PENGUKURAN KINERJA PERGURUAN TINGGI BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT BHMN) DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Universitas Indonesia Periode Tahun 2009--2012) Yuda Sartika Chandra Wijaya Adminisrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja Universitas Indonesia ditinjau dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, proses bisnis internal, pelanggan, dan keuangan dan mengindentifikasi upaya-upaya yang dapat dilakukan Universitas Indonesia dalam rangka meningkatkan kinerja universitas dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kinerja pembelajaran dan pertumbuhan pada kategori”Baik” , kinerja proses bisnis internal pada kategori “Baik”, kinerja pelanggan pada kategori “Baik”, dan kinerja keuangan pada kategori “Sangat Baik”. Sehingga secara keseluruhan kinerja Universitas Indonesia dalam kategori Baik dengan total skor 12,65 (rentang 11,25-13,89). Kata kunci: Pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan, dan Perspektif Keuangan.
Abstract This study aims to describe the performance of the University of Indonesia from the learning and the growth perspective, internal business process, customer, and financial and identify efforts to the University of Indonesia needs to do in order to improve the performance of the university by using the Balanced Scorecard approach by Robert S. Kaplan and David P. Norton. Research result, found that the performance levels of learning and growth is categorized as “Good”, internal business process performance is categorized as “Good”, the categories of customer performance is categorized as “Good” and financial performance is categorized as “Excellent”. The overall performance of the University of Indonesia in the “Good” category with total score 12.65 (the range 11.25 – 13.89). Keywords: Performance measurement, Balanced Scorecard, Learning and Growth Perspective, Internal Business Process Perspective, Customer Perspective and Financial Perspective.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
2 PENDAHULUAN Pendidikan di masa kini merupakan hal penting untuk menembus persaingan global. Pendidikan juga menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari tingkatan yang dimulai dari jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, terdapat banyak perubahan dalam dinamika pendidikan di Indonesia. Salah satu perubahan yang signifikan yaitu status perubahan perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum milik negara (PT BHMN). Sejarah badan hukum milik negara dimulai dari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai Badan Hukum. Dalam pelaksanaanya PP ini banyak terdapat penyesuaian dan kemudian muncul peraturan pemerintah yang khusus mengatur pelaksanaan BHMN di 7 (tujuh) perguruan tinggi, salah satunya yaitu Universitas Indonesia, ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2000. Proses transisi ini tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada peraturan dan kebijakan pendidikan nasional seiring dengan tuntutan dari pesatnya perkembangan dunia pendidikan di Indonesia maupun dunia internasional. Salah satu perubahan besar yang berdampak luas terhadap UI adalah proses transisi UI dari yang awalnya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun 2010 tentang Penetapan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang didasari oleh pertimbangan bahwa untuk dapat berperan sebagai kekuatan moral yang memiliki kredibilitas untuk mendukung pembangunan nasional, UI harus memiliki kemandirian; UI telah memiliki kemampuan pengelolaan yang cukup untuk dapat memperoleh kemandirian, otonomi, dan tanggung jawab yang lebih besar; untuk dapat merealisasikan maksud tersebut, perlu segera ditetapkan status hukum UI sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam menjalankan kegiatan sebagai BHMN, Pimpinan UI memiliki tugas untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang didasarkan kebijakan umum Majelis Wali Amanat yang memuat sasaran dan tujuan universitas yang hendak dicapai dalam jangka
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
3 waktu 5 (lima) tahun (PP 152/2000 pasal 27 poin 1). (Renstra 2012-2017 sedang dalam proses pengesahan Majelis Wali Amanat (MWA), selama masa tersebut Renstra sudah dijadikan acuan dalam kegiatan operasional UI, salah satunya sebagai acuan untuk menyusun BOPTN 2013. Renstra yang disusun memuat program dan sasaran yang akan dicapai UI pada 5 (lima) tahun ke depan, tiap program diturunkan menjadi program kerja atau kegiatan per unit kerja. Sehingga masing-masing unit kerja memilki kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun, dalam realisasi kegiatan tersebut membutuhkan anggaran sehingga dituangkan kembali ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT) per tahun. Kegiatan yang dituangkan di dalam RKAT sudah merupakan penjabaran dari visi dan misi UI untuk menjadi universitas riset kelas dunia. Keberhasilan UI menjadi universitas riset kelas dunia tidak terlepas dari kinerja UI yang baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja yang baik merupakan aspek yang penting dalam mencapai tujuan UI. Dalam pencapaian tujuan tersebut, kinerja yang berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut, hanya diukur dari aspek keuangan saja, yaitu penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Institusi Pendidikan (LAKIP). Aspek utama lainnya seperti sumber daya manusia, kepuasan mahasiswa, dan pelaksanaan kegiatan akademik tidak terakomodir. Maka perlu kiranya sebuah pengukuran kinerja yang untuk mengukur kinerja UI secara keseluruhan. Beberapa metode pengukuran kinerja yang digunakan organisasi diantaranya pengukuran kinerja menggunakan Model Prism, Management by Objectives, Economic Value Added (EVA) dan Balanced Scorecard.
