No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2015 BERKURANG 7,3 RIBU ORANG
Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada September 2015 mencapai 72,65 ribu orang (6,22 persen), berkurang sekitar 7,3 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang sebesar 79,90 ribu orang (6,84 persen) atau berkurang 12,14 ribu orang dbandingkan dengan penduduk miskin pada September 2014 yang sebesar 84,79 ribu orang (7,41 persen).
Selama periode Maret – September 2015, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar empat ribu orang (dari 12,25 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 8,29 ribu orang pada September 2015), sedangkan di daerah perdesaan berkurang sekitar tiga ribu tiga ratus orang (dari 67,65 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 64,35 ribu orang pada September 2015).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 2,61 persen, menurun dari 3,85 persen pada Maret 2015. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan menjadi 7,57 persen pada September 2015 dari 7,95 persen pada Maret 2015.
Garis Kemiskinan naik sebesar 5,31 persen atau sekitar delapan belas ribu rupiah, yaitu dari Rp.344.088,per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.362.370,- per kapita per bulan pada September 2015. Kenaikan garis kemiskinan pada daerah perkotaan sebesar 4,88 persen atau sekitar tujuh belas ribu enam ratus rupiah, sedangkan pada daerah perdesaan naik sebesar 5,49 persen atau sekitar delapan belas ribu lima ratus rupiah.
Pada periode Maret – September 2015, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) maupun Indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami peningkatan, baik pada daerah perkotaan maupun perdesaan. Ini mengindikasikan bahwa meskipun jumlah penduduk miskin berkurang namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin besar.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 – September 2015
Persentase penduduk miskin di Maluku Utara selama periode enam tahun terakhir (2009-2015) secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 10,36 persen pada Maret 2009 menjadi 6,22 persen pada September 2015. Begitu pula dari sisi jumlah, secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 98 ribu orang pada Maret 2009 menjadi 72,65 ribu orang pada September 2015. Pada setahun terakhir (September 2014 – September 2015), jumlah penduduk miskin di Maluku Utara mengalami penurunan dari 84,79 ribu orang pada September 2014 menjadi 72,65 ribu jiwa pada September 2015. Pada daerah perkotaan, meskipun sempat mengalami kenaikan pada Maret 2015, yaitu dari 11,17 ribu orang pada bulan September 2014 menjadi 12,25 ribu orang, namun kembali mengalami penurunan pada September 2015 menjadi 8,29 ribu orang.
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Maluku Utara, Maret 2009 – September 2015 Persentase Penduduk Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Periode K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2009
8,72
89,27
98,00
3,10
13,42
10,36
Maret 2010
7,64
83,44
91,07
2,66
12,28
9,42
Maret 2011
8,10
89,33
97,43
2,80
11,58
9,18
September 2011
8,57
98,74
107,31
2,95
12,61
10,00
Maret 2012
7,57
84,35
91,91
2,55
10,69
8,47
September 2012
8,75
79,62
88,36
2,92
9,98
8,05
Maret 2013
9,16
74,04
83,20
2,99
9,22
7,50
September 2013
11,02
74,56
85,58
3,56
9,19
7,64
Maret 2014
12,19
70,45
82,64
3,95
8,56
7,30
September 2014
11,17
73,62
84,79
3,58
8,85
7,41
Maret 2015
12,25
67,65
79,90
3,85
7,95
6,84
September 2015
8,29
64,35
72,65
2,61
7,57
6,22
(1)
Sumber: Diolah dari data Susenas Keterangan : - K = Perkotaan; D = Perdesaan; K+D = Perkotaan + Perdesaan. - Jumlah dan persentase penduduk miskin disesuaikan dengan Backcasting berdasarkan Proyeksi Penduduk 2010-2035
2
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
Gambar 1. Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Maluku Utara, Maret 2009 – September 2015 120 100 80
12
107.31 98.00
91.07
97.43
10.36
11 88.36
83.20
85.58
82.64
84.79
79.90
10 72.65
10.00 9.42
60
91.91
9
9.18
8
8.47 8.05
40
7.50
7.64
7.30
7
7.41 6.84
20
6.22 0
6 5
Mar 2009
Mar 2010
Mar 2011
Sept 2011
Mar 2012
Sept 2012
Jumlah
Mar 2013
Sept 2013
Mar 2014
Sep 2014
Mar 2015
Sep 2015
Persentase
Sumber: Diolah dari data Susenas
2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret – September 2015 Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada September 2015 sebanyak 72,65 ribu orang (6,22
persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 sebanyak 79,90 ribu orang (6,84 persen). Dengan demikian jumlah penduduk miskin di Maluku Utara selama satu semester terakhir berkurang sekitar 7,3 ribu orang. Berkurangnya jumlah penduduk miskin di Maluku Utara disumbang oleh berkurangnya penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3,3 ribu orang, yaitu dari 67,65 ribu orang (7,95 persen) pada Maret 2015 menjadi 64,35 ribu orang (7,57 persen). Sedangkan kemiskinan daerah perkotaan di Maluku Utara berkurang sekitar 4 ribu orang yaitu 12,25 ribu orang (3,85 persen) pada Maret 2015 menjadi 8,29 ribu orang (2,61 persen) pada September 2015.
