UPAYA GURU IPS DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (Studi kasus di SMP Fatahillah Pondok-Pinang Jakarta Selatan)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh : Abdul Muhaimin NIM. 105015000624
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA GURU IPS DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP FATAHILLAH PONDOK-PINANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat-syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S I)
Oleh : Abdul Muhaimin NIM. 105015000624
Mengetahui Dosen Pembimbing
Dr. Muhamad Arif, M.Pd NIP. 19700606-199702-1-002
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul UPAYA GURU IPS DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP FATAHILLAH PONDOK-PINANG
telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan IPS Program Studi Sosiologi-Antropologi.
Jakarta, 15 Desember 2010
Sidang Munaqasah
Dekan/ Ketua Merangkap Anggota,
Pembantu Dekan/ Sekertaris Merangkap Anggota,
Anggota, Penguji I,
Iwan Purwanto, M.Pd
Penguji II,
DAFTAR ISI ABSTRAKSI .................................................................................................
i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB
I
PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 4 D. Perumusanh Masalah ............................................................. 4 C. Tujuan Penelitian................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5
BAB
II
KAJIAN TEORI ..................................................................... 6 A. Guru 1. Pengertian Guru ............................................................ 6 2. Peran, Tugas dan tanggung jawab guru ........................... 8 a. Peran Guru .............................................................. 8 b. Tugas Guru ............................................................. 11 c. Tanggung Jawab Guru............................................. 12 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peranan Guru ........ 13 B. Motivasi Belajar ................................................................. 15 1. Pengertian Motivasi ...................................................... 15
2. Pengertian belajar ............................................................16 3. Fungsi motivasi ..............................................................18 4. Macam-macam motivasi belajar ....................................19 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ...... 21 6. Upaya meningkatkan motivasi belajar ........................... 23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.............................................. 27 A. Metode Penelitian .............................................................. 27 B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 27 C. Populasi dan Sampel .......................................................... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29 E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 31 F
Teknik Analisis Data .......................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................... 40 A. Gambaran Umum SMP Fatahillah Pondok-Pinang ............. 40 B. Deskripsi Data.................................................................... 46 C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 47 D. Analisis Hasil Angket dan Observasi Penelitian ...................69
BAB V
PENUTUP................................................................................. 70 A. Kesimpulan........................................................................ 70 B. Saran............................................................................... . 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tahap-tahap Perencanaan Penelitian ........................................ 28
Tabel 2
Instrumen Untuk Mengukur Upaya Guru ................................. 33
Tabel 3
Instrumen Untuk Mengukur Motivasi Belajar .......................... 34
Tabel 4
Wawancara dengan kepala sekolah ........................................... 35
Tabel 5
Wawancara dengan Guru IPS ................................................... 35
Tabel 6
Observasi.................................................................................. 37
Tabel 7
Dokumentasi ............................................................................ 37
Tabel 8
Keadaan Guru dan Karyawan .................................................. 42
Tabel 9
Keadaan siswa ......................................................................... 43
Tabel 10 Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................. 44 Tabel 11 Guru Mendorong Siswa Untuk Belajar .................................... 47 Tabel 12 Guru Mengadakan Apersepsi Sebelum Materi Dimulai ............ 48 Tabel 13 Guru Menggunakan Metode Yang Bervariasi .......................... 52 Tabel 14 Guru Memberikan Tugas Setelah Materi Selesai ...................... 49 Tabel 15 Guru Memberikan Pujian Verbal Terhadap Sikap Positif Belajar Siswa ....................................................................................... 51 Tabel 16 Guru Memberikan Hadiah Kepada Siswa Yang Berprestasi ...... 52 Tabel 17 Guru Memberikan Hukuman Berupa Tugas Kepada Siswa Yang Tidak Mengikuti Pelajaran Atau Mengerjakan Tugas................ 53 Tabel 18 Guru Memberikan Hukuman Fisik Kepada Siswa Yang Tidak Mengikuti Pelajaran Atau Mengerjakan Tugas ......................... 54
Tabel 19 Guru Memberitahu Terlebih Dahulu Apabila Akan Mengadakan Ulangan ................................................................................... 55 Tabel 20 Guru Memberikan Ulangan Setiap Sub Bahasan Selesai .......... 56 Tabel 21 Guru Memberitahukan Hasil Ulangan Kepada Siswa ............... 56 Tabel 22 Guru Memberikan Dorongan Kepada Siswa Untuk Bekerja Sama Dengan Temannya Apabila Mengalami Kesulitan Belajar ....... 57 Tabel 23 Guru Memberikan Teguran Kepada Siswa Yang Tidak Memperhatikan Pelajaran ........................................................ 58 Tabel 24 Guru Memberikan Bimbingan Atau Motivasi Kepada Siswa Yang Malas ............................................................................. 59 Tabel 25 Guru Bertegur Sapa Dengan Siswa Di Luar Kelas ................... 60 Tabel 26 Guru Mengakrabkan Diri Dengan Siswa Baik Di Dalam Maupun Di Luar Kelas .......................................................................... 61 Tabel 27 Saya Sekolah Karena Ingin Belajar .......................................... 62 Tabel 28 Saya Senang Mengikuti Pelajaran IPS Di Sekolah ................... 63 Tabel 29 Saya Menyelesaikan Tugas Yang Diberikan Guru IPS ............. 64 Tabel 30 Saya Belajar Karena Ingin Meningkatkan Pengetahuan ........... 65 Tabel 31 Saya Rajin Belajar Agar Mendapatkan Pujian .......................... 66 Tabel 32 Saya Senang Jika Hasil Kerja Saya Yang Bagus Dipuji Oleh Guru Dan Itu Membuat Saya Semangat Belajar ....................... 66 Tabel 33 Saya Semangat Belajar Untuk Menjadi Juara ........................... 66
Tabel 34 Saya Rajin Belajar Agar Diperhatikan Guru ............................. 67 Tabel 35 Saya Bersemangat Belajar Untuk Mendapatkan Hadiah ........... 68
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Pengajuan Proposal Skripsi
Lampiran 2
Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Riset/Wawancara
Lampiran 4
Surat Keterangan
Lampiran 5
Blanko Isisan Penelitian
Lampiran 6
Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah
Lampiran 7
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 8
Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS
Lampiran 9
Hasil Wawancara Dengan Guru IPS
Lampiran 10 Hasil Wawancara Dengan Guru IPS Lampiran 11 Angket Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan di sekolah, faktor yang pertama kali kita jumpai adalah adanya interaksi antara guru dengan guru, murid dengan murid dan guru dengan murid selaku peserta didik. Hal ini yang terlihat dan terjadi didalam lingkungan sekolah. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang paling utama dan pokok yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu juga, pendidikan merupakan kebutuhan fundamental manusia, oleh karena itu praktek pendidikan hendaknya atas cinta kasih dan kesadaran bahwa peserta didik dalam posisi ketidakberdayaan yang sekaligus berpotensi untuk mandiri. Guru dalam hal ini memiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar. Menurut zakiyah darajat, guru adalah “seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya untuk membimbing murid, sanggup menilai diri sendiri, sanggup berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada”.1 Dari pengertian diatas, bahwa guru itu bukanlah hanya sebagai penyalur ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, tetapi sebagai tenaga 1
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-
1, h. 266
1
2
professional yang dapat menjadikan anak didiknya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan suatu masalah yang dihadapinya atau juga guru itu adalah seseorang yang mempunyai kegiatan untuk diarahkan kepada oaring lain. Guru adalah pribadi kunci di kelas karena besar pengaruhnya terhadap perilaku dan belajar siswa, yang memiliki kecenderungan meniru dan beridentifikasi. Hal-hal yang berpengaruh itu antara lain otoritas akademis dan non akademis, kesehatan mental, kesenangan, cita-cita dan sikap dan suasana kelas yang diciptakan oleh guru serta tindakan-tindakannya. Pengaruh itu terjadi juga pada perkembangan intelek dan peningkatan motivasi belajar karena terpenuhinya berbagai kebutuhan siswa kendatipun dalam beberapa hal dapat juga menjadi hambatan seperti rasa cemas atau tindakan guru yang keliru.2 Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah adalah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu, dalam bidang pendidikan peran guru sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan siswa, baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai seorang guru. Betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari khususnya kegiatan belajar mengajar karena merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada anak didik, yang lebih penting adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri mereka terbentuk adanya pribadi yang mulia, luhur dan dapat diterima masyarakat, yaitu mengatur dan menyediakan situasi-situasi baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, yang memungkinkan timbulnya kompetisi atau 2
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung; Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet. Ke-3, h. 40.
3
persaingan yang sehat antara anak didik dalam kegiatan belajar mengajar, dan membangkitkan semangat yang menimbulkan perasaan puas terhadap hasilhasil dan prestasi yang telah mereka capai. Menurut James O Whittaker sebagaimana dikutip oleh Wasti Soemanto. Motivasi
adalah “kondisi yang mengaktifkan atau memberi
dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut”.3 Sedangkan menurut Alisuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi sesuatu kebutuhan”. 4 Dari pengertian diatas motivasi terjadi karena adanya suatu kebutuhan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau perbuatan dan menjadi sebab kenapa seseorang melakukan suatu kegiatan dan menjadi pendorong untuk melakukan suatu kegiatan. Selain itu, motivasi belajar timbul karena siswa merasakan kebutuhan akan belajar. Motivasi bisa datang dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar siswa. Motivasi dari dalam sering disebut motivasi intrinsik, sedang motivasi dari luar disebut motivasi ekstrinsik. Dalam hal ini sudah tentu peran guru sangat penting, yakni bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarah siswa itu melakukan aktivitas belajar dan melakukan usahausaha yang dapat menimbulkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dari permasalahan tersebut, penulis akan berusaha membahasnya dengan mengajukan sebuah penelitian dengan judul: “UPAYA GURU IPS DALAM
MEMOTIVASI
BELAJAR
SISWA
PADA
MATA
PELAJARAN IPS DI SMP FATAHILLAH-PONDOK PINANG”.
3
Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h.193. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991), Cet. Ke-2, h.129. 4
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
telah
dipaparkan
sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Bagaimana Upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang. 2. Bagaimana menyatukan kemampuan atau potensi siswa di sekolah 3. Belum adanya usaha menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas sehingga terjadi dinamika dalam belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah Untuk memberi kejelasan serta terbatasnya masalah
yang dibahas
dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalah dalam judul skripsi ini sebagai berikaut: 1. Bagaimana Upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada proses pembelajaran IPS di SMP Fatahillah.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, supaya tidak terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan interpretasi, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Upaya Guru IPS Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang”.
E. Manfaat dan Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. b. Untuk mengetahui sudah terwujudnya upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa dikelas.
