VI. ANALSISIS LINGKUNGAN PERUSAIIAAN
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang barus dilakukan
dalam manajemen strategis yang bertujuan uotuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal. 6.1. Analisi. Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang steam langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi Idne~a
perusahaan.
Proses
identifikasi
lingkungan
ekstemal perusahaan
digunakan untuk mengetahui peluang serta ancaman yang mungkin akan dihadapi oleb Oerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung dalam menjalankan
usahanya Analisis lingkungan eksternal ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Sebelum membahas lebih detail mengenai faktor faktor eksternal yang mempengaruhi Oerai Ayam Ooreng Fatrnawati Cabang Bandung, terlebih dabulu penulis membahas basil tehnik delphi yang merupakan
aeuan dalam menentukan faktor ekstemal. 6.1.1. Hasil Penilaian Para Plkar (Expert)
Proses delphi dimulai dengan mernberikan kuisioner kepada para pakar (expert) kuliner di Kota Bandung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kuliner di Kota Bandung. Kui sioner penilaian lingkungan eksternal menunjukkan hasil yang berbeda-beda dari masing·masing narasumber Beberapa hasil penilaian ter>.but adalah sebagai berilcut: a. Chef AJay (Libaedi Osmon) Hasil penilaian faktor eksternal dari lingkungan makeo dari Chef Amy menunjukkan basil yang berbeda dibandingkan dengan penilaian narasumber
yang lainnya. Untuk faktor ekoDomi, variabel laju inflasi merupakan suatu peluang bagi perkembangan kuliner di Kota Bandung selain pertumbuban ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat. Menurut Chef Amy apabila barga barang~barang
mengalami kenaikan, maka secam otomatis harga juat produk
kita akan naik dan kODsumeo biasanya tidak merasa dirugikan alas kenaikan
64
barga tersebut, karena pada dasarnya harga produk setiap restoran sudah baku atau tidak dapat ditawar olch pcmbeli. Variabel kenaikan barga bahan baku,
sewa tempat serta lisbik dan air tidak ikut mempengaruhi kuliner di Kota Banduog dikarenakan hal tersebut merupakan resiko yang bias. dihadapi setiap
pelaku usaha kuliner. bukan merupakan suatu ancaman yang cukup berat. Setiap pclaku usaha tentuny. ,udah mempcrhitungkan ketiga bal tersebut
dalam menjalankan usahanya. Untuk faktor politiklhukum, menurut beli.u hanya pengaruh kenaikon harg. BBM yang memiliki dampak terhadap pcrkembangan bisrus kuliner, bail< di Kota Bandung atau d.erah yang lainny•. Hasil pcnilaian faktor sosial dan
budaya, ada empat variabel yang menurut beliau mempengaruhi, yaitu gaya hidup, Kola Banduog sebagai kola wisata, tingkat pcndidikan dan pcngetahuan
konsumen . Pada faktor teknologi , variabel yang mempengaruhi adalah perkembangan teknologi informasi. Menurut Chef Amy, teknologi peratatan rnemasak tidak memiliki pcngaruh be,ar karena dalarn memasak, hal terpenting adalah proses dan hasil, bukan alat yang digunakan . Perkembangao tekoologi
infonnasi sangat penting sebagai media promosi untuk lebih memperkenalkan produk kepada masyarakat, seper1-i pembuatan website atau marketing online. Hasil pcnilaian dari lingkungan industri menunjukkan bahw. persaingan
antar tenant food court eli dalam mall yang dapat menjadi ancaman sedangkan pcluangnya adalah hubungan baik dengan pcmasok dan posisi tawar pcmasok yang rendah . Untuk ancaman pendatang baru pada dasamya tidak rendah
karena setiap restoran memiJiki pangsa pasar masing-masing sedangkan kekuatan pembeli tidak cukup mempengaruhi karena setiap restoran sudah mem.tok barga produknya dan pcmbeli tidak dap.t melakukan pcnawaran
terhadap harga yang sudah ditentukan produsen. Untuk ancaman produk subtitusi, menurut beliau asalkan selain McDonald dan KFC yang masuk mall, bukan sualll masalah bagi pelaku usaha.
b. Syahroni (Store Manager YumMie Hotplate) Perulaian faktor ekstemal dari lingkungan makro oleh Bapak Syahroni
menunjukkan bahwa setiap variabel-variabel yang cUajukan oJeh peneliti cukup mempcogaruhi perkembangan kuliner di KOla Banduog sedangkan basil
6S
penilaian dari lingkungan industri, hanya kelcuatan pembeli saja yang tidak berpeogarub terhadap perkembangan kuliner di KOla Bandung. Alasan yang beliau sampaikan hampir sama deogao Chef Aray bahwa barga jual produk
rnakanan sudah ditentukan oleh setiap produsen, sehingga konsumen tidak bisa melakukan penawaran harga karena menurut beliau, sistemnya memang sudah beIjalan seperti itu.
c. Harris SubaryODO (Asislen Manager Mie Hotplate Singapore) Penilaian Bapak Harris Subaryono menunjukJcan hasil yang haropir sama dengan penilaian Bapak Syaluoni, baik un!uk faktor ekstemal dari lingkungan makro maupun lingkungan industri. Perbedaan keduanya hanya terletak pada penilaian faktor ekonooU, dimana variabel kenaikan harg. baban baku dan kenaikao listrik dan air, meourut Bapak Harris Subaryooo bukao merupakan variabel yang mempengaruhi perkembangao kuJiner di KOla Baodung. Menurnt beliau, kedua variabel tersebut rnerupakao hal yang biasa teIjadi dan
setiap pelaku usaha pasti sudah memiliki perhitungan tersendiri mengenai hal terse but. Selain itu, variabel tersebut merupakan resiko daJam menjalankan usaha, balk kuliner maupun usaha yang lainnya. d. Endang Sudr.jat (Supervisor Bumbu Desa) Bumbu Desa dipilih peneliti sebagai narasumber un!uk rnakaoao scjenis
sesuai dengan hasil masukan dati ternan-ternan peneliti yang ada di Kota Bandung dan rekomeodasi dari Chef Amy. Pertirnbangan peneliti adalah
Restoran yang memiliki menu makanan dan sistem be~ua1annya mirip dengan Gcral Ayarn Goreog Fatmawati C.bang Bandung. Narasumber dari Bumbu De.. adalah Bapak Endaog Sudrajat dirnana saat ini beli.u meojahat sebagai
Supervisor Restoran Bumbu Desa Cabang Bandung. Hasil penilaian oleh B.pak Endang Sudraj.t menuojukkan bahw. variabel-vari.bel dari faktor eksternal
balk
lingkungan
mwo
maupun
lingkungan
industri
ikut
mempengaruhi perkembangao kuJiner di Kola Bandung. e. Rusna Purnanta (Dosen NHI Bandung) PeniJaian yang dilakukao oleh Bapak Rusna Purnama terhadap beberapa
variabel-variabel
dari
faktor-faktor
ekstemal
yang
mempengaruh.i
perkembangan kuliner di Kola Bandung menunjukkao hasil yang tidak jaub
66
berbeda dengan yang dilakukan oleh narasumber dari YumMie Hotplate, Mie Hotplate Singapore dan Bumbu Desa. Bapak Rusna Pumama berpendapat
bahwa semua
yariabel~variabel
dalam kuisioner mempengaruhi perkembangan
kuJiner di Kota Bandung. Narnun, ada beberapa variabel dari faktor lingkungan industri yang berbeda cara pandangnya dengan pihak yang lainnya.Menurut
beliau, posisi tawar pemasok yang rendah merupakan suatu ancaman. kareoa
antara pemasok dan produsen sifatnya adaJah mUlualisme atau saling meaguntungkan. Sering ditemui di lapangan bahwa pemasok lerkadang dirugikan oleh produsen terutama masaJab keterlambatan pembayaran, narnun
di sisi lain produsen menuntut bahan baku bagus dengan harga yang murah. f. Muluunmad Nurrochman (Dosen NHI Bandung dan Pengamat Kuliner) Hasil penilaian yang dilakukan oleh Bapak Muhammad Nurrochman sedikit berbeda dengan narasumber yang lainnya, dimana ada beberapa variabel dari faktor ekstemaJ lingkungan makro yang ditambahkan. Faktor
tersebut adalah politik/hukum, dimana beliau menambahkan variabel otonorni
daerah. Menurut beliau, adanya otonomi daerah sekarang ini sangat penting untuk kegiatan bisnis di suatu daerah baik yang berhubungan dengan kuJiner
maupun yang lainnya, seperti kegiatan investasi. kepengurusan ijin usaha., pajak dan lainnya. Untuk faktor sosial dan budaya, variabel infonnasi kuliner
dan adanya perubahan fenomena ikut mempengaruhi perkembangan kuliner di Kota Bandung. Menurut pendapat beliau, informasi kuliner sangat penting keberadaanya,
mengingat
Kota
Bandung sebagai kota wisata.
Selain itu, adanya
perkembangan teknoiogi informasi saat ini sangat mendukung tersed.ianya informasi kuJiner tersebut, seperti adanya peta-peta kuliner Kota Bandung yang dapat diakses melaJui media internet. Untuk perubaban fenomena, faktor utamanya adalab yang berhubungan dengan kuJiner di Kota Bandung dimana
membuat orang lain tertarik mengunjungi Kota Bandung. Dahulu ada Brownies Kukus Amanda kemudian ada Cireng Bandung dan yang terakhir kita dapat melihat adanya fenomena Keripik Mak Jcih yang cukup terkenaJ.
