Jurnal Yulyanty H. Kalepo
UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI MORAL DI KELAS IV SDN 4 KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA
JURNAL
Oleh YULYANTY H. KALEPO NIM: 151411023
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER BERBASISI NILAINILAI MORAL DI KELAS IV SDN 4 KWANDANG KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Yulyanty H. Kalepo 1) , Rusmin Husain 2), Asni Ilham 3) Yulyanty H. Kalepo Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Rusmin Husain Asni Ilham
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
ABSTRAK YULYANTY H. KALEPO. 2015. Upaya Guru Dalam Pengembangan Nilai-Nilai Moral Berbasis Karakter di Kelas IV SDN 4 Kwandang Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I
Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd dan
Pembimbing II Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai-nilai moral, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian dalam hal ini dari 19 siswa ada 2 orang siswa yang memiliki karakter yang berbeda, apabila guru memberikan pelajaran kepada para siswa ternyata kedua siswa tersebut hanya bermain, bahkan apabila guru memberikan tugas, kedua siswa tersebut yang paling terakhir memasukan tugasnya. Setelah ditelusuri ternyata sifat kedua siswa itu dipengaruhi oleh lingkungan dan juga pengaruh latar belakang dari orang tua siswa yang pekerjaannya hanya petani dan tukang ojek. Sehingga siswa tersebut kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Kesimpulannya guru sudah berupaya menegur, memberikan peringatan, hukuman ringan tetap saja kedua siswa tersebut masih melakukan hal-hal yang membuat siswa-siswa lain kurang senang. Kata Kunci: Pengembangan karakter berbasis nilai-nilai moral
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
1.
PENDAHULUAN Indonesia adalah bangsa yang besar yang memiliki berbagai macam budaya, dan agama yang berbeda-beda yang berpengaruh besar terhadap karakter dan nilai-nilai moral bangsa. Manusia sejak dilahirkan sudah memiliki karakter, perkembangan dan pertumbuhannya pulah dipengaruhi oleh orang-orang yang ada disekelilingnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya. Pada masa-masa pertumbuhan, anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua, agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam lingkungkan keluarga dalam hal ini peran orang tualah dituntut dalam mendidik anaknya agar jauh dari hal-hal yang buruk. Dari kecil anak harus ditanamkan nilainilai moral dan membentuk karakter pada diri anak, sehingga perilaku anak sudah bisa dilihat bagaiman perkembngan perilaku selanjutnya. Saat ini kita mengalami banyak masalah yang disebabkan telah lunturnya nilai-nilai moral dan nilai karakter seseorang. Seperti masalah kekerasan seksual, kekerasan rumah tangga yang berakibat pembunuhan, tauran dimanamana, penyalah gunaan narkoba, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang kita hadapi yang belum terselesaikan diakibatkan oleh kurangnya nilai-nilai moral itu sendiri. Masalah-masalah diatas merupakan sebagian dari masalah yang diakibatkan oleh kurangnya pemahaman yang diberikan oleh orang tua tentang nilai-nilai moral dan nilai karakter pada anak. Maka dari itu peran orang tualah yang harus diperhatikan dalam mendidik anakanaknya hingga tumbuh menjadi remaja. Agar anak tidak terjerumus ke hal-hal
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Sehingga pada usia sekolah anak sudah mulai mengerti mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Dalam hal ini lingkungan sekolah juga berperan dalam mendidik, membimbing dan membentuk perilaku siswa itu sendiri dan memberikan arahan dan pengertian bahwa nilai-nilai moral dan nilai karakter itu penting didalam kehidupan. Sehingga siswa lebih menghargai aturan-aturan yang ada di sekolah dan pembiasaan yang berlaku di sekolah tersebut. Terutama kepada guru atau tenaga pendidik yang lebih muda, mereka melihat guru yang mudah lebih dekat sehingga mereka menganggap guru yang muda seperti temannya. Oleh karena itu guru dan orang tua harus bekerja sama dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Agar siswa paham dan cepat mengerti mana yang baik dilakukan dan yang tidak baik dilakukan dalam menjaga dan menghargai orang yang lebih tua. Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik dalam mengambil judul tentang “ Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai-nilai moral di kelas IV SDN 4 Kwandang Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara”
2.
