ANALISIS HUBUNGAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN STUDI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PERIODE 2007-2011
Mira Renata Prawiri Bernardus Yuliarto Nugroho Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Abstrak Menggunakan Index Corporate Governance yang riset dan diperingkat oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yaitu Corporate Governance Perception Index (CGPI), peneliti menganilisis perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam CGPI apakah perusahaan-perusahaan yang memiliki Corporate Governance yang baik memiliki kinerja perusahaan yang baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki Corporate Governance yang kurang baik. Menggunakan index CGPI secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa size dan momentum mempengaruhi kinerja perusahaan yang diukur oleh CGPI. Perusahaan-perusahaan yang memiliki index corporate governance yang tinggi memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik hingga 8.95% per tahun pada penelitian perusahaanperusahaan yang terdaftar dalam CGPI periode 2007-2011 setelah memperhitungkan faktorfaktor market risk, size, book to market dan momentum. Kata Kunci : Tata kelola perusahaan; kinerja perusahaan; peringkat corporate governance. Abstract Using the research Corporate Governance Index and rated by The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) which is Corporate Governance Perception Index (CGPI), researchers analyzed companies listed in CGPI whether companies that have good corporate governance will have good performance compared with companies that have poor corporate governance. Using CGPI index overall, the study found that the size and momentum affect the company's performance as measured by CGPI. Companies that have a high index of corporate governance have better corporate performance up to 8.95% per year on research in companies listed at 2007-2011 period, after taking into account the factors of market risk, size, book to market and momentum. Keywords: Corporate governance; corporate performance; corporate governance rating.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
PENDAHULUAN Menurut Asian Development Bank (ADB), krisis keuangan yang melanda negara – negara di Asia pada tahun1997 disebabkan karena lemahnya pelaksanaan corporate governance. Pada tahun 1998 Indonesia menandatangani letter of intent (LOI) degan International Monetary Fund (IMF) yang berati Indonesia mulai menerapkan corporate governance sejak ditandatanganinya LOI tersebut. Corporate governance ini di harapkan dapat menyelesaikan konflik yang terjadi antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan atau biasa disebut agency problem. Tabel 1 Rating Penerapan GCG 11 Negara Asia Tahun 2012 %
Total
GC Enforcement Polotical&Regulatory IGAAP Rules & Practices
GC Culture
1
Singapore
69
68
64
73
87
54
2
Hongkong
66
62
68
71
75
53
3
Thailand
58
62
44
54
80
50
4
Japan
55
45
57
52
70
53
5
Malaysia
55
52
39
63
80
38
6
Taiwan
53
50
35
56
77
46
7
India
51
49
42
56
63
43
8
Korea
49
43
39
56
75
34
9
China
45
43
33
46
70
30
10
Philippines
41
35
25
44
73
29
11
Indonesia
37
35
22
33
62
33
Sumber : Asian Corporate Association (ACGA) Tabel 1 ini menggambarkan kualitas tata kelola perusahaan secara makro di 11 pasar asia dan memberikan data keseluruhan lebih dari 500 perusahaan. Corporate governance ini dilihat berdasarkan survei regional oleh Asian Corporate Association (ACGA) kerjasama dengan CLSA
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Asia-Pasific Market. Dalam hal kualitas corporate governance pasar di asia dan data secara keseluruhan
lebih dari 500 perusahaan.. Survey ini berdasarkan CG rules and practices,
enforcement, political and regulatory, accounting and auditing (IGAAP), GC culture. Berdasarkan data tersebut, Indonesia berada di urutan terakhir dari 11 negara di asia pada tahun 2012, Hal Ini menunjukan bahwa belum efektifnya penerapan corporate governance di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki lembaga pemeringkat corporate governance yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). IICG melakukan program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) pada perusahaan – perusahaan di Indonesia dengan perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance (CG) melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dengan melaksanakan evaluasi studi banding (benchmarking). CGPI ini bersifat sukarela yang melibatkan peran dari perusahaan dan seluruh stakeholder untuk memenuhi empat pelaksanaan program CGPI yaitu, self assessment,penialaian dokumen, penilaian makalah, dan obeservasi. Terdapat 12 asepek dalam penilaian CGPI ini yaitu komitmen, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, fairness, kompetensi, kepemimpinan, kemampuan bekerjasama,
visi
misi
dan
tata
nilai,
strategi
dan
kebijakan,
etika
bisnis.
