UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI WATUKARUNG MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013
SKRIPSI
Oleh Atik Mutmainah NPM 09144600084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2013
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI WATUKARUNG MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013
SKRIPSI Diajukan kepada Universitas PGRI Yogyakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Atik Mutmainah 09144600084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2013 i
ABSTRAK ATIK MUTMAINAH, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Talking Stick pada Siswa Kelas V di MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI Yogyakarta. April 2013. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan model Talking Stick dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing – siklus ada empat tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013 sebanyak 19 siswa. Obyek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model Talking Stick pada pokok bahasan Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada semester II, Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan, dan pengukuran peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Analisis data dengan menggunakan analisis diskriptif kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar IPS, sedangkan analisis diskriptif kualitatif untuk menilai data hasil observasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS menggunkan model Talking Stick pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013 pada pokok bahasan Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebelum diadakan tindakan nilai rata-rata siswa sebesar 63.15 dengan ketuntasan belajar sebesar 57.89%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 69.67 dengan ketuntasan belajar sebesar 68.42%. Pada siklus II nilai ratarata siswa naik menjadi 76.71 dengan ketuntasan belajar sebesar 84.21%. Dapat disimpulkan rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 13.56 dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 26.32%. Kata kunci: Prestasi belajar IPS dan model Talking Stick
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI WATUKARUNG MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Skripsi oleh Atik Mutmainah Telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diuji
Yogyakarta,
April 2013
Menyetujui Pembimbing,
Rosalia Susila Purwanti, S.Sn.,S.Pd.,M.Pd NIP 19560713 1981 01 2001
iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI WATUKARUNG MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013
oleh Atik Mutmainah NPM 09144600084 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Pada tanggal …. ……. 2013 Susunan Dewan Penguji Nama
Tanda tangan
Tanggal
………...
.……….
Sekretaris : Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd.
..……….
………..
Penguji I
..……….
.……….
Penguji II : Rosalia Susila Purwanti, S.Sn.,S.Pd.,M.Pd. ...………
....……..
Ketua
: Dra. Hj. Nur Wahyumiani, M.A.
: Dra. Kristina Warniasih, M.Pd.
Yogyakarta,........................ 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Dekan,
Dra. Hj. Nur Wahyumiani, M.A. NIP. 19570310 198503 2 001 iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama
:
Atik Mutmainah
NPM
:
09144600084
Program Studi
:
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas
:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi
:
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL TALKING STICK PADA SISWA
KELAS
MARGOAGUNG
V
MI
SEYEGAN
WATUKARUNG SLEMAN
TAHUN
PELAJARAN 2012-2013.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan pekerjaan saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, ………2013 Yang membuat pernyataan
_____________ Atik Mutmainah v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan sungguh kami akan kembali kepada-Nya.
(Qs Al-Baqoroh: 156)
”Sesuatu yang mustahil bagi manusia mungkin suatu saat bisa jadi kenyataan”
Persembahan: Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku 2. Suami dan anak-anakku yang tercinta 3. Teman-temanku 4. Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S-1 di bidang Ilmu Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyelesaian skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dra. Hj Sri Pawiti selaku Rektor Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memberi fasilitas selama studi. 2. Dra. Hj Nur Wahyumiani, M.A. selaku Dekan FKIP Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Dr. Sunarti, M.Pd selaku Kaprodi PGSD FKIP Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan motivasi kepada penulis 4. Ibu Rosalia Susila Purwanti, S.Sn., S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi. 5. Bapak H. Kadarisman, A.Ma selaku Kepala Sekolah MI Watukarung yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian. 6. Ibu Kusniati guru IPS kelas V MI Watukarung yang telah berkolaborasi dengan penulis untuk melakukan penelitian. 7. Kedua orang tuaku, suamiku, dan anak-anakku yang selalu memberikan bantuan dan do’a selama ini. 8. Sahabatku yang selalu memberikan semangat disaat penyusunan skripsi ini dilakukan. 9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. vii
Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis terus menunggu saran dan kritik yang membangun dan positif dari para pembaca dan pengguna skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan. Amin.
