JS ISSN. 1829 586X VOLUME 6 NO 1 JUNI 2009
J URNAL S AINMATIKA
Diterbitkan Oleh: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrohim, Syukur Alhamdulillah kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan ridhoNya Jurnal Sainmatika Volume 6 No. 1, Juni 2009 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas PGRI Palembang dapat kami terbitkan. Mulai volume 6, jurnal ini berpenampilan berbeda dengan volume sebelumnya. Perubahan tampilan dan ruang lingkup isi tulisan untuk memberikan nuansa yang baru agar lebih baik dari segi tampilan maupun cakupan serta bobot dari isi tulisan. Jurnal Sainmatika ini diterbitkan sebagai sarana publikasi tulisan hasil penelitian eksperimen laboratoris maupun lapangan, serta hasil penelitian yang bersifat teoritis maupun elaboratif. Selain itu penerbitan jurnal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan penelitian di bidang ilmuilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, juga
sebagai sarana bagi dosen untuk
pengusulan jenjang akademik, sekaligus pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang penelitian. Penerbitan jurnal ilmiah Sainmatika ini tentu belumlah sesempurna seperti harapan kita. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan isi jurnal di masa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbang saran dan membantu dalam penerbitan jurnal Sainmatika ini, khususnya penulis naskah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga jurnal ini bermanfaat bagi kita semua, amin.
Palembang, Juni 2009 Dekan,
Dr. H. A. Karim Gaffar, SU
“JURNAL SAINMATIKA” Volume 6 Nomor 1, Juni 2009 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
i ii
Uji Toksisitas Akut Oli Bekas Terhadap Mortalitas Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) Syamsul Rizal dan Julianty
1
Daya Hambat Zat Anti Mikroba Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Secara in-Vitro Syaiful Eddy
9
Pengaruh Sumber Eksplan dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pembentukan Kalus Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Dwi Yunita Indah Sari
16
Penentuan Cacat Pada Daerah Lasan Carbon Steel Dengan Menggunakan Metode Ultrasonik Jumingin
24
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa Organik Pada Akar, Daun, dan Batang Tumbuhan Senggugu (Clerodendron serratum Spreng) Ita Emilia, dan Agus Wahyudi
29
Studi Vegetasi Mangrove Sebagai Upaya Pengenalan Keanekaragaman Ekosistem Estuari Yetty Hastiana , Fachrurrozie Sjarkowie, Dinar DAP, dan M. Rasjid Ridho
Potensi
36
Komposisi Hewan Permukaan Tanah Pada Lahan Gambut di Sumatera Selatan Irham Falaludin, Nurdin M.Suin, dan Siti Salmah
48
Produksi Antibodi Poliklonal Pada Mencit (Mus musculus L.) Dengan Antigen Bakteri Aeromonas hydrophila Yang Diberikan Melalui Subkutan dan Oral Yonaeni
60
J
urnal Sainmatika FMIPA Universitas PGRI Palembang, terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Diterbitkan sejak Juni 2004 oleh Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang dengan ISSN. 1829 586x. Jurnal ini memuat tulisan hasil penelitian eksperimen laboratoris maupun lapangan, serta hasil penelitian yang bersifat teoritis maupun elaboratif di bidang Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi yang belum pernah dipublikasikan dalam terbitan lain. Pelindung
: Dr. H. Syarwani Ahmad, M.M. (Rektor Universitas PGRI Palembang) Penanggung Jawab : Dr. H. A. Karim Gaffar, SU (Dekan Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang) Dewan Redaksi : Dr. H. A. Karim Gaffar, SU Anggota : Drs. Syamsul Rizal, M.Si : Dewi Rosanti, M.Si Mitra Bestari
: Dr.H. Zulkifli Dahlan, M.Si.DEA (Biologi FMIPA UNSRI) : Prof. Dr. Ir. Hj. Siti Herlinda, M.Si (F.P UNSRI) : Dr. Akhmad Aminuddin Bama, M.Si (Fisika FMIPA UNSRI) : Hermansyah, S.Si,M.Sc (Kimia FMIPA UNSRI) : Dr. Indra Yustian, M.Si (Biologi FMIPA UNSRI)
Redaksi Pelaksana
: Trimin Kartika, S.Pd, M.Si (Biologi FMIPA Univ.PGRI) : Parmin Lumbantoruan, S.Si (Fisika FMIPA Univ.PGRI) : Andi Arief Setiawan, S.Si (Kimia FMIPA Univ.PGRI) : Dewi Novianti, S.Si (Biologi FMIPA Univ.PGRI)
Pelaksana Tata Usaha: M.Kurniawan, S.E, M.M : Ita Emilia, S.Si : Rifat Arief Danan Jaya, ST,M.M : Dwi Warsari, MH : Maulida Yulia Kartika, S.Pd : Muhrinsyah Fatimura, S.T : Dra. Marmaini, M.P : Ferry Firmansyah, S.Si : Joni Iswan, S.Sos : Kurniati, S.AP Alamat Redaksi
: Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang, Jalan. Jenderal Ahmad Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Darat Palembang 30251 Telp.0711 510043. Fax. 0711 514782;
[email protected],
[email protected].
