34567 15 MEI 2013
15-21 Juli
Perkuat Perkawinan Saudara Melalui Komunikasi yang Baik HALAMAN 3
NYANYIAN: 36, 87
22-28 Juli
Orang Tua, Anak-Anak —Berkomunikasilah dengan Kasih HALAMAN 13
NYANYIAN: 88, 3
29 Agustus–4 Juli
Lindungi Warisan Saudara dengan Membuat Pilihan yang Bijak HALAMAN 23
NYANYIAN: 14, 134
Edisi Cetakan Besar
BAGIAN 2
34567
May 15, 2013 Jil. 134, No. 10
Semimonthly
INDONESIAN
ARTIKEL PELAJARAN ˝
Perkuat Perkawinan Saudara Melalui Komunikasi yang Baik
˝
Orang Tua, Anak-Anak—Berkomunikasilah dengan Kasih
Komunikasi yang baik sangat penting agar perkawinan bahagia dan kehidupan keluarga menyenangkan. Artikel pertama akan menunjukkan sifat-sifat yang bisa membantu kita berkomunikasi dengan baik. Artikel kedua akan menunjukkan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi penghalang komunikasi antara orang tua dan anak mereka. ˝
Lindungi Warisan Saudara dengan Membuat Pilihan yang Bijak
Warisan rohani apa yang akan diterima oleh orang Kristen? Dari contoh buruk Esau, pelajaran apa yang bisa kita tarik tentang warisan kita? Apa yang akan membantu kita membuat pilihan yang bijak sehubungan dengan warisan kita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab di artikel ini. Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
Perkuat Perkawinan Saudara Melalui Komunikasi yang Baik ”Bagaikan apel emas dalam pahatan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat.”—AMS. 25:11.
APA JAWABAN SAUDARA? Bagaimana komunikasi dalam perkawinan bisa menjadi lebih baik jika kita menunjukkan pemahaman? Mengapa suami istri perlu saling memperlihatkan respek? Apa hasilnya jika kita memupuk kerendahan hati dalam perkawinan?
”SAYA lebih senang menghabiskan waktu bersama istri ketimbang dengan orang lain,” kata seorang saudara di Kanada. Ia menambahkan, ”Bersama dia, saat-saat bahagia jadi lebih menyenangkan dan saat-saat susah jadi lebih ringan.” Seorang suami di Australia menulis, ”Selama 11 tahun menikah, tidak pernah satu hari pun saya tidak berbicara dengan istri. Saya dan dia tidak pernah ragu atau khawatir akan kekuatan perkawinan kami. Ini bisa terwujud karena kami sering berbicara dari hati ke hati.” Seorang saudari di Kosta Rika menyatakan, ”Komunikasi yang baik membuat perkawinan kami lebih bahagia. Itu juga membuat kami semakin dekat dengan Yehuwa, melindungi kami dari godaan, mempersatukan kami, dan membuat kasih kami semakin besar.” 1. Bagaimana komunikasi yang baik bisa memperkuat perkawinan? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
3
2
Apakah Saudara menikmati percakapan yang menyenangkan dengan teman hidup Saudara, atau apakah kalian sulit berbicara dari hati ke hati? Memang, hal itu mungkin tidak mudah karena perkawinan menyatukan dua orang yang tidak sempurna dengan kepribadian yang berbeda, termasuk sifat-sifat yang terbentuk oleh budaya dan cara dibesarkan. (Rm. 3:23) Selain itu, cara suami istri menyatakan diri mungkin berbeda. Itulah sebabnya dua peneliti perkawinan, John M. Gottman dan Nan Silver, mengatakan bahwa perkawinan adalah ikatan yang menuntut ”keberanian, tekad, dan ketangguhan”. 3
Ya, perkawinan yang berhasil adalah buah dari kerja keras. Namun, hasilnya adalah kebahagiaan yang tak terkira. Suami istri yang saling mengasihi dapat benar-benar menikmati kebersamaan mereka. (Pkh. 9:9) Perhatikan perkawinan bahagia Ishak dan Ribka. (Kej. 24:67) Sekalipun mereka telah lama menikah, kasih sayang mereka terhadap satu sama lain tidak berkurang sedikit pun. Dewasa ini, hal serupa juga dinikmati oleh banyak pasangan. Apa rahasianya? Mereka belajar menyatakan pikiran dan perasaan mereka dengan terus terang namun lembut. Mereka memupuk dan menunjukkan pemahaman, kasih, respek yang dalam, dan kerendahan hati. Seperti yang akan kita bahas, kalau sifat-sifat penting ini nyata dalam perkawinan, komunikasi akan selalu lancar. 2. Apa saja yang bisa menghalangi komunikasi yang baik? 3. Apa yang membantu banyak pasangan memperkuat perkawinan mereka? 4
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
TUNJUKKAN PEMAHAMAN 4 ”Ia yang memperlihatkan pemahaman dalam suatu perkara
akan mendapatkan yang baik,” kata Amsal 16:20. Betapa benarnya hal itu dalam kehidupan perkawinan dan keluarga. (Baca Amsal 24:3.) Sumber terbaik untuk mendapatkan pemahaman dan hikmat adalah Firman Allah. Menurut Kejadian 2:18, Allah menciptakan wanita sebagai pelengkap bagi pria, bukan duplikatnya. Maka, cara wanita berkomunikasi berbeda dari pria. Memang, setiap orang berbeda-beda, tetapi umumnya wanita suka berbicara tentang perasaannya, tentang orang lain, dan hubungan antarmanusia. Mereka menyukai percakapan yang akrab dari hati ke hati. Percakapan seperti itu membuat mereka merasa dikasihi. Di sisi lain, pria tidak terlalu suka berbicara tentang perasaannya. Mereka lebih sering membicarakan kegiatan, problem, dan solusi. Dan, pria ingin direspek. 5 ”Suami saya maunya cepat-cepat menyelesaikan problem ketim-
bang mendengarkan saya,” komentar seorang saudari di Inggris. Ia menjelaskan bahwa hal itu membuatnya kesal karena ia sebenarnya ingin didengarkan dan dipahami. Seorang suami menulis, ”Sewaktu kami baru menikah, saya cenderung langsung mencarikan solusi untuk semua problem istri saya. Tetapi, saya kemudian sadar bahwa yang ia inginkan adalah didengarkan.” (Ams. 18:13; Yak. 1:19) Suami yang berpemahaman akan memerhatikan perasaan istrinya dan berupaya menyesuaikan cara ia menanggapi. Dan, ia juga perlu 4, 5. Bagaimana pemahaman membantu suami istri mengetahui apa yang teman hidup mereka inginkan? B erikan contoh. BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
5