Tabel 2 Rating Penilaian CGPI Kriteria Kualitas Governance
Implementasi
Corporate Rating Level Nilai CGPI
Sangat Terpercaya
85,00 – 100
Terpercaya
70,00 - 84,99
Cukup Terpercaya
55,00 - 69,99
Sumber : The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rob Bauer et al.(2008) mengenai dampak corporate governance terhadap kinerja perusahaan di Jepang yang di ukur dengan index GMI. Rob Bauer et al.(2008) membagi perusahaan kedalam dua portfolio, yakni well governed firm
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
(good)
adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki rating GMI yang tinggi dan poorly
governed firm (bad) perusahaan-perusahaan yang meiliki rating GMI yang rendah. Well governed firm (good) menghasilkan kinerja perusahaan 15% lebih baik dari poorly governed firm (bad) setelah memperhitungkan faktor-faktor
market
risk, size, book to market dan
momentum. Mengacu kepada penelitian R. Bauer et al (2008) dengan menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang di riset dan di peringkat oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang kepersertaan bersifat sukarela menyebabkan terbatasnya jumlah perusahaan yang ikut serta dalam CGPI. Rentang waktu dimana terdapat jumlah perusahaan yang secara konsisten setiap tahunnya ikut serta dalam CGPI terbesar jumlah perusahaannya adalah periode 2007-2011. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “Analisis Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan Studi Perusahaan-Perusahaan Terdaftar dalam Corporate Governance Perception Index Periode 2007-2011.” Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah: Apakah kinerja perusahaan yang diukur oleh Corporate governance Perception Index (CGPI) dipengaruhi faktor market risk, size (SMB), book to market (HML) dan momentum (MOM). Untuk itu tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini dan dapat bermanfaat bagi dunia akademis serta realitasnya dalam dunia nyata. TINJAUAN TEORITIS Aspek penilaian dalam CGPI adalah : Komitmen, transparansi, akuntabilitas, responsibiltas, indepensi, keadilan, kompetensi, visi misi dan tata nilai, kepemimpinan, kerjasama, strategi dan kebijakan, etika bisnis. Tabel 3 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI 2011 No
Tahapan
Bobot (%)
1
Self assessment
25
2
Kelengkapan dokumen
23
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
3
Makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan corporate
17
governance sebagai sebuah sistem perusahaan yang bersangkutan 4
Observasi
35
Sumber : The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) Menurut Venktraman dan Ramanujan (1986) dalam Fitri (2008) pengukuran kinerja perusahaan dapat di ukur dari kinerja operasional dan kinerja keuangan. Kinerja keuangan dapat di ukur dari ukuran berbasis akutansi dan ukuran berbasis pasar. Ukuran berbasis pasar dapat di ukur dari total imbal hasil saham, likuiditas, distribusi saham, dan kapitalisasi pasar. Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan Rob Bauer et l (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara perusahaan-perusahaan yang memiliki rating corporate governance yang tinggi dan kinerja peruahaan yang di ukur oleh stock return. Dalam penelitiannya Rob bauer et al (2008) menggunakan model penelitian berdasarkan : a.Fama and French Three Factor Model Pada tahun 1992, Fama beserta rekannya, Kenneth French menbuat penelitian yang berpengaruh terhadap teori pasar modal. Fama and French mengatakan bahwa risiko pasar (beta) tidak cukup menjelaskan keuntungan (expected return), ada bebaerapa faktor selain market beta yang mempengaruhi keuntungan (expected return), seperti size dan book to market. Fama and French mengatakan bahwa perusahaan kecil dan yang mempunyai book to market yang tinggi, memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar dan mempunya book to market yang rendah. Pernyataan ini juga menjadi bukti melawan pasar effisiensi. Hal ini bila diformulasikan dalam sebuah persamaan akan tampak sebagai berikut : !!! −!!! =!!+!!!!! −!!! +!!!!!! + h!!(!)+!(!) b. Carhart Four Factor Model (1997)
Model Empat Faktor digunakan dalam mengevaluasi kinerja pendanaan di awali oleh Carhart (1997), dia menemukan bahwa satu
tahun anomali momentum yang ditemukan
