ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR IB PADA BPRS AL SALAAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh : NAILA RAHMA NIM. 1112046100157
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 2016 M/ 1438 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi 1. Nama
: Naila Rahma
2. Tempat Tanggal Lahir: Brebes, 1 Mei 1993 3. Alamat
: Jl. Sumatra No. 9 H2 Sek. 14-4 Nusaloka BSD Serpong Tangerang Selatan Banten
4. Agama
: Islam
5. Nama Ayah
: Drs. M. Yazid Thoyib
6. Nama Ibu
: Nurjanah Siregar
7. Nomor Hp
: 08567008864
8. Email
:
[email protected]
B. Pendidikan Formal 1. 1999-2005
: SDN 02 Jurang Mangu Timur
2. 2005-2008
: MTS Daarul Muttaqien
3. 2009-2012
: SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012-2016
: S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Pendidikan Non Formal 1. 2015- Sekarang
: KAHFI BBC Public Speaking Motivator School
D. Pengalaman Organisasi 1. 2007-2008
: Anggota KOPASUS (Kelompok Pramuka Khusus)
2. 2009-2011
: Anggota Rohis SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
3. 2010-2011
: Ketua OSIS SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012
: Anggota LK1 HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
5. 2012-2015
: Anggota Muda Teater Syahid UIN Jakarta
6. 2012-2013
: Kadiv. Bidang Kemahasiswaan HMPS Muamalat
7. 2013-2014
: Sekretaris General HMPS Muamalat
8. 2014-2015
: Kadiv. Seni dan Budaya DEMA FSH UIN Jakarta
v
ABSTRACT Naila Rahma, student ID: 1112046100157, Analysis of Marketing Mix Costing KPR iB in BPRS Al Salaam, undergraduate program (S-1), Sharia Banking Program, Faculty of Economics and Business, State Islamic Syarif Hidayatullah University Jakarta 2016, xi + 100 pages + 10 attachments. This research aims to determine the mechanism of KPR iB costing in Al Salaam and the marketing mix which have done by BPRS AL Salaam for knowing the strength, Weakness, Opportunities, and Threat as well as knowing the strategy overview to increase the product of KPR iB costing BPRS Al Salaam. This research utilizes the qualitative method which the result of the case study is descriptive information. The technique of data sampling, the writer did the direct visit to BPR Al Salaam office doing the personal interview with Mr.Ahmad Muzakki as a supervisor of Invention product and Business Non-Vehicle BPRS Al Salaam. Then, this interview also provided with documentation. To sum up, the analysis that has done by BPRS Al Salaam has a good opportunity to develop a costing product of KPR iB BPRS Al Salaam in the future because BPRS AL Salaam is one of the pioneers Sharia Rural Bank which can support KPR iB costing. Keywords
: Strategy, Marketing Mix, Sharia KPR, SWOT Analysis
Supervisor
: Yuke Rachmawati, M.A
References
: 1996 to 2015
vi
ABSTRAK Naila Rahma, NIM: 1112046100157, Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB Pada BPRS AL Salaam, Strata Satu (S1), Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, xi + 100 halaman + 10 halaman lampiran Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam serta Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang dilakukan oleh BPRS Al Salaam yang kemudian untuk mengetahui hasil analisa Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Tantangan (Threat) serta gambaran strateginya sehingga dapat diaplikasikan untuk peningkatan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu studi kasus yang menghasilkan data-data deskriptif yang dituangkan dalam kata-kata. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini penulis melakukan kunjungan langsung ke BPRS Al Salaam kantor Cinere untuk melakukan wawancara pribadi dengan Supervisor bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor BPRS Al Salaam Bapak Ahmad Muzakki dan dilengkapi dengan data dokumentasi. Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki peluang yang tinggi dalam mengembangkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kedepannya, karena BPRS Al Salaam merupakan salah satu pelopor Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang mampu memberikan pembiayaan KPR iB. Kata kunci
: Strategi, Bauran Pemasaran, KPR Syariah, Analisis SWOT
Pembimbing : Yuke Rachmawati, M.A Daftar Pustaka : Tahun 1996 s.d. 2015
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayangnya yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai pemenuhan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluargam sahabat serta umat-umatnya yang insya Allah kita termasuk didalamnya. Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasi kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini. LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc.,M.A, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E.,M.Si, dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, atas kesediannya memberikan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan kesabaran, sekaligus sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran
viii
dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah 7. Bapak Ahmad Muzakki selaku bagian Kepala Divisi Pembiayaan dan Pengembangan Produk BPRS AL Salaam Cinere yang telah memberikan waktu dan kesempatan dalam memberikan data penelitian skripsi. 8. Bapak Fahmi dan Bapak Iqbal selaku staff BPRS AL Salaam Cinere yang telah membantu kelancaran dalam observasi penelitian. 9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 10. Kedua orang tuaku tercinta. Bapak K.H. Drs. Yazid Thoyib dan Nurjannah Siregar, yang merupakan motivasi terbesar dalam hidup saya. Terimakasih atas setiap do’anya, setiap nasihat dan dukungannya. 11. Untuk orang-orang terdekatku, sahabat yang sudah menjadi saudaraku bosqu Farah Lisani, Moena Azizah, Wanda Kurniandy, Ceisa Shadrina P, Syarah Mahbubah, dan Aditya Rachman yang selalu menemani masa kuliah, teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah 2012 (D) kloter terakhir di FSH, teman-teman Teater Syahid, SEMA FSH, DEMA FSH dan HMPS Muamalat, KKN BLOSSOM, untuk teman yang selalu bersinergy Andri, Benny, Mutiara, serta KAHFI BBC Motivator School, terimakasih Om Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan wejangan. Terimakasih atas dukungan, semangat dan keceriaan yang telah kalian berikan sehingga membuat penulis yakin dan percaya diri untuk tidak berhenti dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan hidayatnya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
ix
penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan. Tangerang Selatan, 6 November 2016
6 Shafar 1438 H
x
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v ABSTRACK ..............................................................................................................vi ABSTRAK .................................................................................................................vii KATA PENGANTAR ...............................................................................................viii DAFTAR ISI ..............................................................................................................x DAFTAR TABEL ......................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiii BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................8 C. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................9 E. Kerangka Pemikiran ....................................................................10 F. Sistematika Penulisan ..................................................................11 BAB II: TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Pemasaran ......................................................................12 1.
Pengertian Strategi Pemasaran .............................................12
2.
Konsep Pemasaran ...............................................................17
3.
Tujuan Pemasaran ................................................................21
B. Bauran Pemasaran ........................................................................21
xi
C. Pembiayaan Perbankan Syariah Syariah ......................................34 D. Pembiayaan KPR Syariah ............................................................45 E. Studi Terdahulu ............................................................................47 BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................52 B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................52 C. Jenis Data ....................................................................................53 D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................53 E. Teknik Analisa Data ....................................................................55 BAB IV: ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB BPRS AL SALAAM A. Gambaran Umum BPRS AL Salaam .............................................59 B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ...........64 C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ......................................................................................84 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................97 B. Saran..........................................................................................99 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matrik Analisis SWOT .............................................................................. 54 Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Flat KPR iB BPRS AL Salaam ................................. 65 Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam ................................... 81 Tabel 4.3 Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam ................. 89 Tabel 4.4 Aspek Analisis SWOT ............................................................................... 91
xiii
DATAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Murabahah ..................................................................................42 Gambar 3.1 Diagram Posisi Perusahaan ....................................................................56 Gambar 4.1 Prosentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam .................................59 Gambar 4.2 Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam ............................................. 75 Gambar 4.3 Modal BPRS AL Salaam Tahun 2011-2015 .......................................... 80
xiv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah
tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan distribusi perbankan syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukan perkembangannya, data menunjukan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan Januari 2003 jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1 Dalam perkembangan perbankan syariah selama ini sampai pada tahun 2016 menunjukan jumlah bank syariah di Indonesia berjumlah 199 bank syariah yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).2 Sebagaimana telah diketahui bahwa bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan. Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang, didalam sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah 1
Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi Publising, 2003), hal. 3-4 2 www.bi.go.id
1
menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang.3 Perlunya lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan digunakan untuk mengaktifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin mengembangkan sektor rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satu lembaga keuangan mikro syariah hadir dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Di Indonesia, sejak dikeluarkannya UU Perbankan dan Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 yang mengakomodasi perbankan syariah, maka sejak tahun 1998 perbankan syariah nasional berkembang cukup pesat, baik aset maupun kegiatan usahanya.4 Dasar hukum utama bagi operasional perbankan syariah pada saat ini adalah UU Perbankan, UU Perbankan Syariah, Peraturan-Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Perbankan Syariah, antara lain PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah dan PBI No. 11/23/PBI/2009 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) yang terkait, yaitu masing-masing No. 11/9/DPbS tanggal 7
3
Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Karim Business Consulting, 2001), h.1 4 Wangsawidjaja, Dr.A., Pembiayaan Bank Syariah, ( Jakart: PT Gramedia Pustaka), h. 10
2
April 2009 Perihal Bank Umum Syariah dan No. 11/34/DPbS tanggal 23 Desember 2009 Perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana yang dimaksud dalam UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 menetapkan BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.6 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.7 Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi, restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan baik di bidang keuangan, moneter termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh adanya peluang bagi pengembang bank Islam dalam Undang-undang (UU) Perbankan yang membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil.8 Salah satu fungsi utama bank syariah adalah menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga 5 6
Ibid., h. 19 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan
Rakyat 7
Undang-undang Republik Indoneisa NO. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah 8
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (LPU), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal. 108
3
keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Praktik bagi hasil ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan lainnya adalah terkemas dalam pembiayaan berakas atau sistem jual beli, yaitu pembiayaan murabahah, bai assalam, dan bai isthisna, dan juga terdapat sistem sewa dengan akad ijarah9. Melihat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan tempat tinggal, bank sebagai pihak yang mampu menyalurkan dana melihat potensi kebutuhan akan tempat tinggal membuat bankbank syariah mengeluarkan produk dengan berbagai akad dalam sistem pembelian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai tingkat konsumtif yang tinggi. Kredit Pemilikan Rumah atau biasa disebut KPR merupakan salah satu langkah bank untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat membeli rumah dengan cara cicilan.10 Bahkan bank bekerjasama dengan pemerintah dalam memberikan pembiayaan KPR bersubsidi yang ditujukan kepada masyarakat menengah kebawah agar dapat memiliki rumah sendiri. KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional, melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free).11 KPR tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang 9
Muhamad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:2002), h.259 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev. Cet. 6, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 61 11 Sutan Remy Sjahdaini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 4 10
4
yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.12 Banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka dalam hal perumahan. Disinilah bank muncul menjembatani kepentingan pembeli dan menjual rumah dengan menawarkan fasilitas kredit pemilikan rumah.13 Dengan maraknya produk pembiayaan KPR, tidak hanya bank konvensional saja yang mengeluarkan produk tersebut namun bank syariah juga mulai mengeluarkan produk pembiayaan rumah hunian yang berlandaskan syariah. Dalam mengeluarkan produk pembiayaan hunian syariah bank syariah menawarkan berbagai produk-produk pembiayaan KPR dengan mekanisme yang berbeda-beda sesuai kebutuhan nasabah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dan meringankan nasabah dalam menentukan rumah sesuai kemampuan finansialnya. Kemudahan yang diberikan bank dalam memenuhi salah satu kebutuhan primer manusia ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan terhadap pembiayaan KPR baik di Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Akibat suku bunga yang naik pada tahun 2014 suku bunga kredit korporasi dan kredit konsumsi KPR naik masing-masing menjadi 10,4% dan 8,8%. Kredit ritel, kredit mikro dan kredit konsumsi non-KPR juga mengalami kenaikan menjadi 10,7%,
12
Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah, (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah), (La Riba,2007), Vol.1 13 Cara Mudah Memahami dan Memilih KPR, artikel diakses 3 Oktober 2016/ www.housing-estate.com
5
9,7% dan 9,6% pada triwulan I-2014.14 Namun permintaan KPR mengalami perlambatan pada tahun 2015 hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial yang tumbuh sebesar 1,44% (qtq) atau 6,27% (yoy). Lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,54% (qtq) atau 6,29% (yoy). Perlambatan terjadi pada semua tipe rumah.15 Pertumbuhan dalam sektor properti juga akan terus naik, hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang siap menggelontorkan dana hingga Rp 313 Triliun untuk infrastruktur, dalam peluang inilah percepatan pembangunan infrastruktur perbankan memiliki peluang besar dalam penyaluran kredit konstruksi.16 Peluang pembiayaan properti bagi perbankan tidak hanya dipicu oleh rencana pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembiayaan perumahan terutama pada segmen kalangan menengah ke bawah. Sektor pembiayaan perbankan yang umunya masuk ke bpada level menengah keatas mulai merambah pada level menengah kebawah, hal ini membuat lembaga keuangan syariah yang berada pada level menengah kebawah berusaha membuat pengembangan dalam produk pembiayaannya. Sejalan dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur tersebut, BPRS Al Salaam Cinere mulai merambah segmen baru dalam produk pembiayaan pembangunan rumah BPRS Al Salaam merupakan Lembaga Keuangan Mikro
14
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, h. 5 Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015: Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat 16 http://infobanknews.com/menilik-potensi-kredit-properti-di-2016/ diakses 2 Oktober pukul 22:58 15
6
Syariah (LKMS) yang berada di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42, Limo Depok. BPRS AL Salaam melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS Al Salaam berasala dari dana sendiri serta dana pihak ketiga. Salah satu fasilitas dari BPRS Al Salaam adalah Pembiayaan. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPR AL Salaam cukup beragam salah satunya yaitu Pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) iB.17 Dalam strategi pemasaran terdapat istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Bauran pemasaran merupkan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret.18 Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).19 Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam sebuah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere yang tentunya akan memberi manfaat terhadap BPRS Al Salaam sebagai masukan dari strategi pemasarannya.
