|urnal Akreditasi Nasional SK DIKTI No.: 83/DIKTI/Kep/2009, Tgl 6 ]uli 2009
Volume 10, Nomor 3, Mei - Agustus
2011,
l. Agrioigor 1-0(3):260'27L, Mei - Agustus
2011";
ISSN LA2-2286
rI
FTTNTUTvTBUHAN DAN HASIL UBI IALAR PADA PEMUPUKAN KALIUM DAN PENAUNGAN ALAMI PADA SISTEM
Ii.
TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG
tr
Efumn andyield of sweet potato to potassium fertilization F
in cropping system with maize
h.
]eanne Martje Paulus
F
E-mail
[-
I E
''
ABSTRAK knobaan Iapangan telah dilaksanakan di Kebun Percobaan BALITBIOGEN Bogor, dengan lirm perrelitian untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil tiga varietas ubijalar dengan
kaliumyang bervariasi dosis pada system tumpangsari dengan jagung. naduan nrerupakan kombinasi lengkap taraf-taruf tiga faktor yang ditempatkan menurut ?dr Elmorial --dengan rancangan dasar Rancangan Petak-Petak Terpisah, terdiri atas : (L) U nUfUr W CII-Z, dan Cangkuang, sebagai faktor petak utama; (2) iatak tanam g : lfikrr x 50cm, 100cm x 75cm, dan 100cm x L00cm, sebagai faktor anak petak; (3) Ihris pmpuk kaliurn :0, 45,90, dan 135 kg ha{ K sebagai anak anak-petakIfisiI percobaan menunjukkan bahwa Laju Tumbuh Tanaman (LIT) dan Laju Asimilasi H-(I-AB) tertingg dicapai oleh varietas Cangkuang yang diberi pupuk K pada semua pada jarak tanam iak tanam iagung. Hasil umbi tertinggi dicapai oleh varietas Sukuh 108A3 kg ha{ sebesar pupuk K dosis optimum ha-1 dengan ton 1O,SS yaito fm.r 100crn; jagung. dengan tumpangsari pada sistem ditanam untuk K. Varietas Sukuh sangat cocok XfrK.ro"i: ubijalar, tumpangsari, dan kalium
ryulran
ABSTRACT was conducted in BALITBIOGEN Research Station
Ih *-
: i
[email protected]
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi ]L Kampus Unsrat Kleak-Manado 95115 Telp. 0431 862786
F.
i rr D tE l'-
and natural shading
Bogor, to study field experiment g6rdr and yield of tfuee sweet potato varieties with application of potassium fertilizers of valhrs rate in intercropping sweet potato with maize. The treatments were complete ombirration of levels of three factors in a factorial pattern of Split-Split Plot Design. The lueelmerrts were : (1) sweet potato varieties (SQ, Sukuh, and Cangkuang) as main plot factor; @f plantingrlistance of maize(100cmx50cm,L00cmx75cm,and100cmx100cm)assubpUfactou arrd (3) rates of potassium fertilizers (0,45,90, and 135 kg ha{ K) as sub-sub plot
Ir F r"fIIrr*- hh of the experiment showed that the highest Crop Growth Rate (CGR) and Net r /lsimilation Rate (NAR) were gained by Cangkuang with application of potassium in all distances of maize. The highest tuber yield of sweet potato was 16.83 11p-t gained bs.rlrh with optimum potassium closage was 108.43 kg ha{ K at 100 cm x L00 cm planting fuce of matze. Sukuh variety was available in intercropping with maize.
ItailftE
[ t
lk5rwords: sweet potato, intercropping, potassium
I. PENDAHULUAN il-.. LJbijalar merupakan salah satu rhoditas pangan sumber karbohidrat f=*rrh padr, jagung, dan ubikayu. Sell n sebafi sumber karbohidra! ubijalar rEige
mengandung berbagai vitamin,
yaitu : vitamin A, vitamin C, vitamin B, dan berbagai mineral penting seperti : kalsium, zatbesi, dan fosfor yang cukup memadai bila dibandingkan dengan komoditas pangan lainnya, walaupun kandungan proteinnya rendah (Bradbury 260
Respons ubi jalar terhadap pemupukan kalium drn penaungan alami
and Hollowap 1988). Ke-gunaan lain dari komoditas ini adalah sebagai bahan
yang kepemilik-an lahan pertanianny relatif sempit.
Sistem tumpangsari bertuj
pakan ternak, bahan baku untuk industri
pengolahan makanan
dan
industri
kosmetik.
