1 5 JU NI 201 3
34567 ARTIKEL PELAJARAN
5-11 AGUSTUS
Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa HALAMAN 7 ˙ NYANYIAN: 69, 89
12-18 AGUSTUS
Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal Yehuwa HALAMAN 12 ˙ NYANYIAN: 22, 110
19-25 AGUSTUS
Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa HALAMAN 17 ˙ NYANYIAN: 63, 77
26 AGUSTUS–1 SEPTEMBER
Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara HALAMAN 24 ˙ NYANYIAN: 120, 64
ARTIKEL PELAJARAN
ˇ Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa ˇ Hargai Kemurahan Hati dan Sikap Masuk Akal Yehuwa ˇ Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa
JERMAN SAMPUL: Mengabar di alun-alun di Frankfurt, Jerman.
PENDUDUK
81.751.600
Banyak orang Kristen tahu bahwa Yehuwa memiliki empat sifat utama. Tetapi, melalui ketiga artikel ini, kita akan semakin menghargai beberapa sifat Yehuwa yang lain yang tidak terlalu sering kita bahas. Sewaktu membahas setiap sifat itu, kita akan menjawab pertanyaan: Apa arti sifat itu? Bagaimana Yehuwa menunjukkannya? Dan bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkannya?
ˇ Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara
SAKSI-SAKSI
162.705
Alkitab menggambarkan wewenang Yehuwa atas manusia dengan menyebut Yehuwa sebagai ”Tukang Tembikar”. (Yes. 64:8) Artikel ini menunjukkan apa yang dapat kita pelajari tentang Sang Tukang Tembikar Agung dari cara Ia membentuk orang-orang dan bangsa-bangsa di masa lalu. Selain itu, kita juga akan membahas tentang caranya kita bisa mendapat manfaat sewaktu dibentuk oleh-Nya.
PAR
74.466 HADIRIN PERINGATAN 2012
265.407 JUMLAH (DALAM JUTAAN) BUKU YANG DICETAK DI KANTOR CABANG JERMAN SELAMA 25 TAHUN TERAKHIR
ARTIKEL LAIN
3 Banyak Berkat Karena Menaati Yehuwa 20JT 15JT
22 Pertanyaan Pembaca
10JT
29 Penatua—Apakah Kalian Menyegarkan ”Jiwa yang Lelah”?
5JT
32 Apakah Saudara Ingat?
0
2010
2005
2000
1995
1990
1985
34567 Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
June 15, 2013 Vol. 134, No. 12 Semimonthly INDONESIAN
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
KISAH HIDUP
”Bagus ya, pelajaran tentang Nuh ini!” kata Ayah. ”Nuh menaati Yehuwa dan mengasihi keluarganya, dan mereka semua selamat dari Air Bah karena mereka sekeluarga masuk ke dalam bahtera.”
ITULAH hal paling awal yang masih bisa saya ingat tentang Ayah, seorang pria yang sederhana dan pekerja keras. Karena memiliki rasa keadilan yang besar, ia langsung tertarik pada berita Alkitab yang ia dengar pada tahun 1953. Sejak itu, ia berupaya keras menceritakan kepada anak-anaknya apa yang ia pelajari. Pada mulanya, Ibu enggan meninggalkan tradisi Katolik. Namun, lama-kelamaan ia mau menerima ajaran Alkitab. Awalnya, mengajar kami bukanlah hal mudah. Kemampuan membaca Ibu sangat kurang, dan Ayah bekerja keras di ladang seharian. Kadang, ia begitu lelah sampai-sampai tidak bisa membuka mata selama pelajaran. Namun, upayanya membuahkan hasil. Saya punya satu adik perempuan dan dua adik laki-laki. Dan, karena saya anak sulung, sayalah yang membantu mengajar mereka. Ini termasuk mengajarkan apa yang sering Ayah sebut-sebut, yaitu kasih Nuh kepada keluarganya dan ketaatannya kepada Allah. Saya sangat suka kisah Alkitab itu. Tak lama kemudian, kami semua ikut menghadiri perhimpunan di Balai Kerajaan di Roseto degli Abruzzi, sebuah kota di Pesisir Adriatik, Italia. Tahun 1955, ketika saya dan Ibu pertama kali menghadiri kebaktian di Roma, saya baru berumur 11 tahun. Saat itu, kami melintasi pegunungan menuju daerah barat. Sejak itu, pertemuan-pertemuan akbar ini saya anggap sebagai bagian yang paling indah dari kehidupan Kristen. Tahun berikutnya, saya dibaptis dan segera memasuki dinas sepenuh waktu. Ketika berumur 17 tahun, saya melayani sebagai perintis istimewa di Latina, Roma bagian selatan, sekitar 300 kilometer jauhnya dari rumah. Kota ini baru berkembang sehingga penduduknya tidak terlalu peduli satu sama lain. Saya dan teman merintis saya senang sekali bisa menyiarkan banyak bacaan Alkitab. Namun, karena masih remaja, hati saya maunya pulang saja! Tetapi, saya tetap ingin menaati petunjuk yang saya terima. Kemudian, saya ditugasi ke Milan untuk membantu persiapan Kebaktian Internasional ”Kabar Kesukaan yang Kekal” tahun 1963. Di kebaktian itu, saya menjadi sukarelawan bersama banyak saudara-saudari lain, termasuk bersama Paolo Piccioli, seorang saudara muda dari Florence. Pada hari kedua kebaktian itu, ia menyampaikan khotbah yang menggugah tentang 15 JUNI 2013
Banyak Berkat Karena Menaati Yehuwa SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH
ELISA PICCIOLI
3
Pada hari pernikahan kami
Kami sering menghabiskan waktu bersama anak-anak muda, yang buat Paolo berarti bermain sepak bola
kelajangan. Pada waktu itu saya berpikir, ’Saudara itu pasti tidak akan pernah menikah.’ Tetapi, kami mulai surat-suratan dan ternyata kami punya banyak kesamaan dalam hal cita-cita, kasih kepada Yehuwa, dan keinginan yang besar untuk menaati-Nya. Akhirnya, pada tahun 1965, saya menikah dengan Paolo. MENGHADAPI PENDETA-PENDETA Saya menjadi perintis biasa di Florence selama sepuluh tahun. Senang sekali rasanya melihat pertumbuhan di sidang-sidang, khususnya kemajuan yang dibuat oleh kaum muda. Saya dan Paolo sering menghabiskan waktu bersama mereka untuk mengobrol tentang hal-hal rohani dan berekreasi, yang buat Paolo berarti waktunya bermain sepak bola. Memang, saya senang kalau bisa selalu bersama suami, tetapi saya sadar bahwa anak-anak muda itu dan keluarga-keluarga di sidang juga membutuhkan waktu dan perhatiannya. Sampai sekarang pun, saya masih merasa bahagia kalau mengingat lagi orang-orang yang pernah belajar Alkitab dengan kami. Salah satunya adalah Adriana. Ia menceritakan apa yang ia pelajari kepada dua keluarga lainnya. Lalu, mereka mengatur pertemuan dengan seorang pendeta untuk membahas doktrin gereja seperti Tritunggal dan jiwa yang tak berkematian. Tiga wali gereja datang. Penjelasan mereka berbelitbelit dan tidak konsisten. Hal itu segera disadari oleh
4
para pelajar itu ketika mereka membandingkan penjelasan tersebut dengan ajaran Alkitab yang jelas. Ya, pertemuan itu ternyata menjadi titik balik. Setelah beberapa waktu, sekitar 15 anggota keluarga itu menjadi Saksi. Tentu saja, metode pengabaran kita sekarang jauh berbeda. Pada masa itu, Paolo ”ahli” dalam menghadapi para pendeta, dan ia memang sering menghadapi mereka. Saya masih ingat salah satu pertemuan di hadapan banyak hadirin non-Saksi. Belakangan ketahuan bahwa para penentang sudah mengatur sebelumnya agar beberapa orang mengajukan pertanyaan yang kelihatannya tidak masuk akal. Tetapi, pembahasan itu berbalik. Ada yang menanyakan apakah gereja boleh ikut berpolitik, seperti yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Pada saat itu, jelas sekali bahwa para pendeta merasa terpojok. Tibatiba listrik padam, dan pertemuan itu dibubarkan. Bertahun-tahun kemudian kami mendengar bahwa mereka telah merencanakan untuk memadamkan listrik seandainya pembahasan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh para pendeta. CORAK DINAS YANG LAIN Setelah sepuluh tahun menikah, kami diundang untuk melayani dalam pekerjaan wilayah. Paolo mempunyai pekerjaan yang bagus, jadi kami sulit membuat keputusan. Namun, setelah menimbang MENARA PENGAWAL
dan mendoakannya, kami merelakan diri untuk corak dinas yang baru itu. Kami senang bergaul dengan keluarga-keluarga yang menyediakan tempat menginap untuk kami. Pada malam hari, kami sering belajar Alkitab bersama mereka, lalu Paolo membantu anak-anak mereka mengerjakan PR, khususnya matematika. Selain itu, karena Paolo sangat senang membaca, ia dengan penuh semangat menceritakan hal-hal menarik dan membina yang telah ia baca. Pada hari Senin, kami sering mengabar di kota-kota yang tidak ada Saksinya dan mengundang orang-orang ke khotbah yang akan diadakan pada petang harinya. Baru dua tahun dalam pekerjaan wilayah, kami diundang untuk melayani di Betel di Roma. Paolo ditugasi untuk menangani masalah hukum, dan saya di Departemen Majalah. Membuat perubahan memang tidak mudah, tetapi kami bertekad untuk taat. Senang sekali rasanya melihat cabang ini sedikit demi sedikit diperluas dan melihat jumlah saudara-saudari meningkat pesat di Italia. Pada masa itu, Saksi-Saksi Yehuwa di Italia memperoleh pengakuan secara hukum. Kami benar-benar bahagia melayani dalam corak dinas ini. Sewaktu kami melayani di Betel, pendirian kita tentang darah mencuat di Italia. Pada awal 1980-an, ada kasus hukum mengenai hal ini yang sempat menggegerkan masyarakat. Sepasang suami istri
Paolo mencintai pekerjaannya di Betel Ilaria sering mengatakan, ”Papa itu sahabatku”
Saksi dituduh menyebabkan kematian putri mereka, padahal anak itu sebenarnya meninggal karena mengidap kelainan darah keturunan yang diderita oleh banyak orang di kawasan Mediterania. Saudarasaudari di keluarga Betel membantu para pengacara yang mewakili orang tua Kristen itu. Sebuah selebaran dan edisi khusus Sedarlah! disebarkan agar masyarakat mengetahui fakta-faktanya dan mendapat penjelasan yang benar tentang apa yang Alkitab katakan mengenai darah. Selama bulan-bulan tersebut, Paolo sering bekerja hingga 16 jam sehari tanpa henti. Saya berupaya keras untuk mendukungnya dalam proyek penting ini. PERUBAHAN LAIN Setelah menikah selama 20 tahun, kami menghadapi perubahan yang tidak kami sangka-sangka. Saat itu saya berumur 41 tahun dan Paolo 49 tahun. Saya memberi tahu dia bahwa sepertinya saya hamil. Dalam buku hariannya, saya menemukan kata-kata yang ia tulis pada hari itu, ”Doa: Kalau memang benar, bantulah kami agar bisa tetap dalam dinas sepenuh waktu, tidak bersantai-santai secara rohani, dan bantulah kami agar menjadi orang tua yang baik dengan memberikan teladan. Yang terpenting, bantu saya mempraktekkan sedikitnya 1 persen dari semua yang pernah saya katakan dari mimbar selama 30 tahun ini.” Kalau melihat hasilnya, saya yakin Yehuwa pasti telah menjawab doanya, dan doa saya juga.
