PENERAPAN METODE WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 4 TANJUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: Ni Luh Sri Nopyanti, H. Sudirman, dan Hj. Nurhasanah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram
ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal dengan guru kelas V SDN 4 Tanjung, ditemukan masalah pada mata pelajaran IPS, yaitu didapatkan hasil bahwa pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa belum berpartisipasi aktif di dalam kelas disebabkan karena guru kurang menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa yang beu\lum mencapai KKM. Oleh karena itu, dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017 dengan menerapkan metode Word Square. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus, satu siklus dua kali pertemuan. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes pilihan ganda. Akitivitas guru dan siswa diperoleh melalui lembar kegiatan observasi guru dan lembar observasi siswa. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah skor dalam dua siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah skor aktivitas guru pertemuan pertama diperoleh skor 20 berkategori cukup baik mengalami peningkatan skor pada siklus II dengan diperoleh skor 24 berkategori baik. Sedangkan jumlah skor aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor 30,5 berkategori aktif dan mengalami peningkatan skor pada siklus II dengan perolehan skor 45,5 yang berkategori sangat aktif. Dan rata-rata nilai 60.60 siklus I dengan presentase ketuntasan klasikal 60,60% dan pada siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 74,68 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 81,25% yang meningkat sebesar 20,65%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Word Square dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017. Kata-kata kunci: Metode Word Square, Hasil Belajar IPS. Base of the initial observation with teacher class V SDN 4 Tanjung, the problem of social science subject (IPS) was discovered, that is when the learn is going part of student not be active participated that’s due to lack of teachers in use varied learning method that’s make student learning outcomes is not reached the minimum passing grade (KKM). Based on that problem, this classroom action research purpose to improve student learning outcomes social science subject (IPS) class V SDN 4 Tanjung academic year 2016/2017 with application of word square method. This classroom action research was conducted in two cycles, in each cycle consisting of two meetings. The data of student learning outcomes acquired from multiple choice test. Teacher and student’s activity acquired from observation sheet. Based on the results, score in two cycle is increasing. In the first cycle, teacher activity score of 20 with quite good category, and there is increasing in second cycle with score of 24 with good category. Moreover, score of student learning activity in the first cycle is 30,5 with active category and there is increasing in second cycle with score of 45,5 with very active category. Similarly, student learning outcomes acquiring an average score of 60,60 in the first cycle with the percentage of classical completeness 60,60% and there in the second cycle increasing with an average score of 74,68 with the percentage of classical completeness 81,25% that increasing of 20,65%. Based on these results, it can be concluded that
the application of word square method can be improving the student learning outcomes of social science subject (IPS) class V SDN 4 Tanjung academic year 2016/2017. Key Words: Word Square Method, Learning Outcomes of Social Science Subject
A. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia di muka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Tujuan pendidikan adalah menuju humanisme ilmiah, menumbuhkan kreativitas, orientasi pada keterlibatan sosial dan pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa untuk mengembangkan potensis siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan sangat diperlukan bahkan dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehinggga diharapkan mampu meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun diri, bangsa dan lingkungannya. Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Dalam pengajaran IPS siswa diharapkan dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk merancang pembelajaran sebaik mungkin tujuannya agar para siswa dapat mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya seoptimal mungkin, sehingga terwujudlah siswa yang cerdas. Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran harus bisa menyajikan proses pembelajaran dengan baik di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan, karena tidak semua metode pembelajaran dapat digunakan untuk semua materi. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Semua mata pelajaran membutuhkan penerapan model ataupun metode pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang menuntut penggunaan metode pembelajaran yang sesuai yaitu mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS harus menarik agar siswa menjadi tertarik untuk ikut serta aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan informasi dari guru kelas V SDN 04 Tanjung, KKM IPS yakni 67 dan dari 33 siswanya, ada 12 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini berarti 36% dari jumlah siswa dinyatakan belum lulus. Penyebab hal tersebut yakni selama pembelajaran berlangsung guru tidak banyak menggunakan metode hanya menggunakan metode yang monoton tanpa adanya variasi sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini membuat siswa menjadi jenuh yang dapat mengakibatkan suasana belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Tentu saja hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan metode. Adapun metode pembelajaran yang digunakan untuk peningkatkan hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran word square. Adapun keunggulan dari metode word square yakni siswa menjadi terdorong untuk memahami materi pelajaran. Word square merupakan metode pembelajaran yang berorientasi kepada keakifan siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, siswa akan dibagikan lembar kegiatan atau lembar kerja, sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajar. Metode ini metode yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak – kotak jawaban.
