Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Berpasangan dalam Pelajaran IPS Ekonomi di Kelas X Admistrasi Perkantoran Tri Rahayu, NIM 1214011082 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar (1) sebelum, (2) sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan, dan (3) perbedaan rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggunakan kelompok tunggal yang terdiri dari 24 subjek yang diobservasi dengan memberikan tes awal sebelum dan sesudah perlakuan dan tes objektif sebagai instrumen dalam mencari data hasil belajar yang kemudian dianalisis menggunakan Paired sample t-tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dapat diterapkan mengikuti sintak pembelajaran yang terintegrasi kedalam langkah-langkah pembelajaran KTSP. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan 53.96 dan 76.46 setelah perlakuan. Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa -22,500 antara sebelum perlakuan dan sesudah adanya pelakuan dengan probabilitas (sig) <0.005. Kata Kunci: hasil belajar, kooperatif tipe make a match, paired sample t-tes
ABSTRACT This research aimed to determine outcomes study (1) before, (2) after implementation of cooperative learning model pan matching cards, and (3) the difference in average student learning outcomes before and after implementation of cooperative learning model pan matching cards . The subjects were students of class X of Office Administration SMK PGRI 1 Singaraja in the academic year 2015/2016. This research is applied using a single group consisting of 24 subjects were observed to provide initial tests before and after treatment and objective tests as an instrument in the search for learning outcomes data were then analyzed using paired sample t- test . The results showed that the average student learning outcomes before treatment 53.96 and 76.46 after treatment students completed KKM 16 % to 75 %. There are differences in average student learning outcomes -23.125 between before and after the commission of probability (sig) < 0.005. Keywords: cooperative make a match, learning outcomes, paired sample t- test
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Depdiknas (2003), merupakan proses pembelajaran yang berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku yang dilakukan serta kebutuhannya. Menurut Depdiknas (2003) fungsi bidang studi IPS Ekonomi di sekolah menengah adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk kegiatan ekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa yang ada di masyarakat, serta memahami konsep dan teori serta berlatih memecahkan berbagai masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat. Karakteristik mata pelajaran ekonomi sebagai berikut: 1) mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata 2) mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori dan fakta secara rasional 3) inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik. Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS Ekonomi berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Model pembelajaran yang sesuai dengan karateristik mata pelajaran IPS Ekonomi adalah model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. Menurut Asmani (2016) model pembelajaran kartu berpasangan adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil dengan memanfaatkan kartu untuk dicocokan, yaitu antara pertanyaan dan jawaban, kelompok penilai sebagai pengkoreksi dari kecocokan antara kartu pertanyaan dengan jawaban. Dalam sintak model pembelajaran model kooperatif tipe kartu berpasangan menurut Sugiyanto (2010) siswa dapat bergabung
dengan 2 atau 3 siswa lain yang memiliki kartu yang berhubungan, siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi. Adapun kelebihan yang dimilki model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan adalah sebagai berikut. 1) pembelajaran lebih bermakna dan riil, siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Artinya siswa dituntut menjadi subjek yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran 2) siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih semngat dalam menerima tugas yang diberikan guru 3) siswa yang bekerja dalam suatu kelompok dapat mengembangkan pola fikir yang lebih baik dan logis. 4) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunkan keterampilan bertanya, diskusi Asmani (2016). Sejalan dengan pendapat Miftahul Huda di atas, langkah-langkah pembelajaran Kartu berpasangan menurut Sugiyanto (2010) yaitu (a) Langkah awal guru menyiapkan kartu berisi pertanyaan dan jawaban yang dibuat sebelum pembelajaran dimulai (b) Setelah semua kartu siap, kartu-kartu tersebut siap dibagikan kepada siswa (c) Setelah masing-masing sudah mendapatkan kartu, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya alat komunikasi akan berpasangan dengan pemegang kartu kentongan. (d) Siswa dapat bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memiliki kartu yang berhubungan. Pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Selesai berdiskusi presentasikan hasil kelompok atau kuis. Menurut Suprijono (2011) langkahlangkah dalam Kartu berpasangan yaitu (a) langkah pertama guru mempersiapkan kartu berisi pertanyaan dan jawaban. (b) guru membagi kelompok menjadi tiga kelompok, kelompok pertama membawa kartu pertanyaan, kelompok kedua membawa kartu jawaban dan kelompok ketiga menjadi kelompok penilai. (c) posisikan ketiga kelompok membentuk huruf U, jika sudah berada diposisi yang
