1
ANALISIS PENGARUH BUYBACK STOCK TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 Fitria Eka Putri Eliandy dan Chandra Wijaya Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dengan tujuan mengetahui adanya perbedaan abnormal imbal hasil untuk saham (abnormal return) dan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) sebelum dan sesudah pembelian kembali saham (buyback stock). Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 yang melakukan pembelian kembali saham. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum buyback stock dan sesudah buyback stock, 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity sebelum buyback stock dan sesudah buyback stock. Kata Kunci
: Imbal hasil abnormal, aktivitas volume perdagangan, pembelian kembali saham, studi peristiwa
Analysis of the Effect of Buyback Stock on Abnormal Return and Trading Volume Activity Firms Listed in Indonesia Stock Exchange for the Period 2008-2012 Abstract The research uses event study method in order to examine the differences in abnormal return for stocks and trading volume activity. The sample used is listed company in Indonesian Stock
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
2 Exchange for the period 2008-2012 which have done buyback stock. The analyses of this research were performed using paired t test. The result showed that: 1) There is a significant difference on abnormal return before buyback stock and after buyback stock, 2) There is no significant differences on trading volume activity before buyback stock and after buyback stock. Keywords
: abnormal return, trading volume activity, buyback stock, event study
1. Pendahuluan Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan investasi bagi investor, yang dapat juga diartikan menjadi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil (return) semakin besar sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Ang, 1997). Bagi emiten, pasar modal menjadi sarana pendanaan usaha yang diperoleh dari investor. Dalam transaksi penanaman modal perlu memiliki sejumlah informasi yang lengkap, relevan dan tepat agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak. Pasar akan bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2001). Peran informasi yang berpengaruh terhadap harga saham, mendorong pemerintah Indonesia dalam mengeluarkan aturan mengenai keterbukaan informasi yang harus diumumkan kepada publik. Krisis ekonomi Amerika dan Eropa berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perdagangan dunia termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) (Macroeconomic Dashboard, 2013). Hal tersebut dikarenakan pemain bursa di Indonesia di dominasi oleh investor asing. Jika krisis melanda, maka investasi jangka pendeknya di BEI ditarik, sehingga mengakibatkan turunnya indeks saham dan harga-harga saham pun menurun drastis. Tidak sedikit emiten yang mencoba berbagai cara agar harga sahamnya kembali naik, dan salah satunya adalah dengan melakukan buyback stock. Buyback stock termasuk ke dalam kelompok corporate action. Wetson (2004) menyebutkan bahwa Buyback merupakan suatu kegiatan dimana perusahaan membeli kembali saham perusahaan yang beredar di pasar (Weston, 2004). Emiten dan perusahaan publik membeli kembali saham yang telah ditawarkan kepada masyarakat, baik melalui bursa maupun di luar bursa (BAPEPAM-LK, 2008).
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
3
Dampak buyback stock terhadap keuntungan investor dijelaskan bahwa disekitar pengumuman buyback terdapat perilaku harga saham yang abnormal. Abnormal Return saham dapat dilihat dari sebelum dan sesudah dilakukannya buyback (Slonski, 2011). Adanya pengumuman sebelum dilakukan buyback akan memberikan dampak bagi para investor, pihak perusahaan, dan pihak manajemen. Buyback stock bagi perusahaan merupakan sebuah indikasi bahwa saham dinilai undervalued (Vermaelen, 1981). Tindakan buyback stock dilakukan apabila nilai nominal saham perusahaan menurun yang menyebabkan berkurangnya likuiditas. Sebelum nilai nominal saham perusahaan menurun sampai pada jangka waktu panjang, perusahaan dapat melakukan pembelian kembali saham. Dengan begitu, likuiditas dapat dipertahankan (Sudana, 2011). Likuiditas saham dapat dilihat dari volume perdagangan yang terjadi pada suatu saham. Volume
perdagangan
saham
merupakan
rasio
antara
jumlah
lembar
saham
