1 5 AGU S T U S 201 3
34567 ARTIKEL PELAJARAN
30 SEPTEMBER–6 OKTOBER
Saudara Telah Disucikan HALAMAN 3
˙
NYANYIAN: 125, 66
7-13 OKTOBER
Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa” HALAMAN 10
˙
NYANYIAN: 119, 80
14-20 OKTOBER
Perhatikan dan Anjurkan Satu Sama Lain HALAMAN 18
˙
NYANYIAN: 124, 20
21-27 OKTOBER
Saudara Sepatutnya Menjadi Orang Seperti Apa? HALAMAN 23
˙
NYANYIAN: 61, 43
ARTIKEL PELAJARAN
ˇ Saudara Telah Disucikan
PAPUA NUGINI
Sebagai hamba Yehuwa yang berbakti, kita telah disucikan, atau dipisahkan untuk melayani Allah. Di artikel ini, kita akan membahas Nehemia pasal 13. Kita akan meninjau empat hal yang dapat kita lakukan agar tetap kudus.
SAMPUL: Para penyiar Kerajaan mengabar di desa Erap yang terpencil, di daerah pegunungan di Provinsi Morobe, Papua Nugini
Penduduk: 7.013.829
ˇ Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa” Artikel ini akan membahas lima hal yang bisa membuat seorang Kristen yang loyal ”murka terhadap Yehuwa”. (Ams. 19:3) Lalu, kita akan membahas lima cara agar kita tidak menyalahkan Yehuwa ketika ada problem.
Rata-Rata Penyiar: 3.770 Rata-Rata Perintis Biasa: 367 Rata-Rata PAR: 5.091 Hadirin Peringatan 2012: 28.909 Penerjemahan: 14 bahasa
ˇ Perhatikan dan Anjurkan Satu Sama Lain ˇ Saudara Sepatutnya Menjadi Orang Seperti Apa? Artikel pertama membahas caranya kita bisa saling membantu agar tetap bertekun menghadapi berbagai problem. Artikel kedua menunjukkan caranya kita bisa menolak godaan Setan yang ingin merusak persahabatan kita dengan Allah.
ARTIKEL LAIN
8 Pertanyaan Pembaca
9 ’Setiap Hari, Yehuwa Memikul Tanggungan Saya’
Rata-rata, setiap penyiar menyambut enam peminat di Peringatan
15 Orang Tua—Latihlah Anak Kalian sejak Bayi
28 Elisa Melihat Kereta Perang Berapi—Bagaimana dengan Saudara?
31 Dari Arsip Kita
34567 Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
August 15, 2013 Vol. 134, No. 16 Semimonthly INDONESIAN
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
SAUDARA TELAH DISUCIKAN
”Kamu telah dicuci bersih, . . . kamu telah disucikan.”—1 KOR. 6:11. APA JAWABAN SAUDARA?
Mengapa kita harus menghindari pergaulan buruk?
Bagaimana kita dapat mendukung penyelenggaraan teokratis?
Bagaimana kita bisa mendahulukan hal-hal rohani dan mempertahankan identitas Kristen kita?
PENDUDUK Yerusalem resah. Mengapa? Ada orang asing yang tinggal di sebuah ruangan di bait. Orang Lewi tidak lagi melakukan tugas mereka. Bukannya memimpin ibadat, para tua-tua malah berbisnis pada hari Sabat. Banyak orang Israel menikah dengan orang asing. Ini hanya beberapa dari hal-hal meresahkan yang Nehemia lihat ketika ia kembali ke Yerusalem setelah tahun 443 SM.—Neh. 13:6. 2 Israel adalah bangsa yang dibaktikan kepada Allah. Pada tahun 1513 SM, orang Israel dengan penuh semangat mengatakan, ”Semua firman yang telah Yehuwa ucapkan kami rela lakukan.” (Kel. 24:3) Maka, Allah menyucikan mereka, artinya Allah memisahkan mereka untuk menjadi umat pilihan-Nya. Sungguh besar hak istimewa itu! Empat puluh tahun kemudian, Musa mengingatkan mereka, ”Engkau adalah bangsa yang kudus bagi Yehuwa, Allahmu. Engkaulah yang dipilih Yehuwa, Allahmu, dari antara segala bangsa yang ada di permukaan bumi untuk menjadi umatnya, suatu milik yang istimewa.”—Ul. 7:6. 3 Sayang sekali, semangat bangsa itu untuk menaati Yehuwa tidak bertahan lama. Memang, selalu ada orang-orang yang melayani Allah. Namun, bangsa Yahudi pada umumnya hanya berpura-pura kudus, atau saleh. Mereka tidak benar-benar melakukan kehendak Allah. Seratus tahun telah berlalu sejak sekelompok orang kembali dari Babilon untuk memulihkan ibadat sejati. Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem untuk kedua kali, lagi-lagi ia mendapati bangsa itu tidak mendahulukan hal-hal rohani. 4 Seperti orang Israel, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa 1. Hal-hal meresahkan apa yang Nehemia lihat ketika ia kembali ke Yerusalem? (Lihat gambar di atas.) 2. Mengapa Israel menjadi bangsa yang disucikan? 3. Bagaimana keadaan rohani orang Yahudi ketika Nehemia datang lagi ke Yerusalem? 4. Empat hal apa yang bisa kita lakukan agar dapat tetap menjadi umat yang disucikan?
3
ini telah disucikan oleh Allah. Artinya, orang Kristen terurap maupun anggota ”kumpulan besar” adalah kudus, atau dipisahkan untuk melayani Yehuwa. (Pny. 7:9, 14, 15; 1 Kor. 6:11) Kita tentu tidak ingin kehilangan hak istimewa itu seperti halnya orang Israel. Bagaimana kita dapat tetap kudus dan tetap digunakan oleh Yehuwa? Dalam artikel ini, kita akan membahas empat faktor yang bisa membantu kita, yang disoroti dalam Nehemia pasal 13: (1) Hindari pergaulan buruk; (2) dukung penyelenggaraan teokratis; (3) dahulukan hal-hal rohani; dan, (4) pertahankan identitas Kristen. Sekarang, mari kita membahasnya satu per satu. HINDARI PERGAULAN BURUK
Baca Nehemia 13:4-9. Di sekeliling kita ada banyak pengaruh yang najis sehingga tidaklah mudah untuk menjaga diri tetap kudus. Perhatikan contoh Eliasyib dan Tobia. Eliasyib adalah imam besar, dan Tobia adalah orang Ammon yang mungkin menjadi pejabat kecil dalam pemerintahan Persia di Yudea. Tobia dan rekan-rekannya pernah menentang Nehemia sewaktu tembok Yerusalem dibangun kembali. (Neh. 2:10) Orang Ammon dilarang masuk ke wilayah bait. (Ul. 23:3) Maka, bagaimana mungkin imam besar menyediakan tempat di ruang makan bait untuk orang seperti Tobia? 6 Tobia adalah sahabat dekat Eliasyib. Tobia dan putranya Yehohanan menikahi wanita Yahudi, dan banyak orang Yahudi suka memuji Tobia. (Neh. 6:17-19) Seorang cucu Eliasyib menikah dengan putri Sanbalat, gubernur Samaria, yang bersahabat dengan Tobia. (Neh. 13:28) Mungkin karena pertalian inilah Imam Besar Eliasyib mau dipengaruhi oleh Tobia, orang nonYahudi yang menentang Yehuwa. Tapi, Nehemia loyal kepada Yehuwa. Ia mencam5
5, 6. Siapakah Eliasyib dan Tobia? Mengapa
Eliasyib akrab dengan Tobia?
4
pakkan semua perabot Tobia dari ruang makan bait. 7 Sebagai umat yang dibaktikan kepada Allah, kita harus loyal kepada Yehuwa di atas segalanya. Jika kita tidak hidup sesuai dengan hukum-hukum-Nya yang adilbenar, kita tidak mungkin tetap suci di mata-Nya. Hubungan keluarga tidak boleh lebih penting daripada prinsip-prinsip Alkitab. Para penatua dibimbing oleh cara berpikir Yehuwa, bukan oleh pendapat atau perasaan mereka sendiri. (1 Tim. 5:21) Mereka selalu berhati-hati agar tidak melakukan apa pun yang bisa membuat mereka kehilangan perkenan Allah. —1 Tim. 2:8. 8 Kita perlu ingat bahwa ”pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang berguna”. (1 Kor. 15:33) Ada kerabat yang mungkin tidak memberikan pengaruh baik kepada kita. Dulu, Eliasyib menjadi teladan bagi umat Israel karena ia mendukung Nehemia dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem. (Neh. 3:1) Namun lama-lama, akibat pengaruh buruk Tobia dan orang lain, Eliasyib melakukan hal-hal yang membuatnya cemar di mata Yehuwa. Teman-teman yang baik akan menganjurkan kita untuk melakukan kegiatan Kristen yang berguna, seperti membaca Alkitab, berhimpun, dan mengabar. Kita tentu mengasihi dan menghargai anggota-anggota keluarga yang mendorong kita melakukan hal-hal yang benar. DUKUNG PENYELENGGARAAN TEOKRATIS 9 Baca Nehemia 13:10-13. Tampaknya, ketika Nehemia kembali ke Yerusalem, jumlah sumbangan yang diberikan ke bait hanya sedikit. Karena tidak mendapat tunjangan ini, orang Lewi meninggalkan
7. Bagaimana caranya agar para penatua dan
orang lain tetap suci di mata Yehuwa? 8. Mengenai pergaulan, apa yang hendaknya di-
ingat oleh semua hamba Yehuwa? 9. Mengapa kegiatan di bait terganggu? Siapa yang Nehemia persalahkan? MENARA PENGAWAL
tugas mereka dan bekerja di ladang. Nehemia menyalahkan para wakil penguasa. Mereka jelas tidak melakukan kewajiban mereka. Entah mereka tidak mengumpulkan sepersepuluhan dari rakyat, atau tidak menyerahkannya ke bait. (Neh. 12:44) Maka, Nehemia mengatur agar sepersepuluhan dikumpulkan. Ia mengangkat priapria yang dapat dipercaya untuk mengawasi tempat penyimpanan di bait dan untuk membagikan sepersepuluhan itu. 10 Apa pelajarannya bagi kita? Kita memiliki hak istimewa untuk menghormati Yehuwa dengan barang-barang berharga kita. (Ams. 3:9) Apa yang kita sumbangkan untuk mendukung pekerjaan Allah sebenarnya berasal dari Yehuwa. (1 Taw. 29:14-16) Mungkin kita pikir, kita tidak bisa memberi banyak, tapi kalau kita rela, kita semua bisa memberi.—2 Kor. 8:12. 11 Ada sebuah keluarga besar yang tiap minggu mengundang makan suami istri perintis istimewa yang sudah lanjut usia. Dan, ini telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Keluarga itu mempunyai delapan anak, dan sang ibu mengatakan, ”Saya sudah menyiapkan makanan untuk sepuluh orang, apalah artinya menambah dua piring lagi?” Mengundang makan mungkin kelihatannya sepele, tapi perintis-perintis itu sangat berterima kasih atas kemurahan hati tersebut! Di sisi lain, keluarga itu juga mendapat berkat limpah. Kata-kata anjuran dan pengalaman kedua perintis itu memotivasi anak-anak untuk maju secara rohani. Belakangan, mereka semua melayani dalam dinas sepenuh waktu. 12 Pelajaran lain adalah: Seperti Nehemia, pria-pria terlantik dewasa ini menjadi teladan dalam mendukung penyelenggaraan teokratis. Saudara-saudari lain di 10, 11. Hak istimewa apa yang dimiliki umat Allah untuk mendukung ibadat sejati? 12. Teladan apa yang diberikan oleh pria-pria terlantik di sidang? 15 AGUSTUS 2013
Bagaimana Nehemia menunjukkan keloyalan kepada Yehuwa? (Lihat paragraf 5, 6)
sidang mendapat manfaat dari teladan mereka. Dalam hal ini, para penatua juga meniru rasul Paulus. Ia mendukung ibadat sejati dan memberikan banyak petunjuk yang berguna. Contohnya, saran praktis tentang memberikan sumbangan.—1 Kor. 16:1-3; 2 Kor. 9:5-7. DAHULUKAN HAL-HAL ROHANI
Baca Nehemia 13:15-21. Jika kita terlalu sibuk dengan hal-hal materi, kerohanian kita lama-lama bisa melemah. Menurut Keluaran 31:13, Sabat mingguan diadakan untuk mengingatkan orang Israel bahwa mereka adalah umat yang 13