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
ditentukan, guru membungikan pluit sebagai tanda siswa mencari pasangan masing-masing, jika sudah menemukan pasangan siswa wajib melapor kepada kelompok penilai. Kecocokan model kooperatif tipe kartu berpasangan dengan karakteristik mata pelajaran IPS Ekonomi, dimana IPS Ekonomi membahas tentang fakta atau gejala ekonomi yang nyata berkaitan dengan tingkah laku manusia serta kebutuhanya. Hal tersebut dapat dikaji dengan mererapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan di mana disebutkan dalam kelebihan-kelebihan model pembelajaran kartu berpasangan di mana siswa dituntut bekerja dalam suatu kelompok dapat mengembangkan pola fikir yang lebih baik dan logis. Guru juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunkan keterampilan bertanya, dan berdiskusi. Dalam Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Secara garis besar Kartu berpasangan adalah teknik belajar dengan mencari pasangan, siswa mencari pasangan sambil belajar tentang konsep-konsep pada materi pembelajaran. Dengan teknik ini diharapkan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik Kartu berpasangan yang terdapat didalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerjasama. Dari hal tersebut, siswa tidak hanya menjadi objek tetapi juga subjek yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Kelompok – kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan melakukan persiapan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan, serta siswa memperhatikan guru dalam pembagian kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, siswa pada masing-masing kelompok mempunyai tugas tersendiri, di mina satu kelompok sebagai penanya, satu kelompok sebagai penjawab dan satu kelompok sebagai penilai.
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerja sama dan berbagi informasi, atau pengalaman dengan teman, karena dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa harus mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa di dalam masyarakat tentang perekonomian, sehingga hal ini diharapkan oleh peneliti dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar di kelas Model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan ini siswa tidak hanya duduk dikursi dan mendengarkan penjelasan guru tetapi juga berfikir kembali dan mendapatkan jawaban terbaik bersama teman-temanya tentang materi pembelajaran yang diajarkan. keunggulan pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian proses pembelajaran yang terjadi tidak hanya mendengarkan proses penjelasan dari guru tetapi proses berfikir kembali berdasarkan pertimbangan serta pendapat dari teman tentang materi yang dipelajari. Pencapaian hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar guru membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Pengetahuan sebagian besar ditentukan oleh interaksi siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengetahuan datang dari pengalaman belajar siswa yang telah dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Proses belajar didahului dengan adanya perubahan, dengan kata lain tidak ada tujuan pengajaran yang dicapai sebelum siswa menjadi berbeda dalam beberapa hal antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran (Agus Suprijono, 2011). Proses belajar mengajar di
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
kelompok mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, kemudian diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Hasil belajar merupakan wujud pencapaian peserta didik, sekaligus merupakan lambang keberhasilan pendidik dalam mengajar. Menurut Yusuf (2015: 181) bahwa hasil belajar merujuk kepada tingkat pencapaian dan/atau kemajuan peserta didik dalam belajar Dalam proses pembelajaran IPS Ekonomi, siswa dan guru harus berperan aktif dalam proses pembelajaran yang tidak pernah lepas dari masalah. Masalah yang timbul secara umum dilapangan dimana guru kurang menerapkan model, strategi yang membangkitkan semangat siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa hanya sebagai objek sehingga siswa menjadi pasif. Secara umum masalah yang terjadi dalam IPS Ekonomi adalah hasil belajar siswa sangatlah rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainya. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada kelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dalam pelajaran IPS Ekonomi, dengan melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dengan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. Melihat hasil belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja yang sangat rendah, maka perlu dilakukan melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe kartu Berpasangan dalam Pembelajaran IPS Ekonomi kelas X Adminitrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Singaraja. Berdasarkan uraian di atas maka
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas X Administrasi Perkantoran sebelum (pretest) dan sesudah diterapkannya model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen one group pre-test posttest. Adapun rancangan penelitian dalam penelitian pre-eksperimen one group dapat dilihat pada gambar 1.
