ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN PROBIOTIK JENIS YOGHURT (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor)
Oleh:
TOVAN YULIANTO A.14105715
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN TOVAN YULIANTO. Analisis Sikap dan Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Probiotik Jenis Yoghurt (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor). Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR. Kemajuan di segala bidang telah menyebabkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat dengan waktu yang terbatas, serta pola kehidupan masa kini yang ditandai dengan tingginya biaya hidup, menuntut adanya jenis makanan dan minuman instan dan sehat untuk memenuhi asupan gizi masyarakat setiap hari. Kesadaran akan kesehatan terjadi seiring semakin tingginya mobilitas masyarakat akan tuntutan dunia yang semakin maju. Banyak hal yang dilakukan masyarakat untuk menjaga stamina tubuh agar kondisinya tetap baik, salah satunya dengan cara mengkonsumsi minuman-minuman kesehatan seperti yakult dan vitacharm. Sejalan dengan perkembangannya, yakult masih memimpin pangsa pasar minuman probiotik sampai 50 persen. Yakult tidak pernah berhenti dalam melakukan edukasi pasar dan selalu menyelenggarakan program unggulannya yakni kunjungan pabrik dari masyarakat umum. Sementara market share vitacharm, masih belum mencapai dua digit, bahkan empat tahun lalu yakult menguasai pangsa pasar susu fermentasi sekitar 62 persen, vitacharm hanya sebesar 1,9 persen, masih di bawah calpico (keluaran Ajinomoto) yang market sharenya sebesar sekitar 6,5 persen. Melihat pentingnya konsumen dalam bisnis ini, perusahaan dituntut bukan hanya menghasilkan produk yang berkualitas, namun perlu memperhatikan strategi pemasaran yang efektif dan efisien sesuai perubahan selera konsumen terhadap atribut minuman probiotik jenis yoghurt. Pemahaman mengenai preferensi konsumen terhadap atribut minuman probiotik dapat dijadikan sebagai acuan dalam program strategi pemasaran produk yang berkualitas dan berdaya saing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden minuman probiotik jenis yoghurt, menganalisis sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut, tingkat preferensi konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik jenis yoghurt yakult dan vitacharm dan strategi pemasaran yang dapat diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan. Prosedur pencarian responden dilakukan secara acak (random), berdasarkan convenience sampling (kesediaan responden untuk dilakukan wawancara) dengan jumlah responden sebanyak 100 orang dengan syarat pernah mengkonsumsi minuman probiotik yakult dan vitacharm. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari yang dilakukan di Plaza Ekalokasari, Botani Square, Pangarango Plaza, Bogor Trade Mall, Plaza Jembatan Merah, Warung Jambu Plaza, dan Yogya Dept. Store Kedung Halang, Ada Swalayan, Bogor Plaza, dan Pasar Grosir Bogor yang masing-masing sebanyak 10 responden. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data yang terhimpun kemudian diolah secara manual untuk mempermudah penginputan data pada paket aplikasi komputer. Pengidentifikasian karakteristik responden minuman probiotik digunakan tabulasi silang atau grafis pada
analisis statistik deskriptif, Metode analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dan preferensi konsumen berdasarkan atribut produk minuman probiotik dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengkaji tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut produk. Sedangkan Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengkaji tingkat kepuasan konsumen dari minuman yakult dan vitacharm. Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang melakukan pembelian minuman probiotik yakult dan vitacharm adalah perempuan (64 persen), berusia antara 30-36 tahun (28 persen) dan umumnya sudah menikah (68 persen), dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (46 persen). Sebagian besar berpendidikan sarjana (35 persen), yang berprofesi sebagai pegawai swasta (26 persen) dengan rata-rata pendapatan perbulan berkisar antara Rp. 2.180.001 - Rp. 3.120.000 (35 persen). Tujuh atribut yang menjadi pertimbangan pertama konsumen dalam melakukan pembelian yakult dan vitacharam adalah khasiat kesehatan (4,85), rasa (4,82), kebersihan produk (4,81), memiliki izin Depkes (4,80), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,80), tanpa ada zat pengawet (4,78), dan kehalalan (4,77). Atribut yang paling terakhir menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah desain kemasan (3,87). Beberapa atribut yakult yang dianggap sangat baik adalah kehalalan (4,74), memiliki izin Depkes (4,67), kebersihan produk (4,65), khasiat kesehatan (4,61), tanpa ada zat pengawet (4,60), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,60), komposisi produk (4,56), rasa (4,47), keoptimalan kondisi bakteri (4,47), dan merek (4,39). Atribut vitacharm yang dianggap sangat baik oleh konsumen adalah kehalalan (4,44), kebersihan produk (4,42), memiliki izin Depkes (4,42), tanpa ada zat pengawet (4,35), khasiat kesehatan (4,35), komposisi produk (4,35), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,33) dan keoptimalan kondisi bakteri (4,33). Berdasarkan analisis sikap fishbein, diketahui bahwa sikap konsumen terhadap merek yakult lebih positif dibandingkan sikap konsumen terhadap merek vitacharm dengan nilai masing-masing adalah 382,70 dan 363,92. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut yang perlu
perbaikan karena memiliki kinerja yang rendah. Pada tingkat kepentingan, atribut yang berada pada kuadran I harus menjadi prioritas utama untuk produk Yakult adalah rasa dan khasiat bagi kesehatan. Sedangkan pada produk Vitacharm adalah rasa. Pada atribut tersebut tingkat kepentingan tinggi tetapi kinerjanya masih rendah. Sedangkan atribut yang perlu dipertahankan untuk produk Yakult adalah halal, informasi kadaluarsa, ijin Depkes, tanpa bahan pengawet, kemudahan meminum, komposisi produk. Sedangkan atribut yang perlu dipertahankan untuk produk Vitacharm adalah kemudahan meminum, komposisi produk, tanpa bahan pengawet, ijin Departemen kesehatan, halal dan informasi kadaluarsa. Sedangkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen Yakult, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) 77,84%, pada kriteria puas, karena berada pada rentang skala 60-80 persen. Berdasarkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen Vitacharm, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) 73,30%, pada kriteria puas, karena berada pada rentang skala 60-80 persen.
Berdasarkan penelitian tersebut, produsen dan pemasar minuman probiotik khsususnya yakult dan vitacharm, harus lebih tanggap akan perubahan selera konsumen dengan terus memantau dan memahami preferensi konsumen terhadap atribut produk, guna menciptakan produk yang berkualitas dan sesuai preferensi konsumen.
ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN PROBIOTIK JENIS YOGHURT (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor)
Oleh:
TOVAN YULIANTO A.14105715
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul
:
Analisis Sikap Dan Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Probiotik Jenis Yoghurt (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor)
Nama
:
Tovan Yulianto
NRP
:
A14105715
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Rahmat Yanuar, SP, MSi. NIP.197601012006041010
Mengetahui:
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 195712221982031002
Tanggal Lulus Ujian:
LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN PROBIOTIK
JENIS
YOGHURT
(KASUS
KONSUMEN
YAKULT
DAN
VITACHARM DI KOTA BOGOR” ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT DENGAN SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
PADA
PERGURUAN
TINGGI
ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, April 2010
Tovan Yulianto A14105715
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 4 Juli 1984, sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan bapak Supriatno dan Ibu Nurna. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri VI Pasiripis. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri I Surade dan lulus pada tahun 1999. Setelah itu Penulis melanjutkan ke SMU Negeri I lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke IPB melalui jalur USMI, pada Program Studi Pengelola Perkebunan, Departemen Budi Daya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2005, setelah menyelesaikan pada Program Studi Pengelola Perkebunan penulis langsung melanjutkan perkuliahan dengan mengambil Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan di Ekstensi penulis bekerja paruh waktu di Seameo Biotrop Tajur pada tahun 2005 sebagai Asisten Teknisi Budidaya Tanaman tropika, Demplot Pertanian Organik di Situ Gede-Bogor pada tahun 2005 sebagai Teknisi Penyuluhan, Warta Polisi Bogor tahun 2006-2007, Misi Teknik Taiwan di Situ Burung-Bogor sebagai Asisten Lapang di tahun 2008, Bin (Berita Independen Nusantara) sebagai Korlip Bogor tahun 2008-2009, Interpol (Informasi Tentang Kinerja Polisi) sebagai Kapala Biro Bogor tahun 2009-2010, Interpol (Informasi Tentang Kinerja Polisi) sebagai Korwil Provinsi Banten tahun 2010-2011 dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup LPPM-IPB sebagai Fasilitator Lapang tahun 2010.
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirraahiim. Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan ridho dan karuniaNya berupa kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis dan penelitian serta penulisan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi melalui penelitian merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar "Sarjana Pertanian" pada Departemen Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis melakukan penelitian di Kota Bogor, dengan judul skripsi Analisis Sikap Dan Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Probiotik Jenis Yoghurt (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor) Dalam Hidup ini terkadang timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Dengan ini, ungkapan mohon maaf penulis atas keterbatasan skripsi ini dan diharapkan kedepannya, keterbatasan ini hendaknya dapat menjadi bahan masukan agar disempurnakan oleh pembaca untuk penelitian dan penulisan skripsi berikutnya. Akhir kata penulis berharap semoga apa yang dilakukan oleh penulis ini mendapat ridho dari Allah SWT dan menjadi nilai ibadah bagi penulis, serta bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Wallhamdulillaahirobbil’alamiin.
Bogor, April 2010
Tovan Yulianto
UCAPAN TERIMAKASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Kedua Orangtua tercinta yang senantiasa memberikan yang terbaik kepada penulis. 2. Rahmat Yanuar, SP., M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan baik. 3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penelitian ini. 4. Febriantina Dewi, SE., MSc, selaku dosen penguji pada ujian sidang skripsi ini. 5. Keluarga
besar
PPLH-IPB
yang
telah
memberi
dukungan
dan
motifasinya. 6. Para sahabat dan teman-teman terbaik Fitri Utari, NR. David Siagian , Fitrial, Apip, Prawira Yogaswara dan Vivi Silvia Januar. Semoga segala amal kebaikan yang telah dilakukan menjadi nilai ibadah yang tidak terhingga di sisi Allah SWT. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR .............................................................................. I
PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
II
ix x
Latar Belakang................................................................................. Perumusan Masalah ....................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................ Manfaat Penelitian .......................................................................... Batasan Penelitian ...........................................................................
1 4 8 8 9
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.2 2.3
Sejarah Probiotik ............................................................................. Pengertian Probiotik ...................................................................... Studi Terdahulu .............................................................................. 2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Minuman Probiotik ............... 2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen ............... 2.3.3 Keterkaitan dengan Studi Terdahulu ...............................
10 11 13 13 13 16
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
3.2 3.3
Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 3.1.1. Definisi Konsumen ............................................................ 3.1.2 Perilaku Konsumen ............................................................ 3.1.3 Sikap ...................................................................................... 3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ........................................................ 3.1.4.1 Faktor Budaya ...................................................... 3.1.4.2 Faktor Sosial.......................................................... 3.1.4.3 Faktor Individu .................................................... 3.1.4.4 Faktor Psikologis .................................................. 3.1.5 Proses Keputusan Pembelian ............................................ 3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan ....................................... 3.1.5.2 Pencarian Informasi ............................................. 3.1.5.3 Evaluasi Alternatif ............................................... 3.1.5.4 Pembelian dan Hasil Pembelian ........................ 3.1.6 Preferensi Konsumen ......................................................... 3.1.6.1 Importance and Performance Analysis ..................... 3.1.6.2 Customer Satisfaction Index ..................................... 3.1.7 Bauran Pemasaran .............................................................. Atribut Produk ................................................................................ Kerangka Pemikiran Operasional ................................................
19 19 19 19 20 20 21 22 23 24 25 25 26 27 27 28 30 30 33 33
IV METODE PENELITIAN 4.1 4.2 4.3 4.4
4.5
V
Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data ...................... Jenis dan Sumber Data ................................................................... Perancangan Sampel dan Pengumpulan Data........................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 4.4.1 Pengidentifikasian Karakteristik Responden ................ 4.4.2 Pengukuran Sikap .............................................................. 4.4.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja ( Importance Performance Analysis) .......................................................... 4.4.4 Customer Satisfaction Index................................................... Definisi Operasianal .......................................................................
36 36 36 37 38 38 40 44 46
GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 5.2
5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
Karakteristik Umum Daerah Penelitian ...................................... Karakteristik Umum Responden.................................................. 5.2.1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin................... 5.2.2 Sebaran Responden Menurut Usia ................................... 5.2.3 Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan ........... 5.2.4 Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga ............................................................................... 5.2.5 Sebaran Responden Menurut Pendidikan....................... 5.2.6 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan .......................... 5.2.7 Sebaran Responden Menurut Pendapatan ...................... Pengenalan Kebutuhan.................................................................. Pencarian Informasi ....................................................................... Evaluasi Alternatif .......................................................................... Keputusan Pembelian .................................................................... Perilaku Pasca Pembelian ..............................................................
52 53 53 54 55 57 58 60 61 62 65 66 67 71
VI ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) 6.1 6.2 6.3
VII
Evaluasi Atribut (bi)....................................................................... Tingkat Kepercayaan Atribut (bi) Yakult dan Vitacharm ........ Analisis Sikap Konsumen (Ao).....................................................
75 76 81
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1
Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult ...... 7.1.1 Kemudahan Meminum ....................................................... 7.1.2 Ukuran Kemasan .................................................................. 7.1.3 Kekentalan Meminum ......................................................... 7.1.4 Rasa ........................................................................................ 7.1.5 Komposisi Produk ............................................................... 7.1.6 Kasiat Bagi Kesehatan ........................................................
84 84 84 85 85 85 86
7.1.7 Pilihan Rasa .......................................................................... 7.1.8 Harga ..................................................................................... 7.1.9 Keoptimalan Kondisi Bakteri .............................................. 7.1.10 Tanpa Ada Zat Pengawet ................................................. 7.1.11 Ada Izin Departemen Kesehatan ................................... 7.1.12 Kehalalan ............................................................................ 7.1.13 Karakteristik Produk ......................................................... 7.1.14 Informasi Kadaluarsa ........................................................ 7.1.15 Ketersediaan Produk ......................................................... 7.1.16 Promosi ............................................................................... 7.1.17 Jenis Kemasan ..................................................................... 7.1.18 Desain Kemasan ................................................................ 7.1.19 Ciri Khas Desain Produk .................................................. 7.1.20 Merek ................................................................................... 7.2 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult dan Vitachram ................................................ 7.3 Hasil Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) .......................... 7.4 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Vitachram ..............................................................
86 87 87 87 88 88 88 89 89 90 90 90 91 91 91 98 105
BAB VIII. STRATEGI PEMASARAN PRODUK YAKULT DAN VITACHRAM 8.1
Rekomendasi Strategi Pemasaran Yakult................................... 8.1.1 Strategi Produk ..................................................................... 8.1.2 Strategi Harga ....................................................................... 8.1.3 Strategi Promosi .................................................................... 8.1.4 Strategi Distribusi .................................................................
107 107 108 108 109
BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 9.2
Kesimpulan ..................................................................................... Saran .................................................................................................
111 113
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
114
LAMPIRAN .............................................................................................
115
DAFTAR TABEL No. 1
Halaman Form Penilaian Evaluasi Atribut (ei) dan Tingkat Kepercayaan (bi Minuman Probiotik .......................................................................
40
Nilai Evaluasi Atribut (ei) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm .............................................................................................
77
3
Nilai Kepercayaan Atribut (bi) Minuman Probiotik Yakult .........
79
4
Nilai Kepercayaan Atribut (bi) Minuman Probiotik Vitacharm ..
80
5
Nilai Sikap Konsumen (Ao) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm .............................................................................................
82
Perhitungan Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja Pada Produk Yakult.........................................................................
92
2
6 7
Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index
Produk Yakult ............................................................................. 8
Perhitungan Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja
Pada Produk Vitacharm ............................................................ 9
98 99
Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index Produk
Vitacharm ....................................................................................
104
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1
Indeks Harapan Hidup Indonesia .....................................................
2
2
Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Indonesia ...............................................................................................
4
3
Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ....................
20
4
Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian .....................................
24
5
Kerangka Pemikiran Operasional......................................................
35
6
Diagram Kartesius Tingkat Kesesuaian Kepentingan dan kinerja
43
7
Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ...................................
54
8
Sebaran Responden Menurut Usia ....................................................
55
9
Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan ............................
56
10
Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga ..............
57
11
Sebaran Responden Menurut Pendidikan .......................................
59
12
Sebaran Responden Menurut Pekerjaan...........................................
60
13
Sebaran Responden Menurut Pendapatan .......................................
61
14
Motivasi Pertama Kali Membeli Minuman Probiotik ....................
63
15
Manfaat yang Ingin Dicari Mengkonsumsi Minuman Probiotik .
64
16
Penghalang Dalam Melakukan Pembelian Minuman Probiotik ..
64
17
Sumber Informasi Minuman Probiotik .............................................
65
18
Cara Pembelian Minuman Probiotik.................................................
68
19
Pihak Yang Mempengaruhi Pembelian Minuman Probiotik ........
69
20
Tempat Pembelian Minuman Probiotik ...........................................
69
21
Waktu Pembelian Minuman Probiotik .............................................
70
22
Frekuensi Mengkonsumsi Minuman Probiotik ...............................
71
23
Kepuasan Konsumen Terhadap Minuman Probiotik .....................
72
24
Keputusan Pembelian Ulang Jika Harga Minuman Probiotik Mengalami Kenaikan...........................................................................
72
25
Perasaan Jika Tidak Mengkonsumi Minuman Probiotik ...............
73
26
Alternatif Pembelian Jika Minuman Probiotik Tidak Tersedia .....
74
27
Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult ........................................................................
27
Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan
93
Kinerja Produk Vitacharm ..................................................................
100
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1.
Halaman Kuisioner ..............................................................................................
116
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang cepat telah menjadikan dunia kesehatan memegang peranan penting disetiap aspek kehidupan manusia. Pesatnya populasi penduduk Indonesia tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan banyak kejadian dalam dunia kesehatan. Perubahan sudut pandang dari semula melihat kesehatan sebagai komoditi yang konsumtif, telah menjadi suatu investasi sumber daya manusia yang menentukan arah perkembangan suatu negara. Dengan
adanya
laju
pertumbuahan
populasi
penduduk
dan
perkembangan industri menyebabkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat dengan waktu yang terbatas, serta pola kehidupan masa kini yang ditandai dengan tingginya biaya hidup, menuntut adanya jenis makanan dan minuman instan dan sehat untuk memenuhi asupan gizi masyarakat setiap hari. Perubahan persepsi dan orientasi masyarakat terhadap kesehatan telah mengalami pergeseran dari tindakan mengobati menuju tindakan preventif. Kesadaran akan kesehatan terjadi seiring semakin tingginya mobilitas masyarakat akan tuntutan dunia yang semakin maju. Banyak hal yang dilakukan masyarakat untuk menjaga stamina tubuh agar kondisinya tetap baik, salah satunya dengan cara mengkonsumsi minuman-minuman kesehatan seperti yakult, vitacharm, activia, kratingdaeng, calpico, jamu dan lain-lain. Kondisi demikian telah menyebabkan tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman kesehatan seperti yang dinyatakan salah satu media masa di Indonesia
bahwa jumlah masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi minuman kesehatan yaitu sekitar 12 juta orang perhari1. Badan Pusat Statistika Tahun 2008 mencatat bahwa telah terjadi peningkatan taraf kesehatan masyarakat Indonesia, yang ditandai adanya kenaikan Indeks Harapan Hidup (IHH) dari tahun ke tahun2, yang mengindikasikan adanya peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia. Grafik Indeks Harapan Hidup tersebut disajikan pada Gambar 1. Sejak tahun 2002 terjadi peningkatan menjadi 67,6 pada tahun 2004 dan 68,1 pada tahun 2005. Suatu peluang yang cukup menjanjikan termasuk para pengusaha yang berperan aktif dalam menciptakan dan mendistribusikan produk-produk kesehatan kepada masyarakat.
