Jupair, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ...
87
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SDN 1 NGEMBEL KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Jupair SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Faktor siswa menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor siswa tersebut sangat kompleks dan diantaranya mencakup faktor jumlah siswa dalam satu kelas. Guru dapat memberikan layanan dan bimbingan belajar dengan waktu yang longgar dan model pembelajaran konvensional, namun hal tersebut berbeda apabila jumlah siswanya banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari tes akhir pra siklus yang menunjukkan siswa tuntas sebanyak 8 siswa (62%). Sedangkan yang 38% belum dapat mencapai ketuntasan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75,38, sedangkan pada siklus II naik menjadi 85,38. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 10 poin sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Learning Together
Faktor siswa menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor siswa tersebut sangat kompleks dan diantaranya mencakup faktor jumlah siswa dalam satu kelas. Jika jumlah siswa terlalu banyak dan perbandingan/rasio dengan jumlah guru tidak imbang maka akan menimbulkan kesulitan tersendiri bagi guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar (Soemantom, 2001). Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VI SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 dan merupakan salah satu faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan mengajar karena hanya berjumlah 13 siswa. Dengan jumlah itu, guru
dapat memberikan layanan dan bimbingan belajar dengan waktu yang cukup longgar. Hal tersebut sangat berbeda apabila jumlah siswanya cukup banyak. Tetapi yang perlu dipikirkan, mengapa dengan jumlah siswa yang relatif sedikit tersebut nilai yang dicapai siswa kurang memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari tes akhir pra siklus yang menunjukkan siswa tuntas hanya sebanyak 8 siswa (62%). Sedangkan yang 38% belum dapat mencapai ketuntasan. Adapun KKM yang dipasang untuk materi siklus I sebesar 70. Apabila faktor siswa sudah mendukung terhadap pencapaian prestasi belajar yang maksimal, maka tidak menutup kemungkinan penyebab rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa disebabkan oleh faktor-faktor yang lain (Furchan, 2004).
88
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Pada saat pembelajaran pra siklus berlangsung, ada beberapa catatan yang sekiranya memungkinkan terjadi rendahnya tingkat ketuntasan yang dapat dicapai (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut: Guru kurang memotivasi siswa, sehingga perhatian siswa berkurang. Metode pembelajaran guru merupakan metode pembelajaran yang bersifat “Teacher Centered” sehingga keterlibatan siswa sangat minim. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kiranya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan perhatian dan aktifitas siswa. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Sesuai dengan kondisi di atas, maka penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran Learning Together. Sedangkan judul penelitian yang dikaji adalah sebagai berikut: “Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Learning Together bagi Siswa Kelas VI Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek”. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas atau biasa dikenal dengan nama PTK. PTK merupakan karya tulis yang sudah tidak asing lagi terutama bagi para guru. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan PTK (Arikunto, 2009). PTK adalah “Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada pe-
nyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.” (Susilo, 2007: 16). Sesuai dengan pendapat tersebut di atas, maka PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru. Guru melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti dalam jenis penelitian ini sekaligus pelaku penelitian. PTK biasanya dilakukan dalam bentuk siklus. Siklus yang telah dilakukan di refleksi untuk melaksanakan penyempurnaan pada tahap berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya, sehingga diharapkan hasil yang dicapai dapat semakin meningkat. Penelitian ini direncanakan terlaksana dua siklus. Tetapi jika hasil yang dicapai pada siklus II masih kurang memuaskan, maka tidak menutup kemungkinan akan dilaksanakan siklus berikutnya. Tahap pra siklus dilaksanakan pada minggu II bulan Januari 2016. Siklus I pada minggu III bulan Januari 2016, dan Siklus II pada minggu IV bulan Januari 2016. Siklus I dan siklus II masing-masing akan dilakukan melalui 4 tahapan. Tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan pendapat Susilo (2007: 19) sebagai berikut: tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Uraian dari masingmasing tahap dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Melihat namanya saja tentunya sudah dapat dipahami bahwa pada tahap ini peneliti merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Jupair, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ...