Untuk faktor teknologi, selain perkembangan teknologi informasi dan peraJatan memasak. menurut beliau, adanya perkembangan teknologi metode
67
dalam memasak juga ikut mempengaruru perkembangan kuliner di Kola Bandung. Salah satu contohnya, untuk menghasilkan masakan yang enak tidak perlu ditambahkan peoyedap rasa ownuo cukup kombinasi rempab-rempah dan garam sudab cukup. 6.1.2. H.,il TehnikDelj>hi Peodapat para pakar (expert) digunakan sebagai dasar dalam menentukan faktor-faktor ek' lernal yang mempeogaruhl Gerai Ayam Goreog Fatmawati Cabang Bandung setelah peneliti rnelakukan konfinmasi kepada pihak internal perusahaan, artinya beberapa variabel-variabel faktor ekstemal dari lingkungan
makra dan industri telah mendapat persetujuan dari pihak internal perusahaan. Hasil dan tehnik delphi rnerupakan hasil dari diskusi dengan para pakar
(expert) menunjukkan babwa, pada faktor lingkungan makro, variabel-variabel dari faktor ekonomi yang diduga akhimya dapat disetujui oleb para pakar meskipun pacta awaloya terjadi perbedaan sedangkan untuk faktor politiklhukum disepakati adanya peoambahan vari.bel kebijakan otooomi daerah. Pada faktor sosial budaya, para pakar sepakat untuk melakukan penambahan variabel
informasi kuJiner dan perubahan fenomena dari beberapa variahel yang diduga sebelwnnya, dimana saal ini kedua variabel ini memberikan peran penting dalam mengembangkan
bjsois
kuliner
di
Kota
Bandung,
khususnya
daJam
mempengaruhi orang untuk berkunjung ke Kola Bandung. Faktor lingkungan
selanjutnya adalah teknologi, dirnana narasumber sepakat banya ada satu penarnbahan variabel yaitu perkembangan teknologi metode dan meogbilangkan variabel perkembangan teknologi peralatan memasak. Hasil penilaian pada lingkungan industri menunjukkan bahwa dari beberapa variabel yang diduga tidak terjadi perubaban atau penarnbaban oleh para pakar (expert). Naraswnber sepakat bahwa variabel-varibel dari lingkuogao
industri tersebut memang nyata keberadaannya di Japangan dan semua pelaku usaha khususnya kuliner di KOla Bandung mengalaminya. Hasil secara detail
mengenai tehnik delphi disajikan pada Tabel 13 sedangkan bukti dokwnentasi para pakar (expert) disajikan pada Larnpiran 3.
68
.
•
T b e113 Hasl"I T ehnik Delpt 1 hi faktor Eksltrllal
_.,
V.na btl
P
"I
Rl
RJ
K
K
K
A
•
A
•
A
P
.
.,
K
K A
P
•• K A
I. U,iw..na.; l. ~""""
.
1."TIaFaI koo"'IJIJi.,...,....u' ~MIp---
......
-.
X
X
, K
X
X
6. Koo,;u,. ..-. ,tnIp«
X
1
1{_lWpeetol... U'G
2. 1(.obijobn .... Id...... si.._ pnojuaI...
X
) KaAibnharp_dIIlIotiIW• • (I.i:n;k,W.iU)
X
_ _ et.ot.,. "" KobIjata. 01_... o.e..•• s..loI a.d>y'
I . 0lJ0 hidtop k......,,;tJl>l»'...u.o
Ko!o IIMduIIS
2 K.oa.I!aadotot !
•. r...
T_
~_
5.1.r.r.uI ........ I. MI•• ya hnoboJlu .... _ a '
I.""" , " ' ~~ 1. ~
J. ~.I.,-
............MIo • •
too....""'" )"'8 I•
'okDoIofP potal.ol.uI_
~Joo. ..,.,.
X
Teblolofl MOI' ,II<'
I . ,.",....... . . . . . . -.11 ......
aa...
1. ........ "8'" ............ ..;..u
X
I ~'-" _dIdAlAJo .....
X
1. _
.. -,,* _
_
..;...iJ ,do:if,,
X Kel
I. Hubunp.o bo;k ~ ..pa poma.oOIo 1. I'oIiJi
x_.r__ ProdakSoobdnosl
u._
~
.....w.
I
Trnst-"')":I _"'-'~
X
1
Ancon\." pt<>duI:: RIm;"",;
X
X
Ketentngan: • : Penambahan o leh Pakar (expert) RI : Responden I (Chef Aray) R2 : Responden 2 (YumMie Hotplate) R3 : Responden 3 (Mie Hotplate Singapore) R4 : Respondeo 4 (Bumbu Desa) R5 : Responden 5 (Dosen NHI) R6 : Responden 6 (pengamat NID)
K : Kualifikasi P : Peluang A : Ancaman
69
P
A
Proses selaJ1iutnya adalah membawa hasil delphi tersebut kepada pibak internal perusahaan yang tujuannya adalah untuk meminta persetujuan dan menentukan
hasil
akhir
perkembangan Gerai
faktor-faktor
Ayam
eksternal
Goreng Fatmawati
yang
Cabang
mempengaruhi Bandung.
Hasil
konfmnasi pibak internal perusabaan dapat dilihat pada Tabel 14 sedangkan penilaian faktor eksternal oleh pibak internal perusabaan disajikan pada Lampiran
4. Tabel14. Hasil Konfirrnasi Faktor Eksternal Oleh Pibak Internal
Faktor EksterDal Ekonomi
PolitikIHukum
Sosial Budaya
Variabel 1. Laju inflasi 2. Pertumbuhan ekonomi 3. Tingkat konsumsi masyarakat I. Kensikan harga BBM dan LPG 2. Kebijakan Otonomi Daerah 1. Gaya hidup konsumtifmasyarakat Kota Bandung 2. Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata 3. Tingkat pengetahuan konsumen yang linggi 4. Tingkat pendidikan konsumen 5. Infonnasi Kuliner
6. Adanya Perubahan Fenomena Teknologi Penaingan dalam lodusn;
I. Perkembangan reknologi informasi 2. Perkembangan Teknologi Metode 1. Persaingan didaJam mall tinggi 2. persaingan
makanan sejenis di luw- mall
ADaman Peodatang Bani
Pendatang baru terutama didalam mall
Kekuatan Pemuok
t. Hubungan baik dengan pemasok 2. Posisi tawar pemasok rendah
Kekuataa Pe.mbeli Produk Subtitusi
Pembeli (idak bisa mempengaruhi barga juaJ Ancaman produk subtitusi
Tabel 14 menunjukkan bahwa, untuk faktor ekonomi dari hasil tehrtik
delphi, ada tiga variabel yang diltilangkan yaitu, kenaikan harga bahan baku. kenaikan Jistrik dan air dan keoaikan sewa tempat. Menurut pihak internal, ketiga variabel tersebut merupakan dampak dari laju inflasi sehingga tidak perlu dimasukkan kedalam variabel yang mempengaruhi, namun cukup diwakili oleh Isju inflasi. Pada faktor politikJhukurn, ada penambahan variabel kebijakan
70
otonomi daerah, dimana pihak internal dapat menerima dan menyetujui bahwa
variabel ini penting dan dapat mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng Fatmawali Cabang Bandung. Namun, pihak inlernal menghllangkan variabel kebijakan mall dalam sistem
be~ualan
karena bukan merupakan faklor kunci yang
berpengaruh. Selain itu, variabel kenaikao harga seW8 dan utilities (listrik, air, gas) dan service charge juga dihilangkan karena faklor tersebul adalah resiko
seliap pelaku usaba yang pasH sudab diperhilungkan. Pada faklor sosial budaya diselujui adanya penambaban dua variabel sedangkan pada faklor leknologi, pihak
internal menyetujui variabel perkembangan teknologi metode. Beberapa variabel dari faklor ekslernal lingkungan induslri lidak banyak mengalarni perubaban dibandingkan dengan hasil de/phi, dimana variabel yang dihilangkan hanya harnbalan rnasuk roakanan sejenis relatif tinggi dimana menurnl pihak inlernal, harnbalan rnasuk unluk makanan
sejenis lidak ada,
artinya setiap makanan sejenis bebas keluar masuk dalam mall dan biasanya yang membatasi jum1ah adalah manajemen dari mall itu sendiri. Selain itu, kalimat posisi tawar pembeLi rendah digantl menjadi pembeli tidak bisa mempengaruhi harga j ual produk. 6.1.3. Lingkungan Makro Lingkungan mokro lerdiri dari faklor-faklor yang bersumber dali luar dan biasanya tidak berhubungan langsung dengan siluasi operasional sualu perusahaan tertenlu. Faktor-faklor utarna yang dianalisis dalarn lingkungan mokro yailu faklor ekonorni, sosial budaya, politik/hukum, dan teknologi. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Iingkungan mokro, yailu: 6.1.3.1. Faldo, Ekonorni
Pada umwnnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh seeam tidak Jangsung terhadap perkembangan sualu pelaku usaba yang terdapat pada sualu daerab
tertentu.
Jika
kondisi
ekonoroi
cenderung stabil
bahkan
memmjukkan
pertumbuban ke arab positif maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran
usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong twnbuhnya kelompok-kelompok usaba yang baru. Narnun, apabila perekonomian
cenderung menunjukkan ke arab negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana 71
konelisi ini dapat rnengbambat kelancaran suatu usaba babkan dapat melumpubkan kelompok usaha terteDtu. Adapun beberapa variabel-variabel faktor ekonomi yang
ikut mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung antara lain: 8.