Indeks Harapan Hidup
68.5 68.0 67.5 67.0 66.5 66.0 65.5 65.0 Indek Harapan Hidup
1999
2002
2004
2005
66.2
66.2
67.6
68.1
Tah u n
Gambar 1. Indeks Harapan Hidup Indonesia (BPS,2008) Kondisi tersebut bagi sebagian pengusaha dipandang sebagai potensi bisnis yang prospektif. Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 239,19 juta pada tahun 20073, serta adanya kenaikan pengeluaran masyarakat terhadap makanan dan minuman pada tahun 2006 sebesar 56,1 persen4, diduga
1
Sinar harapan. 2003. www.BPS.go.id. 2008. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 1999-2005. 3 Bappenas. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) 20002005. Bappenas-BPS (United Nation, Population Fund). Jakarta 4 www.BPS.go.id.2008 2
akan manambah motivasi para investor untuk melakukan ekspansi binis di bidang minuman kesehatan. Beberapa produsen minuman kesehatan di Indonesia adalah PT. Yakult Indonesia Persada dan PT. Ultra Prima Artaboga yang telah meluncurkan produk minuman kesehatan jenis yoghurt yang berkhasiat untuk memperbaiki penyerapan gizi makanan, mengurangi gangguan usus, memperlambat proses degeneratif alamiah akibat perkembangan kumankuman merugikan dalam sistem pencernaan, serta memperkuat fungsi usus dengan menjaga keseimbangan pola usus. Minuman kesehatan jenis yoghurt, secara ilmiah dikenal sebagai minuman probiotik karena minuman tersebut mengandung mikroba yang menguntungkan bagi kesehatan. Di Indonesia dikenal beberapa merek minuman kesehatan jenis probiotik misalnya yakult, vitacharm, activia dan yang lainnya. Kemunculan beberapa perusahaan minuman probiotik tersebut menyebabkan peningkatan jumlah industri di Indonesia. Keberadaaan industri minuman probiotik yang semakin berkembang di Indonesia, secara tidak langsung telah memberikan andil besar bukan hanya bagi dunia kesehatan, namun bagi kemajuan perekonomian bangsa dan negara Indonesia seperti penyerapan tenaga kerja, peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan penyumbang devisa negara. Eksistensi perusahaan minuman probiotik tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan konsumen sebagai mitra bisnis, oleh sebab itu konsumen adalah individu penting yang perlu mendapat perhatian dan penghargaan. Badan Pusat Statistika Tahun 2008 mencatat adanya kenaikan jumlah industri makanan dan minuman pada skala industri menengah
dan besar sejak tahun 2003 sebanyak 4.414 industri menjadi 4.723 pada tahun 20055 (Gambar 2). 4800 4700
Jumlah
4600 4500 4400 4300 4200 Jumlah
2001
2002
2003
2004
2005
4559
4551
4414
4639
4723
Tahun
Gambar 2. Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Pada sistem ekonomi yang berbasis pasar pengetahuan perilaku konsumen sangat penting diketahui setiap saat. Seiring terjadinya perubahan selera konsumen terhadap berbagai atribut produk, menuntut selalu dilakukan inovasi dan perbaikan kualitas produk yang disukai konsumen. Pemahaman mengenai preferensi konsumen terhadap berbagai atribut produk merupakan langkah awal mengetahui preferensi konsumen dalam mencipatakan produkproduk yang berkualitas.
1.2 Perumusan Masalah Dewasa ini jumlah pasar minuman kesehatan di Indonesia semakin kompetitif. Salah satu pemicunya adalah masyarakat yang telah disibukkan dengan berbagai aktivitas. Sehingga masyarakat memerlukan asupan gizi yang seimbang agar tetap menjaga kesehatan. Dengan adanya kondisi tersebut, mulai bermunculan industri-industri minuman kesehatan probiotik jenis yoghurt telah 5
www.bps.go.id.2008. Number of Establishments by Subsector, 2001-2005
ikut andil dalam memperubutkan pangsa pasar. Seiring berjalannya waktu, membuat selera
konsumen berubah. Sehingga perusahaan mempunyai
tantangan untuk terus meningkatkan kualitas produk agar konsumen dapat membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Selain dari peningkatan produk, perusahaaan jugaa
harus mampu
melakukan strategi dalam hal pemasaran untuk meningkatkan pasar dan menambah pangsa pasar yang ada. Apabila strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan kurang memperhatikan perilaku konsumen maka bukan tidak mungkin
perusahaan
akan
mengalami
kerugian
karena
produk
yang
diciptakannya kurang berkenan di hati pelanggan. Yakult dan vitacharm merupakan merek minuman probiotik yang sudah lama bersaing dalam meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Keduanya saling berebut pelanggan dan menerapkan strategi-strategi untuk membentuk image positif, serta terus menerus melakukan inovasi dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh yakult adalah Direct Selling dan Yakult Lady. Sistem Direct Sales digunakan untuk mendistribusikan yakult ke toko-toko, supermarket, koperasi, kantin dan lain-lain. Sampai Mei 2007, PT. Yakult Indonesia Persada telah mempunyai 37 (tigapuluh tujuh) cabang atau TKU (tempat kegiatan usaha ) yang melayani outlet-outlet yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan & Sulawesi. Sistem Yakult Lady adalah sistem pendistribusian produk yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu, Yakult Lady melakukan propaganda yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat yakult. Saat ini PT. Yakult Indonesia Persada memiliki kurang lebih 1100 Yakult Lady yang tersebar di 93 center-center di seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Purwakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bali dan Palembang6. Berbeda halnya dengan vitacharm, selain meluncurkan kampanye baru, vitacharm juga menghidupkan saluran distribusi langsung ke end user. Sejak diambil alih dari PT Pola Sehat Industri pada tahun 2000, manajemen PT Ultra Prima Artaboga yang bernaung di bawah Orang Tua Grup (OTG) selalu melakukan berbagai upaya untuk memunculkan merek ini ke permukaan. Pada tahun 2004 vitacharm berusaha menghidupkan kembali brand yang sejatinya sudah ada sejak tahun 1979. Revitalisasi dilakukan mulai dengan mengubah positioning produk (dari sekedar produk susu fermentasi menjadi minuman probiotik alias kesehatan) dan melakukan strategi branding sampai komunikasi secara terintegrasi. Pada kenyataannya, hasil yang diperoleh masih jauh dari yang diharapkan7. Sejalan dengan perkembangannya, yakult masih memimpin pangsa pasar minuman probiotik sampai 50 persen. Yakult tidak pernah berhenti dalam melakukan edukasi pasar dan selalu menyelenggarakan program unggulannya yakni kunjungan pabrik dari masyarakat umum. Sementara market share vitacharm, masih belum mencapai dua digit, bahkan empat tahun lalu yakult menguasai pangsa pasar susu fermentasi sekitar 62 persen, vitacharm hanya sebesar 1,9 persen, masih di bawah calpico (keluaran Ajinomoto) yang market sharenya sebesar sekitar 6,5 persen8. Vitacharm melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan variasi jenis rasa, warna. Beberapa pilihan rasa yang ditawarkan antara lain rasa apple, 6
http://www.yakult.co.id/profil.html.2008. Sejarah Yakult. Tanggal 28 Mei 2008. www. Google.com. promosi vitacharm. 2008 8 Loc.cit 7
grape, strawberry, apple, classic white dan orange9. Pada kenyataannya, meskipun vitacharm telah melakukan diversifikasi jenis rasa, namun yakult tetap menjadi pilihan konsumen sampai saat ini. Hal ini berdasarkan hasil survei dari sebuah cyber www.pintunet.com yang melakukan survei terhadap 560 responden yang pernah mengkonsumsi minuman probiotik, dimana yakult masih menjadi top branded saat ini10. Melihat pentingnya konsumen dalam bisnis ini, perusahaan dituntut bukan
hanya
menghasilkan
produk
yang
berkualitas,
namun
perlu
memperhatikan strategi pemasaran yang efektif dan efisien sesuai perubahan selera konsumen terhadap atribut minuman probiotik jenis yoghurt. Pemahaman mengenai preferensi konsumen terhadap atribut minuman probiotik dapat dijadikan sebagai acuan dalam program strategi pemasaran produk yang berkualitas dan berdaya saing. Berdasarkan permasalahan tersebut, Kotler (2005) menyatakan bahwa perusahaan harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi orang-orang yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses keputusan pembelian. Permasalahan-permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik konsumen minuman probiotik jenis yoghurt antara yakult dan vitacharm?
9
www.vitacharm.com. Tanggal 28 Mei 2008 http://www.pintunet.com/.2008. Minuman Probiotik. Tanggal 28 Mei 2008.
10
2. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik jenis yoghurt yakult dan vitacharm? 3. Bagaimana tingkat preferensi konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm? 4. Bagaimana strategi pemasaran yang dapat diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen minuman probiotik jenis yoghurt. 2. Menganalisis sikap konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik yakult dan vitacharm? 3. Menganalisis tingkat preferensi konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik yakult dan vitacharm. 4. Merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Terutama untuk produsen minuman probiotik jenis yoghurt sebagai referensi dalam pengembangan produk yang benar-benar disukai konsumen dalam menciptakan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan serta informasi untuk dijadikan bahan referensi dalam melakukan studi lanjutan.
1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan hanya pada minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm. Hal ini disebabkan kedua merek tersebut sudah lama bersaing, dan mempunyai banyak kemiripan, sehingga mudah untuk diperbandingkan. Pengambilan sampel hanya dilakukan di Kota Bogor disebabkan Bogor merupakan salah satu wilayah yang secara administratif sangat dekat dengan Ibu Kota Jakarta dan prospektif dalam pemasaran minuman probiotik jenis yoghurt.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Probiotik Minuman probiotik merupakan salah satu penemuan besar yang tak lepas menelisik sejarah penggunaan mikroba dalam makanan. Awal tahun 1900, Elie Metchnikoff yang terkenal sebagai bapak Imunologi melontarkan teori bahwa orang Bulgaria yang banyak minum yoghurt terbukti lebih awet muda dibanding yang tidak. Pemenang nobel tahun 1907 di bidang biologi atau fisiologi ini menyatakan bahwa ketergantungan mikroorganisme dalam tubuh manusia terhadap makanan menyebabkan mikro organisme tersebut dapat dimodifikasi dan mikro organisme berbahaya dapat diganti dengan yang lebih bermanfaat. Metcnikoff menyebut adanya Bulgarian bacillus yang terkenal dengan nama Lactobacillus bulgaricus yang digunakan untuk pembuatan yoghurt11. Penemuan Elie Metcnikoff telah menarik perhatian Dr. Minoru Shirota yang intens melakukan penelitian mikrobiologi untuk kesehatan umat manusia. Tahun 1930, Dr. Minoru Shirota berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakteri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan terhadap cairan pencernaan dan memperkuatnya menjadi strain baru yang unggul. Bakteri ini berbeda dengan bakteri lain, karena dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat mencapai dan bertahan hidup dalam usus manusia. Bakteri tersebut dapat membantu
11
meningkatkan
kesehatan
dengan
cara
mengaktifkan
sel-sel
http://www.rmexpose.com/index.php). Minuman Probiotik Bantu Tangkal Gangguan Pencernaan Menelisik Jejak Pionir Probiotik. Rabu 26 Mei 2008
kekebalan, meningkatkan jumlah bakteri berguna, dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan12. Penemuan Shirota kemudian diperdagangkan dengan mendirikan perusahaan yakult sebagai pionir minuman probiotik. Probiotik yang berarti ”for life”, berasal dari bahasa Yunani dan pertama kali digunakan oleh Lilly dan Stillwell tahun 1965 untuk menggambarkan substansi yang dikeluarkan satu mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan yang lain. Pada tahun tersebut, definisi
pertama
probiotik
mulai
diformulasikan,
ketika
Shirota
telah
menemukan Lactobacillus casei tahun 1930 yang terkenal dengan nama ”Yakult Strain”. Selanjutnya, banyak sekali probiotik yang ditemukan, dipublikasi, dan dipasarkan baik dalam bentuk yoghurt, suplemen makanan, dan lain-lain13. 2.2. Pengertian Probiotik WHO/FAO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri hidup yang apabila diberikan dalam jumlah yang sesuai akan memberikan efek yang menguntungkan pada tubuh manusia. Probiotik adalah bakteri yang dikultur dalam kondisi laboratorium lalu digunakan untuk menyeimbangkan mikroflora yang tak seimbang akibat stres, penyakit, atau penggunaan antibiotik14. Probiotik adalah suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (Lactic Acid Bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahuntahun karena mampu mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari
12
Loc.cit. Loc.cit. 14 Loc.cit. 13
dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter, dan lebih sering lagi, oleh ahli nutrisi, setelah pengkonsumsian antibiotik, atau sebagai bagian dari pengobatan candidiasis. Banyak probiotik disediakan dalam sumber alaminya seperti Lactobacillus pada yoghurt dan sauerkraut. Beberapa mengklaim probiotik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh15. Bentuk yang paling umum dari probiotik adalah produk peternakan dan makanan probiotik. Beberapa probiotik umum meliputi berbagai spesies dari genera Bifidobacterium dan Lactobacillus seperti: Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium breve, Bifidobacterium infantis Bifidobacterium longum, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus GG.
Ada pula satu spesies ragi yang
digunakan sebagai probiotik yaitu Saccharomyces boulardii. Beberapa bakteri yang umum dipakai dalam produk tapi tanpa efek probiotik (bakteri yoghurt): yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Beberapa bakteri lain disebutkan dalam produk probiotik yaitu Bacillus coagulans, Lactobacillus bifidus dan Lactobacillus caucasicus. Beberapa produk fermentasi mengandung asam laktat bakteri yang mirip, walaupun belum dibuktikan memiliki efek probiotik atau kesehatan yaitu kefir, yogurt, sauerkraut, kimchi, kombucha. Beberapa jenis minuman probiotik jenis yoghurt di Indonesia adalah yakult, vitacham dan activia yang bermanfaat
15
http://id.wikipedia.org/wiki/.2008 Probiotik. Tanggal 30 Mei 2008.
untuk mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus, membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. 2.3. Studi Terdahulu 2.3.1.
Studi Terdahulu Tentang Minuman Probiotik Penelitian tentang perilaku konsumen
terhadap minuman probiotik
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Ramadhani (2006) yang menganalisis proses keputusan pembelian Yakult dan mengkaji alternatif strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan perilaku konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa atribut produk yakult yang paling diperhatikan oleh perusahaan adalah tanpa adanya zat pengawet pada produk yakult. Beberapa atribut produk yang mempunyai tingkat kepentingan lebih besar adalah komposisi produk, keoptimalan kondisi bakteri, kehalalan, khasiat kesehatan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, izin Departemen Kesehatan, Kebersihan produk dan kemudahan mengkonsumi. Beberapa atribut produk yakult yang telah memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumen adalah jenis kemasan, ketersediaan produk, kemudahan mengkonsumi dan merek. 2.3.2.
Studi Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen Penelitian lain dilakukan oleh Latifah (2006) yang meneliti tentang
“Analisis Proses Keputusan Konsumen dalam Pembelian Minuman Isotonik Pocari Sweat dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Kasus mahasiswa Institut Pertanian Bogor)”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Non Probability Judgment Sampling dengan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis dan Indeks Kepuasan Pelanggan (Consumer Satisfaction Index). Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut-atribut pocari sweat diperoleh bahwa khasiat atau manfaat menempati posisi tertinggi dilihat dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja, sedangkan posisi urutan terkecil pada rata-rata tingkat kepentingan adalah atribut kemudahan diperoleh dan pada tingkat kinerja adalah atribut rasa. Hasil analisis indeks kepuasan konsumen terhadap produk pocari sweat secara keseluruhan diperoleh sebesar 0,76 dengan kriteria puas. Andriani (2005) meneliti tentang “Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Rasa Buah Merek Aqua Slash Of Fruit (ASOF)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon konsumen terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi kualitas dua jenis produk ASOF serta menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atribut jenis ASOF. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis. Hasil analisis menyatakan bahwa atribut yang menjadi prioritas pertama untuk ASOF rasa strowberry dan Orange Manggo adalah variasi rasa dan aroma, sertifikat halal, ketersediaan produk dan promosi penjualan. Atribut kinerja yang perlu dipertahankan adalah kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Depkes, daya tahan produk, iklan yang menarik, desain kemasan, merek terkenal, dan perusahaan terkenal. Peringkat kepentingan atribut tertinggi adalah daya tahan produk dan yang terendah adalah bentuk dan jenis kemasan. Peringkat
pelaksanaan atribut tertinggi adanya daya tahan produk dan yang terendah adalah ketersediaan produk. Pinem (2006) juga melakukan penelitian tentang “ Analisis Sikap dan Harapan Konsumen Terhadap Air Minum Beroksigen (Kasus Supermarket di Kota Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen air minum beroksigen dalam menganalisis bauran pemasaran air minum beroksigen dengan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk membuat alternatif strategi bauran pemasaran melalui kinerja perusahaan dan harapan konsumen dianalisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis. Jumlah sampel yang diteliti adalah 100 orang dengan menggunakan teknik Judgment Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa konsumen lebih memilih membeli air minum beroksigen disebabkan selain produk tersebut baru juga sebagian besar konsumen mengetahui produk tersebut berasal dari tempat perbelanjaan. Hasil perbandingan antara kinerja perusahaan dan harapan konsumen diketahui bahwa tingkat kesesuaian air minum beroksigen merek Cleo yang telah memberikan kepuasan kepada konsumen adalah warna label, bentuk kemasan, cara meminum, rasa dan ketersediaan produk. Oleh sebab itu, strategi yang perlu didahulukan perusahaan dan ditingkatkan kinerjanya adalah komposisi, harga, dan harga promosi. Berbeda halnya dengan minuman beroksigen merek Super O2, dimana atribut yang telah memberikan kepuasan kepada konsumen adalah atribut rasa, aroma, bentuk kemasan, iklan dan kesegaran. Strategi yang perlu didahulukan perusahaaan minuman merek super O2 adalah logo halal, harga, kejernihan, dan ketersediaan produk.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2006) tentang “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Sari Buah Kemasan Tetrapack dan Implikasinya Pada Konsumen Buah Segar (Kasus Mahsiswa IPB)”. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dan pola konsumsi responden terhadap atribut produk minuman sari buah kemasan tetrapack yang dianalisis dengan menggunakan analisis konjoin. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun implikasi preferensi pola konsumsi responden pada produk minuman sari buah kemasan tetrapack terhadap konsumsi buah dengan menggunakan analisis Chi-Square. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi responden terhadap minuman sari buah kemasan tetrapack adalah faktor rasa. Secara umum, responden lebih menyukai kombinasi atribut kemasan data label lengkap dan ada segel kemasan, rasa sari buah asam segar, berbentuk kotak dan merek terkenal. Berdasarkan hasil uji ChiSquare menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara preferensi responden terhadap kemasan produk minuman sari buah kemasan tetrapack dengan frekuensi pembelian, pemilihan kemasan, pemilihan rasa, pemilihan bentuk dan pemilihan merek produk minuman sari buah kemasan tetrapack. 2.3.3
Keterkaitan dengan Studi Terdahulu Pada dasarnya penelitian tentang perilaku konsumen yang akan dikaji
tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Umumnya, masalah penelitian yang dikaji terbatas pada ruang lingkup sikap, preferensi konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk dan
Bagaimana strategi pemasaran yang dapat diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan. Hal ini disebabkan akan selalu terjadi perubahan selera konsumen dari waktu ke waktu, yang memungkinkan perlunya dilakukan riset pasar secara kontinu agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya telah dilakukan oleh Ramadhani (2006) yang mengkaji tentang “Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Minuman Kesehatan Probiotik Yakult di Kota Bogor Jawa Barat”. Perbedaannya adalah pada penelitian Ramadhani (2006) hanya mengkaji sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut minuman probiotik yakult saja. Padahal pada kenyataannya, di pasaran terdapat beberapa jenis produk probiotik yang saling bersaing untuk meningkatkan pangsa pasar yaitu Yakult, Vitacharm. Penelitian ini akan mengkaji sejauh mana preferensi konsumen terhadap atribut-atribut minuman Yakult dan Vitacaharm. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mengidentifikasi karkateristik konsumen. Selanjutnya Analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dari produk Yakult dan Vitacharm, kemudian Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang digunakan. Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atirbut dari kedua produk, selanjutnya adalah menggunakan Customer Saticfaction Index (CSI), yaitu untuk mengukur index atau persentase tingkat kepuasan konsumen. Kemudian hasil analisis tersebut digunakan untuk mengkaji preferensi konsumen terhadap minuman probiotik. Selanjutnya adalah merumuskan strategi pemasaran menggunakan 4P, yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat/Distribusi
(Place) dan Promosi (Promotion) paling baik yang dapat diterapkan perusahaan dari hasil yang diperoleh pada alat analisis yang digunakan.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 3.1.2
Perilaku Konsumen Engel et al, (1995) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Umar (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen terbagi dua bagian, perilaku yang tampak dan perilaku yang tidak tampak. Variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Variabel perilaku yang tidak tampak adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen. 3.1.3
Sikap Sarwono (2002) menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan, kesediaan
untuk bereaksi terhadap suatu objek, jadi sikap masih bersifat kecenderungan bertindak dalam seseorang. Ciri khas dari sikap adalah mempunyai objek tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda) juga mengandung penilaian setuju-tidak setuju, suka-tidak suka dalam suatu sikap. Komponen yang mempengaruhi sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif.