5
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait (guru-guru dan para calon guru) dalam mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas proses belajar mengajar. b. Bagi penulis menjadi bahan masukan serta pelajaran bagaimana menjadi seorang guru yang baik. c. Bagi mahasiswa khususnya dari jurusan IPS Sosiologi-Antropologi dalam
menambah pengetahuannya tentang memotivasi siswa pada
mata pelajaran IPS d. Bagi siswa memberikan masukan dan dorongan dalam aktifitas belajar disekolah e. Memperkaya khazanah keilmuan bagi khalayak umum
BAB II KAJIAN TEORI
A. Guru 1. Pengertian Guru Sejalan dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, orang tua dalam situasi tertentu atau sehubungan dengan bidang kajian tertentu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pendidikan anaknya. Oleh karena itu mereka melimpahkan pendidikan anaknya kepada orang lain. Mereka tetap memegang tanggung jawab pertama dan terakhir dalam pendidikan anak, mempersiapkannya agar beriman kepada Allah dan berakhlak mulia, membimbingnya untuk mencapai kematangan berfikir dan keseimbangan psikis serta mengarahkannya agar membekali diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang bermanfaat. Orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu disebut “guru”, yang meliputi guru madrasah atau sekolah umum, sejak dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, kiayi di pondok pesantren dan sebagainya. Namun guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. “Guru secara etimologi (bahasa) berarti orang bekerja sebagai pengajar atau pemberi pelajaran di sekolah atau di kelas. Sedang secara terminologi guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
6
7
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk dapat mencapai kedewasaan masing-masing”.1 Di zaman sekarang jabatan guru nampaknya sudah menjadi profesi yang menjadi mata pencaharian. Guru bukan hanya penerima amanat pendidikan, melainkan juga orang yang menyediakan dirinya sebagai pendidik prefesional. Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa para ahli pendidikan, antara lain: a. Menurut Oemar Hamalik: “Guru adalah suatu jabatan profesional yang harus memenuhi kriteria profesional yang meliputi syarat-syarat fisik, mental atau kepribadian, keilmiahan/pengetahuan dan keterampilan”.2 b. Menurut Zakiyah Darajat yang dimaksud dengan guru adalah: “seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya untuk membimbing murid, sanggup menilai diri sendiri, sanggup berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain, dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada”.3 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa guru itu bukanlah hanya sebagai pemberi ilmu pengetahuan saja kepada anak didiknya, melainkan juga sebagai tenaga profesional yang dapat menjadikan anak didiknya mampu merencanakan, menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapinya atau juga dapat disimpulkan bahwasannya guru itu adalah seseorang yang mempunyai kegiatan untuk diarahkan kepada orang lain.
1
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta; Masagung, 1989), Cet. Ke-3, h. 123. 2 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi, (Bandung; Mandar Maju, 1991), h. 14. 3 Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke1, h. 266.
8
2. Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Guru a. Peran Guru Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki sejumlah komponen yang saling berkaitan antara satu sama lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu komponen yang sangat penting adalah guru. Dengan demikian, guru merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya dan sangat menentukan bagi keberhasilan proses belajar mengajar, karena bagi anak didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Jadi peranan guru adalah setiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-ciri jabatan guru, yang harus dilakukan guru dalam tugasnya. Moch. Uzer Usmani berpendapat bahwa “peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan anak didiknya yang menjadi tujuannya”.4 Peranan guru terbagi menjadi dua, yaitu peranan guru di sekolah dan peranan guru di masyarakat. 1) Peranan guru di sekolah Peranan
guru
dalam
hubungannya
dengan
sekolah
khususnya murid bermacam-macam menurut situasi interaksi sosial yang dihadapainya, yaitu: a) Situasi formal Dalam proses belajar mengajar di kelas ketika mendidik dan mengajar murid, guru harus mampu menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya. Artinya ia harus mampu mengatur dan mengontrol kelakuan anak. Kalau perlu ia dapat menggunakan kekuasaannya untuk memaksa anak belajar, melakukan tugasnya atau mematuhi peraturan. Dengan 4
Moch. Uzer Usman, , h. 4.
9
kewibawaan ia bisa menegakkan disiplin demi kelancaran dan harus didukung oleh kepribadian guru. b) Situasi informal Dalam situasi ini guru mengundurkan hubungan informal dan jarak sosial, contohnya: waktu rekreasi, berolah raga dan lainnya. Murid-murid menyukai guru yang pada waktu demikian dapat bergaul lebih akrab dengan mereka dapat tertawa dan bermain lepas dari formalitas. Jadi guru hendaknya dapat menyesuaikan peranannya menurut situasi sosial yang dihadapainya. Dari beberapa pendapat, peranan guru dalam interaksi dengan murid secara singkat adalah sebagai berikut: (1) Sebagai informatory, yaitu sebagai pelaksana cara mengajar informatif, labolatorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. (2) Sebagai organisator, yaitu pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. (3) Sebagai motivator, guru harus merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas) sehingga terjadi dinamika dalam belajar mengajar. (4) Sebagai pengarah / director, dalam hal ini guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. (5) Sebagai inisiator, dalam hal ini guru sebagai pencetus ide-ide kreatif dalam proses belajar yang dapat dicontoh untuk anak didiknya. (6) Sebagai transmitter, guru juga akan bertindak sebagai penyeber kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. (7) Sebagai fasilitator, guru memberikan fasilitas/ kemudahan dalam proses belajar mengajar. Seperti dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung secara efektif. (8) Sebagai mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar mengajar, seperti penengah dalam diskusi dan sebagainya. (9) Sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku
10
sosial sehingga mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai siswa.5 2) Peranan guru di masyarakat Peranan guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru. Kedudukan sosial guru berbeda dari negara ke negara lainnya, dari zaman ke zaman. Pada zaman Hindu misalnya guru menduduki tempat yang sangat terhormat sebagai satu-satunya sumber ilmu. Murid harus datang padanya untuk memperoleh ilmu sambil menunjukkan baktinya. Pada era kemerdekaan pekerjaan guru selalu dipandang dalam
hubungannya
dengan
ide
pembangunan
bangsa,
pembangunan negara dan masa depan bangsa, karena kedududkan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan yang tak dapat dilakukan oleh guru bahkan dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru. Penyimpangan dari kelakuan yang tidak etis oleh guru mendapat sorotan dan kecaman yang tajam. Masyarakat tidak dapat membenarkan pelanggaran-pelanggaran seperti berjudi, mabuk, pelanggaran seks dan sebagainya. Namun jika guru yang melakukannya maka dianggap sangat serius. Guru yang berbuat demikian akan dapat merusak murid-murid yang dipercayakan kepadanya. Orang yang kurang bermoral dianggap tidak akan mungkin menghasilkan anak didik yang mempunyai etika tinggi. Sebaliknya harapan-harapan masyarakat tentang kelakuan guru menjadi pedoman bagi guru. Guru-guru memperhatikan tuntutan masyarakat dalam segala situasi sosial di dalam dan di luar. Pada umumnya guru tidak menentang harapan-harapan masyarakat walaupun pada hakekatnya membatasi kebebasan mereka. Guru 5
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 1990), Cet. Ke-3, h.142.
11
sendiri menerima pembatasan itu sebagai suatu yang wajar. Mereka berharap agar menjadi suri tauladan bagi anak didiknya. Untuk itu guru harus mempunyai moral yang tinggi. Walaupun demikian ada kesan bahwa kedudukan guru makin merosot dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu.6 Oleh karena itulah, peran guru sangat menunjang bagi pengembangan peserta didik, sudah tentu ini bermula dari pembebasan anak didik dari kebodohan kepada pengetahuan yang diberikan oleh guru
melalui bimbingan dan memberikan
pengarahan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. b. Tugas Guru Tugas guru dalam dunia pendidikan adalah mengajar dan mendidik, keduanya merupakan faktor yang sangat penting demi terlaksananya proses pendidikan. Dalam konteks inilah guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kemampuan didaktis dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Guru sebagai pengajar dan pendidik tidak dapat dipisahpisahkan, melainkan keduanya saling mempengaruhi dan berkewajiban mendidik kecerdasan, memberikan pengetahuan dan melatih anak didik sehingga kecerdasan maupun rohaninya seimbang. Untuk bisa menunaikan tugasnya ini, guru seharusnya memiliki segala sesuatu yang berguna demi tugasnya. Tuntutan inilah yang membatasi kedudukannya, sehingga akibatnya tidak semua orang dapat atau berhak menjadi guru. Guru mempunyai tugas baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat 3 jenis tugas guru, yaitu: tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu 6
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), ACet. Ke-1, h. 95-96.
12
pengetahuan
dan
teknologi,
sedangkan
melatih
berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. c. Tanggung Jawab Guru Menurut Amstrong sebagaimana dikutip oleh Nana Sudjana membagi tanggung jawab guru menjadi lima kategori, yaitu; 1) 2) 3) 4) 5)
Tanggung jawab dalam pengajaran Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum Tanggung jawab dalam profesi Tanggung jawab dalam membina hubungan masyarakat.7
dengan
Dalam hal tanggung jawab, guru adalah orang yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan anak didik. Seorang guru dituntut untuk mempunyai dedikasi dan loyalitas yang berusaha membimbing 7
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Algesindo, 2002), Cet. Ke-6, h. 15.
13
dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik, segala perbuatan dan tingkah laku anak didiknya menjadi perhatian guru. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang nampak agak sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai dengan ideologi, falsafah dan agama. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar anak didik mengetahui mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak hanya diberikan di dalam kelas akan tetapi di luar kelas pun sebaiknya guru memberikan contoh yang baik melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan. Anak didik lebih banyak menilai apa yang ditampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat dari pada apa yang guru katakan, tetapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan keduanya menjadi perhatian anak didik. Karena itu apa yang guru katakan harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua tugas dan tanggung jawab guru ini haruslah dapat dipahami oleh setiap orang yang akan memasuki dunia pendidikan, apalagi bagi mereka yang akan melaksanakan profesinya sebagai pengajar. Mereka haruslah benar-benar memahaminya agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menyebabkan nama baik jenis profesi ini menjadi tidak baik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan Guru Guru atau pendidik mempunyai berbagai macam peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan, agar guru dapat melaksanakan
14
tugasnya dengan sebaik-baiknya maka ia harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi dan melekat pada guru antara lain: a. Pribadi Guru Faktor terpenting bagi seorang guru dalam perannya adalah kepribadiannya, karena kepribadian merupakan tolok ukur bagi berhasil atau tidaknya sebagai pendidik atau pembimbing bagi anak didiknya. Anak didik akan terdorong untuk belajar, jika ia memiliki guru yang kepribadian tinggi, bersikap terbuka, sanggup mengadakan pembaharuan, antusias dan mempercayai anak didiknya. Jadi jelaslah, bahwa kepribadian pendidik sebagai subjek pendidikan menentukan jelasnya usaha dan niscaya dapat menentukan hasilnya pula. b. Sikap Guru Ada 2 (dua) macam sikap guru dapat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik, yaitu: 1) Sikap hemeostatis, yaitu bersikap santai (penuh istirahat), mencari yang mudah dan mengeluarkan tenaga yang sedikit mungkin. Pada jenis sikap ini, guru cenderung mencari yang mudah atau gampang, biasanya digunakan alat pendidikan yang konvensional yaitu berupa hukuman, ancaman, hadiah dan menggunakan nilai sebagai alat untuk mendorong, menekan atau membuat anak selalu patuh. 2) Sikap heterostatis, yaitu sikap yang ingin tumbuh, berkembang dan mengaktualisir. Pada jenis sikap ini, guru penuh inisiatif, suka dan senang mengadakan eksperimen-eksperimen untuk meningkatkan mutu kerjanya. c. Konsep Diri Kegiatan belajar di sekolah akan berjalan dengan lancar, jika seorang guru mempunyai konsep diri yang realistis dan sehat, dan
15
mengakui baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan konsep dirinya ini dalam kegiatan mendidik. Guru yang seperti ini dapat menolong anak untuk mengenal dirinya sendiri dalam membuat rencana hidup atau studi yang realistis sesuai dengan pengalamannya tersebut.8 d. Hubungan Antara Guru dengan Anak Didik Ada sebuah ungkapan bahwa pendidik adalah pihak yang aktif, sedangkan anak didik adalah pihak yang pasif, hal ini apabila dilihat lebih jauh ada benarnya dan karena itu pula keduanya harus dipadukan guna tercapainya suatu keseimbangan. Pada lain hal, guru yang kurang berinteraksi dengan anak didik, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Selain itu, anak didik yang kurang dekat dengan guru, maka akan merasa dan takut untuk berpartisipasi secara aktif.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi dan Fungsi Motivasi Belajar Manusia bukanlah benda mati bergerak hanya apabila ada yang menggerakan dari luar, melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak,yang biasa kita kenal dengan motivasi. Ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian motivasi, antara lain: Menurut James O Whittaker sebagaimana dikutip oleh Wasti Soemanto. Motivasi adalah “kondisi yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut”.9 Sedangkan menurut Alisuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku
8 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar Pelaksanaan, Teknik Bimbingan Praktis, (Jakarta: Rajawali, 1985), h.9. 9 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h.193.
