VI HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan Agroteknobisnis Sumedang atau yang lebih dikenal dengan nama KAS masuk ke dalam bentuk pariwisata rombongan dimana pengunjung yang datang ke tempat ini datang secara berombongan (berkelompok). Menurut jenis pariwisatanya KAS termasuk kedalam wisata pertanian. Wisatawan dapat melakukan kunjungan ke KAS untuk menikmati pemandangan beraneka macam tanaman pertanian dan memetik hasilnya. Wisata agro yang ditawarkan oleh KAS meliputi wisata peternakan berupa peternakan domba, wisata perikanan, dan wisata pertanian tanaman pangan seperti straberi, melon, sayuran, dan jagung. 6.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal KAS Lingkungan KAS terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan Internal KAS merupakan lingkungan yang dapat dikendalikan oleh KAS. Berbeda dengan lingkungan internal, lingkungan eksternal KAS merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi KAS tapi tidak dapat dikendalikan oleh KAS. 6.1.1 Analisis Lingkungan Internal KAS Lingkungan internal KAS yang dikaji berupa aspek-aspek internal KAS yang dapat dibagi menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KAS. Lingkungan internal KAS terdiri dari beberapa aspek manajemen. Aspek-aspek manajemen yang dikaji yaitu : a. Operasi dan Produksi KAS telah memiliki fasilitas berupa rumah pohon dan gazebo yang bisa digunakan untuk penginapan, lesehan pohon dan café. KAS memiliki 95,345 Ha lahan sedangkan yang baru digunakan hanya 20 ha. Selain itu ada juga lahan yang digunakan oleh masyarakat dengan perjanjian apabila lahan tersebut akan digunakan oleh KAS maka KAS tidak akan memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang telah menggunakan lahan tersebut. Luas lahan yang digunakan oleh masyarakat adalah 8 ha, jadi lahan yang benar-benar dikelola oleh KAS adalah 12 ha. Lahan yang tidak digunakan dengan efektif bisa menjadi kelemahan bagi KAS karena lahan merupakan salah satu potensi KAS yang harus dimanfaatkan.
Tingkat keterampilan tenaga kerja lapang masih belum sesuai, hal ini berkaitan dengan pendekatan sosial dimana kebanyakan karyawan KAS berasal dari penduduk sekitar, keterampilan yang belum sesuai ini menjadi kelemahan bagi KAS. Pengelolaan kegiatan di lapangan akan berjalan dengan baik apabila dikelola oleh tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Dalam mengelola on farm KAS telah menggunakan teknologi, seperti green house untuk tanaman melon, inseminasi buatan dan laser puncure untuk ternak domba, serta mempunyai pabrik pengolah jagung. Namun, penggunaan teknologi ini masih belum efektif, sehingga skala ekonomis masih belum tercapai. Hal ini terlihat dari pengelolaan pabrik jagung yang masih jarang digunakan. b. Keuangan Keuangan KAS telah dikelola dengan baik dan sudah melakukan pembukuan keuangan secara rapi. KAS didanai oleh APBD Sumedang sehingga harus ada laporan penggunaan uang APBD. Pengelolaan keuangan yang baik ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh KAS karena melalui pengelolaan keuangan ini KAS dapat mengontrol arus kas masuk dan keluar. Margin keuntungan perusahaan saat ini masih negatif karena masih belum mencapai skala ekonomis. Tahun ini merupakan tahun dimana dana APBD yang diberikan paling rendah yaitu sebesar Rp 115.000.000,00. c. Pemasaran Terdapat tujuh aspek pemasaran yang dikaji dalam lingkungan internal, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. Produk yang ditawarkan berupa paket wisata agro. Paket yang ditawarkan oleh KAS adalah paket gaharu, paket cendana, dan paket pala KAS memberikan pelayanan kepada setiap para pengunjung berupa penjelasan teknis dari setiap komoditi. Penetapan harga tiap paket berbeda-beda. Harga paket Gaharu adalah Rp 150.000,- per orang, paket Cendana Rp 100.000,- per orang, dan paket Pala Rp 75.000,- per orang (Lampiran 1). Bonus diberikan kepada konsumen dalam bentuk peningkatan pelayanan. Sampai saat ini KAS belum menetapkan tiket
61
masuk. Semua orang bisa masuk ke dalam kawasan KAS tanpa dikenai biaya. Tarif dikenakan pada wisatawan yang datang untuk menggunakan fasilitas KAS. Sistem pembayaran dilakukan dengan tunai dan ada DP untuk wisatawan yang datang untuk berwisata sambil kemping (Lampiran 2). Lokasi KAS terletak di pegunungan yang memiliki jalan yang sudah diaspal tetapi sudah rusak. Jalan yang ditempuh cukup terjal dan berlubang-lubang dengan jarak sekitar 9 Km dari jalan utama. Transportasi darat yang bisa digunakan adalah ojeg, tidak ada mobil umum yang bisa mengantar pengunjung tiba di lokasi. Keadaan ini merupakan kelemahan bagi KAS. Transportasi merupakan sarana yang sangat mendukung bagi kelancaran perjalanan wisatawan. Sarana transportasi yang kurang memadai akan menghambat perjalanan wisata. Promosi dilakukan melalui jaringan , stasiun TV, internet, dan dari pengunjung. KAS telah memiliki blog, selain itu hampir semua stasiun TV swasta telah meliput KAS. Promosi melalui media elektronik lebih efektif karena biasanya setelah ada liputan dari stasiun TV akan meningkatkan jumlah pengunjung. Walaupun begitu, peningkatan jumlah pengunjung yang terjadi tidak mencapai target jumlah pengunjung yang diiinginkan oleh KAS yaitu seribu orang setiap bulannya. Secara umum, promosi yang dilakukan oleh KAS belum menggunakan biaya sendiri karena biasanya stasiun TV datang dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan promosi tidak berlangsung kontinu sehingga kedatangan wisatawan ke KAS tidak merata setiap bulannya. Oleh karena itu, kegiatan promosi masih harus ditingkatkan karena promosi yang masih belum efektif merupakan sumber dari kelemahan KAS. Walaupun stasiun TV sudah banyak menayangkan KAS tapi kebanyakan masyakat masih belum mengetahui keberadaan KAS. KAS selalu berusaha membuat semua pengunjung yang datang merasa nyaman. Hampir semua pengurus KAS berhadapan langsung dengan pengunjung. Peningkatan pelayan akan diberikan kepada pengunjung apabila pengunjung melakukan kunjungan lebih dari sekali.
