34567
1 5 M E I 201 3
ARTIKEL PELAJARAN
1-7 JULI
Laksanakan Peran Saudara Sebagai Penginjil HALAMAN 3
˙
NYANYIAN: 103, 102
8-14 JULI
Apakah Saudara ”Bergairah untuk Pekerjaan yang Baik”? HALAMAN 8
˙
NYANYIAN: 108, 93
15-21 JULI
Perkuat Perkawinan Saudara Melalui Komunikasi yang Baik HALAMAN 14
˙
NYANYIAN: 36, 87
22-28 JULI
Orang Tua, Anak-Anak —Berkomunikasilah dengan Kasih HALAMAN 19
˙
NYANYIAN: 88, 3
29 JULI–4 AGUSTUS
Lindungi Warisan Saudara dengan Membuat Pilihan yang Bijak HALAMAN 26
˙
NYANYIAN: 14, 134
ARTIKEL PELAJARAN
ˇ Laksanakan Peran Saudara Sebagai Penginjil Apa penginjil itu? Artikel ini menjawab pertanyaan tersebut dan menunjukkan mengapa orang-orang perlu mendengar kabar baik. Dalam artikel ini juga dijelaskan bagaimana caranya agar kita bisa sukses melaksanakan peran kita sebagai penginjil.
LONDON, INGGRIS
SAMPUL: Saudari-saudari memberikan kesaksian kepada penjaga toko di London bagian barat laut dengan menggunakan publikasi berbahasa Gujarati
ˇ Apakah Saudara ”Bergairah untuk Pekerjaan yang Baik”? Artikel ini membahas dua cara bagaimana ’gairah kita untuk pekerjaan yang baik’ menarik orang-orang kepada Allah. (Tit 2:14) Yang pertama, melalui pengabaran kita. Yang kedua, melalui tingkah laku kita yang baik.
Sidang Berbahasa Asing Kelompok Berbahasa Asing
80
ˇ Perkuat Perkawinan Saudara Melalui Komunikasi yang Baik ˇ Orang Tua, Anak-Anak—Berkomunikasilah dengan Kasih
60 40
Komunikasi yang baik sangat penting agar perkawinan bahagia dan kehidupan keluarga menyenangkan. Artikel pertama akan menunjukkan sifat-sifat yang bisa membantu kita berkomunikasi dengan baik. Artikel kedua akan menunjukkan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi penghalang komunikasi antara orang tua dan anak mereka.
20 0 1992
2002
2012
ARTIKEL LAIN
13 Pertanyaan Pembaca
24 Mengapa Kehidupan Kami Benar-Benar Bermakna
ˇ Lindungi Warisan Saudara dengan Membuat Pilihan yang Bijak Warisan rohani apa yang akan diterima oleh orang Kristen? Dari contoh buruk Esau, pelajaran apa yang bisa kita tarik tentang warisan kita? Apa yang akan membantu kita membuat pilihan yang bijak sehubungan dengan warisan kita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab di artikel ini.
31 Dari Arsip Kita
34567 Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
May 15, 2013 Jil. 134, No. 10 Semimonthly INDONESIAN
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
L AKSANAKAN PERAN SAUDARA SEBAGAI PENGINJIL ”Lakukanlah pekerjaan seorang penginjil, laksanakan sepenuhnya pelayananmu.”—2 TIM. 4:5.
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa penginjil itu?
Mengapa orang-orang perlu mendengar kabar baik?
Bagaimana caranya menjadi penginjil yang sukses?
PENGINJIL adalah orang yang menyampaikan kabar baik. Penginjil yang pertama dan yang paling agung adalah Allah Yehuwa. Begitu orang tua pertama kita memberontak, Yehuwa segera mengumumkan kabar baik, yaitu bahwa si ular—Setan Si Iblis—akan dibinasakan. (Kej. 3:15) Selama berabad-abad, Yehuwa juga mengilhami pria-pria yang setia untuk menuliskan berbagai perincian tentang cara Ia akan membersihkan nama-Nya dari celaan, cara Ia akan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan Setan, dan cara manusia bisa mendapatkan lagi kehidupan abadi yang telah dihilangkan oleh Adam dan Hawa. 2 Malaikat-malaikat juga adalah penginjil. Mereka menyampaikan kabar baik dan membantu orang lain dalam memberitakan kabar baik. (Luk. 1:19; 2:10; Kis. 8:26, 27, 35; Pny. 14:6) Lalu, bagaimana dengan Mikhael sang penghulu malaikat? Sewaktu berada di bumi, Yesus menetapkan pola bagi para penginjil manusia. Ya, kehidupannya berpusat pada pemberitaan kabar baik!—Luk. 4: 16-21. 3 Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menginjil. (Mat. 28:19, 20; Kis. 1:8) Rasul Paulus mendesak rekan sekerjanya Timotius, ”Lakukanlah pekerjaan seorang penginjil, laksanakan sepenuhnya pelayananmu.” (2 Tim. 4:5) Kabar baik apa yang kita beritakan sebagai pengikut Yesus? Salah satunya adalah kebenaran yang membesarkan hati bahwa Bapak surgawi kita, Yehuwa, mengasihi kita. (Yoh. 3:16; 1 Ptr. 5:7) Allah Yehuwa memperlihatkan kasihnya kepada kita terutama melalui Kerajaan-Nya. Karena itu, kita senang untuk menceritakan kepada orang-orang bahwa semua yang tunduk pada Kerajaan itu, taat kepada Allah, dan melakukan 1. Mengapa dapat dikatakan bahwa Yehuwa adalah Penginjil
yang pertama dan yang paling agung? 2. (a) Apa saja yang dilakukan oleh para malaikat dalam peng-
injilan? (b) Pola apa yang Yesus tetapkan bagi para penginjil? 3. (a) Kabar baik apa yang kita beritakan? (b) Sebagai penginjil, pertanyaan-pertanyaan apa yang perlu kita perhatikan?
3
hal-hal yang benar bisa menjadi sahabatNya. (Mz. 15:1, 2) Malah, Yehuwa bermaksud menyingkirkan semua penderitaan dan ketidakadilan. Ia juga akan menyingkirkan kepedihan hati karena memikirkan penderitaan di masa lalu. Hal itu benar-benar kabar baik, bukan? (Yes. 65:17) Mengingat bahwa kita adalah penginjil, mari kita perhatikan jawaban atas dua pertanyaan penting ini: Mengapa sekarang orang-orang perlu mendengar kabar baik? Bagaimana kita bisa sukses melaksanakan peran kita sebagai penginjil? MENGAPA ORANG-ORANG PERLU MENDENGAR KABAR BAIK? 4
Bayangkan kalau ada orang yang mengatakan bahwa ayah Saudara telah meninggalkan Saudara sekeluarga. Andaikata orang-orang yang mengaku mengenal dia mengatakan bahwa dia itu orang yang tidak mau tahu, tertutup, bahkan kejam. Ada yang mungkin meyakinkan Saudara bahwa tidak ada gunanya mencari dia karena dia sudah tiada. Sebenarnya, itulah yang dipercayai orang-orang tentang Allah. Banyak yang diajari bahwa kita tidak mungkin mengenal Allah, atau bahwa Dia kejam. Misalnya, beberapa pemimpin agama mengatakan bahwa Allah menghukum orang jahat dengan menyiksa mereka selama-lamanya. Yang lainnya mengatakan bahwa penderitaan akibat bencana alam disebabkan oleh Allah. Dan, meskipun bencana itu menewaskan orang baik maupun orang jahat, mereka mengatakan bahwa itu adalah hukuman dari Allah. 5 Banyak orang mengatakan bahwa Allah itu tidak ada. Perhatikan misalnya teori evolusi. Orang-orang yang membela teori itu menyatakan bahwa kehidupan muncul tanpa ada perancang yang cerdas. Mereka mengklaim bahwa Pencipta itu tidak ada. 4. Kebohongan apa saja yang dipercayai orangorang tentang Allah? 5, 6. Apa dampak teori evolusi dan ajaran palsu atas orang-orang?
4
Ada yang bahkan mengatakan bahwa manusia itu dikategorikan sebagai binatang, sehingga tidak mengherankan jika manusia bertingkah laku seperti binatang. Mereka berpendapat bahwa jika yang kuat menindas yang lemah, hal itu wajar-wajar saja dan memang sesuai dengan hukum alam. Maka, pantas saja banyak yang percaya bahwa ketidakadilan akan selalu ada. Jadi, orangorang yang memercayai evolusi tidak punya harapan masa depan. 6 Teori evolusi dan berbagai ajaran palsu telah terbukti ikut menyengsarakan umat manusia selama hari-hari terakhir. (Rm. 1: 28-31; 2 Tim. 3:1-5) Ajaran-ajaran tersebut bukanlah kabar baik yang sebenarnya. Sebaliknya, seperti yang rasul Paulus katakan, ajaran-ajaran tersebut malah membuat orang ”berada dalam kegelapan secara mental, dan terasing dari kehidupan seperti yang Allah miliki”. (Ef. 4:17-19) Selain itu, teori evolusi dan doktrin palsu telah menghalangi orang menerima kabar baik dari Allah.—Baca Efesus 2:11-13. 7 Agar bisa dirukunkan dengan Allah, orang-orang harus yakin terlebih dahulu bahwa Yehuwa itu ada dan bahwa mereka perlu mendekat kepada-Nya. Agar mereka memahami hal itu, kita bisa mengajak mereka memerhatikan ciptaan Allah. Jika orang-orang mau mempelajari ciptaan dengan pikiran yang terbuka, mereka bisa memahami hikmat dan kuasa Allah. (Rm. 1: 19, 20) Untuk menggugah kekaguman mereka akan karya Sang Pencipta Agung, kita bisa menggunakan brosur Benarkah Kehidupan Diciptakan? dan Asal Mula Kehidupan—Lima Pertanyaan yang Patut Direnungkan. Meski demikian, mempelajari ciptaan saja tidak cukup untuk menjawab berbagai pertanyaan yang membingungkan seperti: Mengapa Allah membiarkan manusia menderita? Apa yang ingin Allah wujudkan atas bumi? Apakah Allah peduli kepada saya secara pribadi? 7, 8. Apa satu-satunya cara agar orang-orang
bisa memahami kabar baik? MENARA PENGAWAL
10
Untuk menyentuh hati orang-orang, kita harus meyakinkan mereka 8
Satu-satunya cara agar mereka bisa benar-benar memahami kabar baik tentang Allah dan kehendak-Nya adalah dengan mempelajari Alkitab. Sungguh besar hak istimewa kita untuk membantu mereka menemukan jawaban atas pertanyaan mereka! Namun, untuk menyentuh hati mereka, tidaklah cukup hanya menyampaikan fakta-fakta; kita harus meyakinkan mereka. (2 Tim. 3:14) Kita bisa lebih terampil meyakinkan orang jika kita meniru Yesus. Mengapa dia begitu sukses? Salah satu alasannya adalah karena dia mahir menggunakan pertanyaan. Bagaimana kita bisa meniru dia? PENGINJIL YANG SUKSES MAHIR MENGGUNAKAN PERTANYAAN 9
Mengapa kita perlu menggunakan pertanyaan sewaktu menginjil, seperti halnya Yesus? Nah, perhatikan contoh berikut: Andaikata seorang dokter mengatakan bahwa ada kabar baik untuk Saudara. Dia bisa menyembuhkan Saudara kalau Saudara mau menjalani operasi besar. Saudara bisa jadi percaya kepadanya. Tetapi, bagaimana kalau dia menjanjikan hal itu padahal dia belum menanyakan apa-apa tentang kesehatan Saudara? Saudara pasti sulit memercayai dia. Tidak soal seberapa pintar dokter itu, dia harus terlebih dahulu menanyakan dan mendengarkan keluhan Saudara. Setelah itu, barulah dia bisa mengobati Saudara. Demikian pula, kalau kita ingin orang-orang menerima kabar baik Kerajaan, kita harus mahir menggunakan pertanyaan. Kita baru bisa membantu mereka kalau kita sudah memahami kondisi rohaninya. 9. Kalau kita ingin membantu orang-orang secara rohani, apa yang harus kita lakukan? 15 MEI 2013
Yesus tahu bahwa pertanyaan yang telah dipersiapkan tidak hanya akan membantu guru memahami muridnya, tetapi juga melibatkan pendengar dalam diskusi. Misalnya, sewaktu Yesus ingin mengajar murid-muridnya tentang kerendahan hati, ia pertama-tama mengajukan pertanyaan yang membuat mereka berpikir. (Mrk. 9:33) Untuk mengajar Petrus bernalar tentang prinsip-prinsip, Yesus mengajukan pertanyaan dan memberikan beberapa pilihan jawaban. (Mat. 17:24-26) Pada kesempatan lain, ketika Yesus ingin menimba isi hati murid-muridnya, dia mengajukan serangkaian pertanyaan sudut pandang. (Baca Matius 16:13-17.) Melalui pertanyaan maupun pernyataan, Yesus tidak sekadar menyampaikan fakta-fakta. Dia menyentuh hati orang-orang dan menggerakkan mereka untuk bertindak selaras dengan kabar baik. 11 Dengan meniru kemahiran Yesus dalam menggunakan pertanyaan, ada tiga hal yang akan kita capai. Kita akan mengetahui cara terbaik untuk membantu orang-orang, kita akan mengatasi kendala ketika si pendengar ingin menghentikan percakapan, dan kita akan mengajar orang yang rendah hati caranya mendapatkan manfaat dari kabar baik. Mari perhatikan tiga contoh bagaimana kita bisa menggunakan pertanyaan dengan efektif. 12 Contoh 1: Andaikata anak remaja Saudara mengatakan bahwa dia tidak berani membela imannya tentang penciptaan sewaktu berbicara dengan teman sekelasnya, apa yang akan Saudara lakukan? Saudara pasti ingin agar dia lebih percaya diri sewaktu memberitakan kabar baik. Maka, ketimbang cepat-cepat mengkritiknya atau langsung memberi tahu apa yang harus dia katakan, cobalah tiru Yesus dengan mengajukan pertanyaan sudut pandang. Bagaimana caranya? 10, 11. Dengan meniru cara Yesus mengajar, apa yang bisa kita capai? 12-14. Bagaimana Saudara dapat membantu anak Saudara agar lebih percaya diri dalam memberitakan kabar baik? Berikan contoh.
