4 4.1
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Umum Perikanan Tangkap
4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut. Armada kapal perikanan yang berkunjung di PPN Sungailiat seluruhnya termasuk kapal motor, dengan tujuan melakukan
kegiatan
bongkar
ikan,
pengisian
perbekalan/logistik,
pemeliharaan konstruksi dan mesin kapal. Meskipun status pelabuhan ini sudah PPN, namun kapal motor penangkapan ikan sebagian besar berukuran kurang dari 10 GT. Dengan demikan jangkauan armada kapal masih terbatas di sekitar perairan pantai, atau dapat dikatakan masih tergolong perikanan skala kecil.
Tabel 1
Perkembangan operasional kapal penangkapan ikan di PPN Sungailiat tahun 2002-2008 Kapal Penangkapan Ikan No.
Tahun
1.
2002
2.
Domisili (Unit)
Berkunjung (Frekuensi)
Mendarat (Frekuensi)
216
2456
11396
2003
256
1702
11324
3.
2004
307
1249
12294
4.
2005
309
858
10922
5.
2006
568
1074
11206
6.
2007
669
1881
11601
7.
2008
634
3906
13911
Sumber : Diolah dari Statistik PPN Sungailiat (2009).
Dalam kurun waktu enam tahun (2002-2007), jumlah kapal di PPN Sungailiat terus mengalami kenaikan dengan rata-rata sebesar 25,97%, namun satu tahun terakhir tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 5,23%. Kenaikan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2006 sebesar 84%, dari 309 kapal pada tahun 2005 menjadi 568 kapal pada tahun 2006 (Tabel 1). Kenaikan ini disebabkan semakin tingginya permintaan produksi ikan terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan bertambahnya jenis alat tangkap baru (seperti bubu).
36
Perkembangan operasional berkunjung dan mendarat kapal di PPN Sungailiat dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir (2002-2008) berfluktuasi. Frekwensi tertinggi kapal berkunjung pada tahun 2008 sebanyak 3.906 kali dan terendah pada tahun 2005 sebanyak 858 kali. Untuk frekuensi mendarat tertinggi juga terjadi pada tahun 2008 sebanyak 13.911 kali dan terendah pada tahun 2005 sebanyak 10.922 kali (Gambar 5). Dengan semakin berkembangnya jumlah armada penangkapan di PPN Sungailiat diharapkan dapat memanfaatkan potensi perikanan laut lebih optimal dan meningkatkan produksi perikanan secara berkelanjutan. 16,100
700 600
12,100 500
10,100 8,100
400
6,100
300
4,100
Domisili (Unit Kapal)
Mendarat & Bekunjung (Frekuensi)
14,100
200
2,100 100
100
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun Mendaratkan
Berkunjung
Domisili
Gambar 5 Perkembangan operasional kapal perikanan di PPN Sungailiat tahun 2002-2008. 4.1.2 Alat Penangkapan Ikan Alat penangkapan ikan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan penangkapan ikan. Jenis dan ukuran alat tangkap akan mempengaruhi jenis spesies, ukuran besar dan kecilnya ikan hasil tangkapan. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan di PPN Sungailiat adalah pancing ulur (hand line), jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap (fixed gillnet), payang (surrounding net), jaring kantong mini (mini purse seine), dan terakhir bubu (trap net). Komposisi alat tangkap di PPN Sungailiat pada tahun 2008 adalah pancing
37
ulur sebanyak 243 unit (38,33%), gillnet sebanyak 166 unit (26,18%), payang sebanyak 139 unit (21,92%), mini purse seine sebanyak 25 unit (3,94%), dan terakhir bubu sebanyak 61 unit (9,62%). Sedangkan alat tangkap dominan yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis adalah pancing, gillnet hanyut, payang, dan mini purse seine.
Tabel 2
Tahun
Perkembangan alat tangkap di PPN Sungailiat tahun 2002-2008
Pancing
Alat Tangkap (Unit) Mini Purse Gillnet Payang seine
Bubu
Jumlah
2002
73
69
67
7
0
216
2003
110
60
78
8
0
256
2004
147
60
90
10
0
307
2005 2006
152 246
55 131
90 155
12 12
0 24
309 568
2007
271
156
189
14
39
669
2008
243
139
166
25
61
634
Sumber : Diolah dari Statistik PPN Sungailiat (2009).
4.1.3 Masyarakat Perikanan Masyarakat perikanan dalam sistem perikanan tangkap merupakan elemen kunci dalam unit penangkapan, disamping alat dan kapal penangkapan ikan. Masyarakat perikanan yang berada di PPN Sungailiat terdiri dari nelayan, buruh dan individu yang bergerak dalam usaha jasa produk perikanan. Semua masyarakat perikanan merupakan bagian dari suatu sistem yang terarah, terpadu dan terorganisir dalam sistem perikanan tangkap. Selama kurun waktu enam tahun, yaitu sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 jumlah nelayan di PPN Sungailiat terus mengalami peningkatan sebesar 37,73% dari 1.100 orang tahun 2002 menjadi 1.471 orang tahun 2007 (Tabel 3). Komposisi jumlah nelayan di PPN Sungailiat pada tahun 2007 terdiri dari nelayan pancing sebanyak 612 orang, nelayan jaring ni sang sebanyak 448 orang, nelayan payang sebanyak 255 orang, nelayan mini purse seine sebanyak 84 orang dan bubu sebanyak 72 orang.
38
Tabel 3 Perkembangan nelayan dan buruh di PPN Sungailiat tahun 2002-2007 Tahun
Nelayan (Org)
Buruh (Org)
Jumlah (Org)
2002
1100
105
1205
2003
1186
105
1291
2004
1350
110
1460
2005
1350
90
1440
2006
1469
105
1574
2007
1471
105
1576
Sumber : Statistik Perikanan Tangkap PPN Sungailiat (2008).
Peningkatan jumlah nelayan dari tahun 2002-2007 disebabkan oleh empat hal, yaitu: 1) bertambahnya jumlah kapal dan jenis alat tangkap, 2) masyarakat yang berpindah profesi yang semula sebagai penambang timah menjadi nelayan, 3) masuknya nelayan pendatang yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah perairan Kabupaten Bangka (berasal dari Jawa, Bugis, NTB, NTT, Aceh, Jambi, Palembang dan Riau yang sekarang banyak menetap di PPN Sungailiat), dan 4) meningkatnya permintaan produk perikanan baik untuk pasar lokal maupun ekspor, turut mendorong meningkatnya jumlah nelayan di PPN Sungailiat. Untuk perkembangan tenaga buruh di PPN Sungailiat dari tahun 2002-2007 relatif tidak mengalami perubahan, hanya mengalami penurunan pada tahun 2005 sebesar 18,18% atau sebanyak 20 orang, dimana jumlah buruh pada tahun 2004 sebanyak 110 menurun menjadi 90 orang pada tahun 2005. Sedangkan masyarakat lainnya yang terlibat menggerakkan sektor perikanan di PPN Sungailiat adalah individu yang bergerak dalam usaha pendukung perikanan tangkap sebanyak 615 orang. Jumlah usaha pendukung tersebut pada tahun 2007 adalah toko/warung sebanyak 78 orang, penyalur BBM sebanyak 20 orang, penyalur es sebanyak 11 orang, pabrik es sebanyak 15 orang, pengumpul ikan sebanyak 222 orang, pedagang pengecer sebanyak 196 orang, pedagang antar kota sebanyak 60 orang dan koperasi sebanyak 13 orang (Tabel 4).
39
Tabel 4
Individu yang bekerja pada unit usaha pendukung perikanan di PPN Sungailiat tahun 2007
No.
Jenis Usaha
Pengusaha (Org)
Karyawan (Org)
Jumlah (Org)
1.
Toko/warung
18
60
78
2.
Penyalur BBM
2
18
20
3.
Penyalur Es
3
8
11
4.
Pabrik Es
3
12
15
5.
Pengumpul Ikan
58
164
222
6.
Pedagang eceran ikan
98
98
196
7.
Pedagang antar kota
20
40
60
8.
Koperasi
2
11
13
204
411
615
Jumlah
Sumber : Statistik Perikanan Tangkap PPN Sungailiat (2008).
4.1.4 Perkembangan Produksi Hasil Perikanan PPN Sungailiat merupakan salah satu sentra produksi perikanan laut di perairan Kabupaten Bangka. Kontribusi produksi perikanan laut PPN Sungailiat terhadap Kabupaten Bangka pada tahun 2007 tercatat sebesar 22,28% setara 4.640,47 ton. Produksi hasil perikanan di PPN Sungailiat dan perkembangannya bisa dilihat dari data volume produksi dan nilai produksi dari tahun 2002-2008 (Tabel 5).
Tabel 5 Volume dan nilai produksi ikan di PPN Sungailiat tahun 2002-2008
No.
Tahun
Volume Produksi (ton)
Nilai produksi (Rp.000)
1. 2.
2002 2003
3.388,95 3.229,65
22.836.960 18.248.851
3.
2004
4.324,91
30.148.565
4.
2005
3.629,75
32.274.930
5.
