5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009 berkisar antara 23,30C – 32,20C. Selisih terbesar antara suhu minimal dan maksimal terjadi pada bulan September. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 75% - 86%. Sekitar 90,9% desa di Kota Serang merupakan desa bukan pesisir dan 80% diantaranya memiliki topografi wilayah daratan (BPS Kota Serang 2010b).
5.1.1 Letak geografis Kota Serang berada pada koordinat antara 5050’ LS - 6020’ LS dan 105000’BT - 106022’BT. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari barat ke timur adalah sekitar 90 km. Kota Serang sebelah barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Cilegon, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Kota Serang merupakan daerah alternatif dan penyangga (hinterland) ibukota negara (BPS Kota Serang 2010a).
5.1.2 Kependudukan Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kota Serang mencapai 497.910 jiwa yang terbagi dalam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Curug, Walantaka, Cipocok Jaya, Serang, Taktakan dan Kasemen. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Serang sebanyak 180.055 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 6.957,30 jiwa per km2. Jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Curug sebesar 41.095 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 828,53 jiwa per km2. Penduduk Kota Serang didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 256.136 jiwa, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 241.774 jiwa (BPS Kota Serang 2010a). Jumlah penduduk berdasarkan kepadatan penduduk, jenis kelamin dan 30
rasio jenis kelamin per kecamatan di Kota Serang pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah penduduk berdasarkan kepadatan penduduk, jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan di Kota Serang pada tahun 2009 Kepadatan Penduduk (Jiwa) Sex No. Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Ratio (Jiwa/km2) 1 Curug 828,53 21.294 19.801 41.095 107,54 2 Walantaka 1.335,58 32.933 31.816 64.749 103,51 3 Cipocok Jaya 2.165,44 35.136 33.162 68.298 105,95 4 Serang 6.957,30 92.152 87.903 180.055 104,83 5 Taktakan 1.409,19 34.924 32.548 67.472 107,30 6 Kasemen 1.203,30 39.697 36.544 76.241 108,63 Jumlah 1.886,65 256.136 241.774 497.910 105,94 Sumber: BPS Kota Serang (2010a)
5.1.3 Kondisi umum perikanan tangkap Kota Serang Pada tahun 2010, produksi perikanan tangkap di Kota Serang sebesar 872,27 ton dengan produksi harian rata-rata sebesar 2.422 kg. Ikan hasil tangkapan terdiri dari 66 jenis dan jenis ikan yang mendominasi adalah ikan peperek (Leiognathus sp.), teri (Stolephorus sp.), kuniran (Upeneus sp.), kembung (Rastrelliger sp.) dan kurisi (Nemipterus sp.). Pelabuhan perikanan yang dimiliki Kota Serang adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu yang terletak di Kecamatan Kasemen. Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan dengan produksi perikanan tangkap terbesar dan memiliki jumlah rumah tangga perikanan laut terbanyak dibandingkan dengan 5 kecamatan lainnya. Jumlah rumah tangga perikanan laut di Kecamatan Kasemen yaitu sebesar 329 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap di Kota Serang hanya terjadi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu Kecamatan Kasemen (BPS Kota Serang 2010b).
5.2 Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu terletak di Kecamatan Kasemen Kota Serang. Pelabuhan Perikanan Karangantu dibangun pada tahun 1975/1976 dengan luas tanah 2,5 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri 31
Pertanian Nomor 311/Kpts/Org/5/1978 Tanggal 25 Mei 1978 Pelabuhan Perikanan Karangantu secara resmi dioperasionalkan dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dengan nama Pelabuhan Perikanan
Pantai
(PPP)
Karangantu.
Seiring
dengan
berkembang
dan
meningkatnya kegiatan operasional pelabuhan, maka pada Tanggal 30 Desember 2010 melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: PER.29/MEN/2010 Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karangantu berganti nama dan meningkat kelasnya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu (PPN Karangantu 2011a).
