VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN ESTIMASI MODEL 8.1.
Hasil Uniurn Estirnasi Model Model subsektor perkebunan yang terdiri dari 18 1 persamaan telali berliasil
dibangun dalam rangka evaluasi dan pera~nalanki~ierjasubsektor perkebunan. Model yang dibangun nienggnibarkan adanya keterkaitan antar blok produksi dan konsumsi. tenaga kesja perdagangan. liarga dan indikator kinerja subsektor perkebunan. Secara itmum liasil estimasi model menunjukkan bahwa persamaaan-persali~aa~i dalam model pada umumnya telali scsuai dengan pertimbangan-perti~iiba~iga~~ ekonomi dan statistik seliingga model dimaksud mampit menggambarkan fenomena yang berkaitan dcngan subsektor pel-kebunnn di dunia riJtata. Ciri uliium dari perilaku variabel yang di,jelaskan pada persamaan-pcrsiIt11:1;1Ii !.any terdapat dalani berhngr~ihlok model subsektor perkebunan ini adalali lxrsilit dinamis dan tidak elastis. baik dalam jangka pcndek maupun jangka panjang. terliadap pcrithalian \ang terjadi pada \larinhcl pelljclasnya. Sclain itu. perubalian variabcl endogen karcna perubaliari teknologi dan atau kelembagaan dan atau kondisi ekonomi pads niodcl subsektor perkebunan belagan1 silatnya karena ukuran koefisien pcnyesur~ian atau ekslxktasi l a n g terlctak di atns atau di ba~valiO.5. Khusus tentang hubungan h a r p ~xritbalianlinrga intcrnnsional pada umLlmnya tidak ditransmisikan kc liargn ekspor. ilnpor dan domestil; secara pcnuh dan respon linrga terliadap perubahan pnda umumn!~a besjalan relatif lan~bat. I-farga dunia juga tidak bersifat tleksibel terliadap perubalian volume ekspor danlatau impor komoditas perkebunan dunia. Beberapa persamaan mempunyai tanda atau bentuk filngsi yang tidak sesuai dengan yang dillarapkan. tetapi tetap nienjadi pililian karena dianggap sebagai Ilasil esti~nasiyang terbaik berdasarkan pet-tinibangan statistik dan empiris. Enipat persamaan,
yaitu produktivitas perkebunari kelapa sawit negara (ACPON), serapan teriaga kerja di perkebunan rakyat (EMTER) dan swasta (EMTES) mempunyai variabel peli~elasDl dengan koetisien yarig ber-tanda negatif. Dua persamaan, yaitu perkebunan kopi robusta negara (ACORN) dan volumc imlmr karet Arnerika Serikat (QMRUUS) diestimasi tanpa mengguliakan intersep. Empat k l a s persamaan. ~ a i t uproduktivitas perkebunan kopi rakyat (AC'ORR). negara (ACORN) dan s\ilasta (ACORS). produktivitas perkebunan kakao ncgara (AC'AN) dan swasta (ACAS). produktivitas perkebunan karet rakyat (ARUR) dan s\vasta (AIIIJS). scmpan tcnaga kcrja di pcrkebunan karet rakyat (EMRUR) dan s\\.asta (1:MRIJS). scrapall tenaga kcrja di perkebunan kelapa sawit negara (EMOPN). \lolu~iic imlxx kopi (QMC'O). knkno (QMC'A). karet (QMRU) dan minyak sa\\,it (QMCI'O) dicstimasi dcngan tanpa sat11atau dua variabel pen.jelas yang diliarapkan berpengart~li. Kc~lisicndctcrlninasi (ti-) persamaan-persaliiaan dalam model pada umumn!.a cuhul~tinggi. I lan!a 16 pcrsamaan dari 1 14 1x1-samaan~iiempunyainilai R' dibn\\,ali 00 persen. Iinn!.a sebagian kccil persamaan mengindikasikan adanya ge-jala korclr~siserial schingga masnlali kor-elasi serial dapat dianggap tidak serius dalam model keselun~han. I'\,ncf!.ck dl111IIubintkldh ( I00 I ) menjxtakan haliwa korelasi serial liun!,n mcng~~rangi clisicnsi estilnasi parameter diin tidah: bias parameter regresi. Dalam beberapa penelitinli rcrdali~~lu. rnc~salalikorelasi set-ial in i juga di.jumpai. Nilai statistik I: dalam modcl umumnya nyata secara statistik. I-la1 ini heral-ti variabel-\/ariabe1 peri.iclas secara bersama-sama rnaliipu rneli.jelaskan keragaman val-iabel endogen. Scdangkan untuk variabel peri.jelas secara individual, liasil penelitian menunjuklian adan!.a nilai t sratistik ynng beragam tingkat signifikansiliya, beberapa diantaran!,a
kurang mernuaskan. Hasil esti~nasi nod el secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Uraian menurut blok-blok yang ada disalnpaikan di bawah ini.
8.1.1. Blok Produksi dan Konsumsi
Salah satu ha1 yang penting dari estimasi di Blok Produksi dan Konsumsi adalali pada umunlnya produktivitas tidak responsif terhadap perubalian variabel-val-iabd yang nie~iipe~igaruhinya. 1-la1 ini metigandung implikasi baliwa produktivitas komoditas ittama pe~-kebunanIndonesia tidak dapat dengan cepat merespon perubahan variabelvariabel dimaksud. Sif'nt tidak responsif dari produktivitas ini dapat dipahami mengingat tanainan perkebunan merupakan tanaman tahunan yang secara genetis memang mcmerlukan
\\&:I
untuk merespon perubahan.
Peri.jelasan lengkap tentang hasil
cstimasi pada 131ok I'soduksi diuraikan berikut ini.
I-lasilestimasi pcrsamaan-persamaan pada sub-blok produktivitas tell dapat dilihat \
pads l'abel 22. Pada perkebunan rakyat. produktivitas tell perkebunaii r a k ~ a t(ATEK)
lehih tinggi pada saat adanya kebi.jakati pembanguna~iperkebunan ( D I ). I'rodukti\iitas juga dipaigarithi sec;i1.;1 positifdan nyata oleli variabel i~palitahiln lalu ( \\ Ci1'EER I ) dan c c a r a ncgatil' dan nFita c>leli kekeringati (DRF). Sedangkan variabel hasga pupi~h (1'1-ER -WI') dati liasga domestik (I'DTERI) masing-masing berpengaruli liegatif dan positif: tetapi tidak n\.ata. Iiasil estimasi pada perkebunan tell rakyat mengandung implikasi baliwa peningkatan produktivitas tell perkebunan rakyat dapat ditempuli nielalui penerapan kebi.jakan pembangunan perkebunan. Produktivitas lebili tinggi jika terdapat keb~iakan penibangi~nanperkebunan. Produktivitas juga lneningkat jika dilakukan perlindungan terliadap kekeringan. Selain itu, produktivitas akan meningkat apabila tingkat itpall yang
diperkirakan mendekati tingkat upah yang berlaku. Namun peningkatan ini tidak besar karena perubahan tersebut tidak elastis. Selain itu, dengan nilai koefisien penyesuaian dan ekspektasi di atas 0.5. maka perubahan produktivitas karena adanla pelubalian variabel pc11,jelas terscbut berlangsung relatif cepat.
Kecepatan penyesuaian ini
d iperkirakan tesiadi karena relati ftidak ada masalah yang berkaitan dengan teknologi dan
helenibagaan pemetikan di perkebunan tell rakyat. Sepet-ti pada pcskebunrin tch rakyat. pada perkebunan negara ~,sodukti\iitastell
(A-PEN) lehih tinggi pada sant adanya kebi.jakan pembangunan perkebunan (111 ). Sclain itu. ~xodi~ktivitas juga dipc~igaruliisecara negatif dan nyata oleh variabel harga ptipt~k
talii~n Ialu (LI'I~f~li\4~l')dan secara negatif dan oleh variabel lieheringan (IIRI:). Setfnnghan i~palit a l i ~ ~\ang n bersangkutan (WGTEER) dan liarga domestik ( I ' I > ~ I ' I ~ I < 1 ) herpengasuli positil'tetnpi tidak nyata. I'ener;~pan I;ebi.iaknn pembangunan perkebunan dan perlindungan (el-liad;lp Lekel-ingan dapat meningkatkan produktivitas tell perkebunan negnl-a. Selnin
itt~.
1
produktivitas akan mcningkat apabila tingkat harga pupuk yang diperkirakan mcndekati adan~a tingknt hargn pupr~h\,an2 bcrlaku. Pcngari~liharga pi~pilkini meni~~i~ji~kk;l~i
1)elig;lr~111 tclmologi cli pcrl;ebunan tell negara. Namiln karcna elastisitas Iinsga I J L I ~ ini LI~ heci I. maka peninghatn~ipsodukti\~itasini j uga keci I. Selain i t i ~ . l-espon prodilkti\litas terhadap perubahan variabel pel1.iela.s tersehur berlangsung relatil' cepat karena nilai koefisien penyesuaiannya riiendeknti satu. Kecepatan ini teljadi karena relatif tidak adanya masalah yang berhaitan dengan teknologi danlatau manalemen pemetikan di perkebunan negara.
Tabel 22. Hasil Estimasi Sub-Blok Produktivitas Teh
N o Val-iahcl 1;lidogcn Jan I'c~i.iclas
.\/(~/O(/(, ( , . Y / / / ~ ~ ~ I ?.YI-.Y .S/
I
I'roduLti\it;is tell p e k e l i u ~ i ir;lkynt ~~i
A.l'lJI<
IIIIC~SC'I~
l N ' l ~ l ~ ~ l < C l ~ l ' 0.4201 2
I ) r ~ i r r r r r lLehi,i;~k;~n ~ pcmh;~~igi~n;u~ perkehun~m
1) 1
I)IIIII/II~. Lc!,cr~nsai~
1)1<1.'
-0.045s; I
I l ~ i r g liulit~h ;~ y;i11g l i c ~ - l ; ~ k ~ ~
l'l.-l~l<-\4'l'
-0.000242
[ 111;111 I~III~II~-(I-I 1
\4'(i.r1:1:1< I
tell tlolncstih sc~cl;~li p;~i;lk P~I~;IIII~~~~;III nilai I'IYIIII< I I I;II-=;I 1'1-oclukti\,it;~s tch tli ~lcrkchunanr a k y t tahull -(t- I) A'1'1:1< 1 I'rotluhti\~~;~s tell di 1ic.i-hcliu~lan rah!,;it t;~liun41-2) A~1'1(1<2
-
0000057'
o.ooo 150
-0 1 15 I,
0.000027OSS
(1
:l.I 1.S
IIII~I.~~~
IX.1 l.:l
/)II/IIIIII
!,ckcri~ig~~~i
I)I
/)IIIIIIII~.
!,cl>,iilhii~~ ~ i c ~ ~ l l i i i ~ l s~crhcbu11;111 ~~lliui
1) 1
I I;~rsa~LIPLIL !alig Iicrlahu
l'l~~l~l<-\\'l'
1 1;lrg;l teh clo~ncstihsctclal~pi~iahpcrtambahnn nilai I'L)'I'IJI
~II~;III
I)\\~C;.I.I.:I:I<
l'rocluhti\itas tch cli perheliunan s\\.astii tahun-(1- l ) A'I'1:S I
0 . s I~
I IS
0.082
11.3
0.10.;.3)7
2 25 I
I )\\
~
I ' r o t l u k t ~ \ ~ t tell ; ~ \ (11 ~ > c ~ - h c l ~s\\;Is~;I ti~i;~~i
o 720
-0 047072
NiI;ii l..=0.304 I<' 0 72 I 0
3
-0.30.;
0 4105-5 -0 l4')445
0 O.;2.;0S
,'
-0.000544
-0 162
O.OO(l(l5
0
o oooo-~.:
4
-r~.ooo~
-
0.715750.'
Nilai I:=17.634 1<'=0.~546
.
I)\\
=
2 (10s
-0.570
0 . 127 o.ooo
Pada perkebunan swash, produktivitas di pengaruhi secara posit if dali nyata oleli \lariabe1 liarga p i l p ~ ~(PFER k -WP) dan secara negatif oleli variabel kekeriligan (DRF). Variabel-\lariabe1 Inin. sepel-ti perubahan upali (DWGTEER) dan harga domestik ( I'WER
I ) bcrpengaruli posit if tetapi tidak nyata. Produktivitas juga tidak secara nyata
lebili tinggi pada saat adanya kebi.jakan peliibaligunali (Dl ). I'ada perkebunan s\\.asta di atas, peningkatan produktivitas dapat ditempuli mclalui pcrlindungan terliadap kekeringan. Selain itu, produktivitas aka11 meningknt apabila tcl:jadi p ~ n i ~ r i ~ ntingkat a n harga pupilk yang berlaku. Sepel-ti pada perkebunan negara. pengr~rulilinrga pupuk ini menu~i.iukkanadanya pengaruh teknologi di 1x1-kehi~nan tell s\\nstn. 1)eng:tn nilai elastisitas yang relatif'kecil. peniligkatan produkti\~itasinijuga kccil. Nalnlln dcmikian. sccara ilnplisit dapat diketaliui baliwa apabila liarga pi11~1h disi~hsidi 11iah-a~wodirktivitnstcli ~xrkebunnns\jlasta dapat ditingkatkan. I'ada pcrkcbunan s\v;lsta rcslx~i produkti\it;rs tc~-li;ld;lp perubalian liarga pilpilk l>erIangsi~~ig rcl;~tiI' l;~liib;~t ~chi~gaiman;~ diccrminkali nilai koefisien penyesuaiannya sebesar 0.3.
I la1 ini
ciipcrkirr~)catitcl:iadi karcna adanya masalali kondisi teknologi danlatau kcu;uigan di ~xrkchunr~n tcli s\\astn !.zing mcnyebabkan penyesuaian tersebut berlanfsung Inmbnt.
X. 1.1.2. SuIl-13lok 1,u;ls AI-cal Menghasilkan Tell
I lasil cstimasi pcrsr~maan-persa~iiaan pada sub-blok luas areal mengliasilkan dapat dililiat pada .l'nhel 23. IX~lnn?kaitannya de~iganluas areal menghasilkan. hasil estimnsi rnen~l~ijuhhan bah\\a weal-n
positif'dan
ti!
11135areal
nienghasilkan perkebunan rak~zat(LMTER) dipengaluhi
nta olcli variabel-variabel ji~mlaliserapan tenaza kerin (EMTER) dan
Iuas areal hclum menghasilkan
L I I I I L Itiga ~
tahun (LATER3). Sedangkan variabcl
I'DTER 1 bcr1>cngal-i111positif tetapi tidak riyata.
Tabel 23. Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasi ikan Tell
N o V;~ri;~hcl Enclopen d;~nI'e~i.iclas
Notasi
Iistininsi 1'.~ll'lliieter ..
I:l;~stisit;~s lilastisitns .I;tngka 1:11ipk;1 I'c~idek 1';11ij;11ic
.\ I < , I ~ (c/,O . v ~ i i ~ r c ~ .-7.SL.Y \.i
4
I.uas areal mengliasilkan di perkcbunan teli rakyat L M T E R
11;1rg;1~ c h clomcslik ~clclnlipqiak pertamhahall nilui I'I)'I'Elil
I . lOOO9S
Nilai 1'=50.675 li' =0.0227
0.020
0.027
I)\\,= 1 7 10
liasil estimasi luas areal menghasilkan perkebunan teli di atas mengindikasikan haIi\\/a peningkatali luas areal menghasilkan terjadi apabila tenaga keria yang bekerja di peskebunan teh nieningkat. Hasil ini sesuai dengan kenyataan bali\va peskebunan tell memerlukan banyak tenaga kerja, terutanla untuk kegiatan pemetikan. Selain itu, luas areal tanam tiga tahun sebelumnya, juga penting dalani menentukan luas areal
niengliasilkan. Nanii111demikian, perubahan luas areal menghasilkan tidak besar karena elastisitas kedua variabel peri.jelas kecil. Selain itu, luas areal ~iiengliasilkan cepat menyesuaiakan terliadap perubalian variabel penjelas tersebut karena nilai koefisien ~xnyesuaiannya niendekati satu. Respon yang cepat ini diperkirakan knrena di perkebunan tell rakyat relatif' tidak ada masalali kekakuan yang berkaitan denfan pen ingkatan luas arcal niengliasilkan. I'ada perkebunan negara. luas areal menghasilkan perkebunan negara (1,MlEN) dipengarulii secaln positit'dan nJrata oleli variabel-variabel jumlali serapan tcnaga kcria (13h4l'EN) dan luas areal belum menghasilkan umur tiga talii~n(LA'IXN3). Sedangkiui variabel PDTERI belpcngarilli positit; tetapi tidak nj8ata. I4asil cstimnsi luas areal niengliasilkan perliebunan tell di atas mengindikasikan baliiva peningkatan luas arcal melighasilkan terjadi apabila tenaga keyla yang bekerja di perkebunan teh meningkat.
I lasil estimasi di atas sesuai dengan kenyataan bali\va di perkebunnn negara tenrlga kerjn tcrutama dipcrluknn untuk kegiatan penietikan. Sclain itu. luas areal tnnam tiga taliun sebelumn~a.sehngai proksi investasi. juga ~xntingdalam mencntuhan Iiras areal ~iiengliasilkan.
I'el-uhahan kedua variabel pc~i.jelas tersebut tidak bcsr~r Icnl-cna
clastistisitas kcdunn!.n terhadap luas arcal mengliasilkan kecil. I>engrtl~11ilr1i I;ocfisicn ~'cti!.est~aiandi br~\\ali0.5. respon luas arcal menghasilkan terliadap perubalian variabel peli-jelas tersebut bcrlangsc~ngrelatif lambat. Berbeda dengan di perkebunan tell rak!,at. kecepatali dalam merespon perubalian tersebut diperkirakan terjadi karena di perliebunan terdapat masalah keltakuan dalam manalemen terutania dalam nienyerap tenaga kcria dan dalam berinvestasi. Sedangkan pada perkebunan swasta, luas areal menghasilkan perkebunan swasta (LMTES) dipengarulii secara positif dan nyata oleli variabel-variabel jumlah serapan
tenaga kerja (EMTES) dan luas areal beluln lnenghasilkan utnur tiga tahun (LATES3). Sedangkan variabel PDTERI berpengaruh positif tetapi tidak nyata. Pada perkebunan swasta ini. luas areal nienghasilkan cukup elastis terhadap perubahan luas areal belum menghasilkari.
I lasil estimasi luas areal menghasilkan perkebunan teh di atas mengindikasikan bnh\va peningkatan luas areal menghasilkan terjadi apabila tenaga keria yang bekerja di pcrkebunan tell dan luas areal beluni nienghasilkan nieningkat. Nami~nperubahan luas areal menghasilkan tidak besar karena nilai elastisitas kedua variabcl pc11,ielaste~sebut hccil. Selain itu. rcspon luas areal ~iienghasilkanterhadap perubahan variabel pen.ielas tcrscbut berlangsung relatif cepat. Seperti pada perkebunan rakyat. hecepatrin ini tetjndi knrena di perkebunan tell sivasta tidak terdapat kekakuan mana.jemcn dalam kaitannya dcngan pen! erapan tenaga kerja dan investasi. 8.1.1.3. S u l ~ B l o kI'roduktivitas Kopi
l4asil estimnsi persaniaan-persamaan pada sub-blok produktivitas kopi dapat dilihat p;idn Tahel 34.
Ilcngan alasan yang sama sepet-ti di ungkapkan sebclumny. pada
pcrkehunan kopi arabika. produktivitas ( A ( ' 0 A ) dicstimasi sclain tanpa \,arialxl kc1;cringnn (I)RI..)juga tanpa va1.iabe1kebi(akan pembangunan ( I l l ). I'ada produktivitas kopi alabika ini. lian!.a
variabel harga pupuk lrang berlaku (1'I:ER -\di1')
berpcngaruh (liegatit) dan nlrata terhadap produktivitas.
Sedangkan variabel harga
ekspor yang berlaku (PXCO-PX2) dan variabel i~pali tahun lalu (WGCOERI) bcr~xngari~hpositif' tetapi tidak nyata.
Fenomena empiris menu~i.jukkan bah\va
produktivitas kopi arabika dipengaruhi oleh letak geografis dan jenis klon yang ditanam. I'ada kopi arabika ini. Iiasil estimasi di atas mengindikasikan baliwa produktivitas akan nieningkat apabi la harga p i ~ p i ~niengalanli k penunlnan atau harga pitpuk disubsidi.
Naniun keriaikan produktivitas tersebut hanya kecil karena produktivitas tersebut bersifat tidak elastis terhadap perubahan harga pupuk. Respon produktivitas kopi arabika ini juga tcrliadap perubahan variabel peiijelas tei-sebut berlangsung lanibat. Kelambatan ini dilxrkirakan tidak Ic-pas dari ketersediaaii teknologi danlatau manajemen pcmupukan scl-ta kondisi keuangan di ~xrkebunankopi arabika milik rakyat. negara dan snasta. Ilasil cstimasi PI-oduktivitas kopi robusta terbaik dilakukan tanpit variabel kckcringan (DKI;). Ditlam lial ini, pe~igaruhkekeringan terliadap produkti\.iras kopi ~linnggaptcrckam dalam
clr-/-or-
/e~n.v. f'ada perkebunan rakyat, liasil cstimnsi terbaik
persaniaan produktivitas kopi (ACORR), selain tanpa variabel pe~i.jelas kclieringan. clilnliuknn tanpa \,nrialxl lag produktivitas kopi rakyat (ACORRI). Ilnsil cstiiiinsi rncnu~i~jukkan haIi\\a liary doniestik yang berlaku (PDCORI) dan pcrubi~lian upah (I>\\'(;~'OI
l ) dan ~ a s i opcruhalian liarga pupuk terhadal? liarga pi~pi~k !;ins hcrl;~ki~ ( I < l >l)l..17R)masing-masing he^-yx.ngaruIi positif-dan negatil: tctapi tidak n!,atn.
I>cngan nilni
R?
!any relatif rendah. beberapa \/arialxl lain y n g dilxrkirnlinn
~nc~iipaigarulii pr(~li~kti\.itas tidak tel-tangkap dalam persaniaan. Densan kererbatasan terschut. indikasi !.:uig dapnr ditnrik dari liasil esti~iiasidi atas adalali PI-odukti\itits kopi 1;1h!at akan meninglint jili;i liarga kopi rnenin~kat. Narnun pcningkaran te~.scbutkecil karcnrt produkti\'itns tidak el~ististerliadap perubahan liarga. Selain itu. liasil caimasi mcngandung impliknsi bah\va kebijakan penetapan kenaikan upah akan menentukan kenaikan produktivitns. I'cningkatan produkti\litas kopi rakyat tersebut tidak besur karena ~x-c>dukti\/itas tel-sebut hersifat tidak elastis terliadap peri~balianupah. l-lasil di ntas juga nicngandung al-ti baliwa perkebunan kopi rakyat mempunyai kemampuan !ung cepnt i ~ ~ i t umenyesuaikan k produktivitasnya terhadap perubahan kedua variabel penjelas di
atas. Kecepatan
ilii
diperkirakan tidak terlepas pada kotidisi kelelnbagaali infoniiasi
liasga dan ketenagakesjaan di lingkungan petani kopi. Feno~nenaellipiris menunjukkan bahwa pemetikan kopi dilakukan secara intensif pada saat liarga tinggi. Dalatn ko~idisi sepel-ti ini petani kopi kemudian menggunakan tenaga kerja upahan untuk pemetikan. Pada perkebunan kopi negara. liasi l estimasi produktivitas (ACORN). selain tali pa kekeringan. jugs dilakukan tanpa intessep.
Hasil estimasi nienutilukkan bali\ra
produktivitas dipengasulii secara posit if dan nyata oleh variabel itpall yang Ixslaku ( WGCOEK) dan
secara negatif dan riyata oleh vasiabel keliaikan harga pupuk (DPFER).
13erpengarulinya liarga pupuk ini nieticeni~inkari adanya pengaruli teknologi pada pcrkcbunan kopi negasa. Sedangkan kebi.jakan pembat~gunanperkebunari d m liarga kopi do~nestikberpengaruh positif: tetapi tidak nyata. 'l'abel 24. Iiasil Estimasi Sub-Blok Produktivitas Kopi
AC'OA IN I l!l
;c,( )I.:[
,\C'O,A I
h'iI;li l:=2S.OO
AC'Ol
I.NT Nilni 1'=1.770
0 . 15s 13 . I
L
0.0000 l I325 0 0 0 0 172 '
0.0000l I 4 0 4
0.0 17
0.072
( ) ( )
-0.37J
0.021
0.000
0.70 lO2X .>
I<'=O.X-l07
I)\\'
=
2.005
No \';~ri;ll>cl I:nclo~v~i d;111I'cI~,~cI;Is 0
I'rotlukti\.itns kopi rohusta di ~iukchun;uincgara
Notasi
1.:j.I I: Estilnasi l)i~r;~~i~ctc~ I - I I I'c~idck
I
I~l;~stis~tns .J;111gka I'ilniang
AC'OKN
Sepc~~ pad:~ i 1x1-kcbunanrakyat. dengan nilai R- !,ang rclatil' rcndali. hchcrnpa \.arinhcl lain !.ang ciiperkilakan nicnipengari~liil)rod~~kti\.itas tidilk te~-t:unykapd;~lnmpersatmaan.
Ilenyaii 1;cterbatasan tcrsebut indikasi
!.ring
dapat dis:rmpaik;~n dari li:~sil
cbtimasi di atns ;~d:\lnli kebi,jnkan ken;~ik:i~i upali akan mc~icntuhan Lcnaikan ~mxii~l;ti\~itns. Sclain ilu. kebi.jakan kcnaik:ui h a y pupi~kj i ~ g aahan ~nenentuhanpcnilrunan protluktivitas. I'erirbahan produktivitas tersebut lebili hcsar dil~nridingkanpada perkebu~ianrakyat karcna elastisitas kedua variabel tersebut ter-liadap pradukti\~itasIcbih 1~esa1-. \vnlaupi~ntidal; clastis. Dengan koefisien penyesuaian scliitar 0.5. nialia respon produktivitas terhadap pcrirbahan variabel pe~i.jelastersebut berlangsun~seda~ig.Respon ini terkait dcngan kondisi tek~iologi,keuanga~idan manqjenien perkebunan kopi negara.
