1
PENERAPAN TEKNIK UMPAN BALIK PADA PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 09 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO Yanto Abas¹, Haris Mahmud², Mukhtar Ahmad³ Jurusan Pendidikan Guru Sekolsh Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK YANTO ABAS, 2015. “Penerapan Teknik Umpan Balik Pada Pembelajaran Ips Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo.” Suatu penelitian Tindakan Kelas, Skripsi, Gorontalo, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. H. Haris Mahmud, M.Si dan Pembimbing II Mukhtar Ahmad, M.Si Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Teknik Umpan Balik Pada Pembelajaran IPS dapat Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa melalui penerapan teknik umpan balik pada pembelajaran IPS di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo. Sementara teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, dimana tindakan penelitian dihentikan jika telah tercapai kriteria ketuntasan kreatifitas belajar siswa 84% dari jumlah keseluruhan subyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 13 siswa kelas V SDN 09 Managgu. Hasil penelitian menunjukan bahwa perolehan data pada siklus 1 tentang kreatifitas belajar siswa masih dibawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 84%. Pada siklus I kreatifitas belajar siswa berada pada prosentase 54-62%. Sementara pada siklus II kreatifitas belajar siswa mengalami peningkatan yaitu berkisar antara 85 – 100%. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa penggunaan teknik umpan balik telah meningkatkan kreatifitas belajar siswa kelas V SDN 09 Mananggu. Kata Kunci: Kreatifitas belajar siswa, teknik umpan balik1
1
Yanto Abas 151 413 272 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Drs. H. Haris Mahmud, M.Si ,Mukhtar Ahmad, M.Si
2
ABSTRACT
YANTO ABAS, 2014. "Application of Feedback In Learning Techniques to Increase Creativity IPS Student In Class V SDN 09 Mananggu district was." A Class Action Research, Thesis, Gorontalo, Elementary School Teacher Education, Faculty of Education, University of Gorontalo. Supervisor I Drs. H. Haris Mahmud, M.Si and Advisor II Mukhtar Ahmad, M.Si The problem in this research is "Do Implementation Techniques Feedback On Social Learning Can Improve Creativity Student In Class V SDN 09 Mananggu district was. The purpose of the research is to improve the creativity of student learning through the application of feedback on learning techniques IPS in Class V SDN 09 Mananggu district was. While data analysis technique used is quantitative analysis. This study uses a Class Action Research, where the study was discontinued if the action has reached completeness criteria creativity of student learning 84% of the total number of study subjects. Subjects in this study amounted to 13 fifth grade students of SDN 09 Managgu. The results showed that the acquisition of data in one cycle of the creativity of student learning is still below pre-defined indicators of success is 84%. In the first cycle of creativity of student learning is the percentage of 54-62%. While in the second cycle students' learning creativity increase ranged between 85-100%. The conclusions from this study that the use of feedback techniques have improved the creativity of students of class V SDN 09 Mananggu.
Key Words: Learning Creativity, feedback2
2
Yanto Abas 151 413 272, Elementary School Teacher Education, Faculty of Education, University of Gorontalo. . Drs. H. Haris Mahmud, M.Si ,Mukhtar Ahmad, M.Si
3
PENDAHULUAN Salah satu dari materi ajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa kelas V SD, adalah kompetensi dasar kemampuan menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Tuntutan kurikulum ini harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, mau berlama-lama belajar, dan tidak membosankan, sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih menyenangkan. Karena menurut Torance dan Myres (dalam Harija, 2011::35) baahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Rendahnya kreativitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas. Kondisi siswa kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo berjumlah 13 orang siswa yang relatif heterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik, kreativitas maupun sarana yang dimiliki. Dalam segi kreativitas, dari 13 orang siswa yang mampu mengembangkan rasa ingin tahu hanya 5 orang siswa atau sebesar 38,46%. Kemampuan mengajukan pertanyaan dari 13 orang siswa hanya 5 orang siswa saja yang mampu atau sebesar 38,46%. Sedangkan kemampuan siswa untuk menunjukan pendapat sangat rendah, yaitu baru 3 orang siswa dari 13 orang siswa atau sebesar 23%. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN 09 Mananggu kurang memuaskan. Tujuh puluh lima persen (75%) nilai ulangan harian tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif mereka masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti merasa prihatin, sebab jika dibiarkan, masalah ini akan berkelanjutan pada konsep lain yang menggunakan dasar sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, misalnya pada kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Akibat keterbatasan siswa dalam memahami materi ajar ini, mereka membutuhkan teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sehingga, kreativitas belajar mereka menjadi lebih meningkat. Varian kemampuan masing-masing siswa yang berbeda membutuhkan layanan secara individu sehingga dapat berkembang secara optimal. Pemahaman yang lambat memerlukan tahapan bahan pelajaran yang detail dan latihan yang berulang-ulang, sedangkan keterampilan sosial dan penanaman budi pekerti memerlukan kegiatan bersama dengan teman. Berdasarkan hal-hal di atas, penulis berupaya menemukan solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian tindakan kelas perlu dilakukan untuk menyempurnakan atau meningkatkan proses dan praktis pembelajaran, terutama dalam hal menanggulangi permasalahan kreativitas belajar. Melalui penelitian, tindakan permasalahan yang ada dapat dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan secara berkesinambungan, sehingga proses pendidikan dan oembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan dapat diaktualisasikan secara sistematis. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan inovasi pembelajaran menggunakan teknik umpan balik (Feadback Technic). Dengan demikian judul dalam penelitian ini adalah “Penerapan Teknik Umpan Balik Pada Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal di atas, pokok masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Teknik Umpan Balik Pada Pembelajaran IPS dapat Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo.