Ditinjau dari aspek budidaya dan kondisi lingkungan, ubijalar tidak memerlukan teknik budidaya dan kondisi lingkungan yang khusus, katena tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, dapat berproduksi pada kondisi tanah yang kurang subur sekalipun, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, dan dapat dipanen pada umur yang relatif lebih singkat yaitu 4-5 bulan (dibandingkan dengan masa panen ubikayu sekitar 5-9 bulan). Luas panen ubijalar di Indonesia sebesar 181.183 ha dengan produktivitas 107,48 kw ha-r dan total produksi sebesar 1,.947.311, ton (Badan Pusat Statistik, 2009). Hasil rata-rata ubijalar pada tingkat petani relatif masih rendah, yaitu sekitar 10 ton ha-t dibandingkan dengan potensi produksi beberapa varietas yang ada di Indonesia seperti Borobudur, Daya, Prambanary Mendut Cangkuang, dan Sewu yang mempunyai potensi produksi 25 - 30 ton ha-t (Departemen Pertaniaru 2007). Rendahnya hasil yang dicapai pada tingkat petani disebabkan oleh penanaman varietas lokal yang berpotensi hasil rendah dengan input yang minim. LJbijalar tergolong tanaman yang menyukai radiasi matahari penuh (Hahn, 1977). Akan tetapi, dalam prakteknya petani sering menanarn ubijalar ditumpangsarikan dengan tanaman lain yang mempunyai tajuk lebih tinggi. Tumpangsari ubijalar dengan tanaman pangan lainnya telah banyak dikenal oleh petani di Indonesitu terutama di pulau Jawa 261
untuk memanfaatkan semaksimal kin faktor-faktor produksi yang petani untuk memperoleh produksi yang lebih tirrgg dibandingkan den penanaman tunggal dan untuk rans risiko kegagalan panen. N di pihak lain sistem tumpang-sari menyebabkan kompetisi terhadap faktor faktor tumbuh, misalnya radiasi harl COz, unsur hara, oksigeru dan ai Menurut Moreno (1982), faktor u yang menjadi pem-batas pada an tumpangsari ubijalar dengan lain yang bertajuk lebih tinggi persaingan terhadap perolehan radi matahari. Persaingan tersebut men babkan terjadinya penaungan pada jalar yang bertajuk lebih rendah hingga dapat menurunkan hasil Salah safu cata untuk pengaruh naungan pada tanaman u jalar adalah dengan mengatur tanam tanaman yang ditum Chuoy et aI. (1991) melaporkan bah pertumbuhan ubijalar sangat di oleh pengaruh naungan pada si tumpangsari dengan jagung. Pada 21 hst akar umbi tereduksi sebesar 36
iurtlah akar per
tanaman
sebesar 31, %, dan ukuran umbi menu
6
Yo.
Unsur nitrogen,
fosfor kalium, merupakan hara makro mutlak diperlukan untuk pertum dan perkembangan tanaman ubija Unsur kalium paling banyak di karena berperan penting dalam meni katkan aktf itas fotosintesis teru pada periode pembentukkan umbi. nurut l{ahn dan Hozyo (1984), bah
feanne Martje Paulus
talium diperlukan untuk meningkatkan altivitas kambium dalam akar yang meryimpan pati di dalamnYa dan juga EIuk meningkatkan aktivitas sintesis
rtidalamumbi. Informasi peranal:r kalium Pada trnaman ubijalar telah banyak dilapor-
Lu- Hasil penelitian Paulus dan hayku (2006), menunjukkan bahwa Fryuk K dapat meningkatkan kandunga tarbohiclrat dan pati umbi ubijalar. IIlryorkan oleh Simatupang et al. (1994), Erra pupuk K sangat nYata mening-
&t $tar
bobot kering tanaman dan hasil
fika dilakukan
bersama-sama
&rgenpupuk N.
Berdasarkan uraian di atas, daPat C&nFIkan bahwa radiasi matahari meryakan faktor pembatas utama Pada dtu tumpangsari ubijalar dengan
F3rrxrg- Iarak tanam jagong
sebagai
han rt}lar
yang ditumpangsarikan dengan sebagai tanaman utama akan rayebabkan terjadinya perbedaan iursitas penaungan, sedangkan intensiE penaungan itu akan bervariasi merrt variasi jarak tanam tanaman yang *tr-'rrrpangsarikan. Penelitian ini bertujuan untuk Egkari pertumbuhar dan hasil tiga vzietas ubijalar sebagai resPon terhadap
pe!trrrpukan kalium dan Penaungan drrri pada sistem tumpangsari dengan hgung-
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun krcobaan BALITBIOGEN Bogor selama .l (errpat) bulan. Tanah lokasi penelitian Egotong ordo Inceptisol, tipe curah hui.m A, dengan ketinggian tempat 240 m dari permukaan laut.