Dengan lahirnya Ilaria, kehidupan kami benar-benar berubah. Sejujurnya, kadang kami merasa kecil hati, seperti yang dikatakan Amsal 24:10, ”Apakah engkau kecil hati pada hari kesesakan? Kekuatanmu akan kurang.” Namun, kami saling mendukung karena kami tahu bahwa saling menganjurkan itu bermanfaat. Ilaria sering mengatakan bahwa ia sangat bahagia karena memiliki dua orang tua Saksi yang sibuk dalam dinas sepenuh waktu. Ia tidak pernah merasa diabaikan; ia bertumbuh dalam keluarga yang sangat normal. Pada siang hari, saya ada di rumah bersamanya. Pada petang hari, Paolo bisa menemani dia. Walaupun sering membawa pulang pekerjaan yang harus ia selesaikan, Paolo meluangkan waktu untuk membantu Ilaria mengerjakan PR dan bermain bersamanya. Hal itu ia lakukan meskipun setelah itu ia harus bergadang hingga pukul dua atau tiga pagi untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Ilaria sering mengatakan, ”Papa itu sahabatku.” Memang, kami perlu konsisten, dan kadang bersikap tegas untuk membantu Ilaria tetap berada di jalan Kristen. Saya ingat, suatu kali saat sedang bermain dengan temannya, ia melakukan sesuatu yang tidak baik. Kami menjelaskan dari Alkitab mengapa ia tidak boleh seperti itu. Kami juga menyuruhnya meminta maaf kepada temannya di depan kami. Ilaria sangat terkesan akan kasih yang orang tuanya perlihatkan terhadap pelayanan. Sekarang, setelah menikah, dia lebih memahami lagi betapa
”Jauh dalam lubuk hati saya, saya masih gadis cilik yang sangat menyukai kisah Nuh. Tekad saya belum berubah”
pentingnya menaati Yehuwa dan mengikuti bimbingan-Nya. TETAP TAAT BAHKAN SAAT BERDUKA Tahun 2008, Paolo didiagnosis mengidap penyakit kanker. Mula-mula, kelihatannya Paolo bisa mengatasi penyakitnya, dan ia terus menguatkan saya. Selain mengupayakan pengobatan yang terbaik, kami sering berdoa dengan khusyuk bersama Ilaria meminta bantuan Yehuwa agar kami bisa tabah menghadapi masa depan. Meskipun demikian, saya tidak berdaya melihat pria yang tadinya begitu kuat dan dinamis itu menjadi makin lemah. Kami sangat terpukul oleh kematiannya pada tahun 2010. Namun, saya sangat terhibur apabila mengingat apa yang telah kami capai berdua selama 45 tahun ini. Kami telah memberikan yang terbaik kepada Yehuwa. Saya yakin upaya kami tidak akan pernah Ia lupakan. Dan, saya benar-benar menantikan saatnya Paolo dibangkitkan, selaras dengan kata-kata Yesus di Yohanes 5: 28, 29. Jauh dalam lubuk hati saya, saya masih gadis cilik yang sangat menyukai kisah Nuh. Tekad saya belum berubah. Saya ingin menaati Yehuwa, tidak soal apa yang Ia minta. Saya yakin bahwa rintangan, pengorbanan, atau kehilangan apa pun tidak ada artinya jika dibandingkan dengan berkat-berkat menakjubkan yang telah Allah berikan. Saya telah mengalami sendiri hal ini, dan yakinlah, semuanya itu tidak akan sia-sia.
HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA ”Jadilah peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi.”—EF. 5:1.
APA JAWABAN SAUDARA?
Bagaimana kita bisa lebih menghargai sifat-sifat Yehuwa?
Seperti apakah orang yang mudah didekati itu?
Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak berat sebelah Yehuwa?
JIKA Saudara memikirkan kepribadian Yehuwa, sifatsifat-Nya yang mana yang langsung muncul dalam benak Saudara? Banyak yang akan menjawab kasih, keadilan, hikmat, dan kuasa. Namun, kita tahu bahwa Yehuwa memiliki banyak sifat yang menyentuh hati. Bahkan, kita bisa menyebutkan lebih dari 40 sifat Yehuwa, dan masing-masing pernah dibahas dalam publikasi kita. Bayangkan, ada begitu banyak fakta yang menakjubkan tentang kepribadian Yehuwa yang bisa kita gali melalui pelajaran pribadi atau pelajaran keluarga kita! Apa manfaatnya mempelajari sifat-sifat itu? Hal itu bisa membuat kita lebih menghargai Bapak surgawi kita. Dan, semakin besar penghargaan kita terhadap Yehuwa, semakin kuat keinginan kita untuk mendekat kepada-Nya dan meniru Dia.—Yos. 23:8; Mz. 73:28. 2 Bagaimana kita bisa memupuk penghargaan yang lebih besar akan sesuatu? Hal itu dilakukan secara bertahap. Misalnya, kita disuguhi suatu jenis masakan baru. Mula-mula, kita nikmati aromanya yang membangkitkan selera, lalu kita cicipi rasanya yang nikmat, dan akhirnya kita ingin memasaknya sendiri. Demikian pula, kita bisa lebih menghargai salah satu sifat Yehuwa jika kita memahami sifat itu, merenungkannya, lalu memperlihatkan sifat itu dalam kehidupan kita. (Ef. 5:1) Artikel ini dan dua artikel berikutnya bertujuan untuk membuat kita lebih menghargai sifat-sifat Allah yang lebih jarang kita pikirkan dibanding empat sifat utama-Nya. Kita akan membahas beberapa sifat tersebut, cara Yehuwa memperlihatkannya, dan cara kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkan sifat tersebut. 1. (a) Sifat Yehuwa mana saja yang bisa dipelajari orang Kris-
ten? (b) Apa manfaatnya memeriksa sifat-sifat Allah? 2. (a) Ilustrasikan bagaimana kita bisa lebih menghargai sifat-
sifat Yehuwa. (b) Apa yang akan kita bahas?
7
”Yehuwa, Allahmu . . . tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun.” —Ul. 10:17 (Lihat paragraf 17)
”Yehuwa dekat kepada semua orang yang berseru kepadanya.”—Mz. 145:18 (Lihat paragraf 9)
YEHUWA MUDAH DIDEKATI 3
Pertama-tama, mari kita bahas sifat mudah didekati. Seperti apakah orang yang mudah didekati itu? Saudara mungkin akan menjawab, ’Baik hati, siap membantu, dan siap diajak bicara.’ Sering kali kita bisa merasakan apakah seseorang mudah didekati atau tidak melalui kata-katanya dan bahasa tubuhnya, yaitu gerak gerik, air muka, dan tanda-tanda lainnya. 4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan bahwa Ia mudah didekati? Meskipun Dia adalah Pencipta yang mahakuasa, Yehuwa meyakinkan kita bahwa Dia bersedia dan ingin sekali mendengarkan doa kita dan menjawabnya. (Baca Mazmur 145:18; Yesaya 30: 18, 19.) Kita bisa berbicara panjang lebar kepada Allah kapan saja dan di mana saja. Kita bisa mendekati-Nya dengan leluasa karena kita tahu bahwa Ia tidak akan pernah mengkritik kita jika kita melakukannya. (Mz. 65:2; Yak. 1:5) Untuk menunjukkan bahwa 3, 4. (a) Bagaimana Saudara akan menggambarkan seseorang yang mudah didekati? (b) Bagaimana Yehuwa meyakinkan kita bahwa Ia mudah didekati?
8
Ia ingin didekati, Firman Allah menggambarkan Yehuwa dengan cara yang bisa dimengerti oleh manusia. Misalnya, Daud menulis bahwa ”mata Yehuwa tertuju kepada” kita dan bahwa ’tangan kanan-Nya terus memegang erat’ kita. (Mz. 34:15; 63:8) Nabi Yesaya menyamakan Yehuwa seperti gembala, dengan mengatakan, ”Dengan lengannya ia akan mengumpulkan anak-anak domba; dan di dadanya ia akan membawa mereka.” (Yes. 40:11) Bayangkan! Yehuwa ingin agar kita dekat dengan-Nya bagaikan anak domba dalam pelukan hangat seorang gembala yang menyayanginya. Bapak kita benarbenar mudah didekati! Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam hal ini? SIFAT YANG SANGAT DIHARGAI 5
Baru-baru ini, Saksi-Saksi yang bersemangat di berbagai benua ditanya, ”Sifat apa dari seorang penatua yang paling Saudara hargai?” Sebagian besar menjawab, ”Mudah didekati.” Memang, sifat itu perlu dikembangkan sepenuhnya oleh setiap orang 5. Mengapa para penatua perlu mudah didekati? MENARA PENGAWAL
Kristen, tetapi para penatualah yang khususnya perlu mudah didekati. (Yes. 32:1, 2) Ketika ditanya mengapa ia menganggap sifat ini sangat penting, seorang saudari menyatakan, ”Kalau seorang penatua mudah didekati, barulah kita bisa mengenal sifat-sifat bagusnya yang lain.” Bukankah pernyataan saudari itu masuk akal? Namun, apa yang membuat seseorang mudah didekati? 6 Resepnya agar mudah didekati adalah memperlihatkan minat yang tulus kepada orang lain. Jika seorang penatua peduli terhadap orang lain dan rela membantu, saudara-saudarinya, termasuk kaum muda, akan merasakan bahwa ia mudah didekati. (Mrk. 10:13-16) Carlos yang berumur 12 tahun mengatakan, ”Saya perhatikan bahwa para penatua di balai murah senyum dan baik hati. Hal itu yang paling saya sukai dari mereka.” Tentu saja, tidaklah cukup jika seorang penatua mengatakan bahwa ia siap membantu. Ia perlu memperlihatkan sifat itu. (1 Yoh. 3:18) Bagaimana caranya? 7 Untuk mengilustrasikannya, perhatikan contoh berikut. Belum lama ini, seorang saudara mengenakan tanda pengenal kebaktian di pesawat dalam perjalanannya pulang dari kebaktian. Ketika seorang pramugara memerhatikan tanda pengenalnya yang bertuliskan ”Datanglah Kerajaan Allah!”, ia berkata, ”Ya, semoga itu datang. Nanti kita ngobrol lagi tentang ini, ya.” Belakangan, mereka mengobrol dan pramugara itu mau menerima majalah kita. Banyak dari antara kita memiliki pengalaman serupa. Nah, mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-cakap dengan kita sewaktu melihat tanda pengenal yang kita kenakan? Karena tanda pengenal itu seolah-olah berkata, ”Ayo dekati saya. Silakan tanya saya mau ke mana.” Tanda pengenal itu memperlihatkan kepada orang-orang bahwa kita bersedia menceritakan kepercayaan kita. Demi6. Apa resepnya agar mudah didekati? 7. Mengapa orang bisa tertarik untuk bercakap-
cakap dengan kita sewaktu melihat tanda pengenal yang kita kenakan? Apa pelajarannya bagi kita? 15 JUNI 2013
kian pula, para penatua Kristen tentu ingin agar rekan-rekan seiman mereka melihat tanda-tanda yang seolah-olah mengatakan, ”Ayo dekati saya.” Apa saja tanda-tandanya? 8 Kebiasaan di berbagai negeri bisa jadi berbeda-beda. Namun biasanya, melalui senyuman yang tulus, jabat tangan yang hangat, dan sapaan yang ramah, kita memberikan tanda kepada saudara-saudari kita bahwa kita benar-benar peduli. Siapa yang harus lebih dahulu memperlihatkannya? Perhatikan teladan Yesus. Matius menceritakan bahwa sewaktu Yesus bertemu dengan murid-muridnya, ”Yesus datang mendekat dan berbicara kepada mereka”. (Mat. 28:18) Demikian pula, para penatua dewasa ini juga berinisiatif untuk mendekati dan berbicara kepada rekan-rekan seiman mereka. Apa pengaruh hal itu bagi sidang? Seorang perintis berumur 88 tahun berkomentar, ”Sewaktu saya masuk ke Balai Kerajaan, para penatua menyambut saya dengan senyuman hangat dan kata-kata yang membina. Hal itu membuat saya semakin mengasihi mereka.” Saudari lain mengatakan, ”Walaupun kelihatannya sepele, kalau seorang penatua menyambut saya dengan senyuman, pengaruhnya besar buat saya.” MUDAH DIDEKATI DAN MENYEDIAKAN WAKTU 9 Tentu saja, kita tidak akan mudah didekati jika kita tidak punya waktu untuk orang lain. Yehuwa memberikan teladan dalam hal ini. ’Dia tidak jauh dari kita masing-masing.’ (Kis. 17:27) Salah satu cara para penatua bisa meniru Yehuwa adalah dengan meluangkan waktu sebelum dan sesudah perhimpunan untuk bercakap-cakap dengan saudara-saudari mereka, baik tua maupun muda. Seorang perintis mengatakan, ”Sewaktu para penatua menanyakan kabar saya dan mau mendengarkan cerita saya, saya merasa
8. Bagaimana para penatua memberikan tanda bahwa mereka benar-benar peduli kepada orang lain? Apa pengaruh hal itu bagi sidang? 9, 10. (a) Teladan apa yang Yehuwa berikan bagi kita? (b) Bagaimana para penatua bisa meniru Yehuwa?