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Jegadessh dan Titman (1993) menjelaskan kinerja portofolio dalam model literature. Carhart menambahkan faktor momentum (Winner Minus Loser/WML) dalam model Fama dan French Three-faktor Model. Menurut Carhart (1997) model ini dapat dianggap sebagai model kinerja tambahan yang koefisien pada faktor penggambar portofolio ini menandakan return rata-rata yang dijelaskan oleh empat faktor. Penambahan momentum merupakan berdasarkan
bukti
empiris bukan secara teori. Carhart (1997) Four- factor model secara jelas dapat dilihat pada persamaan berikut. !!(!)−!!(!)=!!+!![!!! ]−!!(!)]+!!!!!(!)+ !!!!(!)+!!!!!(!)+!(!) Dimana, RGt
= Return portofolio well governed periode t
RBt
= Return portofolio poorly governed periode t
Rmt
= Market return periode t
Rft
= Risk free rate periode t
SMB
= Small minus big
HML
= High minus low
WML
= Winner past performance firms minus Loser past performance firms
Return dan Kinerja Perusahaan Menurut Brigham et al. (1992:192) return adalah “meansure the financial performance of investment.” Pada penelitian ini return digunakan umtuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Jones (2000:124) “return is yield and capital gain (loss).” Yield adalah cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Capital gain (loss) merupakan selisih antara harga saham pad saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Total Stock Return = Capital Gains Yield + Dividends Yield
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Capital gain (keuntungan modal) adalah jumlah dimana harga jual suatu asset melebihi harga pembeliannya (Investments:Bodie/Kane/Marcus). Banz (1981) mengatakan bahwa perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil memiliki return saham rata-rata yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan analisis data sekunder, yaitu dengan mencari data mengenai harga saham-saham yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Data-data yang dikumpulkan berupa closing price harian masing-masing saham, size (market capitalization) berasal dari yahoo finance. Data skor CGPI berasal dari laporan riset dan pemeringkatan CGPI oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dari bi.go.id. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan : 1. Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk input data dan penghitungan variabel. 2. Eviews 7.2 yang digunakan untuk menghasilkan analisis regresi data time series. Penelitian ini menggunakan non probability sampling karena data yang digunakan sebagai sampel harus memenuhi kiteria-kriteria khusus yang ditetapkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-peusahaan yang dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) oleh (IICG) The Indonesian Institutional Corporate Governance. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diriset dan diperingkat oleh The Indonesian Institutional Corporate Governance (IICG) untuk periode 2007-2011 (lima tahun) secara berturut-turut.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Penelitian ini menggunakan model penelitian Rob Bauer et al (2008) time series regression for the zero investment portofolios : RSTt – RTt = α + β1(Rmt-rft) + β2SMBt+β3HMLt+β4MOMt+εt Dimana, RSTt
= Return bulanan portofolio sangat terpercaya pada bulan t
RTt
= Return bulanan portofolioterpercaya pada bulan t
Rmt
= Market return pada bulan t
Rft
= Risk free rate (suku bunga Bank ndonesia) bulan t Small minus big (SMB) merupakan selisih dari average tiap bulan return perusahaan
small dengan average setiap bulan return perusahaan big. Dalam penelitian ini berdasarkan firm size perusahaan-perusahaan di urutkan mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar lalu dibagi dua berdasarkan mediannya yang kemudian terbagi menjadi 6 small firms (Perusahaanperusahaan dengan firm size kecil) dan 6 big firms (Perusahaan-perusahaan dengan firm size besar). Langkah selanjutnya adalah menghitung selisih rata-rata total return portofolio small firms dan rata-rata total return portofolio big firms. Data yang digunakan adalah kapitalisasi pasar bulanan mulai dari Januari 2007- Desember 2011. High Minus Low (HML) adalah selisih dari return portofolio saham dengan book to market yang tinggi dan return portofolio saham dengan book to market yang rendah. Dalam penelitian ini berdasarkan Fama and French (1992), nila book to market, perusahaan-perusahaan di urutkan dari yang terbesar ke yang terkecil lalu di bagi 30% teratas adalah perusahaanperusahaan dengan nilai book to market yang tinggi (high), 40% adalah perusahaan-perusahaan dengan nilai book to market yang sedang (medium), 30% terakhir adalah perusahaan-perusahaan dengan nilai book to market rendah (low). HML = rata-rata return portofolio B/M tinggi - rata-rata return high portofolio B/M rendah Momentum didapatkan dari Winner Minus Loser (WML) yang di hitung dengan selisih antara return rata-rata portofolio saham pemenang (winner) dengan return rata-rata portofolio