62
Pengunjung yang datang akan diterima dengan baik langsung oleh ketua KAS, apabila ketua KAS sedang berhalangan maka Kasubag TU KAS yang akan menerima. KAS juga memiliki kekuatan keindahan alam pedesaan yang masih asri. Penginapan, cafe dan tempat berteduh yang ada dibuat seperti rumah panggung, bahkan ada penginapan yang desainnya mirip rumah di atas pohon. Penginapan tersebut bernama rumah pohon. Lokasi parkir dan WC juga tersedia di tempat ini. Selain itu, lokasi KAS yang terletak di pegunungan menyebabkan pengunjung dapat melihat keindahan kota Sumedang dari KAS. d. Penelitian dan pengembangan (Litbang) Saat ini KAS tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan (Litbang). Sebelum lepas dari BPPT, KAS memiliki bagian penelitian yaitu BPPT itu sendiri. Tidak adanya bidang penelitian dan pengembangan merupakan salah satu kelemahan KAS. Padahal bagian ini memiliki peran yang cukup besar dalam mempertahankan citra KAS sebagai wisata agro yang memperkenalkan pertanian dengan menggunakan teknologi. Hasil dari penelitian Perguruan Tinggi akan digunakan oleh KAS begitu juga hasil penelitian civitas akademika yang dilakukan di KAS akan dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat keputusan oleh KAS. e. Sumberdaya Manusia KAS tidak memiliki bagian khusus yang bertugas untuk menangani sumberdaya manusia. Ada beberapa kualifikasi dalam merekrut karyawan KAS yaitu profesionalisme, pendidikan sesuai dengan bidangnya, dan diusahakan mengakomodir tenaga kerja setempat, kalau tenaga kerja setempat tidak memenuhi kualifikasi baru mencari tenaga kerja di luar daerah. Tapi, kenyataannya pendidikan karyawan tidak sesuai dengan bidang keahliannya karena lebih mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar. Saat ini jumlah tenaga kerja di KAS berjumlah 22 orang, dimana 2 orang sudah berstatus PNS dan 20 orang berstatus non PNS. KAS telah memiliki pembagian kerja secara tertulis dan pelatihan keterampilan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Sistem upah yang diterapkan oleh
63
KAS adalah harian untuk tenaga kerja non PNS dan bulanan untuk tenaga kerja PNS. f. Struktur Organisasi dan Manajemen KAS telah memiliki perencanaan tertulis jangka menengah yaitu masterplan
KAS 2009-2010, sehingga masterplan ini merupakan
kekuatan KAS. Masterplan ini merupakan arahan KAS dalam melakukan kegiatan operasional sehingga dengan adanya masterplan ini diharapkan visi dan misi dibangunnya KAS dapat tercapai. Masterplan KAS berisi rencana pembangunan yang akan dilakukan oleh KAS, pembagian tugas di KAS, serta rencana struktur organisasi yang ideal. Struktur organisasi KAS (Lampiran 3) menunjukan bahwa posisi puncak dipegang oleh seorang kepala UPTB yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Bappeda Kabupaten Sumedang. Organisasi KAS terdiri dari enam unit pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada kepala UPTB KAS dan secara administrasi institusi didukung oleh bagian tata usaha yang terdiri dari pelaksana administrasi, pelaksana kafe, dan penjaga kantor. Bagian tata usaha dikepalai oleh seorang Kasubag dan bertanggung jawab langsung kepada kepala UPTB KAS. Pendekatan yang dilakukan oleh KAS dalam melakukan fungsi organisasi adalah bottom up, dimana semua lini dilibatkan dalam mengambil keputusan. keputusan yang diambil oleh pihak manajemen KAS disesuaikan dengan kebijakan pemerintahan daerah Sumedang. Hal ini disebabkan KAS berada di bawah BAPEDDA, yang artinya baik secara langsung maupun tidak langsung kebijakan pemerintah daerah akan mempengaruhi manajemen KAS. Secara umum, pembagian tugas di KAS sudah berjalan cukup baik. KAS memiliki kekuatan komunikasi yang terjalin antara ketua dan karyawan berjalan dengan baik, sehingga aliran informasi berjalan efektif. Pendisiplinan karyawan dilakukan dengan penetapkan jadwal masuk kerja dan jumlah hari kerja. Jam kerja dimulai dari pukul 7.00 WIB sampai 16.00 WIB. Jam kerja ini berlaku untuk semua karyawan KAS. Hari libur adalah Hari Jumat.
64
Upaya motivasi yang dilakukan oleh KAS adalah berbagi keuntungan dengan karyawan. Jika unit yang digarap oleh karyawan memberikan hasil yang menguntungkan maka sepuluh persen dari keuntungan akan dibagikan kepada karyawan.Tunjangan lainnya berupa THR (Tunjangan Hari Raya) yang diberikan KAS pada saat menjelang hari raya. Fungsi pengendalian dilakukan melalui penerapan disiplin kepada
pekerja.
Pekerja
yang
datang
terlambat
tidak
boleh
menandatangani daftar hadir. 6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal KAS yang dikaji berupa aspek-aspek dapat mempengaruhi KAS baik secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan eksternal
KAS
dapat
memberikan
peluang
ataupun
ancaman
bagi
keberlangsungan KAS. Lingkungan tersebut dibagi menjadi dua yaitu lingkungan jauh dan lingkungan dekat. a. Lingkungan jauh Lingkungan jauh yang dibahas meliputi faktor yang tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Faktor-faktor lingkungan jauh yang dibahas meliputi ekonomi, sosial, politik, dan teknologi. Ekonomi Faktor ekonomi yang dibahas meliputi ekonomi Kabupaten Sumedang dimana KAS berada. Kondisi ekonomi akan mendukung kelancaran dan perkembangan kegiatan usaha/bisnis di daerah tersebut, sehingga kondisi ekonomi harus selalu diperhatikan. Keadaan ekonomi yang baik memberikan peluang yang baik kepada investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut.