3.1.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Konsumen Engel et al, (1995) Menyatakan bahwa pengambilan keputusan oleh
konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu: (1) pengaruh lingkungan; (2) perbedaan individu; dan (3) proses psikologis. Pengambilan keputusan oleh konsumen ini akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3. Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi
Perbedaan Individu
Proses Keputusan
Proses Psikologis
Sumber daya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, gaya hidup dan demografi
Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil
Pengolahan informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/Perilaku
Bauran Pemasaran
Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen (Engel et al, 1995) Kotler (2005) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam. 3.1.4.1 Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-
budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis (Kotler, 2005). Semua manusia di masyarakat memiliki stratifikasi sosial yang sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial yang tersusun secara hierarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan wilayah tempat tinggal. Kelas sosial akan berbeda-beda dalam hal busana, berbicara, rekreasi dan banyak ciri lain, sehingga menunjukkan preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda di sejumlah bidang, yang mencakup pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan mobil. Kelas sosial berbeda-beda preferensinya atas media, yakni konsumen kelas atas menyukai majalah dan buku, sementara konsumen kelas bawah menyukai televisi (Kotler, 2005). 3.1.4.2 Faktor Sosial (Kotler, 2005) menyatakan bahwa beberapa faktor sosial yang dapat mempengaruhi proses pembelian konsumen yaitu: a. Kelompok acuan. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terusmenerus dan informal. Contoh kelompok sekunder adalah kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin (Kotler, 2005). b. Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok
acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga telah menjadi objek penelitian yang luas. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Berdasarkan interaksi dengan orang tua, seseorang mendapatkan orientasi agama, politik, ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Akan tetapi, walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan (Kotler, 2005). c. Peran dan Status. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan orang pada masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Setiap peran yang dijalankan seseorang akan menghasilkan status (Kotler, 2005). 3.1.4.3 Faktor Individu (Kotler, 2005) menyatakan bahwa faktor individu dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut: a. Usia dan tahap siklus hidup. Orang membeli barang dan jasa akan berbedabeda sepanjang hidupnya mulai dari bayi sampai tahap pertumbuhan dan dewasa. Konsumsi dapat dibentuk oleh siklus hidup keluarga. (Kotler, 2005). b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang misalnya penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan dan pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja atau menabung. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok pekerjaan tertentu. (Kotler, 2005).
c. Gaya hidup. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2005). d. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia yang berbeda serta menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya
digambarkan
kepercayaan
diri,
dengan
dominasi,
menggunakan otonomi,
ciri
bawaan
kehormatan,
seperti
kemampuan
bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi (Kotler, 2005). 3.1.4.4 Faktor Psikologis (Kotler, 2005) menyatakan bahwa faktor psikologis terdiri dari empat faktor yaitu: a. Motivasi. Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Kebutuhan akan menjadi motivasi, jika seseorang didorong hingga mencapai intensitas level yang memadai. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis yaitu kebutuhan yang muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. (Kotler, 2005). b. Persepsi. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan (Kotler, 2005).
c. Pembelajaran. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan (Kotler, 2005). d. Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka (Kotler, 2005). Sikap merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian. Untuk menghasilkan sikap positif, pemasar harus berusaha dengan
berbagai macam cara, terutama dalam melakukan komunikasi
pemasaran, untuk mempengaruhi sikap konsumen. Angel et al. (1994) mendefinisikan
sikap
sebagai
suatu
evaluasi
menyeluruh
yang
memungkinkan orang melakukan respon positif atau negatif secara konsisten terhadap suatu objek atau alternatif yang diberikan. Sikap yang dimiliki konsumen terhadap atribut suatu produk sangat berperan penting dalam pembentukan sikap terhadap suatu produk. 3.1.5
Proses Keputusan Pembelian Angel et al.,(1994) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan proses
pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. Tahapan proses keputusan pembelian disajikan pada Gambar 4.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Gambar 4. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian (Angel et al., 1994)
3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal pengambilan keputusan. Pengenalan kebutuhan merupakan persepsi atas perbedaan individu yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Ketika ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan akan dikenali. Misalnya adalah seorang konsumen sedang merasa lapar (keadaan aktual) dan bermaksud ingin menghilangkan perasaan ini (keadaan yang diinginkan) akan mengalami pengenalan kebutuhan seandainya ketidaksesuaian di antara kedua keadaan cukup besar. Seandainya ketidaksesuaian itu di bawah tingkat ambang, maka pengenalan tidak akan terjadi. Pengenalan kebutuhan dipengaruhi tiga dimensi yaitu informasi yang disimpan di dalam ingatan, perbedaan individu, dan pengaruh lingkungan.
3.1.5.2 Pencarian Informasi Pencarian informasi adalah tahap kedua dalam pengambilan keputusan pembelian yang merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan dari lingkungan. Pencarian informasi dapat bersifat internal atau eksternal. Pencarian informasi lebih dahulu terjadi sesudah pengenalan kebutuhan. Pencarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Jika pecarian internal memberikan informasi yang memadai, maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Sebaliknya, bila pencarian internal dirasakan kurang, maka
konsumen memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal (Angel et al., 1994).
3.1.5.3 Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Terdapat empat komponen dasar evaluasi alternatif yaitu: 1) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif-alternatif; 2) memutuskan alternatif pilihan; 3) menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan; 4) menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Dimensi yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif pilihan disebut kriteria evaluasi. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu: 1) pengaruh situasi; 2) kesamaan alternatif-alternatif pilihan; 3) motivasi; 4) keterlibatan; dan 5) Pengetahuan (Angel et al., 1994). Kotler (2005) menyatakan bahwa pada tahap evaluasi alternatif, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Pada kondisi tersebut, ada dua faktor berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: 1). intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen; dan 2). motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor Kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Keputusan
konsumen
untuk
memodifikasi,
menunda,
atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dipikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen (Kotler, 2005). 3.1.5.4 Pembelian dan Hasil Pembelian Tahap terakhir dari proses keputusan pembelian adalah tahap pembelian dan hasil pembelian, dimana konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu kapan, dimana membeli dan bagaimana membayar. Niat pembelian pada konsumen memiliki dua kategori, yaitu: 1) produk maupun merek; dan 2) kelas produk saja. Niat pembelian pada kategori produk maupun merek dikenal sebagai
pembelian
yang
terencana
sepenuhnya.
Konsumen
bersedia
menyediakan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli, sehingga distribusi menjadi lebih efektif. Pembelian merupakan fungsi dua determinan yaitu: 1) niat; dan 2) pengaruh lingkungan dan perbedaan individu (Angel et al., 1994).
3.1.6
Preferensi Konsumen Kotler (2005) menyatakan bahwa preferensi konsumen adalah derajat
suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu jenis produk. Preferensi terhadap produk pangan merupakan gambaran atas sikap sesorang terhadap pangan dan seseorang dapat melakukan pilihan dari produk yang ada sedikitnya dua jenis pangan yang berbeda. Menurut Kotler (2000), ada tiga komponen preferensi yang mempengaruhi konsumen pangan dimana semua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan satu sama lain yaitu: 1. Karakteristik individu meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan pengetahuan gizi.
2. Karakteristik produk meliputi rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur. 3. Karakteristik lingkungan meliputi jumlah keluarga, tingkat sosial, musim dan mobilitas. Kotler (2000) menyatakan bahwa preferensi terhadap pangan bersifat sementara pada orang yang berusia muda dan bersifat permanen bagi mereka yang sudah berumur dan pada akhirnya dapat menjadi gaya hidup. Karakteristik makanan dan minuman bagi orang dewasa dipengaruhi oleh penampakan, pola penyajian, daya cerna serta seringnya makan dan minum dari bahan makanan dan minuman yang sama. Pilihan jenis makanan dan minuman dalam jumlah yang beragam, akhirnya dapat mempengaruhi preferensi makan dan minum dari setiap individu. 3.1.6.1 Importance and Performance Analysis Importance and Performance Analysis merupakan teknik penerapan yang berguna dalam menentukaan pengembangan program pemasaran yang efektif bagi
perusahaan.
Performance
yang
dimaksud
berhubungan
dengan
pelaksanaan atribut dari merek produk dimata konsumen. Sedangkan Importance adalah tingkat kepentingan dari responden terkait dengan variabel yang diteliti (atribut). Pemetaan Performance dan Importance akan digambarkan dalam diagram kartesius yang terbagi atas empat kuadran yang menunjukkan setiap dimensi, yaitu kuadran prioritas utama, pertahankan prestasi, prioritas rendah dan berlebihan. Sumbu mendatar adalah tingkat Performance, sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat Importance. Kuadran pertama bercirikan Importance yang tinggi tetapi Performance rendah, sehingga perusahaan harus meningkatkan pelaksanaan atribut-atribut yang berada pada kuadran ini. Kuadaran ini disebut juga kuadran prioritas
utama. Penanganan atribut dalam kuadran ini perlu menjadi prioritas utama bagi perusahaan, karena keberadaan faktor-faktor iniliah yang dinilai sangat penting oleh pelanggan sedangkan tingkat pelaksanaanya rendah. Pada kuadran kedua, Importance tinggi diikuiti oleh Performance yang tinggi, sehingga atribut-atribut dalam kuadran ini harus terus dipertahankan atau dipelihara prestasinya. Kuadran ini disebut juga kuadran pertanhankan prestasi. Kuadran ini menunjukkan bahwa atribut-atribut produk yang dianggap penting oleh konsumen telah dilaksanakan dengan baik. Kewajiban perusahaan adalah mempertahankan kondisi ini. Pada kuadran ketiga, Importance rendah dan Performance rendah, sehingga disebut sebagai kuadran prioritas rendah. Walaupun tingkat kepentingan rendah, namun tingkat pelaksanaan yang rendah merupakan kelemahan yang harus diperhatikan agar tidak dimanfaatkan oleh pesaing, terutama pesaing yang dimata konsumen memiliki kinerja yang sama dengan perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan atribut-atribut tersebut di bawah dari prioritas atribut-atribut yang berada pada kuadran pertama. Pada kuadran keempat, Importance yang rendah tetapi Performance tinggi. Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting tetapi telah dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan. Perbaikan dalam atribut ini dianggap berlebihan sehingga menghasilkan biaya menjadi lebih tinggi. Suparno (1997). 3.1.6.2 Customer Satisfaction Index Customer
Satisfaction
Index
merupakan
suatu
ukuran
keterkaitan
konsumen kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik mengenai harga maupun atribut lainnya. Metode ini digunakan untuk mengukur indeks kepuasan konsumen (Index Satisfaction) dari tingkat kepentingan (Importance) dan tingkat kinerja (Performance) yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang mempengaruhi kepausan pelanggan.
3.1.7 Bauran Pemasaran Menurut Kotler (1997), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Jika suatu perusahaan sudah menetapkan strategi penentuan posisinya, berarti perusahaan sudah siap memulai merencanakan rincian bauran pemasaran. McCarthy dalam Kotler (1997) mempopulerkan sebuah klasifikasi empat unsur dari alat bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). a. Produk Produk adalah alat pemasaran yang paling mendasar. Kotler (1997) mendefenisiskan produks sebagai penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rangcangan, bentuk, merek dan kemasan produk. Produk mempunyai variabel-variabel atribut, merek, kemasan dan label yang menjadi penilaian tersendiri dari konsumen terhadap produk tersebut. Atribut produk terdiri dari mutu, ciri-ciri dan model. Ciri-ciri dan model yang lain daripada yang lain merupakan suatu alat untuk membedakan produk dengan produk pesaing. Kotler dan Amstrong (1991). Keunikan suatu produk mudah menarik perhatian
konsumen dan tentunya produk tersebut dapat menjadi salah satu alternatif ketika konsumen masih dalam tahap pencarian informasi. Kemasan dan label tidak berfungi sebagai wadah, akan tetapi berfungsi untuk menjelaskan beberapa hal mengenai produk. Karena yang dilihat konsumen pertama kali dari suatu produk adalah kemasan, maka sangat penting mendesain kemasan dan label semenarik mungkin. Ketika produsen menjual dalam jumlah sedikit, tanda pengenalan produk (merek) tidaklah terlalu diperlukan, tetapi jika jaringan pemasarannya telah meluas, maka merek sangat penting sebagai tanda pengenal dan melindungi konsumen dari ancaman kualitas yang lebih rendah. Kotler dan Amstrong (1991). b. Harga Harga adalah alat bauran pemasaran yang penting. Menurut Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. Perusahaan harus memutuskan harga grosiran dan eceran, potongan harga, penyisihan dan persyaratan kredit. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk pesaing. Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari pembeliannya tersebut. Oleh karena itu, harga harus sesuai dengan variabel-variabel produk yang dapat menjadi pertimbangan konsumen. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempelajari harga jual dan mutu dari setiap pesaingnya, bagaimana tanggapan konsumen terhadap kualitas dan harga produknya, serta mengetahui sejauh mana reaksi permintaan terhadap perubahan harga. Kotler (1997).
c. Distribusi Alat bauran pemasaran lain adalah distribusi, termasuk berbagi kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi
pasar
sasaran.
Perusahaan
harus
mengidentifikasi,
merekrut
dan
menghubungkan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanannya secara efisien kepada pasar sasaran. Perusahaan harus mengerti berbagai jenis pengecer, pedagang grosir dan perusahaan distribusi fisik bagaimana mereke membuat keputusan. Kotler (1997). Keputusan membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh kemudahan memperoleh, disain peletakan, ataupun susunan tempat pembelian. Seperti pengaruh situasional, maka variabel tempat ini bisa dirancang oleh perusahaan sehingga suasana atau situasinya lebih menarik bagi konsumen. Suatu studi tentang saluran pemasaran yang lebih efisien dan membuat barang atau produk menjadi lebih mudah dijangkau oleh konsumen potensial sangat penting untuk dilakukan. Kotler (1997). d. Promosi Bauran promosi sangat berperan dalam mengkomunikasikan produk kepada konsumen sasaran. Kegiatan promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Kotler (1997). Kotler (1997), menyebutkan empat alat utama bauran promosi, yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pemasaran langsung dan online. Iklan mempunyai banyak tujuan seperti menginformasikan, menciptakan image jangka panjang dan menstimulasikan penjualan jangka pendek. Keefektivan iklan
suatu produk diukur dari tercapai tidaknya tujuan-tujuan tersebut. Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian. Promosi yang baik dapat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap produk tersebut. 3.2.
Atribut Produk Pada dasarnya suatu produk adalah sekumpulan atribut produk
yang
terdapat pada barang atau jasa yang dapat dideskripsikan. Kotler (1998) menyatakan bahwa atribut produk terdiri dari mutu produk, ciri produk dan desain produk. Mutu produk adalah menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk mejalankan fungsinya. Ciri produk dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain produk merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat menarik perhatian konsumen. 3.3 Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan minuman kesehatan di Indonesia membuat tingkat persaingan sangat kompetitif untuk memperoleh pasar yang potensial. Hal ini dikarenakan banyak bermunculan industri minuman untuk kesehatan. Salah satu minuman kesehatan yang sangat digemari masyarakat adalah minuman probiotik jenis yoghurt. Minuman tersebut memiliki kandungan gizi yang sesuai untuk konsumen yang sering beraktivitas. Selain itu, rasanya enak, harga terjangkau dan yoghurt memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Beberapa jenis minuman probiotik jenis yoghurt yang sudah lama berkembang saat ini adalah yakult yang diproduksi PT. Yakult Indonesia Persada
dan vitacharm yang di produksi oleh PT. Pola Sehat Industri. Persaingan ke dua perusahaan tersebut harus terus melakukan perbaikan kualitas produk dan menjadikan konsumen sebagai mitra bisnis yang paling berperan penting dalam meningkatkan pangsa pasar. Adanya produk merek activia sebagai pendatang baru dalam pasar minuman probiotik merupakan tantangan baru bagi yakult dan vitacharm untuk terus melakukan inovasi terhadap atribut produk dan strategi pemasaran yang memahami konsumen sebagai individu yang harus diperhatikan. Gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang cenderung berubah setiap waktu perlu mendapat perhatian serius dari pihak perusahaan untuk selalu melakukan riset konsumen yang bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik. Hal ini disebabkan tidak semua atribut produk yang dianggap baik oleh perusahaan akan disukai oleh konsumen. Akibatnya perusahaan akan kehilangan pangsa pasar dan menurunkan nilai penjualan. Rendahnya pangsa pasar vitacharm yang hanya 1,9 persen dibandingkan yakult yang mempunyai pangsa pasar sebesar 62 persen, membuktikan bahwa terdapat ketidaksesuaian atribut produk vitacharm dengan pelanggannya. Oleh sebab itu, perusahaan harus selalu mengevaluasi tingkat kinerja dan tingkat kepentingan atribut produk dan mengetahui kelemahan atribut produk dibandingkan atribut produk pesaingnya. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mengidentifikasi karkateristik konsumen. Selanjutnya Analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dan
Importance Performance Analysis
(IPA) digunakan untuk menilai tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut
yang digunakan.
Kemudian untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen
dianalisis menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengkaji preferensi konsumen terhadap minuman probiotik. Selain itu, sebagai penentu dalam merumuskan alternatif strategi pemasaran yang yang direkomendasikan kepada perusahaan. Bagan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5. MINUMAN PROBIOTIK YAKULT DAN VITACHARM
Terjadi persaingan produk minuman probiotik, Strategi diversifikasi atribut produk yang diterapkan Vitacharm belum mengalahkan pangsa pasar produk Yakult, Perubahan selera konsumen
Karakteristik Konsumen Minuman Probiotik
Analisis Deskriptif
Sikap Terhadap Kedua Minuman Probiotik
Tingakat kepentingan dan kepuasan
Analisis Fishbein Importance Performance Analysis (IPA)
Sikap dan Preferensi Konsumen Minuman Probiotik
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Keterangan:
: Batasan penelitian
Customer Satisfaction Index (CSI)
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor Propinsi Jawa Barat pada bulan September sampai dengan Nopember 2008. Pemilihan Kota Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Kota Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi strategis bagi pemasaran produk minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara
langsung
dengan
responden
melalui
kuisioner
yang
telah
disediakan. Selain itu, pengambilan data sekunder yang diperoleh dari penelusuran pustaka seperti Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, Badan Pusat Statistika, buku, Jurnal dan Internet. 4.3 Metode Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data Responden yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan Convenience Sampling. Responden dipilih berdasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya serta memenuhi syarat yang telah ditetapkan (cournoyer dan Kleim, 2000). Adapaun syarat konsumen yang dapat menjadi responden adalah konsumen yang mengkonsumsi minuman probiotik yakult dan vitacharm lebih dari tiga kali. Hal tersebut didasarkan untuk menndapatkan data yang lebih akurat mengenai tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk miuman probiotik yakult dan vitacharm. Jumlah responden pada
penelitian ini adalah 100 orang sebagai sumber untuk mendapatkan informasi bagi peneliti. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari mulai dari bulan OktoberNovember 2008. Dilihat dari waktu cukup lama, akan tetapi penelitian merasa yakin data tersebut masih akurat karena konsumen yang dijadikan responden adalah yang pernah mengkonsumsi lebih dari tiga kali minuman probiotik yakult dan vitacharm. Tempat yang dijadikan untuk pengambilan sampel adalah Plaza Ekalokasari, Botani Square, Pangrango Plaza, Bogor Trade Mall, Plaza Jembatan Merah, Plaza Warung Jambu, Yogya Dept.Store Kedung Halang, Ada Swalayan, Bogor Plaza dan Pasar Grosir Bogor. Dari semua tempat tersebut diamabil masing-masing 10 responden. Penentuan tempat tersebut didasarkan pada jumlah konsumen yang berkunjung untuk membeli salah satu dari produk yang menjadi objek penelitian. Selain dari tempat, jumlah yang ditentukan berdasarkan tingkat keakuratan dari pengolahan data yang digunakan adalah Minitab Seri 15. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis fishbein, Importance and Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel 2003 dan Minitab seri 15. Metode analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dan preferensi konsumen berdasarkan atribut produk minuman probiotik dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengkaji tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut produk.