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
saham pecundang (loser). Berdasarkan jurnal Bauer et al (2008), terdapat dua periode strategi yaitu periode pembentukan (formation period) yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan periode pengujian (holding period) 12 bulan. Prosedur pertama adalah proses periode pembentukan yaitu dimana seluruh saham yang sampel diurutkan berdasarkan return saham bulanan masa lalu untuk periode 1 bulan di sebut periode pembentukan (formation period). Prosedur kedua dilakukan penyusunan untuk periode pengujian (holding period) 12 bulan ke depan. Prosedur ketiga adalah seluruh saham di rangking berdasarkan return bulanan tertinggi hingga return terendah lalu didapatkan berdasarkan bauer et al (2008) 30% saham dengan return tertinggi adalah portofolio winner dan 30% saham terendah adalah portofolio loser. Langkah berikutnya adalah dengan mengurangkan rata-rata portofolio winner terhadap rata-rata portofolio loser. Return saham dihitung dengan rumus : Rij = Pt – Pt-1 Pt-1 Dimana, Ri
= Return saham pada bulan t
Pt
= Harga saham pada bulan t
Pt-1
= Harga saham pada bulan t-1
Perhitungan return untuk nilai pasar : Rmt
= IHSGt-IHSGt-1 IHSGt-1
Dimana, Rmt
= Return pasar pada bulan t
IHSGt
= IHSG pada bulan t
IHSGt-1
= IHSG pada bulan t-1
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Buy and Hold return (BHRi) menggambarkan actual return yang diperoleh oleh investor dari investasi mereka. BHRi = Rit – Rmt Lalu langkah terakhir adalah dengan menggurangkan mean return portofolio winner dikurangi mean return portofolio loser. RWinner-loser = Rwinner - Rloser Berdasarkan penelitian Bauer et al (2008) terdapat hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms) adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki rating GMI yang tinggi memiliki kinerja yang lebih baik hingga 15% per tahun dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms) adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki rating GMI yang rendah.Terdapat hubungan yang signifikan negatif antara good-bad strategy dan SMB. Hubungan yang signifikan negatif antara portofolio perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms) terhadap SMB dan hubungan posotif signifikan antara portofolio perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms) dengan SMB, untuk HML hasilnya sama seperti SMB. Perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms) memiliki book to market yang lebih tinggi di bandingkan dengan portofolio perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms). Dalam penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah berupa kinerja perusahaan dengan menghitung returnnya berdasarkan rating Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang di hitung menggunakan time series regression for the zero investment portofolios. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah market risk (Rmt-rft), size (SMB), book to market (HML) dan momentum (MOM). Berdasarkan penelitian Bauer et al (2008) terdapat hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms) memiliki kinerja yang lebih tinggi hingga 15% per tahun dibandingkan
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms). Terdapat hubungan yang signifikan negatif antara good-bad strategy dan SMB. Hubungan yang signifikan negatif antara portofolio perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms) terhadap SMB dan hubungan positif signifikan antara portofolio perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms) dengan SMB. Perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang kurang baik (poorly governed firms) memiliki book to market yang lebih tinggi di bandingkan dengan portofolio perusahaan-perusahaan dengan corporate governance yang baik (well governed firms). Berdasarkan penelitian
dan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya aka akan