13. Dengan cara apa beberapa orang Yahudi tidak menghormati Sabat?
5
disucikan. Hari Sabat harus dikhususkan untuk beribadat bersama keluarga, berdoa, dan merenungkan Hukum Allah. Tapi bagi beberapa orang pada zaman Nehemia, hari Sabat sama saja dengan harihari lain. Mereka berbisnis seperti biasanya dan ibadat menjadi nomor dua. Karena itu, Nehemia memerintahkan agar pintu-pintu gerbang ditutup pada waktu senja di hari keenam, dan para pedagang asing diusir sebelum Sabat dimulai. 14 Pelajaran apa yang kita peroleh dari teladan Nehemia? Salah satunya, kita harus membatasi urusan bisnis. Kalau tidak, kita akan mudah tersimpangkan. Kasih kita pun bisa terbagi, khususnya jika kita sangat menyukai pekerjaan duniawi kita. Ingatlah peringatan Yesus bahwa kita tidak bisa bekerja untuk dua majikan. (Baca Matius 6:24.) Nehemia punya cukup banyak uang, tapi bagaimana ia menggunakan waktunya di Yerusalem? (Neh. 5:14-18) Ia tidak berupaya berbisnis dengan orang Tirus atau yang lain. Sebaliknya, ia sibuk membantu saudara-saudaranya dan berupaya menyucikan nama Yehuwa. Demikian pula dewasa ini, para penatua dan hamba pelayanan menggunakan waktu dan tenaga demi kepentingan sidang. Karena itu, mereka dikasihi oleh rekan-rekan seiman. Dan sebagai hasilnya, umat Allah menikmati kasih, kedamaian, dan keamanan.—Yeh. 34:25, 28. 15 Orang Kristen tidak diharuskan menjalankan Sabat mingguan. Namun, Paulus mengatakan bahwa ”masih ada peristirahatan sabat bagi umat Allah”. Ia menambahkan, ”Orang yang telah memasuki peristirahatan Allah, ia juga telah beristirahat dari pekerjaannya sendiri, sama seperti Allah beristirahat dari pekerjaannya.” (Ibr. 4:9, 10) Sebagai orang Kristen, kita bisa memasuki peristirahat-
16 Baca Nehemia 13:23-27. Pada zaman Nehemia, banyak pria Israel menikah dengan wanita asing. Sewaktu datang ke Yerusalem untuk pertama kalinya, Nehemia menyuruh semua tua-tua menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak akan menikahi wanita kafir. (Neh. 9:38; 10:30) Tapi beberapa tahun kemudian, mereka melanggarnya. Mereka bahkan nyaris kehilangan identitas sebagai umat yang disucikan, karena anak-anak dari para wanita asing ini tidak bisa membaca atau berbahasa Ibrani. Setelah dewasa, apakah mereka akan mengaku sebagai orang Israel? Atau, apakah mereka akan menganggap diri sebagai orang Asdod, orang Ammon, atau orang Moab? Jika mereka tidak bisa berbahasa Ibrani, apakah mereka bisa memahami Hukum Allah? Bagaimana mereka bisa mengenal Yehuwa, dan memilih untuk melayani Dia dan bukannya dewadewi yang disembah ibu mereka? Hal ini harus segera diatasi, dan Nehemia pun bertindak tegas.—Neh. 13:28.
14, 15. (a) Apa yang bisa terjadi jika kita tidak
16. Pada zaman Nehemia, mengapa bangsa
membatasi urusan bisnis kita? (b) Bagaimana kita bisa memasuki peristirahatan Allah?
Israel hampir kehilangan identitas mereka sebagai umat yang disucikan?
6
an Allah jika kita selalu taat dan mendukung kehendak-Nya. Apakah Saudara dan keluarga menomorsatukan ibadat keluarga, perhimpunan, dan pengabaran? Kita mungkin harus menunjukkan sikap tegas terhadap majikan atau rekan bisnis kita, terutama jika mereka tidak menganggap penting hal-hal rohani tersebut. Kita seolah-olah harus ’menutup pintu gerbang kota dan mengusir orang-orang Tirus’ agar dapat mendahulukan dan memerhatikan hal-hal suci. Karena kita telah disucikan, sebaiknya kita merenungkan, ’Apakah cara hidup saya menunjukkan bahwa saya dipisahkan untuk melayani Yehuwa?’—Mat. 6:33. PERTAHANKAN IDENTITAS KRISTEN SAUDARA
MENARA PENGAWAL
Dewasa ini, kita perlu aktif membantu anak-anak kita memiliki identitas Kristen. Orang tua, coba pikirkan, ’Apakah anak-anak saya fasih menggunakan ”bahasa yang murni”, yaitu kebenaran Alkitab? (Zef. 3:9) Apa yang nyata dari obrolan anak-anak saya? Pengaruh roh Allah atau roh dunia?’ Jangan kecil hati jika ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Belajar bahasa baru membutuhkan waktu, apalagi jika ada banyak hal yang buat anak-anak lebih menarik. Mereka juga menghadapi tekanan yang besar untuk berkompromi. Karena itu, bersabarlah dan gunakan acara Ibadat Keluarga maupun kesempatan lain untuk membantu anak-anak menjalin hubungan yang akrab dengan Yehuwa. (Ul. 6:6-9) Tandaskan manfaatnya untuk berbeda dari dunia Setan. (Yoh. 17:15-17) Dan, berupayalah menyentuh hati mereka. 18 Akhirnya, setiap anak akan membuat keputusan sendiri apakah ia mau melayani Allah. Namun, sebagai orang tua, ada banyak hal yang dapat Saudara lakukan. Antara lain, Saudara dapat memberikan teladan, menetapkan batas yang jelas, dan membahas dengan anakanak dampak dari setiap keputusan. Orang tua, ingatlah bahwa anak-anak butuh bantuan Saudara untuk bisa memiliki identitas Kristen dan mempertahankannya. Saudaralah orang yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak membaktikan diri kepada Yehuwa. Tentu saja, kita semua perlu waspada agar tidak kehilangan ”pakaian luar” kiasan, atau identitas Kristen, kita. Caranya adalah dengan terus menaati hukum Allah dan mempertahankan sifat-sifat Kristen.—Pny. 3:4, 5; 16:15. 17
17. Bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak agar mereka sendiri memiliki hubungan baik dengan Yehuwa? 18. Orang tua-lah yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak membaktikan diri kepada Yehuwa. Jelaskan. 15 AGUSTUS 2013
Bantu anak-anak menjalin hubungan akrab dengan Yehuwa (Lihat paragraf 17, 18)
DIINGAT KARENA SETIA
Salah seorang nabi yang sezaman dengan Nehemia adalah Maleakhi. Ia memberi tahu bahwa ”sebuah buku peringatan ditulis . . . untuk mereka yang takut akan Yehuwa dan mereka yang memikirkan namanya”. (Mal. 3:16, 17) Allah tidak akan melupakan orang-orang yang takut kepada-Nya dan mengasihi nama-Nya.—Ibr. 6:10. 20 Nehemia berdoa, ”Ingatlah aku, oh, Allahku, demi kebaikan.” (Neh. 13:31) Seperti Nehemia, nama kita akan tercantum dalam buku peringatan Allah jika kita terus menghindari pergaulan buruk, mendukung penyelenggaraan teokratis, mendahulukan hal-hal rohani, dan mempertahankan identitas Kristen kita. Mari kita ’terus menguji apakah kita berada dalam iman’. (2 Kor. 13:5) Jika kita menjaga hubungan baik dengan Yehuwa sebagai umat yang disucikan, Ia akan mengingat kita karena kita setia. 19
19, 20. Bagaimana caranya agar kita diingat oleh Yehuwa?
7
PERTANYAAN PEMBACA
Di perhimpunan, apakah orang tua boleh duduk bersama anaknya yang dipecat? ˇ Kita tidak perlu terlalu mempersoalkan di mana seseorang yang dipecat seharusnya duduk di Balai Kerajaan. Majalah ini sering menganjurkan orang tua Saksi untuk memberikan bantuan rohani kepada anak mereka yang dipecat, yang masih tinggal bersama mereka. Seperti yang ditunjukkan dalam Menara Pengawal 1 Oktober 2001, halaman 16-18, orang tua bahkan bisa mengadakan PAR dengan anak di bawah umur yang dipecat, yang masih tinggal serumah. Dengan demikian, mudah-mudahan anak itu bisa teranjurkan sehingga ia bisa memperbaiki tingkah lakunya. Jadi, di Balai Kerajaan, tampaknya tidak menjadi soal jika anak tersebut duduk dengan tenang bersama orang tuanya. Karena orang yang dipecat tidak diharuskan duduk di barisan paling belakang, seorang anak yang dipecat boleh duduk di sebelah orang tuanya, di mana pun mereka duduk. Orang tua berupaya memenuhi kebutuhan rohani anak mereka. Maka, mereka pasti ingin agar si anak mendapat manfaat sebesar-besarnya dari perhimpunan. Mereka lebih mudah membantu si anak jika ia duduk bersama mereka, dan bukannya duduk sendirian di tempat lain. Namun, bagaimana jika seorang anak yang dipecat tidak lagi tinggal bersama orang tuanya? Apakah ia tidak boleh duduk bersama mereka di
8
perhimpunan? Selama ini, publikasi kita telah menjelaskan bagaimana seharusnya sikap seorang Saksi terhadap pergaulan dengan kerabat yang dipecat yang tidak tinggal serumah.1 Kerabat orang yang dipecat tidak boleh mencari-cari kesempatan untuk bergaul dengannya. Tapi, situasinya tentu sangat berbeda jika orang yang dipecat duduk dengan tenang di sebelah kerabatnya selama perhimpunan. Jika anggota keluarga yang setia memiliki sikap yang benar terhadap kerabat mereka yang dipecat dan mereka berupaya menaati nasihat mengenai pergaulan dengannya, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.—1 Kor. 5:11, 13; 2 Yoh. 11. Selama orang yang dipecat itu menyadari keadaan dirinya, tidaklah menjadi soal apakah dia duduk di sebelah kerabatnya atau di samping anggota sidang lainnya. Dalam situasi tertentu, mengatur-atur tempat duduk seseorang bisa menimbulkan berbagai masalah. Jika semua yang hadir, termasuk kerabat yang setia, berupaya menerapkan prinsip Alkitab tentang pemecatan, dan jika soal tempat duduk orang yang dipecat tidak menimbulkan sandungan, kita tidak perlu mempermasalahkan seseorang mau duduk di mana selama perhimpunan.2 1 Lihat buku ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”, halaman 207-209. 2 Keterangan ini memperbarui apa yang dimuat dalam The Watchtower 1 April 1953, halaman 223. MENARA PENGAWAL
Saya lahir pada 1956. Dan, saya menderita spina bifida, yaitu cacat bawaan karena tulang-tulang belakang tidak menutup dengan sempurna. Akibatnya, ada saraf yang rusak sehingga saya sulit berjalan dan mengalami banyak masalah kesehatan lain. Tidak lama sebelum saya lahir, orang tua saya belajar Alkitab dengan sepasang utusan injil Saksi-Saksi Yehuwa. Sewaktu saya kecil, hanya ada beberapa penyiar di kota asal saya yang terpencil, Usakos, Namibia. Jadi, kami membahas bahan untuk perhimpunan seperti satu keluarga. Ketika berumur tujuh tahun, saya menjalani urostomi, yaitu operasi untuk membuat lubang di saluran kemih agar saya bisa buang air kecil. Pada umur 14, saya kena epilepsi. Saya tidak tamat sekolah karena SMA jauh dari rumah dan saya membutuhkan perawatan khusus dari orang tua. Meskipun begitu, saya bertekad untuk lebih akrab dengan Yehuwa. Pada masa itu, hanya ada sedikit sekali publikasi kita dalam bahasa Afrikaans, bahasa ibu saya. Maka, saya belajar bahasa Inggris untuk bisa mempelajari buku-buku kita. Saya menjadi penyiar dan dibaptis pada umur 19. Selama empat tahun berikutnya, saya dihantam berbagai masalah kesehatan dan gangguan emosi. Saya tinggal di lingkungan yang penduduknya saling kenal sehingga saya tidak begitu semangat mengabar karena takut akan manusia. Ketika saya berumur 20-an, keluarga saya pindah dari Namibia ke Afrika Selatan. Dan, baru saat itulah saya merasakan enaknya bergabung dengan sebuah sidang! Tapi, saya harus dioperasi lagi, kali ini kolostomi. Beberapa waktu kemudian, pengawas wilayah menyampaikan khotbah tentang dinas perintis. Hati saya tergugah. Saya tahu kesehatan saya kurang baik, tapi saya sudah merasakan sendiri bantuan Yehuwa dalam berbagai kesulitan. Jadi, saya mendaftar sebagai perintis biasa. Para penatua ragu-ragu menyetujui permohonan saya karena kesehatan saya. Namun, saya bertekad untuk memberikan yang terbaik dalam pelayanan. Dengan bantuan Ibu dan yang lain, saya berhasil mencapai kuota jam perintis selama enam bulan berturut-turut. Itu membuktikan bahwa saya ingin sekali merintis dan menunjukkan bahwa problem kesehatan saya masih bisa diatasi. Saya mendaftar lagi, dan kali ini permohonan saya disetujui. Pada 1 September 1988, saya menjadi perintis biasa. Setelah merintis, saya terus merasakan dukungan Yehuwa. Dengan mengajarkan kebenaran kepada orang lain, saya jadi tidak terlalu memikirkan diri sendiri. Emosi saya jadi lebih stabil dan hubungan saya dengan Yehuwa pun semakin kuat. Senang sekali rasanya sewaktu beberapa orang yang saya bantu akhirnya membaktikan diri dan dibaptis. Kesehatan saya masih tidak menentu. Namun, ’setiap hari Yehuwa memikul tanggungan saya’. (Mz. 68:19) Berkat bantuan-Nya, saya tidak saja sanggup menjalani hidup ini hari demi hari, tapi juga melewatinya dengan sukacita! 15 AGUSTUS 2013
Maretha du Raan
’Setiap Hari, Yehuwa Memikul Tanggungan Saya’
Kesehatan saya sangat buruk dan tidak menentu. Memang, ini kelihatannya sangat berat, tapi sampai sekarang, saya terus merasakan dukungan Bapak surgawi kita yang pengasih. Dan selama 20 tahun lebih, saya sangat bahagia karena melayani Yehuwa sebagai perintis.
