Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial.
6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. 6.1.1. Aspek Pasar Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah, peternak harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian. 6.1.1.1. Potensi Pasar (Market Potential) Susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipasarkan ke PT. Indolakto, perusahaan sendiri dan konsumen akhir yaitu pembeli yang membeli susu segar langsung di perusahaan. Susu murni PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos telah memiliki image produk yang baik di mata konsumen karena produknya yang tidak dicampur dengan komponen lainnya seperti air dan gula yang dapat merusak dan kandungan gizi dalam susu. Susu tersebut mempunyai masa simpan ± tiga jam dalam suhu kamar dan disimpan dalam cooling unit dengan suhu 2,4°C. Kualitas susu yang dihasilkan sangat mempengaruhi tingkat harga susu yang diberikan. Dalam menghasilkan susu dengan kualitas yang baik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus memperhatikan standar mutu yang berlaku di pasaran dengan melakukan uji kualitas. Berikut standar mutu atau kualitas susu yang baik dapat dilihat pada Tabel 7.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 No
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1
Bau Rasa
Keadaan
NORMAL
Warna Konsistensi 2
Uji Alkohol
Negatif
3
Lemak
3,20
4
Berat Jenis (BJ)
1,026 – 1,028
5
Total Solid (TS)
11,28%
6
Kadar Protein
2,5%
7
PH
5 - 7%
Sumber : http://ekabees.blogspot.com/2011/01/standar-susu-segar.html
Harga susu berfluktuatif berdasarkan penilaian kualitas susu yang diberikan pihak PT. Indolakto berdasarkan uji kualitas susu yaitu Total Solid 12,44 persen sebesar Rp 4.500,-. Untuk harga ke konsumen akhir yang membeli secara langsung di perusahaan yaitu sebesar Rp 6.000,- per liter. Kualitas susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011 Keterangan
Persentase
Total Solid
12,44%
Berat Jenis (BJ)
1,0260
Kadar Lemak
3,74%
Solid Non Fat (SNF)
8,70%
Keasaman (PH)
6,60%
Kadar Protein
3,34%
Uji Alkohol
Negatif
Uji Warna, Rasa dan Bau
Normal
Sumber : PT. Indolakto, 2011.
6.1.1.2. Pangsa Pasar Saat ini penjualan susu murni ke PT. Indolakto mencapai ± 2.900 liter/hari . Kuota minimal susu yang diterima oleh PT. Indolakto dari perusahaan peternakan adalah 2.000 liter/hari/sekali pengiriman. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki produktifitas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
susu yang relatif tinggi dan stabil yaitu 16-20 liter/ekor/hari dan brand image produk yang baik di mata pelanggan. 6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, potensi dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto saat ini belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan. 6.1.2. Aspek Teknis Aspek teknis yang dijalankan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternakan sapi perah tersebut. 6.1.2.1. Lokasi Proyek Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 260C dengan suhu terendah 21,80C dan suhu tertinggi 30,40C. Kelembaban udara 70 persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500-4.000 mm. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau dibawah 300C. Dengan demikian iklim di Kota Bogor cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah. Alasan pemilihan lokasi proyek untuk peternakan sapi perah di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat lokasi mudah diakses karena jalan terbuat dari aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
6.1.2.2. Sarana dan Prasarana a) Lahan Lahan yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan lahan HGU (Hak Guna Usaha). Total luas lahan peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos kurang lebih mencapai 651 Ha. Lahan ini digunakan untuk membangun kandang, gudang pakan, serta tambahan untuk tempat tinggal/mess pekerja. b) Kandang Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sedangkan tipe kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Free Stall Barn. Model kandang ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan pada ternak, dimana sapi dapat bergerak bebas mengakses tempat istirahat dan bebas untuk bergerak makan dan minum di dalam kandang serta memudahkan perkerja dalam hal pembersihan dan pemberian pakan. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan produksi susu yang dihasilkan dan meningkatkan kesehatan ternak karena ternak dapat lebih banyak bergerak yang menyebabkan sitem metabolisme akan lebih baik. Ukuran kandang Free Stall Barn mempunyai panjang 75m, lebar 21,5m dan tinggi 8,77. Sistem kandang ini setiap satu kandang memiliki kapasitas sebanyak 200 ekor sapi dewasa. Selain kandang bebas, PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki dua kandang pedet, dua kandang pejantan muda, dan juga memiliki dua kandang sapi potong.
