Volume 8 Nomor
2
April-Juli
2009
xrJrRN$ArL
rssN t4t2-2286
AG]R]IV]IGO]R
(bas
|urnal Akreditasi Nasional SK DIKTI No.: 83/DIKTIIKep/2009
Daftar Isi lebih
ingm )'ang
yang
Efek kombinasi beberapa jenis bokashi dan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil lobak
Siska Syaranamual, Budiyono, Y. Muyan
to}1t2
Pengaruh suplemen air kelapa dan konsenhasi unsur hara media murashige dan skoog dalam pertumbuhan plantlet kentang
A.K. Karjadi
tt}t23
Perbaikan vigor tunas tanaman jarak melalui pemilihan hormon dan perlakuan hardening
Ira N. Diaianegara
Toto Sunoto
dan
Putrasamedja
12+132
Skrening klon-klon hasil silangan bawang merah di luar musim tanam
Sartono
Pengaruh pemberian pupuk nihogen dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
Subhan
Pengaruh benih yang terinfeksi virus OYDV, LYSV dan SLV terhadap pertumbuhan dan hasil bawang putih
Neni Gunaeni dan Srie Duriat
Seleksi in aitro untuk resistensi mutan barangan terhadap F. oryspotum F. sp., cubense menggunakan asam fusarat sebagai agens penyeleksi Penampilan fenotipik variabilitas genotipe dan heritabilitas 17 strain jamur tiram putih
Eri Sulyantt"Zarmiyeni, Irfan Suliansyah, dan Warnita
l5il16l
Diny Diuariah
162-176
Pengaruh pemberian pupuk urea'nitrofoska terhadap perfumbuhan dan hasil tanaman tomat pada berbagai medium tanam
Sarawa
177-186
Hasil padi pada berbagai jenis kompos dari limbah pertanian yang difermentasi berbagai ienis aktivator
Elkawakib Syam'un dan Hari Iswoyo
187-198
Isolasi senyawa aktif alami daun bunga pagoda sebagai agen penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terh.d"p serangan Cucumber Mosaic Virus (CMV)
Weny Musa,Hersanti, A. Zainuddin,dan R.
t9%2M
133-139 1,40445
Ati
146{55
dengan sistem hidroponik
Tjokronegoro
Diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin J|. P. Kemerdekaan km.L0 Tamalanrea, Makassar 90245
Telp.(Mll) 5860L4 ,587064, Fax 04L1) 536014 Website h@r//***.agronomiunhas.net
emait
[email protected]
i
I
L
l. Agrioigor 8(2):177-186,
April-luli
2009; ISSN 1412_2286
TF
rt a
I
l-
L
t
ET
tr
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA-NITROFOSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT PADA BERBAGAI MEDIUM TANAM DENGAN SISTEM HIDROPONIK Effect of urea-nitrofoska on growt and yield of tomato at various of growing media with hydrophonic system
fi.
F
Sarawa
E
Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari
t I L
L
I $
ABSTRACT This research aimed (1) to study effect of Urea-Nihofoska on growth and yield of tomato at various growing media with hydrophonic system. find optimum 12fTo dosage for Urea-Nitrofoska on various growing media with increased of growth and
yield of Tomato
The experiment was carried out at Experimental farm of Faculty of Agriculture, Haluoleo University from July to october 2005. It was set up in a 2-factor randomized complete block design. The first factor was urea-Nitrofoska consentration consisting of 35,70,105, and 140 mt Lr of watet. Second one growing media consisting of silt, rice hull ash, and coconut coir.
