Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Computer Assisten Instruction Pada Mata Pelajaran IPS Maskuri (09130024) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Pemberlajaran Model CAI (Computer Assisten Instruction) merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan bantuan komputer yang menggabungkan media gambar, gambar bergerak (animasi), vidio, simulasi, suara, maupun teks berjalan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran tidak terkesan monoton. Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka permasalah yang timbul adalah : (1) Apakah Model pembelajaran CAI dapat meningkatkan Prestasi belajar IPS pada siswa Kelas VII.A SMP Hasanuddin 2 Semarang ? (2) Bagaimana pelaksanaan Model CAI pada pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi pada mata pelajaran IPS siswa Kelas VII SMP Hasanuddin 2 Semarang ?. Tujuan dalamW penelitian ini adalah untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut, sehingga peneliti mengadakan penelitian dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada penelitian PTK ini termasuk dalam penelitian deskriftif kualitatif dengan jenis kolaboratif partisipatoris. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini antara lain : 1)perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Hasil analisis data, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model Computer Assisten Instruction (CAI) ini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP Hasanuddin 2 Semarang. Dengan semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, begitu juga dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran yang menajadi indikator prestasi belajar siswa dapat berjalan dengan baik, hal ini terbukti prosentase prestasi hasil belajar siswa mulai dari pretes, siklus I, sampai dengan siklus II mengalami peningkatan mulai dari 42,9% menjadi 71,4% dan meningkat lagi menjadi 96,4%, serta rata-rata nilai kelas secara klasikal juga mengalami peningkatan dari 67,5 menjadi 73,2 dan menjadi 85,1. Dari data diatas telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yakni 70 dan nilai rata-rata klasikal kelas sebesar 85%. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Computer Asisten Instruction (CAI), Ilmu Pengetahuan Sosial.
PENDAHULUAN Pendidikan diselenggaran sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam pelaksanaan proses tersebut diperlukan seorang guru yang dapat memberikan keteladanan, mambangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Yang Implikasinya terjadi proses pergeseran paradigma proses pembelajaran. Yakni dari paradigma pengajaran ke paradigma Pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dangan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien Rusman (2012:2). Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang didalamnya terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Diantara komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Dalam menentukan sebuah Model Pembelajaran yang akan digunakan
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
85
seorang guru hendaknya harus memperhatikan keempat komponen agar dalam kegiatan pembelajaran bisa berhasil sesuai apa yang diharapkan. Model Pembelajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Para ahli menyusun Model Pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sitem, atau teori lain yang mendukung. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya perkembangan media pembelajaran baik “software” maupun “hardware” yang akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai penyampai pesan. Seorang guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber belajar. Baik dari majalah, modul, Televisi, media computer atau yang sering dikenal dengan pembelajaran berbantuan computer (CAI.)
Sekarang atau dimasa yang akan datang, peran guru
bukan hanya sabagai pengajar”transmitter” akan tetapi seorang guru berperan sebagai “director of learning” yaitu guru sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar. Dalam hal ini teknologi mampu menyumbangkan perannya sebagai media dalam upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran. Terkait dengan peningkatan kualitas dalam pembelajaran serta mutu pendidikan khususnya di SMP Hasanuddin 2 Semarang sampai saat ini masih jauh dan apa yang diharapkan. Mengingat SMP Hasanuddin 2 merpakan sekolah swasta dan berada ditengah kota yang berdampingan dengan sekolah-sekolah faforit seperti SMPN 3 Semarang, SMP 32 semarang dan SMP Nasima dann SMP Kesatrian, Kontras siswa yang terdaftar pada SMP Hasanuddin 2 adalah kategori siswa yang berekonomi menengah kebawah dan memiliki input yang dibawah standar.