J
URNAL SAINMATIKA Pedoman bagi penulis
Ruang Lingkup Jurnal Sainmatika memuat tulisan hasil penelitian eksperimen laboratoris maupun lapangan, serta hasil penelitian yang bersifat teoritis maupun elaboratif dibidang Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Tata Cara Pengiriman Naskah 1. Naskah yang dikirim harus naskah asli dan belum pernah dipublikasikan atau dikirimkan di media cetak lainnya. 2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. 3. Naskah diketik rapi di atas kertas berukuran A4, menggunakan MS Word. 4. Naskah sebanyak 3 rangkap beserta CD di kirim ke pelaksana tata usaha jurnal Sainamatika d/a Jalan Jenderal Ahmad Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Darat Palembang kode pos 30251 Telpon 0711 510043, Fax. 0711 514782 atau melalui e-mail:
[email protected] ,
[email protected]. Persyaratan Naskah 1. Panjang naskah tidak lebih dari 20 halaman. 2. Judul naskah tidak lebih dari 15 kata dan harus mencerminkan isi naskah, diikuti dengan nama penulis, instansi penulis. 3. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. 4. Pendahuluan secara ringkas menguraikan latar belakang masalah dan tujuan penelitian. 5. Bahan dan metode diuraikan secara jelas.Teknik baru dan modifikasi metode perlu diuraikan lebih rinci. Metode yang sudah baku cukup mencantumkan referensi. 6. Hasil dan Pembahasan merupakan suatu kesatuan yang singkat dan jelas (consise). Hasil disajikan dengan menggunakan Tabel atau Gambar dan tidak diulang dalam teks. Tabel dibuat satu spasi dengan hurup yang sama dengan teks, tanpa garis vertikal, super krip, ilustrasi/gambar dikirimkan sebanyak 3 buah, satu diantaranya asli harus cukup tajam agar dapat direproduksi. Foto hitam putih atau bewarna dengan kualitas baik harus dicetak di atas kertas mengkilap. 7. Kesimpulan disajikan secara ringkas dengan mempertimbangkan judul naskah, maksud dan tujuan, serta hasil penelitian. Saran dicantumkan jika diperlukan. 8. Ucapan terima kasih jika ditulis tidak lebih dari 40 kata. 9. Pustaka harus disebut dalam teks dengan famili atau nama akhir penulis serta waktu penerbitan, ditulis dalam satu atau dua bentuk, misalnya: Wang (1985) atau (Wang, 1985). Untuk pustaka lebih dari dua penulis disebutkan penulis pertama ditambah kata et.al., untuk penulis asing dan dkk, untuk penulis Indonesia. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad tanpa nama nomor urut dengan kelengkapan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, judul buku, nama dan nomor jurnal, penerbit dan kota tempat diterbitkan, serta jumlah halaman/nomor halaman, yang ditulis sebagai berikut: Lauwery, R.R., and P.Hoet. 1993. Indrustrial Chemical Exposure Guidelines for Biological Monitoring. 2 nd.ed.Lewis Publisher.Boca Raton.Florida. 318 pp. Skidmore, J.P. 1970. Respiratory dan Osmoregulation in Rainbow Trout Damage with Zine Sulface. Journal of Experimental Biology.52:481-494. Adnan, R., M,N. Mohamad, dan H.Setan.2003. Multiple Outlier Detection Procedures in Linier Regression. Diakses pada tanggal 22 Januari 2008. http://astronomy .swin.edu.au/pbourke/other/correlate.Diakses pada Januari 2006. 10. Pustaka yang tidak diterbitkan boleh digunakan sebagai rujukan, tetapi cukup dicantumkan dalam teks (misalnya Suparno, tidak dipublikasikan). 11. Akronim atau singkatan yang tidak umum ditulis lengkap pada kulit pertama dan selanjutnya ditulis singkatannya. Singkatan yang tidak lazim sebaiknya dihindari, kecuali sering muncul dalam teks. 12. Nama latin, famili, dan spesies ditulis bersama dengan nama umumnya pertama kali muncul dalam tulisan, selanjutnya ditulis nama umumnya. 13. Sistem SI harus digunakan untuk semua ukuran.
