34567 15 JUNI 2013
19-25 Agustus
Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa HALAMAN 3
NYANYIAN: 63, 77
26 Agustus–1 September
Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara HALAMAN 18
NYANYIAN: 120, 64
Edisi Cetakan Besar
BAGIAN 2
34567
June 15, 2013 Vol. 134, No. 12
Semimonthly
INDONESIAN
ARTIKEL PELAJARAN
Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa Banyak orang Kristen tahu bahwa Yehuwa memiliki empat sifat utama. Tetapi, melalui ketiga artikel ini, kita akan semakin menghargai beberapa sifat Yehuwa yang lain yang tidak terlalu sering kita bahas. Sewaktu membahas setiap sifat itu, kita akan menjawab pertanyaan: Apa arti sifat itu? Bagaimana Yehuwa menunjukkannya? Dan bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam memperlihatkannya? ˝
Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara Alkitab menggambarkan wewenang Yehuwa atas manusia dengan menyebut Yehuwa sebagai ”Tukang Tembikar”. (Yes. 64:8) Artikel ini menunjukkan apa yang dapat kita pelajari tentang Sang Tukang Tembikar Agung dari cara Ia membentuk orang-orang dan bangsa-bangsa di masa lalu. Selain itu, kita juga akan membahas tentang caranya kita bisa mendapat manfaat sewaktu dibentuk oleh-Nya. ˝
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.”—MZ. 86:5. DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN? Dengan cara apa saja kita bisa meniru keloyalan Yehuwa? Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni? Mengapa Saudara ingin terus mempelajari dan meniru sifat-sifat Yehuwa?
MENURUT Saudara, seperti apa sahabat sejati itu? ”Buat saya, sahabat sejati adalah orang yang selalu siap membantu dan yang mengampuni kita jika kita berbuat salah,” kata seorang saudari bernama Ashley. Kita semua pasti menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni. Mereka membuat kita merasa aman dan disayangi.—Ams. 17:17. 1, 2. (a) Mengapa kita menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
3
2
Yehuwa adalah Sahabat kita yang paling loyal dan suka mengampuni. Sang pemazmur mengungkapkan hal itu dengan kata-kata, ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih [atau, ”kasih yang loyal”] berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.” (Mz. 86:5) Apa artinya loyal dan suka mengampuni? Bagaimana Yehuwa menunjukkan sifat-sifat yang sangat bagus itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru teladan-Nya? Jawabannya akan membuat kita semakin mengasihi Sahabat terbaik kita, Yehuwa. Hal itu juga akan memperkuat persahabatan kita dengan saudara-saudari.—1 Yoh. 4:7, 8 YEHUWA ITU LOYAL 3
Keloyalan adalah sifat yang menyejukkan hati, yang mencakup pengabdian dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Orang yang loyal tidak angin-anginan. Sebaliknya, ia akan dengan penuh kasih mengikatkan diri pada seseorang (atau sesuatu), dan berpaut 3. Apa artinya bersikap loyal? 4
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
erat pada orang (atau hal) tersebut sekalipun situasinya sulit. Ya, Yehuwa adalah ’Pribadi yang paling loyal’.—Pny. 16:5. 4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? Ia tidak pernah meninggalkan para penyembah-Nya yang setia. Salah satu penyembah-Nya, Raja Daud, meneguhkan hal tersebut. (Baca 2 Samuel 22:26.) Selama masa-masa sulit yang Daud hadapi, Yehuwa dengan loyal membimbing, melindungi, dan menyelamatkan Daud. (2 Sam. 22:1) Daud tahu bahwa keloyalan Yehuwa tidak hanya di bibir saja. Mengapa Yehuwa loyal kepada Daud? Karena Daud sendiri adalah ”orang yang loyal”. Yehuwa menghargai keloyalan para penyembah-Nya, dan Ia membalasnya dengan menunjukkan keloyalan kepada mereka. —Ams. 2:6-8. 5 Kita bisa dikuatkan jika kita merenungkan keloyalan Yehuwa. ”Sewaktu membaca tentang cara 4, 5. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? (b) Bagaimana kita bisa dikuatkan dengan merenungkan keloyalan Yehuwa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
5
Yehuwa membantu Daud di saat-saat susah, saya merasa sangat dikuatkan,” kata Reed, seorang saudara yang setia. ”Bahkan ketika Daud menjadi buron dan keluar-masuk gua, Yehuwa terus mendukungnya. Menurut saya, hal itu sangat membesarkan hati! Saya jadi diingatkan bahwa tidak soal bagaimana keadaannya, dan tidak soal betapa parah situasinya, selama saya loyal kepada Yehuwa, Ia akan siap membantu saya.” Pastilah Saudara juga merasakan hal yang sama.—Rm. 8:38, 39. 6 Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Dengan selalu berpaut pada standar-Nya. Ia meyakinkan kita dengan mengatakan, ”Bahkan sampai usia tuamu aku tetap Pribadi yang sama.” (Yes. 46:4) Ia selalu membuat keputusan berdasarkan standar-Nya tentang yang benar dan yang salah, dan standar-Nya itu tidak pernah berubah. (Mal. 3:6) Selain itu, Ia selalu memenuhi janji-janji-Nya. (Yes. 55:11) Ya, keloyalan Yehuwa bermanfaat bagi 6. Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Apa manfaat hal itu bagi para penyembah-Nya? 6
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
semua penyembah-Nya yang setia. Mengapa demikian? Jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk menaati hukum-hukum Yehuwa, kita bisa yakin bahwa Ia akan menepati janji-Nya untuk memberkati kita. —Yes. 48:17, 18. TIRULAH KELOYALAN YEHUWA 7
Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?