The result of the research revealed that
:
(1) There were significant interaction
between urea-Nitrofoska and growing media on growth and yie'id (2) Application of Urea-Nitrofoska 70 mt L-t on rice-hull ash gave height of yield (+ns-,s g). (3) The mr
tl
b
optimum dosageof urea-Nitrofoska:79,s6m1 23,81 ml Lr for coconut coir.
hull ash, and
Lr for silt, 31,)z mtllifor
rice
Key Words : Llrea, Nitrofoska, tomato, media
b
tl I
G
I
3
{ ,
PENDAHULUAN Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan taraf hidup masyarakat menyebabkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi. Kebutuhan masyarakat akan tanaman hortikultura, khususnya Tomat semakin meningkat sehingga perlu ada upaya budidaya yang lebih intensif dan lebih efisien agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, meningkatnuya produksi tomat menyebabkan
pendapatan masyarakat semakin meningkat pula, karena tomat telah lama diusahakan oleh petani sebagai usahatani komersial (Purwati, 2008)
Keterbatasan lahan produk_ tivitas tit',ggi menjadi kendala dalam budidaya tanaman, khususnya tomat. Lahan pertanian di Sulawesi Tenggara didominasi oleh Ultisol yang tergolong marginal, kesuburan rendah, pH rendah, dan kelarutan Al tinggi (Subandi, 1990). Di samping itu menanam tomat langsung di tanah sering terserang oleh
L-\t
oi
td qL a.1,8,
u-ir"r
nfa, i:rg-
rmlt d.an
:ha
Pengaruh pemberian pupuk urea-nihofoska terhadap hasil tanaman tomat
Fusarium sehingga banyak mengalami kegagalan. Kondisi ini memaksa kita
"ot"\ mencari metode baru dalam mengatasi
keterbatasan lahan produktif dan serangan Fusarium agar produksi
tomat dapat lebih ditingkatkan
lagi. Sistem hidroponik merupakan salah satu pilihan, karena cara ini tidak menanam .langsung ke tanah" akan tetapi menanam pada media tertentu, misalnya media
arang sekam, serbuk gergaji, krikil, ataupun pasir dengan mengandalkan unsur hara dari larutan yang telah diracik sebelumnya. Cara ini dapat dilakukan pada lahan sempit dan tidak produktif. Masyarakat umumpun dapat melaksanakan karena dengan sistem
hidroponik mereka dapat
menanam
tomat walaupun disamping rumah atau pekarangan yang sangat terbatas. Keuntungan lain dengan sistem hidroponik adalah dapat mengatasi penyakit layu (Fusariunt) pada tomat yang selama ini menjadi kendala utama dalam budidaya tanaman tomat. Di samping itu, dengan teknik hidroponik dapat menghindari terjadi kekurangan hara ataupun kelebihan unsur hara karena larutan hara yang diberikan telah di atur agar hara tersedia cukup dan berimbang. Tanaman dapat menderita bukan hanya akibat kekurangan unsur hara, akan tetapi juga kelebihan unsur tanaman dapat mengalami keracunan. Penanaman dengan sistem hidroponik memerlukan media tumbuh yang baik terutama unfuk menopang pertumbuhan tanaman. Menurut Lingga (1990), berdasarkan media tanam budidaya tanpa tanah dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu kultur air, kultur pasir, dan kultur agregat. pasir, arang sekam padi, dan sabut kelapa merupakan jenis media yang mudah diper-
oleh karena arang sekam dan sabut kelapa justru menjadi limbah pertanian yang menimbulkan masalah. Untuk mengatasi keterbatasan hara dari masing-masing media tersebuf maka perlu dilakukan pemupukan secara intensif berupa larutan hara dengan dosis yang tepat. Pada dasarnya berbagai macam media tanam selain tanah dapat
digunakan untuk budidaya sistem hidroponik karena fungsi media tanam
hanya sebagai pegangan akar, penopan tanam, dan perantara larutan hara (Hardjowigeno, 2003). Sumber hara untuk tanaman sepenuhnya diperoleh dari larutan hara yang diberikan dalam bentuk pupuk.