2006
3.727,25
45.412.336
6.
2007
4.640,47
71.546.974
7.
2008
5.474,76
74.762.431
Rata-rata
4.059,39
42.175.864
Sumber : Diolah dari Statistik PPN Sungailiat (2009).
40
5750
80,000
5500
75,000
5250
70,000
5000
65,000
Produksi (Ton)
55,000
4500
50,000
4250
45,000
4000
40,000
3750
35,000
3500
Nilai (Rp.Juta)
60,000
4750
30,000
3250
25,000
3000
20,000
2750
15,000
2500
10,000 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Tahun Volume
Nilai
Gambar 6 Dinamika volume dan nilai produksi ikan di PPN Sungailiat tahun 2002-2008. Produksi ikan PPN Sungailiat dari tahun 2002-2008 mengalami fluktuasi, namun dengan kecenderungan terus meningkat (Gambar 6). Rata-rata produksi di PPN
Sungailiat
pertahun
sebesar
4.059,39
ton
dan
nilai
sebesar
Rp
42.175.864.000,00. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 5.474,76 ton dengan nilai Rp 74.762.431.000,00 dan terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar 3.229,65 dengan nilai Rp 18.248.851.000,00. Pada tahun 2005 mengalami penurunan produksi sebesar 16,07% dibanding tahun 2004. Hal ini disebabkan banyak nelayan yang mengurangi jumlah trip melaut sebagai dampak tingginya biaya operas ional melaut karena terjadi kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Namun penurunan produksi pada tahun ini tidak diikuti dengan penurunan nilai produksi, namun meningkat sebesar 70,05% (setara Rp 2 126.000.000,00). Hal ini disebabkan harga ikan di Kabupaten Bangka termasuk tinggi, telah terjadinya penyesuaian harga ikan dengan kenaikan BBM dan peningkatan permintaan pasar yang cukup tinggi baik lokal maupun ekspor. Kebutuhan konsumsi ikan di Kabupaten Bangka sangat tinggi dibandingkan dengan standar konsumsi ikan secara nasional. Konsumsi ikan di Kabupaten Bangka sebesar 62 kg per kapita per tahun jauh di atas standar konsumsi ikan nasional yaitu 19 kg per kapita per tahun (Febrianto, 2008). Hasil produksi perikanan di PPN Sungailiat dipasarkan masih dalam bentuk ikan segar baik untuk memenuhi pasar lokal, antar kota, antar pulau maupun
41
ekspor. Tujuan pemasaran hasil produksi adalah dalam kota (Kabupaten Sungailiat), antar kota (Kota Pangkalpinang, Kabupaten Belinyu dan Kabupaten Mentok). Sedangkan pemasaran untuk antar pulau (Jakarta) dan ekspor (Malaysia dan Singapura) dilakukan melalui Kota Pangkalpinang (PPN Sungailiat 2008). Oleh karena itu, pada tahun 2008 distribusi hasil produksi tangkapan terbesar adalah menuju Kota Pangkalpinang sebesar 40% setara dengan 2.171,60 ton. Kabupaten Sungailiat sebagai wilayah dalam kota menempati urutan kedua pendistribusian hasil tangkapan sebanyak 38% setara dengan 2.074,78 ton, kemudian Kabupaten Belinyu sebesar 12% setara dengan 650,42 ton dan terakhir Kabupaten Mentok sebesar 11% atau setara dengan 577,96 (Tabel 6).
Tabel 6 Daerah pemasaran produksi perikanan PPN Sungailiat tahun 2007 No.
Kegiatan
Volume (ton)
Komposisi (%)
1.
Kabupaten Sungailiat
2 074,78
38
2.
Kota Pangkalpinang
2 171,60
40
3. 4.
Kabupaten Belinyu Kabupaten Mentok
650,42 577,96
12 11
Jumlah
5 474,76
100
Sumber : Diolah dari Statistik PPN Sungailiat (2009).
Produksi perikanan di PPN Sungailiat selama 5 tahun terakhir berdasarkan jenis alat tangkap dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu pancing ulur, gillnet hanyut, gillnet tetap, payang, mini purse seine dan bubu (Tabel 7). Produksi perikanan laut di PPN Sungailiat didominasi oleh jenis alat tangkap jaring yaitu pancing, gillnet, payang, dan mini purse seine. Hal ini sesuai dengan karakteristik jenis ikan yang diperoleh dari hasil tangkapan di daerah fishing ground perairan pantai timur Kabupaten Bangka (Laut Natuna) yang merupakan jenis ikan yang berada di kolom permukaan (pelagic). Oleh karena itu, ke-empat jenis alat tangkap mendominasi di kawasan perairan ini karena sangat efektif menangkap ikan pelagis dibanding dengan alat tangkap lainnya.
42
Tabel 7
No
Produksi perikanan di PPN Sungailiat berdasarkan jenis alat tangkap tahun 2004 - 2008 Produksi (ton)
Jenis alat tangkap 2004
1.
Pancing
2.
2005
2006
2007
1293,90
930,98
1094,71
1114,72
2008 1066,78
Gillnet hanyut
840,38
813,52
508,79
523,90
671,04
3.
Gillnet tetap
159,35
269,30
419,09
857,23
1706,63
4.
Payang
1636,58
1262,26
1255,78
1356,63
1607,72
5.
Mini purse seine
394,69
353,69
352,78
392,55
617,53
6.
Bubu Jumlah
-
-
96,10
395,45
476,11
4324,91
3629,75
3727,25
4640,47
5474,76
Sumber : Diolah dari Statistik PPN Sungailiat (2009).
4.1.5 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan Pada umumnya daerah penangkapan di Kabupaten Bangka berada di sekitar Perairan Bangka dan Laut Natuna. Armada kapal perikanan di PPN Sungailiat rata-rata ukurannya dibawah 10 GT, sehingga jangkauan daerah operasinya masih terbatas sekitar perairan pantai Bangka antara 4-10 mil dari pantai. Untuk alat tangkap pancing, gillnet dan payang hari operasi penangkapan (HOP) antara 3-5 hari di wilayah tertentu disesuaikan dengan keadaan perairan. Biasanya ketiga jenis alat ini beroperasi di daerah dengan kedalaman 7-13 meter, berada di sekitar perairan pantai dan Laut Natuna. Sedangkan untuk mini purse seine yang waktu operasinya hanya satu hari (one day fishing) beroperasi di sekitar jarak 1 - 3 mil dari pantai Bangka. Nelayan di PPN Sungailiat Kabupaten Bangka dapat melakukan operasi penangkapan ikan sepanjang tahun, namun karena fenomena dan kondisi alam maka kelimpahan hasil tangkapan antara satu musim dengan musim lainnya sangat berbeda. Pada musim timur, umumnya musim banyak ikan sehingga nelayan banyak yang melakukan aktivitas penangkapan. Pada musim barat, umumnya hasil tangkapan tidak sebanyak pada musim timur dan para nelayan mengurangi aktivitas penangkapan, sehingga pada musim ini sering dikenal dengan istilah musim paceklik.
43
4.2
Gambaran Umum PPN Sungailiat PPN Sungailiat merupakan salah satu dari delapan pelabuhan perikanan
generasi pertama yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perikanan pada tahun anggaran 1975/1976. Setelah pembangunan fisik terselesaikan, maka pada tanggal 21 Juni 1976 pelabuhan perikanan mulai dioperasikan dengan status pelabuhan perikanan pantai (PPP). Setelah beroperasi selama 32 tahun, PPP Sungailiat berganti status menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat pada tahun 2008. PPN Sungailiat terletak di pantai timur Kabupaten Bangka pada posisi o
106 07’21” Bujur Timur (BT) dan 01o51’56 Lintang Selatan (LS), tepatnya di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jarak dengan ibu kota provinsi (Pangkal Pinang) sejauh 32 km dan jarak dengan ibu kota kabupaten (Sungailiat) sejauh 5 km. PPN Sungailiat sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yang berfungsi menjadi basis pangkalan perikanan, dengan skala layanannya mencakup kegiatan usaha perikanan, baik usaha perorangan maupun badan hukum untuk menangkap, mengolah dan memasarkan ikan dengan tujuan komersil. PPN Sungailiat berada dibawah naungan dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, DKP. PPN Sungailiat pada tahun 1978/1979 ditunjuk oleh FAO-UNDP sebagai lokasi workshop pemakaian trays container dari fiberglass untuk penanganan ikan pasca tangkap baik selama masih di laut maupun setelah tiba di darat. Salah satu misi ini adalah agar Pulau Bangka dapat menjadi basis penyedia ikan segar bagi wilayah barat dalam kaitannya dengan program cold chain system Direktorat Jenderal
Perikanan.
Dalam
perkembangannya,
PPN
Sungailiat
berusaha
melaksanakan fasilitas produksi dan pemasaran hasil perikanan tangkap di wilayah dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkelanjutan.
44
(A)
(B)
(C)
(D)
Gambar 7 Operasional kegiatan di PPN Sungailiat (A) Kantor PPN Sungailiat, (B) Armada Penangkapan Ikan, (C) Bongkar Ikan dan (D) Pelelangan Ikan.