4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa melalui penerapan teknik umpan balik pada pembelajaran IPS di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kreatavitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pengertian Kreativitas Menurut Torrance (2008:366) kreativitas ialah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Selain itu Langgulung (2010:175) berpendapat bahwa kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi-dimensional, sehingga sulit didefinisikan secara operasional. Sementara menurut Rogers (dalam Utami Munandar, 2009:18) mengemukakan kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Menurut Marisi (2007:32) kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Definisi lain menurut Moreno (dalam Marisi, 2007:233) kreativitas merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi oranglain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain. Faktor-faktor Kreativitas Kreativitas tidak hanya dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangannya, ditemukan bahwa kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas. Rogers (dalam Utami Munandar, 2009:38) menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas ditandai dengan adanya: Keamanan Psikologis Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan yaitu: a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. b. Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam). c. Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya. Kebebasan Psikologis Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaanperasaannya. Ciri-ciri Kreativitas Menurut Utami Munandar (2009:71) Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide-ide baru yang ada dalam dirinya sendiri. Adapun ciri-ciri dari kreativitas adalah :
5
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam Sering mengajukan pertanyaan yang baik Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah Bebas dalam menyatakan pendapat Mempunyai rasa keindahan yang dalam Menonjol dalam salah satu bidang seni Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang Mempunyai rasa humor yang luas Mempunyai daya imajinasi Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah
Hakikat Kreativitas Belajar Pengertian Kreativitas Belajar Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 2009 : 12). Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Ahmadi, 2008 : 7). Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2010 : 2). Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertmbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Harija, 2011 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (Darma, 2005 : 4). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (dalam Harija, 2011::34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangankekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya”. Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres (dalam Harija, 2011::35) sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan ionformasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi dan mendivergensi dengan menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak berhasil, salah dan kurang baik, memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya menarik atau
6
menyenangkan secara estesis, mengkonunikasi hasi-hasilnya kepada orang lain” (Harija, 2011: 35). Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar Pengembangan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal penting, sebab jika kreativitas siswa tidak muncul maka proses pembelajaran tersebut akan statis, artinya tidak ada interaksi yang baik antara pendidik dan anak didik, oleh karena itu kita harus mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar siswa. Menurut Munandar (2009: 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar antara lain : a. Faktor internal siswa Faktor Internal siswa adalah yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (jasmaniah) dan aspek psikologis (rohaniah). Aspek fisiologis (jasmaniah) meliputi kesempurnaan fungsi seluruh panca indera terutama otak, karena otak adalah sumber dan menara pengontrol kegiatan badan manusia. Otak merupakan kesatuan sistem memori, sehingga manusia dapat belajar dengan cara menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi pengetahuan dan keterampilan untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya di muka bumi. Aspek psikologis (rohaniah) dalam belajar, akan memberikan andil yang penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap, minat, bakat, motivasi, dan kreativitas siswa. Seorang siswa akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, kesatuan antara aspek fisiologis dan aspek psikologis akan membantu pelajaran. b. Faktor eksternal siswa Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial, lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi kreativitas belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin, khususnya dalam hal belajar misalnya rajin membaca dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya. Tempat tinggal keluarga siswa, alat belajar, waktu belajar dan cuaca, faktor-faktor ini dipandang dapat menentukan tingkat kreativitas dan keberhasilan siswa. c. Faktor instrumental Faktor instrumental terdiri dari gedung atau sarana fisik kelas, alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses belajar dan kreativitas belajar siswa. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas. Kreativitas dimiliki oleh setiap orang meskipun dalam derajat dan bentuk yang berbeda. Kreativitas harus dipupuk dan diingkatkan karena jika dibiarkan saja maka bakat tidak akan berkembang bahkan bisa terpendam dan tidak dapat terwujud.