Pada perkebunan kopi swasta, produktivitas (ACORS) diestimasi selain tanpa variabel kekeringan juga tanpa variabel kebijakan petnbangunan (Dl). Sepe~tidiketaliui. perkebunan kopi swasta niemang relatif tidak tersentuh kebijakan pembangi~~ian. Hasil estimasi menunjukkan bahiva produktivitas (ACORS) dipengaruhi secara positif' dan n!,ata ole11 variabel liarga ekspor tallun lalu (LPXCOR) dan secara negatii'dan n!,ata ole11 variabel kenaikan halga
P L I ~ L I(DPFER). ~
Dengan berpengaruhnpa liarga
P L I ~ Lilii. I~
maka teknologi dapnt dikatakan betpengaruli pada produktivitas kopi perkebunan swasta. Dengall nilai I<' !.an2 relatif rendah. beberapa variabel lain yang diperkirakan mcmpengarulii produktivitas tidak tertangkap dalam persamaan. Selxl-ri p ~ ~ dkopi a perkchunan rakyat. indikasi
dapat ditarik dari liasil estimasi di atas adalali apabila
liarpa ekspor pang diperkirakan mendekati Ilarga yang krlaku. maka produkti\~iraskopi per-kebunar~S\VitSIa ahan ~neningkat. Selain itu. kebijakan subsidi pupuk arair yxnelapan liarsa dasar pupuk ,jupn akan nienentukan perubahan produktivitas.
I'cruhnlian
y>rodukti\litaskarenn pcri~baliankedua variabel pen.jelas tersebut lebih kecil dihandingkan padn perkebunan negara karcna nilai elastisitas peritbahan kedua \iariabcl te1.1iaday)luns areal menghasilkan Icbih kecil. Dengan koefisien ekspektasi di atas 0.5. ~nakapcrirhalian yxoduktivitas pada perl;ebunan swasta karena perubalian-pcri~I>aIia~i vnriahcl peli,icl;~s terscbut berlangsun~rclatit'cepat. tiecepatan ini diperkirakan terkait d e n p tl-anspal-ansi kelembagaan inforliiasi harga dan kelu\vesan manajemen perkebunan kopi snasta. 8.1.1.1. Sub-Blok Luas Areal Mengliasilkan Kopi
I lnsil estimasi pcrsaniaan-persat~iaa~i pada sub-blok luas areal menghasilkan dapat
dililiat pada Tabel 25. Luas areal menghasilkan perkebunan kopi arabika (1,MCOA) diestimasi tanpa jir~nlallserapan teriaga kerja (EMCOA). Hasil estiniasi tanpa serapan tenaga kerja ini n~erupakanpersamaan yang terbaik. Variabel ini dianggap tercakup
dalaln error tern1.r. Hasil estilnasi ~lienunjukkan bahwa luas areal n~enghasilkan (LMCOA), hanya berhubungan secara positif dan nyata dengan luas areal tanaman belum menghasilkan itniur 4 taliun (LACOA4) dan luas areal menghasilkan tah~tn sebelumnya (LMCOA I ). Sedangkan liarga domestik (PDCOR I ) berpengarith positif' tctapi tidak nyata. Dengan riilai R' yalig relatif rendah. beberapa variabel lain J1ang dipcrkirakan mempengar~tliiluas areal ~iiengliasilkantidak tel-tangkap dalam pcrsania;;~~. Ilengan keterbatasan tersebut. indikasi yalig dapat ditarik dari hasil estimasi di atas adalali hanya kenaikan luas areal k l u m mengliasilkan sebagai proksi investasi yang menentukan kenaikan luas areal menghasilkan. I'erubalian luas areal menghasilkan ki~rcnn perubahan luas areal beluni tiietighasilkati
itii
cukup hesar karcna nilai
clastisitasn!.a niendekati I . Selain itu, dengan koefisien penyesuaian di atas 0.5. maka pcrt~bahanIuas areal iiicnghasilkan karena adall!.a per~tbalianvariabel peli.jelas di atas I7crlangsunp relatil' ccpat.
licspoti ini diperkirakan berkaitan dengan kclu\\,esan
miiniljcmcn perkebunan rakyat. negara dan swasta untuk berinvestasi. I'ada persalnrran luas areal menghasilkan kopi robusta perkebunan rak!,at (I.I\IC'OIiR). liasil csrimnsi nienuti.jukkan luas areal belum menghasilkan (LACORR4). hnrga ekspol- !,an2 bcrlaku (I'XC'O -PX2) Jan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif: ~ctiipi tidak ada \,ariahe1 pe~i.jelas tersebut !,ang berpengaruh n!ata.
I-lasil ini
tiiengilidikasikat~bitli\va per~tbalianluas areal menghasilkan kopi robusta di ~x-rkebunan rah-!,at lianya bersifat alaliii. tidak dipengaruhi oleli luas areal beluni menghasilkan \ehngai proksi investasi. halga ekspor dati .jumlali serapati tenaga kerja. Izenomenn ctiipiris menuti.jukkan baliwa petani nielakukan pemanenan secara luas jika dirasakan ada I\ehnrusan untuk memenuhi kebutulian hidup minimal. Pada saat kebutulian Iiidup mini~iialtelali terpenulii. ~iiakapetani akan berlienti melakukari penianenali.
Tabel 25. Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan Kopi
Intcrscp
IN'I'ERC'EP
I l ; ~ ~ - gkopi a tlomchtlh t;~liun-(I-l )
I'I)c'Ol< I
.T.540003
0. I00
0. I74
l'l)C~OI
0.44s04
0.04424
0.OSS
0.0 I 0
0.020
1 I;II-g;~domcsrih LOIN hctcl;~l~ p;y;~!i I'crl;lllll>;lll;lll IlII~ll I { I ; I ~ areal ~ n c l ~ g l ~ ~ ~1x1-kcbunan s~lkan LI)I>I 11cg;1r;11;1li~11)-(1I)
I larg;~ckspor kopi I.u;~sareal mcngha\ilkan perkcbunan Lopi s\vasta tahun-(1- l )
-8027.705700
l.h~fC~Ol<\ I
0.49.<024 "
I'XCO_PSZ
0.15204 1
LMCORSI
0.622338"
Pada perkebunan negara, luas areal ~nenghasilkankopi robusta (LMCORN) hanya dipenganrhi secara positif dan nyata oleh variabel luas areal belum menghasilkan ulnur 4 tahirn (LACORN4). sedangkan variabel perubahan jumlah serapan tennga ketja (IIEMCON) dan harga kopi dotnestik (PDCOR I ) berhubungan secara positif tetapi tidak n!,ata.
I-lasil
irii
~iicngindikasikan bah\va kenaikan luas areal belum menghasilkan
sebagai proksi invcstasi akan ~iienirigkatkan luas areal menghasil kan.
I'cningkatan
tcrsebut tidak besar karcna perubahan val-iabel penjelas tersebut terhadap luas areal n~enghasilkan tidak clastis. Dengan koefisien penyesuaian sekitar 0.5. ~ n a k arcspon tcrhadap perubalian variahcl peli.jelas tersebut berlangsung sedang. Kccepatan respon ini tcrtttama berhubungan dengan kondisi keuangan perkebunan kopi negara. I'ada perkebunan sivastn. liasil estimasi nienu~~iirkkan bah\i~aIllas areal mcnghasilkan (LMCORS) dipengr~luhisecara positif dan nyata olcli variabel luas areal belum menghasilkan ~ ~ ~ i3i tahun u r (l_ACORS3)dan jumlah serapan tenaga kerja (I:MC'OS). Scdnngkan variabel 1i;irga ckspor yang herlakit (PXCO-PXZ) berpengarttli positil'tetal~i tidak nyata. Ilasil ini nicngindikasikan baIi\va kenaikan luas areal bclum mengliasilka~~ sehngai proksi in\lcstrisi dnn tenaga kcria akan meningkatkan luas areal mcnglirisilknn. Kenaikan luas areal scbngai akibat kenaikan kedua \lariabcl petljelas terschut tidak besar karena elastisitas kedua variabel tersebut kecil. Dengan koetisien penysuaian di hri\vnh 0.5. tiiaka respon produkti\litas terhadap perubalian \lariabe1 pe11.jelris terschut
herlangsung relatif lambat.
Respon ini diperkirakan terkait detigati kelu\\/esnn
nianajemen keuangan perkebunan sivasta dala~nnlenyerap tenaga kerja dan berinvestasi.
8.1.1.5. SubBlok Produktivitas Kakao I-lasil estiniasi persamaan-persamaan pada sub-blok produksi kakao dapat dililiat pada Tabel 26. Selairi pada prod~~ktivitas perkebunan kakao rakyat (ACAR). hasil estimasi produktivitas kakao terbaik dilakukan tanpa variabel kekeringan (IIRI:). I>alam ha1 ini. pengaruh kekeringan terliadap produktivitas kakao dianggap terekam dalam ctn-01l~'1~111.Y.
I'ada perkebunnn rakyat. liasil estiniasi 11ienun.jukkanbaliwa prodliktivitas kakao rakyat (ACAR) tlipcngarulii oleli variabel harga kakao doniestik (PDCAIII) dan kekeringan (I>RI-) tilasing-masing secara positif dan negatif serta I\eduan\.a n\.rtta. Seciangkan upali !,an9 bcrlaku ( WCiCAIIR) berpengaruh positifdan hargn pupuk tahun lalu (l,I'ITR\\'I')
hcrpcngaruh nugatif: tetapi kcduan~atidak n\ata.
Selain itu.
produktivitas tidak secara n>,ata lebih tiriggi pada saat adanya kebi.jakan pemhangunan perliebunan ( L) I ). I-lasil estimasi di atas mcngindikasikan balii\~aproduktivitas kakao rak\.at nkan ~iicningkatjika Iiarya knkao domestik meningkat. Dcngan nilai elastisitas ynng kecil. kcnnikan pmduktivitrts karcna adan!,a kcnaikan harga kakao domestikjuga kecil. Selain liarga domcstik. hnsil c ~ l i ~ i i ajrga s i mcngandung implikasi baliwa perlindungan tanaman tcrliadap kckcringan aka11 ~iienentukanpen~balianproduktivitas. Sclain itu. pcrtlhalian produktivitas tersebut cukup lanibat karena riilai koetisieri penyesuaiann!,a di ba\rali 0.5. Walai~punpara petani kakao di Sulawesi Selatari pada umumnya
C L I ~ L I menguasrti ~
inl'orniasi Iial-ga. rcspon J8nnglambat ini mengindikasikan adanya masalah kelenibagaan clan tekliologi di perliebunan kakao lakyat dalam kaitannya dengan produktivitas. Pada perkebunan kakao negara, estiniasi persamaan produktivitas, selain dilakukan tanpa variabel kekeringan &a
tanpa variabel kebiiakan pembangunan (D 1 ). Dalatii Iial
yang terakliir. Iial ini dilakukan karena perkebunan kakao negara relatif tidak tersentuli
kebijakan pembangunan perkebunan. Hasil estilnasi menunjukkan baliwa produktivitas dilxngaruhi secara positif dan nyata oleh variabel harga dotnestik yang berlaku (I'DCARI) dan i~pahyang berlaku (WGCAER) dan secara negatif dan nyata oleh variabel liarga pupuk taIii111lalu (LPFER-WP).
Berpengaruhnya harga pupuk ini
mencerminkan adanya pengaruh teknologi pada perkebunan kakao tiegara. Dengan nilai I<' Jjang relatif rendah, beberapa variabel lain yang diperkiralian menipengarulii pr-oduktivitas tidak tertangkap dalam persamaan.
I'ada perkehunan
ncgara. hasil cstimnsi di atas niengandung implikasi bali\va kebi.jakan kenr~ikanupnh aka11 ~ncnentukan kcnaikan produktivitas. Selain itu, apabila liargrt
P L I ~ ~ L I!,;III~ ~
dipcrkir~ikr~n ti11.1111 S ~ S L Idenga~i ~I~ kenyataan, maka produktivitas akan mcningl\at. lintul, mcrljaga r~tau~~icningkntkan kcnaikan produktivitas. kebijakan subsidi atau penetapan
.l'abcl 36. I4nsil Esti~nasiSub-Blok I'roduksi Kakao
1 1;11-g;1 tlolncstih h;lhao \crclah
p;~l;lh
0.000 140 I'
0.380.;
.; ..i 7 -7
I.I'I'I~KW1'
-0.000 130
-0. I00
-0.070
WGC'AEII
0.000 1 34
0.302
2.700
~ ~ ~ ~ : I I I I I ~ I I I 11i1;1i :III
l'l)CAf< I
1 I ; I I . ~ ; I 1~11>t1h tnllun-(i- 1 I I~:III I'rocluktivit;~s kahao cli pcrkehun;~n I(;lh!;lt
L ; I I ~ ~ I I ~ - ( ~I - )
AC'AI
0.89047''
Nilai I'=15.36i) R' 30.8366
IIMl = 2.241
No I0
Vnriahcl I.r~dogc~i J a ~ I1cr~icl;rs i I)rodtrkti\,itask;lk;ro IIC~;I~;I
Notasi
Estimasi I'nrametcr
151astr>ltns . ~ ~ I'cnilcL
I:lastisit;~s gSangkn k I';II~~;IIIC
tli ~icrkcbunan AC'AN
I-lasil estimasi di atasjilga mengindikasikan baliwa kenaikan liarga kakao doniestik aka11 merangsang kcnaikan produktivitas.
I'erubalian-perubaliari variabel penjelns
tersebut tidak hcrdanipak hesar karena perubahan produktivitas terliadap variabel\~nriabclterschut tidah elastis. Namun. respon produktivitas terliadap \t:uiabel-varinhcl pe1,jelas terscbut herlangsung cepat. Kecepatan respon ini diperki~akankarcna tidak adanya masalah i~ii'orniasiliarga. keuangan dan teknologi di perkebunari kakao negara. I'ada perkebunan kakao s\trasta. hasil esti~iiasinienun.jukkan baliwa produktivitas (AC'AS) lebih t i n g ~secara i nyata pada saat adanya kebijakan pembangunan perkebunan
(Dl ). Sedangkan iariabel harga ekspor tahun lalu (LRPXCA 1 ) dan h a r p ~ L I P L I taliun ~ lalu (LPFERWP) masing-masing berpengaruh positif dan liegatif, tetapi keduanya tidak nyata. Sedangkan irariabel upah tahun lalu (WGCAERI) berpengaruh positif dan nyata.
Hasil estimasi di atas ~nengindikasikanbahwa produktivitas perkebunan kakao swasta lebili tinggi pada saat terdapat kebijakan pembangunan perkebunan.
Selain itu.
apabila upah tenaga kel:ja jang direncanakan sesuai dengari upah aktual. inaka prcduktivitas jnga mcningkat. Peningkatan produktivitas karena prubahan upah ini tidak bcsar kr~rcna el:rstisitas upah hanya 0.3 15.
Dalanl model in^. l~erubalian
produktivita\ di perhebunan s\tZastadiasumsikan dapat berlangsung secar-a dinmi\. 8.1.1.6.
SuI~BlokLuas Areal Menghasilbn K a h o
I4asil cstimasi persnmaan-persamaat~pada sub-blok luas arcal rncngha~ilka~i dapat dililiat pads-l.ahcl 27. I'adn pcrsamaan luas areal n~enghasilkanknkao perkehunan r-r~h!.ar (12h4C'AR). liasil chrimasi rncui~ti.jukkanluas areal belum rnenghasilka~iumiu. 3 tnliiui (I.ACYAK3).Ilnrga dorncstik y n g berlaku (PDCARI) dan .jumlaIi serapan tcnag:t kcrja
(I: MC'AR) her pen gar ill^ posit ii'dan nyata. IHasil cstimasi tii alas mcngindikasikan bahwa perubahan luas areal nlcllglia.\ilka~~ kn1;ao di pcrkcbun:~n rrtk!.at
akan naik apabila tesiadi kenaikan lunh arcal helt~rn
nicngliasilkan. liarga domcstik dan jumlali serapan tenaga kcsja. I'cnlb:than luas areal ~iiengliasilkantcrscbut tidak Ixsclr karena produktivitas tidak elastis terhndap pcruhnha~ip~ri~balian \.ariahel pe~i.jelaster-schut. Pcrubahan luas areal menglinsilkan dipcl-kir-aka11 herlangsung scdans karcna nilai kocfisien penj,esuaian sekitar O.S. Kccepnt:ui pe~-uballan ini berliuhunga~idengan kondisi keuangan untuk berinvestasi dan kclenihnsnn~lin1i)l-lnnsi liarga di pel-kcbunan I;akao rak~rat.
Tabel 27. Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan
No V;~rii~bcl I;~idogcntiall I'c~i.jclas
Notasi
Estilliasi I'arameter
1:lastisitas .I;lligka I'cndck
I:lastisit;ts .langka 1';111;ang
.\/r/oclc,c,s~i~rrtr.\~ 7.Sl.S
I8
I .uas ;lrc;~l~ i i c ~ ~ g l i ; ~ s idi lkan pcrkchuna~ikakao rah! ;I[
1-MCAR
Pada perkebunan negara, luas areal menghasilkan kakao (LMCAN) dipengaruhi secara positif dan nyata ole11 variabel luas areal belum nlenghasilkan
L I I I I L I3~ tahun
(LACAN3) dan variabel jilmlah serapan terlaga kerja (EMCAN). Sedangkan harga ekspor kakao yang berlaku (PXCA-PX2) berhubungan secara positif tetapi tidak n\.ata.
Hasil ini ~nengindikasikanbahwa kenaikan luas areal belum menghasilkan dan jumlah set-apan tenaga kerja akan meningkatkan luas areal menghasilkan. Perubahan luas areal menghasilkan ini aka11 lebih besar dibandingkan pada perkebunan kakao rakyat dan s\ftastakarena nilai clastisitasnya lebih besar. Selain itu. kecepatan pen~bahanluas areal ~nenghasilkan lebih cepat karena secara relatif tidak ada masalah keuangan yang berkaitan dcngan in\lestasi dan penyerapan tenaga ket-ja di perkebunan ncgara. I'ada pcrkebunan s\\iasta, hasil estitnasi menun-jukkan bah\\,a luas areal incnghasilkan (LMCAS) dipcngarilhi secara positif dan nyata oleh \,ariabe1 luas areal belum nicnghasilkan umur -3 tahi~n(LACAS3) dan jumlah serapat1 tenaga kerja (EVCAS). Sccinngkan val-iabel liarga ekspor yang berlaku (PXCA-PX9) betpengari~hpositif'tetapi tidnk nyata. I lasil
irii
tiiengindikasikan bahwa kenaikan luas areal k l u m menghasillian
schiigni proksi investasi dan jurnlah serapan tenaga kerja aka11~iieningkatkanluns areal ~nenghnsilkan. I'cri~hahan luas areal menghasilkan ini sebanding dengan yang te11jadi pndn perkehu~ia~~ kr~kaorakjjat. Dengan nilai koefisien pen!.esuaian di ha\\ah 0.5. kecepatan pcrubahnn luas areal nlenghasilkan lebih lambat dibandingkan dengan di perkcbunan ~-ak!.at dnn negara. 8.1.1.7.
Su11-13lok I'rotlukti~itasKaret
I lnsil e\tilnasi pcrsamaan-persa~~iaan pada sub-blok produhsi karet dapat dilihat pnda l'rlbel 28. Pnda perkebunan rakyat. I~asilestimasi terbaik persalnnan produkti\~itas karet (ARIIR) dilakukan tanpa variabel pen.jelas kekeringan (DRF). hebijakan pembangunan perkebur~a~i ( D l ) dan harga pupuk (PFER). Ketiga \ariabe1 tersebut dianggap tercakup dalam e~-ror tenns. Hasil estitnasi menunjukkan bah\\.a Iianya \lariabe1 upah yang berlaku (WGRUER) berpengaruh positif dan n!.ata.
Sedangkan \lariabe1
harga karet domestik (PDRURI) berpengarul positif, tetapi tidak nyata.
Tabel 28. Hasil Esti~nasiSub-Blok Produktivitas Karet
N o Variahcl I'ndogcn clan I'e~!jclas
l~~tcrscp ll:~rg;~ do~i~cstik kt~rclsctcl;~l~ p;11:1k ~ C ~ I : I I I I I I : I I ~ ; I I ~ 11iIa1
Notasi
INTERCISP l'fll
Nil 17=7.
Dengan nilai
I
Estimasi Parameter
Elastisitas Sangka I'cndck
I-lastisitas .langka I'alliang
0.220548 " 0.00001083 I
I<' =0.8827
O,O.>OOO
I)\!'
=
0.005
2.474
yang relatif rendah, beberapa variabel lain yang diperkirakan
~iiempengaruhiproduktivitas tidak tertangkap dalaln persamaan. Dengan keterbatasan tersebut, indikasi yalig dapat disa~iipaikandari hasil estimasi di atas adalah produktivitas karet rakyat aka11nieningkat jika upah meningkat. Namun peningkata~iproduktivitas
karena peningkatan upah ini tidak besar karena nilai elastisitasnya kecil. Namun, dengan nilai koetisien penyesuaian di atas 0.5, respon produktivitas terliadap perubahan variabel peri.jelas tersebutjirga berlangsung relatifcepat. Kecepatan ini diperkirakan karena secara relatil' tidak ada masalali kelembagaan dan teknologi penyadapari di per-kebunan karct rakyat i~ntirkmerespon perubahan. Kenaikan upali diperkirakan akan riieningkatkan liekuensi penyadapan. l'ada perkebunr~nkaret negara, liasil estimasi prod~rktivitas(ARIJN) menir~i.jukkan haIi\va produktivitas dipcngarirlii secara positif dan nyata olcli variabel liarga ekspor taliun lalir (I,PXRUll I ) dan secara negatit'dan nyata oleli \~ariabelkekeringan (DRF). dan liarga pupuk taliun la111 (LI'FERWP). Berpengari~linyalialga pi~pi~li ini mcnccrniinkaii adanya pengaruli teknologi pada perkebunan karet negara. Sedangkan variabel kebijakan ~xnibangunan(Dl ) dan upah yang berlaku (WGRUER) bcrpengaruli positit'. tctapi tidak nJJata. I-lasil ini nicnuri.jirkkan baIi\va produktivitas tidak lebili tinggi pnda saat adan!a kebi.jakan penibangunnn perkebunan. Ilengan nilai I<' >,an2 relatif rendah. beberapa variabel lain !.an2 diperkirakan riieiiipcngarilhi produktivitas tidak tertarigkap dalam persarilaan. Dcngan ketei-batasan ini. indikasi !,an9 drtpat disampaikan dari liasil estimasi di atrts ndnlali peningkntnn produktivitas karet perkebunan negara dapat dilakukan melalui perlindungan tcsliadap kekeringan.
Selain itu. keriaikan produktivitas dapat terjadi jika liasga ckspor !ang
diperkirakan sesuai ciengan liarga yang berlaku.
Selali.j~~tri\,a. apabila liarga PLIPLII.:
diliarapkan turun dan besamya penurunan ini sesuai dengan kenyataan maka maka produktivitasjuga akan menirigkat. Penurunan harga pupuk ini dapat terjadijika terdapat subsidi liarga pupi~k. N a m ~ ~per~~baliari n produktivitas tersebut tidak besar karena produktivitas karet perkebunan negara tidak elastis terliadap perubalian liarga ekspor dan
harga pupuk.
Selain itu, dengan nilai koefisien ekspektasi di atas 0.5, perubahan
produkt ivitas tersebut juga berlangsung cepat. Kecepatan in i diperkirakan tidak terlepas dari penguasaan informasi harga dan teknologi di perkebunan negara untuk nlerespon IWLI
b,'1 Iian.
I'ada perkebunan karet swasta, produktivitas (ARUS) diestimasi, selain tanpa variabel kekeringan $ga tanpa variabel kebi.jakan pembangunan (D 1 ). Seperti diketahui. perkebunan karet s\trasta meniang relatif tidak tersentuh kebijakan pembangunan. liasil estimasi menun.jukkan baliwa produktivitas (AIIUS) dipengaruhi secara positildan nyata Iianya olch variabel upah yang berlaku (\jiGRUER). Sedangkan variabel rasio selisili h a r y ekspor karet !ang berlaku dari harga e k s p r tahun lalu terhadap harga ekspor karet yang bcrlaku (RDI'XRUR) dari harga pupuk tahun lalu (LPI-ERbIIP) masing-masing bcrpengaruh positit'dan negatit: tctapi tidak nyata. Hasil estiniasi ini merigindikasikan l>nh\\,a kenaikan upah akan rneningkatkan prc>duktivitas karet perkebilrian swasta.
Ilcngan nilai elastisitas yang kecil. perubahan produbivitas tersebut juga kecil. N a ~ i i i ~ n d e n y nilai koefisien penyesuaian di ba\vah 0.5. pcrubahan produktivitas pada pukehunan sjvasta Icbili lambat dibandingkan di pcrkebunan r a k ~ a dan t negam. 8.1.1 .8.
S u I ~ B l o kL t ~ i Arcal ~ s Mcnghasilkln Karet
llnsil estiniasi persamaan-persaniaan pada sub-blok luas areal menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 39. I'ada persamaan luas areal menghasilkan karet perkebunan mkyat (1,MRUR). hasil estimasi menuniukkan luas areal k l u m menghasiikan umur 4 t a h ~ ~ n (IARUR4). berpengari~hpositif dan nyata. Sedangkan harga doniestik yang berlaku (PDRURI ) dan .junilah serapan tenaga keria (EMRUR) berpengaruli positif. tetapi tidak IiJ'ata.
Tabel 29. Hasil Esti~nasiSub-Blok Luas Areal Menghasilkan Karet
N o Variahcl lindogcn d a n I'cii~jelns
Notasi
Estimasi I'ara~iicter
1-1. '1s.I'lsltas ' Sangka I'cndek
I
\ Iotr~clec.strrrrtr.ri 2SL.Y
24
I .~I;ISiire;~l~ ~ ~ e ~ ~ g l i ; ~dis i l k : ~ ~ i l>c1-kel>t111:111 karct r;lk>.;lt
IdMl
l~itcrscp I.u;~s;ircnl hclum mcngli;~silkan 1;11iun-((-4) 1 l ; ~ r g ;domestik ~ k;lrcl setcl;ili p;i,jak I ~ c I - I ~ ~ I ~ ~ I > ;11ili11 ~I~;II~
INTEIIClil'
47203
l~Al
0. I 0835913
S c r ; ~ p ; ~tc~inga n kc1:1;1
I:MIIliI<
I re11 I u;~sarcill mengli;~silk;~~i di ~ > e r L c l > ukarct ~ ~ ; l ~r;~k!at ~ t;~liu~i-(t1)
LNI'
I'l)l<111<1
25
I . I I ; I . ~areal ~ncnpl~;~hilk;~n di ~>crkcl>unan L;~rcrI~C:;II-;I
0.783
To78
0.002545
0.007
70 0 5 128
0.038
0 . 1 12
21 344
I.MI
0.200
0,00054 "
I<'
=0.0805
I)\!'