Yogyakarta,
Penulis
viii
2013
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4 C. Batasan Masalah ................................................................................ 4 D. Perumusan Masalah dan Cara pemecahan Masalah ............................ 4 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 BAB II
LANDASAN TEORI.......................................................................... 8
A. Kajian Teori ....................................................................................... 8 1. Upaya Meningkatkan..................................................................... 8 ix
2. Prestasi Belajar .............................................................................. 8 3. Belajar ......................................................................................... 15 4. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah dasar ....................................... 26 5. Model.......................................................................................... 34 6. Talking Stick................................................................................ 36 B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 38 C. Kerangka Berfikir ............................................................................ 39 D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 41 A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 41 B. Subyek Penelitian ............................................................................ 41 C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 41 D. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 47 E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 47 F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 48 G. Instrumen Validasi ........................................................................... 49 H. Teknik Analisis Data........................................................................ 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 52 A. Hasil Tiap Siklus .............................................................................. 52 1. Pra Siklus .................................................................................... 52 2. Tindakan Siklus I ........................................................................ 53 3. Tindakan Siklus II ....................................................................... 61 B. Data Lengkap Tiap Siklus ................................................................ 68
x
C. Peningkatan Pada Siswa, Guru, dan Kelas ........................................ 81 D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................ 82 BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI ........................... 86
A. Kesimpulan...................................................................................... 86 B. Saran................................................................................................ 87 C. Rekomendasi ................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1: Kriteria Keberhasilan ....................................................................... 51 Tabel 2: Nilai Tes Awal Prestasi Belajar ....................................................... 69 Tabel 3: Data Nilai Skor Hasil Tes Awal Siklus I ........................................... 70 Tabel 4: Nilai Prestasi Belajar Setelah Dilakukan Siklus I .............................. 72 Tabel 5: Data Nilai Skor Hasil Tes Akhir Siklus I .......................................... 73 Tabel 6: Hasil Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Siklus I .......................... 75 Tabel 7: Hasil Observasi Siswa Siklus I ......................................................... 76 Tabel 8: Daftar Nilai Siklus II ........................................................................ 77 Tabel 9: Data Nilai Skor Hasil Tes Akhir Siklus II ......................................... 78 Tabel 10: Hasil Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Siklus II ......................... 80 Tabel 11: Hasil Observasi Siswa Siklus II ........................................................ 80 Tabel 12: Hasil Tes Akhir Pembelajaran .......................................................... 83
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan .............................................................. 43 Gambar 2: Diagram Frekuensi Hasil Tes Awal............................................... 70 Gambar 3: Diagram Persen Hasil Tes Awal ................................................... 71 Gambar 4: Diagram Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I ................................ 74 Gambar 5: Diagram Persen Hasil Tes Akhir Siklus I ...................................... 74 Gambar 6: Diagram Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II ................................ 79 Gambar 7: Diagram Persen Hasil Tes Akhir Siklus II ..................................... 79 Gambar 8: Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes Akhir ditinjau dari jumlah siswa .......................................................................... 84 Gambar 9: Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes Akhir ditinjau dari persentase .............................................................................. 84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1:
Surat Ijin Penelitian .................................................................. 92
Lampiran 2:
Surat Keterangan...................................................................... 93
Lampiran 3:
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ....................................... 94
Lampiran 4:
Silabus ..................................................................................... 96
Lampiran 5:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................ 100
Lampiran 6:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 103
Lampiran 7:
Materi Pelajaran ..................................................................... 106
Lampiran 8:
Kisi-kisi Soal ......................................................................... 118
Lampiran 9:
Soal dan Kunci Jawab Tes Awal ............................................ 120