Bahan dan alat yang digunakan adalah : setek ubijalar (var. SQ, Sukuh dan Cangkuang), benih irgrrg manis, pupuk (Urea TSP, dan KCl, insektisida timbangan analitis, oven listrik, dan leaf area meter jenis digital. Perlakuan merupakan kombinasi lengkap tiga faktor yang ditempatkan menurut pola faktorial dengan rancangzu:l dasar Rancangan Petak-Petak Terpisah (Split-Split Plot Design). Faktor yang diteliti adalah : (1) varietas ubijalar :
SQ, Sukuh, dan Cangkuang (sebagai faktor petak utama) dinotasikan dengan vL, v2, dan v3 ; (2) jaruk tanam jagung yang ditu-urpangsarikan : 100cm x 50cm, 100cm x 75cm, dan 100cm x 100cm (sebagai faktor anak petak) dinotasikan dengan j1, jz,dan j3 ; (3) dosis PuPuk kalium : 0, 45, 90, dan 135 kg ha-t K (sebagai faktor anak-anak petak) dinotasikan dengan k0, k1, k2, dank3. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Data yang digunakan untuk menganalisis Laju Tumbuh Tanaman dan Laju Asimilasi Bersih adalah bobot kering total tanaman dan luas daun. Data tersebut diperoleh secara deskuktif dari tiga tanaman contoh yang diamati setiap dua minggu mulai ulnur 2L hst sampai 105 hst. Tanaman contoh di-keringkan pada suhu 60oC selama 72 iarn sampai bobot tanaman tetap dan di-timbang untuk memperoleh bobot kering total tanaman. Luas daun diukur dengan menggunakan leaf area meter, contoh daun diukur sebelum dimasukkan ke dalam oven. Untuk mengkaji pertumbuhan tanaman dihitung dengan meng-
gunakan
formulasi (Gardner et
a1.,
1e85).
262
Respons ubi jalar terhadap pemupukan kalium dan penaungan alami
(1) Laju Tumbuh Tanaman (LTT)
dua-
L (Wz-Wr) x --'----------p (Tz - Tr)
----
mingguan:
(lnAz-lnAr)
g cm-z LAB =----------- x (LAz-LAr) (Tz - Td
fu1-r
Keterangan:
Wr : bobotkering total tanaman pada T1 Wz= bobot kering total tanaman pada Tz T= waktu (hari)
P:
(Y
Y maks.: bo + brXopt + bzXopP
gcm-2 hr-1
(2) Laju Asimilasi Bersih (LAB) dua-
(WrWl)
jagung
adalah:
mingguan:
LTT =
setiap jarak tanam
luas tanah (cm2)
LAr:
luas daun pada T1 LAz = luas daun pada T2
Prosedur Kerja Penelitian Setek ubijalar varietas SQ, dan Cangkuang berasal dari produksi yang berumur 3 bulan. Se yang digunakan diambil dari bagian cuknya sepanjang 25 cm dan di yang seragam. Setek ditanam di guludan pembibitan dengan jarak 20cm x 50cm. Pada saat tanam di pupuk dasar nitrogen dengan dosis kg ha-t N. Tanaman dipanen pada um 2,5 bulan untuk digunakan bahan setek yang seragam dalam cobaan.
(3) Hasil umbi petak{(kg petak-t)dan ha-i
(t ha 1)
Untuk mengetahui
dinamika tumbuh dikaji perkembangan LTT dan LAB dua-mingguan melalui analisis regresi. Masing-masing kurva perkembangan diuji dengan uji kesejajaran dan keberimpitan (Draper dan Smith, 1981) dengan tingkat signifikansi 5%. Dosis optimum pupuk K ditetap-kan melalui analisis varians kurva respons untuk setiap varietas pada se-tiap jarak tanam jugo.g dengan model kurva resPons: Y = bo + brX +bzyc dengan arti dan lambang huruf Y adalah variabel respons hasil; nilai bo adalah intersep; br dan bz adalah koefisien regresi ; dan X adalah dosis pupuk K. Selanjutnya pada setiap kurva respons yang merupakan turunan dari persamaan kuadrahk dy/dx = 0 (Myers, 1977),
Lahan diolah dengan traktor mudian dibuat petak-petak perco berukuran 9rr:. x 7r:i.. Setek ditanam atas guludan berukuran lebar 60 cm tioggf 40 cm dengan jarak tanam L00cm 25 crt, dengan kedalaman sepertiga jang setek dan kemiringan 450. W tanam jagung bersamaan dengan ubij dan ditanam sezuai dengan jarak yang ditentukan yaitu 100cm x 50c 100cm x 7-:orr, dan 100cm x 100cm.
