LAMPIRAN :
-
Interview guide ( Instrumen Penelitian )
Interview Guide Perkawinan 1. Apakah arti sebuah perkawinan bagi suku bangsa Punjabi ? 2. Apakah dalam suku bangsa Punjabi terdapat marga ? 3. Apakah garis keturunan dalam suku bangsa Punjabi,maksudnya seorang anak harus memakai marga siapa,apakah marga ibunya atau ayahnya ? 4. Apakah dalam suku bangsa Punjabi ada sebuah ketentuan atau larangan harus menikah dengan siapa dan tidak boleh menikah dengan siapa ? 5. Dalam suku bangsa Punjabi siapakah yang berhak atau berperan menentukan calon istri/suami ? 6. Bagaimana sistem perjodohan dilakukan dan apakah dalam perjodohan ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak keluarga ? 7. Mengapa perjodohan itu dilakukan ? 8. Dalam penentuan jodoh,apakah pendapat anak diperlukan ? 9. Setelah perjodohan dilakukan,tahap apakah yang selanjutnya dilaksanakan ? 10. Setelah perjodohan dilakukan, berapa lamakah jarak waktu untuk melangsungkan perkawinan ? 11. Apakah dalam suku bangsa Punjabi boleh menikah dengan saudara laki-laki dari ayah atau saudara perempuan dari ibu ? 12. Bagaimanakah adat perkawinan pada suku bangsa Punjabi ? 13. Bagaimana cara memilih hari baik untuk perkawinan dan kepada siapa hal ini dirundingkan ? 14. Apakah dalam suku bangsa Punjabi ada pemberian mas kawin ?
99
Universitas Sumatera Utara
15. Apakah mas kawin harus ada dalam perkawinan suku bangsa Punjabi ? 16. Apakah sebutan mas kawin dalam suku bangsa Punjabi ? 17. Siapakah yang memberikan mas kawin tersebut ? 18. Apa saja isi mas kawin yang akan diberikan ? 19. Setelah perkawinan dilaksanakan,dimanakah tempat tinggal pengantin atau orang baru melangsungkan perkawinan ? 20. Setelah pernikahan berlangsung,siapakah yang lebih bertanggung jawab dalam bahtera rumah tangga yang baru ? 21. Adahkah tanda khusus pada wanita atau laki-laki yang telah menikah ? Interview Guide religi 1. Apakah dalam suku bangsa Punjabi terdapat acara/upacara yang dilakukan jika ada sebuah kelahiran,kematian,perjodohan,perkawinan dll? Dan jika ada, apakah acara itu wajib dilaksanakan ? 2. Dalam suku bangsa Punjabi,apakah yang dianggap paling sakral atau dianggap suci ? 3. Dalam memasuki wilayah rumah ibadah, apakah ada aturan khusus yang harus dilakukan? 4. Dalam penentuan nama,siapakah yang akan memberikan nama seorang bayi ? 5. Bagaimanakah cara pemberian nama bayi tersebut ? 6. Dalam suku bangsa Punjabi apakah terdapat peringatan hari besar agama Punjabi tersebut?