Dari uraian diatas, maka peneliti meneliti dengan judul “Penerapan metode word square untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas V SDN 04 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017”. Adapun tujuan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan menerapkan metode word square pada kelas V siswa SDN 04 Tanjung tahun ajaran 2016/2017. B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan Teori yang relevan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil Belajar IPS a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik akibat belajar, hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor yang dapat diamati setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yakni faktor internal (psikologis dan fisiologis) dan faktor eksternal (lingkungan dan instrumental) c. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Hasil belajar IPS ialah penguasaan peserta didik mengenai materi IPS yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. 2. Metode Word Square a. Pengertian metode word square Pengertian metode word square merupakan pembelajaran yang memuat kata-kata yang ditempatkan dalam kotak yang berorientasi pada keaktifan siswa. Adapun langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan metode word square yakni: (1) guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) guru membagikan lembaran kegiatan, (3) siswa menjawab soal dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban dan (4) guru memberikan poin setiap jawaban dalam kotak. b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Word Square Kelebihan metode Word Square : (1) proses pembelajaran dengan metode word square mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) siswa akan terlatih untuk disiplin, (3) sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis dan (4) merangsang siswa untuk berpikir efektif. Sedangkan kekurangan metode Word Square : (1) dengan materi yang telah dipersiapkan, akhirnnya dapat menumpulkan kreatifitas siswa, (2) siswa tinggal menerima bahan mentah dan (3) siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Penelitian yang relevan: 1. Penelitian dilakukan oleh Jihan (2011) dengan judul “efektifitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran word square terhadap ketuntasan belajar pada siswa kelas V MI Roudlotul Muta’allimin Samberijo Kec. Bringin Kab. Semarang”. Hasilnya, terjadinya peningkatan ketuntasan belajar siswa dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus I 28,57%, siklus II 66,6% dan siklus III 80,95%. 2. Penelitian dilakukan oleh Afandi (2013) dengan judul “penggunaan model pembelajaran word square untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa di kelas V SDN 06 Medan Marelan tahun ajaran 2012/2013”. Adapun persamaan dari peneltian tersebut yakni sama-sama menggunakan satu variabel tindakan (word square). Hasilnya, menunjukkan bahwa secara keseluruhan sebelum diberikan tindakan (prasiklus) efektivitas belajar siswa diperoleh rata-rata nilai klasikal 59,4%, setelah diterapkan siklus I dengan model pembelajaran tipe kooperatif tipe word square efektifitas belajar siswa meningkat dengan rata-rata klasikal menjadi 79,5% dan meningkat menjadi rata-rata 87,1% setelah dilakukan tindakan siklus II.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, menunjukkan terjadinya peningkatan pada efektivitas belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPS. Peneliti akan menggunakan cara yang sama dalam proses pembelajaran yaitu menerapkan metode word square dalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini akan mengkaji tentang “Penerapan metode word square untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas V SDN 04 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017”. Guru akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe word square dalam pembelajaran IPS kepada siswa. Dengan demikaian, diharapkan hasil belajar siswa kelas V dapat meningkat. Kerangka berpikir dalam penelitian ini yakni Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru maupun siswa harus turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas dibutuhkan rencana pembelajaran untuk menarik perhatian siswa, maka dibutuhkan cara mengajar yang kreatif dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Seperti pendekatan pembelajaran tertentu dengan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan adalah metode word square. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu faktor yang penting untuk tercapainya tujuan pendidikan, harus melakukan perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk memperbaiki proses belajar mengajar, dipilihlah metode word square ini, karena dirasa metode ini cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin menyenangkan pembelajaran yang dialami siswa maka secara tidak langsung siswa mendapat pembelajran yang bermakna dan dengan siswa terlibat langsung maka akan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar IPS. Dengan demikian hasil belajar siswa akan semakin meningkat. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Tanjung, yang terletak di jalan Sorong Jukung, Tanjung Lombok Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, dengan dua siklus, I siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu siklus I pada tanggal 25 agustus 2016 dan 26 agustus 2016 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 september 2016 dan 2 september 2016 dengan alokasi waktu setiap siklus 2 x 35 menit setiap kali pertemuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 4 Tanjung tahun Ajaran 2016 dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri dari 19 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan. Observer dalam penelitian ini adalah guru kelas V SDN 4 Tanjung yakni Ni Ketut Wijawati yang mengamati selama proses penelitian berlangsung. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor guru yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan melalui penerapan word square dan faktor siswa yang diteliti adalah bagaimana aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan menerapkan metode word square. Variabel penelitian ini ada 2 yakni variabel harapan dan tindakan adapun variabel harapan ialah Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa terhadap materi pelajaran IPS. Sedangkan variabel tindakan adalah penerapan metode word square dilaksanakan dengan memberikan lembar kegiatan siswa. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan pada kelas V semester I SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 206/2017. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang melibatkan empat proses, yaitu: 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan yaitu tindakan untuk mengimplementasi rencana 3) Observasi dan evaluasi 4) Refleksi kritis terhadap hasil proses 1 sampai dengan 3 di atas dan mengambil keputusan atas tindakan di siklus penelitian berikutnya. Metode pengumpulan data diperoleh dari : Sumber data yang berasal dari sekolah, guru dan siswa kelas V SDN 4 Tanjung dengan sumber aktivitas guru dan aktivitas siswa dan hasil
belajar IPS siswa selama diterapkanya metode word square Hasil Belajar Siswa. Jenis data dalam metode pengumpulan data ialah data kualitatif berupa data hasil observasi dan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang diperoleh dari data observer pada lembar observasi dan pengamatan selama proses pembelajaran dan data kuantitatif berupa hasil evaluasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh dari metode tes, metode observasi dan dokumentasi. Instrument yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : lembar observasi yang terdiri atas lembar observasi aktivitas mengajar guru dan lembar observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Data hasil penelitian yang akan dianalisis untuk menentukan keberhasilan dari pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa dan guru. Adapun teknik analisis dari masing – masing data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Siswa a. Ketuntasan Individu Rumus yang digunakan sebagai berikut: NA = 100 (Nukancana, 1990: 99) Keterangan: NA = Nilai Akhir SA = Skor Aktual SMi = Skor Maksimal ideal b. Ketuntasan Klasikal Rumus yang digunakan sebagai berikut: KK = 100 % (Nurkancana dan Sunartana, 1990) Keterangan: KK = Ketuntasan Klasikal P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai (KKM) N = Jumlah siswa yang mengikuti tes c. Menghitung Nilai Rata –Rata Rumus yang digunakan sebagai berikut: ∑ M= (Sudjana, 2011: 125) Keterangan: M = Nilai rata – rata hasil belajar ∑ = Jumlah seluruh skor = Jumlah siswa yang mengikuti tes 2. Teknik Analisis Aktivitas Belajar Siswa Setiap deskriptor dalam penelitian ini pemberian skornya mengikuti aturan sebagai berikut : (1) Skor 1 diberi jika X ≤ 25% , (2) Skor 2 diberi jika 25% < X ≤ 50%, (3) Skor 3 diberi jika 50 < X ≤ 75% dan (4) Skor 4 diberi jika X ≥ 75%. a) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMi) 1) Banyak indikator = 2) Banyaknya deskriptor setiap indikator = 3 3) Skor maksimal setiap deskriptor = 4 4) Skor minimal setiap deskriptor = 1 Jadi untuk skor maksimal ideal (Smi) = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor = 4 x 3 x 4 = 48. Sedangkan skor minimal seluruh indikator = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor tiap indikator x skor minimal tiap indikator = 4 x 3 x 1 = 12 b) Menentukan Mi dan SDi Mi = =
48
= 24 SDi = = 24 =8 Keterangan : Mi = Mean Ideal SDi = Simpangan Deviasi Ideal c) Menentukan kriteria aktivitas siswa Berdasarkan skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas siswa dijabarkan pada tabel berikut ini : Tabel 3.6 Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa Interval Nilai Kriteria X ≥ Mi + 1,5 SDi Mi + 0,5 SDi ≤ < Mi + 1,5 SDi Mi – 0,5 SDi ≤ < Mi + 0,5 SDi Mi – 1,5 SDi ≤ < Mi – 0,5 SDi
X ≥ 36 28 ≤ < 36 20 ≤ < 28 12 ≤ < 20
≤ Mi – 1,5 SDi X ≤ 12 (Nurkancana dan Sunartana, 1990)