01
X
02
Gambar : 1. one group free test and post test design (Sumber: Rukaesih, Ucu (2015) Keterangan : 01 = Nilai Pre test (Hasil belajar sebelum adanya perlakuan) 02 = Nilai Post test (Hasil belajar sesudah adanya perlakuan) X =Treatment(penerapan sintak model Pembelajaran kooperatig tipe kartu berpasangan) Desain penelitian one group Pre test and post test design dilakukan dengan cara melakukan pre-test (01) Selanjutnya subyek penelitian diberikan perlakuan (Treatment) menggunakan model pembelajaran koperatif tipe kartu berpasangan (X) dan diberikan post-test (02) untuk mengetahui hasil belajar siswa akibat yang timbul dari perubahan proses pembelajaran yang diterapakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran (AP) tahun ajaran 2015/2016 di SMK PGRI 1 Singaraja sebanyak 25 orang. Kelas X AP dipilih sebagai subyek penelitian kerena sebagai reflektif dari masalah yang telah di paparkan pada rumusan masalah diatas. Objek yang diteliti adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ekonomi. Objek yang diteliti adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ekonomi. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah Obsevasi, untuk
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
mengumpulkan data awal proses pembelajaran yang berlangsung serta nilai belajar siswa, dokumentasi, untuk mengumpulkan data berupa proses pembelajaran. Yang berupa dokumentasi yang berupa gambar, Rpp, dll. (3)Tes, untuk mengumpulkan data hasil belajar tentang kemajuan dan/atau memberi nilai peserta didik dalam belajar. Intrumen yang digunakan adalah tes obyektif. Analisis data yang digunakan yaitu diskriptif kuantitatif dan uji beda menggunakan uji-t paired sample t-tes. Perbedaan hasil belajar pre-test sebelum adanya perlakuan, post-test sesudah adanya perlakuan dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan Paired sample t-Test dengan mencari perbedaan antara rata-rata Pretest dan Post-test. Paired sample t-Test adalah uji t yang bertujuan untuk menguji perbedaan rata-rata antara sample berpasangan. Sampel berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel yang sama namun mengalami dua pengukuran. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut. (1) Menggunakan nilai signifikan/ probabilitas : (a) Jika nilai Probabilitas (sig) > 0,05 ; maka Ho diterima, (b) Jika nilai Probabilitas (sig < 0,05 ; maka Ho ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa sebelum (pre-test) sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan di kelas X Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Singaraja. Data rata-rata hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Sebelum perlakuan (Pre-tes) Keterangan
Frekuensi
Tuntas
4
Tidak tuntas
20
Total Rata-rata hasil belajar
24 53.96
(Sumber: data sudah diolah) Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum adanya penerpan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. Siswa yang tuntas adalah 4 orang siswa dan sebanyak 20 siswa tidak tuntas siswa dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) dengan ratarata kelas hasil belajar siswa adalah 53.96 yang merupakan hasil belajar dibawah KKM. Data hasil belajar siswa sesudah (post-test) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan di kelas X Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Singaraja. Data rata-rata hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Sesudah (post-test) Perlakuan (treatment) Keterangan Tuntas Tidak tuntas Total Rata-rata hasil belajar (Sumber: data sudah diolah)
Frekuensi 18 6 24 76.46
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum adanya penerpan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan. Siswa yang tuntas adalah 18 orang siswa dan sebanyak 6 siswa tidak tuntas siswa dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) dengan ratarata kelas hasil belajar siswa adalah 53.96 yang merupakan hasil belajar dibawah KKM. Hasil penelitian yang sudah di analisis uji beda Paired- sample T-test dengan program SPSS 16.0, data yang telah diperoleh dilihat perbandingan ratarata hasil belajar siswa sebelum adanya perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif tife kartu berpasangan dan sesudah adanya perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpangan dapat dilihat pada tabel 3 dan
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
5. Tabel 3 Hasil Output Paired Sample T-test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation Std. Error Mean
sebelum perlakuan
53.96
24
16.015
3.269
sesudah perlakuan
76.46
24
14.025
2.863
Pada tabel 3 dapat dideskripsikan yang meliputi rata-rata (mean) sebelum perlakuan 53.96 dan dengan standar daviasi 16.015 dan sesudah perlakuan 76.46 dengan standar daviasi 14.025. Hal menyatakan bahwa ada peningkatan ratarata hasil belajar siswa antara sebelum
dengan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja. Apakah ada hubungan hasil belajar siswa sebelum dengan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil Output Paired Sample T-test Paired Samples Correlations N Correlation Pair 1
sebelum perlakuan & sesudah perlakuan
Dari tabel diatas diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka 0.718 dengan nilai probabilitas(sig.) 0.000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan berhubungan secara nyata, karena probabilitas <0,05. Perbedan rata-rata (mean) atau hasil uji
24
22.500
11.421
Berdasarkan tabel 5 dapat didiskripsikan beda rata-rata hasil belajar siswa adalah -22.500 dan nilai probabilitas (sig.) < 0.05 yaitu 0.000. Berdasarkan
.718
.000
beda rata-rata hasil belajar siswa antara sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dan sesudah penerpan model pembeljaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Hasil Output Paired Sample T-test Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper Pair sebelum 1 perlakuan sesudah perlakuan
Sig.
2.331
-27.323
t
-17.677 -9.651
df 23
Sig. (2tailed) .000
pemaparan dari hasil output pengolahan data Paired - Sample T-tes diatas dapat diambil keputusan berdasarkan hasil output nilai probabilitas (sig.) Dengan
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
probababilitas (sig) < 0.05, maka menolak HO dan secara nyata , berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpilkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata (mean) hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dengan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dengan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dapat di kelas x administrasi perkantoran. Model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerja sama dan berbagi informasi, atau pengalaman dengan teman, karena dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa harus mengenal berbagi kenyataan dan peristiwa di dalam masayarakat tentang perekonomian, Sehingga hal ini diharapkan oleh peneliti dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar di kelas. Dengan demikian proses pembelajaran yang terjadi tidak hanya mendengarkan proses penjelasan dari guru tetapi proses berfikir kembali berdasarkan pertimbangan serta pendapat dari teman tentang materi yang dipelajari Hasil penelitian ini sejalan dengan teori karena, secara teoritis pembelajaran koopetif tipe kartu berpasangan yang dikembangkan, dimana siswa dapat terlibat penuh dalam proses pembelajaran, dan memiliki rasa tanggung jawab. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mendorong siswa untuk semnagat bekerjasama (Asmani 2016: 30) . Menurut Dwitagama dan Wijaya (2012: 212), untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar guru membiasakan diri menggunakan
komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya seperti saat berdiskusi dalam kelompok maupun diskusi kelas. Teori Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi siswa dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi mampu memperjelas pemikiran itu lebih logis (Trianto 2009: 14).
tepat
Pembelajaran kooperatif sangat diterapkan karena Dalam
Penerapan model pembelajaran ini karena di dalam prosesnya dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Secara garis besar Kartu berpasangan adalah teknik belajar dengan mencari pasangan, siswa mencari pasangan sambil belajar tentang konsep-konsep pada materi pembelajaran. Dengan teknik ini diharapkan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik Kartu berpasangan yang terdapat didalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerjasama. Dari hal tersebut, siswa tidak hanya menjadi objek tetapi juga subjek yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Kelompok – kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan melakukan persiapan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan, serta siswa memperhatikan guru dalam pembagian kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, siswa pada masing-masing kelompok mempunyai tugas tersendiri, di mina satu kelompok sebagai penanya, satu kelompok sebagai penjawab dan satu kelompok sebagai penilai.