meyakinkan istrinya bahwa ia peduli akan pendapat dan perasaan istrinya. (1 Ptr. 3:7) Sebaliknya, istri perlu berupaya memahami sudut pandang suaminya. Jika suami maupun istri memahami, menghargai, dan menjalankan peran mereka masing-masing sesuai dengan nasihat Alkitab, perkawinan mereka pun menjadi indah. Selain itu, mereka akan sanggup bekerja sama dalam membuat dan menjalankan keputusan yang bijak dan seimbang. 6 Suami istri yang memiliki pemahaman juga mengetahui bahwa
ada ”waktu untuk berdiam diri dan waktu untuk berbicara”. (Pkh. 3:1, 7) ”Sekarang saya tahu bahwa kadang-kadang waktunya tidak tepat untuk membicarakan suatu masalah,” kata seorang saudari yang telah menikah selama sepuluh tahun. ”Kalau suami saya sedang kewalahan dengan pekerjaan atau tugas-tugasnya, saya menunggu sampai waktunya cocok untuk membicarakan masalah tertentu. Hasilnya, pembicaraan kami lebih lancar.” Istri yang berdaya pengamatan juga akan berbicara dengan lembut, karena ia tahu bahwa kata-kata yang dipilih dengan baik dan ”diucapkan pada waktu yang tepat” akan lebih menggugah dan mudah diterima. —Baca Amsal 25:11. 7 Seorang suami Kristen hendaknya tidak hanya mendengarkan
tetapi juga menyatakan perasaannya dengan terus terang. Seorang penatua yang telah menikah selama 27 tahun mengatakan, ”Saya harus belajar caranya menyatakan perasaan saya yang terdalam kepada istri saya.” Seorang saudara yang telah menikah selama 24 ta6, 7. (a) Bagaimana prinsip di Pengkhotbah 3:7 bisa membantu suami istri menunjukkan pemahaman? (b) Bagaimana istri bisa menunjukkan daya pengamatan? Upaya apa yang hendaknya dikerahkan suami? 6
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
hun mengatakan, ”Saya bisa saja memendam problem dan berpikir, ’Kalau saya tidak membicarakannya, itu juga akan hilang sendiri.’ Tetapi, saya akhirnya sadar bahwa menyatakan perasaan itu bukan suatu kelemahan. Sewaktu saya sulit mengungkapkannya, saya berdoa agar tahu apa yang harus saya katakan dan bagaimana mengatakannya. Lalu, saya tarik napas dalam-dalam dan mulai berbicara.” Faktor yang juga penting adalah memilih waktu yang tepat, misalnya sewaktu mereka sedang berdua saja sehabis membahas ayat harian atau membaca Alkitab bersama. 8 Baik suami maupun istri perlu berdoa dan bertekad untuk me-
ningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tentu saja, mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Namun, mereka akan termotivasi untuk melakukannya jika mereka mengasihi Yehuwa, meminta roh-Nya, dan memandang perkawinan mereka sebagai ikatan yang suci. Seorang saudari yang telah menikah selama 26 tahun menulis, ”Saya dan suami menganggap serius cara Yehuwa memandang perkawinan, jadi tidak pernah terpikir oleh kami untuk berpisah. Kami pun berupaya lebih keras untuk menyelesaikan problem dengan membahasnya bersama-sama.” Kesetiaan dan pengabdian yang saleh seperti itu membuat Allah senang dan akan menghasilkan berkat-Nya yang limpah.—Mz. 127:1. TUMBUHKAN KASIH 9 Kasih, ”ikatan pemersatu yang sempurna”, merupakan sifat 8. Hal lain apa yang memotivasi pasangan Kristen untuk menyukseskan perkawinan mereka? 9, 10. Dengan cara apa saja suami istri bisa memperkuat ikatan kasih mereka? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
7
yang paling penting dalam perkawinan. (Kol. 3:14) Kasih sejati bertumbuh seraya suami istri melewati saat susah dan senang dalam perkawinan. Suami istri akan menjadi sahabat yang semakin akrab dan menikmati kebersamaan mereka. Perkawinan seperti itu diperkuat, bukan oleh beberapa tindakan besar seperti dalam filmfilm, melainkan oleh tak terhitung banyaknya tindakan kecil. Itu bisa berupa pelukan, komentar positif, kebaikan hati, senyuman, dan ungkapan tulus untuk menanyakan ”bagaimana kamu hari ini?” Hal-hal kecil ini bisa berpengaruh besar dalam perkawinan. Sepasang suami istri, yang telah menikmati perkawinan yang bahagia selama 19 tahun, mengatakan bahwa mereka saling menelepon dan mengirim SMS ”sekadar untuk menanyakan kabar”. 10 Kasih juga mendorong suami istri untuk terus belajar tentang
satu sama lain. (Flp. 2:4) Semakin banyak yang mereka ketahui tentang satu sama lain, semakin besar kasih mereka terhadap satu sama lain meskipun mereka tidak sempurna. Perkawinan yang berhasil akan bertumbuh menjadi semakin bahagia dan kuat seiring dengan berlalunya waktu. Jika Saudara sudah menikah, pikirkanlah, ’Seberapa baik saya mengenal teman hidup saya? Apakah saya memahami perasaan dan pikirannya? Seberapa sering saya memikirkan dia, mungkin memikirkan sifat-sifatnya yang dulu membuat saya jatuh cinta kepadanya?’ PUPUKLAH RESPEK 11 Perkawinan yang paling bahagia sekalipun bukanlah 11. Mengapa respek sangat penting agar perkawinan berhasil? B erikan contoh dari Alkitab. 8
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
perkawinan yang sempurna. Dan, meski suami istri saling mengasihi, mereka tidak selalu sependapat. Abraham dan Sara juga kadang berbeda pendapat. (Kej. 21:9-11) Akan tetapi, perbedaan itu tidak merenggangkan hubungan mereka. Mengapa? Mereka memperlakukan satu sama lain dengan cara yang bermartabat dan penuh respek. Misalnya, Abraham menggunakan kata ”tolong” sewaktu berbicara kepada Sara. (Kej. 12:11, 13) Sara pun menaati Abraham dan menganggap dia sebagai ’tuannya’. (Kej. 18:12) Jika suami istri tidak saling merespek, hal ini akan nyata dari cara mereka berbicara dan nada suara mereka. (Ams. 12:18) Jika mereka tidak mengoreksi problem yang mendasar ini, perkawinan mereka akan terancam bahaya.—Baca Yakobus 3:7-10, 17, 18. 12 Pasangan yang baru menikah khususnya perlu berupaya keras