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret – September 2015
Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama periode Maret – September 2015, Garis Kemiskinan Maluku Utara naik sebesar 5,31 persen atau sekitar delapan belas ribu rupiah, yaitu dari Rp. 344.088,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.362.370,- per kapita per bulan pada September 2015.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
3
Garis kemiskinan makanan (GKM) naik sebesar 5,40 persen, yaitu dari Rp. 275.361,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.290.237,- per kapita per bulan pada September 2015. Sementara garis kemiskinan non makanan (GKNM) naik sebesar 4,96 persen, yaitu dari Rp. 68.726,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.72.134,- per kapita per bulan pada September 2015. Menurut daerah, garis kemiskinan daerah perkotaan naik dari Rp. 360.933,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.378.538,- per kapita per bulan pada September 2015, atau mengalami kenaikan sebesar 4,88 persen. Sementara garis kemiskinan daerah perdesaan mengalami kenaikan dari Rp. 337.789,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.356.325,- per kapita per bulan, atau naik sebesar 5,49 persen. Tabel 2. Garis Kemiskinan Per Kapita Per Bulan menurut Daerah, Maret – September 2015
Daerah/ Periode Perkotaan Maret 2015 September 2015 Perdesaan Maret 2015 September 2015 Perkotaan+ Perdesaan Maret 2015 September 2015
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) GKM
GKNM
GKM+GKNM
279.379 292.989
81.553 85.550
360.933 378.538
273.858 289.208
63.930 67.117
337.789 356.325
275.361 290.237
68.726 72.134
344.088 362.370
Sumber: Diolah dari data Susenas
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.
4
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah di Maluku Utara, Maret – September 2015 Periode
Kota
Desa
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret 2015
0,290
0,858
0,703
September 2015
0,611
1,348
1,148
Maret 2015
0,036
0,160
0,126
September 2015
0,143
0,320
0,272
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Susenas
Pada periode Maret – September 2015, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami peningkatan. Indeks kedalaman kemiskinan naik dari 0,703 pada Maret 2015 menjadi 1,148 pada September 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan. Sementara, indeks keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami peningkatan dari 0,126 menjadi 0,272 pada September 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin mulai melebar. Nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Pada Maret 2015, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,611 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,348. Nilai indeks keparahan kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya 0,143 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,320. Maka dapat disimpulkan bahwa penduduk miskin di daerah perkotaan lebih mudah untuk diangkat dari garis kemiskinan daripada penduduk miskin di daerah perdesaan.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016
5
5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
b.
c.
d.
e.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 36 jenis komoditi (perumahan, listrik, minyak tanah, dll). Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku Utara September 2015 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) bulan September 2015.
Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Maluku Utara Telp (0921) 3127878; Fax (0921) 3126301 homepage: http://malut.bps.go.id , e-mail:
[email protected]
6
Berita Resmi Statistik No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016