9
Sifat Yehuwa yang juga menyentuh hati adalah sifat tidak berat sebelah. Apa maksudnya tidak berat sebelah? Itu berarti adil, tidak pilih kasih atau tidak memihak. Kalau kita ingin benar-benar bersikap tidak berat sebelah, kita perlu memiliki sifat itu dan menunjukkannya. Mengapa kedua hal itu tidak terpisahkan? Karena kalau seseorang sudah memiliki sifat tidak berat sebelah, barulah ia
akan tergerak untuk memperlakukan semua orang dengan adil. Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, ungkapan ”tidak berat sebelah” secara harfiah berarti bukan ”pengambil muka”, maksudnya tidak lebih menyukai muka yang satu dibanding muka yang lain. (Kis. 10:34) Jadi, orang yang tidak berat sebelah akan memerhatikan kepribadian seseorang dan bukan penampilan luar atau keadaan ekonominya. 12 Yehuwa adalah teladan terbaik dalam hal tidak berat sebelah. Firman-Nya mengatakan bahwa Ia ”tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun”. (Baca Kisah 10:34, 35; Ulangan 10:17.) Hal ini nyata dari suatu peristiwa pada zaman Musa. 13 Persis sebelum orang Israel memasuki Tanah Perjanjian, ada lima gadis kakak-beradik yang menghadapi problem pelik. Apa itu? Seperti keluarga lainnya di Israel, mereka berharap untuk menerima jatah tanah yang akan diberikan kepada ayah mereka. (Bil. 26:52-55) Namun, ayah mereka Zelofehad, dari suku Manasye, telah meninggal. Biasanya, hak atas tanah diwariskan kepada anak laki-laki. Tetapi, Zelofehad hanya punya anak-anak perempuan. (Bil. 26:33) Nah, karena di keluarga mereka tidak ada anak laki-laki, apakah itu berarti jatah tanah keluarga mereka akan diserahkan kepada kerabat mereka dan para gadis itu sama sekali tidak mendapat warisan? 14 Kelima gadis itu datang kepada Musa dan bertanya, ”Mengapa nama bapak kami harus dihapus dari tengah-tengah keluarganya karena ia tidak mempunyai anak lakilaki?” Mereka memohon, ”Oh, berilah kami milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak kami.” Apakah Musa menjawab, ’Memang demikian peraturannya, jadi tidak ada pengecualian’? Tidak. Musa ”mengajukan perkara mereka ke hadapan Yehuwa”. (Bil. 27:2-5) Apa jawaban yang diterimanya? Yehuwa berkata kepada Musa, ”Perkataan putri-putri Zelofehad itu benar.
11, 12. (a) Apa maksudnya bersikap tidak berat sebelah? (b) Apa yang Alkitab katakan tentang sifat Yehuwa yang tidak berat sebelah?
13, 14. (a) Problem apa yang dihadapi kelima putri Zelofehad? (b) Bagaimana Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia tidak berat sebelah?
Putri-putri Zelofehad menghargai sifat tidak berat sebelah Allah (Lihat paragraf 13, 14)
dihargai.” Seorang saudari yang telah melayani Yehuwa selama hampir 50 tahun berkomentar, ”Para penatua yang menyediakan waktu untuk mengobrol dengan saya setelah perhimpunan membuat saya merasa dianggap penting.” 10 Memang, para gembala Kristen perlu menangani berbagai tugas lain. Namun, di perhimpunan, mereka hendaknya berupaya untuk terlebih dahulu memberikan perhatian kepada kawanan domba mereka. YEHUWA TIDAK BERAT SEBELAH 11
10
MENARA PENGAWAL
Engkau memang harus memberi mereka milik pusaka sama seperti saudara-saudara lelaki bapak mereka, dan engkau harus memerintahkan agar milik pusaka bapak mereka dialihkan kepada mereka.” Bukan hanya itu. Yehuwa bahkan membuat perkecualian itu menjadi sebuah peraturan. Ia memerintahkan Musa, ”Apabila seorang pria mati tanpa mempunyai anak laki-laki, kamu harus memerintahkan agar milik pusakanya dialihkan kepada anak perempuannya.” (Bil. 27:6-8; Yos. 17:1-6) Sejak saat itu, semua wanita Israel yang menghadapi problem serupa akan mendapat warisan. 15 Betapa baik hati dan tidak berat sebelah keputusan itu! Yehuwa memperlakukan para wanita ini, yang kondisinya kurang menguntungkan, dengan bermartabat, sama seperti Ia memperlakukan orangorang Israel lain yang kondisinya lebih baik. (Mz. 68:5) Ini hanyalah salah satu dari banyak contoh Alkitab yang menunjukkan bahwa Yehuwa memperlakukan semua hamba-Nya dengan tidak berat sebelah.—1 Sam. 16:1-13; Kis. 10:30-35, 44-48. KITA BISA MENIRU YEHUWA 16
Bagaimana kita bisa meniru sifat tidak berat sebelah Yehuwa? Ingatlah, sifat tidak berat sebelah mencakup dua hal. Kita perlu terlebih dahulu memiliki sifat itu, baru setelah itu kita bisa memperlakukan semua orang dengan adil. Memang, kita semua bisa jadi merasa sudah berpikiran terbuka dan tidak berat sebelah. Namun, tidakkah Saudara setuju bahwa kita tidak selalu bisa menilai diri kita sendiri dengan jujur? Jadi, bagaimana caranya untuk mengetahui apakah kita memang dikenal tidak pilih kasih? Perhatikan contoh Yesus. Sewaktu ia ingin tahu apa kata orang tentang dirinya, ia bertanya kepada para sahabat kepercayaannya, 15. (a) Bagaimana Yehuwa memperlakukan umat-Nya, termasuk mereka yang kondisinya kurang menguntungkan? (b) Sebutkan contoh Alkitab lainnya yang menunjukkan bahwa Yehuwa tidak berat sebelah. 16. Bagaimana caranya agar kita bisa seperti Yehuwa dalam hal tidak berat sebelah? 15 JUNI 2013
”Kata orang, siapa Putra manusia itu?” (Mat. 16:13, 14) Cobalah tiru Yesus. Saudara bisa bertanya kepada seorang sahabat yang pasti akan berkata terus terang. Tanyakan apakah Saudara dianggap tidak berat sebelah oleh orang-orang. Jika ia memberi tahu bahwa kelihatannya Saudara kadang-kadang masih memperlakukan orang menurut latar belakang ras, sosial, ataupun ekonomi mereka, apa yang perlu Saudara lakukan? Curahkanlah isi hati Saudara dalam doa kepada Yehuwa untuk meminta bantuan agar Saudara bisa mengubah sikap dan bisa lebih meniru Dia dalam hal bertindak tidak berat sebelah. —Mat. 7:7; Kol. 3:10, 11. 17 Di sidang Kristen, kita menunjukkan bahwa kita ingin meniru Yehuwa yang tidak berat sebelah dengan memperlakukan semua saudara-saudari secara bermartabat dan baik hati. Misalnya, dalam hal memperlihatkan keramahtamahan, kita ingin mengundang saudara-saudari tanpa pilih kasih, termasuk yang latar belakangnya berbeda dari kita maupun yang miskin, yatim piatu, dan janda-janda. (Baca Galatia 2:10; Yakobus 1:27.) Selain itu, dalam pekerjaan pengabaran, kita menyampaikan kabar baik kepada semua orang tidak soal latar belakang mereka, termasuk kepada orang-orang asing. Betapa senangnya kita bisa mendapatkan lektur Alkitab dalam kira-kira 600 bahasa. Ini benar-benar merupakan bukti nyata dari sifat tidak berat sebelah! 18 Ya, jika kita merenungkan betapa mudahnya Yehuwa didekati dan betapa tidak berat sebelahnya Dia, kita akan semakin menghargai-Nya. Selanjutnya hal ini akan menggerakkan kita untuk meniru sifat-sifat Yehuwa dengan lebih sepenuhnya dan untuk memperlihatkannya sewaktu berurusan dengan rekan-rekan seiman dan orang-orang yang kita jumpai dalam pengabaran. 17. Dengan cara apa saja kita bisa memperlakukan orang lain dengan tidak berat sebelah? 18. Jika Saudara merenungkan bahwa Yehuwa mudah didekati dan tidak berat sebelah, apa yang Saudara secara pribadi ingin lakukan?
11
HARGAI KEMURAHAN HATI DAN SIKAP MASUK AKAL YEHUWA ”Yehuwa itu baik kepada semua orang, dan belas kasihannya ada bagi segala hasil karyanya.”—MZ. 145:9. DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN?
Kita ingin lebih menghargai dua sifat Yehuwa yang mana?
Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa?
”KAMI sudah menikah hampir 35 tahun,” kata seorang saudari bernama Monika. ”Saya dan suami saling mengenal dengan baik. Meskipun begitu, masih saja ada hal-hal yang baru kami ketahui tentang satu sama lain!” Hal serupa pasti dialami juga oleh banyak pasangan suami istri dan orang-orang yang bersahabat. 2 Kita senang jika bisa lebih mengenal orang yang kita sayangi. Namun, dari semua persahabatan yang bisa kita bina, persahabatan dengan Yehuwa-lah yang paling penting. Kita tidak akan pernah bisa mengetahui semua hal tentang Dia. (Rm. 11:33) Kelak, kita akan memiliki kesempatan untuk lebih mengenal dan menghargai sifat-sifat Yehuwa untuk selama-lamanya.—Pkh. 3:11. 3 Artikel sebelumnya telah membantu kita lebih menghargai dua sifat Yehuwa, yaitu mudah didekati dan tidak berat sebelah. Sekarang, mari kita bahas dua sifat Yehuwa lainnya yang menyentuh hati, yaitu kemurahan hati dan sikap masuk akal. Dengan membahasnya, kita akan semakin memahami bahwa ”Yehuwa itu baik kepada semua orang, dan belas kasihannya ada bagi segala hasil karyanya”.—Mz. 145:9. YEHUWA MURAH HATI 4
Dengan cara apa saja kita bisa meniru sikap masuk akal Yehuwa?
Apa artinya murah hati? Jawabannya ada dalam katakata Yesus yang dicatat di Kisah 20:35, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.” Dengan kata-kata yang sederhana itu, Yesus menunjukkan apa sebenarnya kemurahan hati yang sejati itu. Orang yang murah hati rela memberikan waktu, tenaga, dan sumber dayanya untuk kepentingan orang lain, dan dia melakukannya dengan senang hati. Ya, kemurahan hati tidak diukur 1, 2. Kesempatan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabat Ye-
huwa? 3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini? 4. Apa sebenarnya kemurahan hati yang sejati itu?
12
MENARA PENGAWAL
dari besarnya pemberian, tetapi dari niat hati si pemberi. (Baca 2 Korintus 9:7.) Pribadi yang paling murah hati di seluruh jagat raya adalah ’Allah kita yang bahagia’, Yehuwa.—1 Tim. 1:11. 5 Bagaimana Yehuwa menunjukkan kemurahan hati? Dia menyediakan kebutuhan semua manusia, termasuk orang yang belum menyembah-Nya. Ya, ”Yehuwa itu baik kepada semua orang”. Dia ”membuat mataharinya terbit atas orang-orang yang fasik dan yang baik dan menurunkan hujan atas orang-orang yang adil-benar dan yang tidak adil-benar”. (Mat. 5:45) Itulah sebabnya ketika berbicara kepada orang-orang yang tidak percaya, rasul Paulus bisa mengatakan, ”[Yehuwa] melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah.” (Kis. 14:17) Jelaslah, Yehuwa murah hati kepada semua manusia.—Luk. 6:35. 6 Yehuwa khususnya senang menyediakan kebutuhan para penyembah-Nya yang setia. Raja Daud mengatakan, ”Dahulu aku seorang pemuda, kini aku telah menjadi tua, namun aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.” (Mz. 37:25) Banyak orang Kristen yang setia telah merasakan sendiri kepedulian Yehuwa. Perhatikan contoh berikut. 7 Beberapa tahun yang lalu, Nancy, seorang rohaniwan sepenuh waktu, sedang mengalami kesulitan. ”Saya butuh 66 dolar (AS) untuk membayar sewa rumah, dan besoknya sudah jatuh tempo,” kenang Nancy. ”Saya tidak tahu dari mana saya bisa mendapatkan uang itu. Saya mendoakannya, lalu berangkat untuk bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran. Karena hari itu 5. Dengan cara apa saja Yehuwa menunjukkan kemurahan hati? 6, 7. (a) Yehuwa khususnya senang menyediakan kebutuhan siapa? (b) Berikan contoh bagaimana Allah menyediakan kebutuhan para penyembah-Nya yang setia. 15 JUNI 2013
Orang-orang Israel dianjurkan untuk meniru kemurahan hati Yehuwa (Lihat paragraf 9)
adalah hari yang biasanya sepi pengunjung, saya pikir tidak mungkin saya terima banyak tip. Tanpa diduga, pada malam itu beberapa pelanggan datang. Pada akhir jam kerja saya, ketika saya menghitung tip yang saya terima, jumlahnya 66 dolar.” Nancy yakin bahwa Yehuwa-lah yang dengan murah hati menyediakannya.—Mat. 6:33. 8 Pemberian Yehuwa yang paling besar disediakan bagi semua orang. Apa itu? Korban tebusan Putra-Nya. Yesus mengatakan, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Dalam ayat itu, ”dunia” memaksudkan seluruh umat manusia. Ya, pemberian Yehuwa yang paling besar itu tersedia bagi semua yang mau menerimanya. Setiap orang yang beriman kepada Yesus akan mendapat kehidupan abadi! (Yoh 10:10) Sesungguhnya, itu adalah bukti yang paling kuat bahwa Yehuwa murah hati. 8. Apa pemberian Yehuwa yang paling besar?