Berdasarkan hasil
observasi dari beberapa siswa bahwa penguasaan materi IPS rata-rata nilainya hanya 6,2 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di SMP Hasanuddin 2 pada Mapel IPS yakni 70, dan imbasnya setiap kali pada ulangan tengah semester banyak siswa yang ikut remedial. Dari kenyataan permasalahan tersebut diatas dapat diduga penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada materi IPS, antara lain: 1. Model yang selama ini dilakukan oleh guru bersifat konvensional menjadikan pembelajaran sangat menjenuhkan dan membosankan 2. Nilai mata pelajaran IPS yang dirasa masih perlu ditingkatkan lagi, dalam mencapai prestasi yang lebih baik 3. Guru belum maksimal memanfaatkan media atau sarana yang sudah ada seperti lab Komputer, LCD proyektor, laptop, softwaere pembelajaran akan tetapi dalam pembelajaran hanya mengandalkan LKS dan mencatat. 4. Siswa kurang memahami konsep pembelajaran IPS. Dari sejumlah permasalahan tersebut di atas sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu yang berkaitan dengan Model pelajaran geografi. Sebagian besar siswa JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
86
kurang medapatkan variasi dan inovasi model-model dalam belajar IPS, hal ini karena materi IPS cenderung bersifat menghafal dan banyak bacaan sehingga menjadikan siswa-siswi sangat bosan. karena guru yang masih sering menggunakan Model klasik yang bersifat konvensional yang menyebabkan rendahnya nilai akhir sekolah. Guru harus memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari poses pendidikan. Oleh karena itu, kemampuan merancang, menata dan mengelola kelas dan mengaplikasikan multi model yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, serta mampu mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai komptensi atau tujuan yang akan dicapai. Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelakasanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Guru yang kreatif akan mudah dalam menemukan inovasi-inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajaran lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi murid. Kreasi dan inovasi guru dalam pembelajaran sangat diperlukan melihat dari alasan tersebut diatas. Upaya yang dimaksud adalah inovasi Model pembelajaran berbasis CAI yang dewasa ini diartikan sebagai pembelajaran berbantuan komputer. Dalam perkembangannya pada pembelajaran, CAI ditujukan sebagai pengganti sumber media belajar yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, animasi, audio, yang tampak pada monitor atau layar LCD yang manyajikan pengorganisasian materi, soal-soal latihan, dan pemecahan masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas diharapkan dengan adanya penerapan pembelajaran multimedia berbasis CAI dalam pembelajaran tersebut diharapkan dapat memudahkan siswa untuk menerima materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, maka dari itu peneliti mengadakan sebuah Penelitian di Kelas VII SMP Hasanuddin 2 Semarang dengan Judul : Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Computer Assisten Intruction (CAI) pada Mata Pelajaran IPS Di SMP Hasanuddin 2 Semarang Kelas VII Tahun 2013. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan lebih menjadikan siswa termotivasi.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan jerih payah siswa dalam proses belajar. Winkel (1987:162) berpendapat bahwa”Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai”. Sedangkan menurut pendapat JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
87
Peter Salim (1991:19) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang maksimal dan dapat dibuktikan melalui tes yang diberikan oleh pendidik atau guru. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh menentukan berbagai macam model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Model pembelajaran berdasarkan teori belajar, meliputi model interaksi sosial, model pemprosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran tingkah laku (behavioral). Model pembelajaran tingkah laku (Behavioral). Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi kekuatan (reinforcement). Dalam penerapannya model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis maupun perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik dari model pembelajaran tingkah laku (behavioral) adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa agar lebih efisiean dan berurutan. Terdapat empat fase dalam model ini yaitu : (1) fase mesin pembelajaran (Computer Assistence Introduction dan Computer Basis Introduction), (2) Penggunaan Media (3) Pengajaran berprogram (linier dan branching), (4) operant conditional dan operant reinforcement. Pengertian Pembelajaran Model CAI (Computer Assistance Instruction) CAI (Computer Assisten Instruction) merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pembelajaran dan soal-soal latihan.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Actions Research), dengan jenis kolaboratif partisipatoris yaitu partisipasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Dalam PTK ini peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan guru mata pelajaran membantu peneliti mengobservasi jalannya pembelajaran. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII.A SMP Hasanuddin 2 Semarang, dengan menggunakan Model Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan Tiga kali siklus. penelitian ini berlangsung selama tiga bulan yaitu Juni sampai dengan Agustus 2013 pada semester gasal tahun 2013/2014. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