Salah satu caranya adalah dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang sedang menghadapi kesukaran. (Ams. 3:27) Misalnya, apakah ada rekan seiman yang sedang kecil hati, mungkin karena problem kesehatan, tentangan keluarga, atau kelemahan pribadi? Cobalah berinisiatif untuk memberikan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”. (Za. 1:13)1 Dengan melakukannya, 1 Saran-saran yang bagus tentang hal ini dapat dilihat dalam artikel ”Sudahkah Saudara Menganjurkan Seseorang AkhirAkhir Ini?” di Menara Pengawal 15 Januari 1995 dan artikel ”Menggerakkan kepada Kasih dan Pekerjaan Baik—Bagaimana Caranya?” di Menara Pengawal 1 April 1995. 7. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
7
Saudara akan terbukti sebagai sahabat sejati yang loyal, yang ’lebih karib daripada seorang saudara’. —Ams. 18:24. 8 Kita juga bisa meniru keloyalan Yehuwa dengan tetap setia pada orang yang kita sayangi. Misalnya, kalau kita sudah menikah, kita tahu bahwa kita harus setia pada teman hidup kita. (Ams. 5:15-18) Jadi, kita tidak akan melakukan apa pun yang bisa berujung pada perzinaan. (Mat. 5:28) Selain itu, kita menunjukkan keloyalan pada rekan seiman dengan menjauhi gosip yang menyakitkan atau fitnah; tidak menyebarkan atau bahkan mendengarkan omongan negatif semacam itu.—Ams. 12:18. 9 Yang terutama, kita ingin tetap loyal kepada Yehuwa. Bagaimana caranya? Dengan berupaya memiliki cara pandang Yehuwa, yaitu dengan mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, 8. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa, misalnya dalam perkawinan? 9, 10. (a) Kepada siapa khususnya kita ingin tetap loyal? (b) Mengapa menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah? 8
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
lalu bertindak sesuai dengan hal itu. (Baca Mazmur 97:10.) Semakin kita berupaya menyelaraskan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Yehuwa, kita akan semakin termotivasi untuk menaati perintah-perintah-Nya.—Mz. 119:104. 10 Memang, menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah. Kita mungkin harus berjuang agar tetap loyal. Sebagai contoh, beberapa saudara-saudari lajang ingin menikah tetapi belum menemukan pasangan yang cocok di antara para penyembah Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Seorang saudari lajang mungkin selalu dijodoh-jodohkan oleh teman-teman sekerjanya yang tidak seiman. Bisa jadi, saudari itu sedang berjuang mengatasi rasa kesepian. Namun, ia berupaya keras untuk mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa. Pastilah kita menghargai teladan keloyalan yang luar biasa semacam itu! Yehuwa pun pasti akan mengupahi semua orang yang tetap setia kepada-Nya sekalipun menghadapi keadaan yang sulit.—Ibr. 11:6. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
9
YEHUWA SUKA MENGAMPUNI 11
Salah satu sifat Yehuwa yang paling menyentuh hati adalah kerelaan-Nya untuk mengampuni. Apa artinya suka mengampuni? Pada dasarnya, itu berarti memaafkan orang yang berbuat salah jika memang ada alasan untuk melakukannya. Hal itu tidak berarti bahwa orang yang suka mengampuni akan menyetujui perbuatan itu atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyingkirkan kekesalan dari hatinya. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ”siap mengampuni” orang yang sungguh-sungguh bertobat.—Mz. 86:5. 12 Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? Sewaktu Yehuwa mengampuni seseorang, Ia ”memberi ampun dengan limpah”; Ia mengampuni dengan sepenuhnya dan secara permanen. (Yes. 55:7) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni dengan sepenuhnya? Coba perhatikan jaminan di 11. Apa artinya suka mengampuni? 12. (a) Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? (b) Apa artinya jika dosa seseorang ”dihapus”? 10