Dalam perkembangan organisasi, diperlukan metode
pengukuran kinerja yang dapat menggakomodir keseluruhan aspek dalam organisasi. Metode tersebut adalah Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton tahun 1996. Metode ini merepresentasikan keseluruhan aspek termasuk keuangan dalam pengukuran kinerja yang terdiri dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan, dan proses bisnis internal. Metode Balanced Scorecard juga aplikatif dalam penerapannya, dapat disesuaikan pada tiap jenis perusahaan atau institusi. Pada tahun 1997, Wijaya meneliti pengukuran kinerja salah satu BUMN yaitu pada PT. (Persero) JIEP dengan pendekatan balanced scorecard. Dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa pengukuran dengan pendekatan balance scorecard lebih memberikan dasar yang tepat dan kuat untuk mengetahui tingkat kesehatannya, karena dengan menggunakan pendekatan ini kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari perspektif keuangan, namun juga perspektif non keuangan diantaranya perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, internal, dan pelanggan yang tidak kalah penting dibandingkan dengan aspek keuangan.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
4 Maka peneliti tertarik untuk menulis “Pengukuran Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Universitas Indonesia Periode 2009--2012)”. Penelitian ini menggambarkan bagaimana pengukuran kinerja dalam pengelolaan UI yang mengacu pada Renstra tahun 2006-2011 dan Renstra tahun 2012-2017. Pengukuran kinerja ini dapat juga menjadi landasan dalam perubahan struktur UI dari BHMN menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemeritah (PP Nomor 66 Tahun 2010). TINJAUAN TEORITIS Penilaian Kinerja Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007) adalah penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Robert & Anthony (2001), tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar yaitu menentukan strategi yang dinyatakan secara eksplisit dan jelas, menentukan pengukuran strategi untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh anggota organisasi, mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen sebagi bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan dan mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan untuk membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penempatan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.
Balanced Scorecard Menurut Yuwono (2003) mengemukakan bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Menurut Mulyadi (2001) bahwa Balanced Scorecard merupakan seperangkat peralatan manajemen
yang
digunakan
untuk
mendongkrak
kemampuan
organisasi
dalam
melipatgandakan kinerja keuangan yang mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, konsumen, proses bisnis/intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
5 Selanjutnya Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (2000) ukuran kinerja keuangan saja tidaklah cukup untuk menilai kinerja perusahaan yang diharapkan berhasil di masa depan tetapi juga harus memperhatikan empat aspek ukuran kinerja yaitu: perspektif belajar dan tumbuh (learning and growth perspective), perspektif proses bisnis internal (business internal process perspektif), perspektif pelanggan (customer perspective), dan perspektif keuangan (financial perspective). Manfaat Balanced Scorecard Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton adalah sebagai berikut; a) balanced scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang; b) balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, internal, dan belajar dan bertumbuh); dan c) balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam bukunya Kaplan (1996) mengungkapkan bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan aspek penting dalam suatu organisasi bisnis. Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Salah satu unsur penting yang termasuk ke dalamnya adalah karyawan. Maka hendaknya perusahaan dapat memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan. Maka dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan. Selain itu peran sarana dan prasarana yang berkualitas pun ikut andil dalam mempengaruhi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif Internal Menurut Simon (1999), perspektif internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui financial retums.Tiap-tiap perusahaan mempunyai seperangkat
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