ISSN. 1829 586x
JURNAL SAINMATIKA Volume 6, Nomor 1, Juni 2009
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Jl. Jenderal A. Yani. Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang 30251 Telp. 0711 - 510043, Fax. 0711 - 514782
e-mail :
[email protected];
[email protected],
[email protected]
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
UJI FITOKIMIA UNTUK MENGETAHUI KANDUNGAN SENYAWA ORGANIK PADA AKAR, DAUN, DAN BATANG TUMBUHAN SENGGUGU (Clerodendron serratum Spreng) Ita Emilia 1 dan Agus Wahyudi 2 Dosen Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang1 Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang2
ABSTRACT Has been studied, entitled "Knowing the Ingredients Test Phytochemicals for Organic Compounds in Roots, Leaves, and Stem Plants Senggugu (Clerodendron serratum Spreng) held in August until November 2006 at the Laboratory of Organic Chemistry, UNSRI Inderalaya. The purpose of this study was to determine the class of organic compounds contained in the roots, leaves, and stems of plants senggugu. The result is at the root, leaves and stems of plants senggugu (Clerodendron serratum Spreng) alkaloids contained organic compounds and classes of organic compound classes terpenoida flavonoida whereas none of the three parts of the plant. Special sections of leaves and stems of plants there are classes of organic compounds terpenoid types of steroids. Key words: Phytochemicals test, Clerodendron serratum, alkaloids, falvonoida, terpenoida. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Uji Fitokimia untuk Mengetahui Kandungan Senyawa Organik pada Akar, Daun, dan Batang Tumbuhan Senggugu (Clerodendron serratum spreng) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2006 di Laboratorium Kimia Organik, UNSRI Inderalaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa organik yang terkandung pada akar, daun, dan batang tumbuhan senggugu. Hasilnya adalah pada bagian akar, daun, dan batang dari tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum spreng) terkandung senyawa organik alkaloida dan golongan terpenoida sedangkan senyawa organik golongan flavonoida tidak ada pada ketiga bagian tumbuhan tersebut. Khusus bagian daun dan batang tumbuhan terdapat senyawa organik golongan terpenoid jenis steroid. Kata kunci : Uji Fitokimia, Clerodendron serratum, alkaloid, falvonoid, terpenoid. PENDAHULUAN Manusia telah lama memanfaatkan potensi alam berupa tumbuh-tumbuhan untuk berbagai keperluan hidup, mulai dari kebutuhan ISSN 1829.586x
makanan, pakaian, papan, bahkan obatobatan. Hal ini sangat sesuai sekali dengan keadaan di Indonesian yaitu sebagai Negara yang terletak di daerah tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman berpotensial untuk digunakan 29
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
sebagai obata-obatan, terutama sekali obat tradisional. Secara umum yang termasuk kepada obat-obatan tradisional adalah bahan-bahan obat yang berasal dari alam, baik dari tumbuh-tumbuhan, hewan, ataupun bahan-bahan mineral (Rusdi, 1998). Pemakaian obat tradisional ini masih sangat sederhana, misalnya cukup dengan menyeduh bahan tetumbuhan, baik yang masih segar ataupun yang telah dikeringkan, dengan air panas, lalu air seduhan tersebutdiminum. Menurut Sutrisno (1999) khasiat dari suatu tanaman yang dapat berkhasiatsebagai obat tradisional disebabkan oleh adanya zat aktif yang terdapat didalamnya, oleh karena adanya kaitan yang erat antara efek biologis ekstrak tanaman dengan struktur komponen kimianya. Sehubungan dengan tujuan pengembanagan dan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional, sangat diperlukan uji pendahuluan atau uju fitokimia terhadap tumbuhan tersebut sebelum dianalisis struktur berbagai senyawa organiknya, proses biosintesis, metabolisme bahkan perubahanperubahan lain yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologisnya. Menurut Farnsworth (1991) yang dimaksud dengan uji fitokimia adalah pemeriksaan kimia secara kulitatif terhap senyawa-senyawa aktif biologis yang terdapat pada tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat tradisional. Oleh karena pada umumnya yang merupakan senyawa aktif tersebut adalah senyawa organik, maka pemerikasaan uji fitokimia terutama ditujukan terhadap golongan senyawa-senyawa organic seperti alkaloida, flavonoida, dan terpenoida. Diantara sekian banyak tumbuhan yang dapat berkhasiat sebagai obat tradisional adalah tumbuhan senggugu (Clerodendron ISSN 1829.586x