9
JANGAN SEKALI-KALI ”MURKA TERHADAP YEHUWA” ”Kebodohan manusialah yang menyimpangkan jalannya, maka hatinya menjadi murka terhadap Yehuwa.”—AMS. 19:3. APA JAWABAN SAUDARA?
Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka terhadap Yehuwa”?
Lima hal apa yang bisa membantu kita agar tidak murka terhadap Allah?
Apa yang hendaknya kita ingat sewaktu menghadapi problem-problem sulit?
BAYANGKAN situasi ini: Ada seorang pria yang selalu rukun dengan istrinya. Tapi suatu hari ketika pulang, ia kaget sekali melihat seisi rumahnya berantakan. Meja-kursi terjungkir balik dan piring-gelas pecah berserakan. Rumahnya yang nyaman telah menjadi seperti kapal pecah. Apakah ia akan langsung mengatakan, ”Kenapa istriku berbuat begini?” Atau, apakah ia akan bertanya, ”Siapa yang melakukan semua ini?” Yang lebih masuk akal tentu reaksi yang kedua. Mengapa? Karena ia tahu betul bahwa istrinya yang tercinta tidak bakal melakukan aksi perusakan semacam itu. 2 Dewasa ini, bumi kita pun rusak akibat polusi, kekerasan, dan amoralitas. Setelah belajar Alkitab, kita tahu bahwa bukan Yehuwa yang menyebabkan semua problem itu. Ia menciptakan planet ini untuk menjadi firdaus yang menyenangkan. (Kej. 2:8, 15) Yehuwa adalah Allah kasih. (1 Yoh. 4:8) Dari Alkitab, kita juga tahu siapa sebenarnya sumber dari banyak kesulitan di dunia ini. Dia tak lain adalah Si Iblis, ”penguasa dunia ini”.—Yoh. 14:30; 2 Kor. 4:4. 3 Namun, kita tidak dapat menyalahkan Setan setiap kali mengalami kesulitan. Ada problem yang muncul akibat salah kita sendiri. (Baca Ulangan 32: 4-6) Kita mungkin mengakui hal itu. Tapi karena kita tidak sempurna, cara berpikir kita bisa keliru dan hal itu bisa berbahaya. (Ams. 14:12) Apa bahayanya? Sewaktu mengalami problem, boleh jadi kita akan menyalahkan Yehuwa, bukan diri sendiri atau Setan. Kita bahkan bisa ”murka terhadap Yehuwa”.—Ams. 19:3. 4 Apakah memang ada gunanya kita ”murka terha1, 2. Mengapa kita tidak boleh menyalahkan Yehuwa atas berbagai problem manusia? Ilustrasikan. 3. Mengapa cara berpikir kita bisa keliru? 4, 5. Bagaimana seorang hamba Allah bisa ”murka terhadap Yehuwa”?
10
MENARA PENGAWAL
dap Yehuwa”? Bukankah itu sia-sia? (Yes. 41:11) Kita tidak mungkin menang melawan Allah. Barangkali, kita tidak akan terang-terangan marah kepada Yehuwa, namun Amsal 19:3 mengatakan bahwa kebodohan manusia ”menyimpangkan jalannya, maka hatinya menjadi murka terhadap Yehuwa”. Ya, seseorang bisa murka terhadap Allah dalam hatinya. Sikap ini mungkin tidak kentara, tapi seseorang bisa tanpa sadar kesal terhadap Yehuwa. Akibatnya, dia akan menjauh dari sidang atau kurang bersemangat dalam pengabaran. 5 Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka terhadap Yehuwa”? Bagaimana cara menghindari jerat tersebut? Kita harus tahu jawaban atas dua pertanyaan itu, sebab hal ini menyangkut hubungan kita dengan Allah Yehuwa! APA YANG BISA MENYEBABKAN KITA ”MURKA TERHADAP YEHUWA”? 6 Mengapa seorang hamba Yehuwa yang setia bisa mengeluh tentang Allah dalam hatinya? Mari kita bahas lima penyebabnya dan memeriksa contoh dalam Alkitab tentang orang-orang zaman dulu yang jatuh ke dalam jerat ini.—1 Kor. 10: 11, 12. 7 Kita bisa terpengaruh oleh komentar yang negatif. (Baca Ulangan 1:26-28.) Bangsa Israel baru saja dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Yehuwa telah mendatangkan mukjizat berupa sepuluh tulah atas bangsa penjajah itu, kemudian membinasakan Firaun dan pasukan militernya di Laut Merah. (Kel. 12:29-32, 51; 14:29-31; Mz. 136:15) Umat Allah sudah hampir memasuki Tanah Perjanjian. Namun, pada saat yang menentukan itu, orang Israel justru mengeluh tentang Yehuwa. Mengapa mereka jadi tidak beriman? Rupanya, hati mereka ciut mende-
6, 7. Mengapa bangsa Israel pada zaman Musa
mengeluh tentang Yehuwa? 15 AGUSTUS 2013
ngar laporan negatif dari beberapa orang yang dikirim untuk memata-matai negeri itu. (Bil. 14:1-4) Akibatnya, seluruh generasi itu tidak boleh masuk ke ”negeri yang baik” tersebut. (Ul. 1:34, 35) Apa pelajarannya? Komentar negatif orang lain kadang bisa melemahkan iman kita dan membuat kita menggerutu tentang cara Yehuwa bertindak. 8 Penderitaan dan problem bisa mengecilkan hati kita. (Baca Yesaya 8: 21, 22.) Pada zaman Yesaya, penduduk Yehuda mengalami masa sulit. Mereka dikepung oleh musuh. Banyak yang kelaparan karena makanan langka. Tapi yang lebih parah, ada kelaparan rohani. Artinya, hubungan mereka dengan Allah telah melemah. (Am. 8:11) Jadi, bukannya minta tolong kepada Yehuwa untuk mengatasi problem itu, mereka malah ”menyumpahi” raja dan Allah mereka. Ya, mereka menyalahkan Yehuwa. Jika kita mengalami musibah atau problem, apakah kita juga akan mengatakan dalam hati, ’Di mana Yehuwa saat saya butuh Dia?’ 9 Kita tidak tahu semua faktanya. Karena orang Israel pada zaman Yehezkiel tidak mengetahui semua fakta dalam setiap situasi, mereka pikir ”jalan Yehuwa tidak tepat”. (Yeh. 18:29) Mereka seolah-olah mau menghakimi Allah. Mereka menganggap diri lebih adil daripada Yehuwa, padahal mereka tidak mengerti seluruh duduk persoalannya. Kadang, kita tidak sepenuhnya mengerti suatu kisah Alkitab atau mengapa kita ditimpa problem. Pada saat-saat seperti itu, apakah kita bisa merasa bahwa Yehuwa kurang adil dan tindakan-Nya ”tidak tepat”? —Ayb. 35:2. 8. Sewaktu menderita, apa yang menyebabkan umat Allah pada zaman Yesaya menyalahkan Yehuwa? 9. Mengapa orang Israel pada zaman Yehezkiel memiliki cara berpikir yang salah?
11
Mendengarkan komentar negatif bisa berpengaruh buruk (Lihat paragraf 7)
10 Kita tidak mau bertanggung jawab atas dosa dan kesalahan kita sendiri. Pada awal sejarah manusia, Adam menyalahkan Allah atas dosanya. (Kej. 3:12) Adam sengaja melanggar hukum Allah dan tahu betul akibatnya, tapi ia menyalahkan Yehuwa. Sepertinya ia mengatakan bahwa Yehuwa telah memberinya istri yang tidak baik. Sejak itu, banyak orang telah mengikuti contoh Adam dengan melemparkan kesalahan kepada Allah. Maka, ada baiknya kita merenung, ’Kalau saya jadi kecewa dan frustrasi karena sering berbuat salah, apakah saya kemudian menganggap hukum Yehuwa terlalu ketat?’ 11 Kita terlalu memikirkan diri sendiri. Nabi Yunus merasa tidak senang ketika Yehuwa berbelas kasihan kepada penduduk Niniwe. (Yun. 4:1-3) Mengapa? Ia rupanya takut menanggung malu sewaktu berita penghukumannya tidak menjadi kenyataan. Yunus terlalu memikirkan
nama baiknya sampai-sampai ia tidak merasa kasihan kepada orang-orang Niniwe yang bertobat. Bagaimana dengan kita? Apakah, seperti halnya Yunus, kita lebih memikirkan diri sendiri daripada kebutuhan orang lain? Misalnya, selama puluhan tahun kita memberitakan bahwa hari Yehuwa sudah dekat. Orang lain mungkin mengejek kita karena hari itu belum datang juga. Apakah kita mulai tidak sabar atau kesal kepada Yehuwa? —2 Ptr. 3:3, 4, 9. CARANYA AGAR KITA TIDAK ”MURKA TERHADAP YEHUWA” 12 Apa yang dapat kita lakukan jika hati kita yang berdosa mulai meragukan beberapa hal yang Yehuwa lakukan? Ingatlah bahwa itu tidak baik. Terjemahan lain untuk Amsal 19:3 mengatakan, ”Manusia merugikan diri sendiri oleh kebodohannya, kemudian menyalahkan Tuhan atas hal itu.” (Bahasa Indonesia Masa
10. Mengapa seseorang bisa mengikuti contoh
buruk Adam?
12, 13. Jika hati kita mulai meragukan bebera-
11. Pelajaran apa yang kita dapatkan dari Yu-
pa hal yang Yehuwa lakukan, apa yang harus selalu kita jaga?
nus?