=
2.022
I.MI
I~ilc~-scp I u;15 ; ~ r c ; hclum ~l ~iic~~gli;silkan 1;1111111-(1-4)
INI'IJI
I<;~\io p c n ~ l l ; ~ l iI~;II-;;I ; ~ ~ i ckspor \el s ~ l l iI~C ~I I l; I ~ ; ILcrl;~ 1 II;I.; ; ~ r e ; ~mcnyli;~silk;~~i l tli I > L ~ ~ L ~ I > u L;lrcl I ~ ; I I ~I I C ~ ; I I - ; II ; I I ~ L I I ~ - ( I - I )
I.Al
38372'' 0.284525 "
U.353
0 . 4 I .T
I
0.0001 O X
0.020
0 024
I:hll
237 200345 .'
0.205
0 .345
I.hlI
0. 14522
Niliii I:= I 1.004
I<' =0.(i8c)3
I)\\' = 2 . I54
Nilai I-=? 1.220
I<' =0.8003
l)\V
=
I .OX2
I lasil estiniasi di atas mengindikasikan bahwa perubalian luas areal menghasilkan kal-et di perkebunan rakyat akan naik apabila terjadi kenaikan luas areal belum
nienghasilkan.
N a m ~ ~kenaikan n tersebut tidak besar karena per~~balianluas areal
menghasilkan tidak elastis terhadap perubalian variabel pe~ijelastersebut. N a m ~ dengan ~n nilai koelisien penyesuaian di bawah 0.5, perubahan tersebut diperkiraltan dapat
berlangsung relatif lambat. Kelambatan ini diperkirakan erat kaitannya dengan masalah keuangan di perkebunan rakyat untuk nielakukan investasi disamping teknologi pembukaan lahan dan budidaya yang masih sederhana. I'ada perkebunan negara. luas areal nienghasilkan karet (LMRUN) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel luas areal beluni nienghasilkan umur 4 tahun (I,ARUN4) dan variabel jumlah serapan teriaga kerja (EMRUN). Sedangkan liarga ckspor karet dalam Rupiah (RPXRU-PX2) berli~~bungan secara positif, tetapi tidak nyata.
Hasil estimasi di atas ~iiengindikasikan bahwa kenaikan luas areal belum
menghasilkan sebagai proksi investasi dan jumlali serapan tenaga kerja akan meningkatkan luas areal mengliasilkan. Perubahan luas areal menghasilkan tersebut tidak besar karena nilai elastisitas kedua variabel penjelas terhadap luas areal mcnghasilkan hanya kecil. Namun. dengan nilai koefisien penyesuaian di atas 0.5. rcspon perubahan tersebut jugs berlangsung relatif cepat. Kecepatan ini diprkirakan berhubungan dengan kondisi manajemen keuangan peri~sahaan negara yang ~nemungkinkanuntuk melakukan investasi dan menyerap tenaga kerja. I'ada
perkebunan swasta. hasil estimasi menu~i.jukkan bahwa luas areal
~iiengliasilkan(LMRUS) dipengaruhi secara positif dari nyata oleh variabel luas areal bclum menghasilkan u m ~ ~3 r tahun (LARUS3) dan jumlah serapaii tenaga kerja (EMRUS). Sedangkan variabel harga ekspor yang berlaku (PXRU-PX2) berpengaruh positif tetapi tidak nyata. Iiasil estimasi di atas mengindikasikan bahwa kenaikan luas areal belum menghasilkan sebagai proksi investasi, liarga do~iiestikdan jumlah serapan teriaga kerja akan meningkatkan luas areal menghasilkan. Narnun perubahan tersebut tidak besar karena nilai elastitas ketiga variabel penjetas tersebut kecil. Selain itu, perubalian tersebut
juga berlangsitng relatif lambat karena nilai koefisien penyesuaiannya di atas 0.5. Kelmbatan ini diperkirakan berkaitan dengan kondisi keuangan perkebunali karet swasta i ~ t i t ~dapat ~ k nlelakukan investasi dan menyerap tenaga kerja.
Ilasil cstimasi pcrsamaan-pcrsamaan pada sub-blok pmduksi minyak sa\\.it dapat dilihat pada .l'al-el 30. llasil cstimasi produkti\litas tnin!.ak sa\\,it terbaik dilakukiln tanpa variabel kekeringan (IIRF). Dalam ha1 ini. pengarill1 kekeringan tcrhadap proditkti\~itas minyak sawit diatigap tcrckam dalam c117u)1. ~c~r*rrr.v. I'nda perkcbut?nn kelapn sawit rak~rat. prc)ditkti\,itas m i n y k s n i t (.:\('1'011) dipengarithi olch upnh ~ a n ghcrlnku (\4.'(-iC'I'OI:R) dan mengihi~tipcrkcmhr~nyntrcn secara positif' diui !i\ata.
Sedangkan varinbel kehi.iaknn pcmbangirnnn ( I ) I ) dan
puuhahan harga do~nestik(1)I'IX'I'OK) her-pen:at-i~h positif: rctapi ridali n\at;I. Selnin itit.
\lariabcl hat-gn 1111pi1k t;1hi111 lalu (LI'I-I
No
Vi~riahcll:~lclogcn~ l ; l nI'c~i.iel:a
Notasi
Estimasi Paramctcr
I3astisitas
.langka I'cndck
Iilastisitas .langka I':ui.iang
.\ lc~~orlc~ c,s/iir~rrsr.?S/..S
28
I'rotl~~kti\.itas mi~i!;~ks;~\\.it cli ~ > c r k c h u n ; ~neg;ir;i n
rlC'I'ON
I ) I I I I I I I Ikchi.jnka11 ~. pe~iiha~iguna~i
~>crkehunan I I:~rgaekspor sctcl;~l~ p;Gak ekspor laliun-(1-l )
I'roduktivltas min!;l!i s;l\vit tli pcrkcbutian neglr;l t;illun-(1-1 )
1'1-otluhti\ itas
111
-0.068544
I.I'XCI'OR I
0.000484 '
AC'I'ON I
0.807 107 "
/ZC'I1( )S I
0.257088'
0.0 17
0.0Xf1
~ni~i!;lLsa\\ I t tli
~ C I - ~ ~ ~ ~ I SI\;IS~;I I I I : I I t;111111i-(t~
I
)
14asil estimasi di atas mengindikasikan bahwa produktivitas min!ak sa\\ it rakjat aka11meningkat jika upah yang berlaku ~iieningkat.N a ~ i i i ~produktivitas n tersebut tidal; elastis terhadap perubalia~iupah. Perubahan produktivitas tersebut dapat berlangsi~~ig relatif lambat karena nilai koetisie~ipenyesuaiannya di bawah 0.5. Respon produktivitas ini diperkirakari berkaitan dengan kondisi keuangan petani perkebunan rakyat. Pada perkebunan negara, produktivitas perkebunan negara (ACPON) dipengaruhi oleh variabel harga ekspor (LPXCPORI) dan perkernbangan trend. keduan!ra secara
positif dan nyata. Sedangkan variabel kebiLjakan pembangunan perkebunan (Dl) dan penrbahan harga pilpuk (DPFER) keduanya berpengaruh negatif. tetapi tidak nyata. I'soduktivitas ini juga berhuburigan positif dengan upah tenaga kerja tahun lalu (\S'GCPOER 1 ), tetapi tidak nyata. l'anda negatif variabel Dl di atas berarti produktivitas perkebunan negara lehih sendah dengan adanya kebi.jakan penibangunari perkebunan. Hal ini terjadi karena pcskebunan negasa sebagai agen pernbangunan peskebunan mengliadapi konllik dengan pcrkebunan mkyat pada berbagai daerah pengembangan. Kontlik
irii
kemudian riieli~jadi
hchnn bagi perkebunan negara yang selanjutn\,a menimbulkan "trade off" bagi psodukti\
i ~ a spcrkebunan ncgasa. Pada peskebunan s\\'asta. konflik ini tidak terjadi karena kebi-
iaknn pembangunan perkebunan lebih diaralikan ilntilk pengembangan perkebunan s\\asta sendiri. Pada daerah pengembangan. kontlik perkebunal~s\jtasta dengan pskeht111;11irakyat relatif'dapat dikendalikan. Namun pengaruli ini tidak besas kasenn tanda 1,ociisicn vnrinbel U I di atas tidak nyata. Iinsil estimnsi di atas mengindikasikan bahwa produktivitas miri~.nk sa\\.it pcrkebunan negat-a akan meningkat jika hasfa ekspos nieningkat. Namun prc>duktivitas rusebut tidak elnstis terliadap perubahan harga ekspos tahun lalu.
I'csubalinn
psodukti\/itas tersebut dapat beslangsung selatif lalnbat kasena nilai koetisien ckspektnsi di ha\\.ali 0.5.
Respon produktivitas ini diperkisakan beskaitan dengan masalali
~nan;!jemen produksi dan keletnbagaan di perkebunan negat-a. Pada ~xrkebunanminyak sawit swasta. hasil estimasi menun.jukkan bah\\.a psodukti\~itas(ACPOS) lebih tinggi dengan adanya kebiljakan pembangunan peskebunan (Dl ). Selain itu. produktivitas dipengasulii oleh perubahan i~pali(DWGCPOER) dan mengikuti tsen (LNT) secasa positif dan nyata. Sedangkan variabel rasio selisih liasga
pupuk yang berlaku dan tahun lalu terhadap harga pupuk yang berlaku (RDPFER) dan harga ekspor tahun lalu (LPXCPORI) masing-masing berpengaruh negatif dan positif: tetapi keduanya tidak nyata. Dengan nilai R' yang relatif rendah, beberapa variabel lain Jfang diperkirakan niempengari~liiproduktivitas tidak tertangkap dalam persamaan. Dengan keterbatasan tersebut. iridikasi yang dapat ditarik dari hasil estiniasi di atas adalali kebi.jakan pembangunan perkebunan. kenaikan upali dan teknologi dapat nieningkatkan produktivitas perkebunan niin~zaksawit swasta. Dengan nilai elastisitas upah dan harga yang bernilai kecil. maka perubalian produktivitas karena perubalian kedua variabel pen.jelas tersebut jugs kecil.
Namun. dengan nilai koefisien ekspektasi di atas 0.5. peri~balian
plnd~~ktivitas tersebut diperkirakan berialan relatif cepat. Kecepatan ini diperkirakan berliubungan dengan kondisi kelembagaan inforniasi harga. mana.iemen tenaga keria dan ~ ~ ~ i g ~ ~teknologi a s a a n yang relatif mendukungidukung penyesuaian di perkebunan s\ilasta. 8.1.1.10. Sub-13lok Luas Areal Mengliasilkan Kelapa Sawit
1 lasil cstimasi persamaan-persamaan pada sub-blok luas areal mengliasilkan dapat
clililiat pada l'abel 3 I. I'ada pel.samaan luas areal mengliasilkan kelapa sa\\ it perkebunan rakjrat (LMCI'OK). liasil estimasi menuli.jukkari luas areal belum merighasilkan ilmur 3 t a l i ~ ~(LACI'OR3) n dan j~lnilaliserapan tenaga kerja (EMCPOR) berpengaruli positif'dan nj.ata. Sedangkan variabel harga doniestik tahun lalun (LI'DCPOR I) belpengaruli positif: tetapi tidak n!ata. I-lasil estimasi di atas mengindikasikan baIi\va perubalian luas areal mengliasilkan minyak sawit di perkebunan rakyat akan naik apabila terjadi kenaikan luas areal belum mengliasilkan dan jumlah serapan tenaga kerja. Perubahan luas areal menghasilkan tersebut diperki~akancukup proporsioanal terhadap perubahan investasi, tetapi tidak
elastis terhadap perubahan serapan tenaga kerja. Kecepatan perubahan tersebut berjalan relatif
sedang karena nilai koesisien penyesuaiannya sekitar 0.5. Kecepatan ini tidak
terlepas
dari kondisi keuangan petani perkebunan kelapa sawit rakyat.
Tabel -3 1 . Ilasil E s t i n i a s i Sub-B lok Luas Areal Menghasilkan Kelapa Sa\\ i t
So \';i~-iahel I:ndogen d;lli I'c~i.iclas
Notasi
\ I ~ ~ l o cOLS ll~ .?O
I.u;~sareal mcngli;~silkankclapa Sin\ i t di pcrkehu~~an r;lk! at
I_h4C'I'OI<
Illrerscp l.ir;ls areal bclum ~ncngli;~i~lkan 'I~;II~LII~-(~-~)
lN'~f~l
SCI-~~XIIItcnag;~kc~:i;~ I l;trg;i ~lonicstiknlili>;lh s;l\\.it ~etelalip;~i;r!i pcrr;lnih;lhari nilai t;llltlll-(I- I ) I (la.; areal rnc~iglia\ilkar~ kclapa >;I\\ it di 1xrkcbun;ui I-;I~! ; ~ tt;~lir~n-(1I)
l.:h4Ol'I<
I una ;lreal bclum ilicngli;~\ilkan 1;1Iit11i-(t-3) I larfa domcstik m~n!;lk s;l\\ i t \ctcl;lIi p:!iah per-ra~iihalia~i nilai
l.AC'l'Ol<3
l~l'i)C'I'Ol
IAC'I'ON.? l1l)C'l'0l< I
Ser;ipan tenaga keria I<MOI'S I.uas al-cal mengliasilkan kelapn s;~\\itLIIpe!kcbun:~n s\vasta tali~in-(1-1) 12hlCI'OSI Nilai 1:=4 1X.740
I!stimasi I'nranietcr
l.l~lsli5lt~ls
Sangka I'c~ldck
I~.l;l511511;1s .langLa I';II~I;II~~
Pada perkebunan negara, luas areal menghasilkan minyak sawit (LMCPON) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel luas areal belu~nmenghasilkan umur 3 tahun (LACPON3). harga doniestik yang berlaku (PDCPORI) dan variabel jumlah serapan teriaga kerja ta111111lalu (EMOPN I). Hasil di atas niengindikasikan bahwa kenaikan luas areal belum mengliasilkan dan harga domestik aka11 ~neningkatkanluas areal menghasilkan. Selain itu. luas areal rnenghasilkan aka11 menirigkat jika jumlali serapan tenaga keria yang diperkirakan nicndekati jumlah scrapan tenaga keria aktual. Naniun karena elastisitas kedua variabel penjelas relatit'kecil. maka perubahan luas areal menghasilkan karena perubahan kedua varialx.1 tersebut ,ji~garelatif kecil. Namun. kecepatan per~~bahan tersebut relatit'cepat karma nilai koefisieii ekspektasinya di atas 0.5. Kecepatan respon ini diperkirakan berliuburigan dengan kondisi kcuangan iintuk berinvestasi dan menyerap tenaga keria di perkcbunan ncgarn. I'nda perkcbunan swasta. liasil cstimasi menuri.iukkan bahlva luas areal menghasilkan (I_MCI'OS) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel jumlali serapan tenaga kcrjn (1:MOI'S) dnn liarga ckspor- y n g berlaku (setelah dikurangi pa.jak ekspor) (I'SCPORI).
Scdnngkan variahel luas areal belunl menghasilkan u ~ i i ~3 ~taliiln r
(I.AC'POS3) herpengaluli positif tetripi tidak nyata. tinsil estimasi di atas niengindikasikan bahwa kenaikan harga ekspor dan .jumlaIi serapan tenaga kerja aka11nleningkatkan luas areal mengliasi!kan. Nam~lnkarena luas areal menghasilkan tidak elastis terhadap perubahan kedua variabel penjelas tersebut. maka perubahan luas areal menghasilkan tersebut juga kecil.
Selain itu, respon
perubahan tersebut dapat berlangsung relatif lambat karena nilai
koefisien
pen~.esuaiannyadi bawali 0.5. Kelanibatan ini diperkirakan berh~~bungan dengan kondisi
keuangan perkebunan swasta yang n~ungkin tidak lebih baik dibandingkan pada perkebunan rakyat dan negara. 8.1.1.11. S u b B l o k I'roduksi
Persamaan-pcrsamaan identitas pada blok produksi dapat dililiat pada I'abcl -32. I'ada blok ini tcrdapat identitas produksi masing-masing koliioditas. Produksi masingmasing komoditas nier~lpakan perkalian dari tingkat produktivitas dan luas areal mel~ghasilkan. Tabel 33. I'ersamaan Identitas Sub-Rlok I'rodc~ksi. Nilai 'l'amhnh dan I'endaprttan Nasionnl
8.1.1.12. Sub-Blok Nilai Tambah
11asil cstimasi 17ersan1aan-persamaan pada sub-blok ni lai tamhali min! ak sawit dnpnt dililiat pada 'lhbcl 33. Pada persamaan
nilrli
tntnbali tcli. nilai tamball tell (VTEN)
~iipengarilliisecam positif' dan njrata oleli produksi (Y'TE) dan pergerakan liarga tell domestik (PDTERI dan LPDTERI). Pada persamaan nilai tamhah kopi. tingkat nilai tnmbali (VCON) bcrliubungan secara positil'dan nyata dengan variabel produksi (YC'O) dan pergerakan rata-rata dua taliun harga kopi domestik (I'DCOR I dan LPDCOR I ). I'ada persaniaan nilai tambah kakao, ~iilaitambali (VCAN) dipengan~hisecara positif dan nyata oleli variabel produksi (YCA), liarga kakao domestik (PDCARI) dan mengikuti tren (T).
Tabel 33. Hasil Esti~nasiSub-Blok Nilai Tambah
No Vari;lhcl I:ncloger~ Jan I'erlielas
I 1;1rg;1tell t l o ~ i ~ s t isctc1;1I1 k p;~.j;lk ~>crtambah;rnnilai I lilrgo tell donlcstil sctclali p;!jak pcrt;~~~ihah;ln nilai I ; I ~ I I I I I I- )( ~ -
30
40
Notasi
I31im;lsi 1' ., al ,rmctcr
[
'
I.:!,.Istlhllas . '.' I;lngka I';~~i.iang
1'1YI-I3
I44807 "
0.807
1.304
I .l'l)'l~l.:l
-408 I0 "
-0.200
-0.450
8 16.553552 "
0 400
1.43 1
3 I0054 ,'
0.770
2.387
Nili~it i ~ ~ n l xkopi ll~
VC'ON
I'rotluksl kopi 1 1;lrga ilon~cstikkepi sc.tclal~pi~iah p u t ; i m h a l ~ ; lnilai ~~ I larg;~clomcstik Lopi sctcl;d~p;~iak
YCO
~ ~ ~ I ; I I I ~ ~ I ; III ~I ~I ;; I ~I ~
l.l1l)C'0ll 1
N ~ l i t~ai ~ n l x kopl ~ l ~ ~ ; I I I I I I Il -)( ~ -
VC'ON I
Nil;~iI;IIII~>;III k:ik;lo
VC'AN
Nil;~ita~nl>;~li kilk;lo ~;IIIIIII-(I-I )
VC'AN I
0. 182358
Nilai tnmhal~karct tahun-(1-1)
VRlJN I
0.006782
1)I)C'Oll I
-150877"
-0..;00
0.074500 "
Nilai F=191.012 R' =0.9745
I>W = 1.333
- I . I00
I'l.oJuksi min!;~k s;l\\~t I larga domctik mi!i!:lL s;l\\it setcI;~I~ pi~,j;lk~ J C ~ I ; I I ~ ~ ~ J : I11il:li ~I:III I l;lrgo domctik min! ;ik S;I\\ i t sctel;~li p:~,j;lk~ I ~ ~ ~ : I I I ~ I ~ : I I I :11iI:li I I I ~ ; I ~ ~ L I I I I- )( ~ -
I'nda persamnan nilai trtmbnli karct. tingkat nilai tamhali (VIIIJN) bcrlii~bungan secarn positi i' dnn y a t a dcny~invarinbcl prodirksi ( Y R t I ) dan liarya karct domestil\: (I'1)RIJIII).
Seditnykan pndn persalii:ta~i nilni tamb:lIi min!,ah sa\\,it. nilai truiihali
(VCI'ON) tiipcng:~ruIii secarn posit i f ' d:ui n!.atn oleh variabel liarga minyak sat\ it doii~estil;(PLICI'OII I ) . Vnrinbel produksi (\,'C'I'O) dan tren bcrpengan~lipositif' tetapi tidal; n!,ata. I lrisil cstimasi cii atas mengi~idikasiknnhaIi\\a nilai tambah kelimn komoditns Llmliirl
perkebunan pi~dnulnumnya akan mcningkat.iil;a teriadi peninglintan pt-oduksi dan
Ilarga domestil; pads masiliy-masing komnditns.
I'erubnlian nilai lambah karena
pwi~balianproduksi tcrsebut pada Llrnumn!~a tidak proporsional karena nilai elastisitas ~woduksi terliadap nilni tamball lebih I\:ecil satu.
Nami~n. dengan nilai koefisien
pui!,esuaial~ di atas 0.5. kecuali koefisien penyesuaian nilai tambah kakao. respon peri~baliantersebut berlangsung relatit' cepat. Kecepatan perubahan ini diperkirakan berhubunga~i dengan kondisi teknologi peningkatan liilai tanlbah.
I-la~iya kondisi
teknologi peningkatan nilai tambah kakao yang tidak dapat dengan cepat menyesuaikan dengan perubahan produksi dan harga domestik. Kesi~npulanini juga didukung oleh berpengaruhnya variabel T. sebagai proksi perkembangan teknologi. terhadap peningkatan nilai tambah. I'ada sub blok ni lai tanibali ini terdapat persamaan identitasldefinisi. yaiti~Produk Ilomestik Brirto (GDPN). yang ~nerupakanperi.iumlaIian dasi riilai tambah subsektos peskebunan (VECN) dan lion perkebunan (VNECN). Secara matematis persamaan identitas tessebut adalali : 43. GDI'N
= VI'CN
+ VNECN
8.1.1.13. Sub Blok Korisunisi
Iiasil estimasi ~xssamaan-persaliiaanpada sub-blok konsumsi daprtt dilihat pada 'fabel 34. I'ada konsi111isiteh. tirigkat konsunisi industri teh (OC'DTE) hanya dipengaruhi sccara positif dan nyata ole11 pendapatan riasiorial (GDI'N). sedangkan tsen ('I') dan hasga domestik tidak bespengasuh nyata. Pada konsumsi kopi. tingkat konsumsi industri kopi (OCDCO) herliubun~ansecara positit'dan nyata dengan pendapatan nasional (GDI'N).
tctapi besliubungan secara negatifdan tidak nyata dengan hasga domestih (I'DC'OR I ). I'ada honsumsi hahao. honsumsi industri kakao (OC'DC:\) dipengasuhi secar-a negatif'oleli harga doniestik yang berlaku (PDCAR I ) dan secara pnsitif oleh pendapatan nasional (LGDPN). tctapi keduan!!a
tidak nyata. Pendapatan nasional sebagai proksi
pendapatan ind~~stri kakao tidak men.jadi pertimbangan bagi industri kakao i~ntirk
Pada konsumsi kaset. konsumsi industri karet (QCDRU) berliubungan positif dan nyata dengan tsen (T). sebagai proksi perkernbangan teknologi. tetapi berh~~bungan secara negatif dan nyata dengan harga domestik (PDRUR I). Sedangkan variabel
perubahan pendapatan r~asional (DGDPN) berpengaruh positif, tetapi tidak nyata. Pendapatan nasional sebagai proksi pendapatan industri karet tidak meli.jadi pertinibangan bagi industri karet untuk mengkonsumsi karet. Sedangkan pada konsu~iisi minyak sa\vit, konsumsi industri minyak sa\\,it (QCIX'PO) Iiariya mengikuti perkembangan tren. Variabel rasio selisili liarga domestil, 1ang berlaku dan taliun Ialu terliadap liarga yang berlaku (RDPDCPOR) dan pendapatan
nasional (GDPN) bcrpengan~lipositif: tetapi tidak nyata. I'endapatan nasional seba2ai prolisi pendapatan industri minyali sa\\fit tidak meli.jadi pel-timbangan bngi industri
.l'nbel 31.Hasil 13timasi Sub Ulok Konsunisi
Nilai lC=4.712
1<2-0 4023
I)\\'
=
1.034
Tabel 34. Lanjutan No V;~riabclIindogen dan I'e~i.ielas 40
Ko11s111nsi tlomcstik l a k a o
()Cl)CA
'I'rc11
I.N.1.
Konsumsi knkao domcstik taliu~i-(1-1)
0Cl)CA I
1:lnstisitas .I;~nfka I'clidck
I:stimasi
Notnsi
I1;lralncter
0.03405 "
Kotisi1111s1 clo~ilcstil1ii;11>,:1k si~\\,il
()C.l)CI)O
I~itcrscp
lN~l~l~:l
l<;~sio lic~-~~li;ili;~t~ li;lrg;~~~ii~i!.;ik s:~!vit do111estik
l
1'1-otltth I )orncstrk 111-uto
(i1)I)N
1 1.511
.I.
Ko11st111:\1 111111! ;I)\ ; I \ \
i t dolllestik ta11~11i-(tl)
()C'I)C'l'O
I';III,~;II)~
7 1 8 1 . 100220
I)\!'
