambar J 5 Grafik nilai tengnh masing-rnasing variabcl duster kineria pcngusahaan pcrkebunan kakao rakyat. l;ntuk
melihat
pe.nciri
masing-masing
dmter/tipologi
diatas,
maka
dilakukan pengkatcgoriao nilai ordina: masing-masing indeks komposit. Krireria pengkategorian berdasarkan jarak terpendek antar pusat cluster, dimana dalam pengc/us/er:m yang dilakukun, jarak terpcndek antar cluster sebesar I .'.l. Pcngkategorian
dilakukan
dengan
kriteria:
ungg], jika
nilai
ordinal
indeks
komposu > 1.3; scdang jika nilai ordinat antara 1.3 sampai (-1.3); sedangkan rcndah jika nilai ordinal <(-1.3).
masing-masing
tipologi
Bcrdasarkan kriteria terscbut maka karakteristik
kinerja pcngusahaan
Timur disajikan dalam tabel bcrikut ini ;
kcbun kakao rakyat di Lampung
96 Tabet .>7 Karaktcnstik masing-masing tipoloui
wilayah berdasarkan kineria
pengusahaan kebun kakao rukyat
Faktor
Penciri
Cluster I
' Cius/er 2
C/11s1er J
I
lndeks kesesuaian lahan
Scdang
S
Tinf!.t!i
Sedang
Scdang
Sedang
Rcndah
Sedung
Scdang
2
lndcks produkiifuas dan I uas kcbur. kakeo
1---
Indeks kctcrsediaan 3
sarana prasarana
penanian
-
I
Wilayah dcngan cluster satu atau tipologi satu mcmiliki karaktcristik
utama
berupa rcndahnya kctcrsediaan sarana prasarana pertanian, dalam hnl ini adalah kctcrsediaan kios sarana pertauian. Sedungkan karakicristik kesesuaian lahan. prod11k1ifi1a~ kcbun, dan luas kcbun kakao dalam tingkat yang sedang.
I ipologi
duo dicirikan dengan semua indcks komposit dalam tingkat ,l:Jang. Sedangkan upologi tige dicirikan dengan tingginya indeks kcsesuaian lahan. I Ial ini menandakun lahon pcngcmbangan yang sesuai untuk 1ana111;111 kakao di tlpclogi ini cukup luas tcrscdia.
Komponen utama lainnya pada tipo'ogi ini
rnenunjukkan tingkat y:m~ sedang, Berdasarkan kinerju pengusahaan pcrkcbunan kakao rakyat, sebugian besar desa-desa di Lampung Timur masuk kc dalam tipologi dua yaitu sebanyak 21 :l dcsa (88.38%).
Sedangkan desa dengan Lipologi satu sebanyak 27 ( 11.20) desa
dan tipologi tiga hanya satu desa (0.42%). Un1uk -nengctahui konfigurasi spasial rnasing-masing
tipologi wilayah sepeni dijclaskan diatas, berikut disajikan Peta
konfigurasi spasial tipologi kinerja pengusahaan kcbun kakao rakyat tiap dcsa di Kabupatcn Lampung Timur (Gambar 16):
97
'
•'
•
;
...
~ ,.ri-..J__:::::===t=:S::;.. _ _:+=t=:"""'""'.::::F=::;:::::p..,,-Jl.._
-l------lf'1 ~
R ''1-
s:
·' ---=
i
~11 J:Ut•
l.
-·
98 Faktor Pencnru Kinerja Pengusahaan Perkebunan
Kakau Rakyat
Fuktor pcnentu kinerja pcngusahaan pcrkebunan kakao rakyat dikctahui dari mcmodelkan aniara indeks komposit hasil PCA kinerja pcngusahaan pcrkcbunan kakao rakyat dan variabcl kualitatif Variabcl
kualitatif
yang rnempcngaruhi kinerja
yang digunakan meliputi
tidaknya kclornpok
tcrscbut.
ada tidaknya pcnyuluhan,
rani, kcrawanan daerah, dan aksesibiluas.
ada
Model yang
dihasilkan merupakan pcujaburan dari hasil rcgrcsi yang secara lcngkap dapat di lihat pada l.ampiran 21. Adapun model yang dihasilkan sebagai bcrikut : Ln f2KPK - -2.292 - 0.185 1?4KPK + 0.318 Ln 1'3KPK + 0.669 WI Ln
F'2KPK -0.243 F4KPK*FSKPK Model yung dihasilkan merupakan model pcuingkatan produktifitas dan Iuas kebun kakao (I.n lr2KPK). dimana faktor-Iaktor yang mcncntukannya adalah : 1.
114Kl'K adalah varlabcl
kctiadaan
pcnyuluh
pada suntu ,1c~~1
pcnauian
dcngan tingkat kcpcrcayuan 97.3% (l.ihut l.ampirun 21) dcngan kocfisicn bernilai ncgatif pcrtanian
Artinya dengan adanya pcningkatnn
pada suatu desa sebesar
I%
ukun
kcbcradaan penyuluh
mcnycbabkan
kcnaikan
produktifitas dan luas kcbun kakao scbcsar 20%. Variabel ini rncrupakan variabcl kualitntif, dari nilui
karcna itu pcngaruh peningkatan variabel tidak dilihat
koefisicnnya,
koefisiennya
sctelah
rnclainkan dihitung dari perscntasc eksponensial dikurangi
satu,
Sereluh
dilakukan
perhitungan
didapntkan nilui 20%. 2.
LnF3KPK adalah variabet keterscdiaan sarana prasarana pertanian dcngan
tingkal kepercayaan 97.2% dcngan kocfisicn bcrmlai
posili r
Artinya
dcngan kenaikan ketersediaan sarana prasarana pertaninn pudu suatu dcsa
sebesar I% akan mcnaikan produkti titas dan luas kebun kakao sebesar 0.318%. '.l.
WI Ln F'2Kl'K adalah variabcl produkrifitas kcbun dan luas kebun kakao di desa tetangga dengan riugkat kepercayaan I 00% dcngan koefisicn bernilai posiu F. Kenaikan variabel ini sebesar I% akan menaikan produktifitas clan luas kebun kakao sebesar 0.669%.
4.
J<'4KPK*F5KPK
udalah variabcl interaksi antara ketiadaan
kclornpok rani pada suatu dcsa dcngan
penyuluh dan
tingkat kepercayaan 99.8% ciao
99 koefisien
bernilai
Artinya
negatif.
dcngan peningkatan
l % keberadaan
penyuluh dan kelompok tani sccara bersamaan maka akun meningkaikan produkufitas
dan luas kchun kakao schesar 27%.
dari eksponcnsial
Angka 27% didapatkan
kocfisicn variabel sctclah dikurangi
satu dan kemudian
dipcrsenkan, JJari permodelan diatas, diketahui bahwa pcningkatan produktifitas dan luas kcbun
kakao dipcngaruhi
olch
keberadaan
pcnyuluh.
kcterscdiaan
sarana
prasarana pcnanian, produkti litas clan luas kebun kakao di dcsa tciangga, dan interaksi kcbcradaan
penyuluh
rncmiliki
dctcnninasi
kocficsien
rnni.
dan kclompok (R1)
scbcsar
0.3668
dan luas kebuu kakao dipcngaruhi
nrodukrifitas
kcterscdiaan sarans prasarana pertanian,
Na111un model ini hnnya yang
berarti 36.68%
oleh kcberadaan penyuluh,
produktilltns
dun luas kcbun kakao di
dcsa tctangga, dan intcraksi kcbcrudaan pcnyuluh dan kclompok 1'U11. Sedangkan 63.32 % diterangknn variabel-variabcl dihasilkan.
olch variabcl lain di luar model.
pcnting
lain ym1g tidak terakomodasi
scpcni perlakuan
sebagainya.
Variubel-variabcl
ini
penelitian
karena
pcmupukan,
Diperklrakan
tcrdapat
di dalam model yane
penggunaan bibit unggul,
dan Jain
tcrscbut SCllgaja tidak (ligllllilkan dalam pcncliuan
ini
lcbih
mcngcdcpankan
kewilayahau y~111g sccara spasial berpcngaruh
kepadn
varinbcl-variabel
terhudap rcncana pengcmbangan
tanaman kakao di I .ampung I'imur, Model diatas mcnunjukkan pentingnya pcran penyuluh dun kelompok tani bugi pcrkcbunan kakao.
Penyuluh dan kclompok tani rnerupakan suatu bcntuk
kclcmbngaan di pcdcsaan yang berfungsi scbagai agen pcmbnharu di lir.gkungan petani,
I Jal ini dikaieuakun
pcran penyuluh dan kelompok rani sangar cfektif
scbagai media penyalur intormasi, transformasi
ilmu dun tcknologi, dun media
pctani untuk sating bckerja sama dan bertukar informasi dalam rangka efisiensi dan
meningkatkan
mcnyehutkun
rnasyarakat
nilui
tawar produk
bah wa penman
melihat
pcnuasalahan,
adopsi inovasi. (J) mendarnpingi mediator
antara
pcmbuat
yang
dihasilkan.
1>c11 yul uh udal ah (I) (2) mendifusikan
1 lubcis
rncm beri
(I On)
kcrnampuan
dan membimbing
proses
proses pcmecahan masaluh, dan (4) menjadi
kcbijakan
pcmbangunan
dan khalayak
sasaran.
Tentunya apabila peranan pcnyuluh dan kelompok rani berjalan dengan baik akan
100
sangar mcmbaniu pctani dalarn mcngaiasi pcrmasalahannya sehingga akhirnya akan bcrkorelasi positif
terhadap pcuingkatan produktifltas
pertanian dan
peningkatan kesejahteraan mnsyarakat, D11ri model diatas tcrlibat pcnyuluh ilan kclompok tani cukup berpcran bagi peningkatan pmduksi dan perluasan kebun kakao rakyat di Lampung Timur, yang membuktikun
bahwa fungsi kelerubagaan
bcrjalan dan berhasil.
petani di Lampung 'I irnur sudah
Model diatas juga mcnjclaskun bahwa kcberadaan
penyuluh tanpa adanya kelompok Lani dapu: mernberikan pcngaruh yane nyata I lal ini mcnunjukkan
tcrhadap peningkaran produksi dan luasan kebun.
bahwa
pernn penyuluh cukup peruing bagi masyarakm sekaligus mcnunjukkan bahwa petnni kakao di Lampung Timur cukup rcsponsif l~rhadnp kcgiaran penyuluhan.
Dengan parndigrnu pembangunan
penanian saat ini )'ang menuntur
ndanya
kemauan dan inisiatit
adanya rcspon masyarnkat yang cukup
baik tcrhadap pcnyuluhan membuktikan
potensialnya
pcmbangunan pertanian di
IJalam rangkn pcningkatan ki11~1:ia pengusahann
l.nrnpung Timur.
perkcbunau
kakao rnkyat sccara kescluruhan di Lampung Timur. maka kcberadaan pcnyuluh dun mcngaktifkan kclompok-kelompok
tani di daeruh pcngcmbangan mcrupakan
salah sail! kebijakan yung mcsti ditcrapkun. Kcbijakan tersehui sangat peruing karcna mcru pakan sa!ah saw i 111;il i kasi cb ln111 perwujudan pem bangunan pcdesaan saat ini.
I Iafsnh (2006) mcnyatakan bahwa lilosoli dari pernbangunan pedesaan
(perumi;m) adal11h meningkatkar,
11101iva~i
masyarakat dalam mcrnbungun dan
rncmobilisa~i dirinya untuk bckcrja sarnu dalum pencapuian tuiuan bcrsama serta mcnlngkurknn k.ipasitasnyn
dalarn melaksacakan pembangunan,
fisik. politik, rnaupun ckonomi. keaktifan kclon.pok
Karena itu, p~ni11gkatan
luni merupaknn
baik dalam nspek
pcran penyuluh dan
hal yang cukup renting, karcnn musing-
masing merupakan motor pcnggerak agar pembangunan pedesaan terscbut dapal terluksnnn.
Komponen
lain yang cukup
bcrpengaruh
dalam
pcningkatan
kinerja
pcngusahaan kebun kakao rakyat adalah ketersediaan sarana prasaraua pcrtnnian.
dalam hal ini kius sarana pertunian.
Dengan keberadaan kios sarans portanian
teutunya akan mcmpermudah perani unluk mcndapatkan sarana prusurana untuk perncliharaan
kebunnya,
seperti
pupuk,
pcstisida,
alar-alai
penanian
dan
JOl Hal ini rentu sangar mcndukung dalam pengusahaan kebun yang
scbagainya. dilakukan
dan
produktifltas
secara
logis
tentu
dun luas kebun.
peiani rr.emhutuhkan
akan
berkorelasi
dcngan
pcningkatan
Namnn tcrkadang kelangkaan pupuk pudu waktu
mcrupakan pcrmasalahan yang sering rcrjadi,
Akibatnya
pada saat diperlukan. harga pupuk 'llenjad1 sangai mahal dan tcrnunya hanya segelintir petani yang mampu mcmbclinya.
Di sisi lain, dalam
kcadaan
normalpun. tidak sernua perani mampu nntuk mcmbeli sarana pmsnranu )•ang diperlukan. karena hnrga yang tidak terjangkuu,
Untuk itu diperlukan kebijakan
perncriruah untuk mcngatasi permasalahan 'cclangkaan pupuk dun memberiknn inseruif agar hargn sarana produksi dapai murah diterima pctani, Sccara umum dalarn rangka peningkaian kinerja pengusahaan kebun kakao rakyat maka usaha peningkaum sarana prasurana pcrtanian mcrupak:m suatu yang 'angat diperlukan.
disamping kebiiakan pcmbcrian inscntif'harga. Peningkatan produktif.tas
produktifitus dan luas kebun suatu desa dipengaruhl oleh
dun lum kcbun kakao uidcsa ictangga diperkirakan terjndi karcna
informasi tcknolog! budidaya dan kemungkinan
adanya pcnukaran
kcsuburan lahau yang sama (jcnis tanah yang sama), mcmiliki
kcdckatan
jarak
yang
bcrkomunil.asi dcugan iruensif
mcmungkinkan
kualitas
Dcsa yang bertetangga penduduk
amar
dcsa
llubungan kcdekatan sccara spasial ini scsuai
dcngan Hukum Geografi Pertama ..Tobler .. dimana wilayah yang bcnelanggaan
akan saling mcmpengaruhi dan berinteraksi (Rusiiadi et GI. adanya
intcraksi
inlormasi
akan
mcmbudidayakan
antara
kedua
kcberhasilan
desa suatu
mcmungkir-kno usaha
tani
2004}.
ccpatnya ~e
pc.ani
Dengan
peuycbaran
lain
yang
tanaman yang sama, Bal scpcrti ini kernungkinan tcrjadi di
I ampung Timur. khususnya bagi petani kakao.
Kcrnungkinan Jain penycbab
adanya keterkaitan tcrsebm karena tingkat kcsuburan tanah yang samu,
Jonis
tanuh yang sruua dapat saja rerjadi dalam luasan yang besar. sehingga sangar rnungkin apabila beberupa desa memiliki jenis lanah yang sarna, Dengan adanya pcrtukaran informasi kesamaan jcnis
produktiJitas tetangganya.
yang lancer antar kcdua dcsa, ditambah dcngan adanya
tanah (kcsuburan).
maka sangat mungkin
suatu dcsa akan diiringi dcngan kenaikkan
icrjadi kcnaikan
prod11ktifitas desa
102 Ketcrkaitan antara Kinerja Perkebunan Kakao Rakyat dengan Kincrja Pcmbangunan Daersh
Dari beberapa model yang
Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya
indikator kinerja
pengusahaan kebun kakao yang signifikan merniliki ketcrkaitan dengan kinerja
pembangunan wilayah
di dalam model.
Model yang dihasilkan
hanya
menjclaskan keterkaitan antara variabel kinerja pembangunan wilayah dengan variabel-variabel penentu kinerja pengusahaan kebun kakao rakyat,narnun dengan nilai koefisien dctcrminasi (R2) yang sangat kecil yaitu 0.08 - 0.15.
Beberapu
model yang diujikan dapat dilihar pada Lampiran 21.
Tidak adanya keterkaitan antara kinerja pengusahaan kebun kakao rakyat dengan kinerja pembangunan dacrah di Lampung
Timur
mcnunjukkan
terdapatnya pcrmasalahan yang menyebabkan tidak maksimalnya dampak yang
dirasakan dari kinerja pcngusahaan pcrkebunan kakao rakyat. Dari segi luasan, dengan luasan yang mencapai 9.749 ha atau 18.48% dari luasan tanaman perkebunan saat ini. perkebunan kakao memang masih belum tcrlalu luas. Penycbaran luasan ini masih cukup beragarn walaupun berada pada 24 kecarnatan di Lampung
Timur.
keberagaman.
Artinya dalam suatu dcsa helum tentu scbagian bcsar rnasyarakat
mengusahakannya,
Dipcrkirakan penyebaran kepcmilikan juga ierjadi Oleh sebab itu, walaupun secara finansial pengusahaan
pcrkebunan kakao rakyat cukup mcnguntungkan, diperkirakan kcumungan ini hanya dinikmau
petani kakao saju. belum memberikan nilai tambah (spread
ejfecr) terhadap perckonomian wilayah khsususnya masyarakai sekitar kebun, Kesejahreraan petani kakao belum dapal mewakilkan kesejahteraan penduduk di suatu desa atau wilayah.
Belum adanya keterkaitan antara kincrja pengusahaan kebun kakao rakyat dengan kinerja pernbangunan wilayah diperkirakan reijadi karena beberapafaktor.