17
www. BPRS Al-Salam.co.id Drs. H. Indriyono Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001) hal. 203 19 Ibid. 18
7
Dengan memahami bahwa suatu pembiayaan terutama pada produk yang baru akan dikembangkan menjadi salah satu yang urgensi untuk diketahui dalam bauran pemasaran, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai upaya BPRS Al Salaam Cinere untuk dapat mengembangkan produk KPR iB nya. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian di BPRS AL Salaam Cinere mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun untuk menghasilkan produk yang baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya BPRS Al Salaam Cinere yang memberikan Pembiayaan KPR iB kepada nasabahnya. Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB PADA BPRS AL SALAAM” B.
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang
ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara lain : 1. Mekanisme produk pembiayaan KPR iB 2. Produk Kredit Pemilikan Rumah berbasis syariah 3. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap hunian KPR iB 4. Nasabah yang mengajukan pembiayaan memiliki latarbelakang yang variatif 5. Perlunya manajemen pemasaran dalam pembiayaan KPR iB 6. Upaya memaksimalkan pembiayaan KPR iB 8
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Pada penelitian skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere. Penulis juga akan akan membahas mengenai implementasi dari bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere. 2. Perumusan Masalah a. Bagaimana bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere ? b. Bagaimana implementasi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere? c. Bagaimana analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL Salaam? D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah: 1.
Menjelaskan cara dan prosedur yang diterapkan dalam produk
pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere. 2. Menjelaskan pola bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere. 3. Menjelaskan analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.
9
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Akademisi, baik mahasiswa maupun dosen, penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah khazanah sebagai wujud kontribusi positif dan dedikasi yang dapat penulis berikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. b. Praktisi, untuk menambah literatur strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB sehingga dapat dikaji sebaik mungkin. c. Masyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam.
E. Kerangka Pemikiran
PRODUCT PRICE
PEMBIAYAAN KPR IB BPRS AL SALAAM CINERE
PLACE PROMOTION PEOPLE PHYSICAL EVIDENCE PROCESSES
10
ANALISIS S.W.O.T.
F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dan dijadikan sebagai acuan maka penulis membaginya dalam beberapa bab meliputi :
Dalam BAB I berisikan tentang PENDAHULUAN : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan. Dalam BAB II penulis menjelaskan tentang TINJAUAN TEORITIS : pada bab ini diuraikan tentang Pemasaran (Pengertian Strategi Pemasaran, Konsep Pemasaran, Tujuan Pemasaran), Bauran Pemasaran, Pembiayaan Perbankan Syariah, Pembiayaan KPR Syariah, Studi Terdahulu Dalam BAB III penulis menggambarkan umum tentang METODOLOGI PENELITIAN : pada bab ini dikemukakan Jenis penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data. Dalam BAB IV penulis menjelaskan tentang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian, Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan Hasil Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Dalam BAB V yang merupakan PENUTUP dari penulisan berisikan intisari atau kesimpulan dari seluruh bahasan masalah yang menjadi fokus penelitian, penulis juga menyampaikan saran-saran yang diperlukan.
11
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1.
Pengertian Strategi Pemasaran Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari
kata yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, strategi diarttikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.20 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa istilah strategi adalah “suatu ilmu untuk menggunkan sumber daya-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.21 Strategi juga dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperlihatkan sumber daya perusahaan dan lingkungan yang dihadapinya.22 Dengan kata lain strategi yaitu sebuah rencana yang dilakukan untuk mencapai misi perusahaan.23 Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah
20
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta:LPPEE UI, 1999). hal.8 21 Tim Penyusunan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pusatka,1997), hal. 199 22 Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1992), h. 336-337 23 Barry Render dan Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi (Jakarta:Salemba Empat, 2001), hal. 28
12
sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.24 Menurut Radiosunu, strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut25: a.
Market Segmenting
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus mengkelompok kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan– satuan pasar yang bersifat homogen. b.
Market positioning
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar. c. Targeting Strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.
24
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta:PT. Prehallindo,2001), hal. 76 25 Radiosunu, Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Analisis Edisi 2, (Yogyakarta:BPFE,2001), hal. 27
13
d.
Marketing Mix. Strategy
Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan
konsumen.
Variabel-variabel
yang
dapat
mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan product, place, promotion dan price (4P). e. Timing Strategy Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi. Secara Etimologi pemasran berasal dari kata pasar yang dalam konteks tradisional diartikan dengan “tempat orang berjual beli”.26 Pemasaran dalam kamus manajemen pemasaran diartikan sebagai “kegiatan utama suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk yang bersangkutan”.27 Selanjutnya pemasaran juga dapat dikatan sebagai suatu usahan untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.28
26 27
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta:Kencana,2010), hal. 51 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta:Pustaka Sinar Harian, 2003), hal.
215 28
Sofjan Asauri, Manajemen Pemsaran, (Jakarta:Raja Gfrafindo Persada, 2004),
hal. 5
14
Pemasaran adalah sebuah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.29 Philip Kotler juga mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk dan lainnya.30 Bersama Keller, Kotler yang tergabung dalam America Marketing Association berpendapat bahwa pemasaran “Marketing is an organization function and a set processes for creating communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders”31 Pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh konsumen, sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika berpijak pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang beberapa pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak bisa diabaikan begitu saja. Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau
29
Muhammad Aziz Hakim dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah (Jkaarta:Reinaisan, 2005), hal.12 30 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 4 31 Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 5
15
manjemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk yang berbasis syariah.32 Strategi Pemasaran adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan psar target dan selera konsumen yang dituju.33 M. Nur Rianto juga menjelaskan tentang strategi pemasaran yang didefinisikan sebagai serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran dari waktu ke waktu pada masing masing tingkatan serta lokasinya.34 Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam startegi pemasaran, yaitu :35 a.
Daur Hidup Produk
Strategi harus disesuaikan dengan daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
32
Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, (Iqtishadia, 2013) vol.2 33 Suharyadi, dkk. Kewirausahaan Membangun Sukses Sejak Usia Muda, (Jakarta:Salemba Empat, 2007), hal.19 34 M.Nur Rianto AL-Arif, Dasar-dasar Pemsaran Bank Syariah, (Bandung:Alfabeta,2010), hal.5 35 Artikel Pengertian Konsep Definisi Pemasaran, www.majidbsz.wordpress.com/diaksis 4 Oktober 2016 pukul 9:53
16
b. Posisi Persaingan Perusahaan di Pasar Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar. c. Situasi Ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan ke depan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. Dari pengertian strategi pemsaran yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dirancang oleh suatu perusahaan agar produk yang diciptakannya dapat diterima dan sebagai arahan perusahaan agar productnya dapat bersaing di pangsa pasar dengan mempertimbangankan situasi ekonomi, produk, dan posisi persaingan perusahaan tersebut. 2.
Konsep Pemasaran Menurut kotler, pemasaran (marketing) merupakan hal yang sangat
mendasar sehingga tidak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah. Pemsaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari produsen ke
17
konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum barangbarang diproduksi.36 Menurut Kotler dan Keller, pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep pemasaran holistik.37 a. Konsep produksi Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar. b. Konsep Produk Dalam konsep ini
pemasar beranggapan
bahwa konsumen lebih
menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu. c. Konsep Penjualan Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat.
36
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (PT. Prenhallindo, Jakarta,2000), hal. 3 Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 27 37
18
Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli. d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba. e. Konsep Pemasaran Holistik Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility marketing. 1) Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang.
19
2) Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran pemasaran
yang
berfikir
pelanggan,
dimana
dapat
menembus
keseluruhan perusahaan. 3) Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik. 4) Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit
program
pemasaran
yang
sepenuhnya
terpadu
untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen. Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen jaringan.
20
3. Tujuan Pemasaran Tujuan dari pemasaran adalah untuk menarik perhatian dan membuat bunga. Pemasaran dapat menciptakan citra merek, untuk mengubah citra itu dan membuat orang tertarik pada apa yang dijual. Pemasaran produk atau jasa belum pernah dilakukan terutama dengan billboard dan iklan cetak dan sekarang umumnya dilakukan secara online dan melalui media sosial. Upaya pemasaran, pendekatan dan pesan terus tumbuh. Sebaliknya mengubah produk yang diciptakan untuk bersaing dengan perubahan zaman dan selera, perusahaan dapat mengubah pemasaran untuk membuat produk tampak seolah-olah tidak ada.38
B. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.39 Definisi menurut Basu Swastha, Marketing Mix adalah “kombinasi dari empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.40
38
http://www.gurupendidikan.com/tujuan-strategi-dan-6-pengertian-pemasaranmenurut-para-ahli/ diakses 5 Oktober 2016 pkl. 23:41 39 Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,(Erlangga, Jakarta,2008), hal. 62 40 Basu Swastha, Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2007), hal. 42
21
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller, yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan adalah “Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”. 41 Strategi pemasran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran pemasraan
(marketing
mix)
adalah
hal
menarik
untuk
mempercepat
pengembangan perbankan di Indonesia.42 Bauran pemasaran juga sebagai perbaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.43 Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler adalah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing objectives in the target market”. Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.44 Sedangkan menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
41
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, (PT.Indeks,
Jakarta) 42
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta:Salemba Empat, 2013), hal. 40 43 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasara Bank Syariah, (Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 40 44 Kotler, Philip dan gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, (Jakarta, PT. Indeks Gramedia, 2003), hal. 15
22
PRODUK
HARGA
Ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, layanan
Daftar harga, diskon, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit
Pelanggan/sasaran Positioning yang diharapkan TEMPAT
PROMOSI
Saluran, cakupan, Iklan, penjualan pemilahan, lokasi, pribadi, promosi persediaan, penjualan, transportasi, logistik hubungan masyarakat Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2008 Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P.45 1.
Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.46 a. Lima Tingkatan Produk
45
Kotler, Philip dan Armstrong Gary,. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi12, (Erlangga, Jakarta.2008), hal. 62-62 46 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, (Jakarta:Prehallindo, 2002), hal. 52
23
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk yaitu : 1) Produk utama yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan atau akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 2) Produk generik yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar. 3) Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara formal diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4) Produk pelengkap yaitu berbagai artibut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing. 5) Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. b. Atribut Produk 13 Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian, atribut produk meliputi : a. Merek b. Kemasan c. Pemberian label d. Layanan pelengkap e. Jaminan
24
b. Klasifikasi Produk Menurut kotler produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu :47 1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok utama : a.
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang , disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.
b.
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain)
2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa pemakaian. b) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian. 3) Berdasarkan Tujuan Konsumsi Dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
47
Philip Kotler, Manajemen (Jakarta,Prehallindo, 2002), hal. 451
Pemasaran,
25
Jilid
1,
Edisi
Milenium,
a) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut. b) Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. c.
Atribut Produk Menurut Kotler dan Amstrong, atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.48 atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Unsur - unsur atribut produk:49 1)
Kualitas produk
Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi - fungsi dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kulitas yang baik. 2) Fitur produk Sebuah produk ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. 3) Desain produk
48
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. (Jakarta: Penerbit PT.Prenhallindo., 2004), hal. 347 49 Ibid,. Hal. 329
26
Menurut Kotler dan Amstrong cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.
2. Harga (Price) Harga adalah jumlah yang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.50 Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang atau jasa. a.
Jenis Penetapan Harga Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk memotong
harga demi mempertahankan bagian pasar. 1) Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang berbeda
50
Basu Swastha. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2002), hal. 147
27
2) Penetapan harga mark–up adalah dengan menetapkan harga jual dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari total biaya variabel atau harga beli dari seorang pedagang. 3) Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan cara menambah persentase tertentu dari total biaya. b.