diperdagangankan pada waktu tertentu dengan jumlah lembar saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan dkk, 2005). Untuk meneliti dampak suatu kejadian (event) terhadap abnormal return saham, dikembangkan suatu metode penelitian yang dinamakan event study. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005), Event study merupakan suatu teknik penelitian empiris yang memungkinkan para peneliti melakukan penelitian tentang dampak peristiwa-peristiwa terhadap harga saham suatu perusahaan. Dalam menentukan pengaruh tersebut, harus didapatkan suatu abnormal return yang merupakan selisih antara actual return dengan expected return saham tersebut. Chen, Cheng, dan Chen (2001) meneliti 512 return saham di Taiwan selama pengumuman dan melaporkan bahwa terdapat perbedaan average abnormal return (AAR) signifikan sebelum dan sesudah melakukan buyback. Hal ini didukung oleh Tomasz Slonskii (2011) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang melakukan buyback stock akan menaikkan harga saham sehingga akan meningkatkan return bagi pemegang saham yang terlihat pada sebelum dan sesudahnya buyback stock tersebut. Penelitian ini menganalisis bagaimana sebenarnya dampak buyback yang dilakukan dalam kurun waktu pasca krisis di Indonesia yaitu setelah tahun 2008 terhadap beberapa variabel yaitu abnormal return yang dapat diperoleh pemegang saham (Slonski, 2011), dan
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
4
trading volume activity mengikuti informasi yang dipublikasikan (Christian, 2004). Penelitian akan dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan buyback stock dengan periode pasca krisis sampai dengan tahun terakhir yaitu tahun 2008-2012. Berdasarkan penjelasan diatas, maka terangkum rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 2. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah buyback stock pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Menganalisis perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah buyback stock pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Tinjauan Teoritis Buyback stock adalah tindakan yang dilakukan oleh emiten maupun perusahaan publik untuk membeli kembali saham yang ditawarkan kepada masyarakat melalui bursa maupun luar bursa. Tujuan dari pelaksanaan corporate action ini adalah untuk meningkatkan likuiditas saham, memperoleh keuntungan dengan menjual kembali setelah harga mengalami kenaikan atau sebagai langkah untuk mengurangi modal disetor (Annual Report BAPEPAM-LK, 2008). Weston, Mitchel, dan Mulherin (2004) mendefinisikan buyback stock atau stock repurchase ini sebagai suatu tindakan perusahaan publik yang membeli sahamnya sendiri baik melalui proses tender offer, open market, atau melakukan negosiasi pembelian kembali dari blockholder. Pemerintah Indonesia melalui BAPEPAM-LK pada tanggal 9 Oktober 2008 mengeluarkan peraturan terkait dengan buyback yaitu peraturan nomor XI.B.3 tentang “Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis”. Peraturan tersebut bertujuan untuk melindungi perusahaan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia menurun. Otoritas Jasa
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
5
Keuangan (OJK) juga mengeluarkan peraturan mengenai tata cara buyback yaitu Peraturan OJK Nomor 02/POJK.04/2013 tentang “Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan”. Peraturan tersebut dikeluarkan dikarenakan kondisi pasar yang sangat berfluktuasi. Abnormal return merupakan perbedaan antara actual return dengan expected return dari sebuah strategi investasi (Fabozzi, 1999). Abnormal return yang positif memberi arti bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh para investor lebih tinggi daripada yang diharapkan. Sedangkan hasil abnormal return yang negatif memberi arti bahwa tingkat return yang diperoleh para investor lebih rendah daripada yang diharapkan (Reily dan Brown, 2003). Likuiditas saham merupakan salah satu indikator untuk melihat pasar bereaksi terhadap suatu pengumuman. Likuiditas saham dapat dilihat dari volume perdagangan yang terjadi pada suatu saham (Rinaningtyas, 2009). Volume perdagangan saham atau Trading Volume Activity merupakan rasio antara jumlah lembar saham diperdagangankan pada waktu tertentu dengan jumlah lembar saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan dkk, 2005). Trading Volume Activity (TVA) sebelum buyback dibandingkan dengan Trading Volume Activity (TVA) sesudah buyback, bila terdapat perbedaan yang signifikan berarti buyback berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Penelitian ini, merupakan event study/studi peristiwa yaitu studi yang menyelidiki reaksi pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu (Tandelilin, 2010). Bodie, Kane, dan Marcus (2005) menjelaskan bahwa event study merupakan sebuah teknik penelitian empiris di bidang keuangan yang memungkinkan peneliti untuk menilai pengaruh kejadian (event) tertentu terhadap harga saham atau return saham suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan Tomasz Slonski (2011) memperlihatkan signaling effect dan abnormal return dari open market share repurchase di Polandia pada periode 20052010. Dalam penelitian Slonski (2011) tersebut cumulative abnormal return adalah 3,35%. Hal ini menunjukkan adanya stock under-pricing. Kemudian, penelitian tesis Ivan Christian (2004) yang meneliti reaksi investor atas pengumuman dividen terhadap abnormal return
