4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kapal yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi utama dari sebuah kapal kayu terdiri atas: 1) lunas, 2) linggi, 3) gading-gading, 4) galar, 5) balok geladak.
Di
Indonesia, secara umum ketentuan konstruksi kapal telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Badan ini mempunyai wewenang menetapkan
ukuran kerangka kapal, cara-cara penyambungan dan ukuran-ukuran modulus penampang pada kapal yang diperbolehkan untuk konstruksi kapal.
Bagian-
bagian konstruksi kapal yang diteliti merupakan beberapa bagian kapal yang ukurannya telah ditetapkan oleh BKI yang terdiri atas: 1) lunas, 2) linggi haluan, 3) linggi buritan, 4) gading-gading, 5) wrang, 6) galar balok, 7) galar kim, 8) balok geladak, 9) kulit luar, 10) pondasi mesin, dan 11) pagar. Foto bagianbagian konstruksi kapal dan penempatannya dilampirkan pada Lampiran 1. Kapal tersebut diukur bagian-bagian konstruksinya, terutama bagian-bagian yang ukurannya diatur oleh BKI. Hasil pengukuran bagian-bagian konstruksi tersebut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil pengukuran bagian-bagian kapal No Bagian konstruksi
Kisaran ukuran 2
Rata-rata 286 cm2
1
Luas penampang lunas
225-400 cm
2
Luas penampang linggi haluan
240-810 cm2
428,14 cm2
3
Luas penampang linggi buritan
256-900 cm2
452,77 cm2
4
72-300 cm2
133,73 cm2
5 6
Luas penampang gading-gading Jarak gading-gading Tinggi wrang
37-60cm 12-32cm
48,55cm 21,36cm
7
Luas penampang galar balok
40-96 cm2
67,18 cm2
8
Luas penampang galar kim
40-96 cm2
67,18 cm2
9
Luas penampang balok geladak Tebal kulit luar
72-120 cm2
90.18 cm2
3-4cm
3,05cm
10 11 12
Luas penampang pondasi mesin Tebal pagar
2
450 cm2
2,00-8,00cm
5,09cm
400-625 cm
Pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu termasuk pengrajin kapal tradisional, pengrajin tersebut menggunakan pengetahuan yang didapatkan mereka secara turun-temurun untuk membuat sebuah unit kapal. Proses pengkonstruksian kapal di PPN Palabuhanratu ada dua cara yaitu: 1) memasang kulit luar terlebih dahulu kemudian memasang gading-gading dan 2) memasang gading-gading terlebih dahulu kemudian kulit luar.
4.1 Lunas Lunas merupakan konstruksi bagian bawah berbentuk balok yang dipasang memanjang dari belakang kapal hingga depan. Lunas merupakan tempat dasar melekatnya linggi, gading-gading dan pondasi mesin. Konstruksi lunas dari kapal yang diukur pada penelitian ini hanya memiliki konstruksi lunas luar. Gambar penampang lunas yang diukur disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Penampang lunas dan linggi buritan.
Ukuran luas penampang lunas kapal yang dibuat pengrajin di Palabuhanratu yang diukur dalam penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan ukuran luas penampang yang ditentukan oleh BKI. Berdasarkan hasil pengukuran pada kapalkapal yang dijadikan sampel didapatkan kisaran ukuran luas penampang lunas antara 225-400 cm² dengan rata-rata sebesar 286,68 cm², sedangkan BKI menetapkan ukuran luas penampang lunas untuk L(B/3+D) pada kapal-kapal yang
diteliti antara 382-810 cm² dengan rata-rata sebesar 515,05 cm2.
Dengan
demikian nilai deviasi pada bagian penampang lunas sebesar 117-439 cm² (mengacu pada Lampiran 2). Seluruh kapal yang diteliti mempunyai ukuran luas penampang lunas yang lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan yan telah ditetapkan oleh BKI.
22 1000.00 21 800.00 20 600.00 19 400.00 200.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16
6
BKI
7
Hasil
8 15
9 14
13
12
11
10
Luas penampang (cm²)
Gambar 2 Grafik radar luas penampang lunas.
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 3 Perbandingan luas penampang pada lunas.
Gambar
2
menyajikan
grafik
radar
luas
penampang
lunas
yang
memperlihatkan perbedaan ukuran antara ukuran luas penampang kapal-kapal yang diteliti dengan standar ukuran yang telah ditetapkan oleh BKI. Secara detail ukuran luas penampang lunas yang didapat dari hasil penelitian serta
dibandingkan dengan ukuran luas penampang yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 3.
4.2 Linggi
Linggi merupakan bagian konstruksi kapal sebagai penguat kapal secara vertikal berada di depan dan di belakang kapal.
Linggi dibagi menjadi dua
macam yaitu linggi haluan dan linggi buritan.
4.2.1 Linggi haluan Linggi haluan merupakan bagian konstruksi utama kapal yang berada paling depan. Bagian ini merupakan penguat kapal secara vertikal di bagian haluan kapal. Gambar luas penampang linggi haluan yang diukur pada penelitian ini disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4 Penampang linggi haluan.
Berdasarkan hasil pengukuran, ukuran luas penampang linggi haluan kapal yang dibuat oleh para pengrajin kapal di Palabuhanratu berkisar antara 225-400 cm² dengan rata-rata sebesar 428,14 cm², adapun standar luas penampang linggi haluan menurut BKI untuk L(B/3+D) pada kapal-kapal yang diteliti seharusnya berkisar antara 271,26-575,73 cm² dengan rata-rata sebesar 370,19 cm². Dengan demikian nilai deviasi yang terjadi berkisar antara 0,67-482,45 cm² (mengacu pada Lampiran 2). Grafik radar yang memperlihatkan perbedaan antara ukuran
luas penampang linggi haluan kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI disajikan pada Gambar 5.
20 19 18 17 16 15
22 1000 21
1
2
3
500
4 5 6 7 8
0
14
13
12
11
10
BKI Hasil
9
Gambar 5 Grafik radar luas penampang linggi haluan.
Dengan demikian, sebanyak 31,82% kapal yang diteliti mempunyai ukuran luas penampang linggi haluan yang lebih besar dibandingkan dengan ketentuan ukuran yang ditetapkan BKI dengan kisaran nilai deviasi antara 5,14-482,45 cm² dan sebanyak 68,18% kapal yang diukur mempunyai luas penampang yang lebih kecil dibandingkan ukuran yang ditetapkan BKI dengan nilai deviasi antara 0,67165,35 cm². Kondisi ini menunjukan bahwa kapal-kapal di PPN Palabuhanratu pada umumnya memiliki linggi haluan yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI. Secara detail ukuran luas penampang linggi haluan yang didapatkan pada penelitian ini berikut perbandingan dengan ukuran luas penampang linggi
Luas penampang (cm²)
haluan yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 6.
800 700 600 500 400 300 200 100 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 6 Perbandingan luas penampang pada linggi haluan.
4.2.2 Linggi buritan Linggi buritan merupakan konstruksi kapal yang berfungsi menguatkan konstruksi kapal secara vertikal di bagian buritan kapal. Bagian ini juga membentuk bagian buritan kapal. Gambar luas penampang linggi buritan yang diukur disajikan pada Gambar 1. Hasil pengukuran terhadap linggi buritan pada kapal-kapal yang diteliti, diperoleh kisaran ukuran luas penampang linggi buritan kapal antara 256-900 cm², dengan ukuran rata-rata luas penampang linggi buritan kapal sebesar 452,77 cm2
sedangkan BKI menetapkan standar ukuran luas penampang linggi buritan untuk L(B/3+D) kapal-kapal yang diteliti dengan kisaran antara 284,82-604,5 cm² dengan nilai rata-rata sebesar 388,72 cm². Dengan demikian, pada bagian linggi buritan mempunyai nilai deviasi berkisar antara 8,29-326,50 cm² (mengacu pada Lampiran 2). Jika dibandingkan dengan standar BKI, diketahui bahwa sebanyak 72,73% kapal dari kapal yang diukur mempunyai ukuran luas penampang linggi buritan yang lebih besar dibandingkan ukuran yang ditetapkan BKI dengan kisaran deviasi antara 8,29-326,50 cm² dan sebanyak 22,73% kapal mempunyai luas penampang yang lebih kecil dibandingkan ukuran BKI dengan kisaran deviasi antara 11,10-169,85 cm².
22 1000.00 21 800.00 20 600.00 19 400.00 200.00 18 0.00 17 16 15 14 13
1
2
3 4 5 6 7 8
BKI Hasil
9 12
11
10
Gambar 7 Grafik radar luas penampang linggi buritan.
Gambar 7 menyajikan grafik radar untuk menunjukan perbedaan antara luas penampang linggi buritan pada kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI. Adapun pada Gambar 8 diperlihatkan banyaknya kapal yang memiliki luas
penampang linggi buritan yang lebih kecil maupun yang lebih besar dibandingkan
Luas penampang (cm²)
dengan standar BKI.
900 825 750 675 600 525 450 375 300 225 150 75 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 8 Perbandingan luas penampang pada linggi buritan.
4.3 Gading-gading Gading-gading merupakan bagian yang utama dalam konstruksi kapal. Gading-gading selain sebagai tempat ditempelkannya kulit luar kapal, gadinggading juga berfungsi sebagai pemberi bentuk pada kasko suatu kapal. Kekuatan konstruksi kapal terletak pada bagian gading-gading ini.
4.3.1 Luas penampang gading-gading Luas penampang dari gading-gading ditentukan oleh nilai (B/3 + D). Gambar luas penampang gading-gading yang diukur disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Penampang gading-gading, jarak antar gading dan tinggi wrang.
Kapal-kapal yang diteliti mempunyai ukuran luas penampang gading-gading yang berkisar antara 72-300 cm² dengan rata-rata sebesar 133,73 cm2. Adapun luas penampang gading-gading menurut BKI untuk (B/3+D) kapal-kapal yang diteliti mempunyai standar ukuran yang berkisar antara 52,6-193,76 cm² dengan rata-rata sebesar 91,09 cm².
Jika kedua ukuran tersebut dibandingkan, maka
sebanyak 77,27% kapal yang diukur mempunyai luas penampang gading-gading lebih besar dibandingkan dengan ukuran luas penampang gading-gading yang ditetapkan oleh BKI, dengan nilai deviasi antara 3,51-149,28 cm². Sebanyak 22,73% kapal mempunyai ukuran luas penampang gading-gading yang lebih kecil dibandingkan ukuran luas penampang gading-gading yang ditetapkan oleh BKI dengan deviasi sebesar 0,68-48,42 cm². Gambar 10 menyajikan grafik radar yang menunjukan bahwa hampir semua kapal-kapal yang diteliti memiliki luas penampang gading-gading yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI.
22 300.00 21 20 200.00 19 100.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16 15
6
BKI
7
Hasil
8 9 14
13
12
11
10
Luas penampang (cm²)
Gambar 10 Grafik radar luas penampang gading-gading.
300 275 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 11 Perbandingan luas penampang pada gading-gading.
Secara rinci, data ukuran luas penampang gading-gading disajikan pada Lampiran 3. Adapun pada Gambar 11 disajikan detail kapal-kapal yang memiliki luas penampang yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan standar BKI.
4.3.2 Jarak gading-gading Jarak antara gading-gading satu dengan yang lain diukur dari tengah ke tengah gading-gading. Jarak gading-gading tidak boleh terlalu jauh karena antara gading-gading yang satu saling menguatkan dengan gading-gading yang lainnya. Jarak gading-gading yang diukur disajikan pada Gambar 9. Hasil pengukuran jarak gading-gading yang dibuat oleh pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu terhadap kapal yang diteliti berkisar antara 37-60cm dengan rata-rata sebesar 48,55 cm, sedangkan BKI menetapkan standar jarak gadinggading untuk kapal-kapal yang diteliti dengan kisaran antara 28,3-37,9 cm dan mempunyai rata-rata sebesar 31,32 cm. Jika dibandingkan dengan standar BKI, pada Gambar 12 terlihat bahwa semua kapal yang diteliti memiliki jarak antar gading-gading yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI.
22 60.00 21 20 40.00 19 20.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16 15
6
Hasil
7
BKI
8 9 14
13
12
11
10
Gambar 12 Grafik radar jarak gading-gading.
Perbedaan jarak antar gading-gading kapal yang diteliti dengan standar BKI berkisar antara 8,6-26,28 cm. Secara detail ukuran jarak antar gading-gading kapal yang diteliti dengan standar BKI disajikan pada Gambar 13 dan Lampiran 3.
jarak antar gading-gading (cm)
70.00 60.00 50.00 40.00 30.00
BKI
20.00
Hasil
10.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 13 Perbandingan jarak antar gading-gading.
4.4 Wrang Bagian wrang sering juga disebut sebagai gading dasar, karena wrang berfungsi menyambung gading bagian sisi kanan dan sisi kiri kapal. Wrang terletak di atas lunas luar tepat di atas pertemuan tiap gading di lunas kapal. Ukuran tinggi wrang yang diukur pada penelitian ini disajikan pada Gambar 9. Tinggi wrang kapal yang diteliti mempunyai kisaran ukuran antara 12-32 cm dengan rata-rata sebesar 21,36 cm. Jika dibandingkan dengan standar BKI, sebanyak 13,64% kapal mempunyai ukuran tinggi wrang yang sesuai dengan standar ukuran tinggi wrang untuk (B/3+D) kapal-kapal yang diteliti (mengacu pada Lampiran 4).
Grafik radar tinggi wrang kapal-kapal yang diteliti
dibandingkan dengan ukuran tinggi wrang yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 14.
22 40.00 21 20 30.00 20.00 19 10.00 18 0.00 17 16 15 14 13
1
2
3 4 5 6 7 8
12
11
10
9
Gambar 14 Grafik radar tinggi wrang.
Hasil BKI
Sebanyak 55% kapal yang diukur mempunyai ukuran tinggi wrang yang lebih besar dibandingkan ukuran tinggi wrang yang ditetapkan oleh BKI dengan kisaran ukuran antara 6-16 cm dan sebanyak 45% kapal yang diukur mempunyai tinggi wrang yang lebih kecil dibandingkan ukuran tinggi wrang yang telah ditetapkan oleh BKI dengan kisaran ukuran antara 2-5 cm. Perbandingan antara
Tinggi (cm)
tinggi wrang kapal-kapal yang diteliti dengan BKI disajikan pada Gambar 15.
32 28 24 20 16 12 8 4 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 15 Perbandingan tinggi pada wrang.
4.5 Galar Galar merupakan penyambung gading-gading pada tiap sisi kapal dari depan kapal sampai belakang kapal.
Terdapat dua galar, yaitu galar balok yang
menyambung gading-gading di bagian atas dan galar kim yang menyambung gading-gading di bagian bawah. Galar harus menembus sekat dan galar boleh disambung secara memanjang.
Gambar 16 Penampang galar balok, galar kim dan balok geladak.
4.5.1 Galar balok Galar balok merupakan penyambung antar gading dari depan sampai belakang di tiap sisi kapal bagian atas. Galar balok terletak tepat di bawah balok geladak. Gambar penampang galar balok yang diukur disajikan pada Gambar 16. Luas penampang galar balok kapal-kapal yang diteliti berkisar antara 40-96 cm² dengan rata-rata sebesar 67,18 cm2, sedangkan menurut standar BKI untuk L(B/3+D) kapal-kapal yang diteliti pada bagian luas penampang galar balok berkisar antara 94,78-319,7 cm² dengan rata-rata sebesar 161,34 cm² dengan nilai deviasi berkisar antara 1-229,70 cm² (mengacu pada Lampiran 5). Grafik radar penampang galar balok kapal-kapal yang diteliti dengan penampang galar balok yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 17.
21 20
22 400.00
1
2
300.00
3 4
200.00
19
5
100.00
18
6
BKI
7
Hasil
0.00 17 16
8 15
9 14
13
12
11
10
Gambar 17 Grafik radar penampang galar balok.
Dengan demikian, sebanyak 4,55% kapal mempunyai ukuran luas penampang galar balok yang lebih besar dibandingkan standar BKI dengan selisih ukuran 1,22 cm² dan sebanyak 95,45% kapal mempunyai luas penampang galar balok yang lebih kecil dibandingkan ukuran yang telah ditetapkan oleh BKI dengan kisaran selisih ukuran antara 1,00-229,7 cm². Perbandingan antara luas penampang kapal-kapal yang diteliti dengan luas penampang yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 18.