Peneliti melakukan tahap perencanaan ini dengan menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, media/sumber belajar, alat evaluasi) sesuai dengan materi dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan perangkat lainnya. Pada penelitian ini model pembelajaran yang diterapkan adalah Learning Together. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Learning Together adalah sebagai berikut: (a) Guru menyajikan pelajaran. (b) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 siswa secara heterogen. (c) Masing-masing kelompok menerima lembar tugas untuk bahan diskusi dan menyelesaikannya. (d) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. (e) Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok (Fathurrohman, 2015:69). 3. Tahap Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, terutama pada kegiatan inti guru mengamati aktifitas belajar siswa sehingga dapat diketahui berapa siswa aktif dan berapa siswa pasif. Selain itu dalam model pembelajaran ini juga diamati aktifitas masingmasing kelompok sehingga dapat diketahui kelompok yang lebih unggul dalam kerjasamanya. 4. Tahap Refleksi Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ini adalah tahap refleksi. Pada tahap ini guru merefleksi segala sesuatu yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Kelemahankelemahan yang diperkirakan dapat menjadi
89
kendala untuk pencapaian prestasi belajar dianalisis dengan cermat. Selanjutnya hasil refleksi tersebut dipergunakan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus berikutnya. Untuk memperjelas aktifitas pada saat mengadakan refleksi, maka dapat disampaikan sebagai berikut: (a) Menganalisis aktifitas dan kerjasama kelompok. (b) Menganalisis hasil tes akhir dari pembelajaran yang telah berlangsung. (c) Menemukan kelemahan atau kekurangan dari siklus yang telah terlaksana untuk perbaikan siklus berikutnya. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian “Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum” (Hadi, 2000:220). Sesuai dengan kutipan di atas, maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek semester genap tahun pelajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 13 siswa dengan rincian 9 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Alasan dari peneliti mengambil tempat penelitian tersebut disebabkan karena subjek penelitian adalah siswa dimana peneliti melaksanakan dinas sebagai guru. Dengan demikian siswa dan guru sudah sama-sama mengenal baik kebiasaan, karakter, maupun hal-hal lainnya, sehingga antara guru dan siswa tidak merasa canggung. 3. Instrumen Penelitian Ada dua macam instrument yang dipergunakan dalam penelitian (Djaali dan
90
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Mulyono, 2007), instrumen tersebut yakni: (a) Lembar pengamatan. Instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah siswa aktif dan siswa tidak aktif. Selain itu juga untuk mengetahui kekompakan dari masing-masing kelompok. (b) Lembar Soal tes akhir. Tes yang diberikan kepada siswa yang kemudian dianalisis dalam penelitian ini adalah soal tes akhir setiap siklus (Purwanto, 2006). Format dari lembar pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 1 Lembar pengamatan individu NO
KEAKTIFAN Aktif Pasif
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 Dst
Tabel 2 Lembar pengamatan kelompok
4
IV
5
V
3
1
2
3
1
2
3
Jumlah skor
II III
2
Presentasi
2 3
1
Menyampaik an Pendapat
I
Keaktifan Siswa
1
Kerja Sama
N o
Nama Kelompok
Aspek yang Dinilai
1
2
3
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan ada dua macam yaitu teknik tes dan non tes. (a) Teknik non Tes, teknik non tes merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan instrumen lembar pengamatan. Dalam penelitian ini yang dipergunakan adalah lembar pengamatan individu dan lembar pengamatan kelompok. (b) Teknik
Tes, teknik tes merupakan teknik pengumpulan data yang mempergunakan instrument berupa lembar soal tes akhir. Dalam hal ini soal tes terdiri dari 10 soal. Masing-masing soal dijawab benar nilai 10 dan dijawab salah nilai 0. Bentuk soal berupa tes isian. 5. Teknik Analisis Data Teknik adalah cara, dengan demikian teknik analisis data adalah cara yang dipergunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan teknik statistik, dapat dilihat dari kutipan berikut: “Teknik analisa kuantitatif disebut juga dengan teknik statistik digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik hasil pengukuran maupun hasil mengubah data kualitatif” (Ali, 2004:155). Data-data yang dianalisis adalah sebagai berikut. a. Data Pengamatan 1) Analisis terhadap hasil pengamatan individu dilakukan dengan menggunakan prosentase keaktifan siswa, dengan rumus: Siswa aktif =
2) Analisis terhadap hasil pengamatan kelompok dilakukan dengan menggunakan ketentuan Kriteria Nilai: Nilai 1: kurang Nilai 2: sedang Nilai 3: baik Nilai Akhir= b. Data prestasi belajar siswa Data tentang prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes akhir dianalisis dengan cara:
Jupair, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ...