LANDASAN TEORI
Dalam surat edaran Mendikbud dan kepala BAKN No.57586/MPK/1989 menyatakan bahwa guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa guru adalah pendidik
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pengertian guru berdasarkan Asas Tut Wuri Handayani yaitu guru disebut pamong yang didefinisikan sebagai pemimpin yang berdiri dibelakang untuk tetap mempengaruhi dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampur diperintah atau dipaksa. Pamong hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif serta mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila mereka sendiri tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan atau ancaman keselamatan atau gerak majunya. Jadi sistim Among adalah cara pendidikan yang dipakai dalam sistim Taman Siswa dengan maksud mewajibkan pada guru supaya mengiati dan mementingkan kodrat-kodratnya para siswa dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya. Menurut Saefullah, (2012:152). Guru adalah toko yang paling utama dalam membimbing anak disekolah dan memperkembangkan anak didik agar mencapai kedewasaan. Jadi, guru adalah seorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek. Dilingkungan sekolah, guru mempunyai kedudukan yang sangat penting. Sikap guru, cara guru
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
menerangkan pelajaran menjadi perhatian peserta didiknya. Peran guru sangan penting dalam pembelajaran, peran guru juga sangat membantu dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang di miliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Untuk mendukung perwujudan citacita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini maka pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit di tegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 20052015, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan filsafat pancasila. Daryanto, dan Suryatri, (2013:63). Kata “caracther” berasal dari bahasa yunani charasein, yang bearti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian di artikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Setelah melewati tahap anakanak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya. Maknanya pengertian dari pengembangan karakter yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
personel sekolah, bahkan yang di lakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli berpendirian, dan bertanggung jawab. Tujuan lain dari pengembangan karakter yaitu untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan disekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh sekolah yang ada di Indonesia, negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi kepala sekolah, para pesrta didik, guru, karyawan administrasi dan masyarakat umum, Pimpinan sekolah menjadi sasaran program pendidikan karakter ini. Fathurrohman, dkk (2013:97). Pendidikan karakter secara khusus bertujuan untuk : a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa dan religius. b. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Menurut Fathurrohman dkk, (2013:97). Yang lebih jelasnya fungsi pendidikan karakter adalah: a. Pengembangan : pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter bangsa.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
b. Perbaikan : memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. c. Penyaring : untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. Fathurrohman dkk, (2013:93). Secara prinsipil, pengembangan karakter tidak dimasukan sebagai pokok bahasan, tetapi teritegrasi dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya satuan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dan satuan pendidikan perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter kedalam kurikulum, silabus yang sudah ada, Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nila-nilai karakter sebagai milik peserta didik dan bertanggung jawab atas keputusan yang di ambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menentukan pendirian dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melaului proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihan diri sendiri sebagai mahluk sosial. Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter. Menurut Fathurrohman dkk, (2013:145). 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika/akhlaq mulia sebagai basis karakter
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. 3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik. 6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik. 8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. 9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik. Menurut Daryanto, dan Suryatri, (2013:68). Menurut beberapa sumber penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut: a. Pembinaan watak (jujur, cerdas, peduli, tangguh) merupakan tugas utama pendidikan. b. Mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada akhirnya
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
menjadi baik. Dapat mengubah kebiasaan senang tetap jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik. c. Karakter merupakan sifat yang tertana di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan. d. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam keluar untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebajikan. Dalam kaitannya dengan pembentukan karakter anak didik, maka peran guru di sekolah sangat penting, guru harus mampu membangun citra positif pada anak didik di sekolah, anak didik harus didorong aktif berdiskusi, mengemukakan pendapatnya, serta harus memberikan nasihat, arahan tentang karakter negatif (misalnya perilaku kenakalan remaja, penggunaan obat-obat terlarang), dan memberikan teladan yang baik bagi anak didik di sekolah maupun di masyarakat. Disamping itu, guru, harus banyak memberi pujian komentar positif, dan memperlakukan anak didik secara baik dan bersifat mendidik, serta harus memberikan nasihat, arahan tentang karakter negatif (misalnya perilaku kenakalan remaja, penggunaan obat-obat terlarang), dan memberikan teladan yang baik bagi anak didik di sekolah maupun di masyarakat. Disamping itu, guru harus banyak memberi pujian komentar positif, dan memperlakukan anak didik secara baik dan bersifat mendidik, serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak didik. Adapun manfaat dari pengembangan pendidikan karakter baik langsung
maupun
tidak
langsung.