88
Subjek Penelitian Terkait dalam subyek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas VII.A SMP Hasanuddin 2 Semarang dengan jumlah siswa 28 yang terdiri 14 laki-laki dan 14 perempuan. Jenis Data dan Sumber data Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah seluruh siswa-siswi Kelas VII.A dengan jumlah 28 siswa, pada khususnya data tentang hasil pengamatan keadaan siswa pada saat proses pembelajaran, indikator-indikator yang digunakan sebagai penentu keberhasilan prestasi peserta didik. Kegiatan wawancara dilakukan pada peserta didik serta guru mata pelajaran IPS SMP Hasanuddin 2 Semarang yang membantu peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan mengambil sample wawancara dari 28 siswa-siswi, dari tingkat prestasi yang terbaik, sedang dan rendah. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data secara garis bersar dibedakan menjadi dua macam cara yaitu teknik pengukuran atau tes dan bukan pengukuran atau nontes. a. Teknik tes Teknik tes atau teknik pengukuran merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut tes dan skala. Barbagai macam alat ukur yang dapat digunakan, baik yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar meliputi : tes untuk mengukur Intelegensi (IQ) tes minat, tes bakat khusus, sedangkan tes yang digunakan untuk pencapaian atau prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes buatan guru dan tes terstandar. b. Teknik non tes Dalam pengumpulan data teknik non tes dilakukan pada Kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Dalam teknik ini hanya bersifat mendeskripsikan atau memberikan gambaran, dan deskripsi yang diperoleh di interpretasikan, dibuat penyimpulan, dengan kualifikasi tertentu. HASIL PENELITIAN Paparan Data Siklus I dan II a. Perencanaan Tindakan Siklus I Setelah Peneliti melaksanakan pretes dengan prosentase ketuntasan hasil belajar materi IPS siswa kalas VII.A adalah sebesar 42,9 %. Prosentase ketuntasan tersebut masih jauh dari batas kriteria ketuntasan minimal, yang secara klasikal ditetapkan yaitu sebesar 85%. Oleh sebab itu pada siklus I, pertemuan I dan II peneliti merencanakan pembelajaran IPS Kelas VII.A semester 1 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
89
khususnya pada Kompetensi Dasar keragaman bentuk muka bumi, peneliti membuat desain pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perpaduan antara Macromedia Flash MX 2004, Power Point dan Ispring dengan mengacu pada buku paket Kelas VII dengan tujuan menciptakan variasi dan inovasi belajar yang menjadikan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta menjadikan materi yang sifatnya abstrak akan menjadi nyata dengan perpaduan antara materi dan gambar, materi dan video serta materi yang berbentuk animasi. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan Pembelajaran siklus I pertemuan I dan II dilaksanakan pada tanggal 17 Juli dan 24 Juli 2013. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru memberi salam kepada siswa, dan melakukan doa bersama, kemudian guru melakukan presentasi kepada siswa. Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dengan menyalakan LCD Proyektor dan menghubungkan ke laptop, guna menanyangkan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi kepada semua siswa yaitu mengenai konsep keragaman ketampakan dipermukaan bum, dalam kegiatan pembelajaran siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. pada kegiatan inti ini, peneliti menggunakan perpaduan Macromedia Flash dengan Ispring yang memberi kesempatan siswa untuk menyaksikan simulasi yang menyajikan gambar dan video ketampakan alam yang ada disekitar kita. sehingga mempermudah siswa memahami dan mengingat tentang materi IPS, sehingga pemahaman siswa akan terbangun dengan sendirinya ketika guru menampilkan materi dalam slide macromedia flash. Pada tahap evaluasi guru menampilkan soal dalam bentuk kuis interaktif kedalam komputer melalui program wondershareQuiz, yang memungkinkan siswa mampu mengisi jawaban dengan sendirinya dan hasilnya langsung bisa diketahui, selain itu pula dengan penggunaan kuis interaktif ini bisa menjadikan sisiwa lebih semangat dalam mengerjakan soal. c. Observasi Tindakan Siklus I Observasi pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Juli dan 24 Juli 2013 selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Secara umum pelaksanaan siklus pertama pertemuan pertama berjalan sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan. siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini senada dengan hasil observasi yang telah diisi oleh bu anna suparyanah selaku observer pada penelitian ini. Adapun hasil observasi terhadap kinerja siswa dan guru adalah sebagai berikut: 1) Kinerja siswa Hasil observasi terhadap siswa dari lima aspek pengamatan yaitu : a) Perhatian siswa terhadap penyampaian materi oleh guru secara klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan sebesar 89.3% dan masih ada kesempatan untuk ditingkatkan lagi, b) Keaktifan siswa dalam bertanya belum mecapai indikator yang di tetapkan hanya 64,3% sehingga masih perlu upaya peningkatan lagi. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
90
c) Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan juga belum mencapai indikator yang ditetapkan dengan prosentase 67,9% . d) Kemampuan siswa dalam menyimpulkan secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang di tetapkan, prosentase keberhasilan hanya 60,7% e) Kemampuan siswa dalam berpenadpat secara klasikal belum memenuhi indikator keberhasilan dengan prosentase yang dicapai 66,4% sehingga perlu ditingkatkan lagi. Dari data tersebut diatas dapat diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : P=
∑𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁
P=
89,3+64,3+67,9+60,7+66,4 5
P=
348,6 5
= 69,7 %
Sehingga dapat dikatakan kinerja siswa secara klasikal masih dibawah indikator yang ditetapkan yaitu 85% sehingga peneliti perlu melaksanakan siklus ke II. 2) Kinerja Guru a) Tahap perencanaan pembelajaran/ persiapan yang dilaksanakan guru baru mencapai skor 20(80%) dari skor maksimal 25. b) Tahap inti/ pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru belum mencapai indikator yang di tetapkan baru mencapai skor 51(72,9%) dari skor maksimal 70. c) Tahap penutup dalam pelaksanaan pembelajaran skor yang dicapai oleh guru mencapai 4(80%) dari skor maksimal 5. Pada siklus I ini melalui obeservasi dapat dideskripsikan selama melakukan kegiatan pembelajaran tidak semua siswa dapat mengikuti dengan baik. Peneliti menyadari hal tersebut, karena pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan model pembelajaran baru bagi siswa, sehingga butuh proses untuk menyesuaikannya. Untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh peneliti, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Hal-hal yang telah dilakukan peneliti pada siklus I ini dengan mengadakan wawancara kepada Istianah siswa Kelas VII SMP Hasanuddin 2 setelah pembelajaran, dia mengatakan bahwa : “Pembelajarannya bagus dan menarik, karena siswa bisa mengetahui secara langsung pada video pembelajaran yang ditayangkan guru,” Hasil wawancara siswa tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara kapada Bu Anna Suparyanah. guru IPS Kelas VII SMP Hasanuddin 2, beliau mengatakan bahwa : “Pembelajaran Multimedia dengan bantuan komputer yang telah dipraktikan sangat bagus sekali, dikerenakan siswa dapat melihat meteri secara langsung simulasi proses pembentukan muka bumi, yang dapat dilihat secara langsung, hal ini terwujud dalam video pembelajaran dan amimasi. Dan mempunyai manfaatnya banyak misalnya guru tidak usah JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
91
mencatat di papan tulis, bahkan tanpa membutuhkan waktu yang sangat lama mereka juga bisa dengan mudah dalam memahami materi itu” Dari pembandingan hasil, observasi, dokumentasi hasil evaluasi dan wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Siswa merasa senang, antusias dan termotivasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan Layar LCD. 2) Pembelajaran lebih mudah dipahami ketika pembelajarannya memadukan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan materi pelajaran. d. Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus I yang meliputi perencanaan, perencanaan tindakan dan observasi sudah bisa dikatakan sesuai dengan rencana, akan tetapi harus ada analisis, sintesis dan simpulan terkait dengan tindakan. Setelah diadakan evaluasi terhadap rencana, proses dan hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa siklus I perlu diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus II. Adapun hasil refleksi terhadap siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil tes yang sudah dilakukan peneliti belum puas dengan hasil yang dicapai karena rata-rata kelas yang dicapai hanya 73,2 % dari 85% rata-rata yang telah di tetapkan dan masih ada 8 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. 2) Adanya beberapa siswa yang tidak mengikuti kegitan dengan baik karena pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan model pembelajaran baru bagi siswa, sehingga butuh proses untuk menyesuaikannya, sehingga pada siklus selanjutnya perlu adanya sosialisasi dan informasi sebelum pembelajaran dilaksanakan. 