Tujuan Penetapan Harga 1) Mendapatkan keuntungan sebesar–besarnya dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang optimal 2) Mempertahankan perusahaan. Dari marjin keuntungan yang di dapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. 3) Mengelola Return On
Investment
(ROI),
Perusahaan
pasti
menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi. 4) Menguasai pangsa pasar Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran. 5) Mempertahankan status quo Ketika per usahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
28
3. Tempat (Place) Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi sasaran. Tempat merupakan saluran distribusi yaitu serangkaian organisasi yang saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalan hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :51 a. Konsumen mendatangi perusahaan apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. b. Perusahaan mendatangi konsumen merupakan lokasi yang tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. c. Perusahaan (pemberi jasa) dan konsumen tidak bertemu secara langsung merupakan service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atu surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat terlaksana. Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat bergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman barang, bila 51
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I dan II, Edisi kesebelas, (Jakarta:PT. Indeks Gramedia), 2006, hal. 63
29
pasar mengingikan pengiriman yang cepat dan tepat waktu serta sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategi dan channel sebaiknya direct sales supaya dapat terkontrol. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.52 Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik apapun bentuk rupanya atau sebesar apapun manfaatnya, jika tidak ada orang yang mengetahui tentang keberadaannya, maka mustahil produk tersebut dibeli. Produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat sampai kepada masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi.53 Promosi merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan
52
H. Indriyo Gitosudarmo Indriyo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE, (Yogyakarta: Erlangga, 2000), hal. 237 53 Ibid.,
30
perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.54 Definisi lima sarana promosi utama Kotler dan Amstrong adalah sebagai berikut:55 a. Periklanan (advertising) Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu. 1) Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. 2) Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan
baik
dengan berbagai
kalangan untuk
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menanggapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan. 3) Penjualan personal (personal selling) Presentasi
pribadi
oleh
wiraniaga
perusahaan
untuk
tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
54
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, (Erlangga, Jakarta, 2008), hal. 116 55 Ibid., hal. 117
31
4) Pemasaran langsung (direct marketing) Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Bauran promosi ini digunakan untuk mengkomunikasikan kegiatan perusahaan kepada konsumen. Komunikasi yang efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan akan memperkuat tingkah laku yang telah diubah sebelumnya.
b. Tujuan Promosi Telah dijelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan suatu produk kepada masyarakat atau konsumen. Dalam pratiknya dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan sebagai berikut : 1) Membujuk (persuasi) Salah satu tujuan utama dari promosi adalah membujuk dengan memberikan respon positif terhadap penawaran yang dilakukan yang akhirnya melakukan tindakan pembelian. 2) Memberitahu (informasi) Promosi adalah media komunikasi yang efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi pada konsumen. 3) Mengingatkan Promosi digunakan untuk mengingatkan kembali pada kosumen bahwa produk itu masih ada di pasar.
32
Kotler dan Amstrong juga menambahkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (manusia), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa itu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process.56 5. Manusia (people) Manusia adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari manusia adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.57 6. Sarana Fisik (Physical Evidence) Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.58 7. Proses (process) Proses adalah semua prosedural aktua;, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan produk dan jasa. Proses dalam jasa 56
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 13, jilid 1. (Jakarta:Erlangga, 2012), hal. 62 57 Ibid., 58 Ibid.,
33
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.59 Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan karena lemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melkaukan keputusan pembelian. C. Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Pengertian Pembiayaan Pada prinsipnya, Bank Syariah sama dengan Perbankan Konvensional, yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada dasarnya dapat pula disediakan oleh Bank-bank Syariah. Pembiayaan yang dilakukan bank sering disebut kredit. Kredit merupakan suatu kalimat yang diambil dari bahasa Latin yaitu Kreditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran atau Crede yang berarti saya percaya. Dalam bahasa Yunani kredit adalah Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan ini berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan pejabat kredit yang berwenang (secara notarial) maupun dilakukan tanpa 59
Ibid.,
34
ketentuan hukum yang kuat (dibawah tangan). Adakalanya kredit dinyatakan hanya sebagai janji untuk membayar uang atau sebagai izin menggunakan dana prang lain.60 Pembiayaan menurut Antonio adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (kekurangan dana).61
Selanjutnya
menurut
Undang-Undang
No.
10
Tahun
1998
mengemukakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.62 Dalam hal ini peraturan pemerintah tentang Perbankan Syariah telah disempurnakan dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 bahwa Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bit Tamlik c. Transaksi dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istishna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh, dan e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi Multijasa
60
Pandia Frianto. Dkk, Lembaga keuangan, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005), cet. I, h. 194 61 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) h. 160 62 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
35
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.63 Dalam istilah teknisnya pada perbankan syariah pembiayaan disebut sebagai aktiva produktif. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penamaan dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi‟ah Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003). 64 Dengan kata lain Muhammad mengungkapkan bahwa pembiayaan atau dengan kata lain financing adalah pendaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.65 2. Pembiayaan Murabahah a. Pengertian Murabahah Secara etimologis, murabahah berasal dari kata al-ribha atau al-rabh yang memiliki arti kelebihan pertambahan perdagangan. Dengan kata lain, al-ribh
63
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (jakarta: Gema Insani Press, 2001) h. 17 65 Ibid. 64
36
tersebut dapat diartikan sebagai keuntungan “keutungan, laba, faedah”.66 Sedangkan menurut istilah murabahah adalah salah satu bentuk jua beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pengertian lain murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Hal inilah yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh. Bai‟ al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dalam bai‟ al-murabahah penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah adalah perjanjian jualbeli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan
nasabah kemudian
menjualnya
kepada nasabah
yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.67 b. Landasan Syariah Murabahah 1) Al-Qur‟an
66
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustala Progressif, 1997), h. 463 67 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik. (Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h. 101
37
“ Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqoroh 275)
2) Hadist Hadist Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib: “ Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli secara tunai, muqaradhah (mudharabah). Dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Suhaib).68
68
Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000
38
3) Fatwa DSN MUI Pembiayaan
murabahah
telah
diatur
dalam
Fatwa
DSN
No.04/DSNMUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut: a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam. c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. g) Nasa bah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
39
i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.69 Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa adalah sebagai berikut: a) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau aset kepada bank. b) Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. c) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinnya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. d) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. f)
Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.
g) Jika uang muka memakai kontrak, urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka:
69
Wirdianingsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2005), h. 106-107
40
i. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga, atau ii. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.70 4) Syarat dan Rukun Murabahah a.
Syarat
1) Syarat ijab qabul a) Orang yang mengucapkan Balig dan berakal. b) Qabul sesuai ijab. Maksudnya harga yang diucakan sesuai yang
disetujui dan diinginkan pembeli, apabila ijab dan qabul tidak sesuai maka jual beli tidak sah. c)
Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis
2) Syarat orang berakad a) Berakal 3) Syarat barang yang diperjual belikan (Ma‟qud „alaih) a) Barangnya tidak gharar. b) Ada nilai manfaat. c) Ada hak kepemilikan. d) Diserahkan saat akad berlangsung atau waktu yang disepakati. b.
Rukun
70
Ibid., h. 107-108
41
1) Ijab kabul (shighat) 2) Penjual dan pembeli (al-muta‟aqidain) 3) Objek akad1171
5) Skema Pembiayaan Murabahah Akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan barang konsumsi seperti rumah, kendaraan / alat transportasi, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya (tidak termasuk renovasi atau proses membangun), pengadaan barang dagangan, bahan baku atau bahan pembantu produksi, serta barang modal seperti pabrik, mesin dan sejenisnya serta barang lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetujui bank. Skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi dengan dunia perbankan pada umumnya. Gambar 2.1 Skema Murabahah72 1. Negosiasi &Persyaratan
5. Terima Barang &Dokumen dari bank
2. Akad Jual Beli BANK
NASABAH
6. Bayar 3. Beli Barang 71 72
SUPLIER PENJUAL
4. Kirim
Ibid., h. 95 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 37
42
1) Bank dan nasabah melakukan negosiasi dan persyaratan tentang pembiayaan murabahah yang akan dilakukan. 2) Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu barang, dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah berlaku sebagai pembeli. 3) Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan nasabah dari suplier atau penjual dan dibayar secara tunai. 4) Barang yang telah dibeli bank dikirim oleh suplier kepada nasabah. 5) Nasabah menerima barang yang dibeli. 6) Atas barang yang dibelinya, nasabah membayar kewajiban kepada bank secara angsuran selama jangka waktu tertentu.
3.
Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Syariah Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan
kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasajasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri maupun ekspor.73 Sedangkan
73
Ayus Ahmad Yusuf dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah, (Cirebon: STAIN Press, 2009) h. 68
43
menurut Kasmir (2014) tujuan dari fasilitas kredit atau pembiayaan adalah sebagai berikut74: a.
Mencari keuntungan yaitu untuk memperoleh dari pemberian kredit tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b.
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk modal kerja.
c.
Membantu pemerintah bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Disamping memiliki tujuan diatas, pemberian fasilitas kredit atau
pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna uang para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan
74
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014) h. 88-90
44
berusaha sehingga pengunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif. c. Untuk meningkatkan daya guna barang Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. d. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dalam ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha yang produktif. e. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Produsen yang membutuhkan pembiayaan akan diatasi melalui bank sehingga setiap usaha untuk peningkatan produktivitas masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal. f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional Pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa negara.
D. Pembiayaan KPR Syariah 1.
Pengertian Pembiayaan KPR Syariah Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank
syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara
45
angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli.75 Menurut Hardjono, KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi rumah.76 Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syariah memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) di perbankan konvensional. Hal ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal yang diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensonal, yaitu konsep bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga perbankan konvensional. Dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah ini, terdapat perbedaan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, diantaranya adalah : pemberlakuan sistem kredit dan sistem mark up, kebolehan dan ketidakbolehan tawar menawar (bergaining position) antara nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.77 Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah, perlu dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena itu istilah KPR 75
https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-bank-syariah-kprsyariah/ diakses tgl 28-7-2016 pkl 12.28 76 Suzana Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, (PT. Galangpress Media Utama, Yogyakarta 2008) h.25 77 Helmi Haris, Jurnal Pembiayaan Kepemilikan Rumah (sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah) 2007
46
cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan syariah tidak menggunakan sistem kredit. Untuk menghindari hal itu (tetap menggunakan istilah KPR).78 2. Dasar Hukum Kredit Kepemilikan Rumah a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 04/DSN-MUI/VI/2000, tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah. b. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000, tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka dalam Murabahah. c. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 21/DSN-MUI/X/2001, tanggal 17 Oktober 2000, tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. d. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DPKK/2001, tanggal 19 Desember 2000, perihal Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank. e. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DSYA/2005, tanggal 14 Februari 2005, tentang Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. f. Surat Edaran Direksi Nomor 34/DIR/DPKK/2004, tanggal 28 Oktober 2004, perihal Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Dokumen Kredit dan.
E. Studi Terdahulu 1.
Analisis Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah BNI IB GRIYA (Studi Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan), Skripsi Ahmad Syukri, FSH, UIN Jakarta, 2010. Penelitian ini adalah penelitian empiris yang berttujuan untuk mengetahui praktik mekanisme pembiayan 78
Ibid.
47
KPR IB GRIYA pada Bank BNI Syariah dan mengetahui hasil analisa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threat) serta ancangan strateginya sehingga dapat diaplikasikan untuk peningkatan pembiayaan produk KPR BNI iB Griya. Pada penelitian yang menggunakan analisis SWOT ini pada Produk KPR BNI iB Griya membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) yaitu fatwa MUI bahwa “Bunga Bank Haram”, bisnis properti yang diprediksi akan terus membaik, dan promosi melalui media elektronik, Ancaman (Threat) seperti banyaknya pesaing, dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan produk KPR yang berbasis Syariah, kekuatan (strengths) dengan memiliki brand yang cukup familiar, pembiayaan yang terhindar dari sifat ribawi, serta proses persetujuan yang mudah dan cepat, uang muka ringan, Kelemahan (weaknesses) seperti kurangnya promosi kepada masyarakat, jaringan kantor yang terbatas, kurangnya pemahaman SDM yang profesional dalam bidangnya. 2. Skripsi Strategi Pemasaran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di BTN Syariah (Studi Kasus pada BTN Syariah Cabang Tangerang) oleh Muhammad Arif Aditya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua teknik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan dokumentasi, wawancara, dan studi kepustkanaan dengan cara penulisan analisis deskriptif. Hasil penelitian pada BTN Syariah Cabang Tangerang dalam
48
memasarkan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB menggunakan strategi marketing mix (bauran pemasaran), yang terdiri dari 4p, yaitu strategi produk (product), harga (price), lokasi (place), promosi (promotion). Realisasi pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB pada tahun 2011 sebesar Rp 9.845.379.679, tahun 2012 sebesar Rp 3.726.700.000, dan tahun 2013 sebesar Rp 2.668.700.000. perkembangan KPR BTN Sejahtera Tapak iB cenderung turun dari tahun ke tahun, dikarenakan terdapat kendala utama, yaitu keterbatas stok perumahan bersubsidi yang dimiliki oleh pengembang di wilayah Tangerang. 3. Jurnal Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah) Vol. 1, No. 1, Juli 2007 oleh Helmi Haris. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang menjabarkan tentang lahirnya sebuah produk pembiayaan bank pada Perbankan Syariah. Helmi menjelaskan berbagai macam akad serta praktiknya dalam menjalankan produk pembiayaan bank tersebut, yakni pembiayaan konsumtif dalam bentuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). 4. Jurnal Analisis Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam mengurangi Non Performing Loan (Studi pada PT. Bank Central Asia Tbk. Cabang Kediri oleh Nur Suci Atmawati, Muhammad Saifi, Dwiatmanto. Universitas Brawijaya Malang. Penelitian yang menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, dengan data dari hasil wawancara dengan karyawan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian diketahui bahwa sistem
49
pemberian kredit sudah cukup baik dengan melihat hasil NPL, namun masih kurangnya dokumen-dokumen yang digunakan untuk memperjelas dalam penginformasian sistem pemberian kredit pemilikan rumah (KPR). Dan dan ada ketidaksesuaian antara karyawan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. 5. Jurnal Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank X Syariah Cabang Tangerang Selatan oleh Fatimah dan Elisabeth Yansye Metekohy Politeknik Negeri Jakarta. Penelitian ini dirancang untuk menemukan strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah yang paling
tepat
sehingga
mampu
memenangi
persaingan.
