KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Rahmat Husain (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo?, (2) Bagaimana kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupataen Gorontalo?, (3) Apa kendala yang dihadapi guru dalam penggunaan metode pembelajaran di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang divariasikan dengan media pembelajaran dengan adanya beberapa kendala seperti beberapa orang siswa yang belum paham dengan penjelasan guru. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan pemberian tugas. Kreativitas guru dalam menggunakan metode ceramah yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Kendala yang dihadapi guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah berkaitan dengan kelemahan metode ceramah. Kata kunci : Kreativitas guru, metode pembelajaran.1
1
Rahmat Husain 151410120 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si, Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si
Mengajar bukanlah sekedar menyajikan informasi ataupun gagasan seperti yang banyak dilakukan di dalam pengajaran Ilmu-ilmu Sosial serta IPS sampai dewasa ini, khususnya sekolah-sekolah di Indonesia. Di dalamnya tercakup pula diantaranya membimbing siswa untuk
belajar
melalui
kegiatan-kegiatan
pemeriksaan
(probing),
menemukan
(discovering), menganalisis (analyzing), dan menguji (examing) yang disebut berpikir reflektif (reflektive thinking) sebagai sesuatu yang penting dalam membangun sikap dan nilai-nilai yang lebih langsung adalah tugas-tugas pengembangan keterampilan. Mengajar juga adalah pengambilan keputusan, dan pembuatan keputusan yang tepat memerlukan diagnosis yang baik. Tanpa diagnosa yang baik guru cenderung mengajar apa saja dengan cara yang sama terhadap semua siswa, dan sebagai akibatnya
pengajaran
menjadi
membosankan,
menimbulkan
frustasi
dan
ketidakberhasilan. Sesungguhnya diagnosis yang penting dalam mengajar sering tidak diperhatikan (mungkin karena mengajar itu sendiri telah di anggap sebagai suatu kegiatan rutin).
Dalam
usaha
meningkatkan
pengetahuan
dan
mutu
pendidikan
dalam
pembelajaran dewasa ini, sangat menuntut kreativitas guru ataupun kreativitas dari siswa itu sendiri. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran di sekolah harus terampil menciptakan kreativitas pembelajaran peserta didik dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran.
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederatan komponen-komponen pembelajaran. Kenyataan umum yang sering terjadi di lapangan bahwa hampir sebagian besar pembelajaran disekolah-sokolah diberikan secara klasikal, yakni pendidik memberikan penjelasan kepada sejumlah peserta didik secara lisan. Jika dilihat secara sepintas, metode ini dipandang yang paling tepat. Selain efisien dalam pembelajaran, mereka dahulu juga diajar dengan menggunakan metode ini dengan hasil yang cukup baik. Tetapi dalam proses belajar mengajar terdapat lebih dari satu aspek yang harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh seorang guru. Pada umumnya metode pembelajaran klasiskal hanya memperhatikan satu aspek, yakni aspek penyampaian informasi. Sedangkan sebagai pendidik yang profesioanl, seorang guru itu harus dapat merangsang terjadinya proses berfikir, harus mampu membantu tumbuhnya sikap kritis, serta mampu mengubah pola pikir peserta didiknya. Sehungga diperlukan penggunaan bentuk atau metode mengajar lainnya yang sifatnya lebih efektif dan efisien.