Pupuk Urea-Nitrofoska meru-
pakan jenis pupuk yang murah dan mudah diperoleh oleh petani sehingga memungkinkan digunakan secara luas oleh petani. Urea-Nitrofoska mudah digunakan dan memberikan pengaruh yang lebih cepat karena diberikan dalam bentuk larutan. Namun yang menjadi
masalah adalah, berapa konsentrasi Urea-Nitrofoska yang paling tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang paling maksimal.
coba
terdi
[ipul puk
pasir
i*pr
Med terle baga
seka dibai
dari kulil poto masi
dala
terle med beru bug kuar dahr melr stocl
sesu,
masi telalr
BAHAN DAN METODE
infut
Penelitian dilaksanakan di dalam rumah plastik di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unhalu. penelitian dilaksanakan dengan pola faktorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi pupuk Urea-Nitrofoska, yaitu : 35, 70,105, dan 140 mL L{ air. Faktor kedua meliputi jenis media tanamam, yaifu pasir, arang sekam padi, dan sabut kelapa. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Setiap unit per178
kemr
cara
Poly
I
Tin1
anta:
tuml
Grb Nitn
L'r 179
a
Sarawa
cobaan ditempatkan 4 polybag sehingga
terdapat 144 tanaman.
indosis
Bahan yang dibutuhkan me_ liputi: benih tomat varietas intan, pu_ puk Urea, pupuk Nitrofoska (15:15: 15), pasir, arang sekam, sabut kelap4 botol impus bekas, timbangary dan meteran. Media pasir dibuat dari pasir yang terlebih dahulu dibersihkan dari ber_ bagai kotoran dan disterilkary arang sekam padi dibuat dari sekam yang
dibakar, dan media sabut kelapa dibuat dari sabut kelapa yang telah dibuang
kulit luarnya kemudian dipotong_
potong dengan panjang 5 cm. Masing_ masing media dimasukkan kedalam
dalam polybag ukuran 40 x 30 cm.
Benih tomat (varietas intan) terlebih dahulu dikecambahkan pada
media perkecambahan dan
seielah berumur 3 minggu dipindahkan ke poly_ bag yang telah disediakan sesuai
kuan. Pupuk
perla_
urea_nitrofoska terlebih dahulu dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan stock, dari larutan stock tersebut diambil dan diencerkan
sesuai dengan perlakuan masing_
masing. Larutan urea_nitrofortu yurig
telah dibuat dimasukkan ke dalam iotol infus sesuai konsentrasi m:cina_*^-:..^
u dian diberikaiT lffi:l-T#:X cara infus kemedia tumbuh ,"iup
kem
polybag.
HASIT DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman
Terdapat pengaruh interaksi
antara Urea-Nitrofoska dengan media tumbuh terhadap tirggi tanaman
tomat
(Tabel 1). perlakuan pemberian Urea_ Nitrofoska dengan konsentrasi 105 mi L-t air memberikan tanaman tertinggi
pada media arang sekam padi, dan ber_ beda nyata dengan media lainnya. per_
lakuan pemberian
Urea_Nitrofoska dengan konsentrasi 105 mL L_l air pada media pasir tidak berbeda nyata dengan media sabut kelapa (Tabel t). perlakuan pemberian larutan Urea_Nitrofoska 35 m L La air pada media sabut kelapa mem_
berikan
ti.ggi
tanaman terendah dan
berbeda nyata dengan media pasir, mau_ pun media sekam padi. Arang sekam padi secara umum memberikan-partum_
fuhan tings tanaman yang lebih baik dibandingkan media pu; maupun media sabut kelapa. Hal ini ,uiri.,g dengan hasil penenlitian Didi Suardi (1989) yaitu pemberian arang ,uku_ dapat meningkatkan jumlah *ukrn produktif padi sawah varietas cipu_ negara. Berdasar pada kenyataan ter_ sebut dapat dipahami buh*u ur"rrg sekam mampu memberikan kontribusi hara terhadap perfumbuhan tanaman. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa arang sekam mengandung Ca sehingga mampu memperbaiki pe_ nyerapan hara tanaman, karena Ca
