21
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Batimetri Daerah Penelitian Penelitian hidroakustik meliputi daerah tubir bagian luar (perairan Teluk Tomini), daerah tubir bagian dalam (perairan pulau Una-una) dan daerah perairan tenang (perairan pulau Batu Daka). Batimetri perairan pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Batimetri daerah penelitian hidroakustik 21
22
4.1.1. Seleksi Puncak Threshold 4.1.1.1. Perairan Teluk Tomini Hasil seleksi secara hidroakustik di perairan Teluk Tomini pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -78 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 68 pada nilai threshold -81 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -78 dB (Lampiran 5). Pada kedalaman 80 – 160 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -69 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 45 pada nilai threshold -72 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -90 dB (Lampiran 6). Pada kedalaman 160 – 260 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -84 dB sampai -57 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 87 pada nilai threshold -60 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 1 pada nilai threshold -81 dB dan -78 dB (Lampiran 7).
4.1.1.2. Perairan Disekitar Pulau Una-una Hasil seleksi secara hidroakustik perairan disekitar pulau Una-una pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -75 dB dengan nilai frekuensi
22
23
sebaran puncak tertinggi sebesar 90 pada nilai threshold -81 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -90 dB (Lampiran 8).
4.1.1.3. Perairan Disekitar Pulau Batu Daka Hasil seleksi secara hidroakustik perairan disekitar pulau Batu Daka pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -69 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 172 pada nilai threshold -84 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -75 dB (Lampiran 9).
4.1.2. Sebaran Puncak Threshold 4.1.2.1. Perairan Teluk Tomini Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan Teluk Tomini pada kedalaman strata kedalaman 0 - 80 m memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -82,58 dB dengan standar deviasi sebesar 2,81x10-09. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -74,28 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a dan Gambar 6a). Pada kedalaman 80 – 160 m memperlihatkan adanya target terdeteksi dengan kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength (Sv) sebesar -73,74 dB dengan standar deviasi sebesar 4,28 x10-09. Pada strata kedalaman ini juga 23
24
memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -53,8 dB dengan densitas rata – rata sebesar 90 target/1.000 m3 (Tabel 2b dan Gambar 6b). Pada kedalaman 160 – 260 m memperlihatkan adanya target terdeteksi dengan kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength (Sv) sebesar -61,83 dB dengan standar deviasi sebesar 4,14x10-07. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -42,43 dB dengan densitas rata – rata sebesar 30 target/1.000 m3 (Tabel 2c dan Gambar 6c).
4.1.2.2. Perairan Disekitar Pulau Una-una Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan disekitar pulau Una-una pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -80,89 dB dengan standar deviasi sebesar 5,57x10-09. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -74,55 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a Gambar 7).
4.1.2.3. Perairan Disekitar Pulau Batu Daka Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan disekitar pulau Batu Daka pada kedalaman 0 – 80 m 24
25
memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -81,33 dB dengan standar deviasi sebesar 1,47x10-08. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -75,28 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a
ESDU
dan Gambar 8).
Sv Gambar 6a. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 0-80 meter
25
ESDU
26
Sv
ESDU
Gambar 6b. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 80-160 meter
Sv Gambar 6c. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 160-260 meter 26
ESDU
27
Sv
ESDU
Gambar 7. Sebaran puncak threshold perairan P. Una-una kedalaman 0-80 meter
Sv Gambar 8. Sebaran puncak threshold perairan P. Batu Daka kedalaman 0-80 meter 27
28
Sehingga dapat disimpulkan pada strata kedalaman 0 – 80 meter di perairan Teluk Tomini, perairan disekitar pulau Una-una dan pulau Batu Daka memiliki nilai densitas target yang sama. Strata kedalaman ini menunjukan nilai volume backscattering strength (SV) rata-rata tertinggi terdapat di perairan Pulau Una-una dan nilai SV rata-rata terendah terdapat di perairan Teluk Tomini namun dengan kisaran nilai yang tidak jauh berbeda. Strata kedalaman ini juga menunjukan perairan Teluk Tomini memiliki nilai rata-rata target strength (TS) tertinggi dengan nilai standar devisasi terendah sedangkan nilai rata-rata TS terendah terdapat pada perairan Pulau Batu Daka dengan nilai standar deviasi terbesar jika dibandingkan pada perairan Teluk Tomini dan Pulau Una-una (Tabel 2a). Strata kedalaman yang lebih tinggi pada perairan Teluk Tomini menunjukan semakin bertambahnya kedalaman terjadi peningkatan nilai volume backscattering strength (SV), target strength (TS) dan standar deviasi. Hal ini ditunjukan dari perbandingan nilai ketiga parameter tersebut pada lapisan permukaan perairan (0 – 80 meter), lapisan tengah perairan (80 – 160 meter) dan pada lapisan dalam perairan (160 – 260 meter). Perbandingan ini juga dapat dilihat nilai densitas target mengalami penurunan semakin bertambahnya kedalaman.
