VI. 6.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Lingkungan Internal PD Sambu Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berasal dari dalam PD
Sambu dan memiliki pengaruh terhadap pengontrolan aset serta stakeholder yang berada di dalamnya untuk mencapai keberhasilan usaha. Analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan melalui pendekatan rantai nilai yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan maupun kelemahan PD Sambu. 6.1.1.
Kegiatan Utama Kegiatan ini terdiri dari penanganan terhadap bahan baku yang diterima,
perakitan produk, penggudangan produk jadi, distribusi produk, promosi dan layanan yang diberikan perusahaan kepada para pembeli. Kegiatan utama yang dilakukan PD Sambu adalah sebagai berikut: 1.
Logistik ke Dalam (Inbound Logistic) Kegiatan logistik ke dalam PD Sambu berupa penerimaan bahan baku dari supplier, pengadaan karton dan es balok. Bahan baku yang digunakan adalah ikan kurisi potong kepala dan utuh, ikan remang, ikan mata goyang potong kepala dan utuh, kakap merah, ikan layur dan ikan acang-acang. Bahan baku tersebut didapatkan dari para pemasok yang mengambil ikan dari laut perikanan Jawa seperti daerah Batang, Indramayu, Tegal, Gebang dan Losari. Pengadaan bahan baku ikan dilakukan dengan membeli kepada pemasok yang sebelumnya telah melakukan perjanjian kerja sama terkait jaminan mutu bahan baku dalam mengirim ikan ke perusahaan. Setiap hari para pemasok mengirimkan bahan baku ikan yang berasal dari hasil tangkapan nelayan ke PD Sambu dengan jumlah yang tidak menentu karena sangat tergantung dengan kondisi laut. Rata-rata dalam satu hari pemasok dapat mengirimkan ikan sebanyak 5 kuintal saat kondisi laut baik dan paling sedikit 20 kg saat kondisi laut buruk. Sebelum mengirim ikan untuk perusahaan, pemasok biasanya mengabarkan terlebih dahulu melalui telepon mengenai ada tidaknya ikan tersebut dan berapa banyak ikan yang
41
dikirim. Kemudian jumlah ikan akan ditulis ke dalam white board yang terpampang di dekat ruang kantor. Bahan baku ikan dari pemasok disimpan dalam kotak fiber yang sudah berisikan es dan bertahan selama 18 jam, bertemperatur dibawah 5oC serta dibawa menggunakan truk ataupun mobil bak terbuka. Kriteria ikan yang bagus dan segar adalah ikan yang dagingnya tidak pucat atau berwarna merah muda, tidak bau dan tidak tercemar bahan kimia. Jika ikan yang diterima tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, maka dilakukan pengembalian atau rejected atau BS. Ikan yang sudah diterima biasanya langsung diproses, namun apabila bahan baku ikan yang diterima sangat banyak atau pemasok datang terlalu sore biasanya ikan disimpan dalam kotak fiber untuk keesokan harinya atau biasa disebut rest. Pengadaan karton untuk mengemas produk didapat dengan memesan secara khusus dari daerah Semarang. Pemesanan karton dilakukan dengan menghubungi pemasok melalui telepon beberapa hari sebelum stok di gudang habis. Karton yang dipesan PD Sambu terdiri dari dua jenis yaitu, bergambar matahari dan logo PD Sambu. Hal ini dilakukan untuk membedakan kemasan produk ikan beku yang dijual di setiap daerah di Cina agar menghindari terjadinya pemalsuan produk. Pengadaan bahan lain yaitu es balok untuk setiap harinya dipasok dari produksi perusahaan sendiri. Kegiatan inbound logistic sangat mempengaruhi jalannya produksi PD Sambu, karena dibutuhkan untuk proses operasi dimana kegiatan ini berkaitan dengan pemrosesan bahan baku menjadi produk jadi perusahaan. Pasokan bahan baku sebagian besar sangat tergantung dari nelayan dan terkadang mengalami fluktuasi yang mengakibatkan volume ekspor perusahaan pun mengalami fluktuasi. Pada musim tertentu seperti angin barat atau setelah lebaran, perusahaan mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku karena bahan baku yang diperoleh dari pemasok perusahaan sangat tergantung dari hasil tangkapan nelayan yang tidak menentu. Bahkan dengan hasil yang tidak menentu tersebut pernah membuat perusahaan tidak mampu mengekspor produknya. Waktu
42
pengiriman bahan baku yang tidak selalu tepat waktu juga menjadi kendala untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan. Bahan baku yang seharusnya datang pagi menjadi siang atau bahkan sore hari membuat tertundanya penanganan terhadap produk dan hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk gaji lembur para karyawan. 2.
Operasi Operasi dalam hal ini didefinisikan sebagai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan. PD Sambu sebagai salah satu perusahaan yang berbasis pada kegiatan pembekuan ikan memiliki tiga jenis produk yang dibedakan berdasarkan cara perlakuan terhadap ikan, yaitu ikan beku head on dan head less serta ikan remang yang dibersihkan isi perutnya. a.
Ikan Head On (HO) Ikan head on adalah ikan yang tetap menyertakan kepala dalam proses produksinya. Jenis ikan yang diproses antara lain ikan kurisi, mata goyang atau swangi, acang-acang, kakap merah, layur, bawal dan tenggiri. Secara garis besar alur proses dari ikan head on adalah penerimaan bahan baku yang berupa ikan head on dan head less langsung dilakukan pembongkaran ikan dengan cara ditumpahkan ke atas keranjang plastik. Tahap ini memeriksa agar bahan baku yang diterima tidak tercemar, segar dan tanpa benda asing. Pembongkaran dilakukan dengan hati-hati dan cepat untuk mencegah ikan mengalami kenaikan suhu dan mengalami kerusakan fisik serta terkontaminasi bakteri.
Setiap
keranjang
diambil
contoh
untuk
diperiksa
kesegarannya. Kemudian dilakukan pengecekan suhu ikan (minimal < 3oC) dan penyortiran ikan yang telah memenuhi syarat suhu standar. Penyortiran berdasarkan size dan kualitas dilakukan secara manual. Spesifikasi grade didasarkan atas ukuran, bau, warna, kecerahan dan tekstur secara lengkap. Bau ikan yang tidak alami harus dikembalikan. Sortasi dilakukan berdasarkan permintaan pembeli menjadi 4 ukuran, yaitu kecil, sedang, besar dan paling besar. Sortasi ini harus dilakukan secara cermat dan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Penimbangan untuk ikan jenis ini dilakukan per
43
10 kg. Diperlukan kecermatan dan kecepatan dalam menentukan berat agar ikan tidak mengalami penurunan suhu. Setelah penerimaan barang dan penimbangan, ikan dicuci dua kali hingga bersih, pencucian dilakukan dengan air dingin bersuhu < 3oC dan secara periodik dilakukan pergantian air. Tahap selanjutnya adalah penyusunan atau layering ke dalam pan yang disusun hingga rapi. Sebelum dan sesudah disusun, pan dilapisi plastik untuk memudahkan saat pelepasan ikan dari pan. Setelah itu ikan dibekukan dalam ABF (air blast freezer) selama 10-14 jam dengan suhu -40oC dan tidak boleh lebih dari 14 jam. ABF selalu dibersihkan dan bebas dari air sebelum dioperasikan, pembekuan ini selalu dimonitor dan dicatat. b.
Ikan Head Less (HL) Ikan head less adalah ikan yang tidak menyertakan kepala atau tanpa kepala dalam proses produksinya. Jenis ikan yang diproses diantaranya ikan kurisi dan mata goyang tanpa kepala. Kedua ikan ini memiliki kode produksi SPT untuk ikan Swangi Potong atau Mata Goyang Potong dan KPT untuk Kurisi Potong. Alur produksi ikan head less sama dengan alur produksi pada ikan head on. Pengelompokan ukuran ikan kurisi dan mata goyang setiap 10 kg dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pengelompokan ukuran Ikan Kurisi dan Mata Goyang Ukuran 20-30 30-50 50-80 80-120 120-up
Jumlah dalam Pan (Buah) 20-30 30-50 50-80 80-120 >120
Sumber: Bagian Produksi PD Sambu (2012)
c.
Ikan Remang Produk lain yang diproduksi PD Sambu adalah ikan remang, ikan ini berbentuk panjang menyerupai ikan lele dengan mulut lancip. Ikan ini juga merupakan komoditi ekspor andalan perusahaan. Alur produksi ikan remang adalah pembongkaran ikan dari cold box ke atas
44
meja sortir, pengecekan suhu ikan, penyortiran ikan berdasarkan ukuran dan kualitas, penimbangan I berdasarkan ukuran dan kualitas, pembersihan isi perut ikan, pencucian, penimbangan II per 15 kg, pencucian kembali hingga bersih, penyusunan ke dalam pan, pembekuan dalam ABF. Produk-produk tersebut diproduksi berdasarkan standar HACCP (Hazard Analysis dan Critical Control Points) yang berupaya mengendalikan suatu areal atau titik dalam sistem pangan yang mungkin
berkontribusi
terhadap
suatu
kondisi
bahaya,
baik
kontaminasi mikroorganisme patogen, objek fisik, kimiawi terhadap bahan baku, suatu proses, penggunaan langsung oleh pengguna maupun kondisi penyimpanan. Selain itu, adanya pengawasan dengan GMP (Good Manufacturing Practice) untuk memproduksi produk yang bermutu serta SSOP (Sanitation Standard Operational Procedure) untuk mengelola limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Perusahaan sangat memperhatikan keseluruhan proses produksi ikan beku hingga diekspor agar menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan tidak terkontaminasi oleh apapun. Kebersihan dan kehigienisan tempat produksi sangat diperhatikan perusahaan. Setiap kali akan memproses ikan beku tempat tersebut selalu dibersihkan dengan air bersih terlebih dahulu, karyawan diwajibkan memakai jas lab, apron, penutup kepala atau kerudung dan sepatu boot saat bekerja serta karyawan
yang sakit tidak
diperbolehkan untuk masuk kerja karena dikhawatirkan dapat mencemari produk yang akan dihasilkan. Tahapan proses produksi setiap produk berbeda-beda tergantung bahan baku ikan. Alur proses produksi yang dilakukan PD Sambu dapat dilihat pada Lampiran 3. Kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan dengan baik karena kebijakan mutu yang dijalankan dengan sangat ketat sesuai dengan SSOP, GMP dan sudah terpenuhinya kriteria maupun syarat bahan baku seperti jaminan kualitas ikan yang baik. Jaminan kualitas ini
45
sangat penting bagi perusahaan yang sudah memiliki sertifikat HACCP karena sudah pasti memerlukan bahan baku yang berkualitas baik sehingga bisa menghasilkan keluaran produk yang berkualitas baik pula. 3.