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
6
dan volume perdagangan saham menunjukkan adanya reaksi terhadap dividen melalui trading volume activity namun tidak melalui abnormal return. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Prasetyo dan Jannah (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kuantitatif menggunakan cara berpikir deduktif yang menunjukkan bahwa pemikiran penelitian menggunakan pola yang umum dan universal kemudian mengarah pada pola yang lebih sempit atau spesifik. Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan buyback stock terhadap abnormal return dan trading volume activity pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pengambilan data penelitian ini adalah pada 2008-2012. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif, yaitu existing statistics. 3.2 Jenis Data Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 dengan unit observasi penelitian adalah perusahaan yang melakukan buyback stock. Periode penelitian 2008-2012 tersebut diambil untuk menganalisa dampak sebenarnya buyback stock yang dilakukan dalam kurun waktu pasca krisis di Indonesia yaitu setelah tahun 2008 sampai dengan tahun terakhir yaitu tahun 2012. Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan 57 perusahaan dengan beberapa perusahaan melakukan buyback stock lebih dari satu kali pada periode 2008-2012. Buyback yang tidak memenuhi kriteria yaitu sebanyak 18 buyback, terdiri dari 12 buyback yang tidak memiliki tanggal pengumuman, dan 6 data outliers. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan dari sumber sekunder, antara lain data harian harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id) dan situs keuangan yahoo (www.finance.yahoo.com). Laporan tahunan
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
7
BAPEPAM-LK dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) digunakan untuk mencari daftar perusahaan yang melakukan buyback stock dari tahun 2008-2012. 3.3 Metode Penelitian Secara khusus, penelitian ini menggunakan metode event study. Event study merupakan suatu pengamatan terhadap pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah terjadi abnormal return yang diperoleh investor akibat dari suatu peristiwa (event) tertentu (Peterson, 1989). Event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal yang tercermin dalam harga saham dan volume perusahaan terhadap suatu peristiwa tertentu. Event study dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan tarhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan pada event window. Event window yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 hari bursa, yang terdiri dari 90 hari sebagai estimation period (Slonskii, 2011) dan 20 hari event period. Event date terdiri dari 10 hari pre-event dan 10 hari post-period. Penelitian ini menggunakan 90 hari estimation period (t=-100 sampai dengan t=-11) sesuai yang digunakan oleh Tomasz Slonskii (2011). 3.4 Teknis Analisis Data Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji beda. Uji asumsi klasik yang digunakan berupa uji normalitas dengan menggunakan Normal P-P Plot dan Kolmogorov Smirnov. Setelah diketahui data outliers dan dikeluarkan, maka data tersebut diuji beda. Uji beda yang digunakan adalah untuk sampel berpasangan (paired samples t-test). 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
8
Tabel 1. Deskriptif Statistik Abnormal Return Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
AR_SEBELUM
39
-0.027953
-0.000019
-0.00796467
0.007055141
AR_SESUDAH
39
0.000004
0.032601
0.00584682
0.007197438
Valid N (listwise)
39