5.2.1 Letak geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu terletak pada posisi koordinat 06002’ LS – 106009’ BT. Pada awal perkembangannya, Karangantu adalah suatu desa pantai yang secara tradisional berkembang dari suatu kelompok pemukiman yang mendiami areal lahan di muara kali Cibanten. Sejalan dengan perkembangan sejarah pemukiman nelayan, Karangantu tumbuh dan berkembang menjadi suatu pelabuhan nelayan yang cukup besar dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar kebutuhan ikan di wilayah Provinsi Banten. Batasan wilayah PPN Karangantu yaitu sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Kasunyatan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Padak Gundul dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Margasaluyu (PPN Karangantu 2011a).
5.2.2 Struktur organisasi dan tenaga kerja 1) Struktur organisasi Struktur organisasi pelabuhan perikanan Karangantu pada awal tahun 2010 sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor:
PER.06/MEN/2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Organisasi dan Tata Keja Pelabuhan Perikanan, namun status pelabuhan perikanan Karangantu masih Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP Karangantu). Pada struktur organisasi PPP Karangantu tersebut dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan yang membawahi
32
petugas tata usaha dan kelompok jabatan fungsional. Bagan struktur organisasi PPP Karangantu dapat dilihat pada Gambar 6.
KEPALA PELABUHAN
PETUGAS TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
Gambar 6 Bagan struktur organisasi PPP Karangantu.
Pada tanggal 30 Desember 2010 melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.29/MEN/2010, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karangantu meningkat status kepelabuhannya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karanganrtu. Struktur organisasi PPN Karangantu dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan dengan jabatan eselon III b. Bagan struktur organisasi PPN Karangantu dapat dilihat pada Gambar 7.
KEPALA PELABUHAN SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI TATA OPERASIONAL
SEKSI PENGEMBANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
33
Gambar 7 Bagan struktur organisasi PPN Karangantu.
2) Tenaga kerja Tenaga kerja PPN Karangantu berjumlah 38 orang yang terbagi menjadi 23 orang pegawai dan 15 orang tenaga kontrak. Pegawai yang menjabat di PPN Karangantu berstatus Pegawai Negeri Sipil lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Tenaga kerja sebanyak 15 orang bertugas sebagai tenaga penyuluh perikanan dan petugas K3. Komposisi pegawai PPN Karangantu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Komposisi pegawai PPN Karangantu berdasarkan pendidikan dan golongan pada tahun 2010 Golongan (Orang) Tenaga Kontrak Pendidikan Jumlah (Orang) I II III IV S2 1 1 2 S1 / D-IV 2 1 3 D-III 3 1 4 SLTA 3 12 7 22 SLTP 2 2 SD 5 5 Jumlah 6 15 1 15 38 Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
5.2.3 Unit penangkapan ikan Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam operasi penangkapan ikan, terdiri atas kapal penangkapan ikan, alat penangkapan ikan dan nelayan. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan. 1) Kapal penangkap ikan Kapal merupakan salah satu komponen unit penangkapan ikan yang mempunyai peran penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan. Jenis kapal yang ada di PPN Karangantu adalah motor tempel (MT) dan kapal motor (KM). Secara umum kapal yang ada di PPN Karangantu terbuat dari kayu dengan bahan bakar solar. Pada tahun 2010, jumlah kapal yang masuk dan berlabuh di PPN Karangantu mengalami peningkatan sebanyak 24.633 unit jika dibandingkan 34
dengan tahun 2009 sebanyak 23.289 unit atau naik sebesar 5,77%. Kenaikan frekuensi kedatangan kapal dikarenakan terpusatnya tempat pendaratan ikan di PPN Karangantu. Kapal yang berlabuh atau mendaratkan hasil tangkapannya ke PPN Karangantu tidak seluruhnya berasal dari Karangantu, tetapi juga berasal dari Lampung, Bojonegara, Labuan, Cilincing, Brebes, Indramayu, serta daerah lainnya. Kapal yang masuk terdiri atas kapal perikanan dan non perikanan. Kapal non perikanan biasanya hanya melakukan kegiatan perbaikan (docking) dan pengisian perbekalan. Frekuensi kedatangan kapal di PPN Karangantu secara rinci dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Frekuensi kedatangan kapal yang mendarat di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010. Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Kapal (Unit) Kapal Motor (GT)
Jumlah
Motor Tempel
<5
5 – 10
10 - 20
20 - 30
30 – 50
> 50
10.973 11.730 12.071 12.898 13.580
4.483 5.127 5.835 6.664 7.036
1.671 2.013 2.612 3.626 3.949
96 25
4 30
1 9
378 385 305 4
17.505 19.225 20.823 23.289 24.633
Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
2) Alat penangkapan ikan Alat penangkapan ikan merupakan komponen dari unit penangkapan ikan yang berpengaruh terhadap jenis ikan hasil tangkapan. Hal ini berkaitan dengan tingkah laku ikan itu sendiri. Alat penangkapan ikan yang dioperasikan oleh nelayan lokal dan luar daerah yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPN Karangantu adalah bagan tancap, jaring insang (gillnet), payang, dogol, jaring rampus, jaring rajungan dan pancing kotrek. Alat penangkapan ikan tersebut umumnya masih bersifat tradisional dan merupakan usaha penangkapan ikan dengan skala kecil yang operasi penangkapan ikan didominasi secara one day fishing. Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di PPN Karangantu pada tahun 2005 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 11.
35
Tabel 11 Perkembangan alat penangkapan ikan di PPN Karangantu pada tahun 2005 – 2010. Jumlah (Unit) No. Jenis Alat Penangkap Ikan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Bagan 33 33 77 93 68 62 2. Jaring insang (gillnet) 27 27 23 20 37 52 3. Payang 45 45 41 38 13 13 4. Dogol 47 37 37 51 32 44 5. Jaring rampus 54 54 41 44 64 64 6. Jaring rajungan 56 58 70 77 85 85 7. Pancing 24 24 18 31 20 22 Total 286 278 307 354 319 342 Sumber: Laporan tahunan statistik PPN Karangantu (2011 b)
3) Nelayan Masyarakat yang melakukan usaha perikanan di lingkungan PPN Karangantu terdiri atas nelayan, pemilik kapal, penjual ikan dan lainnya. Nelayan PPN Karangantu tidak hanya berasal dari penduduk setempat, tetapi ada juga pendatang dari Brebes, Indramayu, Lampung, Subang dan Pandeglang. Jumlah nelayan yang melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah nelayan yang melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010. No. Tahun Jumlah Nelayan (Orang) 1 2006 973 2 2007 1.195 3 2008 1.505 4 2009 1.614 5 2010 1.822 Kenaikan Rata-rata (%) 17,22 Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
Tabel 12 menunjukkan jumlah nelayan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 di PPN Karangantu mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan jumlah nelayan meningkat sebanyak 17,22%, sedangkan jumlah nelayan yang memanfaatkan PPN Karangantu pada tahun 2010 sebanyak 1.822 orang. 36
Perkembangan jumlah nelayan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Perkembangan jumlah nelayan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010 5.2.4 Daerah dan musim penangkapan ikan 1) Daerah penangkapan ikan Daerah penangkapan ikan (Gambar 9) bagi nelayan dari PPN Karangantu terletak di sekitar perairan Teluk Banten, perairan Karangantu, Pulau Panjang, Pulau Pamuyan dan sekitarnya, serta perairan sebelah barat Pulau Sumatera. Sumberdaya ikan yang tertangkap di perairan tersebut diantaranya adalah ikan kurisi (Nemipterus sp.), teri (Stolephorus sp.), tongkol (Auxis thazard), lemuru (Sardinella longiceps), layang (Decapterus sp.), tembang (Sardinella fimbriata), kembung (Rastrelliger sp.), selar (Selaroides sp.), udang jerbung (Penaeus merguiensis). Kegiatan operasi penangkapan ikan di laut berkisar antara 1 – 7 hari. 2) Musim penangkapan ikan Musim banyak ikan terjadi pada Bulan Juli sampai dengan Oktober, karena pada bulan tersebut biasanya terjadi angin timur. Menurut nelayan PPN Karangantu, jika terjadi angin timur biasanya sumberdaya ikan di laut melimpah. Musim peralihan terjadi sekitar 3 – 4 bulan setelah angin timur, yaitu pada Bulan Februari sampai dengan Juni. Musim paceklik atau sedikit ikan terjadi pada Musim Barat, yaitu Bulan November sampai dengan Januari. Namun, musimmusim tersebut tidak selamanya terjadi pada bulan yang telah ditentukan. 37
Terkadang mengalami pergeseran bulan, sehingga musim penangkapan ikan tidak selalu terjadi pada bulan tersebut.