Nilai 1-=19.067 112 =0.7022
4s
1Slastisitns 1:11igk;1
=
I
')
I3
-457774 -.;2422
-0 01 7
-0.02S
7.001.'-08
O.OS7
0 . I02
(lo?sS
"
1
-
0 . 4 5 ~ 0 '>4
Nilai 1'=50.008 1<2 =0.022
I)\\'
-I
SS7
Ocngali nilai R- yang relatif rendali. beberapa variabel lain jang diperkirakan mempengaruhi konsumsi teh dan kopi tidak teltangkap dalam persamaan. Dengan keterbatasan tersehut. indikasi yang dapat ditarik dari hasil estimasi di atas adalah kenaikan pendapatan nasional akan menentukan kenaikan konsumsi. Naniun perubalian konsunisi tell dan kopi tersebut tidak elastis terliadap perubahan pendapatan nasional. Naniun, dengan koefisien penyesuaian di atas 0.5, perubahan konsumsi teh dan kopi
doniestik tersebut berjalan cepat. Hal ini diperkirakan berhubungan dengan kondisi perekonomian atau daya beli konsumen yang relatif rendah. Seperti diketahui konsumsi teh dan kopi rata-rata per kapita Indonesia lnasih sekitar 0.5 k:&apita/tahun. liasil estimasi konsumsi kakao di atas niengindikasikan bah\va kenaikan konsumsi sc~nata-matateriadi karena variabel lain. selain variabel harga dan pendapatan nasional. l'engamatan empisis tentang konsi~~iisi domestik kakao menu~i.jukkanbali\\,a industri kakao domestik sit'ntn!,a lianya menyesuaikan dengall kebutulian untuk kcperluan campusan kakao ilnpor. Di sisi lain, kakao untuk konsumsi domestik sil'cltn!.a residual. \.aitu merupakan sisa dari produksi setelali memenuhi kebutuhan ekspor. llcngan kociisien peliyesuaian di baivali 0.5, maka perubalian konsumsi kakao krirena dintimika Ixnggilnaan bahan baku. produksi dati ekspor tersebut beslangsung rclatil' lamhat. Kelambatan
ilii
diperkirakan tidak terlepas dari desain teknologi pengolahan (proses dan
pel-alatan) pada industt-i kakao yang ~iiemungkinkanuntuk men!.esuaikan diri denyan dinamika tersebut. I'nda konsumsi karet. hasil estimasi di atas mengindikasikan ball\\ a.jika liarga karct domestik turun dan ndan!a perkembangan teknologi. maka konsumsi ttkan ~ncningkat. Namun konsumsi hersilitt tidal; clastis terhadap pcrubahan 11~1ryndo~iicstik.scliingga ~eritbalianliargt~tidak bcrpengasuli banyak terliadap perubalian konsitmsi. llcngttn kocfisien penyesuaian di ba\vali 0.5. respot1 konsumsi terhadap per~lbnlian variabcl pe~i.jelasdi atas relatit' lambat. Kelambatan ini diperkirakan tidak terlepas dari kondisi teknologi industri pengolahan karet, sepel-ti industri ban. !.an2 dapat men!,esunikan diri dengan dinamika perubahan teknologi balian baku karet . Sedangkan pada konsumsi minyak sawit, liasil estimasi di atas mengindikasikan bali\va kenaikan konsumsi semata-mata terjadi karena variabel teknologi. Naniiln
pentballan konsulnsi tersebut Serjalan relatif cepat karena nilai koefisien
penyesuaian
masih di atas 0.5. Kecepatan ini berhubungan dengan kenyataan bahwa perkembangan tcknologi industri yang menggunakan bahan baku tniriyak sawit berjalan relatif cepat. Industri pengguna niinyak sawit terutatna industri tninyak goreng berkembang dengan cepat.
8.1.2. 131ok Teriaga Kerja 8.1.2.1. Serapan Tenaga Kerja di Perkebunan Tell I lasil estitnasi persamaan serapan tenaga kerja pada blok tenaga kerja dapat dilihat 17;td;l Tabel -35. I'adn persamaan serapan tenaga kerja di perkebunan teli rakyat. variabel total luas areal (I,AM.fER) dan pengeluaran penibangunan pmerintah belpengar~~li pwitit' dan nJrata terliadap scrapari tenaga keria (EMTER). Sedangkan variabel upah taliitn Ialu (\4'CiI'EER I ) berpengaruh negatif. tetapi tidak nyata. Namitri serapan tenaga kcl-ia tidnk Icbih tinggi dcngan adanya kebi-jakatl pembangunan pemerintah (D I). tetapi
I lasil cstimasi di atas mengindikasikan bahwa serapan tenaga kerja aka11~iieningkat
denyan meningkntn!n total luas areal pertanaman tell rakyat. Namun peningkatan terseh~lttidak bcsnr karena serapan tenaga kerja tidak elastisitas terliadap kcnaikan luas itrenl ~nenghasilkanmaupun belitin menghasilkan. Selain itu. hasil estimasi di atas.jilga ~iiengnndunyimplikasi bahwa peningkatan serapan tenaga kcrja di perkebunan tell rakyat dapat dilakukan dengan kebi.jakan peningkatan pengeluaran pembangunan. \\~alaupitn sit:lt
perubahan tel-sebut tidak elastis. Pembangunan infiastntktur nieniacu mobilitas
tenaga kerja ~lntukmencari lapangan kerja, sebagian diantaranya terserap di perkebunan teli rakyat. I'erubalian yang dapat terjadi pada serapan tenaga kerja di perkebunan rakyat
di atas berjalan relatif cepat karena nilai koefisien penyesuainnya di atas 0.5. Kecepatan
ini diperkirakan tidak lepas dari kondisi luwesnya kelelnbagaan petani dalatn kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Pada perkebunan teh negara, ju~nlahserapan tenaga kerja (EMTEN) lebih tinggi pada saat adanya kebi-jakan pellibangunan perkebunan (D 1 ). Serapan tenaga kerja tersebut juga dipengar~tliisecara positif dan nyata oleli variabel total luas areal 1x1-tanamantell (LAMTEN) dan pengeluaran pemerintah tahun lalu (GEXDEV I R). Selain itu. serapati
tenaga kerja tersebut diperigaruhi secara negatif: tetapi tidak rlyata variabel oleli i~pali tahun lalu (MIGTEERI). liasil estimasi di atas niengandung implikasi b a h a kebi-jakan pe~iibangi~nan pcrkebunan dan pcningkatan pengeluaran penibangi~nan, scpel-ri pembangunan inli-nstruhtur.dapat meningkatkan serapati tenaga kerja di perkebunan teh negara. Selain itu. scrapan tenaga hcrja tersebut dapat ~iieningkatjika total luas aseal meningkal.
Ilcngan nilai elastisitas yang relatif kecil. perubahan serapan tenaga heria di perkebunan negara sebagai akihat perubahan pada kedua variabel pen.ielas tersebut juga kccil. Naniun. dengan nilai koelisien penyesuaian di atas 0.5, respon perubahari serapan teriaga herja tersebut juga berialan relatif cepat. Kecepatan ini diperkirakan tidak terlepas dal-i manqjemen tenaga kcria dan keuangan di perkebunan negara yang relatil' tidak haku dalani kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja di perkebunan negara. Pada pessamaan scrapan tenaga kerja di perkebunan teh swasta. variabel total luas aseal (LAMTES) dali pengeluaran pembangunan pemerintah berpengasuli positif dan n ~ a t aterliadap serapan tenaga kerja (EMTES). Sedangkan variabel ~ ~ p ayang l i berlaku (MIGTEER) berpengar~tlinegatif, tetapi tidak nyata. Namiln serapan tenaga kerja tidak lebih tinggi dengan adanya kebi-jakan pembangurian pemerintah (Dl). tetapi tidak nyata.
Tabel 35. Hasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Teh
X o Variahcl I.:ndogcn dun I'c11,jelas
Notasi
I:stimxi I'arametcr
I:] . ' .' , asl~s~tns I.:lustisitas .langka Jangka I'cndck I'a11,iiuig
\ / c ~ ~ o c / c jc , . \ . l ~ i r l r ~ s2Sl.S i
40
Scrnpan tcnaga kcria cii pel~kcbunan tell ~-ak!.at I<MI'EI< I n!crscp INTERCII' Jumlali luas areal mcngliasilkan dan h c l u ~ imeng11asilk:ui i I,A MI'ER I ~ I I ~ I I I kchi,iak:tn I~. pcnibangunan l'crkcl>~~~ii~~i I11
0.000053705
WCiTEIZR I
-0.00050 1
I lpah di pcrkchu~iontell tahun-(I- I )
I'cngeluaran p c ~ hiuigunan ii (;l,XDl,VR Sc1-apa11 tcnaga kcria di pcr-kchunan tell rak\.at taliun-(I- I ) I:M'I.FR I
3.107757
-0.101 187
2.0 I li-1 -3 I' 0.287087 '
Nilai I:=13.4.30 R' =0.7705
I)\\'
I llIcrSCI3 .I~rrnli~li luas al-cal ~iicngliasilkandan I ~ c l ~ nicngliusilkan r~ii / ) 1 1 1 1 1 1 1 ~ ~kchijakit~i pc~ilh:~ng~~nan I'crkehl~nan
I il>;~lidi pcrkehunan tcli taliun-(1-1 ) I'cngclu;u.un pemhangunun Serapa11tcriaga kcrii! di pcrkehunan rcll ncsaril tahun-(1- I )
EM'FEN I Nilai I:=X.209
Intcrscp .lum lnli luns areal ~iicngliasilkandan
helum ~iicngliasilkan /)II/IIII!\J kehiiakan pc~iihangunan I'er-kchunan
111
-0.055440
WGTEER
-0.00 I O(>O
CiEXDEV I R
4.0 11;- I 3 "
EMTES I
0.054322
N i l a i F=3 1.270 R' =0.8910
-0. I03
-0.100
0.422
0.447
I>Mi= 1.850
Seperti pada perkebunan teh rakyat, hasil esti~nasidi atas ~nengindikasikanbaliwa serapan teriaga kesja akan meningkat dengan meningkatnya total luas areal peltanaman tell perkebunan swasta. Hasil tersebut juga mengandung i~iiplikasibahwa peningkatan seral'an tenaga kel:ja di perkebunan tell swasta dapat dilakukan dengan kebijakan peningkatan pengeluaran pembangunan. Salali satu ha1 yang dapat dilakukan adalah membangun iniiastruktur seliingga memacu mobilitas tenaga kesja untul; mencari Inpangan kcsja. scbagian diantasanya tcnesap di perkebunan swasta. Namun demikian. pcri~bahri~i scraprill tenrip kesja di atas iian!a kecil karena nilai elastisitas kedua \irtrirlbel pc11,jelastcrschut kccil. Nami111.sespon perubalian serapan teliaga kerjn di ~xrkcbunan s\\.asta jugs hcrlangsung lehih ccpat dibandingkan dcngali di perkcbunan s a k ~ a tdan negara. 8.1.2.2. Scrapan Tc11;ig;i Kcrja di l'crkcbuni~n Kopi
I lasil estiniasi pcrsalnaan selapali tennga kcsja kopi pada blok tenaga kel:ja dnpat dililiat pada lahcl 30. I'ada perhebuna~i hopi rah!rtt.
total luas a]-eal peltanaman
(I.AMC'OR1I) dan pengeluaran (C;I;XDI
(\l\;C;('OISR I ) berpcngan~linegatif: tetapi tidak nyata. tesliadap jumlali serapan tcnaga
l lasil c\ti~iia\i di atas mengilidihasihan bali\\a total luas a]-eal. pengeluaran
pembangunali pemerintah. kebi.jakan penibangulian peskebunan dan ~ ~ p abelum li menjadi penentu dalam penyerapan tenaga kerja di perkebunan rakyat.
Fenoniena empiris
rnenuli.jukkan baIi\va serapan tenaga kerja meniligkat hanya tesjadi bila pada saat panen
harga kopi cukup menguntungkan. Pada luas areal belum menghasilkan, serapan tenaga kerja lneningkat terjadi pada kegiatan pelnbukaan dan pembersihan lahan untuk penanaman. Respon perubahan serapan tenaga ker-ja ini diperkirakan dapat berlangsung relatif lambat karena riilai koelisieri penyesuaiannya di bawah 0.5. Serapan tenaga kerja terkendala oleh masalah keuangan yang dihadapi petani perkebunan rakyat dalam satu dasa warsa terakhir. Tabel 36. Hasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kopi
No Vi~ri:~l>el I:ndogcn dan I'cri.iclas
No~asi
I. I'..sr.l.lc.c,
I'cndck
Inlcrscp IN l~l.:l<~'l~;l' 4 l .h05606 .I~rmlaIilu;~s;lrcal rncngliasilkan dan hclum mcrigliasilkan I ,AMC'OI
\\:( ic'Ol.:l< 1
N i l a i I:=? 1.447
Inlcrscp S~rmlaliIllah areal ~iicngliasilkandan hcluni ~iicrighnsilkiui
I'cngcluaran pemhungunan Serapa11tenaga hcr:ia d i pcrkchunirn kopi negiwil l;iliun-( t- l I
1,;MCON I N i l a i 1:=4.357
-0.01 5x07
I
=0.8072
l)\V
I'ar1,iang
0.008
0.277
-0.087
-0.240
=
1.402
Tabel 36. Lanjutan No Variahcl I:ndogcn dan I'crlielas
Notasi
I3timasi Parameter
I~lastisitas [;lastisitas Sangka .langka I'endck I'a~ljang
51 Selxpan tcrlaga lc~:judi perkcbunan Kepi rak!,at EMCOS Inccrsep INTI'IICEI' .lu~nlahluas arcal mcnghasilkan dan i>clum mcnghasilkan 1,AMCORS I ) ~ I I I ~ I J kchijalan IJJ pcmhangunan I'crkchunar~ 1) 1 [
lpnh dipcrkebunan l o p i
\VCiCOER
1 .074700 0.000008 12 1 '
0.055
I , 10490.3 *'
-0.002-360 "
-0.504
I'nda perkebunan kopi swasta. jumlah serapan teriaga kerja (EMCOS) lebili tinggi p;lJ;i saat a d a n ~ ~keb~jakan a petnbangunan perkebunan (Dl). Scrapan tenaga kerjci tcrscbilt juga dipcngarulii secara positif dari nJnata ole11 variabcl total luas arc;il pa-tana~iia~~ kopi (LAMC'ORS). Sedangkan variabel pengeluarari pemerintali taliun yang hcrlaku (CiEXDEVlI) hcrpengari~lipositif dan nyata. Selain itu. serapan tenaga kel:ja tcrsebut dipengan~hisecara negatif dan nyata oleh upah )#an: berlaku (WGCOIZR). I-lnsil estimasi di atas mengalldung implikasi bali\\la kebi.jakan penibangunan 1x1-kebunan dapnt meningkatkan serapan tenaga kerja di perkebunan kopi sivasta. I'eningkatan luas arcal pertanaman kopi juga aka11meningkatkan serapan tenaga kcria. Namun. ,jumlali serapan teriaga kerja akan berkurang apabila terjadi kenaikan i~pali.
Scpel-ti pada perkebunan rakyat dan negara. perubahan serapan tenaga kerja tersebut bersifht tidak elastis. 8.1.2.3. Scrapan Tenaga Kerja di Perkebunan K a h o
I4asil estimasi persamaan serapan tenaga kerja di perkebunan kakao pada blok tenaga kerja dapat diiiiiat pada Tabel 37. Pada perkebunan kakao rakyat,ju~iilaliserapan tennga kerja (EMCAR) lebili tinggi pada saat adanya kebijakan penibangunan perkebunan
(Dl ). Serapan tenaga kerja tersebut juga dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel total luas areal pertanaman kakao (LAMCAR) dan perubalian pengeluaran pemerintah talii~n yang berlaku dibaridingkan taliun lalu (DGEXDEVR) berpengaruh positif. tetapi tidak nyata.
Selain
itti,
serapan tenaga kerja tersebut dipengar-ulii secara negatif. tetapi tidak riyata oleh
\jariabel pe~ubalianupah (DWGCAER). Hasil estimasi tersebut mengandung implikasi bahwa kebijakan pernbangunan pcrkebunan dapat meningkatkan serapan tenaga kerja di perkebunan kakao rakyat. Peningkatan luas areal pertanaman kakao dan pengeluaran pembangunan pemerintah jugs aka11meningkatkan serapan tenaga kerja. Naniun perubahan serapan tenaga kerja
tcrsebut tidak besar karena elastisitas kedua variabel per]-jelas tersebut relatif kecil. Selain itu. dengan nilai kwiisien penyesuaian di bawali 0.5. respon perubahan serapan tenaga heria dapat berjalan relatif lambat. Proses ini diperkirakan terjadi karena masalah helenibagaan serapan tenaga kerja di perkebunan kakao rakyat. f'erkebunan kakao r a k ~ a t pada ulnunin!ra mengandalkan tenaga kerja dari lingkungannya sendiri. Fl-abel37. I-lasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kakao
S<> \';lriahcl
I-.ndogen dan I'erliclas
No~asi
I%ti111;15i l':lr;ll1lclcl~
I:l~~slisitus I : l ; ~ ~ ~ i s i ~ a s .langka .I;~ngAa I'c~idck I':~ri,i;~r~g
.\ lL,roc/cc.sriirrc~.~t 2Sl.S
35 Scrapan tcnaga kc~:iad i pcrkehunan L;~kao rak! at Interscp . I ~ r ~ n l aluas I i areal ~ n c n g h a s i l k adan ~i hclunl ~ n c ~ l g h a s i l k a ~ i I ) I ~ I I I I Jkchiinkan I~~ pen1biulgunan I'crkchunan
I-R4C:AR l N ~ l ~ l ~ l < C ' ~ ~ l ' -4.334 150 I.AMC'AI<
UI
I'er~~bulian upuh dipcrkchunan kakao DWGCAER I'cngcluaran pem bangunan Serapan tenaga keria d i pcrkebunan kakao rak!.at tahun-(1- I)
DGEXDEVR EMCAR l
0.000056I 0 2
0.373
I ,402
-0.0 I 0 5 4
0.000
0.000
3.2211- 12"
0.358
1.42.3
0.838377"
0.74845 "
N i l a i 1-=193.013 R' =0.9807
DM1 = 1 . 1 17
N o Variabel I;ndogen dan I1c~i.ielas
Notasi
50 Scrapan tcnaga kc~:iadi perkcbunan kakao ~icgnra
EMCAN
In~cl.scp .lunilali l u x arcal rncnghasilkun dan I ~ c l u m~iicnghasilkan I ) r ~ ~ l l ~ kchiiakan iiy pcmhangunari I'cl-kchunan Ilpnh dipcrkebunan kakao
\ir(iC'AEl<
Estimasi I'ararneler'
IN'I'EI
-3.5 1x488
1-AMCAK
0.000 1 2Xd
1) 1
7.030.33 I
I'cruhalian pcngel~rarunpcmhangunan I ) < i l ~ X l l l r ~ \ ' R Scrapan tenaya kc~:iacli perkcbunan kakuo rlcgara tahuti-( I-I ) IIMC‘AN I N i l a i 1.'=22.085
1:lastisitas .langka I'cndck
I
0.732
1.315
-0.005044
-0.3 I I
-0.55s
7.-3711-12
O.O.?h
0.0hS
0.443352 " 11'=0.8505
I)\\
=
I.71 I
l'ada perkebunan kakao negara. jumlah serapan tenaga keria (EMCAN) lebili tinggi pada saat adanya keb~iakanpembangunan perkebunan ( D l ). Serapan tenaga keria tersebr~tjugs dipengari~hi secara positif dan nyata oleh variabel total luas areal pertanaman kakao (LAMCAN). Perubahan pengeluaran pemerintah tahun Jtangberlaku dibandingkan talii~nIalu (DGEXDEVR) berpengaruh positif. tetapi tidak nyata terhadap .jun~laliserapan tenaga keria. Selain itu, serapan tenaga kerja tersebut dipengari~hisecara liegatif, tetapi tidak nyata oleh variabel upah tahun yang berlaku (WGCAER),
Hasil estilnasi tersebut mengandung implikasi bahwa kebijakan panbangunan perkebunan dapat tneningkatkan serapan tenaga kerja di perkebunan kakao negara. Peningkatan Illas areal pertanaman kakao juga akan tneningkatkan serapan tenaga kerja. Seperti pada perkebunan rakyat, perubahan serapan tenaga kerja karena perubahan \fariabe1 penielas tersebut relatif kecil karena nilai elastisitasnya juga kecil. Namun. proses perubalian scrapan tenaga kerja di perkebunan negara relatif cepat karena nilai kosfisien penyesuaiannya di atas 0.5. Seperti pada perkebunan kakao rakyat dan negara, jumlah serapan teriaga keria (LXlC'AS) lebih tinggi pada saat adanya kebijakan pe~nbangunan perkebunan (Dl).
Sernpnn tenaga kcria tersebutjuga dipengarithi secara positifdan nyata oleh variabel total luns areal peltanaman kakao (LAMCAS). Peri~balianpengeluaran pemerintali tahun \an9 bcrlaku dibandingkan taliun lalu (DCEXDEVR) bcrlxngarith positif. tetapi tidak n!nla tcrliadnp jumlnh serapan tenaga kerja. Selairi itu. serapan tenaga keria tcrsebut
dipen~rtrulii sccara ncgatif. tetapi tidak nyata oleh variabel perubahan upah ( D\\'(;CAER).
I Irisil estimasi tersebut mengandung implikasi bahwa kebi.jakan penibangunan
~crkebt~na~i dapat ~iieningkatkanserapan tenaga kerja di perkebunan kakao swasta. I'eningkatan luas areal peltanaman kakao juga aka11nieningkatkan serapan tenaga keria. [Icngiin nilai elastisitas yang relatif kecil, perubalian pada variabel peli.jelas tersebut Iian!n meninibulkan sedikit perubalian pada serapan tenaga kerja. Selain itu, peri~balian scrapan tenaga kerja tersebut berialan relatif lambat karena nilai koetisien penyesuiannya cli bn\\ali 0.5.
8.1.2.4. Serapan Tenaga Kerja di Perkebunan Karet Hasil estilnasi persamaan serapan tenaga kerja di perkebunan karet pada blok tenaga keria dapat dililiat pada Tabel 38. Pada perkebunan karet rakyat, serapan tenaga kerja tersebut dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel total luas areal pertanaman karet (LAMRUR). Sedangkan variabel kebijakan pembangunan (D I ) berpengaruli positif. tetapi tidak nyata. Selain itu. serapan tenaga keria tersebut dipengari~liisecara negatif dan nyata oleh variabel selisili upah tahun yang berlaku terliadap taliitn lalu (DWGRUER). I-lasil estimasi tersebut
mengindikasikan bahwa peningkatan luas areal
mengliasilkan akan meningkatkan serapan tenaga kerja. Peningkatan serapan tenaga kerja tersebut cukup besar karena nilai serapan tenaga kerja cukup elastis terhadap peningkatan luas areal mengliasilkan.
Fenoniena empiris menuli.iukkan bali\ra
pcnyadapan pada tanaman karet di perkebunan rakyat cendelung berlebili ( o l v t - / c q ) / ? ~ ? ~ y ) balikan lial ini juga teriadi pada tanaman yang belum saatnya disadap. Fenoliiena ini akan terlianlbat oleh adanya kenaikan upali tenaga kerja penyadap.
Selain itu, dengan
Loeiisien penyesuaian dan ekspektasi di atas 0.5. proses perubalian ini berlangsung relatit' cepat.
Kecepatan ini diperkirakan berliubungan dengan kondisi kelenibagaan di
perkebunan rakyat dalani lial penyerapan tenaga kerja. Disamping ill]. kondisi teknologi hudidaya yang sederliana. seperti penggunaan balian tanani dari bi.ji. ~iieniudalikanproses penyerapan tenaga kerja. Pada perkebunan Laret negara,julnlah serapan tenaga kerja negara (EMRUN) lebih .
.
t ~ n g gpada ~ saat adanya kebijakan pembangunan perkebunan (D 1). Serapan tenaga keyla tersebut juga dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel kenaikan total luas areal pel-tanaman karet (DLAMRUN) dan pengeluaran pemerintali tahiln yang berlaku
(GEXDEVR). Selain itu, serapan tenaga kerja tersebut dipengaruhi secara negatif dan nyata oleh variabel selisili upah taliun yang berlaku terhadap taliun lalu (DWGRUER). I-lasil estimasi di atas menga~idungimplikasi bahwa kebijakan penibarigurian pcrkebunan dapat meningkatkan serapan tenaga kerja di perkebunan karet negara. Peningkatan luas areal peltanaman karet dan pengeluaran pe~iibangunanpemerintali j u g akan nieningkatkan serapan tenaga kerja. Selain itu, kebijakan peningkatan upah akan mengurangi jumlali serapan tenaga kerja di perkebunan karet negara. Dengan elastisitas kctiga variabel peri.ielas terliadap perubalian serapan tenaga keria relatit' kecil. makn pcrubalian serapan teliaga kecja di perkebunan negara juga relatif kecil. Nam~ln.deligan koefisien penjfesuaian di atas 0.5. respon serapan tenaga kerja terliadap peruhalir~n \lariabe1 peli.jelas berlnngsung relatif cepat. Kecepatan ini diperkirakan tidak terlepas dari kondisi keuangan dan teknologi selta sifat biologi tanaman karet di perkebunan negara Jrnngsc~iiuanj,amenentukan kecepatan pcri~balianserapan tenaga keria. l'abel 38. I-lasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kcria di I'erkcbunan Karet
\ /'~/O(/'~ c~sli/llr/sl-7SL.S
SS
Scrapall tcnaga Lcrl;~cli pukchun:ln L;~rctr:lk! at
'
I.. kl I< I<
I\!.I I .I .llC,l!l' Illtcrscp Su~nlnliluas areal mc~ighasilkandan 1.Mlllill helu~iimengli:silkan /)IIIIIIII~,k c h i . ~ ; ~ kI;>~C~Ii~ ~ ~ ; I I ~ ~ L I I ~ ; I I I I) I I1crkchun;u~ I'crubali;~n upuli cliperkcbunan karcl Scrapan tcnaga kel:ia di pcrkebtrlian kal-ct rakynt taliun-(1- I ) Sc~.apantcnaga ke~:ia di pel-kcbunan k;lret rakyat taht~n-(t-')
-750.140X60 0.000528 "
I .S47
0 0000
0.00 I
6.1774 I3
I)M'(;IlIIEll
-0.070772
I:R4R(!R I
-0. 1 14425
I:MlllJR2
1 . 1 IS
0.4333 1 1 '
Nilui I7=9J.777 ~ ' = 0 . 0 6 1 5
L)\\'
=
1 818
No Variahcl Iind~gelidnn I'e~!ielos
Notasi
50 Scrapan tcnaga kcria di perkcbunan knret ncgara
I:MRIJN
Esti~nasi I'arameter
Elastisitas Jaligka I'cndek
I~lastisitas .langku I';~niang
.lumlnh luas arcal rnc~lghasil!inn dan hclu~nmenglmsilka~l I ) I I I I I I I Ikebiiakan ~. pcmbanguna~~ I'crkchu~ian
I)I,AMI
O.OOOIXXL
0.0 1686
0.02-37
(il;XL)liVl<
3.401- 12 a
0.145
0.10330
Julnl;lll lu;~sarcal mc~lgli;~silk;~~i Jan I ~ c l r ~mcnghnsilk;~!i ~n
l.AAll
0.00008554"
0 . 3 I0
Pada perkebunan karet swasta. serapan tenaga keria (EMRUS) dipengarulii secasa positif dan nyata oleli variabel total luas areal pestanaman karet (LAMRIJS) dan pengeluaran pcniban~unanpemerintah taliun lalu (GEXDEV I R). Sedangkan variabcl kebi,jakan pembangunan (Dl ) berpengaruli positit: tetapi tidal; n>.ata.Selain itu. serapan tcnaga kerja tersebut dipengarulii secara negatifdan n!,ata oleli varirtbel selisili upah taliun yang berlaku terliadap talii~nlalu (DWGRUER). I-lasil estimasi di atas ~nengindikasikanbaliwa peningkatan luas areal patanaman karet dan pengeluaran pemerintali akan meningkatkan serapan tenaga kerja. Selain itu. kebi.jakan penirlgkatan upah tenaga kesja akan memwerkecil serapan tenaga kerja. I'eningkatan luas areal menghasilkan karena perubalian kedua variabel penjelas tersebut
lianya kecil karena elastisitas kedua variabel penjelas tersebut kecil. Perubahan luas areal mengliasilkan tersebut diasu~nsikandapat berlangsung dengan relatif cepat.