Sedangkan Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengkaji tingkat kepuasan konsumen dari minuman yakult dan vitacharm. 4.4.1 Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
adalah
suatu
metode
dalam
meneliti
status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas pariwisata pada masa sekarang (Nazir, 2005). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diamati. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah informasi dan data yang berasal dari responden yang dibantu dengan menggunakan kuisioner. Data dan informasi tersebut akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh, kemudian dipersentasikan berdasarkan jumlah responden. Persentase tersebut dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Hasil analisis tersebut digunakan lebih lanjut untuk menganalisis karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian. 4.4.2
Pengukuran Sikap dan Preferensi Konsumen Model sikap multiatribut fishbein menggunakan ancangan yang berharga
untuk memeriksa hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk. Salah satu model atribut multiatribut yang digunakan untuk mengemukakan sikap terhadap objek tertentu misalnya merek didasarkan pada perangkat kepercayaan yang diringkas mengenai atribut objek bersangkutan
yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut ini. Menurut Engel, et al (1995) persamaan matematis dari model multiatribut fishbein adalah sebagai berikut:
n
Ao = ∑ bi.ei I =1
Dimana: Ao= Sikap terhadap objek bi= Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut ke-i ei= Evaluasi mengenai atribut ke-i n = Jumlah atribut yang menonjol Penilaian dengan menggunakan analisis fishbein ini diambil dari perhitungan nilai rataan atribut yang terpilih oleh masing-masing responden kemudian diformulasikan ke dalam metode fishbein untuk menghasilkan nilai sikap konsumen (Ao) terhadap merek minuman probiotik apakah bersifat positif atau negatif. Komponen ei menggambarkan evaluasi atribut minuman probiotik yang diukur secara khusus pada skala evaluasi 5 angka mulai dari sangat penting (5), penting (4), cukup penting (3), tidak penting (2) dan sangat tidak penting (1). Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya terhadap atribut produk dari merek yakult dan vitacharm. Kepercayaan biasanya diukur pada skala likert dengan 5 angka dari kemungkinan yang disadari dimulai dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), tidak baik (2) dan sangat tidak baik (1). Penilaian konsumen terhadap atribut produk minuman probiotik dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Form Penilaian Evaluasi Atribut (ei) dan Tingkat Kepercayaan (bi) Minuman Probiotik Atribut
Evaluasi Atribut (ei) 1
2
3
4
5
Tingkat Kepercayaan (bi) 1 2 3 4 5
Khasiat Kesehatan Rasa Kebersihan Produk Memiliki Izin Depkes Kejelasan Tanggal Kadaluwarsa Tanpa ada zat pengawet Kehalalan Kompisisi Produk Keoptimalan kondisi bakteri Ketersediaan Produk Merek Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi Pilihan Rasa Harga Kekentalan minuman Ukuran Kemasan Promosi Jenis Kemasan Ciri khas Desain Kemasan Desain Kemasan
4.4.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja ( Importance
Performance
Analysis) Importance-Performance Analysis (IPA) menurut Supranto (2001) adalah suatu metode untuk menganalisis sejauh mana tingkat kepuasan seseorang terhadap kinerja sebuah perusahaan didasarkan pada hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kerja atau penampilan akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat pelaksanaannya pada sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa tingkat kepentingan mewakili harapan seseorang terhadap kinerja restoran. Penggunaan diagram kartesius sangat
diperlukan untuk menjabarkan unsur-unsur tingkat kesesuaian kepentingan dan kepuasan, dilakukan melalui suatu bagan yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( x ,
y ). Jika bobot tingkat pelaksanaan (kinerja) lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan (harapan), berarti kinerja suatu produk telah memenuhi harapan pengunjung. Sementara itu, jika bobot pelaksanaan (kinerja) lebih kecil dari bobot tingkat kepentingan (harapan), berarti kinerja masih di bawah harapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan pengunjung belum tercapai. Bobot penilaian kinerja perusahaan dan bobot penilaian kepentingan pengunjung dirata-ratakan dan diformulasikan ke dalam diagram ImportancePerformance. Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja pada penelitian ini menggunakan 5 scala likert. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rata-rata penilaian pada tingkat pelaksanaan (kinerja) xi menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu x sementara posisi atribut pada sumbu y ditunjukkan oleh skor rata-rata
tingkat kepentingan
(harapan)
pengunjung terhadap sumbu yi.
x=
∑x n
i
,
y=
∑y
i
n
Keterangan:
x
= Skor rata-rata tingkat kepuasan / kinerja
y
= Skor rata-rata tingkat kepentingan
n
= Jumlah responden Hubungan antara tingkat kepuasan (kinerja) dan tingkat kepentingan
ditentukan dengan menggunakan diagram kartesius. Diagram kartesius
merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( x , y ), dimana
x adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja atau kepuasan konsumen seluruh faktor atau atribut dan y merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
Titik
tersebut diperoleh dari rumus: n
x=
∑x i =1
k
n
i
y=
,
∑y i =1
i
k
Keterangan:
x
= Skor rata-rata dari tingkat kepuasan seluruh atribut komponen mutu pelayanan dan kinerja
y
= Skor rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh atribut komponen mutu pelayanan dan kinerja
k
= Banyaknya atribut dari komponen mutu pelayanan dan kinerja yang mempengaruhi kepuasan konsumen
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat, yaitu kuadran kartesisus(Gambar 6).
I,
II, III dan IV ke dalam diagram
Prioritas Utama I
Pertahankan Prestasi II
Prioritas Rendah III
Berlebihan IV
Kepentingan
y
Kinerja / Pelaksanaan x Gambar 6. Diagram Kartesius Tingkat Kesesuaian Kepentingan dan kinerja Sumber : Supranto (1997) Keterangan: Kuadran
(I)
menunjukkan
bahwa
bagikonsumen,
akan
atribut-atribut tetapi
pihak
melaksanakan sesuai dengan keinginan
yang
sangat
penting
perusahaan
belum
konsumen, sehingga
menimbulkan rasa tidak puas. Kuadran (II) menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan pelanggan. Kuadran (III) menunjukkan bahwa atribut-atribut yang memang dianggap oleh konsumen
kurang
penting,
dimana
sebaiknya
perusahaan
menjalankan secara sedang. Kuadran (IV)
menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap kurang penting, tetapi dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan atau sangat memuaskan.
4.4.4 Customer Satisfaction Index Customer Satisfaction Index atau Indeks kepuasan pelanggan diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk atau jasa tersebut. Adapun cara untuk mengukur indeks ini dilakukan dengan melalui empat tahap yaitu, (Stanford, 2007 dalam Maharani): 1) Weighting Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score (MIS-t) masing-masing atribut dalam bentuk persen dari total Mean Importance Score (MIS-t) untuk seluruh atribut yang diuji. Mean Importance Score merupakan nilai rata-rata skor tingkat kepentingan yang didapat dari hasil penilaian kepentingan dibagi dengan jumlah sampel. WF = MISi x 100 % Total MIS Dimana : I = atribut ke i 2) Weighted Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) dikali weighting factors (WF). Mean Satisfaction Score merupakan nilai rata-rata skor tingkat kinerja yang didapat dari hasil penilaian kinerja dibagi dengan jumlah sampel. Perkalian antara nilai kinerja performance score dengan Importance weighting factors. 3) Weighted Average Total (WAT), adalah fungsi dari total Weighted Score (WS) atribut 1 (a-1) hingga atribut 20 (a-20). WAT = WS1+WS2+…+WS20
4) Customer Satisfaction Index (CSI), adalah fungsi dari weighted Average (WA) dibagi highest scale (HS atau skala maksimum yang dipakai skala 5 dikalikan 100 persen). CSI = WAT x 100 % HS Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen. Kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan rentan 100 %. Rentang kepuasan berkisar dari 1-100%. Untuk membuat skala linear Numerik, pertama harus dicari rentang skala (RS) dengan rumus : RS = m-n b Dimana: m: Skor tertinggi, n: Skor terendah dan b: Jumlah kelas kategori yang akan dibuat. Angka tertinggi dalam pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan
(kinerja)
adalah
5,
sedangkan
terendah
adalah
1.
Dengan
menggunakan rumus di atas, maka rentang skala tingkat kepentingan dan kepuasan (kinerja) dapat dihitung sebagai berikut:
RS =
5 −1 = 0,8 5
Dengan rentang skala 0,8 maka skala numerik untuk tingkat kepentingan adalah sebagai berikut: 1 ≤ x < 1,7
= Sangat tidak penting/ sangat tidak baik
1,7 ≤ x < 2,5
= Tidak penting/ tidak baik
2,5 ≤ x < 3,3
= Cukup
3,3 ≤ x < 4,2
= Penting/ baik
4,2 ≤ x ≤ 5
= Sangat penting/ sangat baik
Di dalam penelitian ini rentang skala yang digunakan untuk penilaian kinerja adalah sebagai berikut: RS =
100% − 0% = 20% 5
Rentang skala menunjukkan tanggapan konsumen terhadap pilihan – pilihan yang dibuat berjenjang mulai dari prioritas rendah hingga prioritas tinggi. Skala tersebut terdiri dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas (Supranto, 1997). Berdasarkan rentang skala di atas diperoleh skala kepuasan responden sebagai berikut: 0%
< CSI ≤ 20 %
= sangat tidak puas
20 % < CSI ≤ 40 %
= tidak puas
40 % < CSI ≤ 60 %
= cukup puas
60 % < CSI ≤ 80 %
= puas
80 % < CSI ≤ 100 %
= sangat puas
4.5 Definisi Operasional 1. Penilaian
konsumen
adalah
pendapat
konsumen
terhadap
tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) pada atribut produk minuman kesehatan probiotik yakult. 2. Responden adalah orang yang diwawancaai untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah
konsumen yang pernah mengkonsumsi yakult dan vitacaharm dengan batas usia minimal 16 tahun. 3. Konsumen adalah setiap orang yang mengkonsumsi suatu produk atau jasa, dalam hal ini produk yang dikonsumsi adalah yakult dan vitacharm. 4. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat perkawinan, darah dan adopsi serta tinggal satu lokasi. 5. Karakteristik responden data responden tentang usia, jenis kelamin, status pernikahan,
jumlah
anggota
keluarga,
pendidikan,
pekerjaan
dan
pendapatan. 6. Pendidikan responden di kategorikan atas SD, SLTP, SLTA, DIPLOMA, sarjana dan pascasarjana. 7. Pendapatan keluarga perbulan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam suatu keluarga setian bulannya. Penggolongan tingkat pendapatan keluarga
diukur
dengan
mengurangi
pendapatan
tertinggi
dengan
pendapatan terendah kemudian dibagi dengan skala yang diinginkan. Kategori pendapatan perbulan dikategorikan: 8. Atribut produk adalah karekteristik suatu produk yang dapat dikenali dan membentuk karakteristik konsumen terdiri dari ciri-ciri, fungsi dan manfaat. Atribut yang digunakan dalam menganalisis tingkat preferensi konsumen adalah rasa, pilihan rasa, komposisi produk, keoptimalan kondisi bakteri, kehalalan, khasiat kesehatan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, memiliki izin Depkes, tanpa ada zat pengawet, kebersihan produk, kekentalan minuman, kemudahan mengkonsumsi, ketersediaan produk, jenis kemasan, desain kemasan, ciri khas desaian kemasan, ukuran kemasan, harga, merek, promosi.
9. Ketersediaan
produk
adalah
ukuran
kemudahan
konsumen
dalam
mendapatkan suatu produk yaitu yakult dan vitacharm. 10. Kemasan yang dimaksud adalah atribut jenis kemasan, desaian kemasan, ciri khas desaian kemasan, dan ukuran kemasan utama yakult dan vitacharm yang terbuat dari plastik dengan tutup botol berupa kertas alumunium. 11. Komposisi produk adalah kandungan yang terdapat produk yakult dan vitacharm. 12. Harga produk adalah harga nominal per botol yakult dan vitacaharm dan harga nominal per pak isi 5 botol. 13. Tingkat kepentingan yakult adalah seberapa penting atribut produk yang dimiliki minuman probiotik bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja atribut tersebut. 14. Tingkat pelaksanaan (kinerja) adalah kinerja aktual dari yakult dan viacharm yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya. 15. Minuman probiotik adalah minuman yang mengandung mikroba yang menguntungkan bagi kesehatan. 16. Yakult lady adalah para ibu-ibu yang memiliki tingkat kepekaan, ketelitian dan kepedulian yang relatif tinggi terhadap kesehatan keluarga sehingga dapat menjelaskan manfaat yakult kepada masyarkat lebih baik sebelum melakukan penjualan. 17. Khasiat kesehatan adalah suatu keadaan kegunaan atau faedah yang didapatkan konsumen bila mengkonsumsi minuman probiotik. 18. Harga produk adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk pembelian minuman probiotik.
19. Kemudahan memperloleh adalah tingkat ketersediaan suatu produk di pasaran hingga konsumen mendapatkannya. 20. Rasa adalah karakteristik organoleptik yang dirasakan oleh lidah. 21. Pilihan rasa adalah banyaknya jenis rasa yang tersedia pada produk minuman probiotik. 22. Kejelasan tanggal kadaluwarsa adalah keterangan masa layak konsumsi dari suatu produk yang tertera pada kemasan. 23. Izin Depkes adalah suatu izin beredarnya produk di pasaran yang menjelaskan bahwa produk tersebut aman dan layak untuk dikonsumsi dan tertera pada kemasan. 24. Motivasi adalah suatu kondisi yang menimbulkan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan atau melaksanakan suatu keinginan. 25. Tempat pembelian adalah suatu tempat yang menyediakan produk minuman probiotik untuk dibeli oleh konsumen. 4.6 Penentuan Atribut Atribut yang diolah merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen miuman probiotik yakult dan vitachram. Adapaun atribut yang digunakan yaitu: 1. Kemudahan meminum atau mengkonsumsi, adalah semakin mudah untuk mengkonsumsi semakin menarik minat konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. 2. Ukuran kemasan, adalah jumlah yang diberikan produsen dengan konsumen sudah sesuai apa belum.
3. Kekentalan minuman, adalah tingkat kesukaan konsumen tentang cair atau kentalnya produk yakult dan vitacharm. 4. Rasa, adalah adanya perbedaan tingkat kesukaan konsumen berdasarkan indera peraba. 5. Komposisi produk, adalah pentingnya kandungan bahan yang terdapat pada produk guna untuk menambah asupan gizi yang lebih banyak lagi. 6. Khasiat
kesehatan,
adalah
manfaat
yang
dapat
diperoleh
setelah
mengkonsumsi produk yakult dan vitacharm. 7. Pilihan rasa, adalah tingkat perbedaan rasa yang diberikan produsen. 8. Harga, adalah kesan dari produk yang ditawarkan kepada konsumen pada tingkat kesukaan responden berdasarkan harga yang ditetapkan. 9. Keoptimalan kondisi bakteri, adalah bakteri yang menguntungkan yang bisa dikonsumsi. 10. Tanpa ada zat pengawet, adalah tingkat pengetahuan konsumen mengenai ada atau tidak zat pengawet pada produk yang dikonsumsi. 11. Memiliki izin Depkes, adalah tingkat pengetahuan konsumen terhadap penting atau tidaknya izin dari Departemen Kesehatan. 12. Kehalalan, adalah tingkat pengetahuan konsumen tentang halal atau tidak produk yang dikonsumsi. 13. Karakteristik Produk, adalah cirikhas suatu produk 14. Informasi Kadaluarsa, adalah tingkat pengetahuan konsumen terhadap aspek kejelasan tanggal kadaluarsa pada produk. 15. Ketersediaan produk, adalah ketersediaan produk dipasar dan kemudahan memperoleh produk yang dibutuhkan. 16. Promosi, adalah promosi yang sering dilakukan oleh perusahaan produk.
17. Jenis kemasan, adalah bentuk variasi kemasan yang ditawarkan produsen kepada konsumen, sesuai apa tidak dengan keinginan konsumen. 18. Desain kemasan, adalah perbedaan tingkat kesukaan konsumen pada desain dan layout kemasan. 19. Ciri khas desain kemasan, adalah untuk memudahkan konsumen mengingat produk yang ditawarkan produsen. 20. Merek, adalah tingkat kesukaan responden pada merek yang dikonsumsi.
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Kota Bogor merupakan salah satu kota administratif di Provinsi Jawa Barat yang terletak pada 106 43’30’’BT – 106 51’00’’BT dan 30’30’’LS – 41’0’’LS. Ketinggian wilayah Kota Bogor berada minimal 190 mdpl dan maksimal 350 mdpl, dengan luas wilayah 118,50 km2. Suhu udara rata-rata mencapai 260 C, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 70 persen. Kota Bogor yang dijuluki sebagai kota hujan memiliki 6 kecamatan yaitu Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat, Bogor Selatan dan Tanah Sereal, yang terbagi menjadi 68 kelurahan dan desa. Kota Bogor dibatasi oleh kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut: •
Selatan :
Berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin
•
Timur :
Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi
•
Utara
Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan
:
Kemang •
Barat
:
Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga
Kondisi wilayah Kota Bogor yang dikelilingi oleh dua pegunungan besar di Indonesia yaitu Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak, menjadikan Kota Bogor menjadi daerah tujuan wisata alam yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Pada masa kolonial Belanda, Kota Bogor mendapat julukan sebagai Buittenzorg yang artinya kota peristirahatan. Pada masa itu, Bogor merupakan daerah perlintasan yang menghubungkan Kota Batavia (sekarang DKI Jakarta) menuju Kota Paris Pan Java (sekarang Kota
Bandung). Jarak Kota Bogor yang hanya kurang lebih 60 kilometer dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, menjadikan kota ini menjadi daerah yang prospektif dalam pengembangan ekonomi dan bisnis. 5.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri atau sifat konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm. Pengambilan sampel dilakukan di sejumlah tempat-tempat keramaian seperti Botani Square, Plaza Ekalokasari, Bogor Trade Mall, Warung Jambu Plaza, Plaza Jembatan Merah dan Yogya Dept. Strore Kota Bogor. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pendapatan perbulan. Pertimbangan pemilihan variabel tersebut berdasarkan perbedaan individu, geografis dan demografis yang diduga akan mempengaruhi sikap dan preferensi konsumen terhadap minuman probiotik sebagai minuman kesehatan. 5.2.1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan hasil survey terhadap 100 responden diketahui bahwa sebagian besar responden yang melakukan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt adalah perempuan sebesar 64 persen, dan sisanya laki-laki sebesar 36 persen (Gambar 7). Dominasi perempuan dalam melakukan pembelian minuman probiotik mengindikasikan bahwa umumnya perempuan merupakan individu yang mempunyai hobi berbelanja, dan sering melakukan pengambilan keputusan terhadap produk pangan dalam keluarga termasuk dalam bidang kesehatan.
64%
70%
P r e s e n t a s e
36%
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Lak i-Lak i
Perempuan Jenis Kelamin
Gambar 7. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin
Persentase jumlah laki-laki sebesar 36 persen, mengindikasikan bahwa laki-laki merupakan individu yang mempunyai peranan penting dalam keluarga untuk memberikan referensi suatu produk termasuk produk kesehatan. Sebagian laki-laki yang telah menikah maupun belum menikah akan melakukan pembelian minuman probiotik tanpa mengandalkan pasangannya. Mereka cenderung akan melakukan pembelian sendiri ke toko-toko, warung-warung serta tempat yang menjual minuman probiotik jenis yoghurt. Pada hakikatnya pembelian minuman probiotik terjadi pada mereka yang sadar akan kesehatan dan mempunyai kesempatan untuk melakukan pembelian. 5.2.2 Sebaran Responden Menurut Usia Usia responden yang melakukan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt sangat bervariasi. Hal ini mengindikasikan bahwa segmentasi pemasaran produk minuman probiotik yakult dan vitacharm ditujukan untuk semua kalangan mulai dari anak kecil, remaja, dan dewasa. Untuk keperluan penelitian ini sebaran usia hanya dibatasi pada usia minimal 16 tahun ke atas,
karena responden dianggap mampu memahami semua pertanyaan seputar preferensi produk yang ditanyakan. Penggolongan usia dibagi ke dalam lima kelas, dengan cara mengurangi usia tertinggi dengan usia terendah kemudian dibagi jumlah kelompok usia yang diinginkan. Kelompok usia tersebut terdiri dari kelompok usia 16 – 22 tahun, 2329 tahun, 30-36 tahun, 37-43 tahun dan 44-45 tahun (Gambar 8). Berdasarkan kelompok usia tersebut, Persentase terbesar adalah kelompok usia 30-36 tahun (28 persen), kemudian diikuti masing-masing oleh kelompok usia 23-29 tahun (25 persen), usia 37-43 tahun (24 persen), usia 16-22 tahun (15 persen), dan usia terendah adalah 44-50 tahun (8 persen). 28% 30%
P r e s e n t a s e
25%
24%
25%
20%
15%
15%
8% 10%
5%
0%
16-22
23-29
30-36
37-43
44-50
Us ia (Tahun)
Gambar 8. Sebaran Responden Menurut Usia 5.2.3 Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan Sebaran responden menurut status pernikahan menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 68 persen, sedangkan responden yang tidak menikah sebesar 32
persen. Data
tersebut mengindikasikan bahwa keluarga merupakan sumber pengaruh dan menjadi penentu dalam perilaku pembelian konsumen. Keberadaan anak di
tengah keluarga dapat menjadi motivator utama dalam proses pembelian minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm. 68%
70%
P r e s e n t a s e
60%
32%
50% 40% 30% 20% 10% 0%
Menikah
Tidak Menikah Status Pernik ahan
Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan Pernikahan merupakan ikatan dua orang laki-laki dan perempuan untuk membentuk sebuah sistem baru yang disebut keluarga. Keluarga terutama dalam budaya yang cenderung kolektif (bukan individualis) sangat menentukan perilaku, pemilihan produk dan aktivitas pembelian. Keluarga dapat menjadi sumber pembelajaran dan bersosialisasi
untuk menjadi calon konsumen
potensial suatu produk termasuk minuman kesehatan probiotik. Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang mempengaruhi nilai-nilai dalam kehidupan berkeluarga dan pengaruh-pengarih budaya dari luar, konsep keluarga sudah banyak berubah. Secara tradisional keluarga dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Dalam arti yang lebih dimanis, individuindividu yang membentuk keluarga adalah anggota-anggota dari kelompok sosial yang paling mendasar yang hidup bersama-sama dan berinteraksi untuk saling memuaskan kebutuhan pribadi masing-masing (Schifman dan Kanuk, 2000 dalam Prasetijo dan Ihalauw, 2005).