serratum Spreng), yang bermanfaat sebagai obat menurunkan panas, mengurangi rasa sakit dan mual pada wanita pada wanita yang sedang menstruasi, bahkan pada sebagian masyarakat digunakan untuk menghilangkan virus-virus yang dapat menyebabkan penyakit keturunan pada tubuh manusia (Armin, 2005). Khasiat dari tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum Spreng) tersebut banyak sekali oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang uji pendahuluan atau uji fitokimia terhadap masing-mamsing bagian tumbuhan tersebut yang meliputi akar, daun, dan batang. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah golongan senyawa organik apakah yang terdapat di dalam masingmasing bagian tumbuhan yang meliputi akar, daun, dan batang tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum Spreng). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa organik apakah yang terdapat pada masingmasing bagian tumbuhan senggugu apakah golongan alkaloida, flavonoida, ataukah terpenoida. BAHAN DAN METODE Metode Penelitian Adapun metode dalam penelitian ini adalah kimia analisa kualitatif yaitu dilakukan uji pendahuluan terhadap masing-masing bagian tumbuhan senggugu yang meliputi bagian akar, daun, dan batang dimana sebelumya dilkaukan perlakuan seperti pengambilan sampel, pengerinagan sampel, serta penghalusan sampel. Baru kemudian dilakukan uji fitokimia meliputi uji alkaloid, uji flavonoida dan uji terpenoida.
30
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
Instrumentasi Penelitian Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bagian akar, daun dan batang tumbuhan senggugu sebanyak 500 gram yang telah dikeringkan dan dihaluskan. Perekasi meyer, pereaksi dragendroff, pereaksi wagner, pereaksi shinoda, larutan NaOH 10%, pereaksi Leberman Burchard. Sedangkan alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, bekker glass, pipettetes, dan plat tetes.
dnegan petroleum eter secukupnya lalu ditempatkan pada plat tetes, kemudian ditambahkan asam asetat anhidrid sampai terendam semua, dibiarkan selama 15 menit. Enam tetes larutan tersebut dipindahkan ke dalam plat tetes lainnya, perlahan-lahan ditambahkan tetes demi tetes asam sulfat pekat, perubahan warna yang terjadi diamati. Adanya senyawa terpenoid ditunjukkan dengan warna merah jingga atau ungu. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Penelitian Pengujian Alkaloida Sebanyak 10 gr sampel yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan setelah ditambahkan amonia 10 ml dalam kloroform, larutan disaring, ditambahkan asam sulfat 2N sebanyak 10 tetes. Campuran dikocok, biarkan sampai terbentuk dua lapisan.Lapisan di atas diteteskan dengan plat tetes, lalu diuji dengan menggunakan pereaksi meyer, dragendroff, dan pereaksi wagner. Pereaksi meyer akan memberikan endapan putih, pereaksi dragendroff akan memberikan endapan orange dan pereaksi wagner akan memberikan endapan coklat itu membuktikan adanya senyawa alkaloida. Pengujian Flavonoida Uji dengan pereaksi shinoda, yaitu sebanyak 0,5 gr sampel yang telah dihaluskan diekstrak dengan 5mL etanol panas selama lima menit di dalam tabung reaksi . Selanjutnya hasil ekstrak disaring filtratnya ditambahkan beberap tetes HCl pekat, lalu ditambahkan 0,2 gr bubuk Mg. Bila timbul warna merah tua menandakan sampel amngandung flavonoida. Pengujian Terpenoida Sebanyak 10 gram sampel yang telah dihaluskan ditambah ditambah ISSN 1829.586x
Tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum spreng) memiliki cirri-ciri sebagai berikut merupakan jenis perdu tegak , tinggi 13 m, ranting muada berambut, jenis bunga senggugu ada dua macam, yaitu ada bungan yang bewarna putih dan senggugu berbunga keunguan, daun berhadapan, , lepas bertangkai pendek, kelopak bentuk lonceng piala, kadangkadang agak lembanyung. Buah lebar bulat telur terbalik, bertaju empat dangkal, gundul, hajau kehitaman dan tidak rontok. Nama lokal dari tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum Spreng) adalah singgugu (Sunda), srigunggu, sagunggu (jawa), kertase (madura), senggugu (melayu), sinar baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (lampung), san tai hong hua (Cina). Senggugu sudah lama dimanfaatkan sebagai perangsang keluarnya lender. Di kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul akar senggugu sangat popular hal ini dikarenakan hamper setiap rumah memanfaatkannya sebagai obat gurah. Wukirsari memang dikenal sebagai sentra gurah. Daunnya yang bergerigi setelah ditumbuk dengan adas pulosari kadangkala digunakan untuk untuk mengatasi encok. Daun senggugu berasa pedas pahit, dan sejuk. 31
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
Khasiat daripada tumbuhan ini sudah banyak terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranyaadalah untuk menjernihkan suara, sebagai obat batuk, sesak nafas (asma), patah tulang, memar dan rematik. Menurut beberapa ahli, para wanita yang habis Golongan Senyawa
melahirkan atau masa nifas dianjurkan mengkonsumsi daun senggugu. Dari hasil uji fitokimia atau uji pendahuluan terhadap masing-masing bagian tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum Spreng) yang meliputi bagian akar, daun dan batang tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut : Sampel Daun
Akar Alkaloda - pereaksi meyer + + - pereaksi wagner + + - pereaksi + + dragendroff Flavonoida - pereaksi shinoda - NaOH 10% Terpenoida/Steroida + + Keterangan (+) artinya adanya kandungan senyawa organik (-) artinya tidak ada kandungan senyawa organik Uji adanya senyawa organik golongan alkaloida pada bagian akar tumbuhan senggugu, dengan menggunakan pereaksi meyer memberikan hasil endapan putih bercampur larutan bewarna hijau muda. Hal ini disebabkan karena zat hijau daun (klorofil) yang sukar hilang tetapi klorofil ini tidak mempengaruhi uji pendahuluan ini. Endapan orange tua disertai dengan larutan hiaju muda terbentuk setelah sampel ditetesi dengan pereaksi dragendroff dan endapan coklat ada setelah sampel ditetesi dengan pereaksi wagner. Sebagai pembanding digunakan larutan brucine konsentrasi 0,055 %. Ketiga pengujian tersebut membuktikan adanya senyawa organik golongan alkaloida pada bagian akar dari tumbuhan senggugu. Pada bagian daun dari tumbuhan ini ditemukan juga adanya senyawa organik golongan alkaloida, ISSN 1829.586x
Batang + + + +
hal ini dibuktikan dengan perubahan warna yang terjadi setelah sampel ditetesi dengan ketiga pereaksi. Secara langsung apabila daun yang sebelum dicicipi akan terasa pahit, pedas dan sejuk, ketiga sifat tersebut merupakan bukti secara tidak langsung terdapatnya senyawa alkaloida pada daun tumbuhan. Pada bagian batang dari tumbuhan juga terdapat senyawa organik golongan alkaloida setelah sampel ditetesi dengan ketiga pereaksi golongan alkaloida. Alkaloida sekitar 5500 jenis telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloida biasanya tanwarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (contoh nikotin) pada suhu kamar. Prazat alkaloida yang paling umum adalah asam amino, meskipun sebenarnya biosistesis kebanyakan 32
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
alkaloida lebih rumit. Secara kimia alkaloida merupakan golongan heterogen. Penyebaran alkaloida tidak merata dan banyak suku tumbuhan tidak mengandungnya sama seklai. Pada umumnya alkaloida tidak ditemukan atau tidak sering terdapat dalam gymnospermae, paku-pakuan, lumut, dan tumbuhan rendah. Alkaloida pada umumnya mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik . Alkaloida seringkali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisioloigs yang menonjol, digunakan secara luas dibidang kedokteran. Menurut Harborne (1987) fungsi alkaloida dalam tumbuhan mamsih sangat kabur meskipun masing-masing senyawa nya telah dinyatakan terlibat sebagai pengatur tumbuh, atau penghalau dan penarik serangga. Claus (2001) memberikan defenisi alkaloida sebagai suatu senyawa produk alamiah yang heterogen dalam bentuk senyawa organik heterosiklik, bersifat basa, terdapat dalam tanaman tertentu dalam jumlah relatif kecil dan mempunyai aktifitas biologis. Senyawa ini bersifat racun dan bekerja pada susunan syaraf pusat. Alkaloida pada umumnya merupakan senyawa padat berbentuk kristal atau amorf, tidak bewarna dan mempunyai rasa yang pahit, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut organik, sedangkan dalam bentuk garam mudah larut dalam air tetapi pada umumnya tidak larut dalam pelarut organik. Tidak adanya golongan senyawa flavonoida pada ketiga bagian tumbuhan senggugu dibuktikan dengan uji pereaksi shinoda dan pereaksi ISSN 1829.586x
NAOH 10%. Bukti sampel mengandung senyawa flavonoida apabila timbul warna larutan kuningorange merah setelah sampel ditetesi dengan larutan NaOH 10% dan warna merah tua dihasilkan setelah sampel ditetesi dengan pereaksi shinoda. Kedua perubahan ini tidak ditemukan pada ketiga uji pendahuluan bagian tumbuhan senggugu, yaitu perubahan warna hijau kecoklatan setelah sampel ditetsi dengan NaOH 10%, sedangkan pada bagian daun timbul warna larutan hijau muda dengan pereaksi NaOH 10%. Timbul warna larutan hijau kecoklatan setelah sampel ekstrak akar ditetesi dengan pereaksi shinoda dan larutan NaOH 10%. Dalam tumbuhan, flavonoida pada umumnya merupakan pigmenpigmen yang tersebar luas dalam bentuk senyawa glikon dan aglikon. Sifat fisika dan kimia senyawa flavonoida antara lain adalah larutan dalam air, senyawa flavonoida dalam bentuk glikosida yang termetilasi larut dalam eter sebagai glikosida ataupun aglikon. Senyawa flavonoida tidak larut dalam petroleum eter. Semua senyawa flavonoida menurut strukturnya merupakan senyawa turunan induk flavon yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan. Flavonoida dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air. Setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoida berupa senyawa fenol karena itu warnyanya berubah bila ditambah asam atau ammonia. Istilah senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri yang sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau lebih guguh hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karen umumnya 33
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
seringkali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat pada vakuola sel. Secara umum untuk mendeteksi adanya senyawa golongan flavonoida sederhana adalah dengan cara manambahkan larutan besi (III) klorida 1% dalam air atau etanol kepada larutan cuplikan yang menimbukan warna merah yang kuat. Tetapi kebanyakan senyawa falvonoida dapat dideteksi pada kromatogram berdasarkan warnanya atau fluoresensinya di bawah lampu uv, warnanya diperkuat bila diuapkan ammonia. Pigmen fenolik bewarna dan warnanya dapat terlihat jadi mudah dipantau selama proses isolasi dan pemurnian. Semua senyawa fenol berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat pada daerah spektrum bila ditambah basa. Karena itu cara spektrometri sangat penting, terutama untuk identifikasi dan analisis kuantitatif secara fenol (Harborne, 1987). Cara yang paling baik untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawa fenol sederhana (Khususnya flavonoida) adalah dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Biasanya senyawa fenol dideteksi setelah hidrolisis jaringan tumbuhan segar atau kering dalam suasana asam , atau basa atau setelah pemekatan ekstark tumbuhan dalam etanol-air. Hidrolisis dalam suasana asam dilakukan dengan HCl 2M selama setengan jam pada suhu kamar selama empat jam, larutan yang diperoleh didinginkan dan disaring sebelum diekstraksi. Sedangkan hidrolisis dalam suasana basa dengan NaOH 2M pada suhu kamar dalam lingkungan nitrogen, sebelum diekstraksi harus diasamkan dulu.