8.1.2.5. Serapan Tenaga Kerja di Perkebunan Kelapa Sawit l4asil estimasi persaniaan serapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit pada blok tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 39. Pada persalnaan serapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit rakyat. kebijakan pembangunan pemerintali ( D I ) berpengaruli positif dan nyata terhadap serapan tenaga kcria. Selain itit, variabel luas areal nienghasilkan (1,MCPORl) juga berpengaruli positif dan nyata terhadap serapan tenaga Iierja (EMOPR). Sedangkan variabel perubahan upali (DMIGCPOER) Ix~-pengaruli posit if: tctapi tidak nyata.
Pengaruli positif ini keniungkinan teriadi karena pada
perkebunan kelapa sawit rakyat, petani tidak nielnpertinibangkar7 pentballan upah dalam l'cnggittiaan Iwiaga keria.
Tenaga keria yang diserap umilrnnj1a ~~ntirk kegiatari
penietikan tandan buah segar yang pada dasarnj~amemerlukan kekuatan dan keahlian khi~sus.Tenaga keria tersebut juga dikelola oleh organisasi petani. sepelti koperasi.
I lnsil estiniasi di atas mengindikasikan bali\va serapan tenaga keria akan lebili tinggi dcngan adan!,a kebi.jakan pembangunan perkebunan. Serapan tenaga keria juga ~neningkatdengan nicningkatnya luas areal niengliasi lkan kelapa sa\\fit rakyat. Naniun sewpan tcnaga keria tersebut tidak elastis terlladap perlibahan Illas areal. Peningkatan luas xcal menghasilkan tersebut berialan secara relatif cepat. Seperti diketahui. perkebunan lielapa sawit rakyat nierupakan lapangan keria yang sedang tumbuh. Oleli karena itu. proses pmbalian scrapan tenaga liel:ia dapat berlan~siingrelatil' cepat seiring dengan ~~e~-turnbulia~i lapangan kerja. Masalali-masalali kelembagaan nampaknya tidal< nien~adi kendala j'ang serius dala~npenyerapan tenaga kerja terniasuk dalam kaitannya dengall tenaga ket:ja dari luar wilayah perkebunan rakyat berada.
Pada perkebunan kelapa sawit negara, serapan tenaga kerja (EMOPN) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh variabel total luas areal pertanaman kelapa sawit (LAMCOPN). Sedangkan variabel kebijakan pembangunan (D I ) berpengaruh posit if. tetapi tidak nyata. Selain itu, serapan tenaga kerja tersebut dipengaruhi secara negatit: tetapi tidak ~iyataoleh variabel selisih upah tahun yang berlaku terhadap tahun lalu (DWGCPOER). Iiasil estimasi tersebut mengindikasikan baliwa penirigkatan luas areal pertanaman kelripa sawit akan nieningkatkan serapan tenaga keria. Perubalian serapan tenaga keria
ini bersi fat tidak elastis baik terhadap perubahan luas areal menghasilkan maupun belum ~iiengliasilkan. Namun. dengan koefisien penyesuaian di atas 0.5. respon pcrubahan tersebut juga berialan relatif cepat. Cepatnya respon ini diperkirakan tidak terlepas dari oricntasi perkebunan negara utituk menciptakan lapangan kerja disanlping orientasi L I I I ~ L I ~ mcncari keuntungan. l'ada perkebllnan kelapa sawit sivasta, jumlah serapan tenaga kerja swasta (EMOI'S) Iebili tinggi pada saat adariya kebi.jakan kredit likuiditas Bank Indonesia (IIKI,BI). Serapan tenaga kerja tersebut juga dipengaruhi secara positif dan nyata oleh \~ariabelpcngeluaran pen~erintalitahun lalu (GEXDEV I R). Sedangkan kenaikan total luas areal pe~-tanamankelapa sawit (LAMCPOS) berpengan~lipositif, tetapi tidak nyata. Selain itu. serapan tenaga kerja tersebut dipengaruhi secara negatif, tetapi tidak nyata oleh variabel selisih upah taliun yang berlaku terhadap tahun lalu (DWGCPOER).
Tabel 39. Hasil Estiniasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kelapa Sawit
N o Variabel 1Sndogcn dan I'er1,ielas
Estililasi I'arameter
Notasi
lntcrscp I ~ I I ~ I kchi.jakan I I ~ I ~ . p c ~ h~ungunan n I'erkchunan
l N ~ l ~ l ~ l < C l ~ l ' 1.775775
I . L I ~ S areal mcnghusilka~~ I'eruhahan upah tli pcrkchunnn kclapa sail it
l,h,lC~I'Ol
Scrap;ui (enagu kc~:iatahi~nlalu
IlhlOl'li 1
i
O
0.001 -3.38 " <
0.0500I X
I11tcrscp IN I l ~ : l < C ' l ~ l ' .lunllah luas arcal n~engllasjlkandan hcluni mcnghahilkan I.;\!IIC'I'OY ~ ~ I I I I kchii;tkan III~. ~~crnhanguna~i Ill
I'c~.uhahanupah cli pcrkchunan kclapa s;I\\ i t I)\\'(iC'l'Ol.;l< Scl.alx111Icnaga kcrj;~cli pcr!,cl>una~n kclapa s;I\\i t neyara tahun-(1- I ) I<MOI'N I
-0.0023
O.j.50 -O.OO?t>
I)\\' =I .hO
-76.050520 0 . 0 0 0 ~ 0 "4
0.704
1.20273
0.000;
0.00040
0. I7 I
1.130
0.000 I
0.0007
0 . I50
I .O 1207
25. I07000 -0.0 10.; I5
0.34020t1,'
I~ltcrhcp IS 1 l . l < C ' l . l ' S~rnilahIuas arcal mcngl~asilkandan l>clu~n~ 111L , I I ~ ~ ;I k;111 IS~ I !lJlC~l'OS
30.07.>02
/ ) I I I I I I ~!,elli,i;1k:111 II, Kl.131 I'csuhahan upah tli pcrkcbu~liun kcl;~pi~ S;I\\ i t I'cnycluari~npcm hang~~niun t a l i ~ ~ n - l( t1 -
l)Kl.l3l
4 I ,45400
l)\V(iC~l'Ol~l<
-0.004 I4
C i l ~ X l ) l ~ \ 'I
0.55I.:-l 2'
Nilai I:=-372.276
0.4XN
0 . I77030
Nilai I:= 157.283 I<' =0.0677
I>~~!,C~>LIII;III
Illastisitas .Inngka I'alliang
25.276200 "
1) 1
I
Elastisitas .langka I'cndek
7.7.71;-05
1c2=0.002
I)\\'= I . I78
liasil estimasi di atas mengandung implikasi bahwa kebijakan perkreditan, seperti KLBI. dapat meningkatkan serapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit swasta. Serapari tenaga kerja jugs akaa meningkat jika pengeluaran pembangunan yang diliarapkan tiiendekati pengeluaran pembangunan aktual. Dengan koefisien ekspektasi di baniah 0.5. perubaliati serapan tenaga kerja tersebut berlangsung relati f lam bat. Hal ini diperkiwkan herhitbungan dengan kondisi manajemen dan keuangan peritsaliaa~i perkcbunan kelapa sawit slvasta yatig relatif membatasi serapan tenaga kerja dan lebili mengutamakan efisiensi. Pada hlok tenaga keria ini terdapat persamaan identitasldetinisi. yaitu serapan tenaga keria nasional (TEM) yang tneritpakan peri.juriilahan dari serapan teriaga ket:ja di litna jetiis perkebunan tersebut (EMEC) dari di lapangan kerja lainnya ( E M N I X ) . Secara matematis persamaan identitas tersebut adalali : 4 .4
=
1Z1\1l
8.1.3. Blok Perdagangan l'ada IJlok I'erdagangan. seperti lialnya pada Blok Produksi. liasil estimasi rnenuti.jukkan balnra ekspor atau impor komoditas utama perkcbuna~idari suatu negara pc~iyeksporatau penginipor relatif tidak respotisif terliadal~pcrubalian hargn ekspor ntau i~nporkomoditas utama perkebunan. Pada sisi negara pengekspot-. ckspor lebili banj'ah ditentukan oleh produksi kotnoditas ittatiia perkebunan di negara-negara pengekspor. Respon peritballan ekspor pada umumtiya berlangsung relatii' cepat. Kecepatan perubalian ini diperkitakan tidak terlepas dari kelancarari yang berkaitan derigan kelembagaan ekspor, termasuk ad~ninistrasiekspor. Pada sisi negara pengimpor. impor lebili banyak ditentukan oleh faktor lain, sepet-ti pendapatan nasional negara pengimpor.
8.1.3.1. SubBlok Ekspor Indonesia IHasil estimasi persamaan ekspor komoditas perkebunan uta~naIndoriesia pada blok perdagangan dapat dililiat pada Tabel 40. Pada persamaan ekspor teli Indonesia. volumc ekspor tell (QXTE) hanya dipengaruhi oleh pergerakan variabel produksi tell dua tahi~n be~.turi~t-turut (YTE dan LYTEI). Nilai tukar Rupiah terliadap US$ (ERRI) dan rasio pcri~balianharga ekspor terliadap liarga ekspor \,ang berlaku (RDPXTER) bcrpengaruh positif: tetapi tidak nJtata. l4asil estimasi di atas niengindikasikan bahwa ekspor tell Indonesia masill herorientasi produksi. beli~~ii bcrorientasi pasar atau Ixlum responsif'terhadap nilai tukar dnn Iiarga. Iial ini mungkin bcrkaitan dcngan ken!~ataan bali\\a pada ilmilmn!,a pengekspor
Indonesia dalam melakukan pe~!jualan masih tel-paku pada kontrak fisik. Sclain itu. peninghatan volumc cL,spor dapat terjadi Jika rata-rata prodi~hsidalanl dun tahun bel~urutturirt rneningh;it.
ISkspor tell Indonesia bcl-sifat mendekati clastis terliadnp perubal~nn
lxoduksi. Ocngan nilai koelisien pen!.esuaian di atas 0.5. proses pelubnliun ekspo~-teli tersebut dipel-kirakan be~:jala~i ccpat. I'ada persamaan ekspor kopi, perilaku e k p o r sedikit berbeda dibandingkan dengnn ckslmr teli. I'ada persamaan ekspor kopi ini. selain \,a~-iabclproduksi tal~un!:ung hersanglit~tan(\'C'O) d:ui nilai tukar (ERRI). \,ol~rrneekspor kopi (QXC'O) Ichih tinggi dcngan adanjja kebi.iakan alokasi ekspor (D7). Sedangkan variabel liarga ekspor
(PXC'O-I)>;')
berpengaluli positif, tetapi tidal; nyata.
I-lasil estimasi di atas niengindikasikan \iolume ekspor aka11 meningkat seiring dengan adanya kenaikan produksi dan Rupiah terdepresinsi. Nami~nperi~bahanekspor kopi tersebut bersifar tidak elastis terhadap perubahan kedua variabel penjelas tersebut. Nanii~n.dengan nilai koetisien pe~iyesi~aial~ di atas 0.5. respon perubahan vplume ekspor tersebut berjalan relatif cepat.
Tabel 40. Hasil Estiniasi Sub-Blok Ekspor Indonesia
No V;lriabcl Ikdopen dnn I'c~~;clas
Notasi
Estir~lasi I'ara~iietcr
Illastisitas .I;lngka I'cndck
El.clhtls~tns .' ' Si~ngka I'a11,iang
.I/c>/oc/c csfirrrrrs~2SL.S
(15 I:!ispor tch Indonesia
QXTE
I~~tcrscp
INTERCIZI'
Nilai ttrki~rI
ERR1
Iti~sio~ x n ~ h a l i ali;~rra n ekspor
RDPXTER
I'rotluksi tch
YI'E
0.02 1060 "
0.877
1.025
I'rocluksi tell than-({- I )
LYTE 1
-0.323039 I'
-0.402
-0.X5.i
I:kspor tell I~idonesii~ tahun-(1- I )
QXTE I
0.400487 "
Nilni F=? 1.7.32 00
I.k>por kopi Indonesia
QXCO
I~ltc~-sep
INTERCIiI'
Yilili tuk;~rI
Lcl>iiaknri ckspor
0 6 1.76 1442 0.141
0.200
6522.480005
0.000
0.1 12
R - =O.85 I2
I.:IIRI
= 2.057
(15.08.3547~
0.-340
0.345
478.30 .'
1) 7
I l i ~ r gci ~h y x ~ kopi r
I'XCO-l'X2
1.307504
0.004
0.005
l'roclt~L\~Lopi
YCO
0.470704 "
0.050
0.050
Nilai I:= 15.257
I.hspor !i;lk;lo I n t l o ~ ~ e s i i ~
QXC A
Illtcrscp
INTERC'EI'
0.0 I2002
I<'
=O.XOOO
1 )\\' = 3 0 2 5
-22-35 l
Yil;~ilr~kar1<1rp;;111
IIRRI
17.2003 17"
0 . I02
0.162
I I ; I I - ~ ~~I L s ~ ok;ikilo I-
YC'A
0.8401 8 3 "
1,400
I .500
I'l-odr~hsiLah;~o
I'XC'A_l'X2
4.384058''
0.005
0 (105
I kspol- k ; ~ k ; ~I oI ~ ~ O I I C St;111~111-(t~;~ 1 ) OXCA l
0.002747
N ilai I-= 1034.304 R' =O.9052 OS
I)\\'
1.3804
I - kqxw kopi Indonesia taliun-(I- I ) QXCO I
(17
8.778200
I)\\
=
1.822
1:Lsl,c11. k;ll-ct Indorasi;~
[)Xl
I~itcrscp
1NTERCI;I'
Xilai tukar I
III'XRIJ
0.000540
0.0 16
0.030
1'1-ocluksikal-ct tahun-(1- I )
IaYRU I
0.7 18777 :'
0.-300
0.083
I'rc11
I,NT
I:Lspcw k;lret I~idoncsiatahu~i-(t-l ) QXRU I Nilai F=00.67 1
- I0482 I
I05074 " 0.460129''
R' =0.0330
1)\4' =2.044
Tabel 40. Lanjutan No V;~ri;~hcl I:~ltlogcn(la11IJc~i.iclas
Notasi
60 likspol. n~ili!.;lk s;I\\ it Indonesia
(JXCI'O
Iritcrsep
INTERCEI'
Nilai tukar I
IJRRl
Nilai 1-=58.207
Estimasi I'arameter
I~l;~stisilas Illastisitas .I;~ngk;~ .I;lngk;~ I'clldck I'illl jilllg
-004270 8-30. I007 I R "
R' =0.02 10
0.OX-l
0.77 1
I)\\' =?. 14 I
I'ada persamaan ekspor kakao, perilaku ekspor sangat berbcda dibandingkan dengan perilaku ekspor tell dan kopi di atas. Pada ekspor kakao ini nilai tukar (LSRRI). pmduksi taliun )tang hcrangkutan (YCA) d a ~ iharga ekspor taliun ),any herlnku (I'XCA -I'X2) berpengal-1111positif dan nyata terhadap volume ekspor kakao (QSCA). Ilasil cstimasi di atas mengindikasikan bali\va ekspor kakao Indonesiri telali tcrkait dengan sisi produksi. keuangan dan pasar. Jika produksi meningkat. maka ckspor Jugn dapat ~iieningkat.Sedangkan jika terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah. maka ekspor kakao Indonesia akan meningkat. Selain itu. kenaikan halga ckspor kakao jirga dapat meningkatkan ekspor. 13alikan. perubahan volunie ekspor kakao ini bet-sitit elas~is terliadap perubalian liarga ekspor. Selain itu. dengan nilai koetisicn pcn)~csuaiandi atns
0.5. peru ballan volume ekspor kakao diperkirakan bet-jalan relatif'cepat. I'ada persamaan ekspor karet Indonesia. volunie ekspor karct ( Q X R l I ) aka11 nieningkat jika produksi yang diperkirakan ~nendekatiproduksi aktual. I'ergeralian eksporjuga mengikuti tren (LNT) secara positif dan nyata. Harga ekspor (dalam Rupiah) yang berlaku (RPXRU) berpengaruh positif, tetapi tidak nyata. Hasil estimasi di atas mengindikasikan balnva ekspor karet indonesia. sepel-ti pada tell da11 kopi. rnasih
berwientasi pduksi. belum berwientasi pasar atau belum ~sponsifterhadap nilai tukar
dan harp. Hal ini mungkin bethitan dengan kenyataan bahwa pada umumnya pengekspw Indonesia dalam rnelakukan penjualan kepada pengimpor masih terpaku
pada kmtrak fisik. Perubahan volume ekspor karena penlbahan produksi bersifat tidak
elastis. Dengan koefisien ekspektasi di atas 0.5. maka proses perubahan tersebut juga dipkirakan berjalan cepat. Pada psamaan ekspor minyak sawit, perilaku ekspor seperli yang ierjadi pada ekspor kakao. Pada ekspor minpk sawit ini, nilai tukar (ERRI) berpengaruh positifclan
nyata terhadap volume ekspor minyak sawit (QXCPO). Volume ekspor juga meningkat
jib pduksi dan harga ekspor yang diperkinkan mendekati produksi dan harp ekspor aktual.
Seperti pada ekspor kakao, hasil estimasi ini mengindikasikan bahwa ekspor ~ninyaksawit lndonesia telah terkait den*
sisi produksi. keuangan dan p a r . Dalaln
ha1 in;. votulne ekspor akan meningkatjika produksi dm hat-@ ekspor yang diperkirahn rnendekati kenyataan. Wain itu jika terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah. Inaka ekspor minyak sawit Indonesiajuga meningkat. Perubahan ekspr kare~laperubahan nilai tukar
ini krsifat elastis. Selain itu. dengun koetisien ekspektasi di atas 0.5. peruhhan ekspor minyak sawit tersehut berialan relatif cepat.
8.1.3.2.
SubBlok Pcnerimaan Ekspor
Subblok ini terdiri dari k k r a p a persamaan identitaddetinisi nilai ekspor
kornoditas perkebunan dan non migas Indonesia seperti terlihat pa& Tabel 41. Nilai ekspor merupakan llasil perkalian antara volume ekspor (QXTE) dan h a w teh
(PXTE_PX2), vo lu~neekspor (QXCO) dan harga kopi (PXCO-PX2). volume ekspor (QXCA) dan harp kakao (PXCA-PX2), volume ekspor (QXRU) dan harga karet
(PXRU-PXZ) dan volume ekspor (QXCPO) dan harga m inyak saw it (PXPOPX7). Sedangkan nilai ekspor non migas (XNMG)merupakan hasil penjumlahan nilai ekspor
komditas perkebunan (XECN)dengan kmoditas non perkebunan (XNECN). Tabel 4 1 . Persamaan ldentitas Sub-Blok Penerimaan Ekspor . -. .-.
-
Persamaan ldentitas QXTE
PXTE-PX2
X-1'134
=
XCON
=
XC'AN
=
* I'XCO-PXZ VXCA * PXCA-PXZ
XKIIN
=
Q X R U *PXRU_PX2
XC'PON
=
~XC'PO*PXCI'OPX7
XNMCi
=
QXCO
XIX+N+ XNEUN
8.1.3.3. SubBlok Impor Indonesia I-lasiIestimrtsi pmmaan impor komoditas perkebunan utania 111do11esia pada blok
~ r d a p n g a ndapat di lihat pada Tabel 42. Pada persamaan prsamaa inlpor kopi Indonesia. volume impor (QMCO)dipengaruhi secara negatifdan nyata oleh variakl harga im-
por (PMCOR 1 ) dan nilai tukar tahun lalu (ERR1 I). Selain itu, volume i111portersebut juga dipengaruhi wars positif dan nyata oleh variabel pendapatan nasional tahun lalu
(LGDPN).
I k ~ ~ g anilai n I<' yang relatif rendah. kberapa variabel lain yang diperkimkan inempengaruhi i m p r kopi
tidak tettankhp dalam pemnaan. Dengan keterbawn
tersebut. indikasi yang dapat ditarik dari hasil estimasi di atas adalah kenaikan harga im-
por dan depresiasi nilai tukar akan menyebabh impor kopi turun. Selain itujib pen&patan nasional yang diperkirakan mendekati pendapatan nasional aktual. ~nakavolume
impor kopi segra meningkat. Kecuali terhadap h a m perubahan volume impor kopi karena perubahan nitai tukar dan pendapatan krsifat elmis. Perubahan tersebut diasumsikan berjalan dengan cepat.
Tabel 42. Lanjutan
78 I i n p r b r c t lndoncsia
QMRU
INTERCEP
Intcrwp
- 890.1 3 5764
f lirrga impor karct screlah pqiak
- 1.407845
impr
PMRURI
f'rtduk Ilcbmest ik 1 3 1 . ~ 1 0
CiDPN
2.HSIj-00 "
1111p)rLzlrct Indonesia tahun-(t- I )
QMRU I
0.275 15 1 '
Nilai F=37.187 R' =O.X35.i
79 Impw rninyak sin il Indonesia
-1J.200
1.305
I .XK3
IIU;
=
2 . I07
QMCPO INTERCEP
l~lrerwp
145
-1).
-9333.237737
I'crubahan h a r y impor m inwk
- l585(>'
stis il
DPMCPOR
I'rrduk Uomcstil I11,utn~ahun-(tl)
LGDPK
4.03Ii-OH
QMCPO l
0.00459H "
~ t . t ~ l t l -O.W I
0.24(1
2.5XO
Irnlww minyrtk silt\ it Indi)nesia li~hun-it-I )
Silai t:=20h.h75 K' =!).L)h_i7
I I\\ .; 2.1Wl
Pada prsamaan i~nporkaret. volume impor (QMRU) berhubunpn negatif dan nyata dengan variahl hap
impor (PMRUR I ) . V o l ~ ~ mi~npor e tersebut , u p krliubung-
an psitif dan nyata dengan variabel pendapatan nasional (GDPN). I lasi l estiinasi iui
nrengindikasikan bahwa i)olume i~nporakan naik jika harga itnpor tllnln dan pendapta~~ t~asional naik.
I'mbahan volume impor karena prubahan pendaparan nasional
Jipekinkan cukup elastis. Selain itu. dengan koetisien penyesuaian di arm 0.3. pmsrrs peruhahan volume impor karet diperkirakan bejalan relatif cepat.
negatif dart nyata dengan variabel perbedam harga impor (DPMCPOR).Volume impor tersebut juga berhubungan positif dan nyata dengan variabel pendapatan ~iasionaltal~im
lalu (LGDPN). Hasil esti~nasiini mengindikasikan bahwa volume impor aka11naik jika
perbedaan harga impor tahun yang
berlaku dan tahun sebelumnya mengecil clan jika
pendapatan nasional yang dipekirakan rnendekati harga aktual. Volume impor tersebut
bersifat tidak elastis terhadap perubahan harga dan pendapatan. Selain itu, dengan nilai koeiisien penyesuaian di bawah 0.5, proses perubahan tersebut diperkirakan berjalan relatif'lambat.
8.1.3.4.
Sub-Blok Penerimaan Impor
Sub-blok ini terd iri dari beberapa persarnaan identitaddefinisi nilai impor
ko~~~oditas perkebunan. seperti terlihat pada Tabel 43. Nilai impor merupalcan hasil perkalian antam volume impor (QMTE) dan h a r p teh (PMTE-PMI). volume impor
(QMCO) dan harp kopi (PMCO-PMi). volume impor (QMCA) dm1 Itarga kakao (PMCA-PM1). volume impor (QMRU) dan harga karet (PMRU-PMI) dan volume
impor (QMCPO) dan harga minyak sawit (PMCPOPMI). Tabel 43. Persamaan ldent itas Sub-Blok Penerimaan lmpor
8.1.3.5.
SubBlok Ekspr Negara h i n
HasiI esti~nasipsarnaan ekspor komoditas perkebunanuta~nalndonesia pada blok
perdagangan dapat dilihat pada Tabel 44. Pada persarnaan ekspor teh India volume ekspr (QXTEI) krhubungan positif dan nyata dengan variabel perubahan p d u k s i ( DYTEI). Sedangkan variabel
n ~ positif h tetapi tidak nyata.
harga teh dunia tahun lalu (LPWTELR 1 ) juga kberpenga-
Dengan nilai IX2 yang relatif rendah, bebempa variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi ekspor teh India tidak tutangkap dalam persamaan. Dengan keterbatasan tersebut, indikasi yang dapat ditarik dari hasil estirnasi di atas adalah ekspr teh India
meningkatj ika terdapat kenaikan prduksi dm kenaikan tersebut bersifat elastis. Hal ini dapat dimengerti karena sebagian dari p d u k s i ah lndia dialokasikan untuk lnemenulli Crebutuhan konsumsi domestik. Pertimhangan aldcasi domestik ini diperkirakan lebih
j>enting dibandingkan ekspw. Selain itu, dengan koefisien ekspektasi di bawah 0.5. perubahan ekspor teh India ini diperkirkan berlangsung relatif lambat.