Pertarna, biji kakao masyarakai dijual dalam bentuk balun mentah sehingga belum rnemberikan nilai tambah bagi kegiatan ckonorni dacrah, Belum adanya industri pengolahan
bahan setengah jadi ataupun bahan jadi coklai membuat
bclum adanya spread effect dari perkebunan kakao rakyat terhadap mssyarakat
103 Jiluar petani kakao.
Tacoli ( 1998)
menyatakan bahwa program pembangunan
pedcsaan yang hanya bertujuan untuk meningkarkan produksi pcrtanian tanpa diikuti dcngan kegiaran non pertanian sepeni pemprosesan bahan rnentah dan aktifitas
pabrik sarana penanian
seperti alat-alat
pertanian dan input-input
pertanian lainnya, akan menycbabkan rnarginalisasi daerah pedesaan. Keberadaan aktifitas
pcndukung
diluar kegiatan on farm merupakan hal penting dalam
mendukung pembangunan pcdcsaan. disentra-sentra
Dengan adanya im.lustri pengolahan coklat
produksi akan menyebabkan
terbukanya
lapangan
pekerjaan
schingga akan terjadi distribusi pcndapatan kc masyarakat diluar petani kakao. Kedua, barang-barang modal yang digunakan dalam perncliharaan kebun maupun dalam pcmbukaan kcbun seperti pupuk, pestisida, alat-alat pcnanian dan lain sebagainya, urnumnya barang-barang yang di impor dari luar daerah. membuat sarna sekali tidak ada pengaruh yllng ditirnbulkan kakao terhadap perekonomian daerah.
Ila) ini
pcngusahuan kcbun
Idealnya, dengan adanya suatu kegiatan
ekonomi masyarakat, maka kegiatan itu dapat rnenjadi perangsang rumbuhnya kegiaran-kegiaran
lain baik dari scktor hulu rnaupun hilirnya,
rcstribusi dari biji kakao tidak masuk ke kas daerah. urnumnya
langsung dijual ke pedagang pengumpul
Lampung Timur.
Akibatnya
Pemda Lampung
Kcriga, pajak dan
Biji kakao masyarakat
dan ke eksportir di luar
Timur, hanya mendapatkan
rctribusi kendaraan pengangkut biji kakao yang nilainya relatif kecil. Scdangkan pajak yang rerbesar, yaitu pada level cksportir, justru dinikmati pemerintah daerah lain.
104 Pembahasan
Umum dan lmplikasi Kebijakan
Perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Lampung Timur sangat bcrpotcnsi uruuk rerus dikcmbangkan,
I lal tersebut didasarkan pertimbangan
prospek
pengernbangan tanaman kakao ke depan masih sangat menjanjikan yang dapat dilihat
dari adanya dukungan pemerimah
bcrupa dilaksanakannya
Program
Revitalisasi Perkehunan yang mulai dicanangkan tahun 2007 ini, dimana salah satu kcgiatan dalam program rersebut adalah pengcmbangan tanarnana kakao scluas 200.000 ha di seluruh Indonesia. Poiensi pengembangan perkebunan kakao rakyut juga tcrlihat dari tinggin) a rninat masyarakat terhadap tanaman kukao. Hal tcrsebut tcrtihat dari pertumbuhan luasan tanaman kakao lima tahun tcrakhir yang mencapai 71.68%.
Dalam rangka mcngakomodir pcluang tersebut, rnuka perlu
suatu perencanaan pengembangan pcrkcbunan kakao rakyar kc depan. dengan mempertimbangkan bcrbagai aspek sehingga pcrkcbunan kakao rakym terscbut hcrmanfaat btigi rnasyarakat terutama dalam pcningkatan
kescjahteraan dan
memncu kinerja pcmbangunan dacrah.
Berdasarkan aspek fisik lahan, tata ruang, dan penggunaan lahan maka lahan arahan
1111111k
pcngcmbangan perkcbunan kakao rakym di l.ampung Timur
terdapat scluas 104,685.42
ha.
Lahan icrsebut terscbar di 23 kccumatan di
Larnpung Timur. Sccara urnum lahan rcrsebui termasuk dalam kelas kcscsuaian cukup scsuai (S2) clan scsuai marginal (SJ).
Kccamutan dengan Iuasan arahan
tcrbcsar tcrdapat di kecamatan Waway Karya Sukadana, dan Marga Tiga. Berdasarkan unnlisis
Iinansial, pengusahaun pcrkebunan kakao rukyat
pada
masing-urusing kelas kesesuaian lahan (S2 clan SJ) di Kabupatcn I .ampnog Timur cukup mcngunlungkan. masih kurang
cfisicn.
\Valaupun dcrnikian, rantai pemasaran kakao petani I !al tersebut mcryebabkan bagian keuntungan yang
diterima petani mcnjadi lcbih kecil, disebabkan
Ketidakcfisienan rantai pernasaran ini
oleh pnnjangnyu rnntai pcmasaran dan adauya senjang informasi
harga.
Dnla111 rangka pcngembangan perkcbunan kakao rakya; di Lampung Timur. bcberapn aspcx pcnting yang pcrlu meojadi pernauan dalarn rangka kebcrhasilan program ada'ah adanya peran pcnyuluh. kelembagaan petani, dan sarana prasarana
105
penanian.
Kct.ga aspek terschut memiliki kctcrkaitan yang nyata terhadap
peningkatan produktifitas pcrkebunan kakao rakyat yang ielah ada. Dari beberapa ha! diatas. maka masukan yang dibcrikan kepada pcmcrlntah dalam pcngembangan pcrkcbunan kakao rakyat di Kebupatcn Lampung Timur
adalah sebagai berikut : Pcngembangan
tanaman kakao rak yat di Kabupaten l.ampung Timur
hendaknya diarahkan kc lahan arahan pengcmbangan yang telah dibuat, yaitu scluas 104,685.42 ha. Untuk itu dipcrlukan sosialisasi oleh pcmcrimah
agar rnnsyarakat mengetahui lokasi arahan pengembangan tersebut. 2.
Dalam rangka mengatasi ketidakcfisien rantai pcmnsaran yang ada, perlu adanyn kchijakan yang bcnujuan unruk lebih mengakti lkan kclcmbagaan pcrnasaran yang bcrprhak ke pctani Peran kelcmbagan ini diharapkan dapat rncmutus rantni pcmasaran yang terlalu panjang. Perun kelcmhagaan sepcrti gabungan
kelornpok
tani maupun kopcrasi dalarn
pcmasaran
bcrsarna
mcrupakan solusi yang dapat ditcrapkan unwk rncmutus rnmai pernasaran
yang panjang.
Tcntunya itu semua pcrlu pembinaan clan dukungan
pemerintah sebagai pcnghubung ke lembaga pcmasaran yang lebih tinggi seperti eksportir atau pcrusahaan-pcrusahaan yang rncmerlukan bahan baku coklat.
Dukungan kcbijaknn lain yang pcrtu dilakukan pemcrintah udalah
memberikan informasi pcrkernbangan harga kakao secara ccpat dan akurat
kepada petani secara rutin. Hal ini urnuk mcngurangi scnjang informasi harga yong dialami petani,
Selain itu sebaiknya didukung juga dengan
kebijakan regulasi yang tegas untuk mempcrkuat berlakunya standarisasi mulu kakao, schingga muiu kakao rakyat di Lampung Timur menjadi lcbih
baik dan teruunya akan berimplikasi pada harga yang ditcrima. J.
Perun pcnyuluh, kclompok tani, clan ketersediaan sarana prasarana pcrtanian mcrupukan hal yang penting dalarn rangka pengcmbangun pcrkcbunan kakao rakyat, menginrcnsirkan
Untuk nu diperlukan kehijakan pemerintah untuk torus program-program
penyuluhan
kepada
masyarakur.
melakukan pcmbinaan clan pcmbcrdayaan kclompok tani, dan penyediaan sarana prasarana pertanian.
106 4.
Dalam
rangka meningkatkan
peran pcrkcbunan
kakao
ke depart bagi
pembangnnan wilayah, maim perlu pengc'nbangan industri pengolahan
kakao baik untuk skala rumah lang~a ataupun skala menengah di Larnpung Timur. "1 entunya hal tersebut memerlukan inovasi teknologi dan kerjasama dengan berbagai p.hak untuk mewejudkannya,
Sll\tlPULAN OAN SARAN Simpulan
Berdasarkan tujuan pcneliuan kcsimpulan I.
dun hasil pcmbahasan, maka dapat ditarik
penelitian ini sebagai bcrikut :
Scbagiun bcsar lahan di Kabupaten l.ampung Timur sesuai umuk budidaya
tanaman kakao.
Berdasarkan cvaluasi yang dilakukan sccara nktual, luasan
untuk kclas cukup scsuai sebesar (.S2) 85,696.45 ha (21.71%) marginal (S1) seluas 161\,646.37 ha (42.21%).
dan kolas scsuai
Sedangkan sccara potensial.
luasan lahan yung sangat scsuai (S 1) untuk pcngembangan kakao seluas 2, 789J5 ha (0.71 %), kelas S2 scluas 111.750.93
ha (28.30%). clan kc las Sl
seluus I 37,RO 1.94 ha (34.90%). 2. Pcngcmbangan ianaman kakuo di Larnpung
lahan seluus : 0'1.685.tl2 hn (26.51 %J. terscbut mcnycbar
I'imur dapat diarahkan pada
Secarn spasial lokasi pengembangan
pad11 23 kccnmatan
di Lampung Timur.
Perlu
digarisbawahi bahwa arahan pcngcmbangun ini bukan bcrarti menekankun ugar keseluruhan luasan aruhun ini hanya scsuai untuk tanaman kakao. Narnun hanya bcrsi fat rncngarahkan agar masyarakat yang bcrminat untuk
111c11gc111b1111gkim
tanaman kukao akan SMgal baik untuk menanarnnya di
lokasi aruhan ini. 3. Kclayakun investusi 11sal111 rani kukuo pudu riap kelas kcscsuuian lahan yang ada di l.ampung Timur (S2 dan SJ) mcnunjukkan nilai yany menguntungkan, Hal tersebut terlihat dari nilui NPV antara Rp.19,014,723
- Rl'.31,9')0,514,
nilai 13CR
yang kescluruhan
anlara
4 - 6. dan nilai IRR antara 20%-31%
parameter rcrschut di hi tung berdnsarkan diH·o1.1111 [aktor i 7%. 4. Kinerja pernasaran kakao di Lampung Ti11Jur ccnderung bclum ctisien. terscbut dituniukkuu
dengan bcsarnya share kcuntungan
Hal
yang mnsuk kc
lcmbaga pemasaran ya11g tcrlibat (31.06%) dan tidak adanya keterpaduan
harga pasar jangku panjrn1g antara pasar tingkut perani dan tinukat cksportir (pcdagang besar).
Keiidakcfisicnan
ini diakibarkan oleh panjangnya ranrai
pemasarun ym1g ada dan adanyu scnjang informasi harga yang terjadi. 5.
Dari analisis perrnodclan kineria pengusahaan
pcrkebunan kakao rakyat,
diternukan bahwa peningkamn produktifitas dan luas kcb1111 kakao dilentukan
108 oleh ada tidaknya penyuluhan. kctcrsediaan sarana dan prasarana pcnanian, produktifitas dan luas kebun daerah yang berdekatan. dan interaksi keberadaan
kelompok tani dan penyuluh. 6. Kinerja pengusahaan perkebunan kakao rakyat belum memiliki keterkaitan deagan kinerja pembangunan daerah di Lampung Timur. Hal ini diperkirakan tcrjadi karena luasan kebun kakao masih belum terlalu luas sehingga belum dapat menggambarkan kesejahtcraan rakyat sccara keseluruhan.
Di samping
itu, belum adanya industri pengolahan yang berkcmbang membuat biji kakao di jual ke luar daerah dalam bentuk bahan mcntah. Akibatnya perkebunan kakao rakyat belum memiliki nilai tambah bagi pcrnbangunan daerah, khususnya masyarakat sekitar kebun.
Saran
I.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mcngctahui faktor-faktor penenru kinerja pengusahaan perkebuna.i lmkao rakyat dalam Iingkup yang lcbih luas, yaitu berdasarkan indikatc-rpendapatan petani scpeni NPV. IRR, dan BCR.
2. Untuk mendapatkan model pengesahaan kinerja pengusahaan pcrkcbunan kekao yang lebih baik perlu dimasukkan variabcl-variabel lain sepeni variabel biaya input pemeliharaan kebun (pupuk, pestisida, tenaga kcria, dan sebagainya), harg;i jual kakao, jarak kebun dengan pasar, skala pengusahaan kebun. dan sebagninya
DAFfAR PIJSTAKA Anwar A. 1999. Desenualisasi Spasial Melalui Pembangunan Agropolitan dengan Mereplikasi Kom-Kota Mcnengah-Kecil di \Vilayab Pedcsaan. Makalah Lokakarya Pendayagunaan Sumberdaya Pemhangunan Wilayah di Propinsi Riau. Pckanbaru.
---
2001b. Usaha membangun Aset-Aset Alami dan Lingkungan Hidup Pada Cmumnya Diharapkan Dapat Memperbaiki Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ke Ara'.I Berkelanjutan. Bahan Diskusi Serial di l.embaga Alam Tropika (LATIN). Boger.
Akiyama T. dan Nishio !\. 1997. Sulawesi's Cocoa Boom . Lessons of SmallholderlJ-/1101P1is111and Hands-off Policy. The World Bank. Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol 33 No. 2. August 1997, pp. 97 J2l. Arsyad L. 1999. Pcngantar Pereocanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Pertama. BPFE. Jakarta, Aronoff S. 1989. Geogrofic Information System: Management Perspective. Ottawa, Canada. WDL Publications. Azzaino Z. 19g3, Tataniaga Pertanian. Departemen llmu-llmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Begor. Boger, [Balitbangtan] Balai Penelitian dan Pengcmbangan Pcrtanian. 200). Prospek dan Arah Pcngembangan Agribisnis Kakao, Departemcn Pertanian. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabuparen Lampung Timur, 2006. Lampung Timur 1Jala111 Angka i l.ampung Timur in Figure 2006. BPS Larnpung Timur. Sukadana. Badan Pusat Staristik Propinsi Lampung. 2006. lndikator Kesejahtcraan Rakyat Propinsi Lampung, BPS Propinsi Lampung. Bandar Lampung. [Bappeda] Badan Pereacanaan Dacrah Kabupatcn Lampung I imur. 2006. Laporan Akhir Perelltian dan Pcngcmbangan Potensi Lahan Kabmatcn l.ampung Timur. LampungTimur. Badan Perencana Pembangunan Nasional, 2005. Pcngembangan Kawasan Perkebunan Dalam Rangka Peningkatan lnvcstasi dan Kesejahteraan Masyarakat, Buletin Kawasan, Edisi 15 Tahun 2005. httpJ/www. Aappcnas. go.idibulerin.hlml [10 Februari 20071.
[Bappenas]
Chuliq A. dan Ofau S. 1989. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Linda Karya. Bandung.
110 Danoedoro P. 1996.
Pcngclolaan Data Digital : lcori clan Aplikasinya
Dalarn
Bidang Pcnginderaan Ja11h. Y ogyakunu. Fakulras Gcograti. l.niversi.as C.Jaj ah :VIada. Desaunctcs JR. 1977. Catalogue
Dinas Perkebunan Proninsi l.ampung. 2007. Stnristik Pcrkebunan Tahun 2006. Bandar l.ampung.
I Ditjenbun] Dirckrorat Jenderal Perkebunan Departernen Pertanian. 2007 Karel, dan
l'cdoman Umum Rcvitalisasi Perkcbunan (Kelapa Sawit, Kakao), http/www.Dirjenbun.go.id ['.\Maret 2007) Djacnudin D, Marwan H, Subugjo H, dan Hidayat A. 2003.
Evaluasi Lahan untuk Komodiias Pertanian. Tanah, Puslubangtanak.
154 hal,
rrAO] Food and Agriculture
of Organization. 1976. Evaluation. Soil l3u!L No. 32. FAO, Rome, 1983.
Guidelines
Perunjuk Tcknis
Bogor: Balai Penel itian
Land
A Framework for Land
El'a/:1(.l(i011 for Rainfed Agriculture. Soil Land and Water
Resources Management and Conservation Service. Development Division. FA.0 Soil Bulletin No. 52. Gin ingcr .IP. J 986.
Analisa Ekonomi Proyek-Proyek
Pcnanian.
Universiras
Indonesia. Press, Jakarta. Hafsah MJ. 2006. Pernbangunan Pedesaan, Dalarn: Rustiadi E, Hadi S, Ahmad
WM. (Editor). Kawasan Agropolitan, Konsep Pernbangunan Desa-Kota Berimbang,
Boger: Crestpenr Press. Hlm. 68-72.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. Guna Tanah.
2001. Kesesuaian lahan dan Perencanaan Tara
Departemen llmu Tanah dan Sumbcrdaya Lahan,
Fakultas
Pcnunian - rPFI. Begor. Hcyten ]>J. 1986.
'i csting Market lntegraiion. Food Research Institute Studies.
Vol XX, No. I. Hubeis i\ VS. 1992. Penyuluhan Pernbangunan di Indonesia Mcnyougsong Abad XXJ. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusamara. Jakarta. Husain.
2006. Rancang Bangun Model Sisrem Pengembangan Agroindustri Herbasis Kakao Melalni Pola Jejaring Usaha. Disertasi, lnsritur Pcrtanian Hogor. Flugor.
111 Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Penerbn FE-UI. Jakarta.
Pengantar Evaluasi Proyek.