65
Tabel 11. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun 2005-2008 (Persen) 2005 2006 2007* 2008** Kelompok Sektor PRIMER 3,99 0,89 3,83 3,87 Pertanian 3,97 0,86 3,82 3,86 Pertambangan & Penggalian 9,21 10,14 6,34 4,81 SEKUNDER 4,55 5,16 5,06 4,76 Industri Pengolahan 4,23 4,92 4,41 4,37 Listrik Gas & Air Bersih 5,92 6,40 9,98 5,59 Bangunan 6,64 6,57 7,03 7,94 TERSIER 4,87 5,68 4,85 4,91 Perdagangan Hotel & Restoran 4,72 6,02 4,95 5,02 Pengangkutan & Komunikasi 6,21 6,51 6,67 6,43 Keuangan, Persewaan & Jasa 6,83 4,72 4,90 5,51 Perusahaan Jasa - Jasa 3,77 4,69 3,71 3,52 PDRB 4,52 4,17 4,64 4,58 Sumber
: Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sumedang (2009)
Keterangan : * : angka perbaikan ** : angka sementara Kinerja perekonomian Sumedang pada tahun 2008 masih menunjukkan kondisi yang cukup baik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Sumedang yang masih mampu tumbuh positif mencapai 4,58 persen, sedikit melambat 0,06 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,64 persen. Kondisi ini didukung oleh tumbuh positifnya seluruh sektor ekonomi. Apabila diamati, kinerja sektor primer lebih dipengaruhi oleh tumbuhnya sektor pertanian yang merupakan pendukung sektor primer cukup dominan dibandingkan dengan sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini dapat dilihat dari tren tumbuhnya sektor primer mengikuti trennya sektor pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi jasa tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,69 persen.
Tabel 12. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita per Bulan Kabupaten Sumedang Tahun 2006-2007 Bukan Jumlah Persentase Makanan Pengeluaran (%) (Rupiah)) (Rupiah) 2006 151 935 54,67 125 976 45,33 277 911 2007 211 132 56,11 165 157 43,89 376 289 Sumber : Survei Sosial Ekonomi Daerah - BPS Provinsi Jawa Barat, 2008 (diolah) Tahun
Makanan (Rupiah)
Persentase (%)
66
Menurut Tabel 11. pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang antara untuk makanan dan bukan makanan hampir sama. Pada tahun 2006 pengeluaran rata-rata penduduk untuk sektor bukan makanan sebesar 45,33 persen dan 43,89 persen untuk tahun 2007. Hal ini merupakan salah satu peluang untuk industri pariwisata . Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang sangat diperlukan untuk memantau perubahan harga. Inflasi adalah proses kenaikan harga secara terus-menerus. Dengan demikian inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di suatu region, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, maka akan menurunkan daya beli masyarakat secara umum. Inflasi di Kabupaten Sumedang diukur dengan menggunakan indeks harga implisit, sehubungan dengan kesinambungan data yang tersedia. Tabel 13. Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2009* Tahun Indeks Implisit Inflasi PDRB (%) 2005 2006 2007 2008 2009*
156,41 171,84 183,93 200,53
13,46 9,87 7,04 9,03 8,6
Sumber : Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sumedang (2009)
Keterangan : *
: Galamedia11
Menurut data pada Tabel 12. tingkat inflasi Kabupaten Sumedang berfluktuasi setiap tahunnya, sehingga hal ini merupakan ancaman. Tahun 2005 merupakan tahun dimana inflasi terjadi paling tinggi di Kabupaten Sumedang. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kenaikan BBM. Inflasi terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,04 persen. Pada tahun 2008 terjadi kenaikan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya dan laju inflasi kembali menurun pada tahun 2009. 11
Hadeli,A. 2010. Barometer Menuju Arah Lebih Baik. http://klik-galamedia.com [6 Juni 2010]
67
Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi KAS berupa kependudukan yaitu tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan peluang karena penduduk merupakan pangsa pasar yang potensial untuk industri pariwisata khususnya wisata agro. Jumlah penduduk Kabupaten Sumedang meningkat setiap tahunnya. Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan 1. 2004 1.008.474 1,16 2. 2005 1.045.823 3,70 3. 2006 1.060.099 1,37 4. 2007 1.081.299 2,00 5. 2008 1.127.255 3,55 Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang (2009)
Data pada tabel 13. menunjukan bahwa juml;ah penduduk Kabupaten Sumedang sampai Desember 2008 adalah 1.127.255 jiwa dengan laju pertumbuhan 3,55. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang tahun 2008 meningkat sebesar 45,956 jiwa dari tahun sebelumnya. Data laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumedang tahun 2004-2008 menunjukan rerata laju pertumbuhan sebesar 2,36 per tahun. Berdasarkan analisis dengan mengambil dasar asumsi pada tahun sebelumnya (2004-2008), maka proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Sumedang tahun 2009 dapat diperkirakan berjumlah 1.185.916 jiwa, tahun 2010 berjumlah 1.197.560 jiwa, tahun 2011 berjumlah 1.243.216 jiwa, tahun 2012 berjumlah 1.296.360 jiwa dan pada tahun 2013 berjumlah 1.362.607 jiwa (Bapedda Kabupaten Sumedang 2009). Politik Politik akan memberikan kendala ataupun manfaat kepada KAS. Kendala dan manfaat politik muncul melalui keputusan dan kebijakan pemerintah tempat KAS berada. Berikut ini, merupakan
68
beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan KAS : i) Peraturan daerah Kabupaten Sumedang No 2 tahun 2008, tentang “Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, dimana salah satu misi keduanya adalah “Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri” ii) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi jangka pendek tahun 2009-2013 yaitu meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, dengan salah satu sasarannya adalah meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah. Teknologi Perkembangan teknologi yang cepat merupakan peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan usaha, termasuk bidang pariwisata. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi ini dapat mendukung kelancaran usaha baik pada aspek produksi maupun pemasaran. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menguasai dan mengadaptasi perubahan teknologi yang cepat maka hal ini akan menjadi ancaman. KAS telah mengadopsi teknologi dalam melakukan proses on farm. Penggunaan teknologi dalam proses on farm ini merupakan salah satu ciri khas Wisata agro KAS. b. Lingkungan dekat Lingkungan dekat yaitu lingkungan industri dimana KAS bergerak. Kekuatan yang mempengaruhi lingkungan industri akan mempengaruhi tingkat persaingan di dalam industri tersebut. Kekuatan-kekuatan tersebut juga mempengaruhi strategi-strategi yang akan digunakan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan yang ada. Menurut Porter (2004) ada lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri yaitu sebagai berikut :
69
Ancaman pendatang baru Hambatan masuk ke dalam wisata agro cukup besar membuat beberapa perusahaan susah untuk masuk ke dalam industri ini. Salah satu penyebab besarnya hambatan masuk adalah besarnya modal untuk memulai bisnis ini. Kebutuhan modal tingggi menyebabkan hanya segelintir orang yang terjun ke industri ini. Selain itu, untuk membangun usaha ini diperlukan lahan yang luas dengan iklim yang mendukung, sehingga untuk membangun bisnis ini diperlukan ketelitian dalam memilih lokasi. Kebutuhan modal yang tinggi
merupakan
ancaman bagi KAS. KAS memiliki lahan yang belum dimanfaatkan, untuk memanfaatkan lahan tersebut diperlukan modal yang sangat besar sedangkan modal yang dimiliki oleh KAS terbatas. Tingkat Rivalitas Diantara Pesaing yang Ada Wisata agro di Kabupaten Sumedang belum terlalu berkembang. Selain KAS masih ada tempat wisata agro lain yaitu Toga Puri di Kecamatan Tanjungsari, wisata agro buah naga di Cibeureum, dan wisata kambing perah. Tidak seperti wisata agro yang lain di Kabupaten Sumedang, KAS menawarkan wisata agro secara terpadu. Oleh karena itu, KAS memiliki keunggulan dibandingkan dengan tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Sumedang, sehingga hal ini merupakan peluang bagi KAS. Tekanan dari Produk Pengganti Industri pariwisata di Kabupaten Sumedang semakin beragam dari segi objek wisata yang ditawarkan maupun harga. Setiap objek wisata menawarkan objek yang berbeda serta memiliki kekhasan tersendiri. Kabupaten Sumedang memiliki objek wisata alam seperti objek wisata gunung kunci, curug, pemandian air panas, desa wisata. Objek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang menawarkan keindahan alam tersendiri. Objek wisata alam merupakan produk subtitusi bagi wisata agro KAS. Hal ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan tempat untuk berwisata. Jika KAS tidak bisa mengantisipasinya maka tekanan dari produk pengganti bisa menjadi ancaman bagi KAS.