Laju inflasi
Laju inflasi suatu keadaan dimana terjadi peningkatan barga barang atau jasa kebutuhan masyarakat secara rata-rata. Tinggi rendahnya inflasi yang terjadi mencerminkan adanya gejolak ekonomi dari para pelaku ekonomi dalam meoanggapi perilaku para konswnen untuk memperoleh kepuasan atas barang atau jasa terteDtu yang diinginkan. Bagi Gerai Ayam GoreDg F.tmaw.ti Cabaog Baodung, laju inflasi akan mempengarulti barga babao baku yan gpada akhimya dapal rnengurangi keuntungan perusahaan. Oleh kareD. itu, laju inflasi dapat
menjadi suatu ancaman yang mempengaruhi perkembangan perusahaan, sehingga faktor ioi periu eliwaspadai. Berikut ini elisajikan data tentang perkembangao laju inflasi tahuoan eli Kola Bandung berdasarkan kelompok barang dan jasa tahun 2009-2011 triwulan I (Tabel IS). rabel IS, Perkembangao Laju InOasi Tabunan Di Kola Bandung Berdasarkan Kelompok Baran~ dan Jasa Tabun 2009-2011 Triwulan 1. NO
Twll
TwIlI
2011
2<110
2009
KELOMPOK.
Tw IV
Tw I
Twn
Twm
TwIV
Twl
7, 18
8,87
12.6 1
9,31
Bahan Makanan
5,JO
4,3.5
' ,02
3,96
2
Makanan Jadi
5,93
6,2 1
5,85
5,39
4,15
3,49
2,57
1,8 1
3
Perumahan
2,62
0, 11
1,74
1,97
2,34
3,71
2,20
,,18
,
Sandang
3,8
3,77
1,74
0,12
2,49
3,44
3,36
Keschatan
5,52
5,40
',09 5,32
2,70
1,33
1,50
0,97
0,98
7,55
3,31
3,71
3,55
1.14
2, 13
4,00
-5,98
1,09
0,63
1,51
2,40
2,98
l,1I
2.!!!!
3~
',"
4 153
3,92
4
6
Pendidikan
6,88
7
Transport
-9, JI
Umum
21J7
-S," 1,>3
Swnber: BPS Propinsi Jawa Barat (2012)
Berdasarkan Tabel 15 tediliat bahwa perkembangan laju tingkat i.nflasi Kola Bandung ,elama tahun 2009 triwulan 11 sampai tahun 20 II triwulan I mengalami Ouktuasi. Pada taIlun 2009 triwulan IV, laju infIasi tingkat Kota Bandung banya sebesar 2,11 persen sedangkan pada triwulan IV taIlun 2010, inflasi rnencapai 4,53 persen stau mengalami kenaikan sebesar 2,42 pcrsen. Kenaikan ini elisebabkan oleb adanya kenaikan tingkat inflasi pada kelompok
72
bahan makanan menj.eIi 12,61 persen seb.gai dampak dari puas. dan hari r.y. Idul Fitri sedangkan eli tabun 2009 triwuJan IV inJ1asi bahan makanan banya sebesar 4,02 persen. Namun, pada triwuJan I tabun 2011, tingkat inJ1asi secara
umum twun menjadi 3,92 persen. Apabila dibanelingkan dengan beberapa kota di Jawa
Bara~
tingkat inJ1asi
Kota Bandung pacta triwuJan I tabun 2011 nilainya paling rendab (Tabel 16). Rendabnya laju inIlas idi Kota Bandung dibandingkan dengan kota-kota lain eli Jawa Barat lebib diseb.bkan oleh
te~aganya
pasokan bahan pangan sehingg.
inIlasi kelompok bahan makanan di Kota Bandung adalab yang terendah yaitu sebesar 9,31 persen. Hal ini yang kernudian menahan kenaikan harga produk
produk: makanan jadi seperti nasi rames, bakso. dan mie. Tabel16. Perkernbangan Laju lnflasi Tabunan Menurut Kota-Kota Di Jaw. Barat Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa Tabun 2009-2011 TriwuJan I. No
KtJompok
Bd,
Skbm
T.~
G,'
14;16
10,84
10,73
10,77
14 ,55
'."
7,58
3,65
S,77
4,01
3,88
' ,99
3,63
6)'
2.92
)J8
3,)\
4 ,67
3,71
3,36
9,14
4,4 5
2,46
7,53
6....
6, 12
'J'
0,98
')6
1,77
3,10
3,119
0,Q3
3,45
2,66
'.00
',99
I,"
3JI
9,7J
3.4
·2.39
2J'
Transport, ](omunikasi, dan Jasa KcuWlgan
2,98
t,18
'."
.~,
2,14
'.97
1,18
1,18
Udum
3J'
,~
.."
51"
~U
4~7
6,18
2
MilkMan Jadi, MinLUUllO, Rokok dan Tembakau
1,81
)
Pctu.mlban.
2,18
•
Sandllng
K",,,,,,,
,
C"
18.]9
'~I
6
...."'~
17)3
Ba'Ian MlIkanlEl
,
.'" D,.
~didikan.
Air, Listrlk. G1IS
dan BaMn Baku
Rebeas i dan OIaJtrasa
7,75
Sumber. BPS Propinsi Jawa 8aral (2012)
Berdasarkan Tabel 16 d.p.t elijelaskan babw. kelornpok bahan makanan menj.di salah satu kontributor yang cukup besar bagi pernbentukan tingkat inJ1asi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kelompok pengeluaran ini mudah terpengaruh oleh perubaban politik rnaupun ekonomi nasional. Oleh karen. itu, hal ini dap.t menjadi ancaman khususnya bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang
Bandung yang bergerak dalam pengo laban makanan diman. sangat mernbutuhkan baban makanan seb.gai bahan baku. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi usaba yang dapat rnempengaruhi kenaikan barga rata-rata barang atau jasa. Kondi,i tersebut pad. akhimy. akan berpengaruh terhadap tingkat
73
keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. b. Pertwnbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonornl merupakan salah satu indikator ekonomi yang mempengaruhi perkembangan suatu industri. Pertumbuhan ekonomi akan dicerminkan oleh besarnya nilai Produk Domestile Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung terus mengalami peningkatan pada kurun waktu 2008-2010 (Tabell7). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai PDRB Kota Bandung baik berdasarkan harga berlaku rnaupun harga konstan. Tabel 17_ Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Berdasarkan Harga Berlaku 2008-20 I 0 (Juta Rupiah) TAHUN LAPANGAN USAHA 2008 2009') 2010") I. Pertanian, Petemakao, Kehutanan & Perikanan 156.03 168.08 161.743 Pertambangan Dan Hasil- basilnya 2. 3. Industri Pengolahan 15.548.704 17.208.403 19.990.518 4. Listrik, Gas. Dan Air Bersih 1.363.365 1.616.732 1.892.657 5. Bangunan / Kontruksi 2.604.004 3.223.944 3.826.745 6. Perdagangan 24.231.805 28.781.328 33.301.560 7. Pengangkutan Dan KOIDunikasi 7.091.588 8.272.059 9.813.959 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 5.110.879 3.876.664 4.402.111 Jasa jasa 5.572.326 6.608.505 7.904.116 9. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 60.444.487 70.281.163 82.002.176 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Banduog (20 12) Ketenmgan: -) Angka Perbaikan U) Angka Sementara
Berdasarkao Tabel 17, nilai PDRB didominasi oleh seklor industri pengolahan dan perdagangan, akan tetapi seklor perdagangan tetap menjadi penyumbang PDRB terbesar yaitu rata-rata 40 persen setiap tahunnya. Seklor
perdagangan ini meliputi perdagangan besar dan eceran. hotel dan
restoran.