Lernbaga
LuSage, James P. l 999. The Theory and Practice of Spulial Econometrics.
http://www.ccon.utoledo.edu. Lioubimtseva E, De fourney P. 1999. GIS-Based Landscape Clasification and Mapping of European Russian. Landscape Urban and Planning. 44 : 6)75. Marsoedi Os, Wi
Bandung.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. I 978". 'Pera Geologi Lembar Tmtjungkarang, Sumatera (I 110) Skala I :250.000. Pusat Pcnelitian dan Pcngembangan Geologi, Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1978b. Pete Gcologi Lcmber Menggala, Sumatera ( 1111) Skala I :250.000. Pusat Penelltian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Radar Lampung, 23 Mei 2007. Keberhasilan Program Primutani Kak.ao di Lampung Timur.http/www.RadarLampung.ac.id (3 Juni 2007] Ravallion M. 1986. Testing Market Integration, Amerian Jounal of Agriculture &:onomic, Februari 1986, 68(1). American Agricuhure Economics Association. Robinson AH,
Morisson JL, Muehrcke PC, Kiwerlig AJ, Guptii SC. 1995.
Element o/Carlography.C11nRrla. Ru~liudi E, Saefulnakim S, dan Panuju OR. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Begor.
1995. Komoditas Kakao: Peranannya dalam Pcrckonomian Indonesia. Kanisius, Jakarta.
Spillane JJ.
Tacoli C. J 998. Rural Urban interaction: A Guid« tn the Literature. Enviromcntal and Urbanization IO(l): 147- 166. Timmer CP. l 987. Tise Com Economy of Indonesia. Correl University Press. hhaca anti London. Todaro MP. 2000. Pcmbangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Jilid I r:disi Tujuh (Tcrjemahan).
Pencrbit Erlangga,
' • TSP[
PH'S 11eft"tM'' '1!1 ·· 10·•·s
ii
112
Tomek. Wand Robinson KL 1977. Agricullural Product Prices. Third Printing i ·'
.... i
Cornel University Press, Ithaca.
•r•····--··•-w•·•m-r~~x•··iiiiiiv:
113
---~ ~~
'
;~ :: ;il
• •
j!
'z , ,,
••
t j f J i. ~ ~
-~
n
1 ll ~
.1.
HJ J
/
1
••
.~~:c~·L:~c~~~·. ===~·: ... r~t· ~1~l~i~ji1 r-~~· ,,.
i
-
l
~l !!
-1 r
~1
---~-
~
lf
31 %
iO!
~ ~
~ ~
~-
I ~ ~
•
~
~~.
1&·~··
. . ...
.......-.
..
114
--
~+---
-I
c
-~
~
-11
f
I • .. ~
t
J.
.. '
-·
115
~~
3~
ii
5~
...
~~ ~~ ~~
~I'...
! ~
~
t! ~ ~
tj ,
.
'
-a- ••' •
if ~~~i!itj r.. ~ i., 1tTrn1 i
'[
!I iJt
'
.
• •
1I i
..
I
~l
I f
~i
H•r.
pri. >! l i'' r
i ~l., iti .. i:t
..
ll I llDJllr
,.
•
~ lJ ' i
!.I Bf
1: •I '• ~ r}Jifji·lJ•I l . J. Hs ·t,J; iH•• t • :
I~
•
!I
·-~
f. fjf;•/ 1
1!
.t-:•
•
'
3 E f:
•. »
Oil
,. 9
'
~
= ::i 0.
s
j
s
•~•
:;;
c. ::I
..0
<-:
:>G ~
I 3
~
'
,
~
•
~ c;
I
I
•
i s 0
~
0..
:i,
,.,
... ~
'
~ c; ~
~ ~
z
~ ~ ~
•~
«
a
~
)
~eI
~ i-l
•
%
..
=
.~Q.,
116
.In
7-i
.,.
i
,1 '-'
•~ ..
......... llllllllllllllllllllllllllllllllmi..........iiill'l'IUiiill.liirm:tlililir1m~1i-i?l'i·~.,,~r•r~2~··•·
II7
Lampiran 5 Distribusi PDRB Kabupaten l.ampung TimUJ mcnurui lapangan usaha alas dasar harga berlaku tahun 2002-2006 (persen) No
Tahun
Lapangan l!saha '.1.007. PERTANIAN
~J.50
2003 40.66
2004 40.')3
a. Tanaman Buhan Makanan b. Perkebunan
21.82
20.52
7 18 ).14 0.25 9.11
5.44
21.99 5.35 4.39
e. Peternakan d. Kehutanan
c. Perikanan 2
3
4
5 6
7
R
9
PERTAMUANGAN OA.'1 PENGGALtAN
21.34
a. Min yak dan Gas Bumi b. Pcnggatian
20.44 090 5.43
INIJUSTRI
2005
2006
38.09
.18.37
21.35
:963
5.06
5.74
3.75 0.60 7.33 26.25
3.82
22.58
25.43
21.67
0.87
22.68 0.84
0.82
S.21
5.52
5.27
0.91 6.11
5.31 0.33 9.06 24.05 23.t8
0.$9 X.(tl
23.52
0.58 8.(>0
a. lndustri Miga:; b. lndustri Tanpa Miga>
0.00
0.00
o.oo
00•)
0.00
5.43
5.21
5.j2
LISTRJK, GAS DAN AIR BERSIH a. l.istrik b. Air Bersih
0.14
0.JS
0.26
5.27 0.24
6.11 0.23
0 12
0.24
0.22
0.2.2
0.02 3.89
D.16 \J.02 3.89
0.02
0.01
3.56
0.02 3.67
3;64
PF.ROAGANGAN, HOTl:L DAN RESTORAN
IJ.95
13.87
13.94
15.40
16.68
a. Perdagangan
13.22 0.01
14.6.9
0.01
0.72
C.73
0.0' 0.70
15.84 0.01
c. Rcstoran PE:\GA ~GKUTAt'll DAN KOMIJ)';IKASI a. Pcngangkutan b, Kornunikasi
2.30
13.15 0.01 0.71 3.09
13.20
o. Hotel
3.06
2.86
3.66
1.66
2.40
2.14
0.64
2..36 0.70
0.72
2.87 0.79
:1.o~i
2.$8
3.0i
0.13 0.05
0.10 0.05 2.73 0.00 5.35 4.86 0.·19 100.00
0.18 0.06 2.82
BANC UNAN
KIWAl\GAN, P•:RSF.WAAI'\, l>AN .IASA l'ERUSAHAAN
J.24
0.69 2.9-4
a. Bank
0.05
0.05
b, t.cmbaga Keuangm 1:3ukan Bank
0.0~
0.05
c. Perscwaan Bangunan
3.10
2.84
d. Jasa Perusahaan
0.04 6.2J
0.00
2.91 0.00
6.06
6.17
5.70
5.57 0.49 I00.00
5.68 0.49
(milliar Rp.}
O.S1 I (/(l.00 1015
PIJRB per Kapira (000 Rp.)
4.4 ']()
JASA-JASA a. Pemerintahan b. Jasa Swasta PDRB dengan rnlgas
Sumber: BPS Kabupatcn I .ampung Timur, 2()07.
4 621 5.124
JOO.OU
0.83
0.01 5.64 5.15 0.49
5040
5 898
10000 6 520
5.542
6.'123
1.017
118 Lampi ran 6 Laju pcrtumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur rncnurut
lapangan usaha alas dasar harga konstan 2000 rahun 2002-2006 (person)
No
r .apangan Usaha PERTANJAN ~. Tanaman Bah an M nkanan
j
2002
2003
2004
Kf1ta-
2005
2006
rata 3.50
1.25
7.30
2.96
4.23
1.78
-1.82 2 . .12
3.27
0.31 1.89 4.12 3.09 5.13
7.82
d. Kehutanan
10.37 3.36 ~.60
73.·1~
68.4()
c. Pcrikanan
3.47
2.70
99.79
9.73
11.36 0.08 ·25.99 11.33 1.1 I -15.75
107.54 4.55 3.62 0.00 J,62 11.31
9.93 't.83
-16.55 -19.4 I 4.75 <1.16
b, Pcrkcbunan c. Perernakan
2
Tahun
PERTAMBANGAN DAN l'ENGGAl..IAN a. :Vtinyak dan Gas Bumi b. Penggalian INl>USTRI a. I ndusrri M igas b. ludustri Tan~a Miga.s LISllUK. GAS DAN AIR BERSll-1 a. Listrik
5.10 1.60 13.89 7.45
-18.31
-1().HS
4.57
5.99
5.20
·11.78 3.83 IJ.76
0.00 5.99 -1.53
0.00 5.20
13.76
1.46
4.75
4.70
2.)5 -1.57 34.03
3.98 J2.92 13.9.S
o.eo
0.00 6.63 3.62
4.42 6.63
s
RANGUNAN
2.09
0.00 4.57 2.11 ~.5! • 19.91 3.01
6
PF.ROAGANGAN, HOTEL. DAN
5.~IJ
R£STOR,\N a. Perd~gangan
3.82
-6.25 3.96 6.38
5.89
3.78
6.48
3.37 "1.3<1
3.47 4.41
699 1.58
8.41 25.54 4.58
16.11
i.2~
6.J4
-7.35
2.21
1.24 20.30 3.94
2.93
5.32 -1853 3.10
2.48 14.18 9.52
2.84 16.65 5.57
~
b. Air Bersih
7
8
b. Hotel c. Restoran PENGAN(;KUTAN OAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan b. Komunikasi K[UANGAN. PERSEWAAN. OAN JASA l'ERUSAHAA.N a. Bank b. l.cmbaga Keuangan Bukan Hank c. Perscwaan Bangunan d, Jasa Perusahaan
9
JASA-JASA a. Pemerlntanan b. Ja~ Swasta
PT>RB dcr1g:i n rnigas Sumber: BPS Knbupatcn Lampung Timur, 2007.
9.76 27.88
64.73
4.10 -39.09 1.97
-1.14
1.70
5.21
-1.53 4.58
-1.25 t.SH
4.01 ·0.21 3.64
8.22
5.67
5.98
5.73 8.30 4.58 5.86
6.06
12.57 7.)8
9.53 4.50
5.64
203.10 J.87
-10.08 1.84
13.S.22
59.06
7.23
3.76 12.50
3.76
11.03
6.13 2.89 4.95 -8\1.26
J.16 4.3}
44.44
3.72
-3.13
1.13
4.03
3.68
0.97
4.19
4.(•J
-4.13 4.22
2.52
2,97
}.76 61.54 4.14 ~.21 3.67
4.14
6.53
-OJIO
-0.10
I.SJ
SAO
8.05 1.98
1.77 3.48
2.26
--
119 Lampi ran i Kondisi curah hujan dan hari hujan pada beberapa stasiun pengamatan di Kahupatcn Lampung Timur. tahun 2005
.-~~~~~c~~~~~~Sta!hm ltli1n
-~~~~~~~,
I IUJanl I fari
1..
td>
Apr
llu1m mm
M:w
\fti
J~J
2;o
21
19
3;6 I&
161
hh
9
.10...
nm
16~
HO
29
2,
178
M
0 0
11un hh
l7'1 11
213 16
Jll IJ
mrn
0
hh
0
JIO 21
,._.1au:r11m
mm
M
149 14
9)
O:aru
nun
u
llS
hh
0
10
mm hJi
0 0
171 19
mm
l65
)47
......
159
IJh
19
19
I~
IJ
Milt
0
0
0 0
u
2)9
M
(
9
111m
494
141
17
14
.
276
hh
mm
SS9 18
12
Ith
rnrn
030
131
ltlt
20
mm
S28
Ah
19
).lctro Kih'1l·g 0Jl'1nghan Sd:!in;1ung Jilhunp.
\Vay JtpaJll CIO\i• Sdcbill> Sukod~11n
Bum- 1\~11rig Pc'.
ru1bollrzeo \VC.)' Bunv;11r
katt"k~u
WO I)
u
,..,lluhmJul
Ag1
')(>
(X-.t
Nop
[X,
8• 13
118 10
91
9;
1;9
II
142 10
5;
13
5
12
'~
0 0
2J II
6
0
J)
11
0
54 l2
0
17
~
24
226
124
142
)')
1!19
150
'
7
3
s
15.~
)
,,
jJ
II
i
"'9
0 0
246 16
0 0
160 IJ
68
)2
32
131
4
0 -0
•)
·I
0
1
106
67 14
.IO
10 6
.4~
bi
39
1
12
g
40 8
l!4 14
1)9
m
0 0
IJ)
II
14 2
11)1
10
12) 9
'° ' 1$0
1,
i
}~
l6
267
0
Q
145
l
(I
~
10
25
17
1
•
Ml
l
)9
·~
1n
J
0
2M
0
ll
I i!>I 10
IM 9
151
so,
~7 6
19
J
2
IH IJ
23N JO
1sg II
0 2
17J
1))
219 J
0
86
101
(id
0
)
s
6
1141 I
I.IO g
Ill 6
?7
,
51
9
48
141
168
)
IC
II
10
332 IS
114
206
1)1
111
l4
I}
9
9
•
59
ll~
224
6
II
11
Ill Q
SO? 13
JO)
146
JO
51
71
II
6
s
89
S2
160
2
'
J
IS9 7
220
II
19i
0
1~6
II
10
1116 II
74 J
103 6
130
0
:-2 4
0 0
0 0
213
l
117 IS
2<W
la) l•J
"'9
103
100
15
(Uil
~
94 6
J4
6
IS
IS
)jl
I)
'
n
s
6
s
8 6 Sumber : Dmas l'ertaoian Tanarnao Pan1mn dan Hon1kultuta Kabupa1en l.a:nr11113 l unur, 2006. J
13 II
IJ I
..J.Q_
120 l.ampiran 8 Kriteria Kesesuaian l.ahan uruuk Tanaman Kakao tTheobroma Cocoa I..) Persyaratan Penggunaan' karak1eris1ik Lahan Tcmperatur (le) Temperanu 1 erata (~C)
Kdas Kesesuian Laban SI
sz
:?5 - 28
20-25
Harian
SJ
N
32-35
<20
28 - 3:?
>
35
Ketersediaan Air (wa)
Curah llu1an (mm)
1500 2.~00
~500-3000
I-2
2-3
Lama bulan kering (blr.)
Kelembaban uadara (%) Kttcrscdiaan oksigtn (oa) Drainase
40-65
Baik,
Sedan(;
35. 40
1150 1500 iOOO-~r.oo 3 . .t :s - ~5 )0- 35
Agak terharnbar
Terhambat, agak cepat
65 75
<1250
>dOOO >·I
> 85 <30
Sangai terhambat.
ce )ac Media perakaran (re) Teksrur
1 lalus. agak
Agak kasar,
kasar
halus, sedans
ssngai halus ~5 55 50- 75
.:.~5)
Bahan kasar (%) Kedalaman tanab (cm)
15
35
:>100
75
100
<50
Gamlxn.
Ketebalan (cm)
<60
60- .40
140- ?.00
>2CO
Ketebalan {Cm} dengan
<140
140-200
2(0 400
>4C{l
Saprik
Saprik hemik
Hemit fibrik
Fibrik
>16 >35 b.0- :.o
<; 16 ~0-35
<20
5,5-5.0
C:-orgonik (%) Tok.sisitas (xc)
> 1..5
7,0-7.6 0,8-1 ,5
-
Salinitas (dsim)
< 1,1
I.I - 1.8
sisipau/peugkayaan kematangan Retensi hara (nr) KTK liar (cmol) Kejemhan basa (%) pH M20
Sodositas (xn) _Alkalinitas /ESP(%) Bahaya Sulfidik (as) Kedalaman sutfidik (cm) Bahaya erosi (eh) l.ereng (%) Bahaya erosi
'>
125
<8
Sangar rcndah
< 5,5 ., 7.6 <•).8 1,8
2,2
>-2,2
-
-
-
100- .25
60 - 100
<60
8-16 Kendah S<'dang
16-30
:.., JO
berat
Sangat be rat
Bahaya banjir (Ill)
Genanaan
F:l Fl >Fi Penyiapan lahan (Ip) Baruan dipcrmukaan (%) <5 5-15 13- 40 >•10 , Singkapan baruan (~~ <5 5 - 15 15 -25 -· 25 .. Sumber: Balai Penelitian Tarah, Pusat Penelurar. 1 arah dan Agoktima' Tahun 2003•
_I
12 l Lampi ran 9 Legcnda Peta Satuan l.ahan Kabupatcn l.arnpung Timur SI. I
I
Sl\180L r\u, 112.iO
l'RJ\1,\1\
HAll,11\' lNDPK
Dateren balljir
endapau
'\\ICl~i uu,::;u1Jc1
\!::imP:~r:in
llf.LIF.F! LE).lt:'.\'C
TA:>/All
Eluvaq.enue
·tJill
LllAS llA l,2b!
~{.
I ~4
EndQ2~!9?1S
T;,.pic Dy~1n:dC'LllS Homic 2
Af ll:S.IU
Jalur al iron sungai meander
End(1:illuer M F'hJ\•;iqurttit: EodOi\~c::>t> Ariiuc UdiOu,·<:nb.
d:ltili (0·3~'o)
1:11dap:in
1;01
11,25.)
1.08
·1.!tl&
1.2.)
3,34?
-0.97
Aerie tind(.J.OIJCl)IS
J
,1r.1J.:ll
uaursn:.'11\n:fal
cnd:tpan li:u
d11lar (Q.-JYo)
4
Af.15.RJ
JaJur afiran sune,.11
encapan
datar ~(I.]%)
•buk:»l 1ncander·1
liat
Aerie EtH.tcac.-Jcrils Tveic F'u1n1dcPlS Fl.rvequcntic Cndoaaueots A(ric Er:doa<1ucp1s
5
i\02.IO
I )cp'rtsl nl I!\' ial
1:ndaplfl hat
d11tar (~··3Y11)
2.789
0 ii
6
01:4.11)
Flu\'aquc1uic Er.dooaue>ts T)'cit £utrud~oto;
Da!ar.111 C:StuRrif.
..:1ldi1p.Ul
dtUu (fl-~6.1-)
Sul fie Endoacucnts
3,.t(.)2
•).88
7,51~
1.90
hal
7
T
11.:J fU
Dararan Iluvicmarm
Mfq.111,nO
t•un~11ng d::in ~cL:uu~an p:ifr~ir rcse!'I
,......