untuk berbicara dengan lembut dan penuh respek kepada satu sama lain. Dengan demikian, mereka akan menciptakan suasana yang cocok untuk komunikasi yang terbuka dan terus terang. ”Meskipun tahun pertama perkawinan sangat membahagiakan, itu juga bisa membuat frustrasi,” kenang seorang suami. ”Ketika kita berupaya memahami perasaan, kebiasaan, dan kebutuhan istri—demikian pula sebaliknya—prosesnya tidak selalu mulus! Namun, ada hal-hal yang bisa membantu, yaitu sikap masuk akal, selera humor, dan sifat-sifat yang bermanfaat seperti kerendahan hati, kesabaran, dan kepercayaan kepada Yehuwa.” Betapa benarnya katakata itu! 12. Mengapa pasangan yang baru menikah khususnya perlu mengupayakan komunikasi yang penuh respek? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
9
PERLIHATKAN KERENDAHAN HATI YANG TULUS 13 Komunikasi yang baik dalam perkawinan bisa disamakan de-
ngan anak sungai yang mengalir perlahan melintasi sebuah kebun. Sikap ”rendah hati” sangat penting agar aliran itu tidak terhenti. (1 Ptr. 3:8) Seorang saudara yang telah menikah selama 11 tahun mengatakan, ”Kerendahan hati adalah cara tercepat untuk mengatasi perselisihan, karena kita akan mau mengatakan, ’Maaf, ya.’ ” Seorang penatua yang telah menikmati perkawinan yang bahagia selama 20 tahun berkomentar, ”Kadang-kadang mengatakan ’Maaf, ya’ lebih penting daripada ’Aku sayang kamu’.” Ia menambahkan, ”Cara termudah untuk bisa rendah hati adalah dengan berdoa. Sewaktu saya dan istri berbicara kepada Yehuwa bersamasama, kami teringat akan ketidaksempurnaan kami dan kebaikan hati Allah. Pengingat itu membantu kami memiliki sudut pandang yang benar.” 14 Sebaliknya, sikap tinggi hati sama sekali tidak menyelesaikan
problem. Sikap itu menghambat komunikasi karena akan membuat orang tidak mau dan tidak berani meminta maaf. Ketimbang dengan rendah hati mengatakan, ”Maafkan saya,” orang yang tinggi hati akan berdalih. Sebaliknya dari mengakui kelemahannya dengan terus terang, ia akan mencari-cari kesalahan orang lain. Sewaktu disakiti, ia tidak akan mengupayakan perdamaian tetapi malah menjadi tersinggung, dan mungkin membalas dengan kata-kata yang kasar atau melakukan aksi tutup mulut. (Pkh. 7:9) Ya, sikap 13. Mengapa kerendahan hati sangat penting agar perkawinan bahagia? 14. Apa dampak sikap tinggi hati atas perkawinan? 10
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
tinggi hati bisa berakibat fatal atas perkawinan. Kita perlu mengingat bahwa ”Allah menentang orang yang angkuh, tetapi kepada orang yang rendah hati ia memberikan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh”.—Yak. 4:6. 15 Tentu saja, tidaklah masuk akal untuk berpikir bahwa prob-
lem akibat sikap tinggi hati tidak akan pernah muncul. Namun, kalau itu muncul, kita perlu segera menyelesaikannya. Paulus mengatakan kepada rekan-rekan Kristennya, ”Jangan sampai matahari terbenam sewaktu kamu masih dalam keadaan terpancing untuk marah, juga jangan memberikan tempat bagi Iblis.” (Ef. 4:26, 27) Kalau kita tidak mengindahkan nasihat Firman Allah, kita akan sangat tertekan. ”Kadang, saya dan suami tidak menerapkan Efesus 4:26, 27,” keluh seorang saudari. ”Akibatnya, saya sama sekali tidak bisa tidur nyenyak!” Tidakkah lebih baik segera membahas masalahnya dengan tujuan untuk berdamai? Tentu saja, suami dan istri perlu memberikan waktu kepada teman hidupnya untuk menenangkan diri. Mereka juga perlu berdoa meminta bantuan Yehuwa agar memiliki cara berpikir yang benar. Hal itu mencakup kerendahan hati, yang akan membantu mereka berfokus pada masalahnya dan bukan pada diri sendiri sehingga situasinya tidak semakin buruk.—Baca Kolose 3:12, 13. 16 Kerendahan hati dan kesahajaan akan membantu suami atau
istri menghargai kelebihan teman hidupnya. Sebagai contoh: 15. Jelaskan bagaimana prinsip di Efesus 4:26, 27 bisa membantu suami istri mengatasi perselisihan mereka. 16. Bagaimana kerendahan hati bisa membantu pasangan suami istri menghargai kelebihan satu sama lain? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
11
Seorang istri mungkin memiliki bakat istimewa yang ia gunakan demi kepentingan keluarga. Jika suaminya rendah hati dan bersahaja, ia tidak akan merasa tersaingi tetapi akan menganjurkan dia untuk memanfaatkan bakatnya itu. Dengan demikian, sang suami menunjukkan bahwa ia menghargai dan menyayangi istrinya. (Ams. 31:10, 28; Ef. 5:28, 29) Di sisi lain, istri yang rendah hati dan bersahaja tidak akan menyombongkan kesanggupannya atau meremehkan suaminya. Lagi pula, mereka berdua adalah ”satu daging”. Kalau yang satu disakiti, yang lain juga merasakannya.—Mat. 19:4, 5. 17 Kalian tentu ingin perkawinan kalian seperti perkawinan
Abraham dan Sara atau Ishak dan Ribka. Perkawinan mereka benar-benar bahagia, langgeng, dan membuat Yehuwa dimuliakan. Jika itu yang kalian inginkan, pandanglah perkawinan seperti Yehuwa memandangnya. Dapatkan pemahaman dan hikmat dari Firman-Nya. Pupuklah kasih sejati, yang bagaikan ”nyala api Yah”, dengan menghargai teman hidup kalian. (Kid. 8:6) Kerahkanlah upaya untuk memupuk kerendahan hati. Perlakukan teman hidup Saudara dengan penuh respek. Jika ini semua dilakukan, perkawinan kalian akan membuat kalian dan Bapak surgawi kalian bahagia. (Ams. 27:11) Ya, kalian akan turut merasakan apa yang diungkapkan oleh seorang saudara yang telah menikah selama 27 tahun. Ia menulis, ”Entah bagaimana jadinya hidup saya tanpa istri saya. Perkawinan kami semakin hari semakin kuat. Ini adalah hasil dari kasih kami kepada Yehuwa dan komunikasi yang rutin.” 17. Dewasa ini, apa yang dapat menghasilkan perkawinan yang bahagia dan yang memuliakan Yehuwa? 12
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
Orang Tua, Anak-Anak —Berkomunikasilah dengan Kasih ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.”—YAK. 1:19.
APA JAWABAN SAUDARA? Mengapa menyediakan waktu untuk komunikasi itu penting? Bagaimana orang tua bisa menerapkan Yakobus 1:19? Bagaimana anak-anak bisa menerapkan Yakobus 1:19?
”ANDAIKATA kamu tahu bahwa orang tuamu besok akan meninggal, apa yang terutama ingin kamu katakan kepada mereka hari ini?” Pertanyaan itu diajukan kepada ratusan anak di Amerika Serikat. Sekitar 95 persen mengatakan bahwa mereka tidak akan membahas problem atau perselisihan dengan orang tua mereka. Sebaliknya, anak-anak itu mengatakan bahwa mereka akan bilang, ”Maaf, ya” dan ”Aku sayang sama kalian”.—For Parents Only, karya Shaunti Feldhahn dan Lisa Rice. 2 Pada umumnya, anak-anak menyayangi orang tua mereka, dan
orang tua pun menyayangi anak mereka. Terlebih lagi dalam keluarga Kristen. Namun, meskipun orang tua dan anak-anak ingin akrab dengan satu sama lain, kadang komunikasi di antara mereka 1, 2. Pada umumnya, bagaimana perasaan orang tua dan anak-anak terhadap satu sama lain, tetapi problem apa yang kadang mereka hadapi? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
13
tidak lancar. Sekalipun mereka bisa jadi saling terbuka dan terus terang, ada topik-topik yang tidak mau mereka bicarakan. Mengapa? Apa yang bisa membuat komunikasi yang baik itu sulit? Bagaimana cara mengatasinya? ’MEMBELI SEMUA’ WAKTU AGAR BISA BERKOMUNIKASI 3 Banyak keluarga merasa tidak punya cukup waktu untuk ber-
bicara dari hati ke hati. Tetapi, pada zaman dahulu tidak demikian halnya. Musa mengatakan kepada para ayah di Israel, ”Engkau harus menanamkan [perkataan Allah] dalam diri putramu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ul. 6:6, 7) Ketika itu, anak-anak menghabiskan waktu sepanjang hari bersama ibu mereka di rumah atau bersama ayah mereka di ladang atau di tempat kerja. Orang tua dan anak-anak punya banyak waktu untuk mengobrol. Dengan demikian, para orang tua bisa memahami kebutuhan, keinginan, dan kepribadian anak mereka. Dan, anak-anak pun bisa benar-benar mengenal orang tua mereka. 4 Betapa berbedanya dengan zaman sekarang! Di beberapa ne-
geri, anak-anak sudah mulai disekolahkan sejak mereka masih sangat kecil, bahkan kadang sejak mereka berumur dua tahun. 3. (a) Mengapa banyak keluarga merasa sulit untuk berbicara dari hati ke hati? (b) Mengapa komunikasi antara orang tua dan anak-anak di Israel bisa lebih mudah? 4. Mengapa banyak keluarga dewasa ini sulit berkomunikasi? 14
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
Banyak ayah dan ibu bekerja di tempat yang jauh dari rumah. Saat orang tua dan anak punya sedikit waktu bersama, perhatian mereka tersita oleh komputer, televisi, dan perangkat elektronik lainnya. Dalam banyak keluarga lainnya, orang tua dan anak-anak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sehingga mereka merasa asing terhadap satu sama lain. Dapat dikatakan hampir tidak pernah ada pembicaraan dari hati ke hati. 5 Dapatkah Saudara ’membeli semua’ waktu dari kegiatan-ke-
giatan lain agar bisa memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga Saudara? (Baca Efesus 5:15, 16.) Beberapa keluarga sepakat untuk membatasi waktu mereka di depan televisi atau komputer. Yang lainnya mengupayakan untuk makan bersama sedikitnya satu kali sehari. Dan, bukankah ibadat keluarga merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mendekatkan orang tua dengan anakanak dan untuk membahas hal-hal rohani dalam suasana yang menyenangkan? Menyisihkan waktu satu jam atau lebih setiap minggu bisa menjadi awal yang bagus. Namun, percakapan yang terbuka menuntut lebih daripada itu. Maka, keluarga harus sering mengobrol. Sebelum anak-anak berangkat ke sekolah, katakanlah sesuatu yang membina, bahaslah ayat harian bersamanya, atau ajak dia berdoa bersama. Hal-hal tersebut akan berpengaruh besar atas kegiatannya sepanjang hari itu. 6 Ada beberapa orang tua yang menyesuaikan gaya hidup mere-
ka agar bisa memiliki lebih banyak waktu bersama anak mereka. 5, 6. Bagaimana beberapa orang tua ’membeli semua’ waktu agar memiliki waktu bersama anak mereka? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
15
Misalnya, Laura,1 seorang ibu dengan dua anak yang masih kecil, mengundurkan diri dari pekerjaan purnawaktunya untuk alasan itu. Ia mengatakan, ”Pagi-pagi kami biasanya sudah cepat-cepat berangkat ke kantor atau ke sekolah. Sewaktu saya pulang, anakanak biasanya sudah disuruh tidur oleh pengasuhnya. Memang, dengan berhenti dari pekerjaan, mau tidak mau penghasilan kami berkurang, tetapi saya jadi lebih memahami pikiran dan problem anak saya. Saya bisa mendengarkan apa yang mereka doakan dan bisa membimbing mereka, menguatkan mereka, dan mengajar mereka.” ”CEPAT MENDENGAR” 7 Setelah mewawancarai banyak anak muda, para penulis buku
For Parents Only mendapati adanya penghalang lain bagi komunikasi. Mereka mengatakan, ”Yang paling sering dikeluhkan oleh anak-anak tentang orang tua mereka adalah, ’Papa Mama tidak mendengarkan aku.’ ” Akan tetapi, keluhan yang sama juga sering disuarakan oleh orang tua. Maka, agar jalur komunikasi tetap terbuka, masing-masing anggota keluarga harus saling mendengarkan —dengan sungguh-sungguh.—Baca Yakobus 1:19. 8 Orang tua, apakah kalian benar-benar mendengarkan anak ka-
lian? Hal itu bisa jadi sulit sewaktu kalian sedang lelah atau merasa topiknya sepele. Akan tetapi, hal yang kalian rasa sepele bisa 1 Nama telah diubah. 7. Apa yang sering dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun orang tua? 8. Bagaimana orang tua dapat benar-benar mendengarkan anak mereka? 16
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
jadi dianggap sangat penting oleh anak kalian. ”Cepat mendengar” berarti tidak hanya memerhatikan apa yang anak kalian katakan, tetapi juga cara dia mengatakannya. Nada suara dan gerak geriknya bisa memperlihatkan bagaimana perasaan dia. Kalian juga perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. ”Isi hati orang ibarat air sumur yang dalam,” kata Alkitab, ”tapi bisa ditimba oleh orang yang punya pengertian.” (Ams. 20:5, Bahasa Indonesia Masa Kini) Ya, agar dapat menimba isi hati sang anak, Saudara perlu memiliki pemahaman dan pengertian, khususnya jika itu berkaitan dengan masalah-masalah yang sensitif. 9 Anak-anak, apakah kalian menaati orang tua kalian? ”Putra-
ku, dengarkanlah disiplin bapakmu,” kata Alkitab, ”dan jangan meninggalkan hukum ibumu.” (Ams. 1:8) Ingatlah, orang tuamu menyayangi kamu dan selalu menginginkan yang terbaik untukmu, maka kamu sebaiknya mendengarkan dan menaati mereka. (Ef. 6:1) Jika ada komunikasi yang baik antara kamu dengan orang tua dan jika kamu tahu bahwa kamu disayangi, kamu akan lebih mudah untuk taat. Ungkapkanlah perasaanmu tentang berbagai hal kepada orang tua. Dengan begitu, mereka akan lebih memahamimu. Dan tentu saja, kamu juga harus berupaya memahami mereka. 10 Dalam hal mendengarkan nasihat dari teman sebaya, kamu
juga perlu berhati-hati. Mereka bisa jadi memberikan nasihat yang kamu rasa cocok buatmu, tetapi belum tentu berguna. Malah, 9. Mengapa anak-anak perlu mendengarkan orang tua mereka? 10. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Alkitab tentang Rehoboam? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
17
nasihat mereka bisa mencelakakanmu. Karena tidak memiliki hikmat dan pengalaman seperti yang dimiliki orang yang lebih tua, kebanyakan anak muda cenderung tidak berpikir panjang dan tidak bisa melihat akibat dari perbuatan mereka kelak. Ingatlah kisah Rehoboam, putra Raja Salomo. Ketika dia diangkat menjadi raja atas Israel, dia seharusnya mengikuti nasihat dari orang-orang yang lebih tua. Tetapi, dia malah mengikuti nasihat bodoh dari anak-anak muda sebayanya. Akibatnya, sebagian besar rakyatnya tidak mendukung dia lagi. (1 Raj. 12:1-17) Maka, jangan tiru tindakan bodoh Rehoboam. Sebaliknya, berupayalah agar komunikasimu dengan orang tua tetap terbuka. Ceritakan pendapatmu kepada mereka. Ikuti nasihat mereka, dan belajarlah dari hikmat mereka.—Ams. 13:20. 11 Orang tua, jika kalian tidak ingin anak-anak meminta nasi-
hat dari teman sebayanya, kalian harus mudah didekati dan mudah diajak bicara. Seorang remaja putri menulis, ”Baru aku sebut nama seorang cowok, Papa Mama sudah tegang. Aku jadi ikutikutan tegang dan akhirnya malas meneruskan obrolan dengan mereka.” Seorang saudari muda lain menulis, ”Banyak anak remaja menginginkan nasihat dari orang tua mereka, tetapi jika orang tua tidak menanggapi mereka dengan serius, anak-anak akan mencari orang lain yang mau menanggapi mereka, meskipun orang itu tidak berpengalaman.” Jika kalian dengan penuh perhatian mau mendengarkan anak kalian tentang topik apa pun, mereka 11. Apa akibatnya jika orang tua tidak mudah didekati? 18
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
kemungkinan besar akan lebih terbuka dan mau mengikuti bimbingan kalian. ”LAMBAT BERBICARA” 12 Penghalang komunikasi juga bisa timbul jika orang tua be-
reaksi secara emosional dan negatif terhadap apa yang anak mereka katakan. Memang, orang tua Kristen ingin melindungi anak mereka, karena pada ”hari-hari terakhir” ini ada banyak bahaya, baik bahaya rohani maupun yang lain. (2 Tim. 3:1-5) Namun, anak-anak bisa jadi menganggap tindakan orang tua untuk melindungi mereka itu terlalu berlebihan. 13 Orang tua sebaiknya tidak cepat-cepat mengungkapkan pen-
dapat mereka. Memang tidak selalu mudah untuk tetap diam jika anak kalian mengatakan sesuatu yang membuat kalian khawatir. Akan tetapi, sangatlah penting untuk mendengarkan baik-baik sebelum menjawab. Raja Salomo yang bijak menulis, ”Apabila seseorang menjawab suatu perkara sebelum mendengar, itu adalah kebodohan di pihaknya dan kehinaan.” (Ams. 18:13) Jika kalian tetap tenang, anak kalian akan bercerita lebih banyak dan kalian akan mengetahui lebih banyak. Agar bisa membantunya, kalian harus mengetahui terlebih dahulu situasinya secara lengkap. Di balik ’omongannya yang tidak terkendali’, bisa jadi hatinya sedang galau. (Ayb. 6:1-3) Sebagai orang tua yang pengasih, gunakanlah 12. Bagaimana reaksi orang tua bisa jadi menghalangi komunikasi dengan anak mereka? 13. Mengapa orang tua hendaknya tidak cepat-cepat mengungkapkan pendapat mereka? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
19
telinga kalian untuk mengerti dan gunakanlah lidah kalian untuk menyembuhkan. 14 Anak-anak, kalian juga harus lambat berbicara, jangan cepat-
cepat membantah apa yang dikatakan orang tua, sebab Allah memberi mereka tanggung jawab untuk melatih kalian. (Ams. 22:6) Mereka mungkin sudah pernah mengalami apa yang sekarang kamu alami. Lagi pula, mereka menyesali kesalahan yang mereka buat dulu, dan sekarang mereka ingin membantumu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Maka, anggaplah orang tuamu sebagai kawan, bukan lawan; yang ingin membantumu, bukan menyakitimu. (Baca Amsal 1:5.) ”Hormatilah bapakmu dan ibumu”, dan tunjukkanlah bahwa kamu menyayangi mereka sama seperti mereka menyayangi kamu. Hal itu akan memudahkan mereka untuk ’membesarkanmu dengan disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa’.—Ef. 6:2, 4. ”LAMBAT MURKA” 15 Kadang kita kehilangan kesabaran terhadap orang yang kita
sayangi. ”Kepada orang-orang kudus dan saudara-saudara yang setia dalam persatuan dengan Kristus di Kolose”, rasul Paulus menulis, ”Hai, suami-suami, teruslah kasihi istrimu dan janganlah marah dengan sengit kepada mereka. Hai, bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak patah semangat.” (Kol. 1:1, 2; 3:19, 21) Paulus menasihati saudara-saudara di 14. Mengapa anak-anak hendaknya lambat berbicara? 15. Apa yang dapat membantu kita agar tidak kehilangan kesabaran dan marah terhadap orang yang kita sayangi? 20
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
Efesus, ”Biarlah semua kebencian dan kemarahan dan murka dan teriakan serta cacian disingkirkan darimu.” (Ef. 4:31) Jika kita memupuk kepanjangsabaran, kelemahlembutan, dan pengendalian diri, yang adalah aspek-aspek buah roh, kita akan tetap tenang meskipun sedang mengalami tekanan.—Gal. 5:22, 23 16 Perhatikan teladan Yesus. Bayangkan betapa tertekannya Ye-
sus pada perjamuan malam terakhirnya bersama para rasul. Yesus tahu bahwa beberapa jam lagi dia akan mati dengan cara yang sangat menyakitkan. Kesetiaannya sangat penting untuk menyucikan nama Bapaknya dan menyelamatkan umat manusia. Namun, pada perjamuan itu, timbul ”perbantahan yang sengit di antara [para rasul] mengenai siapa dari antara mereka yang dianggap terbesar”. Yesus tidak membentak mereka atau menunjukkan kekesalan terhadap mereka. Sebaliknya, ia dengan tenang mengajak mereka bernalar. Yesus mengingatkan mereka bahwa mereka telah ’berpaut bersamanya’ selama masa-masa sukar. Meskipun Setan ingin mengayak mereka seperti gandum, Yesus menunjukkan bahwa ia yakin akan kesetiaan mereka. Dia bahkan mengadakan perjanjian dengan mereka.—Luk. 22:24-32. 17 Anak-anak juga perlu tetap tenang. Khususnya saat beranjak
remaja, mereka mungkin merasa bahwa orang tua memberikan arahan karena tidak percaya kepada mereka. Meskipun hal itu kadang tampaknya benar, anggaplah perhatian orang tua sebagai 16. Bagaimana Yesus mengoreksi murid-muridnya? Mengapa hal itu sangat luar biasa? 17. Apa yang bisa membantu anak-anak agar tetap tenang? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
21
bukti bahwa mereka mengasihi kamu. Jika kamu dengan tenang mendengarkan mereka dan mau bekerja sama, mereka akan merespekmu dan menganggap kamu sebagai orang yang bertanggung jawab. Jika kamu menunjukkan sikap seperti itu, mereka akan memberimu lebih banyak kebebasan dalam bidang-bidang lain. Pengendalian diri adalah tindakan yang bijaksana. ”Orang bebal mengeluarkan segala rohnya,” kata sebuah amsal, ”tetapi ia yang berhikmat menjaganya tetap tenang sampai ke akhir.”—Ams. 29:11. 18 Maka, para orang tua dan anak-anak yang terkasih, jangan-
lah berkecil hati jika komunikasi dalam keluarga kalian belum sebaik yang kalian harapkan. Teruslah upayakan hal itu, dan teruslah berjalan dalam kebenaran. (3 Yoh. 4) Di dunia baru nanti, orang-orang akan sempurna dan bisa berkomunikasi dengan sempurna. Tidak akan ada kesalahpahaman dan pertengkaran. Namun, sekarang ini, kita semua masih melakukan hal-hal yang mungkin belakangan kita sesali. Maka, jangan enggan untuk meminta maaf. Dan, ampunilah dengan lapang hati. Teruslah ”secara harmonis dipersatukan dalam kasih”. (Kol. 2:2) Kasih itu penuh kuasa. ’Kasih itu panjang sabar dan baik hati. Kasih tidak terpancing menjadi marah. Kasih tidak mencatat kerugian. Kasih menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu.’ (1 Kor. 13:4-7) Teruslah pupuk kasih, maka komunikasi akan semakin baik, dan kalian sekeluarga akan bahagia dan Yehuwa dimuliakan. 18. Bagaimana kasih menghasilkan komunikasi yang baik? 22
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
Lindungi Warisan Saudara dengan Membuat Pilihan yang Bijak ”Muaklah terhadap apa yang fasik, berpautlah pada apa yang baik.”—RM. 12:9.
APA JAWABAN SAUDARA? Apa warisan rohani kita? Peringatan apa yang kita dapatkan dari tindakan Esau? Bagaimana kita bisa melindungi warisan kita?
JUTAAN orang telah membuat pilihan yang bijak untuk melayani Allah Yehuwa dan mengikuti langkah-langkah Yesus Kristus dengan saksama. (Mat. 16:24; 1 Ptr. 2:21) Kita tidak menganggap enteng pembaktian kita kepada Allah itu. Kita membuat pilihan itu bukan berdasarkan pengetahuan ala kadarnya tentang beberapa ayat. Pilihan itu kita buat setelah mempelajari Firman Allah dengan saksama. Melalui pelajaran itu, kita bisa mengetahui banyak perincian yang menguatkan iman tentang warisan yang Yehuwa sediakan bagi orang-orang yang ’terus memperoleh pengetahuan mengenai diri-Nya dan mengenai pribadi yang Dia utus, Yesus Kristus’.—Yoh. 17:3; Rm. 12:2. 1, 2. (a) Bagaimana sampai Saudara memutuskan untuk melayani Allah? (b) Pertanyaan apa saja yang bisa kita ajukan tentang warisan rohani kita? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
23
2 Untuk menjaga hubungan baik kita dengan Yehuwa, kita ha-
rus membuat pilihan yang menyenangkan Bapak surgawi kita. Artikel ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan penting, seperti: Apa warisan kita? Bagaimana seharusnya kita memandang hal itu? Bagaimana kita bisa memastikan agar kita memperolehnya? Apa yang akan membantu kita membuat pilihan yang bijak? APA WARISAN KITA? 3 Sejumlah kecil orang Kristen menantikan ”warisan yang tidak
fana dan tidak tercemar dan yang tidak akan pudar”, yaitu hak istimewa yang tak ternilai untuk memerintah bersama Kristus di surga. (1 Ptr. 1:3, 4) Untuk menerima warisan itu, mereka harus ”dilahirkan kembali”. (Yoh. 3:1-3) Apa warisan bagi jutaan ”domba-domba lain” Yesus, yang ikut memberitakan kabar baik Kerajaan Allah bersama para pengikutnya yang terurap? (Yoh. 10:16) Domba-domba lain akan menerima warisan yang seharusnya bisa diterima Adam dan Hawa, yaitu kehidupan abadi di firdaus di bumi, di mana tidak akan ada lagi penderitaan, kematian, atau perkabungan. (Pny. 21:1-4) Karena itu, Yesus bisa berjanji kepada seorang penjahat yang mati bersamanya, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.”—Luk. 23:43. 4 Sekarang pun kita sudah menikmati beberapa hal yang terca-
kup dalam warisan kita. Karena beriman akan ”tebusan yang 3. Warisan apa yang akan diperoleh (a) kaum terurap dan (b) ”domba-domba lain”? 4. B erkat apa saja yang sudah kita nikmati? 24
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
dibayar oleh Kristus Yesus”, kita memiliki kedamaian batin dan hubungan yang akrab dengan Allah. (Rm. 3:23-25) Kita memiliki pemahaman yang jelas tentang janji-janji yang terdapat dalam Firman Allah. Selain itu, kita menikmati sukacita yang luar biasa karena tergabung dalam persaudaraan internasional yang pengasih. Juga, alangkah besarnya hak istimewa menjadi seorang Saksi Yehuwa. Kita tentu sangat menghargai warisan kita! 5 Namun, agar warisan kita yang menakjubkan itu tidak lepas
dari genggaman, kita harus terus mewaspadai siasat Setan. Dia selalu mencoba memengaruhi umat Allah agar membuat pilihan yang bisa menyebabkan mereka kehilangan warisan. (Bil. 25: 1-3, 9) Karena mengetahui bahwa kehancurannya sudah dekat, Setan berupaya lebih keras lagi untuk menyesatkan kita. (Baca Penyingkapan 12:12, 17.) Agar bisa tetap ”berdiri teguh melawan siasat-siasat licik Iblis”, kita harus terus menghargai warisan kita setinggi-tingginya. (Ef. 6:11) Mengenai hal ini, contoh buruk dari Esau, putra Ishak, hendaknya menjadi peringatan yang tidak kita lupakan. JANGAN SEPERTI ESAU 6 Kira-kira 4.000 tahun yang lalu, Ishak dan Ribka dikaruniai
putra kembar, Esau dan Yakub. Setelah beranjak dewasa, terlihat jelas bahwa watak dan kesenangan mereka berbeda. ”Esau menjadi orang yang pandai berburu, orang yang suka tinggal di 5. Setan mencoba melakukan apa terhadap umat Allah? Bagaimana caranya kita bisa berdiri teguh melawan siasat-siasat liciknya? 6, 7. Siapakah Esau? Warisan apa yang akan ia peroleh? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
25
padang”, sedangkan ”Yakub adalah orang yang tidak bercela, yang suka tinggal di dalam kemah”. (Kej. 25:27) Kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”tidak bercela”, menurut seorang penerjemah Alkitab, Robert Alter, ”menyiratkan integritas atau bahkan kepolosan”. 7 Ketika Esau dan Yakub berumur 15 tahun, kakek mereka
Abraham meninggal. Namun, janji Yehuwa kepada Abraham tidak ikut mati bersamanya. Belakangan, Yehuwa menyebutkan lagi janji itu kepada Ishak, dengan menyatakan bahwa semua bangsa di bumi akan memperoleh berkat melalui benih Abraham. (Baca Kejadian 26:3-5.) Janji itu menyingkapkan bahwa Sang Mesias, yaitu ’benih’ yang setia di Kejadian 3:15, akan datang melalui keturunan Abraham. Karena Esau adalah putra sulung Ishak, dialah yang memiliki hak yang sah atas janji itu. Betapa luar biasa warisan yang akan diperoleh Esau! Apakah ia menghargainya? 8 Suatu hari, ketika Esau datang dari padang, ia melihat Yakub
”sedang memasak bubur”. ”Cepat,” kata Esau, ”beri aku sesuap dari yang merah-merah itu, sebab aku lelah!” Yakub menjawab, ”Juallah dahulu kepadaku hakmu sebagai anak sulung!” Apa yang Esau pilih? Tanpa disangka-sangka, ia menjawab, ”Apa gunanya hak kelahiran bagiku?” Ya, Esau lebih memilih semangkuk bubur daripada haknya sebagai anak sulung! Untuk mengesahkan transaksi hak kesulungan itu, Yakub mengatakan, ”Bersumpahlah 8, 9. (a) Pilihan apa yang Esau buat berkenaan dengan warisannya? (b) B ertahun-tahun kemudian, apa yang Esau sadari sehubungan dengan pilihannya, dan bagaimana reaksinya? 26
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
dahulu kepadaku!” Tanpa ragu-ragu, Esau melepaskan hak kelahirannya. Setelah itu, ”Yakub memberi Esau roti dan bubur miju, dan ia pun makan dan minum. Kemudian ia bangkit dan pergi. Demikianlah Esau memandang rendah hak kelahirannya”. —Kej. 25:29-34. 9 Bertahun-tahun kemudian, ketika Ishak merasa hidupnya ti-
dak akan lama lagi, Ribka mengatur siasat untuk memastikan agar Yakub benar-benar menerima hak kelahiran yang telah Esau jual kepadanya itu. Ketika Esau belakangan sadar betapa bodoh pilihan yang telah ia buat, ia memohon kepada Ishak, ”Berkatilah aku, aku ini juga, bapakku! . . . Tidakkah engkau menyisihkan berkat untukku?” Ketika Ishak menyatakan bahwa ia tidak mungkin mengubah berkat yang telah ia berikan kepada Yakub, ”Esau mulai menangis dengan suara keras”.—Kej. 27:30-38. 10 Dari kisah Alkitab, apa yang bisa kita simpulkan tentang wa-
tak Esau? Ia menunjukkan bahwa bagi dia, memuaskan keinginan dagingnya lebih penting daripada berkat yang akan ia peroleh melalui warisannya. Esau tidak menghargai hak kelahirannya dan ia tidak mengasihi Allah dengan sepenuh hati. Selain itu, Esau tidak peduli akan akibat dari tindakannya atas keturunannya. Sebaliknya, Yakub sangat menghargai warisannya. Sebagai contoh, ia bersedia menaati petunjuk orang tuanya dalam hal memilih istri. (Kej. 27:46–28:3) Pilihan Yakub itu menuntut kesabaran dan pengorbanan. Namun, karena pilihannya itu, ia diberkati dengan menjadi leluhur Sang Mesias. Bagaimana perasaan Allah terhadap 10. Bagaimana perasaan Yehuwa terhadap Esau dan Yakub, dan mengapa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
27
Esau dan Yakub? Melalui nabi Maleakhi, Yehuwa mengatakan, ”Aku mengasihi Yakub, dan Esau aku benci.”—Mal. 1:2, 3. 11 Apakah catatan Alkitab tentang Esau memuat pelajaran bagi
orang Kristen sekarang? Tentu saja. Rasul Paulus memperingatkan rekan-rekan seimannya supaya berhati-hati agar ”jangan ada orang yang melakukan percabulan atau yang tidak menghargai perkara-perkara suci, seperti Esau, yang melepaskan hak-haknya sebagai anak sulung untuk ditukar dengan satu porsi makanan”. (Ibr. 12:16) Peringatan itu masih berlaku bagi kita. Kita harus tetap menghargai perkara-perkara suci agar kita tidak dikalahkan oleh keinginan daging dan kehilangan warisan rohani. Tetapi, mengapa Paulus mengaitkan tindakan Esau dengan percabulan? Karena jika seseorang memiliki watak yang bersifat daging seperti yang dimiliki Esau, kemungkinan besar ia akan melepaskan perkara-perkara suci demi kesenangan yang tidak pantas, seperti percabulan. SIAPKAN HATI SAUDARA SEKARANG 12 Sebagai hamba Yehuwa, kita tentu tidak akan dengan senga-
ja menempatkan diri dalam situasi yang bisa mengarah ke perbuatan seksual yang amoral. Sebaliknya, kita berdoa agar Allah Yehuwa tidak membiarkan kita menyerah sewaktu seseorang menggoda kita untuk tidak menaati Dia. (Mat. 6:13) Tetapi, Setan akan terus 11. (a) Mengapa contoh Esau ada hubungannya dengan kita? (b) Mengapa Paulus mengaitkan tindakan Esau dengan percabulan? 12. (a) Bagaimana Setan menaruh godaan di depan kita? (b) B erikan contoh dari Alkitab yang bisa membantu kita sewaktu harus membuat pilihan yang sulit. 28
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