berperan dalam membran sel (Salisbury dan Ross. 1995). Kemungkin"^ h; ;;;_ lah media arang sekam Lu-p' ;";";_ dang air lebih Iama sehinggai*";; diberikan melalui Ii dapat diserap
oleh tanam. Di ,,ut"ut t""HT struktur yu,",g uuifi:llt",'#dapat memberikan kondisi ihiro"f". yang optimal sehinssa tanaman fAn:m"- r^^^e dapat tumbuh lebih uurt'ggu
rid ak t",a"p"i
r;*fi 1Ht:j-,i}:l;
fyata antara pupuk Urea_Nitrofoskl
dengan media tumbuh terhadap diame-
l dl-rel r. r\dld-rdrd
rrllE,Er L4rr4llrdlr. \(-Ir[,t LUur4[ y4rrE, urutrrr
uEr udurdr
[urrJElrLr4Dr l4r urdl
Urea-Nitrofoska pada berbagai medium tumbuh, umur 40 HST Media Tanam Konsentrasi Pupuk Urea-Nitrofoska Pasir ArangSekamPadi SabutKelapa 35 ml 70
L{ air
ml L-1air
72,66 a
86,66 a
L03,53 a
q
r
P
96,0 a
103,50 a
80,00 a
q
r
p 88,83 a
105 ml Lr- air
99,66b p
107,83 a
q
Lr air
P
93,83 a
104,83 a
94,16 a
P
P
p
140 ml
Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf berbeda pada kolom atau baris sama berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf kepercayaan 95% (a,b,c, d) dibaca 3'" vertikal, dan p,q, dan r) dibaca horizontal
ter
batang. Pemberian pupuk UreaNitrofoska konsentrasi 140 mL L-1 air memberikan diameter batang tertinggi, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali perlakuan pemberian 35 mL L-1 air (Tabel 2). Pada
Pemberian
pupuk
Urea-Nitro-foska dengan konsentrasi 70 - 1.40 mL L{ air tidak mampu lagi meningkatkan diameter batang secara nyata. Hal ini disebabkan karena ketersediaan unsur hara N,P, K dari Urea-Nitrofoska tidak diimbangi dengan unsur hara lainnya baik
makro maupun mikro sehingga
se-
hingga penambahan konsentrasi yang lebih tinggi tidak mampu lagi meningkatkan diameter batang secara nyata. Hal ini disebabkan karena tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang. Apabila kebutuhan hara tanaman telah men-
capai optimal, maka
penambahan takaran tidak memberikan lagi pengaruh yang nyata. Setiap bagian tanaman
membutuhkan unsur hara yang berbeda-
beda pada setiap fase pertumbuhan yang berbeda pula (Salisbury dan Ross, 1995). Pada umumnya terdapat korelasi
negatif antara tinggi tanaman dengan diameter batang. Tampaknya karena pertumbuhan tinggi tanaman sangat dominan sehingga pertumbuhan diameter batang tampaknya lebih ter-tekan. Pola distribusi fotosintat lebih do-minan
ke meristem pucuk sehingga per-tumbuhan vertikal (tinggi) lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan horizontal (diamter batang). Kondisi seperti ini menyebabkan fotosintat lebih diarahkan untuk mendukung pertumbuhan pucuk (Gardner et al., 1991). Jumlah Daun Pemberian Urea-Nitrofoska pada berbagai media tumbuh tidak memberikan pengaruh interaksi terhadap jumlah daun. Pemberian pupuk UreaNitrofoska 70 ml Li air memberikan
i I
I I I I
Sarawa
I i
i
b. l I
I
r
t i
Tabel 3. Rata-rata jumlah tangkai daun tanaman tomat yang diberi berbagai konsentrasi larutan Urea-Nitrofoska pada medium tumbulu umur 40 HST Konsentrasi Media Tanam Rata-rata
Urea-Nitrofoska
I
I I
t-
35 ml L-t
air
20,17
Z4,gg
17,00
20,50 a
ml L-t
air
25,32
31,00
2g,00
26,44b
105 ml L1-
air
26,00
30,00
22,00
26,00b
140 ml L-t
air
2g,gg
2g,00
24,50
ZS,Z7
70
I I I
i
b
I
L
ET
ht
Rata-Rata Keterangan:
_
23f1
a
Angka-angkayangdiik"
2g,3jb
21.,62 a
sama berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada tarafiepercayaan 95 (a,b,c, d) dibaca vertikal, dan p,q, dan r) dibaca horizontal
,
I
ts
F F,
lil
rr Ir
F F'
L n F n h L , h F
t r F
l-
jumlah daun terbanyak pada