PemupukanNdanPse pupuk dasar pada tanaman ubijalar lakukan pada saat tanam dengan 50 kg ha-l N dan 45 kg ha{ P, pupuk K diberikan sesuai dengan yang ditetapkan sebagai faktor
dihitung dosis
lakuaru yaihr r 0, 45,90, dan 135 kg IC DGis pupuk untuk jagung adalah kg ha-t h(,45 kg ha{ P, dan 45 kg haa diberikan dua kali, yaitu 1/3 dosis saat tanam da 2/3 dosis pada umur
Dengan demikiaru hasil umbi ubijalar maksimum untuk setiap varietas pada
hprnan-
K optimum (X oPt) dengan persamaan: X opt = -bl / 2b2
263
hst fup{*
ditempatkan pada I yang ditugal pada jarak 10-15 cm
]eanne Mrttje Paulus
tanaman, sehingga LTT sangat ditentukan oleh luas daun tanaman yang mengintersepsi radiasi matahari dan laju fotosintesis yang maksimum. Perkembangan LTT dua mingguan semua varietas ubijalar pada semua jarak tanam dan pemberian pupuk K dengan dosis meningkat selama periode tumbuh 28 sampai 98 HST memperlihatkan pola hubungan kuadratik (Gambar L a,b,c).
Pemeliharaan tanaman meliPuti prgendalianhama dan penyakit dengan aenggunakan insektisida. Pe-nyiangan dilakukan empat ka1i, yaitu pada umur tsraman 3, 6,9,12mst sekaligus dilakutur pembumbunan. Pembalikan batang dakukan setiap tigu minggu sekali yaitu pada umur 6,9,12,15 mst dengan
tquan untuk menekan Pertumbuhan &-akar pada ketiak daun.
LTT tertinggi sebesar 0.0028 g cm-z hrr dicapai oleh varietas Cangkuang pada jarak tanam jagung 100cm x 100cm dan dengan pemberian pupuk 90 kg hai K pada umur 56 HST.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Iriu
Tumbuh Tanaman (LTT) Pertumbuhan tanaman meruPahl penimbunan bahan kering Per dr1*n luas per satuan waktu. Bahan kfoE tanaman merupakan gambaran tr:,rrdokasi fotosintat ke seluruh bagian .E Tm
Jagung 100cm x 50cm (Jl)
.6t..li lGrj rm.l E.l-
Jarak Tanam Jagung 100cm x 75 cm (J2)
Tam
Jagunglo0sn x100 cm (J3)
0 0014
I r..*.
0.0012 0-001
ul
0.0004
!--
0,0006
r.
t::::; I::::::
0.0004
\*
0,0002 0
28
42
56
70
Jrd( TaEn.lglrq 1{Ibn
T
llX]E} .q,::': W1 Tasn
JagLmg
42ff
ldhn x $ on (J1)
7084
UmurTanaman (HST)
A4
x 75on
'*'lE9
H
Jaak
0,0016
98
;.':I: ,H* Tanan
(.$
i
0.0028
:j
n
*,0 ll
,*r]l
It
nnn,o
l
ooo,r.l oooo"
Jagung
lfikrn xl{Ibn
(J3)
,. -pl
|
/
t./ r€l r.
./
.*
/.,"r
..$
-.-.n:-
-r------+--
.l
n2smu tluTam(HSI)
C,ambar 1- a, b, c. Perkembangan LTT rata-rata dua mingguan ubijalar varietas SQ (a), Sukuh (b), dan Cangkuang (c) pada jarak tanam juguog l"00cmx50cm, 100cmx75 cm, dan 100 cm x 100 cm dan pupuk K dengan dosis meningkat pada sistem tumpangsari dengan jugrrg. 264
Respons ubi ialar terhadap pemupukan kalium dan penaungan alami
LTT varietas Cangkuang
pada jarak tanam L00cm x75cm dan 100cm x 100cm, SQ pada jarak tanam 100cm x 100cm, dan Sukuh pada jarak tanam 100cm x 50cm tidak dipengaruhi oleh pemberian pupuk K dengan dosis meningkaf terlihat dari nilai-nilai LTT yang sama (garis kurva berimpit). Sebaliknya, LTT varietas SQ pada jarak tanam 100 cm x 50 cm dan 100 cm x75 crt; Sukuh pada jarak tanam L00 cm x75 cu: dan 100 cm x 100 cm; dan Cangkuang pada jarak tanam 100 cm x 50 cm dipengaruhi oleh pemberian pupuk K dengan dosis meningkaf terlihat dari nilai-nilai LTT yang berbeda dengan nilai pertambahan yang sama (gads kurva sejajar). Dapat disimpulkan bahwa pada umunnya LTT setiap varietas tidak dipengaruhi oleh variasi jarak tanam jugo^g dilihat dari
pola dan nilai-nilai LTT yarlg
sama/
ncrmun dipengaruhi oleh pemberian pupuk K dengan dosis meningkat. Hal itu berkaitan dengan peran unsur K dalam proses membuka dan menutuPnya stomata, mempenga-ruhi translokasi fotosintat, dan mening-katkan aktivitas fotosintesis yang pada akhirnya mempengaruhi bobot tanaman. Menurut Blevins (1994), K juga merupakan pengatff penyerapan fosfor, nitrogen, dan unsur-unsur lainnya. Tanaman yang kekurangan K akan tumbuh kerdil dan
mempunyai sistem perakaran
Yang
antar daun-daun tanaman dan ju tanaman mulai memasuki fase akhir dimana sebagian daun
menguning sehingga
laju
fo
menurun.