Logistik ke Luar Kegiatan pada tahap ini berkaitan dengan penanganan terhadap produk jadi yang dihasilkan PD Sambu yaitu produk yang sudah selesai diproduksi atau dimasukan ke dalam ABF. Setelah dimasukkan ke dalam ABF proses selanjutnya adalah Glazing atau penyiraman ikan dengan air dingin dilakukan untuk melindungi ikan dari dehidrasi sewaktu pembekuan dilakukan. Ikan dicelupkan ke dalam air dingin agar ikan mudah dilepaskan dari pan. Kemudian dilakukan pengecekan akhir untuk memeriksa hasil sortir sesuai dengan ukuran dan grade untuk menghindari tercampurnya ukuran atau grade. Pengecekan lain dilakukan terhadap kemungkinan adanya benda asing yang menempel saat defrost. Tahap akhir dari proses ini adalah pengemasan, pelabelan dan penyimpanan dalam cold storage. Pengemasan dilakukan dengan tali klem, plastic bag dan master karton. Setiap ikan beku dikemas dengan plastic bag yang bersih dan dimasukan dalam karton untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Pengemasan hanya menggunakan plastic bag dan karton sesuai spesifikasi yang diminta. Pelabelan ditulis dengan spidol warna merah, biru ataupun hitam dengan dimonitor oleh staf packing setiap 100 master karton. Penyimpanan dalam cold storage harus dioperasikan dengan suhu -25oC dan dijaga kebersihannya, didalam cold storage diusahakan karton tidak menyentuh dinding untuk mencegah kerusakan karton dan produk terkontaminasi. Produk jadi yang disimpan dalam cold storage dapat tahan hingga 18 bulan. Produk yang berada dalam cold storage disimpan hingga mencapai batas minimum untuk diekspor yaitu 27 ton. Untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor maka selain perlu mendapatkan bahan baku yang berkualitas, kegiatan operasi yang dilakukan sesuai SSOP dan GMP, dibutuhkan juga sistem
46
pengemasan produk yang baik. Hal ini dilakukan agar kegiatan pemasaran dan penjualan perusahaan dapat berjalan lancar dan meminimalkan terjadinya reject terhadap produk-produk PD Sambu. 4.
Pemasaran dan Penjualan Produk ikan beku PD Sambu hampir diekspor seluruhnya ke negara Cina dan daerah-daerah yang menjadi tujuan pemasarannya adalah Shenzhen, Fuzhou, Guangzhou dan hampir seluruh bagian wilayah di Cina. Saat ini perusahaan sedang mengusahakan produknya untuk masuk pasaran Korea. Perusahaan dapat mengekspor produk ke Cina sebanyak 2 sampai 3 kali dalam satu minggu tergantung banyaknya bahan baku yang diproses. Pemasaran dan penjualan dapat dianalisis menggunakan STP dan marketing mix yaitu, 1) Segmenting: Ikan konsumsi untuk seluruh kalangan masyarakat, 2) Targetting: Segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa dan 3) Positioning: Ikan masak sebelum konsumsi yang berkualitas. Marketing mix PD Sambu yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yaitu: a.
Produk Produk PD Sambu memiliki kualitas yang baik dan sudah diakui oleh para pelanggannya. Jenis produk yang dihasilkan adalah ikan beku dengan kepala dan tanpa kepala yang harus dimasak sebelum dikonsumsi. Dikemas menggunakan master karton yang dilapisi lilin agar tidak mudah rusak jika terkena air dengan label matahari atau logo perusahaan. Kedua logo tersebut digunakan untuk menghindari terjadinya pemalsuan produk dan membedakan daerah yang menjual produk dari perusahaan. Berat bersih untuk ikan kurisi, mata goyang, dan ikan lain adalah 10 kg serta 15 kg untuk ikan remang berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan. Ukuran yang ditentukan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8. Perusahaan menetapkan standar produk sesuai dengan standar negara importir. Masa kadaluarsa produk 18 bulan disimpan dalam kondisi beku. Produk akhir diberi label atau identitas seperti nama
47
produk, berat bersih, pengimpor/distributor, petunjuk penyimpanan, negara penghasil produk, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa. Adanya consumer’s complain merupakan layanan yang diberikan perusahaan
kepada
para
pembeli
produknya.
Jaminan
dan
pengembalian produk ikan beku PD Sambu dapat dilakukan melalui prosedur pelacakan atau penarikan kembali seperti mengidentifikasi produk yang akan ditarik, memberikan informasi kepada distributor mengenai data produk yang ditarik, pengecekan barang digudang sesuai identifikasi produk serta barang yang sudah ditarik disimpan dalam ruang pendingin secara terpisah kemudian dimusnahkan. Hal ini
dilakukan
apabila
produk
memiliki
kemungkinan
untuk
membahayakan kesehatan manusia. b.
Harga Harga yang ditawarkan perusahaan dihitung berdasarkan biaya operasional perusahaan dalam menghasilkan produk dan biaya ekspor dengan tetap memperhatikan persaingan harga yang terjadi di pasar. Selain itu, perusahaan menentukan harga berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan pihak importir. Perusahaan menanggung seluruh biaya pengiriman produk hingga ke tempat importir atau disebut sistem CIF (Cost in Freight). Selain itu, sistem pembayaran dilakukan menggunakan L/C (Letter of Credit). Pembayaran dilakukan melalui pembukaan rekening pada bank yang sudah ditentukan.
c.
Tempat Pemasaran produk ikan beku PD Sambu sebagian besar diekspor ke negara Cina yang didistribusikan menggunakan kapal laut. Produk ini dijual kepada dua pembeli tetap yang mengimpor produk dalam jumlah besar dan nantinya akan mendistribusikan kembali produk perusahaan ke berbagai daerah di Cina. Adapun daerah yang menjadi tempat pemasaran produk PD Sambu selanjutnya adalah Shenzhen, Fuzhou, Guangzhou dan hampir seluruh bagian wilayah di Cina. Shenzhen merupakan salah satu wilayah yang termasuk special
48
economic zone di Cina. Zona tersebut secara geografis berada jauh dari situasi politik dan ekonomi Cina sehingga cukup aman untuk melakukan bisnis di wilayah tersebut. Sedangkan Fuzhou dan Guangzhou memiliki pelabuhan ekspor/impor serta memiliki link dengan pasar internasional dibandingkan kota lain. d.
Promosi Promosi tidak dilakukan PD Sambu dikarenakan pembeli produk perusahaan didapatkan melalui pencarian yang dilakukan sendiri oleh pemilik perusahaan dengan mengirimkan sampel produk untuk pembeli disana. Setelah ada kecocokan maka pembeli akan memesan produk ke perusahaan dan jika tidak maka perusahaan akan melakukan perbaikan sehingga produk dapat sesuai keinginan pembeli. Namun, kegiatan promosi bagi suatu perusahaan yang ingin memperluas market share diperlukan sebagai bukti mengenai kredibilitas perusahaan agar produk semakin mudah diketahui oleh masyarakat. Berdasarkan hasil perhitungan, Market share PD Sambu dibandingkan Indonesia pada tahun 2011 hanya 0,94 persen dari total ekspor Indonesia. Namun, pangsa pasar ikan beku perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu PT Jaya Sakti yang hanya memiliki pangsa pasar 0,14 persen.
5.
Layanan Pelayanan yang baik diberikan PD Sambu agar produknya mendapat kepercayaan dari pembeli. Pelayanan yang diberikan perusahaan antara lain: adanya layanan untuk komplain dan penarikan produk yang sudah diekspor jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibeli. Perusahaan terkadang mendapatkan komplain dari pembeli apabila ada beberapa produk yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Namun, terkait penarikan produk sangat jarang terjadi karena PD Sambu selalu berusaha memenuhi standar yang diberikan pembeli. Selain itu, label dan bahan kemasan, sanitasi, akan diperiksa oleh pemilik dan staf quality control agar produk yang dijual terjamin mutunya. Pelayanan lain yang diberikan PD
49
Sambu adalah penanggungan biaya, asuransi dan pangangkutan sampai ke negara tujuan ekspor. 6.1.2.
Kegiatan Penunjang Kegiatan ini terdiri dari aktivitas yang mendukung aktivitas utama seperti
infrastruktur perusahaan, manajemen SDM, pengembangan teknologi dan pembelian. Kegiatan pendukung di PD Sambu antara lain: 1.