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
Kisah 3:19. (Baca.) Rasul Petrus mendesak para pendengarnya untuk ’bertobat dan berbalik’. Pertobatan yang sungguh-sungguh berarti seorang pedosa menyesali perbuatannya. Dia juga akan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya. (2 Kor. 7: 10, 11) Selain itu, jika ia sungguh-sungguh bertobat, ia akan tergerak untuk ’berbalik’, meninggalkan jalannya yang salah, dan menempuh haluan yang menyenangkan Yehuwa. Jika orang-orang yang mendengarkan Petrus menunjukkan pertobatan seperti itu, apa hasilnya? Petrus mengatakan bahwa dosa-dosa mereka akan ”dihapus”. Kata itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”menyapu bersih”. Jadi, ketika Yehuwa mengampuni seseorang, Ia menghapus dosanya sampai bersih tanpa bekas. Ya, Ia mengampuni sepenuhnya.—Ibr. 10:22; 1 Yoh. 1:7. 13
Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengam-
puni secara permanen? Perhatikan nubuat Yeremia 13. Kata-kata ”dosa mereka tidak akan kuingat lagi” meyakinkan kita akan hal apa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
11
tentang perjanjian baru yang diadakan dengan orang Kristen terurap. Dengan adanya perjanjian itu, orang-orang yang beriman pada tebusan dapat diampuni sepenuhnya. (Baca Yeremia 31:34.) Yehuwa mengatakan, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Jadi, Yehuwa meyakinkan kita bahwa setelah Ia mengampuni, Ia tidak akan mempersoalkan dosa itu lagi di kemudian hari. Ia tidak akan mengungkit-ungkit lagi dosa kita dengan maksud menghukum kita berulang kali. Sebaliknya, Yehuwa mengampuni dosa itu dan melupakannya, secara permanen.—Rm. 4:7, 8. 14
Hati kita akan terhibur jika kita merenungkan
pengampunan Yehuwa. Perhatikan contoh berikut. Bertahun-tahun yang lalu, seorang saudari, kita sebut saja Elaine, dipecat. Beberapa tahun kemudian, dia diterima kembali. Elaine mengakui, ”Meskipun 14. Bagaimana kita bisa terhibur dengan merenungkan pengampunan Yehuwa? B erikan contoh. 12
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
saya bilang pada diri sendiri dan orang-orang bahwa saya yakin Yehuwa sudah mengampuni saya, tetap saja saya merasa sepertinya Yehuwa jauh dari saya atau orang lain lebih akrab dengan-Nya dan Ia lebih nyata bagi mereka.” Namun, Elaine merasa terhibur setelah membaca dan merenungkan kata-kata dalam Alkitab yang menggambarkan pengampunan Yehuwa. ”Saya jadi lebih merasakan kasih dan kelembutan Yehuwa terhadap saya dibandingkan yang sudah-sudah,” sambung Elaine. Dia khususnya merasa tersentuh oleh kata-kata ini, ”Sewaktu Yehuwa mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak perlu takut kalau-kalau noda dosa-dosa itu akan terus melekat pada diri kita sepanjang sisa hidup kita.”1 Elaine mengatakan, ”Saya sadar bahwa saya tadinya tidak percaya Yehuwa bisa mengampuni saya sepenuhnya, dan saya pikir saya akan memikul beban ini seumur hidup. Memang butuh waktu, tetapi 1 Lihat paragraf 10 di pasal 26 buku Mendekatlah kepada Yehuwa. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
13
sekarang saya sudah mulai merasa yakin bahwa saya bisa mendekat kepada Yehuwa, dan rasanya beban itu sudah diangkat dari pundak saya.” Betapa pengasih dan pengampun Allah yang kita sembah itu! —Mz. 103:9. TIRULAH YEHUWA DALAM MENGAMPUNI 15
Kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni
dengan memilih untuk memaafkan satu sama lain jika memang ada alasan untuk itu. (Baca Lukas 17: 3, 4.) Ingatlah bahwa kalau Yehuwa mengampuni, Ia melupakan dosa-dosa kita, dalam arti Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di kemudian hari. Demikian pula, kalau kita mengampuni orang lain, kita hendaknya melupakan kesalahannya dan tidak mengungkit-ungkitnya lagi di masa depan. 16