Menurut
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
Fathurrohman dkk, (2013:118). Antara lain: 1. Peserta didik mampu mengatasi masalah pribadinya sendiri 2. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain 3. Dapat memotifasi peserta didik dalam meningkatkan prestasi akademiknya 4. Meningkatkan suasana sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta kondusif untuk proses belajar mengajar yang efektif. Kurniawan Syamsul, (2013:41). Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai nilai yang bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya, dan Satuan pendidikan nasional, yaitu: 1) Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di anutnya, toleran terhadap
pelaksanaan agam lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain 2) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3) Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 4) Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
5) Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 6) Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 7) Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 8) Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan 9) Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 10) Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan dengan sebaikbaiknya. 11) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 12) Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 13) Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, atau didengar. 14) Semangat kebangsaan
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 15) Cinta tanah air. Cara berpikir bertindak dan berwawasan dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas diri dan kelompoknya. 16) Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. 17) Gemar membaca Kebiasaan menyediakn waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 18) Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. Adapun nilai-nilai karakter menurut Thomas Lickona yang harus ditanamkan kepada peserta didik meliputi: 1. Ketulusan hati atau kejujuran (honesty) 2. Belas kasih (compassion) 3. Kegagahberanian (courage) 4. Kasih sayang (kindness) 5. Kontrol diri (self-control) 6. Kerja sama (cooperation) 7. Kerja keras (deligence or hard work) 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini, di laksanakan di SDN 4 Kwandang Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
asumsi peneliti terhadap lokasi penelitian dikarenakan lokasi penelitian mudah dijangkau dan strategis dalam penelitian sehingga memudahkan peneliti dan dapat memperlancar penelitian. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi subjek yaitu guru dan siswa kelas IV yang ada di SDN 4 Kwandang Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Dalam pendekatan penelitian ini yaitu mendeskripsikan tentang “Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai nilai moral”, dengan jalan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara memperhatikan dan mengamati kejadian yang ada yang bersifat alamiah pada saat berlangsungnya proses penelitian dilapangan. Penelitian ini sangat penting dengan adanya kehadiran penelititi. Karena peneliti adalah pelaku utama dalam melakukan penelitian ini. Agar data-data atau informasi-informasi yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini dapat di lakukan dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Data dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh bagaimana “ Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai nilai moral”, Sumber data yang diambil yaitu dari guru kelas IV dan siswa yang berjumlah 19 orang yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber data atau catatan yang akurat pada kegiatan pembelajaran berlangsung atau dalam kegiatan guru dan siswa lainnya sedangkan wawancara yaitu
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
proses tanya jawab kepada pemberi sumber informasi data yaitu guru kelas IV dan siswa yang berjumlah 19 orang serta objek lain yang berkitan dengan permasalahan yang di teliti. Dengan melihat, materi yang disajikan dalam wawancara yaitu” Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai nilai moral” terakhir dokumentasi adalah pengumpulan data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara berupa catatan, literatur-literatur, gambar (foto) guru dan siswa kelas IV. Serta permasalahan yang berkaitan dengan judul peneliti yakni tentang “ Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasisi nilainilai moral “. Dalam menganalisis data peneliti mempertimbangkan tiga unsur yaitu: 1. Reduksi Data Pada tahap ini peneliti menyusun serta menyederhanakan data yang diperoleh dari sumber data yang dipilih secara terperinci dan ditetapkan melalui wawancara dan observasi berupa jawaban responden dan pemecahan responden yang tidak terlalu relevan dengan pemecahan