Dengan
menggunakan analisisi SWOT dengan matriks IFAS dan EFAS dapat diidentifikasikan faktor-faktor penting yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari produk pembiayaan murabahah. Dari hasil analisis didapat strategi pertumbuhan atau growth strategy . Staregi ini dipilih karena hasil perhitungan berada pada kuadran l dimana total weighted score peluang-ancaman sebesar 3.21 sedangkan total weighted score kekuatan-kelemahan sebesar Posisi pada kuadran ini sangat menguntungkan
dan
dapat
dipasarkan
secara
maksimal
dengan
menerapkan kebijakan bauran pemasaran seperti kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan tempat dan kebijakan promosi yang mendukung
pertumbuhan
yang
murabahah.
50
agresif
dari
produk
pembiayaan
6. Jurnal Marketing Mix dan Religi Terhadap Minat Masyarakat oleh Sulaiman. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang seberapa jauh minat atau ketertarikan nasabah terhadap perbankan syariah, utamanya Bank BNI Syariah Cabang Malang dengan cara mengamati perilaku. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi minat masyarakat, yaitu: product, price, place, dan promotion yang disebut sebagai 4 P atau marketing mix dan satu faktor khusus dalam hal ini adalah religi. 7. Jurnal Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus oleh Rida Faiqoh. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis bagaimana strategi pemasaran KPR Syariah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Cabang Kudus dan kendala yang dihadapi. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa Bank Muamalat memberikan informasi di berbagai media massa baik cetak (surat kabar harian dan majalah) maupun elektronik (radio dan televisi). Bank Muamalat juga melakukan penempatan iklan pada media luar ruang (billboard) yang dianggap cukup efektif dalam proses sosialisasi.
51
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun satu proposi atau menjelaskan makna dibalik realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan.79 Dalam metode penelitian kualitatif akan menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa deskriptif dari ucapan atau tulisan dan perilaku objek itu sendiri.80 Penelitian kualitatif lebih menekankan pada data yang berupa kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka, selain itu penelitian ini lebih menekankan pada proses dari produk atau outcome.81 B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB Pada Badan Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Salaam yang berlokasi di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42 Cinere Depok. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016
79
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 82 80 Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerjemah Arief Furchan, cet. Ke-1, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1992), h. 21 81 Drs. Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali Press cet ke-2, 2007), h. 13
52
C. Jenis Data 1.
Data Primer Data primer adalah data yang langsung yang memberikan data kepada
pengumpul data. Yang mana data tersebut bisa berasal dari data observasi dan wawancara.82 hasil wawancara diberikan oleh pihak BPRS Al Salaam Cinere yang bersangkutan, hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan data yang diperoleh. 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku, jurnal, surat kabar, atau dari sumber lain yang mendukung penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian
kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview.83
82
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet. 29, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 157 83 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 56
53
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, dan mempelajari segala bentuk tulisan baik buku, artikel, majalah, Koran, dan informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Researh) Adapun penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara melakukan observasi ke tempat penelitian dan melakukan wawancara dengan narasumber, sehingga penulis mendapat informasi langsung mengenai manajemen operasional yang diterapkan pada bisnis syariah tersebut. a. Wawancara Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang dengan satu orang sebagai penyedia informasi dan satu orang lainnya yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan berdasarkan tujuan tertentu.84 b. Dokumenter Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk lisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Jadi yang dimaksud dengan studi documenter yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi penelitian sosial untuk menelusuri data historis.85
84
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 180 85 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:ALFABETA,2005), Hal. 27
54
E. Teknik Analisa Data Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, katakata dan bukan angka.86 Analisa data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.87 Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats). SWOT adalah suatu bentuk analisis didalam manajemen perusahaan atau didalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis SWOT adalah identifikas berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness)
dan
ancaman
86
(threath)
jadi,
analisis
SWOT
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), h. 28 87 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet. 29, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 103
55
membandingkan antara faktor external peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.88 Teknik analisis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenaali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenail apa yang diinginkan kedepan terhadap is tersebut, komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.89 Gambar 3.1 Diagram Posisi Perusahaan
Peluang
Kuadran III
Kuadran I
Kuadran IV
Kuadran II
Ancaman 88
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19 89 Ibid.,
56
Tabel 3.1 Matrik Analisis SWOT90 IFAS
● Strengths (S)
● Weaknessses (W)
o Tentukan
EFAS ●Opportunities (O) o Tentukan
o Tentukan
faktor-faktor
faktor-faktor
kekuatan
kelemahan
internal
internal
● Strategi S-O
● Strategi W-O
o Ciptakan
o Ciptakan
faktor-faktor
strategi
yang
peluang
menggunakan
meminimalkan
eksternal
kekuatan untuk
kelemahan
memanfaatkan
untuk
peluang
memanfaatkan
(Agresif)
strategi
yang
peluang (Turn Around)
●Threats (T) o Tentukan
● Strategi S-T
● strategi W-T
o Ciptakan
o Ciptakan
faktor-faktor
strategi
yang
ancaman
menggunakan
meminimalkan
eksternal
kekuatan untuk
kelemahan dan
mengatasi
menghindari
ancaman
ancaman
(Diversivikasi)
strategi
(Defensif)
Sumber : Freddi Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, 2008
90
Ibid.,
57
1. Strategi SO (Strengths Opportunities) = Kuadran 191 Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan pemikiran objek, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST (Strenghts Threats) = Kuadran 2 Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimilki objek untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) = Kuadran 3 Strategi WO ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT (Weaknesses Threats) = Kuadran 4 Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan-kelemahan
yang
ada
serta
menghndari
ancaman.
91
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 51
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BPRS Al Salaam 1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Salaam. 92 PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al Salaam, didirikan pada tanggal 19 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman pada saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang telah dilakukan dahulu di Salman ITB dengan membentuk lembaga yang bergerak di bidang sosial dengan nama Yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan nama BPR Al Salaam. Pendirian BPR Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman. Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan (Solidarity Corporate) yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk 92
Artikel Sejarah BPRS Al Salaam, http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2, diakses pada 27 Oktober 2016
59
memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan motto “Maju Dalam Kebersamaan”. Jumlah modal yang disetor pada awal berdiri tahun 1991, sebesar Rp. 69.800.000 dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Dan pada tahun 2015 modal berjalan mencapai sebanyak Rp 11. 848.180.000 dengan 161 pemegang saham. 2.
Visi, Misi, Motto dan Tujuan BPRS Al Salaam93 a. Visi BPRS Al Salaam: “Menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Terbaik di Indonesia” b. Misi BPRS Al Salaam: “Menjadi
lembaga keuangan
yang
menghasilkan produk jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan orientasi pengembangan usaha kecil dan menengah menuju kesejahteraan bagi stake holder”. c. Motto BPRS Al Salaam: “Maju Dalam Kebersamaan” d. Tujuan BPRS Al Salaam: 1) Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal dalam hal kualitas, kenyamanan, keamanan, dan keuntungan dalam hal berinvestasi.
93
Visi misi BPRS Al Salaam, http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2, diakses pada 27 Oktober 2016
60
2) Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan 3) Memberikan hasil yang terbaik bagi stake holder 3. Produk-Produk BPRS Al Salaam: a. Produk Penghimpunan Dana 1) Tabungan iB Amanah 2) Tabernas Platinum 3) Depostio Syariah Rakyat (DSR) Maxima b. Produk Pembiayaan 1) Pembiayaan Al Salaam Syariah 2) Pembiayaan Kepemilikan Sepeda Motor (PKSM) 3) Pembiayaan Syariah Kepemilikan Kendaraan Bermotor (PSKKB) 4) Pembiayaan Syariah KPR iB 5) Pembiayaan Syariah Modal Usaha (PSMU) 6) Pembiayaan Sahabat AL Salaam (PSA iB) 7) Pembiayaan Syariah KTR
61
Gambar 4.1 Presentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam
Presentase Target Pembiayaan BPRS Al Salaam 5% Pembiayaan Motor 40%
pembiayaan non motor
55%
Pembiayaan KPR iB
Sumber : BPRS Al Salaam Cinere Dalam melakukan pembiayaan BPRS Al Salam fokus terhadap pembiayaan Motor, yakni pembiayaan motor dapat mendominasi sebanyak 55%. Dalam hal ini pemberian pembiayaan motor dapat diberikan kepada nasabah dengan pembiayaan jangka pendek sehingga perputaran modal akan cepat dilakukan. Sedangkan pembiayaan non motor yang kategorinya dibagi kedalam beberapa pembiayaan, seperti pembiayaan syariah modal usaha (PSMU), pembiayaan multiguna AL Salaam Syariah (PAS), pembiayaan mikro seperti pembiayaan sahabat Al Salaam iB dan pembiayaan kelompok tanggung renteng memiliki porsi sebanyak 40%. Dan sebagai pengembangan produk BPRS Al Salaam mengeluarkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam sebanyak 5%.94
94
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
62
4. Struktur Organisasi BPRS AL Salaam Dewan Komisaris
:
Mulya Soepardi B Munir Sjamsoedin
Direksi
:
Ichwanda Munir Syamsudin Azwar
Dewan Pengawas Syariah
:
Mohammad Yahya Mohamad Akhmadi
B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Pemasaran adalah suaru sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen aat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran mempunyai peranan yang sangat menentukan karena pemasaran mempunya kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya yang menawarkan produk dan jasa, BPRS AL Salaam Cinere juga memiliki strategi untuk mengembangkan dan memasarkan produk-produknya. Strategi ini nantinya akan membawa dampak positif bagi perusahan maupun masyarakat selaku nasabah, dengan menjaga tingkat kepuasan nasabah atau produk-produk yang ditawarkan BPRS Al Salaam,
63
khususnya produk KPR yang merupakan wujud dari visi misi BPRS AL Salaam, yaitu menjadi bank perkreditan rakyat syariah terbaik di Indonesia. KPR iB BPRS Al Salaam adalah sebuah pengembangan produk pembiayaan yang lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat. BPRS Al Salaam selalu memberikan perhatian lebih terhadap kepentingan masyarakat atas apa yang mereka butuhkan. Maka lahirlah produk pembiayaan Kepemilikan Rumah berbasis syariah KPR iB BPRS Al Salaam. 1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Dalam memasarkan suatu produk tertentu tidak terlepas dari strategi pemasaran perusahaan tersebut. Bank BPRS Al Salaam dalam memberikan jasa pelayanan dan kepercayaan akan membutuhkan strategi dalam memasarkan produknya, karena masalah kualitas pelayanan dan kepercayaan menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan perusahaan tersebut. Selain itu juga bentuk pelayanan merupakan bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima.95 Menurut Philip Kotler “Marketing Mix adalah sebagi perangkat variabel variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.”96 Elemen-elemen yang ada dalam marketing mix adalah product (produk), price (harga), place (tempat), dan
95
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran Penerjemah Alexander Dono, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), h. 7 96 Ibid.,
64
promotion (promosi), selanjutnya Philip Kotler juga menambahkan people (manusia), physical evidence (sarana fisik), dan process (proses). Berikut bauran pemasaran KPR iB BPRS Al Salaam:97 a.
Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atua dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.98 Dapat disimpulkan pula bahwa produk adalah sesuatu uang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen.99 BPRS Al Salaam hadir sebagai bentuk upaya pemberian pelayanan dan produk-produk terbaik kepada nasabah maupun calon nasabah dengan meningkatkan kualitas dan pelayanan, sehingga nasabah tetap menaruh kepercayaan kepada pihak BPRS Al Salaam atas produk pembiayaan dan pendanaan yang menjadi andalan BPRS Al Salaam. Sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS Al Salaam dalam pembiayaannya mengembangkan produk baru yakni KPR iB BPRS Al Salaam. Animo masyarakat akan kebutuhan rumah yang tinggi menjadi dasar pemikiran lahirya produk tersebut sebagai bentuk perhatian BPRS Al Salaam terhadap
97
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Muzakki Kadiv. Pembiayaan BPRS AL Salaam 27 Oktober 2016 98 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep &Strategi), h. 200 99 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 123
65
masyarakat yang menginginkan pembiayaan rumah. Pada pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam dapat diajukan oleh nasabah lama maupun nasabah baru.100 Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam lebih mngutamakan nasabah dengan pengajuan KPR ke-1, yang artinya kebutuhan akan rumahnya labih tinggi dari pada kebutuhan KPR ke-2 atau seterusnya. Hal ini bertujuan untuk mensejahterakan nasabah BPRS Al Salaam dalam memenuhi keinginan yang paling urgensi. Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam adalah pembiayaan berjangka pendek yakni pengajuan antara 0- 10 tahun cicilan, hal ini sangat berbeda dengan bank-bank syariah lainnya yang menggunakan jangka panjang yakni antara 15-20 tahun. Hal ini dikarenakan modal yang sangat terbatas sehingga perputaran akan peminjaman pembiayaanpun harus dipercepat. Margin yang ditetapkan oleh BPRS Al Salaam flat pertahun sebanyak 14,80% selama 10 tahun. Produk pembiyaan KPR iB BPRS Al Salaam dikelola dengan prinsip syariah yang berlaku dengan menggunakan akad Murabahah. Akad murabahah digunakan sebagai akad jual-beli rumah yang dalam hal ini BPRS Al Salaam sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Nasabah akan menunjuk atas rumah pilihannya sendiri yang kemudian diajukan kepada BPRS Al Salaam dalam pembiayaan KPR iB yang selanjutnya akan diproses secara administratif.
100
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
66
b.
Harga (price) Penentuan harga merupkan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku atau tidaknya produk dan jasa perbankan. 101 Variabel
harga
merupakan
komponen
pemasaran
yang
langsung
mempengaruhi persepsi konsumen, permintaan dan penawaran serta berujung pada pencapaian sasaran profit perusahaan. Beberapa prinsip yang harus dihindari dalam menentukan harga adalah: maisir (tindakan yang bersifat spekulatif atau mengandungunsur perjudian), tatfif (mengubah harga tanpa mengubah kualitas atau kuantitas produk), riba (bunga), ihtikar ( penimbunan barang dengan tujuan menciptakan kelangkaan produk untuk meningkatkan harga.102 Dalam penentuan harga BPRS Al Salaam memberikan kesempatan kepada nasabah untuk memilih rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bayar
nasabah.
Pemberian
pembiayaan
KPR
iB
BPRS
AL
Salaam
mengalokasikan modal sebesar Rp. 4.000.000.000. dan dalam record terakhir paling besar BPRS AL Salaam memberikan pembiayaan sebesar Rp. 2.500.000.000 untuk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam. Dalam penentuan DP tergantung pada posisi atau letak dari rumah yang diajukan, jika rumah
101
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 135 Jurnal Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, Iqtishadina Vol. 6, No. 2, 2013 102
67
tersebut marketable dan bisa dikatakan memiliki akses yang mudah maka DP mencapai 20% dari harga yang diajukan.103 Contoh perhitungan pengajuan dengan harga Rp 500.000.000104 Parameter Pembiayaan Harga Jual Rumah
Rp 500.000.000
Total DP
Rp 125.000.000 Ringkasan Pembiayaan
DP murni
Rp 113.200.000
Plafond KPR
Rp 375.000.000
Angsuran/ bulan
Rp
Tenor
84 Bulan
Margin
13,83 %
8.784.729
Detail Pembayaran Pertama Uang Muka
Rp 113.200.000
Biaya Asuransi
Rp
6.300.000
Biaya Administrasi
Rp
4.000.000
Biaya APHT (Akte Pemberian Hak Rp
1.500.000
Tanggungan ) Total DP
Rp 125.000.000
103
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016 104 Berdasarkan perhitungan bagian marketing Pembiayaan BPRS AL Salaam
68
Tabel 4.1 Contoh perhitungan Flat KPR iB BPRS Al Salaam Type
Angsuran Perbulan
56/96
Pembiayaan Kepemilikan Rumah
Besar
Uang
48
96
120
Pembiayaan
Muka
Rp 210.000.000
Rp 70.000.000
Rp 4.410.851
Rp 3.110.391
Rp 2.893.756
Rp 190.000.000
Rp 55.000.000
Rp 4.253.321
Rp 2.999.306
Rp 2.790.408
Rp 170.000.000
Rp 45.000.000
Rp 3.938.260
Rp 2.777.135
Rp 2.583.711
c.
Tempat (place) Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau
dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, dan tansport. Produk tidak banyak artinya bagi pelanggan apabila tidak tersedia pada saat dan tempat ia diinginkan. Produk mencapai pelanggan melalui saluran distribusi (distribution channel). Saluran distribusi adalah rangkaian perusahaan atau individu manapun yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari produsen kepada pemakai akhir atau pelanggan.105 Pemilihan lokasi sangatlah penting, karena apabila salah dalam memilih suatu lokasi, maka hanya akan menambah biaya operasional yang rutin dikeluarkan. Dengan menentukan lokasi yang tepat, bank dapat mengembangkan usahanya dan memasarkan produk-produk unggulan pada bank tersebut. 105
E. Jerome. Mc Carthy& Wiliam D. Perreault, Dasar-dasar pemasaran, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1996), terjemahan indonesia, hal. 35
69
Dalam pemilihan lokasi, pelaksanaan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam bertempat di Kantor Pelayanan BPRS AL Salaam yang terdapat 10 Kantor cabang diantaranya Cabang Cinere, Depok, Jakarta Selatan, Bogor, Cibinong, BSD, Bandung, Ciputat, Pondok Gede, Cileungsi dalam hal ini kantor pusat berada di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42 Cinere Depok. Lokasi kantor yang sangat strategis merupakan suatu nilai tambah BPRS AL Salaam dalam memberikan layanan fasilitas kepada nasabah. Lokasi yang berada di area ruko dan perkantoran yang dekat dengan akses jalan raya sehingga memudahkan untuk mobilitas transaksi nasabah. Selain itu posisi kantor yang tidak terlalu jauh dengan area perumahan penduduk menjadi daya tarik sekaligus juga dapat menjadi sarana promosi yang baik. Dalam melayani nasabah BPRS Al Salaam menyediakan fasilitas kantor yang nyaman sebagai tempat transaksi nasabah. Kondisi kantor yang bersih dengan ruangan ber-ac dan juga tata letak furniture yang tepat membuat suasana nyaman. d.
Promosi (promotion) Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka yang kemudian mereka menjadi tertarik lalu membeli produk tersebut.106 Dalam melakukan promosi setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Agar produk tersebut laku dijual ke masyarakat atau nasabah,
106
Jurnal Rifda Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, Iqtishodina, 2013
70
maka masyarakat perlu tahu kehadiran produk tersebut berikut manfaat, harga dan dimana dapat diperoleh serta kelebihan produk dibandingkan dengan produk pesaing. Cara untuk memberitahukan kepada masyarakat adalah melalui kegiatan promosi, artinya keputusan terakhir bank harus mempromosikan produk tersebut seluas mungkin kepada nasabah.107 Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga mempengaruhi nasabah untuk membeli da akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata nasabah.108 Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih beberapa
cara,
yaitu:
advertensi,
promosi
penjualan,
personal
selling,
publisitas.109 Dalam melakukan promosi KPR iB BPRS AL Salaam menggunakan beberapa sarana promosi dalam memasarkan produk yaitu melalui sarana: a.
Periklanan (advertising)
Sarana periklanan (advertising) yang digunakan BPRS AL Salaam melalui brosur dan pemasangan iklan pada media cetak koran Republika pada 30 Oktober 2012, promosi juga di laukan pada web BPRS Al Salaam dengan media internet www.bprsalsalaam.co.id.
Sarana
yang
dipilih
BPRS
Al
Salaam
tidak
mengeluarkan biaya yang begitu besar namun cukup efektif. 107
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 155 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, H. 169-170 109 Jurnal Rifda Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, Iqtishodina, 2013 108
71
b.
Promosi Penjualan (sales promotion)
BPRS AL Salaam menggunakan sarana promosi penjualan untuk meningkatkan jumlah nasabah yang menggunakan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. Promosi Penjualan yang digunakan BPRS AL Salaam meliputi hadiah langsung yang dapat berupa marchandise, potongan harga (discount), cash back. Selain itu, pembiayaan dengan jangka 0-10 tahun merupakan suatu kelebihan yang dapa menjadi keuntungan tersendiri bagi nasabah yang ingin cepat menyelesaikan pembiayaannya. c.
Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi merupakan sarana yang paling sering digunakan oleh BPRS AL Salaam untuk mempromosikan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. penjualan pribadi ini dilakukan langsung oleh pihak BPRS AL Salaam yang dilakukan secara face to face kepada nasabah dan juga dapat dilakukan secara online dengan Costumer Service melalui web bank, hal ini dianggap paling efektif dilakukan, karena informasi yang diberikan cepat mengena dan terserap oleh nasabah. Selain dari pihak BPRS AL Salaam secara langsung, nasabah yang sudah memiliki ikatan emosional terhadap BPRS AL Salaam pasti akan merekomendasikan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kepada nasabah lainnya, hal ini lebih mnguntungkan dikarenakan tingkat kepercayaan nasabah yang akan dibagikan kepada nasabah yang lain. Dalam strategi penjualan pribadi ini juga banyak memiliki kelebihan, diantara dapat lebih aktif dan antusias dalam menanyakan produk tersebut, pihak BPRS AL Salaam pun akan mudah mempengaruhi nasabah melalui argumentasi yang logis dengan mengemukakan
72
kelebihan-kelebihan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan juga pihak BPRS AL Salaam pun akan mengetahui kemauan dari nasabah tersebut, dan megetahui kelemahan-kelemahan secara langsung dari nasabah sehingga pihak BPRS AL Salaam dapat meningkatkan kualitas dalam pelayanan yang diberikan dari produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam. e.
Manusia (people) Manusia atau orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.110 Dalam melayani nasabah BPRS Al Salaam memiliki orang-orang atau karyawan yang mempunyai kompeten dalam bidangnya masing-masing, hal ini terlihat jelas dengan produktifitas pelayanan yang cukup baik. Selain itu, karyawan yang bekerja selalu memberikan tanggapan yang baik dalam bentuk sopan santun kepada nasabah. Karyawan BPRS AL Salaam yang memiliki penampilan dan tingkah laku yang baik membawa respon positif untuk nasabah. Tidak hanya detail terhadap kualitas karyawannya BPRS AL Salaam juga banyak melakukan cara dalam memahami dan mengenali nasabahnya. Setelah nasabah memutuskan untuk melakukan pembiayaan pihak BPRS Al Salaam akan melakukan verifikasi latar belakang nasabah tersebut. BPRS AL Salaam 110
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 13, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 62
73
menggunakan prinsip analisis pembiayaan dalam mengetahui latar belakang nasabah tersebut. Secara umum prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C. 1) Character (Karakter) Bank yakin bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Dapat terlihat dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti cara hidup maupun gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi. 2) Capacity (Kapasitas atau Kemampuan) Bank akan menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang diperoleh bisa melunasi kewajibannya tepat pada waktu sesuai dengan perjanjian. 3) Capital (Modal) Biasanya bank tidak bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan pembiayaan harus pula menyediakan dana dari sumber lain atau modal sendiri. 4) Collateral (Jaminan) Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan harus memberikan jaminan sebagai ikatan kepercayaan dalam pemberian pembiayaan, sekaligus untuk mengurangi rsiko pemberian pembiayaan. Dalam hal ini BPRS AL Salaam menerima jaminan yang sudah SHM (Sertifikat Hak Milik) atau SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan). 5) Condition (Kondisi)
74
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa depan sesuai sektor masing-masing.111 Selain melihat 5C prinsip analisis pembiayaan selanjutnya BPRS Al Salaam akan melihat pada track record transaksi nasabah, yakni dengan menggunakan BI Checking atau Sistem Informasi Debitur (SID). BI Checking adalah laporan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang berisi riwayat kredit/pinjaman seorang nasabah kepada bank atau lemabaga leuangan non bank. Riwayat kredit yang bagus atau buruk seorang nasabah terdata dalam BI Checking pada sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.112 f.
Sarana Fisik (Physical Evidence) Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.113 BPRS Al Salaam sangat memperhitungkan sarana fisik sebagai tempat terjadinya transaksi nasabah. Sarana fisik berupa bangunan yang nyaman telah diberikan BPRS Al Salaam, bangunan atau kantor yang tersedia tidak terlalu besar namun cukup baik dan nyaman untuk para nasabah. Selain itu, kantor yang di desain secara rapi dengan nuansa serba biru tua menambah karakteristik bank, tata 111
Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 353 112 Artikel BI Checking, http://www.rumah-citraindah.com/2014/06/apa-itu-bichecking.html, diakses 28 Oktober 2016 113 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 13, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 62
75
ruangkantor yang meliputi ruang tamu, ruang costumer service, ruang pembiayaan terletak di lantai 1, sedangkan di lantai 2 terdapat back office. Sarana yang diberikan BPRS Al Salaam sudah cukup membuat nasabah nyaman dalam bertransaksi, terlihat dari nasabah yang selalu setia melakukan pembiayaan di BPRS AL Salaam. g.
