V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat berdasarkan letak geografis dan tata guna lahan serta sumberdaya manusianya. 5.1.1. Letak Geografis dan Tata Guna Lahan Kecamatan Kebon Pedes
termasuk
kedalam
wilayah
Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Jarak dari Kecamatan Kebon Pedes ke Ibukota Kabupaten yaitu 70 Km, jarak ke Ibukota Provinsi yaitu 90 Km, dan jarak ke Ibukota Negara yaitu 120 Km. Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Kebon Pedes adalah : 1. Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Nyalindung. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Baros. Kecamatan Kebon Pedes terbagi menjadi lima desa, yaitu Desa Kebon Pedes, Desa Cikaret, Desa Jambenenggang, Desa Bojong Sawah, dan Desa Sasagaran. Dari satu desa ke desa lainnya hanya memerlukan waktu paling lama 30 menit dari jarak terjauh dengan kendaraan bermotor. Kantor Kecamatan dan kantor BP3K Kecamatan Kebon Pedes berada di Desa Sasagaran. Sedangkan Puskesmas Kebon Pedes berada di Desa Jambenenggang. Sebagian besar jalan menuju kelima desa ini sudah cukup bagus dengan jalan yang sudah diaspal, tetapi ada juga jalan yang masih berbatu. Dari Kecamatan Sukaraja ke Desa Kebon Pedes dapat melewati Terminal Sukaraja. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari jalan raya Sukaraja menuju Desa Kebon Pedes dengan menggunakan kendaraan bermotor. Angkutan umum yang dapat digunakan untuk menuju Desa Kebon Pedes, Desa Jambenenggang, Desa Bojong Sawah, dan Desa Sasagaran adalah angkutan perkotaan (angkot) dan ojeg. Namun, di Desa Bojong Sawah angkot jarang yang melintas sehingga penduduk harus menunggu angkot kurang lebih satu jam. Bila ke desa lainnya angkot lebih mudah ditemui. Sedangkan untuk ke Desa Cikaret hanya dapat menggunakan ojeg. Hal ini dikarenakan jalan yang menuju Desa
Cikaret sudah rusak, banyak lubang disepanjang jalan menuju desa ini, sehingga angkot tidak lewat. Angkot yang menuju ke desa-desa tersebut hanya ada pada pukul tujuh pagi hingga tiga sore, setelah waktu tersebut penduduk hanya dapat menggunakan ojeg hingga pukul delapan malam. Jalan yang menghubungkan Kecamatan Sukaraja menuju Desa Kebon Pedes yang melewati Terminal Sukaraja sudah rusak, banyak lubang besar yang harus dilewati. Pengguna jalan harus berhati-hati, terutama pengguna sepeda motor karena lubang mencapai kedalaman 10 cm, dengan diameter lubang mencapai lima meter. Bila arus lalu lintas padat, maka akan terjadi kemacetan yang cukup lama di sekitar Terminal Sukaraja karena pengguna jalan harus memperlambat kendaraannya bila melewati jalan yang rusak, terlebih bila hujan. Kecamatan Kebon Pedes berada di ketinggian 500-600 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan 2.668 mm per tahun dengan hari hujan 196 hari, lima bulan basah dan tujuh bulan kering dengan suhu udara rata-rata 20270C. Luas wilayah pertanian di kecamatan ini, yaitu 1.034,82 ha yang dibedakan menjadi lahan basah dan lahan kering. Luas lahan basah dan lahan kering di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Lahan Basah dan Lahan Kering di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Jenis Lahan Luas Lahan (ha) Lahan Basah - Teknis - Tadah hujan - Pengairan Perdesaan Jumlah
80,26 618,58 698,84
Lahan Kering - Tegalan
106,15
- Kolam
27,21
- Pekarangan - Lain-lain Jumlah Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)
175,62 27,00 335,98