permasalahan dalam penelitian. 2. Penyajian Data. Dalam tahap ini yaitu mengumpulkan data-data yang telah disusun dan disederhanakan pada reduksi untuk selanjutnya dijadikan satuan-satuan data kegiatan ini dimaksudkan untuk memudahkan untuk penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Dalam tahap ini adalah menyimpulkan data hasil penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Tahapan penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu :
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
1. Melakukan observasi pendahuluan pada lokasi penelitian 2. Mengidentifikasi masalah dan data yang diperlukan 3. Menyiapkan alat pengumpul data 4. Melakukan observasi dan wawancara 5. Mengumpulkan data observasi, wawancara, dan dokumentasi 6. Melakukan analisis data 7. Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti melakukan observasi pada guru kelas IV berkaitan dengan 18 nilainilai karakter. Berikut deskripsi hasil observasi guru kelas IV SDN 4 Kwandang berkaitan dengan judul peneliti yakni tentang nilai-nilai karakter. Nilai Religius yang muncul pada saat guru masuk kelas dan kemudian memberikan pelajaran yakni terlebih dahulu berdoa sesuai dengan agama masing-masing, berhubung di kelas IV semuanya beragama islam di tuntut guru untuk berdoa sebelum memulai pelajaran dan sesudah pelajaran dilaksanakan. Kemudian dalam nilai kejujuran guru mengajarkan kepada siswa lebih baik bertanya ketimbang menyontek pada teman-temannya. Dalam penanaman nilai disiplin pada siswa guru memberikan teguran pada siswa yang sering keluar masuk di dalam kelas saap proses pembelajaran berlangsung. Dalam penanaman nilai moral pada siswa guru memberikan toleransi pada siswa yang tidak mampu mengerjakan tugas-tugas, dan pada saat guru memberikan pelajaran guru selalu berpikir kreatif dalam kegiatan belajar mengajar agar pelajaran yang diberikan tidak membuat para siswa bosan dalam menerima pelajaran. Sikap perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya sebagai guru kelas yakni dengan menjaga keamanan dan kenyamana dalam kelas. Sikap yang ditunjukann guru dalam menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan yakni dengan mengangkat kotoran-kotoran yang ada disekitar kelas dan guru berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Kemudian guru juga memberi dorongan kepada siswa untuk belajar memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakay yang membutuhkan. Dalam penanaman nilai karakter bersahabat guru menunjukan sikap baik terhadap siswa yang bertanya dan memperlihatkjan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Kerja keras ditanamkan pada siswa untuk membiasakan siswa bekerja dan tidak bermalas-malas dalam setiap kegiatan mengerejakan semua tugas dan mengatasinya dengan baik. Untuk menjadikan siswa agar lebih mandiri dalam mengerjakan tugas guru memberikan motivasi agar siswa bekerja sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan apa bila ada yang tidak di pahami ditanyakan langsung pada guru. Dalam penilaian ini guru menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain untuk tidak membeda-bedakan siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dalam menanamkan nilai karakter rasa ingin tahu guru pada siswa itu muncul dengan mencari tahu siswa yang belum mengerti tentang materi yang diajarkan, dan guru juga mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatun yang dipelajarinya, dilihat atau di dengar.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Sebelum pembelajaran mulai guru menyanyikan lagu-lagu kebangsaa untuk menciptakan semangat siswa dalam menerima pelajaran sesuai dengan topik pelajaran yang akan diajarkan. Dan kemudian guru mmberikan pengetahuan dan wawasan pada siswa untuk mencintai produk-produk dalam negeri, kemudian dalam penanaman nilai menghargai prestasi yang di dapat siswa dari hasil belajarnya guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang berprestasi. Pada penanaman nilai gemar membaca belum terlihat dilakukan oleh guru pada siswanya seperti memberikan buku cerita pada siswa dan lain sebagainya. Pada nilai tanggung jawab guru sudah melakukannya dengan masuk kelas tepat waktu. Berdasarkan hasil observasi guru pada saat memberikan pelajaran peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan dengan judul peneliti yakni tantang “Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai-nilai moral”. Dalam hal ini tentu terdapat 18 nilai karakter yang di observasi atau di amati langsung oleh peneliti kepada guru kelas IV yakni ibu Rusni Djafar S.Pd, kedelapan belas nilainilai karakter yang di amati peneliti pada saat guru memberikan pelajaran hampir semua nilai-nilai tersebut muncul pada saat guru di observasi oleh peneliti. PEMBAHASAN Sekolah adalah tempat menuntun ilmu bagi masyarakat, terutama anak-anak di tuntut untuk menempuh pendidikan, sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dari anak usia dini, sekolah dasar hingga kejenjang sekolah tinggi. Di sekolah anak-anak atau peserta didik di tuntut untuk menuntun ilmu pengetahuan agar peserta didik memahami dalam kehidupan bermasyarakat banyak tantangan-