5.2.4 Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga Besarnya pengaruh keluarga dalam menentukan perilaku kosumen, pemilihan jenis produk dan aktivitas pembelian memerlukan perhatian khusus dari pemasar, karena peran-peran yang berbeda dari para anggotanya dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Gambar 10 menjelaskan bahwa sesorang yang mempunyai anggota keluarga antara 3-4 orang dan 5-6 orang merupakan responden yang banyak membeli atau mengkonsumsi minuman probiotik antara lain yakult dan vitacharm. Seseorang yang anggota keluarganya terdiri dari tiga orang idealnya adalah satu orang istri, satu orang suami dan satu orang anak. Begitu pula dengan keluarga yang terdiri dari enam orang idealnya adalah satu orang isteri, satu orang suami, dan empat orang anak. Berdasarkan penggolongan jumlah anggota keluarga responden, persentase jumlah anggota keluarga terbesar adalah 3-4 orang (46 persen) dan 5-6 orang (42 persen). Banyaknya jumlah anggota keluarga menggambarkan jumlah tanggungan hidup yang harus dipenuhi. 46% 42% 50%
P r e s e n t a s e
45% 40% 35% 30% 25%
9%
20%
3%
15% 10% 5% 0%
1-2
3-4
5-6
7-8
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga
Anak yang biasanya berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang dibeli, memberikan pengaruh besar dalam pengambilan keputusan pembelian konsumsi dalam keluarga. Seorang anak akan mencoba mempengaruhi (influence) orang tuanya untuk melakukan pembelian. Pengaruh tersebut cenderung berkurang dengan bertambahnya usia, sedangkan seorang ibu akan lebih banyak melakukan pembelian sesuai permintaan anaknya. Walaupun seorang anak tidak mendominasi dalam pengambilan keputusan pembelian, namun seorang anak mempunyai potensi yang cukup besar untuk membentuk aliansi baik dengan ayah maupun ibunya dalam membentuk mayoritas pengambilan keputusan pembelian. Anak bisa berpengaruh pada setiap tahap proses pembelian, terkecuali pada keputusan pengeluaran jumlah uang yang akan dibelanjakan. Kecenderungan seseorang untuk menunda perkawinan atau keputusan tidak mempunyai anak, hendaknya perlu mendapat perhatian serius para produsen minuman probiotik. Penundaan perkawinan dan perencanaan keluarga tanpa anak, atau dengan satu atau dua anak sangat berpengaruh terhadap pengembangan populasi, yang berarti juga berpengaruh terhadap perkembangan pasar minuman probiotik. 5.2.5 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu variabel penting yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk minuman probiotik. Tingkat pendidikan seseorang tentunya akan mempengaruhi pola pikir, daya analisa, dan kecepatan berpikir sesorang akan informasi yang diterimanya. Pendidikan
akan memudahkan seseorang melewati tahap pembelajaran dalam pengenalan kebutuhan yang diperlukannya. Pembelajaran merupakan aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu manusia dalam kandungan. Perilaku manusia, termasuk juga perilaku konsumsi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kebutuhan akan minuman kesehatan akan semakin tinggi, menyangkut aktivitas dan rutinitas pekerjaan sehari-hari yang membutuhkan asupan gizi seimbang. Hasil survey menunjukkan bahwa terdapat empat kategori tingkat pendidikan yang sering melakukan pembelian minuman probiotik yakni SLTA, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana (Gambar 11). 35% 31% 35%
26%
P r e s e n t a s e
30% 25% 20% 15%
8%
10% 5% 0%
SLTA
Diploma
S1
S2
Pendidikan
Gambar 11. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan
Gambar
11
menunjukkan
bahwa
responden
yang
mempunyai tingkat pendidikan sarjana lebih sering membeli dan mengkonsumsi minuman probiotik jenis yoghurt baik yakult dan vitacharm. Kenyataan ini ada hubungannya antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesadaran masyarakat akan minuman kesehatan. Persentase responden yang berpendidikan sarjana
sebesar 35 persen, diploma
sebesar 31 persen, SLTA sebesar 26 persen dan
pascasarjana sebesar 8 persen. 5.2.6 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan Kesempatan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt yakult dan vitacharm akan dipengaruhi oleh pekerjaan seseorang, karena menyangkut rutinitas kerja dan kesibukan menuntut adanya asupan gizi dan tuntutan akan kesehatan. Hasil survey terhadap 100 responden, menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai pegawai swasta mempunyai Persentase terbesar yaitu 26 persen, selanjutnya wiraswasta sebesar 25 persen, PNS sebesar 18 persen, Ibu rumah tangga sebesar 15 persen, mahasiswa/pelajar sebesar 10 persen dan pegawai BUMN sebesar 7 persen (Gambar 12).
26%
30%
P r e s e n t a s e
24%
25%
18% 15%
20% 15%
10% 7%
10% 5% 0%
MHS/Pelajar
IRT
PNS
Peg. swasta
Wiraswasta
Peg. BUMN
Pendidikan
Gambar 12. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan Data
tersebut
menunjukkan
bahwa
pekerjaan
seseorang
sangat
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi minuman probiotik jenis yoghurt. Responden yang mempunyai tingkat kesibukan tertentu, membawa dampak terhadap kebiasaan mereka mengkonsumsi makanan dan minuman serba praktis dan menyehatkan. Pembelian minuman probiotik di masyarakat, selain
dipengaruhi oleh motivasi akan khasiat kesehatan, juga dipengaruhi oleh taraf hidup dan daya beli masyarakat yang berkaitan dengan perolehan pekerjaan. 5.2.7 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan Perbulan Pendapatan merupakan salah satu penghargaan yang dapat diterima atas pekerjaan yang telah dilakukan seseorang yang biasanya dapat diidentikan dengan sejumlah uang. Penggolongan pendapatan responden dibagi menjadi lima kelompok pendapatan. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan cara mengurangi pendapatan tertinggi dengan pendapatan terendah kemudian dibagi jumlah kelompok yang diinginkan. Kelompok pendapatan yang terbentuk adalah Rp. 300.000-1.240.000, Rp. 1.240.001-2.180.000, Rp. 2.180.001-3.120.000, Rp. 3.120.001-4.060.000, dan Rp. 4.060.001-5.000.000 (Gambar 13). 35% 35%
P r e s e n t a s e
24%
30%
20% 25%
15% 20% 15%
6%
10% 5% 0%
300.000 1.240.000
1.240.0012.180.000
2.180.0013.120.000
3.120.0014.060.000
4.060.0015.000.000
Pendapatan (Rupiah)
Gambar 13. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang melakukan pembelian minuman probiotik jenis yoghurt antara lain yakult dan vitacharm mempunyai pendapatan perbulan berkisar antara Rp. 2.180.001 sampai Rp. 3.120.000 yaitu sebesar 35 persen. Kemudian diikuti oleh responden
yang mempunyai pendapatan antara Rp. 1.240.001 sampai Rp. 2.180.000 yaitu sebesar 24 persen. Persentase terkecil yang melakukan pembelian minuman probiotik adalah responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 4.060.001 sampai Rp. 5.000.000 yaitu sebesar 6 persen. Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka pembelian terhadap suatu produk akan semakin besar. Kenyataannya, responden yang mempunyai pendapatan antara Rp. 2.180.001 sampai Rp. 3.120.000 lebih banyak melakukan pembelian minuman probiotik yakult dan vitacharm, sedangkan kelompok responden yang mempunyai pendapatan tertinggi yaitu antara Rp. 4.060.001 sampai Rp. 5.000.000, justru melakukan pembelian minuman probiotik dalam jumlah sedikit. Banyak faktor yang menyebabkan demikian, karena semakin tinggi status sosial seseorang atau semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka yang melakukan pembelian produk untuk keperluan diri dan keluarganya bisa dilakukan oleh orang lain. Proses keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian (engel et al,1994). Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses keputusan pembelian responden terhadap miuman probiotik Yaklut dan Vitacharm. 5.3 Pengenalan Kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan terjadi ketika seseorang memperoleh rangsangan internal maupun eksternal berupa keinginan untuk melakukan pembelian dalam pemenuhan kebutuhan terhadap minuman probiotik. Kesadaran akan kesehatan menjadi motivasi pertama kali mengkonsumi
minuman probiotik jenis yoghurt seperti yang ditunjukkan Gambar 14, dimana kebutuhan akan kesehatan mempunyai persentase terbesar yaitu 38 persen. Budaya masyarakat Indonesia yang
selalu ingin coba-coba mempunyai
persentase cukup besar yaitu 27 persen. Selain itu, motivasi pertama kali konsumen melakukan pembelian minuman probiotik karena responden berpikir tentang rasa yang enak dari produk sebesar 14 persen. Motivasi lainnya adalah kebutuhan akan asupan gizi sebesar 9 persen, harga yang terjangkau sebesar 6 persen dan terpengaruh iklan sebesar 6 persen. 38% 40% 35%
27%
Presentase
30% 25%
14%
20%
9%
15%
6%
6%
10% 5% 0% Sekedar coba- Harga yang coba terjangkau
Kebutuhan akan kesehatan
Rasa yang enak
Tertarik iklan
Kandungan gizi tinggi
Gambar 14. Motivasi Pertama Kali Membeli Minuman Probiotik Proses
pengenalan
kebutuhan
dapat
dilakukan
dengan
cara
mendapatkan pengetahuan tentang manfaat produk minuman probiotik. Gambar 15 menunjukkan bahwa manfaat akan kebutuhan minuman kesehatan mempunyai Persentase cukup besar yaitu 58 persen. Selanjutnya, manfaat akan kandungan gizi sebesar 15 persen, rasa yang enak sebesar 11 persen, harga yang terjangkau sebesar 8 persen, kepraktisan dalam mengkonsumsi sebesar 6 persen dan sebagai minuman pelepas dahaga sebesar 2 persen.
58% 60%
Presentase
50% 40% 30%
15%
11%
8%
20%
6%
2%
10% 0% Harga yang terjangkau
Pelepas dahaga
Ke butuhan Rasa yang akan e nak ke se hatan
Kandungan Ke praktisan gizi tinggi
Gambar 15. Manfaat yang Ingin Dicari Mengkonsumsi Minuman Probiotik Pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen juga akan belajar mengenai faktor penghalang dalam melakukan pembelian minuman probiotik. Jika faktor penghalang tersebut lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh, maka konsumen bukan tidak mungkin akan mempunyai motivasi negatif terhadap pembelian produk. Adapun faktor yang menjadi penghalang konsumen dalam melakukan dan mengkonsumsi minuman probiotik adalah tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembelian yaitu sebesar 58 persen. Faktor penghalang lainnya adalah konsumen merasa minuman probiotik terlalu mahal yaitu sebesar 13 persen, jarak memperoleh produk terlalu jauh yaitu sebesar 12 persen tidak ada pilihan rasa dan warna 11 persen dan produk sulit di dapat 6 persen. 58% 60%
Presentase
50% 40% 30% 20%
13%
12%
11%
6%
10% 0% Harganya Produk sulit Jarak Tidak ada Tidak ada yang mahal didapat me mpe role h pilihan rasa ke se mpatan produk dan warna me lakukan te rlalu jauh pe mbe lian
Gambar 16. Penghalang Dalam Melakukan Pembelian Minuman Probiotik
Faktor penghalang konsumen dalam melakukan pembelian minuman probiotik ini perlu mendapat perhatian serius dari pemasar, terutama masalah pendistribusian produk sampai ke warung-warung dan gerai-gerai kecil di masyarakat. Banyaknya konsumen yang tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pembelian minuman probiotik perlu ditanggapi secara serius dan melakukan strategi distribusi yang benar-benar sesuai preferensi konsumen. 5.4 Pencarian Informasi Pencarian
informasi
merupakan
tahap
kedua
setelah
konsumen
melakukan pengenalan kebutuhan. Proses pencarian informasi merupakan pengaktifan dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan dan informasi yang didapat dari lingkungan eksternal. Pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen sangat penting bagi pemasar untuk memilih saluran pemasaran untuk
mengkomunikasikan
informasi
produk
kepada
konsumen.
Bagi
konsumen pencarian informasi dapat bersumber dari media iklan, surat kabar, televisi, teman dan keluarganya (Gambar 17). 55%
60%
30%
Presentase
50% 15%
40% 30% 20% 10% 0% TV/Radio
Koran/majalah/surat kabar
Keluarga/teman
Gambar 17. Sumber Informasi Minuman Probiotik
Informasi minuman probiotik yang diperoleh konsumen sebagian besar didapat dari media iklan di televisi dan radio yaitu sebesar 55 persen. Informasi yang diperoleh dari keluarga dan temen sebesar 30 persen dan informasi yang berasal dari majalah, koran dan surat kabar sebesar 15 persen. Besarnya pengaruh
televisi
terhadap
keputusan
pembelian
minuman
probiotik
menggambarkan bahwa televisi merupakan media iklan audio visual yang sangat potensial untuk mempengaruhi konsumen karena dapat memberikan informasi cukup lengkap tentang produk. Informasi yang diperoleh dari keluarga dan teman juga sangat berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian minuman probiotik. Keluarga dan teman dapat membentuk sikap seseorang terhadap produk apakah bersifat positif atau negatif. Sikap positif seseorang akan memberikan rekomendasi yang baik terhadap orang lain untuk melakukan pembelian, namun sebaliknya sikap negatif dapat membuat orang lain bersikap kurang baik terhadap suatu merek, walaupun kenyataannya orang yang diberikan informasi tersebut belum mempunyai pengalaman mengkonsumsi minuman probiotik. 5.5 Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan tahap dimana konsumen menetapkan kriteria yang relevan untuk membuat suatu keputusan yang dirasakan penting dan bermanfaat dalam mempertimbangkan pemilihan suatu produk. Penetapan evaluasi alternatif terhadap atribut minuman probiotik dilakukan dengan cara pemeringkatan. Pemeringkatan dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai angka 20, dimana semakin kecil angka pemeringkatan berarti atribut tersebut semakin penting dalam pembelian minuman probiotik.
Berdasarkan hasil pemeringkatan untuk menentukan atribut yang paling dipertimbangkan dalam melakukan pembelian minuman probiotik adalah khasiat kesehatan karena mempunyai nilai paling kecil yaitu 4,87. Selanjutnya atribut yang paling dipertimbangkan adalah rasa tanpa ada zat pengawet, keoptimalan kondisi bakteri, kehalalan, memiliki izin Departemen Kesehatan, kebersihan produk, harga, kemudahan meminum, pilihan rasa, ukuran kemasan, ketersediaan produk, kekentalan minuman, merek, promosi, jenis kemasan, desain kemasan dan ciri khas desain kemasan. 5.6 Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil evaluasi alternatif terhadap minuman probiotik, jika hasil evaluasi yang dilakukan konsumen bersikap positif terhadap produk, maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian. Konsumen melakukan minuman probiotik sangat bervariasi ada yang terencana, tergantung situasi dan mendadak. Sebagian besar konsumen yang melakukan pembelian minuman probiotik adalah tergantung situasi yaitu sebesar 49 persen (Gambar 18). Artinya dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik, konsumen sangat tergantung sutuasi, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Misalnya keinginan yang tiba-tiba karena melihat dan mendengar, adanya ajakan teman untuk membeli, atau pengaruh keluarga seperti anak dan isteri yang menginginkan minuman probiotik. Selain tergantung situasi, cara pembelian yang dilakukan konsumen juga ada yang terencana yaitu sebesar 33 persen, artinya dalam melakukan pembelian minuman probiotik konsumen sudah merencanakan sebelumnya. Biasanya konsumen dengan ciri seperti ini selalu mempunyai persediaan untuk di rumah
atau untuk bekal perjalanan. Cara pembelian lain adalah mendadak yaitu sebesar 18 persen, dimana konsumen dengan ciri ini tidak melakukan rencana sebelumnya, namun pembelian terjadi ketika mereka sedang berbelanja, kemudian melihat display minuman probiotik di toko, supermarket atau warung-warung terdekat. 49%
33% 50% 18%
Presentase
40% 30% 20% 10% 0% Terencana
Tergantung situasi
Mendadak
Gambar 18.Cara Pembelian Minuman Probiotik Realitas yang terjadi pada masyarakat sekarang ini bahwa pembelian minuman probotik sangat dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Kesadaran akan kesehatan telah membuat pemikiran akan pencarian minuman dan makanan yang sehat pada diri seseorang. Hal ini menjadi motivasi seseorang untuk melakukan tindakan pembelian tanpa ada paksaan atau suruhan dari orang lain. Hasil survey menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh dalam membeli minuman probiotik atas dasar keinginan sendiri yaitu sebesar 72 persen, kemudian keluarga sebesar 21 persen, dan teman/pacar yaitu sebesar 7 persen (Gambar 19).
72%
80% 70% Presentase
60%
21%
50% 7%
40% 30% 20% 10% 0% Teman/pacar
Keluarga/saudara
Keinginan sendiri
Gambar 19. Pihak Yang Mempengaruhi Pembelian Minuman Probiotik Tempat yang banyak dikunjungi responden dalam melakukan pembelian minuman probiotik adalah toko atau warung terdekat yaitu sebesar 55 persen, kemudian supermarket sebesar 34 persen, dan pasar 11 persen (Gambar 20). Banyaknya responden yang membeli minuman probiotik di warung-warung dan toko-toko disebabkan responden dapat membeli minuman probiotik dengan cara eceran. Sebagian besar konsumen membeli minuman probiotik baik yakult dan vitacharm dilakukan pada hari yang tidak menentu, disebabkan keinginan untuk mengkonsumsi minuman probiotik bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja tergantung situasi. 55%
34%
60%
Presentase
50% 40%
11%
30% 20% 10% 0% Supermarket
Toko/warung
Pasar
Gambar 20. Tempat Pembelian Minuman Probiotik
Gambar 21 menjelaskan bahwa responden yang melakukan pembelian minuman probiotik yang tidak menentu yaitu sebesar 56 persen, sedangkan konsumen yang membeli pada hari libur sebesar 24 persen dan konsumen yang membeli rutin pada hari kerja sebesar 20 persen. Namun, sebagian besar responden mengakui bahwa pembelian minuman probiotik ini akan terjadi kapan saja tidak terbatas waktu dan tempat, meskipun pada dasarnya mereka melakukan pembelian pada hari libur saja atau hari kerja saja. 56%
60%
Presentase
50%
24%
20%
40% 30% 20% 10% 0% Hari kerja (seninjumat)
Hari libur
Tak tentu
Gambar 21. Waktu Pembelian Minuman Probiotik Uniknya, frekuensi mengkonsumsi minuman probiotik perbulan ada yang dilakukan lebih dari empat kali (30 persen) sesuai anjuran perusahaan yang mengkonsumsi minuman probiotik dua botol perhari, namun ada juga yang hanya satu kali (21 persen), dua kali (18 persen), tiga kali (11 persen) atau empat kali (20 persen) selama sebulan. Gambar 22 menjelaskan bahwa konsumen yang mengkonsumsi minuman lebih dari empat kali sebulan merupakan konsumen potensial yang setia pada produk dan telah menjadikan minuman probiotik sebagai minuman pilihan.
30% 30%
21%
20% 18%
Presentase
25% 20%
11%
15% 10% 5% 0% Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Empat kali
lebih dari empat kali
Gambar 22. Frekuensi Mengkonsumsi Minuman Konsumen yang mengkonsumsi minuman minimal empat kali selama sebulan, sebagian besar adalah konsumen yang memilih minuman probiotik sebagai alternatif dan hanya dijadikan variasi minuman kesehatan yang tersedia di pasaran. Konsumen ini tidak terlalu menjadikan minuman probiotik sebagai minuman wajib yang dikonsumsi setiap hari. Umumnya mereka membeli dan mengkonsumsi minuman probiotik ketika hanya ada keinginan untuk meminum bersamaan dengan ketersediaan produk yang dijual. 5.7 Perilaku Pasca Pembelian Pengalaman konsumsi yang dilakukan responden akan membentuk sikap konsumen apakah bersikap positif atau negatif terhadap produk tersebut. Secara langsung konsumen akan melakukan evaluasi terhadap atribut produk minuman probiotik apakah baik atau tidak baik, dan apakah sesuai dengan harapan mereka atau tidak. Tingkat kepuasan konsumen dari mengkonsumi minuman probiotik merupakan sikap positif yang akan membentuk proses pembelian selanjutnya. Gambar 23 menjelaskan bahwa konsumen yang merasakan kepuasan setelah mengkonsumsi minuman probiotik sebesar 95 persen dan sebesar 5 persen menyatakan tidak puas.