Luas lahan basah di Kecamatan Kebon Pedes lebih banyak dibandingkan luas lahan kering. Hal ini mendukung potensi padi untuk dikembangkan di kecamatan ini. Tanah di daerah ini mempunyai struktur tanah yang gembur, solum tebal, lempung halus berpasir, dengan pH 4,5-6. Topografi di Kecamatan Kebon Pedes mempunyai lahan datar 68 persen dan lahan bergelombang 32 persen. Berdasarkan luas lahan basah (sawah) dibedakan menjadi sawah pedesaan dan sawah tadah hujan. Berikut luas sawah di setiap desa di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 4. Urutan desa yang memiliki sawah terluas di Kecamatan Kebon Pedes, yaitu Desa Bojong Sawah, Desa Cikaret, Desa Kebon Pedes, Desa Sasagaran, dan Desa Jambenenggang. Berdasarkan jenis pengairannya, sawah pedesaan (pengairan dari sungai) dan tadah hujan. Desa Bojong Sawah seluruh sawahnya merupakan sawah pedesaan. Petani padi di Desa Bojong Sawah mengairi sawahnya dengan menggunakan air dari sungai. Sedangkan Desa Jambenenggang luas sawah yang dimilikinya lebih banyak yang merupakan sawah tadah hujan. Petani di Desa Jambenenggang menggairi sawahnya lebih banyak yang menggunakan air hujan. Berarti tidak semua desa di Kecamatan Kebon Pedes mempunyai sumber air yang sama untuk mengairi sawah. Hal ini juga membuat intensitas tanam padi di Kecamatan Kebon Pedes berbeda. Ada yang satu tahun tiga kali teteapi ada juga yang satu tahun hanya dua kali. Tabel 4. Luas Sawah di setiap Desa di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Luas sawah (ha) Desa
Pedesaan
Kebon Pedes
113.1
Tadah Hujan 4,00
Bojong Sawah
221,0
Sasagaran
Total
Persentase
117,10
16,84
0,00
221,00
31,53
105,0
9,26
114,26
16,35
48,0
54,00
100,00
14,31
Cikaret
133,48
13,00
146,48
20,96
Jumlah
618,58
80,26
698,84
100,00
Jambenenggang
Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)
Rata-rata kepemilikan lahan setiap KK (Kepala Keluarga) di Kecamatan Kebon Pedes tahun 2011 cukup bervariasi. Setiap KK di Kecamatan Kebon Pedes paling banyak memiliki lahan dengan luas rata-rata 0,11 – 0,25 ha (42,23 persen) dan KK paling sedikit memiliki lahan dengan luas rata-rata lebih dari 1 ha (1,20 persen). Hal ini menjadi salah satu alasan jumlah petani penggarap di kecamatan ini lebih banyak dibandingkan pemilik lahan. Jumlah KK di Kecamatan Kebon Pedes berdasarkan penguasaan lahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Rata-rata Kepemilikan Lahan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Rata-rata kepemilikan lahan (ha)
Jumlah KK
Persentase
< 0,1
1.099
21,34
0,11 – 0,25
2.175
42,23
0,26 – 0,50
1.569
30,47
0,51 – 1,00
245
4,76
> 1,00
62
1,20
5.150
100,00
Jumlah Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)
Kecamatan Kebon Pedes pada Tahun 2011 mempunyai jumlah KK Tani sebanyak 5.387. Jumlah KK Tani yang menjadi petani penggarap lebih banyak dibandingkan yang lainnya sebesar 43,45 persen. Jumlah KK Tani yang menjadi petani pemilik dan penggarap menempati posisi kedua terbanyak sebesar 23,61 persen. Jumlah KK Tani yang menjadi buruh tani sebesar 23,61 persen dan KK Tani menjadi petani pemilik hanya sebesar 6,6 persen. Jumlah KK Tani berdasarkan penguasaan lahan, baik petani pemilik, pemilik dan penggarap, penggarap, serta buruh tani paling banyak terdapat di Desa kebon Pedes karena jumlah KK Tani di desa ini lebih banyak dibandingkan desa lainnya yaitu sebesar 23,24 persen. Jumlah KK Tani berdasarkan penguasaan lahan di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Kepala Keluarga Tani Berdasarkan Penguasaan Lahan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Desa Kebon Pedes
Petani berdasarkan penguasaan lahan Pemilik Pemilik Penggarap Buruh Penggarap Tani 84 306 571 291
Jumlah (KK Tani) 1.252
Bojong Sawah
82
288
535
265
1.170
Sasagaran
57
208
389
198
852
Jambenenggang
72
264
484
243
1.063
Cikaret
70
256
483
241
1.050
Jumlah
356
1.272
2.341
1.120
5.387
Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)
5.1.2. Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk di Kecamatan Kebon Pedes berdasarkan data tahun 2011 sebanyak 29.040 orang dengan jumlah laki-laki lebih banyak 3,2 persen dibandingkan jumlah perempuan. Bila dilihat dari komposisi umur, jumlah anakanak yang paling banyak dengan persentase sebesar 32,22 persen, disusul oleh jumlah remaja sebesar 23,98 persen dan jumlah umur tua sebesar 22,98 persen. Sedangkan jumlah umur yang paling sedikit yaitu umur dewasa sebesar 20,80 persen. Walau demikian, penduduk di Kecamatan Kebon Pedes lebih banyak pada usia yang produktif (15 – 44 tahun). Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Komposisi Umur Anak-anak (0 - 14 tahun) Remaja (15 - 29 tahun) Dewasa (30 - 44 tahun) Tua (45 – 65 tahun) Jumlah
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 4.805 4.554
Jumlah 9.359
3.531
3.433
6.964
3.057
2.984
6.041
3.363
3.313
6.676
14.756
14.284
29.040
Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011)
Penduduk di Kecamatan Kebon Pedes memiliki pekerjaan yang bervariasi. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh penduduk di kecamatan ini adalah buruh tani dan paling banyak kedua adalah petani. Selain buruh tani dan petani, pekerjaan yang paling banyak dilakukan penduduk di kecamatan ini, antara lain buruh pekerja/karyawan, wiraswasta, PNS, pensiunan, TNI/Polri, dan lainnya (jasa, transportasi, dan pergudangan). Bervariasinya pekerjaan penduduk di Kecamatan Kebon Pedes menunjukkan bahwa sumber daya manusia sudah cukup baik. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Pekerjaan
Jumlah (orang)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Persentase
203
3,17
23
0,36
Petani
1.548
24,14
Buruh Tani
1.765
27,53
Wiraswasta
326
5,08
1.126
17,56
179
2,79
1.240
19,34
6.410
100,00
TNI/Polri
Buruh Pekerja/Karyawan Pensiunan Lain-lain Jumlah Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011)
Tingkat pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes pada umumnya sudah cukup baik. Walaupun sebagian besar penduduknya hanya tamat Sekolah Dasar (SD), namun penduduk yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah mencapai 48,74 persen. Penduduk di Kecamatan Kebon Pedes juga cukup banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi, mulai dari D1 hingga S3. Keterbatasan biaya dan jauhnya lokasi sekolah maupun perguruan tinggi menjadi hambatan penduduk untuk melanjutkan sekolah. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Pendidikan
Jumlah Penduduk (orang)
PAUD / TK
Persentase
950
9,26
SD/MI
3.764
36,52
SMP/MTs
2.639
25,63
SMA/SMK/MA
2.380
23,11
D1-D3
315
3,06
S1-S3
249
2,42
10.297
100,00
Jumlah Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011)
Di Kecamatan Kebon Pedes terdapat fasilitas sekolah mulai dari jenjang PAUD hingga SMA. Namun jumlahnya masih terbatas. Jumlah PAUD di kecamatan ini sebanyak 30 unit dan TK sebanyak 5 unit. Jumlah SD sebanyak 13 unit dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak tiga unit. Jumlah SMP sebanyak satu unit dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak dua unit. Kecamatan ini tidak terdapat SMA, namun sudah terdapat SMK sebanyak satu unit dan Madrasah Aliyah (MA) sebanyak satu unit. Kurangnya fasilitas sekolah dapat menjadi kendala pengembangan pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes. 5.2. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sehat yang bergabung dalam gapoktan disetiap desanya. Petani responden termasuk kedalam Gapoktan Sawargi (Desa Kebon Pedes), Gapoktan Bina Tani (Desa Bojong Sawah), Gapoktan Genta (Desa Sasagaran), dan Gapoktan Mekar Tani (Desa Jambenenggang). Responden terdiri dari petani mitra sebanyak 26 orang dan petani non mitra sebanyak 30 orang. Karakteristik sosial ekonomi petani responden dijelaskan berdasarkan umur dan jenis kelamin, status dalam keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani padi sehat, penguasaan lahan dan status penguasaan lahan, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan, serta pendapatan non usahatani dan pendapatan usahatani non padi sehat. Karakteristik petani responden ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.2.1. Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 80,35 persen petani responden adalah laki-laki dan 19,65 persen adalah perempuan. Bila dibedakan berdasarkan kemitraan, persentase petani mitra yang laki-laki lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Sedangkan persentase petani mitra yang perempuan lebih rendah yang petani mitra dibandingkan petani non mitra. Ratarata umur petani mitra adalah 49 tahun dan rata-rata umur petani non mitra adalah 51 tahun. Petani mitra lebih banyak dalam usia produktif (25 – 54 tahun) dibandingkan petani non mitra dengan selisih 5,55 persen. Persentase petani responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Petani Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Petani Mitra (persen) Kelompok Umur (tahun) 25 – 34 35 – 44 45 – 54 55 – 64 ≥ 65 Jumlah
L 3,8 30,8 30,8 15,4 3,8 84,6 100
Jumlah Petani Non Mitra (persen) Jenis kelamin P L P 3,3 13,3 10,0 7,7 16,7 13,3 3,8 30,0 3,8 13,3 15,4 76,7 23,3 100
5.2.2. Status dalam Rumah Tangga dan Jumlah Tanggungan Keluarga Berdasarkan Tabel 11, bila dilihat dari status dalam rumah tangga, baik petani mitra maupun non mitra sebagian besar adalah kepala keluarga (KK). Hal ini berarti petani responden mempunyai tanggung jawab yang besar dalam keluarga. Hanya lima orang petani responden (sembilan persen) adalah seorang ibu atau istri yang membantu kepala keluarga dalam usahatani padi sehat. Bila dilihat dari jumlah tanggungan keluarga. Petani responden mempunyai jumlah tanggungan keluarga yang berbeda-beda, mulai dari satu hingga sembilan orang. Jumlah tanggungan keluarga pada petani mitra maupun non mitra paling banyak berada diantara 4 – 6 orang. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani mitra sebanyak lima orang dan petani non mitra sebanyak empat
orang. Berarti jumlah tanggungan keluarga petani mitra lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Tabel 11. Persentase Petani Responden Berdasarkan Status dalam Rumah Tangga dan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Jumlah Petani Mitra (persen) Jumlah Petani Non Mitra tanggungan (persen) keluarga Status dalam Rumah Tangga (orang) KK Ibu/Istri KK Ibu/Istri 1–3
15,4
3,8
30,0
3,3
4–6
69,2
-
46,7
10,0
7–9
11,5
-
10,0
-
Jumlah
96,2
3,8
86,7
13,3
100
100
5.2.3. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan terakhir responden bervariasi, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Petani mitra dan non mitra paling banyak yang pendidikan terakhirnya SD. Namun persentase petani non mitra yang pendidikan terakhirnya SD lebih banyak dibandingkan petani mitra. Petani non mitra pun lebih banyak yang tidak tamat SD dibandingkan petani mitra. Tingkat pendidikan petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani non mitra dengan variasi pendidikan yaitu SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Sedangkan pendidikan petani non mitra hanya SD, SMP, dan satu orang S1. Tidak ada petani non mitra yang berpendidikan SMA. Persentase petani non mitra pun lebih banyak yang tidak tamat sekolah dibandingkan petani mitra. Berarti petani mitra lebih berpendidikan dibandingkan petani non mitra karena persentase petani mitra yang pendidikan terakhirnya sama dengan atau lebih besar SMA (≥SMA) lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Persentase petani responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pendidikan terakhir
Jumlah Petani Mitra (persen) Tamat
Tidak
Jumlah Petani Non Mitra (persen) Tamat
Tidak Tamat
Tamat SD/Sederajat
30,8
3,8
56,7
20,0
SMP/Sederajat
23,1
3,8
16,7
3,3
SMA/Sederajat
23,1
3,8
-
-
D3
3,8
-
-
-
S1
7,7
-
3,3
-
88,5
11,5
76,7
23,3
Jumlah
100
100
5.2.4. Pengalaman Usahatani Padi Sehat Pengalaman dalam usahatani padi sehat bervariasi, dari satu musim hingga 21 musim. Pengalaman responden dalam usahatani padi sehat lebih lama dilakukan oleh petani mitra, dengan lama mengusahakan padi sehat lebih bervariasi, mulai dari satu hingga 21 musim. Sedangkan petani non mitra variasi lama mengusahakan padi sehat berada pada satu hingga enam musim, dan hanya satu orang yang sudah berpengalaman 21 musim. Rata-rata lama pengalaman mengusahakan padi sehat petani mitra sebanyak enam musim sedangkan petani non mitra sebanyak tiga musim. Persentase petani responden berdasarkan pengalaman mengusahakan padi sehat dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Lama mengusahakan padi sehat (musim) 1–3 4–6 7–9 10 – 12 13 – 15 16 – 18 19 – 21 Jumlah