Sumber: Olah data penulis menggunakan SPSS 21 Pada saat sebelum buyback rata-rata abnormal return saham bernilai negatif yaitu sebesar -0.00796467 dengan standar deviasi sebesar 0.007055141. Rata-rata abnormal return sebelum buyback saham lebih kecil dari standar deviasi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilai abnormal return saham sebelum buyback terhadap nilai rata-ratanya. Abnormal return sebelum buyback saham terendah sebesar -0.027953 yang merupakan abnormal return dari PT Global Mediacom Tbk. Sedangkan, abnormal return sebelum buyback tertinggi sebesar -0.000019 terjadi pada PT Kalbe Farma Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa PT Kalbe Farma Tbk adalah perusahaan yang paling unggul diantara perusahaan-perusahaan lain yang melakukan buyback. Rata-rata abnormal return sesudah buyback bernilai positif yaitu sebesar 0.00584682 dengan standar deviasi 0.007197438. Rata-rata abnormal return saham lebih kecil dari standar deviasi ini berarti semakin besar penyimpangan abnormal return sesudah buyback terhadap nilai rata-ratanya. Abnormal return saham terendah yaitu 0.000004 yang terjadi pada PT Panin Insurance Tbk dan yang tertinggi yaitu 0.032601 terjadi pada PT Bank Central Asia Tbk. Tabel 2 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TVA_SEBELUM
39
0.000001
0.046676
0.00426132
0.008876724
TVA_SESUDAH
39
0.000004
0.045499
0.00450743
0.009335334
Valid N (listwise)
39
Sumber: Olah data penulis menggunakan SPSS 21
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
9
Rata-rata trading volume activity saham sebelum buyback menjadi 0,00426132 dari seluruh saham yang ada, dengan standar deviasi 0,008876724. Rata-rata trading volume activity saham lebih kecil dari standar deviasi. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar penyimpangan nilai trading volume activity sebelum buyback terhadap nilai rata-ratanya. Trading volume activity saham terendah sebesar 0,000001 terjadi pada PT Kridaperdana Indahgraha. Kemudian, trading volume activity tertinggi sebesar 0,046676 terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Rata-rata trading volume activity sesudah buyback sebesar 0,00450743 dengan standar deviasi sebesar 0,009335334. Rata-rata trading volume activity saham lebih kecil dari standar deviasi dan hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilai trading volume activity sesudah buyback terhadap nilai rata-ratanya. Trading volume activity saham terendah sebesar 0,000004 terjadi pada PT Media Nusantara Citra Tbk. Trading volume activity saham tertinggi adalah 0.045499 terjadi pada PT Tambang Batubara Bukit Asam. 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis Pertama Ho : Tidak terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock Ha : Terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum pengumuman buyback stock dan sesudah pengumuman buyback stock. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 dengan jumlah sampel sesuai dengan jumlah buyback stock perusahaan yang melakukan buyback stock yaitu n=39. Apabila signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return saham sebelum dan sesudah buyback. Uji dibagi kedalam satu paired, yaitu paired 1: abnormal return sebelum dan sesudah
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
10
pengumuman. Berikut ini hasil pengolahan data average abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman buyback Stock dengan menggunakan paired sample t-test. Tabel 3 Hasil Uji Paired Sample T-Test Average Abnormal Return Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std
Std. Error
95% Confidence
Deviation
Mean
Interval of the
df
Sig.
Difference Lower Pair
AAR_SEBELUM-
1
AAR_SESUDAH
-0.01381
0.013105
0.002098 -0.002390
Upper 0.031506 0.409 38
0.0165
Sumber: Olah data penulis menggunakan SPSS 21 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh t hitung sebesar 0,409 dan nilai signifikasi sebesar 0,0165 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap perubahan abnormal return sebelum dan sesudah buyback pada perusahaan yang melakukan buyback stock. 4.2.2 Hipotesis Kedua Ho :
Tidak terdapat perbedaan average trading volume activity sebelum dan sesudah buyback stock
Ha :
Terdapat perbedaan average trading volume activity sebelum dan sesudah buyback stock
Trading volume activity (TVA) didapat dari jumlah saham yang diperdagangkan pada saat t dibagi dengan jumlah saham yang beredar pada saat t. Pengujian terhadap hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman buyback stock dan sesudah pengumuman buyback stock Apabila signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak, dan
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
11
Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman buyback. Uji dibagi kedalam satu paired, yaitu paired 1: trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman. Berikut ini hasil pengolahan data average trading volume activity saham sebelum dan sesudah buyback. Tabel 4 Hasil Uji Paired Sample T-Test Average Trading Volume Activiy Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair
ATVA_SEBELUM -
1
ATVA_SESUDAH
-0.0002
t
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference
0.0015
0.0002
Lower
Upper
-0.0007
0.0002
-1.010
df
Sig.