Suka mengampuni bukan berarti menyetujui
15. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni? 16. (a) Apakah suka mengampuni berarti kita menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil? Jelaskan. (b) Agar diampuni Allah, apa yang harus kita lakukan? 14
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil. Bukan. Suka mengampuni berarti kita memutuskan untuk berhenti merasa kesal. Dan yang lebih penting, agar kita diampuni Allah, kita harus meniru Yehuwa dalam mengampuni orang lain. (Mat. 6:14, 15) Lagi pula, Yehuwa memaklumi ketidaksempurnaan kita karena Ia ingat bahwa ”kita ini debu”. (Mz. 103:14) Maka, tidakkah kita tergerak untuk memaklumi kekurangan sesama kita dengan mengampuni mereka dengan lapang hati?—Ef. 4:32; Kol. 3:13. 17
Memang, mengampuni itu tidak selalu mu-
dah. Bahkan beberapa orang Kristen terurap di abad pertama pun merasa sulit menyelesaikan perselisihan mereka. (Flp. 4:2) Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? Ingatlah kisah Ayub. Dia merasa sangat sakit hati ketika ”teman-temannya”, yaitu Elifaz, 17. Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
15
Bildad, dan Zofar, melontarkan tuduhan palsu terhadapnya. (Ayb. 10:1; 19:2) Pada akhirnya, Yehuwa memarahi para penuduh itu. Allah memerintahkan mereka untuk mendatangi Ayub dan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa mereka. (Ayb. 42: 7-9) Tetapi, Ayub juga diminta untuk melakukan sesuatu. Apa itu? Yehuwa memerintahkan Ayub untuk berdoa demi kepentingan orang-orang yang telah menuduhnya. Ayub memenuhi permintaan Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkati dia karena rela mengampuni. (Baca Ayub 42:10, 12, 16, 17.) Apa pelajarannya? Jika kita mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita, kita akan lebih mudah menyingkirkan kekesalan kita. TERUSLAH HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA 18
Kita tentu disegarkan setelah membahas ber-
bagai aspek dari kepribadian Yehuwa yang penuh 18, 19. Bagaimana kita bisa terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati? 16
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
kasih. Kita sudah belajar bahwa Yehuwa itu mudah didekati, tidak berat sebelah, murah hati, masuk akal, loyal, dan suka mengampuni. Memang, yang kita pelajari itu baru kulit luarnya saja. Kita punya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang Yehuwa selama-lamanya. (Pkh. 3:11) Kita tentu setuju dengan kata-kata rasul Paulus ini, ”Oh, dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah”—juga kasih-Nya dan keenam sifat-Nya yang sudah kita bahas.—Rm. 11:33. 19
Semoga kita semua terus memperbesar peng-
hargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati. Kita bisa melakukannya dengan mempelajari, merenungkan, dan meniru sifat-sifat-Nya itu. (Ef. 5:1) Dengan melakukannya, perasaan kita tentu akan semakin mirip dengan apa yang dinyanyikan oleh sang pemazmur, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.” —Mz. 73:28. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
17
Biarlah Disiplin Yehuwa Membentuk Saudara ”Dengan nasihatmu engkau akan menuntun aku, kemudian engkau akan membawa aku menuju kemuliaan.”—MZ. 73:24. APA JAWABAN SAUDARA? Apa yang menunjukkan bahwa Tukang Tembikar Agung tidak sewenang-wenang ataupun berat sebelah sewaktu memberikan disiplin? Mengapa kita senang karena Tukang Tembikar Agung kita dapat ”merasa menyesal”? Bagaimana hendaknya kita menanggapi nasihat atau disiplin dari Yehuwa?