Sejalan dengan hal itu (1988) menyatakan bahwa, LTT meningkat dengan meningkatnya tanaman hingga nilai tertentu daun-daun bagian bawah tanaman nerima cukup radiasi matahari proses fotosintesis dan untuk m imbangi laju respirasi. Iika buhan daun sangat lebat, maka da daun bagian bawah tidak radiasi dalam jumlah yang cukup un melangsungkan proses fotosintesis lebih banyak kehilangan CO2.
LTT varietas Sukuh dan kuang lebih tinggi dibandingkan de LTT varietas SQ pada semua ja tanam jagung. Hal itu disebabkan o
struktur tajuknya yang kecil sehi bobot kering tanaman lebih Menurut Logan (1970), bahwa yang mempunyai daya adaptasi y rendah terhadap naungan, laju fotosi tesis dari daun-daun muda hanya tengah dibandingkan dengan yang ditanam di tempat terbuka. baliknya laju respirasi tanaman y ternaungi lebih besar dari pada tanam yang tidak ternaungi, sehingga aktivi enzim karboksilase mengalami pen
terbatas.
zu1.
Perkembangan LTT Pada awalnya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur tanaman hingga umur 70 sampai 84 HST, kemudian mengalami
Pola pertumbuhan tanaman sistem tumpangsari agak dengan yang ditanam pada lahan
penurunan setelah 84 HST dan Pada varietas Cangkuang penurunannya berlangsung sangat pesat sampai mendekati titik terendah. Penurunan itu disebabkan oleh terjadinya efek saling menaungi
265
buka. Pertumbuhan tanaman akan didominasi oleh pertumbuhan nermun sifat-sifat agronomi itu be
tung pada kultivar (Widodo, L Dilihat dari pertumbuhan dan ubijalar, Suwarto
et a1. (2006)
]eanne Martje Paulus
laporkan'bahwa pada sistem tumpangsari ubijalar dengan jugung menurunkan pertumbuhan dan daya hasil ubijalar, tstapi tidak mempengaruhi daya hasil igung. Akan tetapi jika dilihat dari produktivitas lahan, tumpang sari dua Hut ubijalar CIP-1 dan CIP-6 memberitul nilai Nisbah Kesetaraan Lahan S\U(I-) > 1, sehingga sistem tnmpangsari &€an jagung dapat diteraPkan untuk produktivitas lahan.
-ringkatkan
[.iE Asimilasi
Bersih rata-rata (LAB) I-aju Asimilasi Bersih (LAB) mer qnkan laju pertambahan bobot kering '-alnan per satuan luas daun dan Per rrn:n waktu. Penurunan dan peningnilai LAB berhubungan dengan h ;*eurbangan luas daun dan distribusi i tinilatke seluruh bagian tanaman. j fertembangan LAB dua mingguan varietas ubijalar pada semuajarak h-'- dan pemberian pupuk K dengan l? m F' -*t meningkat selama periode tumbuh
ii f "-p, hngan
98 HST memperlihatkan Pola
kuadratik (Gambar 2
t 68 tertinggi
a,b,c).