_TypicSulfaquc:nlS Terrie .Suttihc1nis1s endapan
1b11;u(0-3~:0)
T)'PiC S'Jlf.'t~~11Cn1S
liac endapen liat J3.11 oasir
~ulfic l--.ndo3<1uepts Fluv:iql•C:1·11ic f:ndoaq111.:pt:i
ag;ik d-.1 ar I I 3%)
5.630
I
1,68
Typic ~·l(q.112,n(l
ru11ggungdan cckunsa11pesmr sulY.C$!:n
lJJJ1>SllOllTICOl'I
endspen lir11 dan n:t.Sir
;)g3k datar [ I •
Fh1va·~11t'11iic-· Endoaqi:epts
3%)
M2J
I 6g
T)·piC' Psernmemcnrs
JO
Typic lJdrns.:tmmc111s
M
13cting/ pe~i:.1r p:s$i1
rcruai
~ II
12
(\•1(13.10
Pcsisir tumpur
W,23 fO
cnd~p:'lll oasir
<1!;3k dM:)f•:I~ 3%)
l)pic Udif)S:tlTIOl(;llb
e11da~1.an li:11
d:J.t31' (0-J"'))
'f\·oic Dul'!!quods Tyrie Sulthquc.ut<:
q93
0.12
1,•00
0.df.
3.S39
216
Sul:ic E11doa:>u~;ots
Ra\\(I bclak8l~
(:1ldi1pil.ll
1 }:~anz sun,11
lfoi
d1li:1r (0-3%)
1:111\·ft~tl..:llti..: Eudua1.1ui:-nts
--
Terrie
Sul lihi:-misls Terrie 1.1
ld4.I 11
no
1};1liir:1111ck1onik,
14
'I dq.J I I .110
l}{IUlfa.i kl.:toni<.-
15
-
T
Oxic ll~'SU11Jepls
:>'V
l11fa d:.t.sil
ag,<1k d1l.~I' ( 1-
d~tar D111:1:an tektC1nik, bcronlb:ik
li?plosanris\s
~gakdatar ( 1-
datar
r+
~
lUl';\d"asil
1>)"'
'"'
eutadas
I
I
hc:mn)bi1k l~· 8%)
I
T)"'PiC Kanhafl1.1(h1hs Ch:)~qvic Drsuudcms l ypic Knn·1;i~ludu:t-; Oxic O)'Slrudcpts
11.40 I
2S9
1;,c,.;2
.1.J7
--6x.1x;1
IHS
·1
122 Lammran 91 anjutan 16
'r.111.l l2 u3
D:ll:a!:.fl t.:lli)Oli:, b
I
Typi1: K~h~pludull:s
' tuf:1. d.1'>it
b
(bee l>,-51.•ud~·pb
7 ,2-t~,
Ts.a
!>n
0-2-1 -
Ol!)"'JUIC
-
K!idt~luuJl'.s
Oxraquic
7
r1rn 112.u2
l.h'SUuckptJi
Dalvan h:l:t.wuk.
ii.is
OCto1nlW.
b<:oob>l.( l-
r>'f'lae
~l
Kwihlllnluduh~
Tdi.1.l IJ.r!
0:11ann tckl.lflk.
t>.:-"'"1hono
·~
VbJl.nl
!O
Vh 11 ul
IJ,.;0-1
).65
(&-1:\%"_
Oi.11111.lft volk11.t1 no,
l&\.i.\
~g;;r.. J...rtv
•J•bt(I-
i,.ttncdttr
l"•l
K.iWi1'1...ilQ11t'i: l)l)ie f-l!p!Ud:!lf(
I 3;147
JAi
lK.198
9, ~.l
""'basi! l.>31:iran \ 111 Lan 1t&:11
Vb.JI.a:
"'·•
W'l~rmedi(r dai .,3'sis
T"'"'IC 11,,t\lud.AJ[S , ,,-nk Et1tn1dcnt.o I tt 11c Wlrudtpl.S
11.-1
t•."""111><1: (J-
l.M:nlfflt';ik"
h•etmc'd1Ct
""''
J;,'1f\a911j Vb,31,u2
•..,
T\"')tC Futrudcnrs !Y)it 1'Mh1rt.udutts
~ll·
llllll(,_~\ol~t IUll
,__ ll
bctit1on1Nn1.
T~'PiC
hero nt!3'.
?I
lufia tlas•
l),Ulf31'1 \'~llci.n 11~=-
l:ht
t.·rombok
lmtn'k'JIU
~~.!-0~
O.F9
$.56.1
141-
23,2Jb
5.R9
9,763
2 41
DIQ
0.57
ILU,Ulll,50
JO.•O
!0727
II OJ 1110.(~·
T\t11C Jl:Ln111tbl(<
""i> I S<~l
k:1:trrh;j. fJ..
1-'lliio rutruJcru
r.1
..... b;,s:,
2J
Vb.JI r?
tnt3'Qrl \Ulklllt IUL
l;a,.,
b<
1nttmc41a
d:Jn lxDii 2J
¥b.n.r2
,...__
T •~c lianl,idaUl .,. t>SO--.) T)~ic K.. h>l)ludvlt>
s,.,
1><1.icb•b""&
(8-
1•...,hntifan volli:ati
.,,.
1>
f,,,,.cF...1"-·"-l:i T)i'<
llJ;l b(t('Cll'fnt.:M(l
tnh-nncdM.T
18-IS%)
Kault;:pl udiJll ~
dM b,.;, 1 'nae tuinldcpl$
25
-
'b.ll.
P~:b1..ki:!W1 ''\lkM
aa,..
luo. b:rbuti1 ie<1I
Witmncc,ha du Nasi,
I-
26
XI
Llll:ic Fut.-;;.. ~ts Tn>c
bnhvl11 tml tlS·lOY.•
KMb:(l'llKlitll\ Lithic tW'Udc!>I.¥ mc..'>50'!•)
la.nan ~-~•on.al \\l11yk~
27 ~
X2
ru~vhai1 TOT,\I,
I I
fOC- l'Ol:kNtCf..ip/lMi.u.md1 pmnub.'VI,
SJn1htr · P1·h· Saluan l..ahan Kab la:npun3- Timu:. l:l3pfxxb. ·1 ahun 2C06
I J9J.814.77
123
·'
,. '·' ;
7
:
r
j
!!
•
;
a
7.
i_-
;;
j
, z
.
N
~
-
' "
124
< z
z
~·
..!
' ,•
z
---.1--=~ -
-
, •
•0
··.•1 ·'
;:
~ - ~ jE ~ ~ ~ ~ ,
=
~3 « ~i ~ l~ V -z ~
<
-
..
~
•.
125 Lampiran 11 Luas lahan arahan untuk pengembangan tanarnan kakao pada masing-masing desa No.
Kccamatun
t.uas 'ahan amban (Ha'
Dcsa i
Bsndar Srl
O;indar ,\gung
184 1)4
313.59
.Sad:~r SriY,.ijaya
510.55 114.0J
'J
Sri Bawone
·'
185.02
\V
l~0.44
67.GI
-
Nu Pm
Gedung Dalao1 \lunung Tigu ~cgara Ratu Sukacari
24.60
Hfaj"~1 Ycxti
-
Bun1i Tioggi
85.82
267.70
Catar S\\'!lkO
182.0S
56.27
nr.:ij;:i c~n1i!ang
Bmja Harjo3~ni Di;~a Kencena Bntja l.ubur
5
ltunu Ag ung
l\·1aiga t>.1ulya
Nytimpir (iunung ?elindun~
't 07
Sari
-
25.114
201.33
Jl.6;
41.l.85
!.:i
233.84
JCi0.42
·186.83
43240 451 82 617.25
JJ.31
!70.lO 675.31 123.15 100.8';
57.02 432.40
4$7, .(19
U.47 52.13 6.40 1'26.64
4.89
155.0J
9·1.:lt•
14].29 142.01
8.~J
10: 15l.()IJ
71.82
-
639,Q4
i -
~ ...v;so9 •
?.n 1 39 • ..__:
142.0K
899.88
65,1$
291.$8 124.31
4;357 950.21 196,74 3,0,')0 34.0(1
5·18.:0 319.'5
311.JI
780.7)
32.~2
51.51
Ncgera !)nka
0.02 54<\ J6
487.46 (iJl!t
0.72
ll.82
-
(I JJ
.
J.54
53.0S 3fJ.~~' 21.0J 12C.13 .a2s.s1.
191.61
. -
-4{15~2
-
2.~.51
1)-<;l~S
-
-
(1U84
-
0.05 191.91
J J{l.6'1
2~5.46 t 1)9.77 J2JI
-
~.02 13~.M 22.75 101).21
2Cl9.4 I l,llJ.41 551 IS 1,120,50 !9'°1
-
n.u
·~8 .. JiJ
-
82 ()}
-
3.13
-
-
265.46 IOU7
13.87
JTi lR
-
451.82
27.38
(ii 8.56
~s"'·r. "M,,,in"o"sar,,· :.i ,_i---''-
I .~J.1.59 l'>S.82
·19t' Si}
IJ4.01
,
71.58
ll.D 166.67 21.62
129.5~
Pcn1a1ai\~ T:1ha!o I .ahuhnn ~,la1in "'!II Marf,as:\1i Marbg~_.1i Sri (iadins
;j•)7.(>4
250.8)
N~t:.;ira Bstin \h11nh:.111g Jaya
0.01
1;.2J
) 19.34
Gun:nlg Sugih Ke~~•I Jabung Mck,11 Jay;•
LL
-
(\sahai'
C inn1111_gMekar
1'-lunn~ni
-
0.05 j96.57
Be1111.:-r•~
Lah.than
-
Nej.,>eriA~ung Nihung ~li;iJung Jsya Pcrnpcn \I/a):r-..lili /\dircj(> Bclb1bini;San
8
-
-
Oo11Q1nuP.,·e> l.:fi.an
6
1.41 D8.f:O 940.(:9
I 00.94 26.f.2
SuJ.:as~ja ~1uhun Cbuh
-
Pnrwedadi Mckar l:lu:·ni Ja1..·3
117,0fl
176JU
1%.:l)
H:il.;1ngharI
JV
it.19
'iti P
3U!in3 ~:,tkli
Jumluh (I la)
Ill
rz 41
-
Sri t-.1enan1i
'
ll
-
.Ii.; I
102:)!'
66),75
159.04
159.75
-
131.64
1.%()2
155.14 I ;155.64 3·;J.:H 1),00
122AI
.3.17
878.1)
1346
172~
r.s I I ·12
-
6~.15
41.56
50~J9
.15·1,60 •
65.K2
7.55.12
iJ.:$1
0.12 61.87
J 782.0"
(•.12 34~.39 3lE.99
~4.,2".5:=2_,__~"'-'-L---"""-"-' 27.67 Zi'C.19
126
l.arnoiran 11 lanjutan 9
Labuhan f\ato
Labuhan R>1h1
I il.(•6
IOS.3,1
Lab11han Ratu 111
26.U'I
Lt1huh;:ir1 Riltu I\'
5\18.14
1110
_abuhan Ratu V
·H9i•1
23.11
Ratu VI I .<)bt1hun l{alu VII Lab,1han Raio VIII Rajabao;a l.ani;s
4H2 66.72
2) 01
i;?,
59 81
J ~2
Labuhen Ht1h1 IX
i..abuhan
k (iX
.\.fi,rgit
Billu Iladak
m.90
206.2'!
SC'.k~ml'"''~
~td>it R(Q-·:1
136.72 !43.9)
56.lS
UunV.uk
WI.SI
Giri f\fuiro G\inung. t-.1a~
)18·1
Oun~l!•G !~:tyfi
2sno
Pcnian,Roo
·128.91 134 r,7
P\ll'W~$(11i
II
\fargu'figJ
(jedu1:1< '.Vuu1 Gcdurt' Ww1i 'l'iinu·
•49.85
Jtt>''ll t:una N.1l11u11 01uu
0.1~ 156 98
Ncii:rlAuuns
~69 31 304.01 26').86
Nt~crl )CllHmlcn
Nei;cri K111
.\•I)
l)
1148 S19h1 1692-1 t.02
lO. IK l~.12 S9~.36 <1,18
1,690.38 7.1.95 IJOJ) 687,17
44,l..\l
IM
55·1.81 Q•l8
4 .. ll
21.88
33.71
~G.W 49. ll
1,141 41
l,2J,1 S8
~~2.26 2l.SI 281.S·I
l.h
234.36
2245S ?0.99
202.(!Q 12AI
20.s; 77 86
Suryn
<,I.II fl(I
803.tM J.•01.8(•
526·1 ~1.32 ~.l 1 lrl
.19.UJ R1Al <), 1'.t
tl:iru
(\1r.u<.lal:1$1ui
2.?08.58 740.87 'J.49
.SJ1111lcrJ1:~h
873.33 'J..20
431 ..$1}
1,'129 to
416.68 1.22,1.89
1'cbo1g
IOJ.63 159.75
R44.82 69'1 ~$ 227.J2
13.?7
291.50
2lJ7
270 28 1.041.57
74.48
Jay:1 ,..,~ri
291,09
Kilning_
6'ltl.¢'2
MmgoJaya \l:lr~o.Sari
4'.l~ 16 518.85
t-.1a1~0Toto
!)J(l47
Purhn Scrnbcdo
90s.1>8 1.825.ll
3?8.•5
25955
l\rang
Sun1:'1-:• A~un~
5l7.07 (o49.J6
J98.45
tuk .{cnd.:ii
·r,1lu11g Pa~1k
\\lana
l.IJ8.)0
9·19 1•11.19 534.9) 221.32 277 52 10.73 168.24
'J'anju11~ 1\ji
599.~S
688/)9 1&1.04
0.00
Huru l~nj:ih;1s1.1 Bu."ll li:hik lhllnnl Y.'11y
MQlO
I R'-6'1 l.~07 Qi
J3Ul
1,11Hl
907.33 28.28 67.08 318.96
358.11
4114
\,1:1.t:1rnm
448.80 554.Sl 738.78
2~3.07 m.12 23.28 11.71 IA.02
m.o•
K.Cb.">n 0111'1'1:1/
~.1cir11 Kiba1lg.
1.69l.'.IS
484 66
fl..fota1<J1n
14
518.95
Suk:1tuJ11 n,a
\ILhUlllll
r.1rlind11is
4~,.o~
~uk.i1d11n1L Uiln.
T1i Sinar
IJ
707 $7
60RJ4 707.8i
l.7l 211.41
,a5q57 283 16
Hl.ll? 19).l•I
Tnnjuru Hnt;tp:1n 1l
0.4S
61~.'l(j
R~jab..~sa Laina I lt;~ab:1su Lerna I: 10
17~ 12 17.87
OJ,77
206.Si
213.8.l
28.84
457.46
4•6.68 l.CJ42JO 291 (E 67J ?6 400.16 513.85
916.47 14..tll
7S.2J 1(16.Yi
l
127
Lam . iran 11 laniutan 13
Pastr Sakli
Kcdung Ki·ngi11
31.}8 2;.76
f>..lckar Sari t>.lul)'o Sun
153.79 536.1·1
l~cj~1 ,\1ulyo
16
Pcl.:3f:"lnt:l•l
~umur Ku<:ing Gondans Reio Sidod.a.dt
11
r urbclingg..)
Tarnsn A~rl
1
184.12
o.68 ;IQ 89
R~unar. 1\j i
19
$ekan1p11ng
*ruya r...1ukti l\1t'l:ar ~1UIYJ1
S-.:~amp1,mg Udik
0.68 50.l9 0.01 0.36 SS~ 71 139 67
13?.6?
oho
0.1~
19.~ 140.94
tlanja1A~uug
132.50 18].0!
331.45
I l.85 140.9-0 149.83
6$·1~
6~2.24 715.76
Bojoug.
2<; l.J
501.1:
.11},()(I
240.56
897.47
Bumi ~1uh•o
134 11
1,)76.37
1.238.10
Hauh Ci u 11 ung SRri
G1.1nuog Sugih iles~u Mtngandung Sari
I J.1.1 I
1s.9:1
43.1.l 20.62
0.:5~ 190.2(1
1,168.19 84.21
6088 ·1' 9'1
,85.-1&
202.48 86.69
••1
3;111
112 76 :18).1}
.'iidurcj()
Z.156.65
564.QS
Sindane t\nor11
'l'uha
268.8•1
127.06
33 66
130 02
Bumi A>·u Uunii :'\abung Udik X.1::il::ram ri.1~rga
1.03
~fu~1nl Jaya Ncgl!ra Nabung Pakuan Aji
)>6.11
153.03
1.331.65
M:l7.97
Pasai Suk:>.d:mti l'u1r.;1A.i JJ
110./J
R~jabasa Ha1ang.hari
$)1 39
1.179.25
5.02
XH~
Ri.11tau Jaya lJdil\
Rentau Jaya lJdik II Suk.;,1J~a
391.20
~ucab;tya Udik Tcrbmgp,1 ~1:-:1g;1 JC1111);af)3
1.C-OL30 49.42 72.9'l 3] 54 44.33 671 88 I ,25G. 72 1,114.99 187.79 91..15 5!8.90 1.7%.99
35.99 1.17 ? 1.7<1 :>236 30.SS 84.85 }25.·ll
19"98 J0.19
114.!i<J 175.49
?5.05 J.1973
SiS.11
48$61 4~.15 2.122.-17 1,023 04
507.(IJ 103.84 282.07 370.71 691.86 1.786.QS 3369.51 36).2~ 674.42
0.68
2,449.26 1.19:.s;
573.)6
3:>9.(19
4,204.J8
r.us.is
2 ..59
800.54
1.151.34
1,325,73
J~i65.2 I
627 .25
4} 56
669J::O
10.14 160,73
336.-17
]lJ5.80
! 1.22
3)1.<)9 1J.1l5
16.95
2,.l.~2.S I
58,)7 ~j 29 658.41
~Cf~.62 '.'ft!(,.I
::.214
l52.45 99.~I
SuJ.\a11ana flir Sukad:u1,t1·rimur
0.21
'iQ? (,q
l,HJ.:15
Pu~11ne lt"lh;'lrjo
\\'~•way Kat)':.
