Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Rifdaturahmi : 16512334 : Psikologi : Dr. Muhammad Fakhrurrozi, Psikolog
Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara forgiveness dan happiness pada remaja dari keluarga broken home
Tinjauan Pustaka Happiness 1. Definisi Happiness Happiness adalah perasaan atau emosi positif dari kualitas atau pencapaian keseluruhan hidup manusia yang ditandai dengan adanya kesenangan, suka cita, ceria, tentram dan memiliki kedamaian.
2. Aspek Happiness a. b. c. d.
Ikatan atau rasa kekeluargaan Prestasi atau pencapaiaan pribadi Relasi sosial Kebutuhan spiritual
Anggoro dan Widhiarso (2010)
Tinjauan Pustaka Forgiveness 1. Definisi Forgiveness Forgiveness adalah proses melepaskan rasa sakit, kemarahan, motivasi melakukan perlawanan dan dendam yang disebabkan orang lain untuk membebaskan diri dari hidup yang dipenuhi perasaan tersakiti.
2. Dimensi Forgiveness a. b.
Avoidance motivations Revenge motivations
McCullough, Sandage, Brown, Rachal, Worthington dan Hight (1998)
Tinjauan Pustaka Remaja
Remaja adalah peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang berlangsung sejak usia sekitar 11 sampai 23 tahun.
Broken Home Broken home adalah keluarga yang mengalami disharmonis yang mengakibatkan ketidakstabilan di rumah.
•
Berdasarkan penelitian sebelumnya: a. Karremans, Paul, Ouwerkerk dan Kluwer (2003) menyatakan bahwa forgiveness berdampak pada happiness atau kebahagiaan psikologis baik itu terhadap individu yang memberikan maaf maupun individu yang dimaafkan. b. Putri (2012) menunjukkan alasan remaja dari keluarga broken home memaafkan orang tuanya karena merasakan perilaku memaafkan atau forgiveness mendatangkan rasa lega dan tenang. Muncul perasaan empati, rasa tidak enak maupun kesedihan, akibat kondisi hubungan orang tua di rumah yang tidak nyaman yang dirasakan subjek dan berharap agar orang tuanya tidak mengulangi kesalahannya terhadap diri subjek maupun orang lain. c. Hubungan antara forgiveness dan happiness pernah dilakukan oleh Maltby, Liza dan Louise (2005) yang memberikan hasil signifikan dengan arah positif antara forgiveness dan happiness. Hubungan positif antara kedua variabel menunjukkan semakin tinggi tingkat forgiveness maka akan semakin tinggi pula tingkat happiness seseorang.
Hipotesis Ada hubungan antara forgiveness dan happiness pada remaja dari keluarga broken home
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif • Teknik Pengumpulan Data a.
b.
Variabel Bebas (X): Forgiveness Skala Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM) Disusun berdasarkan dimensi forgiveness menurut McCullough, Sandage, Brown, Rachal, Worthington dan Hight (1998) yang terdiri atas: Avoidance motivations & Revenge motivations dan telah dimodifikasi oleh peneliti . Terdiri dari 14 item menggunakan skala Likert Variabel Terikat (Y): Happiness Skala Happiness Disusun berdasarkan aspek happiness menurut Anggoro dan Widhiarso (2010), yaitu ikatan atau rasa kekeluargaan, prestasi atau pencapaiaan pribadi, relasi sosial dan kebutuhan spiritual. Terdiri dari 26 item.
Validitas Menggunakan validitas isi melalui professional judgement Daya Diskriminasi Menggunakan teknik Corrected Item-Total Correlation dengan nilai koefisien daya diskriminasi item > 0,3 Reliabilitas Menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan batas koefisien reliabilitas > 0,7
Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi bivariate two tailed dan diuji dengan Product Moment Pearson
Hasil dan Pembahasan • Uji Asumsi: – Uji Normalitas Variabel
Sig.
P
Keterangan
Forgiveness
0,000
< 0,05
Tidak Normal
Happiness
0,000
< 0,05
Tidak Normal
– Uji Linieritas Variabel
Sig.
P
Keterangan
Forgiveness dan happiness
0,009
< 0,05
Linier
Hasil dan Pembahasan • Uji Hipotesis Variabel
Sig.
r
Keterangan
Forgiveness dan happiness
0,009
0,310**
Ada hubungan yang sangat signifikan
Ada hubungan antara forgiveness dan happiness pada remaja dari keluarga broken home.
Pembahasan Remaja dari keluarga broken home memaafkan karena merasakan memaafkan atau forgiveness mendatangkan rasa lega dan tenang.
Hasil temuan dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Setiyana (2013) mengatakan bahwa forgiveness merupakan kunci happiness yang mampu memutuskan lingkaran kebencian, permusuhan, dendam, maupun amarah, sehingga dapat membuat hati seseorang menjadi damai, sejahtera dan penuh rasa cinta. Afif (2015) mengatakan keputusan seseorang untuk memaafkan muncul dari kebutuhannya untuk segera terbebas dari ketidaknyamanan psikologis akibat belenggu amarah dan dorongan untuk menuntut keadilan. Apabila forgiveness hanya diterima sebagai ajaran yang meninggikan kepentingan orang lain, dan menomor sekiankan kepentingan diri sendiri, maka mudah dipastikan bahwa orangorang yang tersakiti tidak akan memilihnya sebagai jalan menuju kebahagiaan.
Kesimpulan • Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan antara forgiveness dan happiness pada remaja dari keluarga broken home. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi kedua variabel sebesar 0,310 dengan taraf signifikan sebesar 0,009 (p<0,01). Berdasarkan hasil perhitungan mean empirik total pada variabel happiness dan forgiveness dapat diketahui masing-masing mean empirik sebesar 104,86 dan 19,06.
Saran a. Bagi Subjek Penelitian Remaja dari keluarga broken home agar memaafkan orang tua mereka dan tidak menjadikan istilah anak broken home sebagai alasan untuk tidak berprestasi atau terpuruk. b. Bagi Orang Tua Menghindari perdebatan dengan suami atau istri ketika sedang bersama anak-anak serta menyiapkan waktu luang untuk berbagi hati dan pikiran dalam menjaga kehangatan keluarga. c. Bagi Masyarakat Tidak menjauhi remaja dari keluarga broken home dan mengajak para remaja tersebut untuk mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat dan positif, seperti keagaaman, pentas seni, bakti sosial atau kegiatan sosial lainnya. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk melakukan penelitian dengan subjek yang berbeda, penelitian di masa mendatang memiliki lingkup penelitian yang lebih luas lagi sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Terima Kasih