192 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD THE IMPLEMENTATION OF CONCEPT MAP STRATEGY TO IMPROVE STUDENT ACTIVITIES AND SOCIAL STUDIES LEARNING RESULT OF FIFTH GRADER STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL Oleh: dian yuliani, universitas negeri yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan strategi peta konsep dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta.. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes dan observasi. Instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji validitasnya melalui validitas internal oleh dosen pembimbing. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V dapat meningkat menggunakan strategi peta konsep baik secara berkelompok maupun berpasangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan aktivitas siswa pada siklus I dengan presentase 80% meningkat menjadi 84,7% pada siklus II. Hasil belajar siswa pada pra kondisi, hanya 9 siswa dari 27 siswa yang mencapai KKM meningkat pada siklus I menjadi 15 siswa dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 22 siswa. Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, strategi peta konsep Abstract This research aims to know the implementation of concept map strategy to improve activity and social studies learning result of fifth grade students in SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. This research was Classroom Action Research using Kemmis and Taggart model. The subjects were fifth grade students totaling 27 students. Data collection techniques used test and observation. The research instrument tested through internal validity by the supervisor. Data analysis technique used descriptive statistics. The results show that the activities and social studies result can be increase when using the concept map strategy through groups and pairs. This is shown by the activities of students in the first cycle with a percentage of 80% increased to 84.7% in the second cycle. The learning results of students in pre-condition, only nine students from 27 students who achieve KKM increased in the first cycle to 15 students, and increased again in the second cycle to 22 students. Keywords: activity, learning result, concept map strategy
Tujuan
PENDAHULUAN
utama
mengajar
adalah
Salah satu masalah yang dihadapi oleh
membelajarkan siswa. Siswa tidak dianggap
dunia pendidikan kita saat ini adalah lemahnya
sebagai organisme yang pasif yang hanya sebagai
proses pembelajaran. Menurut Trianto (2012: 17),
penerima informasi,
pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar
sebagai organisme yang aktif, yang memiliki
dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
potensi
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
individu yang memiliki kemampuan dan potensi.
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
Dimyati dan Mudjiono (2002: 51) berpendapat
yang diharapkan. Berdasarkan pendapat di atas
bahwa sebagai “primus motor” dalam kegiatan
jelas
belajar,
terlihat
bahwa
proses
pembelajaran
untuk
siswa
akan tetapi
berkembang.
dituntut
dipandang
Mereka
untuk
selalu
adalah
aktif
merupakan suatu sistem, karena pembelajaran
memproses dan mengolah perolehan belajarnya.
adalah
Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
kegiatan
yang
membelajarkan siswanya.
bertujuan,
yaitu
Penerapan Strategi Peta Konsep .... (Dian Yuliani) 193
belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk
wajib yang harus ada di dalam kurikulum dasar
aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
dan
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil belajar. Hasil dari
menengah.
IPS
mengkaji
seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS pada jenjang SD/MI
kegiatan pembelajaran yaitu adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan yang terjadi pada diri
memuat
siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran
Ekonomi. Mata pelajaran IPS bertujuan agar
bersifat
peserta didik memiliki kemampuan sebagai
non-fisik
seperti
perubahan
sikap,
Geografi,
dan
berikut:
Bloom
167)
berkaitan dengan kehisupan masyarakat dan
memusatkan ranah belajar menjadi pengetahuan,
lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar
sikap, dan keterampilan. Pengertian cognitive
untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
atau kapabilitas intelektual yang semakna dengan
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
pengetahuan, mengetahui, berpikir, atau intelek.
dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen
Affective semakna dengan perasaan, emosi, dan
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
perilaku, terkait dengan perilaku menyikapi,
kemanusiaan;
bersikap, atau merasa, dan merasakan. Sedangkan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
psychomotor
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
semakna
dengan
2014:
aturan
dan
keterampilan fisik, terampil dan melakukan.
mengenal
Sosiologi,
pengetahuan, maupun kecakapan. Taksonomi (Suyono&Hariyanto,
1)
Sejarah,
4)
konsep-konsep
memiliki
yang
kemampuan
nasional, dan global (Depdiknas, 2006: 583).
