1
KREATIVITAS GURU DALAM MEMANFAATKAN KIT IPA DI SDN 5 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO
Nurnaningsih Puluhulawa, Dr. Sukirman Rahim, M.Si, Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd 1 Abstrak
Abstrak
NURNANINGSIH PULUHULAWA. 2014. Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan KIT IPA DI SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dr. Sukirman Rahim, M.Si dan Pembimbing II. Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan hasil pengamatan tentang kreativitas guru dalam memanfatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta dokumentasi yang dilakukan diperoleh bahwa guru di SDN 5 Batudaa pantai sudah kreatif dalam memanfaatkan KIT IPA pada proses pembelajaran IPA. Simpulan dari penelitian ini adalah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah maksimal dan telah memberikan manfaat yang besar bagi proses belajar mengajar di sekolah tersebut khususnya pada pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Kreativitas Guru, Pembelajaran, Alat Peraga KIT IPA.
1
Nurnaningsih Puluhulawa, Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ; Dr. Sukirman Rahim, M.Si Selaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG ; Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
2
Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengembangkan kualitas manusia melalui suatu proses yang berkesinambungan disetiap jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pendidikan indonesia yang berasaskan pendidikan seumur hidup, semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan berencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan untuk mengembangkan kepribadian bangsa, membina kewarganegaraan, serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa (Djamarah, 2005:22). Pendidikan tidak hanya sekedar membuat peserta didik menjadi sopan, taat, jujur, hormat, setia, dan sosial. Juga tidak bermaksud hanya membuat mereka tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mampu mengembangkannya. Mendidik adalah membantu peserta didik dengan penuh kesadaran, baik dengan alat atau tidak, dalam kewajiban mereka mengembangkan dan menumbuhkan diri untuk dapat meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu. Mendidik merupakan upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkat bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal ke arah yang positif (Pidarta, 2007:11). Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yakni manusia yang memiliki iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), memiliki budi pekerti luhur, ilmu pengetahuan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yakni memberikan arah kepada segenap kegiatan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Kurangnya pemahaman pendidik tentang tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan di dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Syafaruddin (2005:3) pendidikan di sekolah merupakan proses bimbingan yang terencana, terarah, dan terpadu dalam membina potensi anak untuk menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan sangat menentukan corak masa depan suatu bangsa. Di sekolah anak didik dengan segala potensi dirinya dikembangkan untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga melahirkan berbagai kreativitas dalam formulasi budaya bangsa untuk dapat survive (bertahan hidup) dan berkembang dalam pergaulan bangsa-bangsa dunia. 3
Perkembangan
pendidikan
bisa
dirasakan
kemajuannya
dalam
menunjang
pembangunan bagi bangsa indonesia, dan menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup serta dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan untuk mengimbangi pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dimana pendidikan diharapkan dapat menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang baik, terlatih, dan kreatif untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang salah satunya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Slamet (2010:3) IPA adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori dan penarikan kesimpulan. Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2010:2) IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. IPA berupaya membangun motivasi
maupun kreativitas
manusia agar
dapat
meningkatkan
kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam ini satu per satu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkan untuk membantu anak didik menjadi dewasa, dalam arti mampu mengambil keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain dalam masyarakat. Pembelajaran IPA juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan anak untuk mengambil suatu tindakan secara cerdik. Pembelajaran sains di sekolah diharapkan memberikan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan. Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai. Pendidikan sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang (Samatowa, 2011:8). Masalah yang timbul dalam pembelajaran IPA tidak hanya bersumber dari siswa akan tetapi juga berasal dari guru. Kurangnya guru dapat mengakibatkan tingkat profesionalisme guru yang rendah, terlihat dari banyaknya guru IPA yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IPA. Sehingga banyak guru IPA di SD terlihat kurang menguasai materi IPA yang mereka ajarkan sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif. Faktor lain yang 4
menjadi masalah dalam pembelajaran IPA yakni terkait dengan penggunaan alat peraga. Kurangnya kreativitas guru dalam mengelola, menggunakan maupun memanfaatkan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu (KIT) IPA dalam pembelajaran menyebabkan rendahnya motivasi dan pemahaman siswa dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan hanya bersifat abstrak. KIT IPA merupakan kotak yang berisi alat-alat IPA. Seperangkat peralatan IPA ini digunakan untuk kegiatan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
KIT IPA ini
menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA. KIT IPA juga adalah seperangkat peralatan yang dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk suatu tujuan tertentu. Perangkat IPA seperti ini terdapat dalam suatu peti dan sering dijumpai di dalam sebuah laboratorium (LAB) yang berisi alat peraga IPA yang biasanya digunakan oleh guru untuk dipraktekan atau didemonstrasikan sendiri oleh siswa. Penggunaan KIT IPA ini bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pengajaran. Jadi, KIT IPA yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa memahami materi pelajaran IPA . Sesuai dengan kenyataan yang ada, di SDN 5 Batudaa Pantai sudah tersedia alat peraga KIT IPA, akan tetapi penggunaan alat peraga tersebut belum maksimal. Dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, guru masih kurang kreatif dalam memanfaatkan alat peraga KIT IPA. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul “ Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo”.
Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah: Kurangnya kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
5
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Pengertian Kreativitas Kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas merupakan hasil dari sesuatu yang baru, baik sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relatif baru bagi individunya sendiri walaupun mungkin orang lain telah menemukan sebelumnya. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu gagasan ataupun karya nyata yang mungkin berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau suatu kelompok, produk-produk kreatif tercipta (Talajan, 2012:11). Karakteristik Guru Kreatif Menurut Brown (dalam Talajan, 2012:33) guru-guru kreatif, yakni yang melaksanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan ilmu dan keahliannya disebut sebagai Teacher Scholar. Menurutnya, jika pembelajaran dilakukan dengan baik, pada hakikatnya adalah kreatif. Guru-guru selalu mengkomunikasikan kepada peserta didiknya ide lama dan ide baru dalam bentuk yang baru. Pekerjaan guru itu antara lain menggalakkan dan memberikan wawasan (insight) kepada peserta didik. Selanjutnya Brown (dalam Talajan, 2012:33) merumuskan ciri-ciri atau karakteristik seorang teacher scholar sebagai berikut: 1. Mempunyai rasa ingin tahu yang begitu besar sehingga selalu ingin bertanya tentang segala sesuatu yang tidak dipahaminya. 2. Setiap hal dianalisisnya terlebih dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasi untuk ditelaah dan dimengerti, untuk kemudian diendapkannya dalam “gudang” pengetahuannya.
6
3. Secara intuitif, guru memiliki kemampuan di bawah sadar untuk membenutk ide maupun gagasan baru dengan cara menghubungkan gagasan lama. 4. Memiliki disiplin diri (self-discipline) yang tinggi. Hal ini mengandung arti, bahwa teacher-scholar mampu untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan antara analisis dan intuisi untuk diambilnya sebagai suatu keputusan terakhir. 5. Tidak akan puas dengan hasil sementara. Guru kreatif tidak begitu saja mau menerima setiap hasil yang menurutnya belum memuaskan. 6. Suka melakukan intropeksi. Karakter ini mengindikasikan bahwa guru tidak sembarang memberikan kepercayaan secara demokratis pada gagasan ataupun karya orang lain tanpa melihat asal usul. Akan tetapi bukan berarti bahwa guru secara individual harus menolak pergaulan akadeis dimana terdapat diskusi maupun debat berdasarkan pendapatnya masing-masing diantara teman-temannya. 7. Memiliki pribadi yang kuat, tidak mudah diberi intruksi tanpa pemikiran.
Pengertian Alat Peraga KIT IPA Menurut Kertiasa (2005:11) Komponen Instrumen Terpadu (KIT) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan peralatan yang diproduksi dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangakaian peralatan uji coba aktivitas proses pada bidang studi IPA yang dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. KIT IPA yaitu kotak yang berisi alat-alat ilmu pengetahuan alam yang mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan ipa ini dirancang dan dibuat menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada pembelajaran IPA (Shadley, 2003:21). Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan alat peraga KIT IPA Adapun kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (1) Guru menyampaikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, (4) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan, (5) Guru memastikan apakah alat-alat tersebut dalam keadaan lengkap 7
dan dapat berfungsi dengan baik, (6) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disajikan, (6) Guru memberikan bimbingan dalam percobaan dan siswa memperhatikan dengan baik, (7) Tiap kelompok mengemukakan hasil percobaan yang telah dilakukan, (8) Guru membuat kesimpulan.