3) Pada saat evaluasi pembelajaran yang dilakukan dikelas dengan model kuis interaktif menjadikan kelas ramai dan siswa yang lain tahu jawaban dari soal tersebut, maka pada siklus selanjutnya diusahakan ketika evaluasi satu siswa satu komputer dalam menyelesaikan ujian tersebut. 4) Strategi dan metode serta penguasaan materi pembelajaran masih perlu disempurnakan dengan persiapan dan perencanaan yang matang 5) Dari kelima aspek pengamatan yang dilakukan kepada siswa yaitu antusias siswa dalam mengikuti pelajaran memiliki presentase tertinggi sebesar 89,3% dan sudah melampai dari indikator yang ditetapkan hal ini di karenakan model pembelajaran CAI merupakan model pembelajaran yang menarik serta dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, disisi lain kemampuan siswa dalam menyimpulkan setiap tayangan materi slide memiliki prosentase terendah sebesar 60,7% atau dibawah indikator yang ditetapkan hal ini disebabkann karena siswa terkesan kurang percaya diri dan masih ragu-ragu. Melalui refleksi dari proses model pembelajaran berbantuan Komputer pada siklus I, maka guru dan peneliti menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan harus diperbaiki pada siklus II. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
92
Paparan Data Siklus II Pertemuan I dan II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan refleksi proses pembelajaran pada siklus I boleh dikatakan cukup baik, namun masih terdapat beberapa kendala, untuk perbaikan maka ada beberapa hal yang akan dilakukan pada siklus II ini agar pelaksanaan tindakan lebih maksimal. Maka Pada siklus II, pertemuan I dan II peneliti merencanakan pembelajaran IPS Kelas VII semester 1 pada Standar Kompetensi Memahami Kehidupan sosial manusia. Pada awal perencanaan peneliti membuat rancangan pembelajaran dengan menggunakan Macromedia Flash MX 2004 yang mengacu pada buku paket Kelas VII dengan tujuan menciptakan minat belajar siswa serta menjadikan materi yang sifatnya abstrak akan menjadi nyata dengan perpaduan antara materi dan gambar, serta video. dalam pelaksanaan tindakan siklus II peneliti mempersiapkan beberapa hal yaitu: 1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I 2) Menyiapkan materi dengan tema “Memahami Kehidupan sosial Manusia”. 3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang ada. 4) Menyiapkan sumber-sumber belajar, seperti buku paket IPS dan Lembar Kerja Siswa IPS. 5) Menyiapkan topik bahasan yang terkait dengan tema materi. 6) Membentuk nama-nama kelompok diskusi yang terdiri dari 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. 7) Menyiapkan sarana yang menunjang dalam pembelajaran multimedia (Kabel, LCD Proyektor, Laptop dan Stop Contact). 8) Membuat media pembelajaran dengan menggunakan Macromedia Flash Sebagai Evaluasi peneliti Membuat kuis interaktif dengan menggunakan Wondershare Quizcreator. 9) Menyiapkan tugas-tugas yang akan diberikan kepada masing-masing kelompok. 10) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Kegiatan siklus II pertemuan I dan II dilaksanakan pada tanggal 31 Juli dan 19 Agustus 2013. Adapun dalam pelaksanaan tindakanya adalah sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, terlebih dahulu guru memberi salam kepada siswa dan menanyakan keadaan siswa, dan melakukan doa bersama kemudian melakukan presensi. Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dengan menyalakan LCD Proyektor dan menghubungkan ke laptop, dan menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang keragaman bentuk muka bumi dan proses terjadinya. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari kepada semua siswa yaitu memahami kehidupan sosial manusia. Dengan tujuan membentuk forum diskusi guru membagi 4 kelompok besar dan setiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa. Kemudian guru meminta kepada siswa untuk berdiskusi sesuai tugas yang diberikan. Setelah diskusi selesai, guru meminta kepada siswa untuk mengumpulkan tugasnya JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
93
dalam lembar portofolio, selanjutnya dibuka Tanya jawab. Adapun susunan kelompok adalah sebagai berikut: 1. Siklus II Pertemuan I Tahap Eksplorasi 1) Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya yang belum dimengerti, yang kemudian dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari 2) Guru meminta siswa untuk berkumpul pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan 3) Guru memberikan tugas kelompok sesuai nama kelompoknya 4) Siswa membentuk kelompok dan mengerjakan tugas 5) Setelah selesai, tugas dipresentasikan dan mengadakan Tanya jawab Tahap Elaborasi 1) Guru menjelaskan tentang proses interaksi sosial dengan menampilkan video dan materi dalam Slide macromedia flash 2) Siswa memperhatikan penjelasan guru 3) Guru meminta kepada siswa untuk memberikan contoh faktor pendorong terjadinya interaksi sosial Tahap Konfirmasi 1) Sebagai penguatan, guru bertanya kepada siswa 2) Secara bergantian, siswa menjawab pertanyaan guru 3) Guru memberikan kesimpulan materi 2. Siklus II Pertemuan II Tahap Eksplorasi 1) Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya yang belum dimengerti, kemudian dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari 2) Guru membahas sekilas tentang proses interaksi sosial Tahap Elaborasi 1) Guru mengadakan Tanya jawab bentuk-bentuk interaksi sosial manusia 2) Siswa menjawab pertanyaan guru 3) Guru meminta kepada siswa untuk memberikan contoh Interaksi sosial 4) Siswa memberikan contoh Interaksi sosial dalam lingkungan sekitar kita 5) Guru menjelaskan tentang proses interaksi sosial dengan menampilkan materi dalam Slide macromedia flash 7) Siswa memperhatikan penjelasan guru Tahap Konfirmasi 1) Sebagai evaluasi pembelajaran, guru memberikan permainan kuis interaktif dengan Wondershare Quizcreator JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
94
2) Secara bersama-sama soal dijawab oleh siswa dan nilai evaluasi siswa dapat diketahui secara langsung 3) Setelah selasai, guru dan siswa membahas secara bersama-sama 4) Guru memberikan kesimpulan materi Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dan II sudah berlangsung pada masing-masing pertamuan. Pada awal penerapan model pembelajaran multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) siklus II pertemuan I dan II berjalan lancar dan sesuai rencana, dikerenakan sudah diantisipasinya kendala-kendala dan hasilnya pada saat pembelajaran pertemuan II sangat memuaskan, dikarenakan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus II telah mencapai dari standar minimum 85% nilai rata-rata kelas. Dari siklus II diperoleh data jumlah siswa yang mendapatkan nilai 81 – 100 sebanyak 26 siswa dengan presentase 92,8%, siswa yang mendapat nilai 71-80 sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,6%, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,6%. Sehingga dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai atau melampaui KKM 70 sebanyak 27 siswa dengan presentase 96,4%, sedangkan yang belum berhasil mencapai KKM 70 sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,6% hal ini berarti dalam siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dibandingkan dengan kondisi awal prasiklus dan siklus I yang hanya 20 siswa (71,4%). Dari hasil tes pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah KKM. Pada pra siklus jumlah siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 16 siswa, sedangkan pada siklus I berkurang menjadi 8 siswa dan pada siklus II menjadi 1 siswa. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan, pada prasiklus rata-rata kelas yang dicapai 67,5. Sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 73,2 dan pada siklus II mengalami peningkatan menajadi 85,12%. (untuk melihat hasil prestasi belajar seacara individu dapat dilihat pada lampiran 3) c. Observasi Tindakan Siklus II Observasi pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Juli dan 24 Juli 2013 selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Secara umum pelaksanaan siklus pertama pertemuan pertama berjalan sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan. siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini senada dengan hasil observasi yang telah diisi oleh bu anna suparyanah selaku observer pada penelitian ini. Adapun hasil observasi terhadap kinerja siswa dan guru adalah sebagai berikut: 1) Kinerja siswa Hasil observasi terhadap siswa dari lima aspek pengamatan yaitu : a) Perhatian siswa terhadap penyampaian materi oleh guru secara klasikal telah terlampaui dari indikator keberhasilan sebesar 93.6% b) Keaktian siswa dalam bertanya sudah mecapai indikator yang di tetapkan sebesar 88,6%. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
95
c) Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan juga sudah mencapai target dari indikator yang ditetapkan dengan prosentase 83,6% . d) Kemampuan siswa dalam menyimpulkan secara klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan yang di tetapkan, prosentase keberhasilan 85,7% e) Kemampuan siswa dalam berpendapat secara klasikal juga sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan prosentase yang dicapai 85,0% f) Dan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok secara klasikal juga sudah terpenuhi dari indikator yang ditetapkan dengan prosentase yang dicapai sebesar 90,7% Dari data tersebut diatas dapat diperoleh prosentase kinerja siswa sebagai berikut : P=
∑𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁
P=
93,6+88,6+83,6+85,7+85,0+90,7 6
P=
527,1 6
= 87,9 %
Sehingga dapat dikatakan kinerja siswa secara klasikal sudah melampaui dari indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu 85%. 3) Kinerja Guru a) Tahap perencanaan pembelajaran/ persiapan yang dilaksanakan guru mencapai skor 24(96,0%) dari skor maksimal 25. b) Tahap inti/ pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mencapai skor 58(82,8%) dari skor maksimal 70. c) Tahap penutup dalam pelaksanaan pembelajaran skor yang dicapai oleh guru mencapai 4(80%) dari skor maksimal 5. Dari data tersebut diatas dapat diperoleh prosentase kinerja guru sebagai berikut : P=