”MENGENAI aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah. Kepada Tuan Yang Berdaulat Yehuwa kutaruh perlindunganku.” (Mz. 73:28) Melalui kata-kata ini, sang pemazmur menunjukkan bahwa ia percaya kepada Allah. Mengapa ia sampai mengucap1, 2. (a) Hal apa saja yang mutlak perlu untuk bisa memiliki
hubungan baik dengan Yehuwa? (b) Apa manfaatnya memeriksa catatan Alkitab tentang tanggapan orang-orang atas disiplin dari Allah? 18
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
kan kata-kata itu? Setelah mengamati kedamaian yang dinikmati orang fasik, sang pemazmur sempat merasa gundah. Ia meratap, ”Sia-sialah aku membersihkan hatiku dan mencuci tanganku tanda tidak bersalah.” (Mz. 73:2, 3, 13, 21) Namun, ketika ia masuk ke ”tempat suci Allah yang agung”, suasana di tempat itu membantunya untuk menyesuaikan pikirannya dan mempertahankan keakrabannya dengan Allah. (Mz. 73:16-18) Pria yang takut akan Allah ini menarik suatu pelajaran penting dari pengalamannya itu: Berada di antara umat Allah, mau menerima nasihat, dan mau menerapkannya adalah hal-hal yang mutlak perlu untuk bisa akrab dengan Yehuwa.—Mz. 73:24. 2 Kita pun ingin memiliki hubungan yang akrab de-
ngan Allah yang benar. Untuk itu, rela menerima nasihat atau disiplin-Nya sangatlah penting! Hal itu akan membentuk kita menjadi orang-orang yang diperkenan oleh-Nya. Di masa lalu, Allah dengan berbelas kasihan memberikan kesempatan kepada orang-orang dan bangsa-bangsa untuk menerima disiplin-Nya. Catatan BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
19
tentang tanggapan mereka dilestarikan dalam Alkitab ”untuk mengajar kita” dan ”untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu akhir sistem-sistem ini tiba”. (Rm. 15:4; 1 Kor. 10:11) Dengan memeriksa catatan ini, kita akan memahami kepribadian Yehuwa dan mengetahui bagaimana kita bisa mendapat manfaat sewaktu Ia membentuk kita. CARA SANG TUKANG TEMBIKAR MENG GUNAKAN WEWENANGNYA 3 Sewaktu menggambarkan wewenang Yehuwa atas
orang-orang dan bangsa-bangsa, Yesaya 64:8 mengatakan, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.” Seorang tukang tembikar bisa menentukan bejana apa yang ingin ia buat. Tanah liat tidak bisa memilih akan dibuat menjadi bejana apa. Demikian pula halnya dengan hubungan antara manusia dan Allah. Manusia tidak berhak 3. Bagaimana wewenang Yehuwa atas orang-orang digambarkan
di Yesaya 64:8 dan Yeremia 18:1-6? (Lihat gambar di awal artikel di edisi standar.) 20
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
untuk memprotes apa yang Allah lakukan atas dirinya, sama seperti tanah liat di tangan tukang tembikar. —Baca Yeremia 18:1-6. 4 Yehuwa membentuk bangsa Israel zaman dahulu
seperti halnya seorang tukang tembikar membentuk tanah liat. Tetapi ada perbedaan yang nyata di antara keduanya. Tukang tembikar akan membuat bejana apa pun sesuai dengan yang ia inginkan dari segumpal tanah liat. Bagaimana dengan Yehuwa? Apakah Yehuwa membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa dengan sewenang-wenang, ada yang menjadi baik dan ada yang menjadi buruk? Menurut Alkitab, tidak demikian. Yehuwa memberi manusia karunia yang sangat berharga, yaitu kebebasan untuk memilih. Ia tidak menggunakan wewenang-Nya untuk memaksa orang menaati Dia. Manusia harus memilih apakah mereka rela dibentuk oleh Pencipta mereka, Yehuwa, atau tidak.—Baca Yeremia 18:7-10. 4. Apakah Allah membentuk orang-orang atau bangsa-bangsa
dengan sewenang-wenang? Jelaskan. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
21
5 Bagaimana jika manusia berkeras tidak mau diben-
tuk oleh Tukang Tembikar Agung? Bagaimana Ia akan menjalankan wewenang-Nya? Pikirkan apa yang akan terjadi atas tanah liat yang sulit dibentuk menjadi bejana yang diinginkan. Tukang tembikar bisa memilih untuk membuatnya menjadi bejana lain atau membuangnya! Kalau tanah liat sampai tidak bisa dipakai lagi, biasanya itu akibat kesalahan si tukang tembikar. Tetapi, tidak demikian halnya dengan Tukang Tembikar yang membentuk kita. (Ul. 32:4) Sewaktu seseorang tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, orang itulah yang salah. Yehuwa menyesuaikan cara Ia berurusan dengan manusia sesuai dengan tanggapan mereka sewaktu dibentuk oleh-Nya. Orang-orang yang mau menanggapi dengan positif akan dibentuk menjadi sesuatu yang baik. Misalnya, orang-orang Kristen terurap adalah ”bejana-bejana belas kasihan” yang dibentuk menjadi ”bejana untuk tujuan yang terhormat”. Sebaliknya, orang-orang yang berkeras tidak mau menaati Allah 5. Sewaktu manusia tidak mau dibentuk oleh Yehuwa, apa yang
Ia lakukan? 22
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
akhirnya menjadi ”bejana-bejana kemurkaan yang memang patut untuk dibinasakan”.—Rm. 9:19-23. 6 Salah satu cara Yehuwa membentuk orang-orang adalah melalui nasihat atau disiplin. Kita bisa melihat cara Ia menjalankan wewenang atas orang-orang yang Ia bentuk dengan memerhatikan pengalaman dua raja Israel yang pertama, yaitu Saul dan Daud. Sewaktu Raja Daud berzina dengan Bat-syeba, tindakannya itu berdampak buruk atas dirinya dan orang lain. Sekalipun Daud adalah raja, Yehuwa tidak menahan diri dari memberinya disiplin yang tegas. Allah mengutus nabi Natan untuk menyampaikan pesan yang keras kepada Daud. (2 Sam. 12:1-12) Bagaimana tanggapan Daud? Ia sangat menyesal dan bertobat. Daud pun menerima belas kasihan Allah.—Baca 2 Samuel 12:13. 7 Di sisi lain, Raja Saul tidak menanggapi nasihat
yang diterimanya. Melalui nabi Samuel, Yehuwa telah memberikan perintah kepada Saul: Semua orang Amalek beserta ternak mereka harus dibinasakan. Saul tidak 6, 7. Bagaimana Raja Daud dan Raja Saul menanggapi nasi-
hat Yehuwa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
23
menaati perintah Allah ini. Ia mengecualikan Agag, raja Amalek, dan ternak-ternak terbaik. Mengapa? Salah satu alasannya adalah untuk mencari nama bagi dirinya sendiri. (1 Sam. 15:1-3, 7-9, 12) Sewaktu dinasihati, Saul seharusnya melembutkan hatinya dan mau dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung. Tetapi, Saul tidak mau dibentuk. Ia membenarkan tindakannya. Ia bernalar bahwa apa yang ia lakukan tidak salah karena ternak itu bisa digunakan sebagai korban. Ia juga meremehkan nasihat Samuel. Yehuwa pun menolak Saul sebagai raja, dan hubungan baik Saul dengan Allah yang benar tidak pernah pulih lagi.—Baca 1 Samuel 15:13-15, 20-23. ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH 8 Selain kepada orang-orang, Yehuwa juga memberi-
kan kesempatan kepada bangsa-bangsa untuk mau dibentuk oleh-Nya. Pada tahun 1513 SM, bangsa Israel yang dibebaskan dari perbudakan di Mesir mengadakan perjanjian dengan Yehuwa. Israel menjadi bangsa 8. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari cara bangsa Israel
menanggapi sewaktu dibentuk oleh Yehuwa? 24
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
pilihan-Nya dan mendapat hak istimewa untuk dibentuk oleh-Nya. Mereka seolah-olah berada di atas roda putar Tukang Tembikar Agung. Namun, mereka terus melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan bahkan menyembah para dewa dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Berulang kali, Yehuwa mengutus para nabi untuk menyadarkan mereka, tetapi Israel tetap tidak mau mendengarkan. (Yer. 35:12-15) Karena keras kepala, Israel harus didisiplin dengan keras. Bagaikan bejana yang layak dibinasakan, kerajaan sepuluh suku di utara ditaklukkan oleh bangsa Asiria, dan kerajaan dua suku di selatan juga mengalami hal yang sama di tangan bangsa Babilonia. Benar-benar pelajaran yang sangat penting bagi kita! Kita akan mendapat manfaat hanya jika kita rela dibentuk oleh Yehuwa. 9 Yehuwa juga memberikan kesempatan kepada pen-
duduk Niniwe, ibu kota Asiria, untuk mengindahkan peringatan dari-Nya. Ia berfirman kepada Yunus, ”Bangkitlah, pergilah ke Niniwe, kota besar itu, dan 9, 10. Bagaimana orang-orang Niniwe menanggapi peringatan
Allah? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
25
umumkanlah kepadanya bahwa kejahatan mereka telah naik ke hadapanku.” Niniwe dinilai pantas untuk dibinasakan.—Yun. 1:1, 2; 3:1-4. 10 Akan tetapi, sewaktu Yunus mengumumkan berita penghukuman, ”orang-orang Niniwe pun mulai menaruh iman kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mengenakan kain goni, dari yang paling besar bahkan sampai yang paling kecil di antara mereka”. Raja mereka ’bangkit dari takhtanya dan melepaskan pakaian kebesarannya, menyelubungi dirinya dengan kain goni, dan duduk dalam abu’. Orang-orang Niniwe mau dibentuk oleh Yehuwa dan bertobat. Oleh karena itu, Yehuwa tidak jadi menimpakan malapetaka atas mereka.—Yun. 3:5-10. 11 Sekalipun bangsa Israel adalah bangsa pilihan, Yehuwa tetap mendisiplin mereka. Sebaliknya, orangorang Niniwe tidak memiliki hubungan istimewa dengan Allah. Meski demikian, Yehuwa menyatakan berita penghukuman-Nya kepada mereka. Dan, ketika 11. Sifat Yehuwa yang mana yang nyata dari cara Ia berurusan
dengan Israel dan Niniwe? 26
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
mereka terbukti seperti tanah liat yang mudah dibentuk, Ia memperlihatkan belas kasihan. Kedua contoh ini dengan jelas menunjukkan bahwa Yehuwa, Allah kita, ”tidak berlaku berat sebelah terhadap siapa pun”! —Ul. 10:17. YEHUWA BERSIKAP MASUK AKAL DAN TIDAK KAKU 12 Cara Allah membentuk kita menunjukkan bahwa
Ia bersikap masuk akal dan tidak kaku. Misalnya, atas dasar penilaian-Nya yang adil, Yehuwa memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu terhadap orangorang. Tetapi, Ia kemudian bersedia mengubah keputusan-Nya itu sesuai dengan tanggapan mereka. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ’menyesal karena telah mengangkat Saul sebagai raja’. (1 Sam. 15:11) Sewaktu orang-orang Niniwe bertobat dan berbalik dari jalanjalan mereka yang salah, Alkitab mengatakan, ”Allah yang benar merasa menyesal atas malapetaka yang telah 12, 13. (a) Mengapa Allah mengubah keputusan-Nya ketika
orang-orang mau dibentuk oleh-Nya? (b) Apa artinya Yehuwa ”merasa menyesal” dalam kasus Saul? dalam kasus Niniwe? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
27
diucapkannya akan ditimpakan kepada mereka, dan ia tidak menimpakannya.”—Yun. 3:10. 13 Kata Ibrani yang diterjemahkan ”merasa menye-
sal” memiliki makna perubahan sikap atau niat. Sikap Yehuwa terhadap Saul berubah. Ia tadinya memilih dia sebagai raja namun kemudian menolaknya. Perubahan ini terjadi bukan karena Yehuwa keliru sewaktu memilih Saul, tetapi karena Saul tidak beriman dan tidak taat. Dalam kasus Niniwe, Allah yang benar merasa menyesal dalam arti Ia mengubah niat-Nya atas mereka. Yehuwa, Tukang Tembikar kita, bersikap masuk akal dan tidak kaku. Ia murah hati dan berbelas kasihan. Ia rela mengubah keputusan-Nya berdasarkan perubahan positif yang ditunjukkan oleh orang yang bersalah. Tidakkah semua hal itu membuat kita berbesar hati? JANGAN MENOLAK DISIPLIN DARI YEHUWA 14 Dewasa ini, Yehuwa membentuk kita terutama 14. (a) Bagaimana Yehuwa membentuk kita dewasa ini?