{•.00
llOI
Gunuug llocisir Jaya
12
I.II 27.6 39 2.62 0.46
42.21
0.20
Gu1iun~ f\fulyo
Sl1k..1dan~
701.67
I.I I
Sambikano Sun1bcr Gede Tri ;..1u1yo
Gu11u11g Agung
21
165.SJ
0.01 0.35 .\SS.73
Rukti Sudij'c
2(i
I lzy. I"
107.80 2'59.94
b.4f1
Taman B!lgo Ramat l:1ara
236.86
s~.os
2.62
T:lrnb:lh Dadi l8
1(>4.48
OJO
15$ 69
3.028.46
K ~trnng Anom
246.-'b
130.16
376.62
K:iryu R~suki
311l.20
132.';&
9'12.26
J2?.(17
450.98 1,198.J;
97?.94
~59.00
J13;!2:U7
fvl3rga f!a1in t-.·1t:kar K ar;a
S.26
'235$ U.J~
128 ~arn ~1ran I I I an utan Kgcsti k;.,} a St..bKllhn>'U
Senber J~rra
2~2T
~s~
Sur11bc1 Rcjo
Taojung\V~ lu Tun~~
23
\'ia} Jepa.'il
Y89J
1097 1$ \It
li6J!
1.0.027
181 ·II ;1u;
13118{
31i 20
22012
1]2 •'17
Jl008
~t·'I IM 9CH8
!291(1 f~1.J;
nrilJ~C'lf..tt
1~ 10
N.50 13.l:t4 ~l.50
Ori.y~ l):YOI
100.02
Ji SI
Hl'l'IJ1'f-t'I~
97•
1Q 23
$1) \12
ltraJl t11:a1
1816
0.U2
JR.23 2.'0
1~75•
01ra,PS:tk1
Jcplrit Lah-uh..'11'1R(Jlul
L.... ;h;" Rmu II Sri l~<J~31•
Sun~cr \l~&a
43112
4<68.1
111114 4Sl.!4 IH.!
11) .....
l?8jj
Sumt:crcJO ~111u1 Uardultf
l!63t
~ 11J
$,j \\q1
J11n1lllh
;Q.l /S
2ROJ 1·)191
4q42
J~764 005 15)14
.!305
STOZ
~jl9
47)4q
11)J 45
I 2fJ!64~
'064 62
J96R8 ()I)
112 '•'
131.B
533 bl ::93 61
22.45
R4l 12
J4SR
I~~ IJ
4J )I 11"!0.:b
OQS
It 9 SS
-U.iJI
I
13 JI ~ 14
1,l9H2
10.2l6 24
l•J·l.685 t2
7.S 33
129
•
• ~ ~ ~ ~
~ .' j H ; ~
§
sz "' ~- ;.~
•
'
!
~·"
~~§
~ §. ~ ~ ~ ....
=
11 ~
•
~
.
~
~ f"
~~! ~ § §
$ §§
= ~ j §
g
=~ !! ~ ~ ::
~
1.
... :' 'rt
Ii~ ~~~ §
ll §
i~~
, i : i
t: §
130
•
~1
.I
•
.'
. ~;: ~~
~I l
'
I
~a• !
--
~!~ ~ • ~- ~: as •
- a- a~
!
.,
(! 11 1~
--
~-•
~ ~ ~
~
I J J
!
!~ • ~
<
II • ' J
f. ~. ~ i
'
I1 I I i t
-j
g~f ;
I
I
I { ~ .:I
~~t
~;I ~
•
•
I I I
IXI
~
•
~!
•
- ':
$ I I • 1
•
t
!
; f: ~ ~ ~
A ~
~ • l '~
~Ii I
• • ••
~§a
~
~ ~ ~ : ~
lA~ efA
!
~a~
~
lfl ! i~~ f fi J ft
~~
' ; ~
a
i ~
:~
~!~~ t ~ ....
.- 'Cl
a : ~· ~ :D
s ~ ~i
!
~
' !' • • I I
~~J
' ¥: ~~
'
}C a !• ~ {
R
~ ~ t
s
t ~ I
~
$
se
5
;~I ~
• ~
;
~
~
It~ ~
131
Lampiran 14 Pcrbandingan raiaan clan koefisien keragaman komponen input dan output pengusahaan kcbun kakao rakyat umuk luasan 1 ha pada kelas kesesuaian lahan S2 dan SJ l\o
Komponen inptn dan lllll oo: Outpw
Saru,1n
!Har~ satu3.n
Ka1aan
(Roi
• l'ro.Jubi
11.000
-.1 LIJHI
Ko.tisien keraaaman :;2 S3
1,0} 1.)5
0.Jj
0.0.i
&68.iO
0.11
0.09
0.34
?8.20
0.31 0.13 0.1~
Hl.17
o.oo
0.90
II
~·
• f>1•)'\1 ..
• urea
Kg
'>P .l6
101.7)
Kg
1.200 2.800
• KCI
Kg
2.900
86.8!
.. "?upuk tandans
K" 0
200
1.000.00
117.68
7 12
16 ?.98
0.44 (I. I~
• Pest s1Ja '".n)Ckli,idtt • I i
s.t.000
I IS
22
(120
OM
•11).000
1.)1
1.72$
0 2$
0.4~
• PungiMd.1
7S.O(Wl
1.00
I 2S
0 00
n 17
I
.__.__·..:.'l~n•K•kcr·n llOK 20.llf() i9.611 lin Kc·ll'r:1ns;an : S:J..1lfl(!I m..~ina·mruin~ lcb.i. Lc:sau2i::.n bl-an 2J rt~>UncJrn
,_--'o"".1_4 _ _.I._ o.~
132 Lampi ran 15 Data untuk analisis keterpaduan pasar biji kakao rakyat di 1 arnpung Timur Tahun
I larga kakao
petani
H~
kaho
Nilai tukar
Harga kakao
maia uang
ekspurtir
(Rp!S US)
(Rplkgl
I
lndeks Harga Konsumen
lncek.~ harra PcdagaJ1g
(Rp/kg)
ros «
1990
1237
1.06
1.842.81
1.953.38
63.21
216
1991
1396
1.85
1.9:-0.30
3,608.%
69.1}
234
1992
1450
0.96
2,029.9Q
1.9-18.70
74.39
252
1992
1560
0.95
2.087.10
1,982.75
83.69
:<12
1994
1644
1.16
2,100.80
2,5(16.53
91.78
255
1995
rsoo
1.14
2,248.60
2.563.40
100.00
325
l996
2;;00
1.22
2.342.30
2.857.61
106.61
335
1997
3200
1.54
2.909.40
4A80A8
119.03
184
1998
i608
1.25
10,013.60
12.517.ilO
209.25
342
1999
9235
0.73
7,855.20
5,734.30
211.86
385
2000
9900
0.78
8,421.80
6.569.00
225.94
>G9
2001
11880
t.os
10.400.00
10.920.00
234.44
423
2002
9~.00
1.14
9,361.23
I0.675.23
8.619.51
b.084.b
8,973.84
13,909.45
(SUS)
I 75
2003 2004
A
990()
1.55
.
.
241.0}
Besar
~39
2<15. Jo)
461
2)1.\IO
512
Surnber : * Badan Pusat Statistik Propinsi l .ampung dan Dinas Perkcbunan dan Kchutanan Kabupaten Lampung Timur. ** Dinas Kopcrasi, Perindustrian, dan Pcrdagangan Propinsi Larnpung. u* Badan Pusat Statistik Nasional,
-
133
l.ampiran i 6 I lasil rcgresi un:uk menghitung indek keierpaduan pasar biji kakao di Kabupatcn l.arnpung Timer. tahun 2007 Regression Analysis: HTP versus HTP-1; HPR-1; HPR - (HPR-1) ':'he rec r ass :..:ln ccuar ~ or, ls 41 P = 1, 1F -
(1,
hl1J H ...P- l • n, 40S !.? .. +I - 0, :JJ
Coe: l,JSS
Pr~d .CLC..! r::cnstar1I ~'T;;.
J!R-:
-
dPR
-
s -
5, C6067
(HPil·ll
An<\ l yr. i ~
"r
o, 681'
o,_,1:.
c. 8"?
u, ~04 ~
u,2JJ::
• • ,<.
0, 22s.:i
O, L81;
- "' .. ,2•.
H-Sq - ~~,.ti
~,co:,
.
R
0[
:ts
)
11u~, i:z 756. io
Error
10
11
':'nr 11 l
.:qu~
0, I H O.ZJ& I
- n, • c \
So I SS
I
;~.4. io
r
XJ .. Q8, 11
l ),
4~
2),61
n~o. SJ
:>: HT? l
~
c. ocr
3S,S2
Hr>P.· l
Ol;,, I!
r Q,IOf
v« r iancr·
:(~qrcss10.n
Hr:>.
-.
(":)bf"
1. 6 I J
!ioure~
P.P.s id'11::1l
S£
Hf'R
(llPR·l)
1
HTP•41
ttl~
!>U, •'
~ff.58
10, EC
nc 118,12
st·
fi: 3,0!
~csl<11 •.• 1
-9.~4
~l l\es:d
-2, lSR
ll!PP-11
[34
l.ampuan l 7
Faktnr
skor masing-masing inrleks komposit kincria pcngusahaan
kebun kakao rak yar lndeks Kornposjt
'fo,
Kecamatan
Desa
1
MetmKihong Metro Kibang Metro Kibang Metro Kibang Metro Kiban9 Metro Kibang Batanghari Batangharl Batanghari Batangharl Betangharl Batangharl Batangharl Batanghari Batanghari
Sumber Agung Purbo Seml)O
2 3 4
5 ti
7 B 9
10 11 12
13 14 15 16 17 1A
19 20 21 22 23 24 25 2G 27
28 29 30 31 32
33 34 35 36
37 3(1
39
40 41 42 43 44 45 46 47
FIAi MOhPri
Batangharl ll•tanghari Batangharl Batangharl Batangharl Bat9l19harl Sekampung Sakampung Sekvmpung Sokompung Sekampun!) Sekampung Sekampung Sekompung Sekampung Sekampung Sekampun~ Sckampung Sekarn~ung Sc~arnpung MQrgatiga Margatiga Margatiga Margatlga Margat·ga Margatrga rv'la.rgatiga
f..1argaliga r..iargatlga Morg;itiga
Marga.Q11•
G cdung WQni Timur
Surya Matararn Nabang Baru
F1KPK
F2KPK
1 1 1 1
3 2 2 2
1 1 1
2
1 1 1
1 1 1 1 1 I 1
2 3 1
F3KPK 4
6 4
5 4 5 5
5
1
5
1 3 1 1 1
6 G 6 6
1 1
5 6 5
·1
7
1 1 1
1 3 1
5 5 5
1
1 1
4
1 1
3
4
1
4
4
1
3
4
1 1 1 1 1 1
3
5
3
4 4
1 1
3
5
3
4
3
4 4 4
3 4
4 4
1
3 3 3
1
4
2
3
4 3
1 1
4 4 4
4
4
4 5
1
1 1 1
4
Negen Jernanten Negeri Agung Negerl Katon
1 1
Sukadana Baru
1
4 4 4
Taniunq Harapan
I
4
1
4
4
5 5
.., 4
5 4 5
135 Lmnpiran 17 lanjutan ~ 9
50 51
52 53 5~
55 56
57 58 59 60 61 (j2
63 64 6€ 06 67
58 59 70 71
72 73 74
75 76 77 78 70
80 81
82 83 34 85 86
87 88 89 9U 91 92 93 94 95 £6
97 _§0
Margatiga Margatiga Sekampung Udik Sekampung Udik Sekarnpung Udik Sckampung Udik Sekampung Udik Sekampung Udik Sekampung Udrk Sekampung Udik Sekampung Udik Sekampung Udik Sekurnpung Udlk Sekampung Udik Sekampung Udik Seksmpung Udik Jabung Jnbung Jabung Jo bung Jabung Jo bung Jabun9 Jebung Jabung Jabung JabunQ Jabung M8fQ8 Sekampung Mnrga Sekarnpung Marga Sekampung Marga Sekampung Marga Sekampung MorgQ Seksmpung Marga Sekampung Marga Sekempung Pasir Sakti Pasir Sakli Pasir Sakli Pooir Sakli PasirSakti Pooir Sakti Pasir Sakti
NegeriTua
1
Trisinar
2
Gunung Agung
1
Gunung Pasir Joyo
3
Glmun~ Sugih sesar Bauh Gunung Sari Bmw1jaya
1
Labl1han Rcilu
Kedung Riogin RejO Mulyo Purworejo
4
9 5
4
6 0
7 4
1
1 ·t 1
1
1 1 1
1 1
4 4
7
4 5
1
4
4
4
3
4
1
4
4
4
3 4
"
8
2
I.
4
4
3 3 3 3
4
4
1
3 3 3 1 3 1
4 4
1
1
4
2 2
4
1 3
'
1
1
1
1
fi.11ufyo Sari
.,
Waway Karya
2
Waway Ka1•1a
Sido Roheyu
1
4
WawayKarya WavJay Kar;a Waway Ka~;a
Ngesti Karya Sumber Joyo Sumber Kejo Mekar Karya Tanjung V'langi
V'\/a\vay K;iry~
7
5
1 2
Wawa Kary•
4
2 4
Pasir Sakti Mckar Sari Marga Balin
Pasir Sakf
4 4 4 4 5 5 5 5 4
1 1 1
Sidorcjo
Pugung Raha~o Bojong Banjar Agung Tuba Mengandu.1~ Sari Sindang Anom Gunung Mulyo Bumi Mulyo Mekar Java ..O.dlrejo Asahan Bolimblng Sari Gunung Mekar Denteng Sari Mumbaig Jaya Gunung Su~ih Ki.di Pematang rahalo Negara Sotin Negara Snka Jab.11111 Bungkuk Ciri M1.1lyo GunJng Ma~ Batu e.~ ..k Gununo Raya Peniangan flurwosari Bukit Raya Sumur .~ucing
3 3
1 1
1 2
1 1
5 3
s ~ 4
4
4 4
6 4
1
5 4 4 4
4 4 4 4 4 4
1 4 4 4
136 ~ira11 17 lanjutan 100 101 102 103 104 105 106 107
108 109
110 111 112 11J 114 115 f16 117 118 119 120 121 122 123
124 125 126 '27 128
129 130 131 132 133 134
135 136 137
138
WawayKar1a Vi.'ao,vay Kaf}'a Labuhan Mari!l!lgai Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai Labuhan Moringga Labuhan Maringga Labuhan Motirgga Labutan Maril>ggai Labunan Maringgai t.ab.man Mannggao Lab>Jhan Maringgai Labuhan Maringgai Mataram Baru Mataram Baru Mataram Baru
Way Jepa1a W"'J JeJ)"ra WayJepara Braia Slebah
1 1 1
1 1 1 1
Malaran Baru Rajabasa Baru Teuk Dalem
WaiArang Wamngin Ja•ta
1
1 1
Sri Eawono Sn Menant
Vl"Y ~Iii llibung Braja Fajar BrajaEmas Braja (',,.ka Braja Dewa Sri W~ngi .epa
1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 I 1 1 1
1 1 1 1
5 4
5 8 5
4 4 1
4
1
4
4 1
6
1
Kcbon Oaonar
Wana Su'Oberhadl ltik Reodai Neseri Agung Pempen Pelir.dong Jaya
14G 147 146
1 2
Mandala Sari
Melinting I.telin ting t.'el·nting Gunung Pelindung Gunurg Pelindung Gunur.g Pelindung GunJng Pefindun~ Gunung Pelindun3 WayJepara VJayJepara
Way .IP.par"
1
1
T~ng.O.jo Tebiig
145
1
SnMinosari Ma19asari Sukorahayu Karang Anyar -uu119Pas'k
Melinlin~ Melintin~
130 140 141 142 143 144
1
~
Sri Pend""'° l:landar Agung Sadar Sriwijaya Sidonl:!kmur
3 5 3 3
2
Sri Gadil!;
Mataram sa-u Malaram Ba-u Mataram Barn l\.1ataram Baru Bandar Sribawono Bandar Sribaworo Bandar Sribaworo Bandar Sribawono Bandar Slibawono Bandar St'.bawono Me5nting
W""Jepara VJey Jcpara Vl"'J Jepara Way Jepora WayJc{la(a Way Jepara 'WayJepara
149
Tri Tuoggal Jenbrnna Ka l)'alani Karya Makmur Bandar Neger Maringgar Wuara Gading Mas Labuilan Mari,gai
5 6 4
1 1 4 5
4
5 5
4 4
L.
L.