95%
100%
Presentase
80% 5% 60% 40% 20% 0% Ya
Tidak
Gambar 23. Kepuasan Konsumen Terhadap Minuman Probiotik Berdasarkan
pengalaman
positif
tersebut,
88
persen
responden
menyatakan akan tetap melakukan pembelian minuman probiotik walaupun harganya dinaikan. Mereka menganggap bahwa pembelian minuman probiotik yang dilakukan saat ini, bukan berdasarkan pertimbangan harga namun berdasarkan manfaat yang ingin diperoleh. Keputusan pembelian ulang yang dilakukan konsumen bila harga dinaikan disajikan pada Gambar 24. 88%
100%
Presentase
80%
12%
60% 40% 20% 0% Ya
Tidak
Gambar 24. Keputusan Pembelian Ulang Jika Harga Minuman Probiotik Mengalami Kenaikan Sikap positif konsumen yang telah terbentuk tersebut, hendaknya dipertahankan oleh para produsen dan pemasar dengan cara meningkatkan kualitas atribut produk Maksudnya adalah agar minuman probiotik saat ini
bukan hanya terkenal sebagai minuman kesehatan saja, namun terkenal sebagai minuman yang enak rasanya, bersih, aman konsumsi dan lain-lain. Tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman probiotik, ternyata belum mempengaruhi konsumen untuk menjadikasn minuman probiotik sebagai minuman wajib sehari-hari. Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen merasa biasa-biasa saja, dengan tidak mengkonsumsi minuman probiotik. Hanya 13 persen responden yang merasa ada yang kurang bila tidak mengkonsumsi minuman probiotik (Gambar 25). Mereka beranggapan bahwa minuman probiotik hanyalah minuman kesehatan yang tidak terlalu diprioritaskan dalam kebutuhan sehari-hari. Namun, pembelian minuman probiotik akan dilakukan bila mereka mempunyai kesempatan waktu dan uang. 87%
90% 80% 70% Presentase
60% 50% 40% 30% 20%
13%
10% 0% Merasa ada yang kurang
Biasa saja
Gambar 25. Perasaan Jika Tidak Mengkonsumi Minuman Probiotik
Presentase
42% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
41%
11% 6%
Mencari di tempat lain
Tidak jadi membeli
Membeli minuman probiotik lain
Membeli minuman lain beda jenis
Gambar 26. Alternatif Pembelian Jika Minuman Probiotik Tidak Tersedia Ketersediaan produk yang dijual di pasaran sangat mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen. Apabila konsumen tidak menemukan produk minuman probiotik yang biasa dikonsumsinya misalnya yakult dan vitacharm, kemungkinan besar konsumen akan membeli produk minuman probiotik lain seperti activia dan calpico. Misalnya seperti yang terlihat pada Gambar 26 dimana konsumen akan membeli minuman probiotik merek lain (41 persen) dan membeli minuman jenis lain (11 persen). Konsumen yang setia pada minuman probiotik merek yakult dan vitacharm sebesar 48 persen yang tediri dari 6 persen akan mencari di tempat lain dan 42 persen memilih tidak melakukan pembelian.
VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup tingkat kepercayaan atribut (bi) dan evaluasi atribut (ei). Pengukuran evaluasi atribut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepentingan atribut minuman probiotik jenis yoghurt secara umum berdasarkan perspektif konsumen, yang diukur mulai sangat tidak penting, penting, cukup penting, penting dan sangat penting. Pengukuran tingkat kepercayaan atribut digunakan untuk menilai tingkat kinerja masing-masing atribut dari masing-masing produk minuman probiotik, antara lain yakult dan vitacharm, yang dimulai dari sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Hasil perkalian antara tingkat kepercayaan (bi) dan evalusi masingmasing atribut (ei) akan menghasilkan nilai total sikap (Ao) dan persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut minuman yakult dan vitacharm apakah bersifat negatif atau positif. Setiap orang pernah menyatakan tentang sesuatu dalam kehidupannya, misalnya menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu, termasuk produk atau jasa yang dijumpai dalam kehidupan mereka sebagai konsumen. Pemasar sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya, karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman atau keluarganya yang menghasilkan proses pembelian yang akan menguntungkan para pemasar. Sebaliknya, sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan
penolakan, dan sikap yang demikian akan mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, pemasar harus memperhatikan sikap konsumen, agar tetap memelihara sikap positif konsumen terhadap produk, dan mengubah sikap negatif menjadi sikap positif. 6.1 Evaluasi Atribut (ei) Evaluasi atribut (ei) merupakan penilaian konsumen terhadap atribut minuman probiotik untuk menggambarkan sejauh mana tingkat kepentingan atribut dibandingkan dengan tingkat kinerja atribut suatu produk. Evaluasi atribut merupakan pernyataan konsumen terhadap atribut produk berdasarkan pengalaman mereka melakukan pembelian dan konsumsi terhadap minuman probiotik. Pengkategorian tingkat evaluasi atribut ini dilakukan dengan cara mengurangi nilai tertinggi dengan nilai terendah kemudian dibagi skala kepentingan yang diinginkan. Kategori tingkat evaluasi atribut tersebut antara lain 1–1,7 (sangat tidak penting), 1,8–2,5 (tidak penting), 2,6–3,3 (cukup penting), 3,4–4,1 (penting), 4,2–5 (sangat penting). Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 100 responden diketahui bahwa secara umum konsumen menganggap bahwa atribut-atribut minuman probiotik dinilai sangat penting dan hanya beberapa atribut saja yang dinilai penting. Artinya atribut-atribut tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik. Atribut yang dinilai konsumen sangat penting adalah khasiat kesehatan, rasa, kebersihan produk, memiliki izin Departemen Kesehatan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, tanpa ada zat pengawet, kehalalan, komposisi produk, keoptimalan kondisi bakteri, ketersediaan produk, merek, kemudahan mengkonsumsi, pilihan rasa, harga,
kekentalan, dan ukuran kemasan karena mempunyai skor diatas 4,2. Atribut yang dianggap penting oleh konsumen adalah promosi, jenis kemasan, ciri khas desain kemasan, dan desain kemasan karena mempunyai nilai antara 3,4-4,1. Penilaian kategori setiap atribut minuman probiotik tersebut disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai Evaluasi Atribut (ei) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Atribut Khasiat kesehatan Rasa Kebersihan produk Memiliki izin depkes Kejelasan tanggal kadaluwarsa Tanpa ada zat pengawet Kehalalan Komposisi produk Keoptimalan kondisi bakteri Ketersediaan produk Merek Kemudahan meminum atau mengkonsumsi Pilihan rasa Harga Kekentalan minuman Ukuran kemasan Promosi Jenis kemasan Ciri khas desain kemasan Desain kemasan
Evaluasi Atribut (ei) 4,85 4,82 4,81 4,80
Kategori Evaluasi Atribut Sangat penting Sangat penting Sangat penting Sangat penting
4,80 4,78 4,77 4,68
Sangat penting Sangat penting Sangat penting Sangat penting
4,67 4,47 4,42
Sangat penting Sangat penting Sangat penting
4,35
Sangat penting
4,33 4,33 4,26 4,23 4,17 3,96 3,94 3,87
Sangat penting Sangat penting Sangat penting Sangat penting Penting Penting Penting Penting
Keterangan: 1 – 1,7 (sangat tidak penting), 1,8 – 2,5 (tidak penting), 2,6 – 3,3 (cukup penting), 3,4 – 4,1 (penting), 4,2 – 5 (sangat penting). Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi pertimbangan pertama konsumen dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik pada yakult dan vitacharam adalah khasiat kesehatan dengan skor 4,85. Berbeda
halnya dengan penelitian-penelitian tentang produk pangan lainnya, dimana umumnya rasa selalu menjadi pertimbangan pertama dalam melakukan keputusan pembelian. Namun pada penelitian ini, rasa (4,82) menempati peringkat kedua setelah atribut khasiat kesehatan. Selanjutnya, pada pada atribut-atribut
yang
lainnya,
keamanan
produk
menjadi
pertimbangan
selanjutnya setelah khasiat kesehatan dan rasa. Atribut-atribut tersebut adalah kebersihan produk (4,81), memiliki izin Depkes (4,80), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,80), tanpa ada zat pengawet (4,78), kehalalan (4,77) dan seterusnya (Tabel 2). Atribut yang paling terakhir menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah desain kemasan (3,87). Umumnya, pertimbangan konsumen dalam memilih minuman probiotik sebagian besar berdasarkan kesadaran akan kesehatan terhadap diri dan keluarganya. Pilihan pertama pada atribut khasiat kesehatan merupakan tujuan utama pembelian minuman probiotik. Namun demikian, bukan berarti atributatribut yang lainnya tidak menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian minuman probiotik. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua atribut tersebut adalah mulai dari penting sampai sangat penting, yang artinya semua atribut cenderung mempunyai tingkat kepentingan yang besar dan perlu diperhatikan produsen dan pemasar minuman probiotik untuk segera melakukan
perbaikan kualitas produk sesuai keinginan dan preferensi
konsumen. 6.2 Tingkat Kepercayaan Atribut (bi) Yakult dan Vitacharm Kepercayaan atribut menunjukkan penilaian konsumen terhadap tingkat kinerja masing-masing produk antara lain yakult dan vitacharm. Kategori
tingkat evaluasi atribut
mulai dari sangat tidak baik sampai sangat baik.
Pembahasan kepercayaan atribut ini adalah memperbandingkan tingkat kinerja atribut antara yakult dan vitacharm yang merupakan dua produk minuman probiotik yang sedang mengalami persaingan dalam mendapatkan nilai konsumen. Evaluasi atribut minuman yakult disajikaan pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Kepercayaan Atribut (bi) Minuman Probiotik Yakult
No.
Atribut
1 2 3 7 4
Kehalalan Memiliki Izin Depkes Kebersihan Produk Khasiat Kesehatan Tanpa ada zat pengawet Kejelasann Tanggal Kadaluwarsa Kompisisi Produk Rasa Keoptimalan kondisi bakteri Merek Ketersediaan Produk Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi Kekentalan minuman Ukuran Kemasan Harga Promosi Jenis Kemasan Desain Kemasan Ciri khas Desain Kemasan Pilihan Rasa
5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4.74 4.67 4.65 4.61 4.60
Tingkat Kategori Kepercayaan Atribut Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
4.60
Sangat baik
4.56 4.47
Sangat baik Sangat baik
4.47 4.39 4.19
Sangat baik Sangat baik Baik
4.14
Baik
4.11 4.02 3.98 3.98 3.89 3.86 3.81 3.63
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Kepercayaan Atribut (bi)
Keterangan: 1 – 1,7 (sangat tidak baik), 1,8 – 2,5 (tidak baik), 2,6 – 3,3 (cukup baik), 3,4 – 4,1 (baik), 4,2 – 5 (sangat baik). Kepercayaan atribut minuman yakult yang dianggap oleh konsumen sangat baik dimulai dari skor tertinggi masing-masing adalah kehalalan (4,74),
memiliki izin Depkes (4,67), kebersihan produk (4,65), khasiat kesehatan (4,61), tanpa ada zat pengawet (4,60), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,60), komposisi produk (4,56), rasa (4,47), keoptimalan kondisi bakteri (4,47), dan merek (4,39). Berbeda halnya dengan vitacharm, atribut produk yang dianggap sangat baik oleh konsumen hanya terdapat delapan atribut yaitu kehalalan (4,44), kebersihan produk (4,42), memiliki izin Depkes (4,42), tanpa ada zat pengawet (4,35), khasiat kesehatan (4,35), komposisi produk (4,35), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,33) dan keoptimalan kondisi bakteri (4,33). Nilai evaluasi atribut minuman vitacharm dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Nilai Kepercayaan Atribut (bi) Minuman Probiotik Vitacharm
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Atribut Kehalalan Kebersihan Produk Memiliki Izin Depkes Tanpa ada zat pengawet Khasiat Kesehatan Kompisisi Produk Kejelasan Tanggal Kadaluwarsa Keoptimalan kondisi bakteri Pilihan Rasa Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi Ketersediaan Produk Ukuran Kemasan Harga Kekentalan minuman Desain Kemasan Merek Rasa Promosi Ciri khas Desain Kemasan
4,44 4,42 4,42 4,35 4,35 4,35
Tingkat Kategori Kepercayaan Atribut Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
4,33
Sangat baik
4,33 4,16
Sangat baik Baik
4,14 4,09 4,07 4,02 3,91 3,84 3,81 3,81 3,67 3,65
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik baik baik
Kepercayaan Atribut (bi)
20
Jenis Kemasan
3,65
baik
Keterangan: 1 – 1,7 (sangat tidak baik), 1,8 – 2,5 (tidak baik), 2,6 – 3,3 (cukup baik), 3,4 – 4,1 (baik), 4,2 – 5 (sangat baik).
Berdasarkan data tersebut, atribut vitacharm yang dinilai tidak masuk kategori sangat baik adalah rasa dan merek. Konsumen menilai bahwa rasa vitacharm walaupun mempunyai banyak pilihan rasa, namun konsumen tidak terlalu menyukainya.
Begitu pula dengan merek (brand), konsumen menilai
bahwa mereka lebih mengenal merek yakult dibandingkan dengan vitacharm. Bila ditinjau dari total nilai evaluasi atribut, atribut vitacharm yang mempunyai kategori sangat baik, masih mempunyai nilai lebih rendah dibandingkan dengan nilai evaluasi atribut minuman yakult. Secara umum, penilaian konsumen terhadap minuman probiotik masih didominasi minuman yakult. 6.3 Analisis Sikap Konsumen (Ao) Sikap
konsumen
diketahui
setelah
konsumen
menilai
tingkat
kepentingan atribut dan evaluasi atribut masing-masing produk yakult dan vitacharm. Secara keseluruhan, sikap konsumen terhadap minuman yakult lebih positif dibandingkan dengan sikap konsumen terhadap minuman vitacharm. Hal ini dapat dilihat dari nilai sikap konsumen minuman yakult lebih besar dibandingkan nilai sikap konsumen minuman vitacharm. Nilai sikap konsumen yakult adalah 382,70 sedangkan vitacharm adalah 363,92 (Tabel 5). Bila sikap konsumen diperbandingkan diantara atribut minuman yakult dan vitacharm, secara umum sikap konsumen terhadap atribut minuman yakult lebih positif dibandingkan sikap konsumen terhadap atribut minuman vitacharm. misalnya adalah kemudahan mengkonsumsi, kekentalan minuman, rasa, komposisi produk, khasiat kesehatan, keoptimalan kondisi bakteri,
memiliki izin Depkes, kehalalan, kebersihan produk, kejelasan tanggal kadaluwarsa, ketersediaan produk, promosi, jenis kemasan, desain kemasan, ciri khas desain kemasan dan merek. Terkecuali untuk atribut ukuran kemasan, pilihan rasa dan harga konsumen lebih mempunyai sikap positif terhadap minuman vitacharm dibandingkan minuman yakult. Unggulnya atribut-atribut yakult dibandingkan vitacharm, tidak akan terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan yakult selama ini. Edukasi pasar yang dilakukan secara terus menerus merupakan proses pembelajaran konsumen untuk lebih mendekatkan yakult dengan konsumennya. Sistem distribusi yakult yang dilakukan yakult lady ternyata telah mengakibatkan dampak positif bagi konsumen, karena yakult lady selain memasarkan produk yakult, mereka selalu melakukan doktrinasi dan edukasi produk terhadap konsumen dan calon konsumen. Tabel 5. Nilai Sikap Konsumen (Ao) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Atribut Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi Ukuran Kemasan Kekentalan minuman Rasa Kompisisi Produk Khasiat Kesehatan Pilihan Rasa Harga Keoptimalan kondisi bakteri Tanpa ada zat pengawet Memiliki Izin Depkes Kehalalan Kebersihan Produk Kejelasann Tanggal Kadaluwarsa Ketersediaan Produk
Sikap Konsumen (Ao) Yakult Vitacharm 18,01 16,99 17,49 21,56 21,35 22,38 15,72 17,24 20,89 21,97 22,40 22,59 22,36 22,06 18,74
18,01 17,22 16,64 18,38 20,35 21,09 18,02 17,42 20,20 20,79 21,21 21,19 21,25 20,14 18,30
16 Promosi 17 Jenis Kemasan 18 Desain Kemasan 19 Ciri khas Desain Kemasan 20 Merek Jumlah
16,61 15,42 14,94 15,00 19,39 382,70
15,32 14,46 14,85 14,39 16,86 363,92
Yakult yang merupakan pionir minuman probiotik di Indonesia, sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dengan sendirinya telah terbentuk image positif di masyarakat tentang suatu produk. Konsumen menganggap bahwa ikon minuman probiotik adalah yakult, dan oleh sebab itu saat ini pangsa pasar yakult sebesar 62% masih jauh di atas pangsa pasar vitacharm yang hanya sebesar 1,9%. Yakult yang hanya memiliki satu jenis rasa ternyata ternyata lebih disukai oleh oleh konsumen dibandingkan rasa vitacharm yang telah melakukan diversifikasi jenis rasa.
VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult Hasil
analisis
pada
bab
ini
akam
berusaha
untuk
menjawab
permasalahan penelitian yaitu mengapa produk prabiotik Yakult lebih unggul dibandingkan dengan Vitacharm. Pada analisis tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut produk prabiotik untuk merek Yakult dan Vitacharm terdapat 20 atribut yang digunakan. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut:
7.1.1 Kemudahan Meminum Sebesar
85
persen
responden
menyatakan
bahwa
atribut
kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat penting dan dua persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut kemudahan meminum sebesar 4,25 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90- 4,60. Berdasarkan tingkat kinerja didapatkan bahwa kemudahan meminum dinilai baik oleh 81 persen konsumen, sangat baik oleh 17 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 3.05 berada pada rentang skala 3,60 – 4,30. 7.1.2 Ukuran Kemasan Sebesar 81 persen responden menyatakan bahwa atribut ukuran kemasan penting, 16 persen responden menyatakan sangat penting dan tiga persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan
skor rata-rata kepentingan atribut rasa sebesar 4,09 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90- 4,60. Berdasarkan tingkat kinerja didapatkan bahwa ukuran kemasan dinilai baik oleh 76 persen konsumen, sangat baik oleh 22 persen konsumen. Jika dilihat skor rataan tingkat kinerja adalah sebesar 3,78 berada pada rentang skala 3,60 – 4,30. 7.1.3 Kekentalan Meminum Sebesar 84 persen responden menyatakan bahwa atribut kekentalan meminum penting, 13 persen responden menyatakan sangat penting dan tigapersen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut rasa sebesar 4,18 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja didapatkan bahwa rasa dinilai baik oleh 77 persen konsumen, sangat baik oleh
21 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-
rata tingkat kinerja adalah sebesar 3,84 yang berada pada kisaran skala 3,60-4,30. 7.1.4 Rasa Sebesar 92 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
enam persen responden menyatakan sangat penting dan dua
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut rasa sebesar 4,60 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja didapatkan bahwa rasa dinilai baik oleh 76 persen
konsumen, sangat baik oleh 22 persen konsumen. Jika dilihat skor ratarata tingkat kinerja adalah sebesar 3,79 yang berada pada skala 3,60-4,30. 7.1.5 Komposisi Produk Sebesar 84 persen responden menyatakan bahwa atribut komposisi produk penting, 11 persen responden menyatakan sangat penting dan lima persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut rasa sebesar 4,23 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja didapatkan bahwa komposisi produk 62 persen konsumen, sangat baik oleh 34 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 3.07 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.6 Kasiat Bagi Kesehatan
Sebesar 89 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
delapan persen responden menyatakan sangat penting dan
tiga persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut kasiat bagi kesehatan sebesar 4.49 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 56 persen konsumen, sangat baik oleh75 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 3,77 yang berada pada rentang skala 3,604,30.
7.1.7 Pilihan Rasa
Sebesar 83 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
14 persen responden menyatakan sangat penting dan tiga
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut pilihan rasa sebesar 4,15 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 81 persen konsumen, sangat baik oleh tujuh persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,07 yang berada pada rentang 3,60-4,30. 7.1.8 Harga
Sebesar 82 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
16 persen responden menyatakan sangat penting dan dua
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut harga sebesar 4,12 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 76 persen konsumen, sangat baik oleh 11 persen konsumen. Jika dilihat skor ratrata tingkat kinerja adalah sebesar 3,81 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.9 Keoptimalan Kondisi Bakteri
Sebesar 78 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
18persen responden menyatakan sangat penting dan empat
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut keoptimalan kondisi bakteri sebesar 3,92
dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 680 persen konsumen, sangat baik oleh 16 persen konsumen. Jika dilihat skor ratarata tingkat kinerja adalah sebesar 4,03 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.10 Tanpa Ada Zat Pengawet
Sebesar 90 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
delapanpersen responden menyatakan sangat penting dan
dua persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut tanpa ada zat pengawet sebesar 4,25 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 85 persen konsumen, sangat baik oleh 13 persen konsumen. Jika dilihat skor ratarata tingkat kinerja adalah sebesar 4,25 yang berada pada rentang 3,604,30. 7.1.11 Ada Izin Departemen Kesehatan
Sebesar 88 persen responden menyatakan bahwa atribut ada izi departeme kesehatan pentingsembilan persen responden menyatakan sangat penting dan tiga persen responden menyatakan kurang penting. Secara
keseluruhan
skor
rata-rata
kepentingan
atribut
ada
izin
departemen kesehatan sebesar 4,41 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 82 persen konsumen, sangat baik oleh 10 persen
konsumen. Jika dilihat skor rataan tingkat kinerja adalah sebesar 4,13 yang berada pada rentang 3,60-4,30. 7.1.12 Kehalalan
Sebesar 89 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
tujuh persen responden menyatakan sangat penting dan
empat persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut kehalalan sebesar 3.72 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 85 persen konsumen, sangat baik oleh 11 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,27 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.13 Karakteristik Produk
Sebesar 78 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
20 persen responden menyatakan sangat penting dan dua
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut karakteristik produk sebesar 3,92 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 80 persen konsumen, sangat baik oleh 17 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,01 yang berada pada rentang skala
3,60-4,30.