Proses (Process) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang
digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. a. Tahap Pengajuan Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam 1) Nasabah mendatangi kantor BPRS Al Salaam pusat atau cabang terdekat untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang KPR iB BPRS Al Salaam 2) Nasabah melengkapi data dan persyaratan serta ketentuan dari BPRS Al Salaam 3) Nasabah menginformasikan tentang rumah KPR iB yang ia inginkan kepada BPRS AL Salaam 4) Setelah pihak bank melakukan verifikasi maka nasabah berhak mendapatkan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam b. Alur dan Mekanisme Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
76
Dalam proses administrasi ada beberapa tahapan yang harus diikuti oleh calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam.114 1) Mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai informasi dan kelengkapan rumah yang diinginkan untuk dijadikan KPR 2) Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat pernyataan 3) Verifikasi calon nasabah melalui BI Checking 4) Wawancara awal calon nasabah 5) Analisa kelayakan nasabah 6) pengadministrasian 7) Appraisal (analisa harga pasar dari agunan) 8) Peninjauan rumah yang akan dijadikan KPR 9) Persetujuan pembiayaan oleh pihak pembiayaan 10) Akad pembiayaan 11) Penentuan target (dead line) pembiayaan 12) Serah terima rumah 13) Nasabah wajib membayarkan cicilan sesuai deadline hingga selesai dan menerima dokumen akhir c.
Mekanisme Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salam akad Murabahah
114
Hasil wawancara Ahmad Muzakki Kadiv. Pembiayaan BPRS Al Salaam Cinere 27 Oktober 2010
77
Gambar 4.2 Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam
Syarat dan ketentuan Akad jual beli bank dengan nasabah
Nasabah mengajukan pembiayaan
Bank membeli barang dari pemasok
BPRS Al Salaam
Pemasok menyerahkan rumah kepada bank
Nasabah mencicil pembiayaan Bank menyerahkan rumah kepada nasabah
Yang paling utama adalah nasabah melakukan pengajuan terkait pembiayaan KPR iB selanjutnya nasabah harus memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BPRS AL Salaam, setelah persyaratan dipenuhi selanjutnya nasabah dengan BPRS Al Salaam melakukan akad Murabahah dimana dalam akad terdapat persetujuan yang dilakukan antara BPRS AL Salaam dengan nasabah, hal ini terkait angsuran dan model pembayaran serta penentuan margin sebagai bentuk keuntungan bagi BPRS AL Salaam. Dikarenakan menggunakan
78
akad Murabahah, maka BPRS AL Salaam membeli terlebih dahulu KPR yang diajukan oleh nasabah. Selanjutnya pihak bank akan memberikan rumah tersebut kepada nasabah. Pada akhirnya nasabah akan mecicil pembayaran setiap bulannya dengan nominal yang telah disepakati diawal. d.
Dokumen Persyaratan Pengajuan KPR iB BPRS Al Salaam Berikut persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan
pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam:115 1) Persyaratan pemohonan bagi pegawai:116 a) Surat permohonan pengajuan pembiayaan KPR iB (asli) b) Fotocopy KTP pemohon c) Fotocopy sumai/istri d) Fotocopy kartu keluarga e) Fotocopy akte nikah/cerai f)
Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir atau surat keterangan penghasilan (asli)
g) Fotocopy keterangan domisili h) Bukti rekening koran 3 bulan terakhir i)
fotocopy sertifikat (SHM) rumah yang akan dibeli
j)
fotocopy SPPT PBB jika rumah bekas harus melengkapi:
k) fotocopy KTP penjual 115 116
Artikel KPR iB www.bprsalsalaam.co.id, diakses 28 Oktober 2016 Persyaratan lainnya terlampir
79
l)
fotocopy KTP suami/istri penjual
m) fotocopy kartu keluarga penjual n) fotocopy akte nikah/cerai penjual e.
Kriteria Nasabah Pembiayaan117 1) Nasabah haruslah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki sumber penghasilan untuk pembiayaan atau badan usaha. 2) Memiliki sumber pengembalian pembiayaan. 3) Slip gaji atau surat keterangan gaji atau laporan keuangan usaha (jika wiraswasta). 4) Bersedia membayar uang muka sebesar 20 % dari harga pasa penilaian bank. Melalui strategi bauran pemasaran BPRS Al Salaam dalam mempromosikan
produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam sudah sangat baik, yang mana produk KPR iB BPRS Al Salaam merupakan pengembangan produk dalam rangka mengabulkan permintaan nasabah dalam hal pembiayaan kepemilikan rumah sebagai bentuk pelayanan jasa bank. Melalui bauran pemasaran ini BPRS Al Salaam dapat melihat dan memetakan item-item produk pembiayaan KPR iB sehingga dapat merincikan kelebihan dan kekurangan dari produk pembiayaan KPR iB tersebut. Dengan begitu BPRS Al Salaam akan mudah melakukan penilaian dan meninjau kembali strategi yang akan dilakukan.
117
Artikel KPR iB www.bprsalsalaam.co.id, diakses 28 Oktober 2016
80
2.
Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Maraknya pemberian pembiayaan pada sektor properi, banyak bank-bank
syariah yang menawarkan pembiayaan KPR Syariah melalui berbagai strategi. Sebagai lembaga yang ingin menampung segala kebutuhan masyarakat BPRS AL Salaam membuat terobosan baru pada bank perkreditan rakyat syariah, pemberian pembiayaan KPR merupakan suatu hal yang sulit dilakukan oleh lembaga keuangan kecil, namun BPRS Al Salaam sesuai dengan mottonya mampu “Mewujudkan Permintaan Nasabah dengan Mengembangkan Produk” baru KPR iB BPRS AL Salaam. Awal diluncurkannya produk pembiayaan KPR iB berlandaskan pada keinginan masyarakat akan kemudahan memilki rumah tanpa harus membeli secara langsung. Pada bulan Mei tahun 2012 yang peraturannya direvisi kembali oleh BPRS Al Salaam pada Oktober tahun 2015. BPRS Al Salaam meresmikan peluncurkan pembiayaan KPR iB yang tentu saja berlandaskan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Fatwa DSN MUI Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.118 Dalam pelaksanaannya BPRS AL Salaam sangat hati-hati dalam merealisasikannya. Pasalnya, lembaga keuangan yang berskala menengah kebawah ini akan mengevaluasi setiap nasabah yang akan mengajukan pembiayaan KPR. Memiliki modal yang tidak terlalu besar yang tidak bisa
118
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
81
disamakan dengan bank-bank syariah nasional lainnya sangat mempengaruhi jumlah nasabah yang berhak mendapatkan pembiayaan. Pada laporan keuangan BPRS AL Salaam tercatat bahwa modal awal untuk membuat BPRS Al Salaam memiliki Rp 69.800.000 dengan 40 pemegang saham dengan lambat laun kini modal berjalan BPRS AL Salaam sebanyak Rp 11.848.180.000 dengan 161 pemegang saham.119 Gambar 4.3 Modal BPRS AL Salaam Tahun 2011-2015
14 11.2
12 skala miliar
10 8
11.2
11.8
8.2 pertumbuhan modal
6.6
6
4 2 0 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Annual Report BPRS AL Salaam
Berdasarkan grafik pertumbuhan modal yang dikelola oleh BPRS Al Salaam memiliki pertumbuhan yang bagus. Setiap tahun BPRS Al Salaam memiliki modal yang berangsur naik, pada tahun 2011 modal yang disetor Rp
119
Artikel http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2, diakses 29 Oktober 2016
82
6.667.670.000, tahun 2012 berjumlah Rp 8.282.940.000, 2013 berjumlah RP 11.283.990.000, tahun 2014 berjumlah Rp 11.283.990.000, tahun 2015 Rp 11.848.180.000. Perkembangan jumlah modal yang dimiliki oleh BPRS AL Salaam merupakan sebuah keyakinan bahwa BPRS AL Salaam tepat dalam mengambil langkah untuk mengembangkan produk KPR iB.120 Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Tahun
Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan
2012
18
Rp 3. 596.990.475
2013
10
Rp 1.496.026.702
2014
1
Rp
2015
8
Rp 1.482.989.686
37
Rp 6.763.506.863
TOTAL
187.500.000
Sumber: BPRS AL Salaam Cinere Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah nasabah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam dari periode tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami fluktuaktif. Berdaarkan data laporan pembiayaan KPR iB BPRS telah merealisasi sebanyak 37 nasabah dengan total pembiayaan Rp 6.763.506.863. BPRS AL Salaam hanya menyediakan porsi 5% dari target pembiayaan dengan maksimal pembiayaan sebesar Rp 4 M, dengan melihat jumlah pembiayaan nasabah yang mengajukan relatif memilih perumahan yang murah. Nasabah yang tidak banyak bukanlah menjadi target utama dari realisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL 120
Annual Report BPRS AL Salaam
83
Salaam namun BPRS AL Salaam hadir sebagai wadah yang mampu mewujudkan masyarakat lapisan menengah ke bawah.121 C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam 1. Analisis SWOT a. Kekuatan (Strengthts) 1) Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) Al Salaam merupakan
lembaga keuangan syariah yang menggunakan pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun muamalah Islam. Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai penyedia pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah. 2) BPRS Al Salam memberikan rasa tentram dan kesejahteraan dengan memberikan pembiayaan yang bebas dari riba, maysir, dan ghoror. Transaksi yang mengandung ribawi merupakan hal yang dilarang dalam prinsip syariah. Hal ini bertentangan dalam Al-Qur‟an “hai orang-orang
121
yang
beriman,
Annual Report BPRS AL Salaam
84
bertakwalah
kepada
Allah
dan
tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S. Al-Baqoroh 278). 3) Pelayanan yang baik Dalam melakukan pelayanan jasa bank, BPRS Al Salaam memiliki karyawan yang berakhlak, sopan dan santun kepada nasabah. Dimana karyawan akan menjelaskan secara baik dan terperinci produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam serta memberikan pelayanan yang cepat dalam penanganan permintaan nasabah. Ini dapat tergambar ketika bertatap muka langsung dengan karyawan atau menanyakan lewat telpon, maupun lewat online internet. 4) Biaya angsuran flat Dalam
pemberian
pembiayaan
KPR
iB
BPRS
Al
Salaam
menggunakan sistem flat sampai pembayaran lunas. Dengan angsuran yang
tetap
akan
memudahkan
nasabah
dalam
melakukan
pembayaran, karena nasabah tidak akan menghitung-hitung lagi berapa jumlah cicilan yang harus dibayarkan yang mana hal ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pasar yang biasa dilakukan oleh bank konvensional. 5) Uang muka ringan Calon nasabah yang ingin melakukan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam tidak perlu menabung untuk uang muka yang besar. Uang muka dapat dikondisikan dengan rumah yang akan diajukan oleh calon nasabah tersebut. Faktor kondisi dan lingkungan dapat
85
mempengaruhi jumlah uang muka. Jika posisi rumah marketable uang muka akan dikenakan sebesar 20% dari total penjualan. 6) Memilih rumah sesuai yang diinginkan Calon nasabah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam dapat menentukn rumah mana yang akan dijadikan KPR iB BPRS Al Salaam. Hal ini lebih menguntungkan calon nasabah karena bebas memilih lokasi dan kondisi rumah yang akan dibeli. 7) Memiliki emosional yang kuat dengan nasabah BPRS AL Salaam dalam melakukan pelayanan selalu mengutamakan keinginan nasabah, ini berdampak pada tingkat kepercayaan nasabah pada BPRS AL Salaam. Sehingga tidak ada lagi rasa keraguan dalam melakukan transaksi, dikarenakan nasabah selalu merasa aman, nyaman dan sejahtera dalam melakukan transaksi b. Kelemahan (Weaknesses) 1) Jangka waktu pembiayaan yang pendek Dalam realisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam pihak bank hanya menyediakan waktu antara 0-10 tahun. Pembiayaan dengan jangka pendek dilakukan BPRS Al Salaam dikarenakan ingin lebih cepat memutar modal tersebut. Pembiayaan dengan jangka pendek relatif memiliki angsuran yang besar. 2) Kurangnya promosi kepada masyarakat Dalam mencapai target pemasaran BPRS Al Salaam hanya menggunakan media promosi iklan berupa brosur, iklan koran, dan