Lampiran 10: Soal Kuis dan Kunci Jawab .................................................... 122 Lampiran 11: Soal dan Kunci Jawab Tes Akhir Siklus I ............................... 130 Lampiran 12: Soal dan Kunci Jawab Tes Akhir Siklus II .............................. 135 Lampiran 13: Daftar Nilai ............................................................................ 140 Lampiran 14: Daftar Hadir Siswa ................................................................. 143 Lampiran 15: Lembar Observasi Pembelajaran ............................................ 148 Lampiran 16: Lembar Observasi Siswa ........................................................ 153 Lampiran 17: Lembar Jawab Tes Awal Terendah dan Tertinggi ................... 163 Lampiran 18: Lembar Jawab Tes Akhir Siklus I Terendah dan Tertinggi ..... 165 Lampiran 19: Lembar Jawab Tes Akhir Siklus II Terendah dan Tertinggi ... 167 Lampiran 20: Lembar Validasi ..................................................................... 170
xiv
Lampiran 21: Dokumentasi .......................................................................... 186 Halaman Lampiran 22: Catatan Lapangan......................................................................... Lampiran 23: Lembar Bimbingan Revisi Skripsi ................................................ Lampiran 24: Lembar Bimbingan Skripsi...........................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya. Permasalahan yang tampak dalam dunia pendidikan adalah banyaknya materi yang harus dikuasai oleh siswa, masalah yang lain adalah menuntut para guru untuk mengikuti perkembangan teknologi di bidang pendidikan, sehingga membuat guru untuk selalu memberikan informasi kepada para siswa agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hal ini merupakan suatu kegiatan yang menuntut keseriusan dan kesiapan para guru yang terarah dan terencana. Prestasi belajar siswa tidak lepas dari pengaruh kesiapan yang terarah dan terencana. Rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dikarenakan terlalu
1
2
banyak materi pada mata pelajaran IPS sedangkan alokasi waktunya sangat terbatas, dalam pembelajaran IPS kurang didukung dengan media yang memadai. Rendahnya prestasi belajar siswa menunjukkan salah satu pengaruh yang secara langsung dapat diamati dari banyaknya materi pada mata pelajaran IPS, sehingga menjadi keprihatinan dari berbagai pihak. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Berdasarkan pengamatan penulis, analisis pada proses pembelajaran IPS kelas V yang berjalan di MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan metode konvensional, siswa terlihat tidak fokus dan bosan dalam memperhatikan penjelasan guru. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran mengatakan bahwa dari hasil ulangan tengah semester yang mencapai KKM (65) baru 37% dari jumlah siswa sebanyak 19 siswa , sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 63%. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut peneliti mencari alternatif-alternatif
model
pembelajaran
yang
memungkinkan
dapat
3
meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah model pembelajaran Talking Stick. Pada prinsipnya, model Talking Stick merupakan model pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan Talking Stick. Setelah guru
menyampaikan
materi
pelajaran,
guru
kemudian
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangannya/paketnya. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa secara bergantian sambil diiringi nyanyian, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan model Talking Stick karena selama proses pembelajaran berlangsung menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran yaitu dengan upaya meningkatkan prestasi belajar IPS melalui model Talking Stick pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Siswa belum memenuhi KKM pada mata pelajaran IPS, kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman. 2. Media pembelajaran yang digunakan kurang tepat sehingga hasil pembelajaran belum maksimal. 3. Guru lebih banyak mengajar dengan model ceramah, yang mengakibatkan anak menjadi cepat bosan sehingga kurang bisa menerima materi. 4. Guru tidak selalu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran IPS.
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan dibatasi pada upaya meningkatkan prestasi belajar IPS, khususnya pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan
dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
dengan
menggunakan media gambar pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman.
D. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan
permasalahan
yang
dikemukakan
pada
latar
belakang di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah
5
Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar IPS pada kompetensi dasar
menghargai
jasa
dan
peranan
tokoh
perjuangan
dalam
memproklamasikan kemerdekaan melalui model Talking Stick pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman? 2. Cara Pemecahan Masalah. Peneliti memilih cara pemecahan masalah, dengan menggunakan model Talking Stick dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V di MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman.Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan harapan bagi semua guru orang tua maupun lembaga pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut salah satu cara dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, supaya siswa tidak mudah bosan dan terkesan monoton. Dalam pembelajaran IPS harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih menyenangkan
dan
menarik
perhatian,
sehingga
siswa
dapat
berpartisipasi aktif dalam belajar. Dalam pembelajaran IPS metode ceramah dan tugas masih cenderung dominan digunakan oleh kebanyakan para guru sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan membosankan, karena banyaknya materi yang harus dipahami dan dihafal sehingga tujuan pembelajaran agak sulit tercapai. Sesuai dengan pemikiran dan kenyataan dilapangan bahwa kurangnya kualitas pembelajaran IPS perlu dicari jalan keluar dalam memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian salah satu alternatife
6
model pembelajaran yang dapat peneliti gunakan dan dikembangkan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Dengan menggunakan model Talking Stick diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, mampu berkomunikasi dan lebih memahami materi yang diberikan oleh guru.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui model Talking Stick pada siswa kelas V MI Watukarung Margoagung Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013.
F. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis. Manfaat hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan “Upaya meningkatkan prestasi belajar IPS melalui model Talking Stick
pada siswa kelas
V MI Watukarung
Seyegan Sleman Tahun Pelajaran 2012-2013.”
Margoagung
7
2.
Secara Praktis a. Bagi siswa: Penerapan model Talking Stick dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memungkinkan siswa melakukan aktivitas pembelajaran melalui proses yang tepat dan memudahkan siswa memahami
dan
mengikuti
pelajaran
berikutnya
serta
dapat
meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). b. Bagi guru: Penerapan
Talking
Stick
dalam
pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) belum umum dilakukan guru di sekolah. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru khususnya peneliti yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pembelajaran yang lebih inovasi dalam pembelajaran IPS. c. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan Model pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran IPS. d. Bagi Peneliti: Dapat memberikan pengalaman baru sebagai calon guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Upaya Meningkatkan Menurut Purwadarminta, (2007:1345) Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud. Sedangkan menurut Depdiknas, (2002:1250) Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai maksud, memecahkan
persoalan
atau
mencari
jalan
keluar.
Pengertian
meningkatkan menurut Purwadarminta, (2007:1280) meningkatkan adalah kenaikan atau derajat. Dari pengertian di atas bahwa upaya meningkatkan adalah suatu usaha mencari jalan keluar agar mendapat kenaikan.
2. Prestasi Belajar Kata “Prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti Hasil usaha. Istilah Prestasi belajar (achievement) berbeda dengan “Hasil belajar” (Learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan khususnya pembelajaran.
8
9
Zaenal Arifin, (2009: 12) menjelaskan bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang kemampuan masing-masing. Depdiknas, (2005:895) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan
atau dikerjakan. Menurut Usman, (2005:5)
belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya
interaksi
antara
individu
dan
individu
dengan
lingkungannya. Sedangkan menurut Purwanto, (2011: 66) belajar adalah usaha siswa menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Mufarrokah, (2009: 50) belajar adalah proses perubahan berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Dari beberapa pendapat tersebut bahwa Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah adanya proses perubahan tingkah
laku
yang
menyangkut
tiga
aspek
yaitu
pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap. Dagun, (2006:886) mendefinisikan prestasi adalah tingkat hasil yang diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang yang dipelajari.
10
Menurut Suyono, (2011: 9) belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh
pengetahuan,
meningkatkan
keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Pengertian belajar menurut Purwodarminto, (2007: 121) belajar adalah berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Dagun, (2006:103) belajar adalah proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku
makhluk
hidup
sebagai
hasil
latihan,
pendidikan,
dan
pengalaman. Dari beberapa pendapat di atas bahwa Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh pada suatu bidang setelah melakukan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan sehingga akan timbul suatu perubahan. a. Fungsi utama prestasi belajar Menurut Zaenal Arifin, (2009:12) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Preatasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi
belajar
sebagai
bahan
informasi
dalam
inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong
bagi
peserta
didik
dalam
meningkatkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
11
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari
suatu
institusi pendidikan. 5) Prestasi
belajar
dapat
dijadikan
indikator
daya
serap
(kecerdasan) peserta didik. b. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Abu Ahmadi, (2008: 138)
Prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu. Yang tergolong faktor internal adalah: 1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bawaan maupun diperoleh,
misalnya
pengelihatan,
yang
pendengaran, struktur
tubuh, dan sebagainya. 2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi: (1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor
non-intelektif,
yaitu
unsur-unsur
kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, bakat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
12
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor
lingkungan
fisik seperti fasilitas
rumah, fasilitas
belajar, iklim. d) Faktor Lingkungan fisik seperti fasilitas rumah,fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. c. Tes prestasi belajar Benyamin, (Azwar, 2002: 8-9) membagi kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan efektif, dan kawasan psikomotor.Tes prestasi belajar secara luas tentu mencangkup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan orang dalam belajar.