7.1.14 Informasi Kadaluarsa
Sebesar 87 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
10 persen responden menyatakan sangat penting dan tiga
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut informasi kadaluarsa sebesar 4,35 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 84 persen konsumen, sangat baik oleh 14 persen konsumen. Jika dilihat skor rataan tingkat kinerja adalah sebesar 4,20 yang berada pada rentang skala
3,60-4,30.
7.1.15 Ketersediaan Produk
Sebesar 83 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
12 persen responden menyatakan sangat penting dan lima
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut ketersediaan produk sebesar 4,17 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 80 persen konsumen, sangat baik oleh 18 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,02 yang berada pada rentang skala
3,60-4,30.
7.1.16 Promosi
Sebesar 83 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
13 persen responden menyatakan sangat penting dan empat
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut promosi sebesar 4,15 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 72 persen konsumen, sangat baik oleh 26
persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 3,62 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.17 Jenis Kemasan
Sebesar 79 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
19 persen responden menyatakan sangat penting dan dua
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut jenis kemasan sebesar 3.91 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 84 persen konsumen, sangat baik oleh 13 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,21 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.18 Desain Kemasan
Sebesar 83 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
16 persen responden menyatakan sangat penting dan satu
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut desain kemasan sebesar 4,16 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 80 persen konsumen, sangat baik oleh 28 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,04 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.1.19 Ciri Khas Desain Produk
Sebesar 81 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
17 persen responden menyatakan sangat penting dan dua
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut ciri khas desain produk sebesar 4,07 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 85 persen konsumen, sangat baik oleh 14 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 4,23 yang berada pada rentang skala
3,60-4,30.
7.1.20 Merek
Sebesar 81 persen responden menyatakan bahwa atribut rasa penting,
17 persen responden menyatakan sangat penting dan tiga
persen responden menyatakan kurang penting. Secara keseluruhan skor rata-rata kepentingan atribut merek sebesar 4,08 dinilai cukup penting oleh konsumen karena berada pada rentang skala 3,90-4,60. Berdasarkan tingkat kinerja dinilai baik oleh 72 persen konsumen, sangat baik oleh 26 persen konsumen. Jika dilihat skor rata-rata tingkat kinerja adalah sebesar 3,62 yang berada pada rentang skala 3,60-4,30. 7.2 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult dan Vitachram Setelah mendapatkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut produk probiotik yakult dan vitacharm, kemudian memplotkan niali-nilai tersebut kedalam Diagram Kartesius. Berikut adalah perhitungan rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja pada produk yakult.
Tabel 6. Perhitungan Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja Pada Produk Yakult No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Atribut
Kepentingan
Kemudahan 425 meminum Ukuran kemasan 409 Kekentalan 418 minuman Rasa 460 Komposisi produk 423 Khasiat kesehatan 449 Pilihan rasa 415 Harga 412 Keoptimalan 392 kondisi bakteri Tanpa ada zat 435 pengawet Memiliki izin 441 Depkes Kehalalan 446 Karakteristik 392 Produk Informasi 435 Kadaluarsa Ketersediaan 417 Produk Promosi 415 Jenis Kemasan 391 Desain kemasan 416 Cirikhas desain 407 kemasan Merek 408 Total Rata-Rata
Kinerja 405
Rata-Rata Skor Kepentingan Kinerja (Y) (X) 4,25 4,05
378 384
4,09 4,18
3,78 3,84
379 408 377 407 381 403
4,60 4,23 4,49 4,15 4,12 3,92
3,79 4,08 3,77 4,07 3,81 4,03
425
4,35
4,25
413
4,41
4,13
427 401
4,46 3,92
4,27 4,01
420
4,35
4,20
402
4,17
4,02
362 421 404 423
4,15 3,91 4,16 4,07
3,62 4,21 4,04 4,23
362
4,08 4,21
3,62 3,99
Setelah mendapatkan titik sumbu pembagian kuadran di X = 4,21 dan Y = 3,99. Kemudian memplotkan titik (X,Y) tiap atribut kedalam Diagram Kartesius. Gambar 27.
kepentingan dan kinerja 4,6 6
4,5
kepentingan
3,99
4
12 11
4,4
14
4,3 4,2 4,1
1 3
16 2
20
15 18
8
10
5
4,21
7 19
4,0 13 9
17
3,9 3,6
3,7
3,8
3,9
4,0
4,1
4,2
4,3
kinerja
Gambar 27. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult
Keterangan: 1. Kemudahan Meminum 2. Ukuran Kemasan 3. Kekentalan Meminum 4. Rasa 5. Komposisi Produk 6. Khasiat Bagi Kesehatan 7. Pilihan Rasa 8. Harga 9. Keoptimalan Kodisi Bakteri 10. Tanpa Bahan Pengawet
11. Izin Depkes 12. Halal 13. Karakteristik Produk 14. Informasi Kadaluarsa 15. Ketersediaan 16. Promosi 17. Jenis Kemasan 18. Desain Kemasan 19. Ciri Khas Desain Produk 20. Merek
1. Kuadran I (Prioritas Utama) Pada kuadran I setiap posisi atribut produk menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk berada pada tingkatan yang tinggi. Sedangkan pada tingkat pelaksanaannya dinilai masih rendah atau pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai dengan seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah), sehingga konsumen menuntut adanya suatu perbaikan. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan atribut produk tersebut agar kepuasan konsumen dapat diraih. Atribut-atirbut yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan lagi dengan cara perusahaan tetap melakukan perbaikan dan peningkatan secara kontinu. Adapun atribut yang diprioritaskan untuk ditingkatkan kinerjanya adalah rasa dan kasiat bagi kesehatan. Rasa merupaka salah satu faktor paling penting dalam sebuah produk terutama dalam minuman kesehatan. Hal dikarenakan rasa dapat menentukan selera konsumen. Yakult memproduksi minuman
susu
fermentasi prebiotiknya dalam berbagai pilihan rasa. Oleh karena itu, produsen haruslah menetapkan kebijakan dalam menghasilkan rasa produk yang enak dan sesuai dengan selera konsumen. Khasiat bagi kesehatan merupakan faktor paling penting karena dapat menjadi alasan kuat bagi konsumen untuk mengkonsumsi Yakult yang mengandung Prebiotik.
2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk berada pada tingkat tinggi dan pelaksanaannya dirasakan pada tingkat yang tinggi pula dan sudah sesuai sehngga tingkat kepuasannya relatif tnggi. Atribut-atribut yang ada pada Kuadran II, harus tetap dipertahankan posisinya oleh perushaan karena atributatributnya inilah yang telah menjadikan produk Yakult menjadi unggul dimata konsumen. Atribut tersebut diantaranya: Halal, Informasi Kadaluarsa, ijin Depkes, Tanpa bahan pengawet, kemudahan meminum, komposisi produk. Yakult memiliki kekuatan pada beberapa produk seperti halal yang tercantum dalam kemasan, terdapatnya kejelasan tanda kadaluarsa, izin Depkes yang jelas, tanpa bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan, kemudahan meminum, dan komposisi yang terkandung dalam produk. Kesemua hal ini ternyata disukai oleh konsumen dan harus dipertahankan sehingga dapat dipakai sebagai penyeimbang dan kekuatan untuk menghadapi persaingan dengan produk lain. Yakult tingkat pengetahuan konsumen tentang halal atau tidak produk yang dikonsumsi. Hal ini dapat langsung diketahui konsumen karena tertera dalam kemasan botol Yakult sehingga membuat responden dengan mudah. Kejelasan kadaluarsa dinilai sudah sangat baik oleh responden karena Yakult mencantumkan dengan jelas expired date pada bagian botol
kemasan. Kejelasan ini membuat responden merasa aman dalam mengkonsumsi Yakult. Izin Depkes adalah tingkat pengetahuan konsumen terhadap pentingnya izin dari Departemen Kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa Yakult merupakan produk yang aman dan sudah terdapaftar di Departemen Kesehatan. Menandakan Yakult telah memenuhi syarat dan uji produk sesuai standar produk pangan yang ditentukan Departemen Kesehatan. Karenanya Yakult telah lulus uji dan terbukti tidak menggunakan bahan pengawet yang dapat merugikan kesehatan. Kemasannya yang praktis semakin memudahkan konsumen untuk mengkonsumsi dimana saja dan kapan saja. Sehingga konsumen tidak merasa kesulitan. Komposisi yang cukup jelas pun dapat dilihat pada bagian belakang botol kemasan Yakult. 3. Kuadran III (Kualitas Rendah) Kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap
atribut
pelaksanaannnya
Yakult oleh
masih
produsen
kurang, juga
sedangkan
kurang
baik.
tingkat
Konsumen
mengabaikan atribut pada kuardan III, karena atribut tersebut kurang penting. Atribut-atribut tersebut diantaranya: Promosi, ukuran, harga, merek, kekentalan meminum. Atribut promosi menurut responden masih belum terlalu menarik perhatian konsumen atau bersifat biasa saja, karena sebagian konsumen
telah mengetahui produk sejak lama sehingga promosi dinilai tidak lagi perlu. Namun perusahaan telah melaksanakan promosi Yakult dengan baik. Ukuran juga dinilai tdak terlalu penting, karena responden telah mengetahui bahwa ukuran botol Yakult sejak dahulu hingga sekarang tetap sama. Atribut harga, responden telah mengetahui dan menilai harga yang ditawarkan Yakult cukup terjangkau. Selain itu responden labih mengutamakan untuk tindakan preventif jangka panjang. Atribut merek menurut konsumen termasuk terkenal atau familiar sejak lama. Sedangkan menurut responden kekentalan produk kurang diperhatikan dankurang dianggap penting oleh responden karena tidak terlalu prinsip, yang terpenting minuman tidak terlalalu encer. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran IV, jika dilihat dari kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah. Atribut-atribut tersebut diantaranya: Pilihan rasa, ketersediaan, desain kemasan, jenis kemasan, ciri khas desain produk, keoptimalan kondisi produk, karakteristik produk. Pilihan rasa tidak dianggap terlalu penting oleh responden, karena sebagian dari mereka lebih mempertimbangkan manfaat daripada pilihan rasa dari Yakult. Ketersediaan produk dinilai sangat baik karena mudah dtemukan. Ketersediaan tersebut merupakan bukti keberhasilan Yakult.
Namun responden tidak terlalu mementingkan hal ini karena menurut mereka, Yakult bukanlah kebutuhan primer yang tak dapat diganti. Desain kemasan menurut reponden tidak terlalu penting karena responden telah mengetahui dan mengenal produk ini sejak lama. Jenis kemasan dinilai tidak penting oleh responden yang lebih mengutamakan manfaat daripada jenis kemasan. Ciri khas desain produk dinilai baik oleh responden, karena mereka telah mengetahui produk ini sejak lama, sehingga mereka telah mengenal produk Yakult. Keoptimalan kondisi produk dinilai tidak terlalu penting, karena mereka telah meyakini manfaat dari Yakult yang telah mereka kenal lama. Karakteristik produk Yakult memang penting untuk menarik perhatian konsumen. Namun hal ini kurang dianggap penting oleh responden, karena responden merasa tidak terpengaruh dengan kemiripan Yakult dengan produk lainnya. 7.3 Hasil Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Customer Satisfaction Index (CSI) atauIndeks Kepuasan Konsumen digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan total konsumen dengan memperhitungkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja atribut minuman susu fermentasi prebiotik Yakult. Indeks Kepuasan Konsumen ini diperlukan karena hasil dar pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran yang akan datang. Tanpa adanya CSI, pihak perusahaan Yakult tidak dapat mengetahui apakah konsumen puas atau tidak dengan produk yang mereka tawarkan. Indeks ini diperlukan
karena proses pengukuran kinerja pelanggan bersifat kontinu. Nilai CSI Yakult dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index Produk Yakult Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
MISi
MSS
WF
WS
4,25 4,09 4,18 4,60 4,23 4,49 4,15 4,12 3,92 4,35 4,41 4,46 3,92 4,35 4,17 4,15 3,91 4,16 4,07 4,08 84,06
4,05 3,78 3,84 3,79 4,08 3,77 4,07 3,81 4,03 4,25 4,13 4,27 4,01 4,20 4,02 3,62 4,21 4,04 4,23 3,62 79,62
0,050 0,048 0,049 0,054 0,050 0,053 0,049 0,048 0,049 0,051 0,052 0,053 0,046 0,051 0,049 0,047 0,049 0,049 0,048 0,048
0,202 0,181 0,141 0,188 0,204 0,199 0,199 0,182 0,197 0,216 0,214 0,226 0,184 0,214 0,196 0,170 0,206 0,197 0,203 0,173 3,892 77,84%
CSI
Berdasarkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen Yakult, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfiction Index (CSI) 77,84%, pada kriteria puas, karenaberada pada rentang skala 60-80 persen. Dengan hasil tersebut, produsen Yakult dapat menentukan saran yang ingin dicapai agar konsumen dapat lebih puas atau menerima produk Yakult yang dipasarkan.
7.4 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Vitachram Setelah mendapatkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut produk probiotik yakult dan
vitacharm, kemudian memplotkan niali-nilai tersebut kedalam Diagram Kartesius. Berikut adalah perhitungan rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja pada produk yakult. Tabel 8. Perhitungan Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja Pada Produk Vitacharm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Atribut
Kepentingan
Kemudahan meminum Ukuran kemasan Kekentalan minuman Rasa Komposisi produk Khasiat kesehatan Pilihan rasa Harga Keoptimalan kondisi bakteri Tanpa ada zat pengawet Memiliki izin Depkes Kehalalan Karakteristik Produk Informasi Kadaluarsa Ketersediaan Produk Promosi Jenis Kemasan Desain kemasan Cirikhas desain kemasan Merek Total Rata-Rata
425 409 418 460 423 449 415 412 392 425
Kinerja 388 360 349 356 380 358 359 370
Rata-Rata Skor Kepentingan Kinerja (Y) (X) 4,25 3,88 4,09 3,60 4,18 3,49 4,60 3,56 4,23 3,80 4,49 3,58 4,15 3,59 4,12 3,70 3,92
387
441 446 392 435 417 415 391 416
378 386 355 388 371 351 388 371 379
407 408
341 388
3,87
4,25
4,18
4,41 4,46 3,92 4,35 4,17 4,15 3,91 4,16
3,78 3,86 3,55 3,88 3,71 3,51 3,88 3,71 3,79
4,07 4,08
3,41 3,88 3,68
Setelah mendapatkan titik sumbu pembagian kuadran di X = 3,68 dan Y = 4,18. Kemudian memplotkan titik (X,Y) tiap atribut kedalam Diagram Kartesius. Gambar 28.
Kepentingan dan Kinerja 3,68
4
4,6
Kepentingan
4,5
12 11
4,4
14
4,3
10 3 15
4,2 4,1
6
16
7 2
19
5
1
18
4,18
8 20
4,0 9 13
17
3,9 3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
Kinerja Gambar 28. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Vitacharm
Keterangan: 1. Kemudahan Meminum 2. Ukuran Kemasan 3. Kekentalan Meminum 4. Rasa 5. Komposisi Produk 6. Khasiat Bagi Kesehatan 7. Pilihan Rasa 8. Harga 9. Keoptimalan Kodisi Bakteri Produk 10. Tanpa Bahan Pengawet 1. Kuadran I (Prioritas Utama)
11. Izin Depkes 12. Halal 13. Karakteristik Produk 14. Informasi Kadaluarsa 15. Ketersediaan 16. Promosi 17. Jenis Kemasan 18. Desain Kemasan 19. Ciri Khas Desain 20. Merek
Pada kuadran I setiap posisi atribut produk menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk berada pada tingkatan yang tinggi. Sedangkan pada tingkat pelaksanaannya dinilai masih rendah atau pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai
dengan seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah), sehingga konsumen menuntut adanya suatu perbaikan. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan atribut produk tersebut agar kepuasan konsumen dapat diraih. Atribut-atirbut yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan lagi dengan cara perusahaan tetap melakukan perbaikan dan peningkatan secara kontinu. Adapun atribut yang diprioritaskan untuk ditingkatkan kinerjanya adalah rasa dan kasiat bagi kesehatan. Rasa merupaka salah satu faktor paling penting dalam sebuah produk terutama dalam minuman kesehatan. Hal dikarenakan rasa dapat menentukan selera konsumen. Yakult memproduksi minuman
susu
fermentasi prebiotiknya dalam berbagai pilihan rasa. Oleh karena itu, produsen haruslah menetapkan kebijakan dalam menghasilkan rasa produk yang enak dan sesuai dengan selera konsumen. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk berada pada tingkat tinggi dan pelaksanaannya dirasakan pada tingkat yang tinggi pula dan sudah sesuai sehngga tingkat kepuasannya relatif tnggi. Atribut-atribut yang ada pada Kuadran II, harus tetap dipertahankan posisinya oleh perushaan karena atributatributnya inilah yang telah menjadikan produk Vitacharm menjadi unggul dimata konsumen. Atribut tersebut diantaranya: Kemudahan
meminum, komposisi peoduk, tanpa bahan pengawet, ijin Departemen kesehatan, halal dan Informasi Kadaluarsa. Vitacharm memiliki kekuatan pada beberapa produk seperti halal yang tercantum dalam kemasan, terdapatnya kejelasan tanda kadaluarsa, izin Depkes yang jelas, tanpa bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan, kemudahan meminum, dan komposisi yang terkandung dalam produk. Kesemua hal ini ternyata disukai oleh konsumen dan harus dipertahankan sehingga dapat dipakai sebagai penyeimbang dan kekuatan untuk menghadapi persaingan dengan produk lain. Ttingkat pengetahuan konsumen tentang halal atau tidak produk yang dikonsumsi. Hal ini dapat langsung diketahui konsumen karena tertera dalam kemasan Vitacharm sehingga membuat responden dengan mudah mengetahui kehalalan produk. Kejelasan kadaluarsa dinilai sudah sangat baik oleh responden karena Vitacharm mencantumkan dengan jelas expired date pada bagian kemasan. terhadap
Izin
Depkes
pentingnya
izin
adalah dari
tingkat
pengetahuan
Departemen
Kesehatan.
konsumen Hal
ini
menunjukkan bahwa Yakult merupakan produk yang aman dan sudah terdapaftar di Departemen Kesehatan. Menandakan Vitacharm telah memenuhi syarat dan uji produk sesuai standar produk pangan yang ditentukan Departemen Kesehatan. Karenanya Vitacharm telah lulus uji dan terbukti tidak menggunakan bahan pengawet yang dapat merugikan kesehatan.