Pada persamaan ekspor kopi Brazi I. volume ekspor (QXCOB) berhubungan p s i t it' denyn pergerakan variakl produksi kopi dua tahun berturut-turut (YCOB d a ~ i
I-YCOB). Sedangkan variakl perklaan harga ekspor (dalam Keais) tahun yang ber-
mngkutan dengan h a g ekspor tahun lalu (DPXCOBR) b e r p e n p h positif. tetapi tidak nj.rtta. Dttngan nilai K' yang relatif ~ndah,beberapa variakl lain yang di~rkirakan
manpenpruhi ekspr kopi Brazil tidak tertangkap dalan persamaan. Dengan keterba-
tasan terseha. indikasi yang dapat ditarik dari hasil estilnasi di atas adalah jika produksi kopi Brazil meningkat. ~nakavolume ekspor a h rneningkat. Perubahan ekspr tersebut k s i f a t tidak elastis dan diperkirkan berjalan relatif cepat. Seperti diketahui. Brazil merupakan negara pngekspor besar sehingga apabila produksi kopi tidak dikendalikat~.
maka ekspor dunia akan meningkat sehingga &pat menekan harga kopi dunia. Dengan
jxngertian ini. maka Brazil senantiasa mengajak negara produsen dan pengehpor lain untuk mengendalikan produksi dan ekspor apabila h a p kopi dunia tertekan.
Pada persamaan ekspor kakao Pantai Gading, volume ekspor (XCAPG)
dipenganrhi S a r a positif dan nyata oleh variabel produksi hcakao Pantai Gading tahun lalu (LYCAPG I). Sedangkan variabel perubahan harga ekspor kaliao Pantai Gading
(dalam Francs) tahun lalu (DPXCAPGR)berpengaruh positif tetapi tidak nyata. Hasil estimasi ini mengindikasikan bahwa apabila produksi kakao yang diperkirakan mendekati produbi aktual, maka volume ekspor kakao Pantai Gading akan meningkat.
Perubahan ekspor kakao tersebut bersifat tidak elastis dm proses perubahannya berjalan relatif cepat.
Pada persamaan ekspor karet Malaysia, volume ekspor karet Malaysia (QXRUM)
jugs tergantung pada kondisi perekonomian karet. Volu~l~e ekspor karet lebih tinggi
sebelum tejadinya perubahan struktural. Volume ekspor lebih tinggi pada tahun 1968 h i n ~ a1989 yang tercermin melalui variabel dummy DXRUM. Volume ekspor karet Malaysiajuga krhubupn negatif dan nyata dengan variabel stok (STRUM). Selain itu.
variabel h a p e k w r (PXRUMR) juga berpengaruh positifdan nyata tehadap volume ekspr. Walaupun bemubungan
positif. variabel pduksi h r e t Malaysia tahun lalu
(LI'RUM I ) tidak krpengaruh nyata. Tabel 44. Hasil Esti~nasiSubBlok Ekspor Negara Lain
hli
\'ariahL'I Ijndogc~idin I'un,jrlas
. Notasi
Estimasi Parameter
I:lanisitas
IIlanisitas
Sangka 1'cndc.k
Jangka I'anianr
.tl, : c d . c ~ . ~ ~ t n r2SLS ~r.vi X5
I.lspor tch India
QXI'EI
1n1c.rsc.p
INTERCEP
I larga ~ c b dunia lal~un-(i-I )
LPWTEI-R I
i'truhahan produksi tch India
DYTEI
Lkspor tch India tahun-(t- I )
QXTEI 1 Nilai F=3.827
%(I
Ekspor kupi Brasil
QXCOB
In~crsrp
INTERCEP
ILruhahan h a r p rkspor kopi
DPXCOBR
YCOB
0.199255 "
O.oO09 0.425
0.00 1
Prtduksi kopi
Pn~duksikopi tahun-(t-I)
LYCOB
0.253097 "
0.527
0.544
Ekspor kopi Brasil tahun-(t- I )
QXCOB 1
0.03 1968
Nilai F=7.243
201jb.i' 3598.91 7065
R* =0.59 16
-
D W = 2.279
0.439
Tabel 44. Lanjutan -
Elastisitas N o Variabel Endo~endan Penielas X7
I,kspor bkao I'ilntai Gading
QXCAPG
Intersep
INTERCEP
I'cruhahen harga ckspol- kakao
DPXCAPGR
I'rmduksi k a b o tahun-(t- I )
LYCAPG
likspor kakao lahun-( t- I )
QXCAPG 1
IIkspor kakao tahun-( t-2)
QXCAPGZ
15115 0.0204 17
0.0022
0.t~142
0.670121 "
0.707
0.79h7
-0.OKOS.3 7
0.30% I 16"
Nilai 1:=28.717 R' =O.Xjl X XX
Ebpor karet Mala! sia
Elaslisiias
No~asi
l)W
=
2.503
QXRUM
I~~tcrsep
INTERCEP
- 1760(1
1jun~n1.vwruhahan struktunl ekspor
DXRUM
259506 "
Stok karct
S'VR1IM
-0.~)2h646~
I'rclriuksi karet ~oliun-(1- I )
I.YRUMI
~.44#400
I larga ckspol-
PXRIlMK
07 I 50"
Ilksplw karct Malaysia tahun-(t- I )
QXRUM l
0.4jh478
Nilai F=86.358 R' =0.0570
Xu l : k s p ~ rkarcl 'I'hailund
I)!I
QXI<[~I'
I~itcrscp
INTERCEP
ILruhhan harga clrsptr
1)PXRU'fK
.i.<1j.;t140"
-0.002
-(l.04).3
I'mduksi k a r e ~tahun-( t- I ) tikspor karrt Thnilnnd t;~hun-(t-l )
L Y RUT l
0.0 10016
0.X62
1.264
YXRlJTl Nilai F=526.35
0.; 18 178
170303
K' =0.9XhO
[I\\-= 2-57;
likspor 111in!,ak ~ a ii~Malaysia r
QXCPOM
11itt.rsc.p I larga cksplr min?ali s a w i t ~ahun-(1-t ) l'erhedaan produlrsi dan stok ~ni~iyak saivi~ Ekspor minyak sat\ it Malaysia
IN~I'I,IIC:lP
-&22j
LI'XCPOM li
2075 1 7
0.005
( ) , ( II 0
RCPOM
(1.376XOX "
l).340
1.1 7h
QXCPOM l Nilai 1;=40I .8Xh
(1.7 I 1224'
tahun-(c I )
I 2
[)W =?.?Oh
Hasil estimasi di atas mengindikslsikan bahwa kenaikan harga dapat memicu kenaikan ekspr. Selain itu, kebijakan stok k m t Malaysia berpwan penting &lam menentukan perilaku ekspor karet Malaysia. Pertimbangan penggunaan stok dalam menentukanvolume ekspor ini merupakan ciri khas e k s p Malaysia karena ha1 tersebut tidak dijumpai untuk ekspor Indonesia dm Thailand.
Hasil estimasi di atas juga
rnengindikasikan bahwa perubahan ekspor karet Malaysia krsifat tidak elastis dan proses perubahannya krjalan relatif cepat.
Pa& persamaan ekspor karet Thailand volume ekspor (QXRUT)berhubungan positif dm nyata dengan variabel perubahan harga ekspr (DPXRUTR). Selain ittl. volume ekspor tersebut j u g berhubungn positif. tetapi tidalc tlyata dengan variabel
produksi tahun lalu (LYRUT). Hasil esti~nasiini mengindikasihn bhwa perubahan
h a w ekspor menentukanperubahan volume e k s p karet Thailand. Sdangkan p d u k s i tidak sepenuhnya lnenentukan perilakue k s p k
t Thailand. Perubahanekspor tersebut
hersifat rtidak elastis dm prosesnya berialan relatif cepat. Pada prsamaan ekspor minyak sawit Malaysia. volume ekspor berl~ubt~ngan
positif dengan variabel perbedaan produksi dan stok (RCWM).
Wangkan variabel
hnya ekspor tahun lalu (tPXCPOMR) ivalaupun berpengaruh positif. tetapi tidak nyata. Hasit estimasi ini mengandung implikasi bahwa stok dapat digunakan sebagai instrumen
kebiiakan ekspor. I'enggunaan st& rebagai instrumen kebijakan e k s p tersebut dapat
d ikatakan cukup ba ik apabi la dikaitkan dengan kebehasilm Malaysia menguasii sehagian besar pangsa pasarminyaksawit. Selain itu. perubahaneksporminyak sawit tersebut bersifat tidak elastis dan proses perubahanny diperkirakan berjalan relatif
latnbat.
8.1.3.6.
SubBlok Impor Inggris dan E r o p &rat
Hasil estimasi persamaan impor komditas perkebunan lnggris unmk teh dan
kakao dan Empa
Barat untuk kopi pada blok perdagangan dapat dilihat pada Tabel 45.
Pada persamaan impor teh Inggris, volume impor (QMTEUK) berhubunpn negatif den g n variabel hxga impor (PMTEUKIR), tetapi tidak nyata. Sedangkan variabel per-
ubahan h a r p kopi (DPMCOUKR)dan pendapatan nasional tahun lalu (LGDPRUK) bcrpengamh positil'dan nyata. Masuknya variabel harga impor kopi dalam persarnaan ~nenunjukkan adanya hubungan substitusi antara teh dm kopi.
Hasil estilnasi di atas lnengindikasikan bahwa jika terjadi kenaikan (selisih) harga i~nporkopi. maka volume impor teh Ingris akan meningkat. Selain itujika pendapatan
nasional yang diperkirakan mendekati pendapatan nasional aktual. volume itnpor teh I nggrisJuga ~meningkat.Volume impor teh tersebut bersifat elastis terhadap pembahan pcndapatan nasional dan proses perubahan tersebut krjalan relatif cepat.
Perilaku i m p r kopi Eropa Barat didekati dengan mengunakan variabel-variabtrl pn-jelas.yaitu harga-harp impor dan pendapatan nasional, dari Ingris. Pada peramaan impor kopi Eropa Barat. volume i~npor(QMCOUK) d ipengamhi secara negatif dan 11)
ata oleli variakl harga i m p r (PMCOUK 1 R). Selain itu, volume impor tersebut jug3
dipengaruhi secara p s i t i f dan nyata oleh variabel harga impor kakao tahim lalu
(LPMCAUKR) dan pendapatan nasional (GDPRUK). Sedangkan variakl harga impor teh tahun lalu (LPMTEUKR) berpengaruh positif terhadap impor kopi Inggris. tetapi ti-
dak nyata. Seperti pada persamaan impor teh, ~nasuknyavariabel harga kakao dan tell rnenunjukkan adanya hubungan substitusi antara kopi dengan teh dan kakao. Hasil estimasi di atas mengindikasikan bahwa kenaikan harga impor kopi akan
rnenyebabkan impor kopi tumn. Selain itu jika pendapatan nasional meningkat. maka
volume i m p r kopi juga meningkat. Volume i~nporkopi lnggrisjuga dapat ~neningkat
jika kenaikan harga kakao yang dipeakirakan mendekati harp aktual. Namun volume
impor kopi tersebut h i f a t tidak elastis dan respo~1peruhhannya berjalan relatif lambat. Pada persamaan impor kakao Inggris, volume impor (QMCA UK) berhubungan negatif dengan h a w impor (PMCAUKIR), tetapi tidak nyata. Sedangkan pendapatan nasional tahun yang krsangkutan (GDPRUK)berpengaruh positif dan nyata. Hasil estin~asipersalnaan i111porkakao lnggris ini juga menunjukkan bahwa kakao tidak bersubstitusi dengan teh dai~kopi. Selanjutnya, hasil estimasi di atas mengindikasikan bahwa kenaikan pendapatan nasional lnggris akan memacu peningkatan volume impor kakao. Perubahan volume i m p karma perubahan pendapatan ini bersifat elastis. Narnun.
respon volurl-te impor tersebut terhadap pewbahan variakl penielas d iperkirakan krlangsung dengan relatif lambat.
Tabel 45. Hasil Estiinasi Sub-Blok Impor lnggris dan Eropa Barat
.I ti,/(*k- r,.v/i~r~rr.vi 2SI.S
0I
li~ipurIeh I1y.gr~~
QMI'EUK
l~~ltwp
INI'ERCEP
139467
I lnrga i m p r tch sc~cli~ll p i a k i ~ n p I'M'TEUK 1 li
4 2 17.95446
-O.OF)
l ' c r t ~ h d ~tiarpa a ~ ~ 1111porkepi
IIPMC'OUKK
7336.K6004l4
0.007
I'rod~rkDmncstik Iil.ilto talltrir-(I- l )
1,GDPRIIK
-l-rcn
'I'
Ilnpor teh Inggris lal~ull-(t-I )
QMTEUK l
253,32356' -3441.458025" 0.01 101 1
NilaiF=13.[65 ~'=0.7760 '12
1 .050
DW=2.126
Irnpor k g i Eropa Unrot
QMCOUK
lritrrscp
INTERCEP
Iiarga impor kupi sctelali pajak ilnpur
PMCOUK I R
-32399'
-0.025
llarga impor teh iahundt-I)
LPMTEUKR
32 166
0.009
tlarga impor b h o tahun-(t-l )
LPMCAUKR
I I(265 '
0.010
Produk Uomestik Bruto
GDPRUK
Iinpor kopi Eropa Uara! tal~un-(t-I )
QMCOUK I
Nilai F=120.22
65704
1070.564557
0.274
0.699535 "
R'
=0.9694
DW
= 2.843
Tabel 45. Lanjutan No Variabel I:ndog~ldill! I'c~!irlas
Notasi
9.3 Impor b k a o I n g r i s
QMCAUK
INTERCEP
Inlersep
94 Impor karet Inggris
Estimasi Parameter
Elastisitas
Elastisikis
.langka Pendck
I;tnpka f'nniang
- 195x52
QMRUUK
In~crscp
INTERCEP
Harga impor karc~
I'MRUUK I R
I'cruhahan harga karet s i ~ l ~ c ~ i s
DPWSKR
I'nduk Ilomcstik 13rutc1
<;DI'K1IK
'Srcn
1.N.I'
Impor knkno Inggris iahun-(t-l )
QMKIIIIK I
Nifai 1:=6.807
Pada persslmaan i ~ i ~ p okaret r Inggris. volulne ilnpor (QMRUUK) krliuhunpn
positif dan nyata dengan variabel pendapatan nasional tahun bersan&utan (GDPRUK).
%lain itu. volume ilnpor karet tersebut berlawanan arah dengan variabel tren (1') dnn nyata. Sedangkan variabel harga impor karet yang krlaku (PMRUUK I R) krpttugaruh neptif. tetapi t idak nyata. Variabel harga kolnoditas substitusi (karet sintetis) bepnga-
rul~positif, tetapi tidak nyata. Dengan nilai
R' yang relatif rendah, maka eberapa variabel lain yang diperl\irakan
~nernpengaruhi volulne impr t idak tertangkap dalam persamaan. Dari keterbatasan hasil estimasi tersebut, indikasi yang dapt ditarik adalah volume impor dapat meningkat jika terjadi kenaikan pendapatan. Perubahan volume impor karena perubahan pendapatan illi
bersifat tidak elastis, tetapi~sponperubahan volume impor tersebut berjalan relatif cepat.
8.1 3.7. SubBlok Impor Amerika Serikat
Hasil estimasi persamaan impor komoditas perkebunan Amerika Serikat dapat dilihat @a
Tabel 46. Pada persamaan impor teh Amerika Serikat, volume impor
(QMTEUS) berhubungan negatif dm nyata dengan variabel pembahan harga impor
(DPMTEUSR). %lain itu, volume i m p tersebut juga berhubungan positif dan nyata dengan variakl prubahan harga impor k d m (DPMCAUSR). Volume impor teh
A~neri ka Serikat bergerak mengikuti pergerakan tren (LNT), tetapi t idak nyata. Variabel pendapatan nasional tahun lalu (LGDPRUSR) bepgaruh p i t i f , tetapi tidak nyata. Dengan nilai K' yang relatif rendah, maka bektapa variabel lain yang diperkirakan
~nanpengaruhivolume impor tidak tertangkap &lam persamaan. Dari keterbatasan hasil estimasi tersebut. indikasi yang dapat ditarik hanya kenaikan harga i m p tell menurunkan volumr: impor. tetapi kenaikan h a r p komditi subsitusi (kakao) dapat
memicu peningkatan i l n p r teh Amerika Serikat. Volume impor tersebut bersitat tidak elastis terhadap perubahan kedua variabel penjelas tersebut.
Selain itu. perubahan
volume impor tersebut berialan d e n p relatif lambat.
Pada prsarnaan impor kopi Amerika Serikat. variabel h a w teh impor tahun Ialu
{LPMTEIISR) krpcngan~hpsitif dan nyata terhadap volume i m p r (QMCOUS). Variabel lain ynng berpenpruh positif adalah variabel pendapatan nasionai tahm lalu
(LGDPRUSR). te~apitidak nyata. Sedangkan variakl pwubahan h a p i~nporkopi (DPMCOUSR) berpengamh negatif dan nyata. Volume i m p kopi Amerika Serikat juga krgerak berlalvanan arah dengan tren (LNT), tetapi tidak nyata.
Hasil estiniasi di atas mengindikasikan bahwajika perkiraan kenaikan harga impor
teh sesuai dengan kenyataan, maka volume impr kopi akan rneningkat. Selain itu. volume i m p kopi masih bisa meningkatjika kenaikan harga kopi makin inengecil atau selisih h a p kopi dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Perubahan volume impor
t e b u t bersifat tidak elastis terhadap perubahan harga impor dm respn perubahan tembut dapat krjalan dengan relatif lambat.
Pada persarnaan volume impor kakao Amerika Serikat, volume impor (QMCAUS)
M u h n p n positif dan nyata dengan variabel perubahan harga ko~noditassubstitusi (DPMTEUSR) dan prubahan pendapatan nasional (DGDPRUSR). Sedangkan h a r p
impor yang k r l a k u (PMCAUSR I) berpengaruh negatif dan nyata terhadap volt~meimp>rkakao Alnerika Serikat. llasiI estilnasi di atas mengindikasikan b h w a jika harga i~nprkakao turun. maka \,olume i~nporaka11naik. Selain itu. kenaikan volume imporjuga dapat terjadi jika terjadi
kr~laikanharga tell dan pndapatan nasjonal. Perubahan vol~rmeirnpor tersehut krsifat ~idnkelastis terhadap pubahan kedua variakl peqielas tersebut dan respn volumc
7-ahcl-16. liasil Esti~l~asi Sub-Blok lmpor Amerika Serikat
50 i'ariahcl t
Notasi
13stimnsi l'ilnme~cr
l-:li~s~isiv~s l~~liisli~i~as Jimgka .lungku f'cl~dek I1a~i,jang
\ lk,rotlcC . V ~ I I I ~ ~ IJ ,2.SL.Y *
Inpv 1c11;ZS
QMTEUS
l ' c r ~ t h t h :1i;irg;i ~ ~ ~ i111por~ t l i
DPMTEUSR
I'nJuk I )umcs~il,I3ri11otlrl~un-(I- 1 ) LGDPRUSK I'c.~-uhuh;lt~ harg;~impor hahao
DPMCAUSR
Irct~
I,NAIA
IIIII.L~Wtch :ZS t i ~ l l t ~ l ~ -J( l - I
QM7'EUSI Nilai IZ=3,6K9
I n l p ~ kopi r AS
UMCOUS
I'c~,uhahr~n h a r p impnr kopi
DPMCOUSR
I lar_cnimpor teh ~aliiui-(t-I )
LI'MTEUSR
I'113diik l)o~iics~ik Urutv tahun-{t- I ) LGDPRUSR I'rcn Imp)r kopi AS titliun-( t- l )
-7928.1 8760 " 0..3.>70SL)
3.534153"
0.012 o.rl22
0.045
-O.(ULI
-0.0 1 5
o.OXo
7832.324 187 0.724285"
R' =0.4010
U W = I . 107
-23.092694"
0.000
O.O(H)
~)OtH)4
0.o-M
(I. 177
0.250
(I.<>!7
52.067334
I,NT -16353 0.72 1 12 " QMCOUS l Nilai F=402.056 R' =O.Y9O I DW = 7.488
N u Variahel I'.ndo@c~l dan I'cn,jelas
Notasi
9 7 11np)rkakaa A S
OMCAUS
Inrorsep
lNTERCEP
t-lrrrga impor kakxn
PMCAUS IR
llcruhahen harga impor teh
DPMTEUSR
40726'
t'cruhahan I'rrduL f>trlnrstik I3ruto DGDPRUSR
t 9.128432 '
lmpnr kakao AS rahun-/I- I
)
QMCAUS I Nilai F= 1 8.204
9X
Estimasi Parameler
llnpor karet AS
QMRUUS
Il a r g impor kurci I'rt~d~tk Ilornts~ik13ruto
I'MRUUS IR CIDPRUSR
Impor karct AS iahun-(I- I )
QMRUUS 1
Impor minbak xi<\-ii ;IS
QMCI'OUS
In~crscp
INTERCEP
l3lastisi(i1s .lill~gka I'aniaq
71451
-1 2.677644'
-0.044
-O.(M7
-().Ol{)
-0.03?
0.01100
{).()(to
0.49279 I"
R' 4 . 7 1 4 5
I1W .- 1 .O 1 4
-h.5:.3lhX
-0.007
111.0512R1"
0.j50
-0.01 0 ll.X2t1
fl.323237
NiIai F=17Ot.777 R' =tr.9957 L)'
Elastisitas Jangka I'cndck
I)W = I.hOl
I'cruhhan h a r p i~npnrminyill vattit
DPCPOUSK
I l a r p impor min\i~L;kclapa ialiun-(I- I 1
1,I'CCOUSK
I larga min!ak kcdclc I'roduk I)t)~ncstikI?rulo
['SOiISR (iDl'RIISR
Impor minyak s;I<\-~IA S tahun-(I- I ) QMCI'OUSI Nilai I:= 10.889
Pada pemmaan impor karet. volume impor (QMRUUS) dipei~ganihiscrat'a
negatif dan tidak nynta oleh variabel harp impor (PMRUUS I R) dan secara positif dan nyata oleh variabel pendapatan nasional (GDPRUSR). Hasil ini mengindikasi kan hahwa
kenaikan volume itnpor karet Alnerika Serikat dapat terjadi jib pendapatan nasioual
meningkat. Perubahan volulne impor ini bersifat tidak elastis. tetapi respon tersehut
diperkirakan berjalan relatif cepat. Pada persarnaan impor minyak sawit. volume impor (QMCPOUS) berhubungan
negati f dan nyata dengan perubahan h a r p impor minyak sawit (DPCPOUSR). Volume impor ternbut juga berhubungan positif dan nyata dengan variabel harga minyak kedele
(PSOUSR) clan pendapatan nasional (GDPRUSR). Sedangkan variabel harga minyak kelapa tahun la1u (LPCCOUSR) berpengaruh positif, tetapi tidak nyata.
Hasil estilniasi di atas mengindikasikan bahwa volu~neimpor minyak sawit Amerika Serikat akan ~neningkat jika harga impor minyak sawit turun. Kenaikan harga
impor ~ninyakkedele dan pendapatan nasionaljuga dapat menyebabkan volume i m p 111inyak
sawit meningkat. Kecuali terhadap perubahan pendaptan. perubahan volu~ne
impor tersebut bersitat tidak elastis dan perubahan tersebut berjalan relatif lambat.
8.1.3.8.
SubBlok I m p r Jepang dan Asia Tirnur
Hasil estimasi persamaan i m p r komoditas perkebunan Asia Timur dan Jepang
dapat dilihat pada 'I'abel 47. Pada persamaan impor kopi Asia Timur. volume impor (QMCOJ) berhubungan negatif dan nyata dengan variabel harga irnpor kopi Jepzng t a h t ~ nlalu.
Selain itu. hasil estilnasi juga menun-jukkanbahwa volume i m p r tersebut
lebili rendah sebelum adanya kebijakan peningkatan mutu ( Dj) dan lebih tinggi pada saat
adanya kebi-iakanalokasi ekspor (07). Tabel 47. Hasil Estinlasi Sub-Blok lmpor Asia Tilnur dm Jepang
Nu
\';triahcl t < l ~ d o ~dun c t ~l'c11,iclas
Notasi
--
IJ>timiisi 1). . ,Ir,Hiictcr
1 ~ I i l ~ l ~ ~~~ia~lisil:~s ~\i15 Jat~ghii
I
1'c.ndc.L
I'ani;~t~g
\ I < , / O i / < , ~ ~ . Y / t l l l ~ ~?.si.,5,\-l I00
Itnpor l i o l ~As!;) i Iimur
QMC'OJ
Irl~cfiup
INTERCEP
Ilnrg:~inlpur kepi impor tnhun-(t- 1 )
I.I'MCOIK
/ J I I I I I N ! I . ~ L ' ~ L I ~ ~ITILI~U ~ ~ ; ~ Ikopl I I I I I I I I I I Luh>jilliilr~ ~~. elispor
D5 D7
Impor Lopi Asia 'I'iirulr tahun-(t-I)
QMCOJ 1
XilJh' -(I.(HK)2(2 "
In~porknkao Jepat~g
Q M C AJ
l~ltrrscp
INTERCEP
tiarga ilnpor k i i k m seteldl pajak i m p r PMCAJ IR
-{).I01
-22566 1 I527
0.758391 "
Nilai F=56.376 R' =0.9 1x5
I(I 1
-0 (I24
LIW = I .bhX
- 124340' -1.247165
I'rtxli~l; Ilm~iesti k 13ruto tahun-(t- 1 )
LGDPRJ
0.65h297"
In~plwkaLio Jepng tal~un-(tI)
QMCAJ 1
0.2487 '
Nilai F=76.794 R' =0.9 t 65
-0.007
1.212
DW = 1 .0L)9
-O.(llICJ l.05;
Tabel 47. Lanjutan Estimasi
Elastisi~as l,lastisi~as .lilngka .langC;a Pcndck t'a11,iang
Nn
Variakl Endogcn Jan I'en,iclas
Notasi
!I17
I~npt~r )iiircl Jup;l~lg
QMRUJ
Inlvrsvp
INTERCEP
2H04Y
I'vrubahan h r g a i~nprmkarct
UPMRUJR
-2.l299h5
11.00(Il
O.O(Ht
I larg~di~nptbrk1rc1~ 1 1 ~ 1 e l i ~
PMSRJ 1 R
124.65 1637 "
tl. I53
O..X7
Trc.11
T
Itlipor kitwt .lcp;lnp l ; ~ l ~ r ~ l~bi - ( l -
QMRllJ I
Parameter
5 172.28%345' 0.6(14L)O')"
Nilai F=106.541 !t2=0.9552
l)N' = 1 . 5 3
Hasil estimasi ini lnengindikasikan bahwa jika perkinan harga itnpor (naik atau turun) sesuai dengan kenyataan. maka volulne itnpor kakao Jepang akin mtrngalami pnurtlnan (kenaikan). I'enurunan (kenaikan) volulne impor h k a o ini tidak elastis. baik jangka pendek ataupunjangka panjang. Selain itu, dengan koetisieii ekspekrasi di bawah
0.3. respn perubahan ini bertangsungrelatif lambat. Pada pcmmaarl itnpor kakao Jepang. volutne impor (QMC'A.1) berliubunga,?n
iiegatii: te~apitidak t~!,ata dengan variabel perubahan h a r p i m p r kakao tahun lalu ( PMCAJ IR). Nalnun. pendapatan nasional Jepang tahun lalu (1GDPR.I) berpengaruh
positif dan llyata terhadap volu~ne impor kakao Jepang.