5
4
5
5
4
5 6 3
6 3 4 3 3 4 5 5
5 5 5 4 4 5 5
5 5 4 3
3 3 3
3
1
4 3
1 1
3 3
1
4
1
1
2 3
1
3
3
g
7 6 4
5 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4
3 5 3 4 5 4
5 4 4 ~ 5 4 4
137 Lam iran 17
jiso 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
163 164
165 1€6 16/ 168 169 170 1 /1 172 173 17~
175 176 1n 178 179
180 181 182 183 184 185 186 HI/ 188 189 190 191 192 193
194 195
196 197
198
199 200
Jun· utan
'lr;1ja Slebah Braja Slebah Braja Slebah Braja Slebah Braja Sleb<>h labuhan Raru Labuhan Raru labuhan t.abuhao Labuhan Labuhan Labuhan Labuhan
Ratu Ratu Ha1u Ralu Ratu Ratu
Labuhan Ratu Lobuhan Ratu Labuha1 Ratu Sukadan:i Suka~hari Nuba1 Batanghari Nubao Batanghari Nuban Batanghari Nuban Batangha1i Nuban Batanoh~ri Nooan
Bale1r1yhcui Nuban Batanghan Nub.an Batanghar• l\ul>an Satan har Nuban
B1a13 l"1ur eraja Ken::an.a Braia Harjoasr B•aja lndah Braja Yekli _abuhan Ratu Errpa1 Labut-an Ratu Lima
Sukadana PwaAfiOua Pak.ian Aji Bumi Nabung Udik S..kadana Tlnur Surebeya Udik Rantau Jaya Ud1k Ir '.1u11ra Jeya Rantau Jaya Udik
4 4
1
4 4 4
1
4
1
6 5 5 4 4 3 4 3 3 1 1
1 1
tatunan Ra!u rqa Labuhan Ratu Vii Labuhan Ratu L~buhan Ratu Enal"I KaJabasa Lama ~oj:lb= LDmo Sotu Rajabasa Lama Dua labohan Rotu Oe!epan Labuhan Ratu Sembilan Rojo BIY.>o Balangheti
3
1
1 2 1 1 1 1 !j
1
1 1
1 1
3 1
2
Pasar Su
1
\!ataram Marga Te1banggi Ma114 Sukadana II r Negano Nabung BumiAyu Marga Mulya Oonomulyo Nyall'pir
1 1 1
Birno T nwi Lehan CaturSWako Cvnu19Tiga Sukticari NcgaraRatu 3wrnJawa Gedung O~lcm !;ukara,a Nuban Trisno Mulyo Cempata Nuban Kedatoo li(Dva} Kedaton ln:M< Kedato1 l(SatJ) T"4ung Balak
Pun'IOSari
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
4 4
5 4
5 5 5 5 4 4
4 4 ~ 4 4
5 4
4 4 4 4 4
3 3 3 3
4 4
3 4
4
5 3 4 4
3 4 1 1 1
a
4 4 4 4
3 4
4 3 4 4
5 4 3
9 5
4
4
4 4 4
4
3 6
4
4
3
4
3 3
4
3
3 3 3
3 3
5 5 5 4 ~ 5 4
1}8
.!-i•mpiran 17 lanjutan 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 2'2
Pekalongari Pekalongan Pekalongan Pekalongan P~kalongan Pekalongan Pekalongan Pekalirn9an Pekaloogan PokAlnng~n Raman Utara
213
Raman Uta;a Raman Uta1a Raman Utara Raman Utara Raman Utara Raman Utara Raman Utara Raman Utara Roman Uta1a Purbo11nggo PurbOlnggo Purtx>I nggo "1.rbOI nggo "••bo~nggo "WbOhnggo "urbolinggo PurbOffnggo Purbolinggo Purbolinggo l'urbOfinggo PurbONnggo Way Bungur Way Bungur WayBungur Way8ungut WayBungur Way Bungur Way Bungur Wa Bungu·
214 215
?16 217
21A 2·19 220 221 ??7 223
224
225 226 227
228 229 230 231
232 233 234 235
236 237 238 239 240 24'1
Raman Ula-a
Adirep i>iooj;odi Gonwng Rejo
1 1
Siraman
Pekalongan Tukis Rejo Jot:>g Ganu\Varro Kali Bening WonoSari RamcnA; Rukti Sudi~ Rama Daya Kota Raman Rejo Binangun Rantau Fajar Ra11an Endra RamanFajar t<estu Rahayu Rejo Katon
Hama l':JJa TamanAsn Taman&go T amb;ih O:xli lamanCari Torn:in Endah Ta11an Pajar Teg31 Gondo loto Ha'JC) T,1111b0h lut.Jr I an111'l!i lnten Teg3IYeoo 1 a11ung Kesuna TotoMIAyo TegalOmbo Toto Prejo Taman Negeri Tan)tXlg Kencon~ Tan-bah ::>ubur T anjung TVID KaliPasir
4 4 4 4
4
5 4
5 9
5 4 6 6 6 6 9 3 3 3 3 3
4 6 5 6 9 5 5
1
3
~
1
3 3 3 :.I 3 3 3
5 4
1 1
1 1
1 1
1 1 1 1 1
1 1 1
3
1 1
3
3
2 3 3
4 4
4 4
5 4 4
• 4
8 5 4 5
5 5 6
1
3
1 1 1 1
3
4
3
5 5 5
1
3 3 3
1
3
1 1 1 1
3 3 3 3
Kcterangan : -l·IKPK . lndeks komposit kesesnaian lahan - f2KPK : lndeks komposit pnxluktifitas dan luas kebun kakao - F'1K l'K : Indeks kornposit kctcrsediaan sarana prasarana pertanian
5 6 5 5 4
6
.
139
Larnpiran 18 Faktor skor masing-masing indeks komposit kinerja pernbangunan dacrah No
1 '
Me1ro K1bang Motro Kibang
3
Metro Kibang
~
6 7 6 ~ t-. ~~-
.
Nampl Reio Bonor Joyo Telogo Rejo Sumbc1 Rejo Ban)ar ~ejo Bum Horjo Bale Reio
_.__
43 24
1
-·----1-'Adi \Varno
Batangharl Botanghari 1J Balanghari • ~ Boton9h01I ':5 Ba1anglia1I 16 Goiangha1i -,-7-Ba1angha
n
1_
__,_~?2
Bolonghorl Balanonan Bal•nghon Balanghan 601oiig1iori S~
____
25
Bot•ng Hotjo Elu1111 Mas Scio Rcjo Sr B••ukl Sumber Agung Sidomukll , Koryo Mukll
__
2 2
4
5
2
3
3
2 1 1
4
3~--~--'4
2 2 2
__ _,2
._
3
43
Margauga Margotiga
46
46 - 41
~
Gedu"lg W.:lni Tirnur
Margat.iga
Margaliga
Snkadana B~ru
-=--+-4 4
~
5
2
4
4
~
1 2
4
4
J
5
2 2
1
3
4
3
2
4
3
3
4
3__
_
-1-
_
5__ ,__3 2
3
4
3 3_ 3 3 __
3 4
_3__ 3
2
3 --i---"--2 3 3
3
3
2
3 3
3
3 2
8
2
3
7
2_-_
4
~--1-- 2
2
2
8 6
2
3
6
2--
2
6 "--!---' 73
8
2 _ 2
5
2
·1
___
1
-
-·>---4-8 3
2
- TanjungHarap~a"'n:--1---1 -
----•-
-2'--J
1
Ne9er1 Jemiinten / Negen Agvng --!---'-1 ----le -Morgatlga Negon Katon 2
----
3
--=---1---='-3 2
4
Gc
Margatigo Surya Mataram Margat'll• ---r..N~ab-ang B•ru
3
2 2
J§- Marg01iga t.iar9ati93
2
3 3
Sokampun3 35 ~5ekompung 30 SokanpJng :l7"'Maigatiga 3a r.~a19otigo 40
2
3 2
Sumber Gede 2 Somb1karto 3 -1 -~:;umterso1i 2 Mckar Mulfo 1 Jaya Gu-cn·a -·--2 Sukoraja Tiga --1--'2=-
41 4?-
2_
1 2
~33 Sek'iii\iiiiing
_____ ,
2__ 2 2 _
2
__
1
2
1_
6
Sldomulyo ~l--'2=--i 3 SldOd$di 2 ·3 Trlmulyo __ 2 3 Girikarto 2 3 Hargoinurvo 2 3 Wonokerto 1 3 Suko Harjo 1---1--3 'OiriKelopo Muiyo-- --2 3
44 -
6"---1----'2'--I
_ _::6__
4
Sek•mpung Sekom"'ii'U'iiij" -27 Sekampvng 26 Sckompung "29" Sekampung 30 Sekompu119 -3, Sokampuno 32 Sekompung 2G
34
1
F4KP
2
Ba1angh;iri
11
21
FtKPrl
Sumber Agung __ , Purto Sembcdo
t2
18 19 20
lnde<s K-0moos11 F2KPO F3KPD
K«>aryg1 !. --l---'4--1-- 5 Metro Kib•ng Margo Ja·t• 2 1 6 ------',.,.---;--"--11-Meiro K1bang Morgo To<0 1 2 5 Me1ro.K1bana !'l•rgo_sa_n__ 1 __ 3 7 Batangnan Buana Sokt1 2 3 5 ---- 2 Batanghari Bal:Ji Kenoono 4 6 Balanghari Re]o Agung-1 4 5
4
IO
Cesa
Kecom~1an
,__
---1
3
3 3
__,_
--2
1-
2 2
-
--'6'--l--'2=--
140 I.ammran 18 I an1u_lan
4o
~largatig;1
4~
ti.targatig:i
50
SJ
Seka,..pung Udik S~kornpung Ud!k Sekampung Ud.k Sekau1µur'ilLdilt
54
Sekampu.ng l.dit
a,....,.p
55
Sekampur19 Ldlk Sekaml)<JnG Udik Sekarr,pcn~ Udlk
SiOoreto Puguno R~h
51
52
56
,_
tfegen Tua Tu~roc.r Gunung A!Jung
1 1 1
Guoung Pas!'~
2 1 2
Guoung Sugi'> Ri>AA1 Bauh Gunung San
--
58 59
SCi(all'pLn-Glk11k SekampLng Udlk
Tulia
i--so
Se':(ampung Udik:
._tengancfungSan S...... gAr.ocn Gunung Mutyo
61
Sekampung Udilt
62
S~kilmpu,,o t .l(tiJc
6J 64 55 56
57 oA 1-6~ 70
~
Sekampung UCJll< J•bc.ng Jabung JabU"lj Jaoung Jabung
71
72
Jobung
'73
--
Jaow1g 7• Jabung I~ JatJung la M•tg• Soko-npung 77 Marga Seka-npung 78 M>rga Sokampung 19 Marga ~e
·w-
2 2
1 1
3
3
4
4 4 4
-
Asallan Belmbing Sari Guru~Moka< Beoteng San M\rlbang JO)"a
2
3
2 --2
-') 2 2 3 5 3
-
3 3 4
5
3
4
5 3 8
3
3 2
3
2
3
~
3 6 2 2 3
2 3 3 3
3 5 5
P.nl~t>ngTaho'O Negara BaLn
9 6
2
')
3 4
1 1
5 ..____]
2
Ne9on Sll
2 2
2
2
2
4
6 3
l
3 2 3
5
3
4
1 1
2
-
Jabvng Bungl<,k
--
Glrl~My~ Gul10,#lQMoo
1
iur.rn
1 1
Gunung Ray>
l
-
Peniang~n
Purwos~ Buklt f'ia)-a S"""" Kucing labuhan Rbtu
--
1 I-
2
- -
1 1 1
5
3 b
.L2
3 2 2
2 2_ 2 2
3
3-
3 2
3
4
2_
3 3 3
6 2
'l.
4
2 4
2
85
Pas1r ~akli
116
Pt1Sit Sakli 0aslr Sak(i
KediUrtg Ring•n
2
HeJO lokllyo
1
=>as1r S;itdi
PUfWOf'eJO
2
3 7
l
2
5 6 5 5 5
3
4
2
6
1 1
"3
--2
1 1 2 1 1
3
3 4 4
3
2
')
3 2
3 4
2 2 2
87 88
69
::iasir Sa1
~
Pastr Sakti
9!
PasirSak,tl
MJl\'O San Pasa· Sakt1 ~1ekar Sert
92
'Naway Karya
ft.t.1ro~a31n-
g3
'Ndw<Jy Ke11y;,i
SIOORallayu
54
wavvav Kary:1
NgAsh .<;vy~
~
3
4
1 2
M
2
2
3
1-1 1 1 1
llunu Mutyo
JC1t>un9
J•bun' Jabuog
-
6 6 4 3 3 3 4 3
4 2 4
1
MekarJap
-
3 3 3
1 4
6cjon9 fiariar Agung
57
4
~s Waway Kary.a ,_S6 97
~ $8 ~
Wa•NayKarya
--
--
SurnJe· Jaya
~
Sum~~ RetJ
WawayK.arya
Mekar t<:arya
W-;NrayK~rya
Tanjllng Warv:;,
2 1
- ---
4 4
''
3
---
5
4_ 2 2 2
--
3
23 2
--
141
I"'am pi ran I I\ lunjutan SE
Wawa·1 Karya
Tri T'"'911al
1
100
Vlawa'I K.arya
Jer""lb •;,u10t
1
101
Labuhan M3n199,ai Labuhan M3n'lggai
Kartatani
2 2
102
Labuhan Ma111ggai Labuhan Mariiggai 1.• L.ab uh &n Man igga lo6 tabuh.an Marl(igga1 10? Labuh.an Marin93ta1 108 Labuhan Maringia1 103
104 -105
I :.1ht1h:.1n ~•ann9;Jal
109
-110 LaDuhan Ma~~ia
Katya Malun..1
Bandar Nl!g
1
MaTIJg;Ji
2
M\Jala Gading Mas
3 2 2 1
Laburar Maringai ~I
GMW19
2
124 125 12e 127
Mel1nting
r1brn9
'128
Mellnt1n9
Wat1a
118
'lig 'llio
,,,
122
123
129 llv1tlin11ng mu Melint1ng 131 Gunung Pel noung 132 Gunung Pel nGung 133 Gu11ung Pel n
140 'NayJepara Nay.tep3~ 142- >'NayJepara
141
1
143 Way Jeoat;i 144 Vt/ay Jt!;J~ra 145 Way Je:><Jra
-
146
Way Jcpara
147
Way Jepara
1•8
WayJepafa
'149
Braja Sletah
3
2
4
2 2 2
3 2 3
1
Tulllng PaSI< Mancia!> Sari Kl>Don Dana· ~taratr Batu Ra1ab:isa Batu Telul< Dale,, Via Atang V/a•ingin J:oyo St1~no Sri ~,.nanb
111
2-2
4
KlVtlng ArifN
116
5
2
Mataram Baru Mrttaram Baru Mataram Baru M~taram6~ru Matararn t:Saru Ma.taram Baru Mataram Baru Bandar Sr1b;t'Neno B~noar Snt>awono 8~ndar Snbawono Bander Stlbowono Band;u Sri~wono tlall
~
6
Sukorahayu
Labuhan Piitat11'9-)R
·14
3
2
'12
2 1 3
1 4
Sril'cft~ Bandor I.gong S3dar sr..,a~
5'doma1<mur ra,,.ung Aft
Soolbe
11ik Renclai NogtrlAgun9 P•nipen Ptl<'dung .J")~ \\•oy ~~i Nt>ung
3
1 1 1 1 1
3
1 4
2
1--
--
9 3 2-
1
1 1
}
2 3 3 2 3
1
4
--
I-
2 1
--
slimbeljc;
~
, --
}
2 2
Sri Rejos_>Jf
1
Labunan Ra1u OuCJ
2
Sumur S.nclung labuhdnRalu Satu
1
Brai• Sakti Brajii Asr Braja GemilanQ
3 3 3
3 9 2 1
3
.
I
3 3 3 3 2 1 2
2
~
'9
3 0 0
5
:i 2 2
4
3
5 5
3 3
2 3 6
4
7 5
6
3 4
2 2
2 2 2 2 2_
5
--
1
5 7 6
5 6 6 5 7 5 6 5 5 4
,_
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1
6
2 2
J 4
2
6 3 2
--
2 -
6 6 6 6 6
3 2
1
Braja Emu
Jepat3
3
5 2 1 2
1 3
B
1 3 3 2
2 2
2
7 4 5 8 5 5
2 3
'
2 2
5
2
>..taroa~ari
SriM,~atl
6 3 4 3 4 3
3 2 3
11i
'13
3 2 3 2 3 3
2 1
2 2
--
142 . Lampiran 18 lanjutan (
150 Brai• Slebah
·-;51 152 153 154 1SS 156 157
'TsB 159
S;8j:J Stebah
a·aja Sleb
e·aja Slebah labu.ha.n Ratu Labuhan Ratu Labuhan Ratu Labuh:an Ratu Labuhan Ratu
Braja Luh.r Brata Kencaoa Brata ;c.qcasn Sa> Labullan Ratu Lrna Labuhan Ratu 1.g•
16'
Labuha.n Ratu Lebuh.an Rf.tu Labuhan Ratu
165
l ::ibuhclnRotu
i62 163
r:
~uk.c'dana
174
Suk~dana
1
·186 167 108 139
BumiAgung
2
3
1
3
3
2
1 1 1
3
1 4 4 7 4 4
2 2 3
PakuanAj1
1 2
Bl.lllli f"'1:>U1Q Udik
1
SUl
2
Swoboy.>Udil<
1 1 1 1 2 2 2 2 1
191
Ca!1KSwako
S~tanghan Nuban
192 Satanghari Nuban 193
Bcatangh.ari N\lban
·194 Ba1angti.a11 Nuban -195 Ra.l;lngh:ui Nuban '196 ~ngJ'laril\uban 197 Ba~t1Qhan Nub.an 198
Ba:a.r.ghari Nvban
'199
Ba:arighari Nvban
-
ManJa Mulya Donoo1ulyo N-1ampr BlWTi Tinggi Lehan G.;nungTIQa
Nub.an
~ ~
2 3
Batanghari Nuban
Oatangha;ri Nuban
3
1
Raiabasa lama Satu Rajabasa lama Ou• Labuhan Ratu Defen-.n Labuhan Ratt.
SIXOi A9u119
'190 ~·-·· 8atanghari ~
1
4 4
N!gara Nabung BurriAyu
Bumi AgulQ
2
2 2
1
Lallunan Ratu Enillll RajabaSa lama
SJka:lani L..