16
yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi sesuatu kebutuhan”.10 Menurut Frederic Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sardiman A.M. Motivasi adalah “perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan”.11 Dan
Soegarda
poerbakawatja
mengatakan
bahwa
“dalam
kehidupan sehari-hari motivasi dapat menggerakkan kita untuk memenuhi kebutuhan primer untuk hidup seseorang untuk mencapai kepuasan mental, kultur dan sebagainya”.12 Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu terjadi karena adanya suatu kebutuhan yang dapat mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan atau perbuatan dan menjadi sebab kenapa seseorang melakukan suatu kegiatan dan menjadi pendorong untuk melakukan suatu kegiatan. Timbulnya motivasi adalah karena adanya kebutuhan yang dirasakan, sehingga menimbulkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara memuaskan. Sehingga di dalam diri seseorang itu terdapat kekuatan yang menggerakkan untuk melakukan suatu perbuatan. Kekuatan itu muncul karena ada yang mendorong, mengarahkan perbuatannya untuk mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan.
2. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal yang dapat dilakukan oleh siapapun dan dilakukan di manapun baik di sekolah, di rumah atau di lingkungan masyarakat yang ada untuk memperoleh pengetahuan.
10
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991), Cet. Ke-2, h.129. 11 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,…., h.73. 12 Soegarda Poerbakawajta, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), Cet. Ke-2, h. 221.
17
Ada beberapa pendapat ahli tentang belajar antara lain: aliusuf Sabri berpendapat bahwa belajar adalah “Proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat pula berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada”.13 Menurut CT Morgan belajar dapat dirumuskan sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) pengalaman yang lalu”.14 Sedangkan Howard berpendapat bahwa “belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) yang ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.15 Menurut Ngalim Purwanto “tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik itu fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap”.16 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan yang terjadi dalam belajar bukanlah perubahan yang terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi setelah melalui usaha berupa pengalaman atau latihan-latihan. Belajar adalah proses perubahan, dalam artian perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat dan penyesuaian diri yakni menyangkut segala aspek mental psikologis. Dari pengertian motivasi dan belajar dapat diambil rumusan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri
13
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-
2, h. 60. 14
Singgih Dirgagunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), Cet. Ke-10, h. 22. 15 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan,…., h. 99. 16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung Remaja Karya, 1984), Cet. Ke1, h. 85.
18
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan, dengan harapan tujuan yang dikehendaki tercapai.
3. Fungsi Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, makin tepat motivasi yang diberikan semakin baik keberhasilan pelajaran yang diberikan, motivasi menentukan intensitas usaha anak didik untuk belajar guna mencapai tujuan karena motivasi berkaitan dengan tujuan. Fungsi motivasi menurut Sarlito Wirawan, yaitu: “sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan”.17 Fungsi motivasi menurut Nasution, yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah mana tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.18 Di dalam kelas motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam urusan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Dalam urusan pembelajaran, motivasi dapat menggalakkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan rasa kerja sama. Dalam pengelolaan kelas adalah menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi adalah sebagai pendorong dan penggerak untuk melakukan suatu perbuatan yang diarahkan dan melakukan suatu motivasi dalam belajar 17 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. Ke-6, h. 65. 18 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengahar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, h. 76-77.
19
serta mengaktifkan semangat, minat dan perhatian siswa untuk belajar sehingga mampu mencari solusi yang mendukung tercapainya tujuan belajar.
4. Macam-macam Motivasi Belajar Dalam belajar motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. a. Motivasi Intrinsik Menurut Sardiman A.M mengatakan motivasi intrinsik adalah “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.19 Muhibbin Syah mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai “hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar”.20 Sedangkan M. Dalyono berpendapat motivasi intrinsik adalah “dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu”.21 Menurut Alisuf Sabri motivasi adalah “motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan,
ingin memperoleh kemampuan dan
sebagainya”.22 Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik mempunyai dorongan yang berasal dari dalam dirinya sendiri untuk mencapai tujuan belajar yang sebenarnya, tujuan menjadi orang yang memperoleh ilmu pengetahuan sehingga siswa belajar untuk mengetahui dan menguasai masalah yang dipelajari secara detil, bukan hal lain. 19
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi,…., h. 88. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarata: Logos, 1999), Cet. Ke-1, h. 137. 21 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 57. 22 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,…., h. 85.
20
20
Dorongan untuk melaksanakan sesuatu datang dari kesadaran dalam diri tanpa ada paksaan dari luar, sebagai contoh siswa yang senang membaca atau karena ia ingin tahu atau mengerti apa yang dibaca, tidak perlu ada mendorongnya, ia mau membaca sendiri didorong oleh motivasinya. b. Motivasi Ekstrinsik Sumadi Suryabrata berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah “motif-motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar”.23 Menurut Nasution “kegiatan belajar yang didorong oleh motivasi ekstrinsik adalah jika tujuan belajar yang ingin dicapai terletak di luar perbuatan itu, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri”.24 Menurut Muhibbin Syah motivasi ekstrinsik adalah “hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar”. 25 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang bukan sebenarnya. Motivasi ekstrinsik ini bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, akan tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau sebagainya. Jadi bila dilihat dari segi tujuannya kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung berkaitan dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Sebagai contoh seorang siswa belajar dengan giat karena esok harinya akan ujian dan ingin memperoleh nilai yang tinggi.
23 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-7, h. 70. 24 Nasution, Didaktik Asas-asas,…., h. 77. 25 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…., h. 139
21
Kuat
lemahnya
motivasi
belajar
turut
mempengaruhi
keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik), bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah atau hal yang mendukung dalam proses belajar mengajar kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran, materi pelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa. Maka dari itu guru harus mampu membangkitkan motivasi tersebut baik intrinsik maupun ekstrinsik.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik ini berarti bahwa belajar dapat dibentuk di dalam diri individu, dan motivasi ekstrinsik artinya dapat dibentuk dari luar individu. Motivasi ini bisa kuat dan lemah karena ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Adapun hal tersebut adalah: kematangan anak, usaha yang bertujuan goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian. a. Kematangan Anak Untuk diperhatikan
dapat
mempengaruhi
kematangan
anak.
motivasi
Tidak
anak,
bijaksana
harus apabila
merangsang sebelum individu matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila guru tidak memperhatikan kematangan anak akan berakibat frustasi dan dapat mengurangi kapasitas belajar. b. Usaha yang Bertujuan Goal dan Ideal Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan bijaksana pada
kapasitas
dan
sesuai
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangannya, usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan
22
motivasi yang tidak banyak. Motif mempunyai tujuan atau goal. Makin terang makin kuat perbuatan itu didorong. Tiap usaha untuk membuat goal itu lebih kuat adalah suatu langkah menuju ke motivasi yang efektif. c. Pengetahuan Mengenai Hasil Motivasi Setiap usaha ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut akan membawa pengaruh besar bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang. Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan melemahkan usaha selanjutnya. d. Penghargaan dan Hukuman Untuk
meningkatkan
motivasi
belajar,
guru
dapat
memberikan penghargaan dan hukuman. Penghargaan adalah motif yang positif. Penghargaan dapat berupa material dan spiritual, sedangkan hukuman merupakan motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Sesuai dengan pendapat zakiyah darajat bahwa “seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi gagal lagi apabila tekanan sudah hilang”.26 e. Partisipasi Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu dinamika anak adalah keinginan berstatus, keinginan untuk mengambil aktivitas-aktivitas untuk berpartisipasi. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan. f. Perhatian Perhatian merupakan integritas antara motif dan sikap, dan tergantung dari rangsangan yang diberikan. Bila orang sedang
26
Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, h.144.
23
dikuasai motif tertentu, maka perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai dengan motif yang menguasai. Berdasarkan uraian di atas, motivasi yang terdapat pada diri anak yang dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya akan semakin kuat pula motivasi untuk mencapainya.
6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ada beberapa upaya-upaya yang dapat guru gunakan dalam mempertahankan motivasi anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu: a. Apersepsi Bahan apersepsi sangat membantu siswa dalam usaha mengolah bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga penjelasan guru mudah dimengerti oleh siswa. b. Penggunaan Metode yang Bervariasi Penggunaan metode yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan ini dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik. c. Memberi Tugas Tugas adalah pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tugas belajar. Tugas dapat diberikan oleh guru setelah selesai menyampaikan materi, namun pemberian tugas dapat diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan anak.
24
d. Pujian Dalam kegiatan belajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Namun pujian harus diberikan sesuai dengan hasil kerja anak didik. e. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negative, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memehami prinsip-prinsip pemberian hukuman. f. Memberi Ulangan Para siswa giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan merupakan sarana motivasi. Tetapi guru jangan terlalu sering memberi ulangan karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru harus terbuka, bila ada ulangan harus memberi tahu muridnya. g. Kerja Sama Bersama-sama melakukan tugas dapat mempertinggi kegiatan belajar. Kerjasama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran siapapun dapat dicari pokok-pokok yang dapat memupuk hubungan sosial yang sehat. Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar. Maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyak cara yang dapat dilakukan. Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa, menurut
Slameto fungsi
pengajar adalah: 1. Menggairahkan Siswa Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru selalu memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke
25
lain aspek pelajaran dalam situasi belajar “discovery learning” dan metode sumbang saran. Memberikan kebebasan semacam ini dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai keadaan awal siswa-siswanya. 2. Memberikan Harapan Realistis Guru memelihara harapan-harapan siswa yang realistis,dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis,pesimis atau terlalu optimis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa. 3. Memberikan Intensif Bila
siswa
mengalami
keberhasilan,pengajar
diharapkan
memberikan hadiah pada para siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa. 4. Mengarahkan Pengajar
harus mengarahkan tingkah laku
siswa,
dengan
memberikan teguran, nasehat dan bimbingan serta guru melakukan pendekatan secara individual atau kelompok. Salah satu
ciri
guru
yang
memberikan
motivasi adalah
“antusiasme, berarti guru peduli terhadap apa yang mereka ajarkan dan mengkomunikasikan kepada murid-muridnya, bahwa apa yang mereka ajarkan adalah penting dan sikap semangat ini terpancar dalam sikap guru terhadap siswanya”. 27
27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 1991), h.175-181.