70
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Secara umum, wisatawan
tidak memiliki alternatif pilihan
lokasi lain untuk wisata agro di Kabupaten Sumedang yang menyediakan/menyajikan pertanian secara terpadu. Hal ini merupakan peluang bagi KAS untuk terus mengembangkan usaha. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok cukup kecil, karena bahan baku yang berupa pupuk, obat, benih, dan bibit mudah diperoleh dimana-mana. Khusus untuk tanaman organik memiliki satu pemasok tetapi tidak terlalu tergantung karena hanya sebagian kecil dari unit saja. KAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata dimana ketergantungan terhadap bahan baku sangat kecil. 6.2 Visi dan Misi KAS KAS merupakan UPTB dibawah Bappeda Sumedang, sehingga visi dan misi KAS erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Sumedang. Keberadaan KAS sangat tergantung kepada keinginan politis dan arah pembangunan dari Pemerintah Daerah Sumedang. Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) dijadikan sebagai salah satu andalan “Show Program Utama Pembangunan Pertanian Kabupaten Sumedang 2009-2013”. Dengan kegiatan teknisnya dalam usaha bisnis sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, serta sektor perindustrian dan pariwisata pada satu lokasi. Sehingga Visi dibangunnya KAS adalah “KAS sebagai Show Window agribisnis Kabupaten Sumedang tahun 2013”, dengan misi 1. Terwujudnya KAS sebagai pusat pengkajian, transfer, dan difusi teknologi pertanian dan agroindustri di Kabupaten Sumedang 2. Mengembangkan model pembangunan kawasan agribisnis secara terpadu, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan 3. KAS sebagai salah satu kawasan agrowisata di Kabupaten Sumedang 4. KAS sebagai pusat informasi dan pelatihan agribisnis serta mitra terdepan pelaku agribisnis di Kabupaten Sumedang. Berdasarkan visi dan misi KAS, diharapkan pengembangan KAS dapat memberikan kontribusi positif kepada ekonomi Kabupaten Sumedang, khususnya
71
masyarakat sekitar. Visi KAS mengandung arti bahwa keberadaan KAS di Kabupaten Sumedang diharapkan dapat menjadi model kegiatan pertanian yang ada di Kabupaten Sumedang. Visi dan misi KAS masih belum memperlihatkan perbedaan yang jelas antara visi dan misi. Berdasarkan Dirgantoro (2004) statement visi untuk menjawab pertanyaan “What do we want to become?”, sedangkan misi lebih ditujukan untuk menjawab pertanyaan “What is our business?”. Dari keempat misi KAS misi yang bisa untuk menjawab “What is our business?” adalah misi nomor dua, sedangkan misi nomor satu, tiga, dan empat masih berupa visi. Misi nomor satu, tiga, dan empat menggambarkan keinginan KAS di masa yang akan datang. Misi lebih kepada penjabaran visi secara tertulis agar visi dapat dicapai. Visi dan misi perusahaan erat kaitannya dengan pengembangan perusahaan, karena visi dan misi merupakan arahan manajemen dalam melakukan kegiatan operasional. Oleh karena itu, untuk menjadi perusahaan yang dapat bersaing maka KAS sebaiknya melakukan perombakan misi dimana misi dituliskan dengan menggunakan kata kerja, sehingga pertanyaan
“What is our business?” bisa
terjawab. Visi dan misi KAS merupakan turunan dari visi dan misi Kabupaten Sumedang. Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan berbagai masukan dari berbagai pihak, maka visi pembangunan Kabupaten Sumedang
Tahun
2005-2025
adalah
”KABUPATEN
SUMEDANG
SEJAHTERA, AGAMIS, DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN 2025”. Visi tersebut dapat diringkas menjadi ”SUMEDANG SEHATI”, yang diartikan sebagai kabupaten yang makin kokoh dan berdayajuang tinggi dalam membangun daerahnya dengan dilandasi orientasi masyarakat berupa (Bappeda 2009) : 1.
Perilaku yang berpegang pada prinsip sauyunan, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean. Maknanya adalah dalam lingkungan kehidupan pemerintahan dan bermasyarakat, senantiasa mengedepankan kepuasan dalam layanan pemerintahan dan pembangunan diberbagai bidang melalui pola kemitraan, permusyawarahan, transparansi, saling percaya serta senantiasa proporsional dalam
mendistribusikan
hak
dan
kewajiban
diantara
stakeholders
72
pemerintahan guna mewujudkan kemajuan pembangunan daerah yang dikehendaki masyarakat daerah. 2. Masyarakat yang telah mengedepankan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam mengelola permasalahan dan kebutuhan masyarakat daerah. 3. Masyarakat yang makin kokoh dalam mewujudkan tanggung jawab untuk meredistribusikan kemakmuran daerah, antara kelompok ekonomi lemah (kaum dhuafa) atau miskin secara materi namun potensial untuk menopang kemajuan kelompok ekonomi kuat (kaum agnia) yang terus menunjukkan kesetiakawanan sosio-ekonominya untuk mengarahkan kaum ekonomi lemah menjadi produktif. 4.