(b) Bagaimana hendaknya tanggapan kita sewaktu dibentuk oleh Allah? 28
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
melalui Firman-Nya, Alkitab, dan melalui organisasiNya. (2 Tim. 3:16, 17) Tidakkah kita seharusnya mau menerima nasihat atau disiplin yang diberikan melalui sarana-sarana itu? Tidak soal sudah berapa lama kita dibaptis atau berapa banyak hak istimewa dinas yang kita miliki, kita hendaknya terus menerima nasihat Yehuwa dan mau dibentuk menjadi bejana-bejana untuk tujuan yang terhormat. 15 Ada disiplin yang diberikan dalam bentuk petunjuk atau koreksi. Namun, kita kadang-kadang membutuhkan disiplin karena telah melakukan kesalahan. Disiplin seperti itu bisa berarti kehilangan hak istimewa tertentu. Perhatikan contoh Dennis1 yang adalah seorang penatua. Ia melakukan perbuatan salah karena pertimbangannya kurang bijaksana dalam hal bisnis. Ia pun mendapat teguran secara pribadi. Bagaimana perasaan Dennis pada waktu ada pengumuman di sidang 1 Nama-nama telah diubah. 15, 16. (a) Perasaan negatif apa saja yang bisa timbul ketika
seseorang didisiplin dan kehilangan hak-hak istimewa? B erikan contoh. (b) Apa yang dapat membantu kita mengatasi perasaan negatif karena menerima disiplin? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
29
bahwa ia tidak lagi melayani sebagai penatua? ”Saya merasa telah gagal total,” katanya. ”Selama 30 tahun terakhir, saya punya banyak hak istimewa. Saya menjadi perintis biasa, pernah melayani di Betel, dilantik sebagai hamba pelayanan, dan kemudian menjadi penatua. Baru-baru ini, saya juga menyampaikan khotbah pertama saya di kebaktian distrik. Tiba-tiba, semuanya hilang. Selain merasa sangat malu, saya merasa bahwa saya tidak dibutuhkan lagi dalam organisasi.” 16 Dennis harus berubah, berbalik dari perbuatan sa-
lah yang membuatnya harus dikoreksi. Namun, apa yang membantu dia mengatasi perasaan negatif? Ia menjelaskan, ”Saya bertekad untuk mempertahankan rutin rohani yang baik. Yang tidak kalah penting adalah dukungan dari saudara-saudari dan anjuran dari publikasi kita. Artikel ’Pernahkah Saudara Melayani? Dapatkah Saudara Melayani Lagi?’ dalam Menara Pengawal 15 Agustus 2009 bagaikan surat pribadi yang diberikan sebagai jawaban atas doa-doa saya. Nasihat yang paling berkesan bagi saya adalah, ’Selagi Saudara tidak 30
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
BAGIAN 2
memiliki tanggung jawab tambahan di sidang, berkonsentrasilah untuk memperkuat kerohanian.’ ” Apa manfaat disiplin itu bagi Dennis? Setelah beberapa tahun berlalu, ia mengatakan, ”Yehuwa telah memberkati saya lagi dengan hak istimewa untuk melayani sebagai hamba pelayanan.” 17 Bentuk disiplin lain dari Yehuwa adalah pemecatan. Hal ini melindungi sidang dari pengaruh buruk dan dapat membantu orang yang berbuat dosa untuk pulih. (1 Kor. 5:6, 7, 11) Robert dipecat selama hampir 16 tahun. Selama waktu itu, orang tua dan kakak-adiknya dengan teguh dan loyal menaati petunjuk Firman Allah untuk tidak bergaul dengan pelaku kesalahan, bahkan tidak menyapanya. Sekarang, beberapa tahun telah berlalu sejak Robert dipulihkan kembali, dan ia terus maju secara rohani. Ketika ditanya apa yang mendorong dia untuk kembali kepada Yehuwa dan umat-Nya setelah sekian lama, ia menjawab bahwa pendirian keluarganya itulah yang berpengaruh besar atas dirinya. ”Andaikata 17. Bagaimana pemecatan bisa membantu orang yang berbuat
dosa untuk pulih? B erikan contoh. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
31
keluarga saya mau bergaul dengan saya sedikit saja, mungkin dengan menanyakan kabar, perhatian yang cuma sedikit itu sudah cukup buat saya. Hal itu akan membuat saya tidak lagi merindukan pergaulan, padahal kerinduan itulah yang bisa mendorong saya untuk kembali kepada Allah.” 18 Kita mungkin tidak sampai didisiplin seperti itu.
Tetapi, kita akan menjadi tanah liat seperti apa sewaktu dibentuk oleh Tukang Tembikar Agung? Bagaimana tanggapan kita sewaktu mendapat disiplin? Apakah kita akan meniru Daud atau meniru Saul? Tukang Tembikar Agung adalah Bapak kita. Jangan pernah lupa bahwa ”Yehuwa menegur orang yang ia kasihi, sama seperti bapak menegur putra yang padanya ia mendapatkan kesenangan”. Maka, ”jangan menolak disiplin dari Yehuwa; dan jangan muak terhadap tegurannya”. —Ams. 3:11, 12. 18. Kita hendaknya menjadi tanah liat seperti apa sewaktu diKunjungi www.jw.org/id atau pindai kode
5
32
M ENARA P ENGAWAL—15 J UNI 2013
wlp13 06/15-IN-2
bentuk oleh Tukang Tembikar Agung?