7
Tumbuh dan berkembangnya kreasi diciptakan oleh individu, dipengaruhi oleh kebudayaan serta dari masyarakat dimana individu itu hidup dan bekerja. Tumbuh dan berkembangnya kreativitas dipengaruhi pula oleh banyak faktor terutama adalah karakter yang kuat, kecerdasan yang cukup dan lingkungan kultural yang mendukung. Teknik Umpan Balik Pengertian Teknik Umpan Balik Menurut Mustaqim (2009: 14) teknik umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pencapaian/hasil belajarnya. Termasuk dalam “ alat ukur lainnya” itu adalah pekerjaan rumah ( PR ). Dan pertanyaan yang diajukan guru dalam kelas. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan mengajar terdahulu yang dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Tujuan Teknik Umpan Balik Menurut Mustaqim (2009: 67) untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut : a. Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri. b. Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa. Misalnya “ Tiga kata tertulis salah pada makalah anda : efiktif, posatif, dan vartikal,” bukan “ Terlalu banyak kata yang salah ketik. c. Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut. Misal, “ saya tidak dapat membaca tulisan anda, karena jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain terlalu rapat”, dan bukan “ Tulisan tidak rapi dan kurang jelas” d. Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan balik harus diberikan secara hati – hati agar berguna. Kadang – kadang siswa diberi umpan balik terlalu banyak atau umpan balik yang terlalu rumit bagi siswa untuk menanganinya. e. Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar f. Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil. Merupakan tanggungjawab guru agar siswa memusatkan perhatiannya pada proses atau teknik tertentu. Siswa perlu disadarkan, bahwa teknik yang salah dapat saja memberikan hasil tetapi hasil tersebut akan menjadi penghambat untuk perkembangannya lebih lanjut g. Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya, sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri. Belajar bagaimana menilai keberhasilan sendiri dasn memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri merupakan hal penting yang perlu di pelajari siswa. Fungsi Teknik Umpan Balik Menurut Silverius (2000: 149) teknik umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional. 1. Fungsi Informasional Tes sebagai alat penilaian pencapaian hasil belajar siswa diperiksa menurut criteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian memberikan hasil tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan
8
balik berupa pengayaan atau perbaikan. Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni : a) Tidak ada umpan balik b) Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa c) Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benarnya jawaban ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response ( KCR ) d) KCR + penjelasan e) KCR + pengajaran tambahan 2. Fungsi Motivasional Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk belajar. Dalam kaitan dengan fungsi motivasional ini dipertanyakan manfaat penyampaian hasil belajar secara umum sebagai upaya umpan balik, misalnya melalui papan pengumuman. Sebagaimana umpan balik dapat berpengaruh secara negative kepada siswa disamping pengaruh positif yang dimaksud demikian pula pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman mempunyai dampak positif maupun negative kepada siswa disamping pengaruh positif yang dimaksud. 3. Fungsi Komunikasional Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut. (Mustaqim, 2009: 23). Langkah-langkah Pembelajaran Teknik Umpan Balik Menurut Mustaqim (2009: 27) langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik umpan balik ada 3 (tiga) tahap, diantaranya: Tahap 1: Siswa diperintah untuk menyelesaikan seluruh soal tersebut, tanpa bertanya dan tanpa diberi bimbingan atau komentar. Hasil yang diperoleh adalah kemampuan dasar siswa (Baseline performance). Tahap 2: Siswa diperintah untuk mengerjakan lagi 10 soal yang lain. Setiap selesai mengerjakan satu soal, siswa diberitahu jawabannya (diberi umpan balik) dan seterusnya sampai seluruh soal selesai dikerjakan dan dicocokkan dengan jawabannya. Hasil yang diperoleh adalah kemampuan selama latihan (Training performance). Tahap 3: Ulangi lagi prosedur pada Tahap 1. Hasil yang diperoleh adalah kemampuan setelah latihan (Extinction performance). Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini “Jika guru menggunakan teknik umpan balik Pada Pembelajaran IPS maka Kreativitas Belajar Siswa Di Kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo akan meningkat”. METODE PENELITIAN Latar Dan Karakteristik Subyek Penelitian Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di kelas V. SDN 09 Mananggu
9