merongrong kerohanian kita sewaktu kita berupaya mempertahankan integritas di dunia yang bejat ini. (Ef. 6:12) Sebagai allah sistem yang fasik ini, Iblis tahu caranya memanfaatkan keinginan kita yang tidak sempurna. Ia menaruh di depan kita godaan yang umum bagi manusia yang tidak sempurna. (1 Kor. 10:8, 13) Misalnya, katakanlah ada kesempatan untuk memuaskan keinginan tertentu dengan cara yang amoral. Yang mana yang akan Saudara pilih? Apakah Saudara akan seperti Esau dan mengatakan, ’Cepat! Berikan itu kepadaku sekarang!’ Atau, apakah Saudara akan menolak godaan dan lari, seperti halnya Yusuf, putra Yakub, sewaktu digoda oleh istri Potifar?—Baca Kejadian 39:10-12. 13 Ada banyak dari antara saudara-saudari kita yang pernah ha-
rus memilih apakah akan bertindak seperti Esau atau seperti Yusuf. Sebagian besar bertindak dengan bijak dan membuat hati Yehuwa bersukacita. (Ams. 27:11) Namun, sewaktu menghadapi godaan, ada di antara rekan-rekan seiman kita yang memilih untuk bertindak seperti Esau, dengan mempertaruhkan warisan rohani mereka. Malah, setiap tahun ada cukup banyak tindakan pengadilan dan pemecatan akibat perbuatan seksual yang salah. Maka, alangkah pentingnya untuk menyiapkan hati kita sekarang, jauh sebelum kita berada dalam situasi yang menguji integritas! (Mz. 78:8) Setidaknya, ada dua langkah yang bisa membentengi kita dari godaan dan yang nantinya akan membantu kita membuat pilihan yang bijak. 13. (a) Bagaimana banyak orang dewasa ini bertindak seperti Yusuf? Bagaimana yang lain bertindak seperti Esau? (b) Contoh dari saudara-saudari yang bertindak seperti Esau membuat kita sadar akan hal penting apa? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
29
MERENUNG DAN MEMPERKUAT 14 Langkah pertama adalah merenungkan dampak dari tin-
dakan kita. Besarnya penghargaan kita akan warisan rohani sangat bergantung pada besarnya kasih kita kepada Yehuwa, Sang Pemberi warisan. Kalau kita mengasihi seseorang, pastilah kita tidak ingin menyakiti dia. Sebaliknya, kita akan berupaya agar dia senang kepada kita. Maka, ada baiknya kita menyisihkan waktu untuk merenungkan apa dampaknya jika kita menyerah kepada keinginan daging yang najis. Kita hendaknya merenungkan, ’Apa akibat tindakan saya yang egois ini terhadap hubungan saya dengan Yehuwa? Apa dampak tindakan yang salah itu atas keluarga saya? Apa dampaknya atas saudara-saudari di sidang? Apakah orang lain akan tersandung?’ (Flp. 1:10) Kita juga bisa bertanya, ’Apakah kesenangan sementara yang tidak pantas itu sebanding dengan kepedihan hati yang ditimbulkannya? Apakah saya benar-benar ingin seperti Esau, menangis dengan pedih sewaktu belakangan menyadari akibat perbuatan saya?’ (Ibr. 12:17) Dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita akan termotivasi untuk ’muak terhadap apa yang fasik’ dan ’berpaut pada apa yang baik’. (Rm. 12:9) Kalau kita benar-benar mengasihi Yehuwa, kita akan berupaya keras untuk memegang erat warisan kita.—Mz. 73:28. 15 Langkah kedua adalah memperkuat pertahanan kita. Yehu-
wa telah menyediakan banyak hal untuk memperkuat pertahanan 14. Pertanyaan-pertanyaan apa yang perlu kita renungkan agar kita ’muak terhadap apa yang fasik’ dan ’berpaut pada apa yang baik’? 15. Apa yang akan memperkuat pertahanan kita terhadap serangan yang membahayakan kerohanian kita? 30
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
BAGIAN 2
kita terhadap faktor-faktor di dunia ini yang dapat membahayakan kerohanian kita. Beberapa di antaranya adalah pelajaran Alkitab, perhimpunan, dinas lapangan, dan doa. (1 Kor. 15:58) Setiap kali kita mencurahkan isi hati kepada Yehuwa dalam doa dan setiap kali kita berperan aktif dalam dinas, kita sebenarnya memperkuat benteng pertahanan kita terhadap godaan. (Baca 1 Timotius 6: 12, 19.) Kuatnya pertahanan kita sebagian besar bergantung pada upaya kita sendiri. (Gal. 6:7) Hal ini ditandaskan dalam pasal kedua buku Amsal. ”TERUS MENCARINYA” 16 Amsal pasal 2 menganjurkan kita untuk mendapatkan hik-
mat dan kesanggupan berpikir. Dengan bantuan karunia-karunia ini, kita bisa memilih antara yang benar dan yang salah, antara mendisiplin diri dan memuaskan diri. Namun, kita bisa berhasil hanya jika kita mau mengerahkan upaya. Alkitab menandaskan kebenaran penting itu dengan mengatakan, ”Putraku, jika engkau mau menerima perkataanku dan menyimpan perintah-perintahku bagaikan harta pada dirimu, untuk memperhatikan hikmat dengan telingamu, agar engkau mencondongkan hatimu pada daya pengamatan; lagi pula, jika engkau berseru untuk mendapatkan pengertian dan mengeluarkan suaramu untuk mendapatkan daya pengamatan, jika engkau terus mencarinya seperti untuk perak, dan seperti untuk harta terpendam engkau terus berupaya mendapatkannya, maka engkau akan mengerti rasa takut akan Yehuwa, 16, 17. Bagaimana kita bisa mendapatkan kesanggupan untuk membuat pilihan yang bijak? BAGIAN 2
M ENARA P ENGAWAL—15 M EI 2013
31
dan engkau akan mendapatkan pengetahuan tentang Allah. Karena Yehuwa sendiri memberikan hikmat; dari mulutnya keluar pengetahuan dan daya pengamatan.”—Ams. 2:1-6. 17 Maka, jelaslah, kita bisa mendapatkan kesanggupan untuk
membuat pilihan yang bijak kalau kita memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam buku Amsal. Kita bisa berdiri teguh melawan godaan jika kita membiarkan perkataan Yehuwa membentuk batin kita, jika kita terus berdoa meminta petunjuk Allah, dan jika kita terus mencari pengetahuan dari Allah bagaikan mencari batubatu permata yang terpendam. 18 Yehuwa memberikan pengetahuan, pengertian, daya peng-
amatan, dan hikmat kepada orang yang berupaya keras mencari karunia-karunia tersebut. Semakin sering kita mencari dan menggunakannya, semakin dekat kita dengan Sang Pemberi, Yehuwa. Selanjutnya, hubungan kita yang akrab dengan Allah Yehuwa akan melindungi kita sewaktu menghadapi godaan. Jika kita mendekat kepada Yehuwa dan memiliki rasa takut dan hormat kepada-Nya, kita akan terlindung sehingga tidak melakukan perbuatan salah. (Mz. 25:14; Yak. 4:8) Dengan bersahabat dengan Yehuwa dan menerapkan hikmat ilahi, semoga kita tergerak untuk terus membuat pilihan yang menyenangkan hati Yehuwa dan melindungi warisan kita. Kunjungi www.jw.org/id atau pindai kode
5
32
M ENARA P ENGAWAL—15 MEI 2013
wlp13 05/15-IN-2
18. Saudara bertekad untuk terus melakukan apa, dan mengapa?