5
Pertanyaan-pertanyaan yang efektif . . . 13
1
membantu orang-orang untuk memikirkan mengapa mereka meyakini apa yang mereka percayai
2
membukakan pikiran dan hati mereka untuk menerima kebenaran
3
membantu mereka bernalar sehingga bisa menarik kesimpulan yang benar
Setelah membaca beberapa bagian dari brosur Asal Mula Kehidupan—Lima Pertanyaan yang Patut Direnungkan bersama anak Saudara, tanyakan gagasan mana yang paling menarik bagi dia. Lalu, anjurkan dia untuk memikirkan apa alasannya dia sendiri percaya akan Pencipta dan mengapa dia ingin melakukan kehendak Allah. (Rm. 12:2) Jelaskan kepadanya bahwa alasan dia tidak harus sama dengan alasan Saudara. 14 Jelaskan kepada anak Saudara bahwa sewaktu ia berbicara kepada teman sekelasnya, ia bisa menggunakan cara yang sama, yaitu meninjau beberapa fakta lalu mengajukan pertanyaan sudut pandang. Misalnya, ia bisa meminta temannya itu membaca kotak di halaman 21 dari brosur Asal Mula Kehidupan. Lalu, anak Saudara dapat menanyakan, ”Katanya kemampuan DNA menyimpan data tidak dapat ditandingi oleh komputer mana pun di dunia. Menurutmu itu benar atau tidak?” Kemungkinan besar temannya akan menjawab, ”Benar.” Kemudian dia bisa bertanya lagi, ”Nah, kalau komputer saja harus ada yang merancang, apa mungkin DNA yang hebat itu tidak ada yang merancang?” Agar anak Saudara lebih percaya diri sewaktu menyatakan imannya kepada orang lain, Saudara bisa mengadakan sesi latihan secara berkala. Jika Saudara melatih anak Saudara agar mahir menggunakan pertanyaan, ia akan bisa melaksanakan perannya sebagai penginjil. 15 Contoh 2: Dalam dinas, kita sering bertemu dengan orang-orang yang meragukan bahwa Allah ada. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan bahwa dia ateis. Ketimbang langsung menyerah, kita bisa menanyakan dengan baik-baik sudah berapa lama dia menjadi ateis dan apa alasannya. Setelah mendengarkan jawabannya dan memuji dia karena menganggap serius halhal itu, kita bisa bertanya apakah dia berkeberatan membaca brosur tentang bukti15. Bagaimana kita bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu seorang ateis? MENARA PENGAWAL
bukti bahwa kehidupan diciptakan. Jika sang penghuni rumah berpikiran terbuka, kemungkinan dia tidak akan berkeberatan. Lalu kita bisa menawarkan brosur Benarkah Kehidupan Diciptakan? atau Asal Mula Kehidupan—Lima Pertanyaan yang Patut Direnungkan. Pertanyaan yang diajukan dengan bijaksana dan ramah bisa menjadi kunci yang membukakan pintu hatinya bagi kabar baik. 16 Contoh 3: Sewaktu memandu PAR, kita bisa saja membiarkan si pelajar menjawab dengan membaca dari buku atau brosur yang digunakan untuk pelajaran. Tetapi, hal itu bisa menghambat pertumbuhan rohaninya. Mengapa? Karena jika dia hanya membaca jawabannya tanpa merenungkannya, dia tidak akan berakar kuat secara rohani. Dia akan mudah layu karena panasnya tentangan. (Mat. 13:20, 21) Agar hal itu tidak terjadi, kita perlu menanyakan kepada si pelajar bagaimana perasaannya terhadap apa yang sedang dia pelajari. Cari tahu apakah dia setuju dengan pokok yang sedang dibahas. Yang lebih penting, tanyakan mengapa dia setuju atau tidak setuju. Lalu, bantulah dia bernalar berdasarkan ayat-ayat Alkitab hingga akhirnya ia sendiri bisa menarik kesimpulan yang benar. (Ibr. 5:14) Jika kita mahir menggunakan pertanyaan, orang-orang yang kita ajar akan lebih berakar kuat dalam iman dan akan bisa membentengi diri dari orang-orang yang menentang atau yang berupaya menyesatkan mereka. (Kol. 2:6-8) Apa lagi yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan peran kita sebagai penginjil? PENGINJIL YANG SUKSES SALING MEMBANTU 17
Yesus mengutus murid-muridnya untuk mengabar berdua-dua. (Mrk. 6:7; Luk. 10:1) Belakangan, rasul Paulus menyebut16. Mengapa kita hendaknya tidak puas jika pelajar Alkitab kita hanya menjawab dengan membaca dari buku atau brosur? 17, 18. Sewaktu berdinas dengan penyiar lain, bagaimana caranya agar kalian berdua bisa bekerja sama dengan kompak? 15 MEI 2013
kan tentang ”rekan-rekan sekerja” yang telah ”berjuang bersisi-sisian dengan[-nya] sehubungan dengan kabar baik”. (Flp. 4:3) Selaras dengan contoh Alkitab itu, pada tahun 1953, dibuatlah program agar para penyiar Kerajaan melatih yang lain dalam pelayanan. 18 Sewaktu Saudara berdinas dengan penyiar lain, bagaimana caranya agar kalian berdua bisa bekerja sama dengan kompak? (Baca 1 Korintus 3:6-9.) Ketika rekan dinas Saudara mengacu ke ayat tertentu, bukalah Alkitab Saudara juga. Sewaktu ia atau penghuni rumah berbicara, dengarkanlah baikbaik. Ikuti pembahasannya agar Saudara siap membantu dia menjawab sanggahan penghuni rumah. (Pkh. 4:12) Tetapi berhatihatilah: Lawanlah keinginan untuk memotong pembicaraan pada saat rekan Saudara sedang menyampaikan serangkaian argumen yang bagus. Jika Saudara terlalu bersemangat, rekan Saudara bisa kecil hati dan penghuni rumah juga akan bingung. Sesekali, Saudara mungkin bisa ikut terlibat dalam pembicaraan, tetapi batasilah komentar Saudara. Kemudian, biarkan rekan Saudara melanjutkan pembahasannya. 19 Bagaimana Saudara dan rekan dinas Saudara bisa saling membantu sewaktu menuju rumah berikutnya? Cobalah gunakan waktu itu untuk mendiskusikan bagaimana caranya agar kata pengantar kalian lebih efektif. Jagalah agar komentar Saudara tentang orang-orang di daerah dinas kalian tidak membuat rekan Saudara kecil hati. Selain itu, hindarilah percakapan yang negatif tentang sesama rekan penginjil. (Ams. 18:24) Kita perlu ingat bahwa kita semua hanyalah bejana-bejana dari tanah. Dan, Yehuwa telah memperlihatkan kebaikan hati yang luar biasa dengan memberi kita harta berupa pekerjaan memberitakan kabar baik. (Baca 2 Korintus 4:1, 7.) Maka, marilah kita hargai harta ini dengan melaksanakan peran kita sebagai penginjil sebaik-baiknya. 19. Apa yang hendaknya kita ingat, dan mengapa?
7
APAKAH SAUDARA ”BERGAIRAH UNTUK PEKERJAAN YANG BAIK”? ”Kristus Yesus . . . memberikan dirinya untuk kita agar ia dapat . . . mentahirkan bagi dirinya suatu bangsa khusus miliknya, yang bergairah untuk pekerjaan yang baik.” —TIT. 2:13, 14.
BAGAIMANA MENURUT SAUDARA?
Menurut Saudara, mengapa melakukan pekerjaan yang baik dengan bergairah merupakan suatu kehormatan?
BAGI banyak orang, mendapat penghargaan atas prestasi yang istimewa adalah suatu kehormatan besar. Misalnya, ada yang menerima Hadiah Nobel karena berjasa dalam mendamaikan dua pihak yang bertikai. Tetapi, betapa lebih besar kehormatan yang kita miliki sebagai duta atau utusan Allah untuk membantu orang-orang berdamai dengan Pencipta mereka! 2 Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, hanya kita yang memiliki kehormatan itu. Atas perintah Allah dan Kristus, kita memohon agar orang-orang ”menjadi rukun dengan Allah”. (2 Kor. 5:20) Kita digunakan Yehuwa untuk menarik orang-orang kepada-Nya. Itulah sebabnya, jutaan orang di 235 negeri telah menikmati hubungan baik dengan Allah dan memiliki harapan untuk hidup abadi. (Tit. 2:11) Dengan penuh semangat, kita mengundang ’siapa pun yang ingin untuk mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma’. (Pny. 22:17) Karena kita sangat menghargai tugas penting ini dan melaksanakannya dengan giat, kita dapat disebut sebagai umat yang ”bergairah untuk pekerjaan yang baik”. (Tit. 2:14) Sekarang, mari kita perhatikan bagaimana kita bisa menarik orang-orang kepada Yehuwa dengan memperlihatkan gairah untuk pekerjaan yang baik. Misalnya, melalui pengabaran kita.
TIRULAH GAIRAH YEHUWA DAN YESUS
Bagaimana Daniel 2:41-45 menandaskan pentingnya bergairah dalam pelayanan?
Jelaskan bagaimana tingkah laku yang baik dapat membuat orang tertarik kepada ibadat sejati dan Allah Yehuwa.
3
Sewaktu menyebutkan hal-hal yang akan dicapai pemerintahan Putra Allah, Yesaya 9:7 mengatakan, ”Gairah Yehuwa yang berbala tentara akan melakukan hal ini.” Kata-kata itu menandaskan bahwa Bapak surgawi kita sangat berminat akan keselamatan umat manusia. Kegairahan Yehuwa menjadi teladan bagi kita. Maka, kita pun perlu melaksanakan pekerjaan yang Ia berikan, yaitu memberitakan Kerajaan, dengan sepenuh hati dan dengan bersemangat. Keinginan kita yang membara untuk 1, 2. Kehormatan apa yang hanya dimiliki oleh Saksi-Saksi Ye-
huwa? Bagaimana Saudara memandang kehormatan itu? 3. ”Gairah Yehuwa” meyakinkan kita akan hal apa?
8
MENARA PENGAWAL
membantu orang-orang mengenal Allah adalah cerminan dari gairah Yehuwa. Jadi, sebagai rekan sekerja Allah, apakah kita secara pribadi bertekad untuk memberikan yang terbaik dalam memberitakan kabar baik sesuai dengan keadaan kita masing-masing? —1 Kor. 3:9. 4 Perhatikan juga kegairahan Yesus. Ia menjadi teladan yang sempurna dengan terus bergairah dalam pelayanan. Sekalipun ditentang dengan sengit, ia tetap bersemangat dalam pengabaran sampai akhir kehidupannya di bumi. (Yoh. 18:36, 37) Karena mengetahui bahwa ia akan segera mati sebagai korban, Yesus semakin bertekad untuk membantu orang-orang mengenal Yehuwa. 5 Sebagai contoh, pada musim gugur tahun 32 M, Yesus memberikan sebuah ilustrasi tentang seorang pria yang memiliki pohon ara di kebun anggurnya. Karena sudah tiga tahun pohon itu tidak berbuah, ia memerintahkan tukang kebun anggur untuk menebangnya. Tetapi, tukang kebun meminta waktu untuk memupuk pohon itu. (Baca Lukas 13:6-9.) Saat itu, buah dari pengabaran Yesus, yaitu murid-muridnya, hanya sedikit. Namun, seperti tukang kebun anggur dalam ilustrasi itu, Yesus menggunakan sedikit waktu yang tersisa—sekitar enam bulan—untuk meningkatkan kegiatan pengabarannya di Yudea dan Perea. Beberapa hari menjelang kematiannya, Yesus meratapi orangorang dari bangsanya yang ’mendengar tanpa menanggapi’.—Mat. 13:15; Luk. 19:41. 6 Mengingat akhir itu sudah semakin dekat, tidakkah kita juga perlu meningkatkan upaya kita dalam pengabaran? (Baca Daniel 2:41-45.) Kita tentu merasa sangat terhormat menjadi Saksi-Saksi Yehuwa! Kitalah satusatunya umat di muka bumi ini yang menawarkan harapan berupa jalan keluar yang 4. Teladan apa yang Yesus berikan sehubungan dengan kegairahan dalam pelayanan? 5. Bagaimana Yesus bertindak sesuai dengan ilustrasinya tentang pohon ara? 6. Mengapa kita perlu meningkatkan kegiatan kita dalam pelayanan? 15 MEI 2013
sesungguhnya bagi problem-problem manusia. Baru-baru ini, seorang kolumnis surat kabar menulis bahwa tidak ada jawaban atas pertanyaan, ”Mengapa hal buruk menimpa orang baik?” Kita perlu menyampaikan jawaban Alkitab atas pertanyaan seperti itu kepada orang yang mau mendengarkan. Itu adalah kewajiban sekaligus hak istimewa kita sebagai orang Kristen. Kita hendaknya ’berkobar dengan roh’ sewaktu melaksanakan tugas dari Allah ini. (Rm. 12:11) Dengan berkat Allah, penginjilan kita yang penuh semangat bisa membantu orang lain mengenal dan mengasihi Yehuwa.