26
Dapat penulis simpulkan bahwa peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, penampilan dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri. Selain itu guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif kualitatif. Menurut Loncon dan Gumba sebagaimana dikutip oleh Nana Syaodih. Bahwa: ”penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bersifat naturalistik. Penelitian ini bertolak dari paradigma naturalistik, bahwa ”kenyataan itu berdimensi jamak” peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif, tidak bisa dipisahkan, suatu kesatuan terbentuk secara simultan, dan bertimbal balik, tidak mungkin memisahkan sebab dengan akibat, dan penelitian ini melibatkan nilai-nilai”.1 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang menjadi objek penelitian adalah SMP Fatahillah, Jln. Ciputat Raya No. 5 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ada beberapa alasan mengapa peneliti mengambil SMP Fatahillah-Pondok Pinang sebagai objek penelitian di antaranya: a. SMP Fatahillah-Pondok Pinang adalah tempat Peneliti melaksanakan kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian skripsi. 1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005). h.60-61
27
28
b. SMP Fatahillah-Pondok Pinang merupakan salah satu tempat yang tepat dan layak untuk dijadikan sebagai objek penelitian, yang terkait tentang “Upaya Guru IPS dalam Memotivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS”. c. SMP Fatahillah-Pondok Pinang memiliki lokasi yang tidak terlalu jauh dan letaknya pun strategis. Sehingga mudah dijangkau, seperti motor serta mobil.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan bertahap mulai dari perencanaan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tahap-tahap Perencanaan Penelitian
No
Kegiatan
Waktu
1
Pembuatan proposal skripsi
14 Januari 2010
2
Observasi lokasi penelitian
6 Februari 2010
3
Menyebarkan angket ke siswa
3 April 2010
kelas VII SMP Fatahillah 4
Pengumpulan data
a
Meminta
izin
17 April 2010
kepada
pihak 6 Maret 2010
sekolah b
Wawancara
dengan
kepala 1 April 2010
sekolah c
Wawancara dengan guru IPS
7 April 2010
d
Meminta dokumentasi dengan 10 April 2010 staf tata usaha terkait tentang tenaga
pengajar
(Guru)
dan
29
karyawan,
data
siswa,
dan
sarana/prasarana e
Observasi
kegiatan
proses 14 April 2010
belajar-mengajar di kelas VII 5
Pengolahan data
1-21 April 2010
6
Penyusanan laporan
28 Mei 2010
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh kesimpulannya”.
2
peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik
Berdasarkan batasan ini dapat ditegaskan bahwa
populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP FatahillahPondok Pinang, yang berjumlah 1 kelas dengan jumlah 34 orang siswa.
2. Sampel Sampel adalah ”sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.3 Karena jumlah yang diteliti kurang dari 100 orang siswa, maka sampel dalam penelitian ini yaitu keseluruhan siswa kelas VII yang terdiri dari 34 orang siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi
dilakukan
untuk
memperoleh
gambaran
menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti. 2 3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV.Alfabeta, 2002), cet. 4, h. 55 Sugiyono, Statistika,…., h. 56
yang
30
Observasi adalah ”pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi objektifitas SMP Fatahillah Pondok-Pinang”.4 Dalam hal ini penulis mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti keadaan guru siswa, pelaksaan pembelajaran di kelas VII SMP Fatahillah serta sarana dan prasarana. Peneliti melakukan observasi terkait dengan upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dengan cara melakukan pengamatan baik didalam kelas maupun diluar kelas. 2. Wawancara Wawancara
dilakukan
untuk
mendapatkan
informasi
dan
melengkapi data-data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara adalah ”tanya jawab antara si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Maksudnya adalah agar orang yang diperiksa itu mengemukakan isi hatinya, pandangan-pandangannya, pendapatnya, dll. Sehingga pemeriksa dapat lebih mengenalnya”. 5 Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPS SMP Fatahillah. 3. Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang langsung diberikan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Angket adalah ”wawancara tertulis. Dalam angket pertanyaanpertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembar pertanyaan. Orang yang akan diperiksa tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan itu dan memberi jawaban-jawaban secara tertulis pula dalam kolom-kolom yang sudah disediakan. Jawaban-jawaban itu selanjutnya akan dianalisa untuk mengetahui hal-hal yang sedang diselidiki”.6
4
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jld I, (Jakarta: Andi offset, 1986), h. 136 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), cet. Ke-8, h. 11 6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar,…., h. 11-12 5
31
Dalam hal ini angket di berikan kepada seluruh siswa kelas VII SMP Fatahillah. 4.
Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencatat kumpulan barang-barang dokumen yang mengandung petunjuk-petunjuk tertentu yang ada relevansinya dengan penelitian. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencatat kumpulan barang-barang dokumen yang mengandung petunjuk-petunjuk tertentu yang ada relevansinya dengan penelitian. Dalam hal ini dokumentasi yang didapat yaitu terkait tentang daftar para guru dan karyawan, daftar siswa (kelas VI, VII A & B serta IX), datadata sekolah, dan struktur sekolah.
E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Definisi Konseptual Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya untuk membimbing murid, sanggup menilai diri sendiri, sanggup berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain, dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada. Guru itu bukanlah hanya sebagai pemberi ilmu pengetahuan saja kepada anak didiknya, melainkan juga sebagai tenaga professional yang menjadikan anak didiknya mampu merencanakan, menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapinya atau juga dapat disimpulkan bahwasanya guru itu adalah seseorang yang mempunyai kegiatan untuk diarahkan kepada orang lain. Sedangkan Pengertian IPS adalah suatu ilmu yang mengkaji masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial.
32
Jadi, guru IPS adalah seseorang yang ahli dalam ilmu sosial/kemasyarakatan dan atau memiliki kemampuan dalam ilmu-ilmu sosial. Motivasi adalah kondisi yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Sedangkan belajar adalah
Proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat pula berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada. Jadi, motivasi belajar adalah suatu dorongan bagi seseorang untuk melakukan kegiatan proses pembelajaran. Dan motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku serta berprilaku diluar dari kebiasaannya dalam kata lain melakukan suatu hal yang baru.
2. Definisi Operasional Motivasi dalam laporan skripsi ini adalah motivasi atau dorongan guru IPS terhadap anak didik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih giat dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Adapun motivasi guru IPS terhadap anak didik adalah guru berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan, guru memelihara harapan-harapan siswa yang realistis,dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis, bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada para siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuantujuan pengajaran, dan guru mengarahkan tingkah laku siswa, dengan memberikan teguran, nasehat dan bimbingan serta guru melakukan pendekatan secara individual atau kelompok.
33
3. Kisi-kisi Instrumen penelitian Tabel. 3.2 Upaya Guru No
1.
Variabel
Dimensi
Indikator
Upaya
Menggairahkan a. Memberikan
guru IPS
siswa
Butir
Jumlah
Soal
Soal
1
1
2
1
3
1
4
1
5,6
2
7,8
2
9,10,
3
Dorongan Untuk Mau Belajar b. Mengadakan Apersepsi c. Menggunakan Metode Yang Bervariasi d. Memberikan Tugas
Memberikan intensif
a. Memberikan Penghargaan b. Memberi Hukuman
c. Memberi Ulangan Dan
11
Nilai d. Bekerjasama
12
1
Mengarahkan
a. Menegur
13
1
siswa
b. Memberi
14
1
Nasihat / Bimbingan Interaksi
a. Tegur Sapa
15
1
dengan siswa
b. Akrab
16
1
34
Tabel. 3.3 Motivasi Belajar Siswa
No
1.
Variabel Dimensi
Motivasi
Motivasi
belajar
instrinsik
siswa
Indikator
a.
Keinginan
Butir
Jumlah
Soal
Soal
17
1
18
1
19
1
20
1
21,22
2
23
1
24
1
25
1
belajar b. Senang mengikuti pelajaran c. Selalu menyelesaikan tugas d. Meningkatkan pengetahuan
Motivasi ekstrinsik
a. Ingin mendapat pujian dari guru b. Ingin menjadi juara c. Ingin diperhatikan guru d. Ingin mendapat penghargaan atau hadiah dari guru atau sekolah
35
Tabel. 3.4 Wawancara dengan Kepala sekolah
No
Indikator
Butir
Jumlah
Soal
Soal
1
Tugas guru IPS.
1
1
2
Meningkatkan motivasi belajar
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
siswa. 3
Pandangan terkait dengan upaya guru IPS.
4
Sudah efektifkah upaya tersebut dan bagaimana cara mengukur upaya guru IPS.
5
Sarana dan Prasarana.
6
Upaya yang dilakukan guru IPS dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Tabel 3.5 Wawancara dengan Guru Bid. IPS
No
Indikator
Butir
Jum
Soal
Soal
1
Minat siswa pd mata pelajaran IPS
1
1
2
Nilai siswa pd mata pelajaran IPS.
2
1
3
Mata pelajaran IPS menjadi mata pelajaran
3
1
terfavorit. 4
Metode yang digunakan dlm mengajar IPS.
4
1
5
Waktu yang disediakan oleh sekolah.
5
1
36
6
Motivasi siswa dlm belajar IPS.
7
Upaya
untuk
meningkatkan
motivasi
6
1
7
1
belajar siswa. 8
Sudah efektif upaya tersebut.
8
1
9
Mengukur upaya tersebut.
9
1
10
Pemberian pujian dan hadiah langkah yang
10
1
11
1
efektif dlm memotivasi belajar siswa. 11
Memberikan hukuman dan teguran kepada siswa.
12
Menghadapi siswa yang malas belajar.
12
1
13
Sarana dan prasarana yang menunjang
13
1
14
1
15
1
16
1
17
1
motivasi belajar siswa. 14
Persiapan yang dilakukan dalam mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang ibu.
15
Kendala dlm mengajar mata pelajaran IPS yang tidak sesuai dengan latar belakang ibu.
16
Menghilangkan persepsi siswa terhadap mata
pelajaran
IPS
yang
terkenal
membosankan. 17
Hubungan Ibu dengan siswa baik disekolah maupun diluar sekolah.
37
Tabel. 3.6 Tentang Observasi
No
Hal-hal yang ingin diteliti
1
Peniliti mengamati guru IPS dalam kegiatan belajar-mengajar terkait dengan upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2
Peneliti mengamati sejauh mana guru IPS memotivasi siswa pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Baik itu didalam maupun diluar kelas.
3
Peneliti mengamati langsung apakah sudah berjalan atau belum upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
4
Peneliti meninjau metode apa yang digunakan guru IPS dalam proses belajar mengajar yang terkait dengan memotivasi belajar siswa tersebut.