38 0.319
Sumber: Olah data penulis menggunakan SPSS 21 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai signifikansi adalah 0,319 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Dilihat dari hasil olah data tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan average trading volume activity sebelum dan sesudah buyback yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap perubahan volume perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan buyback. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Buyback Stock terhadap Abnormal Return Saham Abnormal return saham merupakan variabel dalam penelitian ini. Perhitungan return saham dimulai dengan mengumpulkan data harga penutupan saham harian setiap perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Expected return saham dihitung dengan membuat estimasi nilai α dan ß menggunakan rumus market model yang hasilnya diregresikan dengan actual return sebagai variabel dependen dan market return sebagai variabel dependen. Pada perhitungan expected return ini, periode estimasi yang digunakan adalah 90 hari bursa [t-100, t-10] sebelum tanggal pengumuman buyback stock. Regresi market model
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
12
yang dilakukan sesuai dengan jumlah sampel penelitian, yaitu 39 regresi. Persamaan yang didapatkan dari regresi hasil digunakan untuk menghitung expected return setiap perusahaan yang melakukan buyback stock pada periode penelitian yang kemudian digunakan dalam perhitungan abnormal return harian perusahaan. Abnormal return yang diteliti adalah abnormal return pada event window yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman buyback stock. Kemudian, dihitung average abnormal return dari keseluruhan data observasi pada event window. Rata-rata Average abnormal return sebelum buyback stock -0,00796467 dan rata-rata average abnormal return sesudah buyback stock 0.00584682. Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan abnormal return signifikan sebelum dan sesudah buyback stock. Hasil ini tidak sesuai dengan yang dijelaskan oleh Lestari (2011). Hasil penelitian tersebut yaitu pengumuman buyback stock memberikan informasi yang rendah atau tidak memberikan informasi apapun untuk abnormal return saham sehingga mengakibatkan kecenderungan abnormal return negatif yang dimana seharusnya mengandung informasi baru. Informasi ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk memberikan reaksi terhadap event atas investasi yang dimilikinya. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivan Christian (2004) dimana penelitian tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan average abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock. Penelitian Tomasz Slonski (2011) juga menunjukkan hasil sama yang mengindikasikan bahwa pengumuman buyback stock membawa kandungan informasi bagi investor sehingga pasar bereaksi secara signifikan terhadap abnormal return saham. 4.3.2 Buyback Stock terhadap Trading Volume Activity Variabel selanjutnya dalam penelitian ini adalah trading volume activity. Perhitungan trading volume activity dimulai dengan mengumpulkan data volume perdagangan harian setiap perusahaan yang menjadi sampel penelitian dan data jumlah saham yang beredar pada periode penelitian. Berdasarkan perhitungan trading volume activity dapat mengetahui saham diminati atau tidak oleh investor (Hendrawijaya, 2009).
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
13
Trading volume activity yang diteliti adalah trading volume activity pada event window yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman buyback stock. Kemudian, dihitung average trading volume activity dari keseluruhan data observasi pada event window. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah buyback yang tidak terbukti. Rata-rata Trading volume activity sebelum buyback sebesar 0,00426132 dan sesudah buyback sebesar 0,00450743. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivan Christian (2004) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah buyback stock. Dalam penelitian tersebut, terdapat munculnya ekspektasi positif signifikan investor terhadap perusahaan yang melakukan buyback stock. Ekspektasi Trading volume activity signifikan dikarenakan perusahaan memberi sinyal kepada pemegang saham tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan mempengaruhi harga saham dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendrawijaya (2009) dan Wijanarko (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah buyback stock. Hal ini dikarenakan terdapat akses seragam antara investor yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi merata sehingga tidak ada sebagian investor yang menerima informasi tepat waktu, dan sebagian lagi menerima informasi dengan lambat, kemudian sisanya mungkin tidak menerima sama sekali. Berdasarkan hasil temuan, dapat dikatakan bahwa pengumuman buyback stock tidak mempengaruhi trading volume activity yang berarti bahwa event ini tidak mengandung informasi yang berharga bagi investor. Terdapat kemungkinan investor hanya menganggap informasi ini sebagai pelengkap sehingga tidak mempengaruhi keputusan investasinya. 5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan pengujian statistik dan hipotesis yang dilakukan, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
14