Hasil belajar yang dicapai siswa dapat
Naskah
Akademik
Kajian
Kebijakan
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu
Kurikulum Mata Pelajaran IPS yang di terbitkan
sendiri seperti kemampuan yang dimilikinya dan
oleh Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum (2007:
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
6), yang berisi mengenai kajian kebijakan
lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang
kurikulum mata pelajaran IPS menunjukkan
dimiliki siswa, juga ada faktor lain yang berasal
bahwa masih banyak permasalahan-permasalahan
dari dalam diri siswa itu sendiri seperti motivasi
pelaksanaan Standar Isi, salah satunya ialah
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
strategi
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
kecenderungan pemahaman yang salah bahwa
dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri
pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung
siswa, merupakan hal yang logis sebab hakikat
pada hafalan. Pemahaman seperti ini berakibat
perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku
pada pembelajaran yang lebih menekankan pada
individu yang diniati dan disadarinya.
verbalisme. Guru dalam menerapkan metode
pembelajaran,
di
mana
ada
suatu
Ada begitu banyak mata pelajaran yang
pembelajaran lebih menekankan pada metode
diajarkan pada pendidikan dasar, salah satunya
yang mengunggulkan aktivitas guru, bukan pada
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pasal 37 UU
aktivitas siswa.
Sistem Pendidikan Nasional yang mengemukakan
Pada saat observasi di kelas V, guru
bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan
menyampaikan materi mengenai peta. Guru
194 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
sudah menyediakan peta di depan kelas, akan
28 siswa kelas V, sebanyak 23 siswa (82%)
tetapi ukuran peta terlalu kecil, sehingga media
masih mendapat nilai rata-rata ulangan harian di
tidak terlihat jelas oleh siswa yang duduk di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
belakang. Siswa yang duduk di belakang kurang
Sebanyak 18% yaitu 5 dari 28 siswa mendapatkan
antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
nilai di atas KKM yang telah ditentukan oleh
cenderung kurang fokus terhadap pembelajaran
sekolah yakni 75.
yang sedang berlangsung. Hal ini terlihat dari
harian kedua, siswa yang sudah mencapai KKM
siswa yang mengganggu teman sebangkunya,
sebanyak 9 siswa (32%) dan 19 siswa lainnya
menggambar di buku catatan, maupun mengobrol
(68%) belum mencapai KKM. Melihat dari hasil
dengan temannya.
observasi serta wawancara, menunjukkan bahwa
Sedangkan pada ulangan
Kegiatan dalam pembelajaran IPS yang
aktivitas serta hasil belajar IPS siswa kelas V
berlangsung di kelas V SD Negeri Kotagede 5
masih rendah, sehingga perlu adanya perbaikan
Yogyakarta
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V
berupa
penyampaian
materi
pembelajaran secara lisan oleh guru dan siswa
SDN Kotagede 5 Yogyakarta.
menyimaknya. Siswa kurang aktif dalam kegiatan
Berdasarkan permasalah yang muncul,
pembelajaran. Saat guru memberikan kesempatan
peneliti menetapkan alternatif tindakan yang
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan
dipelajari, hanya beberapa siswa saja yang
hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi
bertanya. Beberapa siswa yang lain kurang
peta konsep. Peta konsep membuat informasi
memperhatikan penjelasan guru, sehingga ketika
abstrak menjadi konkret dan sangat bermanfaat
guru bertanya kembali tidak sedikit siswa yang
meningkatkan ingatan suatu konsep pembelajaran.