Infrastruktur Perusahaan Modal yang dimiliki PD Sambu cukup besar karena dalam mendirikan usaha ini perusahaan perlu membeli peralatan dengan harga yang mahal dan harus mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan seperti pembelian bahan baku hingga pemberian layanan bagi pembeli. Untuk informasi keuangan, PD Sambu tidak mengijinkan pihak luar untuk mengetahui karena bersifat sangat rahasia. Kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan dilakukan perusahaan dengan dicatat secara manual terlebih dahulu baru setelah itu dimasukkan ke dalam komputer. Data dan laporan penjualan dibuat oleh bagian administrasi atau kasir setiap bulan dengan cukup rapi. PD Sambu merupakan sebuah badan usaha yang berbentuk Perusahaan Dagang (PD). Perusahaan ini berstatus milik sendiri yang dimiliki oleh lima orang pemegang saham dengan pemegang saham utama Bapak Budiono Go. PD Sambu berlokasi di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan sehingga produk yang dibuat dan dijual perusahaan harus dilaporkan dan dicatat kepada pihak pelabuhan. Sistem pajak dilakukan perusahaan dengan baik, karena dibayarkan tepat pada waktunya.
2.
Manajemen Sumberdaya Manusia Karyawan yang direkrut PD Sambu rata-rata berasal dari wilayah sekitar perusahaan dengan pendidikan minimal SD. Sistem perekrutan tenaga kerja cukup mudah yaitu hanya dengan membawa daftar riwayat hidup dan memiliki kemampuan dasar yaitu menata ikan ke dalam pan. Sedangkan khusus karyawan borongan perekrutan dilakukan dengan meminta bantuan mandor pabrik untuk mencarikan orang-orang yang mau
50
diajak untuk bekerja di PD Sambu jika bahan baku yang akan diproses banyak. Perekrutan untuk mandor biasanya dipilih berdasarkan saudara yang dulu atau sekarang bekerja di perusahaan. Karyawan diharuskan belajar sendiri dengan mengamati setiap kegiatan yang terdapat di PD Sambu agar karyawan mampu melakukan berbagai kegiatan di perusahaan. Namun, tidak jarang juga pemilik atau manajer memberikan pelatihan secara langsung saat sedang bekerja. Hal ini berbeda dengan perekrutan untuk para staf, karyawan yang ingin menjadi staf perusahaan diharuskan memiliki ijazah minimal SMA. Kemudian memperoleh sedikit pengetahuan dari pemilik atau manajer mengenai pencatatan dan pembukuan. Perbedaan ini terjadi karena posisi pekerjaan yang akan dilakukan karyawan tersebut berbeda. Sistem penggajian perusahaan diberikan secara harian kepada karyawan dan bulanan untuk para staf dan manajer. Gaji yang diberikan berkisar Rp 27.000,- hingga Rp 33.000,- dan untuk staf diberikan uang makan setiap harinya sebesar Rp 25.000,-. Uang lembur diberikan perusahaan Rp 3.000,- per jamnya dan adanya bonus setiap bulan sebesar Rp 200.000,- hingga Rp 300.000,-. Pemberian gaji dan bonus ini disesuaikan dengan lamanya karyawan bekerja di perusahaan. Sistem kartu absensi yang kemudian diinput ke dalam komputer oleh bagian HRD sangat memudahkan perusahaan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan karyawan dalam masuk kerja. PD Sambu memberikan fasilitas yang memadai untuk memotivasi para karyawannya, yaitu tour untuk seluruh karyawan setiap tahun, mengikutsertakan dalam program jamsostek, memberikan cuti bagi yang sakit dan melahirkan, memberikan bonus setiap bulan, memberikan santunan kepada keluarga karyawan yang meninggal, menyediakan tempat tinggal bagi karyawan yang berasal dari luar kota, adanya fasilitas publik seperti mushola, toilet, ruang ganti dan ruang istirahat beserta TV. Manajemen sumberdaya manusia yang baik dibutuhkan dalam mendukung jalannya kegiatan usaha PD Sambu karena kegiatan ini merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan kegiatan utama
51
perusahaan dan penentu keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu, bertujuan untuk mensejahterakan karyawan perusahaan agar dapat bekerja secara maksimal untuk kemajuan perusahaan. 3.
Perkembangan Teknologi Sejak awal didirikan hingga saat ini PD Sambu sudah cukup mampu mengadopsi perkembangan teknologi yang terjadi. Seperti halnya, sistem informasi manajemen PD Sambu
yang sudah dilakukan secara
komputerisasi. Selain itu, PD Sambu memiliki inventaris seperti komputer, mesin fax, telepon yang terhubung ke beberapa ruangan dan kamera cctv di setiap ruang untuk mengontrol seluruh kegiatan di pabrik. Komputer berada di ruang kantor yang dioperasikan oleh para manajer dan pemilik. Perusahaan juga telah memiliki alat-alat standar pembekuan ikan dengan dimilikinya mesin pembeku ikan atau Air Blast Freezer, cold storage, strapping band machine, mesin pembuat dan penghancur es. Sedangkan penggunaan internet belum begitu diterapkan perusahaan dalam
mempermudah
pemasaran
produk-produknya.
Selain
itu,
perusahaan belum mampu memiliki kontainer dengan kargo berpendingin untuk mengekspor produknya yang dapat meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran perusahaan. 4.
Pembelian Pembelian terkait dengan pembelian bahan mentah, mesin dan peralatan. Dalam melakukan pembelian bahan baku, PD Sambu melakukan sistem penyeleksian pemasok dan harus membuat surat perjanjian tertulis mengenai kualitas bahan baku yang dikirim ke perusahaan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan pemasok berkualitas dengan harga rendah dan mutu tinggi. Selama ini bahan baku yang dibeli PD Sambu berkualitas baik yaitu tidak berbau, segar dan berwarna merah tidak pucat. Bahan baku yang dibeli dari pemasok cukup mahal karena terkait bahan baku yang sudah semakin sulit didapat. Penyeleksian tidak hanya dalam pembelian bahan baku ikan, tetapi pembelian peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan perusahaan juga diperlukan penyeleksian agar mendapatkan alat-alat yang bagus dan tahan lama.
52
6.1.3. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal PD Sambu menggunakan pendekatan rantai nilai, maka diperoleh beberapa faktor yang menjadi kekuatan maupun kelemahan perusahaan. 6.1.3.1. Kekuatan PD Sambu 1.
Memiliki sertifikat HACCP Perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu atau HACCP dalam proses produksi yang dilakukan dengan tujuan agar produk yang dihasilkan berkualitas baik. HACCP yang dimiliki sejak tahun 2010 dengan nilai kelayakan B atau Good ini menjamin bahwa produk yang dihasilkan perusahaan dilakukan berdasarkan SSOP, prinsip keamanan pangan dan terhindar dari bahaya fisik, kimia maupun biologi. Dengan sertifikat ini produk perusahaan dapat dengan mudah masuk ke pasaran internasional dan pembeli akan merasa lebih aman dalam mengkonsumsi produk karena terjaminnya kualitas produk.
2.
Sistem packaging produk sudah baik Sistem packaging produk PD Sambu dapat dikatakan sudah baik dan hal ini menjadi salah satu kekuatan perusahaan. Setiap ikan beku dikemas dalam plastic bag yang bersih dan dimasukkan ke dalam karton yang dilapisi lilin untuk mengurangi kerusakan ikan. Pengemasan dilakukan menggunakan plastik dan karton sesuai spesifikasi negara pengimpor. Kemudian dilakukan pelabelan yang mudah dimengerti dan dimonitor setiap 100 karton.
3.
Memiliki pembeli tetap Adanya pembeli tetap yang selama ini dimiliki PD Sambu menjadi faktor berjalan baiknya pendistribusian produk perusahaan. Pembeli tetap tersebut dapat dikatakan memiliki loyalitas tinggi dikarenakan kualitas produk yang baik dan selama ini produk-produk perusahaan belum pernah mengalami reject. Selain itu, dalam melakukan bisnis antar negara, hal yang menjadi perhatian besar adalah kepercayaan diantara kedua belah pihak, dengan adanya kepercayaan tersebut maka dapat terjalin sebuah kerjasama yang baik. Kegiatan ekspor produk-produk PD Sambu
53
dilakukan menggunakan jasa perusahaan pengangkutan yang menyewakan kontainer berpendingin dengan kemampuan menjaga suhu produk agar tetap beku selama pengiriman menggunakan kapal laut ke negara tujuan ekspor. Kemudian melalui pembeli tetap yang umumnya berupa perusahaan, akan mendistribusikan produk PD Sambu hampir ke seluruh bagian di negara Cina. 4.
Sumber modal kuat Modal yang dimiliki PD Sambu cukup mampu membiayai kebutuhan operasional perusahaan selama ini seperti, pembelian bahan baku hingga pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pembeli. Selain itu, modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai macam peralatan produksi pembekuan ikan yang harganya mahal. Sumber modal tersebut berasal dari beberapa pemegang saham dengan pemegang saham terbesar adalah Bapak Budiono Go.
5.
Fasilitas produksi lengkap PD Sambu memiliki fasilitas produksi yang lengkap dan menjadi salah satu penjamin keunggulan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Fasilitas yang dimiliki berupa mesin dan peralatan industri diantaranya Air Blast Freezer (ABF), Generator set, Cold Storage, Water Brush, Air Conditioner (AC), Strapping Band Machine, mesin pembuat es batu, mesin pembuat keping es curai (ice flaker), water pump, meja proses, timbangan, keranjang plastik, termometer, lori, pan, kotak fiber, ember dan lainnya.