1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah buyback. Hal ini terlihat dari hasil analisis selama periode pengamatan yang menunjukkan nilai signifikansi 0,0165 dan lebih kecil dari α (0,05) yang berarti ada perbedaan abnormal return antara sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudah buyback stock. Dapat disimpulkan bahwa buyback stock memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap abnormal return saham. Melanjutkan penelitian Christian (2004) dan Slonski (2011), menyebutkan bahwa pengumuman buyback stock membawa kandungan informasi bagi investor sehingga pasar bereaksi positif terhadap abnormal return saham. 2. Tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah buyback stock. Hal ini terlihat dari hasil analisis selama periode pengamatan yang menunjukkan nilai signifikansi 0,319 dan lebih besar dari α (0,05) yang berarti tidak ada perbedaan trading volume activity antara sepuluh hari sebelum dan sesudah buyback stock. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hendrawijaya (2009) dan Wijanarko (2012) dan dapat disimpulkan bahwa buyback stock tidak memiliki pengaruh yang signifikan atau negatif terhadap trading volume activity saham. Pengumuman buyback stock tidak mempengaruhi trading volume activity yang berarti bahwa event ini tidak mengandung informasi yang berharga bagi investor sehingga tidak mempengaruhi keputusan investasinya. 5.2 Saran 5.2.1 Bagi Investor Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum dan sesudah buyback stock. Perbedaan sesudah buyback tersebut positif dengan menunjukkan adanya peningkatan harga saham. Dengan begitu, baik bagi investor untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang melakukan buyback stock. Hal ini disebabkan karena terdapat abnormal return yang signifikan ddan positif pada saham perusahaanperusahaan yang melakukan buyback stock. Selain itu, investor sebaiknya membeli saham perusahaan-perusahaan yang melakukan buyback tersebut H-1 atau sehari sebelum pengumuman buyback stock
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
15
dikarenakan terdapat abnormal return positif yang signfikan pada hari pengumuman buyback stock. Ketika investor telah membeli saham perusahaan-perusahaan yang melakukan buyback stock tersebut, maka investor sebaiknya menjual saham pada H+10 dari tanggal pengumuman buyback stock atau hari terakhir event date penelitian untuk mendapatkan abnormal return lebih. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini abnormal return meningkat positif dan tertinggi pada hari terakhir event window tersebut. 5.2.2 Bagi Emiten Dilihat dari hasil penelitian, baik bagi emiten untuk melakukan buyback stock disesuaikan dengan tujuan pembelian kembali sahamnya yaitu untuk menjaga value perusahaan dengan meningkatkan harga saham. Namun, jika alasan emiten melakukan buyback dikarenakan untuk menjaga likuiditas saham, emiten hendaknya tidak memfokuskan pada aksi korporasi buyback saham ini. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah buyback stock terhadap trading volume activity. 5.2.3 Bagi Regulator Hasil penelitian menunjukkan bahwa trading volume activity tidak mempunyai perbedaan secara signifikan sebelum dan sesudah buyback stock. Trading volume activity ini berkaitan dengan likuiditas saham. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia sebagai regulator dan fasilitator bagi pasar modal di Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator yang mengawasi industri keuangan di Indonesia diharapkan dapat membuat peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan yang dapat menjaga likuiditas dan membantu emiten dalam melakukan aksi korporasi buyback stock tersebut. 5.2.4 Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan Slonski (2011). Namun, tidak signifikan pada trading volume activity yaitu bahwa pengumuman buyback stock memiliki perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman hanya pada abnormal return dan tidak pada trading volume activity. Hasil ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
16
kajian event study di pasar modal Indonesia meskipun penelitian ini memiliki keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan beberapa hal untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Tidak hanya abnormal return dan trading volume activity, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji variabel-variabel lain yang dipengaruhi buyback saham, misalnya laba dan dividen dengan memperpanjang periode pengamatan seperti yang dijelaskan Christian (2004) bahwa semakin panjang periode pengamatan maka akan lebih mencerminkan reaksi pasar. 2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang melakukan buyback stock pada periode 2008-2012 yaitu sebanyak 39 buyback stock. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan dengan periode tahun pengamatan lebih panjang. Hal ini sesuai dengan penelitian Hendrawijaya (2009) yang menyatakan bahwa hasil penelitian akan lebih relevan jika sampel penelitian lebih besar. Selain itu, juga dengan rentang waktu penelitian yang berbeda untuk melihat konsistensi hasil penelitian. Daftar Referensi: Buku: Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anoraga, Pandji dan Pakarta, Piji. (2006). Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Basir, Saleh. (2005). Aksi Korporasi. Jakarta: Salemba Empat. Bodie, Zvi, Kane, Alex, dan Marcus, Alan J. (2008). Investments (8th ed.). New York: McGraw-Hill. Brealey, Richard A dan Stewart C Myers. (1996). Principles of Corporate Finance(5thEdition). London: McGraw Hill. Bringham, EF. (1999). Financial Management: Theory and Practice (9th Edition). Florida: The Dryden Press.