SEMANGAT KITA YANG RELA BERKORBAN MENGHORMATI YEHUWA 7
Seperti Paulus, kita juga mungkin ”sering tidak tidur pada malam hari” dan ”kadang-kadang tanpa makanan” karena pelayanan kita. (2 Kor. 6:5) Kata-kata tersebut dengan jelas melukiskan semangat rela berkorban dan bisa jadi membuat kita teringat akan para perintis yang menomorsatukan pelayanan sambil mencari nafkah. Ingat juga para utusan injil yang setia yang ’mencurahkan diri seperti persembahan minuman’ agar dapat melayani di negeri asing. (Flp. 2:17) Bagaimana dengan para penatua yang bekerja keras sampai lupa makan atau kurang tidur demi mengurus domba-domba Yehuwa? Di antara kita, ada juga para lansia dan mereka yang memiliki problem kesehatan tetapi mengerahkan upaya terbaik mereka untuk menghadiri perhimpunan dan ikut dalam dinas. Kita sangat berbesar hati sewaktu memikirkan semua hamba Allah yang rela berkorban ini. Upaya semacam itu memengaruhi pandangan orang lain terhadap pelayanan kita. 8 Dalam suratnya kepada koran Boston Target dari Lincolnshire, Inggris, seorang pembaca non-Saksi mengatakan, ”Orang-orang tidak percaya lagi kepada agama-agama . . . Apa saja yang dikerjakan para pemimpin 7, 8. Bagaimana semangat kita yang rela berkorban menghormati Yehuwa?
9
Dengan melihat Saudara berdinas, para pengamat mendapat kesaksian yang ampuh
gereja? Mereka sama sekali tidak pergi menjumpai orang-orang seperti halnya Kristus . . . Satu-satunya agama yang kelihatannya peduli hanyalah Saksi-Saksi Yehuwa, yang pergi menjumpai orang-orang dan dengan tulus memberitakan kebenaran.” Dunia ini sarat dengan pemuasan diri. Maka, melalui semangat kita yang rela berkorban, kita menghormati Yehuwa.—Rm. 12:1. 9 Namun, apa yang bisa kita lakukan seandainya kita mulai kurang bersemangat dalam pelayanan? Ada baiknya kita merenungkan hal-hal yang Yehuwa hasilkan melalui pengabaran. (Baca Roma 10:13-15.) Orangorang bisa memperoleh keselamatan jika mereka berseru kepada nama Yehuwa dengan iman. Tetapi, mereka tidak akan bisa melakukannya kalau kita tidak mengabar kepada mereka. Dengan mengetahui hal ini, kita akan tetap bergairah untuk pekerjaan yang baik dan dengan giat memberitakan kabar baik Kerajaan. 9. Apa yang akan mendorong kita terus bergairah untuk pekerjaan yang baik dalam pelayanan kita?
10
TINGKAH LAKU YANG BAIK MENARIK ORANG LAIN KEPADA ALLAH 10 Sekalipun sangat penting, semangat kita dalam pelayanan tidaklah cukup untuk menarik orang kepada Allah. Hal kedua yang juga penting adalah tingkah laku Kristen yang baik. Untuk menunjukkan pentingnya tingkah laku kita yang baik, Paulus menulis, ”Dengan cara apa pun kami tidak memberikan alasan untuk tersandung, agar pelayanan kami tidak dikecam.” (2 Kor. 6:3) Tutur kata kita yang bersih dan tingkah laku kita yang baik menghiasi ajaran dari Allah sehingga orang-orang tertarik untuk beribadat kepada Yehuwa. (Tit. 2:10) Bahkan, kita sering mendengar hasil positif ketika orang yang tulus mengamati bahwa kita meniru tingkah laku Kristus. 11 Tindakan kita yang baik bisa berpengaruh positif terhadap orang lain. Demikian 10. Mengapa dapat dikatakan bahwa tingkah laku kita yang baik menarik orang lain kepada Yehuwa? 11. Mengapa kita hendaknya memikirkan pengaruh tingkah laku kita dan membawakannya dalam doa? MENARA PENGAWAL
pula sebaliknya. Maka, tidak soal kita ada di tempat kerja, di rumah, atau di sekolah, kita perlu berhati-hati agar orang tidak mempunyai alasan untuk mencela pelayanan atau tingkah laku kita. Dan, jika kita dengan sengaja melakukan dosa, akibatnya atas diri kita bisa sangat fatal. (Ibr. 10:26, 27) Hal itu tentu menggerakkan kita untuk memikirkan tingkah laku kita maupun pengaruhnya atas orang lain dan membawakannya dalam doa. Saat standar moral dunia ini semakin merosot, orang-orang yang tulus akan semakin ’melihat perbedaan antara orang yang melayani Allah dan orang yang tidak melayani dia’. (Mal. 3:18) Ya, tingkah laku Kristen kita yang baik berperan penting dalam membantu orang-orang agar rukun dengan Allah. 12 Dalam suratnya kepada sidang Korintus, Paulus menyebutkan bahwa ia mengalami kesengsaraan, situasi sulit, pemukulan, dan pemenjaraan. (Baca 2 Korintus 6: 4, 5.) Di bawah ujian iman, ketekunan kita dapat memotivasi orang untuk menerima kebenaran. Misalnya, beberapa tahun yang lalu, ada orang-orang yang berupaya melenyapkan Saksi-Saksi Yehuwa di suatu daerah di Angola. Dua Saksi terbaptis dan 30 peminat yang menghadiri perhimpunan diciduk. Kemudian, warga setempat dikumpulkan untuk menyaksikan orang-orang yang tidak bersalah ini dicambuki sampai berdarah-darah. Wanita dan anak-anak pun tidak luput dari kekejaman itu. Tujuannya adalah untuk menakut-nakuti orang agar mereka tidak mendengarkan Saksi-Saksi Yehuwa. Namun, setelah pencambukan itu, banyak warga setempat justru mendekati para Saksi untuk meminta PAR! Sejak saat itu, pekerjaan pemberitaan Kerajaan maju dengan pesat sehingga jumlah Saksi meningkat dan ada banyak berkat. 13 Contoh ini menunjukkan bahwa jika kita teguh menjunjung prinsip Alkitab, pengaruhnya atas orang lain akan sangat besar. Kita tidak tahu berapa banyak orang yang te-
lah dirukunkan dengan Allah karena keberanian Petrus dan rasul-rasul lainnya. (Kis. 5: 17-29) Teman sekolah, rekan kerja, atau anggota keluarga kita bisa jadi akan memberikan tanggapan positif sewaktu menyaksikan keteguhan kita mempertahankan kebenaran. 14 Dari masa ke masa, selalu ada saudara kita yang mengalami penganiayaan. Misalnya, di Armenia, kira-kira 40 saudara dipenjarakan karena kenetralan mereka, dan masih ada belasan lagi yang kemungkinan akan dipenjarakan dalam beberapa bulan ke depan. Di Eritrea, 55 orang hamba Yehuwa dipenjarakan, beberapa dari antara mereka berumur lebih dari 60 tahun. Di Korea Selatan, kira-kira 700 Saksi dipenjarakan karena iman mereka. Di negeri itu, hal ini telah berlangsung selama 60 tahun. Marilah kita berdoa agar kesetiaan saudara-saudara kita yang dianiaya di berbagai negeri membuat Allah dimuliakan dan membantu para pencinta keadilbenaran untuk memilih ibadat sejati.—Mz. 76:8-10. 15 Kejujuran kita juga bisa membuat orang tertarik kepada kebenaran. (Baca 2 Korintus 6:4, 7.) Misalnya, perhatikan pengalaman ini: Ketika seorang saudari hendak membayar ongkos bus, temannya mengatakan bahwa dia tidak perlu membayar karena jarak yang ditempuh sangat pendek. Saudari itu menjelaskan bahwa ia tetap harus membayar sekalipun jaraknya pendek. Setelah temannya turun dari bus, sopir bus kemudian menoleh kepadanya dan bertanya, ”Ibu ini Saksi Yehuwa, ya?” Saudari itu menjawab, ”Iya. Ada apa memangnya, Pak?” ”Tadi saya dengar percakapan kalian tentang ongkos bus. Dan, Saksi-Saksi Yehuwa termasuk segelintir orang yang selalu membayar ongkos bus dan jujur dalam semua hal.” Beberapa bulan kemudian, seorang pria mendekati saudari itu di perhimpunan. Ia mengatakan, ”Masih ingat saya, Bu? Saya sopir bus yang mengobrol dengan Ibu tentang
12-14. Bagaimana ketekunan kita di bawah ujian iman memengaruhi pandangan orang terhadap pelayanan kita? Berikan contoh.
15. Berikan contoh yang menunjukkan bahwa kejujuran bisa membuat orang tertarik kepada kebenaran.
15 MEI 2013
11
Kejujuran dan kerajinan Saudara pasti akan diperhatikan
ongkos bus. Setelah memerhatikan apa yang Ibu lakukan, saya jadi mau belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa.” Karena kita dikenal selalu jujur, orang-orang memercayai kabar baik yang kita bawa.
SELALU PERLIHATKAN SIFAT-SIFAT YANG MENGHORMATI ALLAH 16
Kita juga berperan dalam menarik orang kepada Yehuwa jika kita memperlihatkan sifat-sifat seperti kepanjangsabaran, kasih, dan kebaikan hati. Orang-orang yang memerhatikan kita bisa jadi tergerak untuk belajar tentang Yehuwa, kehendakNya, dan umat-Nya. Sikap dan tingkah laku orang Kristen sejati sangat bertolak belakang dengan kesalehan yang pura-pura dari para pemimpin agama, yang mereka tampilkan karena motif-motif terselubung. Beberapa pemimpin agama menjadi kaya dengan menipu kawanan mereka dengan menggunakan uang yang mereka dapatkan untuk membeli rumah dan mobil yang mewah —bahkan membuat kandang ber-AC untuk anjingnya. Ya, banyak orang yang mengaku
sebagai pengikut Kristus tidak rela untuk ’memberi dengan cuma-cuma’. (Mat. 10:8) Seperti para imam yang tidak taat di Israel zaman dahulu, mereka ”mengajar hanya demi upah”, dan ada banyak ajaran mereka yang tidak berdasarkan Alkitab. (Mi. 3:11) Tingkah laku yang munafik seperti itu sama sekali tidak membantu orang untuk rukun dengan Allah. 17 Di sisi lain, orang-orang tergugah oleh ajaran Kristen yang sejati dan perbuatan baik kita kepada sesama. Misalnya, ketika mengabar dari rumah ke rumah, seorang saudara perintis langsung disuruh pergi oleh seorang janda lansia. Wanita itu mengatakan bahwa ketika saudara itu membunyikan bel, ia sedang menaiki tangga di dapur untuk mengganti lampu. Saudara itu mengatakan, ”Wah, itu bahaya, Bu.” Saudara perintis itu pun mengganti lampunya lalu pergi. Ketika putra wanita itu mendengar dari ibunya apa yang terjadi, ia begitu terkesan sampai-sampai ia mencari saudara itu untuk mengucapkan terima kasih. Akhirnya, sang putra mau belajar Alkitab. 18 Mengapa Saudara bertekad untuk terus melakukan pekerjaan yang baik? Mungkin karena Saudara tahu bahwa jika kita bersemangat dalam pelayanan dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah, kita menghormati Yehuwa dan bisa membantu orang lain untuk selamat. (Baca 1 Korintus 10:31-33.) Kita bergairah dalam pemberitaan kabar baik dan menjaga tingkah laku kita tetap baik karena kita sangat ingin menunjukkan kasih kepada Allah dan sesama. (Mat. 22:37-39) Jika kita bergairah untuk pekerjaan yang baik, kita akan memperoleh berkat limpah berupa sukacita dan kepuasan sekarang juga. Selain itu, kita bisa menantikan saatnya ketika semua manusia akan bergairah dalam ibadat sejati untuk menghormati Pencipta kita, Yehuwa. 17, 18. (a) Mengapa dapat dikatakan bahwa
16. Apa hasilnya jika kita memperlihatkan sifat-
sifat seperti kepanjangsabaran, kasih, dan kebaikan hati? Berikan contoh apa yang dilakukan pemimpin agama palsu.