Tabel 3.7 Tentang Dokumentasi
No
Hal-hal yang ditemukan dalam dokumentasi
1
Daftar nama-nama guru dan karyawan
2
Daftar nama-nama siswa
3
Sarana dan prasarana
4
Diagram Kepengurusan SMP Fatahillah
F. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah analisa data. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument antara lain wawancara dan angket. Tiap-tiap instrumen tersebut berguna untuk melengkapi data yang satu dengan data yang lainnya. Data yang diperoleh
38
melalui observasi, dan wawancara digunakan untuk memperoleh informasiinformasi yang tidak dari angket. Untuk menganalisa data-data yang telah terkumpul maka dapat digunakan analisa kualitatif. Sedangkan data diperoleh melalui angket dan laporan hasil penelitian diolah atau dianalisa secara kuantitatif melaui beberapa tahapan yaitu: 1. Editing Data yang telah diteliti lengkap tidaknya, perlu diedit yaitu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas atau meragukan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Pertanyaan, jawaban, catatan yang tidak jelas diperjelas dan disempurnakan. b. Coretan-coretan, kata-kata sandi atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap data. c. Mengubah kependekan dari jawaban menjadi kalimat yang lebih bermakna. d. Melihat konsistensi data dengan rencana penelitian. e. Menyeragamkan jawaban responden pada kategori tertentu. ”Langkah editing ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual dari peneliti, yakni peneliti tidak boleh mengganti jawaban, angka, atau apapun dengan maksud agar data tersebut sesuai dan konsisten dengan rencana risetnya”.7 Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. 2. Coding Coding adalah ”mengubah data menjadi kode-kode yang dapat dimanipulasi sesuai dengan prosedur analisis statistik tertentu. Oleh karena itu, pemberian kode pada jawaban-jawaban sangat penting untuk memudahkan proses analisis data. Kode apa yang akan digunakan, tergantung kepada kesukaan peneliti, bisa kode angka atau huruf. Pada umumnya, orang lebih menyukai kode angka”. 8 7
Kasiram Muhammad, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), cet. I. h. 132 8 Kasiram Muhammad, Metodologi,…., h. 132-133
39
3. Tabulating Setelah semua data diberi kode dan telah direkam dalam coding dan dicatat dalam coding book, maka langkah selanjutnya adalah tabulasi data. Tabulasi yaitu “menyajikan data dalam bentuk table-tabel agar mudah dianalisis. Model tabulasi, sangat tergantung pada tujuan analisis dan model analisis yang akan digunakan”. 9 Ini untuk memudahkan penulis dalam mengolah data yang di edit. Tabulating bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatkan satu tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban satu dengan yang lain. Setelah melakukan proses diatas, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan cara yaitu: 1. Persentase Persentase artinya setiap data dipresentasikan setelah ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban. Pedoman yang penulis gunakan dalam mencari persentase data adalah:
P = F/N x 100% Keterangan : P
= Angka Persentase
f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= Number of Cases (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu).10
9
Kasiram Muhammad, Metodologi, …., h. 136 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Persada,2004), cet.XIV, h. 43 10
(Jakarta:
PT.RajaGrafindo
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Fatahillah Pondok-Pinang 1. Sejarah Berdirinya SMP Fatahillah Pondok-Pinang Sejarah singkat berdirinya SMP Fatahillah Pondok-Pinang, pada tahun 1976 dengan mendirikan Majlis Taklim Assa’adatain dengan mengelola pengajian kaum ibu. Setelah Majlis Taklim Assa’adatain yang kegiatannya berupa pengajian kaum ibu berjalan selama 4 tahun, para anggota jamaah pengajian kaum ibu merasakan pentingnya mendirikan madrasah untuk anak-anak mereka yang sudah memasuki usia sekolah dan bias belajar agama secara simultan. Akhirnya pada tahun 1980 berdirilah Madrasah Ibtida’iyah Assa’adatain yang dipelopori atau dirintis oleh HM. Hasan. Setelah Madrasah Ibtida’iyah Assa’adatain berkembang secara pesat, maka pada tahun 1986 didirikan pula SMP Fatahillah dengan harapan anak-anak yang telah menamatkan Madrasah Ibtida’iyah dapat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Mengingat perhatian dan dukungan masyarakat yang besar, anakanak mereka terutama keluarga yang secara ekonomi kurang mampu, maka pada tahun 1989 didirikan pula SMK Fatahillah dengan jurusan Administrasi Perkantoran.
40
41
SMP Fatahillah dalam perjalanannya tentu saja mengalami pasang surut. Dari sejak berdiri sampai sekarang telah dipimpin oleh 4 orang Kelapa Sekolah, yaitu Drs. H. Daliman, MM, dari tahun 1986-1995 (sekarang Kowas Jak-Bar), Drs. H. Widodo, M.Pd, dari tahun 1995-2004 (sekolah Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 9), Drs. Idham Kholid, dari tahun 2004-2008 dan terakhir Dra. Lilis Nurhayati, dari tahun 2008 sampai sekarang.
2. Keadaan Guru dan Karyawan a. Keadaan Guru dan Karyawan Posisi guru dalam dunia pendidikan memiliki tugas dan kewajiban yang cukup berat, atau kekuasaan penyelenggaraan pendidikan ditentukan maju mundurnya suatu sekolah tergantung pada tanggung jawab dan profesionalisme para guru. Dalam dunia pendidikan memang ada faktor-faktor lain yang menjadi pendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, tetapi faktor guru lebih dominan, guru bertanggung jawab membimbing dan membina aktualisasi potensi anak didik agar mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapi kelak setelah dewasa. Kemampuan dan kemandirian anak didik dalam mengatasi masalah hidupnya dapat menjadi ukuran keberhasilan pendidikan yang dilakukan. Jumlah guru yang terdapat di SMP Fatahillah adalah sebanyak 15 orang guru, dari jumlah guru terdiri 6 orang guru tetap, 4 orang guru tidak tetap, 5 orang guru Bantu/Honor dan 3 orang guru PNS. Adapun jumlah karyawan di SMP Fatahillah sebanyak 4 orang, yang terdiri dari 3 orang sebagai karyawan administrasi tata usaha dan 1 orang OB (Ofies Boy). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.1
1
Arsip/Dokumen (Guru dan Staf Pegawai ) SMP Fatahillah
42
Tabel 3 Keadaan Guru dan Karyawan No
Nama
Pendidikan
Tempat Tgl Lahir Jenjang
1
2
3
4
5
Dra. Lilis Nurhayati
Hamilah, BA Idrus Syarifuddin, S.Ag NIP. 150340467 Rohiyat Sitopang, S.pd NIP. 131666179 Tuti Sarmaini Purba, S.Ag NIP. 150330560
6
Drs. Abdul Haris
7
Misani, S.Pd
8
Sartiningsih, S.Pd
9
Sumiati, S.Ag
10 Ainul Wardah, M.Pd
11 Ir. Nurmaningsih
12 Eko Zulham, SH
Tasikmalaya, 16. 04. 1962
Jurusan
Mengajar Tahun
Pendidikan S1
Kepala
Bahasa dan Sastra
Sekolah/Baha
Indonesia
sa Indonesia Bahasa
Jakarta, 04. 09. 1963
D3
B.Indonesia
1986
Jakarta, 24. 05. 1973
S1
PAI
1999
Agama Islam
Ciamis, 16. 09. 1957
S1
PLS
2002
Matematika
Pakkat, 09. 05. 1970
S1
PAI
-
Jakarta, 12. 04. 1963
S1
PAI
1991
Penjaskes
S1
Biologi
-
IPA Biologi
S1
B.Inggris
1999
S1
PAI
2006
IPS Terpadu
S2
M.Pendidikan
2006
Seni Budaya
S1
AGRO
2001
IPA Terpadu
S1
Hukum
2002
TIK PPKn
Cirebon, 01. 05. 1968 Wonogiri, 22.02.1970 Jakarta,12 . 07. 1974 Padang, 29. 09. 1974 Palembang, 05. 07. 1975 Banjarnegara, 18. 06. 1980
Indonesia
Agama Islam/BK
Bahasa Inggris
13 Imas Masriah, S.Sos.I
Bekasi, 29. 11. 1980
S1
PMI
2003
14 Umi Kulsum
Jakarta, 09. 02. 1965
S LA
-
-
15 Yoyodianto
Jakarta, 18. 04. 1960
SLA
-
1980
16 Sulaiman Ekatama
Jakarta, 20. 07. 1988
SLA
-
2006
Tata Usaha
-
-
-
-
OB
17 Sholeh
Staf Tata Usaha Staf Tata Usaha
43
b. Keadaan Siswa Siswa merupakan potensi yang harus dimanfaatkan oleh guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dengan demikian keberadaan murid merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar selain eksistensi guru. Siswa yang berada di SMP Fatahillah pada tahun pelajaran 2009-2010 dengan jumlah keseluruhan adalah sebanyak 123 orang siswa. Yang terdiri dari kelas VII sebanyak 1 kelas dengan berjumlah 34 orang siswa, kelas VIII sebanyak 2 kelas berjumlah 53 orang siswa dan kelas IX sebanyak 1 kelas berjumlah 36 orang siswa. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.2 Tabel 4 Keadaan Siswa No
Kelas
Laki-laki
Perempuann
Jumlah
1
VII
24
10
34
2
VIII
31
22
53
3
IX
13
23
36
Jumlah
68
55
123
c. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang di miliki di SMP Fatahillah PondokPinang cukup mendukung atas kelancaran dalam proses pendidikan. Dengan
adanya
sarana
dan
prasarana
yang
memadai
amat
mempengaruhi tingkat kemajuan dan mutu akan pendidikan. Untuk melihat lebih jauh mengenai rincian keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Fatahillah Pondok-Pinang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.3
2 3
Arsip/Dokumen (Siswa dan siswi SMP Fatahillah ) Arsip/Dokumen (sarana dan prasarana SMP Fatahillah)
44
Tabel 5 Keadaan Sarana dan Prasarana No
Sarana
Jumlah
Kondisi
01
Ruang Belajar
4 Ruang
Baik
02
Ruang Guru
1 Ruang
Baik
03
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
04
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
Baik
05
Lapangan olah raga
1 Ruang
Baik
06
Laboratorium Komputer
1 Ruang
Baik
07
Laboratorium IPA
1 Ruang
Baik
08
Ruang Osis
1 Ruang
Baik
09
Ruang UKS
1 Ruang
Baik
10
Gudang
1 Ruang
Baik
11
Ruang Ibadah/Mushallah
1 Ruang
Baik
12
Kantin
1 Ruang
Baik
13
Ruang TU
1 Ruang
Baik
14
Toilet Siswa
4 Ruang
Baik
15
Toilet Guru
1 Ruang
Baik
3. Struktur Organisasi Sekolah
sebagai
lembaga
pendidikan
memerlukan
adanya
organisasi yang baik agar sekolah itu dapat menuju kepada tujuannya. Dari struktur organisasi tersebut akan nampak tugas dan wewenang serta jabatan dari masing-masing personel. Adapun struktur organisasi SMP Fatahillah Pondok-Pinang dapat dilihat dibawah ini.4
4
Diagram Struktur Organisasi SMP Fatahillah
45
Struktur Organisai SMP Fatahillah Yayasan
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
W.Kepala Sekolah
Urusan Tata Usaha
Kurikulum
R.M.Tangga
Sarana dan Prasarana
Kesiswaan
Perpustakaan
Laboratorium
Wali Kelas
Guru
Siswa
Keterangan : : Garis Komando : Garis konsultasi
Humas
46
B. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang, penulis memperoleh data sebagai berikut: 1. Kegiatan Proses Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Fatahillah Pondok-Pinang Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Apersepsi a. Guru IPS memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas b. Memotivasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan awal yang terkait dengan materi pembahasan yang akan dibahas sekarang. c. Mengulang pelajaran minggu lalu kepada siswa dimana untuk merangsang daya ingat siswa. Kegiatan inti a. Siswa mengamati media yang terdapat di papan tulis. b. Tanya jawab terkait dengan materi pembahasan. c. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi yang akan dibahas. Kegiatan Akhir/Penutup a. Menyimpulkan materi pelajaran yang belum dipahami atau jelas, sehingga siswa menjadi paham atau jelas. b. Mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan materi pembahasan yang kurang dimengerti.