Jumlah Petani mitra (orang)
Persentase
15 3 1 4 2 1 26
57,7 11,5 3,8 15,4 7,7 3,8 100
Jumlah Petani non mitra (orang) 28 1 1 30
Persentase
93,3 3,3 3,3 100
5.2.5. Luas dan Status Penguasaan lahan Berdasarkan total lahan (sawah maupun bukan) yang dikuasai petani responden, rata-rata total lahan petani mitra lebih besar 23 persen dari total lahan yang dikuasai petani non mitra. rata-rata total lahan petani mitra sebesar 0,71 ha, sedangkan petani non mitra sebesar 0,54 ha. Total lahan yang dikuasai petani responden, terdiri dari lahan basah (sawah), lahan kering (biasanya ditanam sayuran), dan/atau kolam ikan konsumsi (ikan mas, nila, dan lainnya). Bila dilihat dari penguasaan lahan basah saja (sawah), luas penguasaan sawah responden berada dikisaran kurang dari 0,2 ha hingga lebih dari 1 ha. Luas penguasaan sawah petani mitra dan non mitra tidak terlalu berbeda dengan penguasaan sawah yang paling banyak berada diantara 0,2 – 0,4 ha. Rata-rata luas sawah yang dikuasi oleh petani mitra sebanyak 0,51 ha dan petani non mitra sebanyak 0,47 ha. Jumlah petani responden berdasarkan luas penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Luas Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Luas Penguasaan sawah (ha) < 0,2
Jumlah Petani mitra (orang) 6
Persentase
0,2 – 0,4
10
38,5
10
33,3
0,41 – 0,6
3
11,5
4
13,3
0,61 – 0,8
2
7,7
1
3,3
0,81 – 1
2
7,7
2
6,7
>1
3
11,5
3
10,0
Jumlah
26
100,0
30
100,0
23,1
Jumlah Petani non mitra (orang) 10
Persentase 33,3
Berdasarkan status penguasaan sawah, responden mempunyai status penguasaan sawah yang bervariasi. Petani mitra paling banyak status penguasaan sawahnya adalah milik dan sewa. Walaupun petani mitra sudah mempunyai lahan sendiri, namun untuk meningkatkan luas lahan yang dikuasai petani juga melakukan sewa lahan. Hal ini dikarenakan luas lahan yang dikuasai petani responden masih banyak yang berada dibawah 0,5 ha. Sedangkan petani non mitra, status penguasaan lahan yang paling banyak adalah sewa. Berarti petani non mitra dalam mengusahakan padi sehat hanya tergantung luas sawah yang
disewa karena tidak mempunyai sawah sendiri. Jumlah petani responden berdasarkan status penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Status Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Status Jumlah Petani Persentase Jumlah Persentase Penguasaan mitra (orang) Petani non sawah mitra (orang) Milik 6 23,1 8 26,7 Sewa
8
30,8
10
33,3
Numpang
-
-
2
6,7
Milik dan Sewa
11
42,3
9
30,0
Milik dan Numpang Milik dan Gadai
1
3,8
-
-
-
-
1
3,3
26
100,0
30
100,0
Jumlah
5.2.6. Pekerjaan Utama dan Sampingan Lebih dari 80 persen, petani mitra maupun petani non mitra pekerjaan utamanya (berdasarkan curahan waktu yang paling banyak) adalah petani. Berarti sebagian besar waktu petani responden setiap harinya dihabiskan untuk bekerja sebagai petani. Petani disini tidak hanya bekerja pada lahan sendiri, namun petani responden juga banyak yang bekerja di lahan orang lain. Bila pada lahan sendiri sudah tidak ada kerjaan, biasanya petani bekerja di lahan orang lain untuk berbagai kegiatan, seperti menanam bibit (nandur) bagi petani perempuan dan mengolah lahan bagi petani laki-laki. Itu pun bila ada petani lain yang membutuhkan jasa mereka. Petani responden juga tidak hanya bekerja di sawah namun juga di lahan kering yang biasanya ditanami sayuran, pada lahan sendiri maupun orang lain. Setiap harinya petani disibukkan oleh pekerjaan di lahan, biasanya petani hanya beristirahat pada saat solat dzhuhur dan kembali ke lahan setelah jam satu siang, lalu pulang ke rumah pada saat solat ashar. Bahkan ada petani yang beristirahat dan solat di saung, baru pulang ke rumah ketika hari mulai senja karena jauhnya jarak lahan dengan rumah. Selain petani, pekerjaan utama petani responden yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase Utama mitra (orang) non mitra (orang) Petani 22 84,6 28 93,3 Guru
2
7,7
1
3,3
Aparatur Desa Ibu Rumah Tangga Jumlah
1
3,8
-
-
1
3,8
1