Meningkatnya pelayanan publik. Kabupaten Sumedang yang sejahtera ditandai dengan kondisi kehidupan masyarakat sumedang yang memenuhi standar kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan dan bermatapencaharian layak serta jaminan keamanan dengan senantiasa mempertimbangkan kelestarian daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. Standar kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan di bidang bermata
pencaharian layak dan berkesinambungan memiliki beberapa kondisi ideal yang menjadi acuan tercapainya standar kelayakan tersebut. Salah satu kondisi idealnya adalah “Makin kokohnya perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional, nasional dan internasional, berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi agribisnis, pariwisata dan industri”. Upaya perwujudan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumedang 2005-2025 tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan sebagai berikut : 1.
Misi Pertama, Mewujudkan Masyarakat Madani yang Berpendidikan, Berbudaya dan Berpola Hidup Sehat, adalah membangun masyarakat sumedang yang berbudaya mulia dan mandiri yang memiliki akses terhadap pendidikan formal yang berkualitas, dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan mendorong kesetaraan gender, memiliki tingkat pendidikan dan kompetensi yan didasari ilmu pengetahuan dan teknologi berdaya saing, mengutamakan pola hidup sehat sejahtera secara jasmani,
73
rohani dan sosial, sehingga berada dalam kondisi stabil yang mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, kesalehan sosial dengan mencerminkan pola perilaku silih asah, silih asih, silih asuh, akhirnya tercipta keluarga yang dapat menjadi tempat persemaian nilai budaya, pendidikan dan kesehatan. 2.
Misi Kedua, Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri, adalah
mengembangkan
dan
memperkuat
keterkaitan
antar
sektor
perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional dan internasional, dengan berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif, dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi sosio-ekonomi lokal terutama dalam agribisnis, pariwisata dan industri yang mengindahkan kearifan budaya lokal dan kesinambungan lingkungan hidup. Perkembangan ekonomi daerah didukung oleh kerjasama antara domain kepemerintahan dalam penyediaan infrastruktur yang memadai, pemeliharaan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan budidaya serta antara kawasan perkotaan dan perdesaan, penciptaan dan pendayagunaan tenaga kerja yang berkualitas dan berdayasaing serta perlindungan. regulasi pemerintahan terhadap pelaku sosio-ekonomi daerah guna mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif. 3.
Misi Ketiga, Mewujudkan Masyarakat Daerah yang Berakhlak Mulia, yang Berlandaskan Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang Makin Toleran Sesuai dengan Falsafah Pancasila, adalah meningkatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang makin beriman dalam keragaman keyakinan beragama dan beribadat yang dijamin kelangsungannya oleh pemerintah, memperkuat kemitraan dan tanggungjawab dalam pembangunan pendidikan keagamaan dan sarana prasarana keagamaan di daerah, menguatnya kesalehan sosial masyarakat dan aparatur pemerintah serta memperkokoh silaturahmi antar umat beragama dan intern umat
74
beragama
untuk
menguatkan
pengamalan
agama
dalam
kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4.
Misi Keempat, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, adalah mewujudkan penyelenggaraan akuntabilitas pemerintahan daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah serta tugas pembantuan yang proporsional, meningkatkan aksesibilitas, transparansi, pengawasan masyarakat dalam penyusunan kebijakan pemerintah daerah, meningkatkan penyelenggaraan pelayanan. masyarakat yang makin efisien dan efektif dan peningkatan pelayanan prima pada setiap unit kerja di lingkungan pemerintah daerah, meningkatkan profesionalisme aparatur dan efisiensi Badankrasi dalam kerangka reformasi Badankrasi yang makin mantap, mewujudkan kemitraan yang serasi antara legislatif dengan eksekutif, menyelenggarakan otonomi desa yang makin efektif, serta mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat yang lebih baik.
5.
Misi Kelima, Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis dalam Kesetaraan Gender Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi Manusia, adalah mewujudkan penyelenggaraan kelembagaan demokrasi daerah, baik pada suprastruktur maupun infrastruktur politik serta meningkatkan budaya hukum dan HAM, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan, mewujudkan kemitraan dengan media dalam bentuk penyampaian kepentingan masyarakat daerah serta meningkatkan penegakan hukum secara adil dalam kesetaraan gender dan menghormati hak asasi manusia. Dalam rangka mewujudkan visi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten
Sumedang juga memiliki visi dan misi jangka pendek. Setiap misi jangka pendek memiliki beberapa kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang berkaitan dengan pariwisata adalah kebijakan nomor lima yaitu meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, dengan sasaran : i)
Meningkatnya produktivitas lembaga ekonomi rakyat (UMKM).
ii) Meningkatnya kemudahan akses pasar bagi dunia usaha.
75
iii) Meningkatnya fasilitas permodalan dan intermediasi perbankan dalam menggerakan sektor ekonomi riil. iv) Meningkatnya agribisnis yang berbasis komoditas unggulan daerah. v) Meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah. vi) Meningkatnya industri kecil dan menengah yang berbasis potensi daerah. vii) Berjalannya kemitraan strategis antara UMKM, BUMN dan Pengusaha Besar. viii) Terbentuknya lembaga keuangan desa. 6.3 Strategi Pengembangan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Strategi dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu formulasi strategi, Implementasi strategi dan pengendalian strategi. Strategi pengembangan KAS termasuk ke dalam tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap pemasukan data, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 6.3.1 Tahap Pemasukan Data Identifikasi
lingkungan
internal
dan
eksternal
diperoleh
melalui
wawancara dengan pihak internal KAS dan pihak eksternal KAS. Pihak internal KAS terdiri dari pihak Manajemen KAS dan Bappeda Kabupaten Sumedang. Pihak eksternal KAS terdiri dari dua orang dari Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang. Menurut David (2004) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dalam industri masing-masing berjumlah 10-20 faktor. Artinya jumlah faktor kunci internal minimal sepuluh faktor dan maksimal 20 faktor, serta jumlah faktor kunci eksternal minimal sepuluh faktor dan maksimal 20 faktor. Berdasarkan hasil identifikasi dari responden diperoleh beberapa faktor internal dan eksternal KAS yang mempengaruhi strategi pengembangan KAS. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Faktor-faktor internal KAS : a) Kekuatan i)
Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan membuat setiap koordisasi berjalan dengan baik. Aliran informasi dari ketua dapat diterima semuanya oleh karyawan. Komunikasi
76
yang terjalin dengan efektif membuat semua tugas dapat terselesaikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. ii) Sudah mempunyai job description Job deskription diperlukan agar setiap karyawan mengetahui hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Job deskription membuat setiap karyawan mempunyai tanggung jawab masing-masing. iii) Sudah mempunyai masterplan Master plan dibuat sebagai pedoman KAS dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai visi. Master plan KAS merupakan rencana KAS secara keseluruhan. iv) Sistem pembayaran tunai Sistem ini menyebabkan KAS tidak mempunyai piutang sehingga aliran uang kAS berjalan lancar. Uang yang masuk dari sektor wisata bisa dikelola langsung. v) Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi Pengelolaan keuangan yang rapi membuat dana yang diperlukan setiap perencanaan dapat diukur. Selain itu, pengelolaan keuangan yang rapi juga memungkinkan perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapatkan. vi) Keindahan dan keunikan pemandangan KAS berada pada ketinggian 765-1035 m di atas permukaan laut sehingga pada wisatawan yang datang berkunjung ke KAS dapat melihat pemandangan alam yang masih sangat asri berupa gununggunung yang melingkari kota Sumedang serta indahnya alam pedesaan berpadu dengan perkebunan, KAS berdampingan dengan hutan lindung sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati bersihnya udara pegunungan. Selain itu, dari tempat ini pengunjung juga bisa melihat pemandangan kota Sumedang secara keseluruhan. Hal ini merupakan salah satu faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke KAS (lampiran 9).