13
Tes prestasi merupakan salah satu alat untuk pengukuran di bidang pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas, dan ujian masuk perguruan tinggi. Muhibbin, (2003:196) menjelaskan bahwa tes prestasi Belajar adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (the teaching learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran dan kenaikan kelas. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. d. Evaluasi Hasil Belajar Kunandar, (2010: 377) mengemukakan evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Evaluasi juga dapat diartikan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu
14
aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Menurut Kunandar, (2010: 377-378) alasan perlu dilakukan evaluasi hasil belajar adalah: 1) Dengan evaluasi hasil belajar dapat diketahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar. 2) Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional. 3) Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan adalah merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controling dan evaluating. Menurut Kunandar, (2010:378) Evalusi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan, dengan kompetensi dasar ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas, dan moral. Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan penilaian kelas, dan penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. Menurut Anwar Arifin, (2005: 209) dalam Undang -Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) Evaluasi Hasil belajar
15
peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik, secara berkesinambungan. Jadi evaluasi belajar hendakanya dilakukan oleh guru secara terus menerus. Ngalim Purwanto, (2001:3-4) menjelaskan bahwa setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, dari data tersebut dicoba untuk membuat suatu keputusan. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, ini berarti bahwa evaluasi merupakan
kegiatan
yang
terencana
dan
dilakukan
secara
berkesinambungan. Karena evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan
yang
dilakukan
pada
permulaan,
selama
program
berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
3. Belajar a.
Pengertian Belajar Bentuk hasil belajar IPS siswa berupa prestasi belajar disekolah biasanya diwujudkan dalam bentuk simbol, angka atau huruf dilaksanakan pada setiap periode tertentu. Untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar IPS siswa, dapat dilakukan dengan jalan mengadakan penilaian hasil belajar IPS siswa. Dari beberapa jenis penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan prestasi
16
belajar IPS siswa adalah penilaian UTS dan UAS, bahkan penilaian itu menjadi pertimbangan dalam menentukan nilai IPS dalam raport. Pada dasarnya penilaian tentang prestasi belajar IPS dapat digunakan untuk mengetahui tentang kemampuan atau kesanggupan siswa dalam melakukan proses belajar IPS. Penilaian prestasi belajar IPS dapat dilakukan pada saat berakhirnya pokok bahasan atau pada akhir semester. Apabila hasil yang diperoleh siswa dalam penilaian hasil belajar IPS itu baik meningkat dari hasil sebelumnya, maka prestasi belajar IPS yang dicapai siswa tersebut naik. Tetapi apabila prestasi belajarnya lebih buruk dari sebelumnya, maka prestasi belajar siswa menurun. Hasil belajar siswa dalam bentuk buku laporan prestasi belajar siswa dapat dipergunakan untuk lebih meningkatkan kerja sama guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta orang tua siswa. Slameto, (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian, hasil pengalamannya sendiri dalam proses interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang tersebut banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, jadi tidak semua perubahan dalam diri seseorang tersebut merupakan perubahan dalam arti belajar. Muhibbin Syah, (2006:63) mengemukakan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
17
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Jadi berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di lingkungan sekolah, rumah maupun keluarga. Menurut Hamruni, (2012:45) belajar adalah proses berfikir. Belajar berfikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berfikir proses pendidikan disekolah tidak hanya menekan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan
adalah
kemampuan
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuannya sendiri (self regulated). Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman, (2005:5) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya. Menurut Djamarah, (2008:13) belajar sebagai usaha aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu
18
bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Menurut Gagne, (Agus Suprijono, 2012:2) belajar merupakan
kemampuan
yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Kemampuan tersebut bukan diperoleh secara alamiah. Berdasarkan dari pengertian beberapa sumber tersebut di atas bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang dimulai sejak lahir sampai akhir hayat dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati dan mendengarkan sehingga mengubah tingkah laku baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Sedangkan menurut peneliti belajar adalah proses yang dialami oleh manusia disepanjang hidupnya untuk mempelajari semua hal yang ia temukan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar, khusunya kearah yang lebih baik. b.