13
”Apa pun yang kamu lakukan, kerjakanlah dengan sepenuh jiwa.” —Kol. 3:23 (Lihat paragraf 17)
”Hormatilah Yehuwa dengan barang-barangmu yang bernilai.” —Ams. 3:9 (Lihat paragraf 11)
TIRULAH KEMURAHAN HATI YEHUWA 9
Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa? Yehuwa ”memberikan segala sesuatu dengan limpah kepada kita untuk kesenangan kita”; maka, kita hendaknya juga ’rela berbagi’ dengan orang lain agar mereka bahagia. (1 Tim. 6:17-19) Kita tentu senang memberikan hadiah kepada orangorang yang kita kasihi dan membantu orang yang berkekurangan. (Baca Ulangan 15:7.) Apa yang bisa mengingatkan kita agar murah hati? Beberapa orang Kristen menggunakan cara praktis ini: Setiap kali mereka menerima hadiah, mereka akan berupaya memberikan hadiah juga kepada orang lain. Di sidang Kristen ada banyak saudara-saudari yang memupuk sifat murah hati. 10 Salah satu cara terbaik untuk bermurah hati adalah melalui kata-kata dan perbuatan kita. Bagaimana caranya? Dengan 9. Bagaimana kita bisa meniru kemurahan hati Yehuwa? 10. Apa salah satu cara terbaik untuk bermurah hati?
14
menggunakan waktu dan tenaga kita untuk membantu dan membina orang lain. (Gal. 6:10) Untuk mengetahui apakah kita sudah melakukan hal itu, kita bisa merenungkan, ’Apakah orang-orang melihat bahwa saya mau meluangkan waktu dan mendengarkan keluhan mereka? Kalau seseorang meminta bantuan saya untuk suatu tugas tertentu, apakah saya bersedia membantunya jika saya sanggup? Kapan terakhir kali saya memberikan pujian yang tulus kepada anggota keluarga atau rekan seiman?’ Jika kita ’mempraktekkan hal memberi’, pastilah kita akan semakin dekat dengan Yehuwa dan sahabat-sahabat kita.—Luk. 6:38; Ams. 19:17. 11 Kita juga bisa bermurah hati kepada Yehuwa. ”Hormatilah Yehuwa dengan barang-barangmu yang bernilai,” kata Alkitab. (Ams. 3:9) ’Barang-barang yang bernilai’ itu antara lain adalah waktu, tenaga, 11. Dengan cara apa saja kita bisa bermurah hati kepada Yehuwa? MENARA PENGAWAL
dan sumber daya kita, yang dapat kita gunakan untuk melayani Dia. Anak kecil pun bisa belajar bermurah hati kepada Yehuwa. ”Kalau keluarga kami ingin menyumbang di Balai Kerajaan, kami menyuruh anak-anak kami memasukkan uangnya ke kotak sumbangan,” kata seorang ayah bernama Jason. ”Mereka suka sekali melakukannya, karena mereka bilang, mereka ’memberikan sesuatu untuk Yehuwa’.” Anak-anak yang merasakan sukacita karena memberi untuk Yehuwa ketika masih kecil kemungkinan besar akan terus bermurah hati kepada-Nya ketika mereka dewasa kelak.—Ams. 22:6.
12. Apa artinya bersikap masuk akal?
diperbolehkan lari ke lokasi lain. Coba bayangkan, Lot meminta Yehuwa mengubah instruksi-Nya!—Baca Kejadian 19:17-20. 14 Orang bisa saja menganggap Lot lemah atau tidak taat. Lagi pula, Yehuwa pasti bisa melindungi Lot di mana pun. Jadi, sebenarnya Lot tidak perlu takut. Namun, Lot tetap takut, dan Yehuwa pun mengalah. Ia mengizinkan Lot lari ke kota yang sebenarnya ingin Ia binasakan. (Baca Kejadian 19:21, 22.) Jelaslah, Yehuwa tidak keras atau kaku. Ia mau mengalah dan bersikap masuk akal. 15 Perhatikan contoh lain tentang sikap masuk akal Yehuwa yang nyata dari Hukum Musa. Jika seorang Israel begitu miskin sehingga tidak sanggup memberikan anak domba atau kambing sebagai korban, dia bisa memberikan dua ekor burung tekukur atau dua ekor burung dara. Tetapi, bagaimana jika dua ekor burung dara pun tidak sanggup ia berikan? Yehuwa mengizinkan orang Israel yang miskin itu memberikan sedikit tepung. Tetapi, perhatikan perincian penting ini: Tepungnya tidak boleh tepung sembarangan; harus ”tepung halus”, yang biasa digunakan untuk menjamu tamu terhormat. (Kej. 18:6) Mengapa hal itu penting? —Baca Imamat 5:7, 11. 16 Bayangkan kalau Saudara adalah seorang Israel yang sangat miskin. Ketika Saudara tiba di tabernakel dengan membawa sedikit tepung untuk dipersembahkan, Saudara melihat orang-orang Israel lain yang lebih berada membawa ternak. Saudara mungkin merasa malu karena hanya membawa tepung yang kelihatannya tidak berarti. Tetapi, Saudara ingat bahwa di mata Yehuwa, persembahan Saudara itu berarti. Mengapa? Salah satu alasannya adalah karena Yehuwa meminta tepung yang bermutu tinggi. Yehuwa seolah-olah mengatakan kepada orang Israel yang miskin, ’Aku tahu kamu tidak mampu memberikan sebanyak yang diberikan orang lain, tetapi Aku juga tahu bahwa yang kamu berikan kepada-Ku
13, 14. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal? (b) Dari cara Allah memperlakukan Lot, apa yang bisa kita pelajari tentang sikap masuk akal?
15, 16. Bagaimana Hukum Musa memperlihatkan bahwa Yehuwa bersikap masuk akal? (Lihat gambar di awal artikel.)
YEHUWA BERSIKAP MASUK AKAL 12 Sifat Yehuwa yang juga menyentuh hati adalah sikap masuk akal. Apa artinya bersikap masuk akal? Dalam bahasa aslinya, kata yang oleh Terjemahan Dunia Baru biasa diterjemahkan menjadi ”bersikap masuk akal” secara harfiah berarti ”mengalah”. (Tit. 3:1, 2) Orang yang bersikap masuk akal tidak akan berkeras agar hukum selalu dijalankan dengan kaku, juga tidak akan bersikap terlalu ketat atau keras. Sebaliknya, ia berupaya untuk memperlakukan orang lain dengan lembut dan mempertimbangkan keadaan mereka. Dia bersedia mendengarkan orang lain, dan jika memungkinkan, akan memenuhi permohonan mereka dan menyesuaikan permintaannya. 13 Bagaimana Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal? Ia dengan baik hati mempertimbangkan perasaan hamba-hambaNya, dan Ia sering kali bersedia memenuhi permintaan mereka. Misalnya, perhatikan bagaimana Yehuwa memperlakukan Lot, pria yang adil-benar. Ketika Yehuwa memutuskan untuk membinasakan Sodom dan Gomora, Ia memberi Lot instruksi yang jelas untuk lari ke pegunungan. Namun, karena satu dan lain hal, Lot memohon agar
15 JUNI 2013
15
adalah milikmu yang terbaik.’ Ya, Yehuwa menunjukkan sikap masuk akal dengan mempertimbangkan keterbatasan dan keadaan hamba-hamba-Nya.—Mz. 103:14. 17 Kita bisa merasa terhibur karena mengetahui bahwa Yehuwa itu bersikap masuk akal dan mau menerima pelayanan kita yang sepenuh jiwa. (Kol. 3:23) Seorang saudari lansia dari Italia bernama Constance mengatakan, ”Saya paling senang bercerita tentang Pencipta saya. Karena itulah saya terus mengabar dan memandu PAR. Kadangkadang saya merasa sedih tidak bisa berbuat lebih banyak karena kesehatan saya tidak mengizinkan. Tetapi, saya tahu bahwa Yehuwa memaklumi keterbatasan saya dan bahwa Dia mengasihi saya dan menghargai apa yang bisa saya lakukan.”
Bagaimana kita bisa meniru sikap masuk akal Yehuwa? Coba ingat lagi cara Yehuwa memperlakukan Lot. Yehuwa adalah pihak yang berkuasa; namun, Dia dengan baik hati mendengarkan Lot mengungkapkan perasaannya. Dan, Allah memenuhi permintaan Lot. Jika Saudara adalah orang tua, dapatkah Saudara meniru Yehuwa? Dapatkah Saudara mendengarkan permintaan anak Saudara, dan memenuhinya jika permintaan itu pantas? Mengenai hal ini, Menara Pengawal 1 September 2007 menyebutkan bahwa orang tua mungkin bisa mengajak anak mereka ikut membahas peraturan di rumah. Misalnya, orang tua mungkin ingin membuat peraturan tentang jam pulang, dan mereka tentu saja berhak menentukan jam berapa anak mereka sudah harus ada di rumah. Meskipun demikian, orang tua Kristen bisa mendengarkan pendapat anak mereka tentang waktu yang ditentukan itu. Kadang-kadang, orang tua bisa menyesuaikan waktu itu selama tidak ada prinsip Alkitab yang dilanggar. Orang tua bisa jadi akan
mendapati bahwa jika mereka mempertimbangkan pendapat anak-anak dalam hal peraturan di rumah, anak-anak lebih mudah memahami dan menaati peraturan itu. 19 Para penatua di sidang juga berupaya keras meniru sikap masuk akal Yehuwa dengan mempertimbangkan keadaan rekan-rekan seiman mereka. Ingatlah bahwa persembahan orang Israel yang miskin pun Yehuwa hargai. Demikian pula, apa yang dapat dilakukan beberapa saudara-saudari dalam pelayanan bisa jadi sangat terbatas, mungkin karena problem kesehatan atau usia lanjut. Bagaimana jika saudara-saudari yang terkasih ini merasa kecil hati karena keterbatasan mereka? Para penatua dapat dengan baik hati meyakinkan mereka bahwa Yehuwa mengasihi mereka karena mereka sudah memberikan yang terbaik.—Mrk. 12:41-44. 20 Tentu saja, kita tidak ingin menganggap bahwa bersikap masuk akal sama dengan melakukan pelayanan ala kadarnya dengan tujuan ’berbaik hati terhadap diri sendiri’. (Mat. 16:22) Kita tentu tidak mau bersantai-santai lalu membenarkan diri dengan mengatakan bahwa kita bersikap masuk akal. Sebaliknya, kita semua perlu ’mengerahkan diri sekuat tenaga’ dalam mendukung kepentingan Kerajaan. (Luk. 13:24) Ya, kita berupaya menerapkan kedua prinsip itu dengan seimbang. Di satu sisi, kita mengerahkan diri dan tidak melakukan pelayanan ala kadarnya. Di sisi lain, kita ingat bahwa Yehuwa tidak pernah meminta sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Kita bisa yakin bahwa Yehuwa senang jika kita memberikan yang terbaik. Betapa bahagianya kita karena melayani Majikan yang bersikap masuk akal dan yang menghargai upaya kita! Di artikel berikutnya, kita akan membahas dua aspek lain dari kepribadian Yehuwa yang menyentuh hati. —Mz. 73:28.
17. Yehuwa bersedia menerima pelayanan yang seperti apa? 18. Apa salah satu cara yang bisa digunakan orang tua dalam meniru Yehuwa?
19. Bagaimana para penatua bisa berupaya keras meniru sikap masuk akal Yehuwa? 20. Apakah bersikap masuk akal berarti melakukan pelayanan ala kadarnya? Jelaskan.
TIRULAH SIKAP MASUK AKAL YEHUWA 18
16
MENARA PENGAWAL
HARGAI KELOYALAN DAN PENGAMPUNAN YEHUWA ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.”—MZ. 86:5. DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN?
Dengan cara apa saja kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?
Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni?
Mengapa Saudara ingin terus mempelajari dan meniru sifat-sifat Yehuwa?
MENURUT Saudara, seperti apa sahabat sejati itu? ”Buat saya, sahabat sejati adalah orang yang selalu siap membantu dan yang mengampuni kita jika kita berbuat salah,” kata seorang saudari bernama Ashley. Kita semua pasti menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni. Mereka membuat kita merasa aman dan disayangi.—Ams. 17:17. 2 Yehuwa adalah Sahabat kita yang paling loyal dan suka mengampuni. Sang pemazmur mengungkapkan hal itu dengan kata-kata, ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih [atau, ”kasih yang loyal”] berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.” (Mz. 86:5) Apa artinya loyal dan suka mengampuni? Bagaimana Yehuwa menunjukkan sifat-sifat yang sangat bagus itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru teladan-Nya? Jawabannya akan membuat kita semakin mengasihi Sahabat terbaik kita, Yehuwa. Hal itu juga akan memperkuat persahabatan kita dengan saudara-saudari.—1 Yoh. 4:7, 8
YEHUWA ITU LOYAL 3
Keloyalan adalah sifat yang menyejukkan hati, yang mencakup pengabdian dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Orang yang loyal tidak angin-anginan. Sebaliknya, ia akan dengan penuh kasih mengikatkan diri pada seseorang (atau sesuatu), dan berpaut erat pada orang (atau hal) tersebut sekalipun situasinya sulit. Ya, Yehuwa adalah ’Pribadi yang paling loyal’.—Pny. 16:5. 4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? Ia tidak pernah meninggalkan para penyembah-Nya yang setia. Salah satu penyembah-Nya, Raja Daud, meneguhkan hal tersebut. (Baca 2 Samuel 22:26.) Selama masa-masa 1, 2. (a) Mengapa kita menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas? 3. Apa artinya bersikap loyal? 4, 5. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? (b) Bagaimana kita bisa dikuatkan dengan merenungkan keloyalan Yehuwa?