184 B'i.JmiAJung
2
2
3
St.kad;;n,s
'1a~
2
~
1 1
179
Bumi A;t.ung
1
2
LabullanRah,1
Svkad~na
BumiA;Jung
"l 3
4 5 2 1
Ral\lau Jaya Ud k • Muara Jaya
Sukada.na
1
1 1
3
~
181
2
2
RaJtau Ja)-a Udk Pasar St.~ana r..tata;am Marga T•r1>3r.gg1 M;rga
1a2 '1a:i
3
3
Sukadana Putra 1\ji Dua
180 SLkMana
3
1
Raia Basa ~oghari
175 Suk~dana 176 Sukada.na 177 ,__ Sukadan.a
3 4 4 3 _3 3
1
Sembian 166 $u:k;:Jdon;:i 167 Sukadana 166 Sukadana 16~ Sukadana 170 S1.1kadan.a 171 Sukadana 1-{7, Suk.adana
3 4
La!AJhan Ratu Vii
..
160 Ubuhan Ra1u ·s; labuhan flatu
1 1
SukaC<:tn Negara Ratu
a~Jawa ~""9 Oolem &lkar;;ip M.t>an ITrisro Mulyo °"1lpon Kedaton '(Dua) Kedatn-"\ lnd:Jk
Kt«la
2 1
2 1
1 1 1 1 2 1 I 1 I 1 1
1 1 1
•
3
3 4
3 3 3 3 3 3 5 3 5
3 2 4
3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3
3 3 3
3 2 3
3 3 3
5 5 6 2 .(
3 3 5 5 4
5 3 4 4
s 3 4 G
--
"2_ 2 2 2
3
_?_ 2 3 2 2 2 2 2 2
3 2
2 2 2
2 2_ 2
2 2 ')
-
2
8
L_
4 6 6
2 2 2
4 4 5
2
4 4
2 2 2 2 2 -
5
2
5
141
Lampirnn 18 laniutan
·BatangfiailNu~oan-
201 Pekatongan 202 l'ek•longsn 203 Pekatongan 204 Pekatongan
2 3 3 2 ---1 +_2 2__ 5 _ 2_ 1_A=d-ir_•i_o Sidodadi 1 2 _.c,4,_____ 1 2::__ Gonaang Rejo 1 2 3 2 --'-----l---"---l---''---l---=-Sirama11 1 2 5 2
205 Pek•long•n 206 Pekalongan
P•k•tongan T1JIUS Rejo
207 P•k•longan zoe Pekatongan
.Jojo9 Ganti Warno
200
~OQ PeKalong•n 21t Pekatongan ~11 Romon Utoro-,,~ Raman tltara 21~
214 "11
s
21€ 217
218
2•9 220 221
2
3
5 5
1
2
5._-jl-----'2"-----I
1 1
? _ __;;:5_-ll-- 2 3--~--=5'---f--2=. 2 4 2
Roman Uloro Raman utara Romon Ulora Raman R•mon Raman Raman
2
Rejc Clinangun Ranta• Fajar Romar Cndro __
Utarn Utoro Utara Utara
1
Tambah
22~ Purbohnggo ??6 Purbohnggo 2<1 l'urbollnggo
1 aman <.;art Taman Endoh Tainan p,jar
228 Purbolinggo
Teoot Gondo
__
1 3 1:.__,1__ 2
5 4
-----=2=---l __ 2__
5 4
2 2 2
_L 2 2
1
_1__
,____2
2
1 1
2 2
4 5
2 2
1
2"--ll--'5'-_ __1
2
1
2
5
2
2
2
1
2
1 1 -t----'----1--
2 2
5
·~
4
2
1
2
1
2
1 1
1
'Nay 3'~u~ng"u"'r---lT'"o"'m"'b=oh Subur
1
'Nay 3unQur Way Bungur
1
Pa-s1~,---+- 1
-
3
1~--:'.----f---'°--I 6 3
2
1----~-9 3
_3 __ ,_ 3
3 3 2 3
Keterangan : Indeks keluarga pcngguna listrik dan tclcpon lndeks rumah bukun perrnanen
lndeks keruiskinun lndeks Kekurnuhan
2__
5
Ti;iojung Kcnccnc
- f-4KJ'D
2
5
4
238
- FIKPD - F2KJ'L> - F3KPD
5
-'-1--+----'3'--t
·---'------'~
Kali
2__
2 --t-----'G'--t
237 'Noy Bungur
2.11
!)
2
1 1
Teinjung Tlrt:>
5
3 3
Toto Prclc Tsman Negeri
.~---1
4
2 2 2
1
'··~-----1
:'!"Y Bun9ur
2
5
2
------
-
5
1 2
Da~I
Toto Harjo Tombah Luhur Tan1uno tnten Tegar Vo~o Tan1ung Ke•uma Toto M;i'yo Te98i Ombo
1_
3 __ 2
•1
Tariian eogo~--1--'-
-
240
3
-----f---'--,
"4 Purbollnggo
'Nay Bungt1r
__:::_3__~--
f---!1--1-_-_-_,2._· __
Ramar Fajar f1cstu R~h•yu Reio Katon ,Rar'r'a Puja Ton>Jn Asrl
239
_
Kali Bening Wono Sari ? 1-------llRaman /Iii 2 3 .---11--"---I--''--R•;kti Sudlyo 1 2
222 Purbnllnggn 223 Purboilnggo
~
-
-+--'3'---ll--2
Romon utara Ratna ::>aya --l----'2'--1--3 Rsm_a_n_u-ta-,-.---tcK~ota Raman 2 2
:r~11 Purt>ollnggo 230 Purboling90 231 urbolinggo 232 Purbollnggo 233 Purbolinggo 237 Woy Bungur 235 Way Bungur
~
Purwosari
4 5
5
3 3
144
Larnpiran 19 Keterangan simbol masing-rnasing variabel yang digunakan dalam permodelan
1"0.1·
I
I
Kodc
p.nFIKPD
·-r
Keterangan
[istrik clan telepon
2
JLnF2KPD
3
iLnF3K.PO
rndcks rumah bukan permanen ~ndeks ken~i-sldnan
~
fln1'4KPD
15
5
!LnFIK.PK jLnF2KPK
7
~.nF3KPK i
ir4KPK '
!f5KPK '"6K.PK
I I ,~7KPK 12 !WILnFlKPD
ii
I
jw l Lnf2K.PD
13
i
14 IWJLnf3KPD I
15 iWJLnf4KPD
I
16 IWILnFIKl'K
17 Jw1LnF2KPK
I
I & (\.VI LnFJKPK I: '
I
i Rataao
Lilndeks keluarga dengan fasilitas
!
B 9 10
-------·~---r-:
~
I
1
keragaman
!
028
0.42
I
I
•
0.29
I.OJ
l.46 I J !I ndeks kekurnuhan Q.82 i 'wdeks kesesuai an lahan 0.14 !I' Indeks produktifitas dan luas lahan j 1.13 ! i 1.49 ndeks ketersediaan sarana dan nrasarana pertanian r Variabel keberadaan penyuluh ir 8.14 1Variabel kcberadaan kelornpok 8.67 I jVariabel tingkat tingkat 6.44 I lkriminalitas I [Variabel aksesibilitas 8.90 Variabcl kctctanggaan indeks 0.42 ' kelnarga dcngan fasilitas Listrik danj elepon suatu dcsa tcrhadapdcsa : f 11ain ~ariabel keretanggaan indeks I.OJ I mah bukan permanen suatu desa ' ,terhadap desa lain I [Vanabel ketetanggaan indeks 1.47 ! I remiskinan suatu desa terhadap idesa lain I
!I
I
I
i
tani!
t I
I
!
~ ariabel kereranggaan i ndeks
ekumuhan suatu desa terhadap esa lain !~ariabcl ketetanggaan indeks ~esesuaian laha~ suaru desa crhadan desa lam
I
0.82
I '
i! i
0.14
IYariabcl kctetanggaan indeks 1.14 f.roduktifitas dan luas lahan suatu I I jdesa terhadae dcsa lam lvariabcl ketetanggaan inde~- i 1.48 ~etersediaan sarana dan prasarana I tpcrtanian suatu desa terhadap desa
Ila in
II
Kocfisien
,I
I
0.34
.
0.22 0.20 0.45 0.21 2.50 1.60 3.73 0.!!9
0.13
0.15
0.]8
0.10
i r
0.10
I I
0.28
I
0.13
I
..
145
Lampi nm 19 lan] utan ----.-i 0.42 19 jW21.nFIKPD ~Variabel jarak imlds keluarga klengan fasilitas listrik dan telcpon ! I i! ! sumu desa tcrhadao desa lain 1 1----t--·--· 20 IW21.nF2KPO ~ariabel jarak indcks rumah bukan J.02 ' , nnanen suatu desa terhadap dcsa i ~ain 21 lw2LnF3KPD !Variabel jarak indeks kemiskinan l.46 ! ~uatu desa terhodan desa lain I i ?.?. IW?.Lnfo4KPO Vanabel jarak indcks kckumuhan 0.82 ! suatu desa terhadao desa lain i W2LnFIKPK .23 jVariabel jarak indeks kesesuaian 0.15
0.02
I
!
I
i
i
I
!I
Uahan suaru desa terhadap desa lain
24
Nariabeljarak indcks produktifitas ; l.13 1W2LnF2KPK i
25 lW2LnF3K.PK j
i
~an luas lahan suaru desa terhadap !• I
desa lain Vanabel jarak indcks kctcrsediaan sarana dan prasarana pcrtanian suatu dcsa tcrhadao desa lain
I
I
0.02
l.48
I I
I
0.03
.
0.02 0.02 O.Ofi
0.03
..
'.46
Lampiran 20 Rancangan model Variabd tujuan Lnf2KPK
Variabel penjelas LnFIKPK. LnF3KPK, F4KPK. F5KPK. F6KPK. F7KPK, WILnFIKPK. WILnfJKPK. W2LnFI KPK. \V21.nl- JKPK, dan variabcl interaksi antara F4KPK. F5KPK. F6KPK. F7KPK terhadap
variabel LnFIKPK. LnF3KPK. W!LnFIKPK, WI LnfJKPK. W2Lnfl KPK. dan W21,nrJKPK. ----; f-:---:c-:-=::-::-~-J-::-':: 2 Lnl-'IKl'D Lnf2Kl'D, l.nF3KPD. Lnf4KPD, WILnF2KPD, WILnF3KPD. WI LnF4KPD, W2LnI·2KPD, W2Lnf3KPD, W2LnF4KPO. LnFI KPK. LnF2KPK, Lnl-'3KPK. F4KPK, f5KPK, f6KPK, f'7KPK, WllnFIKPK. WI Ln.f2KPK,WI LnF3KPK, W2LnfIKPK, W2Lnf2KPK, W2LnF3KPK.. dan variabel imeraksi antara f4KPK, P5KPK, r6KPK, F7KPK terhadap variabel Lnr-2KPD. l.nF1KPD, LnF4KPD. Wlluf2KPD, WILuf3KPD. WILn.F4KPD. W2lnF2KPD. W2LnF3KPD, W2Lnf4KPD. LnFIKPK, lnF2KPK, lnF3KPK, W!Lnl'I KPK. WI LnF2Kl'K,WJ Lnr:JKPK, W2Lnf I KPK, W21.nF2KPK. dan W2LnF3KPK. ~,.----;--,-~ J' LnF2KPD LriFI KPD. LnF3KPD. LnF4KPD, '.\11 LnFI KPD. W lLnF3KPD. WI Ln.F4KPD, W2LnFI KPD, \\'2LnF3KPD, W2LnF4KPD, L:ifl KPK, 1.nF2KPK. LnF3KPK, F4KPK. F5KPK, F6KPK, F7KPK, WILnFJKPK. WILnf2KPK,WILnf3KPK, \V2LnFI KPK, W2LnF2KPK, W2LnF3KPK dan I variabel interaksi amara F4KPK, F5KPK, F6KPK, F7KPK terhadap variabel l.nFl K PD, LnF3KPD, LnF4KPD. WJLnFIKPD, WILnF3KPD, WILnf4KPD, \V2LnFIKPD, W2LnF3KPD, W2LnF4KPO, LnFlKPK, Lnf2KPK, Lnf3KPK, WlLnFIKPK, WILnF2KPK,WJT.nFJKPK, W2LnFIKPK W21.nF2KPK. dan W2LnF3KPK. 1-----1----~-1--~~ LnF3KPD LnF2KPD, l)1Fl Kl'D. J.nF~KPO. Wl 1.nl'2KPO, WI LnF'. KPD. W 1 l.nF4KPD, W2Laf2KPD, W2LnFIKPD, W2l.JiF4KPD. LnfIKPK, LnF2KPK, J.r,l'3KPK, F4K.PK, F5Kl'K, F6KPK, r7KPK, WILnFIKl'K, WILnF2Kl'K,Wllnf3KPK, W2LnFIKPK, w-.zLnF2Kl'K. W2Lnf3Kl'K dan variabel interaksi antara ~4KPK. FSKPK. F6KPK. F7Kl'K terhadap variabel LnF2KPD, LnF I KPD, LrlF~Kl'L>. WIJ.nF'2Kl'D, WILnF:KPD. WJLoJ'.1KPD, W2LnF2KPD, W2LnFIKPD, \V21.nF-"KPD, LnFI KP.K, LnF2KPK. loF3KPK, WI LnFl KPK, WI LnF2KPK,\'v llnfJKPK, \li21.nl'I KPK, W21.nF2KPK. dan W21.nF3KPK. ~~~~~-----~
147 Lampiran 20 lanjutan Model Vanabel tujuan
5
Lnf4KPD
V ariabel penjelas lnF2KPD, l.nFJKPD, LnFI KPD. WI LnF2KPD. WILnF3KPD, WI LnFI KPD, W2LnF2KPD, \V2lnf3KPD, W2LnF1KPD, LnFiKl'K, LnF2KPK. LnFJKPK, f4KPK, FSKPK, F6KPK, F7KPK,
WllnFIKPK, W2LnflKPK.
WILnF2KJ>K,WILnF3KPK,
W2LnF3KPK dan variabel interaksi antara F4KPK, FSKPK, 1'6KPK. F7KPK tcrhadap variabel Lnf2KPD, LnJ73KPJ), LnFIKPD, W1LnF2KPD. WI LnFJKPD, WIT.nflKPD, W2LnF'2KPD, W2LnF3KPD. \V2LnFIKPD, LnFI KPK, Lnf2KPK, LnF3KPK,
WllJ1FIKPK. ~~~~~~~~
\V~Lnf~KPK,
WlLnF2KPK,WILnF3KPK,
I W2LnFJKPK. W2Lnf2KPK, dau W2LnF3KPK.
148 Larnpiran 21 Hasil uji model I. Model kinerja produktifitas dan luas kebun (LnF2KPK) Regression Summary for Dependent Variable: Ln-F2KPK (Olahan.sta)
R-0 605677 R '= 0.366844 Adjus:ed R'= 0.281220 Peubah
Lev el of l!:ffeet
Intercept
F4KPK
I
Lnf3KPK
wu»
F2KPK F4KPK *F5KPK
I
Koefisien -2.292' -0. I 85 0.318 0.669 -0.243
I
Std.Err. I
Tingkat
t(95)
ofB 7.101 0.083 O. l-t4 o. I 49
-0.323 -2228 2.208
0.079
-1.064 I
Kesalahan
0.747 0.027 0.028 0.000 0.002
4.490
2. Model indeks kcluarga pengguna hstrik dan telepon (Lnfl KPD) Regression Summa'} for Dependent Variable: Ln-FI KPD (Olaban.sta) R- 0.507396 R'= 0.257450 Adjusted R'= 0.238411 Peubah
Intercept
Level nf Effect
Koefisien
Ln f3KPK
-0.227 0.701
WllnFIKPD Wlln F2KPD
F5K.PK•Ln F4KPO FSKPK'Ln f'3KPK F5KPK*W1Ln
F2KPD
Std.Err, ofB
t\95)
Tingkat Kesalahan
0.178
-! .272
0.109 0.123
6A1S J.482
0205 0 000 0.0°))
-0.513
0.161
-3.192
0.002
0.188
0.071
2.655
0.008
0.416
0.096
4.323
0.000
-0.702
0.136
0.429
-:i.154
0.000
149 3.