Pulau Tunda 5o50 LS
20
20
Pulau Panjang 10
10
Pulau Pamuyan 5
Teluk Banten 6o00 LS
PPN Karangantu Sungai Cibanten 106o00 BT
106o10 BT
106o20 BT
Gambar 9 Peta daerah penangkapan ikan.
5.2.5 Kondisi perikanan tangkap di PPN Karangantu Potensi sumberdaya perikanan di PPN Karangantu yaitu panjang pantai sekitar 120 km yang membentang dari pantai sebelah barat hingga pantai sebelah timur, dengan luas laut 64,40 km2 dan luas perairan umum 125 km2. Mayoritas nelayan yang ada di PPN Karangantu termasuk dalam usaha penangkapan ikan skala kecil yang dilaksanakan one day fishing. 1) Volume dan nilai produksi ikan Volume produksi yang didaratkan di PPN Karangantu pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 volume produksi perikanan meningkat, yaitu 1.984 ton, 2.219 ton dan 2.354 ton. Pada tahun 2009 mengalami penurunan volume produksi menjadi 2.313 ton. Pada tahun 2010, volume produksi perikanan kembali meningkat menjadi 2.507 ton. Nilai produksi ikan di PPN Karangantu pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan. Volume dan nilai produksi ikan tertinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 2.507 ton dengan nilai Rp 31.389.960,-. Dalam kurun waktu selama lima tahun terakhir, kenaikan rata-rata 38
volume produksi sebesar 6,14% dan kenaikan rata-rata nilai produksi sebesar 33,17%. Secara lengkap volume dan nilai produksi ikan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Volume dan nilai produksi ikan di PPN Karangantu pada tahun 2006 – 2010. Produksi Tahun Volume (ton) Nilai (Rp 1.000) 2006 1.984 10.005.884 2007 2.219 13.505.133 2008 2.354 17.379.734 2009 2.313 24.335.898 2010 2.507 31.389.960 Kenaikan Rata-rata (%) 6,14 33,17 Sumber: Laporan tahunan PPN Karangantu (2011a)
Jenis ikan yang didaratkan di PPN Karangantu terdiri atas ikan pepetek (Leiognathus sp.), cumi-cumi (Loligo sp.), kembung (Rastrelliger sp.), tembang (Sardinella sp.), teri (Stolephorus sp.) dan ikan jenis lainnya. Berdasarkan Tabel 13, pada tahun 2010 volume produksi ikan sebesar 2.507 ton dan didominasi oleh ikan peperek sebesar 299,68 ton (12%). Komposisi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Karangantu pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Komposisi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Karangantu pada tahun 2010.
39
2) Fasilitas di PPN Karangantu Fasilitas yang terdapat di PPN Karangantu terdiri atas fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Secara umum faslitas pokok di PPN Karangantu dalam kondisi baik, kecuali fasilitas breakwater dalam kondisi rusak. Ada dua fasilitas fungsional dalam kondisi rusak, yaitu fasilitas listrik berupa genset II dan fasilitas transportasi berupa satu unit kendaraan roda dua. Fasilitas penunjang secara keseluruhan dalam kondisi baik. Fasilitas di PPN Karangantu dan kondisinya secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 2.
40