86
web. Promosi dengan menggunakan strategi personal selling dengan memberi tahu nasabah secara face to face dirasa kurang efektif. 3) Jaringan kantor yang terbatas Semenjak berdirinya BPRS AL Salaam pada tahun 1991 hingga saat ini terdapat 13 kantor cabang, yakni daerah Cinere, Depok, Bandung, Jakarta Selatan, BSD, Bogor, Cibinong, Ciputat, Cileungsi, Pondok Gede, Citayam, Komplek Masjid Salman ITB, Ciawi. 4) Modal yang terbatas Dalam merealisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam tidak semuanya akan dikabulkan. BPRS AL Salaam akan mengevaluasi dari berbagai aspek terutama harga. Maksimal pemberian pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam sebesar Rp 4 Miliar. c. Peluang (Opportunities) 1) Pertumbuhan Penduduk Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggi maka kebutuhan akan memiliki rumahpun akan tinggi. Rumah merupakan kebutuhan primer sehingga ini menjadi peluang yang cukup bagus untuk memasarkan produk KPR iB BPRS AL Salaam tersebut. Terlebih Indonesia di Dominasi oleh masyarakat Islam yang tentu saja akan lebih tertarik menggunakan sistem ekonomi syariah 2) Mengikuti pameran KPR
87
Mengikuti event-event yang diselenggarakan merupakan salah satu strategi promosi yang efektif dalam memasarkan KPR iB BPRS AL Salaam kepada masyarakat. 3) Pemerintah yang mendukung Dalam mengatur sistem perbankan di Indonesia, pemerintah telah mencantumkan dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dalam mengatur pelaksanaan kegiataan lembaga keuangan syariah. Pemerintah juga mengeluarkan Fatwa DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah. 4) KPR iB merupakan produk pengembangan Dalam melaksanakaan pembiayaan KPR iB baru sedikit BPRS yang mampu merealisasikannya, salah satunya BPRS Al Salaam. Walaupun bukan produk pembiayaan unggulan. Namun ini menjadi peluang dikarenakan belum ada lagi BPRS yang mampu merealisasi pembiayaan KPR dengan modal yang cukup besar. 5) Bisnis properti yang menjanjikan Bisnis properti merupakan langkah yang tepat dalam mengembangkan produk. Peluang yang besar ini terlihat dari kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi. Data Real Estate Indonesia (REI) pada tahun 2015 kebutuhan perumahan rakyat yang belum terpenuhi mencapa angka 15 juta unit, sedangkan para pengembang hanya mampu menyediakan tak
88
kurang dari 150 ribu unti pertahunnya.122 Pada tahun 2016 diharapkan menjadi peluang yang besar bagi penyedia pembiayaan KPR iB terutama BPRS AL Salaam dalam menyediakan pembiayaan yang flat yang tidak terpengauh oleh kenaikan suku bunga. d. Ancaman (Threats) 1) Tingkat persaingan yang tinggi KPR iB pada BPRS Al Salaam merupakan sebuah pengembangan produk baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebelumnya telah dilakukan pembiayaan KPR oleh bank-bank nasional baik bank konvensional maupun bank syariah lainnya yang memiliki strategi promosi yang lebih tinggi. Sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS Al Salaam harus lebih kerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal. 2) Ketidakcukupan modal Sebagai bank yang memiliki skala modal yang tidak terlalu besar merupakan sebuah ancaman kemampuan bagi BPRS AL Salaam dalam merealisasi pembiayaan KPR iB, dikarenakan pembiayaan KPR membutuhkan
jangka
waktu
yang
lebih
lama
dibandingkan
pembiayaan lainnya. Sehingga BPRS Al Salaam membatasi angka atau nominal untuk pembiayaan KPR iB tersebut. 3) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang KPR berbasis syariah
122
Artikel bisnis properti, http://dakkeraton.co.id/inilah-peluang-dan-prospekbisnis-properti-2015/ diakses 29 oktober 2016
89
BPRS Al Salaam membutuhkan waktu dan kerja keras yang ekstra untuk mensosialisasikan produk KPR iB nya. Pemahaman masyarakat beranggapan
bahwa
selama
ini
menabung
atau
melakukan
pembiayaan di bank konvensional relatif cepat, namun jika dipertimbangkan dalam melakukan transaksi pada bank syariah nasabah akan lebih untung karena berlandaskan syariat agama Islam dan lebih mengutamakan kesejahteraan, keuntungan ini juga dirasakan dalam pengambilan pembiayaan jangka panjang yang memiliki angsuran tetap sampai akhir pembayaran pada bank syariah. Sedangkan bank konvensional menggunakan tolak ukur tingkat suku bunga dalam melakukan pembiayaan, sehingga angsuranpun akan berubah mengikuti tingkat suku bunga.
90
2.
Strategi Peningkatan Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Tabel. 4.3 Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam IFAS
STRENGHTS (KEKUATAN)
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
EFAS
OPPORTUNITIES (PELUANG)
a. BPRS Al Salaam menggunakan pola operasional sesuai syariah b. Memberikan rasa tentram dan kesejahteraan dengan pembiayaan bebas riba, maysir, dan ghoror c. Pelayanan yang baik d. Produk yang sesuai syariah e. Biaya angsuran flat f. Uang muka ringan g. Memilih rumah sesuai keinginan h. Memiliki emosional yang kuat dengan nasabah S–O
a. Jangka
waktu
pembiayaan
yang
pendek b. kurangnya promosi kepada masyarakat c. jaringan
kantor
yang terbatas d. modal
yang
terbatas
W–O
a. Pertumbuhan a. Mejaga dan a. Memperluas penduduk menambah tingkat b. Mayoritas kepercayaan jaringan kantor agar masyarakat masyarakat beragama ISlam b. Membuat brand memperluas c. Ikut pameran KPR image yang kuat di d. Pemerintah yang mata masyarakat jaringan pemasaran mendukung dengan e. KPR iB merupakan memanfaatkan b. Dengan mengikuti produk pameran KPR pengembangan c. Melakukan pameran atau event f. Bisnis properti yang peningkatan strategi menjanjikan promosi melalui
91
baliho dan media cetak secara besarbesaran d. BPRS AL Salaam sebagai pelopor pembiayaan KPR iB dapat menjadi contoh BPRS lainnya
properti c. strategi pemasaran akan tepat jika modal disalurkan
pada
nasabah
dengan
pembiayaan menengah kebawah d. dengan melakukan pembiayaan
jangka
pendek modal akan terus berputar dengan cepat THREATHS (ANCAMAN)
S–T
a. Tingkat persaingan a. Dengan memiliki yang tinggi tingkatan emosional b. Ketidakcukupan yang baik kepada modal nasabah akan c. kurangnya memudahkan strategi pemahaman promosi KPR iB masyarakat tentang b. Pelayanan yang baik KPR syariah membuat rasa nyaman dan nasabah yang tidak memiliki pengetahuan tentang sistem syariah akan lebih menguntungkan c. Meningkatkan sosialisasi dengan berpartisipasi dalam pemberian seminar, loka karya, dan workshop perbankan syariah 92
W–T a. Mengoptimalisasi strategi
pemasaran
dalam
menghadapi
pesaing b. Memberikan promosi-promosi atau
cara
menarik
yang dalam
mensosialisasikan produk KPR
Melalui mekanismen koleksi data akan menghasilkan beberapa temuan atau identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada, dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama diantara stakeholder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti tabel beikut: Tabel. 4.4 Aspek Analisis SWOT No 1
2
3
Aspek SWOT Kekuatan
Hasil Identifikasi
Bobot A B Salaam √ pola sesuai
a. BPRS Al menggunakan operasional syariah b. Memberikan rasa tentram dan kesejahteraan dengan pembiayaan bebas riba, maysir, dan ghoror c. Pelayanan yang baik d. Produk yang sesuai syariah e. Biaya angsuran flat f. Uang muka ringan g. Memilih rumah sesuai keingina h. Memiliki emosional yang kuat dengan nasabah Kelemahan a. Jangka waktu pembiayaan pendek b. kurangnya promosi kepada masyarakat c. jaringan kantor yang terbatas d. modal yang terbatas Peluang
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
a. Pertumbuhan penduduk √ b. Masyarakat mayoritas √
93
C
beragama Islam c. Ikut pameran KPR √ d. Pemerintah yang mendukung e. KPR iB merupakan √ produk pengembangan f. Bisnis properti yang menjanjikan 4
Ancaman
a. Tingkat persaingan yang √ tinggi b. Ketidakcukupan modal c. kurangnya pemahaman masyarakat tentang KPR syariah
√
√
√ √
Keterangan : Kategori A adalah termasuk kedalam identifikasi yang nyata, signifikan dan sangat berpengaruh, kategori B merupakan asumsi dari luar yang positif, kategori C merupakan hal yang harus di evaluasi kembali.123 Setelah diketahui hasil analisis dari pemasukan data berdasarkan klasifikasi dan pembobotan jika ditarik menurut kolom dan lajur dari matrik SWOT di atas maka dapat digambarkan strategi yang akan digunakan dalam peningkatan pembiaaan BPRS AL Salaam berupa: 1.
Strategi Strenght Opportunity (S - O) Strategi yang mengutamakan dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
ini digunakan untuk mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif seperti: a.
Strategi Strenght Threat (Mejaga dan menambah tingkat kepercayaan masyarakat
123
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19
94
b.
Membuat brand image yang kuat di mata masyarakat dengan memanfaatkan pameran KPR
c.
Melakukan peningkatan strategi promosi melalui baliho dan media cetak secara besar-besaran
d.
BPRS AL Salaam sebagai pelopor pembiayaan KPR iB dapat menjadi contoh BPRS lainnya
2.
Strategi Strenght Threat (S-T)
a.
Dengan memiliki tingkatan emosional yang baik kepada nasabah akan memudahkan strategi promosi KPR iB
b.
Pelayanan yang baik membuat rasa nyaman dan nasabah yang tidak memiliki pengetahuan tentang sistem syariah akan lebih menguntungkan
c.
Meningkatkan sosialisasi dengan berpartisipasi dalam pemberian seminar, loka karya, dan workshop perbankan syariah
3.
Strategi Weakness Opportunity (W-O) Strategi yang meminimalkan kelemahan intern dengan memanfaatkan
peluang yang kuat untuk memperbaiki kondisi intern tersebut seperti: a.
Memperluas jaringan kantor agar memperluas jaringan pemasaran
b.
Dengan mengikuti pameran atau event properti
c.
Strategi pemasaran akan tepat jika modal disalurkan pada nasabah dengan pembiayaan menengah kebawah
95
d.
Dengan melakukan pembiayaan jangka pendek modal akan terus berputar dengan cepat
4.
Strategi Weakness Threat (W-T) Strategi yang meminimalkan kelemahan intern untuk dapat bertahan
(defensif) dalam menghadapi tantangan seperti: a.
Mengoptimalisasi strategi pemasaran dalam menghadapi pesaing
b.
Memberikan
promosi-promosi
atau
cara
yang
menarik
dalam
mensosialisasikan produk KPR Dengan menggunakan analisis SWOT yang memetakan antara Strength, Opportunities, Weekness, dan Threat pada bauran pemasaran KPR iB BPRS AL Salaam bahwa KPR iB BPRS AL Salaam sangat memiliki peluang yang besar ditengah-tengah masyarakat karena memiliki Strength dan Opportunities yang lebih dominan jika dibandingankan dengan Weekness dan Threat. BPRS AL Salaam selalu menggunakan langkah yang lebih menguntungkan masyarakat sebagai pelopor KPR iB pada BPRS.
96
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1.
BPRS Al Salaam mencoba mewujudkan keinginan nasabah dengan melakukan pengembangan produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam. Dengan mengacu pada Fatwa DSN MUI Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, KPR iB BPRS AL Salaam mulai di pasarkan. Pembelian KPR iB mengembalikan kembali kepada nasabah rumah mana yang mereka inginkan untuk dijadikan KPR. Proses permohonan realisasi pembiayaan cepat dengan menggunakan akad Murabahah. Realisasi pembiayaan saat ini BPRS AL Salaam hanya mencakup 5% dari total pembiayaan dengan maksimal pengajuan pembiayaan sebesar Rp 4 Miliar.