17
sulit yang Daud hadapi, Yehuwa dengan loyal membimbing, melindungi, dan menyelamatkan Daud. (2 Sam. 22:1) Daud tahu bahwa keloyalan Yehuwa tidak hanya di bibir saja. Mengapa Yehuwa loyal kepada Daud? Karena Daud sendiri adalah ”orang yang loyal”. Yehuwa menghargai keloyalan para penyembah-Nya, dan Ia membalasnya dengan menunjukkan keloyalan kepada mereka. —Ams. 2:6-8. 5 Kita bisa dikuatkan jika kita merenungkan keloyalan Yehuwa. ”Sewaktu membaca tentang cara Yehuwa membantu Daud di saat-saat susah, saya merasa sangat dikuatkan,” kata Reed, seorang saudara yang setia. ”Bahkan ketika Daud menjadi buron dan keluar-masuk gua, Yehuwa terus mendukungnya. Menurut saya, hal itu sangat membesarkan hati! Saya jadi diingatkan bahwa tidak soal bagaimana keadaannya, dan tidak soal betapa parah situasinya, selama saya loyal kepada Yehuwa, Ia akan siap membantu saya.” Pastilah Saudara juga merasakan hal yang sama.—Rm. 8:38, 39. 6 Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Dengan selalu berpaut pada standar-Nya. Ia meyakinkan kita dengan mengatakan, ”Bahkan sampai usia tuamu aku tetap Pribadi yang sama.” (Yes. 46:4) Ia selalu membuat keputusan berdasarkan standar-Nya tentang yang benar dan yang salah, dan standar-Nya itu tidak pernah berubah. (Mal. 3:6) Selain itu, Ia selalu memenuhi janji-janji-Nya. (Yes. 55:11) Ya, keloyalan Yehuwa bermanfaat bagi semua penyembah-Nya yang setia. Mengapa demikian? Jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk menaati hukum-hukum Yehuwa, kita bisa yakin bahwa Ia akan menepati janjiNya untuk memberkati kita.—Yes. 48:17, 18.
TIRULAH KELOYALAN YEHUWA 7
Bagaimana kita bisa meniru keloyalan
6. Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Apa manfaat hal itu bagi para penyembah-Nya? 7. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?
18
Yehuwa? Salah satu caranya adalah dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang sedang menghadapi kesukaran. (Ams. 3:27) Misalnya, apakah ada rekan seiman yang sedang kecil hati, mungkin karena problem kesehatan, tentangan keluarga, atau kelemahan pribadi? Cobalah berinisiatif untuk memberikan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”. (Za. 1:13)1 Dengan melakukannya, Saudara akan terbukti sebagai sahabat sejati yang loyal, yang ’lebih karib daripada seorang saudara’.—Ams. 18:24. 8 Kita juga bisa meniru keloyalan Yehuwa dengan tetap setia pada orang yang kita sayangi. Misalnya, kalau kita sudah menikah, kita tahu bahwa kita harus setia pada teman hidup kita. (Ams. 5:15-18) Jadi, kita tidak akan melakukan apa pun yang bisa berujung pada perzinaan. (Mat. 5:28) Selain itu, kita menunjukkan keloyalan pada rekan seiman dengan menjauhi gosip yang menyakitkan atau fitnah; tidak menyebarkan atau bahkan mendengarkan omongan negatif semacam itu.—Ams. 12:18. 9 Yang terutama, kita ingin tetap loyal kepada Yehuwa. Bagaimana caranya? Dengan berupaya memiliki cara pandang Yehuwa, yaitu dengan mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, lalu bertindak sesuai dengan hal itu. (Baca Mazmur 97:10.) Semakin kita berupaya menyelaraskan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Yehuwa, kita akan semakin termotivasi untuk menaati perintahperintah-Nya.—Mz. 119:104. 1 Saran-saran yang bagus tentang hal ini dapat dilihat dalam artikel ”Sudahkah Saudara Menganjurkan Seseorang Akhir-Akhir Ini?” di Menara Pengawal 15 Januari 1995 dan artikel ”Menggerakkan kepada Kasih dan Pekerjaan Baik—Bagaimana Caranya?” di Menara Pengawal 1 April 1995. 8. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa, misalnya dalam perkawinan? 9, 10. (a) Kepada siapa khususnya kita ingin tetap loyal? (b) Mengapa menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah? MENARA PENGAWAL
’Ada sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.’ —Ams. 18:24 (Lihat paragraf 7)
’Dengan lapang hati ampunilah satu sama lain.’—Ef. 4:32 (Lihat paragraf 16)
10
Memang, menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah. Kita mungkin harus berjuang agar tetap loyal. Sebagai contoh, beberapa saudara-saudari lajang ingin menikah tetapi belum menemukan pasangan yang cocok di antara para penyembah Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Seorang saudari lajang mungkin selalu dijodoh-jodohkan oleh teman-teman sekerjanya yang tidak seiman. Bisa jadi, saudari itu sedang berjuang mengatasi rasa kesepian. Namun, ia berupaya keras untuk mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa. Pastilah kita menghargai teladan keloyalan yang luar biasa semacam itu! Yehuwa pun pasti akan mengupahi semua orang yang tetap setia kepada-Nya sekalipun menghadapi keadaan yang sulit.—Ibr. 11:6.
YEHUWA SUKA MENGAMPUNI 11 Salah satu sifat Yehuwa yang paling menyentuh hati adalah kerelaan-Nya untuk mengampuni. Apa artinya suka mengampuni? Pada dasarnya, itu berarti memaafkan orang yang berbuat salah jika memang ada
11. Apa artinya suka mengampuni? 15 JUNI 2013
alasan untuk melakukannya. Hal itu tidak berarti bahwa orang yang suka mengampuni akan menyetujui perbuatan itu atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyingkirkan kekesalan dari hatinya. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ”siap mengampuni” orang yang sungguh-sungguh bertobat.—Mz. 86:5. 12 Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? Sewaktu Yehuwa mengampuni seseorang, Ia ”memberi ampun dengan limpah”; Ia mengampuni dengan sepenuhnya dan secara permanen. (Yes. 55:7) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni dengan sepenuhnya? Coba perhatikan jaminan di Kisah 3:19. (Baca.) Rasul Petrus mendesak para pendengarnya untuk ’bertobat dan berbalik’. Pertobatan yang sungguh-sungguh berarti seorang pedosa menyesali perbuatannya. Dia juga akan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya. (2 Kor. 7:10, 11) Selain itu, jika ia sungguh-sungguh bertobat, ia akan tergerak untuk ’berbalik’, meninggalkan jalannya yang salah, dan menempuh haluan yang 12. (a) Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? (b) Apa artinya jika dosa seseorang ”dihapus”?
19
menyenangkan Yehuwa. Jika orang-orang yang mendengarkan Petrus menunjukkan pertobatan seperti itu, apa hasilnya? Petrus mengatakan bahwa dosa-dosa mereka akan ”dihapus”. Kata itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”menyapu bersih”. Jadi, ketika Yehuwa mengampuni seseorang, Ia menghapus dosanya sampai bersih tanpa bekas. Ya, Ia mengampuni sepenuhnya. —Ibr. 10:22; 1 Yoh. 1:7. 13 Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni secara permanen? Perhatikan nubuat Yeremia tentang perjanjian baru yang diadakan dengan orang Kristen terurap. Dengan adanya perjanjian itu, orangorang yang beriman pada tebusan dapat diampuni sepenuhnya. (Baca Yeremia 31:34.) Yehuwa mengatakan, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Jadi, Yehuwa meyakinkan kita bahwa setelah Ia mengampuni, Ia tidak akan mempersoalkan dosa itu lagi di kemudian hari. Ia tidak akan mengungkit-ungkit lagi dosa kita dengan maksud menghukum kita berulang kali. Sebaliknya, Yehuwa mengampuni dosa itu dan melupakannya, secara permanen. —Rm. 4:7, 8. 14 Hati kita akan terhibur jika kita merenungkan pengampunan Yehuwa. Perhatikan contoh berikut. Bertahun-tahun yang lalu, seorang saudari, kita sebut saja Elaine, dipecat. Beberapa tahun kemudian, dia diterima kembali. Elaine mengakui, ”Meskipun saya bilang pada diri sendiri dan orangorang bahwa saya yakin Yehuwa sudah mengampuni saya, tetap saja saya merasa sepertinya Yehuwa jauh dari saya atau orang lain lebih akrab dengan-Nya dan Ia lebih nyata bagi mereka.” Namun, Elaine merasa terhibur setelah membaca dan merenungkan kata-kata dalam Alkitab yang menggambarkan pengampunan Yehuwa. ”Saya 13. Kata-kata ”dosa mereka tidak akan kuingat lagi” meyakinkan kita akan hal apa? 14. Bagaimana kita bisa terhibur dengan merenungkan pengampunan Yehuwa? Berikan contoh.
20
jadi lebih merasakan kasih dan kelembutan Yehuwa terhadap saya dibandingkan yang sudah-sudah,” sambung Elaine. Dia khususnya merasa tersentuh oleh kata-kata ini, ”Sewaktu Yehuwa mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak perlu takut kalau-kalau noda dosa-dosa itu akan terus melekat pada diri kita sepanjang sisa hidup kita.”1 Elaine mengatakan, ”Saya sadar bahwa saya tadinya tidak percaya Yehuwa bisa mengampuni saya sepenuhnya, dan saya pikir saya akan memikul beban ini seumur hidup. Memang butuh waktu, tetapi sekarang saya sudah mulai merasa yakin bahwa saya bisa mendekat kepada Yehuwa, dan rasanya beban itu sudah diangkat dari pundak saya.” Betapa pengasih dan pengampun Allah yang kita sembah itu!—Mz. 103:9.
TIRULAH YEHUWA DALAM MENGAMPUNI 15 Kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni dengan memilih untuk memaafkan satu sama lain jika memang ada alasan untuk itu. (Baca Lukas 17:3, 4.) Ingatlah bahwa kalau Yehuwa mengampuni, Ia melupakan dosa-dosa kita, dalam arti Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di kemudian hari. Demikian pula, kalau kita mengampuni orang lain, kita hendaknya melupakan kesalahannya dan tidak mengungkit-ungkitnya lagi di masa depan. 16 Suka mengampuni bukan berarti menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil. Bukan. Suka mengampuni berarti kita memutuskan untuk berhenti merasa kesal. Dan yang lebih penting, agar kita diampuni Allah, kita harus meniru Yehuwa
1 Lihat paragraf 10 di pasal 26 buku Mendekatlah kepada Yehuwa. 15. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni? 16. (a) Apakah suka mengampuni berarti kita menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil? Jelaskan. (b) Agar diampuni Allah, apa yang harus kita lakukan? MENARA PENGAWAL
faz, Bildad, dan Zofar, melontarkan tuduhan palsu terhadapnya. (Ayb. 10:1; 19:2) Pada akhirnya, Yehuwa memarahi para penuduh itu. Allah memerintahkan mereka untuk mendatangi Ayub dan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa mereka. (Ayb. 42:7-9) Tetapi, Ayub juga diminta untuk melakukan sesuatu. Apa itu? Yehuwa memerintahkan Ayub untuk berdoa demi kepentingan orang-orang yang telah menuduhnya. Ayub memenuhi permintaan Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkati dia karena rela mengampuni. (Baca Ayub 42:10, 12, 16, 17.) Apa pelajarannya? Jika kita mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita, kita akan lebih mudah menyingkirkan kekesalan kita.
TERUSLAH HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA 18
Berdoalah dengan tulus memohonkan pengampunan (Lihat paragraf 17)
dalam mengampuni orang lain. (Mat. 6: 14, 15) Lagi pula, Yehuwa memaklumi ketidaksempurnaan kita karena Ia ingat bahwa ”kita ini debu”. (Mz. 103:14) Maka, tidakkah kita tergerak untuk memaklumi kekurangan sesama kita dengan mengampuni mereka dengan lapang hati?—Ef. 4:32; Kol. 3:13. 17 Memang, mengampuni itu tidak selalu mudah. Bahkan beberapa orang Kristen terurap di abad pertama pun merasa sulit menyelesaikan perselisihan mereka. (Flp. 4:2) Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? Ingatlah kisah Ayub. Dia merasa sangat sakit hati ketika ”teman-temannya”, yaitu Eli17. Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang
bisa membantu kita mengampuninya? 15 JUNI 2013
Kita tentu disegarkan setelah membahas berbagai aspek dari kepribadian Yehuwa yang penuh kasih. Kita sudah belajar bahwa Yehuwa itu mudah didekati, tidak berat sebelah, murah hati, masuk akal, loyal, dan suka mengampuni. Memang, yang kita pelajari itu baru kulit luarnya saja. Kita punya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang Yehuwa selama-lamanya. (Pkh. 3:11) Kita tentu setuju dengan kata-kata rasul Paulus ini, ”Oh, dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah”—juga kasihNya dan keenam sifat-Nya yang sudah kita bahas.—Rm. 11:33. 19 Semoga kita semua terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati. Kita bisa melakukannya dengan mempelajari, merenungkan, dan meniru sifat-sifat-Nya itu. (Ef. 5:1) Dengan melakukannya, perasaan kita tentu akan semakin mirip dengan apa yang dinyanyikan oleh sang pemazmur, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”—Mz. 73:28. 18, 19. Bagaimana kita bisa terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati?