Kemasannya yang praktis semakin memudahkan konsumen untuk mengkonsumsi dimana saja dan kapan saja. Sehingga konsumen tidak merasa kesulitan. Komposisi yang cukup jelas pun dapat dilihat pada bagian belakang kemasan Vitacharm. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran ini menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap
atribut
pelaksanaannnya
Vitacharm oleh
masih
produsen
kurang,
juga
kurang
sedangkan baik.
tingkat
Konsumen
mengabaikan atribut pada kuardan III, karena atribut tersebut kurang penting. Atribut-atribut tersebut diantaranya: Promosi, ukuran kemasan, kekentalan meminum, kasiat bagi kesehatan, pilihan rasa, ketersediaan dan cirikhas desain produk. Atribut promosi menurut responden masih belum terlalu menarik perhatian konsumen atau bersifat biasa saja, karena sebagian konsumen telah mengetahui produk sejak lama sehingga promosi dinilai tidak lagi perlu. Namun perusahaan telah melaksanakan promosi Vitacharm dengan baik. Ukuran juga dinilai tdak terlalu penting, karena responden telah mengetahui bahwa ukuran Vitacharm sejak dahulu hingga sekarang tetap sama. Pilihan rasa tidak dianggap terlalu penting oleh responden, karena sebagian dari mereka lebih mempertimbangkan manfaat daripada pilihan rasa dari Vitacharm. Ketersediaan produk dinilai sangat baik karena
mudah dtemukan. Ketersediaan tersebut merupakan bukti keberhasilan Vitacharm. Namun responden tidak terlalu mementingkan hal ini karena menurut mereka, Vitacharm bukanlah kebutuhan primer yang tak dapat diganti. Desain kemasan menurut reponden tidak terlalu penting karena responden telah mengetahui dan mengenal produk ini sejak lama. Jenis kemasan dinilai tidak penting oleh responden yang lebih mengutamakan manfaat daripada jenis kemasan. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran IV, jika dilihat dari kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah. Atribut-atribut tersebut diantaranya: Harga, Keoptimalan kondisi bakteri, karakteristik produk, jenis kemasan, desain kemasan dan merek. Atribut harga, responden telah mengetahui dan menilai harga yang ditawarkan Vitacharm cukup terjangkau. Selain itu responden labih mengutamakan untuk tindakan preventif jangka panjang. Atribut merek menurut konsumen termasuk terkenal atau familiar sejak lama. Sedangkan menurut responden kekentalan produk kurang diperhatikan dankurang dianggap penting oleh responden karena tidak terlalu prinsip, yang terpenting minuman tidak terlalalu encer. Desain kemasan menurut reponden tidak terlalu penting karena responden telah mengetahui dan mengenal produk ini sejak lama. Jenis
kemasan dinilai tidak penting oleh responden yang lebih mengutamakan manfaat daripada jenis kemasan. 7.5 Hasil Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Customer Satisfaction Index (CSI) atauIndeks Kepuasan Konsumen digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan total konsumen dengan memperhitungkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja atribut minuman susu fermentasi prebiotik Vitacharm. Indeks Kepuasan Konsumen ini diperlukan karena hasil dar pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran yang akan datang. Tanpa adanya CSI, pihak perusahaan Yakult tidak dapat mengetahui apakah konsumen puas atau tidak dengan produk yang mereka tawarkan. Indeks ini diperlukan karena proses pengukuran kinerja pelanggan bersifat kontinu. Nilai CSI Vitacharm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index Produk Vitacharm Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
MISi
MSS 4,25 4,09 4,18 4,60 4,23 4,49 4,15 4,12 3,92 4,25 4,41 4,46 3,92 4,35 4,17
3,88 3,60 3,49 3,56 3,80 3,58 3,59 3,70 3,87 3,78 3,86 3,55 3,88 3,71 3,51
WF
WS
0,052 0,048 0,047 0,048 0,051 0,048 0,048 0,049 0,052 0,051 0,052 0,047 0,051 0,050 0,047
0,201 0,172 0,164 0,170 0,193 0,171 0,172 0,181 0,201 0,192 0,200 0,166 0,197 0,185 0,164
16 17 18 19 20 Total
4,15 3,91 4,16 4,07 4,08 83,96
3,88 3,71 3,79 3,41 3,88 74,03
0,052 0,050 0,051 0,046 0,052
CSI
0,201 0,185 0,193 0,156 0,201 3,665 73,30%
Berdasarkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen Vitacharm, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) 73,30%, pada kriteria puas, karenaberada pada rentang skala 60-80 persen. Dengan hasil tersebut, produsen Vitacharm dapat menentukan saran yang ingin dicapai agar konsumen dapat lebih puas atau menerima produk Vitacharm yang dipasarkan.
BAB VIII. STRATEGI PEMASARAN PRODUK YAKULT DAN VITACHRAM 8.1 Rekomendasi Strategi Pemasaran Yakult Strategi pemasaran adalah seperangkat tindakan yang terintegrasi dalam upaya memberikan nilai bagi konsumen dan keunggulan bersaing bagi perusahaan (Kotler,2002). Strategi perusahaan dalam hal ini merupakan implikasi dari hasil keragaan perilaku konsumen, baik mengenai proses keputusan pembelian Yakult serta tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut Yakult. Strategi pemasaran terdiri dari strategi produk,
strategi
harga,
strategi
promosi
dan
strategi
distribusi.
Keempatnya adalah suatu kesatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain. 8.1.1 Strategi Produk Menurut hasil IPA dan CSI, produk Yakult memerlukan peningkatan performa atribut berkaitan dengan produk agar dapat lebih disukai konsumen. Rekomendasi pertama adalah produsen perlu memperhatikan
Promosi,
ukuran,
harga,
merek,
dan
kekentalan
meminum. Kebanyakan dari konsumen minuman susu fermentasi prebiotik adalah konsumen yang berusia lebih dari 25 tahun, sehingga mereka tidak terlalu mementingkan harga , merek, ukuran, promosi dan kekentalan meminum.
Berdasarkan analisis IPA dan CSI konsumen menganggap bahwa informasi Halal, informasi kadaluarsa, izin Depkes, tanpa bahan pengawet, kemudahan meminum, komposisi produk adalah salah satu bagian yang penting. Atribut lain produk Yakult seperti Pilihan rasa, ketersediaan, desain kemasan, jenis kemasan, ciri khas desain produk, keoptimalan kondisi produk, karakteristik produk, telah dinilai baik oleh responden. Oleh
karen
aitu
atribut,
atribut
tersebut
harus
dipertahankan
pelaksanaannya oleh perusahaan. 8.1.2 Strategi Harga Berdasarkan hasil penelitian harga produk minuman susu fermentasi prebiotik kurang dianggap penting oleh konsumen dan tingkat pelaksanaannya masih dirasakan biasa-biasa saja. Bagi konsumen, berapapun harga yang ditawarkan, konsumen akan membandingkan dengan harga produk tersebut dengan manfaat yang dimiliki oleh produk tersebut. Sebagian besar konsumen lebih mengutamakan manfaat kesehatan dari Yakult yang mereka konsums daripada harga produk tersebut. Perusahaan menetapkan harga berdasarkan harga bahan baku dan biaya produksi yang telah dikeluarkan. Harga minuman susu fermentasi prebiotik Yakult dinilai cukup baik oleh konsumen karen aharganya terjangkau dan ekonomis. Alternatif startegi pemasaran yang dapat
dilakukan perusahaan saat ini adalah dengan tetap mempertahankan tingkat harga sekarang dan meningkatkan kualitas produk dibanding produk pesaingnya. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan posisi produk dalam persaingan industri minuman susu fermentasi prebiotik di pasaran. 8.1.3 Strategi Promosi Promosi merupakan atribut yang tingkat kepentingannya diangga penting oleh konsumen, sedangkan tingkat pelaksanaanya dinilai tidak terlalu baik. Dalam pelaksanaannya, perusahaan dinilai kurang baik oleh responden dalam mempromosikan produknya. Bila dibandingkan dengan produk lain, promosi yang dilakukan oleh Yakult harus lebih ditingkatkan lagi, agar masyarakat lebih mengenal dan mengetahui kualitas dan keunggulan yang dimiliki Yakult. Alternatif
lain
dalam
strategi
promosi
selain
tetap
mempertahankan startegi promosi yang telah dilaksanakan sebelumnya, adalah dengan melakukan promosi hubungan masyarakat dengan turut serta menjadi pendukung dalam acara tertentu. Kegiatan seperti ini dapat berupa mengkomunikasikan produk, pemberian hadiah langsung, pembagian sampel produk secara gratis atau dengan memperhatikan penempatan produk dengan semenarik mungkin d tempat penjualannya, sehingga konsumen dapat melihat atau mengetahui produk tersbut.
8.1.4 Strategi Distribusi Sistem distribusi merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya. Sistem distribusi yang baik akan memastikan suatu produk sampai kepada konsumen pada saat dibutuhkan, karena kemudahan mendapatkan produk merupakan salah satu faktor yang akan memelihara kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Berdasarkan hasil analisis Impartance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index (CSI), ketersediaan produk minuman susu fermentasi prebiotik Yakult merupakan salah satu atribut yang dianggap penting. Oleh karena itu, alternatif startegi pemasaran yang dilakukan oleh produk Yakult adalah dengan menciptakan jaringan distribusi yang kuat dan tersebar di semua tempat penjualan tidak hanya di pusat perbelanjaan besar, namun juga tersebar di minimarket atau toko-toko kecil. Selain itu, perusahaan juga menyediakan atau menyebarkan brosur tentang manfaat dan keunggulan produk Yakult.
BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden yang melakukan pembelian minuman probiotik yakult dan vitacharm adalah perempuan (64 persen), berusia antara 30-36 tahun (28 persen) dan umumnya sudah menikah (68 persen), dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (46 persen). Sebagian besar berpendidikan sarjana (35 persen), yang berprofesi sebagai pegawai swasta (26 persen) dengan rata-rata pendapatan perbulan berkisar antara Rp. 2.180.001 - Rp. 3.120.000 (35 persen). 2. Tujuh atribut yang menjadi pertimbangan pertama konsumen dalam melakukan pembelian yakult dan vitacharam adalah khasiat kesehatan (4,85), rasa (4,82), kebersihan produk (4,81), memiliki izin Depkes (4,80), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,80), tanpa ada zat pengawet (4,78), dan kehalalan (4,77). Atribut yang paling terakhir menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah desain kemasan (3,87). Beberapa atribut yakult yang dianggap sangat baik adalah kehalalan (4,74), memiliki izin Depkes (4,67), kebersihan produk (4,65), khasiat kesehatan (4,61), tanpa ada zat pengawet (4,60), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,60), komposisi produk (4,56), rasa (4,47), keoptimalan kondisi bakteri (4,47), dan merek (4,39). Atribut vitacharm yang dianggap sangat baik oleh konsumen adalah kehalalan (4,44), kebersihan produk (4,42), memiliki izin Depkes (4,42), tanpa ada zat pengawet (4,35), khasiat kesehatan (4,35), komposisi produk (4,35), kejelasan
tanggal kadaluwarsa (4,33) dan keoptimalan kondisi bakteri (4,33). Berdasarkan analisis sikap fishbein, diketahui bahwa sikap konsumen terhadap merek yakult lebih positif dibandingkan sikap konsumen terhadap merek vitacharm dengan nilai masing-masing adalah 382,70 dan 363,92. 3. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut yang perlu perbaikan karena memiliki kinerja yang rendah. Pada tingkat kepentingan, atribut yang berada pada kuadran I harus menjadi prioritas utama untuk produk Yakult adalah rasa dan khasiat bagi kesehatan. Sedangkan pada produk Vitacharm adalah rasa. Pada atribut tersebut tingkat kepentingan tinggi tetapi kinerjanya masih rendah. Sedangkan atribut yang perlu dipertahankan untuk produk Yakult adalah halal, informasi kadaluarsa, ijin Depkes, tanpa bahan pengawet, kemudahan meminum, komposisi produk. Sedangkan atribut yang perlu dipertahankan untuk produk Vitacharm adalah kemudahan meminum, komposisi produk, tanpa bahan pengawet, ijin Departemen kesehatan, halal dan informasi kadaluarsa. 4. Berdasarkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen Yakult, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) 77,84%, pada kriteria
puas,
karenaberada pada rentang skala 60-80 persen. Berdasarkan perhitungan nilai Index kepuasan konsumen vitacharm, diperoleh bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) 73,30%, pada kriteria rentang skala 60-80 persen.
puas, karena berada pada
9.2 Saran 1. Atribut-atribut yang masih rendah kinerjanya, terutama pada kuadran satu agar lebih ditingkatkan, pada produk meliputi rasa dan khasiat bagi kesehatan. 2. Atribut-atribut pada kuadran kedua yang tingkat pelaksanaanya sudah
sesuai
dengan
kepentingan
konsumen
hendaknya
dipertahankan agar kinerja dari atribut tersebut tidak menjadi turun. 3. Sebaiknya perusahaan harus segera memperbaiki atirbut yang terdapat pada kuadran tiga, untunk produk Yakult adalah ukuran kemasan, kekentalan meminum, harga dan promosi. Sedangkan Vitacharm adalah ukuran kemasan, kekentalan meminum, keasiat bagi kesehatan, pilihan rasa, promosi, ketersediaan dan cirikhas dari desain produk, agar dapat meningkatkan penjualan dan image yang lebih baik lagi perusahaan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Ariani, W. Dorothea. 1999. Manajemen Kualitas. Andi Offset. Yogyakarta. Badan Pusat Statistika. 2006. Indikator Ekonomi (Economic Indicators). Buletin Statistik Bulanan Bulan Oktober. Jakarta. Bappenas. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) 2000-2005. Bappenas BPS (United Nation, Population Fund). Jakarta. Chan, S. 2003. Relationship Marketing (Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 1 & 2. Binarupa Aksara. Jakarta. Hidayat, F. 2006. Analisis Proses Keputusan Konsumen Terhadap Minuman Sari Buah Kemasan Tetrapack dan Implikasinya Pada Konsumsi Buah Segar (Studi Kasus: Mahasiswa IPB). Skripsi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kasali, R. 2001. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kuncaraningsih. 2005. Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Lontong Opor Ayam Tujuhan (Di Desa Tujuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Bandung). Skripsi Departemen Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1&2. PT. Prenhanllindo. Jakarta. ________. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Sebelas Jilid 1&2. PT. Prenhanllindo. Jakarta. Latifah, I. 2006. Analisis Proses Keputusan Konsumen dalam Pembelian Minuman Isotonik ”Pocari Sweat” dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasran. Skripsi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pinem, M L. 2006. Analisis Sikap dan Harapan Konsumen Terhadap Air Minum Beroksiogen (Kasus Supermarket di Kota Bogor). Skripsi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor Prasetijo, R dan Ihalauw J. J.O.I. 2004, Perilaku Konsumen. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Ramadahani, F. 2006. Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Minuman Kesehatan Probiotik Yakult di Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor Rangkuti, F. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy. PT. Gramedia. Jakarta. Santoso, S. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. _________. 2004. Buku Latihan SPSS (Statistik Multivariat). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Santoso, S. Dan Fandy T. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Simamora, B. 2005. Analisis Multiariat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Susenas. 2005. Pengeluaran Untuk Konsumsi Indonesia 2005 (Berdasarkan Hasil Susenas Panel Februari 2005). Badan Pusat Statistika. Jakarta. Tatham, R.L., Hair, J.F, Anderson, R.E., dan Black, W.C., (1998), “Multivariate Data Analysis”, Prentice Hall, New Jersey. Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Dengan Jakarta Business Research Center. Jakarta.
Lampiran 3.
Nomor Kusesioner:
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Hormat, Saya mahasiswa Program Sarjana Manajemen Agribisnis, Departmen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Sikap dan Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Kesehatan Probiotik Jenis Yoghurt (Kasus Terhadap Konsumen Yoghurt dan Vitacharm)“. Huriccane/A141. Semua Informasi dari hasil kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kerjasama Anda, Saya ucapkan terima kasih.
Isilah titik-titik di bawah ini dengan memberi tanda silang ( X ) sesuai dengan jawaban Anda! Minuman probiotik apa yang sering anda beli atau konsumsi? a.
Yakult
b. Vitacharm
Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Alamat : 5. Status : Janda/duda 6. Jumlah Anggota Keluarga : 7. Pendidikan Terakhir: a. Tidak Sekolah b. SD c. SLTP d. Sekolah Menengah/Kejuruan 8.
9.
Pekerjaan : a. Mahasiswa/Pelajar b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta
……………………………………. a. Laki-laki b. Perempuan ……………Tahun ................................................... a. Menikah b. Tidak Menikah d. ……………..Orang e. Diploma (D1/D2/D3) f. Sarjana (S1/S2/S3)) g. Lainnya, Sebutkan……………...
e. BUMN f. Guru / Dosen e. Lainnya, Sebutkan……………...
Pendapatan Perbulan :.........................................................Rupiah a. Kurang dari Rp. 500.000 d. Rp. 3.000.000 - 5.000.000 b. Rp. 500.000 – 1.000.000 e. Lebih dari Rp. 5.000.000 c. Rp. 1.000.000 – 3.000.000
10. Pengeluaran perbulan :..............................Rupiah
untuk
makanan
dan
minuman
a. Kurang dari Rp. 500.000 b. Rp. 500.000 – 1.000.000 c. Rp. 1.000.001- 2.000.000
d. Rp. 2.000.001 – 3.000.000 e. Rp Lebih dari 3.000.000
Pertanyaan Umum 1.
Apa motivasi anda ketika pertama kali anda tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi minuman Probiotik? a. Sekedar coba-coba f. Tertarik Iklan b. Harga yang terjangkau g. Kandungan gizi tinggi/ c. Pelepas Dahaga h. Kepraktisan d. Kebutuhan akan kesehatan g.Lainnya, Sebutkan……………..................... e. Rasanya yang enak
2.
Apa manfaat yang anda cari dari mengkonsumsi minuman Probiotik? b. Harga yang terjangkau f. Tertarik Iklan c. Pelepas Dahaga g. Kandungan gizi tinggi/ d. Kebutuhan akan kesehatan h. Kepraktisan e. Rasanya yang enak g.Lainnya, Sebutkan……………....................
3.
Apa yang menjadi penghalang anda dalam mengkonsumsi minuman Probiotik? a. Harganya yang mahal b. Produk sulit didapat/diperoleh c. Jarak untuk memperoleh produk terlalu jauh d. Alergi terhadap minuman yang terbuat dari susu e. Tidak ada pilihan rasa, warna f. Tidak ada kesempatan untuk melakukan pembelian f. Lainnya, sebutkan...........………………………
4.
Bagaimana perasaan anda jika tidak mengkonsumsi minuman Probiotik? a. Merasa ada yang kurang b. Biasa saja
5.
Darimana anda mengetahui informasi tentang produk minuman Probiotik?
Atribut Kemudaha meminum atau mengkonsumsi Ukuran kemasan Kekentalan minuman Rasa Komposisi produk Khasiat kesehatan Pilihan rasa Harga Keoptimalan kondisi bakteri Tanpa adanya zat pengawet dan warna buatan Memiliki izin Depkes Kehalalan Kebersihan Produk Kejelasan tanggal kadaluwarsa
Rangking
Ketersediaan produk Promosi Jenis kemasan Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Merek a. TV/Radio b. Koran/majalah/surat kabar Sebutkan……………................... c. Pameran/workshop/seminar 6.
d. Keluarga / teman e. Lainnya,
Berdasarkan sumber informasi yang anda peroleh Apa atribut yang paling menjadi perhatian saat anda membeli minuman Probiotik? ( Urutkan dari nomor 1 (sangat penting) sampai nomor 20 (sangat tidak penting)!
7.
Minuman Probiotik apa saja yang anda konsumsi? a. Vitacharm c.Lainnya, sebutkan...........…………………. b. Yakult 8.
Dimana anda biasa membeli produk minuman Probiotik? a. Supermarket c. Pasar b. Toko/warung d. Tempat Produksinya/pabrik/ c. Pedagang keliling e.Lainnya, sebutkan...........………………… 9.
Bagaimana cara anda memutuskan pembelian minuman Probiotik? a. Terencana (Sudah direncanakan untuk membeli) b. Tergantung situasi c. Mendadak (Keinginan untuk membeli datang tiba-tiba ketika melihat minuman Probiotik) d. Lainnya, sebutkan…………………..
10.
Apa yang anda lakukan jika produk minuman Probiotik yang anda cari, tidak tersedia di tempat anda biasa membeli? a. Mencari di tempat lain c. Membeli produk minuman probiotik lain b. Tidak jadi membeli d.Lainnya, sebutkan...........…………………
11.
Siapa yang paling berpengaruh dalam memutuskan untuk membeli minuman Probiotik? a. Teman/pacar c. Keinginan sendiri b. Keluarga/Saudara d.Lainnya, sebutkan...........…………………
12.
Frekuensi minuman Probiotik yang sering anda beli atau konsumsi 2 bulan terakhir. a. Satu kali d. Empat kali b. Dua kali e. Lebih dari empat kali
c. Tiga kali sebutkan...........…………………
f.Lainnya,
13.
Berapa jarak rumah anda Probiotik…………kilometer
terhadap
tempat
penjualan
minuman
14.
Kapan anda sering membeli minuman Probiotik? a. Hari kerja (senin-jumat) d. Tak tentu b. Hari libur e.Lainnya, sebutkan...........………………… c. Hari raya
15.
Berdasarkan pengalaman Anda dalam mengkonsumsi dan membeli minuman Probiotik, Apakah anda akan tetap membeli minuman Probiotik meskipun harganya naik? a. Ya b. Tidak
16.
Apakah anda merasa puas terhadap produk minuman Probiotik yang selama ini anda konsumsi? a. Ya b. Tidak
Pertanyaan Sikap dan Preferensi Konsumen minuman Probiotik A. Tingkat Kepercayaan Berikan penilaian anda, seberapa penting atribut-atribut berikut harus dimiliki oleh suatu produk minuman probiotik. Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Sangat Tidak Cukup Sangat Baik Tidak Baik Baik Baik Baik Kemudaha meminum atau mengkonsumsi Ukuran kemasan Kekentalan minuman Rasa Komposisi produk Khasiat kesehatan Pilihan rasa Harga Keoptimalan kondisi bakteri Tanpa adanya zat pengawet dan warna buatan Memiliki izin Depkes Kehalalan Kebersihan Produk Kejelasan tanggal kadaluwarsa Ketersediaan produk
Promosi Jenis kemasan Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Merek B. Evaluasi Atribut (ei) Evaluasi Atribut (ei) Atribut Kemudaha meminum atau mengkonsumsi Ukuran kemasan Kekentalan minuman Rasa Komposisi produk Khasiat kesehatan Pilihan rasa Harga Keoptimalan kondisi bakteri Tanpa adanya zat pengawet dan warna buatan Memiliki izin Depkes Kehalalan Kebersihan Produk Kejelasan tanggal kadaluwarsa Ketersediaan produk Promosi Jenis kemasan Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Merek
Sangat Tidak Penting
Tidak Cukup Penting penting
Penting
Sangat Penting