6 proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu proses inovasi, proses operasi, dan pelayanan purna jual. Pada lembaga lain seperti univeritas yang merupakan lembaga nirlaba, maka akan jauh berbeda implementasinya dengan organisasi yang mengutamakan keuntungan. Perspektif Pelanggan Kinerja yang identifikasi dari perspektif pelanggan adalah bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Segmen yang telah dipilih tersebut merupakan cerminan dari sumber pendapatan perusahaan. Kotler (1996) mengidentifikasi metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yang salah satunya dilakukannya penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan cara survei dengan berbagai macam media. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feed back) secara langsung dari para pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan memberikan perhatian terhadap para pelanggannya. Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja keuangan yang berdasarkan laporan kuantitatif akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan yang selama ini dijadikan strategi organisasi dapat memberikan perbaikan bagi keuntungan perusahaan. Menurut Kaplan & Norton (2000: 136), perbaikan ini sendiri tercermin dalam sasaran-sasaran secara khusus dan terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu tahap pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain), dan tahap panen (harvest). Dalam implementasinya di perguruan tinggi tentu akan berbeda dengan implementasi di institusi atau perusahaan yang mencari profit. Menurut Indrajit dan Djokopranoto, pada perusahaan bisnis perspektif keuangan ada pada urutan pertama, namun pada perguruan tinggi perspektif keuangan bukan hal yang ada di urutan pertama karena orientasi perguruan tinggi bukan pada keuntungan. Hal tersebut yang menjadikan perbedaan utama dalam implementasi pendekatan Balanced Scorecard pada organisasi laba dan nirlaba. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard yang diuraikan menggunakan metode kuantitatif dan analisis datanya secara deskriptif analistis dengan kombinasi teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Adapun pengertian dari metode deskriptif
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
7 analitis menurut Sugiono (2009) adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Jenis Penelitian Penelitian ini dibagi ke dalam beberapa jenis, antara lain penelitian berdasarkan tujuan dan manfaat. Berdasarkan tujuan penelitian maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini digunakan untuk menemukan informasi yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada masa tertentu. Berdasarkan manfaat, maka penelitian ini merupakan penelitian terapan karena penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu a) teknik angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden; b) teknik wawancara dengan sejumlah pimpinan UI yang dimaksudkan untuk meminta pendapat dan pemikiran terkait variabel-variabel yang digunakan dalam pengukuran kinerja, pembobotan masing-masing perspektif, mengkonfirmasi informasi yang diperoleh serta mendiskusikan hasil penelitian yang diperoleh peneliti. Kemudian dari diskusi tersebut diharapkan peneliti mendapatkan masukan yang bermafaat dan tidak terjadi bias. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari a) data primer yaitu data yang bersumber dari hasil kuesioner dan
wawancara (interview) dengan pimpinan dan
beberapa pegawai universitas, dan b) data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa laporanlaporan dan informasi lain yang bersumber dari literatur dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini tediri dari tenaga pendidik dan kependidikan UI dan mahasiswa UI jenjang D3 dan S1 tahun ajaran 2012/2013.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
8 Mengingat jumlah responden yang sangat banyak maka peneliti menggunakan jenis sampling non probabilitas. Sampling Non Probabilitas adalah adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009). Selanjutnya dalam penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik sampel Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Selanjutnya dalam menentukan jumlah penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik penarikan sampel Slovin dengan error 10%, dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: n =
ukuran sampel
N =
ukuran populasi
E =
persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 10% Tabel 1. Jumlah sampel tenaga pendidik dan kependidikan UI No. 1. 2.
Keterangan Tenaga Pendidik (Dosen) Tenaga Kependidikan (Administrasi/Keuangan/Laboran/Teknisi) Total Sumber: Hasil olahan peneliti
Kuota 57 orang 43 orang 100 orang
Sedangkan untuk total jumlah mahasiswa Strata 1 dan program Vokasi semester genap tahun ajaran 2012/2013 dan penarikan sampel mahasiswanya sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah sampel mahasiswa Strata 1 dan D3 UI No. 1. 2. 3. 4. 5.