21
PERTANYAAN PEMBACA
Siapakah ”putra-putra dari Allah yang benar” yang hidup sebelum Air Bah, seperti yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4? ˇ Bukti-bukti menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah putra-putra rohani Allah. Apa saja buktinya? Kejadian 6:2 menyatakan, ”Putra-putra dari Allah yang benar mulai memperhatikan bahwa anak-anak perempuan manusia itu elok parasnya; lalu mereka mengambil istri-istri, yaitu semua yang mereka pilih.” Dalam Kitab-Kitab Ibrani, kata-kata ”putra-putra dari Allah yang benar” dan ”putra-putra dari Allah” disebutkan di Kejadian 6:2, 4; Ayub 1:6; 2:1; 38:7; dan Mazmur 89:6. Berdasarkan ayat-ayat itu, apa yang bisa kita simpulkan tentang ”putra-putra dari Allah”? ”Putra-putra dari Allah yang benar” yang disebutkan di Ayub 1:6 dengan jelas memaksudkan makhluk-makhluk roh yang berkumpul di hadapan Allah. Di antara mereka ada Setan, yang baru saja ”menjelajahi bumi”. (Ayb. 1:7; 2:1, 2) Demikian pula, di Ayub 38:4-7, kita membaca bahwa ”semua putra Allah mulai bersorak menyatakan pujian” ketika Allah ’meletakkan batu penjuru’ bumi. Mereka pasti adalah para malaikat, ka-
rena pada waktu itu manusia belum diciptakan. ”Putra-putra Allah” yang disebutkan di Mazmur 89:6 juga pasti memaksudkan makhluk-makhluk yang berada di surga bersama Allah; mereka bukan manusia. Maka, siapakah ”putra-putra dari Allah yang benar” yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4? Selaras dengan fakta-fakta yang berdasarkan Alkitab di atas, tentu masuk akal jika kita menyimpulkan bahwa catatan itu adalah tentang putra-putra rohani Allah yang turun ke bumi. Ada yang sulit menerima bahwa malaikat bisa memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seks. Kata-kata Yesus yang dicatat di Matius 22:30 menunjukkan bahwa di surga tidak ada yang menikah dan mengadakan hubungan seks. Namun, kadang-kadang ada malaikat yang menjelma menjadi manusia, bahkan makan dan minum bersama orang-orang. (Kej. 18: 1-8; 19:1-3) Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa ketika menjelma menjadi manusia, mereka bisa melakukan hubungan seks dengan wanita. Berdasarkan Alkitab, kita yakin bahwa para malaikat memang melakukan hal itu. Di Yudas 6, 7, dosa pria-pria di Sodom, yang memuaskan keinginan daging secara tidak alami, disamakan dengan dosa ”malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan kedudukan mereka yang semula tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka sendiri yang cocok”. Kesamaannya adalah bahwa baik para malaikat itu maupun orang-orang Sodom ”melakukan percabulan secara berlebihan dan mengejar daging untuk digunakan berlawanan dengan kebiasaan yang alami”. Demikian pula, 1 Petrus 3:19, 20 menyebutkan tentang para malaikat yang berlaku tidak taat pada ”zaman Nuh”. (2 Ptr. 2:4, 5) Jadi, ketidaktaatan para malaikat pada zaman Nuh dapat disamakan dengan dosa Sodom dan Gomora. Kesimpulan tersebut juga masuk akal jika kita memahami bahwa ”putra-putra dari Allah yang benar” yang disebutkan di Kejadian 6:2, 4 adalah malaikat yang menjelma menjadi manusia dan melakukan perbuatan amoral dengan wanita. MENARA PENGAWAL
Alkitab mengatakan bahwa Yesus ”memberitakan kepada roh-roh dalam penjara”. (1 Ptr. 3:19) Apa maksudnya? ˇ Rasul Petrus menunjukkan bahwa mereka ini adalah roh-roh yang ”dahulu tidak taat ketika Allah menunggu dengan sabar pada zaman Nuh”. (1 Ptr. 3:20) Jelaslah, Petrus memaksudkan makhluk-makhluk roh yang memilih untuk ikut memberontak bersama Setan. Yudas menyebutkan tentang malaikat-malaikat yang ”tidak mempertahankan kedudukan mereka yang semula tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka sendiri yang cocok”. Ia mengatakan bahwa Allah ’menahan mereka dengan belenggu kekal dalam kegelapan yang pekat untuk dihakimi pada hari besar itu’.—Yud. 6. Dalam hal apa makhluk-makhluk roh ini tidak taat pada zaman Nuh? Sebelum Air Bah, roh-roh yang fasik ini menjelma menjadi manusia padahal Allah tidak memerintahkan hal itu. (Kej. 6:2, 4) Dan, para malaikat tersebut berhubungan seks dengan para wanita, sesuatu yang tidak alami. Allah tidak menciptakan makhluk roh untuk berhubungan seks dengan wanita. (Kej. 5:2) Para malaikat yang fasik dan tidak taat itu akan dibinasakan pada waktu yang telah Allah tetapkan. Namun saat ini, seperti yang dikatakan Yudas, mereka berada dalam ”kegelapan yang pekat”, secara rohani mereka seolah-olah dalam penjara. Kapan dan bagaimana Yesus memberitakan kepada ”roh-roh dalam penjara” ini? Dalam tulisannya, Petrus mengatakan bahwa ini terjadi setelah Yesus ”dihidupkan sebagai roh”. (1 Ptr. 3:18, 19) Sewaktu mengatakan bahwa Yesus ”memberitakan”, Petrus menggunakan kata kerja bentuk lampau yang menunjukkan bahwa itu telah terjadi sebelum Petrus menulis suratnya yang pertama. Jadi tampaknya, tidak lama setelah kebangkitannya, Yesus mengumumkan kepada roh-roh fasik itu hukuman yang selayaknya mereka terima kelak. Ini bukanlah berita harapan bagi mereka. Ini adalah berita penghukuman. (Yun. 1:1, 2) Yesus berhak menyatakan berita penghukuman itu karena ia telah terbukti beriman dan loyal sampai mati, lalu dibangkitkan, dan dengan demikian membuktikan bahwa Iblis tidak berkuasa atasnya.—Yoh. 14:30; 16:8-11. Di masa depan, Yesus akan mengikat dan mencampakkan Setan beserta malaikat-malaikat itu ke jurang yang tidak terduga dalamnya. (Luk. 8:30, 31; Pny. 20:1-3) Sebelum saat itu tiba, roh-roh yang tidak taat itu berada dalam kegelapan rohani yang pekat, dan mereka pasti akan dibinasakan.—Pny. 20:7-10. 15 JUNI 2013
23
BIARLAH DISIPLIN YEHUWA MEMBENTUK SAUDARA ”Dengan nasihatmu engkau akan menuntun aku, kemudian engkau akan membawa aku menuju kemuliaan.” —MZ. 73:24.
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa yang menunjukkan bahwa Tukang Tembikar Agung tidak sewenang-wenang ataupun berat sebelah sewaktu memberikan disiplin?
Mengapa kita senang karena Tukang Tembikar Agung kita dapat ”merasa menyesal”?
Bagaimana hendaknya kita menanggapi nasihat atau disiplin dari Yehuwa?
”MENGENAI aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah. Kepada Tuan Yang Berdaulat Yehuwa kutaruh perlindunganku.” (Mz. 73:28) Melalui kata-kata ini, sang pemazmur menunjukkan bahwa ia percaya kepada Allah. Mengapa ia sampai mengucapkan kata-kata itu? Setelah mengamati kedamaian yang dinikmati orang fasik, sang pemazmur sempat merasa gundah. Ia meratap, ”Sia-sialah aku membersihkan hatiku dan mencuci tanganku tanda tidak bersalah.” (Mz. 73:2, 3, 13, 21) Namun, ketika ia masuk ke ”tempat suci Allah yang agung”, suasana di tempat itu membantunya untuk menyesuaikan pikirannya dan mempertahankan keakrabannya dengan Allah. (Mz. 73:16-18) Pria yang takut akan Allah ini menarik suatu pelajaran penting dari pengalamannya itu: Berada di antara umat Allah, mau menerima nasihat, dan mau menerapkannya adalah hal-hal yang mutlak perlu untuk bisa akrab dengan Yehuwa.—Mz. 73:24. 2 Kita pun ingin memiliki hubungan yang akrab dengan Allah yang benar. Untuk itu, rela menerima nasihat atau disiplin-Nya sangatlah penting! Hal itu akan membentuk kita menjadi orang-orang yang diperkenan oleh-Nya. Di masa lalu, Allah dengan berbelas kasihan memberikan kesempatan kepada orang-orang dan bangsa-bangsa untuk menerima disiplin-Nya. Catatan tentang tanggapan mereka dilestarikan dalam Alkitab ”untuk mengajar kita” dan ”untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu akhir sistem-sistem ini tiba”. (Rm. 15:4; 1 Kor. 10:11) Dengan memeriksa catatan ini, kita akan memahami kepribadian Yehuwa dan mengetahui bagaimana kita bisa mendapat manfaat sewaktu Ia membentuk kita. 1, 2. (a) Hal apa saja yang mutlak perlu untuk bisa memiliki
hubungan baik dengan Yehuwa? (b) Apa manfaatnya memeriksa catatan Alkitab tentang tanggapan orang-orang atas disiplin dari Allah?
24
MENARA PENGAWAL
CARA SANG TUKANG TEMBIKAR MENGGUNAKAN WEWENANGNYA 3 Sewaktu menggambarkan wewenang Yehuwa atas orang-orang dan bangsa-bangsa, Yesaya 64:8 mengatakan, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.” Seorang tukang tembikar bisa menentukan bejana apa yang ingin ia buat. Tanah liat tidak bisa memilih akan dibuat menjadi bejana apa. Demikian pula halnya dengan hubungan antara manusia dan Allah. Manusia tidak berhak untuk memprotes apa yang Allah lakukan atas dirinya, sama seperti tanah liat di tangan tukang tembikar.—Baca Yeremia 18:1-6. 4 Yehuwa membentuk bangsa Israel zaman dahulu seperti halnya seorang tukang tembikar membentuk tanah liat. Tetapi ada perbedaan yang nyata di antara keduanya. Tukang tembikar akan membuat bejana apa pun sesuai dengan yang ia inginkan dari segumpal tanah liat. Bagaimana dengan Yehuwa? Apakah Yehuwa membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa dengan sewenang-wenang, ada yang menjadi baik dan ada yang menjadi buruk? Menurut Alkitab, tidak demikian. Yehuwa memberi manusia karunia yang sangat berharga, yaitu kebebasan untuk memilih. Ia tidak menggunakan wewenang-Nya untuk memaksa orang menaati Dia. Manusia harus memilih apakah mereka rela dibentuk oleh Pencipta mereka, Yehuwa, atau tidak.—Baca Yeremia 18:7-10. 5 Bagaimana jika manusia berkeras tidak mau dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung? Bagaimana Ia akan menjalankan wewenangNya? Pikirkan apa yang akan terjadi atas tanah liat yang sulit dibentuk menjadi beja-
3. Bagaimana wewenang Yehuwa atas orangorang digambarkan di Yesaya 64:8 dan Yeremia 18:1-6? (Lihat gambar di awal artikel.) 4. Apakah Allah membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa dengan sewenang-wenang? Jelaskan. 5. Sewaktu manusia tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, apa yang Ia lakukan? 15 JUNI 2013
na yang diinginkan. Tukang tembikar bisa memilih untuk membuatnya menjadi bejana lain atau membuangnya! Kalau tanah liat sampai tidak bisa dipakai lagi, biasanya itu akibat kesalahan si tukang tembikar. Tetapi, tidak demikian halnya dengan Tukang Tembikar yang membentuk kita. (Ul. 32:4) Sewaktu seseorang tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, orang itulah yang salah. Yehuwa menyesuaikan cara Ia berurusan dengan manusia sesuai dengan tanggapan mereka sewaktu dibentuk oleh-Nya. Orang-orang yang mau menanggapi dengan positif akan dibentuk menjadi sesuatu yang baik. Misalnya, orang-orang Kristen terurap adalah ”bejanabejana belas kasihan” yang dibentuk menjadi ”bejana untuk tujuan yang terhormat”. Sebaliknya, orang-orang yang berkeras tidak mau menaati Allah akhirnya menjadi ”bejana-bejana kemurkaan yang memang patut untuk dibinasakan”.—Rm. 9:19-23. 6 Salah satu cara Yehuwa membentuk orang-orang adalah melalui nasihat atau disiplin. Kita bisa melihat cara Ia menjalankan wewenang atas orang-orang yang Ia bentuk dengan memerhatikan pengalaman dua raja Israel yang pertama, yaitu Saul dan Daud. Sewaktu Raja Daud berzina dengan Bat-syeba, tindakannya itu berdampak buruk atas dirinya dan orang lain. Sekalipun Daud adalah raja, Yehuwa tidak menahan diri dari memberinya disiplin yang tegas. Allah mengutus nabi Natan untuk menyampaikan pesan yang keras kepada Daud. (2 Sam. 12:1-12) Bagaimana tanggapan Daud? Ia sangat menyesal dan bertobat. Daud pun menerima belas kasihan Allah.—Baca 2 Samuel 12:13. 7 Di sisi lain, Raja Saul tidak menanggapi nasihat yang diterimanya. Melalui nabi Samuel, Yehuwa telah memberikan perintah kepada Saul: Semua orang Amalek beserta ternak mereka harus dibinasakan. Saul tidak menaati perintah Allah ini. Ia mengecualikan Agag, raja Amalek, dan ternak-ternak terbaik. Mengapa? Salah satu alasannya adalah untuk mencari nama bagi dirinya sendiri. 6, 7. Bagaimana Raja Daud dan Raja Saul menanggapi nasihat Yehuwa?