sebesar 0.00143 g cm-z hr-r
-ryqi oleh varietas Cangkuang Pada - ' tanam jagung 100 x 50 cm dan +Er" pemberian pupuk 135 kg ha-1K d umur 28 HST. LAB varietas SQ cr6
inak tanam yang lebih lebar
(100
cm dan L00 cm x 100 cm), Sukuh arCangkuang pada semua jarak tanam dipengaruhi oleh pemberian Fk K dengan dosis meningkaf ter-
E
dari nilai-nilai LAB Yang
sama
kurva berimpit). Sebaliknya, LAB nfutasSQpada jarak tanam L00 cm x 50 c dipengaruhi oleh pemberian pupuk X dmgan dosis meningkaf terlihat dari fi*f,ai LAB yang berbeda dengan ff pertambahan yang salna (garis
ts-is
Dapat disimpulkan bahwa pada umumya LAB ketiga varietas tidak dipengaruhi oleh pemberian pupuk K dengan dosis meningkat. Pengaruh intensitas penaungan alami terhadap LAB belum terlihat dari ke tiga variasi jarak tanam jagung. Namun menurut Hale dan Orcutt (1987), kemamPuan tanaman dalam mengatasi cekaman naungan bergantung pada kemamPuannya dalam berfotosintesis secara normal pada kondisi intensitas radiasi rendahSebagai upaya untuk mengurangl Penggunaan metabolit pada tanaman yang ternaungi serta mengurangi jumlah
radiasi yang ditransmisikan dan yang direfleksikan maka perubahan karakter morfologi mengarah pada pembenhrkan struktur tajuk yang efisien dalam Penangkapan dan penggunaan energi radiasi matahari. Tanaman yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah akan meningkatkan luas daun yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel palisade. Berbeda dengan LTT, perkembangan LAB pada awalnYa tir,gg (umur 28 HST) kemudian menurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman hingga umur 98 HST. Penurunan nilai-nilai LAB tersebut sejrl* dengan bertambahnya urnur tanaman. Ha1 itu sesuai dengan pendapat Gardner et al. (1985) bahwa nilai LAB tidak konstan, tetapi cenderung menurun dengan bertambahnYa umur tanaman. Dengan bertambahnya umur tanamarr, maka sebagian besar hasil fotosintesis diarahkan untuk pembentukan umbi. Edmond dan Ammerman (1971),Indeks Luas Daun (ILD) meningkat tajam pada fase awal pertumbuhan
dan setelah itu
berangsur-angsur menurun sampai panen.
h3,.."fqiar). 266
Respons ubi jalar terhadap pemupukan kalium dan penaungan alami
Jrd
lqhn xs(bn
J{ung l{Xlcrn x 75crn (J4 ..-----a ------ * -* ---- [+rol
r*.
0.m12
--'
o.mrr[ +i".. o.ooosl_ \s. o.oo1
r_+_ n
l*pli
;g;J\.-x
0.mm 0.0005
i r
oml
0.m
om offi'/ offi
offi 0.m4
0m
0.0004
0.0000
r
0.0003
0.m02
0.m
0.m02
0.0001
0.ml
0fr)1
0
(J3)
oml't
l_"li
0.0005
0.0004
.H(Talan Ja$ng 1fibnxlmcrn
Jarak Tantn
(J1)
0
0
a!afi70u Jrd< Taran
Jagtrg lmcrhxEcrn (J4
J4rrg lqbnxlfll on
(J3!
0m.l orm.]
oml o.oooo
{
0-m2l o.mr l
oL
425670U UmurTanamn
2A
(HST)
UmurTanaman
Jilak Tilran Jagung
J*akTamm
0-@12
0.0016
lfibn
(HST)
o.mo8
Taniln Jagung 100sn x t00sn (J3)
x75ctn (J4
f---*-*-.
l+rc1
+rc
..'fuKl
om1 0.0012
708/. ttuTam(HSI)
8A.5f
42fi708/
+lQ
i'li
..,,,,'re
0.001
0.0008
1...*.-..*,
l'
I
1...**ol
l*l
{
"r:fIoooou
0.0008
0!06
0.0006
0.0004
o.ooon .l I
0.0002
0.0004
I
0.0002 0.0002
0
"L
0
a5670A4 Umur Tanaman (HST)
aQ5670&
4256704 UmurTanaman (HST)
Umur Tanaman {HST)
(c)
Gambar 2 a, b, c. Perkembangan LAB rata-rata dua mingguan ubijalar varietas SQ Sukuh (b), dan Cangkuang (c) pada jarak tanam jagung 100cm 100cmx75 cm, dan 100 cm x 100cm dan pupuk K dengan meningkat pada sistem tumpangsari dengan jagung.
Hasil Umbi Ubijalar Kurva respons hasil umbi tiga varietas ubijalar beserta dengan dosis K optimum (X opt) dan hasil umbi ubijalar maksimum (Y maks) disajikan dalam Gambar 3 a,b,c. Pada sistem tumPangsari dengan jagung, hasil umbi tertinggi (Ymaks) dicapai oleh varietas Sukuh yaita 1"6,83 t ha-t dengan dosis optimum pupuk K (Xopt) sebesar 108,43 kg ha-t pada jarak tanam jagot g 100 cm x Lfr)
dengan dosis K optimum yang dibandingkan dengan SQ dan kuang pada semua jarak tanam j
cm.