6.1.3.2. Kelemahan PD Sambu 1.
Bahan baku yang sangat tergantung dari tangkapan nelayan Bahan baku yang digunakan perusahaan masih sangat tergantung dari pemasok yang mengambil ikan dari nelayan di perairan Jawa. Ketergantungan
yang
tinggi
terhadap
tangkapan
nelayan
dapat
menghambat kelancaran proses produksi PD Sambu karena tangkapan nelayan yang kemudian dijual kepada pemasok perusahaan sering kali tidak menentu, seperti saat musim paceklik terkadang ikan yang didapat sedikit dan bahkan tidak ada.
54
2.
Kegiatan promosi kurang dilakukan Perusahaan kurang dalam melakukan kegiatan promosi bahkan hampir tidak adanya kegiatan promosi yang dilakukan terkait produknya ke pembeli di pasar internasional. Dalam mendapatkan pembeli biasanya pemilik mencari sendiri calon pembeli dengan membawa sampel produk kepada calon pembeli tersebut.
3.
Pangsa pasar perusahaan relatif kecil di tingkat Indonesia PD Sambu masih memiliki pangsa pasar yang kecil dalam industri ekspor ikan beku di Indonesia. Pangsa pasar perusahaan hanya 0,94 persen dari total ekspor ikan beku Indonesia. Pasar yang menjadi tujuan ekspor produk perusahaan hanya ke Cina serta sebagian negara Vietnam dan Hongkong. Namun, pengiriman produk untuk negara Hongkong tidak berjalan lancar dikarenakan perusahaan terkendala dalam memenuhi jumlah permintaan yang diinginkan pembeli.
4.
Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang (PD) Salah satu hal yang juga menjadi kelemahan perusahaan adalah status perusahaan yang masih berupa PD. Hal ini menjadi kendala tersendiri, terutama dalam bersaing dengan perusahaan pesaing yang sudah berupa Perseroan Terbatas (PT). PD Sambu yang masih merupakan perusahaan dagang menjalankan siklus kegiatan pembelian, pengeluaran uang, penjualan, dan penerimaan uang. Dan menggunakan sistem pembayaran CIF dimana penjual menanggung semua biaya pengiriman dan asuransi kerugian atas barang tersebut. PT lebih bersifat independen apabila dibandingkan dengan PD.
5.
Peningkatan keahlian dan keterampilan karyawan kurang diperhatikan Pada umumnya karyawan yang bekerja di perusahaan pengolahan seperti PD Sambu kurang memperhatikan peningkatan keahlian dan keterampilan. Karyawan dianggap sudah cukup mengerti mengenai proses produksi sehingga pihak perusahaan tidak memberikan pelatihan-pelatihan untuk menambah produktivitas karyawannya. Namun, dalam menghadapi persaingan di industri pembekuan ikan diperlukan karyawan yang memiliki keahlian dan keterampilan memadai agar mampu membawa
55
perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya yang lebih banyak memiliki tenaga kerja ahli dan terampil. 6.
Struktur organisasi tidak berjalan dengan baik Tumpang tindih pekerjaan masih sering terjadi di PD Sambu meskipun sudah memiliki struktur organisasi. Tidak jarang seorang manajer produksi dan quality control di perusahaan tersebut mengurus masalah ekspor, perekrutan karyawan dan juga operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian besar pekerja di perusahaan merupakan lulusan SD yang masih minim pengetahuan akan bisnis.
6.2.
Analisis Lingkungan Eksternal PD Sambu Analisis ini dilakukan untuk mengamati lingkungan di luar perusahaan
dalam mengidentifikasi peluang maupun ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkungan dapat menjadi alat manajemen untuk mengantisipasi perubahan bisnis dan memastikan kelancaran bisnis dalam jangka panjang. 6.2.1. Kekuatan Ekonomi Inflasi merupakan faktor kekuatan ekonomi dari sisi eksternal perusahaan yang harus dihadapi oleh pebisnis. Dampak peningkatan inflasi dapat membuat harga barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan meningkat karena adanya kenaikan biaya produksi. Selama tahun 2011 tingkat inflasi di Indonesia menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi sejak bulan Desember 2010 sampai Desember 2011 meskipun dari bulan Desember 2010 ke bulan Januari 2011 sempat mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen. Tingkat inflasi pada Desember 2010 sebesar 6,96 persen dan terus menurun menjadi 3,79 persen pada bulan Desember 2011 bahkan penurunan ini terjadi hingga di awal tahun 2012. Penurunan tingkat inflasi ini dapat meningkatkan permintaan terhadap komoditas ekspor serta produk yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif di pasar. Dampak inflasi yang paling besar dirasakan adalah saat terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM ini membuat perusahaan harus meningkatkan biaya produksi terutama untuk menjalankan generator dan transportasi dalam pengiriman produk perusahaan. Perkembangan tingkat inflasi dapat dilihat melalui Gambar 9. 56
Tingkat Inflasi (%)
Tingkat Inflasi (%) Mar-12
Jan-12
Feb-12
Des-11
Nop-11
Okt-11
Sep-11
Agust-11
Jul-11
Jun-11
Mei-11
Apr-11
Mar-11
Feb-11
Jan-11
Des-10
8 6 4 2 0
Gambar 9. Grafik Tingkat Inflasi di Indonesia Desember 2010 hingga Maret 2012 Sumber : Bank Indonesia (2012)
Indikator lain yang digunakan untuk mengetahui kekuatan ekonomi adalah nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar sangat mempengaruhi perusahaan yang bisnisnya berkaitan dengan ekspor-impor. Perusahaan harus mampu mengetahui perubahan nilai tukar agar dapat menentukan harga jual yang tepat dan tidak mengalami kerugian. Perusahaan eksportir seperti PD Sambu lebih diuntungkan ketika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi karena jumlah rupiah yang akan diterima perusahaan menjadi lebih besar. Namun, kestabilan nilai tukar rupiah menjadi faktor yang diharapkan bagi PD Sambu karena penentuan harga jual menjadi tidak mudah berubah. 6.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Pengaruh kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan masyarakat sekitar PD Sambu maupun masyarakat yang menjadi tujuan pemasaran produk memiliki dampak besar yang penting diperhatikan untuk perkembangan perusahaan. Lingkungan masyarakat sekitar sangat mendukung kegiatan usaha PD Sambu karena perusahaan lebih banyak memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja di PD Sambu, limbah dibuang dengan baik melalui saluran air buangan atau got dan TPS dalam dua hari sekali untuk limbah padat. Produk PD Sambu sebagian besar diekspor ke negara Cina yang mana adat istiadat dan kebiasaan masyarakat Cina saat merayakan hari raya Imlek mempengaruhi pembelian terhadap produk perusahaan. Saat Imlek tiba biasanya perusahaan-perusahaan pembeli produk PD Sambu libur sehingga tidak melakukan pembelian selama satu minggu sebelum dan sesudah hari raya Imlek.
57
Kondisi ini membuat perusahaan hanya menyimpan produk yang sudah selesai diproduksi ke dalam cold storage. Selain itu, populasi merupakan indikator kunci untuk mengetahui potensi konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dan ukuran pasar tertentu. Cina merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data Biro Statistik Cina diacu dalam Primus (2012), penduduk Cina hingga akhir tahun 2011 mencapai 1,34 miliar jiwa. Hal ini menjadi pengaruh tersendiri bagi pembelian produk ikan beku yang berasal dari perusahaan karena masih besarnya kemungkinan permintaan yang akan muncul. 6.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan di satu negara berbeda dengan negara lainnya. Kebijakan dibuat untuk melindungi konsumen dalam hal kesehatan, harga produk, keseimbangan permintaan dan penawaran produsen dalam negara tersebut, maupun kepentingan politik suatu negara. Kebijakan untuk makanan lebih kepada masalah kesehatan yang terkait dengan mutu suatu produk. Kebijakan mutu yang diberlakukan di beberapa negara maju seperti Uni Eropa, Jepang dan Amerika sangat ketat. Ketiga negara tersebut mensyaratkan produk yang dikirim harus memiliki sertifikasi HACCP dengan nilai A, bahkan untuk Uni Eropa harus disertakan Surat Keterangan Hasil Tangkapan Ikan (SKHTI) dari pemasok yang akan memasok produknya ke perusahaan pengolah untuk memastikan mutu ikan sejak dari tangkapan. Dalam memperoleh sertifikasi agar dapat mengekspor produk ke negara-negara maju tersebut menjadi kendala yang harus dihadapi PD Sambu karena birokrasi dalam mengurus sertifikat cukup rumit. Implementasi dari ASEAN-China Free Trade Agreement di tahun 2010 dapat menjadi langkah untuk meningkatkan ekspor perikanan Indonesia ke Cina. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement dapat memudahkan produk ikan beku Indonesia untuk masuk ke pasar Cina dengan hambatan perdagangan terkait tarif yang menjadi nol. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi PD Sambu yang meningkatkan ekspor produknya ke Cina tanpa harus mengeluarkan biaya ekspor yang besar.