12
dengan mencerminkan sifat-sifat Yehuwa, kita menghormati-Nya? (b) Apa yang memotivasi Saudara untuk terus melakukan pekerjaan yang baik? MENARA PENGAWAL
PERTANYAAN PEMBACA
Apakah orang Israel menghukum mati para penjahat dengan memakukan mereka pada tiang? ˇ Banyak bangsa pada zaman dahulu menghukum mati penjahat-penjahat tertentu dengan memakukan mereka pada tiang atau tonggak. Orang Romawi mengikat atau memakukan orang seperti itu pada tiang eksekusi. Di tiang itu, si penjahat mungkin masih hidup selama beberapa hari sampai akhirnya ia tidak kuat lagi menahan sakit, haus, lapar, dan cuaca. Orang Romawi menganggap hukuman ini sebagai hukuman yang memalukan dan dikhususkan bagi penjahat yang paling hina. Bagaimana dengan bangsa Israel zaman dahulu? Apakah mereka menghukum mati penjahat dengan memakukannya pada tiang? Hukum Musa menetapkan, ”Apabila dalam diri seseorang didapati suatu dosa yang membuat dia patut dihukum mati, dan dia dibunuh, dan engkau menggantungnya pada sebuah tiang, maka mayatnya tidak boleh ditinggalkan pada tiang itu sepanjang malam; tetapi engkau harus menguburkannya pada hari itu.” (Ul. 21:22, 23) Jelaslah, pada zaman Kitab-Kitab Ibrani, seseorang yang divonis mati pertama-tama dibunuh, lalu digantung pada sebuah tiang atau pohon. Mengenai hal ini, Imamat 20:2 menyatakan, ”Setiap orang dari antara putra-putra Israel, dan setiap penduduk asing yang berdiam sebagai orang asing di Israel, yang menyerahkan keturunannya kepada Molekh, harus dibunuh. Orang-orang di negeri itu harus melontari dia sampai mati dengan batu.” Orang-orang yang kedapatan memiliki ”roh cenayang atau roh peramal” juga dihukum mati. Dengan cara 15 MEI 2013
apa? ”Dilontari dengan batu sampai mati.” —Im. 20:27. Di Ulangan 22:23, 24 dikatakan, ”Apabila seorang anak dara sudah bertunangan, lalu seorang pria bertemu dengan dia di kota dan tidur dengannya, kamu harus membawa keduanya ke gerbang kota dan melontari mereka dengan batu, dan mereka harus mati, perempuan itu, karena ia ada di kota namun tidak berteriak, dan
Jelaslah, pada zaman Kitab-Kitab Ibrani, seseorang yang divonis mati pertama-tama dibunuh, lalu digantung pada sebuah tiang atau pohon pria itu, karena ia telah merendahkan istri sesamanya. Demikianlah engkau harus menyingkirkan apa yang jahat dari tengah-tengahmu.” Jadi, di antara bangsa Israel zaman dahulu, metode utama eksekusi terhadap orang-orang yang bersalah atas kejahatan yang keji adalah dengan dilempari batu.1 Ulangan 21:23 menyatakan bahwa ”orang yang digantung adalah sesuatu yang dikutuk Allah”. Ya, dipertontonkannya mayat orang jahat ”yang dikutuk Allah” tersebut merupakan suatu peringatan bagi orang-orang Israel. 1 Banyak pakar sepakat bahwa di bawah Hukum, seorang penjahat dieksekusi sebelum digantung di tiang. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa pada abad pertama, beberapa penjahat dipakukan hidup-hidup oleh orang Yahudi dan mati pada tiang.
13
PERKUAT PERKAWINAN SAUDARA MELALUI KOMUNIKASI YANG BAIK ”Bagaikan apel emas dalam pahatan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat.”—AMS. 25:11.
APA JAWABAN SAUDARA?
Bagaimana komunikasi dalam perkawinan bisa menjadi lebih baik jika kita menunjukkan pemahaman?
Mengapa suami istri perlu saling memperlihatkan respek?
Apa hasilnya jika kita memupuk kerendahan hati dalam perkawinan?
”SAYA lebih senang menghabiskan waktu bersama istri ketimbang dengan orang lain,” kata seorang saudara di Kanada. Ia menambahkan, ”Bersama dia, saat-saat bahagia jadi lebih menyenangkan dan saat-saat susah jadi lebih ringan.” Seorang suami di Australia menulis, ”Selama 11 tahun menikah, tidak pernah satu hari pun saya tidak berbicara dengan istri. Saya dan dia tidak pernah ragu atau khawatir akan kekuatan perkawinan kami. Ini bisa terwujud karena kami sering berbicara dari hati ke hati.” Seorang saudari di Kosta Rika menyatakan, ”Komunikasi yang baik membuat perkawinan kami lebih bahagia. Itu juga membuat kami semakin dekat dengan Yehuwa, melindungi kami dari godaan, mempersatukan kami, dan membuat kasih kami semakin besar.” 2 Apakah Saudara menikmati percakapan yang menyenangkan dengan teman hidup Saudara, atau apakah kalian sulit berbicara dari hati ke hati? Memang, hal itu mungkin tidak mudah karena perkawinan menyatukan dua orang yang tidak sempurna dengan kepribadian yang berbeda, termasuk sifat-sifat yang terbentuk oleh budaya dan cara dibesarkan. (Rm. 3:23) Selain itu, cara suami istri menyatakan diri mungkin berbeda. Itulah sebabnya dua peneliti perkawinan, John M. Gottman dan Nan Silver, mengatakan bahwa perkawinan adalah ikatan yang menuntut ”keberanian, tekad, dan ketangguhan”. 3 Ya, perkawinan yang berhasil adalah buah dari kerja keras. Namun, hasilnya adalah kebahagiaan yang tak terkira. Suami istri yang saling mengasihi dapat benar-benar menikmati kebersamaan mereka. (Pkh. 9:9) Perhatikan perkawinan bahagia Ishak dan Ribka. (Kej. 24:67) Sekalipun mereka telah lama menikah, kasih sayang mereka terhadap satu sama lain tidak berkurang sedikit pun. Dewasa ini, hal serupa juga dinikmati oleh banyak pasangan. Apa rahasia1. Bagaimana komunikasi yang baik bisa memperkuat perkawinan? 2. Apa saja yang bisa menghalangi komunikasi yang baik? 3. Apa yang membantu banyak pasangan memperkuat perkawinan mereka?
14
MENARA PENGAWAL
nya? Mereka belajar menyatakan pikiran dan perasaan mereka dengan terus terang namun lembut. Mereka memupuk dan menunjukkan pemahaman, kasih, respek yang dalam, dan kerendahan hati. Seperti yang akan kita bahas, kalau sifat-sifat penting ini nyata dalam perkawinan, komunikasi akan selalu lancar. TUNJUKKAN PEMAHAMAN 4 ”Ia yang memperlihatkan pemahaman dalam suatu perkara akan mendapatkan yang baik,” kata Amsal 16:20. Betapa benarnya hal itu dalam kehidupan perkawinan dan keluarga. (Baca Amsal 24:3.) Sumber terbaik untuk mendapatkan pemahaman dan hikmat adalah Firman Allah. Menurut Kejadian 2:18, Allah menciptakan wanita sebagai pelengkap bagi pria, bukan duplikatnya. Maka, cara wanita berkomunikasi berbeda dari pria. Memang, setiap orang berbeda-beda, tetapi umumnya wanita suka berbicara tentang perasaannya, tentang orang lain, dan hubungan antarmanusia. Mereka menyukai percakapan yang akrab dari hati ke hati. Percakapan seperti itu membuat mereka merasa dikasihi. Di sisi lain, pria tidak terlalu suka berbicara tentang perasaannya. Mereka lebih sering membicarakan kegiatan, problem, dan solusi. Dan, pria ingin direspek. 5 ”Suami saya maunya cepat-cepat menyelesaikan problem ketimbang mendengarkan saya,” komentar seorang saudari di Inggris. Ia menjelaskan bahwa hal itu membuatnya kesal karena ia sebenarnya ingin didengarkan dan dipahami. Seorang suami menulis, ”Sewaktu kami baru menikah, saya cenderung langsung mencarikan solusi untuk semua problem istri saya. Tetapi, saya kemudian sadar bahwa yang ia inginkan adalah didengarkan.” (Ams. 18:13; Yak. 1:19) Suami yang berpemahaman akan memerhatikan perasaan istrinya dan berupaya menyesuaikan cara ia menanggapi. Dan, ia juga perlu meyakinkan istrinya bahwa ia peduli akan pendapat dan perasaan istrinya. (1 Ptr. 3:7) Sebaliknya, istri perlu berupaya memahami sudut pandang suaminya.
4, 5. Bagaimana pemahaman membantu suami
istri mengetahui apa yang teman hidup mereka inginkan? Berikan contoh. 15 MEI 2013
Jika suami maupun istri memahami, menghargai, dan menjalankan peran mereka masingmasing sesuai dengan nasihat Alkitab, perkawinan mereka pun menjadi indah. Selain itu, mereka akan sanggup bekerja sama dalam membuat dan menjalankan keputusan yang bijak dan seimbang. 6 Suami istri yang memiliki pemahaman juga mengetahui bahwa ada ”waktu untuk berdiam diri dan waktu untuk berbicara”. (Pkh. 3:1, 7) ”Sekarang saya tahu bahwa kadang-kadang waktunya tidak tepat untuk membicarakan suatu masalah,” kata seorang saudari yang telah menikah selama sepuluh tahun. ”Kalau suami saya sedang kewalahan dengan pekerjaan atau tugas-tugasnya, saya menunggu sampai waktunya cocok untuk membicarakan masalah tertentu. Hasilnya, pembicaraan kami lebih lancar.” Istri yang berdaya pengamatan juga akan berbicara dengan lembut, karena ia tahu bahwa kata-kata yang dipilih dengan baik dan ”diucapkan pada waktu yang tepat” akan lebih menggugah dan mudah diterima.—Baca Amsal 25:11. 7 Seorang suami Kristen hendaknya tidak hanya mendengarkan tetapi juga menyatakan perasaannya dengan terus terang. Seorang penatua yang telah menikah selama 27 tahun mengatakan, ”Saya harus belajar caranya menyatakan perasaan saya yang terdalam kepada istri saya.” Seorang saudara yang telah menikah selama 24 tahun mengatakan, ”Saya bisa saja memendam problem dan berpikir, ’Kalau saya tidak membicarakannya, itu juga akan hilang sendiri.’ Tetapi, saya akhirnya sadar bahwa menyatakan perasaan itu bukan suatu kelemahan. Sewaktu saya sulit mengungkapkannya, saya berdoa agar tahu apa yang harus saya katakan dan bagaimana mengatakannya. Lalu, saya tarik napas dalam-dalam dan mulai berbicara.” Faktor yang juga penting adalah memilih waktu yang tepat, misalnya sewaktu mereka sedang berdua saja sehabis membahas ayat harian atau membaca Alkitab bersama. 6, 7. (a) Bagaimana prinsip di Pengkhotbah 3:7
bisa membantu suami istri menunjukkan pemahaman? (b) Bagaimana istri bisa menunjukkan daya pengamatan? Upaya apa yang hendaknya dikerahkan suami?
15
Hal-hal kecil bisa berpengaruh besar dalam perkawinan
8 Baik suami maupun istri perlu berdoa dan bertekad untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tentu saja, mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Namun, mereka akan termotivasi untuk melakukannya jika mereka mengasihi Yehuwa, meminta roh-Nya, dan memandang perkawinan mereka sebagai ikatan yang suci. Seorang saudari yang telah menikah selama 26 tahun menulis, ”Saya dan suami menganggap serius cara Yehuwa memandang perkawinan, jadi tidak pernah terpikir oleh kami untuk berpisah. Kami pun berupaya lebih keras untuk menyelesaikan problem dengan membahasnya bersamasama.” Kesetiaan dan pengabdian yang saleh seperti itu membuat Allah senang dan akan menghasilkan berkat-Nya yang limpah.—Mz. 127:1.
TUMBUHKAN KASIH 9
Kasih, ”ikatan pemersatu yang sempurna”, merupakan sifat yang paling penting dalam perkawinan. (Kol. 3:14) Kasih sejati bertumbuh seraya suami istri melewati saat susah dan senang dalam perkawinan. Suami istri akan menjadi sahabat yang semakin akrab dan menikmati kebersamaan mereka. Perkawinan seperti itu diperkuat, bukan oleh bebe8. Hal lain apa yang memotivasi pasangan Kris-
ten untuk menyukseskan perkawinan mereka? 9, 10. Dengan cara apa saja suami istri bisa memperkuat ikatan kasih mereka?
16
rapa tindakan besar seperti dalam film-film, melainkan oleh tak terhitung banyaknya tindakan kecil. Itu bisa berupa pelukan, komentar positif, kebaikan hati, senyuman, dan ungkapan tulus untuk menanyakan ”bagaimana kamu hari ini?” Hal-hal kecil ini bisa berpengaruh besar dalam perkawinan. Sepasang suami istri, yang telah menikmati perkawinan yang bahagia selama 19 tahun, mengatakan bahwa mereka saling menelepon dan mengirim SMS ”sekadar untuk menanyakan kabar”. 10 Kasih juga mendorong suami istri untuk terus belajar tentang satu sama lain. (Flp. 2:4) Semakin banyak yang mereka ketahui tentang satu sama lain, semakin besar kasih mereka terhadap satu sama lain meskipun mereka tidak sempurna. Perkawinan yang berhasil akan bertumbuh menjadi semakin bahagia dan kuat seiring dengan berlalunya waktu. Jika Saudara sudah menikah, pikirkanlah, ’Seberapa baik saya mengenal teman hidup saya? Apakah saya memahami perasaan dan pikirannya? Seberapa sering saya memikirkan dia, mungkin memikirkan sifat-sifatnya yang dulu membuat saya jatuh cinta kepadanya?’ PUPUKLAH RESPEK 11 Perkawinan yang paling bahagia sekalipun bukanlah perkawinan yang sempurna.
11. Mengapa respek sangat penting agar perka-
winan berhasil? Berikan contoh dari Alkitab. MENARA PENGAWAL
Dan, meski suami istri saling mengasihi, mereka tidak selalu sependapat. Abraham dan Sara juga kadang berbeda pendapat. (Kej. 21: 9-11) Akan tetapi, perbedaan itu tidak merenggangkan hubungan mereka. Mengapa? Mereka memperlakukan satu sama lain dengan cara yang bermartabat dan penuh respek. Misalnya, Abraham menggunakan kata ”tolong” sewaktu berbicara kepada Sara. (Kej. 12:11, 13) Sara pun menaati Abraham dan menganggap dia sebagai ’tuannya’. (Kej. 18:12) Jika suami istri tidak saling merespek, hal ini akan nyata dari cara mereka berbicara dan nada suara mereka. (Ams. 12:18) Jika mereka tidak mengoreksi problem yang mendasar ini, perkawinan mereka akan terancam bahaya.—Baca Yakobus 3:7-10, 17, 18. 12 Pasangan yang baru menikah khususnya perlu berupaya keras untuk berbicara dengan lembut dan penuh respek kepada satu sama lain. Dengan demikian, mereka akan menciptakan suasana yang cocok untuk komunikasi yang terbuka dan terus terang. ”Meskipun tahun pertama perkawinan sangat membahagiakan, itu juga bisa membuat frustrasi,” kenang seorang suami. ”Ketika kita berupaya 12. Mengapa pasangan yang baru menikah khususnya perlu mengupayakan komunikasi yang penuh respek?