media arang sekam, dan sabut kelapa. Sedang_ kan pada media pasir pengaruh tertinggi
diperoleh pada konsentrasi 105 m L Lr (Tabel 3). Tingginya konsentrasi yang dibutuhkan tanaman pada media pasir karena kandungan hara dari pasir sangat kecil sehingga membutuhkan jumlah pupuk yang lebih banyak. Di samping itu kemungkinan disebabkan karena media pasir bersifat sangat poros sehingga larutan hara yang diberikan tidak dapat bertahan lama, akibatnya dibutuhkan Urea-Nitrofoska yang lebih banyak. Larutan Urea-Nitrofoska yang diberikan lebih cepat terinfiltrasi sehingga hanya sebagian kecil saja hara yang ada di dalamnya dapat diserap tanaman. Pada tabel 3 terlihat bahwa penggunaan media aran sekam memberikan perfumbuhan jumlah daun yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan media sabut
kelapa maupun media pasir. Sedangkan media sabut kelapa dan pasir berdasarkan uji statistik memberikan pertumbuhan daun yang sama baiknya. Ke_ mampuan media arang sekam untuk memberikan jumlah tangkai daun yang lebih baik disebabkan karena media arang sekam memiliki sifat yang remah, mampu menciptakan kelembaban, mampu mengikat air dan melepaskan kembali melalui penyerapan oleh akar tanaman (Indranada, 1989). Media sabut kelapa walaupun mampu mencadang air yang lebih tinggi, akan tetapi kandungan zat tanin pada sabut kelapa dapat me_ nyebabkan terjadinya hambatan pertum_ buhan tanaman (Utami, 2000)
|umlah Tandan Buah
Terdapat pengaruh interaksi
yang nyata pemberian Urea-Nitrofoska dengan media tumbuh terhadap jumlah buah terbentuk (Tabel4). perlakuan
b
I
{ I
a
ri
l8r
j
ti
Pengaruh pemberian pupuk urea-nitrofoska terhidap hasil tanaman tomat
Tabel4. Jumlah tandanbuah tomat yang diberi berbagai konsentrasi larutan UreaNitrofoska pada berbagai medium tumbuh Konsentrasi
Urea-Nitrofoska 35 ml 70 ml
L{ air L-lair
105 ml L1-
air
140 ml L-1 air
Rata-Rata
Pasir
Media Tanam Arang S. Padi
Rata-rata Sabut Kelapa
5,0 b
1'1,,2c
3,00 bc
p
q
p
'1.6,7
5,0 b
d
19,9
4,30 c
27,6
4,7b q
p 2,90b p
7,6
3,0 a
2,0 a
2,70 a
4,5
P
p
p
9,0
29,4
6,4
p
q
4,7 b
q
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris atau kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95 (a,b,c, d) dibaca vertikal, dan p,q, dan r) dibaca horizontal
pemberian Urea-Nitrofoska 70 mL Lr
air pada media arang sekam memberikan tandan buah tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan pemberian UreaNitrofoska 140 mL L-1 air memberikan tandan buah paling sedikit pada semua Media sabut kelapa ternyata memberikan pertumbuhan jumlah tandan buah yang lebih sedikit dibandingkan dengan media lainnya. Terlihat bahwa media sabut kelapa memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih lambat pada hampir semua paramter yang diamati. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya kandungan tanin pada sabut kelapa tersebut, dimana tanin merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Utami, 2000)
Jumlah Buah
Terdapat pengaruh interaksi
yang nyata antara pupuk
Urea-
Nitrofoska dengan media tumbuh terjumlah buah terbentuk (Tabel 5). Pada tabel terlihat bahwa pemberian
hadap
Urea-Nitro-foska dengan konsentrasi 70 mL L{ air pada media arang sekam padi memberikan jumlah buah yang lebih tinggi yaitu 64,2 buah tanaman-l dan berbeda nyata dengan pemberian Urea-Nitrofoska dengan konsentrasi 35, 105 maupun 140 mL L{ air pada media yang sama. Demi-kian juga pemberian Urea-Nitrofoska 70 ml L-1 air memberikan jumlah buah yang lebih banyak dan berbeda nyata dengan media pair maupun media sabut kelapa Media arang sekam memberikan jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan dengan media pasir apalagi media sabut kelapa. Selain arang sekam memiliki sifat fisik yang baik, juga arang sekam memiliki pH yang lebih tinggi yaitu pH 6,0 dibandingkan dengan media lainnya dengan pH yang relatif lebih rendah daripada pH arang sekam. Kondisi pH