58
Pengembangan klaster industri prioritas berbasis agro yang dijalankan pada tahun 2010-2014 oleh departemen perindustrian, termasuk didalamnya pengembangan klaster industri pengolahan ikan memberikan peluang yang bagus bagi pengembangan perusahaan-perusahaan pengolahan ikan yang ada di Indonesia ini untuk ke depannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 120/M-IND/PER/10/2009, Ikan dan udang beku memiliki peluang pasar domestik maupun internasional yang masih terbuka luas namun, sumbangan terhadap PDB baru mencapai 3,14 persen. Dengan adanya program ini diharapkan mampu menjamin ketersediaan bahan baku yang selama ini menjadi masalah utama dalam industri pengolahan ikan termasuk industri pembekuan ikan dan juga mampu meningkatkan ekspor ikan olahan. Dalam tahap implementasi program ini salah satunya adalah promosi investasi industri pengolahan ikan. Kegiatan promosi investasi ini dapat dikatakan cukup berhasil karena pada tahun 2011 menurut Direktur Perdagangan Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut Hutagalung, Cina berencana meningkatkan investasinya dibidang industri perikanan Indonesia dalam bentuk kapal penangkap ikan, peralatan pengolahan dan infrastruktur. Kebijakan pemerintah lain untuk mendukung kegiatan ekspor produk perikanan adalah kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon yang sering mengadakan seminar dan training terkait mutu produk yang dihasilkan agar produk memiliki daya saing yang lebih tinggi dipasaran. Selain itu, penyediaan infrastruktur seperti lampu penerangan, akses jalan yang mudah juga merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan dalam melancarkan kegiatan perusahaan pengolah hasil perikanan. Iklim perpolitikan di Cirebon tidak begitu mempengaruhi kegiatan usaha yang dijalankan oleh PD Sambu. Kondisi politik di daerah pesisir pantai utara Jawa ini ketika pemilihan umum berjalan dengan baik dan tidak terjadi konflik yang meresahkan. 6.2.4. Kekuatan Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi sebuah perusahaan. Perkembangan yang memiliki dampak paling besar adalah kemajuan dibidang komputer, informasi, produksi dan transportasi baru
59
mampu meningkatkan
kapasitas maupun efisiensi produksi perusahaan.
Perusahaan seperti PD Sambu yang bisnisnya bergerak dalam bidang ekspor pembekuan ikan apabila mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dengan baik akan mampu bersaing di pasaran internasional, karena bisnisnya berhubungan dengan mancanegara maka akan sangat tergantung pada perkembangan teknologi dibidang komputer dan informasi. Penggunaan komputer sebagai alat yang dapat menyimpan dan menganalisis data memberikan kemudahan bagi manajemen dalam merumuskan strategi kebijakan perusahaan. Sedangkan internet telah memberikan perubahan besar dalam kemajuan transaksi bisnis perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor maupun impor. Penggunaan internet ini membuat perdagangan tidak lagi mengenal batas dan jarak diantara penjual dan pembeli. Melalui internet, informasi pasar domestik maupun luar negeri lebih mudah untuk diakses oleh para pengusaha dan pembeli produk dari pengusaha tersebut. Teknologi lain yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah komunikasi. Seperti, penggunaan telepon dan faksimili untuk mengirimkan data maupun dokumen secara cepat. Bahkan dengan semakin berkembangnya teknologi dibidang komunikasi, informasi terkait produk dapat ditunjukkan kepada calon pembeli hanya menggunakan media jejaring sosial seperti skype, sehingga pengusaha ataupun calon pembeli tidak perlu jauh-jauh datang ke tempat yang dituju. Selain itu, munculnya CCTV memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan maupun lingkungan perusahaan dari tindakan kriminal. Adanya teknologi yang dapat meningkatkan kualitas ikan dan alat untuk melakukan pengolahan bahan baku juga memberikan peran penting dalam mendukung kelancaran usaha perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan produk perikanan. Alat pembeku ikan seperti air blast freezer maupun cold storage dapat menjadikan mutu produk lebih baik karena pembusukan yang biasa terjadi pada ikan akan dihambat selama waktu tertentu. Munculnya timbangan digital semakin memberikan kemudahan dalam akurasi pengukuran berat ikan yang ditimbang.
60
Pemasaran produk perikanan harus dilakukan dengan cepat karena terkait produknya yang mudah rusak atau perishable, sehingga sangat mengandalkan kelancaran proses transportasi untuk menjaga mutu produk. Oleh karena itu, dibutuhkan alat transportasi yang mampu membawa produk dengan cepat seperti kapal laut atau pesawat. Perkembangan teknologi dibidang transportasi ini memunculkan kontainer dengan kargo berpendingin untuk menjaga suhu produk selama proses pengiriman. 6.2.5. Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif dapat dilihat melalui lima faktor diantaranya: 1.
Ancaman Pendatang Baru Perusahaan yang baru masuk ke dalam industri pengolahan ikan akan memberikan pengaruh bagi perusahaan yang sudah ada seperti PD Sambu. Kemungkinan masuknya pendatang baru ke dalam industri pembekuan ikan ini tergolong rendah karena adanya kebutuhan modal yang cukup besar dan saat ini yang terjadi adalah semakin banyak perusahaan pembekuan ikan yang gulung tikar. Di kota Cirebon sendiri terjadi penurunan perusahaan pembekuan ikan dari 14 eksportir di tahun 1980 hingga sekarang hanya terdapat 3 eksportir ikan beku yaitu PD Sambu, PT Jaya Sakti, dan PT Samtu.
2.
Persaingan Dalam Industri Persaingan dalam industri pembekuan ikan ini dialami juga oleh PD Sambu seperti persaingan harga dan perolehan bahan baku. Di Kota Cirebon terdapat dua perusahaan eksportir ikan beku selain PD Sambu yaitu PT Jaya Sakti dan PT Samtu. PT Jaya Sakti merupakan pesaing utama PD Sambu, PT Jaya Sakti memproduksi produk yang sama dengan PD Sambu serta memiliki negara tujuan ekspor yang sama. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk badan usaha, PD Sambu masih berupa perusahaan dagang sedangkan PT Jaya Sakti sudah berupa perseroan terbatas yang manajemennya sudah lebih teratur. PT Jaya Sakti memiliki produk dengan nilai ekspor lebih tinggi bila dibandingkan PD Sambu. Selain itu, PT Jaya Sakti memiliki keunggulan karena lebih dulu berdiri dibandingkan PD Sambu sehingga memiliki ikatan dengan pemasok dan
61
pembeli yang lebih kuat. Adanya perusahaan sejenis dapat menjadi ancaman yang besar karena persaingan untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah dan bisa saja peluang pasar yang ada diambil oleh perusahaan pesaing. 3.
Produk Substitusi Produk substitusi dapat mempengaruhi salah satunya dari sisi harga. Ketika harga produk yang dijual perusahaan dirasakan cukup mahal oleh pembeli maka pembeli berusaha untuk mencari alternatif produk lain yang memiliki fungsi sama dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan wawancara dengan manajer PD Sambu, ketika harga ikan beku sedang mahal biasanya pembeli menggantinya dengan membeli produk udang beku, cumi beku maupun fillet baik itu fillet giling atau fillet biasa. Fillet ini merupakan daging ikan yang sudah dibuang tulang maupun kulitnya.
4.
Kekuatan Pemasok Dalam industri pembekuan ikan, bahan baku sangat tergantung dari pemasok, karena ikan merupakan bahan utama untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan dalam memenuhi permintaan pembeli. PD Sambu menggunakan bahan baku ikan yang berasal dari pemasok yang sebagian besar dari Jawa diantaranya Batang, Tegal, Gebang, dan Losari. Namun, pemasok PD Sambu mudah beralih ke perusahaan lain ketika harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan keinginan pemasok. Pemasok mampu mempengaruhi kegiatan usaha PD Sambu karena ikan merupakan bahan baku utama bagi perusahaan.
5.
Kekuatan Pembeli Eksportir ikan beku tidak hanya berada di Cirebon saja, tetapi diberbagai tempat di seluruh Indonesia. Sehingga PD Sambu harus mampu bersaing untuk mempertahankan pembeli produk perusahaan yang ada saat ini. Harga bisa saja menjadi faktor berpindahnya pembeli dari produk perusahaan. Ketika harga ikan beku dirasa cukup mahal, maka tidak jarang pembeli produk PD Sambu berusaha untuk menurunkan harga jual produk yang ditetapkan perusahaan agar sesuai keinginan pembeli. Namun, karena selama ini PD Sambu selalu berusaha memenuhi standar mutu produk
62
yang diinginkan pembeli dan memberikan layanan terbaik kepada para pembelinya, sehingga faktor yang mengancam dari sisi kekuatan pembeli dapat dikurangi. 6.2.6. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan perlu mengetahui peluang dan ancaman yang ada untuk menganalisis kecenderungan yang terjadi dan berusaha menentukan arah yang akan dituju untuk masa depan. Identifikasi faktor ini dilakukan melalui wawancara menggunakan analisis lingkungan jauh dan kekuatan kompetitif. 6.2.6.1. Peluang yang Dihadapi PD Sambu 1.
Inflasi yang cenderung menurun Inflasi yang cenderung menurun dapat mengindikasikan semakin baiknya permintaan terhadap komoditas ekspor serta produk yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif di pasar. Hal ini dapat dilihat dari penurunan tingkat inflasi dari 6.96 persen di akhir tahun 2010 hingga mencapai 3,79 persen di akhir tahun 2011.
2.
Implementasi ACFTA Perusahaan sebagian besar mengekspor produknya ke negara Cina sehingga akan terkait dengan ACFTA. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement yang merupakan perjanjian penghapusan tarif diantara negara Asean dan Cina. Perjanjian ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan penghapusan tarif melalui Early Harvest Program (EHP), dimana tarif beberapa produk akan menjadi nol di tahun 2006. Selanjutnya, normal track ACFTA yang diberlakukan di tahun 2010. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement dapat semakin memudahkan produk ikan beku Indonesia untuk masuk ke pasar Cina karena hambatan terkait tarif yang menjadi nol atau trade barriers yang berkurang. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi PD Sambu yang mengekspor produknya ke Cina tanpa harus mengeluarkan biaya ekspor yang besar.