menyebabkan hasil furang-
Tampaknya bahwa
varietas
Sukuh mampu mencapai hasil tertinggi 267
Hal itu berarti bahwa varietas lebih mleran terhadap naungan j dari pada SQ dan Cangkuang. Did bahwa p€rtunbuhan tajuk yang pada Cangkuang tidak sejalan kapasitas wadah untuk menam fotosintaL sehingga terganggunya lokasi fotosintat ke arah wadah
umbi
sangat
(
Jeanne Martie Paulus
Jaraktanam jagung 100cmx50cm
iJl)
(u) 0, 020 1 X-0,00007
53 yJ
16
Y v 1.=
t4
Yv2=9,991.0+0,0507X - 0,000498 )G
^12
Y
to
3,57 65+
v3=3,699 + 0,027 6X- 0,0001 53 X2
E
E
f8
{6
XOpt. YMaks. 133,47 4,92 101,81 12,57 90,20 4,94
J1. v1 v2 v3
rE
so
Dosis K[k€ha-1)
Jaraktanam jagung 100cmx75cm {J2}
(b) Yv1 :5,051
n
+
0,0184X-0,0000543 x2
Y v2=1. 4,492+ 0,0 43 4X-0,000202 X2
I G
-d6
\
:r4 .o
E2
?0 (E
E]
v 3= 6, 442+ 0, 001
i2 v1
XOpt.
v2
1,0743 L63,29
v3
6 4
45X- 0,0000 444 X2
1,69,43
YMaks. 6,61.
1.6,82
7,63
45
Dosis K (kg ha-1)
(c)
\ 16
v'L= 6,2195+ 0,0159X-0,000011 1X2
Y v 2=1. 4,7
125 + 0,037 3X-0,00017 2
rc
Y v3=7,349 +0,01 83X-0,0 001.6 Xz
j3
f Hto a
E
4
X
Opt.
Y Maks.
v1
41.6,22
1'1.,91.
v2 v3
'1,08,43
1.6,83
11.5,82
8,41.
Gambar 3 a,b,c. Hasil umbi tiga varietas ubijalar (v1=SQ, v2=Sukuh, dan v3=Cangkuang) akibat pemupukan K dengan dosis meningkat pada tiga variasi jarak tanam jagung (11,i2, dan j3) pada sistem tumpangsari dengan jagung'
Sejalan dengan hal itu, Widodo (1989) menyatakan bahwa berkurangnya hasil umbi akibat penaungan disebabkan oleh menurunnya kapasitas sumber sehingga terjadinya persaingan penggunaan fotosintat untuk menyusun kom-
ponen tajuk. Varietas SQ juga kurang toleran terhadap naungan dilihat dari hasil umbinya yang rendah. Gonggo et al. (2003) melaporkan bahwa ubijalar klon lokal yang ditumpangsarikan dengan jugu.g manis pada jarak tanam 268
Respons ubi jalar terhadap pemupukan kalium dan penaungan alami
25 cm x 120 cm menghasilkan iumlah umbi terbanyak dan bobot total panen terberat, y aib;. 3,32 umbi dan 9343,889 gBelum tercapainYa dosis oPtimum pupuk K hingga 135 kg 1-,u-t pada SQ dan Cangkuang, berarti terjadinya Penurunan respons kedua varietas tersebut terhadap pemberian K pada semua jarak tanam jagung sebagai akibat kurangnya radiasi matahari yang diterima tanaman.
Menurut Smith (1981), Pada tanaman yang ternaungi pembentukan ATP akan menurun walaupun kondisi faktor tumbuh lainnya dalam keadaan cukup. Pada umumnya peningkatan dosis K sejalan dengan peningkatan hasil umbl berarti bahwa tanaman ubijalar sangat tanggap terhadap pemupukan K. Sejalan dengan hal itu dikemukakan oleh Kays (1985), bahwa unsur K berPengaruh sangat kuat terhadap pertumbuhan akar umbi dan pada umumnya Peningkatan konsentrasi K akan diikuti oleh peningkatan produksi bahan kering umbi dan peningkatan kapasitas kekuatan wadah untuk menamPung fotosintat
KESIMPULAN Respons setiap varietas ubijalar terhadap pemberian puPuk K dengan dosis
optimum pupuk K sebesar 108,43 kg
K
DAITAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2009. Panen, produktivitas, produksi ubijalar. hftP:/ / bps.go.id. Diakses tanggal lan'uati2012. Blevins, D.G. 1994. UPtake, location, and function essential mineral elements crop plant. p.259-309. In Boote, J.M. Bennet, T.R. Si
and G.M. Paulsen
(ed.
Physiology and determi of crop yield. ASA., Inc; Inc., Madison, \M. Bradburry, I. H., and W.