ISSN 1829.586x
Uji terhadap adanya golongan senyawa terpenoid pada bagian akar tumbuhan senggugu menggunakan petroleum eter yang ditempatkan pada plat tetes kemudian ditambah asam asetat anhidrid, terlihat adanya perubahan warna merah jingga, uji ini berarti pada bagian akar tumbuhan terkandung senyawa golongan terpenoida. Pada bagian daun timbul warna hijau tua dan batang timbul warna hijau muda setelah sampel ditetesi dengan pereaksi,hal ini membuktikan bahwa bagian daun dan batang tumbuhan ini juga mengandung senyawa organik golongan terpenoida khususnya steroid. Kata terpenoida mencakup sejumlah besar sneyawa tumbuhan dan menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senaywa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama yang diperoleh dari molkel isoprene, yaitu senyawa yang terdapat sebagai bahan alam. Secara kimia, terpenoida umumnya larut dalam lemak dan terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Harbone (1987) mendefenisikan senyawa terpenoid diekstraksi dari jaringan tumbuhan segar dengan memakai eter minyak bumi . eter, atau kloroform, dan dapat dipisahkan secara kromatografi pada silika gel atau alumina memakai pelarut di atas. Sudah banyak dan bermabacam-macam peran terpenoida tumbuhan yang diketahui. Sifatnya yang dapat mengatur tumbuhan sudah terbukti. Dua dari golongan utama pengatur tumbuh adalah seskuiterpenoid absisin dan giberelin yang mempunyai kerangka dasar terpenoida, contohnya karotenoid untuk warna tumbuhan dan terlibat pula sebagai pigmen pembantu fotosintesis, selain itu terpenoid 34
Uji Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Senyawa,.….Sainmatika,..Volume 6,,.., No. 1, …Juni, .2009,.. 29-35
berperan sebagai nataraksi tumbuhan dengan hewan,misalnya sebgaia alat komunikasi dan pertahanan terhadap serangga. Terpenoid secara umum dapat dibagi menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa yaitu triperpena sebenarnya , steroid, saponin, dan glikosida jantung. Kedua golongan terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama sebagai glikosiada. Triterpenoid tertentu terkenal karena rasanya , terutama karen akepahitannya. Contohnya limonin yaitu senyawa pahit yang larut dalam lemak dan terdapat dalam buah jeruk, atau citrus. Uji adanya senyawa triterpenoid umumnya dengan menggunakan larutan asam sulfat pekat atau yang diencerkan dengan air atau alkohol. Akhirnya pelarut yang paling sederhana, yaitu air dapat dipakai sebagai penyemprot untuk mendeteksi steroid pada plat KLT. KESIMPULAN Dari hasil uji fitokimia atau uji pendahuluan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada ketiga bagian tumbuhan senggugu (Clerodendron serratum spreng) yaitu bagian akar, daun, dan batang terdapat senyawa organik golongan alkaloida dan terpenoida
ISSN 1829.586x
2. Senyawa flavonoida tidak ditemukan pada akar,daun dan batang tumbuhan sengugu. DAFTAR PUSTAKA Claus, E.P., 2001. Pharmacognosy. Philadelpia, Lea & Febiger. Fithriani, Armin, 2005. Analisis Residu Pestisida Klorpirifos Pada Daun Tumbuhan Senggugu (Clerodendron serratum (L) Moon) Secara Kromatografi Gas Dengan Detektor Fotometri Nyala. Bandung , Penerbit ITB. Farnswort, N.R., 1991. Biological and Phitochemical Screening of Plants, New York. Mc.Grow Hill Book Company. Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Bandung. Penerbit ITB. Koran Merapi, 2005. Landik Senggugu dan Teh Sebagai bahan Obat. www.klonikalternatif.com. Selamat Pagi, 2003. Tanaman Obat Indonesia, www.iptek.net.id. Sutrisno, R.B., 1999. Reverse Approach, Jakarta. Universitas Pancasila.
35