Karakteristik Subyek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo untuk mata pelajaran IPS. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun 2014 dengan jumlah siswa sebanyak 13 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Dimana dari 13 orang siswa ini memiliki kriteria sifat dan pemahaman yang berbeda – beda. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri atas variable input, variable proses dan variable output. 1. Variabel Input: Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung, seperti Guru mempersiapkan bahan ajar atau sumber belajar, kehadiran siswa, aktivitas siswa serta kesiapan siswa dalam pembelajaran. 2. Variabel Proses: Variabel ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung yang menggunakan teknik umpan balik di kelas V. 3. Variabel Output: Variabel output merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran berupa peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian tindakan kelas atau yang dikenal dengan PTK yang menggunakan teknik umpan balik. Prosedur yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 siklus yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas menggunkan prosedur sperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 45-46) yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, serta analisis dan refleksi 1. Tahap Persiapan a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknik umpan balik b. Membuat RPP pada materi dengan menggunakan teknik pembelajaran umpan balik. c. Membuat lembar kerja siswa d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa pada materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara, maka guru melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa yakni mengajarkan materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara. Pelaksanaan pembelajaran ini, peneliti menggunakan teknik umpan balik yang dipakai sebagai cara untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. Pelaksanaan penelitian pada materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara menggunakan teknik umpan balik peneliti dapat membaginya menjadi: a. Kegiatan awal 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Memperkenalkan materi yang akan dilaksanakan 3. Menjelaskan indikator pembelajaran secara singkat pada proses pembelajaran yang akan dilaksanakan b. Kegiatan inti
10
Pada proses kegiatan ini, peneliti akan menjelaskan pelaksanaan proses pembelajaran pada materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini akan diuraikan dalam skenario pembelajaran yaitu : 1. Guru menjelaskan materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara yang akan diajarkan dalam menggunakan teknik umpan balik . 2. Guru dapat memperlihatkan dan menjelaskan materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara yang terdiri beberapa bagian sehingga siswa dapat memahaminya. 3. Siswa dapat memahami materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara. 4. Melakukan teknik umpan balik terhadap materi dengan memperhatikan Skenario pembelajaran sebagaimana diuraikan tersebut berlangsung terus-menerus pada kegiatan pembelajaran sampai akhirnya kreativitas belajar siswa tentang materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara akan meningkat. c. Kegiatan akhir Kegiatan pada tahap ini ialah mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan dan kemudian siswa mengumpulkan tugas sesuai dengan pembagian tugas yang diberikan oleh guru serta melakukan kesimpulan dari pembahasan materi yang telah dijelaskan dan diuji cobakan melalui teknik umpan balik. Dan kemudian guru memberikan tugas rumah, agar supaya guru dapat mengetahui keberhasilan yang dicapai pada materi yang sudah diajarkan. Serta akan meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa lebih terasah. Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap pemantauan dan evaluasi ini, guru melakukan pemantauan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan juga kegiatan siswa, yang telah disiapkan untuk melihat pelaksanaan tindakan di dalam kelas. Selanjutnya peneliti mengevaluasi pemantauan hasil yang telah di lakukan, dan untuk evaluasi ketuntasan belajar siswa di lakukan pada tahap akhir. Dan harus memperhatikan setiap tahap demi tahap pelaksanaan tindakan dalam bentuk tes tertulis dan memperhatikan penilaian sikap secara efektif dengan menggunakan lembar pengamatan penilaian siswa. Untuk melihat kreativitas siswa, digunakan instrumen penilaian angket siswa dan lembar observasi penilaian siswa dan juga wawancara. Analisis dan refleksi Analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada data hasil observasi siswa dan data angket hasil belajar siswa yang telah dievaluasi. Data berlangsungnya kegiatan belajar mengajar diukur dengan teknik persentase, apabila seluruh materi yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Setelah pelaksanaan analisis data dilanjutkan dengan refleksi baik dari analisis maupun hasil evaluasi belajar yang bertujuan untuk melihat apakah setiap tindakan pada setiap tahapan yang dilakukan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain: a) Observasi Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dapat melihat secara langsung keadaan lokasi penelitian serta dapat mengetahui proses pembelajaran di kelas. B. Wawancara