tidak mampu menjawabnya. Siswa kemudian
Peta konsep juga merupakan strategi yang
mengerjakan soal-soal yang ada pada buku
menyenangkan karena imajinasi dan kreativitas
setelah guru menjelaskan materi pembelajaran.
seseorang tidak terbatas dalam membuat peta
Setelah selesai mengerjakan soal-soal guru
konsep dan seorang guru juga dapat melakukan
meminta siswa untuk mengumpulkannya, jika
evaluasi terhadap penguasaan siswa atas materi-
tidak selesai maka soal tersebut menjadi PR.
materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas,
Hasil penelitian yang mendukung dari
beberapa siswa juga malas mengerjakan PR yang
keberhasilan
diberikan karena harus membaca kembali materi
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
yang ada dalam buku pelajaran.
yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Vita
Gambaran
di
atas
merupakan
strategi
peta
konsep
untuk
hasil
Romala Inspiranti pada tahun 2010 dengan judul
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada
“Penerapan Peta Konsep untuk Meningkatkan
23, 24 Oktober 2015, dan 30 Oktober 2015 di
Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Perkembangan
SDN Kotagede 5. Selain itu,berdasarkan hasil
Makhluk Hidup Kelas VI SDN Balearjosari 1
perolehan hasil belajar siswa kelas V dalam mata
Kota Malang” dan penelitian yang dilakukan oleh
pelajaran IPS pada ulangan harian pertama, dari
Afifauqi Rahman pada tahun 2014 dengan judul
Penerapan Strategi Peta Konsep .... (Dian Yuliani) 195
“Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep
masing
Pohon Jaringan untuk meningkatkan Aktivitas
pertemuan atau sebanyak 2 jam pelajaran.
dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam
Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran IPS Pokok Bahasan Masalah Sosial di Lingkungan Setempat di SDN Jomerto 02
dilaksanakan
sebanyak
dua
kali
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan Observasi.
Jember”. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis
METODE PENELITIAN
data statistik deskriptif dan kualitatif deskriptif..
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki
atau
aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui
Negeri Kotagede 5 Yogyakarta.
strategi peta konsep. Strategi peta konsep merupakan
Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
suatu
strategi
yang
dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS karena peta
konsep
dapat
memusatkan
perhatian,
pada siswa kelas V SD Negeri Kotagede 5
meningkatkan pemahaman, dan juga sebagai
Yogyakarta beralamat di Jalan Kemasan nomor
sarana belajar. Munthe (2009: 16) berpendapat
68 Kotagede, Yogyakarta.
bahwa concept map atau peta konsep tidak hanya menggambarkan satu arti hubungan di antara
Subjek Penelitian
konsep,
tetapi
juga
tingkat
dan
kualitas
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
pemahaman si pembuat tentang topik. Melalui
kelas 5 SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta yang
peta konsep yang telah dibuat, guru tidak hanya
berjumlah 27 siswa.
mengetahui kreativitas siswa tetapi juga tingkat pemahaman
Desain Penelitian
siswa
terhadap
materi
yang
disampaikan.
Penelitian ini menggunakan model dari
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
Kemmis dan McTaggart dengan langkah-langkah:
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II
Peneitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-
dimulai tanggal 16 April 2016 sampai 7 Mei 2016.
masing siklusnya terdiri dari da pertemuan.
Penelitian pada siklus I dan siklus II masing-
Pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II
masing
dimulai tanggal 16 April 2016 sampai 7 Mei 2016.
pertemuan atau sebanyak 2 jam pelajaran.
Penelitian pada siklus I dan siklus II masing-
Berdasarkan kesepakatan antara
dilaksanakan
sebanyak
dua
kali
guru kelas V
dengan peneliti, penelitian tindakan kelas ini
196 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPS sesuai
konsep.