28
29
Tabel 2a. Kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength strata kedalaman 0 – 80 meter pada perairan Teluk Tomini, perairan disekitar Pulau Una-una dan P Batu Daka Kedalaman 0 - 80 meter Lokasi
SV ratarata (dB)
Max (dB)
Min (dB)
Standar Deviasi
TS ratarata (dB)
ρ (target/ m3)
Perairan T.Tomini
-82,58
-82,51
-82,65
2,81x10-09
-74,28
2,90
Pulau Una-una
-80,89
-80,86
-80,91
5,57x10-09
-74,55
2,90
Pulau Batu Daka
-81,33
-81,12
-81,56
1,47x10-08
-75,28
2,90
Tabel 2b. Kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength strata kedalaman 80 – 160 meter pada perairan Teluk Tomini Kedalaman 80 - 160 meter Lokasi
SV ratarata (dB)
Max (dB)
Min (dB)
Standar Deviasi
TS ratarata (dB)
ρ (target/ m3)
PerairanT.Tomini
-73,74
-73,52
-73,97
4,28x10-08
-53,8
0,09
Tabel 2c. Kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength strata kedalaman 160 – 260 meter pada perairan Teluk Tomini Kedalaman 160 - 260 meter Lokasi
SV ratarata (dB)
Max (dB)
Min (dB)
Standar Deviasi
TS ratarata (dB)
ρ (target/ m3)
Perairan T.Tomini
-61,83
-61,81
-61,86
4,14x10-07
-42,34
0,03
29
30
4.2. Pembahasan 4.2.1. Perairan Teluk Tomini 4.2.1.1. Kedalaman 0 – 80 meter Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6a). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas yang sama sebesar 2.900 target/1.000 m3. Hal ini disebabkan karena nilai tersebut bukan merupakan target ikan yang sesungguhnya melainkan jumlah sampling yang berasal dari alat. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar 74,28 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 2,81x10-09. Topografi perairan Teluk Tomini termasuk dalam daerah perairan tubir luar yang memiliki karakter pergerakan masa air cukup kuat. Kondisi ini dapat menyebabkan proses turbulensi yang relative kuat dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara. Proses tersebut dapat membantu meningkatkan ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m). Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relatif lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.
4.2.1.2. Kedalaman 80 – 160 meter Strata kedalaman 80 – 160 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola yang lebih menyebar disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6b). Deteksi 30
31
target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi relatif rendah, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 90 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -53,80 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan ikan kecil dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif lebih rendah sebesar 4,28x10-08 jika dibandingkan dengan nilai standar deviasi ukuran target pada kedalaman 0 – 80 meter. Pada umumnya target yang terdeteksi pada kedalaman ini tergolong dalam kelompok ikan pelagis kecil (5 – 50 cm) seperti ikan malalugis (Decapterus macarellus), ikan layang (Decapterus russet) atau ikan mumar. Pada strata kedalaman ini terdapat lapisan termoklin yang dapat membatasi ketersediaan makanan bagi organisme seperti ikan yang hidup pada area tersebut sehingga proses predasi cenderung lebih tinggi dan mengakibatkan keseragaman relatif lebih rendah.
4.2.1.3. Kedalaman 160 – 260 meter Strata kedalaman 160 – 260 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6c). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi relatif rendah, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 30 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -42,34 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan ikan dengan nilai standar deviasi ukuran relatif rendah sebesar 4,14x10-07. Pada umumnya jenis target yang terdeteksi pada kedalaman ini tergolong dalam kelompok ikan pelagis kecil (5 – 50 cm) seperti ikan malalugis (Decapterus macarellus), ikan layang (Decapterus russet) atau ikan mumar. Pada strata kedalaman ini dimana keadaan 31
32
perairan cenderung lebih tenang menyebabkan proses predasi lebih tinggi sehingga keseragaman ukuran organisme yang berada pada kedalaman tersebut lebih rendah jika dbandingkan pada strata kedalaman 0 – 80 m dan strata kedalaman 80 – 160 m.
4.2.2. Perairan Pulau Una-una 4.2.2.1. Kedalaman 0 – 80 meter Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 7). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi sangat tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 2.900 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -74,55 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 5,57x10-09. Kondisi perairan disekitar pulau Unauna termasuk dalam daerah perairan tubir bagian dalam yang memiliki karakter pergerakan masa air lebih kuat, menyebabkan proses turbulensi yang relatif kuat dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara. Proses tersebut menyebabkan kondisi perairan menjadi homogen sehingga dapat membantu meningkatkan ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m). Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relative lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.
32
33
4.2.3. Perairan Pulau Batu Daka 4.2.3.1. Kedalaman 0 – 80 meter Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola menyebar disepanjang lintasan ESDU (Gambar 8). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi sangat tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 2.900 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -75,28 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 1,47x10-09. Topografi perairan disekitar pulau Batu Daka termasuk dalam daerah perairan yang memiliki karakter pergerakan masa air lebih tenang, dengan proses turbulensi yang masih terjadi didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m) dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara, sehingga ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup tercukupi. Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relatif lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.
33