Nilai
seklor perdagangan pada tahun 2009 rnengalarni kenaikan sekitar 18,78 persen dibandingkatan tahun 2008 sedangkan tahoo 2010 nilainya 15,71 persen atau
mengalami penurunao sebesar 3,07 perseo. Penunman ini disebabkan oleh kenaikan sektor-sektor yang lainnya. Untuk nilai PDRB Kota Bandung berdasarkan harga konstan 2000 hasilnya tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan nilai PDRB berdasarkan
74
harga berlaku, hanya saja nilainya lebih rendah. Nilai Produk DomestU< Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tabun 2008-2010 secars lengkap dapa' dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Nilai Produk DomestU< Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tabun 2008-20 I O. TABUN LAPANGAN USAHA 2008 2009') 2010*"") I.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pertanian, Petemakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan Dan Hasil- hasilnya Industri Pengolahan Listrik, Gas, Dan Air Bersih Bangunan I Kontruksi Perdagangan Pengangkutao Dan Komunikas i
Keuangan, Persewaan Dan Jasa PerusahaaD 1asa - jasa
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
71.51
74.461
63.34
7.544.62 1 628.223 1.308.240 10.302.814 2.851.891 1.419.150 2.852 .460
7.792.641 689 .731 1.432.099 11.375.644 3. 147.347 1.538.871 3.177.467
8.067.254 761.964 1.592.431 12.623 .317 3.501.283 1.670.210 3.417.482
26.978.909
29.228.272
31.697.282
Sumber: Badan Pusat Statistik KOla 8andung (2012) Keterangan: .) Angka Perbaikan ••) Angkll $ementara
Berdasarkan Tabel 18, nilai PDRB Kota Bandung berdasarkao barga konstan 2000, setiap tabunonya mengalami kenaikan sekitar 8 persen sedangkao uotuk sektor perdagangan rata-rata setiap tabunnya nilaioya naik sekitar \0 persen. Jadi dapa' dikatakan babwa, kontribusi seklor perdagangan bagi pembentukan PDRB Kota Banduog cukup besar, sehingga sektor ini cukup mempengaruhi sektor-sektor yang lainnya dan penting keberadaannya bagi Kota Banduog sebagai kota wisata. Bagi Gerai Ayarn Goreng Fatmawa,i Cabang Banduog, tingkat pertumbuban ekonomi Kota Bandung dapat menjadi peluang untuk terus rnenjalankan usaha dan mencapai tujuan perusahaan. c. Tingkat konsumsi masyarakal yang tinggi Masyarakat modem adalab masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus meoerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi banya sekedar kegiatan yang berasal dari produksi. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan fungsional man usia. Konsumsi telah meojadi budaya. Sistem masyarakat saat ini telab berubah dan yang ada kini
75
adaJah masyarakat konswnen, yang mana kebijakan dan aturan-aruran sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pasar. Data dari BPS Propinsi Jawa Barat (Tabel 19) menunjukkan kontribusi konswnsi rumah tangga terhadap Produk Dornestik Regional Bruto (PDRB)
Propinsi Jawa Barat rata-rata sebesar 64 persen. Tabel 19, Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jaw. Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan pada Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) PengeluanlD KODSU01Si T9.hun
Rumab Tangga
Kontrlbusi Pengeluaf'1llD KODsurosi RT Terhadap PDRB (%)
PDRB
2006
257,499,445.75
165,838,97239
64,40
2007
274,180,307.83
175,299,388.75
63,94
2008 2009
291,205,836.70
185,765,943.18
63,79
303,405,249.83 321,375,341.47
195,064,726.14
64,29
203,968,382.14
63,37
2010
Sumber. BPS Propinsi Jawa Sara! (2012)
Keadaan ini meroberikan arti bahwa kecenderungan konsumsi masyarakat Jawa Barat termasuk tinggi. Hal ini disebabkan adanya perubahan fenomena gaya hidup yang teljadi di Jawa Barat diman. salah satunya ada1ah Kota Bandung. Hal
ini dapat dilihat dengan menjamurnya restoran-restoran siap saji, cafe serta pembangunan pasar swalayan dan lain sebagainya di Kota Bandung. Tingginya
tingkat konswnsi masyarakat Kota Bandung tentunya menjadi peluang bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Wltuk terus menjalankan bisnis kuliner di Kota Bandung dan berinovasi memenuhi keinginan konsumen. 6,1.3,2, Faktor PotitikiHukum Stabilitas politik/hukwn merupakan aspek penting yang rnempengaruhi
ikIim usaha di suatu negara Keadaan politi!< dan keamanan yang stabil akan memberikan darnpak positif terhadap keberlaogsungan soaru uaaha karena pelaku
usaha merasa nyaman terhadap usaha yang dijalaninya Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengarubil kebijakau harus mempertimbangkan secara hati hati terhadap setiap keputusan yang diambilnya. Hal ini dikarenakan kebijakau
yang ditetapkan oleh pemerintah sangat berperan dalam menciptakan kestabilan politik khususnya dalam mendukung situasi bisnis. Berikut ini merupakan salah
76
sam kebijakan pemerintah yang sangat dominan dalam rnempengaruhi semua kegiatan sektor usaha, khususnya dalam menunjang kegiatan pengembangan suatu bisni s. Adapun beberapa fal..~or politiklhukurn yang mempengaruhi perkembangan
bisnis makanan dan minuman di Kola Bandung, meLiputi: a. Kenaikan harga BBM dan LPG BBM dan LPG merupakan salah satu faktor peodukung suatu usaha, salah satuny. adalah
restoran.
Kebijakan
pemerintah
menaikkan
barg.
BBM
berpengaruh terhadap peourunan biaya yang harus dikeluarkan oleb perusahaan. Kebijakan penurunan barga BBM tersebut juga berpengaruh terbadap penurunan tingkat penclapatan riil konsumeo yang turut mempengaruhi tingkat daya beli konsumen terhadap barang dan jasa. Berdasarkan bal tersebut, kebijakan menaikkan harga BBM memberikan darnpak negatif tidak hany. bagi para pelaku
usaha tetapi juga bagi masyarakat sebagai konswnen kegiatan usaha tersebut. Perkembangan harga BBM dapat dilihat pad. Tabe120. T.beI20. Perkembangan Harga BBM Tahun 2005·2011 No
TerhltuDI MulJli
Tin".'
Harp 88M (RplLittr)
Ktkrauaau
Rensin
Solar
Minyak Tin."
I Mare! 2005
2100
2400
700
PERPRES 2212005
2
I Oktobcr 2005
4300
4500
PERPRES 5512005
J
24 Mci 2008
'500
,
15 Mei 2009
6000 4500
2000 2500
4500
2'00 2500
Permen ESDM No 16 Tabun 2008
1 Januan 20 I 0
4500 4500
6
I Jarman 2011
4500
4500
2500
Permen ESDM No 16 Tahuo 2008
4
Permeo ESDM No 16 Tabun 2008 PenneD £SDM No 16 Tabun 2008
Sumber: Pertamina diacu dalam Nusawanthi dan Bagian Hukum & Humas BPH Migas (2012)
Tahel 20 rnenunjukkan bahw. perkemhangan barg. Bahan Bakar Mioyak
cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi kelangsungan suatu "saba karena penurunan barg. Bahan Bakar Minyak dapat
menekan biaya transportasi. Selain menggunakan Bahan Bakar
Minyak~
saat ini
bampir sebagian besar industri menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakarnya. Apabila harga B8M naik, roaka seeara olomatis barga LPG akan mengalami kenaikan. Kondisi ini dirasakan lrurang baik oleb Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Baodung terutama untuk keberlangsungan usaha kedepannya karena berdarnpak pada kenaikan bi.ya operasional usaha, bail< dalarn kegi.tan produksi,
77
distribusi produk ke masing-masing gerai maupun kegiatan pemasaran. Peda
Tabel 21 berikut ini menunjukkan perkembangan harga gas elpiji Pertamina dati tahun 2007-2011 sedangkan Tabel 22 adalab perkembangan harga dari PT Tirta Gangg.. Tab.lll. Perkembangan Harga Gas Elpiji Pertamina Tabun 2007-2011 TERffiTUNG HARGA GAS ELPI.n NO MULA! 3KG 6KG 12 KG so KG I 12,750 25,500 2007 51,000 312,950 2
Januari 2008 12,750 25,500 51,000 396,600 3 Apri12008 12,750 25,500 51,000 340,150 4 Juli 2008 12,750 31,500 63,000 343,900 5 Agustus 2008 12,750 31,500 69,000 362,750 6 12,750 10 Oktober 2009 31,500 70,200 367,750 7 12,750 31,500 2010 70,200 367,750 8 2011 12,750 31 ,500 70,200 367,750 SUlTlber: Pertamina diacu dalan Nusawanthi (2009) dan Bagian Hukuro & Humas BPH Migas (2012)
Data pada Tabel 21 memperlib.tkan babwa barg. gas elpiji cenderung
mengalami kenaikan. Kondisi ini tentunya dapat mengancam pelaku usaha yang menggunakan gas elpiji untuk kelangsungan proses produksinya karena
menyebabkan biaya produksi menjadi meniogkat. Tabel22. Perkembangan Harga Gas Elpiji PI Tirta Gangga Taltun 2007-2011 HARGA TERlDTUNG MULA! NO 12 KG 2007 54,000 1 Januari 2008 54,000 2 Apr-08 54,000 3 4 Juli 2008 68,000 Agostos 2008 71,000 5 10 Oktober 2009 73,200 6 73,200 7 2010 73,200 2011 8 Sumber: Gerai Ayam Goreog Fatmawati Cabang Bandung (20 l2)
label 22 menunjukkan babwa barge gas elpiji dari PT Tirta Gangga lebib maba! rata·rata sebesar Rp 3.125 dibandingkan gas Pertamina sebagaj akibat dari adanya biaya kirim yang harus ditanggung oleh Gerai Ayarn Goreng Fatmawati Cabang 8andung. Oleh karena itu, pemetintah harus selaJu waspada terhadap
78
Ouktuasi barga yang tetjadi sehingga setiap kebijakan yang keluarkan dapat menjamin kelangsungan hidup para pelaku usaba, khususnya yang bergerak di
bidang penyediaan produk makanan dan minwnan. b. Kebijakan otonnmi daerab Adanya otonorni daetab tentunya menjadi peluang bagi setiap pelaku usaba di Kota Bandung dalam mengembangkan usahanya. Harapan dati pelaku usaba tentunya adaJab dukungan dati Pemerintah Kota Bandung dalarn hal perbaikan infrastruktur, kernudaban dalarn proses perijinan dan kebijakan tentang pajak dan yang lainnya. Hasil informasi yang dihimpun dati publikasi Pernerintah kota Bandung (www.bandung.go.id) menunjukkan babwa, ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemkot Kota Bandung dalarn rnendukung industri kuliner. Beberpa kebijakan te""but antara lain: (I) Perbaikan jalan di daetab Setiabudi Bandung sebagai sentrn wisata dan kuliner daetab Bandung Utara, (2) Pembangunan pasar ikan higienis di daetab Gedebage, dan (3) Perbaikan Pasar lnduk Gedebage. Selain ketiga bal yang disebutkan diatas, ada kebijakan yang dikeluarkan dalaro mendukung progrnm Kota Wisata yaitu pembangunan Kampung Wisata Dago dan Perda No 4 rabun 2011 tentang Penataan dan Pernbinaan Pedagang Kali Lima. Adanya otonomi daerah. merupakan suatu peluang bag; Gerai Ayarn
Goreng
Fatmawati
Cabang
Bandung,
khususnya
mengensl
kebijakan
pembangunan pasar ikan higienis dan perbaikan Pasar lnduk Gedebage, terutaroa dalarn bal penyediaan bahan baku baik ikan rnaupun sayur-sayuran. 6.1.3.3. F.ktor So,i.1 Budaya faktnr sosial budaya merupakan salab satu faktor penting yang
mempengaruhi industri kuliner di Kota Bandung. Beberapa variabel dari faktor sosial budaya yang mempengaruhi industri kuliner di Kota Bandung dapat dilihat
dari penjelasan dibawab ini: a. Gaya hidup konsumtif masyarakat Kota Bandung
Berbicara mengenai perubahan dalam aspek bidang perekonomian yang tetjadi pada masyarakat Kota Bandung terhadap kegiatan konsumsi dapat dilihat
dari semakin majunya bidang kepariwisataan, yaitu dengan ditandai munculnya berbagai macam restoran siap saji, cafe-cafe atau tempat-tempat makan yang
79
menyuguhkan berbagai macaID andca hidangan kuliner yang mempunyai cita rasa khas Kola Bandung, bahkan ada diantaranya yang mencoba untuk melakukan
kombinasi rasa khas kuliner Kota Bandung dengan cita rasa YMg berasaJ dari luar Kola Banduog alau daerab lain. Selain itu maraknya pembangunan mall-mall baru di KOla Bandung
semak.in memanjakan konsumen untuk memenuhi segala keinginannya, bahkan para pedagang kaki lima pun ikut meramaikan persaingan usaha kuliner di Kola
Bandung. Pengamat ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi menyebutkan babwa berdasarkan survei yang pernah dilakukan, dibandingkan dengan Kola Medan dan Surabaya, Kola Bandung menduduki urutan pertama
masyarakat yang paling konswntif
4.
Sektor perdagangan memang memberikan
andil yang sangat besar dalarn membangun perekonomian Kola Bandung. b. KOla Bandung sebagai kola rujuan wisala "Pwis Van Java" adalab sebutan bagi Bandung yang diibaratkan sebagai
Paris-oya indonesia. Hal ini dapat diJihat dari beragam pesona yang ditawarkan bagi para pengunjung Kola Bandung, mulai dwi wisa.. alam, buatan, dan belanja, bahkan mulai dikenal wisa.. rohani seperti di daerab Da'arut Tauhid. Wisala alam yang dapat menikmati misalnya Taman Hutan Raya Juanda, Curug Dago, Curug Cimabi, dll. Harnparan tanah panahyangan yang begitu sejuk dan nyarnan ditambah kekayaan seni buday. dan kreatifitas masyarakat Bandung dalarn bidang
mode membuat kota ini semakin cantik dan mendapatkan
julukan surganya
belanja Bandung yang terkenal dengan pelopor factory outlet, membuat kota in.i sangat kaya dengan berbagaj namafaclory yang sangat khas. Apabila sudah lelah berbelanja lei.. dapat menikmati sajian masakan khas Bandung yang bertebaran di sepanjang jalan. Selain di restoran!cajt terkenal , para pedagang yang dipinggiran jalan banyak menawarkan makanan yang mempunyai
cita rasa tinggi. Para wisatawan juga tidak perlu khawatir dimana harns mendapatakan buab tangan.
4) 1N1LAH.COM, Kamis (211212010). 30 MllUt 20 12. 10.23 WJB
80
Di sepanjang Jl. Cihampelas banyak ditemui aneka macam oleh-oleh kbas Bandung, bahkan Kartika Sari yang terkenal pisang molennya sudah banyak rlijual di kios-kios sepanjang Jl. Cibampelas. Data dari BPS kota Bandung menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dalam lima tahun terakhir terus mengalarni kenaikan (TabeI23). Tabel 23. Data Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke KOla Bandung Tahun 2008-2011 TAHUN
JUMLAH WlSATAWAN (Orang)
DOMESTIK
MANCANl:CARA
175, 111 4,320,634 2008 2009 4,822,532 185,076 2010 4,951,439 228,449 225,585 20 11 6,487,239 Sumber: Badan Pusal SlariSfik KOla Bandung (2012)
TOTAL 4,495,745 5,007,608 5,179,888 6,712,824
PERTUMBUHAN %
I J.39 3.44 29.59
Berdasarkan Tabel 23, jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung tahun 2010 hanya mengalarni kenaikan 3,44 persen dibandingkan tahun 2009. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KOla Bandung, Drs. Priana Wirasaputra MM, keadaan ini teIjadi sebagai akibat dari dampak kOsis ekonomi global tahun 2009. Selain itu, adanya kegiatan pemilihan umum tahun 2009 memberikan dampak bag! penurunan jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung. Namun seiring membaiknya kondisi ekonomi global, tahun 20 II jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung kembali mengalarni kenaikan sebesar 29,59 persen rlibanrlingkan dengan tahun 2010. Bagi Gerai Ayarn Goreng Fatmawati Cabang Bandung, keberadaan Bandung sebagai kota wisata sangat penling untuk pengembangan usahanya rlimana semakin banyak jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung akan memberikan dampak pada
peningkatan penjualan pada masing-masing gerainya. c. Tingkat pengetahuan koosumen yang tinggi
Pengetahuan konsurnen adalah semua informasi yang dimilik.i kODsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan Jainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konswnen.
Pengetahuan konsumen akan mempeogaruhi
keputusan pembeJian dimana semakin tinggi peogetahuan konsumen akan suatu
81
produk, maka akan sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalarn pengambilan
keputusan pembelian. Menurut informasi dari Asisten Manager Area Gerai Ayan Goreng Fatmawati Cabang Bandung, babwa konsunnen daTi Iuar Kota Bandung yang datang ke Gerai BSM, IP maupun BIP pada umumnya mengetabui Ayam Goreng Fatmawati dari cabang-cabang kota lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Batam. Tentunya, pengetahuan konsumen yang tinggi tentang Ayam Goreng
Fatmawati baik yang berasal daTi Kota Bandung maupun dari luar Kota Baodung
sangat mempengaruhi perkembangan usaha ini kedepannya. d. Tingkat pendidikao konsumen Tingkal peodidikan merupakao salab sam faktor yang mempengaruhi kepumsan seseorang dalaro melakukan kepumsan pernbelian suatu produk. Semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
masyarakat
pada
urnumnya
lingkat
konswnsinya pWl semakin tinggi, sebab mereka tidak Jagi sekedar memenuhi kebutuhan makan dan minum saja melainkan juga ada keinginan memenuhi kebutuban informasi, pergaulan masyarakat yang lebib bail<, serta kebutuhan akan pengakuan orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya). Akibatnya seringkali bi.ya yang dibutubkao unmk memenuhi kebutuban ini jauh lebib besar
dari pada biaya pemenuhan kebutuhan untuk. makan dan mmum. Disamping itu. sema1cin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pada umumnya selera dalam pemilihan makanan semakin tinggi, artinya kualitas makanan, seperti
~
kebersihan makanan akan sangat diperhalikan sedangkan faktor barga biasanya tidak menjadi masalab. Keadaan diatas bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung merupakao suatu peluang dalam mengembangkan usabanya dikarenakan Kota
Bandung dikelilingi berbagai universitas yang terkenaI baik negen maupun swasta sebingg. dibarapkan akan memberikan dampak terhadap hasil penjualan. Informasi mengenai jurnlab penduduk Kota Bandung berdasarkao tingk.l pendidikan tertinggi yang dirniliki disajikan pada Tabel 24.
82
Tab.1 24. Penduduk 10 Tabun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Ijasah Teninggi Yang Dimiliki Oi Kota Bandung Tahun 2007 NO
PENDIDIKAN
2 3 4 5 6 7 8 9
TidaklBelum Sekolah TidaklBelum Tarnal SO SOIMllSederajal SLTPIMTslSederajat SMUlMA/Sederajat SMKlSederajat Diploma VJ1 Diploma nUSarjana Muda Diploma IV/SI
10
S2IS3
LAKJ.LAK.I
PEREMPUAN
JUMLAH
2.681
7.302
9.983
91 .799
83 .111
174,910
251,950
275,524
527,474
181 .029
213 ,354
394,383
267,739
253.992
521.731
7 1,758
36.462
108.220
10.533 34,982
19,792
30.325
TOTAL
32,761
67,743
130.758
3.071
55,576 2,477
990,724
980,35t
1.~1,075
75.182
5.548
Sumber: KOla Bandung Dalam Angka (2007)
Tabel 24 menyebutkan babwa tahun 2007 penduduk usia 10 tabun keatas yang tinggal di Kota Bandung paling banyak adalab yang memiliki ijasab 8MUI MAl8ederajat sedangkan yang paling sedikit adalab lulusan 82/83 .
e. lnformasi kuliner Informasi kuliner merupakan suatu data yang berhubungan dengan ku1iner yang sudab diolab sehingga menjadi sesuatu bentuk lain yang Iebih bersuna. 8ebagai kota wisala, tentunya keberadaan informasi lruliner penting bagi wi satawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Saat ini, banyak sekali informasi
kuliner di Kota Bandung baik yang menampilkan mcla1ui website, blogspot, ataupun dalam bentuk buku yang dapa! ditemui di hotel-hotel di Kota Bandung.
Selain itu, infonnasi kuliner penting keberadaarmya bagi pelaku usaha ku1i.ner dalam mengembangkan usahanya dinl8Lla hal tersebut merupakan salah satu media promosi untuk menarik konsurnen mengunjungi tempatnya. f. Adanya perubahan fenomena Masyantkat Kota Bandung memang terkenal kreatif, bail< didalam seni budaya rnaupun yang lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
perubahan-perubahan fenomena tentang makanan yang terjadi di Kota Bandung. Dahulu kita dapat rnelihat inovasi makanan cireng, yaitu cireng rasa. Saat inl,
telah muncul fenomena barn Di Kota Bandung, yaitu keripik singkong rasa pedas. PadahaJ keripik berkoDsep seperti ini sebenarnya sudah lama ada dan clapat ditemukan di daerah-daerah yang masyarakatnya pada dasarnya memang
83
menyukai jenis-jenis kuliner bercita rasa pedas, conlohnya adaIah masyarakat Padang dengan keripik baladonya Dengan melakukan sebuah modifIkasi yang bersumber dari akulturasi eita rasa kuliner yang berbeda ini dan dengan ditambabkannya ide-ide bam di dalamnya, produk-produk keripik pedas ini sukses dan laku keras di pasaran, bahkan diharapkan dapat meDjadi sebagai salah satu oleh-oleh kbas Kota Bandung. Efek positif yang dapat diarnbil yang kaitannya dengan bidang perekoDoinian
masyarakat
Kota
Bandung
adalah
semakin
turnbuhnya
perekonomian dengan adanya usaha-usaha kuliner tersebut. Untuk Gerai Ayam GoreDg Fatmawati Cabang Bandung. harapanoya teDtunya adaIah semakin banyak
para wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung sehingga nantinya dapat memiliki dampak pada basil penjualan pada setiap gerainya. 6.1.3.4. Faktor Teknologi Teknologi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bisnis makanan dan minuman di Kota Bandung. Bebernpa variabel penting dari faktor teknologi diantaranya adalah perkembangan teknologi
informasi dan teknologi metode memasak. Penjelasan dari masing-masing variabel tersebut adaIah sebagai berikut: a Perkembangan teknologi informasi
Laju perkernbangan teknologi terus mengalami peningkatan seiring deDgan perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari pernanfaatan teknologi bam
basi
peningkatan pasar baru peningkatan sistem teknologi informasi dan
komunikasi melaJui sumber-sumber media elektronik sebagai sarana promosi dalarn peningkatan pasar baru. Media elektronile yang saat ini sedang berkembang
adalah media internet sebagai salah satu sarana promosi. Pemanfaatan media internet yang dilakukan oleh Ayam Goreng Fatmawati Indonesia adalah pembuatan website (www.fatmawati.com) yang bertujuan Wltuk memperkenalkan kegiatan usahanya. Selain itu, website ini dibuat untuk lebih mendekatkan pada
calon konsumen maupun konswnennya dengan cars rnembuka layanan tanya jawab secara aktif. Hal ini dapat menjadi suatu peningkatan peJayanan yang diberikan oleb perusahaan sehingga turut mempengaruhi kegiatan bisnis Ayam
Goreng Fatmawati Indonesia itu sendiri.
84
h. Perkembangan teknologi rnetode memasak Salah satu variabel penting dalam teknologi adalah perkernbangan teknologi metode dalarn memasak. Menurut salah satu pengamat kuliner di Kola Bandung, Bapak Mubanunad Nurrohman, perkembangao metode memasak sangat pecting karena akan mempengaruhi hasil. Sebagai coctoh adalah metode dalam
memasak nasi. Saat im, banyak berkembang peralatan mernasak nasi seperti Rice
Cooker dari berbagai macam ukuran yang memiliki keunggulaa memasak nasi dengan cepat. Metode yang digunakan dalam memasak nasi menggunakan rice cooker akan lebib mudah dilaksanakan dibandingkan dengan memasak dengan
menggunakan dandang. 6.1.4. Lingkungan Indu.lri Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung techadap kegiatan operasional usaba. Faktor faktor yang dianalisis dalam lingkungan industri yaitu faktor ancaman pendatang barn, daya lawar pemasok, daya lawar pembeli, ancaman prod uk subtitusi, dan
persaingan antara anggota industri. 6.1.4.1. Persaing8D Dalam Jndustri
Tingkat persaingan dalam industri kuliner di KOla Bandung memang cukup tinggi, baik elidalam maupun diluar mall. Bentuk persaingan dalam bisnis
makanan dan rninuman ini dapat dikategorikan kedalam benruk pasar persaingan sempurna karcna rnemiliki kriteria-kriteria yang sesuai dengan pasar persaingan sempuma, antara lain pemain dalam bisnis ini sangat banyak sehingga banyak pesaing, banyaknya permintaan produk oleh konsumen (makanan dan minuman), informasi mecgenai produk dan bisnis ini mudah didapat serta bambatan keluar
masuk dalam bisnis ini relatif rendah. Untuk Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung yang lokasi beJjualannnya masih eli dalam mall, memiliki beberapa pesaing yang sudall memiliki cukup nama di KOla Bandung. Pesaing Gerai BSM adalah Jga Bakar Mas Giring, Cibiuk dan Ampera sedangkan Gerai BW pesaing makanan sejenis antara lain Dapoer Penyet dan Saung Bambu Racik Desa Geral Ayam Goreng
Fatmawati Cabang IP memiliki pesaing dari makanan sejenis adalah Oapur Penyet
85
dan Sedap sedangkan pesaing makanan bukan sejenis antara lain McDonald, KFC, Hoka-Hoka Bento. Persaingan di luar mall juga tinggi biasanya
te~adi
didalam kegiotan pemasaran produk ke kantor-kantor. Informasi yang diperoleb
dari Asisten Manager Area Bandung bahwa., Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung kurang beruntung didalam kegiatan pemasaran karen a kantor
kantor sudah memiliki pilihan sendiri dalam memilih pesanan makanan lUltuk kegiatan rapat dan yang lainnya, seperti Bumbu Desa, Ampera atau Ayam Goreng
Suharti. 6.1.4.2. Ancamao Peadatang Baru
Keberadaan suatu industri tertentu tidak akan terlepas dari ancaman masuknya pendotang baru. Hal iill dopat memiliki darnpak terhadap perebutan
pangsa pasar atau perebutan sumber daya produksi bagi perusahaan-perusahaan yang telab odB- Akan tetapi, besar kecilnya anearnan masuk pendatang baru
terhadap suatu industri tergantung dari hambatan masuk dan kemampuan para pendatang baru dalarn merespon bambatan masuk yang ada. Tingkat ancaman
pendatang baru ini semak.in meningkat apobila:
a) Skala ekonomi yang menurun dan belum dieapai oleh perusahaan sebelumnya.
b) Diferensiasi produk yang ada sekarang masih rendab.
c) Persyaratan modal yang tidak terlalu sulit.
d) Biayo peralihan kepada pemasok yang rendah.
e) Akses ke saluran distribusi yang tinggi.
f) Kebijakan pemerintab yang memberikan kesempatan yang luas kepada setiap
pengusaha untuk ikut serta dalam industri. Saat ini, melihat kondisi yang ada di lopangan bahwa aneaman pendatang
barn dalam bisnis kuliner di KOla Bandung cukup linggi, terutama bagi restoran yang menjual makanan tradisional Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya
kemudahan akses bahan baku khususnya sayur-sayuran dan ikan karena adanya pembangunan Pasar ikan higienis dan Pasar Induk Gedebage selain Pasar
Caringin dan Ciroyom. Kondisi ini memiliki berarti biaya peralihan kepada pemasok rendab karena adanyo dalam penyediaan bahan baku terdapat banyak pilihan pemasok.
86
Untuk Gerai Ayam Goreng Fatmawari Cabang Bandung, pendatang barn yang bisa meoJadi ancaman adalah keberadaan pendaJang baru di dalam mall
terutama yang memiliki makanan sejenis deo gan Gerai Ayam Goreng Fatmawati. Menurut Asisten Area Manager Bandtulg, indikator adanya pendatang barn biasanya terlihat dari adanya renovasi yang dilakukan oleh penyewa pada area foodcourt. Untuk ancaman pendatang baru di luar mall, menurut Asisten Manager
Area Bandung berasal dari restoran yang mentiliki produk-produk yang mirip
dengan Gerai Ayam Goreng Fatmawati, seperti Kedai SlUlda Surawung yang terletal< di Jalan Pelajar Pejuang No 45 Bandung yang barn memulai usabanya pada awal tabWl 2012 ini. Pendatang baru ini biasanya diketabui kerika Asisten
Manager Area Bandung sedang keliling melihat kondisi masing-masing stau dari baleho yang terpasang di jalan. 6.1.4.3 . Kekuatan Pemasok
Pemasok (Tab,L 25) mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan terkait dengan pengadaan bahan baku. Untuk itu, hubungan baik dengan pemasok horus tetap dijaga. Dalarn hal
ini, Gerai Ayarn Goreng Fatmawati Cabang Bandung sudab memiliki hubungan ke~a
sarna dengan beberapa pemasok tetap dalarn memasok beberapa kebutuhan
bahan baku makanan yang dibutuhkan. Bahan baku makanan yang dipasok me~puti
bahan makanan hewani seperli daging, ayarn dan ikan sedangkan untuk
sayuran-sayuran dipenuhi dari belanja sendiri ke Pasar Caringin. Harga bahan baku makanan yang dipasok tidak ditentukan oleh pemasok sepenuhnya. Pemasok
akan menawarkan harga dan seJanjutnya perusabaan akan melakukan peoawaran sesuai dengan informasi harg. di pasaran. Sistem pembayaran yang dilakukan adalah sistem tunai, dimana bahan baku yang dikirimkan akan dibayar pada hari
itujuga. Tujuan dari pembayaran tunai ini adalah agar perusahaan memiliki posisi tawar yang tinggi dibandingkan dengan pemasok.
87
Tabel25. Dallar Pemasok Bahan Bandung Tahun 2012 No Nama Pema&Ok HOwi 2 Bapak Deden Bapak Asing 3
Baku Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Tabuo Mulai
Jeois Pasokan
2004 2006 2008
Ayam Daging Ikon
4
Mulyana
2009
Bems
5
PT Tirta Gaogga
2004
Gas Elpiji
Sumber: Ger'; Ayam Goreng Fattnawati Cabang Bandung (2012) Berdasarkan Tabel 25 selaic pemasok bahan makanan, Ger'; Ayam Goreng Fatmawati juga bekerjasama dengan PT Tirta Gangga dalam melakukan pasokan gas elpiji, diman. PT. Tirta Gangga mernberikao pinjaman tabung gas 12 kg sebanyak 10 buah. Harga gas elpiji saat ini yang diberikan oleh pemasok adalah Rp 73.200 sudah termasuk ongkos kirim ke lokosi. 6.1.4.4. Kekuatan Pembeli Pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi pertumbubao suatu perusahaan. Pernbeli rnerupakan saluran terakhir dati jalur
distribusi produk yang menentukan pennintaan di pasar. Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat jika pembeli terkonsentrasi atau besar jumlahnya, konsurnen membeli dalarn jwnJah banyak, produk yang dibeli
standar atau tidak terdiferensiasi, dan pembeli menghadapi biaya peraliban yang kecil (Sarnpurno, 2010).