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Keterangan : A = rata – rata aktivitas belajar setiap siswa SMi = Skor Maksimal ideal SDi = Standar Deviasi ideal 3. Teknik Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Untuk menentukan data hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dilakukan melalui observasi langsung, dimana seorang guru tang sedang mengajar diobservasu langsung oleh observer dan observer berada bersama – sama guru dan siswa didalam kelas. Setelah diperoleh data dari lembar observasi guru, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut : 1) Menentukan skor yang diperoleh dengan ketentuan sebagai berikut 1. Jawaban “Ya” setiap deskriptor diberikan 1 2. Jawaban “Tidak” setiap deskriptor diberikan 0 2) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMi) 1. Banyak indikator = 4 2. Banyaknya deskriptor setiap indikator = 3 3. Skor maksimal setiap deskriptor = 3 4. Skor minimal setiap deskriptor = 0 Jadi untuk skor maksimal ideal (Smi) = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor = 4 x 3 x 3 = 36 Sedangkan skor minimal seluruh indikator = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor tiap indikator x skor minimal tiap indikator = 4 x 3 x 0 = 0 3) Menentukan Mi dan SDi Mi = =
(24 + 0)
= 24 = 12 SDi = = =4
12
Keterangan : Mi = Mean Ideal SDi = Simpangan Deviasi Ideal 4) Menentukan kriteria aktivitas guru Kriteria penilaian aktivitas guru sama dengan kriteria penilaian aktivitas siswa hanya saja perbedaanya terletak pada kategorinya. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 3.7 Pedoman Kriteria Aktivitas Guru Interval Nilai Kriteria X ≥ Mi + 1,5 SDi X ≥ 27 Mi + 0,5 SDi ≤ < Mi + 1,5 21 ≤ < 27 SDi Mi – 0,5 SDi ≤ < Mi + 0,5 15 ≤ < 21 SDi Mi – 1,5 SDi ≤ < Mi – 0,5 9 ≤ < 15 SDi ≤ Mi – 1,5 Sdi X≤9
Sangat baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
(Nurkancana dan Sunartana, 1990)
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut. 1. Siklus I a) Jumlah skor aktivitas guru sebesar 20 dengan kategori cukup baik b) Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 30,5 dengan kategori aktif. c) Ketuntasan belajar klasikal siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi yaitu sebesar 60,60% dengan nilai rata-rata 60,60. Hasil tersebut kurang dari ketuntasan klasikal 80%. d) Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II a) Jumlah skor aktivitas guru sebesar 24 dengan kategori baik b) Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 45,5 dengan kategori sangat aktif c) Ketuntasan belajar klasikal siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi yaitu sebesar 81,25% dengan nilai rata-rata 74,68. d) Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari sklus I ke siklus II serta telah memenuhi criteria yang ditetapkan.oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada silus II. Tabel Ringkasan Analisis Data Hasil Evaluasi dan Hasil Observasi dengan Penerapan Metode Word Square Siklus I dan Siklus II Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Siklus
Ketuntasan Belajar Siswa Nilai Ketuntasan rataKlasikal rata
Ratarata
Kategori
Ratarata
Kategori
I
20
Cukup Baik
30,5
Aktif
60.60
60,60%
II
24
Baik
45,5
Sangat Aktif
74,68
81.25%
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus I menunjukkan kategori aktif dengan perolehan skor 30,5 dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan kategori sangat aktif dengan perolehan skor 45,5. 2. Peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus I berkategori cukup aktif dengan skor 20 dan mengalami peningkatan pada siklus II yang menunjukkan kategori aktif dengan perolehan skor 24. 3. Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017 dengan menerapkan metode Word Square yang cukup signifikan. Pada siklus I rata-rata nilai siswa 60.60 dengan presentase ketuntasan klasikal 60,60% dan pada siklus II ratarata nilai siswa meningkat menjadi 74,86 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 81,25% yang meningkat sebesar 20,65%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkanya metode word square pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4 Tanjung Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya memberi arahan dan masukan bagi guru agar mau menerapkan berbagai macam metode, model maupun strategi pembelajaran yang tepat kedalam kegiatan belajar mengajar, seperti salah satunya metode Word Square. b. Memberikan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. 2) Bagi Guru a. Guru hendaknya sering menggunakan metode Word Square pada saat membutuhkan keaktifan maupun ketelitian siswa dalam permainan kata sehingga guru hanya membimbing dan memantau siswa dalam proses pembelajaran. 3) Bagi Siswa a. Siswa lebih memperhatikan pembelajaran yang menggunakan metode Word Square, maka siswa dapat mengasah otak, kejelian dalam mencari jawaban pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam lembar kegiatan siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suhardjono dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran kreatif & Inovatif. Jakarta: AV Publisher. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hidayati, dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan IPS SD 3 SKS. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional.
Imas, Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Ragam Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalisme Guru. Bandung: Kata Pena. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Pengembangan Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT GadjaGrafindo Persada. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT GadjaGrafindo Persada. Nurkancana, Wayan dan Sunarta. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajad. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana. Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya