39
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan dan termasuk dalam LQ45 periode Februari – Agustus 2012. Jumlah pengamatan adalah sebanyak 42 perusahaan. 4.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Sektor Usaha Distribusi sampel yang berdasarkan sektor dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4 Distribusi sampel berdasarkan sektor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sektor Usaha Pertambangan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Bangunan dan Properti Perbankan & Keuangan Media dan Telekomunikasi Manufaktur Jasa Transportasi Perusahaan Investasi Perdagangan Besar dan Eceran Total Sumber : Hasil Analisis Data
Jumlah
Persentase (%)
11 4 5 6 2 11 1
26,19 9,52 12,20 14,29 4,76 26,19 2,38
1 1 42
2,38 2,38 100
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode Februari - Agustus 2012 merupakan perusahaan dari sektor pertambangan dan manufaktur sebanyak 11 perusahaan (26,19%). 4.1.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Pengungkapan CSR Setiap perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR nya dalam jumlah yang bervariasi tergantung dari kebutuhan perusahaan itu sendiri. Gambar di bawah ini menggambarkan komposisi banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan 6 pengungkapan utama, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial, kinerja Hak Asasi Manusia, kinerja masyarakat, dan kinerja tanggungjawab produk.
40
Gambar 4 Grafik jumlah pengungkapan CSR Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat untuk jumlah pengungkapan paling banyak ditunjukkan oleh indikator kinerja lingkungan dari total 42 perusahaan sampel. Hal ini dikarenakan sebagian besar sampel perusahaan merupakan sektor pertambangan, dimana kinerja lingkungan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan pertambangan. Sedangkan jumlah pengungkapan paling sedikit ditunjukkan oleh indikator masyarakat. 4.1.3 Distibusi Sampel berdasarkan Likuiditas Tingkat likuiditas yang digunakan adalah current ratio. Distribusi sampel berdasarkan likuiditas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Distibusi sampel berdasarkan likuiditas No 1 2 3 4 5
CR (%) < 50 50 - 100 101 - 150 151 - 200 > 200 Total Sumber : Hasil Analisis Data
Jumlah
Persentase (%)
1 8 7 9 17 42
2,38 19,05 16,67 21,43 40,48
Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas sampel perusahaan (40,48%) memiliki nilai likuiditas lebih dari 200%.
41
4.1.4 Distribusi Sampel berdasarkan Profitabilitas Profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Distribusi sampel berdasarkan profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6 Distribusi sampel berdasarkan ROA No 1 2 3 4 5 6 7
ROA (%) <0 0 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 > 50 Total
Jumlah 1 21 13 5 0 0 2 42
Persentase (%) 2,38 50,00 30,95 11,90 0,00 0,00 4,76
Sumber : Hasil Analisis Data
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas sampel perusahaan (50%) memiliki nilai ROA dalam rentang 0 – 10%. Tabel 7 Distribusi sampel berdasarkan ROE No 1 2 3 4 5 6 7
ROE (%) <0 0 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 > 50 Total
Jumlah 1 10 11 11 6 0 3 42
Persentase (%) 2,38 47,62 26,19 26,19 14,63 0,00 7,14
Sumber : Hasil Analisis Data
Tabel 7 menunjukkan sampel perusahaan sebanyak 47,42% memiliki nilai ROE dalam rentang 1 – 10%. 4.1.5 Distribusi Sampel berdasarkan Leverage Leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER) untuk perusahaan dan Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk perbankkan. Distribusi sampel berdasarkan leverage dapat dilihat pada Tabel 8.
42
Tabel 8 Distribusi sampel berdasarkan leverage No
DER / CAR (%)
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
<0 0 - 10 11 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 > 50 Total
0 11 6 2 3 2 18 42
Persentase (%) 0 26,19 14,29 4,76 7,14 4,76 42,86
Sumber : Hasil Analisis Data
Tabel 8 menunjukkan sampel perusahaan sebanyak 42,86% memiliki nilai leverage diatas 50%. 4.2
Menilai Outer Model Dari langkah-langkah penggunaan freeware SmartPLS 2.0 yang ada, maka
langkah pertama adalah dengan menilai tiga kriteria didalam penggunaan teknik analisa data yaitu menilai outer model melalui Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reability. a.
Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan software PLS. Dalam penelitian ini digunakan batas loading factor sebesar 0,40. Dari hasil analisa dengan menjalankan calculate-PLS algorithm diperoleh hasil seperti pada Gambar 5 berikut :
43
Gambar 5 Model awal untuk penghitungan Algoritma PLS (Hasil Olahan SmartPLS 2.0)
44
Kemudian dilakukan eksekusi berulang sehingga diperoleh nilai akhir loading ≥ 0,40 untuk masing-masing indikator dan diperoleh hasil akhir sebagai berikut :
Gambar 6 Hasil penghitungan akhir Algoritma PLS (Hasil Olahan SmartPLS 2.0)
45
Terlihat indikator/ variabel yang dibuang adalah EC1, EC3, EC4, EC8, EC9, EL1, EL3, EL4, EL10, EL11, EL12, EL13, EL14, EN30, HR3, HR6, PR5, PR6, PR8, SO2, SO3, SO4, SO5, SO6, SO8, ROA, ROE, DER/CAR, dan model sudah dapat dikatakan stabil. b.
Discriminant Validity Discriminant validity digunakan untuk memastikan bahwa setiap konsep
dari variabel laten/konstruk berbeda dengan variabel laten lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dengan nilai loading lain terhadap variabel latennya. Hasil pengujian discriminant variability terlampir. Berdasarkan pengujian discriminant variability menunjukkan bahwa nilai korelasi indikator pengungkapan CSR lebih tinggi dibandingkan dengan konstrak lainnya. Sama hal nya dengan indikator CR (current ratio) yang berkorelasi lebih tinggi dengan konstrak kinerja keuangan. Dan nilai korelasi indikator return saham yang lebih tinggi dengan konstrak harga saham. Pengecekan discriminant validity juga dapat dilakukan dengan menguji nilai korelasi variabel laten dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) seperti berikut : Tabel 9 Korelasi variabel laten Harga Saham Harga saham
Kinerja Keuangan
Pengungkapan CSR
1
Kinerja Keuangan
0,021229
1
Pengungkapan CSR
-0,22839
0,510158
1
Sumber : Hasil Olahan SmartPLS 2.0
Tabel 10 Average Variance Extracted Average Variance Extracted
Akar AVE
Pengungkapan CSR
0.474499
0.688839
Kinerja Keuangan
1.000.000
1.000000
Harga Saham
1.000.000
1.000000
Sumber : Hasil Olahan SmartPLS 2.0
46
Berdasarkan kedua tabel diatas terlihat bahwa korelasi maksimal konstrak harga saham dengan konstrak lainnya adalah 0,021229, sedangkan nilai akar AVE-nya adalah 1. Korelasi maksimal konstrak kinerja keuangan dengan konstrak lainnya adalah 0,510158, sedangkan nilai akar AVE-nya adalah 1. Hal ini berarti nilai akar AVE untuk variabel laten harga saham dan kinerja keuangan memiliki angka diatas korelasi variabel masing-masing sehingga dianggap memiliki discriminant validity. Sedangkan untuk variabel laten pengungkapan CSR memiliki nilai akar AVE dibawah nilai korelasi variabel latennya. c.
Composite Reliability Kriteria validitas dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas
suatu indikator dari masing-masing variabel laten. Indikator dari variabel laten dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika nilainya 0.70. Hasilnya seperti terlihat pada Tabel 11 berikut ini : Tabel 11 Composite Realibility Composite Reliability Pengungkapan CSR
0.979009
Kinerja Keuangan
1.000.000
Harga Saham
1.000.000
Sumber : Hasil Olahan SmartPLS 2.0
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan semua variabel adalah reliabel karena nilai
compisite
reliability
diatas
0.70
sebagaimana
kriteria
yang
direkomendasikan. 4.3
Pengujian Inner Model (Model Struktural) Pengujian inner model dilakukan untuk melihat nilai signifikasi masing-
masing indikator dengan uji t, signifikasi hubungan antara variable laten dengan uji t sesuai parameter jalur strukturalnya dan nilai R-square dari model penelitian. Pengujian tersebut dilakukan melalui SmartPLS 2.0 dengan melakukan langkah calculate-boostrapping dan diperoleh hasil sebagai berikut :
47
Gambar 7 Hasil Bootstapping (Hasil Olahan SmartPLS 2.0)
48
Penilaian dan pengujian hasil dari perhitungan bootsrapping pada SmartPLS 2.0 adalah sebagai berikut : a.
Nilai Signifikasi Masing-masing Indikator Diperoleh dari hasil perhitungan t-statistik pada masing-masing indikator
pada kelompok masing-masing variabel latennya dengan ketentuan dianggap indikator tersebut signifikan jika nilai t-statistiknya > 1.96 (pada alfa 5%). Hasilnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil olahan data,
menunjukkan semua indikator-indikator
memiliki nilai t-statistiknya > 1.96, yang berarti bahwa semua indikator tersebut mempunyai nilai yang signifikan. Nilai terbesar pada variabel pengungkapan CSR adalah indikator EN25 yaitu indikator kinerja lingkungan, aspek Emisi, Efluen dan Limbah. Hal ini menunjukkan faktor dominan indikator pada variabel laten tersebut. b.
Nilai Signifikansi Hubungan Antar Variabel Laten Uji untuk melihat signifikansi antar indikator variabel laten dapat dinilai
dengan melihat angka koefisien dan nilai signifikansi t-statistik pada Tabel 12. Tabel 12 Path Coefficients Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0,510158 0,521984
0,05641
0,05641
9,043788
-0,32339
-0,32896
0,137147
0,137147
2,357975
0,186209 0,194987
0,077346
0,077346
2,407471
Original Sample (O) Pengungkapan CSR -> Kinerja Keuangan Pengungkapan CSR -> Harga saham Kinerja Keuangan -> Harga saham
Sample Mean (M)
Sumber : Hasil Olahan SmartPLS 2.0
Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa tiga parameter jalur hubungan yang menjadi hipotesa pada penelitian ini bernilai t-statistiknya > 1.96 yang menunjukkan signifikansi hubungan antar variabel laten sebagai berikut : 1.
Pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan tabel 12, nilai t-statistik hubungan pengungkapan CSR
terhadap kinerja keungan sebesar 9,043788, nilai ini lebih besar dari nilai T-Tabel
49
1.98 untuk level signifikan 0.05 (5%). Karena itu dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Anwar, Haemi dan Pagalung (2009) serta Amilia, Dewi dan Hartono (2011). Hal ini berarti semakin tinggi pengungkapan CSR semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan. 2.
Pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan tabel 12, nilai t-statistik hubungan pengungkapan CSR
terhadap harga saham sebesar 2,357975, nilai ini lebih besar dari nilai T-Tabel 1.98 untuk level signifikan 0.05 (5%). Karena itu dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan Anwar, Haemi dan Pagalung (2009) serta Barus (2011). Hasil penelitian menunjukkan pengungkapan CSR berhubungan positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi atau luas perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR semakin tinggi harga saham perusahaan. 3.
Kinerja keuangan berhubungan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan tabel 12, nilai t-statistik hubungan kinerja keuangan terhadap
harga saham sebesar 2,407471, nilai ini lebih besar dari nilai T-Tabel 1.98 untuk level signifikan 0.05 (5%). Karena itu dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berhubungan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan Junaid (2009). Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan berhubungan positif dan signifikan terhadap harga saham. Semakin besar tingkat kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi tingkat return saham. c.
R-square Pengujian terhadap inner model dilakukan dengan melihat nilai R-square
yang merupakan uji goodness-fit model. Hasil dari R-square terangkum pada Tabel 13 berikut ini:
50
Tabel 13 R-square R Square Pengungkapan CSR Harga saham
0,077813
Kinerja Keuangan
0,260261
Sumber : Hasil Olahan SmartPLS 2.0
Tabel 15 menunjukkan nilai R-square untuk variabel laten kinerja keuangan didapatkan nilai sebesar 0,260261, hal ini menunjukkan bahwa variabel laten pengungkapan CSR dan harga saham berhubungan sebesar 26,03% terhadap kinerja keuangan. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai R-square yang rendah diduga terjadi karena faktor yang mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi CSR adalah masih sekedar trend. Perusahaan melakukan pengungkapan informasi sekedar mematuhi peraturan atau karena tekanan pelaku pasar khususnya pelaku pasar internasional. Hal ini dapat dilihat dari pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Kategori-kategori yang diungkapkan masih sebatas sumbangan seperti sumbangan pendidikan, kesehatan dan sumbangan bencana alam. Selain itu perusahaan masih ragu-ragu dalam melaksanakan atau mengungkapkan CSR karena berasumsi bahwa CSR akan menguras laba dan dividen bagi pemegang saham. Sementara nilai R-square untuk variabel harga saham didapatkan nilai sebesar 0,077813, hal ini menunjukkan bahwa variabel laten pengungkapan CSR dan kinerja keuangan berhubungan sebesar 7,78% terhadap harga saham. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai R-square yang rendah dikarenakan harga saham memang tidak hanya dipengaruhi oleh pengungkapan informasi CSR. Harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh rasio-rasio fundamental perusahaan itu sendiri.
51
4.4
Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan beberapa implikasi
kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi pihak manajemen, sebagai berikut : 1.
Pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti semakin tinggi pengungkapan CSR semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan. Bagi perusahaan diharapkan lebih terbuka mengungkapkan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan CSR dalam laporan tahunannya. Dengan mengungkapkan kegiatan CSR dalam laporan tahunan akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan, salah satunya adalah perusahaan bisa menciptakan goodwill yang berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan dan mengungkapkan CSR menunjukkan tanggung jawab secara sosial dan lingkungan tidak hanya tanggung jawab ekonomi. Apabila perusahaan dapat menyeimbangkan tanggung jawab ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungannya, sehingga bisa menghasilkan laba yang berkualitas atau laba yang ramah secara sosial dan lingkungan (Lako, 2011). Pengungkapan CSR akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan sehingga perusahaan diharapkan melakukan aktivitas CSR secara
nyata
dengan
cara
memaksimalkan
dampak
positif
dan
meminimalkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnisnya. Semakin luas perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR nya maka stakeholder akan semakin mengenal perusahaan tersebut sehingga citra dari perusahaan akan meningkat. Dengan melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSR, maka perusahaan tersebut telah melakukan tata kelola dengan baik (good corporate governance). Kegiatan CSR merupakan salah satu perwujudan dari tata kelola perusahaan yang baik. Pengungkapan CSR juga sudah menjadi tuntutan para pelaku pasar khusunya pelaku pasar Internasional. Banyak keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dalam melaksanakan dan mengungkapkan CSR,
52
diantaranya akan mendongkrak reputasi perusahaan, membentangkan akses menuju pasar yang terbuka lebar, meningkatkan produktivitas karyawan serta mendapatkan penghargaan. 2.
Pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi atau luas perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR semakin tinggi harga saham perusahaan. Bagi perusahaan diharapkan lebih terbuka mengungkapkan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan CSR dalam laporan tahunannya karena saat ini investor mulai mempertimbangkan aspek-aspek sosial dalam berinvestasi.
CSR
merupakan
invetasi
jangka
panjang
yang
menguntungkan, bukan sekedar untuk promosi dan produk humas sehingg diharapkan perusahaan secara rutin dan konsisten melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSR yang sesuai dengan bisnis utama, maka masyarakat bisnis, pemerintah maupun konsumen akan semakin mengenal perusahaan sehingga akan membentuk citra positif bagi perusahaan yang berdampak pada permintaan terhadap saham perusahaan akan meningkat sehingga akan mendongkrak nilai saham perusahaan tersebut. Saat ini pelaku pasar internasional juga semakin menuntut perusahaan untuk peduli dan menginternalisasikan CSR, seperti yang digencarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang standar Global Reporting Inisiatives (GRI) dan Global Compact. Dengan mengungkapkan kegiatan CSR, maka akan mendongkrak reputasi dan citra perusahaan sehingga akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Nilai tambah inilah yang akan menjadi salah satu pertimbangan stakeholder untuk membeli saham perusahaan yang berdampak pula pada peningkatan harga saham. 3.
Kinerja keuangan berhubungan signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin besar tingkat kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi tingkat return saham. Perusahaan
diharapkan
meningkatkan
kinerja
keuangannya
karena
perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik merupakan salah satu pertimbangan stakeholder dalam membeli saham tersebut. Apabila
53
semakin banyak stakeholder yang membeli saham tersebut maka akan berdampak pada peningkatan harga saham. Hal ini menunjukkan yang dapat mempengaruhi harga saham, salah satu diantaranya adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fundamental perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik, akan meningkatkan permintaan saham. 4.5
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu :
1.
Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama lima tahun, sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dikesampingkan. Hal ini juga masih belum dapat digeneralisasi dan belum dapat memprensentasikan semua perusahaan yang ada.
2.
Perusahaan-perusahaan sampel belum memiliki format standar dalam mengungapkan infomasi CSR mereka, sehingga ada kesulitan dalam melakukan tabulasi data tentang pengungkapan informasi CSR.
3.
Penelitian ini juga hanya mengidentifikasi 5 faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR dalam laporan tahunan yaitu current ratio, ROA, ROE, DER/CAR dan return saham karena keterbatasan waktu penelitian.