2. Dalam melakukan strategi pemasaran BPRS AL Salaam dengan menggunakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P yang terdiri dari strategi produk (product), strategi harga (price), strategi penentuan lokasi (place), strategi promosi (promotion), strategi manusia (people), strategi sarana fisik (physical evidence), dan proses (processes). Dalam kaitan product, BPRS AL Salaam mencoba mengembangkan produk pembiayaan baru berupa pembiayaan KPR iB dengan menggunakan modal yang relatif kecil. Price, penentuan harga dengan ketentuan DP 20% dan margin 14%. Place, lokasi kantor cukup strategis. Promotion, strategi pemasaran promosi yang dilakukan BPRS AL Salaam menggunakan promosi iklan lewat brosur, koran, web internet, personal selling, sales promotion. 97
People, karyawan melayani dengan baik, calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam harus memenuhi kriteria 5 C dengan lolos wawancra dan BI Checking. Physical Evidence, kenyamanan sarana kantor yang diberikan cukup baik. Processes, calon nasabah harus melakukan proses urutan dalam mengambil pembiayaan KPR iB mulai dari datang ke kantor BPRS AL Salaam terdekat hingga pemenuhan administrasi dan akhirnya memiliki rumah KPR yang akan diangsur sesuai akad. 3. Analisa SWOT mengarahkan analisa strategi dengan cara memfokuskan perhatian kepada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang merupakan hal kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan Analisa SWOT Produk Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) yaitu Pertumbuhan penduduk, Ikut pameran KPR, Pemerintah yang mendukung, KPR iB merupakan produk pengembangan, Bisnis properti yang menjanjikan dan Ancaman (threathts) seperti tingkat persaingan yang tinggi, ketidakcukupan modal, kurangnya pemahaman masyarakat tentang KPR syariah, dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti BPRS Al Salaam menggunakan pola operasional sesuai syariah, memberikan rasa tentram dan kesejahteraan dengan pembiayaan bebas riba, maysir, dan ghoror, pelayanan yang baik, produk yang sesuai syariah, biaya angsuran
98
flat, uang muka ringan, memilih rumah sesuai keingina, memiliki emosional yang kuat dengan nasabah, dan Kelemahan (Weaknesses) seperti Jangka waktu
pembiayaan pendek, kurangnya promosi kepada
masyarakat, jaringan kantor yang terbatas, modal yang terbatas. B. SARAN Berdasarkan pengamatan penulis mengenail strategi pemasaran KPR iB BPRS Al Salaam yang ditrapkan oleh BPRS AL Salaam, maka adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Product :
dengan melakukan pengembangan produk pembiayaan
diharapkan KPR iB BPRS Al Salaam akan terus menambah persentase target pemasaran. Dengan begitu BPRS AL Salaam akan menjadi pelopor KPR pada BPRS yang baik. Price : harga pembiayaan yang murah merupakan daya tarik bagi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan KPR iB, namun perlu adanya daya tarik dari segi promosi harga seperti potongan harga atau cash back untuk menarik nasabah. Place: kantor pelayanan nasabah aksen tertentu agar terlihat dari segi arah manapun lokasinya. Promotion:BPRS AL Salaam perlu meningkatkan sarana promosi untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk melakukan pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam, promosi dapat dilakukan dengan memasang iklan dikoran secara terus-menerus, pemasangan baliho dibeberapa titik lokasi yang strategis. People: dengan melakukan pelatihan lebih mendalam kepada karyawan terkait produl-produk syariah, kualitas pelayanan akan semakin bagus. Physical Evidence: perlu adanya dekorasi 99
ulang bangunan dan memberikan sentuhan seni pada kantor yang akan menambah kenyamanan. Process: proses yang dapat dilakukan secara online maupun didampingi secara langsung dikantor menambah kualitas pelayanan bank. 2. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan, maka diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengukur dari segi aspek yang berbeda dan metodelogi yang berbeda.
100
DAFTAR PUSTAKA Al-Qurannul Karim dan Hadist Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta, 2010 Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001 Arifin, Zainul. Dasar- dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, 2006 Artikel
BI
Checking,
http://www.rumah-citraindah.com/2014/06/apa-itu-bi-
checking.html, diakses 28 Oktober 2016 Artikel bisnis properti, http://dakkeraton.co.id/inilah-peluang-dan-prospek-bisnisproperti-2015/ diakses 29 oktober 2016 Artikel
KPR
SYariah,https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-
bank-syariah-kpr-syariah/ diakses tgl 28-7-2016 pkl 12.28 Asauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 Aziz Hakim, Muhamad dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, Jakarta:Renaisan, 2005 Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015: Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat
Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, Jakarta: Karim Business Consulting, 2001 Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 E. Jerome. Mc. Carthy & Willian D Perreault, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1996 Faiqoh, Rida. Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus, Jurnal Iqtishadina, 2013 Frianto, Pandia. Dkk, Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005 Hardjono, Suzana, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, Yogyakarta: PT. Galangpress Media Utama, 2008 Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Kadiv Pembiayaan BPRS Al Salaam Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah, Jurnal La Riba, 2007 Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003 Karim,
Adiwarman,
Bank
Islam:
Analisis
Fiqih
dan
Keuangan,
Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2013 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014
Kasmir, Pemasaran bank, Jakarta:Kencana, 2010 Kotler, Philip dan gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2012 Kotler, Philip dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks Kotler, Philip, Amstrong Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2008 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Jakarta: PT. Prehallindo, 2001 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000 Marbun, B.N., Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003 Muhamad, DRS, M.Ag., Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, 2002 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insan Press), 2001 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008
Rivai dan Veitzhal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2011 Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Penerbit Liberty, 2007 Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publising, 2005 Umar, Drs. Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Press, 2007 Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Wangsawidjaja, Dr.A., Pembiayaan bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2012 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005 www.bi.go.id www.bprsalsalaam.co.id Yusuf, Ayus Muhamad dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah, Cirebon: STAIN Press, 2009
Hasil Wawancara Penelitian Skripsi Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Narasumber
: Bapak Ahmad Muzakki Selaku Supervisor Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor
Waktu
: Kamis, 27 Oktober 2016
Pukul
: 10.30-11.15 WIB
1. Tanya : Bagaimana awal mula lahirnya produk KPR iB BPRS AL Salaam? Jawab : Proporsi pembiayaan BPRS Al Salaam terdiri dari beberapa produk. Produk terdiri dari motor, mobil, non motor juga KPR. Contoh produk motor BPRS AL Salaam memiliki target, sekian persen dari target, mobil sekian target, proporsi target sedangkan untuk KPR iB hanya 5% proporsinya, tidak ada keutamaan dalam memenuhi target untuk pembiayaan KPR karna target hanya 5% dari proporsi targetnya. Target yang paling besar itu non motor. Motor sebanyak 40%, non motor 55%, dan sisanya 5% dialokasikan untuk KPR. Sebagai tanggapan dari permintaan nasabah maka kami mengembangkan produk berupa pembiayaan KPR. KPR berdiri pada bulan Mei tahun 2012 dan dilakukan revisi pada bulan Oktober tahun 2015. Jika melihat sejarahnya “BPR tidak boleh menolak dari permintaan masyarakat, karena mungkin nasabah kita ada yang ngajuin pembiayaan KPR 1 atau 2 bahkan 3. Sehingga manajemen melihat prospektif KPR ini di pasar kita. Tetapi setelah jalannya waktu BPR dan bank beda dari modalnya. BPR modalnya kecil, dengan modal yang kecil kita harus memutar modal kita dengan cepat. Makanya kita tidak bisa memberikan suatu tenor jangka waktu yang panjang untuk KPR. 2. Tanya : Apa istilah yang diberikan untuk KPR BPRS AL Salaam? Jawab : BPRS AL Salaam tidak mengkhususkan nama hanya saja setiap produk akhirannya diberi nama BPRS Al Salaam, dan untuk KPR bisa dikatakan KPR iB BPRS Al Salaam 3. Tanya : Apa dasar hukum produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam? Jawab : merujuk dari UUD No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, fatwa MUI nya pakai fatwa Murabahah. 4. Tanya : Kriteria nasabah yang seperti apa yang berhak mengajukan pembiayaan kpr ib ? Jawab : kriteria nasabah lama dan baru. Secara analisa karyawan/usaha. Secara kepemilikan lebih fokus pada kepemilikan rumah pertama. Selain itu nasabah juga harus melewati analisis 5C dan BI Checking
5. Tanya : Apasajakah persyaratan dalam pengajuan pembiayaan sampai terealisasi pembiayaan kpr ib bprs al salaam? Jawab : selain mengikuti mekanisme alur pembiayaan, calon nasabah juga harus memenuhi administrasi, dan juga memiliki SHM/SHGB sebagai agunan 6. Tanya : Bagaimana alur mekanismen lengkap pengajuan KPR iB BPRS Al Salaam? Jawab : yang pertama harus dilakukan calon nasabaha adalah datang langsung ke kantor kami, kemudian harus melampirkan beberapa dokumen pribadi, serta dokumen pendukung yang diserahkan kepada kami, setelah itu kami akan proses lebih lanjut apakah pembiayaan akan kami tindak lanjut atau kami tolak. Calon nasabah hanya membutuhkan 10 hari kerja sampai pembiayaan terealisasi. 7. Tanya : Apa keunggulan dari produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salam? Jawab : kami tidak memiliki keunggulan atau tekhnik pemasaran yang besar-besaran seperti bank bank nasional lainnya, yang kami lakukan hanyalah menjalankan transaksi yang sesuai syariat agama Islam dan terhindar dari riba sehingga dapat mensejahterakan masyarakat. 8. Tanya : Apa yang menjadi kelemahan dalam produk KPR iB ini yang harus dibenahi? Jawab : membicarakan kelemahan tentu saja kami banyak, terutama produk ini memang bukanlah target utama kami sehingga tidak ada yang spesial dalam pemasarannya. Strategi pemasaran atau promosi yang kami lakukan juga tidak terlalu besar-besaran, saingan yang banyak, juga harga penjualan yang menjadi perhitungan dalam merealisasi pembiayaan ini karena kami harus cepat memutar modal kami dan harga yang kami tetapkan lebih mahal dari bank-bank lainnya. 9. Tanya : Bagaimana perkembangan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam selama ini? Jika dikaitkan dengan pembiayaan keseluruhan bagaimana tingkatannya? Jawab : selama ini BPRS Al Salaam merujuk pada OJK yang memperbolehkan pembiayaan dengan maksimal 4 M, namun sampai saat ini pembiayaan terbesar yang pernah kami realisasi sebesar 2,5 M. Standardnya sekitar 600 juta. Target penjualan kami adalah nasabah kalangan menengah kebawah. Selama ini dari target 5% nasabah kurang dari 10. Karena kami tidak sembarangan dalam memberikan pembiayaan KPR. 10. Tanya : Bagaimana bauran pemasaran dalam hal ini strategi pemenuhan target pasar BPRS Al Salam dalam pengembangan produk pembiayan KPR BPRS Al Salam? Jika dilihat dari segi produk, harga, tempat, promosi? Jawab : kalo produk kita sama saja dengan bank syariah lainnya tapi kami lebih mementingkan kebutuhan calon nasabah, kalo nasabah sedang melakukan pembiayaan kpr pasti kami menolak karna kami hanya merealisasi yang pertama,
produk KPR kami menggunakan akad murabahah. Dari segi harga masih terbilang mahal dengan margin 14% dengan jangka waktu maksimal dari kami 10 tahun dengan dp 20%. Soal tempat atau rumah KPR itu terserah dari nasabah maunya dimana, tapi kalo tempatnya marketable pasti kami akan menaikan harga dari pada tempat yang non marketable. Promosi kami pernah mengiklankan KPR di koran republika ada juga brosur, tapi yang paling kuat adalah personal selling yang langsung ke nasabah. Kriterina nasabah harus jelas dan mengikuti aturan 5C dan harus diketahui track record pembiayaannya. 11. Tanya : Adakah peluang lain yang dilakukan oleh BPRS Al Salam dalam memasarkan produk pembiayaan KPR iB tersebut? Jawab : BPRS AL Salaam tidak gencar dalam melakukan targeting pada pembiayaan KPR, biasa aja karna kami konsen kepada pembiayaan jangka pendek seperti motor atau mobil. Jadi kami hanya meningkatkan kepercayaan nasabah kepada kami, saya rasa itu akan menjadi peluang bagi kami untuk terus memberikan pembiayaan. 12. Tanya : Kendala apasaja yang dihadapi BPRS Al Salam dalam pemasaran produk pembiayaan kpr ib tersebut? Jawab : dari sisi harga, pemasaran, dan juga persaingan dengan bank-bank yang menyalurkan pembiayaan KPR iB 13. Tanya : Dalam proses sosialisasi apakah BPRS Al Salam menjalin kerjasama dengan pihak lain? Jawab : BPRS AL Salaam tidak menjalin kerjasama dengan pihak manapun atau developher rumah
Cinere, 27 Oktober 2016 Supervisor Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor
( Ahmad Muzakki )
KEMEI{TERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM p. (62-2 1 ) 7 47 1 1 s37, 7 401 925 F ax. (62-21 ) 7 49 I 821 Website : www.uinjkt.ac.id E-mail :
[email protected] Tel
Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta '15412 lndonesia
Nomor :Un.0L/F4/PP.00.9/ 3 el /201.6 Lamp :1 (satu) Berkas Proposal Hal : Mohon Kesediaan meniadi Pembimbing Skripsi
Jakarta, 14 Maret 2016 M 6
Jumadil Akhir 1437 H
Yang Terhormat
Yuke Rahmawati, MA Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta A
s s
al amu aI
aikum u ar ahm a tull ah u ab ar akatuh
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa: Naila Rahma Nama 1112046100157 NIM Muamalat/ Perbankan Syariah Prodi/Konsentrasi Analisis Risiko ProdukPembiayaan KPR iB Dalam Akad IMBT |udul Skripsi Beberapa hal yang dapat dipertimbangkanadalah sebagai berikut l. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempurnaan
2. Teknik penulisan supaya
merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"
Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
t*i
Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
2012005011005r-'
Disampaikan dengan hormat kepada: 1. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum 2. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
3.
Arsip