Kekuatan tawar-rnenawar pembeli Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung dapat dikatakan relatif cukup kecil. Hal ini dikarenakan produk yang ditawarkan sudab memiliki barga yang sudah standar dimana pembeli tidah dapa! mernpengaruhi barga jual produk. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pembeli yang datang ke setiap Gerai Ayan GOI-eng Fatmawati Cabang
BandWlg langsung memilih makanan. kemudian langsung rnembayar ke kasir. 6.1.4.5. Produk Subtilusi Produk subtitusi atau produk pengganti adalah produk laic yang berbeda tetapi sifatnya dapat menggantikan apa yang dibuat dan dipasarkan oleh anggota
industri serta dapat memeouhi kebutuhan yang sarna. Keberadaan produk
88
substitusi dapet membuat para konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan dalam
memenuhi kebutuhannya Produk substitusi dapat menjacti ancaman bagi suatu produk utama jika keberadaan produk substitusi tersebut mampu rnemberikan pengarub yang besax terhadap perubaban permintaan dari produk utama.
Berdasarkan hal tersebut, saat ini bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Sandung, ancaman-ancaman akan produk subtitusi cukup besar, yang mana berasal dari pelaku usaha yang sudab memiliki narna besar seperti KFC dan
McDonald. Kedua pelaku usaha tersebut sarna-sarna memiliki produk olaban ayarn yang haxganya lebib murah dibandingkan dengan harga ayarn dari Oerei
Ayam GQreng Fattnawati. Harga satu potong ayam goreng di Genu Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung adalah Rp 13.000,- sedangkan di KFC dan Mc
Donald hanya sekitar Rp 11.000. Menu paket ayarn yaitu Paket Puas di Oerei Ayam Ooreng Fatmawati Cabang Bandung dijual dengan barga Rp 20000.- yang terdiri dari nasi putih + ayarn gorenglbakar + tabu/tempe + lalap sambal sedangkan KFC roampu menjual paket Dasi + ayam + mimunan (panas) hanya sebesax Rp.IS.OOO dan barga Panas di McDonald Rp 19.800.
6.2. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam perusahaan serla berpengarub langsung terhadap arab dan tiDdakan perusahaao. Aoalisis lingkungan internal diJakukan untuk meDgidentifikasi keIruatan dan
•
kelernaban yang dimiliki oleh Oerei Ayam Ooreng Fatmawati Cabang Bandung.
Faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek manajemen dan SDM, pemasaran, keuangan, dan produksi. 6.2.1. PeDiJaiaD Lingkungan IDternal Oleb Pihak Internal Hasil kuisioner awal yang diberikao kepada respoDdeD pihak internal (LampiraD 5) dapat dikatakan bahwa, secara umum dari beberapa variabel
variabel faktor lingkungan internal yang diduga hanya sedikit mengalami perubaban. Ibu Urniyanti STp sebagai respondeD pertama, melakukan beberapa
perbaikan yaHu menggabungkan dua variabel menjadi satu dimana pelayanan yang ramah digabungkan dengan kecepatan dan ketepatan dalaro penyaj ian sehinggga meDjadi pelayanan (kecepatan dan ketepatan dalam penyajian). Selain
89
itu, pengaluran jadwal produksi juga digabungkan dengan pencatatan hasil
produksi sehingga menjadi perencanaan dan pencatatan produksi. Hasil
penilaian
oleh
responden
2 yaitu
Bapak
lohan Wahyudi
menunjukkan bahwa, beberapa variabel yang diduga kalimatnya banyak yang diganti, seperti banyaknya karyawan yang mempunyai
kine~a
bagus, cerdas, dan
disiplin diganti kaJimatnya dengan kinerja kaJyawan, tempat masih menyewa diganti dengan status lokasi usaha dan Jain·lain.
Untuk menyamakan pendapat antara responden I dan responden 2 maka dilakukan diskusi untuk menentukan faktor·faktor hngkungan internal yang dapat mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung.
6.2.2. Maoajemen dan 8DM Saat ini manajemen Ayam Goreng fatmawati Indonesia dipimpin oleh tiga Orang Direktur yaitu Ibu Umiyanti STP sebagai Direktur Operasional, Bapak lohan Wahyudi 8TP selaku Direktur Pengembangan Bisnis sedangkan Direktur Keuangan dijabat oleh Ibu Erdayeni SE. Untuk manajemen Gerai Ayam goreng
Fatrnawati Cabang Bandung dipimpio oleh dua orang Asisten Area Manager yang bertanggung jawab pada kelancaran kegiatan operasional dan keuangan . Asisten Manager Area operasional adalah Ibu Irma Rimawati AMd sedangkan Asisten Manager Keuangan adaJah Ibu Nina Yuliawati SE.
Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung saat ini memililU total 31 karyawan, yang terdiri dari 8 orang karyawan Dapur Basah (workshop), Gerai BSM 6 orang, BIP 7 orang, Gerai IP 5 orang dan Gerai Citylink memiliki 5 orang karyawan. Hubungan seluruh karyawan dengan pihak perusahaan
te~a1in
dengan
balk. Hal tersebut dapat dilihat dari pemenuhan kebutuban karyawan sangat
dijamin oleh perusahan, seperti karyawan diberikan seragam, pemberian biaya kesehatan, makan siang dan makan malam bagi karyawan, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) serta lamsostek. Perekrutan karyawan tidal< dilakukan
setiap hari tetapi
dilakukan apabila ada posisi yang diperlukan. Sernua
karyawan barn yang diterima diberikan waktu untuk training selama dua
minggu agar supervisor clapat melihat kinerja karyawan. Karyawan diberikan hari libur satu hari daJam semmggu oleh pihak manajemen yang dilakukan secara bergantian dan tidak. bersamaan agar tidak terjadi kekosoogan. Selain itu,
90
karyawan yang sudah genap satu tabun bekeIja diberikan waktu cuti 12 hari
selama setahun. Kekuatan Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung saat inj adalah sistem operasional yang sudah terbentuk dengan baik. Hal ini terlibat dari
kesesuaian penempatan karyawan sesuai tanggung jawab dan kompetensinya. Selain itu, secara umum kineIja karyawan adalah baik, dimana hal inj terlihat dari pelaksanaan daJarn menjalankan peratunm perusahaan dan pelayanan (kecepatan dan ketepatan dalam penyajian) di masing·masing gerai. Untuk kelemahan yang dimiliki adalah status lokasi usaha yang masih menyewa tempat di dalarn mall. Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran dari manajemen bahwa pengunjung mall akan selalu ada sehingg. diharapkan marnpu memberikan dampak terbad.p
hasil penjualan masing-masing gerai. Selain itu, faktor leadership dan penanggung jawab menjadi kelemahan perusahaan, artinya saat ini Gerai Ayam
Goreng Fatmawati Cahang Bandung tidak: memiliki seorang pemimpin atau
Manager Area yang dapat fokus menjaJankan kegiatan operasiooaJ sehari-hari, terutama dalarn hal pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tertinggi untuk Gerai Ayam Gnreng Fatmawati Cahang Bandung langsung dipegang oleh
Direktur Operasional. 6.2.3. rem.saran Aspek pemasaran perusahaan merupakan salah satu faktnr yang penting
untuk dapal dianalisis dalam melakukan penelitian strategi pengembangan bisnis. Analisis faktor pemasaran terkait dengan strategi bauran pemasaran, yaitu bauran produk, barga, promosi, dan tempat. Berikut ini merupakan penjeLasan mengenai
masing-masing bauran pemasaran pada Gerai Ayam Goreog Fatmawati Cabang Bandung.
6.2.3.1. BauraD Produk Produk yang ditawarkan nleh Gerai Ayarn Gnreng Fatmawati Cabang
Bandung kepada merupakan produk makanan tradisionallndonesia yang memiliki cita rasa dan bernilai gizi tinggi karena dimasak. dengan menggunakan bumbu· bumbu asH Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu ikut mengembangkan makanan tradisional Indonesia. Produk.·produk yang ditawarkan
91
metiputi: ayam, bebek, ikan, seafood, daging sapi, pepesan dan gorengan. Menu ayarn terdiri dati ayam goreng kuning, ayam goreng pedas dan ayam bakar. Menu
ikan terdiri dati beberapa jenis ikan seperti,gurame, bawal, kerapu dan ikan lele. Menu daging sapi t.rdiri dati empal, babal, peru. IlInpa sedangkan pepesan terdiri dati pepes ikan mas, pepes pedo, pepes teri, pepes jamur, pepes tahu dan pepes oncom. Untuk menu gorengan mulai dati tahu, tempe dan bakwan jagung.
Menu yang ditawarkan oleb Germ Ayam Goreng Faonawati Cabang Bandung tidak hanya menu satuan, oamun ada juga beberapa menu paket yang tersedia bagi konsumen. Menu paket yang ada meliputi paket timbel komplil,
paket diskon, paket seafood dan lain-lain. Selain makanan, menu minuman juga tersedia di seliap Gerai. Beberapa minuman yang tersedia antara lain aneka jus buah, es jeruk, kopi dan lain sebagainya. 6.2.3.2. BouraD ""rgo
Harga merupakan unsUT dari bauran pemasaran yang meoghasilkan penerimaan bagi perusahaan dan harga juga meoWljukkan posisi daJam suatu persaingan. Penetapan harga yang ditetapkan oteh Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung terhadap berbagai produk yang ditawarkan sepenuhnya ditetapkan oleb perusahaan atas dasar penggunaan konsep perbandingan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diharapkan. Harga produk yang ditawarkan oleh Oerai Ayam Ooreng Fatmawati Cabang Bandung antara Rp 2500 - Rp 110.000, dimana harga produk paling murah adaIah tabu dan tempe sedangkan termaha! adaIah menu paket keluarga.