2. Upaya Guru IPS dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang Dari penelitian yang penulis temukan di lapangan yaitu tentang memotivasi belajar siswa didalam kelas maupun diluar kelas, dengan kata lain motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. Kedua inilah yang menjadi hambatan bagi seorang guru IPS. Untuk memperoleh data dan informasi
47
dilapangan penulis menggunakan beberapa cara seperti melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru IPS, observasi untuk mengetahui informasi mengenai lingkungan sekolah, mengetahui keadaan siswa dalam proses belajar di kelas, mengetahui proses mengajar guru IPS terhadap siswanya di dalam kelas, angket yang diberikan kepada siswa-siswi kelas VII sebagai responden dalam penelitian ini, serta dokumentasi untuk mendapatkan bukti-bukti yang tersurat dalam bentuk arsip seperti daftar nama guru dan karyawan, siswa, sarana dan prasarana, dan struktur sekolah. Angket penelitian terdiri dari 25 item yang meliputi upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 34 orang, semuanya diambil dari keseluruhan siswa kelas VII.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 6 Guru IPS Mendorong Siswa Untuk Mau Belajar No 1
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
23
68
b. Sering
9
26
c. Kadang- kadang
2
6
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 68 %, sering 26 %, Kadang-kadang 6 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar guru IPS selalu mendorong siswa agar mau belajar.5
5
Hasil Angket tanggal 3 April 2010
48
Namun hal tersebut sejalan dengan hasil observasi yang peneliti temukan atau amati di kelas VII, sebagai berikut: Dari pengamatan dilapangan peneliti mendapatkan bahwa guru IPS selalu memberikan dorongan kepada siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, salah satunya dengan cara memberikan perhatian khusus kepada siswa baik itu siswa yang serius dalam belajar maupun yang tidak, ternyata hal tersebut berpengaruh besar bagi siswa dalam menerima pelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.6 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS dalam kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, selalu memberikan dorongan kepada siswa supaya lebih bersemangat dalam belajar sehingga pembelajaran IPS di kelas VII menjadi lebih baik. Tabel 7 Guru IPS Mengadakan Appersepsi Sebelum Menyampaikan Materi No 2
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
16
47
b. Sering
13
38
c. Kadang- kadang
5
15
d. Tidak Pernah
-
Jumlah
34
100 %
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 47 %, sering 38 %, Kadang-kadang 15 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan guru IPS selalu mengadakan appersepsi sebelum menyampaikan materi.7 Dari hasil pengamatan atau observasi di kelas VII SMP Fatahillah, yaitu:
6 7
Hasil Observasi, tanggal 14 April 2010 Hasil Angket, tanggal 3 April 2010
49
Guru IPS selalu mengadakan apersepsi sebelum memulai pelajaran. Hal ini dimaksudkan supaya siswa kelas VII lebih siap dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran IPS yang diajarkan oleh guru IPS tersebut.8 Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru IPS sebelum memulai pelajarannya selalu mengadakan apersepsi, baik itu terkait dengan hal absensi, kerapihan, kebersihan, dan menguji dengan memberikan pertanyaan awal tentang materi yang akan diajarkan, sehingga siswa menjadi lebih terdorong serta siap lagi mengikuti pembelajaran IPS. Tabel 8 Guru IPS Menggunakan Metode Yang Bervariasi No 3
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
13
38
b. Sering
12
35
c. Kadang- kadang
7
20
d. Tidak Pernah
2
6
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 38 %, sering 35 %, Kadang-kadang 20 % dan Tidak pernah 6 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar guru IPS selalu menggunakan metode yang bervariasi. 9 Dalam setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, guru IPS menggunakan berbagai metode. Hal ini diakui oleh guru IPS: Dalam
proses
belajar
mengajar
berlangsung
saya
selalu
menggunakan metode bervariasi seperti tanya jawab, diskusi, ceramah, penugasan.10 Begitu juga dengan hasil observasi di kelas VII SMP Fatahillah, bahwa guru IPS dalam pembelajarannya selalu menggunakan metode yangt 8
Hasil Observasi, tanggal 14 April 2010 Hasil kuisioner tanggal 3 April 2010 10 Ibu Sumiyati wawancara SMP Fatahillah, 7 April 2010 9
50
bervariasi tergantung materi pembahasan yang diajarkan kepada siswa tersebut. Sehingga siswa kelas VII SMP Fatahillah menerima pembelajaran dari guru IPS tidak jenuh dan bosan.11 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selama proses belajar mengajar berlangsung, selalu menggunakan berbagai macam metode seperti tanya jawab, diskusi, ceramah, penugasan, dll. Sehingga siswa pun termotivasi untuk belajar dan menerima materi yang disampaikan oleh guru IPS.
Tabel 9 Guru IPS Memberikan Tugas Setelah Materi Selesai No 4
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
15
44
b. Sering
8
23
c. Kadang- kadang
11
33
-
0
34
100 %
d. Tidak Pernah Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 44 %, sering 23 %, Kadang-kadang 33 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan guru IPS selalu memberikan tugas setelah materi selesai.12 Berdasarkan hasil pengamatan didalam kelas VII SMP Fatahillah Pondok-Pinang pada pembelajaran IPS, sebagai berikut: Dari hasil penelitian dikelas VII pada pembelajaran IPS, guru tersebut selalu memberikan tugas setelah materi pembahasan yang disampaikan selesai. Hal ini dimaksudkan apakah siswa tersebut sudah benar-benar faham apa yang telah disampaikan oleh guru IPS tersebut.13
11
Hasil Observasi tanggal 14 April 2010 Hasil Angket tanggal 3 April 2010 13 Hasil Observasi, dikelas VII SMP Fatahillah, tanggal 14 April 2010
12
51
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan tugas setelah materi pembahasan yang diajarkan kepada siswa telah selesai. Dimaksudkan agar seluruh siswa kelas VII dapat benar-benar mengerti adan faham terhadap apa yang telah disampaikan atau dijelaskan oleh guru IPS tersebut.
Tabel 10 Guru IPS Memberikan Pujian Verbal Terhadap Sikap Positif Belajar Siswa No
Alternatif Jawaban
5
F
%
a. Selalu
10
29
b. Sering
17
50
c. Kadang- kadang
6
18
d. Tidak Pernah
1
3
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 29 %, sering 50 %, Kadang-kadang 18 % dan Tidak pernah 3 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS sering memberikan pujian verbal terhadap sikap positif belajar siswa.14 Dari hasil wawancara dengan guru IPS di SMP Fatahillah, hal ini dungkapkan oleh Ibu Sumiyati: Guru IPS sering mengungkapkan dengan memberikan pujian dan hadiah terhadap siswa yang bersikap positif dalam belajar akan menambah semangat belajar dan memotivasi mereka untuk lebih baik lagi serta itu merupakan seorang guru peduli terhadap mereka (siswa).15 Dan juga melalui hasil observasi yang dilakukan di kelas VII SMP Fatahillah, sebagai berikut: Kemudian diperkuat dengan hasil observasi di kelas VII SMP Fatahillah, bahwa guru IPS dalam setiap pembelajarannya sering 14 15
Hasil Angket tanggal 3 April 2010 Ibu Sumiyati wawancara di SMP Fatahillah selaku guru IPS, tanggal 7 April 2010
52
memberikan pujian secara lisan terhadap siswanya yang serius mengikuti pembelajaran IPS dari awal sampai akhir. Dimaksudkan agar siswa lebih termotivasi atau semangat dalam belajar IPS itu sendiri.16 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru IPS di SMP Fatahillah, penulis menyimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan pujian dan hadiah kepada siswa yang berikap baik atau positif dalam belajarnya, sehingga siswa kelas VII SMP Fatahillah menjadi lebih baik lagi dalam belajar IPS.
Tabel 11 Guru IPS Memberikan Hadiah Kepada Siswa Yang Berprestasi No 6
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
6
18
b. Sering
3
9
c. Kadang- kadang
7
20
d. Tidak Pernah
18
53
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 18 %, sering 9 %, Kadang-kadang 20 % dan Tidak pernah 53 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan guru IPS tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi.17 Dari hasil observasi di kelas VII pada pembelajaran IPS di SMP Fatahillah, sebagai berikut: Guru IPS tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi .18
16
Hasil Observasi tanggal 14 April 2010 Hasil Angket tanggal 3 April 2010 18 Ibu Sumiyati wawancara di SMP Fatahillah selaku guru IPS, tanggal 7 April 2010
17
53
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS di SMP Fatahillah, tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi
Tabel 12 Guru IPS Memberi Hukuman Berupa Tugas Kepada Siswa Yang tidak Mengikuti Pelajaran Atau Mengerjakan Tugas No 7
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
7
20
b. Sering
10
29
c. Kadang- kadang
15
44
d. Tidak Pernah
2
6
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 20 %, sering 29 %, Kadang-kadang 44 % dan Tidak pernah 6 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS kadang-kadang memberikan hukuman berupa tugas kepada siswa yang tidak mengikuti pelajaran atau tidak mengerjakan tugas.19 Dari hasil wawancara oleh guru IPS SMP Fatahillah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sumiyati adalah: Memang kadang-kadang saya memanggil anak-anak yang bermasalah terkait dengan siswa yang tidak mengikuti pelajaran atau mengumpulkan tugas, sehingga saya memberikan pengertian kepada mereka.20 Selain itu, melalui hasil observasi di kelas VII SMP Fatahillah, sebagai berikut: Dari hasil observasi memang jelas kadang-kadang guru IPS tersebut memanggil siswa yang tidak mengikuti pelajaran pada jam IPS dan juga terdapat siswa yang tidak mengumpulkan tugas pada mata pelajaran IPS.
19
20
Hasil Angket tanggal 3 April 2010 Ibu Sumiyati wawancara di SMP Fatahillah selaku guru IPS, tanggal 7 April 2010
54
Sehingga guru IPS tersebut memberikan pengertian kepada siswanya supaya tidak mengulangi masalah yang sama.21 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari ke-3 hasil penelitian yang penulis dapatkan di kelas VII SMP Fatahillah, siswa tersebut bermasalah dengan tidak mengikutinya pembelajaran IPS atau tidak mengumpulkan tugas pada mata pelajaran IPS, sehingga guru IPS tersebut kadang-kadang memberikan hukuman yang pantas bagi siswa tersebut. Supaya siswa tidak mengulangi lagi pada pembelajaran IPS berikut dan seterusnya.