Luas penampang (cm²)
330 300 270 240 210 180 150 120 90 60 30 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 18 Perbandingan luas penampang pada galar balok.
4.5.2 Galar kim Galar kim merupakan penyambung antar gading di tiap sisi kapal bagian bawah. Galar kim terletak di bawah galar balok tepatnya menempel pada bagian gading-gading yang dilengkungkan. Gambar penampang galar kim yang diukur pada penelitian ini disajikan pada Gambar 16. Luas penampang galar kim kapal-kapal yang diteliti mempunyai kisaran antara 40-96 cm² dengan rata-rata sebesar 67,18 cm2. Adapun BKI menetapkan ukuran luas penampang untuk kapal-kapal tersebut berkisar antara 92,34-139,85 cm² dengan rata-rata sebesar 107,29 cm². Jika dibandingkan, antara galar kim pada kapal yang diteliti dengan standar BKI, pada bagian galar kim mempunyai nilai deviasi yang berkisar antara 3,16-58,99 (mengacu pada Lampiran 5). Pada Gambar 19 disajikan grafik radar ukuran penampang galar kim berdasarkan hasil penelitian dibandingkan dengan ukuran galar kim yang telah ditetapkan oleh BKI.
22 150.00 21 20 100.00 19 50.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16 15
6
BKI
7
Hasil
8 9 14
13
12
11
10
Gambar 19 Grafik radar penampang galar kim.
Adapun secara detail perbedaan ukuran luas penampang galar kim dari hasil penelitian dibandingkan dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 20. Mengacu pada Gambar 20, terlihat bahwa sebanyak 9,09% kapal yang diukur mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan standar BKI dengan deviasi 3,16-3,66 cm² dan sebanyak 90,91% kapal mempunyai ukuran luas penampang yang lebih kecil dibandingkan ukuran luas penampang standar BKI dengan selisih ukuran berkisar antara 15,84-58,99 cm².
Luas penampang (cm2)
140 120 100 80 60
BKI
40
Hasil
20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 20 Perbandingan luas penampang pada galar kim.
4.6 Balok geladak Balok geladak berfungsi untuk menghubungkan antar gading di bagian atas tepatnya di bagian lantai dek kapal. Bagian ini juga merupakan pondasi dari lantai dek sebagai tempat pijakan dari awak kapal untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Gambar penampang balok geladak yang diukur disajikan pada Gambar 16. Luas penampang balok geladak kapal mempunyai kisaran antara 72-120 cm² dengan rata-rata sebesar 90,18 cm2.
Adapun standar ukuran yang telah
ditetapkan BKI berkisar antara 31,5-118,08 cm² dengan rata-rata sebesar 56,30 cm². Jika dibandingkan antara nilai penampang balok geladak kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI, terdapatnilai deviasi dengan kisaran sebesar 1,9254,10 cm² (mengacu pada Lampiran 6). Grafik radar ukuran luas penampang balok geladak kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI disajikan pada Gambar 21. Adapun secara rinci, pada Gambar 22 terlihat bahwa seluruh kapal
mempunyai ukuran luas penampang balok geladak yang lebih besar dibandingkan dengan standar ukuran yang telah ditetapkan BKI dengan selisih ukuran berkisar antara 1,92-54,10 cm².
22 150.00 21 20 100.00 19 50.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16 15
6
Hasil
7
BKI
8 9 14
13
12
11
10
Gambar 21 Grafik radar penampang balok geladak.
Luas penampang (cm²)
120 100 80 60
BKI
40
Hasil
20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 22 Perbandingan luas penampang pada balok geladak.
4.7 Kulit Luar Kulit luar merupakan bagian yang paling luar dari badan kapal, karena kulit luar mencegah masuknya air ke dalam badan kapal. Kulit luar ditempel pada tiaptiap gading yang akan membujur dari bagian haluan kapal hingga buritan kapal. Kulit luar merupakan bagian yang paling rentan untuk rapuh karena selalu dalam keadaan terendam air. Gambar tebal kulit luar yang diukur disajikan pada Gambar 23.
Gambar 23 Tebal kulit luar.
Kulit luar kapal yang diteliti mempunyai kisaran ukuran antara 3-4 cm dengan rata-rata sebesar 3,05 cm sedangkan standar ukuran BKI mempunyai kisaran ukuran antara 2,76-5,00 cm dengan rata-rata sebesar 3,45 cm (mengacu pada Lampiran 7). Grafik radar yang memperlihatkan perbedaan ukuran tebal kulit luar antara kapal-kapal yang diteliti dengan ukuran standar BKI disajikan pada Gambar 24.
22 5.00 21 4.00 20 3.00 19 2.00 1.00 18 0.00 17
1
2
3 4 5
16 15
6
BKI
7
Hasil
8 9 14
13
12
11
10
Gambar 24 Grafik radar tebal kulit luar.
Berdasarkan hasil pengukuran, sebanyak 4,55% kapal sesuai dengan ketentuan ukuran tebal kulit luar yang ditetapkan oleh BKI.
Persentase
banyaknya kapal dengan ukuran tebal kulit luar yang lebih besar dibandingkan
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BKI sebanyak 36,36% kapal dengan selisih ukuran berkisar antara 0,02-0,24 cm. Persentase banyaknya kapal dengan ukuran tebal kulit luar yang lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan BKI sebanyak 59,09% kapal dengan selisih antara 0,06-1,78 cm. Adapun secara detail perbedaan ukuran kulit luar dari hasil penelitian dibandingkan dengan ukuran kulit luar yang telah ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 25.
5 Tebal (cm)
4 3 BKI
2
Hasil
1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 25 Perbandingan tebal kulit luar.
4.8 Pondasi Mesin Pondasi mesin sebagai penahan dan tempat untuk meletakkan mesin kapal yang berguna sebagai sumber pendorong utama dari kapal. Ukuran pondasi mesin tergantung dari kapasitas daya mesin. Penampang pondasi mesin yang diukur disajikan pada Gambar 26.
Gambar 26 Penampang pondasi mesin.
Luas penampang pondasi mesin pada kapal yang diteliti mempunyai kisaran ukuran antara 400-625 cm² dengan rata-rata sebesar 450,00 cm2 sedangkan BKI menetapkan ukuran luas penampang pondasi mesin untuk kapal-kapal tersebut antara 244,63-598,67 cm² dengan rata-rata sebesar 408,43 cm². Jika dibandingkan antara luas penampang pondasi mesi kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI, pada bagian ini mempunyai nilai deviasi berkisar antara 2,33-155,37 cm² (mengacu pada Lampiran 8).
Grafik radar yang memperlihatkan perbedaan
ukuran luas penampang pondasi mesin antara kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI disajikan pada Gambar 27.
22 800.00 21 20 600.00 400.00 19
1
2
3 4 5
200.00
18
0.00
17 16
6
Hasil
7
BKI
8 15
9 14
13
12
11
10
Gambar 27 Grafik radar luas penampang pondasi mesin.
Dengan demikian, sebanyak 81,82% kapal yang diteliti mempunyai ukuran luas penampang pondasi mesin yang lebih besar dibandingkan dengan ketentuan ukuran luas penampang pondasi mesin yang ditetapkan oleh BKI dengan nilai deviasi antara 3,36-155,37 cm². Persentase banyaknya kapal yang mempunyai ukuran luas penampang pondasi mesin lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan ukuran yang ditetapkan oleh BKI sebanyak 18,18% kapal dengan selisih ukuran berkisar antara 2,33-42,60 cm². Secara detail perbedaan ukuran antara kapalkapal yang diteliti dengan data ukuran penampang pondasi mesin yang ditetapkan oleh BKI disajikan pada Gambar 28.
Luas penampang (cm²)
640 560 480 400 320 240 160 80 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 28 Perbandingan luas penampang pondasi mesin.
4.9 Pagar Pagar merupakan bagian konstruksi yang diletakkan menyambung gadinggading paling atas yang terlihat dari bagian dek, pagar juga merupakan tempat melekatnya sheer. Pagar terletak di bagian sisi kanan dan kiri kapal sampai mengelilingi seluruh bagian atas kapal di atas dek juga berguna sebagai pembatas dan pelindung untuk para awak kapal agar tidak terjatuh saat melakukan aktivitas di atas kapal. Gambar tebal pagar yang diukur disajikan pada Gambar 29. Tebal pagar kapal-kapal yang diukur berkisar antara 2-8 cm dengan rataratanya sebesar 5,09 cm, sedangkan standar ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI untuk kapal-kapal tersebut berkisar antara 2,66-4,1 cm dengan rata-rata sebesar 3,18 cm. Jika dibandingkan antara tebal pagar kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI, pada bagian tebal pagar didapatkan nilai deviasi sebesar 0,06-4,39 cm (mengacu pada Lampiran 9).
Gambar 29 Tebal pagar.
Dengan demikian, banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar kapal sesuai dengan ukuran tebal pagar yang telah ditetapkan oleh BKI sebesar 4,55%.
Banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar lebih besar
dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BKI sebesar 68,18% dengan selisih ukuran berkisar antara 0,03-4,39 cm. Banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI sebesar 27,27% dengan kisaran selisih ukuran 0,06-0,96 cm. Gambar 30 dan 31 adalah grafik yang memperlihatkan perbedaan ukuran tebal pagar antara kapal-kapal yang diteliti dengan standar ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI.
20 19 18 17 16 15
21
14
22 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
13
1
2
3
4 5 6 7 8
12
11
10
Hasil BKI
9
Tebal (cm)
Gambar 30 Grafik radar tebal pagar.
8 7 6 5 4 3 2 1 0
BKI Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapal
Gambar 31 Perbandingan tebal pagar.
Secara umum, ukuran modulus penampang atau ukuran luas penampang dan ukuran lainnya pada kapal-kapal yang diteliti di PPN Palabuhanratu memiliki
perbedaan ukuran dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI. Pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu merupakan pengrajin kapal tradisional yang mempunyai patokan ukuran sendiri dalam membuat kapal.
Para pengrajin kapal tidak
membuat perencanaan pembangunan kapal terlebih dahulu seperti perencanaan daerah pelayaran, muatan yang dapat dimuat, gambar lines plan, general arrangement dan tabel offset kapal. Mereka hanya menetapkan ukuran dimensi kapal yang terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B), dan dalam kapal (D). Penentuan ukuran dimensi kapal tersebut, hanyalah berdasarkan kebiasaan para pengrajin setempat.
Para pengrajin kapal membuat kapal juga berdasarkan
permintaan dari pemesan kapal, akan tetapi para pemesan hanya menentukan panjang kapal atau panjang lunas saja, selebihnya ukuran-ukuran lain diserahkan kepada pengrajin kapal tersebut. Ukuran konstruksi kapal di Indonesia diatur oleh suatu badan resmi yang diberi wewenang oleh pemerintah yaitu BKI. BKI mempunyai ketentuan ukuran konstruksi kapal yang berpedoman dari ketentuan ukuran internasional, nilai-nilai yang ditetapkan dalam lingkup internasional terkadang tidak sesuai untuk diterapkan di Indonesia karena perbedaan letak wilayah dan keadaan kondisi perairan. Berdasarkan kondisi perairan yang ada di Palabuhanratu ukuran kapal yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan ukuran BKI bisa berlayar dan melakukan proses kegiatan penangkapan dengan baik. Menurut para nelayan di Palabuhanratu, kapal yang dibuat oleh para pengrajin kapal di Palabuhanratu terasa lebih nyaman dibandingkan kapal yang dibuat berdasarkan ketentuan BKI. Sekitar tahun 1955-an, nelayan-nelayan Palabuhanratu pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa kapal untuk menangkap ikan. Kapal tersebut, dibuat dengan mengacu pada standar BKI. Akan tetapi pada akhirnya, nelayan-nelayan Palabuhanratu banyak yang tidak lagi menggunakan kapal tersebut. Dikarenakan kapal tersebut kurang mendukung dalam pengoperasian dan ketidaknyamanan nelayan pada waktu pengoperasian. Berdasarkan pengukuran ke-22 unit kapal yang dibangun oleh pengrajin di PPN Palabuhanratu, dapat diketahui adanya perbedaan ukuran konstruksi bagian kapal antara ketentuan yang ditetapkan oleh BKI dengan ukuran konstruksi bagian kapal yang dibuat oleh pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu.
Secara umum ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang telah diukur di PPN Palabuhanratu tidak sesuai dengan ukuran konstruksi kapal yang telah ditetapkan oleh BKI. Ketidaksesuaian tersebut dilihat pada seluruh bagian yang diteliti dan disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6 Persentase kuantitas kapal berdasarkan kesesuaian (lunas, linggi, gadinggading, dan wrang) Linggi Kriteria
Lunas
sesuai dengan BKI
Gading-gading Wrang
Haluan
Buritan
Penampang
Jarak
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
> dari BKI
0,00%
31,82%
72,73%
77,27%
100,00%
55,00%
< dari BKI
100,00%
68,18%
27,27%
22,73%
0,00%
45,00%
Tabel 7 Persentase kuantitas kapal berdasarkan kesesuaian (galar, balok geladak, kulit luar, pondasi mesin, dan pagar) Galar Kriteria Balok
Balok geladak
Kulit luar
Pondasi mesin
Pagar
Kim
sesuai dengan BKI
0,00%
0,00%
0,00%
4,55%
0,00%
4,55%
> dari BKI
4,55%
9,09%
100,00%
36,36%
81,82%
68,18%
< dari BKI
95,45%
90,91%
0,00%
59,09%
18,18%
27,27%
Berdasarkan 12 kriteria ukuran bagian konstruksi kapal yang diukur hanya didapatkan dua kriteria ukuran kapal yang sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh BKI yaitu konstruksi tebal kulit luar dan tebal pagar. Banyaknya kapal pada masing-masing kriteria tersebut yang sesuai hanya sebanyak 1 buah kapal dari 22 buah kapal yang diukur. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu umur teknis kapal yang mereka buat mencapai delapan sampai 10 tahun setelah itu kapal biasanya hanya bersandar di dok pelabuhan. Ukuran konstruksi bagian-bagian kapal di Palabuhanratu yang lebih besar dibandingkan dengan ketentuan BKI menyebabkan konstruksi kapal di Palabuhanratu lebih berat, sehingga diduga kapal-kapal tersebut tidak dapat melaju lebih cepat. Secara umum jika mengacu pada Tabel 6, terlihat bahwa sebagian besar bagian-bagian konstruksi kapal memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan standar BKI.
Bagian-bagian konstruksi kapal di Palabuhanratu yang
umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI adalah wrang, gading-gading, jarak antar gading, balok geladak, dan pagar. Adapun bagian konstruksi yang lebih kecil dibandingkan dengan standar BKI adalah lunas, linggi haluan, galar balok, galar kim dan kulit luar. Ditinjau dari volume kayu yang digunakan untuk masing-masing konstruksi yang diukur tersebut, diduga kapal-kapal di Palabuhanratu memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan kapal-kapal dengan ukuran yang sama apabila dibangun dengan mengacu pada standar BKI. Dengan demikian, dapat diduga bahwa kapal-kapal tersebut sebenarnya dapat dioperasikan di daerah yang lebih jauh di luar Teluk Palabuhanratu. Apabila kapal-kapal tersebut tetap dioperasikan didaerah penangkapan yang saat ini dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa daya tampung kapal tersebut lebih sedikit, karena kapal tersebut telah memiliki bobot yang cukup berat. Beratnya bobot kapal, mengakibatkan mesin yang digunakan harus memiliki kekuatan yang lebih besar lagi. Jika kapal-kapal di Palabuhanratu tersebut dibangun dengan mengacu pada standar BKI, maka dimungkinkan untuk menghasilkan kapal-kapal yang lebih ringan lagi.
Jika kapal lebih ringan,
diharapkan dapat menampung muatan yang lebih banyak lagi dan menggunakan mesin yang lebih kecil dibandingkan dengan yang saat ini digunakan. Selain itu, penggunaan material kayu untuk pembangunan kapal menjadi lebih sedikit efektif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa
semua kapal-kapal di Palabuhanratu yang diukur, memiliki ukuran konstruksi yang tidak sesuai dengan standar ukuran konstruksi yang telah ditetapkan BKI.