Terus upayakan komunikasi yang baik dalam perkawinan Saudara
memahami perasaan, kebiasaan, dan kebutuhan istri—demikian pula sebaliknya—prosesnya tidak selalu mulus! Namun, ada hal-hal yang bisa membantu, yaitu sikap masuk akal, selera humor, dan sifat-sifat yang bermanfaat seperti kerendahan hati, kesabaran, dan kepercayaan kepada Yehuwa.” Betapa benarnya kata-kata itu! PERLIHATKAN KERENDAHAN HATI YANG TULUS 13 Komunikasi yang baik dalam perkawinan bisa disamakan dengan anak sungai yang mengalir perlahan melintasi sebuah kebun. Sikap ”rendah hati” sangat penting agar aliran itu tidak terhenti. (1 Ptr. 3:8) Seorang saudara yang telah menikah selama 11 tahun mengatakan, ”Kerendahan hati adalah cara tercepat untuk mengatasi perselisihan, karena kita akan mau mengatakan, ’Maaf, ya.’ ” Seorang penatua yang telah menikmati perkawinan yang bahagia selama 20 tahun berkomentar, ”Kadang-kadang mengatakan ’Maaf, ya’ lebih penting daripada ’Aku sayang kamu’.” Ia menambahkan, ”Cara termudah untuk bisa rendah hati adalah dengan berdoa. Sewaktu saya dan istri berbicara kepada
13. Mengapa kerendahan hati sangat penting agar perkawinan bahagia?
Yehuwa bersama-sama, kami teringat akan ketidaksempurnaan kami dan kebaikan hati Allah. Pengingat itu membantu kami memiliki sudut pandang yang benar.” 14 Sebaliknya, sikap tinggi hati sama sekali tidak menyelesaikan problem. Sikap itu menghambat komunikasi karena akan membuat orang tidak mau dan tidak berani meminta maaf. Ketimbang dengan rendah hati mengatakan, ”Maafkan saya,” orang yang tinggi hati akan berdalih. Sebaliknya dari mengakui kelemahannya dengan terus terang, ia akan mencari-cari kesalahan orang lain. Sewaktu disakiti, ia tidak akan mengupayakan perdamaian tetapi malah menjadi tersinggung, dan mungkin membalas dengan kata-kata yang kasar atau melakukan aksi tutup mulut. (Pkh. 7:9) Ya, sikap tinggi hati bisa berakibat fatal atas perkawinan. Kita perlu mengingat bahwa ”Allah menentang orang yang angkuh, tetapi kepada orang yang rendah hati ia memberikan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh”.—Yak. 4:6. 15 Tentu saja, tidaklah masuk akal untuk berpikir bahwa problem akibat sikap tinggi hati tidak akan pernah muncul. Namun, kalau itu muncul, kita perlu segera menyelesaikannya. Paulus mengatakan kepada rekan-rekan Kristennya, ”Jangan sampai matahari terbenam sewaktu kamu masih dalam keadaan terpancing untuk marah, juga jangan memberikan tempat bagi Iblis.” (Ef. 4:26, 27) Kalau kita tidak mengindahkan nasihat Firman Allah, kita akan sangat tertekan. ”Kadang, saya dan suami tidak menerapkan Efesus 4:26, 27,” keluh seorang saudari. ”Akibatnya, saya sama sekali tidak bisa tidur nyenyak!” Tidakkah lebih baik segera membahas masalahnya dengan tujuan untuk berdamai? Tentu saja, suami dan istri perlu memberikan waktu kepada teman hidupnya untuk menenangkan diri. Mereka juga perlu berdoa meminta bantuan Yehuwa agar memiliki cara berpikir yang benar. Hal itu mencakup kerendahan hati, yang akan
membantu mereka berfokus pada masalahnya dan bukan pada diri sendiri sehingga situasinya tidak semakin buruk.—Baca Kolose 3: 12, 13. 16 Kerendahan hati dan kesahajaan akan membantu suami atau istri menghargai kelebihan teman hidupnya. Sebagai contoh: Seorang istri mungkin memiliki bakat istimewa yang ia gunakan demi kepentingan keluarga. Jika suaminya rendah hati dan bersahaja, ia tidak akan merasa tersaingi tetapi akan menganjurkan dia untuk memanfaatkan bakatnya itu. Dengan demikian, sang suami menunjukkan bahwa ia menghargai dan menyayangi istrinya. (Ams. 31:10, 28; Ef. 5:28, 29) Di sisi lain, istri yang rendah hati dan bersahaja tidak akan menyombongkan kesanggupannya atau meremehkan suaminya. Lagi pula, mereka berdua adalah ”satu daging”. Kalau yang satu disakiti, yang lain juga merasakannya. —Mat. 19:4, 5. 17 Kalian tentu ingin perkawinan kalian seperti perkawinan Abraham dan Sara atau Ishak dan Ribka. Perkawinan mereka benarbenar bahagia, langgeng, dan membuat Yehuwa dimuliakan. Jika itu yang kalian inginkan, pandanglah perkawinan seperti Yehuwa memandangnya. Dapatkan pemahaman dan hikmat dari Firman-Nya. Pupuklah kasih sejati, yang bagaikan ”nyala api Yah”, dengan menghargai teman hidup kalian. (Kid. 8:6) Kerahkanlah upaya untuk memupuk kerendahan hati. Perlakukan teman hidup Saudara dengan penuh respek. Jika ini semua dilakukan, perkawinan kalian akan membuat kalian dan Bapak surgawi kalian bahagia. (Ams. 27:11) Ya, kalian akan turut merasakan apa yang diungkapkan oleh seorang saudara yang telah menikah selama 27 tahun. Ia menulis, ”Entah bagaimana jadinya hidup saya tanpa istri saya. Perkawinan kami semakin hari semakin kuat. Ini adalah hasil dari kasih kami kepada Yehuwa dan komunikasi yang rutin.” 16. Bagaimana kerendahan hati bisa membantu
14. Apa dampak sikap tinggi hati atas perka-
winan? 15. Jelaskan bagaimana prinsip di Efesus 4: 26, 27 bisa membantu suami istri mengatasi perselisihan mereka.
18
pasangan suami istri menghargai kelebihan satu sama lain? 17. Dewasa ini, apa yang dapat menghasilkan perkawinan yang bahagia dan yang memuliakan Yehuwa? MENARA PENGAWAL
ORANG TUA, ANAK-ANAK —BERKOMUNIKASILAH DENGAN KASIH ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.” —YAK. 1:19.
APA JAWABAN SAUDARA?
Mengapa menyediakan waktu untuk komunikasi itu penting?
”ANDAIKATA kamu tahu bahwa orang tuamu besok akan meninggal, apa yang terutama ingin kamu katakan kepada mereka hari ini?” Pertanyaan itu diajukan kepada ratusan anak di Amerika Serikat. Sekitar 95 persen mengatakan bahwa mereka tidak akan membahas problem atau perselisihan dengan orang tua mereka. Sebaliknya, anakanak itu mengatakan bahwa mereka akan bilang, ”Maaf, ya” dan ”Aku sayang sama kalian”.—For Parents Only, karya Shaunti Feldhahn dan Lisa Rice. 2 Pada umumnya, anak-anak menyayangi orang tua mereka, dan orang tua pun menyayangi anak mereka. Terlebih lagi dalam keluarga Kristen. Namun, meskipun orang tua dan anak-anak ingin akrab dengan satu sama lain, kadang komunikasi di antara mereka tidak lancar. Sekalipun mereka bisa jadi saling terbuka dan terus terang, ada topik-topik yang tidak mau mereka bicarakan. Mengapa? Apa yang bisa membuat komunikasi yang baik itu sulit? Bagaimana cara mengatasinya? ’MEMBELI SEMUA’ WAKTU AGAR BISA BERKOMUNIKASI
Bagaimana orang tua bisa menerapkan Yakobus 1:19?
Bagaimana anak-anak bisa menerapkan Yakobus 1:19?
3
Banyak keluarga merasa tidak punya cukup waktu untuk berbicara dari hati ke hati. Tetapi, pada zaman dahulu tidak demikian halnya. Musa mengatakan kepada para ayah di Israel, ”Engkau harus menanamkan [perkataan Allah] dalam diri putramu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ul. 6:6, 7) Ketika itu, anak-anak menghabiskan waktu sepanjang hari bersama ibu mereka di rumah atau bersama ayah mereka di ladang atau di tempat kerja. Orang tua dan anak-anak punya banyak waktu 1, 2. Pada umumnya, bagaimana perasaan orang tua dan
anak-anak terhadap satu sama lain, tetapi problem apa yang kadang mereka hadapi? 3. (a) Mengapa banyak keluarga merasa sulit untuk berbicara dari hati ke hati? (b) Mengapa komunikasi antara orang tua dan anak-anak di Israel bisa lebih mudah?
19
Jangan biarkan komunikasi dalam keluarga terhalang karena masing-masing disibukkan oleh berbagai penyimpang perhatian
untuk mengobrol. Dengan demikian, para orang tua bisa memahami kebutuhan, keinginan, dan kepribadian anak mereka. Dan, anak-anak pun bisa benar-benar mengenal orang tua mereka. 4 Betapa berbedanya dengan zaman sekarang! Di beberapa negeri, anak-anak sudah mulai disekolahkan sejak mereka masih sangat kecil, bahkan kadang sejak mereka berumur dua tahun. Banyak ayah dan ibu bekerja di tempat yang jauh dari rumah. Saat orang tua dan anak punya sedikit waktu bersama, perhatian mereka tersita oleh komputer, televisi, dan perangkat elektronik lainnya. Dalam banyak keluarga lainnya, orang tua dan anak-anak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sehingga mereka merasa asing terhadap satu sama lain. Dapat dikatakan hampir tidak pernah ada pembicaraan dari hati ke hati. 5 Dapatkah Saudara ’membeli semua’ waktu dari kegiatan-kegiatan lain agar bisa 4. Mengapa banyak keluarga dewasa ini sulit berkomunikasi? 5, 6. Bagaimana beberapa orang tua ’membeli semua’ waktu agar memiliki waktu bersama anak mereka?
20
memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga Saudara? (Baca Efesus 5:15, 16.) Beberapa keluarga sepakat untuk membatasi waktu mereka di depan televisi atau komputer. Yang lainnya mengupayakan untuk makan bersama sedikitnya satu kali sehari. Dan, bukankah ibadat keluarga merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mendekatkan orang tua dengan anak-anak dan untuk membahas hal-hal rohani dalam suasana yang menyenangkan? Menyisihkan waktu satu jam atau lebih setiap minggu bisa menjadi awal yang bagus. Namun, percakapan yang terbuka menuntut lebih daripada itu. Maka, keluarga harus sering mengobrol. Sebelum anak-anak berangkat ke sekolah, katakanlah sesuatu yang membina, bahaslah ayat harian bersamanya, atau ajak dia berdoa bersama. Hal-hal tersebut akan berpengaruh besar atas kegiatannya sepanjang hari itu. 6 Ada beberapa orang tua yang menyesuaikan gaya hidup mereka agar bisa memiliki lebih banyak waktu bersama anak mereka. Misalnya, Laura,1 seorang ibu dengan dua anak yang masih kecil, mengundurkan diri dari pekerjaan purnawaktunya untuk 1 Nama telah diubah.
MENARA PENGAWAL
alasan itu. Ia mengatakan, ”Pagi-pagi kami biasanya sudah cepat-cepat berangkat ke kantor atau ke sekolah. Sewaktu saya pulang, anak-anak biasanya sudah disuruh tidur oleh pengasuhnya. Memang, dengan berhenti dari pekerjaan, mau tidak mau penghasilan kami berkurang, tetapi saya jadi lebih memahami pikiran dan problem anak saya. Saya bisa mendengarkan apa yang mereka doakan dan bisa membimbing mereka, menguatkan mereka, dan mengajar mereka.” ”CEPAT MENDENGAR” 7
Setelah mewawancarai banyak anak muda, para penulis buku For Parents Only mendapati adanya penghalang lain bagi komunikasi. Mereka mengatakan, ”Yang paling sering dikeluhkan oleh anak-anak tentang orang tua mereka adalah, ’Papa Mama tidak mendengarkan aku.’ ” Akan tetapi, keluhan yang sama juga sering disuarakan oleh orang tua. Maka, agar jalur komunikasi tetap terbuka, masing-masing anggota keluarga harus saling mendengarkan—dengan sungguh-sungguh.—Baca Yakobus 1:19. 8 Orang tua, apakah kalian benar-benar mendengarkan anak kalian? Hal itu bisa jadi sulit sewaktu kalian sedang lelah atau merasa topiknya sepele. Akan tetapi, hal yang kalian rasa sepele bisa jadi dianggap sangat penting oleh anak kalian. ”Cepat mendengar” berarti tidak hanya memerhatikan apa yang anak kalian katakan, tetapi juga cara dia mengatakannya. Nada suara dan gerak geriknya bisa memperlihatkan bagaimana perasaan dia. Kalian juga perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. ”Isi hati orang ibarat air sumur yang dalam,” kata Alkitab, ”tapi bisa ditimba oleh orang yang punya pengertian.” (Ams. 20:5, Bahasa Indonesia Masa Kini) Ya, agar dapat menimba isi hati sang anak, Saudara perlu memiliki pemahaman dan pengertian, khususnya jika itu berkaitan dengan masalah-masalah yang sensitif. 7. Apa yang sering dikeluhkan baik oleh anak-
9
Anak-anak, apakah kalian menaati orang tua kalian? ”Putraku, dengarkanlah disiplin bapakmu,” kata Alkitab, ”dan jangan meninggalkan hukum ibumu.” (Ams. 1:8) Ingatlah, orang tuamu menyayangi kamu dan selalu menginginkan yang terbaik untukmu, maka kamu sebaiknya mendengarkan dan menaati mereka. (Ef. 6:1) Jika ada komunikasi yang baik antara kamu dengan orang tua dan jika kamu tahu bahwa kamu disayangi, kamu akan lebih mudah untuk taat. Ungkapkanlah perasaanmu tentang berbagai hal kepada orang tua. Dengan begitu, mereka akan lebih memahamimu. Dan tentu saja, kamu juga harus berupaya memahami mereka. 10 Dalam hal mendengarkan nasihat dari teman sebaya, kamu juga perlu berhati-hati. Mereka bisa jadi memberikan nasihat yang kamu rasa cocok buatmu, tetapi belum tentu berguna. Malah, nasihat mereka bisa mencelakakanmu. Karena tidak memiliki hikmat dan pengalaman seperti yang dimiliki orang yang lebih tua, kebanyakan anak muda cenderung tidak berpikir panjang dan tidak bisa melihat akibat dari perbuatan mereka kelak. Ingatlah kisah Rehoboam, putra Raja Salomo. Ketika dia diangkat menjadi raja atas Israel, dia seharusnya mengikuti nasihat dari orang-orang yang lebih tua. Tetapi, dia malah mengikuti nasihat bodoh dari anak-anak muda sebayanya. Akibatnya, sebagian besar rakyatnya tidak mendukung dia lagi. (1 Raj. 12:1-17) Maka, jangan tiru tindakan bodoh Rehoboam. Sebaliknya, berupayalah agar komunikasimu dengan orang tua tetap terbuka. Ceritakan pendapatmu kepada mereka. Ikuti nasihat mereka, dan belajarlah dari hikmat mereka.—Ams. 13:20. 11 Orang tua, jika kalian tidak ingin anak-anak meminta nasihat dari teman 9. Mengapa anak-anak perlu mendengarkan
orang tua mereka? 10. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Alki-
anak maupun orang tua?
tab tentang Rehoboam?
8. Bagaimana orang tua dapat benar-benar
11. Apa akibatnya jika orang tua tidak mudah
mendengarkan anak mereka?
didekati?
15 MEI 2013
21
sebayanya, kalian harus mudah didekati dan mudah diajak bicara. Seorang remaja putri menulis, ”Baru aku sebut nama seorang cowok, Papa Mama sudah tegang. Aku jadi ikut-ikutan tegang dan akhirnya malas meneruskan obrolan dengan mereka.” Seorang saudari muda lain menulis, ”Banyak anak remaja menginginkan nasihat dari orang tua mereka, tetapi jika orang tua tidak menanggapi mereka dengan serius, anak-anak akan mencari orang lain yang mau menanggapi mereka, meskipun orang itu tidak berpengalaman.” Jika kalian dengan penuh perhatian mau mendengarkan anak kalian tentang topik apa pun, mereka kemungkinan besar akan lebih terbuka dan mau mengikuti bimbingan kalian. ”LAMBAT BERBICARA” 12
Penghalang komunikasi juga bisa timbul jika orang tua bereaksi secara emosional dan negatif terhadap apa yang anak mereka katakan. Memang, orang tua Kristen ingin melindungi anak mereka, karena pada ”harihari terakhir” ini ada banyak bahaya, baik bahaya rohani maupun yang lain. (2 Tim. 3: 1-5) Namun, anak-anak bisa jadi menganggap tindakan orang tua untuk melindungi mereka itu terlalu berlebihan. 13 Orang tua sebaiknya tidak cepat-cepat mengungkapkan pendapat mereka. Memang tidak selalu mudah untuk tetap diam jika anak kalian mengatakan sesuatu yang membuat kalian khawatir. Akan tetapi, sangatlah penting untuk mendengarkan baikbaik sebelum menjawab. Raja Salomo yang bijak menulis, ”Apabila seseorang menjawab suatu perkara sebelum mendengar, itu adalah kebodohan di pihaknya dan kehinaan.” (Ams. 18:13) Jika kalian tetap tenang, anak kalian akan bercerita lebih banyak dan kalian akan mengetahui lebih banyak. Agar bisa membantunya, kalian harus mengetahui terlebih dahulu situasinya secara lengkap. Di
balik ’omongannya yang tidak terkendali’, bisa jadi hatinya sedang galau. (Ayb. 6:1-3) Sebagai orang tua yang pengasih, gunakanlah telinga kalian untuk mengerti dan gunakanlah lidah kalian untuk menyembuhkan. 14 Anak-anak, kalian juga harus lambat berbicara, jangan cepat-cepat membantah apa yang dikatakan orang tua, sebab Allah memberi mereka tanggung jawab untuk melatih kalian. (Ams. 22:6) Mereka mungkin sudah pernah mengalami apa yang sekarang kamu alami. Lagi pula, mereka menyesali kesalahan yang mereka buat dulu, dan sekarang mereka ingin membantumu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Maka, anggaplah orang tuamu sebagai kawan, bukan lawan; yang ingin membantumu, bukan menyakitimu. (Baca Amsal 1:5.) ”Hormatilah bapakmu dan ibumu”, dan tunjukkanlah bahwa kamu menyayangi mereka sama seperti mereka menyayangi kamu. Hal itu akan memudahkan mereka untuk ’membesarkanmu dengan disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa’.—Ef. 6:2, 4. ”LAMBAT MURKA” 15
Kadang kita kehilangan kesabaran terhadap orang yang kita sayangi. ”Kepada orang-orang kudus dan saudara-saudara yang setia dalam persatuan dengan Kristus di Kolose”, rasul Paulus menulis, ”Hai, suami-suami, teruslah kasihi istrimu dan janganlah marah dengan sengit kepada mereka. Hai, bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak patah semangat.” (Kol. 1:1, 2; 3:19, 21) Paulus menasihati saudara-saudara di Efesus, ”Biarlah semua kebencian dan kemarahan dan murka dan teriakan serta cacian disingkirkan darimu.” (Ef. 4:31) Jika kita memupuk kepanjangsabaran, kelemahlembutan, dan pengendalian diri, yang adalah aspek-aspek buah roh, kita akan tetap tenang meskipun sedang mengalami tekanan.—Gal. 5:22, 23 14. Mengapa anak-anak hendaknya lambat
12. Bagaimana reaksi orang tua bisa jadi meng-
berbicara?
halangi komunikasi dengan anak mereka? 13. Mengapa orang tua hendaknya tidak cepatcepat mengungkapkan pendapat mereka?
15. Apa yang dapat membantu kita agar ti-
22
dak kehilangan kesabaran dan marah terhadap orang yang kita sayangi? MENARA PENGAWAL
16
Perhatikan teladan Yesus. Bayangkan betapa tertekannya Yesus pada perjamuan malam terakhirnya bersama para rasul. Yesus tahu bahwa beberapa jam lagi dia akan mati dengan cara yang sangat menyakitkan. Kesetiaannya sangat penting untuk menyucikan nama Bapaknya dan menyelamatkan umat manusia. Namun, pada perjamuan itu, timbul ”perbantahan yang sengit di antara [para rasul] mengenai siapa dari antara mereka yang dianggap terbesar”. Yesus tidak membentak mereka atau menunjukkan kekesalan terhadap mereka. Sebaliknya, ia dengan tenang mengajak mereka bernalar. Yesus mengingatkan mereka bahwa mereka telah ’berpaut bersamanya’ selama masa-masa sukar. Meskipun Setan ingin mengayak mereka seperti gandum, Yesus menunjukkan bahwa ia yakin akan kesetiaan mereka. Dia bahkan mengadakan perjanjian dengan mereka.—Luk. 22:24-32. 17 Anak-anak juga perlu tetap tenang. Khususnya saat beranjak remaja, mereka mungkin merasa bahwa orang tua memberikan arahan karena tidak percaya kepada mereka. Meskipun hal itu kadang tampaknya benar, anggaplah perhatian orang tua sebagai bukti bahwa mereka mengasihi kamu. Jika kamu dengan tenang mendengarkan mereka dan mau bekerja sama, mereka akan merespekmu dan menganggap kamu sebagai orang yang bertanggung jawab. Jika kamu menunjukkan sikap seperti itu, mereka akan memberimu lebih banyak kebebasan dalam bidang-bidang lain. Pengendalian diri adalah tindakan yang bijaksana. ”Orang bebal mengeluarkan segala rohnya,” kata sebuah amsal, ”tetapi ia yang berhikmat menjaganya tetap tenang sampai ke akhir.” —Ams. 29:11. 18 Maka, para orang tua dan anak-anak yang terkasih, janganlah berkecil hati jika 16. Bagaimana Yesus mengoreksi murid-mu-
ridnya? Mengapa hal itu sangat luar biasa? 17. Apa yang bisa membantu anak-anak agar
tetap tenang? 18. Bagaimana kasih menghasilkan komuni-
kasi yang baik? 15 MEI 2013
Apakah kalian mendengarkan anak kalian dengan sungguh-sunguh?
komunikasi dalam keluarga kalian belum sebaik yang kalian harapkan. Teruslah upayakan hal itu, dan teruslah berjalan dalam kebenaran. (3 Yoh. 4) Di dunia baru nanti, orang-orang akan sempurna dan bisa berkomunikasi dengan sempurna. Tidak akan ada kesalahpahaman dan pertengkaran. Namun, sekarang ini, kita semua masih melakukan hal-hal yang mungkin belakangan kita sesali. Maka, jangan enggan untuk meminta maaf. Dan, ampunilah dengan lapang hati. Teruslah ”secara harmonis dipersatukan dalam kasih”. (Kol. 2:2) Kasih itu penuh kuasa. ’Kasih itu panjang sabar dan baik hati. Kasih tidak terpancing menjadi marah. Kasih tidak mencatat kerugian. Kasih menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu.’ (1 Kor. 13:4-7) Teruslah pupuk kasih, maka komunikasi akan semakin baik, dan kalian sekeluarga akan bahagia dan Yehuwa dimuliakan.
23
KISAH HIDUP
Mengapa Kehidupan Kami Benar-Benar Bermakna SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH
PATRICIA SMITH
TIDAK lama setelah putra saya Gary lahir pada 1958, saya merasa ada yang janggal. Namun, setelah sepuluh bulan barulah para dokter bisa mengetahui kelainan yang ia derita dan baru lima tahun kemudian para spesialis di London bisa memastikannya. Hati saya hancur ketika putri saya Louise, yang lahir sembilan tahun kemudian, menunjukkan gejala-gejala yang lebih serius daripada yang dialami Gary. ”Kedua anak Ibu menderita sindrom LMBB,1 dan ini tidak ada obatnya,” kata para dokter dengan penuh simpati. Ketika itu, belum banyak yang diketahui tentang kelainan genetika yang langka ini. Beberapa cirinya biasanya adalah gangguan penglihatan yang mengarah ke kebutaan, obesitas, jari tambahan, pertumbuhan yang lambat, gerakan tubuh yang susah dikoordinasi, diabetes melitus, osteoartritis, dan kelainan fungsi ginjal. Jadi, untuk mengurus anakanak saya itu tidak mudah. Menurut penelitian barubaru ini, hanya 1 dari 125.000 orang di Inggris yang menderita kelainan ini, walaupun ada lebih banyak orang yang menderita gejalanya yang lebih ringan. YEHUWA MENJADI ’TEMPAT TINGGI KAMI YANG AMAN’
Tak lama setelah menikah, saya bertemu dengan seorang Saksi Yehuwa. Saya segera tahu bahwa yang mereka sampaikan adalah kebenaran. Tetapi, suami saya tidak berminat sama sekali. Karena pekerjaannya, kami sering pindah sehingga saya tidak bisa bergabung dengan sidang mana pun. Meskipun begitu, saya terus membaca Alkitab dan berdoa ke1 Nama sindrom Laurence-Moon-Bardet-Biedl berasal dari nama empat dokter yang menemukan kelainan genetika ini. Kelainan ini diturunkan oleh kedua orang tua yang membawa gen resesif tersebut. Sekarang, kelainan ini umumnya disebut sindrom Bardet-Biedl dan tidak ada obatnya.