2) Mencari nilai rata-rata kelas. Rumus untuk menghitung sebagai berikut. Rata-Rata = 3) Mencari prosentase ketuntasan Rumus untuk menghitung sebagai berikut. Ketuntasan=
adalah
adalah
x 100%
4) Menentukan modus/nilai yang sering muncul dari masing-masing siklus 5) Menentukan peningkatan prestasi belajar Menentukan peningkatan prestasi belajar dengan cara mencari selisih antara hasil dari Siklus I dengan hasil pada siklus II. Rumus yang digunakan adalah: (Nilai siklus II – Nilai Siklus I) x 100%
S II
Ket
S I
1
100
2
3
15
23
tuntas
2
90
1
4
8
31
tuntas
3
80
3
3
23
23
tuntas
4
70
3
3
23
23
tuntas
5
< 70
4
-
31
0
tidak tuntas
Perbandingan siklus I baik mengenai hasil pengamatan maupun hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4. Siswa tuntas pada siklus I mencapai 9 siswa (69%), sedangkan pada siklus II mencapai 13 siswa (100%). Dengan demikian ada kenaikan tingkat ketuntasan belajar
70
Sangat Memuas kan Memuas kan Lebih dari Cukup Cukup Kurang
Tabel 5. Perbandingan nilai rata-rata kelas N0 KKM Rata-Rata Kelas Siklus I Siklus II 1 70 75,38 85,38
Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75,38. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 85,38. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 10 poin. Berikut akan disampaikan grafik pada Gambar 1 yang menunjukkan perbandingan dari masing-masing siklus.
120 100 80
HASIL PENELITIAN
Kualifikasi
S I
KKM
dalam %
S II
Frekuensi
Ketuntasan
Tabel 4 Perbandingan ketuntasan belajar siswa
Rentang Nilai
Tabel 3 Kualifikasi nilai tes akhir siswa Nilai Akhir Kualifikasi 100 Sangat memuaskan 90 Memuaskan 80 Lebih dari cukup 70 Cukup <70 Kurang
sebesar 31% atau sebanyak 4 siswa dari 13 siswa.
NO
1) Membuat Tabel Kualifikasi Nilai Nilai maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 0. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas dinyatakan tuntas, karena KKM yang dipasang adalah 70. Adapun pengelompokan nilai berpedoman pada Tabel 3 sebagai berikut.
91
pra siklus
60
siklus I
40
Siklus 2
20 0 1 3 5 7 9 11 13
Gambar 1 Grafik perbandingan hasil tes akhir setiap siklus
92
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Keterangan: 0 – 100 : nilai yang diperoleh siswa 0 – 13 : no absen siswa
Siklus ke-
Aktif
Pasif
Aktif
Pasif
1 2
I II
9 4
12 1
70 92
30 8
100 100
Keterangan
Jumlah(%)
No
Keaktifan
Prosentase
Tabel 6 Tabel perbandingan hasil pengamatan keaktifan siswa
Siswa aktif naik 22% dari siklus I
Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil uji hipotesis dapat disampaikan sebagai berikut: “Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek,” dinyatakan diterima. PENUTUP Kesimpulan Untuk mengambil kesimpulan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, perlu disampaikan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari prosentase ketuntasan
sebesar 31%. (2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 10 poin. (3) Terjadi peningkatan siswa aktif sebesar 22%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: “Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Learning Together bagi siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.” Saran Sesuai dengan hasil penelitian di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: Diharapkan agar guru dapat memotivasi diri sendiri terlebih dahulu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif akan memberikan motivasi tersendiri bagi siswa, karena siswa akan merasa tertantang untuk memperoleh pengalaman baru. Hal tersebut akan berbeda jika siswa terus diajar dengan menggunakan metode ceramah karena siswa pasti merasa bosan. Rasa bosan pada diri inilah yang pada akhirnya akan mengurangi semangat belajar siswa. Sebaliknya rasa senang dan tertantang pada diri siswa dapat meningkatkan semangat belajar yang pada akhirnya akan bermuara pada hasil belajar siswa yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 2004. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali & Mulyono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Jupair, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ...
Fathurrohman, M. 2015. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Furchan, H. Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
93
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soemanto, Wasty. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Balai Pustaka.