Sarawa
Tabel 5. Rata-rata jumlah buah tomat yang diberi berbagai konsentrasi larutan UreaNitrofoska pada berbagai medium tumbuh Rata-rata
Pasir
Media Tanam Arang S. Padi
9,8 a
43,7 b
p
r
ml L-1 air
10,8 a
64,2c
105 ml L1- air
P
p
P
140 ml L-1air
5,5 a
2,3 a
5,8 a
p
p
p
9,0
29,4
6,4
Konsentrasi
Urea-Nitrofoska 35 ml 70
L{
air
Rata-Rata
Sabut Kelapa 19,9
P
r
6,3b p 7,8b p
10,0 a
7,3 a
5,5 a
7,6
27,6
4,5
@gdiikutiolehhurufyangtidaksamapadabarisataukolomyang - ru-u berbedanyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95 (a,b,c, d) dibaca vertikal, dan p,q, dan r) dibaca horizontal
terI s).
rian 70
am an8 an-1
dan
35,
yang baik tersebut menyebabkan ketersediaan unsur hara lebih ti.ggi karena tidak terjadi pengikatan unsur/ terutama unsur P. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Gardner et al., (1991) bahwa ketersediaan unsur hara sangat bergantung pada pH media tanam. Tanaman tomat menghendaki tanah Yang kaYa akan humus dan gembur dengan kisaran pH antara 5 - 6 (Atherton dan Rudich, 1986). Media dengan pH rendah dapat menyebabkan unsur hara yang diberikan tidak tersedia karena terikat oleh Al, Fe, maupun Mn. Berat Buah segar
Berdasarkan analisis ragam diperoleh bahwa tidak ada inter-aksi yang nyata antara pupuk Urea-Nitrofoska dengan medium tumbuh terhadap berat buah segar (Tabel 6) Pada tabel di atas terlihat bahwa pemberian Urea-Nitrofoska dengan konsentrasi 70 mL L-1 air, memberikan hasil yang tertinggi pada semua jenis media yang digunakan,
183
sedangkan pemberian Urea-Nitrofoska dengan konsentrasi 140 mL L-l tanaman-1 memberikan hasil terendah pada semua media tanaman yang dicobakan. Rendahnya hasil yang diperoleh pada perlakuan dengan konsentrasi tinggi kemungkinan disebabkan karena pupuk Urea-Nitrofoska mengandung nitrogen yang lebih dominan sehingga terjadi pertumbuhan vegetatif yang pesat dan menyebabkan pembentukan buah terhambat. Hal ini sesuai dengan yang dike-mukakan oleh (Gardner et al., 1991) bahwa pertumbuhan vegetatif yang pesat menyebabkan sebagian besar fotosintat digunakan untuk membentuk bagian ve-getatif sehingga fase generatif kadang-kadang menjadi terhambat (Gardner et al., 1991). Selanjutnya dikemukakan oleh Vincent Rubatzky, dan Mas Yamaguchi (2003) bahwa pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dapat mengurangi pemben-tukan buah awal dan buah berikutnya. Rendahnya
Pengaruh pemberian pupuk urea-nitrofoska terhadap hasil tanaman tomat
an karena pada pH rendah
hasil yang diperoleh pada media sabut kelapa dibandingkan dengan media arang sekam, dan pasir kemungkinan disebabkan karena adanya zat tanin yang terkandung di dalam sabut kelapa (Utami, 2000). Zal tani tersebut merupakan salah satu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, dengan pH yang rendah merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanam-
beberapa
unsur hara terutama P menjadi kurang tersedia (Soepardi, 1992). Kemampuan media arang sekam untuk memberikan hasil yang lebih tinggi, sesuai dengan hasil pe-nelitian yang dilaporkan oleh Hidayat dan Poerboyo, 1981) bahwa pemupukan abu sekam pada tanaman kedelai dapat me-ningkatkan hasil biji
Tal
Ien
kedelai.