Prinsip belajar Prinsip belajar menurut Agus Suprijono, (2012: 4) adalah sebagai berikut: 1) Perubahan Perilaku 2) Belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
19
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman, pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Prinsip-prinsip belajar belajar sebagai kegiatan
menurut
sistematis
Nanang Hanafiah, (2010:18)
dan
kontinu
memiliki prinsip
sebagai berikut: 1)
Belajar berlangsung seumur hidup Belajar merupakan proses perubahan peserta didik sepanjang hayat (long live education) dari mulai buaian ibu sampai menjelang masuk ke liang lahat (minal mahdi ilallahdi) yang berlangsung tanpa henti ( never ending), serasi dan selaras dengan periodisasi tugas perkembangan peserta didik.
2)
Proses belajar adalah kompleks, tetapi terorganisir Proses belajar banyak aspek yang memengaruhinya, antara lain kualitas dan kuantitas raw input, dan environmental input yang kesemuanya
diorganisasikan secara terpadu ( integrative) dan
sistematis dalam rangka mencapai tujuan belajar. 3)
Belajar dari yang sederhana menuju yang kompleks Proses pembelajaran
disesuaikan
dengan
tugas perkembangan
(development task) dan tingkat kematangan peserta didik, baik secara fisik maupun secara kejiwaan dari mulai bahan ajar yang sederhana menuju bahan ajar yang kompleks.
20
4)
Belajar dari mulai yang faktual menuju konseptual. Proses pembelajaran merupakan proses yang sistematis dan Integratif dimana penyajian bahan ajar
disesuaikan
dengan
tingkat kemampuan peserta didik yang dimulai dengan bahan ajar yang bersifat faktual yang mudah diamati oleh panca indera menuju bahan ajar yang membutuhkan imajinasi berfikir tingkat tinggi (konseptual) 5)
Belajar mulai dari yang konkret menuju abstrak.Proses pembelajaran berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dari mulai bahan ajar yang mudah diamati secara nyata (kongkret) menuju proses pembelajaran yang memerlukan daya nalar yang imajinatif, proyektif, dan prospektif.
6)
Belajar merupakan dari perkembangan. Proses pembelajaran merupakan mata rantai perjalanan kehidupan peserta didik. Episode perkembangan peserta didik harus di isi dengan berbagai pengalaman yang bermakna, paling mendasar dan mendesak harus didahulukan, serasi, selaras, dan seimbang dengan tingkat
perkembangan mental ( mental age) dan umur kalender
peserta didik. 7)
Keberhasilan lingkungan, sendiri.
belajar
dipengaruhi
kematangan, serta usaha
oleh faktor keras peserta
bawaan, didik
21
8)
Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna, dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan bulat, yang baik dari sisi agama, ideologi, polotik, ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan.
9)
Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, baik dalam
lingkungan
keluarga,
sebagai
pendidikan
awal
bagi
lingkungan masyarakat dan di lingkungan sekolahnya. 10)
Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. Proses pembelajaran ditahap modern ini, guru bukan satu-satunya sumber belajar, tetapi masih banyak sumber belajar lainnya.
11)
Belajar yang
berencana dan disengaja menuntut motivasi yang
tinggi. 12)
Dalam belajar dapat
terjadi
hambatan-hambatan
lingkungan
internal seperti hambatan psikis dan fisik (psikosomatis), dan eksternal seperti lingkungan yang kurang mendukung baik sosial, ekonomi, keamanan, dan budaya. 13)
Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain, mengingat tidak semua bahan ajar dapat dipelajari sendiri.
c.
Ciri-ciri Belajar Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar. Menurut Djamarah, (2008:15) ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar
22
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya sesuatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen, berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat permanen. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benarbenar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
23
d.
Tujuan Belajar Secara umum menurut Sardiman, (2011: 26-28) tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Untuk
mendapatkan
pengetahuan
ditandai
dengan
kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. 2) Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilanketerampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani merupakan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan.