Tabel 13 Guru IPS Memberikan Hukuman Fisik Kepada Siswa Yang Tidak Mengikuti Pelajaran Atau Mengerjakan Tugas No 8
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
3
9
b. Sering
1
3
c. Kadang- kadang
12
35
d. Tidak Pernah
18
53
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 9 %, sering 3 %, Kadang-kadang 35 % dan Tidak pernah 53 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa menyatakan guru IPS tidak pernah memberikan hukuman fisik kepada siswa yang tidak mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas.22 Dari hasil observasi di kelas VII SMP Fatahillah, sebagai berikut: Peneliti tidak pernah menemukan guru IPS memberikan hukuman berupa fisik kepada siswanya baik ketika proses pembelajaran IPS berlangsung maupun tidak sedang berlangsung dengan kata lain diluar kelas terkait dengan siswa yang tidak mengikuti pelajaran maupun tidak 21 22
Hasil observasi tanggal 14 April 2010 Hasil angket tanggal 3 April 2010
55
mengerjakan tugas khususnya pada mata IPS.23 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung guru IPS tidak pernah menghukum siswanya dengan memberikan hukuman berupa fisik atau kekerasan yang lainnya, bahkan sampai melukai tubuh siswa. Dalam hal ini guru IPS SMP Fatahillah tidak pernah melakukannya. Tabel 14 Guru IPS Memberitahu Terlebih Dahulu Apabila akan Mengadakan Ulangan No 9
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
23
68
b. Sering
9
26
c. Kadang- kadang
2
6
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 68 %, sering 26 %, Kadang-kadang 6 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberitahu terlebih dahulu kepada siswa apabila akan mengadakan ulangan.24 Dari hasil observasi dikelas VII SMP Fatahillah, sebagai berikut: Memang benar guru IPS SMP Fatahillah memberitahukan kepada siswanya apabila hendak mengadakan ulangan. Hal ini diharapkan siswa kelas VII SMP Fatahillah menjadi lebih siap dan bersemangat dalam mengikuti ulangan baik itu, harian maupun semesteran.25 Hal
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa,
guru
IPS
selalu
memberitahukan kepada siswanya setiap sekolah mengadakan ulangan baik itu ulangan harian maupun semesteran, ini dimaksudkan supaya siswa VII lebih bersemangat atau bergairah dalam mengikuti ulangan tersebut. 23
Hasil observasi tanggal 14 April 2010 Hasil angket tanggal 3 April 2010 25 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
24
56
Tabel 15 Guru IPS Memberikan Ulangan Setiap Sub Pokok Bahasan Selesai No 10
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
15
44
b. Sering
10
29
c. Kadang- kadang
9
26
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 44 %, sering 29 %, Kadang-kadang 26 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan ulangan setiap sub pokok bahasan selesai.26 Dari hasil observasi dilapangan penulis menemukan, yaitu: Dalam proses belajar mengajar guru IPS selalu memberikan ulangan apabila sub materi pembahasan sudah selesai dijelaskan kepada siswanya.27 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS dalam memberikan materi pembahasan kepada siswanya, telah selesai maka guru tersebut memberitahukan kepada siswanya untuk mengadakan ulangan terkait dengan sub materi yang sudah selesai dijelaskan atau disampaikan. Tabel 16 Guru IPS Memberitahukan Hasil Ulangan Kepada Siswa No 11
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
17
50
b. Sering
11
32
c. Kadang- kadang
5
15
d. Tidak Pernah
1
3
34
100 %
Jumlah
26 27
Hasil Angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
57
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 50 %, sering 32 %, Kadang-kadang 15 % dan Tidak pernah 3 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberitahukan hasil ulangan kepada siswa.28 Dari hasil observasi penulis menemukan, sebagai berikut: Jika ulangan yang dilakukan oleh guru IPS sudah selesai dikoreksi atau sudah mendapatkan nilai maka segera mungkin guru tersebut memberitahukan kepada siswa hasil ulangan yang sudah diadakan oleh guru tersebut.29 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila ulangan pada pembelajaran IPS sudah selesai dikoreksi oleh guru yang bersangkutan, selalu memberitahukan kepada siswanya tentang hasil ulangan khususnya mata pelajaran IPS. Sehingga siswa dapat mengetahui apakah selama pembelajaran IPS mereka menguasai atau benar-benar serius mengikuti pembelajaran IPS. Tabel 17 Guru IPS Memberikan Dorongan Kepada Siswa Untuk Bekerja Sama Dengan Temannya Apabila Mengalami Kesulitan Dalam Belajar No 12
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
17
50
b. Sering
12
35
c. Kadang- kadang
3
9
d. Tidak Pernah
2
6
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 50 %, sering 35 %, Kadang-kadang 9 % dan Tidak pernah 6 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk bekerja sama dengan temannya yang lain apabila mengalami kesulitan dalam belajar.30 28
Hasil Angket tanggal 3April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010 30 Hasil angket tanggal 3 April 2010 29
58
Dari hasil observasi penulis mengemukakan: Bahwa selama proses pembelajaran IPS berlangsung guru IPS memberikan arahan atau dorongan kepada siswanya yang belum mengerti atau belum jelas tentang materi yang diajarkan, untuk itu guru IPS memberikan keluasan untuk bekerjasama atau bertukar pikiran dengan teman sesama siswa yang sudah mampu atau mengusai mata pelajaran IPS.31 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan keluasan kepada siswanya untuk bertukar pikiran atau bekerjasama dengan siswa yang mampu mengusai mata pelajaran IPS. Tabel 18 Guru IPS Memberikan Teguran Kepada Siswa Yang Tidak Memperhatikan Pelajaran No 13
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
16
47
b. Sering
14
41
c. Kadang- kadang
4
12
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 47 %, sering 41 %, Kadang-kadang 12 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu Memberikan Teguran Kepada Siswa Yang Tidak Memperhatikan Pelajaran.32 Dari hasil observasi dilapangan penulis mengemukakan: Guru IPS memberikan teguran kepada siswanya yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran IPS, dimaksudkan supaya siswa lebih fokus dan khusu terhadap apa yang disampaikan oleh guru tersebut.33 31
Hasil observasi tanggal 14 April 2010 Hasil angket tanggal 3 April 2010 33 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
32
59
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu menegur kepada siswanya yang tidak memperhatikan penjelasan guru IPS apabila proses pembelajaran sedang belangsung. Tabel 19 Guru IPS Memberikan Bimbingan Atau Motivasi Kepada Siswa Yang Malas Belajar No 14
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
23
68
b. Sering
8
23
c. Kadang- kadang
2
6
d. Tidak Pernah
1
3
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 68 %, sering 23 %, Kadang-kadang 6 % dan Tidak pernah 3 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS selalu memberikan bimbingan atau motivasi kepada siswa yang malas belajar.34 Dari hasil wawancara dengan guru IPS, yakni Ibu Sumiyati mengungkapkan: Jika dengan motivasi didalam kelas masih belum bisa, maka kita akan melakukan kerja sama dengan orang tua murid.35 Selain itu, hasil dari observasi sebagai berikut: Guru IPS sudah berupaya dengan sekuat tenaga memberikan pengarahan atau dorongan kepada siswa yang malas dalam belajar, misalnya dengan melalui pembicaraan antara guru dengan siswa secara pribadi atau juga nasihati secara langsung didalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.36
34
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Ibu Sumiyati wawancara guru IPS SMP Fatahillah tanggal 7 April 2010 36 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
35
60
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS secara langsung memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa kelas VII SMP Fatahillah yang malas-malasan dalam belajarnya. Baik itu didalam kelas maupun diluar sekolah (rumah) karena itu merupakan tanggung jawab guru selaku pembimbing, pendidik, dll.
Tabel 20 Guru IPS Bertegur Sapa Dengan Siswa Di luar Kelas No
Alternatif Jawaban
15
F
%
a. Selalu
11
32
b. Sering
10
29
c. Kadang- kadang
12
35
d. Tidak Pernah
1
3
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 32 %, sering 29 %, Kadang-kadang 35 % dan Tidak pernah 3 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan guru IPS kadang-kadang bertegur sapa dengan siswa di luar kelas.37 Dari hasil pengamatan dilapangan penulis mengungkapkan bahwa: Guru IPS terlihat bertegur sapa dengan siswanya, seperti hendak mau pulang dari sekolah, berbicara dengan siswa sambil tertawa.38 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru IPS kadang-kadang bertegur sapa dengan siswa, sebab dari siswa tersebut kurang mampu bersosialisasi terhadap guru.
37 38
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
61
Tabel 21 Guru IPS Mengakrabkan Diri Dengan Siswa Baik Di Dalam Maupun Di Luar Kelas No 16
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
15
44
b. Sering
10
29
c. Kadang- kadang
6
18
d. Tidak Pernah
3
9
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 44 %, sering 29 %, Kadang-kadang 18 % dan Tidak pernah 9 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan guru IPS selalu mengakrabkan diri dengan siswa baik di dalam maupun di luar kelas.39 Dari hasil pengamatan dilapangan bahwa peneliti mengungkapkan: Dalam aktifitas sehari-hari antara guru dengan siswa baik didalam kelas maupun diluar sekolah, ternyata antara guru maupun siswa saling mendekatkan diri baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata lain baik guru dan siswa tidak ada batasan karena hampir setiap hari khususnya guru IPS umumnya guru-guru lainnya. Selalu mengakrabkan dirinya dengan siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas. Maka dapat dikatakan bahwa guru di SMP Fatahillah memiliki pendekatan secara individu maupun kelompok sangat baik, hal ini terlihat dalam penjelasan di atas.40 Hal ini dapat di simpulkan bahwa, guru IPS selalu mengakrabkan dirinya kepada siswa baik di dalam maupun di luar kelas, baik secara individu maupun kelompok. Di maksudkan supaya siswa lebih baik lagi dalam melakukan pendekatan secara personal dan bersosialisasi dengan guru.
39 40
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
62
Tabel 22 Saya Sekolah Karena Ingin Belajar No 17
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
31
91
b. Sering
1
3
c. Kadang- kadang
2
6
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 91 %, sering 3 %, Kadang-kadang 6 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan dirinya sekolah karena selalu ingin belajar.41 Dari hasil pengamatan dilapangan dapat di ungkapkan: Bahwa siswa yang datang ke sekolah khususnya kelas VII SMP Fatahillah, mempunyai maksud yaitu datang ke sekolah untuk belajar bukan untuk main. Ini terlihat di dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung mereka sangat antusias mengikuti serta mendengarkan penjelasan dari guru tersebut.42 Hal ini dapat di simpulkan bahwa seluruh siswa yang datang ke sekolah SMP Fatahillah khususnya kelas VII, karena ingin belajar bukan untuk bermain atau yang lainnya. Dimana ini terbukti dari tabel serta hasil pengamatan langsung dilapangan.
41 42
Hasil agket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
63
Tabel 23 Saya Senang Mengikuti Pelajaran IPS di Sekolah No 18
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
22
65
b. Sering
8
23
c. Kadang- kadang
4
12
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 65 %, sering 23 %, Kadang-kadang 12 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu senang mengikuti pelajaran IPS disekolah. 43 Dari hasil pengamatan dilapangan dapat di ungkapkan bahwa: Siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS begitu senang dan bersemangat mengikuti serta mendengarkan materi yang di sampaikan oleh guru tersebut.44 Hal ini dapat di simpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Fathillah dalam mengikuti proses pembelajaran IPS selalu senang, bukan hanya cara penyampaiannya, atau gurunya tetapi karena mereka senang dengan mata pelajaran IPS. Walaupun terdapat dari pernyatan siswa mata pelajaran IPS itu sedikit membosankan. Tabel 24 Saya Menyelesaikan Tugas Yang Diberikan Guru IPS No 19
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
13
38
b. Sering
9
26
c. Kadang- kadang
12
35
-
0
34
100 %
d. Tidak Pernah Jumlah 43 44
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
64
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 38 %, sering 26 %, Kadang-kadang 35 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru IPS.45 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan: Hampir seluruh siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru IPS dalam proses pembelajaran IPS, ini berarti mereka antusias terhadap mata pelajaran IPS.46 Hal ini dapat di simpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Fatahillah hampir semuanya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru IPS tersebut, baik di dalam maupun di luar kelas.