Tabel 6. Rata-rata berat buah (gram) tomat yang diberi berbagai konsentrasi larutan Urea-Nitrofoska pada berbagai medium tumbuh kar
Rata-rata
Media Tanam
Konsentrasi
hir
Urea-Nitrofoska
alq 35
ml L-t air
430,0
3245,0
326,7
1333,9b
70
ml L-1air
592,5
4577,5
409,2
1859,7 c
105 ml L1- air
572,5
495,8
220,83
429,7 a
140 ml L-1air
268,3
178,3
283,33
243,3 a
let Pa
mt
da
ke ko IIli
310,0 a 2124,2b 465,8 a Rata-Rata Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris atau kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95 (a,b,c, d) dibaca vertikal, dan p,q, dan r) dibaca horizontal
ba
de
P€ tar
E Konsentrasi Optimum Urea-Nitrofoska Unfuk menentukan konsentrasi optimum pada setiap jenis media maka dilakukan analisis dengan kurva respon. Setiap jenis medium tumbuh memiliki
konsentrasi optimum yang
berbeda(TabelT).Pada terlihat bahwa tabel beda
medium tumbuh pasir membutuhkan konsentrasi pupuk Urea-Nitrofoska yang
lebih
tinggi
(79,56
mL L-l air), sedang-
kan media arang sekam 3-1.,22 mL L-l air, dan sabut kelapa hanya 23,8'1. mL L-1 air.
Berdasarkan tabel di atas diper-oleh bahwa media arang sekam padi memberikan hasil yang tertinggi yaitu 4,0372 kg tanaman-r, disusul media sabut kelapa dengan hasil 3,6684 kg tanaman-l dan media pasir pasir 1,835kg tanaman-1. Media pasir mem-butuhkan takaran optimum yang lebih titggi disebabkan
Sc
al N
h
to
Pt
7
m
yi
184
Sarawa ierapa
[rang lPuan Fikan Engan r,
oleh
Tabel 7 Konsentrasi optimum dan prakiraan hasil yang dicapai dari tanaman tomat ang ditanam
]enis Media Tumbuh
berbagai media d sistem hid Konsentrasi optimum UreaHasil Maksimum yang Nitrofoska (ml L-1air) mungkin dicapai Kg Tanaman-1
rrhlt-a
Pasir
79,56
1,935
Arang sekam Padi
31,22
4,0372
Sabut Kelapa
23,81
3,6694
nman
il
bryt
lrrtan
karena strukfur pasir sangat poros se-
hingga laju infiltasi air lebih cepat akibatnya membutuhkan pupuk yang lebih banyak. Di samping itu, media pasir sangat sedikit atau bahkan tidak memberikan tambahan unsur hara, sedangkan aram sekam maupun sabut
kelapa kemungkinan
rang c, d)
memberikan kontribusi unsur hara. Baik arang sekam maupun sabut kelapa mengandung bahan organik sehingga melalui proses dekomposisi kemungkinan akan melepaskan hara yang dapat diserap oleh tanaman walaupun jumlahnya sangat terbatas.