25
Saul meremehkan dan menolak nasihat. Ia tidak mau dibentuk! (Lihat paragraf 7)
(1 Sam. 15:1-3, 7-9, 12) Sewaktu dinasihati, Saul seharusnya melembutkan hatinya dan mau dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung. Tetapi, Saul tidak mau dibentuk. Ia membenarkan tindakannya. Ia bernalar bahwa apa yang ia lakukan tidak salah karena ternak itu bisa digunakan sebagai korban. Ia juga meremehkan nasihat Samuel. Yehuwa pun menolak Saul sebagai raja, dan hubungan baik Saul dengan Allah yang benar tidak pernah pulih lagi.—Baca 1 Samuel 15:13-15, 20-23.
ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH 8
Selain kepada orang-orang, Yehuwa juga memberikan kesempatan kepada bangsa-bangsa untuk mau dibentuk oleh-Nya. Pada tahun 1513 SM, bangsa Israel yang dibebaskan dari perbudakan di Mesir meng8. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari cara bangsa Israel menanggapi sewaktu dibentuk oleh Yehuwa?
26
Daud sangat menyesal dan mau menerima nasihat. Ia rela dibentuk oleh Allah. Bagaimana dengan Saudara? (Lihat paragraf 6)
adakan perjanjian dengan Yehuwa. Israel menjadi bangsa pilihan-Nya dan mendapat hak istimewa untuk dibentuk oleh-Nya. Mereka seolah-olah berada di atas roda putar Tukang Tembikar Agung. Namun, mereka terus melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan bahkan menyembah para dewa dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Berulang kali, Yehuwa mengutus para nabi untuk menyadarkan mereka, tetapi Israel tetap tidak mau mendengarkan. (Yer. 35:12-15) Karena keras kepala, Israel harus didisiplin dengan keras. Bagaikan bejana yang layak dibinasakan, kerajaan sepuluh suku di utara ditaklukkan oleh bangsa Asiria, dan kerajaan dua suku di selatan juga mengalami hal yang sama di tangan bangsa Babilonia. Benar-benar pelajaran yang sangat penting bagi kita! Kita akan mendapat manfaat hanya jika kita rela dibentuk oleh Yehuwa. MENARA PENGAWAL
9
Yehuwa juga memberikan kesempatan kepada penduduk Niniwe, ibu kota Asiria, untuk mengindahkan peringatan dariNya. Ia berfirman kepada Yunus, ”Bangkitlah, pergilah ke Niniwe, kota besar itu, dan umumkanlah kepadanya bahwa kejahatan mereka telah naik ke hadapanku.” Niniwe dinilai pantas untuk dibinasakan.—Yun. 1: 1, 2; 3:1-4. 10 Akan tetapi, sewaktu Yunus mengumumkan berita penghukuman, ”orangorang Niniwe pun mulai menaruh iman kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mengenakan kain goni, dari yang paling besar bahkan sampai yang paling kecil di antara mereka”. Raja mereka ’bangkit dari takhtanya dan melepaskan pakaian kebesarannya, menyelubungi dirinya dengan kain goni, dan duduk dalam abu’. Orangorang Niniwe mau dibentuk oleh Yehuwa dan bertobat. Oleh karena itu, Yehuwa tidak jadi menimpakan malapetaka atas mereka. —Yun. 3:5-10. 11 Sekalipun bangsa Israel adalah bangsa pilihan, Yehuwa tetap mendisiplin mereka. Sebaliknya, orang-orang Niniwe tidak memiliki hubungan istimewa dengan Allah. Meski demikian, Yehuwa menyatakan berita penghukuman-Nya kepada mereka. Dan, ketika mereka terbukti seperti tanah liat yang mudah dibentuk, Ia memperlihatkan belas kasihan. Kedua contoh ini dengan jelas menunjukkan bahwa Yehuwa, Allah kita, ”tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun”!—Ul. 10:17.
YEHUWA BERSIKAP MASUK AKAL DAN TIDAK KAKU 12 Cara Allah membentuk kita menunjukkan bahwa Ia bersikap masuk akal dan
9, 10. Bagaimana orang-orang Niniwe menanggapi peringatan Allah? 11. Sifat Yehuwa yang mana yang nyata dari cara Ia berurusan dengan Israel dan Niniwe? 12, 13. (a) Mengapa Allah mengubah keputusan-Nya ketika orang-orang mau dibentuk olehNya? (b) Apa artinya Yehuwa ”merasa menyesal” dalam kasus Saul? dalam kasus Niniwe? 15 JUNI 2013
tidak kaku. Misalnya, atas dasar penilaianNya yang adil, Yehuwa memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu terhadap orang-orang. Tetapi, Ia kemudian bersedia mengubah keputusan-Nya itu sesuai dengan tanggapan mereka. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ’menyesal karena telah mengangkat Saul sebagai raja’. (1 Sam. 15:11) Sewaktu orang-orang Niniwe bertobat dan berbalik dari jalan-jalan mereka yang salah, Alkitab mengatakan, ”Allah yang benar merasa menyesal atas malapetaka yang telah diucapkannya akan ditimpakan kepada mereka, dan ia tidak menimpakannya.”—Yun. 3:10. 13 Kata Ibrani yang diterjemahkan ”merasa menyesal” memiliki makna perubahan sikap atau niat. Sikap Yehuwa terhadap Saul berubah. Ia tadinya memilih dia sebagai raja namun kemudian menolaknya. Perubahan ini terjadi bukan karena Yehuwa keliru sewaktu memilih Saul, tetapi karena Saul tidak beriman dan tidak taat. Dalam kasus Niniwe, Allah yang benar merasa menyesal dalam arti Ia mengubah niat-Nya atas mereka. Yehuwa, Tukang Tembikar kita, bersikap masuk akal dan tidak kaku. Ia murah hati dan berbelas kasihan. Ia rela mengubah keputusan-Nya berdasarkan perubahan positif yang ditunjukkan oleh orang yang bersalah. Tidakkah semua hal itu membuat kita berbesar hati?
JANGAN MENOLAK DISIPLIN DARI YEHUWA 14
Dewasa ini, Yehuwa membentuk kita terutama melalui Firman-Nya, Alkitab, dan melalui organisasi-Nya. (2 Tim. 3:16, 17) Tidakkah kita seharusnya mau menerima nasihat atau disiplin yang diberikan melalui sarana-sarana itu? Tidak soal sudah berapa lama kita dibaptis atau berapa banyak hak istimewa dinas yang kita miliki, kita hendaknya terus menerima nasihat Yehuwa 14. (a) Bagaimana Yehuwa membentuk kita de-
wasa ini? (b) Bagaimana hendaknya tanggapan kita sewaktu dibentuk oleh Allah?
27
dan mau dibentuk menjadi bejana-bejana untuk tujuan yang terhormat. 15 Ada disiplin yang diberikan dalam bentuk petunjuk atau koreksi. Namun, kita kadang-kadang membutuhkan disiplin karena telah melakukan kesalahan. Disiplin seperti itu bisa berarti kehilangan hak istimewa tertentu. Perhatikan contoh Dennis1 yang adalah seorang penatua. Ia melakukan perbuatan salah karena pertimbangannya kurang bijaksana dalam hal bisnis. Ia pun mendapat teguran secara pribadi. Bagaimana perasaan Dennis pada waktu ada pengumuman di sidang bahwa ia tidak lagi melayani sebagai penatua? ”Saya merasa telah gagal total,” katanya. ”Selama 30 tahun terakhir, saya punya banyak hak istimewa. Saya menjadi perintis biasa, pernah melayani di Betel, dilantik sebagai hamba pelayanan, dan kemudian menjadi penatua. Baru-baru ini, saya juga menyampaikan khotbah pertama saya di kebaktian distrik. Tiba-tiba, semuanya hilang. Selain merasa sangat malu, saya merasa bahwa saya tidak dibutuhkan lagi dalam organisasi.” 16 Dennis harus berubah, berbalik dari perbuatan salah yang membuatnya harus dikoreksi. Namun, apa yang membantu dia mengatasi perasaan negatif? Ia menjelaskan, ”Saya bertekad untuk mempertahankan rutin rohani yang baik. Yang tidak kalah penting adalah dukungan dari saudara-saudari dan anjuran dari publikasi kita. Artikel ’Pernahkah Saudara Melayani? Dapatkah Saudara Melayani Lagi?’ dalam Menara Pengawal 15 Agustus 2009 bagaikan surat pribadi yang diberikan sebagai jawaban atas doa-doa saya. Nasihat yang paling berkesan bagi saya adalah, ’Selagi Saudara tidak memiliki tanggung jawab tambahan di sidang, berkonsentrasilah untuk memper1 Nama-nama telah diubah. 15, 16. (a) Perasaan negatif apa saja yang bisa timbul ketika seseorang didisiplin dan kehilangan hak-hak istimewa? Berikan contoh. (b) Apa yang dapat membantu kita mengatasi perasaan negatif karena menerima disiplin?
28
kuat kerohanian.’ ” Apa manfaat disiplin itu bagi Dennis? Setelah beberapa tahun berlalu, ia mengatakan, ”Yehuwa telah memberkati saya lagi dengan hak istimewa untuk melayani sebagai hamba pelayanan.” 17 Bentuk disiplin lain dari Yehuwa adalah pemecatan. Hal ini melindungi sidang dari pengaruh buruk dan dapat membantu orang yang berbuat dosa untuk pulih. (1 Kor. 5:6, 7, 11) Robert dipecat selama hampir 16 tahun. Selama waktu itu, orang tua dan kakak-adiknya dengan teguh dan loyal menaati petunjuk Firman Allah untuk tidak bergaul dengan pelaku kesalahan, bahkan tidak menyapanya. Sekarang, beberapa tahun telah berlalu sejak Robert dipulihkan kembali, dan ia terus maju secara rohani. Ketika ditanya apa yang mendorong dia untuk kembali kepada Yehuwa dan umat-Nya setelah sekian lama, ia menjawab bahwa pendirian keluarganya itulah yang berpengaruh besar atas dirinya. ”Andaikata keluarga saya mau bergaul dengan saya sedikit saja, mungkin dengan menanyakan kabar, perhatian yang cuma sedikit itu sudah cukup buat saya. Hal itu akan membuat saya tidak lagi merindukan pergaulan, padahal kerinduan itulah yang bisa mendorong saya untuk kembali kepada Allah.” 18 Kita mungkin tidak sampai didisiplin seperti itu. Tetapi, kita akan menjadi tanah liat seperti apa sewaktu dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung? Bagaimana tanggapan kita sewaktu mendapat disiplin? Apakah kita akan meniru Daud atau meniru Saul? Tukang Tembikar Agung adalah Bapak kita. Jangan pernah lupa bahwa ”Yehuwa menegur orang yang ia kasihi, sama seperti bapak menegur putra yang padanya ia mendapatkan kesenangan”. Maka, ”jangan menolak disiplin dari Yehuwa; dan jangan muak terhadap tegurannya”.—Ams. 3:11, 12. 17. Bagaimana pemecatan bisa membantu orang yang berbuat dosa untuk pulih? Berikan contoh. 18. Kita hendaknya menjadi tanah liat seperti apa sewaktu dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung? MENARA PENGAWAL
PENATUA Apakah Kalian Menyegarkan ”Jiwa yang Lelah”? Angela,1 seorang saudari lajang berumur 30-an, merasa agak tegang. Ia sedang menunggu kedatangan para penatua. Apa yang akan mereka bicarakan dengannya? Ya, dia memang beberapa kali tidak berhimpun, tetapi itu karena dia kelelahan setelah seharian bekerja mengurus para lansia. Selain itu, dia sangat khawatir akan kesehatan ibunya sendiri. Jika Saudara yang mengunjungi Angela, bagaimana Saudara akan menguatkan ”jiwa yang lelah” ini? (Yer. 31:25) Namun, pertamatama, bagaimana Saudara akan mempersiapkan diri agar kunjungan penggembalaan yang Saudara lakukan menyegarkan orang lain?