100
Universitas Sumatera Utara
-
Daftar Informan
1. Nama
: Pritam Singh
Pekerjaan
: Ketua Gurdwara karang sari
Umur
: 56 tahun
2. Nama
: Slwinder Singh
Pekerjaan
: Pengajar bahasa Punjabi di Gurdwara karang sari
Umur
: 45 tahun
3. Nama Pekerjaan
: Harjit Singh : - Pengurus Gurdwara di jalan tenku umar, - Guru les bahasa inggris
Umur
4. Nama
: 68 tahun
: Gurdip Singh
Pekerjaan
: Guru Privat bahasa Punjabi dan Inggris
Umur
: 48 tahu
5. Nama Pekerjaan
: Baldave Singh : - Seketaris Gurdara karang sari -
Umur
Guru Privat mati-matika
: 38 tahun
101
Universitas Sumatera Utara
6. Nama Pekerjaan
: Sardol Singh : - Pengurus Gurdawar di tenku umar, -
Umur
7. Nama
Penjual mobil
: 50 tahun
: Simmi Kour
Pekerjaan
: Pedagang
Umur
: 28 tahun
8. Nama
: Nermala Singh
Pekerjaan
: Penjaga Gurdwara
Umur
: 30 tahun
9. Nama
: Gurnam Kour
Pekerjaan
: Ibu Rumah tangga
Umur
: 61 tahun
10. Nama
: Harmel Kour
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Umur
: 53tahun
102
Universitas Sumatera Utara
-
Bukti surat izin beternak sapi
103
Universitas Sumatera Utara
-
Daftar Istilah
1. Granth Shaib
: Nama Kitab Suci ajaran Sikh
2. Wahe guru
: Tuhan Maha Kuasa
3. Panj kakaar
: Peraturan lima K
4. Gurdwara
: Sebutan untuk tempat ibadah ajaran Sikh
5. Kesh
: Rambut yang tidak dipotong
6. Kanga
: Sisir
7. Kara
: Gelang baja
8. Kirpan
: Pisau kecil
9. Kachha
: Celana pendek
10. Ardas
: Membaca kitab suci
11. Kaor
: Nama belakang pada kaum perempuan
12. Singh
: Nama belakang pada kaum laki-laki
13. Chandhe Sahib
: Bendera ajaran Sikh
14. Ramllah
: Kain untuk menutup kitab suci
15. Langger
: Ruang makan
16. Sorban / Pangge
: Penutup kepala pada kaum laki-laki Sikh
17. Nan Chepu
: Sembayang
18. Kherte Kheru
: Berkarya
19. Whende Shepu
: Berbuat sosial
20. Dash whaten
: 10% dari hasil gaji diberikan pada orang yang
membutuhkan 21. khalsa 22. Amret
: Persaudaraan kaum suku bangsa Punjabi : Air pembabtis
104
Universitas Sumatera Utara
23. ampret shake one
: Pembabtisan pertama
24. Phayi ji , gyani ji
: Sebutan untuk seorang Pendeta
25. ampret shake two
: Pembabtisan kedua
26. Charka
: Memotong hewan secara ajaran Sikh atau potong putus
27. Persant
: Makanan suci
28. Starwih
: Hari ketujuh belas bagi orang yang meninggal
29. Tebbla, Chepta, dholki, chane, whajja
: Nama alat-alat musik ajaran Sikh
30. penggra
: Tarian yang dimainkan oleh perempuan dan laki-laki
31. Nacche
: Tarian yang dimainkan oleh semua orang yaitu anakanak, remaja, dewasa.
32. Phende whali Punjab
: Punjabi kampung
33. Pitaji
: Sebutan ayah
34. Mataji
: Sebuatan ibu
35. Pauuji, painji
: Abang, kakak
36. Wirre ji
: Adik
37. Kwara
: Sebutan untuk anak laki-laki yang belum menikah
38. Kwari
: Sebutan untuk anak perempuan yang belum menikah
39. Kharwala
: Sebutan untuk anak laki-laki yang sudah menikah
40. Kharwali
: Sebutan untuk anak perempuan yang sudah menikah
41. Babaji, dadiji
: Kakek, Nenek dari ayah
42. Nanaji, naniji
: Kakek, Nenek dari Ibu
43. Cacaji, caciji
: Adik dari ayah
44. Tayaji, taiyaji
: Abang dari ayah
45. Puaji, hufferji
: Kakak dari ayah
105
Universitas Sumatera Utara
46. Mamaji, mamaji
: Paman dari ibu
47. Mashi ji, marshi ji
: Adik dari ibu
48. Missri
: Manisan yang terbuat dari gula batu
49. Harr
: Bunga
50. Sony dhar
: Bunga emas
51. Thele chole
: Minyak
52. Swarah
: Tukar cicin / kawin gantung
53. Thele Crah
: Acara tepung tawar
54. Anand Karj