Fakultas/Program Kedokteran Kedokteran Gigi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Teknik Hukum
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
Kuota 3 orang 2 orang 9 orang 14 orang 7 orang
9 No. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Fakultas/Program
Ekonomi Ilmu Pengetahuan Budaya Psikologi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kesehatan Masyarakat Ilmu Komputer Ilmu Keperawatan Vokasi Farmasi Total Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Kuota 12 orang 14 orang 4 orang 15 orang 6 orang 5 orang 3 orang 12 orang 2 orang 100 orang
Teknik Pembobotan Teknik pembobotan merupakan teknik yang digunakan untuk memberikan nilai bobot untuk sejumlah indikator atau atribut. Menurut Beckwith 1973 (dalam Zeleny, 1982), sekelompok orang yang cenderung untuk menyebarkan persepsi mereka kepada atribut yang menurut pertimbangan mereka lebih penting. Masing-masing bobot dari keempat perspektif pengukuran kinerja menggunakan pendapat pimpinan UI (para Direktur dan Kasubdit). Bobot yang dinyatakan oleh para responden ahli akan dirata-ratakan untuk kemudian dijadikan bobot untuk kemudian dijadikan bobot untuk masing-masing indikator untuk setiap variabel. Perhitungan hasil akhir akan ditampilkan dalam bentuk tabel hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan. Tabel 3. Skor masing-masing variabel dari keempat perspektif Perspektif yang diukur Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Efektivitas sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan b. Ketersediaan dosen dan tenaga kependidikan yang proposional c. Peningkatan jumlah dosen dan tenaga kependidikan/sertifikasi keahlian lanjutan dalam rangka pengembangan SDM d. Kepuasan tenaga pendidik dan kependidikan Total Skor Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif Proses Bisnis Internal a. Perolehan peringkatan internasional/regional/nasional yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel.
SKOR MIN
SKOR MAX
1
5
1
5
1
5
1 4
5 20
1
5
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
10
Perspektif yang diukur
SKOR MIN
SKOR MAX
1
5
1
5
1
5
1
5
5
25
1
5
1
5
1 1
5 5
b. Peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen. c. Ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan batas masa studi yang diharapkan d. Indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang baik. e. Peningkatan mahasiswa berprestasi unggul dalam bidang akademik dan/atau dalam minat dan bakat. Total Skor Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Pelanggan Kepuasan Mahasiswa Universitas Indonesia terhadap layanan perkuliahan Total Skor Perspektif Pelanggan Perspektif Keuangan Penyerapan DIPA dan DAMAS Total Skor Perspektif Keuangan Sumber: Hasil Olahan peneliti Keterangan Skor Mininal dan Maksimal adalah sebagai berikut: Tabel 4. Keterangan Skor Minimal dan Maksimal Skor Keterangan 1 Sangat Tidak Baik 2 Tidak Baik 3 Cukup Baik 4 Baik 5 Sangat baik Sumber: Hasil olahan peneliti
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Pada perspektif ini yang terdiri dari 4 variabel, yaitu efektivitas sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan, ketersediaan dosen dan tenaga kependidikan yang proposional, peningkatan jumlah dosen dan tenaga kependidikan/sertifikasi keahlian lanjutan dalam rangka pengembangan SDM, dan kepuasan tenaga pendidik dan kependidikan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdiri dari 4 (empat) komponen dan masingmasing komponen memiliki skor terendah dan skor tertinggi. Pada Perspektif ini skor
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
11 terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Dengan demikian untuk perspektif ini gradasi kinerjanya dapat diukur sebagai berikut: Tabel 5. Rentang Skor PengukuranKinerja Pembelajaran dan Petumbuhan Skor
Skala Likert
16,84—20 5 13,63—16,83 4 10,42—13,62 3 7,21—10,41 2 4—7,20 1 Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Keterangan Sangat baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mendapat skor 16. Dengan demikian, dengan melihat gradasi yang telah ditetapkan di atas maka kinerja Universitas Indonesia pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikategorikan Baik. Perspektif Proses Bisnis Internal Pengukuran perspektif proses bisnis nternal terdiri dari 5 variabel yaitu perolehan peringkatan internasional/regional/nasional yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel, Peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen, Ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan batas masa studi yang