diuraikan dibawah ini akan dijelaskan hipotesis-hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : HO, Tidak ada pengaruh antara Market Risk, SMB, HML dan MOM terhadap kinerja perusahaan yang di ukur oleh Corporate Governance Perception Index (CGPI). H1, Terdapat pengaruh antara Market Risk, SMB, HML dan MOM terhadap kinerja perusahaan yang di ukur oleh Corporate Governance Perception Index (CGPI). Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Data-data yang diperoleh kemudian di olah menggunakan program Eviews 7.2, parameternya di taksir dengan prosedur kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) umum. HASIL PENELITIAN Berikut ini merupakan pemaparan hasil pengujian yang telah dilakukan untuk membuktikan hubungan corporate governance dan kinerja perusahaan dengan memperhitungkan juga faktor-faktor dari market risk, size (SMB), book to market (BTM) dan momentum (MOM) pada 13 perusahaan yang terdaftar dalam Corporate Governance Perception Index selama periode 2007-2011. Statistik deskriptif memberikan gambaran data secara umum dari variabel dependen dan independen yang mengenai nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi dari data masing-masing variabel tersebut.Tabel berikut ini
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
merupakan ringkasan statistik deskriptif untuk setiap variabel yang digunakan di dalam model penelitian. Tabel 4 di bawah ini merupakan ringkasan staistik deskriptif untuk setiap variabel yang di gunakan dalam model penelitian. Tabel 4 Statistik Deskriptif Portofolio Sangat Terpercaya-Terpercaya
ST_T
ST
T
RMRF
SMB
HML
MOM
Mean
0.014980 0.015521 0.000541 0.009310 -0.022801 -0.019879 0.045094
Median
0.012924 0.015970 0.009828 0.017814 -0.021619 -0.025646 0.021092
Modus
0.017
0.011
-0.004
0.082 0.023
-0.072
Maximum
0.157618 0.298628 0.294994 0.181934 0.115279 0.309302 1.260721
Minimum
-0.127130 -0.552970 -0.516012 -0.358654 -0.161616 -0.474638 -0.902582
Tabel 5 Hasil Pengujian Regresi a
RMRF
SMB
Sangat Terpercaya- 0.007457 -0.043442
-0.27525*
Terpercaya
0.328
Sangat Terpercaya
0.003552 1.13487*** -0.22737** 0.4552
Terpercaya
-0.00391 0.5396
Prob(F-statistic)
0.7188
0.0000
0.0595
0.0139
1.178312*** 0.047881 0.0000
0.6909
HML 0.014727 0.8752
MOM
0.043114** 0.089024 0.0383
0.230089*** 0.017591 0.0002 0.215362*** 0.0079
R2 (adj)
0.91397
0.1714 -0.025522 0.139
0.057479
Sumber:Eviews 7.2
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
0.868106
PEMBAHASAN Pengaruh RMRF (market risk) terhadap Kinerja Perusahaan Pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya, variabel RMRF memiliki nilai t-statistik sebesar 0.7188. Dengan tingkat keyakinan sebesar 90% (α = 10%), dapat disimpulkan bahwa RMRF
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dari portofolio sangat
terpercaya-terpercaya. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90% (α=10%), dapat disimpulkan bahwa tidak cukup kuat menolak H0. Pada uji siginifikansi diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh seignifikan antara variabel RMRF dengan kinerja perusahaan dari portofolio sangat terpercaya-terpercaya, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Hasil ini menunjukan bahwa perusahaan yang terdaftar dalan CGPI periode 20072011 kinerja perusahaannya tidak di pengaruhi oleh market risk. Hasil ini sesuai dengan penelitian Fama&French (1992) yang mengatakan bahwa beta pasar tidak mampu menjelaskan return. Pengaruh Variabel SMB terhadap Kinerja Perusahaan Pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya variabel SMB (Small Minus Big) memiliki nilai t-statistik sebesar 0.0595. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90% (α=10%), dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan kata lain, variabel ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel, nilai koefisien dari SMB memiliki arah negatif yaitu sebesar -0.275253. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada SMB akan menurunkan kinerja perusahaan pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya sebesar 0.275253 poin per bulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini
diketahui bahwa perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar dalam CGPI pada periode 20072011 memberikan return yang optimal dibandingkan perusahaan dengan ukuran kecil yang terdaftar dalam CGPI pada periode 2007-2011. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh Fama and French (1992) yang menunjukan bahwa perusahaan yang kecil memiliki return yang lebih tinggi