: Perkawinan
55. Whe khar na
: Kawin lari
56. Sehgen
: Pemberitahuan dalam perjodohan
57. Chorre Granth Shaib
: Mengipas kitab suci
58. Serballa
: Pendamping mempelai laki-laki
59. Meteatek
: Bersujud pada kitab suci
60. Dyai
: Susu asam
61. hall dyai
: Kunyit yang dihaluskan
62. rakkhi
: Gelang yang terbuat dari benang bewarna
63. lady sanggit
: Acara senang-senang kaum muda-mudi mempelai laki-laki dan perempuan
64. menddi
: Hiasan tangan pada mempelai perempuan
65. Shormah
: Celak yang dipakai oleh mempelai laki-laki
66. Shere
: Penutup wajah mempelai laki-laki
67. Perkasht
: Pembukaan kitab suci
68. Pellah
: Kain panjang yang digunakan sebagai pengikat Waktu mau mengitari Guru Granth Shaib
106
Universitas Sumatera Utara
69. phela lawa
: Putaran pertama
70. duji lawa
: Putaran kedua
71. tiji lawa
: Putaran ketiga
72. Chotaa lawa
: Putaran keempat
73. Sumafhtti
: Acara menutup kitab suci ajaran Sikh
74. Panche Piarre
: Cap tangan / lima orang suci
75. Phere
: Mengitari kitab suci saat melangsungkan perkawinan
76. Whare phase
: Pemutaran uang
77. Shokh manai
: Nyanyian puji-pujian perjodohan
78. Gan
: Hantaran
79. Anand Shaib
: Doa nyanyian
80. Whare lessi
: Adat keluarga member susu pada anak laki-laki dan
menantu perempuan 81. Phe sholednai janje dhe
: Pelemparan uang
82. Lra tagga
: Mengikat rangkaian bunga pada bagian depan mobil
83. Khar de phande
: Keluarga inti
84. Khurep, khurumni
: Besan laki-laki dan perempuan
85. Mangglawa
: Penjemputan mempelai perempuan
86. Renddhi, renddha
: Janda, duda
87. Phayi, gyani, granthi
: Sebutan untuk pendeta
88. Ronne
: Keramaian
107
Universitas Sumatera Utara
Acara Tepung Tawar ( Thele Crah / what thenah)
Gambar 1 : Peralatan untuk pelaksanaan memandikan calon pengantin laki-laki, yaitu kunyit asam atau halldi, minyak putih atau tell klapeddh, pandan, gula pasir atau kanddeh, air susu atau dutdhe dan air putih atau pamni dan masing-masing tempat diikat benang merah.
Gambar 2 : Tempat duduk calon pengantin laki-laki yang diikatkan benang merah dan yang dihadapkan rangkaian pewarna.
108
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Acara pemberian tepung tawar sebelum pelaksanaan perkawinan yang diberikan oleh ibunya, kakak atau adik kandungnya serta anak paman dari ayah maupun ibunya dan acara ini dilakukan setelah pertunangan (swarah) di Gurdwara.
Gambar 4 : Pengolesan kunyit kepada mempelai laki-laki yang dilakukan oleh saudara kandung, sepupu kandung yang perempuan ( kurri walli ).
109
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 : Pengikatan gelang warna yang dimulai oleh saudara perempuan yang paling tua (Pen ji ) dan selanjutnya diikuti oleh kerabat-kerabat perempuannya dan jika kakak tertuanya telah tiada dapat digantikan oleh adik perempuannya ( Wire ji ).
Gambar 6 : Penjunjungan kain yang dipakai menjadi atap kepala mempelai laki-laki serta pengitaran tempat pemandiannya dan ini dilakukan oleh ibunya ( Mata ji ) dan jika ibunya telah meninggal dapat digantikan oleh kakak atau adik ibunya ( Salli ji ).
110
Universitas Sumatera Utara
Gamabar 7 : Pengumpulan rangkaian warna yang merupakan lambang bahwa anaknya akan segera melangsungkan perkawinan.
Gambar 8 : Penyatuan warna yang disirami air sampai menghasilkan warna merah untuk memberikan tanda ke dinding luar rumahnya sebagai pemberitahuan bahwa rumah itu akan kedatangan menantu.