Model indeks rumah bukan pcrmanen
Regression Summary for Dependent Variable: Ln-f2KPD (Oluhan.sta)
R= 0.395405 R'= 0.156345 Adjusted R'= 0.138395 .Peubah
Level of
- Kocfisicn
Effect Intercept Ln f3KJ'K \VI Ln f2KPD F6KPK*l.n f3KPK F6KPK*\.\'1Ln F3KJ>D FnK l)K. W2Ln F2KPK
Std.Err. ofH
l.316 -0378
l
1(95)
Tingkat Kcsalahan
0.25X
0.213 0.101 O.l 18
l
-0.279
0.090
-3.095
D.002
l
-0.252
0.093
-2.710
0.007
l
0.671
0.152
4.410
0.000
6.190
0.000
-3.734
0.000
2.18]
0.030
4. Model indeks kemiskinan Regression Summary for Dependent Variable: Ln-FJKPD (Olahan.sta) R= 0.437011 R1~ 0.190979 Adjusted R '= 0 184180 Pcubah
Level of Effect
Intercept
WlLn F3KPD
PSKPK*Ln
F3KPK
I
Koefisien
Std.Err.
t(95)
Tingkat
ofB 0.256446
0.1671(>3
1.53411
Kesalahan 0.12633 l
0.732908
0.112353
6.52325
0.000000
-0.093572
0.031561
-2.96480
0.0033~7
5. Model indeks kekumuhan
Regression Summary tor Dependent Variable: Ln-Fl KJ'D (Olahan.sta) R= 0.290172 JP~ 0.084200 Adjusted R'-0.076504
Level Pcubah Intercept
F6KPK*W1Ln F4KPD F6KJ>K*Wl 1 ,11 Fl Kl'K
F7Kl'K*WILn
FIKPK
of P.ffect
. oefisieu 0 073698
Std.Err. of B 0.023833
3.09226
Tingkat Kesnlahun 0.002224
-0 065454
0.030122
-2. 17299
0.030773
0.519367
0 162822
J. l8')78
0 001616
-0 . 607390 I
0.15740'1
-.1.85866
0.000147
1(95)
150 Lampiran 22 Anggota masing-masing 1ipologi!cfoster wilayah berdasarkan kinerja pcmbangunan wilayah dan kir:crja pcngusahaan perkebunan kakao rakyat
--
NuT
Kccamataa
I O:tndat Sri Oawono , I
Rttfwt.. "ltc;;n
H:-tv11ll'IO
I
fjr111,-i.l~fCl~1cr l).:sa
---
KintrJa l'embangun:tn Wilal'3h
K1ni:rJa J'i:ngu sanaan Kebun Ka kao
ll
;
1
'\id:w- ~\0)-1\'3
2
1
I
I
I
I I
2
J
fh.t'l(~-1rSri [!awono
,
H:i:nd:l! Sn H:swono
Sn B1mtint> Sn~kr-an11
UiLndar ~ri l!a~urx1
!ln t"eudO""l
6 1
Oa.ndlt Sri Oa\•Oru
Wating n Ja)1
2 2
U.a1angh-:i11
A41 \\wno
i
I
s
B:it:ing.h-:ui
lhl 1.i K.':nt(W)
I
Q
B:it.ar1~hru1
OateKqo
2 2
10 11 12
na1;1ngh-:ui
n~~o
2
I
t3!lt1nghan
U:anJM tcc:o
i
I
Hatutt t-1 wJn
2
2
DPl3 Sol 11 Ovmilbojo K4n1 \.fas
2
1 2
IS
HJ1:1nsJ'lor1 U,at
I~
n '1:in,sh.lf1
N)mpt M:tio
17 18
Uuum,shijf1
IY
ll 1conaJ!;ri
lO 21 22 l.1
Hlfon.i;hori Uitan,ih:v1 lbcon#lon njconghuri ~ul:li.:n
RrjoA~ung SduetjO Sn~t SLmkJA;,..,,~ St ml>cr Rc)I)
2 2 2
24
a ..l~mw-1o1n !'ht.an
Ccmp;ila >:v~
25
llstongltori Nut311
l<>
UJtansh•ri Nut.an
?' .1
n.>tanghari Nut:..,,
28 19
D..ngn~un Nub.in R~tanr)utn Nub
Gtd11nc O.tm> Ciunun6 Tisa ~«U. .. 1 K..i..on II K""1IOR lad
.10 ;1
Oata.11wJiari Nubau
~cp:aR:i&w
ijal:tilth:tn Nu~M'l
P\;f\loQ$;110
.12 JJ
B11l~1Wiari fl!ub.in U11t.'l1~'3J1 f'llutran
~ut...:.n s.AJa Nui,an
2 2 2 2
.M
l:lata.1f#l..an Nuhan
rn!IM t.hd)n
l
)5
naw14laii
TllUAg n.ioi.
Jb
01:lj:t C..:n1ib1,g
))
Aroja S-~l~tt.-u Br~J:t.S-.-:Jcba.1
llnja11 >t.P>'I i
)8
1::1.raj!l &h:b.a..'1
Braj31 Ind,.
19
Braja S.:lcb~l1
Rraja Kcncam.
JO
n 11,;a Sth:b.ah
&-..µ Lul••
1
1
41
U1a;a Sdcb
Ur.ajaYdlt
2
2
,
L' 14
D11t.1111h~
Nuhat1
T 01.1mi ):.\\'1
'2
I
•
I
I 2
2
2
2
2
2
2
2
I
2 l 2
2 2 2
2
2
l
2
2
l
2 2 2 2 2 2 2 2
2
~
2 2
2 2
2
2
'
42
B1in11
Agung
Bumi Trr.tlZ'
2
2
.13
f} IU\U I \t;uul'I
c~1w Swato
z
44
n emi A _gung
O....cmul)u
2
2 2
..J:j
Hunu AR.un~
l.ch.li:l
2
2
J
151
t.amoiran 22 laniutan .,
46
OumiAgcm,;
l\·\atµ .\1ul)·J
4·
Ou11l1 A g_c.11,g
N~atpit
•18
Guom)g f>clii\(lJt~
Ncg
49
Gunung rclindu~
N~~
50
(iununs Pelu)lki1~
[email protected])'3
SI
Gunun1;tPclindun"'
l'>anXft
2 2 2 l 1 2
!'2
Gunun~ t'clinduni
\\•ay ~iilt
2
:
5]
AJir~to
2
2
5:1
J:1bw1~ J3bung Jabung
'"""""
:
~5
Bd1.n1btng_ SJn
56
Jabung
lknlC>lg~
51
Jabung
Gunun1Md;;]<
$8
Jabun.g
tionun$ S.JS h K~lf
2 1 1. 2 2
59
Jabun_g_
lah-.Jf1_!t
2
•'
60
Jttb·ung
f\ti..iw- Ja~
3
2
61
Jabung
Ntgata Bair
62
Jebcng
2 2
63
J~bung
M
J~bung
Negara Saki N11ni:xl'lg Ja:1i Pcnmug lahao
2 2 2
65
l.:tbJJhnn 1\:J:1nnggai
6Q
Lebehen Wlarin•><•1i
67 63
Labuhw ~1
(i9
L11.bv.hai r~1arine_gJJ
iO
Labuhen t,f:ltins£..li
11
Labuhan l~·fari1)h-gJi Labuhu. t.·taiir.gg4i L:ibuh:in r..taringg3i
'
=
1
I
2
2 l l 2
,• 1
h.arya ~almur
K1&1)·a1omi
2
<
~1~,t~i ~1aiinWi ~luara Gadang ~.ta>
2
1 2
KM:lt't~ f\li};;t
2
Sri ~timsari
Labchan ~.·f:t:tl'l{lS3i
Sul.Of"Uayu
2
7>
L:abLh
76
l.abt:.h:nn Rem
17
tabLh~1n R;;no
78
Labchen Raru
lab""3n Raw L""""'° Raw Ill Labd!oft Ra1u rl l.>O .. Ra,.IX
13 1.i
l l l l
2 2 2
(land:)( ~t'gtii
3 2 2
12
;
Sn(;ad!ng
s:
I
2 1
2
J 2 1
1
2
2
2
Labuhai Rat.1
t-uRmV labuha Rat• "1 LOO.-R>l•\>11
1
2 2 2 2 1
82
Labuh:Jl P..ooJ
I.nhutun Ka:u vtt I
2
2
13
Labuhan R:1(u
l
2
84 85
Labuh.an Raw
Raj•bosa Lana 1 ROJoN.sa L3llla I
2
2
l,;ihuhan Raw
Kaj:tba-,ia I araa. II
z
l
86
r-.1•u:~~ Sd:81llp1.1nt; ~1a.·sa Sdau1vuu-'
Daro Dali
J
2
Uukil~a:
~
J.
88 89
Maega Sd.ampon~
Bt11J?l;.u\:
2
1
tvl::it~:a Scka1t1p11n~
Gi-i 1'1ul)'C'
2
2
?O
Marga S~f...a1t1pung
Gunmr;~bs
2
I
9)
~1ar.;a Sek:u~pims
(jucu•ig R;l)'3
2
'11
M;~J Sekaatpung
l'tniao<,,)11
93
). {arga Sekamp.trng
Pu~~i
l 2
~ 95
/'l.·1118-3 Tiga
GcdoogW!Ul
2
2 2 2 2
f\1arp,llTit;t
Gedmg \\(UJI~f.m.u
l
2
rvr.a.roa ii-
Jaya(i'u:1a
1
2
;9
Llb\,han ftat11
~o
L;1bu:hoo K:tt•
31
S7
I %
z 1
152 Lampiran 72 - lanjutan 97
t>.:aria Ti;a
~:tbang,lbrL
2
1
!.}:;!;
\far:,aTt~a
fl..t".;niA~
2
99
~l;u:gaTign
l'{cgcn Jer.aaaten
l
2 2
1110
\.tar~" T1za 1\·lal'!a l~1rd
Nrtn1 Kato.
1 l
~tari.aTiga
Sllkabu JWu
,
~l;uµ Tiga
Subt¥) Tig)
2
Marga Ti g.a
S1.rri ~tatnm Tmj.m~~ rriSin.w
]
101 102 103 104 105
tvl;irga Tiga
106 107 108
f\:l;:1q;a Ti1.11
Nq\
2
2 2 2 2 2
1
1
.~tmramllaru
l 2 2 2
flo'f3lU'.t1l UAru
Ke:OOn llaTI• .\lon.bbS...
110
t-.1acaa:n Baru ~latumnBatu )..fat;;ram Batu
R>jaha&t llaru
7
2
Ill
~tatillam Beru
Tdut C>abln
1
112 113
i\{ataram Baru tvfatiirau1 U
I Trlllll! p.,iJ:
2 J
W•yA=g
2 2
114
(!..1cluting
flK Rmdai
]
I lj
l'\·tc:Jhting ft.·1~1intin;,; rv1elln 1i ng J-.1.:hnti:u!,
Sidoila.
2
Stm1K11Wi
Tcm.r.actAji Teinng
l 2 l l
109
2 2 1
I
119
~1dint:i'.lg
\Vdot
120
~1~tro.t Kiban;.t
~
2
121
~f::tn.t Kitxl.ng
f\·1~.f.l)a
2
2 2 2 2 2 2 2 l
122
!\·tam Kiban~
)i;1wgo$an
123 JZ4
Metro J( i.OOn;
?\.1:trt'(t Tot.>
2 2
2
lvf~tto Kibene
Pwbo&mbodo
z
I
125
t-.1.:ttO K"i"b31lt-
Sumbc< ~"'"&
126
Kedur.g,R~il
2 2
127
Pa.;;ir$ak1i Pasir S;:.kti
2 2
I ~l"lu.'l*" ~
1
2
128
Pasir S:!kti
t-.-td.:irS:an
129
Pasrr !):1kti
t.1•1y:t ~ari
l30
PMir Sa11i
2 2 2
131
Pa~irSak1i Pas1rS~li
2 2 2
uz
l'a;ir S~l1
P""""tjo RCJ'.> \f~~o
131
P.:i:;ir S3->ti
Surnur Kocing:
IJ4
J>ckalongan
Atirtjo
135 IJ6
Pitkalon~an
Guti \\'amo
Pckatooga.1
<.imllcg Rejo
111
Pl~k<'llO"$~tl
lJS 1]9 140 1•1 1<2 143
P¢kal:>n~an
116
117 l
rs
i
2
2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
loJ<>S K.-ti~-ning
2
2
!
2
Pekai:'n!3n
Ma"'-
l
I
Pek::tklnzaii
Skbhdi
l
r.e1a1.:>n;:.1u•
.Si:titnut
l
2 2
l'ictalon~a.
Tub. R~;o
2
2
Pct
'>{c.."OOS¥1
)
lr>I
?urbolinggo
145
::iu.rbolinggo
146
.,wbolitl@g(t
T""""' kin 1.......R.oto ·r3M::lrtC~i
1 2 2
147
?u1bollnu•m
TamanEndalt
2 !
z
1
l
2
153 Lampiran 22 lanjutan 148
ru100l1n~"
"ll.JlllJn
14')
l'\JJOOl1n~hng_gil
laml>Jb l>.li
150
z
l
1 l 2 l 1
2 2
J:;1p:1
ranbah Lah..-
''I
rurro1tnr . ~1 .
)52
~rb:)hnggu
·rooj•~frk• ·1 Mjllf'tfKcstma
Ill
Pnrb:)l1nc:;,_'t1
"I
154
TqalYoso ,.oc fl~fjl'.
z
1
]
)
l5o
rnrb.11in~>o P\11bJlul~ R..1nm t..t.ara
KuttRtmJn
1
ll)
R.an1:ln I .1:1.~
k~mt Pui!t
2
J,'IK
j( JUl~ltl t
I
JlQ
Ram~Ul l! li11f.
}
]
16-0
Rilll1M U1.1ri
H:unan ~· Ronan EnJ~ R"""'Faju
2
z
l
Hil
tt:ant:iu 1-'1')1'
1
l
l6.!
R:tn1on lJt:U:. H.:it11jfl Ubta:
Ktina llia)l
16)
Ram:111 lJbtll
R(j..Da""P'
l l
164
R11n:in
Rqc>K-
2
I (1.,<
Ranl:.ln Obit
tt~·~ K:ihl)'I.:
2
2 2 2
Ibo
l<:unan t nar:i.
KU:O~•dl'\-.l
l
l
167 l(o8
Sc~umrurti: S
Giri Kc"->pv \1~y'"
155
tar :'.
Otve
]
2
1
Sok:.mrun~
s,~
!)(k:itnpu11-
S.00nuk11
liS 17(1
Stkrwnr~1r1g
Side>r1~>"0
Scluimpung
Suto flarJO
17i
~ck{UTl~,ung
S&m.t-« (.kdt
178
Sc-k:in1~ung
SUlnl'.cr!\.sJ
17~
$1?kf11tlp,1,u&
Tri ~lutjv
1 2 2 2 2 2 l l 2 2 2 2 2
JM
Seek um Fun~ SFu~ UJok
w...i:,..o
2
2
181
B:inj:w As;vtlfl
2
I
IX1
!li:k11mJ1ung Utbk
l~·I
Sl:k:ampung Ud1k ~ck:i:ttpun.1 Ud1.k
2 2
2
183
Bu <.iun1111 Sari lloior~ Otawtj.v.ill
2
us
Sel..2..Tipun.u; L'dlk
l)lni ~tul)'O
IS6
Sc1U1:11pung l:dik
Gunui~ Ag1111g
187
~ck:i'1lpuns Ldtk
Ginns ht..11)0
ISi!!
!Sck'9'Tlf'llnt; l.d1k
Uuno.1g hsu Ja.,~
2 2 2 2 2
1X9
S..:k:r."Vl"lt l.Jik
(;lmU.'1SSug~ lksw
)
J<)()
~d.au1pu11g U1.hk
Mcnpi~OO!lS"
2
z
IYJ
~cl::1111p1ne H.-lik
~Rlth;v.10
l
2
191
Sl.'.:kan1p:mg Udik
Si
I
2
19)
~tklJOl(:\.lnl:,Ud1k
'i1rdMP. AllOO
}
2
19•
:)dta111fxtnt; U d lk
Tu'm
3
19l
Suka.JaiL:t.
BmuAJU
2
196
Sull..aJaua
Rt.mi N.ahl.:ng Udit
m
SukllJ.tna
198
Suk~a
\laatail Mar~ }iu;au Jn-a
2 2 l 2
2
1(19
liO Iii 172 173 I i4
.~.~""'"""'
G111liuw
Hue:o ~lul}<> K•)J l\lulh
~1"'•
~(U.)li
S.,.,..k ....
1
2 ]
2 2
2 1
2 1
2 ~ 2 2
2
2 2
~ 2 l
"
l
2
154 l.ampiran Zl
anuuan z
l\.l9
Sukadana
2CO
Sukadana
Ncoc3til ~~~~ ratllal Aji
2~1
Sukad>ttl
l'll5U !)ukad:aaa
2
'
2(2
Sukadana
l'unAFII
]
203
,(;ukaJana
2c:1
Suk3.:l3rw
Rop_ ll_!'l><"i R""""' Jap lJdik
2C5 2{'6
Sakadaea
R,.... Jap lldikJ;
Sulta.;J.100.
SuW!ano
2 l 1 2
2(1]
Sukadana
Sutadom Llr
?
208 2L•9
Sutooana
~Tmlk
Suta\lana
Sdfabl)-a L.dK
l 2
210
Subdiu'la
211
Waway Kary:i.
T«b~M<rp krlbtana
212 213 214
V•izv.·ay Karya
215
'.\.'~\.\'3)'
tZ~·a
216
\\.'a\~·ay K.;irya
SU111b
217 218 219
\\.'a,,·a-y K;ifya
2~0 221 222
2''.J
Y.lay Run~iu
224-
\Vay BungJC
Tan)Ulg Taojt.ng Tm'"'"
2"'
\Vay OuilgJ.f
TcpOnbo
226
\VayBungJr
To:o!'otol)1>
2
\Va)' Bwg.ir
fo:oProio
2
Bnja .""1 Bf1l}aCob Bnja~'I
2 2 2
,,-·'
2 l l 2 2 2 2
~ .,
• 2 2 2
2
M"'P llolin ~1ckarKar;a Np.ti Kat)'a
1 2 2 2
Sido Raha}v
z
2
l 2
2
Su11hcr Rqo
\Vli"'3Yt\;irya
Taajw1_g\\i;u~i
2
\.\'away Katya
2
2 1
way Uung.m
T•iT•~-All :<..ti P.J'.>il
V.tay l:Jungs.1r
Tm.an ~.Je~.n
2
'}lit)' Bun;;-.u
Tillfit.ah Slbut
2
o,Vr;v.·a~· Karya. \\.'<'.""'Jt>' K.nrya
°'"'""°
2
2 2
2
2
2 1
2 2
2
2 2
229
\Vay Jcpara \Vay Jepara
23()
\Vay Jepata
23l 2JZ 233 234 235 236
\Vay Jepat:a \\' "Y Jepara_
Rnjaf:l'\2$
z
2 2 2 2
Bcajafzja:J
2
2
\\':.y Jepata
Br1iaS:.S..,1
1
\Viy }C(tatll
kpon
2
\\'ay J~(!
labullanRawl
2
\V•'J Jc~a
l..ibul>JnRawll
!
2)7
\VlJy/c:fY.U".1
Sri R~josaii
z
238 2)9
\Va'! Jt:11;,ua
S1i \\=allgi
2
2
\VayJcpara
Simbcr M"""
2
2
240 2·11
\Vay Jcpar.a
Su-nkrc_j(>
1
2
\\.'ay Jcpar:t
Su:nur ll:ar..dmg
l
2
228
I
'
2 2