afi, lair. I
Dleh
Em-
B72
ke.
ln-i 6-1.
ran L
KESIMPULAN Secara umum terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara pupuk UreaNitrofoska dengan media tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
Perlakuan pemberian Urea-Nitrofoska 70 mL L-1 air pada media arang sekam memberikan hasil yang lebih tinggi, yaita 4577, 5 gram tanaman-l.
t84
18s
Konsentrasi optimum Urea-nitrofoska berbeda-beda pada setiap media tanam yang diberikan, yaitu 79,56 mL L-1 air pada media pasir,31,22 mL L{ air pada media aram sekam, dan 23,8'1, mL L-l air pada media sabut kelapa.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, S.
D.
Agustina,
L.
1994. Aneka jenis media tanam dan penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta.
1990. Nutrisi tanaman.
Rineka Cipta Jakarta.
Angkasa, H. 2000. Sabut kelapa untuk media anggrek. Trubus No. 371. Tahun XXXI. Atherton, J. G. and J. Rudich. 19g6. The tomato crop, a scientific basic for improvement. Chapman and Hall. New York- USA. Cahyono, B. 2000. Tomat budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius, Yogyakarta. Didi Suardi. 1989. penggunaan abu
sekam dan silika gel sebagai pupuk tanaman padi gogo. Badan Penelitian dan pengembangan
Pengaruh pemberian pupuk urea-nitrofoska terhadap hasil tanaman tomat
Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor. 9 (3) : 109113
Gardner, F. P., Pierce, R.B. dan Michell, R.L., 199'1.. Fisiologi tanaman budidaya. Terjemahan Herawati, Universitas Indonesia. Jakarta. Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta Hidayat O.O., dan I. Poerboyo. 1981.. Effect of rice hull ash on rust (Plwkospora paclryrizi S) incidence and seed yield in soybean (Glycine max (L.) Merrill) Penelitian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor
1(1):31-38 Indranada, K. K. 1989. Pengelolaan
kesburan tanah. Bina
Aksara
Jakarta.
Kakay,
A.,
1995. Pengaruh kepekaan campuran urea-nitrofoska sebagai larutan biang pada tanaman baby corn (Zea mays. L.) dalam Sistem
Hidroponik. Skripsi
Faperta
Unpati Ambon Lingga, P., 1990. Hidroponik bercocok tanpa tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Marantika, H.L. 1993. Penggunaan UreaNitrofoska untuk Tanaman Melon
(Cucumis meloi
L.) dalam
Hidroponik. Skripsi
Sistem
Unpati Ambon. Nicholls. 1991. Hidroponik tanam tanpa tanah. Dahars Prize, Semarang. Prihmantoro, H., dan Indriyani, Y.H.,
1999. Hidroponik sayuran musim untuk bisnis dan
se-
hobi.
Penebar Swadaya Jakarta.
E. 2008. Hubungan antara karakteristik finotipik buah tomat dengan jumlah biji. l. Agrivigor
Purwati,
7(3):222-229
Soepardi, 1990.
Ilmu tanah.
Bhratara
Karya Aksara. |akarta
Subandi, 1990 dalam Abd. Rauf dan Idris, 2006. Daya hasil varietas dan galur harapan jagu.g di lahan podzolik merah kuning di Sulawesi Tenggara. Pros. Sem. Nasional dan Ekspose hasil penelitian. Kendari 18 - 19 Juli 2005.
Tugiono,
H.,
1991,. Bertanam tomat.
Penebar Swadaya, Jakarta
Utami, K.P. 2000. Hidroponik; Lebih Baik Pilih Serbuk Kelapa. Trubus No 365 Tahun XXXI Vincent Rubatzky dan Mas Yanaguchi, 2003. Sayur-Sayuran Dunia 3. Terjemahan Catur Horison dan Sofia Niksolihin. Penerbit ITB Bandung.