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerja sama dan berbagi informasi, atau pengalaman dengan teman, karena dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa harus mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa di dalam masyarakat tentang perekonomian, sehingga hal ini diharapkan oleh peneliti dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar di kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan memiliki kebaikankebaikan yang ada dalam proses pembelajarannya, adapun kebaikankebaikan tersebut yaitu 1) pembelajaran lebih bermakna dan riil, siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Artinya siswa dituntut menjadi subjek yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran 2) siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih semngat dalam menerima tugas yang diberikan guru 3) siswa yang bekerja dalam suatu kelompok dapat mengembangkan pola fikir yang lebih baik dan logis. 4) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunkan keterampilan bertanya, dan berdiskusi Dengan kebaikan-kebaikan model pembelajaran kooperaif tipe kartu berpasangan diatas yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPS Ekonomi terbukti secara nyata diketahui adanya perbaikan hasil belajar siswa sebelum dan setelah adanya perlakuan. Hasil penelitian menunjujkan rata-rata (mean) hasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran koopertaif tipe kartu berpasangan 53.96 dan siswa tuntas KKM 16% dan setelah perlakuan menjadi 76.49 siswa yang tuntas KKM 75%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan (1) Sebelum diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja, ratarata hasil belajar siswa (pre-test) yaitu 53.96 dan siswa yang tuntas KKM hanya 16% sehingga dapat dikatakan sangat rendah, (2) Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja, rata-rata hasil belajar siswa yaitu 76.46 dan siswa yang tuntas KKM 75% sehingga dapat dikatakan ada peningkatan, dan (3) Ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dikelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Singaraja, diperoleh rata-rata (mean) hasil belajar siswa sebelum perlakuan 53.96 dan dengan standar daviasi 16.015 dan sesudah perlakuan 76.49 dengan standar daviasi 14.025. Diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka 0.694 dengan nilai probabilitas(sig.) 0.000. Beda rata-rata (mean) -22.500 dengan probababilitas (sig) < 0.05, maka menolak H0 dan secara nyata ada perbedaan rata-rata (mean) hasil belajar siswa sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diajukan saran (1) model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru pada proses pembelajaran dikelas sehingga siswa tidak hanya menjadi objek tetapi juga subyek yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, (2) dalam menggunakan model kooperatif tipe kartu berpasangan hendaknya sintak pembelajaran bisa disesuaikan dengan materi pembelajaran dan kondisi siswa di kelas, dan (3) bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah ilmu mengenai model pembelajaran kooperatif tipe kartu berpasangan dalam proses pembelajaran
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa serta memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan secara lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Daryanto dan Muljoraharjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Malang: Gava Media. Daryanto. 2013. Inovasi Pembeljaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,Tentang System Pendidikan Nasional. Jakarta: depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Etin
Fajar,
Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooverative Learning “Analisis Model Pembelajaran ”. Jakarta: Bumi Aksara. Arni. 2002. Fortopolio Dalam Pelajaran . Edisi Revisi. Cetakan Ke-4 Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Haryanto.2011. Teori Yang Melandasi Pembelajaran Konstruktivistik. Yogyakarta. Program Studi Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta. Hisyam Zaini,dkk.2008. Strategi Pebeljaran aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Huda, Miftahul.2013 Cooperatif learning. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Jaenal Arifin dan Adhi Setiawan. 2012. Pengembangan Pembeljaran Aktif
dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media Kreative. Kurniasih, Imas. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Katapena. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Ma’mur, Jamal asmani .2016. Cooperatif Learning, Yogyakarta: Diva Press. Maolani Rukaesih dan Ucu cahyana. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: mulia Mandiri pers. Sanjaya, wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slavin,
Robert E. (2005). Cooperative Learning: theory, research and practice (N. Yusron. Terjemahan). London: Allymand Bacon. Buku asli diterbitkan tahun 2005.
Somantri, Tisep Dali. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kartu berpasangan. Skripsi (tidak diterbitkan) Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Suprijono Agus. 2010. Cooverative Learning “Teori Dan Aplikasi
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun: 2016
Paikem”. Belajar.
Yogyakarta:
Pustaka
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. ............
2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Yusuf, A Muri. 2015. Asesemen Dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.