12
MENARA PENGAWAL
Kini [BIMK]) Nah sekarang, mari kita bahas lima cara agar kita tidak sekali-kali menyalahkan Yehuwa jika kita mengalami berbagai kesulitan. 13 Jagalah hubungan baik dengan Yehuwa. Kita tidak akan mudah marah kepada Allah jika kita selalu akrab dengan-Nya. (Baca Amsal 3:5, 6.) Kita harus percaya kepada Yehuwa. Selain itu, jangan sampai kita menganggap diri paling benar atau terlalu memikirkan diri sendiri. (Ams. 3:7; Pkh. 7:16) Dengan demikian, kita tidak akan cepat menyalahkan Yehuwa ketika hal-hal buruk terjadi. 14 Jangan terpengaruh oleh komentar yang negatif. Ada banyak bukti yang seharusnya meyakinkan bangsa Israel pada zaman Musa bahwa Yehuwa akan membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. (Mz. 78:43-53) Tapi sewaktu mendengar laporan negatif dari sepuluh mata-mata yang tidak beriman, mereka tidak ”ingat akan tangan [Allah]”, atau apa yang telah Ia lakukan bagi mereka. (Mz. 78:42) Jika kita merenungkan hal-hal luar biasa yang telah Yehuwa lakukan untuk kita, hubungan kita dengan Dia akan semakin kuat. Maka, komentar negatif dari orang lain tidak akan merenggangkan hubungan kita dengan Yehuwa.—Mz. 77:11, 12. 15 Bagaimana jika kita bersikap tidak baik terhadap rekan-rekan seiman? Hal itu bisa memengaruhi hubungan kita dengan Yehuwa. (1 Yoh. 4:20) Sewaktu orang Israel memprotes pelantikan Harun sebagai imam besar, Yehuwa menganggap hal itu sebagai protes terhadap diri-Nya. (Bil. 17:10) Sama halnya, jika kita mengomel dan mengkritik orang-orang yang Yehuwa gunakan untuk mengatur pekerjaan-Nya di bumi, hal itu sama dengan mengeluh tentang Yehuwa. —Ibr. 13:7, 17. 14, 15. Bagaimana caranya agar kita tidak ter-
pengaruh oleh komentar negatif orang lain? 15 AGUSTUS 2013
Ingatlah bahwa Yehuwa bukan penyebab problem kita. Meskipun orang Israel pada zaman Yesaya tidak lagi melayani Yehuwa, Ia tetap ingin membantu mereka. (Yes. 1:16-19) Tidak soal apa problem kita, kita bisa terhibur karena tahu bahwa Yehuwa peduli dan ingin membantu kita. (1 Ptr. 5:7) Malah, Ia berjanji akan memberi kita kekuatan untuk bertekun.—1 Kor. 10:13. 17 Jika kita diperlakukan dengan tidak adil, seperti yang dialami Ayub, kita harus ingat bahwa Yehuwa bukan penyebabnya. Yehuwa membenci ketidakadilan dan mencintai keadilbenaran. (Mz. 33:5) Kita hendaknya seperti Elihu, teman Ayub, yang mengatakan, ”Jauhlah dari Allah yang benar untuk bertindak dengan fasik, dan Yang Mahakuasa untuk bertindak dengan tidak adil!” (Ayb. 34:10) Yang Yehuwa berikan bukan problem melainkan ”setiap pemberian yang baik dan setiap hadiah yang sempurna”.—Yak. 1:13, 17. 18 Jangan pernah ragukan Yehuwa. Allah itu sempurna, dan pikiran-Nya jauh lebih tinggi daripada pikiran kita. (Yes. 55:8, 9) Jadi, kalau kita rendah hati dan bersahaja, kita semestinya mengakui bahwa pemahaman kita terbatas. (Rm. 9:20) Biasanya, kita tidak tahu semua fakta tentang situasi tertentu. Saudara tentu setuju dengan peribahasa ini, ”Pembicara pertama dalam sidang pengadilan selalu nampaknya benar, tapi pernyataannya mulai diuji apabila datang lawannya.” —Ams. 18:17, BIMK. 19 Misalnya, sahabat karib kita melakukan sesuatu yang awalnya tidak kita mengerti atau yang kita anggap aneh. Apakah kita akan langsung menuduh dia berbuat tidak baik? Atau, apakah kita akan percaya kepadanya, apalagi kalau 16
16, 17. Apa yang harus kita ingat saat menghadapi problem? 18, 19. Mengapa kita seharusnya tidak pernah meragukan Yehuwa? Berikan contoh.
13
milih. Tetapi, Ia juga memberikan petunjuk agar kita bisa membuat pilihan yang bijaksana. Jadi, tentu tidak masuk akal untuk menyalahkan Allah atas kesalahan kita sendiri, bukan? 21 Tentu, tidak semua problem disebabkan oleh kesalahan atau keputusan kita yang keliru. ”Waktu dan kejadian yang tidak terduga” juga bisa menjadi penyebabnya. (Pkh. 9:11) Tapi yang penting, jangan pernah lupa bahwa Setan Si Iblis-lah penyebab utama hal-hal buruk. (1 Yoh. 5:19; Pny. 12:9) Dialah musuh kita, bukan Yehuwa!—1 Ptr. 5:8. JAGA BAIK-BAIK HUBUNGAN SAUDARA DENGAN YEHUWA
kita sudah lama mengenal dia? Kalau terhadap sahabat yang tidak sempurna saja kita mau membuang prasangka, terlebih lagi terhadap Bapak surgawi kita. Kita harus memercayai Dia karena jalan-jalan dan pikiran-Nya jauh lebih tinggi! 20 Persalahkan yang memang bersalah. Mengapa? Karena sebagian dari problem kita mungkin disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. Kalau memang begitu, kita perlu mengakuinya. (Gal. 6:7) Jangan menyalahkan Yehuwa karena itu tidak masuk akal. Sebagai gambaran: Sebuah mobil dirancang untuk bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Namun, bagaimana kalau di tikungan, pengemudinya mengebut melebihi batas kecepatan maksimum lalu mengalami tabrakan? Apakah pabrik mobil itu bisa dipersalahkan atas kecelakaan itu? Tentu tidak! Demikian pula, Yehuwa memberi manusia kebebasan untuk me-
2 2 Sewaktu mengalami kesulitan, ingatlah teladan Yosua dan Kaleb. Tidak seperti sepuluh mata-mata yang lain, kedua pria ini memberikan laporan yang baik. (Bil. 14:6-9) Mereka beriman kepada Yehuwa. Meskipun demikian, mereka harus ikut mengembara di padang belantara selama 40 tahun bersama seluruh bangsa Israel. Apakah Yosua dan Kaleb mengeluh, merasa kesal, dan merasa diperlakukan tidak adil? Tidak. Mereka percaya kepada Yehuwa dan mereka diberkati. Mereka berdua akhirnya masuk ke Tanah Perjanjian, sedangkan seluruh generasi Israel mati di padang belantara. (Bil. 14:30) Kita juga akan diberkati Yehuwa jika kita tidak ”lelah” dan terus melakukan kehendak-Nya.—Gal. 6:9; Ibr. 6:10. 23 Jika Saudara kecil hati karena problem, ketidaksempurnaan orang lain, atau kelemahan sendiri, apa yang hendaknya Saudara lakukan? Pusatkan pikiran Saudara pada sifat-sifat baik Yehuwa. Bayangkan hal-hal indah yang Yehuwa janjikan. Renungkan, ’Apa jadinya saya tanpa Yehuwa?’ Tetaplah dekat dengan Dia, dan jangan sekali-kali murka terhadap-Nya!
20, 21. Mengapa kita harus mempersalahkan
22, 23. Apa yang hendaknya kita ingat jika kita
yang memang bersalah?
kecil hati karena problem?
Yosua dan Kaleb diberkati karena percaya kepada Yehuwa (Lihat paragraf 22)
14
MENARA PENGAWAL
”LIHAT! Putra-putra adalah milik pusaka dari Yehuwa; buah kandungan adalah upah,” kata Alkitab. (Mz. 127:3) Maka, tidaklah mengherankan jika orang tua sangat gembira ketika anak mereka lahir. Akan tetapi, lahirnya seorang bayi tidak hanya memberikan kebahagiaan, namun juga tanggung jawab besar. Agar seorang anak tumbuh dengan sehat, ia membutuhkan makanan yang bergizi setiap hari. Agar seorang anak terus berpaut pada ibadat sejati, dia membutuhkan nutrisi rohani dan bimbingan dari orang tuanya. Merekalah yang harus menanamkan prinsip-prinsip Alkitab dalam dirinya. (Ams. 1:8) Kapan pelatihan semacam itu harus dimulai, dan apa saja yang tercakup?
Orang Tua Latihlah Anak Kalian sejak Bayi
ORANG TUA MEMBUTUHKAN PETUNJUK Perhatikan kisah Manoah, seorang pria dari suku Dan yang tinggal di Zora, sebuah kota di Israel zaman dulu. Malaikat Yehuwa memberi tahu istri Manoah yang mandul bahwa ia akan melahirkan seorang anak lelaki. (Hak. 13:2, 3) Manoah yang saleh dan istrinya tentu sangat bahagia mendengar hal itu. Namun, mereka juga bingung bagaimana caranya membesarkan anak mereka. Manoah pun berdoa, ”Maafkan aku, Yehuwa. Abdi dari Allah yang benar itu yang baru saja engkau utus, biarlah kiranya ia datang lagi kepada kami dan mengajar kami mengenai apa yang harus kami lakukan kepada anak yang akan lahir itu.” (Hak. 13:8) Manoah dan istrinya mengajarkan hukum Yehuwa kepada putra mereka Simson, dan dalam hal ini mereka sangat peduli. Upaya mereka ternyata tidak sia-sia. ”Pada waktunya roh Yehuwa mulai menggerakkan [Simson],” kata Alkitab. Simson pun menjadi salah seorang hakim di Israel dan ia dapat melakukan hal-hal yang luar biasa.–Hak. 13: 25; 14:5, 6; 15:14, 15. Sedini apakah anak harus mulai dilatih? Timotius diajar ”tulisan-tulisan kudus” oleh ibunya, Eunike, dan neneknya Lois ”sejak masa bayi”. (2 Tim. 1:5; 3:15). Ya, Timotius telah diberi pelajaran Alkitab sejak ia masih sangat kecil. Orang tua Kristen perlu berdoa minta petunjuk dan membuat rencana jauh di muka agar mereka bisa mulai melatih anak mereka ”sejak masa bayi”. ”Rencana orang yang rajin pasti mendatangkan keuntungan,” kata Amsal 21:5. Sebelum lahirnya sang buah hati, orang tua pasti akan menyiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya. Mereka bahkan mungkin akan membuat daftar kebutuhan si kecil. Namun yang lebih penting, mereka juga perlu merencanakan caranya mengajar anak mereka tentang Yehuwa. Tujuan mereka hendaknya mengajar si kecil sedini mungkin. Buku Early Childhood Counts—A Programming Guide on Early Childhood Care for Development menyatakan, ”Bulan-bulan pertama setelah kelahiran adalah masa yang sangat penting untuk pematangan sel otak. Selama masa itu, jumlah sinapsis —atau sambungan-sambungan yang memungkinkan proses belajar—akan meningkat dua puluh kali lipat.” Maka, orang tua yang bijaksana tentu akan memanfaatkan masa singkat dalam perkembangan mental
16
sang anak. Itulah waktu yang tepat untuk mulai menanamkan hal-hal rohani dan prinsip-prinsip Alkitab dalam pikirannya! Seorang ibu yang juga seorang perintis biasa menceritakan pengalamannya membesarkan putrinya, ”Saya sudah membawa dia mengabar sejak dia baru berumur sebulan. Meskipun dia belum mengerti apaapa, saya yakin hal itu bermanfaat untuknya. Ketika berumur dua tahun, dia sudah berani menawarkan risalah kepada orang-orang yang kami jumpai dalam dinas.” Pelatihan sejak dini akan membuahkan hasil yang baik. Namun, menurut pengalaman banyak orang tua, memberikan bimbingan rohani tidaklah selalu mudah.
’BELILAH SEMUA WAKTU YANG ADA’ Karena anak-anak cenderung aktif dan susah berkonsentrasi, orang tua sering kali sulit mengajar mereka. Perhatian anak kecil biasanya mudah teralihkan. Selain itu, mereka juga selalu ingin tahu apa saja yang ada di sekitar mereka. Maka, bagaimana caranya orang tua bisa membantu anak mereka untuk berkonsentrasi sewaktu mereka sedang mengajarnya? Perhatikan apa yang Musa katakan. Di Ulangan 6:6, 7 tertulis, ”Perkataan ini yang kuperintahkan kepadamu hari ini harus ada di dalam hatimu; dan engkau harus menanamkan semua itu dalam diri putramu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Kata ”menanamkan” berarti sering mengulangi apa yang diajarkan. Anak kecil itu bagaikan pohon muda yang perlu disirami secara teratur. Orang dewasa biasanya akan mengingat sesuatu yang penting jika ia berulang kali mendengar hal itu. Pastilah anak kecil juga! Untuk bisa mengajarkan kebenaran tentang Allah kepada anak-anak, orang tua perlu meluangkan waktu bersama mereka. Di zaman yang serba sibuk ini, orang tua bisa jadi kesulitan menyisihkan waktu mereka. Namun, rasul Paulus menasihati kita untuk ”membeli semua waktu yang ada” agar bisa melakukan kegiatan Kristen yang penting. (Ef. 5:15, 16) Bagaimana caranya? Perhatikan pengalaman seorang pengawas Kristen yang istrinya juga sibuk sebagai perintis biasa. Ia harus berupaya seimbang antara melatih anaknya, MENARA PENGAWAL
Manoah berdoa meminta petunjuk tentang caranya membesarkan anak mereka kelak
menangani tanggung jawab teokratis, sekaligus mencari nafkah. Jadi, kapan mereka melatih putri mereka? Sang ayah mengatakan, ”Setiap pagi, sebelum saya berangkat kerja, saya dan istri selalu membaca Buku Cerita Alkitab atau Menyelidiki Kitab Suci Setiap Hari bersama dia. Malamnya, kami juga selalu membacakan sesuatu sebelum dia tidur. Dan, kalau kami keluar untuk mengabar, dia selalu ikut. Kami tidak mau menyia-nyiakan masa balitanya begitu saja.”