24
pada Yehuwa. Saya sangat terhibur ketika membaca bahwa ”Yehuwa akan menjadi tempat tinggi yang aman bagi siapa pun yang remuk, tempat tinggi yang aman pada masa kesesakan”, dan bahwa Ia ”pasti tidak akan meninggalkan orang yang mencari[-Nya]”. —Mz. 9:9, 10. Karena penglihatan Gary buruk, pada waktu dia berumur enam tahun, kami menyekolahkannya di sekolah luar biasa berasrama di pesisir selatan Inggris. Ia sering menelepon saya untuk curhat tentang hal-hal yang meresahkannya, dan melalui telepon, saya bisa membantunya memahami beberapa prinsip dasar Alkitab. Beberapa tahun setelah Louise lahir, saya sendiri menjadi sakit. Saya menderita sklerosis multipel dan fibromialgia. Ketika menginjak umur 16 tahun, Gary kembali ke rumah. Namun, penglihatannya memburuk, dan pada 1975 ia resmi dinyatakan buta. Pada 1977 suami saya meninggalkan kami. Tak lama setelah Gary pulang, kami mulai ikut melakukan berbagai kegiatan bersama sidang yang pengasih, dan saya dibaptis pada 1974. Saya sangat bersyukur ketika seorang penatua membantu Gary mengatasi perubahan fisik yang ia alami pada usia remajanya. Saksi-Saksi lain membantu saya mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Belakangan, lima dari saudara-saudari itu ditugaskan oleh lembaga pelayanan sosial setempat sebagai pengurus rumah kami yang resmi. Hal ini benar-benar suatu berkat bagi kami! Gary terus membuat kemajuan dalam kebenaran dan dibaptis pada 1982. Ia ingin sekali merintis ekstra. Maka, saya memutuskan untuk menemaninya dan saya pun ikut merintis selama beberapa tahun. Putra saya ini sangat bahagia ketika beberapa waktu kemudian ia ditanyai oleh pengawas wilayah kami, MENARA PENGAWAL
”Bagaimana kalau kamu jadi perintis biasa, Gary?” Anjuran itulah yang Gary butuhkan, dan pada 1990 ia dilantik. Gary menjalani dua kali operasi penggantian pinggul, yang pertama pada 1999 dan yang kedua pada 2008. Mengenai Louise, problem kesehatannya jauh lebih serius. Ia terlahir buta, dan ketika saya melihat bahwa ada enam jari pada salah satu kakinya, saya pun tahu bahwa ia juga menderita sindrom LMBB. Pemeriksaan selanjutnya menunjukkan bahwa ada kelainan serius pada banyak organ dalamnya yang lain. Dalam waktu beberapa tahun, ia sudah menjalani beberapa operasi besar, termasuk lima kali operasi ginjal. Seperti Gary, ia juga mengidap diabetes. Louise tahu bahwa sewaktu dioperasi bisa jadi timbul problem. Maka sebelumnya, ia berbicara kepada para dokter bedah, dokter anestesi, dan tim manajemen rumah sakit untuk menjelaskan keputusannya mengenai prosedur medis nondarah. Alhasil, ia pun memiliki hubungan baik dengan semua kalangan yang merawatnya.
layanan pada 1995 dan selalu sibuk di Balai Kerajaan, misalnya menyambut para anggota sidang dan membantu di bagian tata suara. Rekan-rekan Saksi menemani Gary dalam dinas dan sering mendorong kursi roda yang ia gunakan karena rematiknya. Seorang saudara membantunya memandu PAR dengan seorang peminat. Gary juga membina seorang Saksi yang tidak aktif selama 25 tahun. Kedua orang tersebut kini menghadiri perhimpunan. Ketika berumur sembilan tahun, Louise belajar merajut dari neneknya. Saya dan seorang saudari yang mengurusnya mengajari dia membordir. Karena ia sangat suka pekerjaan tangan itu, ia merajut selimut berwarna-warni untuk bayi dan para anggota sidang yang lansia. Ia juga suka membuat kartu ucapan yang ia tempeli gambar-gambar mungil. Kartu-kartu itu terus disimpan oleh orang-orang yang menerimanya. Ketika berumur belasan tahun, Louise belajar mengetik dengan sepuluh jari. Kini, dengan bantuan komputer khusus untuk tunanetra, ia sering menghubungi teman-temannya melalui e-mail. KEHIDUPAN KAMI BERMAKNA Pada umur 17 tahun, Louise diKami tidak pernah mengangbaptis. Setiap ada kampanye pegur. Semua sibuk dalam kegiatngabaran, kami merintis ekstra Betapa bersyukurnya an melayani Yehuwa. Dulu, sebersama-sama. Seperti halnya belum ada alat bantu elektronik Gary, Louise menghafalkan ayatkami atas kebenaran modern, saya membacakan publiuntuk menyatakan imannya berharga dalam Firman ayat kasi dan Alkitab untuk Gary dan akan janji Allah tentang suatu Yehuwa yang terilham! dunia di mana ”mata orang buta Louise selama berjam-jam. Sekarang ada CD, DVD, dan rekaman akan terbuka” dan ”tidak ada di www.jw.org sehingga kami sepenghuni yang akan mengatakan, mua bisa menikmati pelajaran Al’Aku sakit’ ”.—Yes. 33:24; 35:5. kitab pribadi mingguan pada Betapa bersyukurnya kami atas waktu-waktu yang berbeda. Dan, kebenaran berharga dalam Firkami pun bisa ikut memberikan komentar yang ber- man Yehuwa yang terilham! Hati kami dipenuhi rasa makna di perhimpunan. terima kasih atas dukungan yang pengasih dari sauKadang-kadang Gary menghafalkan komentar- dara-saudari di sidang kami, karena tanpa itu musnya, dan kalau ia mendapat tugas khotbah di Sekolah tahil kami melakukan kegiatan kami. Dan terPelayanan Teokratis, ia bisa menyampaikannya de- utama, berkat bantuan Yehuwa-lah kehidupan kami ngan kata-kata sendiri. Ia dilantik sebagai hamba pe- benar-benar bermakna. 15 MEI 2013
25
LINDUNGI WARISAN SAUDARA DENGAN MEMBUAT PILIHAN YANG BIJAK ”Muaklah terhadap apa yang fasik, berpautlah pada apa yang baik.” —RM. 12:9.
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa warisan rohani kita?
Peringatan apa yang kita dapatkan dari tindakan Esau?
JUTAAN orang telah membuat pilihan yang bijak untuk melayani Allah Yehuwa dan mengikuti langkah-langkah Yesus Kristus dengan saksama. (Mat. 16:24; 1 Ptr. 2:21) Kita tidak menganggap enteng pembaktian kita kepada Allah itu. Kita membuat pilihan itu bukan berdasarkan pengetahuan ala kadarnya tentang beberapa ayat. Pilihan itu kita buat setelah mempelajari Firman Allah dengan saksama. Melalui pelajaran itu, kita bisa mengetahui banyak perincian yang menguatkan iman tentang warisan yang Yehuwa sediakan bagi orang-orang yang ’terus memperoleh pengetahuan mengenai diri-Nya dan mengenai pribadi yang Dia utus, Yesus Kristus’.—Yoh. 17:3; Rm. 12:2. 2 Untuk menjaga hubungan baik kita dengan Yehuwa, kita harus membuat pilihan yang menyenangkan Bapak surgawi kita. Artikel ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan penting, seperti: Apa warisan kita? Bagaimana seharusnya kita memandang hal itu? Bagaimana kita bisa memastikan agar kita memperolehnya? Apa yang akan membantu kita membuat pilihan yang bijak? APA WARISAN KITA? 3
Bagaimana kita bisa melindungi warisan kita?
Sejumlah kecil orang Kristen menantikan ”warisan yang tidak fana dan tidak tercemar dan yang tidak akan pudar”, yaitu hak istimewa yang tak ternilai untuk memerintah bersama Kristus di surga. (1 Ptr. 1:3, 4) Untuk menerima warisan itu, mereka harus ”dilahirkan kembali”. (Yoh. 3:1-3) Apa warisan bagi jutaan ”domba-domba lain” Yesus, yang ikut memberitakan kabar baik Kerajaan Allah bersama para pengikutnya yang terurap? (Yoh. 10:16) Domba-domba lain akan menerima warisan yang seharusnya bisa diterima Adam dan Hawa, yaitu kehidup1, 2. (a) Bagaimana sampai Saudara memutuskan untuk me-
layani Allah? (b) Pertanyaan apa saja yang bisa kita ajukan tentang warisan rohani kita? 3. Warisan apa yang akan diperoleh (a) kaum terurap dan (b) ”domba-domba lain”?
26
MENARA PENGAWAL
an abadi di firdaus di bumi, di mana tidak akan ada lagi penderitaan, kematian, atau perkabungan. (Pny. 21:1-4) Karena itu, Yesus bisa berjanji kepada seorang penjahat yang mati bersamanya, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.”—Luk. 23:43. 4 Sekarang pun kita sudah menikmati beberapa hal yang tercakup dalam warisan kita. Karena beriman akan ”tebusan yang dibayar oleh Kristus Yesus”, kita memiliki kedamaian batin dan hubungan yang akrab dengan Allah. (Rm. 3:23-25) Kita memiliki pemahaman yang jelas tentang janji-janji yang terdapat dalam Firman Allah. Selain itu, kita menikmati sukacita yang luar biasa karena tergabung dalam persaudaraan internasional yang pengasih. Juga, alangkah besarnya hak istimewa menjadi seorang Saksi Yehuwa. Kita tentu sangat menghargai warisan kita! 5 Namun, agar warisan kita yang menakjubkan itu tidak lepas dari genggaman, kita harus terus mewaspadai siasat Setan. Dia selalu mencoba memengaruhi umat Allah agar membuat pilihan yang bisa menyebabkan mereka kehilangan warisan. (Bil. 25:1-3, 9) Karena mengetahui bahwa kehancurannya sudah dekat, Setan berupaya lebih keras lagi untuk menyesatkan kita. (Baca Penyingkapan 12:12, 17.) Agar bisa tetap ”berdiri teguh melawan siasat-siasat licik Iblis”, kita harus terus menghargai warisan kita setinggi-tingginya. (Ef. 6:11) Mengenai hal ini, contoh buruk dari Esau, putra Ishak, hendaknya menjadi peringatan yang tidak kita lupakan. JANGAN SEPERTI ESAU 6
Kira-kira 4.000 tahun yang lalu, Ishak dan Ribka dikaruniai putra kembar, Esau dan Yakub. Setelah beranjak dewasa, terli4. Berkat apa saja yang sudah kita nikmati?
hat jelas bahwa watak dan kesenangan mereka berbeda. ”Esau menjadi orang yang pandai berburu, orang yang suka tinggal di padang”, sedangkan ”Yakub adalah orang yang tidak bercela, yang suka tinggal di dalam kemah”. (Kej. 25:27) Kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”tidak bercela”, menurut seorang penerjemah Alkitab, Robert Alter, ”menyiratkan integritas atau bahkan kepolosan”. 7 Ketika Esau dan Yakub berumur 15 tahun, kakek mereka Abraham meninggal. Namun, janji Yehuwa kepada Abraham tidak ikut mati bersamanya. Belakangan, Yehuwa menyebutkan lagi janji itu kepada Ishak, dengan menyatakan bahwa semua bangsa di bumi akan memperoleh berkat melalui benih Abraham. (Baca Kejadian 26: 3-5.) Janji itu menyingkapkan bahwa Sang Mesias, yaitu ’benih’ yang setia di Kejadian 3:15, akan datang melalui keturunan Abraham. Karena Esau adalah putra sulung Ishak, dialah yang memiliki hak yang sah atas janji itu. Betapa luar biasa warisan yang akan diperoleh Esau! Apakah ia menghargainya? 8 Suatu hari, ketika Esau datang dari padang, ia melihat Yakub ”sedang memasak bubur”. ”Cepat,” kata Esau, ”beri aku sesuap dari yang merah-merah itu, sebab aku lelah!” Yakub menjawab, ”Juallah dahulu kepadaku hakmu sebagai anak sulung!” Apa yang Esau pilih? Tanpa disangka-sangka, ia menjawab, ”Apa gunanya hak kelahiran bagiku?” Ya, Esau lebih memilih semangkuk bubur daripada haknya sebagai anak sulung! Untuk mengesahkan transaksi hak kesulungan itu, Yakub mengatakan, ”Bersumpahlah dahulu kepadaku!” Tanpa ragu-ragu, Esau melepaskan hak kelahirannya. Setelah itu, ”Yakub memberi Esau roti dan bubur miju, dan ia pun makan dan minum. Kemudian ia bangkit dan pergi. Demikianlah
5. Setan mencoba melakukan apa terhadap
umat Allah? Bagaimana caranya kita bisa berdiri teguh melawan siasat-siasat liciknya? 6, 7. Siapakah Esau? Warisan apa yang akan ia peroleh? 15 MEI 2013
8, 9. (a) Pilihan apa yang Esau buat berkenaan
dengan warisannya? (b) Bertahun-tahun kemudian, apa yang Esau sadari sehubungan dengan pilihannya, dan bagaimana reaksinya?
27
Jangan pertaruhkan warisan rohani Saudara
Esau memandang rendah hak kelahirannya”.—Kej. 25:29-34. 9 Bertahun-tahun kemudian, ketika Ishak merasa hidupnya tidak akan lama lagi, Ribka mengatur siasat untuk memastikan agar Yakub benar-benar menerima hak kelahiran yang telah Esau jual kepadanya itu. Ketika Esau belakangan sadar betapa bodoh pilihan yang telah ia buat, ia memohon kepada Ishak, ”Berkatilah aku, aku ini juga, bapakku! . . . Tidakkah engkau menyisihkan berkat untukku?” Ketika Ishak menyatakan bahwa ia tidak mungkin mengubah berkat yang telah ia berikan kepada Yakub, ”Esau mulai menangis dengan suara keras”.—Kej. 27:30-38. 10 Dari kisah Alkitab, apa yang bisa kita simpulkan tentang watak Esau? Ia menun10. Bagaimana perasaan Yehuwa terhadap Esau
dan Yakub, dan mengapa?