METODOLOGI PENELITIAN Latar Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini didirikan pada tahun 1912 dengan luas lahan 864 dan luas bangunan 288dan dipimpin oleh kepala sekolah Yance Dukalang. Sekolah ini berada di Jln Buke Panai Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini terdiri dari 8 buah ruangan, yakni dua diantaranya adalah ruang kepala sekolah dan dewan guru yang sekaligus sebagai perpustakaan dan 6 ruang lainnya yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014. Data dan Sumber Data Data Penelitian Penelitian ini mengambil data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu kraetivitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sumber Data penelitian Sumber data yang digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder Prosedur Pengumpulan Data 1). Observasi 2). Wawancara 3). Dokumentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kreativitas Guru dalam Memanfaatkan KIT IPA dalam Pembelajaran Dengan adanya pemanfaatan alat peraga KIT IPA berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai sebagai berikut: 8
Observasi Kegiatan Mengajar Guru Dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo No
Aspek Yang Diamati
Kriteria Penilaian SB
I
II
III
B
C
K
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan siswa
Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar
4. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
Kegiatan Inti Pelajaran A. Menguasai Materi Pelajaran 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
6. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar
B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
9. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
10. Menguasai kelas
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah di alokasikan
C. Pemanfaatan Media 9
Pembelajaran/sumber belajar 12. Menunjukan keterampilan dalam pengunaan media
13. Menghasilkan pesan yang menarik
14. Menggunakan media secara efektif dan efisien
D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 15. Menumbuhkan partisispasi aktif siswa dalam pembelajaran
16. Merespon positif partisipasi siswa
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
E. Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 20. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar IV
Penutup 21. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
22. Melaksanakan tindak lanjut
Sumber data : Data sekunder dari SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 201 Keterangan : 1. 2. 3. 4.
SB B C K
= = = =
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Observasi Kegiatan Mengajar Guru Dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA Pada Materi Pesawat Sederhana di Kelas V SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo 10
No
Aspek Yang Diamati
Kriteria Penilaian SB
I
II
III
B
C
K
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan siswa
Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar
4. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
Kegiatan Inti Pelajaran A. Menguasai Materi Pelajaran 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
6. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar
7. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
8. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar
B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 9. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
11. Melaksankan pembelajaran secara runtut
12. Menguasai kelas 13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah di alokasikan
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/sumber belajar 14. Menunjukan keterampilan dalam
11
penggunaan media 15. Menghasilkan pesan yang menarik
16. Menggunakan media secara efektif dan efisien
D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 17. Menumbuhkan partisispasi dalam pembelajaran
aktif
siswa
18. Merespon positif partisipasi siswa 19. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
20. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
E. Penggunaan Bahasa
IV
21. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
22. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Penutup 23. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 24. Melaksanakan tindak lanjut
Sumber data : Data sekunder dari SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 2014 Keterangan : 1. 2. 3. 4.
SB B C K
= = = =
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Selain hasil observasi di atas, peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo berdasarkan indikator kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA. berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan KIT IPA di sekolah tersebut 12
sudah maksimal karena setiap pembelajaran IPA guru selalu memanfaatkan KIT IPA dengan baik dan kreativitas guru mampu menjadi salah satu upaya guru dalam mendayagunakan dan memaksimalkan pemanfaatan alat peraga KIT IPA. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, hasil dari kreativitas guru dalam pembelajaran dengan memanfaatkan KIT IPA yaitu sebelum melakukan pengajaran terlebih dahulu guru menyiapkan RPP. Di dalam RPP sudah dirumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA terkait dengan materi energi panas maka guru menggunakan KIT panas dan terkait dengan materi pesawat sederhana guru menggunakan KIT pesawat sederhana. Guru menyampaikan topik materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan hal-hal yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA. Guru terlihat lebih mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan. Guru tidak terlalu banyak menjelaskan materi dengan kata-kata. Jadi dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA guru sudah kreatif dalam memanfaatkan KIT IPA. Guru sudah mampu memanfaatkan KIT IPA dengan baik. KIT IPA ini dimanfaatkan dengan tujuan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bervariasi sehingga tercipta suasana belajar yang yang aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mampu merangsang motivasi dan konsentrasi siswa belajar dan guru menjadi lebih mudah dalam menyampaikan konsep pembelajaran. Simpulan Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah maksimal. Hal ini berarti guru di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah mampu memanfaatkan KIT IPA dengan baik khusunya pada pembelajaran IPA. Saran Dengan melihat hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
13
1. Alat peraga KIT IPA yang telah disediakan di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo bisa dijadikan alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA. 2. Bagi guru di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, disarankan agar terus memanfaatkan alat peraga KIT IPA sebagai sarana, alat bantu dan media belajar untuk meningkatkan konsentarsi dan motivasi belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan. 3. Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran, guru harus selalu berperan aktif dan kreatif sebagai tenaga pendidik dalam memanfaatkan media pembelajaran yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati, Dr. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Kertiasa, Nyoman. 2005. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Musa, Cindrawaty. 2013. Peranan Guru dalam Memanfaatkan KIT IPA di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Sapriati, Amalia. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Shadley, 2003. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Slamet, Adeng. 2010. Praktikum IPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar .Bandung: SinarBaru Algesindo Talajan, Guntur. 2012. Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta: LaksBang Presindo Wardani, dkk. 2000. Buku Pedoman Pratikum dan Manual Alat Laboratorium 14
Pendidikan Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka
15