∑𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁
P=
96,0+82,8+80 3
P=
258,9 3
= 86,0 %
Sehingga dapat dikatakan kinerja guru secara klasikal sudah melampaui dari indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu 80%. Untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh peneliti, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Hal-hal yang telah dilakukan peneliti pada siklus II ini dengan mengadakan wawancara kepada Jarot Suwandi siswa Kelas VII SMP Hasanuddin 2 setelah pembelajaran, dia mengatakan bahwa : “Cara mengajarnya bagus, saya jadi suka pelajaran IPS karena pelajarannya menggunakan laptop dengan vidio animasi sehingga saya lebih cepat paham.” Dari pembandingan hasil, observasi, dokumentasi hasil evaluasi dan wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
96
a) Siswa merasa senang, antusias dan termotivasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan Layar LCD dan komputer. b) Pembelajaran lebih mudah dipahami ketika pembelajarannya memadukan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan materi pelajaran. c) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. d. Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus II yang meliputi perencanaan, perencanaan tindakan dan observasi sudah bisa dikatakan sesuai sesuai dengan rencana, maka bisa dikatakan penelitian ini berjalan dengan tepat dan sesuai dengan yang diinginkan. Dari hasil tes dan non tes yang telah dilakukan pada siklus II peneliti merasa cukup puas dengan hasil yang dicapai karena siswa telah mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70 ada 27 siswa dan nilai rata-rata klasikal mencapai 85,12%. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu sebesar 73,21% dan pada siklus II menjadi 85,12% yakni terjadi peningkatan sebesar 11,91%. Hasil nontes pada siklus II ini diperoleh dari hasil observasi bahwa sebagian besar siswa merespon positif dangan antusias yang tinggi terhadap pembelajaran dengan model CAI pada mata pelajaran IPS. Sebagian besar siswa serius dalam mengikuti pembelajaran, walaupun masih ada siswa yang kurang serius atau meremehkan. Saat diskusi kelompok siswa lebih semangat dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Dari enam aspek pengamatan kepada siswa, presentase terendah yaitu kemampuan siswa dalam berpendapat sebesar 85,0% namun sudah memenuhi indikator yang ditetapkan. Tertibnya siswa saat melakukan evaluasi pembelajaran dangan cara satu siswa satu komputer. Melalui refleksi dari proses pembelajaran multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) dalam meningkatkan pemahaman materi belajar pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Hasanuddin 2 pada siklus II ini telah sesuai dengan yang diinginkan, sehingga dengan bacaan Alhamdulillahirrohmanirrahim penelitian tindakan kelas yang diselenggarakan di SMP Hasanuddin 2 telah selesai.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil tindakan dan observasi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengunaan model CAI (Computer Assisted Instruction) dalam tindakan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran IPS Kelas VII SMP Hasanuddin 2 Semarang. hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata klasikal dari prasiklus 67,50 sedangkan nilai rata-rata klasikal siklus I adalah 73,21 dan nilai rata-rata klasikal siklus II sebesar 85,12, dengan demikian terjadi peningkatan rata-rata klasikal sebesar 5,71 dari prasiklus ke siklus I, selanjutnya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 11,91. 2) Penerapan pembelajran Model CAI (Computer Assisted Instruction) mempunyai pengaruh positif bagiperkembangan perilaku ekologis siswa, baik antusias siswa dalam mengikuti materi pelajaran, JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
97
keaktifan siswa dalam bertanya, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, kemampuan siswa dalam berpendapat, maupun peningkatan hasil kinerja guru melalui hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Zaenal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali pers Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Darmawan, Deni. 2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto. M. Ngalim. 2011. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers. Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Supardi & Suhardjono. 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakann Kelas. Yogyakarta: Andi Offset. Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Diva Press Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta Triyanto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Kosep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta : Bumi Aksara Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 20111. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta : Rineka cipta
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
98