28
jukkan bahwa bagi dia, memuaskan keinginan dagingnya lebih penting daripada berkat yang akan ia peroleh melalui warisannya. Esau tidak menghargai hak kelahirannya dan ia tidak mengasihi Allah dengan sepenuh hati. Selain itu, Esau tidak peduli akan akibat dari tindakannya atas keturunannya. Sebaliknya, Yakub sangat menghargai warisannya. Sebagai contoh, ia bersedia menaati petunjuk orang tuanya dalam hal memilih istri. (Kej. 27:46–28:3) Pilihan Yakub itu menuntut kesabaran dan pengorbanan. Namun, karena pilihannya itu, ia diberkati dengan menjadi leluhur Sang Mesias. Bagaimana perasaan Allah terhadap Esau dan Yakub? Melalui nabi Maleakhi, Yehuwa mengatakan, ”Aku mengasihi Yakub, dan Esau aku benci.”—Mal. 1:2, 3. 11 Apakah catatan Alkitab tentang Esau memuat pelajaran bagi orang Kristen sekarang? Tentu saja. Rasul Paulus memperingatkan rekan-rekan seimannya supaya berhati-hati agar ”jangan ada orang yang melakukan percabulan atau yang tidak menghargai perkara-perkara suci, seperti Esau, yang melepaskan hak-haknya sebagai anak sulung untuk ditukar dengan satu porsi makanan”. (Ibr. 12:16) Peringatan itu masih berlaku bagi kita. Kita harus tetap menghargai perkara-perkara suci agar kita tidak dikalahkan oleh keinginan daging dan kehilangan warisan rohani. Tetapi, mengapa Paulus mengaitkan tindakan Esau dengan percabulan? Karena jika seseorang memiliki watak yang bersifat daging seperti yang dimiliki Esau, kemungkinan besar ia akan melepaskan perkara-perkara suci demi kesenangan yang tidak pantas, seperti percabulan. SIAPKAN HATI SAUDARA SEKARANG 12
Sebagai hamba Yehuwa, kita tentu tidak akan dengan sengaja menempatkan diri 11. (a) Mengapa contoh Esau ada hubungannya dengan kita? (b) Mengapa Paulus mengaitkan tindakan Esau dengan percabulan? 12. (a) Bagaimana Setan menaruh godaan di depan kita? (b) Berikan contoh dari Alkitab yang bisa membantu kita sewaktu harus membuat pilihan yang sulit. MENARA PENGAWAL
dalam situasi yang bisa mengarah ke perbuatan seksual yang amoral. Sebaliknya, kita berdoa agar Allah Yehuwa tidak membiarkan kita menyerah sewaktu seseorang menggoda kita untuk tidak menaati Dia. (Mat. 6:13) Tetapi, Setan akan terus merongrong kerohanian kita sewaktu kita berupaya mempertahankan integritas di dunia yang bejat ini. (Ef. 6:12) Sebagai allah sistem yang fasik ini, Iblis tahu caranya memanfaatkan keinginan kita yang tidak sempurna. Ia menaruh di depan kita godaan yang umum bagi manusia yang tidak sempurna. (1 Kor. 10:8, 13) Misalnya, katakanlah ada kesempatan untuk memuaskan keinginan tertentu dengan cara yang amoral. Yang mana yang akan Saudara pilih? Apakah Saudara akan seperti Esau dan mengatakan, ’Cepat! Berikan itu kepadaku sekarang!’ Atau, apakah Saudara akan menolak godaan dan lari, seperti halnya Yusuf, putra Yakub, sewaktu digoda oleh istri Potifar?—Baca Kejadian 39: 10-12. 13 Ada banyak dari antara saudara-saudari kita yang pernah harus memilih apakah akan bertindak seperti Esau atau seperti Yusuf. Sebagian besar bertindak dengan bijak dan membuat hati Yehuwa bersukacita. (Ams. 27:11) Namun, sewaktu menghadapi godaan, ada di antara rekan-rekan seiman kita yang memilih untuk bertindak seperti Esau, dengan mempertaruhkan warisan rohani mereka. Malah, setiap tahun ada cukup banyak tindakan pengadilan dan pemecatan akibat perbuatan seksual yang salah. Maka, alangkah pentingnya untuk menyiapkan hati kita sekarang, jauh sebelum kita berada dalam situasi yang menguji integritas! (Mz. 78:8) Setidaknya, ada dua langkah yang bisa membentengi kita dari godaan dan yang nantinya akan membantu kita membuat pilihan yang bijak. 13. (a) Bagaimana banyak orang dewasa ini ber-
tindak seperti Yusuf? Bagaimana yang lain bertindak seperti Esau? (b) Contoh dari saudarasaudari yang bertindak seperti Esau membuat kita sadar akan hal penting apa? 15 MEI 2013
MERENUNG DAN MEMPERKUAT 14
Langkah pertama adalah merenungkan dampak dari tindakan kita. Besarnya penghargaan kita akan warisan rohani sangat bergantung pada besarnya kasih kita kepada Yehuwa, Sang Pemberi warisan. Kalau kita mengasihi seseorang, pastilah kita tidak ingin menyakiti dia. Sebaliknya, kita akan berupaya agar dia senang kepada kita. Maka, ada baiknya kita menyisihkan waktu untuk merenungkan apa dampaknya jika kita menyerah kepada keinginan daging yang najis. Kita hendaknya merenungkan, ’Apa akibat tindakan saya yang egois ini terhadap hubungan saya dengan Yehuwa? Apa dampak tindakan yang salah itu atas keluarga saya? Apa dampaknya atas saudara-saudari di sidang? Apakah orang lain akan tersandung?’ (Flp. 1:10) Kita juga bisa bertanya, ’Apakah kesenangan sementara yang tidak pantas itu sebanding dengan kepedihan hati yang ditimbulkannya? Apakah saya benarbenar ingin seperti Esau, menangis dengan pedih sewaktu belakangan menyadari akibat perbuatan saya?’ (Ibr. 12:17) Dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita akan termotivasi untuk ’muak terhadap apa yang fasik’ dan ’berpaut pada apa yang baik’. (Rm. 12:9) Kalau kita benar-benar mengasihi Yehuwa, kita akan berupaya keras untuk memegang erat warisan kita. —Mz. 73:28. 15 Langkah kedua adalah memperkuat pertahanan kita. Yehuwa telah menyediakan banyak hal untuk memperkuat pertahanan kita terhadap faktor-faktor di dunia ini yang dapat membahayakan kerohanian kita. Beberapa di antaranya adalah pelajaran Alkitab, perhimpunan, dinas lapangan, dan doa. (1 Kor. 15:58) Setiap kali kita mencurahkan isi hati kepada Yehuwa dalam doa dan setiap 14. Pertanyaan-pertanyaan apa yang perlu kita
renungkan agar kita ’muak terhadap apa yang fasik’ dan ’berpaut pada apa yang baik’? 15. Apa yang akan memperkuat pertahanan kita terhadap serangan yang membahayakan kerohanian kita?
29
Amsal pasal 2 menganjurkan kita untuk mendapatkan hikmat dan kesanggupan berpikir. Dengan bantuan karunia-karunia ini, kita bisa memilih antara yang benar dan yang salah, antara mendisiplin diri dan memuaskan diri. Namun, kita bisa berhasil hanya jika kita mau mengerahkan upaya. Alkitab menandaskan kebenaran penting itu dengan mengatakan, ”Putraku, jika engkau
mau menerima perkataanku dan menyimpan perintah-perintahku bagaikan harta pada dirimu, untuk memperhatikan hikmat dengan telingamu, agar engkau mencondongkan hatimu pada daya pengamatan; lagi pula, jika engkau berseru untuk mendapatkan pengertian dan mengeluarkan suaramu untuk mendapatkan daya pengamatan, jika engkau terus mencarinya seperti untuk perak, dan seperti untuk harta terpendam engkau terus berupaya mendapatkannya, maka engkau akan mengerti rasa takut akan Yehuwa, dan engkau akan mendapatkan pengetahuan tentang Allah. Karena Yehuwa sendiri memberikan hikmat; dari mulutnya keluar pengetahuan dan daya pengamatan.” —Ams. 2:1-6. 17 Maka, jelaslah, kita bisa mendapatkan kesanggupan untuk membuat pilihan yang bijak kalau kita memenuhi syaratsyarat yang disebutkan dalam buku Amsal. Kita bisa berdiri teguh melawan godaan jika kita membiarkan perkataan Yehuwa membentuk batin kita, jika kita terus berdoa meminta petunjuk Allah, dan jika kita terus mencari pengetahuan dari Allah bagaikan mencari batu-batu permata yang terpendam. 18 Yehuwa memberikan pengetahuan, pengertian, daya pengamatan, dan hikmat kepada orang yang berupaya keras mencari karunia-karunia tersebut. Semakin sering kita mencari dan menggunakannya, semakin dekat kita dengan Sang Pemberi, Yehuwa. Selanjutnya, hubungan kita yang akrab dengan Allah Yehuwa akan melindungi kita sewaktu menghadapi godaan. Jika kita mendekat kepada Yehuwa dan memiliki rasa takut dan hormat kepada-Nya, kita akan terlindung sehingga tidak melakukan perbuatan salah. (Mz. 25:14; Yak. 4:8) Dengan bersahabat dengan Yehuwa dan menerapkan hikmat ilahi, semoga kita tergerak untuk terus membuat pilihan yang menyenangkan hati Yehuwa dan melindungi warisan kita.
16, 17. Bagaimana kita bisa mendapatkan kesanggupan untuk membuat pilihan yang bijak?
18. Saudara bertekad untuk terus melakukan apa, dan mengapa?
Dengan mencari hikmat Yehuwa, kita memperkuat pertahanan kita
kali kita berperan aktif dalam dinas, kita sebenarnya memperkuat benteng pertahanan kita terhadap godaan. (Baca 1 Timotius 6: 12, 19.) Kuatnya pertahanan kita sebagian besar bergantung pada upaya kita sendiri. (Gal. 6:7) Hal ini ditandaskan dalam pasal kedua buku Amsal. ”TERUS MENCARINYA” 16
30
MENARA PENGAWAL
DARI ARSIP KITA
Mereka Berdiri Teguh pada ”Jam Pengujian” PECAHNYA Perang Dunia I pada tahun 1914 membuat pendirian netral Siswa-Siswa Alkitab menjadi sorotan dunia. (Yes. 2:2-4; Yoh. 18:36; Ef. 6:12) Apa yang dialami hamba-hamba Allah di Inggris? Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Dinas Militer tahun 1916, dimulailah perekrutan pria-pria lajang yang berumur 18 sampai 40 tahun untuk menjadi tentara. Dalam undang-undang tersebut ada pengecualian bagi orang-orang yang menolak berpartisipasi karena ”keyakinan agama dan moral”. Pemerintah menetapkan sebuah lembaga peradilan yang akan menentukan apakah seseorang akan dikecualikan dari dinas militer atau tidak dan sampai sejauh mana. Dalam waktu singkat, sekitar 40 Siswa Alkitab ditahan di penjara militer, dan 8 orang dikirim ke medan tempur di Prancis. Sebagai tanggapan atas ketidakadilan ini, saudara-saudara di Inggris mengirimkan surat protes kepada Perdana Menteri Herbert Asquith beserta sebuah petisi dengan 5.500 tanda tangan. Lalu, terdengarlah berita bahwa kedelapan orang yang dikirim ke Prancis dijatuhi hukuman tembak mati karena menolak bertempur. Tetapi, sewaktu mereka berbaris menghadap regu tembak, hukuman mereka diubah menjadi hukuman penjara sepuluh tahun. Mereka pun dipulangkan ke Inggris dan dijebloskan ke penjara sipil. Karena perang berlangsung berlarut-larut, pria-pria yang sudah menikah juga ikut direkrut. Dalam sebuah kasus di Manchester, Inggris, seorang Siswa Alkitab yang adalah seorang dokter bernama Henry Hudson diadili. Pada tanggal 3 Agustus 1916, pengadilan menyatakan dia sebagai pembangkang, mendendanya, dan menyerahkannya ke pihak militer. Pada waktu yang bersamaan, sebuah kasus lain digelar di Edinburgh, Skotlandia. James Frederick Scott, seorang kolportir berumur 25 tahun, dinyatakan tidak bersalah. Pihak Kerajaan naik banding, tetapi kasus itu dibatalkan karena ada kasus lain yang serupa di London. Kali ini, seorang saudara bernama Herbert Kipps dinyatakan bersalah, didenda, dan diserahkan ke pihak militer. Hingga September 1916, secara keseluruhan ada 264 saudara yang memohon pengecualian dari dinas militer. Dari antara mereka, 5 orang mendapat pengecualian, 154 mendapat hukuman berupa ”dinas demi negara”, 23 orang ditugaskan menjadi tentara tetapi sebagai pasukan nontempur, 82 orang diserahkan ke pihak militer, dan yang lainnya dihadapkan ke pengadilan militer karena dianggap menolak tugas. Masyarakat memprotes perlakuan kejam atas pria-pria ini sehingga pemerintah memindahkan mereka dari penjara militer ke kamp-kamp kerja sipil. 15 MEI 2013
Henry Hudson
James Frederick Scott
Pryce Hughes
31
Penjara Dartmoor, tempat banyak dari Siswa-Siswa Alkitab ditahan
Herbert Senior
Edgar Clay dan Pryce Hughes, yang belakangan menjadi pengawas cabang di Inggris, dipekerjakan di sebuah bendungan di Wales. Sedangkan Herbert Senior, salah satu dari kedelapan orang yang dipulangkan dari Prancis, dijebloskan ke Penjara Wakefield di Yorkshire. Yang lainnya menjalani hukuman kerja paksa di bawah keadaan yang kejam di Penjara Dartmoor. Di penjara ini, mereka menjadi kelompok terbesar yang menolak dinas militer karena alasan hati nurani. Frank Platt, seorang Siswa Alkitab yang setuju untuk menjalankan tugas nontempur, berulang kali dianiaya dengan kejam sewaktu ia dikirim ke garis depan. Atkinson Padgett, yang mendapat kebenaran tidak lama setelah ia masuk dinas militer, juga menderita perlakuan brutal oleh kalangan berwenang militer karena menolak ikut bertempur. Sekalipun saudara-saudara kita yang hidup hampir seabad yang lalu itu tidak sepenuhnya mengerti apa saja yang tercakup dalam pendirian kita yang netral sebagai orang Kristen, mereka berupaya menyenangkan Allah Yehuwa. Orang-orang yang namanya disebutkan dalam laporan ini telah menjadi teladan yang sangat bagus dalam hal kenetralan pada ”jam pengujian” yang berat. (Pny. 3:10)—Dari arsip kita di Inggris.
Unduh gratis majalah ini dan bacaan lain yang tersedia di www.jw.org/id
p
Alkitab Terjemahan Dunia Baru juga dapat dibaca di Internet
Pindai kode atau kunjungi www.jw.org/id
w13 05/15-IN
s
n o
Frank Platt