Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
81
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS II DI SMAN JUMAPOLO Sardiyo*) Alumni S2 Prodi. Teknologi Pendidikan/Kepala SMAN Jumapolo
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS-Ekonomi melalui strategi pembelajaran konstruktivistik pada siswa kelas 2 di SMAN Jumapolo Karangnyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kolaborasi strategi pembelajaran konstruktivistik terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS-Ekonomi materi pembelajaran mengenai pengangguran dan Ketenagakerjaan keberhasilan penelitian tindakan kelas dan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar IPS-Ekonomi dari Siklus I sebesar 72,68dan siklus II sebesar 83,46, sedangkan untuk pencapaian ketuntasan dalam mengikuti pelajaran juga terlihat semakin meningkat dengan keterlibatannya secara langsung untuk menemukan materi pembelajaran mengenai pengangguran dan ketenagakerjaan . Demikian juga aktivitas guru semakin meningkat yakni mampu mengelola proses pembelajaran IPS-Ekonomi secara lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Kata kunci: Strategi Pembelajaran Konstruktivistik, Hasil Belajar IPS-Ekonomi.
Abstract This research aims to improve learning outcomes IPS-economy through constructivist learning strategies in class 2 in SMAN Jumapolo Karangnyar. Type of research that is used is classroom action research. The results showed that in constructivist collaborative learning strategy proven to improve learning outcomes Economic IPS-learning materials regarding unemployment and employment to students at SMAN Jumapolo at XI class. It is marked on the achievement indicators of the success of action research and an increase in the average results of IPS-economic study of the first cycle was 72,68 and the second cycle of 83.46, while for the achievement of individual mastery learning in the first cycle of 55.56 % and cycle II of 86.11%. Activity of students in participating subjects also seen increased with direct involvement to find learning materials on unemployment and employment. Likewise, increasing the activity of the teacher is able to manage the learning process IPS-economic situation is more active, innovative, creative, effective and fun. Keywords: Learning Strategies Constructivistic, IPS-Economic Study Results
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
82 PENDAHULUAN
dan pembelajaran merupakan dua istilah
Seiring dengan perkembangan masyarakat
yang menujukkan pada dua peristiwa yang
yang semakin cepat, pendidikan memiliki peran
berbeda, namun saling berkaitan erat. Belajar
yang sangat strategi dalam mengembangkan
menunjukkan apa yang dilakukan peserta
potensi masyarakatnya secara optimal.
didik sebagai obyek pembelajaran, sedangkan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
pembelajaran menunjukkan pada kegiatan aktif
untuk mewujudkan suasana belajar dan
yang dilakukan pendidik sebagai pengelola dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif
pengorganisir belajar bersama dengan peserta
mengembangkan potensi dirinya untuk
didik. Pembelajaran dilakukan oleh pendidik
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
untuk membelajarkan peserta didik dalam
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
melakukan aktivitas belajar, cara memperoleh
akhlak mulia serta keterampilan yang
dan memproses pengetahuan, keterampilan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
dan sikap (Sujarwo,2014) . Proses pendidikan
negara (UUSPN No. 20 Tahun 2003). Menurut
itu sendiri tidak bisa begitu saja terlepas
Syaiful Sagala (2003: 3) pendidikan merupakan
dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
proses mengubah tingkah laku peserta didik
Salah satu komponen di dalam kegiatan
agar menjadi manusia dewasa yang mampu
pembelajaran adalah interaksi antara guru
hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
dengan siswa. Selama kegiatan pembelajaran
dimana individu itu berada. Berdasarkan kedua
inilah guru dituntut semaksimal mungkin
pengertian tersebut pendidikan dapat diartikan
dalam mentransfer atau menyajikan materi.