diharapkan, Indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang baik, dan Peningkatan mahasiswa berprestasi unggul dalam bidang akademik dan/atau dalam minat dan bakat. Perspektif proses bisnis internal terdiri dari 5 (lima) komponen dan masing-masing komponen memiliki skor terendah dan skor tertinggi. Pada perspektif ini skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Dengan demikian untuk perspektif ini gradasi kinerjanya dapat diukur sebagai berikut: Tabel 6. Rentang Skor Pengukuran Kinerja Proses Bisnis Internal Skor Skala Likert 21,04—25 5 17,03—21,03 4 13,02—17,02 3 9,01—13,01 2 5—9,00 1 Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Keterangan Sangat baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
12 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perspektif proses bisnis internal mendapat skor 18. Dengan demikian, dengan melihat gradasi yang telah ditetapkan di atas maka kinerja Universitas Indonesia pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikategorikan Baik. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan terdiri dari 1 (satu) komponen dan komponen ini memiliki skor terendah dan skor tertinggi. Pada aspek ini skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Dengan demikian untuk aspek ini gradasi kinerjanya dapat diukur sebagai berikut: Tabel 7. Rentang Skor Pengukuran Kinerja Pelanggan Skor Skala Likert Keterangan 88--104 5 Sangat baik 71—87 4 Baik 54—70 3 Cukup Baik 37—53 2 Tidak Baik 20—36 1 Sangat Tidak Baik Sumber: Hasil Olahan Peneliti Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perspektif pelanggan mendapat skor 79,97. Dengan demikian, dengan melihat gradasi yang telah ditetapkan di atas maka kinerja Universitas Indonesia pada perspektif pelanggan dapat dikategorikan Baik. Dari pengolahan kuesioner tingkat kepuasan mahasiswa UI diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa layanan perkuliahan yang diberikan oleh UI sudah memuaskan mahasiswa UI. Perspektif Keuangan Perspektif keuangan terdiri dari 1 komponen yang memiliki skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Dengan demikian untuk perspektif ini gradasi kinerjanya dapat diukur sebagai berikut: Tabel 8. Rentang Skor Pengukuran Kinerja Keuangan Skor Skala Likert Keterangan 4,24—5 5 Sangat baik 3,43—4,23 4 Baik 2,62—3,42 3 Cukup Baik 1,81—2,61 2 Tidak Baik 1—1,80 1 Sangat Tidak Baik Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
13 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perspektif keuangan mendapat skor 5. Dengan demikian, dengan melihat gradasi yang telah ditetapkan di atas maka kinerja Universitas Indonesia pada perspektif keuangan dapat dikategorikan Sangat Baik. Hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9. Hasil Pengukuran Kinerja Secara Keseluruhan Aspek yang diukur SKOR Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (30%) a. Efektivitas sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan 4 tenaga kependidikan b. Ketersediaan dosen dan tenaga kependidikan yang 4 proposional c. Peningkatan jumlah dosen dan tenaga kependidikan/sertifikasi keahlian lanjutan dalam 4 rangka pengembangan SDM d. Kepuasan tenaga pendidik dan kependidikan 4 Total Skor Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 16 Perspektif Proses Bisnis Internal (35%) a. Perolehan peringkatan internasional/regional/nasional 4 yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel. b. Peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan oleh 4 dosen. c. Ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan 3 batas masa studi yang diharapkan d. Indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang baik. 3 e. Peningkatan mahasiswa berprestasi unggul dalam 4 bidang akademik dan/atau dalam minat dan bakat. Total Skor Perspektif Proses Bisnis Internal 18 Perspektif Pelanggan (20%) Kepuasan Mahasiswa Universitas Indonesia terhadap layanan 4 perkuliahan Total Skor Perspektif Pelanggan 4 Perspektif Keuangan (15%) a. Penyerapan DIPA dan Damas 5 Total Skor Perspektif Keuangan 5 Skor keseluruhan (Apek 1, 2, 3, dan 4) 46 Sumber: Hasil Olahan Peneliti Berdasarkan hasil perhitungan peneliti pada tabel di atas maka hasil pengukuran keseluruhan kinerja dari masing-masing perspektif diperoleh skor total 46.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