’ANAK-ANAK ITU BAGAIKAN ANAK PANAH’ Pastilah kita ingin agar anak-anak kita menjadi orang yang bertanggung jawab. Meskipun demikian, alasan utama kita melatih mereka adalah agar ia semakin mengasihi Allah.—Mrk. 12:28-30. Mazmur 127:4 menyatakan, ”Seperti anak-anak panah di tangan orang yang perkasa, demikianlah 15 AGUSTUS 2013
putra-putra pada masa muda.” Jadi, anak-anak disamakan dengan anak panah yang harus dibidikkan dengan tepat ke sasaran. Sekali anak panah terlepas, si pemanah tidak bisa menariknya kembali. Orang tua juga seperti pemanah. ”Anak-anak panah”, yaitu anak-anak mereka, berada di tangan mereka untuk waktu yang relatif singkat. Waktu itu harus dimanfaatkan untuk menanamkan prinsip-prinsip Allah dalam pikiran dan hati anak-anak mereka. Mengenai anak-anak rohaninya, rasul Yohanes menulis, ”Bagiku tidak ada alasan yang lebih besar untuk bersyukur daripada hal-hal ini, bahwa aku mendengar anak-anakku tetap berjalan dalam kebenaran.” (3 Yoh. 4) Orang tua Kristen juga akan bisa mengatakan hal yang sama jika anak-anak mereka ”tetap berjalan dalam kebenaran”.
17
PERHATIKAN DAN ANJURKAN SATU SAMA L AIN ”Biarlah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik.” —IBR. 10:24.
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa artinya ”memperhatikan satu sama lain”?
Bagaimana kita bisa saling ”menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik”?
Bagaimana kita bisa ”saling menganjurkan”?
MENJELANG kejatuhan pemerintah Nazi pada akhir Perang Dunia II, ada perintah untuk menyingkirkan ribuan tahanan yang masih ada di kamp-kamp konsentrasi. Para penghuni kamp Sachsenhausen disuruh pergi ke pelabuhan, dan setelah itu mereka akan dijejalkan ke kapal-kapal yang bakal ditenggelamkan. Ini adalah bagian dari strategi yang belakangan dikenal sebagai perjalanan maut. 2 Dari kamp konsentrasi Sachsenhausen, ada 33.000 tahanan yang akan berjalan sejauh 250 kilome¨ ter ke kota pelabuhan Lubeck di Jerman. Mereka semua sudah lemah akibat kelaparan dan penyakit. Di antara mereka, ada 230 Saksi Yehuwa dari enam negara yang diperintahkan untuk berjalan bersama-sama. Bagaimana saudara-saudara kita bisa bertahan hidup? ”Kami terus saling menguatkan untuk tetap berjalan,” kata seorang saudara. Kasih di antara mereka dan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” dari Allah itulah yang menyelamatkan mereka.—2 Kor. 4:7. 3 Sekarang, kita memang tidak berada dalam perjalanan maut seperti itu, tapi kita menghadapi banyak problem. Setelah Kerajaan Allah didirikan pada tahun 1914, Setan diusir dari surga ke bumi. Ia sangat marah ”karena ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit”. (Pny. 12:7-9, 12) Dan karena Armagedon semakin dekat, Setan berupaya merusak hubungan kita dengan Yehuwa melalui berbagai cobaan dan tekanan. Selain itu, kita harus menghadapi tekanan hidup sehari-hari. (Ayb. 14:1; Pkh. 2:23) Kesulitan demi kesulitan lamalama bisa membuat kita begitu lelah secara emosi sehingga apa pun yang kita lakukan untuk bangkit sepertinya tidak cukup. Sebagai contoh, ada seorang 1, 2. Bagaimana ke-230 Saksi Yehuwa bisa selamat dari perja-
lanan maut pada akhir Perang Dunia II? 3. Mengapa kita perlu saling menganjurkan?
18
MENARA PENGAWAL
saudara yang selama puluhan tahun sudah membantu banyak orang untuk bertekun. Tapi di usia tuanya, ia dan istrinya mulai sakit-sakitan dan ia merasa sangat kecil hati. Seperti saudara itu, kita semua butuh ”kuasa yang melampaui apa yang normal” dari Yehuwa dan anjuran dari orang lain. 4 Untuk bisa menjadi sumber anjuran bagi orang lain, kita harus mengikuti nasihat rasul Paulus kepada orang Kristen Ibrani. Ia mengatakan, ”Biarlah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik, dengan tidak mengabaikan pertemuan kita, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi saling menganjurkan, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibr. 10: 24, 25) Bagaimana cara menerapkannya? ”MEMPERHATIKAN SATU SAMA LAIN”
”Memperhatikan satu sama lain” berarti memikirkan kebutuhan orang lain. Bagaimana mungkin kita tahu kebutuhan saudara-saudari kalau kita hanya sambil lalu menyapa mereka di perhimpunan atau mengobrol tentang hal-hal sepele? Memang, kita perlu berhati-hati agar tidak ”mencampuri urusan orang lain”. (1 Tes. 4:11; 1 Tim. 5:13) Tapi, kalau kita mau menganjurkan saudara-saudari, kita harus lebih mengenal mereka: keadaan mereka, sifat-sifat mereka, kelebihan dan kekurangan mereka, dan penghargaan mereka akan hal-hal rohani. Mereka perlu menganggap kita sebagai sahabat dan yakin kalau kita mengasihi mereka. Jadi, kita harus sering bergaul dengan mereka, bukan hanya berkunjung saat mereka punya problem atau kecil hati. —Rm. 12:13. 5
4. Agar bisa menganjurkan orang lain, nasihat
apa dari rasul Paulus yang harus kita ikuti? 5. Apa artinya ”memperhatikan satu sama lain”? Apa saja yang harus kita lakukan? 15 AGUSTUS 2013
Para penatua dinasihati untuk ’menggembalakan kawanan domba Allah yang ada dalam pemeliharaan mereka, tidak dengan terpaksa, tetapi dengan rela’. (1 Ptr. 5:1-3) Bagaimana mereka bisa jadi gembala yang baik kalau mereka tidak benar-benar mengenal domba-domba di sidang mereka? (Baca Amsal 27:23.) Jika para penatua selalu siap membantu dan senang bergaul dengan rekan-rekan seiman, anggota sidang tidak akan segan minta bantuan. Saudara-saudari juga akan lebih terbuka mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka. Dengan demikian, para penatua bisa ”memperhatikan” dan membantu setiap domba. 7 Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menulis, ”Dukunglah orang yang lemah.” (Baca 1 Tesalonika 5:14.) ”Jiwa-jiwa yang tertekan” bisa dikatakan lemah, begitu juga orang-orang yang kecil hati. Amsal 24:10 mengatakan, ”Apakah engkau kecil hati pada hari kesesakan? Kekuatanmu akan kurang.” Orang yang sangat kecil hati bisa saja mengeluarkan ”omongan yang tidak terkendali”. (Ayb. 6:2, 3) Kalau kita ingin mendukung orang-orang seperti itu, kita perlu ingat bahwa apa yang mereka katakan mungkin bukan ungkapan isi hati mereka yang sebenarnya. Rachelle bisa membenarkan hal ini karena ibunya mengalami depresi berat. ”Omongan ibu sering menyakitkan,” kata Rachelle. ”Saya harus selalu ingat bahwa Ibu sebetulnya pengasih, baik, dan murah hati. Saya baru tahu bahwa orang yang depresi itu sering asal bicara. Yang paling parah adalah kalau kita juga mengatakan atau melakukan apa yang sama buruknya.” 6
6. Bagaimana seorang penatua bisa ”memperhatikan” domba-domba di sidangnya? 7. Kalau orang yang sedang kecil hati mengeluarkan ”omongan yang tidak terkendali”, apa yang perlu kita ingat?
19
Ajaklah saudara kita mengabar
Menurut Amsal 19:11, ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya, dan adalah keindahan di pihaknya untuk memaafkan pelanggaran.” 8 Bagaimana kita bisa ”memperhatikan” orang yang kecil hati karena dosanya di masa lalu? Dia sudah memperbaiki kesalahannya, tapi masih merasa malu. Rasul Paulus menulis bagaimana seharusnya sikap orang Kristen di Korintus terhadap seorang pedosa yang sudah bertobat, ”Kamu harus dengan baik hati mengampuni dan menghibur dia, agar dengan satu atau lain cara orang tersebut tidak tertelan oleh karena kesedihannya terlalu besar. Karena itu aku menasihati agar kamu meneguhkan kasihmu kepadanya.” (2 Kor. 2:7, 8) Di ayat ini, ”meneguhkan” berarti ”memperlihatkan” atau ”membuktikan”. Seseorang tidak akan tahu bahwa kita mengasihi dan peduli kepadanya kalau kita tidak menunjukkannya melalui kata-kata dan tindakan kita.
’Gerakkan kepada kasih dan perbuatan baik’
”MENGGERAKKAN KEPADA KASIH DAN PERBUATAN YANG BAIK” 9 Paulus menulis, ”Biarlah kita . . . menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik.” Artinya, kita perlu memotivasi rekan-rekan seiman agar mereka memperlihatkan kasih kepada Allah dan sesama, dan berbuat baik. Sebagai gambaran: Untuk mengobarkan bara api yang hampir padam, kita perlu mengorek dan mengipasi arangnya. (2 Tim. 1:6) Demikian juga, untuk menggerakkan saudara-saudari kita, kita perlu memuji mereka. 10 Kita semua membutuhkan pujian, entah kita sedang kecil hati atau tidak. ”Ayah saya tidak pernah sekali pun memuji saya,” tulis seorang penatua. ”Jadi setelah dewasa, saya kurang percaya diri. . . . Sekarang umur saya 50 tahun, tapi saya masih senang kalau ada teman yang
9. Apa artinya ”menggerakkan kepada kasih
dan perbuatan yang baik”? 10, 11. (a) Siapa saja yang membutuhkan puji-
8. Kepada siapa kita khususnya harus ”meneguhkan” kasih kita? Mengapa?
20
an? (b) Berikan contoh bahwa pujian bisa membantu orang yang ’salah langkah’. MENARA PENGAWAL
Nikmatilah pergaulan yang membina
tentang ketekunannya di masa lalu, dan hatinya tersentuh. Ia menerima bantuan para penatua yang meyakinkan dia bahwa Yehuwa masih mengasihinya. Maka, kasihnya kepada Yehuwa dikuatkan lagi. Ia memutuskan hubungan dengan pacarnya dan terus melayani Yehuwa. 12 Kita perlu hati-hati agar tidak membanding-bandingkan orang, mengkritik orang yang tidak mengikuti aturan kita, atau membuat seseorang merasa bersalah karena tidak berbuat lebih banyak. Hal itu mungkin membuatnya malu lalu aktif sebentar, tapi biasanya itu tidak akan bertahan lama. Namun, kalau kita memuji dia dan membangkitkan kembali kasihnya kepada Yehuwa, hasilnya akan lebih baik.—Baca Filipi 2:1-4. ”SALING MENGANJURKAN”
meyakinkan saya bahwa saya adalah penatua yang baik. . . . Dari pengalaman ini, saya sadar bahwa membesarkan hati orang lain itu penting, dan saya selalu berupaya memuji orang lain.” Pujian bisa membuat semua orang bersemangat, termasuk para perintis, kaum lansia, dan orang yang mungkin sedang kecil hati. —Rm. 12:10. 11 Para penatua bisa membantu ”seseorang [yang] mengambil langkah yang salah” untuk kembali ke jalan yang benar. (Gal. 6:1) Caranya adalah dengan memberikan nasihat yang pengasih dan pujian yang tulus. Itulah yang telah membantu saudari bernama Miriam. Ia menulis, ”Saya mengalami krisis dalam hidup saya sewaktu beberapa teman dekat meninggalkan kebenaran. Pada saat yang sama, ayah saya mengalami perdarahan otak. Saya stres berat. Sebagai pelarian, saya mulai pacaran dengan orang dunia.” Akibatnya, ia merasa tidak layak dikasihi Yehuwa dan mulai berpikir untuk keluar dari kebenaran. Tapi kemudian, ada seorang penatua yang mengingatkan dia 15 AGUSTUS 2013
13 Kita perlu ’saling menganjurkan, terlebih lagi seraya kita melihat hari itu mendekat’. Salah satu caranya adalah dengan memotivasi rekan-rekan kita untuk terus melayani Allah. Menggerakkan kepada kasih dan perbuatan baik bisa diumpamakan seperti mengorek arang untuk mengobarkan bara api yang hampir padam. Demikian pula, menganjurkan orang lain bisa diumpamakan seperti menambahkan bahan bakar pada api agar tetap menyala atau bertambah besar. Untuk itu, kita perlu menguatkan dan menghibur orang yang kecil hati dengan pengasih dan lembut. (Ams. 12:18) Selain itu, kita perlu ”cepat mendengar” dan ”lambat berbicara”. (Yak. 1:19) Kita bisa tahu apa yang membuat rekan kita kecil hati kalau kita mendengarkan dengan penuh empati. Dan, kita pun bisa mengatakan
12. Apa akibatnya jika kita membanding-bandingkan orang, mengkritik, atau membuatnya merasa bersalah? 13. Apa saja yang bisa kita lakukan ketika menganjurkan orang lain? (Lihat gambar di awal artikel.)
21
Orang yang kecil hati mungkin tidak langsung berbesar hati atau tidak cepat menyambut bantuan kita. Kita mungkin harus terus mendukung dia dan tidak mudah menyerah. Paulus mengatakan, ”Dukunglah orang yang lemah, berpanjangsabarlah terhadap semua orang”. (1 Tes. 5:14) Di masa lalu, Yehuwa sabar terhadap hamba-hamba-Nya yang kadang kecil hati. Misalnya, Allah bertimbang rasa terhadap perasaan Elia. Yehuwa memberikan apa yang dibutuhkan sang nabi untuk terus menjalankan tugasnya. (1 Raj. 19:1-18) Yehuwa mengampuni Daud yang benar-benar bertobat. (Mz. 51:7, 17) Allah juga membantu sang penulis Mazmur 73, yang hampir saja berhenti melayani Dia. (Mz. 73:13, 16, 17) Yehuwa pun bertimbang rasa dan sabar terhadap kita, khususnya sewaktu kita kecil hati. (Kel. 34:6) Belas kasihan-Nya ”baru setiap pagi” dan ”tidak akan berakhir”. (Rat. 3:22, 23) Yehuwa ingin kita meniru Dia dan berlaku lembut terhadap orang-orang yang tertekan. 15
Sabarlah dan dengarkan saudara yang butuh anjuran (Lihat paragraf 14, 15)
sesuatu yang dapat membantu dia mengatasi keadaannya. 14 Perhatikan contoh seorang penatua yang telah membantu seorang saudara yang selama bertahun-tahun tidak aktif. Setelah penatua itu mendengarkan baikbaik, ternyata saudara itu masih sangat mengasihi Yehuwa. Ia rajin mempelajari setiap terbitan Menara Pengawal dan berupaya untuk rutin berhimpun. Tapi, ia pernah kecewa dan kesal dengan tindakan beberapa orang di sidang. Sang penatua mendengarkan dia dengan penuh empati tanpa menghakimi. Ia juga menunjukkan kepedulian kepada saudara itu dan keluarganya. Lama-kelamaan, saudara itu menyadari bahwa pelayanannya kepada Allah jadi terganggu karena ia terus ingat pengalaman buruknya di masa lalu. Penatua itu mengajaknya mengabar. Dengan bantuan sang penatua, saudara itu aktif kembali dan belakangan memenuhi syarat untuk melayani lagi sebagai penatua. 14. Bagaimana seorang saudara yang kecil hati
dibantu untuk aktif kembali?
22
ANJURKAN SATU SAMA LAIN AGAR TETAP BERADA DI JALAN KEHIDUPAN 16 Dari ke-33.000 tahanan yang berangkat dari kamp konsentrasi Sachsenhausen, ribuan orang mati. Namun, ke-230 Saksi Yehuwa semuanya selamat dari perjalanan maut tersebut. Itu hanya mungkin karena anjuran dan dukungan yang mereka dapatkan dari satu sama lain. 17 Dewasa ini, kita berada di ”jalan yang menuju kepada kehidupan”. (Mat. 7:14) Tak lama lagi, semua penyembah Yehuwa akan bersama-sama berjalan memasuki dunia baru yang adil-benar. (2 Ptr. 3:13) Mari kita bertekad untuk membantu satu sama lain sepanjang jalan menuju kehidupan kekal.
15. Apa yang bisa kita tiru dari Yehuwa saat menganjurkan orang yang kecil hati? 16, 17. Dengan mendekatnya akhir sistem ini, apa tekad kita? Mengapa? MENARA PENGAWAL
SAUDARA SEPATUTNYA MENJADI ORANG SEPERTI APA? ”Sepatutnyalah kamu menjadi orang-orang yang bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh!”—2 PTR. 3:11.
APA JAWABAN SAUDARA?
Agar diperkenan Allah, Saudara harus menjadi orang seperti apa?
Bagaimana cara Setan menipu orang-orang?
Bagaimana Saudara dapat menjaga persahabatan Saudara dengan Yehuwa?
WAJAR jika kita ingin tahu apa pendapat orang tentang diri kita. Tapi sebagai orang Kristen, kita tentu lebih peduli terhadap apa pandangan Yehuwa. Mengapa? Karena Dialah Pribadi terbesar di alam semesta, dan Dialah ”sumber kehidupan” kita. —Mz. 36:9. 2 Rasul Petrus menjelaskan bagaimana kita dapat memperoleh perkenan Yehuwa. Ia mendesak kita untuk ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”. (Baca 2 Petrus 3:11.) ”Bertingkah laku kudus” berarti menjaga pikiran, tindakan, dan ibadat kita tetap bersih. Selain itu, kita perlu ”melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”. Hal ini harus digerakkan oleh kasih dan hormat kepada Allah. Jadi, yang penting bagi Allah bukan hanya tingkah laku kita, tapi juga perasaan kita terhadap-Nya. Sebagai ”pemeriksa hati”, Yehuwa tahu apakah tingkah laku kita kudus dan apakah kita hanya mengabdi kepada Dia saja. —1 Taw. 29:17. 3 Setan Si Iblis tidak senang kalau kita diperkenan Allah. Ia berbuat sebisa-bisanya agar kita tidak lagi bersahabat dengan Yehuwa. Setan tidak segan-segan menggunakan dusta dan tipu daya untuk menggoda kita dan menjauhkan kita dari Allah. (Yoh. 8:44; 2 Kor. 11:13-15) Karena itu, kita sebaiknya memikirkan, ’Bagaimana cara Setan menipu orang-orang? Bagaimana saya dapat menjaga persahabatan saya dengan Yehuwa? 1, 2. Untuk memperoleh perkenan Allah, kita harus menjadi
orang yang seperti apa? 3. Pertanyaan apa saja yang perlu kita pikirkan tentang hu-
bungan kita dengan Allah?
23
Hawa jatuh karena ”keinginan daging” (Lihat paragraf 7)
CARA SETAN MENIPU ORANG-ORANG
Yakobus menulis, ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selanjutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.” (Yak. 1:14, 15) Untuk merusak persahabatan kita dengan Allah, Setan mengincar hati, pusat keinginan kita. 5 Apa yang Setan gunakan untuk menyerang hati kita? Alkitab mengatakan, ”Seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik.” (1 Yoh. 5:19) Salah satu senjata andalan Setan adalah ’hal-hal yang ada di dunia’. (Baca 1 Yohanes 2:15, 16.) Selama ribuan tahun, Si Iblis sudah meran4
4. Untuk merusak persahabatan kita dengan
Allah, apa yang Setan incar? Mengapa? 5, 6. (a) Apa yang Setan gunakan untuk me-
nyerang hati kita? (b) Tiga siasat apa yang Setan gunakan untuk membangkitkan keinginan yang salah? Dan, seberapa lihaikah dia?
24
cang dunia ini dengan tujuan menipu orang-orang. Karena kita hidup di dalamnya, kita perlu waspada terhadap berbagai taktiknya yang halus.—Yoh. 17:15. 6 Setan berupaya membangkitkan keinginan yang salah dalam hati kita. Untuk itu, ia menggunakan tiga siasat yang disebutkan oleh rasul Yohanes: (1) ”keinginan daging”, (2) ”keinginan mata”, dan (3) ”pameran sarana kehidupan”. Setan menggunakan ketiganya untuk menggoda Yesus di padang belantara. Karena telah lama menggunakan cara-cara licik ini, Setan sudah sangat lihai. Ia tahu persis cara yang paling cocok untuk menjerat setiap orang. Sebelum membahas apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri, mari kita lihat bagaimana Setan berhasil menipu Hawa namun gagal menjerat Putra Allah. ”KEINGINAN DAGING” Manusia perlu makan untuk tetap hidup. Allah telah menciptakan bumi untuk menghasilkan berlimpah makanan. Dan, wajar kalau kita senang makan. Tapi, hal ini Setan manfaatkan untuk menjauhkan kita dari Allah. Perhatikan bagaimana ia menggunakan siasat itu pada Hawa. (Baca Kejadian 3:1-6.) Setan memberi tahu Hawa bahwa ia tidak akan mati kalau ia makan buah dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”. Malah dengan memakannya, Hawa bisa menjadi seperti Allah. (Kej. 2:9) Jadi, Setan menyiratkan bahwa Hawa tidak perlu taat kepada Allah untuk tetap hidup. Itu bohong besar! Setelah mendengar hal itu, Hawa punya dua pilihan: menolak gagasan tersebut atau terus memikirkannya sehingga keinginan untuk makan buah itu semakin kuat. Meskipun bisa makan dari semua pohon lain di taman Eden, Hawa memilih untuk 7
7. Bagaimana Setan menggunakan ”keinginan
daging” untuk menggoda Hawa? MENARA PENGAWAL
terus memikirkan kata-kata Setan tentang pohon itu. Akhirnya, ia ”mengambil buahnya dan memakannya”. Setan berhasil membuat Hawa menginginkan apa yang dilarang oleh Sang Pencipta. 8 Setan mencoba menggunakan taktik yang sama untuk menggoda Yesus di padang belantara. Yesus telah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam. Setan memanfaatkan rasa lapar Yesus. ”Jika engkau putra Allah, suruhlah batu ini menjadi roti,” kata Setan. (Luk. 4:1-3) Yesus punya dua pilihan: menggunakan kuasanya untuk membuat mukjizat demi memuaskan rasa laparnya atau tidak. Yesus tahu bahwa ia tidak boleh menggunakan kuasanya untuk kepentingan pribadi. Meski lapar, Yesus menganggap persahabatannya dengan Yehuwa lebih penting. Yesus menjawab, ”Ada tertulis, ’Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.’ ”—Mat. 4:4. ”KEINGINAN MATA” Siasat lain yang Yohanes sebutkan adalah ”keinginan mata”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa dengan melihat saja, seseorang bisa mulai menginginkan sesuatu. Setan menggunakan taktik ini pada Hawa, dengan mengatakan, ”Matamu tentu akan terbuka.” Makin sering Hawa melihat buah terlarang itu, ia makin menginginkannya. Ia melihat bahwa pohon itu ”sangat diinginkan mata”. 10 Bagaimana dengan Yesus? Setan ”memperlihatkan kepada [Yesus] semua kerajaan di bumi yang berpenduduk da9
8. Bagaimana Setan menggunakan ”keinginan daging” untuk menggoda Yesus? Mengapa Setan gagal? 9. Apa yang ditunjukkan oleh ungkapan ”keinginan mata”? Bagaimana Setan menggunakan taktik ini pada Hawa? 10. Bagaimana Setan menggunakan ”keinginan mata” untuk menggoda Yesus? Apa tanggapan Yesus? 15 AGUSTUS 2013
Yesus tidak mau disimpangkan oleh apa pun (Lihat paragraf 8)
lam sekejap; dan Iblis mengatakan kepadanya, ’Aku akan memberikan kepadamu semua wewenang ini dan kemuliaannya.’ ” (Luk. 4:5, 6) Memang, Yesus tidak benarbenar melihat semua kerajaan di bumi, tapi Setan memberikan penglihatan tentang kemegahan dan kemuliaan kerajaankerajaan itu. Setan pikir Yesus akan tertarik. Tanpa malu Setan mengatakan, ”Jika engkau melakukan suatu tindakan penyembahan di hadapanku, itu semua akan menjadi milikmu.” (Luk. 4:7) Yesus tidak sudi menuruti keinginan Setan. Tanpa ragu Yesus menjawab, ”Ada tertulis, ’Yehuwa, Allahmu, yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja engkau harus memberikan dinas suci.’ ”—Luk. 4:8. ”PAMERAN SARANA KEHIDUPAN”
Hal ketiga yang Yohanes sebutkan adalah ”pameran sarana kehidupan”. Adam dan Hawa memang tidak bisa ’memamerkan sarana kehidupan mereka’ 11