Tabel 25 Saya Belajar Karena Ingin Meningkatkan Pengetahuan No 20
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
27
79
b. Sering
5
15
c. Kadang- kadang
2
6
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 79 %, sering 15 %, Kadang-kadang 6 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu belajar karena ingin meningkatkan pengetahuannya.47 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan: Siswa yang kelas VII SMP Fatahillah rata-rata mereka belajar karena ingin menambah atau meningkatkan pengetahuan yang belum sama sekali
45
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010 47 Hasil angket tanggal 3 April 2010 46
65
mereka ketahui maupun yang sudah mereka ketahui sehingga proses pembelajaran IPS yang disampaikan oleh guru dapat terserap dengan baik dan pembelajaran di kelas pun menjadi baik.48 Hal ini dapat di simpulkan, rata-rata siswa kelas VII SMP Fatahillah memiliki pemikiran bahwa mereka belajar karena untuk menambah pengetahuannya tentang segala hal, salah satunya pelajaran IPS.
Tabel 26 Saya Rajin Belajar Agar Mendapatkan Pujian No 21
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
4
12
b. Sering
6
18
c. Kadang- kadang
12
35
d. Tidak Pernah
12
35
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 12 %, sering 18 %, Kadang-kadang 35 % dan Tidak pernah 35 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah rajin belajar karena untuk mendapatkan pujian.49 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan bahwa: Siswa kelas VII SMP Fatahillah rajin belajar baik di kelas maupun di luar kelas bukan semata-mata ingin mendapatkan pujian tetapi saya belajar karena untuk diri saya sendiri.50 Hal ini dapat di simpulkan bahwa siswa yang giat belajar untuk mendapatkan pujian hanya beberapa orang saja tetapi yang gait belajar bukan karena ingin mendapatkan pujian itu hampir dominan.
48
Hasil observasi tanggal 14 April 2010 Hasil angket tanggal 3 April 2010 50 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
49
66
Tabel 27 Saya Senang Jika Hasil Kerja Saya Yang Bagus Dipuji Oleh Guru Dan Itu Membuat Saya Semangat Belajar No 22
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
18
53
b. Sering
7
20
c. Kadang- kadang
9
26
d. Tidak Pernah
-
0
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 53 %, sering 20 %, Kadang-kadang 26 % dan Tidak pernah 0 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa menyatakan selalu senang jika hasil kerjanya yang bagus dipuji oleh guru karena itu selalu membuatnya semangat belajar.51 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan bahwa: Siswa sangat gembira atau senang jika kerja kerasnya dalam proses pembelajaran dapat pujian dari guru khususnya guru IPS. Dimana dari pujian inilah saya menjadi lebih semangat lagi dalam belajar dan mengikuti pembelajaran dengan serius.52 Hal ini dapat di simpulkan bahwa selama ini siswa semangat belajar apabila hasil kerja kerasnya yang baik mendapatkan pujian dari guru langsung tentu ini yang memacu mereka termotivasi belajar. Tabel 28 Saya Semangat Belajar Untuk Menjadi Juara No 23
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
26
76
b. Sering
3
9
c. Kadang- kadang
3
9
d. Tidak Pernah
2
6
34
100 %
Jumlah 51 52
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
67
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 76 %, sering 9 %, Kadang-kadang 9 % dan Tidak pernah 6 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa menyatakan selalu semangat belajar untuk menjadi juara.53 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan bahwa: Saya sebagai siswa kelas VII SMP Fatahillah semangat belajar baik itu di dalam maupun di luar kelas karena ingin menjadi juara di kelas, hal ini yang siswa kelas VII SMP Fatahillah idam-idamkan dan inginkan. Oleh karena itu semua siswa semangat dalam belajarnya.54 Hal ini dapat di simpulkan bahwa hampir seluruh siswa kelas VII SMP Fatahillah semangat belajar karena ingin menjadi juara di kelasnya, dengan kata lain mereka selalu ingin menjadi yang terbaik di kelasnya. Tabel 29 Saya Rajin Belajar Agar Diperhatikan Guru No 24
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
12
35
b. Sering
8
23
c. Kadang- kadang
13
38
d. Tidak Pernah
1
3
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 35 %, sering 23 %, Kadang-kadang 38 % dan Tidak pernah 3 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa menyatakan selalu dan kadang-kadang rajin belajar agar diperhatikan oleh guru.55 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan bahwa: Siswa kelas VII SMP Fatahillah ternyata cukup bervariasi dalam menjelaskan mereka rajin belajar agar diperhatikan oleh guru tersebut, dan 53
Hasil angket tanggal 3 April 2010 Hasil observasi tanggal 14 April 2010 55 Hasil angket tanggal 3 April 2010 54
68
ada juga yang tidak. Tetapi mereka pun tetap rajin belajar karena niat mereka bukan untuk mendapatkan perhatian dari guru IPS.56 Hal ini dapat di simpulkan bahwa siswa SMP Fathillah pada kelas VII menjelaskan tentang rajin belajar agar diperhatikan oleh guru IPS khususnya bervariasi, itu terlihat dari hasil pengamatan di lapangan yaitu ada yang menjawab selalu dan kadang-kadang.
Tabel 30 Saya Bersemangat Belajar Untuk Mendapatkan Hadiah No 25
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
5
15
b. Sering
4
12
c. Kadang- kadang
12
35
d. Tidak Pernah
13
38
34
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat responden yang menjawab selalu 15 %, sering 12 %, Kadang-kadang 35 % dan Tidak pernah 38 % responden yang ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah bersemangat belajar untuk mendapatkan hadiah. 57 Dari hasil pengamatan di lapangan dapat di ungkapkan bahwa: Sebagian siswa dari kelas VII SMP Fatahillah mereka bersemangat belajar itu terlihat dari bagaimana cara mereka mengikuti proses pembelajaran IPS dengan baik dan hidmat serta mendengarkan dengan serius materi yang di sampaikan oleh guru tersebut.58 Hal ini dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa kelas VII SMP Fatahillah tidak pernah bersemangat belajar untuk mendapatkan hadiah karena bukan itu tujuan yang mereka cari tetapi pengetahuan yang mereka cari.
56
Hasil observasi tanggal 14 April 2010 Hasil angket tanggal 3 April 2010 58 Hasil observasi tanggal 14 April 2010
57
69
D. Analisa Angket
Hasil Data
Tabel 31 ANGKET UPAYA GURU No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4 92 64 52 60 40 24 28 12 92 60 68 68 64 92 44 60 920
3 27 39 36 24 51 9 30 3 27 30 33 36 42 24 30 30 471
2 4 10 14 22 12 14 30 24 4 18 10 6 8 4 24 12 216
1 0 0 2 0 1 18 2 18 0 0 1 2 0 1 1 3 49 Rata-rata Jumlah
Hasil
1656 48.7059 3.04412 76.1029
Dari hasil tabel Upaya Guru IPS di atas, terlihat jelas bahwa angket yang diberikan siswa SMP Fatahillah kelas VII, diperoleh rata-rata yang baik yaitu 3,04 atau 76,10. Dengan demikian guru IPS di SMP fatahillah memberikan atau melakukan usaha untuk meningkatkan dorongan belajar bagi siswanya dikelas maupun diluar kelas.
70
Tabel 32 MOTIVASI BELAJAR SISWA
No
4
3
2
1
1
124
3
4
0
2
88
24
8
0
3
52
27
24
0
4
108
15
4
0
5
16
18
24
12
6
72
21
18
0
7
104
9
6
2
8
48
24
26
1
9
20
12
24
13
632
153
138
28
Hasil
951 27.9706
Rata-rata
3.10784
Jumlah
77.6961
Dari hasil tabel Motivasi Belajar Siswa di atas, terlihat jelas bahwa angket yang diberikan siswa SMP Fatahillah kelas VII, di peroleh rata-rata yaitu 3,10 atau 77,69. Dengan demikian, Memotivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang Baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, Upaya Guru IPS Dalam Memotivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok-Pinang, ternyata tidak jauh beda hasil yang didapatkan dari kedua tabel di atas.
71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan: 1. Upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat pada upaya guru dalam mengadakan apersepsi sebelum menyampaikan materi. 2. selain itu guru IPS juga memberikan pujian yang dapat memotivasi belajar siswa serta menciptakan kondisi atau proses belajar yang membuat siswa tertarik dan bersemangat mengikuti kegiatan belajar yang meliputi: penggunaan metode yang bervariasi, pemberian tugas, mengadakan ulangan dan guru selalu menjalin hubungan yang dekat/baik dengan siswa, selain itu guru IPS juga kadang-kadang memberikan hukuman berupa tugas sebagai alat untuk memperbaiki tingkah laku siswa yang sisesuaikan dengan tingkat kesalahan siswa dan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar guru memberikan bimbingan atau motivasi kepada siswa serta mendorong siswa untuk bekerja sama dengan teman. 3. Mengenai kondisi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat terlihat dari sikap dan cara atau tindakan mereka dalam proses belajar mengajar.
69
70
4. ternyata motivasi belajar siswa kelas VII sudah berjalan dengan baik. Ini dapat dilihat dari motivasi yang berasal dari dalam diri siswa yakni: keinginan mereka untuk belajar, sikap senang terhadap mata pelajaran IPS yang menunjukkan mereka memiliki minat yang cukup tinggi, dan selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru serta keinginan untuk meningkatkan pengetahuannya. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri siswa dapat terlihat pada kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan sikap belajar siswa yang tekun dan sungguhsungguh bila ada ulangan, kadang-kadang untuk mendapatkan pujian atau hadiah serta untuk menjadi juara.
B. Saran 1. Hendaknya guru IPS mmpertahankan penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar, atau bahkan lebih ditingkatkan lagi agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pelajaran IPS. 2. Hendaknya guru dapat menghilangkan persepsi yang kurang baik mengenai pelajaran IPS agar tidak lagi dikenal dengan pelajaran yang membosankan. 3. hendaknya kepala sekolah dan bagian kurikulum lebih memberikan waktu yang lebih untuk mata pelajaran IPS terpadu sehingga pokok bahasan dapat disampaikan seluruhnya kepada siswa. 4. Hendaknya siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya pada mata pelajaran IPS sehingga tidak hanya terpengaruh dari luar diri siswa atau dari guru. 5. Pengadaan buku-buku mengenai pengetahuan sosial di sekolah perlu tingkatkan karena dapat menambah wawasan pengetahuan sosial siswa.
DAFTAR PUSTAKA
AM Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 1990, Cet. Ke-3 Dalyono M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. Ke-1 Darajat Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-1 -------------, Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. Ke-1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999 Halimah Ihat, Penalitian Pendidikan, Bandung: Upi Press, 2007, cet. Ke-1 Hamalik Oemar, Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi, Bandung: Mandar Maju, 1991 -------------, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002, Cet. Ke-3 Kartono Kartini, Bimbingan dan Dasar Pelaksanaan, Teknik Bimbingan Praktis, Jakarta: Rajawali, 1985 Kasiram
Muhammad,
Metodologi
Penelitian:
Refleksi
Pengembangan
Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, Malang: UINMalang Press, 2008, cet. I Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengahar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-1 -------------, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, Cet. Ke-1 Nawawi Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Masagung, 1989, Cet. Ke-3 Nurdin Syafruddin, Model pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005, Cet. I Poerbakawajta Soegarda, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1981, Cet. Ke-2
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Karya, 1984, Cet. Ke1 Sabri Alisuf , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke2 --------------, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991, Cet. Ke-2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991 Soemanto Wasti, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, Cet. Ke-3 Sudjono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2004, cet.XIV Sudjana Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Algesindo, 2002, Cet. Ke-6 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV.Alfabeta, 2002, cet. 4 Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, Cet. Ke-7 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarata: Logos, 1999, Cet. Ke-1 Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995 Wirawan Sarwono Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Cet. Ke-6