Seiring dengan kemajuan riset dibidang kreativitas, studi kreativitas juga meliput sebagian besar dunia pendidikan dan pengajaran. Saat ini sudah sering diperkenalkan metode pembelajaran kreatif yang merupakan bagian dari pendekatan cara belajar siswa aktif dan pendekatan keterampilan proses. Artinya, mengembangkan kreativitas di kelas dipandang sebagai faktor utama dan penting, apalagi diketahui riset terakhir menunjukan bahwa kreativitas itu bisa dipelajari dan bisa diajarkan. Guru yang mengerti kreativitas dapat memilih konten, dapat menyusun rencana pembelajaran, mengorganisasikan materi, dan tugas-tugas yang tepat dalam berbagai cara membantu peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan dan sikap penting untuk kreativitas. Untuk melakukan hal ini dengan baik, guru membutuhkan dasar yang kuat dalam penelitian dan teori tentang kreativitas. Kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik penemuan ilmiah dan penciptaan secara mekanik. Jika dikaitkan dengan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SDN 4 Batudaa Pantai, guru-guru jarang menciptakan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran. Sesuatu yang baru dimaksud adalah masih kurangnya kreativitas guru dalam mengkolaborasikan metode pembelajaran yang satu dengan metode pembelajaran yang lain. Selain kurangnya kreativitas guru dalam proses pembelajaran hal lain yang mempengaruhi kurangnya kreativitas guru adalah ketidaktahuan guru itu sendiri dalam menggunakan setiap metode pada proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Adapun penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Batudaa Pantai Kab. Gorontalo. Sekolah ini memliki sebelas ruangan kelas yang terdiri dari, enam ruangan kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang para guru, saru ruang UKS, satu ruang perpustakaan, dan satu ruang mushollah. Alasan peneliti memilih lokasi ini, karena sekolah bisa memberikan informasi tentang data yang peneliti perlukan. Di samping itu juga antara peneliti dengan kepala sekolah, guru dan siswa sudah saling mengenal sehingga dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian berupa deskriptif kualitatif. Kehadiran Peneliti Dalam sebuah penelitian, kehadiran dari seorang peneliti sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan kehadiran peneliti selain sebagai pengumpul data, peneliti juga bertindak sebagai instrumen penelitian yang bertindak sebagai pengamat penuh. Kehadiran peneliti sebagai instrumen utama sekaligus pengumpul data di lokasi penelitian, yang dilakukan di SDN 4 Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo dilakukan
secara terbuka, artinya status peneliti, tujuan dan kegiatan peneliti diketahui oleh kepala sekolah, guru, siswa, dan pihak yang terkait dengan masalah yang sedang dikaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa kehadiran peneliti sangatlah berperan penting untuk dapat memperoleh informasi secara detail sebelum dipublikasikan. Data Sumber Data Dalam penelitian ini data yang terkumpul terdiri atas data primer dan data sekunder. a.
Data primer, merupakan data utama dalam penelitian, yang meliputi persiapan, implementasi, dan evaluasi.
b.
Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui buku-buku referensi berupa
pengertian-pengertian
dan
teori-teori
yang
hubungannya
dengan
permasalahan yang sedang diteliti. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang akan diuraikan sebagai berikut. a. Teknik Observasi Adalah teknik awal yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai data umum obyek penelitian sebagai bahan acuan untuk menyusun latar belakang, perumusan masalah dan kajian teori, atau teknik observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di lokasi penelitian terkait dengan materi yang sedang diteliti. b. Teknik Wawancara Wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung terhadap beberapa informan yang dianggap mengetahui pokok permasalahan yang sedang diteliti. Wawancara secara mendalam ini dilakukan untuk menjamin validitas dan reliabilitas informasi yanh diperoleh dan hubungannya dengan tujuan penelitian. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak tujuh orang yang terdiri dari : satu orang kepala sekolah, dan enam orang guru kelas. c. Teknik Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah guru dan gambaran umum SDN 4 Batudaa pantai. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul diolah secara deskriptif yaitu tentang kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Data yang diperoleh peneliti dikumpulkan untuk diolah secara sistematis dimulai dari wawancara, mengklasifikasi, penyajian data, serta menyimpulkan data. Tahap-Tahap Penelitian Adapun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian adalah sebagai berikut : a.
Penelitian Pendahuluan
Dalam penelitian ada beberapa tahap yang digunakan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindak lanjut, diantaranya, observasi dan wawancara. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal dari pelaksanaan penelitian, selain itu juga peneliti dapat mempersiapkan diri, artinya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan, menjaga etika dan memperhatikan waktu penelitian. Adapun hal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam rangka persiapan anatara lain, mengecek nama dan kelengkapan identitas
peneliti,
pengecekan
kelengkapan
data
dan
menyiapkan
instrumen
pengumpulan data. b.