11. Mengapa Hawa bisa tertipu?
25
Prinsip Alkitab mana yang perlu Saudara ingat dalam situasi ini? (Lihat paragraf 13, 14)
kepada orang lain, karena saat itu hanya ada mereka di bumi. Tapi, mereka memang menjadi tinggi hati. Ketika menggoda Hawa, Setan seolah-olah mengatakan bahwa Allah menahan sesuatu yang baik darinya. Menurut Setan, jika Hawa makan buah dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”, dia ”tentu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat”. (Kej. 2:17; 3:5) Jadi, Setan menyiratkan bahwa Hawa tidak membutuhkan Yehuwa. Salah satu alasan Hawa termakan oleh dusta Setan itu adalah karena ia tinggi hati. Akhirnya ia mengambil buah terlarang itu, yakin bahwa ia tidak akan mati. Tapi, ia salah besar! 12 Berbeda sekali dengan Hawa, Yesus memberikan teladan kerendahan hati yang sempurna! Setan berupaya membujuknya untuk melakukan sesuatu yang membuat orang kagum tapi menguji Allah. Yesus menolaknya mentah-mentah karena itu sama saja dengan menyombongkan diri! Jawaban Yesus jelas dan tegas, ”Telah dikatakan, ’Jangan menguji Yehuwa, Allahmu.’ ”—Baca Lukas 4:9-12. 12. Dengan cara lain apa Setan menggoda Yesus? Apa tanggapan Yesus?
26
BAGAIMANA KITA DAPAT MENJAGA PERSAHABATAN DENGAN YEHUWA? 13 Dewasa ini, Setan menggunakan taktik yang sama seperti ketika ia menggoda Hawa dan Yesus. Ia memanfaatkan ”keinginan daging” agar orang makanminum berlebihan atau berbuat amoral. Ia juga menggunakan ”keinginan mata” agar orang terpikat melihat pornografi, khususnya di Internet. Dan, ia menggunakan keinginan untuk memamerkan ”sarana kehidupan” agar orang menjadi sombong sehingga mendambakan kekuasaan, ketenaran, dan semakin banyak harta. 14 ’Hal-hal yang ada di dunia’ itu bagaikan umpan yang digunakan nelayan. Di balik umpan yang menggugah selera ada kait yang tajam. Setan menggunakan kebutuhan sehari-hari yang dianggap normal untuk membuat kita ingin melakukan apa yang bertentangan dengan hukum Allah. Godaan-godaan yang halus tersebut sengaja dibuat untuk merusak hati kita sehingga menginginkan hal yang salah. Itu semua merupakan upaya Setan agar kita percaya bahwa memenuhi kebutuhan pribadi dan hidup nyaman itu lebih
13, 14. Apa saja yang Setan gunakan untuk
menipu kita? MENARA PENGAWAL
penting daripada melakukan kehendak Allah. Apakah kita akan termakan oleh siasat Setan? 15 Hawa takluk pada godaan Setan, tapi Yesus berhasil menolaknya. Setiap kali, Yesus menjawab dengan ayat Alkitab dan mengatakan, ”Ada tertulis,” atau, ”Telah dikatakan.” Kalau kita rajin mempelajari Alkitab, kita akan tahu dan ingat ayat-ayat yang bisa membantu kita berpikir jernih sewaktu menghadapi godaan. (Mz. 1:1, 2) Kalau kita mengingat teladan hamba-hamba Allah yang setia, kita dapat tetap loyal seperti mereka. (Rm. 15:4) Kita akan terlindung dari siasat Setan jika kita memiliki rasa hormat yang dalam kepada Yehuwa, mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci.—Mz. 97:10. 16 Rasul Paulus menganjurkan kita untuk menggunakan ’daya nalar’ agar menjadi orang yang mengikuti cara berpikir Yehuwa, bukan cara berpikir dunia. (Rm. 12:1, 2) Paulus mengingatkan kita pentingnya mengendalikan apa yang kita pikirkan. Ia mengatakan, ”Kami merobohkan pertimbangan-pertimbangan dan setiap perkara muluk-muluk yang dibangun untuk menentang pengetahuan tentang Allah; dan kami menawan setiap pikiran untuk membuatnya taat kepada Kristus.” (2 Kor. 10:5) Apa yang kita pikirkan bisa menentukan orang seperti apa kita. Jadi, kita perlu ’terus memikirkan’ hal-hal yang menyenangkan Allah. —Flp. 4:8. 17 Kita tidak mungkin kudus jika kita tidak membuang pikiran dan keinginan yang salah. Kita harus mengasihi Yehuwa dengan ”hati yang bersih”. (1 Tim. 1:5) Namun, hati kita licik dan kita mung15. Seperti Yesus, bagaimana kita bisa menolak godaan Setan? 16, 17. Apa yang kita pikirkan bisa menentukan orang seperti apa kita. Jelaskan. 15 AGUSTUS 2013
kin bahkan tidak sadar bahwa kita sudah sangat dipengaruhi oleh ’hal-hal di dunia ini’. (Yer. 17:9) Karena itu, kita harus ’terus menguji apakah kita berada dalam iman, terus memeriksa bagaimana diri kita sebenarnya’. Ketika mempelajari Alkitab, renungkanlah, ’Apakah pikiran dan keinginan saya menyenangkan Allah?’—2 Kor. 13:5. 18 Kita juga bisa menolak ’hal-hal di dunia ini’ dengan mengingat kata-kata Yohanes, ”Dunia ini sedang berlalu, demikian pula keinginannya, tetapi ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.” (1 Yoh. 2:17) Dunia Setan kelihatannya saja akan terus ada, padahal itu akan segera berakhir. Dengan mengingat bahwa apa pun yang ditawarkan dunia Setan akan lenyap, kita tidak akan terpikat oleh iming-iming dari Setan. 19 Rasul Petrus mendesak kita untuk menjadi orang yang diperkenan Allah sambil ”menantikan dan terus menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran; pada hari itu langit akan hancur karena terbakar dan unsur-unsurnya akan meleleh karena luar biasa panas!” (2 Ptr. 3:12) Sebentar lagi, hari itu akan tiba, dan Yehuwa akan menghancurkan seluruh dunia Setan. Sebelum itu terjadi, Setan akan terus menggunakan ’hal-hal di dunia ini’ untuk menggoda kita, seperti yang ia lakukan kepada Hawa dan Yesus. Kita tidak boleh memuaskan keinginan kita sendiri seperti Hawa. Itu sama dengan menjadikan Setan allah kita. Seperti Yesus, kita harus menolak godaan itu meskipun kelihatannya sangat memikat dan menarik. Mari kita masing-masing bertekad untuk menjadi orang yang Yehuwa inginkan. 18, 19. Mengapa kita harus bertekad menjadi
orang yang Yehuwa inginkan?
27
Elisa Melihat Kereta Perang Berapi BAGAIMANA DENGAN SAUDARA? Raja Siria sedang memburu Elisa, nabi Allah, dan ia berhasil mengejarnya sampai ke Dotan, sebuah kota bertembok di atas bukit. Pada malam hari, sang raja mengirim pasukannya, kuda-kuda lengkap dengan kereta perang ke Dotan. Menjelang fajar, kota itu sudah terkepung.—2 Raj. 6:13, 14. Sewaktu pelayan Elisa bangun dan pergi ke luar, ia melihat pasukan musuh. Ia berteriak, ”Celaka, tuanku! Apa yang akan kita lakukan?” Namun, Elisa mengatakan, ”Jangan takut, karena ada lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” Lalu nabi itu berdoa, ”Oh, Yehuwa, bukalah kiranya matanya, sehingga ia melihat.” Selanjutnya kita membaca, ”Segera Yehuwa membuka mata pelayan itu, sehingga ia melihat; dan lihat! wilayah pegunungan itu penuh dengan kuda dan kereta perang berapi di sekeliling Elisa.” (2 Raj. 6:15-17) Apa pelajarannya? Elisa bisa tetap tenang menghadapi serangan pasukan Siria itu karena ia mengandalkan Yehuwa dan tahu bahwa ia dilindungi oleh Allah. Dewasa
28
ini, kita memang tidak mengharapkan mukjizat, tapi kita bisa melihat bahwa Yehuwa melindungi seluruh umat-Nya. Dapat dikatakan, kita juga dikelilingi oleh kuda dan kereta perang berapi. Kalau kita ’melihatnya’ dengan mata iman dan selalu bersandar pada Allah, kita akan ”tinggal dengan aman” dan memperoleh berkat Yehuwa. (Mz. 4:8) Sekarang, mari kita bahas peristiwa-peristiwa lain dalam kehidupan Elisa dan apa pelajarannya bagi kita. ELISA MULAI MELAYANI ELIA
Suatu hari, ketika Elisa sedang membajak ladang, nabi Elia mendekatinya dan melemparkan jubah nabinya kepadanya. Elisa tahu apa maksud tindakan ini. Elia mengundangnya menjadi pelayannya. Maka, ia mengadakan jamuan dengan teman-temannya, berpamitan dengan ayah dan ibunya, lalu berangkat. (1 Raj. 19:16, 19-21) Elisa merelakan diri untuk melayani Allah dengan sepenuh hati. Karena itu, Yehuwa menggunakan dia untuk melaksanakan banyak hal dan belakangan mengangkatnya sebagai nabi menggantikan Elia. MENARA PENGAWAL
Elisa melayani Elia sekitar enam tahun. Pada zaman itu, orang-orang biasanya makan dengan tangan, tanpa sendok dan garpu. Untuk mencuci tangan setelah makan, pelayan menuangkan air ke tangan majikannya. Nah, Elisa-lah ”yang menuangkan air ke tangan Elia”. (2 Raj. 3:11) Jadi, beberapa tugas Elisa kelihatannya sepele. Meski begitu, ia menganggap tugasnya sangat terhormat. Dewasa ini, banyak saudara-saudari juga melakukan berbagai pekerjaan dalam dinas sepenuh waktu. Hal ini mereka lakukan karena iman dan keinginan untuk menggunakan sepenuhnya tenaga mereka demi Yehuwa. Mereka meninggalkan rumah untuk bekerja di Betel, proyek pembangunan, dan sebagainya. Sebagian pekerjaan mungkin dianggap rendah oleh banyak orang. Namun, seorang Kristen tidak boleh menganggap tugasnya tidak penting atau remeh, karena Yehuwa sangat menghargai apa yang mereka lakukan.—Ibr. 6:10. ELISA SETIA PADA TUGASNYA
Pada waktu Allah hendak ”mengangkat Elia ke langit dalam suatu badai”, Elia sedang berada di Gilgal. Yehuwa menyuruh nabi itu pergi ke Betel. Elia menyuruh Elisa tinggal, tapi Elisa menjawab, ”Aku tidak akan meninggalkan engkau.” Dalam perjalanan, Elia dua kali lagi melarang Elisa ikut, tapi sia-sia. (2 Raj. 2:1-6) Seperti Rut yang tetap berpaut kepada Naomi, Elisa pun terus mengikuti Elia. (Rut 1:8, 16, 17) Mengapa? Karena Elisa menghargai hak istimewa dari Allah untuk melayani Elia. Teladan Elisa patut kita tiru. Kalau kita mendapat hak istimewa dalam organisasi Allah, kita tentu akan benar-benar menghargainya jika kita ingat bahwa yang kita layani adalah Yehuwa. Tidak ada yang lebih terhormat daripada itu.—Mz. 65:4; 84:10. ”MINTALAH APA YANG HARUS AKU LAKUKAN BAGIMU”
Sambil melanjutkan perjalanan, Elia mengatakan kepada Elisa, ”Mintalah apa yang harus aku lakukan bagimu sebelum aku diambil darimu.” Seperti halnya Salomo dulu, Elisa meminta sesuatu untuk bisa melayani Yehuwa dengan lebih baik. Ia meminta ’dua bagian dari roh Elia’. (1 Raj. 3:5, 9; 2 Raj. 2:9) Di Israel, putra sulung berhak mendapat dua bagian dari warisan bapaknya. (Ul. 21:15-17) Jadi, Elisa se15 AGUSTUS 2013
benarnya meminta agar ia diakui sebagai ahli waris Elia, atau menjadi nabi pengganti Elia. Selain itu, Elisa ingin punya semangat dan keberanian untuk membela ibadat sejati seperti halnya Elia.—1 Raj. 19:13, 14. Apa jawaban Elia? ”Engkau meminta sesuatu yang sulit,” kata sang nabi. ”Jika engkau melihat aku diambil darimu, maka terjadilah padamu demikian; tetapi jika tidak, hal itu tidak akan terjadi.” (2 Raj. 2:10) Rupanya, jawaban Elia memiliki dua makna. Pertama, hanya Allah yang menentukan apakah Elisa akan menerima apa yang ia minta. Kedua, kalau Elisa memang ingin mendapatkannya, ia harus terus menyertai Elia dalam situasi apa pun. YANG DILIHAT ELISA
Apakah Allah mengabulkan permintaan Elisa? Menurut catatan, ”Sedang mereka berjalan, berbicara sambil berjalan, lihat! sebuah kereta perang yang bernyala-nyala dan kuda-kuda yang bernyala-nyala memisahkan mereka berdua; dan naiklah Elia ke langit dalam suatu badai. Sementara itu Elisa melihat hal tersebut.”1 Itulah jawaban Yehuwa. Elisa melihat Elia diambil darinya, lalu ia menerima dua bagian dari roh Elia dan menjadi nabi menggantikan dia. —2 Raj. 2:11-14. Elisa mengambil jubah Elia yang terjatuh dan mengenakannya. Jubah itu sekarang menjadi tanda pengenal Elisa sebagai nabi Allah. Belakangan, ia melakukan mukjizat membelah air Sungai Yordan. Hal itu sekali lagi membuktikan bahwa ia telah diangkat sebagai nabi. Elisa pasti sangat terkesan dengan apa yang ia lihat ketika Elia naik ke langit dalam badai. Ya, siapa yang tidak akan takjub melihat kereta perang dengan kuda-kuda yang bernyala-nyala! Itu merupakan bukti bahwa Yehuwa mengabulkan permintaan Elisa. Allah memang tidak akan menjawab doa kita dengan memberikan penglihatan berupa kereta perang yang bernyala-nyala dengan kuda-kudanya. Namun, kita bisa melihat bahwa Allah menggunakan kuasa-Nya yang besar untuk melaksanakan kehendak-Nya. Selain itu, jika kita melihat bahwa Yehuwa 1 Elia tidak naik ke surga, yang adalah tempat tinggal Yehuwa beserta malaikat-malaikat-Nya. Lihat Menara Pengawal 15 September 1997, halaman 15.