14 Pengukuran Kinerja Universitas Indonesia Pengukuran kinerja Universitas Indonesia dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard ini juga dilengkapi dengan penelitian dan wawancara dengan Direktur Pembinaan SDM, Direktur Pengembangan Akademik, Wakil Kepala Kantor Perencanaan dan Pengembangan, Kasubdit Koordinasi dan Pengembangan Program Akademik, dan Kasubdit Anggaran, dan Staf Ahli Direktur Pembinaan SDM. Dimana hasil wawancara ini akan disajikan sebagai pendapat atau persepsi mereka terhadap variabel-variabel pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan BSC, yang meliputi perspektif pertumbuhan dan pembelajaean, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. Tabel 10. Hasil Pengukuran Kinerja Menurut Pembobotan Responden Ahli Perspektif yang diukur Perspektif Pertumbuhan
SKOR
Pembelajaran
BOBOT SKOR PER X PERSPEKIF BOBOT
dan
a. Efektivitas sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan
4
1,20
b. Ketersediaan dosen dan kependidikan yang proposional
4
1,20
tenaga
30%
c. Peningkatan jumlah dosen dan tenaga kependidikan/sertifikasi keahlian lanjutan dalam rangka pengembangan SDM
4
1,20
d. Kepuasan kependidikan
4
1,20
16
4,80
a. Perolehan peringkatan internasional/regional/nasional yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel.
4
1,40
b. Peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen.
4
c. Ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan batas masa studi yang diharapkan
3
1,05
d. Indeks prestasi mahasiswa yang baik.
3
1,05
tenaga
pendidik
dan
Total Skor Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif Proses Bisnis Internal
kumulatif
35%
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
1,40
15
Perspektif yang diukur e. Peningkatan mahasiswa berprestasi unggul dalam bidang akademik dan/atau dalam minat dan bakat. Total Skor Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Pelanggan Kepuasan Mahasiswa Universitas Indonesia terhadap layanan perkuliahan Total Skor Perspektif Pelanggan Perspektif Keuangan a. Penyerapan DIPA dan DAMAS Total Skor Perspektif Keuangan Skor Keseluruhan (Perspektif I-IV) Sumber: Hasil Olahan Peneliti
BOBOT SKOR SKOR PER X PERSPEKIF BOBOT 4
1,40
18
6,30
4
20%
4 5 5 43
0.8 0.8
15% 100%
0.75 0.75 12,65
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil 12,65. Dengan demikian, kinerja Universitas Indonesia dapat dikategorikan dalam skala Baik.
KESIMPULAN a. Berdasarkan pengukuran kinerja Universitas Indonesia dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, maka dapat disimpulkan bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikategorikan Baik, perspektif proses bisnis internal dapat dikategorikan Baik, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikategorikan Baik, dan perspektif keuangan dapat dikategorikan Sangat Baik. Secara keseluruhan pengukuran kinerja UI berdasarkan keempat perspektif dapat dikategorikan Baik. a. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja UI masih harus terus ditingkatkan terutama pada aspek
ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan batas masa studi yang
diharapkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa yang baik yang masih mendapatkan skor 3 yaitu lebih rendah dibandingkan dengan skor pada aspek lain. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja dari kedua aspek tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan, menginformasikan pada mahasiswa rancangan di awal semester yang memuat
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
16 kompetensi yang harus dicapai mahasiswa pada akhir semester, mempelajari kemungkinan mengintegrasikan mata kuliah yg saling terkait, dosen bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing bukan pengajar, memberikan evaluasi dalam bentuk kuis, ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS) yang disesuaikan dengan apa yang sudah dipelajari sehingga kompetensi yang didapatkan bisa diukur ketercapaiannya, mempelajari berbagai model pembelajaran Student Centered Active Learning (SCAL), memilih model pembelajaran SCAL yang sesuai dengan situasi dan kondisi mahasiswa, sarana prasarana dan dosen dengan mempertimbangkan kemampulaksanaan, dan me-redesign rancangan pembelajaran, termasuk metoda evaluasi hasil pembelajaran mahasiswa. Pada aspek lain yang memperoleh skor 4 maka perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja dari masing-masing perspektif agar tercapai hasil yang optimal. Untuk aspek yang sudah mencapai skor 5 maka dinilai perlu mempertahankan kinerjanya. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari pengukuran kinerja Universitas Indonesia di atas, maka peneliti menyusun beberapa saran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja UI di masa yang akan datang. Adapun saran-saran ini dibagi berdasarkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kinerja Universitas Indonesia, yaitu terdiri dari: a. Pemerintah, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semangat otonomi di bidang akademik dan non akademik yang dimiliki PT BHMN baiknya terus dipertahankan dalam penyelenggaraan perguruan tinggi yang memiliki badan hukum baru guna peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan melalui good university governance. b. Pusat Administrasi Universitas (PAU) baiknya meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana untuk peningkatan kegiatan layanan administrasi dan layanan perkuliahan serta meningkatkan sistem remunerasi yang berbasis kinerja. c. Fakultas baiknya meningkatkan kinerja pembelajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Membuat perencanaan kegiatan yang efektif dan efisien serta merancang kurikulum yang sesuai. d. Dosen baiknya meningkatkan kegiatan penelitian, mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan, dan dalam kegiatan belajar mengajar dosen bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
17 e. Mahasiswa baiknya meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sehingga meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai dengan batas masa studi yang diharapkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa. f. Karyawan baiknya meningkatkan produktivitas layanan akademik dan non akademik baik di tingkat PAU dan Fakultas guna mengoptimalkan kinerja pelayanan baik administrasi dan layanan perkuliahan. g. Penelitian Lanjutan, diharapkan kepada penelitian lanjutan untuk menggunakan sudut pandang lain dalam perumusan variabel dari masing-masing perspektif pengukuran kinerja Balanced Scorecard, antara lain sudut pandang sebagai perguruan tinggi dan pemerintah. Dengan menggunakan sudut pandang yang lain maka variabel penilitian yang digunakan akan lebih beragam antara lain aspek penjaminan mutu dan tata kelola perguruan tinggi sehingga menghasilkan penelitian yang menggambarkan sudut pandang lain.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
18 DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Undang-undang Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Pemerintah
Penyelenggaraan Pendidikan.
Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Sebagai Badan Hukum. Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2000 Tentang Penetapan Universitas
Indonesia
Sebagai Badan Hukum Milik Negara. Putusan Mahkamah Konstitusi No 11-14-21-126-136/PUU-U11/2009 UU Nomor 9
tahun
2009.
Buku Anthony, Robert N dan Robert H. Hermanson, 2001, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Indrajit Richardus Eko, Djokopranoto Richardus. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset (Penerbit Andi). Indrianto, Nur dan Supomo.2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untul Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: DIA Fisip UI. Kaplan, Robert S. & Norton, David P “The Balanced Scorecard”. Boston: Harvard Business School Press. Kaplan, Robert S. & Norton, David P. 2001. The Strategy Focused Organizations: How Balanced Scorecard Companies Thrive in The New Business Environment. Boston: Harvard Business School Press. Mulyadi, 2001. “Balanced Scorecard”. Edisi Pertama. Jakarta; Salemba Empat. Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014
19 Mulyadi, 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sekaran, Uma. 2007. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Siagian, Sondang P. 2002. KIat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Stoner, J.A.F, Freeman dan Gilbert. 1995. Management. Sixth Edition. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Yuwono, Sony, Sukarno, Edy, Ichsan, Muhammad. 2003. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang berfokus pada
Strategi.
Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Tesis Wijaya, Chandra. 1997. Pengukuran Kinerja BUMN “Studi kasus pada PT (Persero) JIEP dengan Pendekatan Balanced Scorecard”, Universitas Indonesia, Jakarta. Rivai, Andi Wijaya. 2007. Pengukuran Kinerja Pusat Pengkajian Data
Pengembangan
Kebijakan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Sumber lainnya Rencana Strategis (Renstra) UI 2012-2017. Laporan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi UI 2007-2012. Laporan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi UI 2012-2017. Laporan Evaluasi Diri UI tahun 2007-2012. Laporan Tahunan UI 2008-2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2008-2011. Laporan Keuangan UI tahun 2009-2011.
Pengukuran kinerja perguruan tinggi..., Yuda Sartika, FISIP UI, 2014