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
tantangan yang akan di hadapi kedepannya. Sehingga itu peserta didik di tuntut memiliki nilai-nilai moral atau perilaku yang baik terhadap bangsa dan negara. Agar anak-anak tidak terjerumus ke hal-hal yang merugikan diri mereka sendiri. Dalam pembahasan ini terlebih dahulu kita melihat pengertian pengembangan karakter merupakan pengembangan kemampuan berpikir logis dan berperilaku baik. Pendidikan nkarakter pada intinya bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalamm perilaku sehari-hari. Daryanto, dan Suryatri, (2013:42). Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun upaya-upaya guru dalam pengembangan nilai-nilai moral berbasis karakter pada siswa :
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
1. Melalui kegiatan intrakurikuler yaitu merupakan kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar didalam kelas dan tidak lepas dari proses belajar mengajar. Contohnya guru datang tepat waktu, guru mengucapkan dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruangan dan berdoa sebelum membuka pelajaran. 2. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu merupakan kegiatan diluar jam pelajaran atau bagian dari pembinaan kesiswaan. Contohnya dalam pengembangan minat dan bakat siswa itu sendiri. 3. Melalui pembiasaan yaitu kegiatan yang di lakukan oleh siswa dalam upacara bendera, pembinaan kedisiplinan, penanaman akhlak mulia, penanaman budaya minat baca dan lain sebagainya. Menurut Zuriah Nurul ( 19: 2007). Bahwa nilai-nilai adalah pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem keyakinan suatu masyarakat tentang hal baik yang harus di lakukan dan hal buruk yang harus di hindari. Sedangkan seseorang dikatakan berkarakter atau berwatak apabila telah berhasil menyerap nilai keyakinan yang di kehendaki masyarakat serta di gunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SDN 4 Kwandang Kabupaten gorontalo Utara, tentang upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nila-nilai moral sudah maksimal. Ada banyak cara untuk menanamkan nilai-nilai karakter kedalam materi pembelajaran, antara lain mengubah hal-hal negatif menjadi nilai positif, mengungkapkan nilai-nilai melalui diskusi kelompok,menggunakan berbagai
Jurnal Yulyanty H. Kalepo
kegiatan pelayanan, praktik lapangan atau kelompok kegiatan untuk memunculkan nilai-nilai kemanusiaan. SDN 4 Kwandang adalah sekolah yang diambil oleh peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Upaya guru dalam pengembangan karakter berbasis nilai-nilai moral”. Dalam hal ini ditinjau sejauh mana upaya guru dalam mengembangkan nilai-nilai moral dan karakter ditanamkan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 19 orang tersebut. Berkaitan dengan judul, ada 18 nilai karakter yang di amati oleh peneliti, dan kedelapan belas nilai karakter tersebut menjadi indikator pertanyaan yang diberikan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 19 orang. Hasil penelitian dalam hal ini dari 19 siswa ada 2 orang siswa yang Paling menonjol memiliki karakter yang berbeda, apabila guru memberikan pelajaran kepada para siswa ternyata kedua siswa tersebut hanya bermain, bahkan apabila guru memberikan tugas, kedua siswa tersebut yang paling terakhir memasukan tugasnya. Setelah ditelusuri ternyata sifat kedua siswa itu dipengaruhi oleh lingkungan dan juga pengaruh latar belakang dari orang tua siswa yang pekerjaannya hanya petani dan tukang ojek. Sehingga siswa tersebut kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Dan dari 18 aspek nilai yang di amati oleh peneliti dari 19 orang siswa dan setiap individu siswa ada yang memiliki semua aspek nilai karakter dan ada juga beberapa individu siswa tidak memiliki aspek tersebut. 6. REFERENSI Daryanto, 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yokyakarta: Gava Media. Faturrohman Pupuh, Suryana, Fatriany Fenny, 2013. Pengembangan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Pendidikan Karakter. Refika Aditama.
Bandung:
http://muhammadmonaadha.blogspot.com/2013/12/pe ndidikan-karakter-thomaslickona.html http://download.portalgaruda.org/article.p hp?article=175387&val=6174&title =PENDIDIKAN%20UNTUK%20P ENGEMBANGAN%20KARAKTE R%20%28Telaah%20terhadap%20 Gagasan%20Thomas%20Lickona% 20dalam%20Educating%20for%20 Character%29 Kurniawan Syamsul, 2013. Pendidikan Karakter. Yokyakarta: Ar-ruzz Media. Rahmat Abdul, Husain Rusmin, 2012. Profesi Keguruan. Gorontalo: Ideash Publishing. Saefullah, 2012. Psikolog Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sugiono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta. Sunarto, 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Ulva, Zaeni. 2013. “ Proses penanaman nilai-nilai moral pada anak di TPQ Muhammadiah kelurahan
mangkang wetang kecamatan tugu kota semarang” Wibowo Agus, 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Zuriah Nurul, 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Askara.