3.
Perkembangan teknologi dan informasi Teknologi dan informasi yang terus berkembang membuka peluang baru bagi perusahaan untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi maupun
63
pendistribusian produk menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan mudahnya suatu perusahaan mengadopsi teknologi terbaru kemungkinan untuk keluar dari industri akan rendah karena perbedaan yang dapat diciptakan menggunakan teknologi baru tersebut. Perkembangan dari sisi informasi dapat membantu dalam pengamatan lingkungan dan pengendalian berbagai kegiatan perusahaan, tetapi juga dapat
berfungsi
sebagai
alat
strategis
perusahaan
dalam
upaya
mendapatkan keunggulan kompetitif. Sistem informasi dapat bertujuan untuk memberikan sinyal peringatan masalah yang berasal dari luar maupun dalam, salah satunya dengan memanfaatkan media internet. 4.
Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi industri pengolahan ikan dan ekspor ikan olahan. Implementasi dari peraturan ini akan dilakukan diantaranya dengan meningkatkan pasokan bahan baku baik kualitas maupun kuantitas melalui koordinasi dengan instansi terkait, melakukan promosi investasi industri pengolahan ikan, pelatihan-pelatihan teknis pengolahan ikan bagi aparat pembina dan pengusaha antara lain Diklat ISO 22.000, dan meningkatkan koordinasi interaksi dan terbentuknya jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan, serta peran aktif antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan klaster industri pengolahan hasil laut melalui forum komunikasi industri pengolahan hasil laut. Dengan adanya peraturan tersebut menjadi peluang bagi PD Sambu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang selama ini terkendala dan juga dapat meningkatkan daya saing dari produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
5.
Pemasok ikan banyak Pemasok ikan banyak tersebar dibeberapa daerah diantaranya dari daerah Jawa Tengah seperti Tegal, Batang, Demak, Brebes (Kluwut), Pekalongan, Cilacap. Selain dari Jawa Tengah, pemasok juga terdapat di Indramayu, Gebang, Bondet, Palembang, Jakarta dan Grogol. Banyaknya pemasok ikan yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia menjadi
64
peluang tersendiri bagi perusahaan pengolah ikan untuk memenuhi pasokan bahan baku perusahaannya. 6.
Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru Masuknya pendatang baru ke dalam industri pembekuan ikan tidak begitu mudah karena beberapa faktor yang menghambat, diantaranya kebutuhan modal yang besar menjadi hambatan bagi pendatang baru di industri ini seperti saat pembelian mesin-mesin dan peralatan industri yang akan digunakan.
6.2.6.2. Ancaman yang Dihadapi PD Sambu 1.
Birokrasi yang rumit Pengajuan sertifikasi internasional untuk melancarkan kegiatan ekspor menjadi salah satu ancaman yang sering dihadapi perusahaan. Dalam mendapatkan sertifikat internasional perusahaan harus mengurus berbagai perijinan dengan berbagai tahapan yang rumit dan berbelit-belit. Tidak jarang hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mempercepat pemerolehan sertifikat internasional tersebut.
2.
Kebijakan meningkatkan harga BBM Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan harga BBM berpengaruh pada kenaikan biaya produksi nelayan yang berimplikasi pada kenaikan harga bahan baku ikan dan akan meningkatkan biaya pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan. Selain itu, biaya produksi perusahaan akan meningkat karena penggunaan bahan bakar minyak dalam kegiatan transportasi produk dan mesin-mesin perusahaan seperti generator set dan ice flaker machine.
3.
Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain Jumlah pemasok banyak namun tidak menutup kemungkinan bagi pemasok tersebut sewaktu-waktu beralih ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan adanya persaingan harga bahan baku diantara pemasok. Jika harga yang diberikan oleh perusahaan terlalu murah maka pemasok dapat beralih ke perusahaan lain yang dapat membeli bahan baku dengan harga lebih tinggi. Bahkan di Cirebon sendiri, banyak pemasok yang tidak memasok ikannya untuk kebutuhan perusahaan pengolahan ikan yang
65
terdapat di Cirebon. Ikan hasil tangkapan nelayan biasanya dipasok untuk pabrik yang berada di Jakarta bukan untuk pabrik yang ada di Cirebon sehingga semakin menyulitkan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan ikan. 4.
Persaingan dengan perusahaan sejenis Ancaman lain yang dihadapi perusahaan adalah adanya perusahaan sejenis yang produk dan segmentasi pasarnya memiliki kesamaan. Persaingan dapat terjadi dari sisi pemerolehan bahan baku maupun harga jual produk yang diekspor.
6.3.
Tahap Perumusan Strategi: Matriks SWOT Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan,
didapatkan enam kekuatan PD Sambu yaitu: (1) Memiliki sertifikat HACCP, (2) Sistem packaging produk sudah baik, (3) Memiliki pembeli tetap, (4) Sumber modal kuat, dan (5) Fasilitas produksi lengkap. Kelemahan PD Sambu didapat enam faktor yaitu (1) Bahan baku sangat tergantung pasokan nelayan, (2) Promosi kurang dilakukan, (3) Pangsa pasar relatif kecil, (4) Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang, (5) Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan, serta (6) Struktur organisasi tidak berjalan baik. Sedangkan analisis faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi PD Sambu dilakukan dengan wawancara. Hasil yang didapat untuk peluang antara lain: (1) Inflasi yang cenderung menurun, (2) Implementasi ACFTA, (3) Perkembangan teknologi dan informasi, (4) Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro, (5) Pemasok ikan banyak, dan (6) Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru. Sedangkan hasil untuk ancaman antara lain: (1) Birokrasi yang rumit, (2) Kenaikan harga BBM, (3) Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain, dan (4) Persaingan dengan perusahaan sejenis. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan tahap pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 9. Matriks ini dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sehingga dari matriks ini akan diketahui beberapa
66
alternatif strategi yang dapat diterapkan PD Sambu untuk bersaing di industri pembekuan ikan. Tabel 9. Matriks SWOT PD Sambu STRENGTH
INTERNAL
1. Memiliki sertifikat HACCP 2. Sistem packaging produk sudah baik 3. Memiliki pembeli tetap 4. Sumber modal kuat 5. Fasilitas produksi lengkap
EKSTERNAL OPPORTUNITY 1. Inflasi yang menurun 2. Implementasi ACFTA 3. Perkembangan teknologi dan informasi 4. Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro 5. Pemasok ikan banyak 6. Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru THREATS 1. Birokrasi yang rumit 2. Kenaikan harga BBM 3. Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain 4. Persaingan dengan perusahaan sejenis
Strategi SO 1. Melakukan diversifikasi produk (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, dan O6) 2. Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku (S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4 dan O6) Startegi ST 1. Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri (S1 dan T1) 2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (S1, S2, S3, S5, dan T4)
WEAKNESSES 1. Bahan baku sangat tergantung pasokan nelayan 2. Promosi kurang dilakukan 3. Pangsa pasar relatif kecil 4. Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang 5. Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan 6. Struktur organisasi tidak berjalan dengan baik Strategi WO 1. Meningkatkan promosi produk perusahaan (W2, W3, O3, dan O6) 2. Menjalin kerjasama dengan pemasok (W1 dan O5)
Strategi WT 1. Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT (W4, W6, dan T4) 2. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan (W4, W5, W6, dan T4)
3. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli (S1, S3, S4, T2, dan T3) Sumber : Data Diolah (2012)
1.
Startegi SO Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang menjadi alternatif perusahaan diantaranya:
67
a) Melakukan diversifikasi produk Strategi pertama (SO) PD Sambu yaitu melakukan diversifikasi produk. Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah avriasi bahan baku yang selama ini digunakan. Selama ini PD Sambu hanya memproduksi ikan-ikan laut seperti kurisi, remang dan mata goyang. Perusahaan dapat menggunakan bahan baku ikan tuna yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan banyak diminati oleh negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika serikat. Dengan melihat peluang inflasi
yang
cenderung
menurun,
implementasi
ACFTA,
perkembangan teknologi dan informasi serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru, maka perusahaan dapat melakukan strategi diversifikasi produk seperti menambahkan variasi produk ikan beku perusahaan dengan memproduksi ikan tuna beku. Selain itu, dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan seperti sertifikat mutu produk, sistem packaging produk yang sudah baik, memiliki pembeli tetap, sumber modal kuat dan fasilitas produksi yang lengkap dapat digunakan untuk menghasilkan variasi produk ikan beku dengan kualitas lebih baik. b) Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku perusahaan Perluasan cakupan distribusi menjadi strategi kedua (SO) yang dapat dilakukan perusahaan dengan adanya pembeli tetap, modal yang kuat serta fasilitas produksi yang lengkap. Dengan adanya hal tersebut dapat menjadi kekuatan perusahaan untuk mengenalkan produk ikan beku saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Peluang semakin menurunnya tingkat
inflasi
Indonesia,
implementasi
ACFTA,
perkembangan teknologi dan informasi, roadmap pengembangan industri berbasis indutri agro serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas cakupan distribusi produk ikan bekunya. Implementasi ACFTA mempermudah dalam hal akses masuk ke pasar di Cina. Hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru membuat PD Sambu lebih mudah untuk mendapatkan pasar karena pesaing yang
68
masuk ke industri tergolong sedikit. Kemudian dengan adanya perkembangan teknologi terutama dalam bidang transportasi dan informasi seperti, penggunaan internet, dapat semakin mempermudah kegiatan distribusi dan pemasaran produk untuk menjangkau suatu wilayah tertentu. 2.