Sebelum
mengerjakan,
siswa
dengan jadwal yang ada agar pembelajaran dapat
memperhatikan guru menyampaikan langkah-
berjalan secara efektif.
langkah dalam membuat peta konsep. Jika ada
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
yang belum jelas, siswa dapat bertanya kepada
secara kolaboratif antara guru kelas V dengan
guru. Setelah mendengarkan petunjuk dari guru,
peneliti.
siswa
Guru
bertindak
pembelajaran
sesuai
sebagai
pelaksana
dengan
Rencana
berdiskusi
membuat
peta
konsep.
Aktivitas belajar siswa tersebut sesuai dengan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
pendapat Dierich (Oemar Hamalik, 2011: 90-91)
disusun secara bersama antara guru dengan
yang meliputi kegiatan visual, lisan (oral),
peneliti. Peneliti bertindak sebagai pengamat
mendengarkan, dan menulis.
serta meneliti aktivitas yang dilakukan oleh guru
Pada saat membuat peta konsep, siswa
dan juga siswa selama proses pembelajaran IPS
terlebih dahulu berdiskusi bersama dengan
menggunakan strategi peta konsep berlangsung
kelompok
maupun
pasangannya
untuk
sesuai
menentukan gagasan/ide pokok dari materi
dengan petunjuk dari guru yaitu pada saat
pembelajaran yang telah disampaikan. Setelah
mengerjakan
menentukan
Siswa
membuat
Lembar
peta
Kerja
konsep
Siswa
(LKS).
ide
pokok
siswa
kemudian
Kegiatan awal yaitu siswa menentukan ide pokok
mengidentifikasi konsep-konsep sekunder yang
peta konsep sesuai materi yang telah dijelaskan
sesuai dengan ide pokok. Hal tersebut sesuai
oleh guru. Selanjutnya siswa mengembangkan ide
dengan pendapat dari DePorter&Hernacki (2006:
pokok menjadi konsep-konsep sekunder. Siswa
172)
menghubungkan ide pokok dengan ide sekunder
memusatkan perhatian, dapat berkonsentrasi
dengan garis dan memberikan kata penghubung
pada gagasan-gagasan materi yang dibahas.
yang sesuai.
Pada saat kegiatan tanya jawab, sebagian besar
yaitu
bahwa
peta
konsep
dapat
Langkah-langkah membuat peta konsep di atas
siswa masih mengingat dengan baik materi yang
sesuai dengan pendapat dari Arends (Trianto,
diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Siswa
2012: 160), yaitu: mengidentifikasi ide pokok
dapat mengingat dengan baik materi yang telah
atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep;
diajarkan merupakan manfaat dari peta konsep
mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep
sejalan dengan pendapat Munthe (2009: 20)
sekunder yang menunjang ide utama; tempatkan
pada point empat, yaitu concept map membantu
ide-ide utama di tengah atau di puncak peta
meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar,
tersebut; dan kelompokkan ide-ide sekunder di
karena
sekeliling
visual
merangkum informasi yang banyak ke dalam
menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan
konsep-konsep utama yang saling berhubungan
ide utama.
ke dalam sebuah diagram atau gambar yang
ide
Pada berkerjasama
utama
saat
yang
mengerjakan
dengan
secara
LKS,
kelompok
siswa maupun
pasangannya untuk membuat sebuah peta
siswa
berpikir
reduktif.
Siswa
mencangkup keseluruhan konsep-konsep yang dielajari.
Penerapan Strategi Peta Konsep .... (Dian Yuliani) 197
Secara berkelompok siswa dapat membuat peta
konsep
susuai
materi
yang
telah
pengamatan, aktivitas siswa pada siklus I berdasarkan pedoman penilaian adalah 80% dan
disampaikan, hal tersebut berarti bahwa siswa
termasuk predikat baik. Meningkat menjadi 84,7%
paham terhadap materi yang telah diajarkan.
pada siklus II dan juga termasuk ke dalam
Siswa tidak hanya menulis kembali apa yang
predikat baik.