111
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9 : Pemberian cap tangan atau Panche piarre pada dinding rumah mempelai laki- laki yang dilakukan oleh ibunya.
Gambar 10 : Acara nyayian syukur yang dilakukan oleh seluruh saudara perempuannya dan sanak-saudirinya di kediaman mempelai laki-laki dengan tujuan. perkawinan yang akan dilaksanakan dapat berjalan baik dan anaknya dapat
112
Universitas Sumatera Utara
membangun bahtera rumah tangga yang rukun dan mengikuti ajaran Sikh sebagimana yang telah diajarkan.
Sebelum Berangkat ke Tempat Mempelai Perempuan
Gambar 1 : Mempelai laki-laki dan pemdampingya,saat melakukan acara pemberian amplop.
Gambar 2 : Pemberian Cincin kepada mempelai laki-laki yang dilakukan oleh ibunya atau Mata ji.
113
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Pemberian celak (Shormah) yang dilakukan oleh kakak, adik (Pen ji atau Wire ji ) saudara perempuannya.
Gambar 4 : Mempelai laki-laki meminta doa restu kepada ayahnya (Pita ji ) yang telah meninggal.
114
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 : Pengikatan rangkaian bunga pada bagian depan mobil yang dilakukan oleh kakak, adik perempuan kandung serta kerabat perempuan atau sepupu mempelai laki-laki, dimana dengan tujuan agar sampai ke tempat mempelai perempuan dalam keadaan selamat dan rumah tangga saudara laki-lakinya tetap kuat seperti ikatan benang yang diikat dengan doa-doa.
Gambar 6 : Melakukan foto bersama sebelum berangkat ke mempelai perempuan.
115
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6 : Pelemparan uang logam ( Phe sholednai janje dhe ) ke arah mobil mempelai laki-laki dan ini dilakukan oleh ayah (Pita ji ) atau kakeknya ( baba ji ).
Gambar 7 : Menari bersama dengan tujuan memberangkatkan mempelai laki-laki ke tempat mempelai perempuan dengan kegembiraan atau keceriaan.
116
Universitas Sumatera Utara
Menghias Mempelai Perempuan
Gambar 1 : Pemakaian kalung pada mempelai perempuan yang dilakukan oleh ayahnya (Pita ji ) dan saudara perempuannya (Pen ji ) .
Gambar 2 : Pemakaian anting-anting yang dilakukan oleh adik perempuan ibunya (Salli ji).
117
Universitas Sumatera Utara
Saat Berlangsungnya Perkawinan
Gambar 1: Kedatangan keluarga mempelai laki-laki (Khurep) beserta keluarga ke Gurdwara
Gambar 2 : Penyambutan ayah dan sanak-saudara laki-laki mempelai perempuan (Khurumni ) kepada keluarga mempelai laki-laki dengan membawakan bunga, uang, selimut untuk diberikan.
118
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Pertemuan kedua keluarga mempelai yang dipimpin oleh
seorang
Pendeta Phayi ji .
Gambar 4 : Pemberian hantaran kepada keluarga mempelai laki-laki, yang diberikan oleh ayah dan paman mempelai perempuan. Dan setelah itu ayah mempelai perempuan juga memberikan sebuah gelang sebagai tanda telah resmi menjadi besan.
119
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 : Acara terakhir sebelum memasuki Gurdwara yaitu ayah / Pita ji atau saudara laki-laki / Pauh ji mempelai perempuan merangkul dan menggendong ayah / Pita ji atau saudara laki-laki mempelai laki-laki / Wire ji.
Gambar 6 : Mempelai laki-laki beserta dampinganya memasuki Gurdwara.
120
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7 : Mempelai perempuan memasuki Gurdwara dengan didampingi oleh saudara laki-lakinya dan diikuti dengan kedua orang tuanya serta sanak-saudara.
Gambar 8 : Kedua orang tua mempelai perempuan membawakan kain (remalla), dan bungan yang akan dikenakan ke Guru Granth Shaib.
121
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9 : Kedua mempelai sujud (meteate) dan setelah itu kembali duduk di hadapan Guru Granth Shaib.
Gambar 10 : Pembukaan penutup wajah mempelai laki-laki yang dilakukan oleh saudara perempuannya.
122
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11 : Pendeta, kedua mempelai, dan kedua orang tuanya berdiri untuk meminta restu kepada Guru Granth Shaib.
Gambar 12 : Ayah dari mempelai perempuan mengenakan kain panjang kepada menantunya dan putrinya sebagai tanda pengikat kedua mempelai sebelum mengitarin Guru Granth Shaib.
123
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13 : Kedua mempelai mengitari Guru Granth Shaib dan di sini, mempelai perempuan tidak diiringi oleh semua saudara laki-lakinya.Dan ini menandakan kalau mempelai perempuan tidak lagi takut akan keramaian yang ada di dalam Gurdwara.Namun dalam hal ini, lebih sering mempelai perempuan diiringi oleh saudara laki-lakinya sebanyak tujuh dan setiap langkah, mempelai akan diiringi oleh saudara laki-lakinya yang lain sampai mendekat ke Guru Granth Shaib.Hal ini dilakukan, untuk menghilangkan rasa takut mempelai.
124
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14 : Kedua mempelai serta seluruh umat berdiri dan berdoa pada Guru Granth Shaib untuk meminta restu. Dan ini dilakukan dari putaran pertama sampai keempat.
Gambar 15 : Setelah kedua mempelai selesai mengitari Guru Grantah Shaib, Orang tua dari mempelai perempuan akan memberikan kain (remalla) dan bunga kepada Pendeta, untuk mengganti penutup Guru Granth Shaib serta mengalungkan bunga.
125
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16 : Acara akhir dari upacara perkawinan secara ajaran Sikh
(Phoge).
Acara Adat Suku Bangsa Punjabi,setelah selesai upacara Perkawinan
126
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17 : Acara pengalungan bunga yang dilakukan oleh kedua orang tua mempelai dan sanak-saudaranya.
Gambar 18 : Penanda tangani surat perkawinan dari Gurdwara.
Gambar 19 : Pemberian gelang sebagai tanda suku bangsa Punjabi, yang dilakukan oleh ayah mempelai perempuan kepada menantunya.
127
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20 : Pemberian amplop kepada mempelai perempuan dari undangannya dan setelah itu saudara perempuan mempelai laki-laki memberikan makanan kepada kakak iparnya.
Gambar 21 : Pemberian manisan berupa gula pasir (missri), yang dilakukan oleh semua keluarga mempelai perempuan.
128
Universitas Sumatera Utara
Gambar 22 : Penyambutan kedua mempelai yang dilakukan oleh ibu mempelai laki-laki dengan cara mempelai laki-laki menarik minuman saat ibunya ingin meminumnya. Dan ini dilakukan sebagai tanda kebahagian.
129
Universitas Sumatera Utara
Gambar 23 : Kedua mempelai menyentuh kaki ibu mempelai laki-lagi untuk meminta doa restu.
Gambar 24 : Ibunya mempelai laki-laki, mengitari uang pada bagian kepala kedua mempelai dan memberikan manisan berupa gula pasir.
130
Universitas Sumatera Utara
Gambar 25 : Seperangkat emas yang akan diberikan pada mempelai perempuan oleh ibunya mempelai laki-laki.
Gambar 26 : Pemakaian perhiasan pada mempelai perempuan yang dipakaikan oleh mertuanya atau ibu mempelai laki-laki.
131
Universitas Sumatera Utara
Gambar 26 : Kedua mempelai meminum susu, yang diberikan oleh ibu mempelai lakilaki sebagai tanda kemanisan.
Gambar 27 : Adik dari mempelai laki-laki membuka selendang atau Chunni dan mencoba merayu kakak iparnya agar memberikan uangnya sebagai tanda bahwa mempelai perempuan telah menjadi bagian dari keluarga mereka.
132
Universitas Sumatera Utara