Strategi WO a) Meningkatkan promosi Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu meningkatkan kegiatan promosi. Bisnis ekspor yang dijalankan PD Sambu sangat tergantung pada masalah kepercayaan, sehingga diperlukan bukti kredibilitas
perusahaan
untuk
menarik
minat
calon
pembeli
produknya. Kegiatan promosi ini sangat jarang dilakukan perusahaan karena pihak perusahaan hanya mengandalkan pemilik yang mencari sendiri calon pembeli. Promosi perlu dilakukan karena pangsa pasar perusahaan masih relatif kecil dan adanya sasaran yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar ke beberapa negara. Dalam melakukan kegiatan promosi, perusahaan dapat memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisikan alamat, nama dan jenis usaha, melakukan publikasi dagang dalam dan luar negeri maupun iklan. Dengan adanya kegiatan promosi, calon pembeli dapat mengetahui kredibilitas perusahaan melalui ketiga hal tersebut untuk mempertimbangkan apakah melakukan pembelian atau tidak. Adanya peluang perkembangan teknologi dan informasi dapat digunakan perusahaan untuk mencari pembeli baik ditingkat nasional maupun internasional, salah satunya penggunaan internet. Mengikuti pameran di luar dan di dalam negeri juga dapat menjadi salah satu cara promosi yang cukup efektif untuk mengenalkan produk-produk perusahaan kepada calon pembeli. Selain itu, PD Sambu juga dapat mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan para pesaingnya untuk dapat diikuti. b) Menjalin kerjasama dengan pemasok Strategi kedua (WO) yang dapat dilakukan perusahaan yaitu menjalin kerjasama dengan pemasok. Hal ini dilatar belakangi oleh
69
kelemahan yang dimiliki yaitu bahan baku sangat tergantung dari pemasok yang mengambil ikan dari nelayan. Di Cirebon sendiri, cukup banyak pemasok ikan namun, ikan hasil tangkapan nelayan tersebut banyak yang dipasok untuk pabrik yang ada di Jakarta bukan untuk pabrik yang ada di Cirebon. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik agar pemasok tersebut bersedia memasok ikannya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dengan cara membuat kesepakatan harga yang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak merugikan satu sama lain. Dengan melihat peluang yang ada seperti pemasok ikan yang banyak dapat menjadi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku secara kontinu dan mampu memenuhi permintaan
para
pembelinya.
Selain
itu,
perusahaan
dapat
memanfaatkan lokasi perusahaan yang berada didekat tempat pelelangan ikan untuk semakin mempermudah menjalin kerjasama dengan pemasok disekitar perusahaan. 3.
Strategi ST a) Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri Strategi pertama (ST), perusahaan perlu bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri. Seperti, mengadakan pameran produk perikanan untuk menarik investor agar bersedia melakukan investasi pada produk-produk perikanan Indonesia. Selain itu, dapat dilakukan kerjasama untuk meningkatkan
manajemen
mutu
produk-produk
perusahaan.
Pemerintah juga dapat melakukan lobi-lobi politik untuk memudahkan jalan bagi pengusaha-pengusaha pembekuan ikan dalam melakukan perdagangan dengan negara lain. Contohnya, adalah pembebasan bea tarif untuk produk-produk yang akan diekspor ke negara ASEAN dan Cina. Dengan adanya kerjasama yang baik diantara pengusaha dengan pemerintah diharapkan dapat semakin meningkatkan kegiatan ekspor produk perusahaan ke beberapa negara yang dapat berimplikasi pada peningkatan devisa negara.
70
b) Mempertahankan dan Meningkatkan Kualitas Produk Untuk mencapai sasaran menghasilkan produk ikan beku bermutu tinggi maka strategi kedua (ST), yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk perlu dilakukan. Strategi ini bertujuan agar pembeli semakin loyal pada produk perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis, hal ini dapat dilakukan melalui kekonsistenan dalam membuat produk sesuai dengan standar produksi HACCP yang selama ini dijalankan. Strategi ini juga dapat dilakukan perusahaan berdasarkan kekuatan yang dimiliki seperti sistem packaging produk yang baik, memiliki pembeli tetap, dan fasilitas produksi yang lengkap. Selain itu, adanya persaingan dengan perusahaan sejenis dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang harus dihindari atau dikurangi dengan meningkatkan kualitas produk untuk mencapai sasaran dengan memiliki nilai sertifikasi A agar mampu mengekspor tidak hanya ke negara Cina. c) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli Strategi ketiga (ST), yaitu meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan harga, baik diantara pemasok dengan PD Sambu maupun PD Sambu dengan pembeli ketika terjadi kenaikan harga BBM yang dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi perusahaan. Selain itu, untuk mengurangi ancaman dari pemasok yang mudah beralih ke perusahaan lain. 4.
Strategi WT a) Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang menjadi perseroan terbatas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi pesaingpesaing PD Sambu yang sebagian besar sudah merupakan PT dengan sistem yang lebih independen dan memiliki badan hukum sendiri. Perubahan ini perlu didukung dengan struktur organisasi yang berjalan
71
baik agar setiap bagian mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal untuk kemajuan perusahaan. b) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan Strategi kedua (WT) yaitu memperbaiki sistem manajemen perusahaan.
Perbaikan
sistem
manajemen
perusahaan
perlu
ditingkatkan untuk mengatasi kelemahan, seperti peningkatan keahlian
dan
keterampilan
yang kurang
diperhatikan,
status
perusahaan yang masih berupa perusahaan dagang serta struktur organisasi yang tidak berjalan baik. Perbaikan sistem manajemen dapat dilakukan melalui restrukturisasi organisasi untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan diantara bagian dari organisasi di PD Sambu. Sehingga setiap bagian organisasi dapat memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan. Selain itu, strategi ini dapat dilakukan dengan memperketat peraturan perusahaan atau SOP. Hal ini dilakukan untuk menghindari ancaman persaingan dari perusahaan sejenis yang struktur organisasinya berjalan baik dan memiliki SOP yang lebih ketat. 6.4.
Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu
6.4.1. Sasaran PD Sambu Berdasarkan hasil wawancara, sasaran perusahaan adalah memperluas pangsa pasar perusahaan ke beberapa negara, menghasilkan produk ikan beku yang bermutu tinggi, dan mengembangkan perusahaan. 6.4.2. Tantangan PD Sambu Beberapa tantangan yang dihadapi PD Sambu antara lain: kemampuan untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar dan kontinu, peningkatan kualitas produk yang dihasilkan dan peningkatan kinerja perusahaan. 6.4.3. Rekomendasi Program Kegiatan Rekomendasi program kegiatan merupakan penjabaran dari alternatif strategi yang dihasilkan melalui matriks SWOT yang kemudian dipetakan dalam arsitektur strategik, sehingga memudahkan perusahaan untuk melihat langkah
72
yang akan dijalankan perusahaan untuk lima tahun ke depan. Adapun program kegiatan yang dapat digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rekomendasi Program Kegiatan Alternatif Strategi
Diversifikasi Produk
Memperluas cakupan distribusi produk
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas Produk
Menjalin kerjasama dengan pemasok
Meningkatkan promosi
Perubahan badan usaha dari PD menjadi PT
Bekerjasama dengan pihak pemerintahan
Program Kegiatan 1. Melakukan riset pasar untuk mengetahui produk baru yang bisa diciptakan sesuai keinginan konsumen 2. Memperbaiki pola pemakaian teknologi yang telah digunakan saat ini 3. Melakukan kerjasama dengan pihak Litbang dalam menghasilkan produk 4. Menambah variasi jenis bahan baku 1. Mencari dan mengembangkan pasar baru untuk produk perusahaan 2. Menjalin kerjasama dengan pembeli di luar negeri 3. Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku 4. Pengadaan kendaraan distribusi sendiri (kontainer) 1. Meningkatkan nilai sertifikasi HACCP 2. Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan terus menghasilkan produk bermutu tinggi 3. Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksinya untuk menghindari adanya komplain 1. Menjalin kerjasama dengan pemasok yang ada di wilayah Cirebon 2. Membuat kontrak kerjasama terkait pengadaan, kualitas dan waktu pengiriman bahan baku dengan pemasok 3. Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan 1. Melakukan promosi melalui media internet 2. Mengikuti pameran-pameran produk perikanan di dalam dan luar negeri 3. Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri 1. Mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha 2. Melengkapi persyaratan untuk melakukan perubahan bentuk badan usaha 3. Perluasan pabrik untuk membuat kantin dan tempat istirahat yang lebih layak 1. Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan pameran produk perikanan Indonesia agar negara lain tertarik untuk memudahkan hubungan perdagangan 2. Kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu produk perikanan
Memperbaiki sistem manajemen perusahaan
Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli
1. Memperketat peraturan perusahaan dan memberikan reward bagi karyawan terbaik 2. Restrukturisasi organisasi dengan membuat job description yang jelas agar tumpang tindih pekerjaan dapat dihindari 3. Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala
Penanggung Jawab Manajer Utama Pemilik Pemilik Manajer Produksi Manajer Utama Manajer Utama Manajer Purchasing Pemilik Pemilik Manajer Produksi dan Quality Control Manajer Produksi dan Qulaity Control Pemilik Pemilik Pemilik Bagian Pemasaran Bagian Pemasaran Pemilik Manajer HRD Manajer HRD Pemilik
Pemilik
Pemilik Manajer HRD Pemilik Pemilik
1. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan
Manajer Utama
2. Menjalin hubungan yang baik dengan pemasokpemasok perusahaan
Pemilik
73