telah disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa
Pada proses penilaian, guru menggunakan
dapat merangkum informasi menjadi ide pokok
tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal untuk
dan juga sekunder. Hal tersebut berarti bahwa
mengukur pengetahuan siswa dan mengetahui
peta konsep dapat meningkatkan pemahaman
seberapa jauh pemahaman siswa terhadap
siswa terhadap materi yang diajarkan, sesuai
materi yang diajarkan. Hal ini ditunjukkan
dengan pendapat dari DePorter&Hernacki (2006:
dengan hasil belajar yang berupa nilai yang
172). Selain itu, peta konsep juga dapat
dicapai oleh masing-masing siswa pada setiap
digunakan sebagai alternatif cara membuat
akhir siklus. Pada siklus I siswa yang mencapai
catatan kelas yang biasanya bersifat naratif,
KKM sebanyak 15 siswa atau 55,6% dan
panjang dan linier. Seperti yang dikemukakan
berdasarkan
oleh Munthe (2009: 20) bahwa manfaat peta
termasuk sedang. Pada siklus II meningkat
konsep yaitu sebagai cara lain dalam mencatat
menjadi 22 siswa yang sudah mencapai KKM
pelajaran sewaktu belajar.
dan
Pada
pertemuan
kesempatan
keempat,
untuk
siswa
berdiskusi
diberi
dengan keinginannya. Siswa membuat peta
80
konsep pada kerta kosong berukuran A3 dan
60 50
menulis serta membuat garis pada bagan peta
40
konsep. Siswa terlihat antusias dalam membuat dengan
DePorter&Hernacki (2006: 172), bahwa salah
0
satu manfaat peta konsep yaitu menyenangkan, imajinasi dan kreativitas siswa tidak
proses
44,4
Siklus I
33,3 19
≥ 75
Pra Tindakan
siklus II
< 75
Gambar 1. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
terbatas dalam membuat peta konsep. saat
tingkat
55,6
20 10
Pada
kriteria
66,7
30
pendapat
karena
dalam
81
70
siswa menggunakan spidol berwarna dalam
sejalan
ke
sudah
secara 90
konsep,
tergolong
keberhasilan
keberhasilan belajar siswa yang sangat tinggi.
berpasangan membuat peta konsep sesuai
peta
tingkat
pembelajaran
berlangsung, observer menggunakan lembar
Berdasarkan beberapa paparan di atas,
pengamatan untuk menilai aktivitas siswa. Hasil
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
pengamatan terhadap aktivitas siswa ditentukan
yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan
dengan kriteria kurang bernilai 1, cukup bernilai
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
2,
dan
baik
nilai
3.
Berdasarkan
hasil
198 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan
hasil
sebagaimana
penelitian
dan
yang
telah
dikemukakan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta dapat meningkat ketika menggunakan strategi peta konsep melalui kegiatan membuat peta konsep baik secara berkelompok maupun berpasangan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan sebagaimana dikemukakan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: bagi guru dapat memberikan latihan/tugas tambahan kepada siswa yang masih belum mencapai KKM; bagi siswa di mana
_____. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2006. Quantum Learning: Unleashing the Genius In You ( Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman. Bandung: PT Mizan Pustaka. Munthe, Bermawy. (ed). 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insani Madani. Oemar
Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suyono & Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
sebanyak 11 siswa masih kurang aktif dalam kegiatan bertanya dan 5 orang siswa masih belum mencapai KKM. Siswa dapat saling membantu temannya yang kesulitan dalam belajar dan juga
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
memberi motivasi kepada temannya untuk lebih berani dalam menyampaikan pendapat;dan bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan strategi peta konsep, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada pokok bahasan aktivitas siswa yang lain, seperti menggambar. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian lebih lanjut pada mata pelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Wajib. (https://awidyarso65.files.wordpress.com/ 2008/08/ permendiknas-no-24-th-2006ttg-kurikulum-ips-sd.pdf) diakses 13 januari 2016 pukul 7.18)
Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas: Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks