PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PADAMATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SDN NO. 28 KOTASELATAN KOTA GORONTALO
Oleh
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SDN NO. 28 KOTA SELATAN KOTA GORONTALO
OLEH : Cici Fransiska Tomelo, Elmia Umar, Nurhayati Tine
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO EMAIL :
[email protected]
ABSTRAK Cici Fransiska Tomelo. 2014. “Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo” Skripsi. Program Studi S1 PGSD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Elmia Umar, M.Pd dan Pembimbing II Nurhayati Tine, S.Pd.I., MHI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo ?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dalam proses penerapan metode simulasi khususnya materi transaksi jual beli dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran simulasi dapat membantu siswa dalam berinteraksi, termotivasi, dan ,merasa percaya diri selama proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Kata Kunci : Metode Pembelajaran Simulasi, IPS1
1
Cici Fransiska Tomelo. Jurusan Pendidkan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Elmia Umar, M.Pd, dan Nurhayati Tine, S.Pd.I., MHI
Sekolah
sebagai
pendidikan
keberhasilannya
ditentukan
kualitas
komponen-komponen yang terkait pada sekolah tersebut.Salah satu komponen yang sangat mempengaruhi metode pembelajaran adalah kualitas pembelajaran yang di rancang oleh guru pada sekolah tersebut, karena guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas mempunyai peranan yang penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran IPS ditingkat SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, masih banyak ditemui pengajaran dikelas yang didominasi oleh metode ceramah sehingga siswa sering merasa bosan karena tidak terlalu dilibatkan selama proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak termotivasi di dalam kegiatan belajar. Hal tersebut terjadi karena masih terdapat guru yang menggunakan caracara maupun pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh siswa sehingga kreativitas siswa kurang nampak, seperti dengan cara catat bahan sampai habis atau misanya tingal duduk, dengar, catat, hafal ataupun guru berceramah, mulai dari pembukaan sampai pada penutupan pembelajaran. Cara pembelajaran demikian mengakibatkan siswa cepat jenuh, cepat bosan dan sulit mengembangkan wawasan sehingga berdampak pada rendahnya pemahaman belajar yang diperoleh. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tingkat kemampuan siswa sebagian besar pada kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo tentang penguasaan materi berdasarkan kriteria yang digunakan
melalui tingkat pengetahuan,
pemahaman dan penerapannya masih kurang, sehingga menghambat tercapainya tujuan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah“Bagaimana penerapan metodepembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di Kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo?” Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian
ini
adalah
“Untuk
mengetahui
bagaimana
penerapan
metodepembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di Kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo”
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian Deskriptif Kualitatif ini dilaksanakan di SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneliti adalah kelas III yang jumlah siswanya 26 orang, terdiri dari 14 Laki-Laki dan 12 Perempuan pada tahun ajaran 2013/2014. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kemampuan rendah, serta minat motivasi mereka pada pelajaran IPS berbeda-beda. Yang menjadi dasar peneliti dalam memilih kelas ini yaitu motivasi belajar siswa dikelas tersebut masih belum optimal sehingga dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan harapan orang tua serta masyarakat. Harapan peneliti dalam mengadakan penelitian Deskriptif Kualitatif di kelas III melalui penerapan metode simulasi adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam materi transaksi jual beli pada mata pelajaran IPS SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Lokasi peneitian adalah letak dimana peneliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Lokasi penelitian berada di SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, tepatnya terletak di Jalan H.B Yasin No. 13. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SDN No. 28 Kota Selatan dengan subjek penelitian adalah kelas III. Penyusunan hasil penelitian ini setelah dilakukan observasi dan wawancara sebagai suatu pengumpulan data yang akan dilampirkan pada bagian akhir dari laporan ini. Berikut merupakan pengumpulan data dari sekolah tempat penelitian ini dilakukan oleh peneliti, data ini diperoleh peneliti dari observasi yang dilakukan melalui catatan lapangan tentang data profil sekolah, keadaan fisik sekolah, keadaan guru dan keadaan siswa di SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo.
Dalam penerapan metode pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di Kelas III SDN No. 28 Kota Selatan, peneliti mengamati langsung tentang aktifitas guru dan aktifitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan pengamatan peneliti pada observasi pertama yang dilakukan pada hari kamis tanggal 13 Maret tahun 2014, dengan mengamati proses kegiatan belajar mengajar antara Guru dan Siswa masih terdapat guru yang menggunakan cara-cara maupun pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh siswa, sehingga aktifitas atau keterlibatan siswa kurang nampak, seperti dengan cara catat bahan sampai habis atau misalnya tingal duduk, dengar, catat, hafal ataupun guru berceramah, mulai dari pembukaan sampai pada penutupan pembelajaran. Sedangkan pengamatan peneliti dalam melihat RPP, langkah-langkah kegiatan pembelajaran ada yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru, seperti tidak menyiapkan garis besar skenario pada pelaksanaan pembelajaran, guru hanya mengorganisasikan pembentukan kelompok dan peranan-peranan dalam kegiatan belajar mengajar mengenai materi transaksi jual beli, tetapi guru disini hanya melakukan suatu peranan tanpa ada benda-benda yang konkret, Seharusnya guru harus menyediakannya, karena benda yang konkret akan mempermudah siswa dalam belajar. Bukan hanya itu saja, Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa sebagai pengamat untuk menyampaikan kritik atau saran, sedangkan dalam RPP langkah-langkah pembelajaran seperti itu. Seharusnya guru harus menyesuaikan berdasarkan RPP dalam melaksanakan proses pembelajaran,Cara pembelajaran demikian,
mengakibatkan
siswa
cepat
jenuh,
cepat
bosan
dan
sulit
mengembangkan wawasan sehingga berdampak pada rendahnya pemahaman belajar siswa yang diperoleh. Selanjutnya, untuk pengamatan kegiatan yang kedua dilakukan hari kamis tanggal 20 Maret tahun 2014,
peneliti mengamati proses kegiatan belajar
mengajar antara Guru dan Siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Dalam pemilihan metode simulasi ini, guru mengulang kembali tentang materi transaksi jual beli, disini siswa sudah dipesan untuk membawa makanan
atau minuman yang berupa snack sebagai media yang konkret. Bukan siswa saja, tetapi guru menyediakan media berupa gambar mengenai kegiatan jual beli. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengamati langsung RPP dan cara guru mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengamati RPP, ternyata dalam RPP tidak tertulis menyiapkan garis besar scenario, sedangkan dalam pembelajaran scenario perlu .Seharusnya guru mengajar harus berdasarkan isi RPP dan langkah-langkah metode yang dipilih. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru memberikan apersepsi sebagai penguatan, agar siswa lebih giat dalam pembelajaran, bukan hanya itu saja, guru juga memberikan media yang konkret berdasarkan materi yang ada, sehigga siswa lebih mudah paham tentang kegiatan jual beli. Dalam proses pembelajaran ini, Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memilih materi dan topic yang akan disimulasikan, guru menyiapkan garis besar scenario, tetapi dalam RPP tidak tertulis. seharusnya guru harus menyisipkan garis besar scenario dalam RPP, kemudian guru memberi penjelasan kepada siswa tentang garis besar materi. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru membentuk kelompok, ada kelompok penjual, kelompok pembeli, dan sisanya sebagai observer atau pengamat. Kemudian guru memberi penjelasan kepada siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan.Dalam kegiatan ini, guru dan siswa sama-sama aktif karena dibekali media yang konkret dan media berupa gambar.Akan tetapi dalam pembelajran
ini,
siswa
yang
tidak
memainkan
peran
atau
sebagai
observer/pengamat, tidak memberikan kritik atau saran, mereka juga ikut serta sebagai penjual dan pembeli.Seharusnya siswa yang sebagai observer/pengamat harus memberikan kritik atau saran terhadap peran penjual dan peran pembeli.Kemudian guru menyuruh salah satu siswa untuk menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan evaluasi sebagai mengukur kemampuan siswa apa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam pembelajaran ini, guru langsung menilai hasil evaluasi masing-masing siswa, ternyata sebagian siswa belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Dan siswa itu tidak lain adalah yang mendapat nilai rendah atau yang tidak suka belajar pelajaran IPS.
Temuan khusus pada penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan yang telahdipilih dan ditetapkan oleh peneliti.Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Peneliti mewawancarai seorang guru kelas III, Menurut (Abdullah Isqak : wawancara, tanggal 20 maret 2014) bahwa pada pembelajaran IPS, terdapat siswa yang malas dan juga senang selama proses pembelajaran berlangsung.Hal tersebut disebabkan masih minimya fasilitas yang diperlukan dalam sekolah, seperti buku mata pelajaran, media, dan alat penunjang lainnya yang berhubungan dengan mata pelajaran IPS. Akan
tetapi guru mata pelajaran berupaya membantu atau
menyajikan materi dengan berbagai strategi permasalahnnyadalam penyajian materi dengan menggunakan metode yang sesuai dan didukung dengan media yang dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pada materi transaksi jual beli, metode simulasi membantu siswa dalam memahami materi, karena dibekali dengan media dan benda-benda yang secara konkret, (seperti makanan berupa snack, permen, roti,biskuat, dan lain-lain), hal ini mendukung aktifitas belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, karena memberikan motifasi kepada siswa dalam memegang peran antara penjual dan pembeli. Sehingga siswa merasa senang dan terlibat langsung selama proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar dengan metode simulasi ini, berpengaruh terhadap antusias dan motivasi belajarnya. Setiap siswa dalam kelompok belajarnya terlihat pada saat pemberian tugas yang dilakukan secara lisan oleh guru pengajar. Pemberian tugas tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi transaksi jual beli yang telah diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Abdullah Isqak, sependapat dengan teori Mulyasa E (2006:51) bahwa keterlibatan anggota tim guru dalam pembelajaran di sekolah memudahkan mereka untuk mengikuti perkembangan yang
terjadi
selama
peserta
didik
mengikuti
pembelajaran,sedangkanyangmenjadipenyebabnya adalah kurangnya fasilitas dan alat penunjang lainnya dalam meningkatkan motifasi dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Isjoni (2009:119) strategi pembelajaran
merupakan
kegiatan
guru
dalam
melakukan
proses
pembelajaran
dan
pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada pelajar untuk mencapai tujuan, Menurut Abdul Azis Wahab (2007:108) sependapat dengan Isjoni, bahwa metode simulasi meliputi berbagai metode yang banyak digunakan dalam IPS, strategi belajar mengajar ini adalah strategi yang meminta siapa saja yang terlibat dalam strategi tersebut untuk manganggap dirinya sebagai orang lain yang tujuannya adalah untuk mempelajari bagaimana orang lain bertindak dan merasakannya Dari jumlah siswa kelas III berjumlah 26 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Peneliti mengambil beberapa informan dengan menggunakan teknik penarikan sample (purposive sampling atau pengambilan data secara tidak sengaja). jadi dari 26 orang siswa, peneliti membagi tiga tingkatan. Tingkatan pertama; diambil dari siswa yang memiliki nilai tertinggi atas nama (Moh. Daniel Pratama, Daniela Syalom Difani Tulung, Fauziah S. Kadir), tingkatan kedua; diambil dari siswa yang memiliki nilai menengah atas nama (Cindy Fatika Saleh, Ariel Suleman, Amelia Yusuf), tingkatan ketiga; diambil dari siswa yang memiliki nilai terendah atas nama (Tria Astuti Lestari, Arif Rahman Dai, Indriyani Usman). Dengan demikian peneliti menyajikan data yang diawali dengan pendapat sebagai berikut . Pada wawancara peneliti dengan siswa yangtingkatan pertama atau siswa yang memiliki nilai tertinggi, Moh. Daniel Pratama berpendapat bahwa pelajaran IPS itu sangat menyenangkan karena guru sering menggunakan media yang konkret atau nyata dalam pembelajaran, Kemudian Daniela Syalom Difani Tulung berpendapat bahwa pelajaran IPS itu mudah dipahami, jika gurunya memberikan materi berdasarkan media, Fauzih S. Kadir juga sependapat dengan Moh. Daniel dan Daniela Syalom. Kemudian hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tingkatan kedua atau dengan siswa yang memiliki nilai menengah,Cindy Fatika Saleh berpendapat bahwa cara mengajar guru sangat bagus dan mudah dipahami, karena ada keterlibatan siswa dalam belajar dengan menggunakan media yang konkret.Kemudian Ariel Suleman berpendapat bahwa pelajaran IPS akan mudah, jika kami sama-sama terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, Amelia Yusuf berpendapat lain dari Cindy Fatika dan Ariel Suleman, bahwa pelajaran IPS menyenangkan, jika tidak menggunakan media, akan tetapi guru akan memberi tugas dengan menjelaskannya secara tertulis. Kemudian peneliti melanjutkan wawancara ke siswa tingkatan ketiga atau yang memiliki nilai terendah, Tria Astuti Pakaya berpendapat bahwa pelajatan IPS sangat sulit dimengerti, karena guru banyak menjelaskan tentang suatu cerita dan perhitungan, seperti dalam materi transaksi jual beli. Kemudian Indriyani Usman berpendapat bahwa pembelajaran IPS itu sulit, jenuh, dan membosankan, apa lagi jadwalnya di waktu siang, sehingga kami merasa sulit untuk memahami penjelasan guru.Arief Rahman Dai juga sependapat dengan Tria Astuti dan Indriyani. Jika guru menggunakan metode yang tepat, maka siswa tidak akan memilah-milah seperti tiga tingkatan yang sebelumnya. Oleh karena itu, harus ada kesiapan guru dalam mengajarkan materi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa termotifasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat peneliti ini sesuai dengan pendapat Jamil Suprihatiningrum (2013:283) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran merupakan faktor utama penentu pemiihan metode pembelajaran karena pembelajaran akan bermuara pada tujuan tersebut. Selain tujuan pembelajaran, diperlukan motif dari siswa yang belajar. Motivasi tinggi akan mempengaruhi keseriusan dan keberhasilan dalam belajar. Motivasi ini dapat berasal dari diri siswa (intrinsik) atau dari luar siswa (ekstrinsik) seperti guru dan materi pelajaran. Dalam pembelajaran IPS di kelas IIISDN No. 28 Kota Selatan melalui penerapanmetode
pembelajaransimulasi dengan apersepsi dan motivasi yang
diberikan kesempatan kepada siswa memahami sendiri masalah yang sedang dipelajari sehingga siswa dapat mengerti, memproses dan dapat mengambil suatu kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada mata pelajaran IPS khususnya dalam materitransaksi jual belimelaluipenerapan metodesimulasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada aktivitasguru dan aktifitas belajar siswa saat proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat pada hasil pengamatan guru dan aktifitas belajar
siswa yang pertama dan kedua. Aktivitas gurudan aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas III di SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo pada pertemuan pertama belum keseluruhan pembelajaran dilaksanakan secara optimal, masih ada beberapa kekurangan saat pembelajaran berlangsung, kemudian pada pengamatan kedua terjadi peningkatan, dengan adanya guru memfasilitasi
siswa
dalam
keterlibatan
yang
secara
langsung
dengan
menggunakan media konkret, dan dapat memberikan motifasi sehingga siswa aktif dalam materi transaksi jual beli yang diajarkan oleh guru.. Hal ini dapat dilihat pada kriteia keberhasilan yang menunjukan bahwa aktivitas guru dan aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo sudah mencapai hasil yang di harapkan. Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN No. 28 Kota Selatan, khususnya dalam materi transaksi jual beli dapat mempermudah siswa dalam belajar. Dengan dibekali media yang konkret dan media berupa gambar tentang materi yang diajarkan. Pemahaman siswa dalam materi transaksi jual beli membuat mereka aktif dalam belajar, sehingga merekaterlatih bekerja sama, saling membantu, dan saling bertukar pikiran dengan adanya penerapan metode simulasi siswa lebih senang dan bersemangat untuk belajar, walaupun masih ada beberapa yang belum mau memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi masih bisa ditutupi oleh siswa lainnya yang lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat membuat guru dan siswa aktif karena sama-sama berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Saran Berdasarkan simpulan tersebut, maka sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian ini, kiranya penggunaan metode pembelajaran simulasi terus dioptimalkan dalam pembelajaran IPS.
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuanbagi rekan-rekan guru IPS untuk mengembangkan kemampuan dan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta Abimanyu, Soli, dkk. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Asril, Zainal. 2009. Micro Teaching disertai dengan pedoman pengalaman lapangan. Jakarta : Rajawali Pers Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar : Landasan Konsep Dan Implementasi. Bandung : Alfabeta Fajar, Arnie. 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis : Paradigma Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius Hidayati, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD.Jakarta : Depdiknas Isjoni. 2009. KTSP Sebagai Pembelajaran VISIONER. Bandung : Alfabeta Lapono, Nabisi, dkk. 2009. Belajar Dan Pembelajaran SD. Jakarta : Depdiknas Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2006. Kurikulum berbasis kompetensi : konsep, karakteristik, dan implementasi.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Muslich,Masnur, 2011. Authentic assessment : penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung : PT Refika Aditama Samatowa, Usman, 2002. Pembelajaran terpadu. Gorontalo : Perc.Raisal Gorontalo. Slameto, 2010.Belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhi.Jakarta : PT Rineka Cipta. Sriwindartin, Wahyu Dyah. 2007. Penerapan Metode Simulasi dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas 5 SD Berita Hidup Malang. Malang :Skripsi Sudjana, Nana, 2006. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan :Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, cetakan ke enam belas. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sunarso, 2008.Ilmu pengetahuan social untuk SD dan MI Kelas III .Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran : Teori Dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Taneo, S Petrus, dkk. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta : Depdiknas Uno, Hamzah B. 2010. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Wahab, Abdul Azis. 2007. Metode dan model – model mengajar ilmu pengetahuan sosial ( IPS ). Bandung : Alfabeta. Webe, Agung. 2010. Smart Teaching : 5 Metode Efektif Lejitkan Prestasi Anak Didik. Yogyakarta : Javanese Wisdom http://adintawindrapurnadari.blogspot.com/2013/05/vbehaviorurldefaultvmlo.html http://www.referensimakalah.com/2012/10/fungsi-metodepembelajaran.html?m=1