11
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dalam hal untuk memperoleh data yang akurat dan informasi dari objek yang akan diteliti atau pihak lain yang kompeten, sehingga informasi atau data yang diperoleh tidak diragukan dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam kegiatan wawancara ini dimaksudkan antara guru dan siswa dapat bertanya jawab pada saat mengeksperimenkan materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara. b) Angket Angket digunakan sebagai data primer untuk mengukur kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan melalui empat tahap, yaitu (a) pengumpulan data, (2) reduksi data, (c) penyajian data, (d) penyimpulan data atau verifikasi. Rangkaian kegiatan analisis data tersebut digambarkan sebagai berikut. Analisis data untuk pengujian hipotesis tindakan kelas ini dilaksanakan dengan memperlihatkan hasil-hasil yang diperoleh siswa dilakukan secara bertahap serta berkesinambungan pada setiap kegiatan pembelajaran. Analisis data diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dengan menitik beratkan pada peningkatan kreativitas belajar siswa pada materi Persiapan Kemerdakaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara melalui teknik umpan balik di kelas V SDN 09 Mananggu. Setelah hasilnya sudah dapat diketahui dengan jelas, maka dilanjutkan dengan diadakan refleksi untuk mengetahui apakah masih perlu diberikan tindakan lagi atau tidak. Dari hasil tersebut dapat diketahui apakah masih mengalami kekurangan dan kelemahan baik dari segi guru ataupun siswa, teknik pembelajaran, serta media dan sumber belajar. Untuk itu hasil tersebut akan dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pembelajaran yang selanjutnya. Untuk mengukur hasil belajar siswa melalui tes formatif yang diberikan di akhir siklus, dapat mengunakan rumus sebagai berikut: Jumlah Skor yang benar Daya Serap siswa = x 100% Jumlah Skor Ideal Untuk menentukan keberhasilan siswa secara perorangan, peneliti menetapkan nilai. Hal ini ditetapkan untuk menjadi acuan keberhasilan penilaian, dimana tingkat capaian pada materi dengan nilai minimal 70. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 09 Mananggu. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas beberapa alasan yaitu (a) karena terdapatnya permasalahan dalam kreativitas belajar siswa, dan (b) Lokasi penelitian mudah dijangkau karena sekolah tersebut sebagai sekolah dimana peneliti bertugas sebagai guru. Sebelum peneliti menjelaskan hasil penelitian pada tiap siklus, peneliti akan menjelaskan lebih dahulu gambaran umum lokasi penelitian sebagai berikut.
12
Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kualifikasi N ASPEK YANG DIAMATI O SB B C I
II
III
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yangakan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 2. Menghasilkan pesan yang menarik 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. merespon positif partisipasi siswa 3. menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F. Penggunaan bahasa 1. Menggunakna bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
K
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
13
Kualifikasi N O
ASPEK YANG DIAMATI SB
B
C
K
IV
Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan √ siswa √ 2. Melaksanakan tindak lanjut 12 8 4 Jumlah 50% 33% 17% Prosentase Sumber : Olahan Data Primer 2014 Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I pada tabel sebelumnya, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Data hasil pengamatan, yang diperoleh guru mitra terdapat 12 aspek atau 50% dalam kategori Baik (B), 8 aspek atau 33% dalam kategori Cukup (C) dan 4 aspek atau 17% dalam kategori Kurang (K). Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Kualifikasi N ASPEK YANG DIAMATI O SB B C K I
II
III
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yangakan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 2. Menghasilkan pesan yang menarik
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √
14
Kualifikasi N O
IV
ASPEK YANG DIAMATI SB
B
C
K
√ 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam √ pembelajaran √ 2. merespon positif partisipasi siswa √ 3. menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam √ belajar E. Penilaian proses dan hasil belajar √ 1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √ (tujuan) F. Penggunaan bahasa 1. Menggunakna bahasa lisan secara jelas dan lancar √ 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √ Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan √ siswa √ 2. Melaksanakan tindak lanjut 12 11 1 Jumlah 4% 50% 46% Prosentase Sumber : Olahan Data Primer 2014 Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus II pada tabel sebelumnya, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Data hasil pengamatan, yang diperoleh guru mitra terdapat 12 aspek atau 50% dalam kategori Sangat Baik (SB), 12 aspek atau 50% dalam kategori Baik (B) 11 aspek atau 46 % dan dalam kategori Cukup (C) 1 aspek atau 4%.
Pelakasanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SDN 09 Mananggu Kabupaten Boalemo. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun hasil penelitian tindakan akan dijelaskan sebagai berikut. a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan dalam kreativitas belajar siswa melalui teknik umpan balik pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 09 Mananggu. Adapun format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 aspek, baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup. Lembar pengamatan tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I pada tabel sebelumnya, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Data hasil pengamatan, yang diperoleh
15
-
guru mitra terdapat 12 aspek atau 50% dalam kategori Baik (B), 8 aspek atau 33% dalam kategori Cukup (C) dan 4 aspek atau 17% dalam kategori Kurang (K). Berdasarkan hasil pengamatan di atas, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus dilanjutkan pada siklus kedua guna meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Aspek penilaian kegiatan belajar siswa kelas 5 SDN 09 Mananggu pada mata pelajaran IPS dialaksanakan oleh guru mitra. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 yang diamati pada 23 aspek menunjukan keterangan Ya berjumlah 12 aspek atau 52% dan keterangan Tidak berjumlah 11 aspek atau 48%. Dari hasil yang diperoleh ini menunjukan bahwa kegiatan siswa pada siklus 1 belum mencapai hassil yang baik Dengan demikian masih memerlukan tindakan pada siklus berikutnya dengan harapan yang lebih baik. c. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Aspek pengamatan dan penilaian kreativitass belajar siswa di kelas 5 SDN 09 Mananggu pada mata pelajaran IPS dialaksanakan oleh guru mitra. Pada siklus I peneliti dan guru mitra memperoleh kreativitass belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan kreativitas belajar siswa pada siklus 1 yang diamati pada 4 aspek menunjukan hasil sebagai berikut: 1. Pada aspek memiliki rasa ingin tahu menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 8 orang atau 62% dan yang Tidak berjumlah 5 siswa atau 38%. 2. Pada aspek mengajukan pertanyaan menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 8 orang atau 62% dan yang Tidak berjumlah 5 siswa atau 38%. 3. Pada aspek menjawab pertanyaan menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 7 orang atau 54% dan yang Tidak berjumlah 6 siswa atau 46%. 4. Pada aspek mampu menunjukan pendapat dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 7 orang atau 54% dan yang Tidak berjumlah 6 siswa atau 46%. Berdasarkamn hasil di atas, setelah dilakukan diskusi dengan guru mitra hasil tersebut belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 84%. Dengan demikian masih akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan harapan dapat mencapai indikator keteberhasilan atau lebih. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru, siswa dan kreativitas belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa ketiga aktivitas tersebut belum menunjukan hassil yang baik. Berdasarkan hasil tersebut dan setelah dilakukan analisis dengan guru mitra menunjukkan hasil belum tercapai. Untuk itu peneliti dan guru mitra melakukan perbaikan-perbaikan agar pelaksanaan tindakan pada ssiklus 2 dapat tercapai. Adapun perbaikan tersebut antara lain: 1. peneliti sekaligus sebagai guru pelaksana tindakan harus melakukan penguasaan materi, pengelolaan kelass yang baik, pemusatan perhatian siswa pada pembelajaran dan penggunaan teknik umpan balik yang lebih baik dengan memberikan pemahaman terhadap siswa. 2. Pada aktifitas siswa lebih ditekankan pada pelibatan siswa secara akitif dalam proses pembelajaran. Pada siklus II kegiatan belajar mengajar dan kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik dan telah mencapai indikator keberhassilan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 84%. Peningkatan tersebut terlihat pada ketiga aspek kegiatan diantaranya; a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan dalam kreativitas belajar siswa melalui teknik umpan balik pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 09 Mananggu. Adapun format pengamatan
16
kegiatan belajar mengajar mencakup 24 aspek, baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup. Lembar pengamatan tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus II pada tabel sebelumnya, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Data hasil pengamatan, yang diperoleh guru mitra terdapat 12 aspek atau 50% dalam kategori Sangat Baik (SB), 12 aspek atau 50% dalam kategori Baik (B) 11 aspek atau 46 % dan dalam kategori Cukup (C) 1 aspek atau 4%. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Aspek penilaian kegiatan belajar siswa kelas 5 SDN 09 Mananggu pada mata pelajaran IPS dialaksanakan oleh guru mitra. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus 1 yang diamati pada 23 aspek menunjukan keterangan Ya berjumlah 22 aspek atau 96% dan keterangan Tidak berjumlah 1 aspek atau 4%. Dari hasil yang diperoleh ini menunjukan bahwa kegiatan siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan yang baik. Dengan demikian tidak memerlukan tindakan pada siklus berikutnya. c. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Aspek pengamatan dan penilaian kreativitass belajar siswa di kelas 5 SDN 09 Mananggu pada mata pelajaran IPS dialaksanakan oleh guru mitra. Pada siklus I peneliti dan guru mitra memperoleh kreativitass belajar siswa yang baik. Berdasarkan hasil pengamatan kreativitas belajar siswa pada siklus 1 yang diamati pada 4 aspek menunjukan hasil sebagai berikut: 1. Pada aspek memiliki rasa ingin tahu menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 11 orang atau 85% dan yang Tidak berjumlah 2 siswa atau 15%. 2. Pada aspek mengajukan pertanyaan menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 13 orang atau 100%. 3. Pada aspek menjawab pertanyaan menunjukan dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 12 orang atau 92% dan yang Tidak berjumlah 1 siswa atau 8%. 4. Pada aspek mampu menunjukan pendapat dari 13 siswa dengan keterangan Ya berjumlah 11 orang atau 85 % dan yang Tidak berjumlah 2 siswa atau 15%. Berdasarkamn hasil di atas, setelah dilakukan diskusi dengan guru mitra hasil tersebut telah mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 84%. Dengan demikian tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dengan demikian hipotesis dan permasalah dalam penelitian ini telah terjawab dan mencapai indikator keberhasilan. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dapat diterima. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN 09 Mananggu dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunkan teknik umpan balik mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 84%. Keberhasilan ini dilakukan karena peneliti dan guru mitra melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II. Perbaikan yang peneliti lakukan menunjukan hasil yang baik pada siklus II baik pada aspek kegiatan guru, kegiatan siswa dan kreatifitas belajar siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
17
1. Sekiranya hasil penelitian ini menjadi data bagi guru maupun peneliti dalam memilih metode atau model pembelajaran dimasa-masa mendatang. 2. Sekiranya hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lainnya guna memperoleh hasil yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 3. Kiranya guru lebih kritis memilih metode, model dan teknik pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan.
18
DAFTAR PUSTAKA Adryanto, Michael, 2011, Mengenali Metode Penilaian 360 Derajat. 2 April 2014. Pukul 20:45 Wita. Ahmadi. Abu. Dan Widodod Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Campbell. David. 2004. Mengembangkan Kreativitas, (Yogyakarta: Kanisius 1986). Darma. Monthy P Satia dan Fidelis E Wawu. 2005. Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Faturrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Bandung : PT. Refika Aditama. Harja. 2011. AM Mangun, Mengembangkan kreativitas, Yogyakarta: Kanisius. Hasinah. 2009. Skripsi. “Penerapan Metode Pemberian Tugas Dan Umpan Balik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri SMKN 1 Batam Langgulung, Hasan.2010. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan. jakarta: PT. Al Husna Zikra Marisi, Abdul Kamil. 2007. Efektivitas Model Pengukuran Kreativitas Dalam Pembelajaran Hemisphere Kanan (HK) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V dalam Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dalam Jurnal Hasil Penelitian dan Evaluasi Pendidikan No 2 Tahun X, 2007. Yogyakarta: Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia. Munandar, Utami. 2009. Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Silverius, Suke. 2000. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta : PT Rasindo
19