29
memberkati bagian dari organisasi-Nya di bumi, sebenarnya kita ”melihat” kereta surgawi-Nya sedang melaju.—Yeh. 10:9-13. Ada banyak hal yang dialami oleh Elisa yang membuatnya yakin bahwa kuasa Yehuwa itu luar biasa. Malah, dengan roh kudus Allah, sang nabi bisa membuat 16 mukjizat, dua kali lebih banyak daripada yang dilakukan Elia.1 Elisa sekali lagi melihat kudakuda dengan kereta perang berapi ketika ia mengalami keadaan genting di Dotan, seperti yang disebutkan di awal artikel ini. ELISA MENGANDALKAN YEHUWA
Meski dikepung oleh musuh di Dotan, Elisa tetap tenang. Mengapa? Karena ia memiliki iman yang kuat akan Yehuwa. Kita juga membutuhkan iman seperti itu. Maka, mari kita terus berdoa minta roh kudus Allah agar kita bisa memperlihatkan iman dan 1 Lihat Menara Pengawal 1 Agustus 2005, halaman 10.
aspek lainnya dari buah roh.—Luk. 11:13; Gal. 5: 22, 23. Setelah peristiwa di Dotan, Elisa pasti semakin mengandalkan Yehuwa dan pasukan-Nya yang tak kelihatan. Sang nabi tahu bahwa Allah menggunakan pasukan malaikat untuk mengelilingi kota itu dan melindunginya. Kemudian, Allah membutakan musuh dan menyelamatkan Elisa serta pelayannya. (2 Raj. 6:17-23) Pada saat yang genting itu, seperti dalam situasi lain, Elisa beriman kepada Yehuwa dan mengandalkan Dia sepenuhnya. Seperti Elisa, mari kita mengandalkan Allah Yehuwa. (Ams. 3:5, 6) Maka, ”Allah sendiri akan mengasihani kita dan memberkati kita”. (Mz. 67:1) Memang, kita tidak benar-benar dikelilingi oleh kereta perang dan kuda-kuda yang berapi. Namun, pada ”kesengsaraan besar” mendatang, Yehuwa akan melindungi seluruh umat-Nya. (Mat. 24:21; Pny. 7: 9, 14) Sebelum itu terjadi, mari kita selalu ingat bahwa ”Allah adalah perlindungan bagi kita”.—Mz. 62:8.
BEBERAPA KEMENANGAN HUKUM BARU-BARU INI Prancis — Rp 80 Miliar Dikembalikan
243 Jumlah kemenangan hukum bagi Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia
Jumlah yang dibayarkan kembali kepada Saksi-Saksi Yehuwa pada 11 Desember 2012 oleh pemerintah Prancis setelah perjuangan hukum selama 15 tahun
Yunani — Dewan Negara Pada 2 November 2012, Dewan Negara mengakui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa, agama Kristen yang dikenal di mana-mana, berhak memiliki tempat ibadat sendiri
20
Korea Selatan — Putusan Komite Hak Asasi Manusia PBB
Kasus dimenangkan di Mahkamah Eropa untuk HAM sejak April 2000
25 Oktober 2012 - Karena telah melanggar hak Saksi-Saksi Yehuwa untuk menolak dinas militer karena alasan hati nurani, Korea Selatan diwajibkan membayar ganti rugi kepada 388 Saksi
DARI ARSIP KITA
Sang Raja Sangat Senang!
15 AGUSTUS 2013
King Sobhuza II taken in 1936 by Robert Nisbet and bequeathed to the Watch Tower Society
SUATU hari di bulan Agustus 1936, Robert dan George Nisbet berada di Kompleks Kerajaan Swaziland. Mereka baru saja memutar rekaman musik dan rekaman khotbah Saudara J. F. Rutherford dari sebuah mobil berpengeras suara. Raja Sobhuza II sangat senang. George mengisahkan, ”Kami merasa tidak enak ketika dia menyatakan ingin membeli rekaman berita Kerajaan, mesin pemutarnya, dan pengeras suaranya!” Robert pun dengan sopan meminta maaf sambil mengatakan bahwa barang-barang itu tidak dijual. Alasannya? Barang-barang itu milik orang lain. Sang Raja ingin tahu siapa orangnya. Robert menjawab, ”Semua barang ini milik seorang Raja.” Dan, ketika Sobhuza ingin tahu siapa Raja itu, Robert mengatakan, ”Dia adalah Raja dari Kerajaan Allah, namanya Yesus Kristus.” ”O, dia memang Raja yang hebat,” kata Sobhuza dengan penuh respek. ”Saya tidak mau mengambil barang miliknya.” Robert menulis, ’Saya terkesan dengan pembawaan Sang Kepala Suku, Raja Sobhuza. Ia lancar berbahasa Inggris, tidak sombong atau angkuh, juga sangat terus terang dan ramah. Saya mengobrol dengan dia di kantornya selama kira-kira 45 menit sementara George memutar rekaman musik di luar. ’Belakangan di hari yang sama,’ sambung Robert, ’kami mengunjungi Sekolah Nasional Swazi. Di sana, kami mendapat pengalaman yang tak terlupakan. Kami memberikan kesaksian kepada kepala sekolahnya yang menyimak dengan penuh perhatian. Ketika kami menawarkan untuk memutar rekaman-rekaman, dia sangat senang. Dia lalu mengumpulkan sekitar 100 siswa dan menyuruh mereka duduk di rumput untuk mendengarkan. Katanya, sekolah itu adalah sekolah menengah yang mengajarkan ilmu pertanian, perkebunan, pertukangan, konstruksi, bahasa Inggris, dan berhitung kepada anak-anak lelaki; dan mengajar anak-anak perempuan cara merawat orang sakit, pekerjaan rumah tangga, dan keterampilan lainnya. Yang mendirikan sekolah itu adalah nenek Sang Kepala Suku.’’ Setidaknya sudah sejak tahun 1933 Raja Sobhuza senang mendengarkan kesaksian para perintis yang mengunjungi Kompleks Kerajaannya. Pada suatu peristiwa, ia mengumpulkan para pengawal pribadinya, yang berjumlah 100 prajurit, untuk
31
(Atas) Siswa-siswa sekolah menengah yang mendengarkan khotbah umum di Swaziland, 1936 (Kanan) George Nisbet dan mobilnya yang berpengeras suara
s
n o
Unduh gratis majalah ini dan bacaan lain yang tersedia di www.jw.org/id
p
ka meminta kepada perintis itu buku-buku seperti yang dimiliki Sang Kepala Suku. Sejak 1930-an sampai kematiannya pada 1982, Sang Kepala Suku selalu merespek Saksi-Saksi Yehuwa dan melarang penganiayaan terhadap SaksiSaksi yang tidak menjalankan adat istiadat Swazi. Jadi, para Saksi sangat berterima kasih kepadanya dan sangat sedih ketika dia wafat. Pada awal 2013, ada lebih dari 3.000 penyiar di Swaziland. Karena jumlah penduduknya lebih dari satu juta, negeri ini memiliki rasio 1 penyiar berbanding 384 penduduk. Ada lebih dari 260 perintis yang melayani di 90 sidang dan ada 7.496 orang yang menghadiri Peringatan tahun 2012. Jelaslah, pekerjaan di negeri ini masih akan berkembang pesat. Ya, saudara-saudara yang berkunjung pada 1930-an telah membubuh dasar yang kuat untuk pertambahan di Swaziland.—Dari arsip kita di Afrika Selatan.
Alkitab Terjemahan Dunia Baru juga dapat dibaca di Internet
Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode
w13 08/15-IN 130430
mendengarkan rekaman berita Kerajaan. Sang raja mau berlangganan majalah kami dan juga mau menerima buku-buku. Dalam waktu singkat, Sang Raja memiliki hampir semua publikasi kita! Selain itu, ia tetap menyimpan buku-buku itu meskipun pemerintah kolonial Inggris melarang publikasi kita selama perang dunia kedua. Selama bertahun-tahun, Raja Sobhuza II selalu menyambut kedatangan Saksi-Saksi di Kompleks Kerajaan di Lobamba. Ia bahkan mengundang para pendeta untuk datang dan mendengarkan khotbahkhotbah Alkitab mereka. Suatu kali, ketika seorang Saksi setempat bernama Helvie Mashazi membahas Matius pasal 23, sekelompok pendeta dengan marah langsung datang mendekat dan memaksanya duduk. Tetapi, Sang Raja turun tangan dan mempersilakan Saudara Mashazi untuk melanjutkan. Sang Raja juga menyuruh semua yang hadir untuk mencatat ayat-ayat Alkitab yang disebutkan dalam khotbah itu! Pada kesempatan lain, seorang saudara perintis menyampaikan sebuah khotbah. Empat pendeta yang ikut mendengarkannya langsung menyembunyikan kerah identitas kependetaan yang mereka pakai dan menyatakan, ”Kami bukan pendeta lagi. Kami sekarang Saksi-Saksi Yehuwa.” Lalu, mere-