77
b) Kelemahan i)
Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya Pada umumnya karyawan yang bekerja di KAS tidak mempunyai pendidikan formal yang sesuai dengan bidangnya. Hal ini merupakan kelemahan KAS, karena pendidikan karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan tersebut. Ada beberapa karyawan yang ditempatkan tidak sesuai
dengan
keahliannya,
seperti
sarjana
pertanian
yang
menempati posisi pelaksana administrasi. ii) Sarana transportasi yang kurang memadai Pada bulan Maret-April tahun 2010 jalan menuju KAS sudah mulai rusak dan berlubang. Selain itu, tidak ada kendaraan umum yang bisa menjangkau tempat ini selain ojek. Sarana transportasi ini harus segera diperbaiki karena wisatawan cenderung menyukai perjalanan yang lancar dan nyaman (lampiran 9). iii) Adanya lahan yang belum termanfaatkan Luas lahan yang dimiliki oleh KAS adalah 95,345 hektar. Namun, sampai saat ini lahan yang dikelola oleh KAS baru mencapai 20 hektar dimana 8 hektarnya dikelola oleh penduduk sekitar. Luas lahan ini merupakan potensi yang harus dimanfaatkan. iv) Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif menyebabkan aktivitas KAS tidak mencapai skala ekonomis (lampiran 9). v) Kurangnya anggaran dari APBD Pengelolaan KAS dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang sehingga dana untuk pengelolaan KAS juga berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Sumedang. Tahun ini merupakan tahun dimana KAS mendapatkan dana terkecil dari APBD.
78
vi) Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada Bidang penelitian dan pengembangan merupakan bidang yang dapat memberikan masukan
mengenai
pengembangan produk dan
teknologi yang akan digunakan. Jika bidang ini tidak ada maka perusahaan tidak mempunyai masukan yang dapat mengembangkan perusahaan. vii) Kurangnya promosi Promosi merupakan upaya untuk mengenalkan keberadaan KAS kepada
khalayak.
Jika
promosi
kurang
maka
pengetahuan
masyarakat tentang KAS akan berkurang sehingga akan menurunkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. viii) Status pekerja bersifat harian Status pekerja yang bersifat harian merupakan kelemahan bagi KAS karena hal ini dapat mengurangi produktifitas kerja karyawan. ix) Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan Karyawan ahli akan memberikan kontribusi yang besar pada setiap unit. Kurangnya karyawan ahli pada unit kegiatan menyebabkan kurang sempurnanya kegiatan yang dilakukan oleh unit tersebut. 2) Faktor-faktor eksternal KAS : a) Peluang i)
Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi Dukungan
politik
pemerintah
terhadap
KAS
akan
sangat
mempengaruhi pengembangan KAS. Politik pemerintah ada yang besifat menguntungkan perusahaan dan ada juga yang membatasi ruang gerak perusahaan. ii) Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya Jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahunnya merupakan pangsa pasar bagi KAS. Kondisi ini memberikan peluang dan harapan bagi industri pariwisata. iii) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik Pertumbuhan ekonomi yang baik memberikan iklim usaha yang baik. Investor akan memberikan dananya kepada daerah yang
79
memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang baik juga menandakan bahwa keadaan ekonomi individu juga membaik sehingga hal ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh KAS. iv) Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan Keadaan ini merupakan peluang. Hal ini berarti kebutuhan masyarakat terhadap sektor non makanan meningkat. Salah satu sektor non makanan adalah wisata. Wisata merupakan kebutuhan untuk menyegarkan kembali jasmani setelah melakukan aktivitas yang padat. v) Jumlah penduduk yang semakin meningkat Jumlah penduduk yang meningkat merupakan pangsa pasar yang dapat dimanfaatkan oleh KAS. Selain itu, jumlah penduduk yang meningkat juga mengindikasikan ketersediaan pasar tenaga kerja juga meningkat. vi) Perkembangan teknologi yang cepat Teknologi mempercepat suatu proses atau kegiatan. Perkembangan teknologi yang cepat harus dapat dimanfaatkan oleh KAS untuk menjaga
citra
sebagai
wisata
agro
yang
memperkenalkan
penggunaan teknologi pertanian. vii) Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang wisata agro, sehingga ketergantungan kepada pemasok sangat kecil. viii) KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang Tempat wisata agro yang menawarkan konsep wisata agro secara terpadu di Kabupaten Sumedang hanya KAS. Tempat wisata agro lain hanya menawarkan salah satu produk pertanian, seperti Toga puri yang hanya menawarkan konsep wisata agro khusus tanaman obat.
80
ix) Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Kabupaten Sumedang hanya memiliki beberapa lokasi untuk wisata agro. Tempat wisata agro di Kabupaten Sumedang yaitu Toga Puri di Kecamatan Tanjungsari, wisata agro buah naga di Cibeureum, dan wisata kambing perah. b) Ancaman i)
Tingkat inflasi yang fluktuatif Tingkat inflasi yang berfluktuatif akan berimbas pada KAS. Inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, sehingga hal ini harus diperhatikan oleh KAS karena konsumen KAS adalah masyarakat umum.
ii) Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar Modal yang diperlukan untuk membangun bisnis ini sangat besar. Modal yang besar merupakan hambatan bagi KAS karena anggaran yang diberikan pemerintah Kabupaten Sumedang untuk KAS masih kurang.
Hal
ini
menjadikan
KAS
sulit
untuk
melakukan
pengembangan usaha. iii) Perkembangan wisata subtitusi cukup besar Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjanjikan karena jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahunnya. Pariwisata di Kabupaten Sumedang bermacam-macam sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan. Setiap faktor-faktor yang sudah dikelompokkan ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman diberikan bobot dan rating. Penentuan bobot dan rating dilakukan oleh responden. Penilaian bobot dilakukan dengan cara mencari rata-rata bobot dari keenam responden yang mengisi kuisioner, begitu juga dalam penentuan rating dilakukan dengan cara mencari rata-rata rating dari keenam responden (lampiran 4-7). Hasil dari penentuan bobot dan rating ini dimasukan ke dalam matrik IFE dan EFE. Matrik IFE untuk faktor internal dan matrik EFE untuk faktor eksternal.
81
Tabel 15. Hasil Analisis Matrik IFE KAS N Faktor Strategis Internal o A Kekuatan Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan Sudah mempunyai job description Sudah mempunyai masterplan Sistem pembayaran tunai Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi Keindahan dan keunikan pemandangan
Bobot
Rating
Bobot Skor
0,077
4
0,308
0,074 0,059 0,069 0,070 0,065
3,833 4 3,667 3,833 4
0,284 0,236 0,253 0,268 0,260 1,609
0,064 0,069 0,070
1,5 1,333 1,5
0,096 0,092 0,105
0,070
1,5
0,105
0,063
1,333
0,084
Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada
0,058
1,167
0,068
Kurangnya promosi
0,066
1,167
0,077
Status pekerja bersifat harian
0,063
1,5
0,095
Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan
0,065
1,167
0,076
B Kelemahan Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya Sarana transportasi yang kurang memadai Adanya lahan yang belum termanfaatkan Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif Kurangnya anggaran dari APBD
0,797 1,001
2,406
Sumber : Data Primer, 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel 14. diketahui bahwa kekuatan yang paling berpengaruh terhadap perusahaan adalah komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan, sudah mempunyai masterplan, serta keindahan dan keunikan pemandangan. Kekuatan utama adalah “Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan” dengan bobot skor sebesar 0,308. Kelemahan utama dari KAS adalah “Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada” dengan bobot skor 0,068. Hasil akhir bobot skor analisis matrik IFE untuk elemen kekuatan adalah 1,609, sedangkan hasil akhir bobot skor untuk kelemahan adalah 0,797. Hal ini menunjukan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk faktor kelemahan. Total nilai bobot skor adalah 2,406, nilai tersebut menunjukan bahwa pengembangan KAS di bawah rata-rata yaitu 2,500. Ini berarti KAS mempunyai kekuatan yang
82
kurang efektif untuk mampu mengatasi kelemahannya atau KAS merupakan organisasi yang lemah secara internal. Nilai bobot skor KAS berada dalam selang 2,00 0-2,99 hal ini berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dalam kekuatan internal keseluruhannya. Tabel 16. Analisis Matrik EFE KAS No
Faktor Strategis Internal
A
Peluang Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan Jumlah penduduk yang semakin meningkat Perkembangan teknologi yang cepat Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang
Bobot skor
Bobot
Rating
0,089 0,089 0,09
3,833 4 3,833
0,341 0,356 0,345
0,088
2,833
0,249
0,083 0,082
3 3,333
0,249 0,273
0,074
2,333
0,173
0,078
3,5
0,273
0,074
3,167
0,234 2,494
B
Ancaman Tingkat inflasi yang fluktuatif Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar Perkembangan wisata subtitusi cukup besar
0,078 0,087 0,088
1,167 1,5 2,167
1,000
34,666
0,091 0,131 0,191 0,412 2,906
Sumber : Data Primer, 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel 15. diketahui bahwa faktor yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap perusahaan adalah meningkatnya jumlah wisatawan setiap tahunnya dengan rating 4. Peluang utama dari KAS adalah “Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya” dengan bobot skor sebesar 0,356. Ancaman utama dari KAS adalah “Tingkat inflasi yang fluktuatif” dengan bobot skor 1,167. Hasil akhir bobot skor analisis matrik EFE untuk elemen peluang adalah 2,494, sedangkan hasil akhir bobot skor untuk ancaman adalah 0,412. Hal ini menunjukan bahwa responden memberikan respon yang cukup tinggi pada faktor peluang dan respon yang relatif kecil untuk faktor ancaman. Total nilai bobot skor adalah 2,906, nilai tersebut menunjukan bahwa KAS berada di atas rata-rata (2,500) dalam upaya menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang dan
83
menghindari ancaman. Nilai 2,906 menunjukan bahwa KAS merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada, artinya KAS telah mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. 6.3.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan menggunakan matrik IE dan matrik SWOT. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT digunakan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap pengambilan keputusan. Matrik IE akan menggambarkan posisi relatif perusahaan terhadap pesaingnya. Matrik IE dibuat berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE. Total skor matrik IFE adalah 2,406 dan total skor matrik EFE adalah 2,906.
TOTALRATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat 3,0 -4,0 TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE 4,0 Tinggi
Rata-rata 3,0
Lemah
2,0 – 2,99 2,0
1,0 – 1,99
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
3,0 -4,0 3,0 Menengah 2,0 – 2,99
2,0
Rendah 1,0 – 1,99
1,0
Gambar 8. Matrik IE KAS Sumber : Data Primer,2010 (diolah)
Berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE, dalam matrik IE KAS berada dalam sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Sel lima menunjukan bahwa kondisi internal KAS berada pada kondisi rata-rata dan kondisi eksternal KAS berada pada posisi menengah. Strategi dapat dilakukan pada sel lima adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada strategi penetrasi pasar dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Strategi yang dapat diterapkan pada strategi pengembangan produk adalah menggali potensi alam
84
yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro seperti dengan memodifikasi komoditas yang dapat dijadikan sebagai komoditas wisata. Kekuatan (S-Strenghts)
Kelemahan (W-Weakness)
1.
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Peluang (O-Oppurtunities) 1. 2. 3.
4.
5. 6. 7.
8.
9.
Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan Jumlah penduduk yang semakin meningkat Perkembangan teknologi yang cepat Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang
Ancaman (T-Treats) 1. 2. 3.
Tingkat inflasi yang fluktuatif Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar Perkembangan wisata subtitusi cukup besar
Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan Sudah mempunyai job description Sudah mempunyai masterplan Sistem pembayaran tunai Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi Keindahan dan keunikan pemandangan
Strategi S-O a. Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro (S1, S2, S3, S6, O1, O2, O4, O5, O7, O8, O9) b. Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi (S1, S2, S3, S6, O1, O2, O4, O5, O6, O8, O9)
Strategi S-T a. Penetapan Harga bersaing (S4, S5, T1, T2, T3)
Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya 2. Sarana transportasi yang kurang memadai 3. Adanya lahan yang belum termanfaatkan 4. Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif 5. Kurangnya anggaran dari APBD 6. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada 7. Kurangnya promosi 8. Status pekerja bersifat harian 9. Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan Strategi W-O a. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (W7, O1, O2, O4, O5, O6, O8, O9) b. Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik (W2, W3, W5, O1, O2, O3, O4,O5, O7, O8,O9)
Strategi W-T a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (W1, W4, W6, W8, W9, T2, T3)
Gambar 9. Matrik SWOT KAS Sumber : Data Primer, 2010 (Diolah)
Pada matrik SWOT dilakukan pencocokan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada KAS. Strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT
85
berupa
strategi
S-O,
W-O,
S-T,
dan
W-T.