6.4.4. Tahapan Arsitektur Strategik Rancangan arsitektur strategik dalam bisnis PD Sambu merupakan gambaran dan penjabaran program kegiatan untuk mewujudkan sasaran di masa yang akan datang dalam menghadapi tantangan yang ada. Setelah dilakukan serangkaian tahapan untuk merumuskan berbagai strategi yang berasal dari matriks SWOT, kemudian strategi-strategi tersebut dipetakan ke dalam arsitektur strategik PD Sambu. Penggambaran tersebut berisi program-program yang disusun berdasarkan rentang waktu yang telah ditentukan yaitu lima tahun, hal ini didasarkan pada prioritas kebutuhan paling dasar perusahaan. Adapun pelaksanaan program-program dalam peta arsitektur strategik akan dijalankan sejak pertengahan tahun 2012 hingga tahun 2016. Rentang waktu tersebut ditetapkan berdasarkan keadaan perusahaan dan kemampuan pihak pengelola terkait dengan pelaksanaan program yang sudah dibuat. Rancangan arsitektur strategik terdiri dari sumbu X (Horizontal) dan sumbu Y (Vertikal). Sumbu X merupakan rentang waktu bagi perusahaan untuk melaksanaan program-program yang telah dibuat. Sedangkan sumbu Y merupakan program kegiatan perusahaan. Program yang akan dipetakan dalam arsitektur strategik terdiri dari program kegiatan yang dijalankan secara rutin selama pelaksanaan strategi dan program kegiatan yang dijalankan secara bertahap dimana program tersebut sudah harus selesai dijalankan sebelum program kegiatan selanjutnya dijalankan. Program kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap antara lain: pada tahun 2012 ini perusahaan memperketat peraturan yang sudah ada selama ini dengan pemberian reward and punishment bagi karyawan PD Sambu dan juga melakukan perbaikan pada sistem manajemen perusahaan terutama dengan restrukturisasi untuk semakin memperjelas job description setiap bagian agar tumpang tindih pekerjaan dapat dihindari. Selain itu, bertujuan untuk membentuk bagian pemasaran karena selama ini perusahaan belum memiliki bagian pemasaran yang khusus menangani urusan pemasaran produk-produk PD Sambu. Kemudian pada tahap ini perusahaan perlu memperbaiki pola pemakaian teknologi yang selama ini sudah digunakan perusahaan. Perbaikan pola pemakaian teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan,
74
meningkatkan kapasitas produksi dan dalam rangka mencapai sasaran untuk mengembangkan perusahaan. Seperti, penggunaan strapping band machine yang perlu diperbaiki karena sering mengalami kerusakan. Dengan lebih ketatnya peraturan dan diperolehnya pemasok yang berasal dari Cirebon bertujuan untuk semakin memperkuat kondisi internal perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tahap kedua dilakukan pada tahun 2013 adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan pameran produk perikanan Indonesia agar negara lain tertarik untuk memudahkan hubungan perdagangan. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan pemerintah mampu melakukan lobi-lobi politik agar negara lain bersedia untuk melakukan hubungan kerjasama dalam perdagangan produk-produk perikanan terutama produk yang sudah mengalami pengolahan seperti ikan beku. Program selanjutnya adalah menjalin kerjasama dengan pemasok yang terdapat di Cirebon untuk mendapatkan bahan baku yang mampu diandalkan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan di setiap harinya. Karena selama ini perusahaan lebih banyak mendapat pasokan dari luar Cirebon. Kemudian perusahaan dapat melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok terkait pengadaan bahan baku, kualitas bahan baku dan waktu pengiriman bahan baku. Kontrak ini perlu dibuat mengingat pengadaan bahan baku merupakan hal yang krusial bagi kegiatan perusahaan termasuk juga kualitas bahan baku yang harus baik seperti tidak pucat, bau dan segar dan waktu pengiriman untuk mencegah keterlambatan bahan baku yang diterima. Dalam melakukan kontrak ini sebaiknya perusahaan memberikan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, karena salah satu hal yang menyebabkan beralihnya pemasok dalam mengirimkan bahan baku diakibatkan perusahaan memberikan harga yang murah. Program terakhir pada tahap ini adalah perusahaan perlu menjalin kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu produk perikanan perusahaan agar memiliki daya saing yang lebih baik di pasaran luar negeri. Pada tahap ini diharapkan perusahaan mampu menjaga kontinuitas pengiriman produk perusahaan kepada pembeli, semakin mudah untuk memasuki pasar luar negeri dan produk-produk perusahaan semakin dikenal luas.
75
Tahap ketiga yang dilakukan pada tahun 2014 yaitu: melakukan riset pasar untuk mengetahui produk baru yang dapat diciptakan sesuai dengan keinginan konsumen. Informasi yang didapat dari kegiatan riset tersebut berguna untuk menentukan produk seperti apa yang dapat dihasilkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Selanjutnya, perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Cirebon untuk melakukan inovasi pada produk-produk perikanan. Program terakhir dalam tahap ini adalah mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha dan melengkapi persyaratan untuk melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang (PD) menjadi perseroan terbatas (PT). Perubahan ini diperlukan kaitannya untuk semakin memperkuat posisi bersaing perusahaan diantara perusahaan pembekuan ikan yang lain yang sudah berupa perseroan terbatas. Tahap ini bertujuan untuk memperkuat posisi bersaing perusahaan di dalam industri pembekuan ikan. Tahap keempat akan dilaksanakan pada tahun 2015, yaitu mencari dan mengembangkan pasar baru untuk produk-produk perusahaan. Pasar baru menjadi tujuan perusahaan dalam menemukan pembeli baru dan meningkatkan penjualan. Selain itu, perusahaan perlu mengikuti pameran produk perikanan kembali baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan promosi yang selama ini jarang dan bahkan hampir tidak dilakukan oleh perusahaan. Keikutsertaan dalam pameran dapat berimplikasi semakin dikenalnya produk perusahaan diantara produk-produk perikanan yang ada terutama ikan beku. Program selanjutnya adalah menambah variasi jenis bahan baku. Selama ini bahan baku perusahaan hanya berupa ikan-ikan karang seperti kurisi, mata goyang dan remang, perusahaan dapat menambah variasi bahan baku dengan ikan tuna yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Program-program pada tahap ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Tahap kelima yang akan dilaksanakan pada tahun 2016, yaitu pengadaaan kendaraan distribusi sendiri seperti kontainer dengan kargo berpendingin yang selama ini masih disewa oleh perusahaan. Pengadaan kontainer dengan kargo berpendingin ini diperlukan agar perusahaan dapat menghemat biaya setiap
76
melakukan penyewaan kontainer untuk mengirimkan barang ke luar negeri dan dapat juga dijadikan sebagai aset perusahaan. Selain itu, diperlukan perluasan pabrik pada tahun ini karena belum adanya kantin untuk makan dan tempat istirahat yang layak untuk para karyawan sehingga membuat karyawan yang jumlahnya ratusan tersebut harus berebut tempat saat istirahat tiba. Program selanjutnya adalah menjalin kerjasama dengan pembeli dari luar negeri. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah bantuan dalam bentuk transfer teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi perusahaan. Program kegiatan yang dilakukan secara rutin antara lain: 1) Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan menghasilkan produk bermutu tinggi, 2) Mempertahankan dan meningkatkan nilai sertifikasi HACCP, 3) Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksi untuk menghindari adanya komplain, 4) Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, 5) Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan, 6) Promosi melalui media internet, 7) Menjalin hubungan baik dengan pelanggan, 8) Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri, 9) Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala, dan 10) Menjalin hubungan baik dengan pemasok perusahaan selama ini. Penggambaran arsitektur strategik PD Sambu dapat dilihat melalui Gambar 10.
77
Program Kegiatan ALTERNATIF STRATEGI
1.Diversifikasi produk 2. Memperluas cakupan distribusi produk 3. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk 4. Menjalin kerjasama dengan pemasok 5. Meningkatkan kegiatan promosi 6. Perubahan badan usaha dari PD menjadi PT 7. Bekerjasama dengan pihak pemerintah 8. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan 9. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli
Tantangan : 1. Kemampuan untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar dan kontinu 2. Peningkatan kualitas produk yang dihasilkan 3. Peningkatan kinerja perusahaan.
2012 Memperketat peraturan perusahaan Restrukturisasi organisasi dengan memperjelas job description
Memperbaiki pola pemakaian teknologi
2013 Bekerjasama untuk mengadakan pameran produk perikanan Menjalin kerjasama dengan pemasok di Cirebon Membuat kontrak kerjasama dengan pemasok Menjalin kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu
2014 Melakukan riset pasar Melakukan kerjasama dengan pihak Litbang Melengkapi persyaratan untuk perubahan bentuk badan usaha Mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha
2015
2016
Mencari dan mengembang -kan pasar baru
Pengadaan kendaraan distribusi (kontainer)
Menambah variasi jenis bahan baku
Perluasan pabrik
Mengikuti pameran produk perikanan di dalam dan luar negeri
Menjalin kerjasama dengan pembeli luar negeri
Sasaran : 1. Memperluas pangsa pasar perusahaan hingga ke beberapa negara. 2.Menghasilkan produk ikan beku yang bermutu tinggi. 3.Mengembangkan perusahaan.
Program kegiatan yang dilakukan secara rutin antara lain: 1) Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan membuat produk yang bermutu tinggi, 2) Mempertahankan dan meningkatkan nilai sertifikasi HACCP, 3) Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksi untuk menghindari adanya komplain, 4) Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, 5) Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri, 6) Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan, 7) Promosi melalui media internet, 8) Menjalin hubungan baik dengan pelanggan, 9) Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala dan 10) Menjalin hubungan baik dengan pemasok perusahaan.
Gambar 10. Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu
78