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
17
Brigham, EF dan Joel, Houston. 2006. Fundamental of Financial Management. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Campbell, J.A., Lo dan MacKinlay, C. (1997). The Econometrics of Financial Markets: New Jersey: Princeton University Press. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. (2004). Basic Econometrics (4th ed.). New York: McGraw-Hill. Hariyani, Iswi dan Serfianto. (2010). Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta: Transmedia Pustaka Jogiyanto, Hartono. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jones, Charles P. (1998). Investments Analysis & Management (6th Edition). New York: John Willey and Sons Inc. Neuman, W. Lawrence. (2007). Basic of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches. USA: Pearson Education, Inc. Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. (2005), Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Grafindo Persada. Reily, Frank K., dan Brown, Keith C. (2003). Investment Analysis and Portfolio Management (7th ed.). South-Western. Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Jaffe, Jeffrey. (2010). Corporate Finance (9th ed.). New York: McGraw Hill International Edition. Sharpe, William F. (1995). Investment (5th edition). New Jersey: Prentice Hall. Siagian, Sugiarto Dergibson. (2006). Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS. 10,0 For Windows. Bandung: Alfabeta.
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
18
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Tjipto, Darmadji dan Fakhruddin, Hendry M. (2008). Pasar Modal di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat. Jurnal dan Karya Ilmiah: Brailsford, T. J., (1996). The Empirical Relationship between Trading Volume, Returns and Volatility. Accounting and Finance, Vol. 35, No. 1. pp. 89-111. Christian, Ivan (2004). Reaksi Investor atas Pengumuman Dividen Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. Tesis. Universitas Widyatama. Hapsari, Fathia. (2013). Analisis Pengaruh Pengumuman Perubahan Peringkat Obligasi Terhadap Imbal Hasil Saham dan Obligasi. Skripsi. Universitas Indonesia. Junizar, Muhammad. (2013). Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buyback) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Universitas Diponegoro. Lestari, Fanny Tri. (2008). Efek Pengumuman BuyBack Saham pada tahun 2002-2007. Skripsi. Universitas Indonesia. MacKinlay, Craig. (1997). Event Studies in Economics and Finance. Journal of Economic Literature, Vol. XXXV, pp. 13-39. Peterson, Pamela P. (1989). Event Study: A Review of Issues and Methodology, Quartely Journal of Business and Economic, Vol. 28, No.3. Summer. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi Pada Perusahaan go public Yang Melakukan Pemecahan Saham Antara Tahun 2005 – 2008 di BEI). Tesis. Universitas
Hendrawijaya,
Michael.
(2009),
Diponegoro.
Slonski, Tomasz. (2011). The Signalling Effect and Abnormal Returns of Open Market Share Repurchases in Poland. Wroclow University of Economics. Telaumbanua, B., dan Sumiyana. (2008). Event Study: Pengumuman Laba terhadap Reaksi Pasar Modal (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia 2004-2006. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Vol.1, No. 3, hal. 106-127.
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
19
Sumber Lain: Bapepam-LK. (2008-2011). Laporan http://www.bapepam.go.id/ Bursa
Efek Indonesia. http://www.idx.co.id/
Tahunan
(2008-2012).
Bapepam-LK.
Corporate
Action.
Desember,
2013.
Desember
2013.
Orientasi Jasa Keuangan. (2008-2012). Laporan Bulanan OJK. Desember 2013. Yahoo Finance. (2007-2012). Historical Price. Desember 2013. http://finance.yahoo.com/
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014
20
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Fitria Eka Putri Eliandy, FISIP UI, 2014