I-lasil estimasi ini
mengindikasikan hahtva ,iika perkiraan pendapatan nasional Jepang (naik atail titrun) scsuai dengn kenyataan. 111akavotume impor kakao lepang aka11mengalan~ikenaikan.
(~xnunlnan). Kaiaikan (penurunan) volume impor kakao ini cukup elastis. baik jangka
pe~ldekataupun janglta pan.jany. Selain itu. dengan koefisien ekspektasi di atas 0.3.
lrspon perubahan ini berlangsung relatif cepat.
Pada persalnaan impor karet Jepang. volu~ne impor (QMRUJ) berhubunga~an negatif. tetapi tidak rlyata dengan variabel perubahan harga i~nporkaret (DPMRUJ). Sedangkan variakl harga komditas substitusi (karet sintetis) berpengaruh positif dan n p t a terhadap volume ilnpor tersebut.
Selain itu, volume impor sesuai dengan
pergerakan variabel tren 0. Hasil estimasi ini mengindikasikan bahwaji ka harga k a ~ t sintetis naik, maka volume impor k
t Jepang akan naik. Perubahan volume impor
tersebut bersifat tidak elastis dan perubahan tersebut diperkirakan berjalan relatif lambat.
8.1 3.9. SubBlok I m p r Negara Lain
Hasil estimasi persamaan impor komuditas perkebunan Pakistan dan Belanda dapat dilihat pada Tabel 48. Pada persamaan volume impor teh Pakistan, volu~neillipor
krhubungan negatiE tetapi tidak nyata dengan variabel harga impor teh rahun lalu ( LPMTEPR). Sedangkan variabel perubahan pendapatan nasional
(DGDPRP)
krpenganrh positif dan nyata terhadap volume impor tersebut. Hasil estirnasi di atas
~nengindikasikanvolume i m p teh Pakistan akan ~neningkatjika terjadi kenaikan plidapatan nasional. Volu~neimpor tersebut juga dapat meningkat jib perubahan
wndaptrtn yang diperkirakan mendekati perubahan pendapatan aktual. I'ada persamaan iinpor minpk sawit Pakistan, volume irnpor berhubungan liegatif: tetapi tidak nyata dengan variabel harga impor ~ninyaksawit tahun lalu (LPMCPOR).
Sedangkan varialx t h a r p komoditas substitusi, yaitu minyak kedele (LPMSOPR) dan pndapatan nasional tahun yang berialan (GDPRP) berpengaruh positif dan nyata. Hasil estiinasi ini mengindikasikan baliwajika perkinan harga ~ninyakkedele mendekati h a r g
nktual. maka vol~m~e imwr minyak sawit Pakistan akan meningkat. Volume impor terseht~tjuga ~neningkatji ka terjadi kenaikan pendapatan nasional. Pembahan volun~e ilnpor tersebut bersifat tidak elastis dan berjalan relatif lambat.
Tabel 48. Hail Estimasi SubBlok Impor Negara Lain
No
V n r i a h l Lndcrgca dan I*enjelas
Notasi
Estirnirsi Parame~er
I'laaisiras Jangka
I'rndck
lllasrisi~as Iangka I'alijanc
.1Ic~rxIecsltt~~i~.vt 2.V-S
t03
lmpnr teh Pakiaan
QMTEP
I~ ~ t c r w p I Iarpu impor 1cl1 hctelah pa,jaL I ~nptjrInhun-(I- I
INTERCEP LPMI'EPR
-375X.73097 1
I'crt~h;~lianI'rtduh I)rlmcstik Urulo DGDPRP
~.;,21.7572 "
I t n p ~ r~ e hI'akislan vahun-(1- I )
OMTEP 1
0.2~IO37K"
Impor 1t.h I'akih~itntahit~i-(1-2)
OMTEP2
0.517207"
Nilai f:=.13.373
l ' r t d i k I h~~iicsli!+ fir~~to Iinpcir ~uin!;rC; ~ ; I H i t I';iliistan ~~I~IIIII-{ 1- I )
(II)I'RP OMC'I'( 11'1
R'
-0.02 I lJ.tIl7
=O.Xbcl7
=
457.V1 15~1"
-1J.024
o.11i0
2 , l-lcl
(1471
I . l S2
fI.(dI I 4 0 K A
N ilai I-= I h3.7a) K' =0.0704
111vrsc.p t'cruhaliarl hal-p;~itnpor m i n y k siiu i~
-
t'M5U"
IN'TERCEP
-24.3472
I)PMUPOHR
- 1334.:
I )\I- 1.12
~r.tn#,
11 INHI
Pada Frsamaan i~nporminyak sawit Belanda, volume i m p (QXlCPOH) herhtlburigan negatif. tetapi tidak nyata dengan variabel pembahan harga impor min!ak satr,it
(DPMCPOHR). Seda~igkanvariabel harga kornoditas substitusi. >*air11h a r p impor
minyak kedele tahun lalu (LPMSOHR), berpengaruh positif, tetapi tidak nlata. Selain itu. pendpatan nasional tahun berjalan (GDPRH) berpengaruh positif dan nyata tsrhadap
volume impor tersebut. HasiI estirnasi ini mengindikasikan bahwa j ika pendapatan nasional naik, inaka volume impor minyak sawit Belanda akan meningkat. Petubahan volulne impor tersebut krsifat elastis tempi diperkirakan berjalan relatif lambat.
8.1 3.10. SubBlok Ekspor dan I m p r Dunia dan Neraca Perdagangan Sub-blok ini terdiri dari beberap persamaan identitaddefinisi. seperti terlihat pada 'Tabel 49. Volume ekspor teh dunia (QXTEW)merupakan pen-jumlahanvolume ekspflr ll~dollesia(QXTE). lnd ia (QXTEI). dan negara lain (QXTEO). Sedangkan volume
i~npordunia (QMTEW) terdiri dari volulne impor teh Inggris (QMTEUK). A merika Serikat (QMTEUS). Pakistan (QMTEP). dan negara lain.
Tak149.1Lrsamaan Identitas Blok Perdagangan
Volune ekspor kopi dunia (QXCOW) tnerupakan penjumlahan volume ekspor
Indonesia (QXCO). Brazil (QXCOB) dan negara lain (QXTEO). Sedangkan volume
ilnpor dunia (QMCOW) terdiri dari volume impor kopi Empa Barat (QMCOW). Alnerika Serikat (QMCOUS), Jepang (QMCOJ), dan negara lain (QMCOO).
Volume ekspor kakao dunia (QXCAW) merupakan penjumlahan volurne ekspor llldonesia (QXCA), Pantai Gading (QXCAPG) dan negara lain (QXCAO). Sedangkan
volume impor dunia (QMCAW) terdiri &ti volume impor kakao Indonesia (QMCA).
Inggyis (QMCAUK). Amerika Serikat (QMCAUS), Asia Tilnur (QMCAJ). dm negam lain (QMCAO).
Volume ehpor karet dunia (QXRUW) merupakan penjulnlahan v o l u ~ ~ekspor ~e Indonesia (QXRU). Malaysia
(QXRUM), Thailand (QXRUT)
dan negam lair1
(QXRUO). Sedangkaii volume impor dunia (QMRUW) terdiri dari voliune i m p r karet Indonesia (QMRI!).
Ingris (QMRUUK), Ainerika Serikat (QMRUUS). Jep~ng
(QMRUJ) dan negam lain (QMRUO).
Volume ekspor minj,ak sawit dunia (QXCPOW) ~nerupakanpn-iumlahan volurl~e tkspor lndonesia (QXCPO). Malaysia (QXCPOM) dan negara lain (QXCPOO). Seriangkan volume impor dunia (QMCPOW) terdiri dari volu~ncitnpor min!.rlk sai\ it
Indonesia (QMCM)). Belanda (QMCMIH). Alnerika Scrikat (QMCKIUS). Pa k'sta an. ((SMCPOP)dan liegar-a lain (QMCIWO).
8.1.1.
Rlok Keuangan Hlok keuangan han!:a terdiri dari berbagai persarnaan identitas. yaitu penerimasu
dt~mestik.~r~erirnanr~ p,jak. penerimaan pajak pertambahan nilai dan pent.rimaai1 pqiak
impc)r dari kclima komcditas perkebunan. Selaiii itu j u g terdapat identitas pcnerimaa~~
pajak ekspor dai-i karet dan ~ninyaksaw it. seperti terlihat pada 'Tabel 50. Pcncrimaan do~nestik (GRDOM) merupakan hasil penjumlahan dari variabel penerimmn pajak dari
subsektor perkebunan (GRTXEC) dan non perkebunan (GRTXNEC). Pe~~erimaan pjak subwktor pel-kebunandidefinisikan sebagai hasil penju~ttlahandari variabel penerimaan pa-jak pertarlibahan nilai subsektor perkebunan (GRPPNEC) dengan penerimaan pajak
ekspor (GRETEC) dan penerilnaan pajak impor (GRTREC).
Tabel 50. Persarnaan ldentitas B lok Keuangan No 116
Pcrsamaan ldentitas GIZ'I'XNEC + GRTXEC
CiRDOM
=
G R PPNTE
= I IRPPNTE +GRPPNCO + GRPPNCA + QKI'I'NRII + (;l
CiRI't'NCO
= ( I'IICOR-PDCOR
CiKPPNUA
= ( I'C'AIt-PDCAK
tiRPPNKU
=
CiRPPNCI'O
= ( I'C'I'OR-I'I>CPOK I )*QCIX'I'O
(iKETEC
= ( i l < f ! K P O -+ GRETRIJ
CiRETCPO
= (I'XCPOPX7-PXCPOR I )*QXCPO
=
(I'XKII-PXZ-PXKUKI)*QXKl!
CiRTRFC
=
(iK'fRTE + CiRTRCA
(iI
=
(1'MTEK I -PM'TE-I'MI)*QM'I'E
I iR'I'RCO
= (I'MCOR I-PMCO-I'M1 )*QhlCA
(iliTRC'A
=
I )*QUDUO
I )*OC:DCA
(1'13KUR-PDRUR 1 )*UCDRU
+ C;KTRKIJ + CiR'fI1UPO
(I'MC'AR I-I'MCA-PMI)*QMC'n
( i l t ' l ~ f ~J l ~ l = (l'b1KIJK I-f3MRIIL1'MI)*QMRI~ ( i l
;
(I'MUI'OR I -PMCPOPMI)*QX1CPO
Penerimaan pajak pertainbahan nilai subsektor perkebunan didefinisikan krasal dari komoditas teh (GRPPNTE), kopi (GRPPNCO), kakao (GRPPNCA). karct
(GRPPNRU) dan minyak sawit (GRPPNCPO). Penerimaan pajak ekspor rnerupakali hnsil penjumlahan pa-iak ekspor dari karet (GRETRU) dan minyak sawit (GRETCPO). Sedangkan penerimaan paiak impor didefinisikan berasal dari komditas teh (GRTRTE).
kopi (GRTRCO).kakao (GRTRCA), karet (GRTRRU) dali ~ninyaksawit (GRTRCPO).
BIok Harga
8.1.5.
8.1 5.1.
Harga Dornestik
Hasil estimasi persamaan harga domestik komditas perkebunan dapat dilihat pada
Tak1 5 I . Pada setiap persamaan harga domestik harga domestik teh (PDTER),kopi (PDCOR). kakao ( P E A R ) , karet (PDRUR)dan minyak sawit (PDCPOR) berhubungan
positif dan nyata dengan variabel harga ekspor yang berlaku. yaitu teh (PXTE-PX2).
kopi (PXCO-PX2). kakao (PXCA_PX2), karet (PXRU-PX2) dan minyak saw it
(PXCPOPX7) dan nilai tukar tahun yang berjalan (ERRI). Namun untuk teh dan kopi. h a p do~nestiktersebut,juga krhubungan negatifdan nyata dengan variabel t e n (LNT).
Selain itu, harga domcstik teh j u g mengalami perubahan struktural yang terjadi pada tahun 1985 dan ditun,iukkan dengan variabel dummy (DTE).
Ti~bel5 I . Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Domestik
1; ; I l;irg;~d t > t ~ ~ t % k{>pi ~tL
I nlcncp
l'l)C-( )It IN I IJRC'IlI'
Nil:!; i i ~ k i ~1t11pi;iIi r
I-:RKI
2.7j%?~l''
2.47')
1 larpir ckqwr kcq~i
l'Xt'O-l'X2
O.4-~XOL>5 ,'
11.21'1
' 1 re11
l .\-I
N ~ I ~ I=.;.oE I
IXXI .XhO4t).i
- I 11)4.{>1)558'' I<'= I I . ; ( J I ~
I)\{
=
I ,nvo
Tabel 5 1 . Lanjutan
Nn
V a r i a k l Endogun dan I'enjelas
Notasi
134
Harga domestik kakao
I'DCAR
"lirnasi
Inrerscp
INTERCEP Nilai lukar Rupiah ERR1 Ililrga ekspor kakao I'XUA-PX2 I - l a r p do~ncstikkaho lallun-11- I ) 1,PDCAR
I larga domcsiik karct
I'DRIJK
lntersep
IN'TERCEP
Nilai rukar R u p i ~ h
IXRI
I Iarga ckspw k;trci
I'XKIJ-l'X2
I .4MK4K a
1.7XL
h.740
IJ.4W3M "
0.0XV
0.2 I 5
0.4 12055 "
UW
=
1.782
-806.48329
1.2hSh5'
i.L)59
-
O.X.i(lh3 I "
o.lfo
-
Kilai I: =0.4#0 R' =0.4(130
1 3 3
Elastisitas Jonpka Panjang
- 13 15.226642
Nilai F = 10. 155 K' =0.6'177 1-33
Elmtisitas Jangka Pendck
l)Mt
=
I .4%:
I larga domcslil; ~ninb31; van ii
I'IX'l'OU
Intzrscp
IN-1-I'KC'EI'
- I Oh.? It?
Nilai tukar Kupii~li
I'.KKI
0.4j0112"
1.701
1 larpa ckspor inin! ak s;ns it
I'XC'f3(H'X 7
11,7(K>fi')3 '
I).18%
Silai 1 ' =lt).W0R' =0.0345 - .
-
-
-
-
I)\{'= 1.380 --
-
Dengan nilai R' !.ang relatif rendah. maka k k r a p a variakl lain yang diperlrirakau
tne~npengaruhiharga domestik tidak tertangkap dalam persamaan. Dari kelerbawn hasil estimasi tersebut. indiknsi Ian9 &pat ditarik adalah harga domest ili mongalaini kenaikan jika h a p ekspr mcningkat. indikasi lain adalah ji ka terjadi deptrsiasi. maka harga domestik akan meningkat. Selain itu. hanya perubahan harm kakao domes~ikyang
berialan relatif lambat dibandingkan perubahan h a g komoditas utama perkebunan lainnya.
Namln elastisitas transmisi harga pada u~nu~nnya bernilai tidak elastis. Uenga~an kata lain. perubahan hargg ekspor tidak sepenuhnya diikuti penrbahan harga domestik.
Hal ini mungkin rnerupakan salah Sahl disinsentif yang d i n k a n p d u s e n sehingga
mereka tetap mengolah hasil pekebunan dalarn bentuk komoditas primer. Secara lebih
rinci, untuk teh, kakao dan minyak sawit perIdaan harga domestik dan internasional menunjukkm adanya perbedaan secara absolut dan persenme. Jika harga domestik dan
internasional berubah. ~nakaperbeciaan kedua harga tersebut bervariasi. Untuk kopi. perbedaan harga keduanya lnenunjukkan adanya perbedaan murni dalam persen. Unruk karet. prbedaan harga keduanya menunjukkan adanya perbedm absolut.
8.5.1.2.
Harga Ekspr
liasil rstilnasi peminaan haw ekspor komoditas pekebunan dapat dilihat pada Tabel 52. Pada persamaan harga ekspor, harga e k s ~ tell r ( PXTE-PX2) berhubrrngan p s i l i t tetapi tidak nyata dengan variabel perubahan llarga dunia yang berlaku
(DPM'TELR)
d a ~ nyata i dengan variabel
harga ekspor tahun lalu (LPXTER). I hrga
ekspor kopi (PXCO-PX2) dipngaruhi secara nyata o l c h peyerakan variabel h a r p dua ialiiin k r t u r i i t - t u n i t
dari harga dunia (PWCOLR dan LPWCOLR I ). disarnpillg seanli
daiga~ variabel ~ tren dan
harga ekspor tahun lalu (LPXCOR).
Tabel 52. Hasil Estimasi Sub-Blok Harp Ekspor
N ~ I \,'ilri;tkl I3idt)gcn dan I'cr~jclas
Notasi
ElilbflSltaS . .' Sa~lgk;~ I'cndek
tJsti1113si P3runit~cr
I-'lasiisila\ .I;ungk;i l'ii~i.ii~iig
.I li~!olkbI , . V / I I I I ~ I . Y I2.SI.S l :7.
1 I:II-ga c h p r r r ~ c l i
I'X'l.E-['X?
Inic'rscp
INTI~IZC131~
~ ' c T L I I ~ harga ; ~ I ~ ~tull I ~ dunia
DIjWTE1,R
Il;~rgaukspor tch tahun-( 1 - 1 )
I,PXTER
l h2.7507 t 7
72.00-<405
t l u r p clispor kopi
PXCO-PX2
I~it'rwp
INTERCEP
I lurga dduia kopi
I'WCOLR
565.82491 4 "
LPXCOR
0. I28bK.i
tI
p
io
u
-
-I
{).(I22
11U' = 2.223
Nilai 1: =2 1.073 I<'=0.057
I;#
0.IJ l K
0.8 17oM)
-304.45 1292
Nilai t-' =I 87.09 R' =0.974
0.X70
a
DW
=
1.775
h.S.3
Tabel 52. Lanjutan Nn
V a r i a k l Endogcn dan Penjelas
130 liar@ ekspor kakao
Notasi
I~laslisitas Elastisitas Jangka I'a~i.iang
langka l'cndck
PXCA-PX2
INTERCEP
I~ltcmp
1:stimasi !'aranicter
- 150.3225(j5
Iiurga kakw di Nctv York
I'CANR
0 . 3 ( ~ 4 ~ > ~ " 1 ,805
I larga clispor kakao rahun-(I- I )
1-I'XCAR
(1.5 I2h75
Nilai F = 1 15.558 R' =0.913 1 140 1 Iargi cckspor karct
:.i?cr
I>H7= 1.646
I'XKII-I'X2
Intcrscp
INTERCEP
-2h. I43703
1 l u r y dunia karct tahun-(1-1 )
I.I'WRSK I
1 34.403K.34
1 lurgia ckspu kurct lahull-(t-1)
[.I'XRIJR 0.7.33j54' Nilai F =37.7 13 R' =0.7742 [)MI = 1.027
Nilai 1: =352.90.1 K: =I).Oh<>X l)W
0.34X
=
(1.47i
I .XO5
Harga ekspor kabo (PXCA-PX2) dipengamhi =cars positif dan nyata oleh variabel h a p kakao yang krlaku di pasar New York ( R A N K ) dan harp ekspor tahun
lalu (LPXCOR). Harp ekspor karet (PXRU-PX2) berhubungan positif. tempi ~idak
nyata dengan variabel harga dunia tahun sebelumnya (LI'WRSR I ) dan nyata deny11 variabel I~argaekspor tahun lalu (LPXRUR). Sedangkan harga ekspor minyk saw it
(PXCPOPX7) berhubungan positifdan nyata dengan variabel h a p dunia yang berlaku (PWCORR) dan harga ekspor tahun lalu (LPXCPOR). Kecuali harga ekspor teh dan k a e hail ~ estimasi di atas mengindikasikan bahwa
h a r p eksporakan ~nengalamikenaikanjika harga dunia mengalami peningkatan. Hasil tersebut juga
mengindikasikan adanya integrasi harga antara harga dunia dengan h a p
ekspor. Dengan nilai elastisitas transmisi harga unmk teh. kopi dan karet relatif rendah
dm untuk kakao dan ~ninyaksawit cukup elastis, rnaka h y a perubahan harga ekspor
kakao dan minyak saw it secara relatif dapat sampai ke pengkspor. Dengan demikian. hanya pengeksp kakao clan minyak sawit yang mempemleh insentif h a r p dari
-
d inamika harga dunia. Denpn pengertian ini, pengekspor yang biasanya sekaligus
.sebagai produsen - kedua komoditas dapat diarahkan untuk mengolah komdiras primer ~nen,iadipmduk olali la~ljutanbahkan produk hilir.
14asil esti~nasijuga ~nengindikasikanbahwa perubahan harp ekspor tersebut ~netnerlukanwvaktu ~nyesuaianyang beragam menurut Jenis kornoditas. ILrubahan harga ekspor teh clan karet berialan relatif cepat h a r p kakao berialan relatit'slulangdan harga kopi serta ininyak =wit ktjalan relatif tambat. Khusus untuk teh. ~ ~ i lK'a i ynng relatif rcndali mengindikasikan bahwa bekrapa faktor lain y n g dipcrkirnkrin
mempengaruhi harp ekspor tidak tercakup dalam persamaan.
8.1 -5.2. H a w I m p r
liasil est imasi pcrsamaan harga impor kornoditas perkebwaii d a p t dil ihat padn 7 b e l 53. Pada prsamaan harga impor. harga impor teh (PMTE-PMI) lwrliuhr~iig;r~i positif dan nyata d e ~ i p nvariabel h a r p teh tahun lalu di liulo~~ibo I I'TI'CKI ISIZ t ). Jisi111pingscamh dct1ga11 variabel tren dan harga impor tahuu lali (LPM-TE I ). I Ixgn i i i i p ~kopi r ( PMUO-I'M1 j dipengarulii secara positif dan nyata oleh variakl hnry ditl~i;~ >nug berlaku (PWCOLR). disa~npingharp i~nportahun lalu (LPM-CO I ).
Harga impor kakao (PMCA-PMI) dipengamhi secam positif dan n y t a oleh \-nriabel harp kakao dunia yang berlaku (PWCALR). Harp impor karet (PMRLJ-PMI)
krhubungan positif, tetapi tidak nyata dengan variabel h a r p dunia iahun seklumnya
(LPWRSRI). harga impor tahun lalu (LPM-RUI) dan variabel tren. Sedangkan harga
impor minyak saw it (PMCPOPMJ) berhubungan positifdan nyata dengm variabel harga dunia (LPWCPORR) dan harga irnpor(LPM-CPOl) tahun lalu.
Untuk teh, kopi dan minyak sawit, h a i l estimasi di atas mengindikasikan bahwa
h a p impor keduanya akan mengalami kenaikan jika harga dunia kgdua ko~noditas ternbut mengalami peningkatan. Narnun, nilai elastisitastransmisi harga dunia terhadap h a y impor rendah. Hasil tersebut juga mengindikikan bahwa integrasi harga antara ha~gadunia dengan harga ilnpor
heberapa faktor lain yang
bersifat tehatas. Dengan nilai R~yang relatif rendah.
diperkirakan mempengamhi harga impor kakao dan karert
tidak tercakup dala~nprsamaan. Selain itu, perubahan harga impor untuk teh. kopi dan
~iiinyaksair~iltnemerlukan \vaktu penyesuaian relatif lambat sedangkan untuk kakao
-1;thel 53. Hnsi t Est imasi SubBlok Iiarga Iinpr
14,; I largill irnprr ktjpi Inlcrscp I lnrgn kopi dunia I larga impor kopi ~ahu11-(1lI
I'MLO-I'M I IN'I~ISKC'EI' I'WCOI,R LI'M-COI
-IXO.311450 266.347289' 0.766568 "
Nilail-=38.658~'=0.7707
0.7114
:.(I
11\\'=2.[2!
I44 I larga impor kitkilt,
PMCA-PMI
lnlrrscp I larga kikau dunia
INTERCEP
4 1 7.077838
PWCA LR
109.881 395'
'l'rcii
LN7' 0.034708 Nilai F =5.26 1 R' -0.3 139 D\\!
0.230 = 2.24 1
*
15
Tabel 53. Lanjutan
No Variahel Endogen dzrn I'cnjelas
Notasi
Elastisitas Jangka
Estirnasi Paramc~cr
Elastisiti~s .lanykn I';ln,ian~
IBm&k 145 Iiarga impor karcl
I'MRU-I'M1
INTERCEI' Iiarga karcldi Nciv York tnhun-(1-1) 1,I'RlJNRI lnlcrsep
'1'n.n
LNT
I larga impor bawl 1;1hun-(1-I )
1 .PM-KU I
-876.8Oh957 0.070350 43:.05Y642
0.0462H7
Nilni C: =5.355 R' =0.4220 146 I Iarga impor inin~ilksaivir
I
().(I32
0.1133 I I W = 1.832
I'MC'I'OPMI
I I a r p ~ninysll;sa\vit dunia ~ahun-(1-I ) I,I'WC'PORK
0.24725'
I largia impor minbak s ~ \ v iinhun-(rl I ) !.I'M-CI'OI
O.X32CK,Ja
Nilai 1- =46..317 K' =0.7943
8.1 -5.5.
0
'
t).t12
I3 W
=
().(>(>
l .h30
Harga Dunia
Ilasil estimasi persamaan h a r p dunia kotr~oditaspekebunan dapzlt dilihat pada
Tabel 54. Pada persaillaan harga dunia. h a r p dunia teh (PWTELR) berhubungan posi~il' dan nyata dcngan variahel ekspor impor dunia (DQXMTEW). kiargd d u ~ ~ teh i a jugs
dipengaruhi oleh h a y teh tahun lalu di Kolomb (PTECRUSR I ) dan h a p kopi duuia (PWCOLR). disamping harga dunia teh tahun lalu. tetapi tidak n j m . Dengan nilai R' yang rrlatif rendah. beberapa variabel lain yang diperkirakat~ mcmpengaruhi haw teh du~liatidak tertangkap
dalam persamaan. Dari kderbatasan
tersehut. hasil esti~~iasi mengindikasikan b h w a h a r p teh dunia akan meninaat jika
wlisih antara ekses penawaran dan perrnintaan Inakin ksar. Perubahan h a r p karena
prubahan ekses penawaran dan permintaan cukup ksar karena harga teh bersifat tleksibel terhadap perubahan keduanya. Secara implisit hasil esti~nasitersebut j u p mengindikasihn bahwa pengendalian volume elcspor dan
impor &pat dilakukan dalan
rangka men-jagaatau ~neningkatkanharga teh dunia. Pergcrakan harp teh dunia tersebut lnemerlukan waktu penyesuaian relatif sedang.
Pada harga kopi. harga dunia kopi
(PWCOLR)dipengmhi
secara negatif clan
nyata oleh variabel volume ekspor dunia (QXCOW). Sedangkan variabel lain. yaitu
harp teh dunia tahun yang krlaku (PWTELR) dan tren (LNT) berpengaruh positit: tempi tidak nyata. Hasil estilnasi ini mengindikasikan bahwa h a r p dunia kopi akan naik jika volume ekspor turun. Namun perubahan h a p kopi dunia karena perubahan volume ekspor dunia tersebut tidak bersifat fleksi k l . Narnun demikian. indikasi ini sesuai
dengan fenomena yang wdang berlangsung saat ini, yaitu negara-negara pengkspor anggota organisasi kopi internasional (In/ernarioml C&ee
O ~ C I ~ion IZC = I ICK)) I
mendesain prograin penurunan pmduksi dan ekspor masingmasing 2 p r W n dan 3 pmen dari prduksi dan ekspor negam-]legam pengekspor.
S e ~ r t pada i harga kopi. variabel volu~l~e ekspor dunia berpengaruh negatif dan n!xa terhadap harga kakao dunia yang berlaku (PWCALR). Sedangkan variakl Iwrga kopi dunia tallun lalu (LI'WCOLR 1 ) berpengruh positif dan nyah terhadap h a p kakao
dunia tembut. Selain itu. hrtrga teh dunia tahun lalu (LPWTELR I) berpenpruli posit it: tetapi tidak nyata terlladap harga kakao dunia tersebut. Harga kakao dunia tersebut jugs terintegmi dengan variakl har(ga kakao (PCANR) di New York.
liasil esti~nasidi atas ~ncligndungitnplikasi bahwa peningkatan vol tune ekspulknkao dunia dapat menyehhkan pnurutlan h a r p kakao dunia. Nat11u11pnrhahan
tersebut tidak besar brena harga dunia tersebut tidak fleksibel terhadap prubahan volume ekspr kakao dunia. Delnikianjuga jika h a w kakao di New York naik ~naka
kcnailan tersebut akan diikuti dengan kenaikan harga kakao dunia. Namun petxlbahan h a r p di New York tersebut tidak sepenuhnya dibananisikan ke harga dunia.
Hasil
estimasi di atas juga ~nengindikasikan bahwa perubahan harga dunia tersebut diasunlsikan memerlukan waktu penyesuaian retatif cepat.
Tabel 54. Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Dunia
147 Ilargn tch duniil
I'WTELR
It>t~mp
IN'TI'KC'EI'
0,270191
dunia
I)QXM'I+I~W
J.l(~lS-1)6
I I i ~ r gtch i ~ dunia ti~liun-(1-I )
I.I'WTtI,R I
I'crhudaan clrspnr dali iliipor tctl
Nilai I: =8.630
"
O..>?O
0.518 0 ~ 1
R' =(1.3206
[IW = I .Mc)
I'WC'OI,K
I 4% I 1iwgii kupi Jirnilr Intcrscp
IN'l'f~KC'l'.I'
I'ksplr kopi JUII~~I
QXC'OW
11.X21.35 -?.NoI~:-(~'
'1'1~11
I .NT
I .(M)l I 0 7
I larga tcli duni:~
PM1'l'I.;l.R
0.h23032
I li~rgiikopi dullid
0.I.iK
LI~ILIII-~1-
I
i.l'\ibt'OI.l< 1
Nilai I:
= l 4.KLP>
I.I'RUNR 1 I'ltl Jl-R 1,I'WRSKI Nilai I' =KB.020
-X.342
Il..
I).IhX157
K' ={1.7JK7
l ) W = 1.812
- 11).02X ().:
h.3
TabeI 54. Lanjutan No Variahel Endogen dan I'enjelas I51 Ilarga rnin~nksawit ditnin Intersep l'crhcdann ckspor dan inipor Minynk sll\ril dunia
Eslimasi Parameter
Notasi
Elastisitas
13las1isitas Jangka I'anjang
Jangka
Pendek
P WCPORR INTERCEP
DQXMCPOW
t l a p min!ak kcdclc di Kottcrdam PSORR I l a r p minyak kcdclo di Koucrdam lafiitn-(t- I ) LPSORR l I [ a r y I I I ~ I I ! , ~ ~SLIU ~ i~ dunk k~I~ull-(tI) 1,PWC'PORR
0.088884
t .95E-(18
I). I18
0.7jj
0.88908 1 '
0.84:
1.324
-0.315W3 '
-0.37h
0.tlOlt
0.363343
N i l a i t ~ = 1 0 5 . 6 1 K ~ ~ = 0 . ~ i 4 XI ) W = l . X X 7
Pada harp karet. harga dunia karet
(PWRSR)berhubungan positif,
tempi tidak
nyata dengn variahel volume i m p r karet dunia tahun yang sedang berialan (QMRUW). h a p karet di London (I'RULR) dm harga karet dunia tahun lalu (LPW RSR I ). Selain
ilu. perubahan h a r p dunia tersebut dipenganrhi oleh pergerakan h a r p karet di Neii York wlama dua trthun hcrlurut-tun11(PRUNRdan LPRUNR I ). tiasil estimasi di atas mengandung implikasi bahwa harp karet dunia tidak
fleksibel terhadap pcrrubahan volume impor (ekses permintaan) dunia. Main itu. harga dunia tersebu akan naik jika hasil pergerakan h a p karet di New York sela~nadua tal~un nnik. Dengan elastisi~astnnsmisi harga ~nendekatisatu. penrbahan harp karct di New
York ini aka11ditransm isikan ke harp dunia. h i k i a njum jika harga krt~ntdi London naik Inaka kenaikan tersebut akan diikuti &ngan kenaikan harga karet dunia. N ~ I I I ~ I I pada kasus ini. penrbahan harga karet di London tidak sepenuhnya ditransmisikan lie
harip dunia.
Seprti pada harga kakao, pergerakan harga karet dunia tersebut
~nemerlukanwaktu penyesuaian relaiif cepat.
Pada harga minyak sawit, harga dunia minyak sawit (PWCPORR). ket~aikan variabel perbedaan volu~lleekspor dan impor dunia (DQXMCPOW)berpengawh positif
t e r h h p harga dunia. tetapi pengaruh tersebut tidak nyata. Pengaruh terhadap h a p
dunia lebih ditentukan oleh pengaruh positif dan nyata dari pergerakan variabel harp kedele di Rotterdam dua tahun bertutur-turut (PSORR dan LPSORR I ) dan harga minyak
sawit dunia tahun lalu.
Hasi l estimasi di atas lnengandung i ~ ~ i p kasi l i bahwa harga minyak sawit dunia krsifat tidak fleksibel terhadap perubahan ekses penawamn (ekspor) dan ekws perrnintaan (impor) dunia. Namun. harga ~ninyaksawit dunia akan naik jika hasil prgerakan harga minyak kedele di Rotterdam selalna dua tahun naik. Selain itu, jika
h a r p minyak sawit tahun talu naik. Inaka harga minyak sawit dunia tahun lxrialan jugs nkan naik. Pergenkan harga minyak sawit dunia tersebut diperkimkan bet-jalan relatil'
cepat. 8.1.5.5.
Harga Internasional Lainnya
I lasil esti~nasipcwimaan h a r p dunia ko~iioditasperkebunan dapat dilihat pada
Tr~bcI5 5 . Pada persamaan harga kopi Ncw York (KONR). hasil estin~asimenugiukkan haliwa ketiga variabel penjelas, yaitu variabel perubahan liarga kopi dunia (I)PWCOI,R). harga kakao di New Y ork (PCANR) dan h a r y kopi tahun lalu (LPCONR I ) krpenYrtlh
plsiti f-dan nyata tcrlladap harga kopi New Y ork. Hasil esti~nasidi acas mcngindikasiknn hahwaj ika harga knpi dunia naik dan harga kakao di New York naik. ~iiakaharga kopi di
New York akan naik juga. Namun perubahan harga kopi dan kakao tersebut tidak sepenuhnya ditransmisikan ke harga kopi di New York. Selain itu. pen~bahanharga kopi
di New York tersebut diperkirakan berjalan relatifcepat.
Pada persalnaan harga kakao di New Y ork (PCANR). hasil estilnasi menun.jukkan bahwa harga kakao di New York tersebut berhubungan positif dan nyata dengan variabel Iiarga kakao dunia (PWCALR) dan harga kopi yang krlaku di New York (PCONR).
Selain itu, harga kakao di New York krgerak searah dengan variabel rren (T). Hasil estimasi d i atas mengandung implikasi bahwa melalui rnekanisme transmisi harga kenaikan h a p kakao dunia akan diikuti oleh kenaikan harga kakao di New York
Ikngan wnge:ertian kopi mmpakan komditas substitusi, maka kenaibn harga kopi di New York akan diikuti dengan kenaikan harga kaho di New York relatif cepat.
Pada prsamaan h a r p ekspor karet Malaysia (PXRUM).haw ekswr tersebut hcrl~ubunganpositif dan nyata dengan variabel harga karet di New York (PRUNR).
%lain iru. harga ekspor tersebut juga berhubungan positif dengan variabel harp ekspor tahun lalu (LPXRUMRI). tetapi tidak nyata. Hasil estimasi ini mengindikikan adanya in~cgrasiharga antara harga ekspor Malaysia dengan harga di New York. E n g a n ~lickanisii~e transmisin h a r p harp e k s p katrt Malaysia akan ikut naik. Jika h a r p karet
di New Y ork rnengala~nikenaikan. Selain itu. hasil est imasi juga ii~engindikasikan hnhwrt
ruba all an harga ekspor karet Malaysia tersebut berjalan relatif cepat.
Pada persamaan h a p karet di New York (PRUNR). harga tersebut berliubungan positii'dan nyata dengan variabel harga karet dunia yang krlaku (PWRSR). I~argakawl
di London yang berlaktt (PRULR) dan harga karet di New Yo* tahun lalu (LPRUNR I).
I lasil estirnasi ini ~nengindikasikanadanya i n t e p i h a r p antan h a r p di New Yok denga~~ harp karet dunia dan di London. Sesuai dengan nilai elastisitas tmns~llisiharga. perubahan h q a dunia akan diikuti dengan perubahan harga karet di New York. Namu~i
penrbahan harga karet di London tidak sampai ke pasar karet di New York. Hasil estimasi j u g ~nengindikasikan bahwa peruMan harga karet di New York &an berjalan
relatif cepat.
Tabel 55. Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Lainnya
Nrl
Variahcl IJndupcn dan I1c~i.jclas
.Ili,lrx/c,c s l i n ~ r i2.SI.S .~~ 151 t targa knpi di N'I~ York lnlcrscp I'cruhahan h a r y kepi Junia Ihrga kakan di Ncu Yolk 1 larga kopi di Sen I'url, ~;lhun-(t-I)
Ibtimasi
Notasi
PCON R IN'fIiRCEP l31'WCOLR
766.673232' 0.3 1 957vh 0.676634 a LPUONR l Nilai 1: =103.61 K ' =O.Y59 1)W PCANR INI'ERCEP I'WC'AI,R
Ilarga krvpi di K c \ \ YtrrL
I'CON R
'I'rcn
'I Nilili 1: =450.504
I55 1 1iu.p Larc.1 di Sen \'oI.I;
It11crsc.p I li~rg:~ ki11~1 ~~IIII:I
I'RI
Elilslisirils Jangka I';u!jang
.598.553207
0.043
I'C ANR
Il~tcrwp f l~~rg ki~h;io d du~ii;!
1 53 I-larga kakao di N c n I'ork
fJlaslisi tas Jangka Prndck
-376.283WKj X i ;.0#(K~,73 " O.IX4X17' 3.525 14 1
K'
'
0. 154) =
'I'rsn I larya karc.1di I.undon tlrhun-(1-1)
( 1 . ~ 1 ~
0..772 I)\\. = 2.I)X-l
=O.YH40
INK
1N.l-tlKC:EP I'WRSK
2.56871 1 X27.1 5hoTha o.lc)4543'
l'R11I.K IN.1-ERC'EI' I)I'WKSR I ,I'i
'1-
l,l'l
157 I larga ckspor l~in!ith w \ \ i ~ Maln! s i l l 1l~lersup Il i ~ r gniin!-ah i sat\ it Junia Iiaga ckspor min~alrsawit Malaysia tilhun-( 1- 1 )
11.0(111
2.277
11.707 Ili~rgaka~.cldi I . o t ~ ~ l i ~ ~ i l'Rl!t.l< 11. 100 0.1~)33(>7' I lilrg;~!~;II-'Itii ' ~ L * I { )-t)rL ~~IIIUII-(~I 1 1,l'ItlJNR I i l i 1 i l ~ = l . I 0 7 = . l {)\I = 1.7X; I 5 0 t lurgil Ai11-crdi 1 011~101~ I~i~crscp 11;1rgiu Lawt cluniii I larga karct di l c u )'(>rI; I~~IIIIII-( I-I )
t),I?.:
= 10.033
123.1 17th5 1 79.96858 ! " (LO t jj37
-0,4).3) < ) . I1 4 1
-3.05 1 755 0.5671 77 A
R' =0.6074
I>\{' = I . I73
PXCPOMR INTERUEP I'WCPORR
-0.0 16219 0,350479'
1).#9i
LPXCPOMR 0.2 16428 " N i l a i F = 4 1 5 . 4 9 6 ~ ~ = 0 . 9 7 4 2 D W = I.%8
(l.X7(1 (I.I j l
Pada pwsamaan harga karet di bndon (PRULR), hwga tersebut behubungan positif dan nyata dengan variabel peruhahan harm katet dunia (DPWRSR)
dan harp
>rangtejadi tahun lalu (LPRULRI). Harga k m t di New Ywk tahun lalu (LPRUNR I)
jugs kberpengaruh positif. tetapi tidak nyata. Selain itu. harga k a r t tersebut j u g bergerak krla\vanan arah dwgan variabel tren 0, tetapi tidak nyata. Namun dengan R ' relatif rendah. bcberapa taktor yang diperkirakan mempenpruhi h a r p karet di London tidak tennasuk dalarn persamaan.
Dengan tetap memperhat ikan keterbatasan tersebut. hasil
cs~imasiini mengindikasikan bahwa j i b harp karet dunia naik { p b a h a n harp makin hesar). maka h a y kamt di P a r London akan ikut naik. Berdasarkan nilai elastisitas ~mnsmisiliarga.
ruba ah an harp karet dunia tembut tidak sepenuhnyaditransmisikan ke
p a u r Im~idon. I'en~hahanh a r p yang teriadi di psar London j u p di~rkirakanbejalan
Pada prsamaan harga ekspr minyak saw it Malaysia (PXCM)M R). harga ekspor
ierscbut berhubunpn positif dan nyata dennpn h a p minyak sawit d u ~ i (13WCPORR) a
dan harga ekspflr tcrsebut tahun lalu (LPXCPOMR). Hail esti~nasiini ~nengindikasikan hnhwa pepn~hahanharga dunia ditransrnisikan ke Malaysia sehings hya ekspor minyak
srnt-it Malapia , j u y akan mengalami perubahn. Selain itu. p-uhalian hang ekspor
hlnlaysia ini diprkiraktqn berialan relatif cepat. 8.1.5.6.
Idcntitas Harga
14da blok I~argaterdapt berbagai persamaan identitasldetinisi yang dapat di l ihat pnda T a k l 56. Harp do~i~estik teh dengan pajak pertambahan nilai (PDTERI ) didefini-
si kan sebagi hasil pengurangan harga domestik teh (PDTER)denpn t inghat pajak perrani bahan nilai teh (PPNTE). Harga domestik kopi dengan paiak pertarnbahan nilai
(PDCOR 1 ) didefinisikan sebagai hasil pengurangnn harga domestik kopi (PDCOR) den y tingkat pajak pertambahan nilai kopi (PPNCO).
Tabel 56. Persa~ilaanIdentitas Harga
No IS8 PDTER I 1 59 PDCOR I L 60 PDCAR I I61 PDRURI 1 61 PDCPOR 1 I63 PXCPOR I 164 PXRUR 1
Persa~naanIdentitas
PDTER*( I -PPNTE) = PL)COR*( I -PPNCO)
=
=
PDCAR*(I-PPNCA)
= PDRUR*(I -PPNRU) =
t'DCPOR*( 1 - PPNCPO)
r;
PXCPOPX7*(1-ETCPO)
168 PMRUR I
PXRU-PX2 *( I -ETRU) : PMTE-PM I*( 1 +TRTE) = PMCO_PMl*(I +TRCO) = PMCA-PM [*(I +'TRCA) = PMRU-PMI*(I +TRRU)
169 PMCPOR 1
-
165 PMTER I
1 66 PMCOR I 1 h7 PMCAR I
=
I'MCPOPMI*(t+TRCPO)
Harp dornest ik kakao dengan pajak perlambahan nilai (PDCAR I ) diddit~isikat~ xbagai hasil penpirangan h a r p domesrik kakao (PDCAR) dengall ti t ~ g k ap*jaL ~
pertamkhan nilai kakao (PPNCA). H a p do~nestikkaret dengan pajak pemtnbahan uilai kam (PDRUR I ) didefinisikan sebagai hasil pengurangan h a r p domestik Crawl (PDRUR) dengan tingkat pajak pertambahan nilai karet ( PPNRU). 11 q a Jo~ncs~ih lninyak sawit dengan pjak pemnbahan nilai (PDCPOR I ) didefinisikat~sekagai hasi l
pertambahan nilai ntinyak sawit (PPNCPO).
Harga ehpor karet dengan pa-jak ekspor (PXRUR I ) didefinisikan sebapi hare,? ckpor k
t
(PXRU-PX2) dikurangi pajak ekspor (ETRU). Wangkan h a r p ekspor
ininyak sawit dengan pajak ekspor (PXCPORI) didefmisikan sebagai harga eksplr
ln inyak saw it (PXCPOPX7) dikurangi pajak ekspor (ETCPO).
Harga domestik teh dengan pajak i m p r (PMTER I)didefinisikan sebagai hasil
pnarnbahan harga domestik teh (PMTE-FMI) &ngan tingkat p j a k i~nporteh (TRTE). Harga do~nestikkopi dengan pajak impor (PMCOR I ) d idefinisikan sebagai hasi l penambahan harp domestik kopi
(PMCO-PMI)
dengan tingkat pajak i~nporkopi
(TRCO). Harga domestik kakao dengan pajak impor (PMCAR I)didefinisikan sebagai liasil pnambahan harp domestik kakao (PMCA-PM I) denpn tingkat pajak irnpor kakao (TRCA). Iiarga domestik k a ~ tdengan
pajak impor karet (PMRURI)
d idetin isikan sebagi hasil penambahan h a w domestik karet (PMRU-PM I) dengan tingkat pajak impor karet (TRRU). Harga domestik minyak sawit dengan pajak i~npor
(PMCPOR I ) dideiinisikan sebagai hasil penambahan harga danestik rninyak salrit ( PMCOPMI) dengan tingliat pajak i~npor minyak sawit (TRCPO).
Blok Indikator Kinerja Makro Ekonomi
8.1.6.
Pada blok indikator kinerja terdapat 12 persamaan identitaddefinisi p n g dapat dilihat pada Tabel 57. Nilai tambah subsektor perkebunan (VECN) didetinisikan sebagai hasil vnjurnlahan nilai ta~nbahteh (VTEN). kopi (VCON). kakao (VCAN). karet ( VRUN).
minyak
r;a\vit
(VCPON) dm ko~noditasperkebunan lainnya (VECNO).
Pangsa nilai tamball terhadap pendapatan nasional (SHVECN) didefinisikatl sebapi
perbandingan antara nilai tambah subsektor perkebunan tersebut dengn pendapatan ~lasional(GDPN).
Seierapan tenaga kerja subsektor perkebunan (EMEC) didekati dengan penjumlahan dari serapan tenaga keeja di perkebunan teh rakyat (EMTER), negara (EMTEN) dan swasta
(EMTES), serapan tenaga kerja di perkebunan kopi rakyat (EMTER), negara
(EMTEN) dan swasta (EMTES), serapan tenaga kerja di perkebunan kakao rakyat (EMTER), negara (EMTEN) dan swasta (EMTES), serapan tenaga kerja di perkebunan
karet rakyat (EMTER), negara (EMTEN) clan swasta (EMTES), serapan tenaga kerja di
pkebunan kelapa sawit mkyat (EMTER), negara (EMTEN) dan swasta ( EMTES). Pangsa serapan tenaga kei-ja terhadap sempan tenaga kerja nasional ( SH EM EC)
didefinisikan sebagai perbandingan antara serapan tenaga kerja di subsektor pcrkeburian (EMEC) terhadap tcltal xrapan tellaga kerja (TEM). Sedangkan koefisien produktivitas tenaga ket-ja di subsektor prkebunan (AEMEQdidefinisikan sebagai rasio antara p n z s a nilai tambah (SHVECN) terhadap pangsa serapan tenaga kerja (SHEMEC) subwktor
pekebunan. Penerimaan subsektor ~rkebunan(XECN) didetinisikan sebagai p~!jumiahan pnerimaan e k s p ~ rich ();TEN), kopi (XCON). b k a o (XCAN). karet (XRUN) dat~mi-
nyak s a ~ v (XCPON i~ ). Sedangkan panpa pelierirnaan ekspor (SHXECN) didclinisikatl
scbagai ~ r b a n d i n g a nnlllara peneri~naanekspor subsektor pekebunan (XECN) terhadap pcnerimaan ekspr uon migas (XNMG).
'l'iibel 57. I'crsamaan Identitas lndikator Ki~iet-;a I'crsdaniaan Idcniiras l~~dikairrr tiincrja
+ \:RUN + VCII'ON + VIIC'NO I,.M-t-tll< + IJM-I'tSN + I<MI-ES + EMCOK 7 EMC'ON I-SfC'OS+ I M C ' A I I + I-:MC'AX + IMCAS + I ' M R I ' R ' I:\,lI
-
l72!tll:(-N 17: >il:CN l74(il<'l X U '
175 SI IVI:,c'N 17h Sf IflMEC' 177 AEMEC' l7K l-IH:c+
t 70 SHXEC'N
r xo RXMI'C-N IKI SIIGRTEC
\ I 1-1-15 + MI'ON +MC'AN
- MI
+ XC'ON + XCAN .- XRUN + XCPON = ( ;f
-
1.1IIS
=
{
~-:hllX'/rl-!!Mj*100
Nilai impor s u b s e b perkebunan didefinisikan sebagai penjumlahan nilai i m p teh
(MTEN), kopi (MCON), kakao (MCAN), karet (MRUN) dan minyak sawit
(MCPON). Sedangkan rasio perciagangan (RXMECN) didefiniskan ~ b a g amsio i mtara selisih nilai ekspor dan nilai impor tehdap ju~nlahnilai ekspor dan i m p r subsektor
pkebunan. Penerimaan pjja k subsektor perkebunan (GRTXEC) didefinisih sebagai
(lenjumlahan pnerirnaan pa-jak pertambahan ni lai (GRPPN), pajak ekspor (GRETEC)
dan pajak impor (GRTREC). Sedangkan pangsa penerimaan pajak terhadap penerimaan dimestik (SHGRTEC') dideiinisikan sebagai pehandingan penerin~aanp-jak subsektor pcrkehunan (GRTXEC) ~crhadappneri~naandornes~ik(GRDOM).
8.2.
Hasil Validasi blodel Seprti telah di,jclaskim scbelumn~a.validasi male1 diperlukan untuk mengemhui
w,ja~ll~ tnana 1ncdc1dapt digumkan untuk pem~nalanpng sesuai dengan fenomena. Va tidasi n~odcldipilih wrmaktu akhir dari feno~nenayang diamati. yaitu antara tahun I994 hingga 1998. Hasil \laiidmi ~neriunjukka~l bahwa 37.57 persen nilai RMSPE dibawah I0
persen. 13.36 persen nilai RMSPI, dibaivah 20 vrsen dan 8.84 persen nilai RMSPE
dihwah 30 persen. Sclwgian besar variabel dengan nilai RMSPE di atas 30 perseu lilcrupaka~lvariabel dari persamaan identitaddetln isi. Sedangkan 11ilai U Theil di bawvah
0.1 rneliputi 50.83 Wrsen. di bawvah 0.2 meliputi 26.52 persen dan di bawah 0.3 meliputi
1 1.60 persen dari keslrl~~n~han variabel (Lampiran 5). Hasil validasi ini menunjukkan
bahwa m d e l dapat digunakan untuk sirnulasi historis dan peramalan.