6.2.3.3. BauraD Promosi Kegiatan promosi merupakan usaba komunikasi yang diterapkan oleh suatu perusahaan untuk rnemperkenalkan suatu produk khususnya kepada calOD calon konsumen barn dan juga mempengaruhi konswnen lama agar tetap
menggunakan
produknya.
Kegiatan
promosl
dapat
dilakukan
deogan
menggunakan berbagai sarana yang mendukung pencapaian target keberhasilan suatu perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleb Oerai Ayarn Ooreng
Fatmawati Cabang Bandung dalam memperkenalkan produknya diantaranya melalui website perusahaan, brosur dan banner. Namun, adanya kebijakan dari
92
mall yang tidak mengijinkan penyebaran brosur dan pemasangan banner memiliki pengaruh besar terhadap hasil penjualan walaupun sudah merniliki brand yang sudah cukup terkenal dan jumlah pelanggan yang cukup banyak. Ssat ini konsumen Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung
masih mengandalkan pengunjung mall, namun untuk lebih meningkatkan
penjualan ada beberapa kegiatan promosi lain yang saal ini dijalankan yaitu menjalin kerjasama dengan beberapa perusabaan di Kota Bandung, dimana setiap
member atau anggota dari masing-masing perusahaan rekanan diatas diberikan diskon 10 person apabila mernbeli makanan di setiap Oerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Banduog. Daftar perusabaan rekanan promosi Oerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung disajikan pada 1abe126. Tabel 26. Daftar Perusabaan Rekanan Promosi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung 2012 No
2
Nama Pibak
JeDis Kerjasama
Colombia
Diskon 10% untuk member Colombia
Adira Finance
Diskon 10% untuk member Adira Voucher makan Rp 10000
3
BAF
Diskon 10% untuk member BAF
4
El Jhon Travel
Diskon 10% untuk member EI Jhon
5
POOl
Diskon lO% untuk anggota PDDI
Sumber: Ger:ai Ayam Goreog FatmawaLi Cabang 8aodung (2012)
Selain itu, kegiatan markeJ;ng dengan memberikan proposal penawaran ke kantor-kantor juga dilakukan untuk meningkatkan penjualan mengingat lokasi berjualan, terutama Oerai BSM dan BIP dekat dengan perkantoran walaupuo
intensitasnya saat ini masih kurang dikarenakan keterbatasan tenaga marketing yang dirniliki. Layanan delivery juga dilakukan dalam rangka lebih mendekatkan
diri kepada konsumen. 6.2.3.4. BaurBn Tempat
Saal
ini~
tempat berjualan di setiap Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang
Banduog masih menyewa di mall dikarenakan adanya pernikiran babw. mall
memiliki jumlah pengunjung yang selalu ada dimana nantinya akan memberikan dampak kepada foodcourt. Nama-nama mall tempat Gerai Ayam Goreng
93
Fatrnawati membuka cabangnya adalah mall yang sudah memiliki nama besar di Kola Bandung, seperti BSM, BIP dan IP. BSM merupakan mall terbesar di Kola Bandung, dimana disana terdapat The Trans HOlel, Trans Studio dan Hotel Ibis sedangkan mall BIP berada di tengah-tengah Kala Bandung, dekat dengan Hotel
Hyatt dan Hotel Santika. Pada mall Istana Plaza (IP) dahulu ada arena ice skating,
namun sekarang sudah tidak ada karena renovasi pihak IP sendiri. 6.2.4. Prodo""i
Analisis kegiatan produksi atau operasi pada Germ Ayam Goreog Fatmawati Cabang Bandung terkait dengan serangkaian proses penyediaan makanan. Kegiatan produksi bagi Oerai Ay.m Goreng Fatmawati Cabang Bandung merupakan salah satu kegiatan yang paling penting mengingat kegiatan ini merupakan ujung tombak dari kegiatan berjualan di setiap gemi. Proses
produksi lebib banyak dilakukan di dapur basah (workshop) terutama untuk
mengolah makanan mentah menjadi makanan setengah matang dan matang sedangkan makanan yang dimasak di masing-masing gerai hanya sayur asam, nasi
dan aneka sambal. Proses produksi lebib banyak dilakukan di dapur basah tujuannya adalah untuk menghemat biaya produksi, rnengingat harga gas, air di dalam malllebih mahal dibandingkan harga gas di luar. Kekuatan dalarn bidang produksi yang dimiliki adalah adanya standarisasi bumbu masakan dimana bombu sudah dalam bentuk powder (bumbu kering)
sebingga memudahkan dalam kegiatan operasional disamping ada perencanaan produksi. Selain itu, dukungan adanya Standart Operasionai Prosedure (SOP) dan kualitas bahan baku sanga! mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Tahapan terakhir dari proses produksi adalah melakukan pencalatan hasil produksi
di buku produksi dan terakhir melakukan distribusi ke masing-masing gerai sesuai dengan permintaan gerai. Kelebihan basil produksi akan disimpan pada lemari pendingin sebagai stok mak.anan untuk berjaga-jaga sewaktu-waktu ada pesanan mendadak atau tambahan orderan makanan dari masing-masing gemi.
94
6.2.5. Keuangan Bidang
keuangan
sangat
penting
dalam
mempengaruhi
kegiatan
operasionaJ suatu perusahaan. Segala sesuatu yang berurusan dengan keuangan,
mulai dari pembayaran ke pemasok, belanja kebutuhan operasional, pembayaran gaji, bumbu dan yang lainnya di Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung dipegang oleb Ibu Nina Yuliawati SE, dibawah kontrol Direktur Operasional. Gerai Ayam Goreng Fatnnawati Cabang Bandung diberikan kewenangan penub
oleh Kantor Pusat untuk mengelola keuangannya sendiri dari basil bcrjualan tultuk membiayai semua kegiatan operasional. Apabila ada surplus, maka wajib diberikan kepada kantor pusat. Saat ini, dalam pembuatan laporan keuangan setiap bulannya menggunakan program akuntansi yaitu Myob sehingga dapat diketahui
mana saja gerai yang mendapatkan keuntungan dan mengalami kerugian. 6.3.
IdeotifIkasi Faktor-Faktor Strategis Internal Dan Eksternal Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman serta kekuatan dan kelemahan perusahaan berasaJ dari identifikasi lingkungan ekstemal dan internal perusahaan. Identifikasi lingkungan ekstemal dan intemal perusahaan digunakan untuk tahap sellll1iutnya, yaitu formulasi
strategi. Berdasarkan basil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan, dapat diperoleh peluang dan ancaman (Tabel 27). sedangkan basil penilaian lingkungan internal menghasilkan kekuatan dan kelemahan (fabeI28).
95
Tabel 27. Faktor·Faktor Lingkungan Eksternal Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung Faktor Eksternal
UngkungaD Mlkro
PeIUID&
An~.m.D
Pcrrwnbuhan ekonomi
Laju inflasi
Tingkat koosum~i masyarakat yan, ,ing&i
Kenaikan hargll BSM d811 LPG
Kebijak.ao OUHlomi Dacnh
Gaya hidup konsumofllW}'1lf1lb. KOta Baodung Kota Bandung sebagai kOla rujuan wisatll
Tinglcat pengetahuao konsumen yang tinggi Tingkat pendidikan konsumen W"onnasi Kulina
Adanya Perubahan feroomena Ftrkcrnbanpj tcknologi infomwi
Perkembangan Tcknoiogi Me\()de M.:masak LioakunilO lndustri
Hubungan balk: dengen pemasok
PCl'SaiJlgan didahun mall tinggi
Posisi t.awar pemasok retIdab
PersaingM ruakanM sejenis di luar mall
Pcmbcli lidak bi$ll roemJ)Ql£8JUhi harg.a jual
PendllWlg baN len.otama did31am mall
rabel 27 menunjukkan bahwa, pada lingkungan makro terdapat dua faktor yang clapat menjadi ancaman bagi perkembangan Gerai Ayam goreng Fatmawati Cabang Bandung sedangkan pad. lingkungan indusri terdapat empat ancaman. Untuk basil penilaian lingkungan internal menghasilkan kekuatan dan kelemahan (TabeI2S).
96
TIbet 28. Faktor·Faktor Lingkungan Internal Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung Faktor laternal
MIOIJemen & 8DM
KekUltao
Ktlemahln
JUnerya karyawan baik Pc!ayanan (kooc:pal8tI dan ketep'" d81m pc:nyajian)
Slatus lokasi ussha
Kesc:suaian peoempatan k:aryawan sewai tanggung ja...lIb dan kompelensinya SistC1ll operasiooal yang sudall ttrbtntuk Pelaksanalul daIam menjalankan peqllRD pcrusahaan PJ"Qduksi
StlDlarisasi bumbu masllkaD
Memiliki SOP (Standorl Optrotiooo/ PrlX:edUT#) Kualitas pTtlduk dan bahan baku lajaga
Brand yMg sudah ctdwp Wktnal
Kehcradaan tim mwKeting yang handaI
L.okasi dekM OCnpn perhntoran
!"rom konsumcn (pcngunjung mall)
Pe/anggan sudah banyak Tidak lldanya brosw" atau banner Sislem pclaJ)Q1'1Il1 kroaogao
menggunakan program akuntaosi
Tabel 28 menunjuJdcan bahwa pada lingkungan internal, lerdapat enam kelemahan yang harus diperbaiki oleh Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, agar dapat bertaJum dan bersaing dengan para para pesaingnnya.
97