Penelitian Sebenarnya Peneliti melakukan pengamatan secara langsung, artinya peneliti memperhatikan
dan mengamati proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data tentang kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. c.
Penulisan Laporan Setalah pengumpulan data selesai dilaksanakan, maka peneliti dapat menyusun
menjadi sebuah laporan yang disertai dengan lampiran-lampiran ataupun dokumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan informan yang berlangsung pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014, maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut: Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menyiapkan silabus, RPP, dan KKM. Pada proses pembelajaran yang berlangsung guru selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi untuk menarik perhatian siswa dalam belajar, kemudian guru juga menggunakan metode bermain dalam pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam menerima pelajaran, tetapi ada juga guru yang hanya menggunakan metode ceramah metode yang pembelajaran yang monoton (metode ceramah). dalam pembelajaran dan tidak memahami bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat bahwa guru belum mampu mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode yang bervariasi. Jadi dari hasil wawancara, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, ada guru yang sudah mampu mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dan ada juga guru yang belum mampu mengelola pembelajaran dengan baik, maksudnya dalam hal ini, guru dalam proses pembelajarannya masih menggunakan Penelitian ini telah dilaksanakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif melalui metode dan prosedur penelitian yang sesuai dengan maksud untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat terutama dalam kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo antara lain: Kreativitas Guru Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Di SDN 4 Batudaa Pantai
Kreativitas adalah menemukan sesuatu hal-hal yang baru atau luar biasa dalam proses pembelajaran. Kreativitas guru tidak hanya sekedar membantu proses belajar mengajar, akan tetapi mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Jenis kreativitas guru dalam mengajar salah satunya adalah variasi dalam mengajar, dengan menggunakan media. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan yakni wali kelas III (IM) mengungkapkan bahwa kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS Di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo yaitu dengan menggunakan media pembelajaran, karena dapat menarik perhatian siswa sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada proses pembelajaran itu sendiri. (wawancara: 14 Mei 2014). Pendapat serupa di kemukakan oleh wali kelas IV (FG) dan wali kelas V (SS) mengungkapkan
mengungkapkan
kreativitas
guru
dalam
menggunakan
metode
pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran, agar siswa dapat mengerti, berfikir dan dapat menyerap setiap materi yang disajikan. (wawancara: 14 Mei 2014). Menurut Maulana (2013) media adalah saluran atau alat yang dipakai sebagai sumber untuk menyampaikan pesan pada sasaran. Sementara itu media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di SDN 4 Batudaa Pantai Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Dalam proses pembelajaran di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo ada beberapa metode yang telah digunakan antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan pemberian tugas. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan yakni wali kelas III (IM) mengungkapkan
bahwa
metode
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. (wawancara: 14 Mei 2014) Menurut Simamora (dalam Hariyanto 2011) metode ceramah adalah metode yang paling dasar dan sederhana karena dapat dilakukan tanpa alat bantu apapun. Sementara itu metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang efektif untuk menolong peserta didik dalam mencari jawaban atas tes, ataupun pertanyaan-pertanyaan. Sedangkan metode diskusi merupakan proses pelibatan dimana ada dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pikiran. Menurut Ali (2013) metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Menurut informan yakni wali kelas IV (FG) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah. Pendapat serupa dikemukakan oleh informan wali kelas V (SS) mengungkapkan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah dan pemberian tugas. (wawancara: 14 Mei 2014). Menurut Munsyi (2013) metode pemberian tugas adalah guru memberikan pekerjaan kepada siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan yang selanjutnya diperiksa oleh guru. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Di SDN 4 Batudaa Pantai Metode mengajar merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan adanya metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa serta menggunakan metode mengajar yang secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Dalam penggunaan metode pembelajaran di SDN 4 Batudaa Pantai ditemukan beberapa kendala. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan yakni wali kelas III (IM) mengungkapkan bahwa kendala yang dihadapi dalam penggunaan metode pembelajaran yaitu
tergantung
pada
pemilihan
metode
pembelajaran
yang
tentunya
dapat
mempengaruhi kualitas dalam proses pembelajaran serta penggunaan alat peraga yang berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan. (wawancara: 14 Mei 2014). Menurut informan yakni wali kelas IV (FG) mengungkapkan kendala yang dihadapi yaitu terbatasnya media pembelajaran. Sedangkan informan wali kelas V (SS) mengungkapkan kendala yang dihadapi yaitu terdapat beberapa orang siswa yang belum paham dengan penjelasan guru. (wawancara: 14 Mei 2014) Berdasarkan
rumusan
masalah
sebelumnya
dimana
guru
lebih
dominan
menggunakan metode ceramah sehingga kendala yang dihadapi guru berkaitan dengan kelemahan metode ceramah. Menurut Sigit (2013: 35) kelemahan metode ceramah yaitu: 1.
Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat guru) dan juga cenderung membuat siswa pasif.
2.
Guru kurang mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa menguasai bahan ceramah.
3.
Berhasil atau tidaknya penggunaan metode ini tergantung pada siapa yang menggunakannya.
4.
Bila selalu dan terlalu digunakan dapat membuat siswa menjadi bosan.
5.
Bagi siswa yang auditif (mendengarkan) dapat membuat dia benar-benar menerimanya, sedangkan yang visual dapat membuat siswa tersebut rugi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari
hasil
penelitian,
dapat
disimpulkan
bahwa,
kreativitas guru
dalam
menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SDN 4 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan pemberian tugas. Kreativitas guru dalam menggunakan metode ceramah yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Kendala yang dihadapi guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah berkaitan dengan ketemahan metode ceramah. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis perlu mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Untuk kepala sekolah, agar kiranya dapat memperhatikan guru dalam proses pembelajaran,
khususnya
kreativitas
guru
dalam
menggunakan
metode
pembelajaran. 2.
Kepala sekolah hendaknya senantiasa memberikan dorongan kepada guru yang ada dilingkungannya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran melalui pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah itu sendiri.
3.
Untuk guru yang diteliti, hendaknya lebih memperhatikan lagi apa yang menjadi maksud dari apa yang diteliti oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu Soli, dkk. 2010. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jendral pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional. Darmadi Hamid, 2009. Kemampuan Dasar Mengajar ( Landasan Konsep dan Implementasi ). Bandung. Alfabeta. Gunawan Rudy, 2011. Pendidikan IPS Filosofi Konsep dan Aplikasi. Bandung. Alfabeta. Hurlock B. Elizabeth, 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Gelora Aksara Pratama. Setiyawan Sigit, 2013. 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya. Jakarta. Grasindo. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta. PT Rineka Cipta. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Talajan Guntur, 2012. Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta. LaksBang PRESSindo. Taneo Petrus Silvester, dkk.2010.Kajian IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Kementrian Pendidikan Nasional. Wahab Azis Abdul, 2008. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung.Alfabeta. Warsita Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta. Wycoff Joyce, 2005. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran. Bandung : PT Mizan Pustaka. Desydn, 2013. Model Pemebelajaran IPS. http://desyidn/ model-pembelajaran-ipssd.html(diakses 30 januari 2013). Haryanto, 2011 http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metodepembelajaran/(diakses 2 april 2014). Iyandri
Tiluk Wahyono, 2013. Hakikat Pembelajaran IPS. http://hakikatpembelajaranips.html(diakses 30 januari 2013). Lilidewi, 2013. Pengertian Metode Ceramah.http://pengertian-metode-ceramah/(diakses 30 januari 2013). Poetrasentence, 2013. Pengertian metode ceramah dan penerapannya. http://pengertian-metode-ceramah-danpenerapannya/(diakses 30 januari 2013). Zonain, 2011. Pengertian-Kelebihan-dan-Kekurangan. http://pengertian-kelebihandankekurangan.html(diakses 30 januari 2013).