3,3
26
100,0
30
100,0
Petani responden mempunyai beberapa pekerjaan yang dilakukan setiap hari selain bertani dan pekerjaan utama lainnya. Peternak dijadikan pekerjaan sampingan yang paling banyak dilakukan oleh petani mitra maupun non mitra. Pekerjaan sampingan yang paling banyak dipilih setelah berternak adalah wirausaha. Namun, petani non mitra paling banyak tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Berarti petani non mitra yang sebagian besar pekerjaan utamanya adalah petani, hanya menggantungkan hidup dari hasil pertanian saja. Petani yang pekerjaan utamanya sebagai peternak, sebagian besar memelihara ayam, domba, dan sapi pedaging. Namun juga ada yang berternak itik dan ikan. Petani yang memelihara domba atau sapi, biasanya ketika selesai pekerjaan di lahan (sawah maupun lainnya) maka petani lalu mencari rumput untuk pakan ternak. Pekerjaan ini dilakukan ketika siang atau sore hari. Kandang ternak ini biasanya ditempatkan di sawah bila dekat dengan rumah atau di sebelah rumah. Petani yang memelihara hewan ternak (domba dan sapi pedaging) yang berkelompok maka penempatan ternak tersebut berada pada lokasi kandang yang sama. Dimana penjagaannya dilakukan secara bergantian. Kotoran yang dihasilkan pun dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dalam jumlah yang banyak. Sedangkan petani yang pekerjaan sampingannya sebagai wirausahaan, sebagian besar membuka warung di rumah atau berjualan barang secara kredit. Pekerjaan sampingan lainnya yang dilakukan petani responden dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase Sampingan mitra (orang) non mitra (orang) Petani 4 15,4 2 6,7 Buruh Tani 3 11,5 2 6,7 Peternak 8 30,8 9 30,0 Guru 1 3,8 Wiraswasta 4 15,4 5 16,7 Swasta 2 7,7 Aparatur Desa 1 3,8 1 3,3 Ibu Rumah Tangga 1 3,3 Tidak Punya 3 11,5 10 33,3 Pekerjaan Sampingan Jumlah 26 100,0 30 100,0 5.2.7. Pendapatan Non Usahatani dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat Petani yang mempunyai pekerjaan sampingan diluar usahatani padi sehat maka akan menghasilkan pendapatan non usahatani dan/atau pendapatan usahatani non padi sehat yang dapat dilihat persentase. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra sebesar Rp 1,8 juta per bulan dan sebarannya pun paling banyak berada pada Rp 1 jt – 2 jt per bulan. Sedangkan petani non mitra rata-rata pendapatan non usahataninya sebesar Rp 2 juta per bulan, namun sebaranya paling banyak yang berada dibawah Rp 1 jt per bulan. Rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra sebesar Rp 1,2 juta per bulan, sedangkan petani non mitra sebesar Rp 1 juta per bulan. Walaupun rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra maupun non mitra lebih dari Rp 1 jt per bulan, namun sebarannya paling banyak berada kurang dari Rp 1 juta per bulan. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra dan non mitra lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat. Hal ini karena pendapatan non usahatani yang dihitung tidak hanya yang dihasilkan oleh petani responden itu sendiri, namun juga dijumlahkan dengan pendapatan non usahatani anggota keluarga lainnya, suami atau istri, dan anak. Begitu pula perhitungan pada pendapatan usahatani non padi sehat. Namun, karena sebagian
besar anggota keluarga tidak bekerja dalam bidang pertanian, sehingga pendapatan usahatani non padi sehat petani responden lebih kecil dibandingkan pendapatan non usahatani. Persentase petani responden berdasarkan pendapatan non usahatani dan pendapatan usahatani non padi sehat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Persentase Petani Responden Berdasarkan Pendapatan Non Usahatani
dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Pendapatan (Rp juta/bulan) 0 <1 1–2 2,01 – 3 3,01 – 4 4,01 – 5 > 5 Jumlah
Jumlah Petani Mitra (persen) PNU 11,5 26,9 30,8 7,7 7,7 3,8 11,5 100,0
PUNPS 19,3 50,0 19,2 3,8 7,7 100,0
Jumlah Petani Non Mitra (persen) PNU PUNPS 16,7 26,7 23,3 10,0 6,7 3,3 13,3 100,0
3,3 70,0 3,3 13,3 3,3 3,3 3,3 100,0