PIKIRKAN KEADAAN REKAN SEIMAN SAUDARA Kadang-kadang, kita merasa lelah karena pekerjaan sekuler atau tanggung jawab teokra1 Nama-nama telah diubah.
tis kita. Misalnya, nabi Daniel ”merasa sangat letih” sewaktu mendapat penglihatan yang tidak dapat ia pahami. (Dan. 8:27) Belakangan, ia mendapat bantuan dari malaikat Gabriel yang menampakkan diri kepadanya. Utusan Allah ini membantu Daniel memahami penglihatan itu, meyakinkan dia bahwa doanya telah didengar Yehuwa, dan memberi tahu bahwa dia adalah ”orang yang sangat dikasihi”. (Dan. 9:21-23) Pada kesempatan lain, kata-kata yang membina dari seorang malaikat lain menguatkan sang nabi yang keletihan itu.—Dan. 10:19. Demikian pula, sebelum mengunjungi rekan seiman yang mungkin keletihan atau kecil hati, luangkanlah waktu untuk memikirkan keadaannya. Problem apa saja yang ia hadapi? Bagaimana problem-problem itu menguras tenaganya? Sifat-sifat bagus apa yang ia miliki? ”Saya mencoba untuk berfokus
Sebelum berkunjung, pikirkan keadaan rekan seiman Saudara
Rekan seiman kita biasanya senang memberikan pendapat tentang ayat yang mereka baca
pada kelebihan saudara-saudari,” komentar Richard, seorang saudara yang telah melayani sebagai penatua selama lebih dari 20 tahun. ”Dengan memikirkan keadaan mereka sebelum saya berkunjung,” ia menambahkan, ”saya jadi tahu anjuran seperti apa yang cocok dengan kebutuhan mereka.” Jika seorang penatua lain menemani Saudara pada kunjungan itu, cobalah membahas bersama keadaan saudara yang akan dikunjungi.
BUATLAH REKAN SEIMAN SAUDARA MERASA TENANG Saudara tentu tahu bahwa orang mungkin malu mengungkapkan apa yang ia rasakan. Sebagai contoh: Seorang saudara mungkin sulit membuka diri kepada para penatua yang mengunjunginya. Jadi, bagaimana Saudara dapat mencairkan suasananya? Senyuman Saudara yang tulus dan kata-kata yang lembut dapat menenteramkan dia. Michael, seorang penatua yang telah melayani lebih dari 40 tahun, sering membuka kunjungannya dengan kata-kata, ”Tahu enggak, Brur, salah satu hak istimewa yang paling menyenangkan sebagai
30
penatua adalah kesempatan untuk mengunjungi saudara-saudari untuk bisa lebih mengenal mereka. Jadi, saya sudah menunggu-nunggu untuk bisa mengunjungi Brur.” Saudara bisa mengawali kunjungan tersebut dengan memanjatkan doa yang tulus. Dalam doanya, rasul Paulus menyebutkan tentang iman, kasih, dan ketekunan saudara-saudaranya. (1 Tes. 1:2, 3) Dengan menyebutkan kesan Saudara akan sifat-sifat baik saudara tersebut, Saudara sebenarnya mempersiapkan hati Saudara dan hatinya untuk percakapan yang membina. Kata-kata Saudara juga dapat menenteramkan dia. ”Kadangkadang, kita lupa bahwa ada hal-hal baik yang telah kita lakukan,” komentar Ray, seorang penatua berpengalaman. ”Jadi, sewaktu orang lain mengingatkan kita akan hal itu, rasanya jiwa kita disegarkan.”
BERI MEREKA KARUNIA ROHANI Seperti Paulus, Saudara dapat memberikan ”karunia rohani” dengan menyampaikan buah pikiran dari Alkitab, sekalipun Saudara hanya menggunakan satu ayat. (Rm. 1:11) Misalnya, MENARA PENGAWAL
seorang saudara yang sedang tertekan mungkin merasa diri tidak berguna, seperti sang pemazmur yang merasa dirinya bagaikan ’kirbat yang mengerut karena terkena asap’. (Mz. 119: 83, 176) Setelah dengan singkat menjelaskan arti kata-kata itu, Saudara dapat menyatakan keyakinan Saudara bahwa ia pasti ”tidak melupakan” perintah-perintah Allah. Demikian pula, perumpamaan tentang uang logam drakhma yang hilang tentu dapat Saudara gunakan untuk menggugah hati seorang saudari yang mulai menjauh dari sidang atau melemah secara rohani. (Luk. 15:8-10) Uang logam yang hilang itu mungkin tadinya adalah salah satu dari banyak uang logam perak yang terdapat pada sebuah kalung. Dengan membahas perumpamaan itu, Saudara dapat membantunya menyadari bahwa dia adalah bagian yang berharga dari sidang Kristen. Setelah membahasnya, Saudara bisa menandaskan bahwa Yehuwa sangat mengasihi dia, yang adalah salah satu domba kecil-Nya. Rekan seiman kita biasanya senang memberikan pendapat tentang ayat yang mereka baca. Jadi, jangan mendominasi percakapan! Setelah membaca sebuah ayat yang cocok untuk situasi mereka, Saudara dapat menyebutkan kata atau frasa kuncinya dan mengundang mereka untuk mengomentarinya. Misalnya, setelah membaca 2 Korintus 4:16, seorang penatua dapat bertanya, ”Apakah Brur pernah merasakan sendiri bagaimana Yehuwa memperbarui Brur?” Cara ini dapat benar-benar menjadi ”pertukaran anjuran”.—Rm. 1:12. Saudara juga dapat menyegarkan saudarasaudari dengan membahas tokoh Alkitab yang mengalami situasi serupa. Seorang saudara atau saudari yang putus asa kemungkinan akan tersentuh oleh pengalaman Hana atau Epafroditus, yang pernah merasa sangat tertekan tetapi tetap dianggap berharga oleh Allah. (1 Sam. 1:9-11, 20; Flp. 2:25-30) Bahaslah tokoh-tokoh teladan dalam Alkitab jika situasinya memungkinkan.
TERUSLAH PERLIHATKAN MINAT PRIBADI Saudara dapat menunjukkan kepedulian yang tulus terhadap saudara-saudari dengan terus memperlihatkan minat pribadi se-
telah kunjungan Saudara. (Kis. 15:36) Pada akhir kunjungan, Saudara mungkin bisa membuat janji untuk berdinas bersama. Sewaktu Bernard, seorang penatua kawakan, bertemu lagi dengan saudara atau saudari yang belum lama ia kunjungi, ia dengan bijak menyinggung lagi nasihat yang sudah ia berikan dengan bertanya, ”Jadi bagaimana? Apakah berhasil?” Dengan memperlihatkan minat pribadi, Saudara dapat mengamati apakah Saudara perlu memberikan bantuan lebih jauh. Yang terpenting, saudara-saudari kita perlu merasa bahwa Saudara peduli kepada mereka, memahami keadaan mereka, dan mengasihi mereka. (1 Tes. 5:11) Maka, sebelum mengadakan kunjungan penggembalaan, luangkanlah waktu untuk memikirkan keadaan rekan seiman Saudara yang akan dikunjungi. Bawakanlah hal itu dalam doa. Pilihlah ayat yang cocok. Dengan demikian, kata-kata Saudara akan menyegarkan ”jiwa yang lelah”!
Teruslah tunjukkan minat pribadi yang tulus
APAKAH SAUDARA INGAT?
Apakah Saudara telah membaca dengan saksama berbagai edisi Menara Pengawal baru-baru ini? Nah, silakan Saudara jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
”Dunia” yang mana yang akan berlalu? ”Dunia” yang akan berlalu adalah dunia umat manusia yang tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. (1 Yoh. 2:17) Planet Bumi dan umat manusia yang baik akan selamat. —1/1, halaman 5-7.
bahwa pendapat kita paling benar atau kedudukan kita paling penting. —15/1, halaman 12-21. Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari kerendahan hati Musa? Musa tidak membiarkan kekuasaan membuatnya besar kepala. Sebaliknya, Musa mengandalkan Yehuwa, bukan dirinya sendiri. Kita tidak mau membiarkan kekuasaan, wewenang, atau kesanggupan membuat kita besar kepala; kita ingin menunjukkan kepercayaan kepada Yehuwa. (Ams. 3:5, 6)—1/2, halaman 5. Di mana orang-orang yang dibangkitkan akan tinggal? Sejumlah kecil orang—144.000 —akan hidup di surga. Namun, kebanyakan orang akan dibangkitkan di bumi dan akan menikmati kehidupan abadi.—1/3, halaman 6.
Meskipun sudah mati, bagaimana Habel bisa berbicara kepada kita? (Ibr. 11:4) Ia berbicara melalui imannya. Kita bisa mengambil hikmah dari iman Habel dan berusaha menirunya. Teladannya tetap hidup sampai sekarang.—1/1, halaman 12.
Apa maksudnya orang Israel ”tidak bersunat hatinya”? (Yer. 9:26) Hati mereka keras dan suka memberontak, dan mereka perlu menyingkirkan hal-hal yang membuat hati mereka tidak tanggap, yaitu pikiran, hasrat, atau motif mereka yang bertentangan dengan perintah Allah. (Yer. 5:23, 24)—15/3, halaman 9-10.
Dalam bidang apa saja kita hendaknya memastikan bahwa pilihan kita tidak menjauhkan kita dari Yehuwa? Di antaranya: pekerjaan dan karier kita, rekreasi dan hiburan yang kita pilih, pergaulan dengan anggota keluarga yang dipecat, penggunaan teknologi, kekhawatiran yang berlebihan akan kesehatan, pandangan yang salah soal uang, dan perasaan
Mengapa Yesus menjadi teladan dalam menempuh kehidupan yang memuaskan? Dia memiliki tujuan hidup, yaitu melakukan kehendak Allah. Dia sangat mengasihi Bapaknya, dan dia mengasihi orang-orang. Dia tahu Bapaknya juga mengasihi dan memperkenan dia. Itu semua adalah kunci untuk memiliki kehidupan yang memuaskan.—1/4, halaman 4-5.
s
n o
Unduh gratis majalah ini dan bacaan lain yang tersedia di www.jw.org/id
p
Alkitab Terjemahan Dunia Baru juga dapat dibaca di Internet
Bagian organisasi Yehuwa di bumi mencakup apa saja? Itu mencakup Badan Pimpinan, panitia cabang, pengawas keliling, badan penatua, sidang, dan penyiar.—15/4, halaman 29. Mengapa dapat dikatakan Allah tidak kejam ketika melaksanakan penghukuman? Yehuwa tidak senang akan kematian orang fasik. (Yeh. 33:11) Pola tindakan-Nya di masa lalu menunjukkan bahwa Allah dengan pengasih selalu memperingatkan orang-orang sebelum melaksanakan penghukuman. Hal ini memberi kita harapan bahwa kita bisa selamat pada hari penghukuman di masa depan.—1/5, halaman 5-6. Apakah orang Israel menghukum mati para penjahat dengan memakukan mereka pada tiang? Tidak. Bangsa-bangsa lain zaman dahulu melakukannya tetapi orang Israel tidak. Setidaknya pada zaman Kitab-Kitab Ibrani, para penjahat dibunuh terlebih dahulu, misalnya dengan dilempari batu. (Im. 20:2, 27) Kemudian, mayatnya digantung pada sebuah tiang sebagai peringatan bagi yang lain.—15/5, halaman 13. Mengapa perdamaian dunia begitu sulit dicapai? Walaupun manusia telah meraih banyak pencapaian, mereka tidak diciptakan untuk mengarahkan langkah mereka sendiri. (Yer. 10:23) Setan mengendalikan dunia ini sehingga manusia tidak akan dapat menciptakan perdamaian. (1 Yoh. 5:19)—1/6, halaman 16.
Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode
w13 06/15-IN
Apa bibliomancy itu, dan bagaimana seharusnya orang Kristen memandang hal itu? Bibliomancy adalah penyalahgunaan Alkitab dengan cara membuka Alkitab secara acak dan percaya bahwa ayat pertama yang dilihat akan membantu menyelesaikan problem. Orang Kristen sejati tidak akan mencari pertanda. Sebaliknya, mereka mempelajari Alkitab untuk mendapatkan pengetahuan yang saksama dan bimbingan dari Allah.—15/12, halaman 3.