Alternatif
strategi
yang
direkomendasikan sebagai strategi S-O adalah menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, dan mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi. Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya, pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan, dan jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh KAS yang merupakan tempat wisata agro yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu. Selain itu, dukungan pemerintah serta lemahnya kekuatan tawar menawar pemasok semakin memungkinkan
KAS
untuk
memanfaatkan
peluang
yang
ada
dengan
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki KAS. Kekuatan KAS yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada
adalah komunikasi yang
terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan, sudah mempunyai
job
description, sudah mempunyai masterplan, serta keindahan dan keunikan KAS. Perpaduan antara peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki menghasilkan strategi “menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro”. Strategi ini sesuai dengan strategi yang disarankan pada matrik IE, yaitu strategi pengembangan produk. Salah satu strategi pengembangan produk yang cocok untuk kondisi KAS saat ini adalah menambah komoditas baru yang dapat dijadikan sebagai komoditas wisata dengan cara menggali potensi alam yang dimiliki. Strategi mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian
dengan
memanfaatkan
teknologi
direkomendasikan
dengan
pertimbangan KAS memiliki kekuatan hubungan yang baik antara ketua dan karyawan, mempunyai
job description, sudah mempunyai masterplan, serta
keindahan dan keunikan KAS. Kekuatan ini membuat koordisasi internal KAS berjalan dengan baik sehingga setiap informasi dari ketua dapat diterima dengan baik oleh karyawan. Strategi ini memanfaatkan peluang peningkatan jumlah wisatawan, penduduk, serta pengeluaran penduduk setiap tahunnya yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi yang cepat
86
harus bisa dimanfaatkan oleh KAS untuk mendukung sarana wisata yang ditawarkan. Penggunaan teknologi pada sarana wisata yang ditawarkan akan menambah nilai dari objek wisata tersebut, sehingga wisatawan yang datang akan mendapat pengetahuan baru. Strategi W-O merekomendasikan strategi meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, dan mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis Meningkatkan
kegiatan
promosi
secara
dan kondisi internal yang baik. optimal
dengan
memanfaatkan
perkembangan teknologi digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam mengurangi kelemahan kurangnya promosi. Upaya promosi dilakukan untuk menangkap peluang seperti peningkatan jumlah wisatawan, penduduk, serta pengeluaran penduduk setiap tahunnya yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi. Promosi merupakan suatu cara dalam memperkenalkan produk kepada khalayak ramai. Strategi ini sesuai dengan strategi yang direkomendasikan oleh matrik IE, yaitu strategi penetrasi pasar. Salah satu cara yang digunakan dalam strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan kegiatan promosi secara optimal. Sponsor dalam hal ini investor sangat diperlukan dalam upaya pengembangan KAS. Hal ini merupakan suatu pilihan yang direkomendasikan untuk dilakukan mengingat keterbatasan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam promosi, dana, teknologi, sarana dan prasarana lainnya. Selain itu, sponsor sangat diperlukan untuk mengembangkan lahan yang sampai saat ini belum digunakan. Alternatif strategi yang direkomendasikan strategi S-T adalah penetapan harga bersaing. Harga bersaing diperlukan untuk meminimalkan ancaman inflasi yang dapat menurunkan daya beli masyarakat, sehingga walaupun terjadi inflasi harga tiket KAS masih tetap terjangkau. Selain itu, harga bersaing juga merupakan strategi dalam menghadapi wisata subtitusi dan hambatan masuk ke dalam wisata agro yang besar. Strategi ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh KAS seperti sistem pembayaran tunai dan pengelolaan keuangan yang baik. Alternatif
strategi
yang
direkomendasikan
strategi
W-T
adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini direkomendasikan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Kelemahan yang ingin dikurangi oleh strategi ini adalah bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan
87
bidangnya, penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif, bidang penelitian dan pengembangan tidak ada, status pekerja bersifat harian, dan kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan. Ancaman yang ingin dihindari adalah tingkat inflasi yang fluktuatif, hambatan masuk ke dalam industri pariwisata yang besar serta produk subtitusi. 6.3.3 Tahap Keputusan Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perumusan strategi. Alternatif strategi yang dihasilkan matrik SWOT dimasukan pada tahap ini untuk menentukan prioritas strategi yang akan dilaksanakan. Proses pemilihan prioritas strategi dilakukan oleh pihak internal KAS yang merupakan pihak yang menentukan kebijakan terhadap pengembangan KAS. Nilai STAS diperoleh dari rata-rata STAS responden (lampiran 8.). Tabel 17. Matrik QSP KAS Alternatif Strategi Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan
STAS
Prioritas Strategi
7,027
1
6,97
3
6,858
6
6,887
5
Penetapan Harga bersaing
6,888
4
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
7,015
2
pengelolaan wisata agro Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik
Sumber : Data primer, 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel 16. dapat dilihat bahwa prioritas strategi terbaik yang dilakukan KAS saat ini adalah “Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro” dengan STAS rata-rata tertinggi sebesar 7,027. Alternatif strategi terakhir yang dipilih adalah “Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi” dengan
88
nilai STAS rata-rata sebesar 6,858. Strategi “Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro” merupakan alternatif strategi SO dimana strategi untuk menangkap peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh KAS. Strategi “Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi” merupakan alternatif strategi W-O dimana strategi yang memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan. Kelemahan yang diatasi oleh strategi ini adalah kurangnya promosi. Urutan prioritas Strategi berdasarkan analisis QSPM adalah sebagai berikut : 1. Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 3. Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi 4. Penetapan harga bersaing 5. Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik 6. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi Strategi
meningkatkan
kegiatan
promosi
secara
optimal
dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi menjadi prioritas strategi terakhir, padahal sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui wisata agro KAS. Promosi merupakan merupakan cara untuk menarik perhatian wisatawan agar bisa berkunjung ke KAS dan merupakan kunci dalam mendorong kegiatan wisata agro. Apabila kegiatan promosi berhasil maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke KAS akan mengalami peningkatan dan akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan laba yang diperoleh perusahaan.
89