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
dibandingkan dengan perusahaan yang besar. Perbedaan ini mungkin dikarenakan perbedaan sampel dimana jumlah, Negara dan periode yang digunakan juga berbeda. Pengaruh Variabel HML terhadap Kinerja Perusahaan Pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya variabel HML (High Minus Low) memiliki nilai t-statistik sebesar 0.8752. Dengan tingkat keyakinan sebesar 90% (α = 10%), dapat disimpulkan bahwa variabel HML (High Minus Low) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dari portofolio sangat terpercaya-terpercaya. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90% (α=10%), dapat disimpulkan bahwa tidak cukup kuat menolak H0. Pada uji siginifikansi diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel HML (High Minus Low) dengan kinerja perusahaan dari portofolio sangat terpercaya-terpercaya, maka uji arah untuk variabel bebas ini tidak perlu dilakukan. Hasil ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya book to market perusahaan tidak mempunyai pengaruh kepada kinerja perusahaan yang terdaftar dalam CGPI periode 2007-2011. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kruger lantermans (2010). Pengaruh Variabel Momentum terhadap Kinerja Perusahaan Pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya variabel MOM (momentum) memiliki nilai t-statistik sebesar 0.0383. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90% (α=10%), dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan kata lain variabel ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada portofolio sangat terpercaya-terpercaya. Setelah melakukan uji signifikansi, uji berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji arah. Pengujian ini dilakukan dengan melihat koefisien variabel. Nilai koefisien dari MOM memiliki arah positif yaitu sebesar 0.043114. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin pada MOM akan meningkatkan kinerja perusahaan pada portofolio sangat terpercaya sebesar 0.043114 poin per bulan.Hasil ini menunjukan bahwa perusahaan-perusahaanterdaftar dalam CGPI periode 20072011 yang memiliki kinerja baik di masa lalu (winners) dan memberikan keuntungan kepada investor di masa lalu akan terus menunjukan kinerja yang baik. Hal sebaliknya yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerj buruk dimasa lalu (losers) akan terus menunjukan kinerja buruk. Hasil ini sesuai dengan penelitian Chan, Hammed dan Tong (1999).
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
KESIMPULAN Penelitian ini untuk melihat hubungan
antara corporate governance dan kinerja
perusahaan. Penelitian ini menggunakan rating corporate governance yang di riset dan di peringkat oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yaitu Corporate Governance Perception Index (CGPI). Penelitian ini menggunakan rating CGPI secara keseluruhan untuk membedakan portofolio anatara perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik (tingkat kepercayaan dalam CGPI adalah sangat terpercaya) dan portofolio perusahaan yang memiliki tata kelola yang kurang baik (tingkat kepercayaan dalam CGPI adalah terpercaya). Penelitian ini menunjukan bahwa size dan momentum mempengaruhi kinerja perusahaan yang di ukur oleh CGPI, sedangkan market risk dan book to market tidak mempengaruhi kinerja perusahaan yang di ukur oleh CGPI. Dengan demikian
hasil dari
penelitian yang dilakukan pada 13 perusahaan tercatat di CGPI (Corporate Governance Perception Index) periode 2007 sampai 2011 (5 tahun) menunjukan bahwa perusahaanperusahaan yang memiliki tata kelola yang baik (tingkat kepercayaan dalam CGPI adalah sangat terpercaya) memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik sampai dengan 0.007457 per bulan (Tabel 5 kolom dan baris kedua) atau 8.95% per tahun dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang memiliki tata kelola yang kurang baik (tingkat kepercayaan dalam CGPI adalah terpercaya). Hasil penelitian ini juga telah memperhitungkan faktor-faktor dari market risk, size, book to market dan momentum. SARAN Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu : 1.
Bagi The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), melakukan upaya-upaya agar lebih banyak perusahaan yang ikut dalam program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI).
2.