Holloway. 1988. of tropic root crt cance for nutrition in Pacific. ACIAR, Ca A.C.T. BrowrL R.H. 1988. Growth of
green plant. P.153-174. M.B. Tesar ("d.). Ph logical basis of crop grow
and development. CSSA, Madison, WI.
meningkat bervariasi pada setiap jarak
tanam jagung dengan intensitas Penaungannya, baik terhadap Laju Tumbuh Tanaman (LTT), Laju Asimilasi Bersih (LAB), dan hasil umbi ubijalar. Laju Tumbuh Tanaman dan Laju
Asimilasi Bersih tertinggi dicapai oleh varietas Cangkuang yang diberi pupuk K pada semua iarak tanam iupr.g, narnun LTT dan LAB yang tinggi belum menjamin hasil umbi Yang tinggi. Hasil umbi tertinggi dicapai oleh varietas Sukuh pada iarak tanam jagung 100cm x 100cm yailtt 1,6,83 ton ha-1 dengan dosis
269
Chuoy, E., I. P. Ofia, and M.' Gerpacio. 1991. Scree for shade tolerance of sw potato in an intercroP wi corn. Int. Potato Cent. (C Manila, Philippines. PP 1,M.
Departemen Pertanian. 2007. http,/ wrrw.pustaka. deptan. go.id. Diakses tanggal 2 J amtai 201L
Draper, N., and H. Smith' 1 Analisis regresi teraPan. T
|eanne Ma*ie Paulus
B. Sumantri. 1992.
Gra-
media Utama, Jakarta. 671, PEdmond, J.8., and G.R.Ammerman. L971,. Sweet Potatoes : Productioru processing, marketing. The AVI Publ.Co., Inc.,
Wesport CT, USA. Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L.
Mitchell. 1985. Physiology of crop plants. Iowa State University Press, Ames,IA.327 P. Gonggo, B., E. Turmidi, dan W. Brata. 2003. ResPon Partumbuhan dan hasil ubijalar pada sistem tumPangsari jugrrg manis di lahan bekas
alang-alang. J. Ilmu-Ilmu Pertanian 5(\ 3a-39. Hahru 5.K.1977. Sweet potato' p.237248. In P.de T. Alvim and T. T.
(ed.). EcoPhYsiology of troPical croPs. Kolzlowski
Academic Press, Inc., London.
Hahn, S. K. 1977. Sweet Potato. p.237-248. In P.de T. Alvim and T. T. Kolzlowski (ed.). EcophysiologY of troPical crops. Academic Press, Inc., London. Hahn, S.K., and Y. HozYo. L984. Sweet potato. P.725-746. In P. R. GoldsworthY and N. M. Fisher (ed.). The PhYsiologY of
tropical fields croPs.
Jokur
Wiley & Sons, Chichester. Hale, M,,G., and D.M. Orcutt. 1987.
The physiologY of
Plants
under stress. John WileY & Sons, New York. Kays, S. J. 1985. The PhYsiologY of yield in the sweet Potato. P.79126. In J. C. BouwkamP (ed.).
Sweet potato Products
i
a
natural resource for the troPics' CRC Press,Inc., Boca Raton, FL.
Logan, K.T.1970. Adaptations of the photosyntethic aPParatus of sun-and shade-grown
yellow birch
(Betula
alleghantensis Britt.). Bot.48: 1681-1688.
Can
J.
Moreno, R. A. 1982. Intercropping with sweet Potato
(lpomoea batatas) in Central America. p.243-253. In R. L. Villareal and T. D. Griggs ("d.). Sweet Potato. Proc.
First Int. Sy*P.
AVRDC. Shanhua, Tainan, Taiwan. Paulus, J. M., dan B.R.A. SumaYku. 2006. Peranan kalium terhadap kualitas umbi beberaPa
varietas ubijalar batatas (L.)
(IPomoea
Lam.). Etgenia 12
(2):76-85. Simatupang, R. S., R. Galib, dan Khairuddin. 1994. PemuPukan NPK pada tanaman ubijalar di lahan tadah hujan Kalimantan Selatan. p. 250-256. Dalam
Risalah seminar
PeneraPan
teknologi produksi dan Pascapanen ubijalar mendukung
agroindustri. Edisi
khusus
Balittan Malang no.3.
H. 1981. AdaPtation to shade. p.159-173. ln C. B. Johnson ("d.). PhYsiologY
Smith,
limiting Plant ProButterworth ductivity.
processes
London.
270
Respons ubi ialar terhadap pemupukan kalium dan penaungan alami
Suwarto, A. Setiawan, dan D. Septariasari. 2006. Pertumbuhan dan hasil dua klon
ubijalar dalam
tumpangsari dengan jagung. Buletin AgIonomi (34) (2) :87-92. hW/ / www.jurnal.ipb.ac.id. Diakses tanggal 9Mei2012.
Widodo, Y. 1989. Peruba karakter agronomi ubij pada sistem tunggal tumpangsari dengan j di lingkungan berbeda. Tes Fakultas Pascasarjana UG Yogyakarta.