24
3) Pembentukan sikap. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Jadi guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/ nilai-nilai. Dengan nilai-nilai tersebut siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikan tentang apa yang sudah dipelajarinya. e.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Menurut Muhibbin Syah, (2003:182) secara garis besar, faktorfaktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu: 1)
Faktor Intern Siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni: a)
Bersifat
kognitif
(ranah cipta)
seperti rendahnya
kapasitas intelektual/ inteligensi siswa. b) Bersifat afektif (ranah rasa) seperti labilnya emosi dan sikap.
25
c)
Bersifat psikomotor (ranah karsa) seperti terganggunya alatalat indera penglihat dan pendengar
2)
(mata dan telinga).
Faktor Ekstern Siswa Faktor ekstern meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa yaitu: a) Lingkungan keluarga,misalnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu dan rendahnya
kehidupan
ekonomi keluarga. b) Lingkungan
perkampungan/masyarakat, misalnya wilayah
perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal. c) Lingkungan sekolah, misalnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru, dan alat belajar yang berkualitas rendah. Selain faktor yang bersifat umum, ada pula faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Menurut Reber,(1988 Muhibbin, 2003: 184) yang menimbulkan kesulitan belajar terdiri atas: 1)
Disleksia yakni ketidak mampuan belajar membaca
2)
Disgrafia yakni ketidakmampuan belajar menulis
3)
Diskalkulia yaitu ketidakmampuan belajar berhitung
26
4. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar a.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Depdiknas, (2005: 424) Ilmu Pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat. Menurut Soerjono, (2010:7) Ilmu Pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan Ilmu Pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan meneladani segala segi kehidupan. Tasrif,
(2008:1)
menjelaskan
istilah
Pendidikan
Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies yang dapat diartikan sebagai penelaah tentang masyarakat. Sedangkan menurut
Somantri,
(2001:92)
(Sapriya,
2009:11)
menyatakan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan. Sapriya, (2008:31) mengemukakan Pendidikan IPS pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah, pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah hasil penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang terorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
27
Depdiknas, (2005: 424) Ilmu Pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang merupakan panduan sejumlah pelajaran sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi dan sebagainya. Ilmu pegetahuan sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran ditingkat Sekolah Dasar dan Menengah atau nama program studi di Perguruan Tinggi yang identik dengan istilah “Social Student” dalam kurikulum sekolah dinegara lain, khususnya dinegara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Sapriya, (2009: 19-20) menjelaskan Pengertian IPS ditingkat sekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS untuk sekolah dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Umum (SMU). Pengertian IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) sekolah tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan dapat diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan masing-masing sekolah tersebut. Berpijak dari uraian di atas bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tatanegara, dengan menampilkan permasalahan seharihari masyarakat sekeliling.
28
Mata Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan pembentukan warga Negara yang baik yaitu warga Negara yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari dan warga Negara yang bangga sebagai bangsa Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai. b.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial Masyarakat sebagai suatu komponen inti dalam interaksi kehidupan sosial selalu menampakkan peran yang dinamis, faktor dinamis merupakan suatu ciri kehidupan masyarakat sebagai makhluk sosial, politik dan makhluk yang berbudaya. Salah satu ciri kehidupan manusia sebagai makhluk sosial adalah timbulnya interaksi antara satu dengan yang lainnya, interaksi tersebut bertujuan untuk mencapai suatu sistem kehidupan sosial yang seimbang. Dalam merangkai sistem interaksi yang positif dan sempurna dengan orang dan masyarakat lain, seseorang tentu membutuhkan suatu Pengetahuan Sosial yang komperhesif dan wawasan yang memadahi sebab tanpa pengetahuan sosial, maka interaksi sosial
29
seseorang akan mengalami persoalan dan kendala bahkan mungkin akan menciptakan social problem dalam kehidupan masyarat. Tasrif, (2008:5) mengemukakan pada hakekatnya pengetahuan dan bakat sosial tersebut menjadi modal dalam membangun sistem kehidupan sosial yang baik dengan perkataan lain kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat secara langsung akan membentuk pengetahuan sosial seseorang. c.
Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup IPS adalah menyangkut kegiatan dasar manusia, maka bahan-bahannya bukan hanya mencakup ilmu-ilmu sosial dan humaniora melainkan juga segala gerak kegiatan dasar manusian seperti: agama, sains, tekniligi, seni, budaya ekonomi, dan sebagainya, yang bisa memperkaya pendidikan IPS. Tasrif, (2008:4) Bertitik tolak dari pemahaman bahwa IPS Ilmu yang membahas masyarakat dalam segala aspeknya, maka ruang lingkup pengajaran IPS mencakup ditinjau dari aspek-aspeknya ruang lingkup hubungan tersebut adalah hubungan sosial, ekonomi, hubungan psikologi, sosial, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Sedangkan dalam segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa. Sementara bila ditinjau dari tingkatnya meliputi antara lain lokal, regional, dan global. Dan dari lingkup interaksi berupa kebudayaan, politik, dan ekonomi.
30
Pendidkan IPS merefleksikan suatu orientasi yang mengarah pada pendekatan bagaimana mengembangkan atau membina warga masyarakat yang baik. Sebagai warga Negara yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat lingkungannya yang dapat ditumbuhkan melalui pemahaman nilai yang baik terhadap nilainilai sejarah, nilai nasionalisme dan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Pada
jenjang
Sekolah
Dasar,
penyajian
ilmu
pengetahuan sosial dilakukan secara terpadu karena perspektif pada siswa sekolah dasar lebih cenderung bersifat konkret dan utuh. d.
Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pendidikan
Nasional
berdasarkan
Pancasila
bertujuan
meningkatkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan
yang
Maha
Esa, berbudi
berkepribadian, berdisiplin, bekerja
pekerti
luhur,
keras, tangguh, bertanggung
jawab, mandiri dan berilmu. Pendidikan
nasional
harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam cinta pada tanah air, rasa tanggung jawab, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa setia kawanan sosial. Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan nilai-nilai moral etika yang tinggi dan
menjunjung
membentuk
tinggi
masyarakat
nilai-nilai (peserta
kebudayaan didik) yang
bangsa
serta
memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan, wawasan kebangsaan, dan etika sosial yang tinggi.
31
Menurut Tasrif, (2008: 33-36), secara garis besar tujuan pendidikan IPS adalah : 1) Membentuk Nilai Moral dan Etika Dalam
formulasi
tujuan
pendidikan
nasional
ditekankan bahwa penyelenggaraan pendidikan menekankan pada pembentukan pengetahuan yang berwatak moral dan beretika. Demikian juga, pendidikan ilmu pengetahuan sosial dengan dasar sosial dan etika yang benar. 2) Membentuk
Manusia
yang
Berbudaya
dan
memiliki
Mental Sosial Pendidikan
ilmu
pengetahuan
sosial
merupakan
rangkaian ilmu sosial yang memberikan konstribusi dalam membentuk watak budaya yang kuat dan kokoh, mandiri, percaya diri, patriotisme, memiliki dedikasi tinggi, berkompetisi dan berkomitmen terhadap nasionalisme bangsa. 3) Membentuk Kecerdasan dan Masyarakat. Pendidikan ilmu pengetahuan sebagai suatu komponen dalam
pendidikan
menjadi
sumber
pengetahuan
tentang
dinamika sosial dan sosok masyarakat yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Ada dua hal penting yang berkaitan dengan kecerdasan yaitu kecerdasan individu dan kecerdasan sosial. Kecerdasan
individu
adalah
kemampuam
atau
pengetahuan tentang individu dan kontribusinya hanya pada
32
tingkat
personal
seseorang. Sedangkan
kecerdasan
sosial
adalah pengetahuan hal-hal sosial dengan pranata kehidupan masyarakat. Menurut Rudy Gunawan, (2011:40-41) secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1). Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak dimasyarakat. 2). Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan dimasyarakat. 3). Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. 4). Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5). Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan IPS menurut Anwar Arifin, (2005: 235) dalam penjelasan pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
kesehatan,
dan
sebagainya
dimaksudkan
untuk
33
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Secara umum beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan IPS sebagaimana diuraikan diatas sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional menurut Anwar Arifin, ( 2005: 179) berdasarkan pasal 3 UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, pilitik hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan berdasarkan realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, politik, hukum, dan budaya). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau studi sosial ini merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang isi materi cabang-cabang ilmu sosial.