Bagi perusahaan, agar ikut serta dalam riset dan pemeringkatan corporate governance agar dapat di nilai kualitas corporate governance yang sudah diterapkan. Corporate governance sudah di gunakan secara global dan dalam penelitian ini menununjukan corporate governance yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
3.
Bagi peneliti selanjutnya, agar menggunakan lebih banyak sampel perusahaan dan periode yang digunakan lebih panjang agar hasil penelitian lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Al-Tuwajiri, Sulaiman A. Theodore E Christensen dan K.E Hughes II. 2003. “The Relation Amoung Environmental Disclosure, Environmental Performance, and Economic Performance : A Simulataneous Quations Approach.” Accounting, Organization and Society, Vol 29. Banz, R,W. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of Common Stock. Journal of Finance Economic 9. North Holland Publisihing Company, 3-18. Bauer et al .(2008). The Impact of Corporate Governance on Corporate Performance: Evidence from Japan. Journal of Finance. 16, 236-251. Bodie, Kane, Marcus. 2008.Investments. Jakarta:Salemba empat. Brigham, Eugene F. and Joel F, Houston. 2004. Fundamental of Financial Mangement. South Western:Thomson. Brown
and
Caylor
(2004)
“Corporate
Governance
and
Firm
Performance.”http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=586423 Daniel Kent et al (2001). Explaining the Cross-Section of StockReturns in Japan:Factors or Characteristics?. Journal of Finance. Fahreza, Muhammad Risfan. 2010 . Pengaruh Firm-Specific Attributes dan Volume Perdagangan terhadap Profitabilitas Strategi Momentum (Srudi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2001-2007. Universitas Indonesia. Fama, Eugene, dan Kenneth French. 1992. The Cross Section of Expected Stock Returns. Journal of Finance. Fama, Eugene, dan Kenneth French. 1998.Value Versus Growth:The International Evidence. Journal of Finance.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
Fitri. 2008. Pengaruh Variabel-variabel Pembentuk Reputasi Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Indeks LQ 45 tahun 2007). Universitas Indonesia. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gujarati, D. N. 2004. Basic Econometric. New York: McGraw–Hill Company. Http://www.bi.go.id/web/en/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ di akses tanggal 28 April 2013. Http://www.idx.co.id/id-id/beranda/anggotabursa/laporankeuangan.aspx di akses tanggal 29 April 2013. Http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx di akses tanggal 29 April 2013. Http://www.idx.co.id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx di akses tanggal 29 April 2013. Http://www.iicg.org/asset/doc/cgpi/lap_cgpi%202005.pdf diakses tanggal Maret 2013. Http://iicg.org/iicg/home.php?type=1&pageno= diakses tanggal 9 Maret 2013. Http://www.knkg-indonesia.com/KNKG/index.asp di akses 30 April 2013. Http://swa.co.id/ranking/indonesia-most-trusted-companies-2011 diakses tanggal 11 Maret 2013. Jones, Charles,P. Investment. 2000. Analisis and Mangement. 7th edition. New York : John Willey and Sons. Inc. The Indonesian Institute for Corporate Governance. Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2008. 2009. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). The Indonesian Institute for Corporate Governance. Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2007. 2008. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013
The Indonesian Institute for Corporate Governance. Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2009. 2010. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance. The Indonesian Institute for Corporate Governance Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2010. 2011. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance. The Indonesian Institute for Corporate Governance Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2011. 2012. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance. Mulyati, Sri. Analisis Pengaruh Coporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan. Thesis Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008. Nachrowi D. dan Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. 2006. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nugroho, Bernardus Yuliarto. 2008.Profitabilitas Strategi Momentum di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2003-Desember 2007). Jurnal Siasat Bisnis. Hal 175-186. Sinulingga, Andreas Pardamean. 2012. Pengaruh Pengungkapan Informasi Corporate Governnace terhadap Return Saham Perusahaan. Universitas Indonesia. Surya, Indra
dan
Ivan Yustivandana. 2006.Penerapan Good Corporate Governance
Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Winarno, Wing Wahyu. 2006 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi Keuda. Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Analisis hubungan corporate..., Mira Retana Prawiri, FISIP UI, 2013