sebagai suatu proses atau kegiatan agar siswa
Guru harus memiliki strategi pembelajaran
mampu mengembangkan potensi-potensi
yang tepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
positif yang ada pada dirinya serta mampu
Roestiyah (2001:1), strategi pembelajaran
mengubah tingkah laku menjadi ke arah yang
yang tepat diperlukan guru agar siswa dapat
lebih baik. Tujuan pendidikan memang sangat ideal, tapi bagaimana sebenarnya prosesnya di
tujuan yang diharapkan. Guru memerlukan
lapangan.
kreativitas dan gagasan yang baru sehingga
Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses kegiatan interaksi sosial yang bersifat
mampu mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah.
aktif antar peserta didik, peserta didik dengan
Penerapan pembelajaran yang selama
pendidik dalam lingkungan belajar. Belajar
ini dilakukan (ceramah bervariasi) dinilai
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
83
oleh sebagian besar guru paling efektif untuk
bervariasi. Pembelajaran ceramah bervariasi
mencapai tujuan pembelajaran terutama dalam
sendiri sebenarnya merupakan pembelajaran
hal pencapaian target kriteria ketuntasan
yang biasa dilakukan guru selama ini seperti:
minimal (KKM). Pembelajaran cermaha
ceramah, diskusi dan penugasan. Kegiatan
bervariasi cenderung bersifat satu arah,
pembelajaran juga kurang sesuai dengan
dikarenakan kurang ada interaksi antara guru
hakikat pembelajaran IPS-Ekonomi yang
dengan siswa. Guru lebih aktif, sedangkan
mencakup tiga dimensi yaitu dimensi produk,
siswa cenderung pasif. Siswa menjadi tidak
proses dan sikap ilmiah. Ketika pembelajaran
mempunyai motivasi untuk belajar. Hal ini
berlangsung siswa cenderung pasif dan
tentu saja berdampak pada rendahnya nilai
motivasi untuk belajar sangat rendah. Sebagian
siswa. Peran guru sebagai fasilitator sebaiknya
besar siswa hanya diam, sebagian lagi justru
menciptakan situasi yang memaksimalkan
asyik berbicara dengan temannya ketika guru
kegi at an pem bel aj ar an. S is wa har us
menerangkan materi di depan kelas.
diperlakukan sebagai subjek yang aktif dalam
Pada saat kegiatan pembelajaran di
kegiatan pembelajaran. Menurut W. Gulo
kelas guru terlihat dominan. Guru jarang
(2012: 23) siswa adalah manusia yang di dalam
yang menggunakan alat peraga pada saat
pembelajaran mengalami proses perubahan
pembelajaran. Pembelajaran juga monoton
untuk menjadikan dirinya sebagai seorang
karena hanya terpaku pada buku teks dan buku
individu dan personal yang mempunyai
latihan soal yang berisi rangkuman materi dan
kepribadian dan dengan kemampuan tertentu.
soal-soal latihan. Guru menerangkan materi
Peran guru sebagai seorang fasilitator sangat
pelajaran kemudian siswa diberi latihan soal
jelas terlihat ketika memilih strategi, model,
dan pekerjaan rumah (PR) sebagai bahan
metode, pendekatan, dan media yang tepat
latihan di rumah.
dalam penyajian materi pelajaran. Pemilihan
Beberapa permasalahan yang terjadi
strategi dan metode pembelajaran yang tepat
selama proses pembelajaran sebaiknya
akan membuat pembelajaran menjadi lebih
segera mendapat perhatian, salah satunya
bermakna bagi siswa. Hal ini terlihat sekali
dengan menawarkan strategi pembelajaran
pada saat kegiatan observasi pra penelitian.
konstruktivistik. tujuan konstruktivistik dalam
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
proses pembelajaran maka siswa belajar yang
sebagian besar guru masih cenderung
harus mendapatkan penekanan, siswa harus
menggunakan pembelajaran
aktif mengembangkan pengetahuan dan
ceramah
84
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan
dirinya untuk berdiri sendiri dalam kehidupan
dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan
kognitif siswa. Dalam pembelajaran siswa
keaktifan siswa sendiri untuk menalar.
perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
3) Siswa selalu aktif mengkonstruksi secara
menemukan suatu yang berguna/bermakna
terus menerus sehingga selalu terjadi
bagi dirinya dan mengembangkan ide-ide
perubahan konsep ilmiah.
yang ada pada dirinya. Pembelajaran pun
4) Guru sekedar membantu menyediakan
harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi
sarana dan situasi belajar untuk membantu
bukan m enerim a pengetahuan, siswa
proses konstruksi pengetahuan.
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar. Secara prinsip terdapat perbedaan antara teori belajar konstruktivistik dengan behavioristik yang sering disebut dengan teori belajar tradisional. Berikut perbedaan pandangan tentang belajar dan pembelajaran yang dikutip dalam Dina Gasong (2008); Dalam pandangan konstruktivistik evaluasi lebih ditekankan pada proses yaitu proses dalam pengkonstruksian pengetahuan dari pada hasil, siswa juga dilatih
5) Belajar dengan menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Berdasarkan pandangan-pandangan di atas terjadi paradigma pembelajaran behavioristik ke konstruktivistik yang ditandai dengan pembelajaran interaktif, eksploratif, investigasi dan pemecahan masalah. Selain itu, terjadinya perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada kegiatan aktif siswa. Terjadinya perubahan strategi pembelajaran ini akan mengantarkan siswa ke dalam belajar
lebih kreatif dan kritis. Proses penyusunan makna secara aktif oleh siswa akan memberikan pengalaman sehingga siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang dipelajarinya. Sebaliknya behavioristik lebih menekankan pada hasil belajar siswa. Secara garis besar, prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivistik yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:
bermakna yang memberikan pengalaman langsung sehingga pembelajaran akan memberikan kesan yang mendalam bagi kegiatan belajar siswa. Siswa bukan hanya sekedar mengingat/menghafal tetapi sampai pada tahap pemahaman. Berangkat dari kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian tindakan mengenai strategi pembelajaran
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
85
konstruktivis dalam memperbaiki proses dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil pembelajaran IPS-Ekonomi.
Hasil Penelitian ini merupakan peneliti tindakan kelas perangkat terdiri dari empat komponen
METODE Penelitian ini merupakan penelitian
yaitu: a) Perencanaan (planning), b) tindakan
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
(acting), c) pengamatan (observing
(Classroom Action Research), yaitu penelitian
(
yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi
Siklus I
dengan guru mata pelajaran IPS-Ekonomi dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMAN Jumapolo Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015.
).yang secara rinci sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran berdasarkan pokok bahasan IPS ekonomi, yang meliputi tujuan pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, membuat alat peraga
IPS.2 berjumlah 36 siswa. Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model Kemmis & Mc Taggart. Konsep pokok penelitian tindakan model Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaianuntaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: a) Perencanaan (planning), b) Tindakan (acting), c) pengamatan (observing),
yang sesuai dengan materi, meyusun lembar kegiatan siswa (LKS), menyusun lembar pengamatan, serta menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam bentuk siklussiklus yang terdiri dari 4 bagian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang satu siklus. Data dikumpulkan dengan metode tes dan pengamatan (observasi). Data dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitataif.
untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. 2. Tahap pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus I ini dilaksanakan dalam 3 x pertemuan. pertemuan I yaitu pada dengan alokasi
86
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
waktu 2 x 45 menit membahas tentang
melalui kegiatan kelompok, dengan bekal
indikator materi pembelajaran mengenai
pengetahuan awalnya tentang materi
pengangguran dan ketenagakerjaan .
pembelajaran mengenai pengangguran dan
Pada pertemuan ini melalui diskusi
ketenagakerjaan serta meggunakan konsep
kelompok siswa dapat menjelaskan materi
untuk materi pembelajaran mengenai
pembelajaran mengenai pengangguran
pengangguran dan ketenagakerjaan .
dan ketenagakerjaan . Pada pertemuan
Pengamat dalam pertemuan ini adalah
ini yang bertindak sebagai pengamat
guru kelas 2. Berdasarkan hasil observasi
adalah guru kelas 2 Berdasarkan hasil
pada pertemuan ini terdapat beberapa
observasi pada pertemuan ini terdapat
aspek pembelajaran seperti aplikasi ide dan
beberapa aspek yang perlu diperbaiki di
review perubahan ide dengan saran yang
antaranya pada kegiatan awal terutama
diajukan bahwa sebelum mengerjakan
untuk apersepsi dikatakan bahwa apersepsi
soal evaluasi siswa diberikan contoh
terlalu melebar sehingga banyak memakan
penerapannya agar siswa lebih paham.
waktu dan sebaiknya apersepsi hanya
Aspek pemberian motivasi/ penghargaan
difokuskan pada mengingat materi
juga kurang.
pembelajaran mengenai pengangguran
Pertemuan ke III dilaksanakan
dan ketenagakerjaan. Pengelolaan waktu
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit
juga perlu diperhatikan, selain itu aspek
membahas indikator menyelesaikan
evaluasi, untuk soal evaluasi sebaiknya
soal cerita dan masalah pengangguran
difokuskan dahulu pada luas trapesium.
dan ketenagakerjaan yang melibatkan
Pertemuan ke II dilaksanakan dengan
siswa. Dalam bab ini siswa diminta
alokasi waktu 2 x 45 menit membahas
untuk menyelesaikan soal cerita/masalah
indikator materi pembelajaran mengenai
pengangguran dan ketenagakerjaan yang
pengangguran dan ketenagakerjaan
berhubungan dengan pengangguran
menggunakan konsep untuk materi
dan ketenagakerjaan. Pengamat dalam
pembelajaran mengenai pengangguran dan
pertemuan ini. Berdasarkan hasil observasi
ketenagakerjaan . Dalam kegiatan ini siswa
pada pertemuan ini kekurangan-kekurangan
dituntut untuk bisa menurunkan materi
pada pertemuan I, II dapat diperbaiki tetapi
pembelajaran mengenai pengangguran dan
masih ada aspek pemberian motivasi yang
ketenagakerjaan dari materi pembelajaran
masih kurang.
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
3. Tahap observasi hasil belajar
87
pada siklus I masih belum menunjukkan
Hasil belajar IPS ekonomi dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I
ada siswa memperoleh hasil belajar yang
mengenai pengangguran dan
ketenagakerjaan melalui kolaborasi strategi
batang yang menggambarkan tentang
pembelajaran konstruktivistik diperoleh
perolehan hasil belajar pada siklus I:
data untuk nilai tertinggi yang diperoleh
40
responden adalah 100, nilai terendah 30
sebesar 55 dengan rata-rata hasil belajar 72,68.dan siswa yang memperoleh skor
20 10 presentase
pada tabel distribusi frekuensi bergolong
0 baik sekalibaik cukup kurang
jumlah siswa
sesuai dengan kategori hasil belajar IPS ekonomi pada siklus I sebagai berikut: Tabel 7. Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS ekonomi Siklus I Nilai 86-100 71-85 56-70 41-55 0-40 Jumlah
Frekuensi Persentase 6 14 10 6 0 36
Kategori hasil belajar Baik sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Ekonomi Siklus I. Rata-rata hasil belajar IPS ekonomi pada si klus I kola bor asi st rat egi pembelajaran konstruktivistik sebesar 72,68dengan ketuntasan individu mencapai
IPS Ekonomi melalui strategi pembelajaran konstruktivistik belum mencapai tujuan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
yang diharapkan guru seperti yang tertuang
perolehan hasil belajar IPS ekonomi melalui kolaborasi strategi pembelajaran mencapai ketuntasan belajar individu, sehingga perlu dilaksanakan siklus II. . Berdasarkan pengamatan observer diperoleh data bahwa aktivitas siswa sudah baik, pembelajaran lebih demokratis kategori sangat kurang. Hasil belajar
karena siswa diberi kesempatan untuk
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
88
mengemukakan pendapatnya, bertukar
1. Tahap perencanaan
pikiran dengan teman kelompok, dan
Pada tahap ini guru menyusun rencana
belajar berbicara dimuka kelas. Siswa
pembelajaran berdasarkan pokok bahasan
bisa mengerjakan soal atau tugas dengan
IPS ekonomi untuk siklus II, yang meliputi,
tepat waktu. Ini membuktikan bahwa
menyusun langkah-langkah pembelajaran,
dominasi guru lebih sedikit. Pelaksanaan
membuat media pembelajaran yang
pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan
sesuai dengan materi, menyusun lembar
sudah cukup baik, dan kekurangan-
kegiatan siswa (LKS 2), menyusun lembar
kekurangan pada siklus I ini akan dijadikan
pengamatan, serta menyusun alat evaluasi
landasan untuk perbaikan pada siklus II.
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Tahap pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan
Penelitian tindakan kelas siklus II
pembelajaran diperoleh data dari hasil
ini dilaksanakan dalam 3 x pertemuan.
pengamatan pembelajaran konstruktivistik
Pertemuan I dengan alokasi waktu 2 x
sebagai berikut:
45 menit membahas tentang indikator
a. Pemberian motivasi dan penghargaan
pengangguran dan ketenagakerjaan
kepada siswa masih kurang b. G u r u k u r a ng m e m p e r h a t i k a n pengelolaan waktu
dan materi pembelajaran mengenai pengangguran dan ketenagakerjaan . Kegiatan pembelajaran dengan diskusi
c. Untuk soal evaluasi sebaiknya
kelompok untuk menemukan materi
difokuskan dahulu pada mencari luas
pembelajaran mengenai pengangguran
agar konsep dasarnya benar-benar
dan ketenagakerjaan dengan menggunakan
tertanam
konsep yang digali dari berbagai sumber
d. Siswa cukup antusias dan aktif mengikuti pelajaran.
belajar. . Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan ini kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk aspek-aspek kegiatan
Siklus II
awal, pemberian motivasi dan evaluasi
Pada siklus II ini pembelajaran dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, ob-
sudah berhasil diperbaiki. Secara
dipaparkan sebagai berikut:
konstruktivistik pada pertemuan ini
keseluruhan aspek-aspek pembelajaran
mengalami peningkatan yang lebih baik.
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
89
Pertemuan ke II dilaksanakan
melalui kolaborasi strategi pembelajaran
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit
konstruktivistik diperoleh data untuk nilai
membahas indikator menurunkan materi
tertinggi yang diperoleh responden adalah
pembelajaran mengenai pengangguran
100, nilai terendah sebesar 66 dengan
dan ketenagakerjaan .. Dalam kegiatan
rata-rata hasil belajar 83,46. Selengkapnya
ini siswa diminta menganalisis materi
dapat dibaca pada tabel distribusi frekuensi
pembelajaran mengenai pengangguran
bergolong sesuai dengan kategori hasil
dan ketenagakerjaan melalui kegiatan
belajar IPS ekonomi pada siklus II sebagai
kelompok. Hasil belajar secara kelompok
berikut:
dipaparkan di awal awal pertemuan ketiga. Pertemuan III dengan alokasi waktu 2 x 45 menit membahas tentang indikator menyelesaikan soal cerita yang melibatkan siswa dan menyelesaikan masalah IPS ekonomi yang berhubungan dengan pengangguran dan ketenagakerjaan.
Tabel 9. Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS ekonomi Siklus II Nilai Frekuensi Persentase 86-100 71-85 56-70 41-55 0-40 Jumlah
9 22 5 0 0 36
Kategori hasil belajar Baik sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Melalui kegiatan menyelesaikan masalah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
pengangguran dan ketenagakerjaan yang
perol ehan hasi l belaj ar IPS ekonom i
dilakukan dengan menuliskan data/
melalui kolaborasi strategi pembelajaran
informasi yang diketahui, ditanyakan, langkah-langkah penyelesaian serta jawaban penyelesaian masalah. Kegiatan ini bertujuan agar siswa terlatih untuk
pada kategori cukup. Tidak ada siswa dengan
berpikir lebih sistematik, terarah,
hasil belajar pada kategori kurang dan kategori
konstruktif.
sangat kurang. Ini menunjukkan bahwa pada
3. Observasi
siklus II mengalami peningkatan yang cukup
Paparan hasil belajar Hasil belajar IPS ekonomi dalam penelitian tindakan kelas pada siklus II materi pem belajaran mengenai pengangguran dan Ketenagakerjaan
hasil belajar pada siklus II:
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
90 80 60
Dengan berakhirnya siklus II ini maka
40
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
20 persentase
0
jumlah siswa
baik sekali
baik
cukup
penelitian tindakan kelas ini yang menyatakan bahwa ”adanya peningkatan hasil belajar siswa mengenai konsep pengangguran dan keternagakerjaan. melalui pembelajaran
Ekonomi siklus II Rata-rata hasil belajar IPS Ekonomi pada siklus II kolaborasi strategi pembelajaran konstruktivistik sebesar 83,46 dengan ketuntasan individual mencapai mencapai
konstruktivistik pada siswa kelas 2 SMAN Jumapolo” dapat diterima kebenarannya. Pemahaman siswa terhadap konsep pengangguran dan ketenagakerjaan meningkat, hal ini diindikasikan dengan peningkatan ratarata hasil belajar dan persentase ketuntasan
melalui strategi pembelajaran konstruktivistik pada siklus II ini mengalami peningkatan yang
individual pada setiap siklusnya. Tabel 1: Rangkuman Data sikus I dan II Komponen I Nilai rerata 72,68 Persentase
II 83,46
Keterangan meningkat Tuntas
siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan individual. Berdasarkan catatan observer ada beberapa siswa yang kurang mendapat kesempatan untuk berbicara karena hanya pada anak-anak tertentu yang aktif mendominasi sehingga guru perlu memberikan motivasi kepada anak-anak yang pasif agar mau mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri..Namun demikian secara kuantitatif, para siswa telah memperoleh skor atau nilai di atas KKM.. Secara garis besar berdasarkan data di atas pembelajaran sudah terlaksana dengan lebih baik,.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa materi pembelajaran pengangguran dan ketenagakerjaan yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar Mata pelajaran IPS-ekonomi kelas 2 melalui penerapan pembelajaran konstruktivistik. Melalui pembelajaran konstruktivistik yang baik maka hasil belajar siswa akan lebih mendalam. Pembelajaran konstruktivistik yang berdasar pada pengalaman/pengetahuan
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
91
awal lebih menyenangkan bagi siswa dalam
pengangguran dan ketenagakerjaan. Siswa
belajar, karena sesuai dengan pengetahuand
harus menguasai dahulu tentang materi
an pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
pembelajaran mengenai pengangguran
Ini akan memberikan makna yang mendalam
dan ketenagakerjaan yang lain, dan siswa
sehingga siswa tidak hanya sekedar mengingat
harus menguasai konsep pengangguran dan
konsep/konsep tetapi terlibat secara aktif
ketengakerjaan, sebelum ke masalah/soal
dalam menemukan konsep tersebut. Adapun
cerita yang penyelesaiannya melibatkan
pelaksanaan pembelajaran konstruktivistik
siswa secara aktif. Pengetahuan awal/
dalam penelitian ini berdasarkan pada
prasyarat ini sangatlah menentukan
langkah-langkah prosedur pembelajaran
pengaetahuan dan pemahaman siswa
yang dikemukakan dalam Asri Budiningsih
terhadap suatu konseppengangguran dan
(2006:46-50), yang meliputi : 1) tahap
ketenagakerjaan
orientasi, 2) tahap penggalian ide, 3) tahap restrukturisasi ide, 4) tahap aplikasi ide, 5) tahap review perubahan ide. 1. Tahap Orientasi
2. Tahap Penggalian Ide Pembelajaran konstruktivistik pada tahap ini dengan menunjukkan jenis-jenis pengangguran, dampak pengangguran
Ori entasi ri ent asi ini guru
dan masalah ketenagakerjaan lainnya
menyampaikan deskripsi secara singkat
/ soal ceri ta yang r elevan dengan
tentang tujuan, materi, langkah-langkah
materi. Kegiatan siswa mengamati
pembelajaran, hasil belajar yang akan
dan menanggapi dengan menjawab
dicapai siswa serta sistem penilaiannya.
pertanyaan-pertanyaan guru, seperti
Apersepsi pada tahap orientasi dilakukan
menyebutkan pengertian pengeangguran,
guru sebagai prasyarat yang diperlukan
ketenagakerjaa, penyebab pengangguran
untuk mempelajari konsep-konsep baru
dan akibat dari pengangguran ataupun
yang akan di terima siswa. Seperti halnya
mengingat kembali cara menemukan
dalam pembelajaran konstruktivistik
konsep materi pembelajaran mengenai
yang memanfaatkan pengetahuan awal
pengangguran dan ketenagakerjaan .
sebagai prasyarat untuk mempelajari
Dalam pel aksanaan pembelaj aran
konsep-konsep baru yaitu menemukan
dengan indikator menyelesaikan soal
konsep materi pembelajaran mengenai
cerita/ masalah pengangguran dan
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
92
ketenagakerjaan pada tahap pengglian
pengangguran dan ketenagakerjaan .
ide siswa diberikan contoh masalah /soal
Pada tahap evaluasi setelah terbentuk
cerita yang berkaitan dengan luas bangun
sebuah konsep yaitu konsep materi
datar, kemudian siswa mengemukakan
pembelajaran mengenai pengangguran
pendapatnya tentang langkah-langkah
dan ketenagakerjaan siswa diberikan
penyelesaiannya dengan menuliskan apa-
pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
apa yang diketahui, ditanyakan, langkah-
sejauh mana penguasaan siswa tentang
langkah serta jawaban penyelesaian
konsep ilmiah yang terbentuk.
masalah. 3. Tahap Restrukturisasi Ide
4. Tahap Aplikasi Ide Aplikasi ide ini merupakan tahap
Restrukturisasi ide dalam pelaksanaan
penerapan materi pembelajaran mengenai
pembelajaran konstruktivistik tampak pada
pengangguran dan Ketenagakerjaan untuk
saat membahas pertanyaan-pertanyaan/
memecahkan masalah. Dalam pelaksanaan
pendapat-pendapat siswa, seperti halnya
pembelajaran ini tampak pada pemberian
dalam mengemukakan langkah-langkah
soal-soal materi pembelajaran mengenai
penyelesaian masalah dalam soal cerita.
pengangguran dan ketenagakerjaan serta
Siswa mempunyai cara-cara penyelesaian
dalam pemecahan masalah IPS ekonomi
dengan cara-caranya sendiri dan dalam
dan soal cerita. 5. Tahap Review Perubahan Ide
dan meluruskan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh siswa. Begitu juga dalam diskusi kelompok siswa mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, siswa lain mendapat kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok lain.. Dalam mengkonstruksi ide baru dari hasil diskusi kelompok, dengan bimbingan guru, siswa dapat menurunkan konsep materi pembelajaran mengenai
Review perubahan ide ini tampak pada saat membandingkan ide baru selama proses pembelajaran dengan ide sebelumnya dengan mengkaitkan gagasan dengan informasi/konsep baru yang akan diterima. Kemampuan siswa untuk mengkaitkan ide/gagasan yang telah dimilikinya dengan konsep baru yang diterimanya sehingga ditemukan pe m ah am a n ya ng m en dal am dan kebermakaan pembelajaran. Kegiatan
Penerapan Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan... Sardiyo
93
ini tampak pada saat menurunkan materi
Aktivitas siswa selama pembelajaran
pembelajaran mengenai pengangguran dan
mengalami peningkatan, siswa mulai merasa
Ketenagakerjaan dengan mencari hubungan
percaya diri untuk berbicara di depan kelas, siswa
antara materi pembelajaran mengenai
juga dapat menyelesaikan setiap tugas yang
pengangguran dan Ketenagakerjaan
diberikan guru dengan tepat waktu. Penerapan
dengan luas trapesium dan atau layang-
strategi pembelajaran konstruktivistik dapat
layang.
meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai
Dilihat dari hasil pengamatan proses pembelajaran konstruktivistik dari siklus I, siklus II, dari aspek guru, bahwa guru telah berhasil melaksanakan semua aspekaspek pembelajaran konstruktivistik dengan baik. Pembelajaran lebih demokratis dengan memberikan kesem patan siswa untuk mengemukakan pendapat, menyampaikan pertanyaan ataupun memberikan tanggapan serta melibatkan siswa dengan aktif selama
dengan peningkatan hasil belajar baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Secara kognitif siswa dapat memperoleh nilai yang baik, secara afektif siswa memiliki rasa percaya diri untuk berbicara didepan kelas serta belajar untuk saling menghargai pendapat teman, kepedulian, percaya diri dan bekerjasama dalam diskusi kelompok. Dari aspek psikomotorik siswa dapat menyelesaikan tugas secara benar dengan tepat waktu. .
pembelajaran. Ini membuktikan bahwa dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
PENUTUP
Adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran
Berdasar kan hasil penel it i an dan
memberikan pengalaman langsung sehingga
pembehasan di atas dapat disimpulkan
pembelajaran lebih bermakna, siswa tidak
bahwa dilihat dari hasil pengamatan proses
hanya menghafal konsep materi pembelajaran,
pembelajaran konstruktivistik dari siklus
tetapi mendapatkan pengalaman langsung
I, siklus II, dari aspek guru, bahwa guru
dengan menemukan sendiri konsep itu.
telah berhasil melaksanakan semua aspek-
Kegiatan ini meningkatkan pemahaman siswa
aspek pembelajaran konstruktivistik dengan
tentang pengangguran dan ketenagakerjaan
baik. Pembelajaran lebih demokratis dengan
karena siswa tidak hanya sekedar hafal tetapi
memberikan kesem patan siswa untuk
paham.
mengemukakan pendapat, menyampaikan
94
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
pertanyaan ataupun memberikan tanggapan
DAFTAR PUSTAKA
serta melibatkan siswa dengan aktif selama
Asri Budi ningsih. 2003. Belajar dan
pembelajaran terdapat peningkatan rata-rata
Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
hasil belajar IPS-Ekonomi materi pengangguran dan ketenagakerjaan dan peningkatan ketuntasan individual ini membuktikan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini selesai pada siklus II. pelajaran juga terlihat semakin meningkat dengan keterlibatannya secara langsung untuk menemukan materi pembelajaran mengenai
FIP
Asri Budiningsih. 2006. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Dina gasong. .2009. Model Pembelajaran Konstruktivistik. www.gerejatoraja.com. 21 Oktober 2009 Roestiyah. 2001.. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
juga aktivitas guru semakin meningkat yakni
Sujarwo. 2014. Model-Model Pembelajaran : Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta: Cv Venus
mampu mengelola proses pembelajaran IPS
Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna
ekonomi secara lebih aktif, inovatif, kreatif,
Pembelajaran. Bandung: Alfabeth.
pengangguran dan Ketenagakerjaan Demikian
efektif dan menyenangkan. Dengan demikian hasil penelitian tindakan kelas ini dapat di jdikan rujukan oleh peneliti lain yang hendak menelaah dan menindak kritisi sebagai fenomena aktual bidang pendidikan khususnya dalam halinovasi pembelajaran.