Sapi Sapi Bentuk Tunggal, 1 baris
Minum
Sapi
Tempat Makanan dan
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Minum
Minum
Sapi
Tempat Makanan dan
Tempat Makanan dan
Untuk lebih jelasnya kandang Free Stall Barn dapat dilihat pada gambar 3.
Bentuk Ganda, 2 baris saling bertolak belakang
Gambar 3. Sketsa Tipe Kandang (Sistem Free Stall Barn)
Kandang PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos umumnya terbuat dari bahan bangunan yang terbuat dari kombinasi besi dan pagar stall dengan berlantaikan semen, serta tipe atap kandang yang digunakan yaitu tipe monitor dengan arah kandang membujur ke timur dan barat (Gambar 4). Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 4. Kondisi di dalam Kandang
c) Instalasi Listrik Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah, terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternakan dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran sebesar 33.600.000/tahun. d) Instalasi Air Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang diperoleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berasal dari mata air pegunungan yaitu Kawasan Gunung Gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke kawasan peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. e) Peralatan Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Adapun mesin dan peralatan produksi yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos disajikan pada Tabel 9.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011 No
Jenis Peralatan
Jumlah
1.
Cooler
2 unit
2.
Truk+tangki
1 unit
3.
Milk can 40 liter
30 unit
4.
Mesin pemerahan
1 unit
5.
Meja+kursi
13+32 unit
6.
Komputer
4 unit
7.
Mesin printer
2 unit
8.
Chopper
2 unit
9.
Mixer
1 unit
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011
(1)
Cooler Cooler berfungsi sebagai tempat penyimpanan susu sementara dan mempertahankan kualitas susu dengan suhu yang terdapat di dalam cooler yaitu 2,4°C dengan kapasitas 5.430 liter.
(2)
Truk+tangki Truk tangki digunakan sebagai alat untuk menampung susu segar dari perusahaan yang akan didistribusikan ke PT. Indolakto.
Truk tangki
dilengkapi dengan mesin pendingin yang akan mampu menjaga kualitas susu sampai ke tempat tujuan selama dalam perjalanan. (3)
Milk can Milk can berfungsi sebagai alat penampung susu, hasil pemerahan dari cooling yang akan dipindahkan ke dalam milk can untuk di
(4)
distribusikan.
Mesin pemerahan Mesin pemerahan digunakan sebagai alat untuk memerah sapi dengan kapasitas 52 ekor sapi.
(5)
Meja dan kursi Meja dan kursi digunakan oleh karyawan pada ruangan kantor dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
(6)
Komputer Komputer dipergunakan untuk menyimpan seluruh data-data dari mulai proses produksi hingga keperluan administrasi.
(7)
Mesin printer
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan. (8)
Chopper Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah dicerna oleh sapi.
(9)
Mixer Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pencampurann bahan baku (mixing) adalah 30 menit.
6.1.2.3. Proses Produksi a) Tata Laksana Pemeliharaan (1) Pengadaan Bakalan Sapi Perah Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 5).
Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland (FH)
karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland (FH), di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria (HG). Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia.
Gambar 5. Jenis Sapi Fries Holland (FH)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(2) Pakan Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan.
Luas lahan hijauan
mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No
Nama Bahan Baku Pakan
Pemasok
1.
Wheat Pollard
PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari Flour Mills Jakarta 14110 Indonesia
2.
Onggok
PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang Lampung
3.
Kopra
PT. Giat Cilincing Jakarta
4.
Molases
Cirebon/Surabaya
5.
Kalsium
PT. Lembah Hijau Cianjur
6.
Vitamin
PT. Lembah Hijau Cianjur
7.
Mineral
PT. Lembah Hijau Cianjur
8.
Garam
Bogor
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(3) Sanitasi Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum
kegiatan
pemerahan.
Pembersihan
dilakukan
dengan
cara
menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke dalam kolam penampungan (holding pond) sementara sebelum akhirnya dibuang ke sungai. (4) Reproduksi Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak. Teknik melakukan Inseminasi Buatan (IB) adalah dengan cara memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mencapai 80 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB. (5) Penanganan Penyakit Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit, racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 11.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011 No
Nama
Gejala
Penanganan
Penyakit 1.
Pneumonia
Keluar cairan berbau dari
Memberikan
suntikan
hidung, batuk, tidak nafsu
antibiotik dengan dosis 20cc
makan dan perut kembung.
per ekor setiap dua hari sekali.
2.
Mastitis
kuning
Ambing tidak diperah dan
kental pada ambing akibat
diberi suntikan antibiotik
dari peradangan kelenjar susu
seperti
disebabkan
mulut.
Keluarnya
cairan
oleh
streptococcus
bakteri
coccid
penicillin
melalui
dan
staphylococcus coccid. 3.
Brucllosis
Merusak
alat
reproduksi
Diberikan vaksin strain 19.
terutama pada dinding rahim (uterus) selaput lendir dan ambing. 4.
5.
Pilek
Diare
Nafsu makan berkrang, badan
Memberikan
lemah dan keluar cairan dari
dengan dosis 20cc setiap
lubang hidung
kali pemberian.
Feses
sedikit
cair
dan
terkadang bercampur darah.
antibiotik
Memberikan dengan
antibiotik
dosis
injectamin
20cc
dengan
dan dosis
10cc tiap pemberian. Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011
b) Proses Pemerahan dan Produksi Susu Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas (up line). Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemerahan yang benar (Rukmana, 2009). Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen. Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter. Sapi perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih 2 bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai diatas tahun ke delapan (Tabel 12). Tabel 12. Perkembangan Umur Sapi Perah Umur Sapi
Uraian
Keterangan
0-1 Tahun
Pedet
Belum produksi susu
1-2 Tahun
Dara 1 Tahun
Belum produksi susu
2-3 Tahun
Dara 2 Tahun
Belum produksi susu
3-4 Tahun
Laktasi Pertama
Mulai memproduksi susu
4-5 Tahun
Laktasi Kedua
Produksi susu
5-6 Tahun
Laktasi Ketiga
Produksi susu
6-7 Tahun
Laktasi Keempat
Produksi susu
7-8 Tahun
Laktasi Kelima
Produksi susu
>8 Tahun
Sapi Afkir
Sudah tidak memproduksi susu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan. 6.1.3. Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja. 6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, karena badan usaha serta struktur organisasi sudah formal dan tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. 6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Keberadaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya. Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternakan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Menurut hasil wawancara dengan pihak peternakan, selama keberadaan peternakan sapi perah ini tidak pernah menimbulkan masalah yang besar dalam hal pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya dibuang ke sungai.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.2. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama umur proyek ( 10 tahun ). Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan. 6.2.1. Arus Kas (Cashflow) 6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini adalah penerimaan dari hasil penjualan susu, penjualan pedet jantan dan penjualan sapi afkir dan penjualan karung bekas kosentrat. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengetahui arus penerimaan usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan membuat proyeksi fisik usaha. Pembuatan proyeksi fisik usaha terdiri dari proyeksi jumlah sapi dan proyeksi produksi susu. Setelah itu dibuat proyeksi penerimaan usaha ternak sapi perah. a) Penerimaan penjualan susu Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter. Adapun rincian penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari penjualan Susu Murni dapat dilihat pada Tabel 13.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 13. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari
Penjualan
Susu Murni. Total Produksi
Pendapatan Susu Ke
Susu
PT. Indolakto (Rp)
Pendapatan Susu Ke
Pendapatan Susu
PT Rejo Sari Bumi
Ke Konsumen
Unit Tapos
Langsung (Rp)
1,527,163,009
290,888,192
(Liter/tahun)
12,036,652
19,634,952,979
b) Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi disebabkan karena sapi sudah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya umur afkir sapi laktasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yaitu mencapai delapan tahun. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan harga Rp 4.800.000 per ekor. c) Penerimaan penjualan pedet jantan Penerimaan penjualan pedet jantan merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet jantan dianggap tidak menguntungkan, karena tidak dapat menghasilkan susu dan menambah beban biaya pakan. Pedet jantan dijual dengan harga Rp 4.000.000 per ekor. Adapun rincian penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi dan pedet jantan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Penjualan
Jumlah
Harga/Satuan
(ekor)
(Rp)
Penerimaan/Tahun (Rp)
Sapi Pedet Jantan
151
4.000.000
602.640.000
Sapi Afkir
45
4.800.000
216.000.000
Total Penerimaan
818.640.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.2.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. a) Biaya Investasi Biaya investasi pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dikeluarkan pada tahun pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-5. Rincian perhitungan biaya investasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 15 . Tabel 15. Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Sapi
Jumlah
Harga/ Satuan
Jumlah Biaya
(ekor)
(Rp)
Investasi (Rp)
Sapi Betina Dewasa
563
17.000.000
9.571.000.000
Sapi Dara Bunting
44
16.000.000
704.000.000
50
25.000.000
1.250.000.000
Dara 1 tahun
42
8.000.000
336.000.000
Pedet betina
72
4.000.000
228.000.000
Pedet jantan
92
4.000.000
368.000.000
6 Bulan Sapi Dara Bunting 6 Bulan Impor
Total
12.199.000.000
Tabel 16. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 1 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Bangunan/Kandang Pedet
Kode Kandang -
Total Investasi 472.500.000
Laktasi
A-B-C-D
3.400.000.000
Dara
E-F-G-H-I
4.250.000.000
Kantor Ruang Pemerahan Total Biaya
14.000.000 750.000.000 8.886.500.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 17. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 2 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang
Kode Kandang
Pedet
Total Investasi -
Laktasi
225.000.000
J-K-L-M
Dara
3.400.000.000
N
850.000.000
Total Biaya
4.475.000.000
Tabel 18. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 3 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang
Kode Kandang
Total Investasi -
Pedet Laktasi
406.800.000
P-Q-R
2.550.000.000
O-S
1.700.000.000
Dara Total Biaya
4.656.800.000
Tabel 19. Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. No
A 1
2
3
4
5 B 1
2
Biaya Investasi
Satuan
Jumlah
Harga Satuan
Total Biaya
(Rp)
(Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Bangunan
Kantor
m2
50
1,000,000
14,000,000
10
Ruang Pemerahan
m2
750
1,000,000
750,000,000
10
kandang Laktasi
unit
11
850,000,000
9,350,000,000
10
Kandang Dara
unit
8
850,000,000
6,800,000,000
10
Kandang Pedet
m2
3681
300,000
1,104,300,000
10
Container 2L
unit
3
300,000
900,000
5
Container 40L
unit
1
12,500,000
12,500,000
10
Reproduksi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3
4 C 1
2
3
4
5
6
7
8 D 1 2 3
4
5
6
7
8 E
Gun IB
unit
2
200,000
400,000
5
Thermos
unit
3
75,000
225,000
3
Box Obat
unit
1
110,000
110,000
5
Suntikan 20 ml
unit
10
20,000
200,000
2
Gunting
unit
3
75,000
225,000
3
Cater
unit
3
7,500
22,500
2
Aplicator Ear Tag
unit
2
600,000
1,200,000
5
Tang Kuku
unit
2
150,000
300,000
5
Pisau Bedah
unit
2
100,000
200,000
3
Thermometer
unit
4
25,000
100,000
5
Cooliing
unit
2
1,000,000,000
2,000,000,000
10
Mesin Perah
unit
2
2,000,000,000
4,000,000,000
10
liter
unit
4
10,000
40,000
2
Milk Can 40 liter
unit
30
600,000
18,000,000
8
Gelas Literan
unit
2
25,000
50,000
5
Truk Mitsubishi
unit
1
90,000,000
90,000,000
10
Truk Tanki
unit
1
500,000,000
500,000,000
10
Gelas Dipping
unit
10
150,000
1,500,000
2
Kesehatan Hewan
Fresh Milk
Ember Plastik 12
Kebersihan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1
2
3
4
5
6 F 1
2
3
4 G 1
2
3
Sekop
unit
38
40,000
1,520,000
5
Sapu Lidi
unit
19
5,000
95,000
2
Garpu
unit
38
60,000
2,280,000
5
Selang
unit
140
10,000
1,400,000
5
Sikat
unit
5
10,000
50,000
2
Gacok
unit
38
25,000
950,000
5
Komputer
unit
4
4,000,000
4,480,000
5
Printer
unit
2
500,000
280,000
5
Meja+Kursi
unit
5
3,280,000
4,592,000
8
Lemari
unit
2
656,000
1,312,000
8
Senter
unit
3
50,000
150,000
5
Radio Panggil
unit
3
450,000
1,350,000
5
Golok
unit
3
200,000
600,000
5
Peralatan Kantor
Jaga Malam
b) Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan. (1) Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tapos meliputi : gaji kordinator, bagian keuangan dan pemasaran, staff kantor, tenaga kerja karyawan, biaya transportasi, biaya telepon, listrik dan alat tulis bagian administrasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No
Biaya
Satuan
Jumlah
Tetap 1.
Gaji
Biaya per
Total Biaya Per
Satuan (Rp)
Tahun (Rp)
Orang
12
3.500.000
11.760.000
Gaji Bagian Orang
12
2.500.000
8.400.000
12
2.500.000
8.400.000
12
2.000.000
6.720.000
12
6.000.000
72.000.000
Hari
365
200.000
73.000.000
Bulan
12
300.000
1.008.000
Bulan
12
500.000
6.000.000
Bulan
12
10.000.000
33.600.000
Tulis Bulan
12
100.000
Kordinator 2.
Keuangan 3.
Gaji Bagian Bulan Pemasaran
4.
Staff Bulan
Gaji Kantor
(2
orang) 5.
Gaji Bagian Bulan Kesehatan (3 orang)
6.
Bahan Bakar Kendaraan (Solar)
7.
Biaya Telepon
8.
Perawatan Mesin Perah
9.
Biaya Listrik
10.
Alat
336.000
Administra si 11.
PBB
Tahun
1
19.974.885
19.974.885
12.
Pembayara
Tahun
1
5.370.000
5.370.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
n
Pajak
Kendaraan Total
244.151.885
(2) Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat dan biaya Inseminasi Buatan (IB). Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No
Komponen Biaya
Harga/Satuan
1.
Pakan Konsentrat
Rp. 2.200/kg
2.
Pakan Hijauan
Rp. 100/kg
3.
Karyawan
Rp. 23.000/hari
4.
IB
Rp. 15.000/dosis
5.
Kesehatan Hewan
Rp. 28.000/ekor
1. Biaya Pakan Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput dan pakan konsentrat. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari dalam dan luar pulau Jawa. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi laktasi sebanyak 40 kg/ekor/hari,
pakan
konsentrat
sebanyak
10
kg/ekor/hari.
Pakan
hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi dara sebanyak 25 kg/ekor/hari, pakan
konsentrat
sebanyak
5
kg/ekor/hari.
Sedangkan
pakan
hijauan/rumput yang diberikan untuk pedet sebanyak 7 kg/ekor/hari dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pakan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pemberian pakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan proyeksi jumlah sapi. 2. Biaya Inseminasi Buatan (IB) Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis sebesar Rp. 15.000/dosis. 6.2.2. Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi usaha. Selain itu terdapat komponen biaya diperhitungkan, biaya ini merupakan biaya tidak tunai yang terdapat selama kegiatan operasional usaha sapi perah yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan harga yang berlaku. Komponen biaya diperhitungkan meliputi penerimaan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan hijauan/rumput. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. Adapun hasil análisis cashflow pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22.
Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
No.
Kriteria
Hasil Analisis
1.
NPV
Rp 14.205.952.071,27,-
2.
IRR
83 %
3.
Net B/C
2,59
4.
Payback Period (PP)
5 Tahun 8 bulan 9 Hari
Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat, bahwa usaha peningkatan produksi susu murni layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kelayakan usaha yang ada, yaitu: 1. NPV suatu proyek adalah selisih dan present value penerimaan dengan present value biaya yang merupakan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan besarnya NPV sebesar Rp 14.205.952.071,27,- yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp 14.205.952.071,27,-. Nilai NPV lebih besar dari nol maka suatu usaha dikatakan layak.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang rnanfaat dengan nilai sekarang investasi atau dengan cara membagi nilai NPV positif dengan nilai NPV negatif. Nilai perbandingan tersebut akan menggambarkan seberapa besar tambahan keuntungan yang akan diperoleh jika mengeluarkan biaya sebanyak Rp 1. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya Net B/C ratio pada dicount factor 13 persen adalah 2,59 yang mempunyai arti bahwa setiap penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,59. 3. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat keuntungan maksimum yang dapat dicapai selama masa usaha dan dinyatakan dalam persen, yaitu tingkat suku bunga yang berlaku pada waktu penanaman modal usaha tersebut, sehingga menjadi NPV proyek waktu penanaman sama dengan nol. Hasil perhitungan cashflow menunjukan bahwa IRR unit bisnis sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah 83 persen atau lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi menguntungkan. 4. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar 5 tahun 8 bulan 9 hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun 8 bulan 9 hari. Adapun rincian perhitungan laba rugi dan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. 6.2.3. Analisis Switching Value Analisis Switching Value dilakukan pada penurunan produksi susu murni dan kenaikan harga konsentrat. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak. Kondisi tersebut dibuat sampai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu dan nilai IRR mendekati tingkat suku bunga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 23 .
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 23. Hasil Perhitungan Switching Value Presentase Perubahan
Dengan Skenario
NPV
Cashflow awal
Rp 14.205.952.071,27,-
Switching Value berdasarkan penurunan
produksi
0
IRR
NetB/C
83%
2,59
13%
1
susu
sebesar 6,78 persen.
Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi 6,78 persen (Lampiran 3). Hasil yang didapat menunjukan usaha ini masih diambang batas dengan adanya penurunan produksi sebesar 6,78 persen karena nilai NPV sama dengan nol, IRR yang dihasilkan adalah 13 persen atau sama dengan tingkat suku bunga bank sebesar 13 persen, Net B/C sama dengan satu. Penurunan produksi susu kemungkinan terjadi karena banyaknya ternak yang terkena penyakit mastitis, kurangnya protein dari pakan, keterlambatannya perkawinan atau sapi sudah menghadapi masa afkir sehingga tingkat produksi yang didapat perusahaan tidak mencapai target yang diinginkan bahkan dapat terjadi kerugian apabila perusahaan tidak mampu menangani apabila penurunan produksi terus mengalami penurunan melebihi 6,78 persen.