ANALISIS KUALITAS BUKU TEKS PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO KELAS VI SDN NO 104 KOTA GORONTALO ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
MAWARNI ARSYAD NIM 311 411 177
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA April 2015
ANALISIS KUALITAS BUKU TEKS PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO KELAS VI SDN NO 104 KOTA GORONTALO Mawarni Arsyad (Ketua) Sayama Malabar (Anggota) Fatmah AR Umar (Anggota) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FSB Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mendeksripsikan kelayakan isi buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo di SDN 104 Kota Gorontalo, kelayakan bahasa buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo di SDN 104 Kota Gorontalo, kelayakan penyajian buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo di SDN 104 Kota Gorontalo, kelayakan kegrafikaan buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo di SDN 104 Kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari buku teks pelajaran muatan lokal kelas VI, SDN 104 kota Gorontalo yang ditulis oleh Prof. Dr. Hi. Mansoer Pateda dan Dr. Hj.Yennie P Pulubuhu, M.Pd tahun 2013 cetakan ke 3. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi, teknik baca, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) mengidentifikasi setiap kriteria kualitas buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo, yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan, (2) mengklasifikasi data dari setiap kriteria kualitas buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo kelas VI SDN 104 Kota Gorontalo (3) menganalisis setiap kriteria kualitas buku teks muatan lokal Bahasa Gorontalo kelas VI SDN 104 Kota Gorontalo, (4) Menyimpulkan hasil analisis data. Hasil analisis menujukkan bahwa pada kelayakan isi, contoh dalam buku teks kurang akurat, tidak mutakhir, tidak memuat latihan-latihan dalam pengayaan. Pada kelayakan bahasa, kelayakan pnyajian, dan kelayakan kegrafikaan sudah memenuhi kelayakan yang telah ditetapkan oleh BSNP. Secara keseluruhan buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo sudah memenuhi kriteria kualitas buku. Kata-kata kunci: analisis, kualitas, buku teks pelajaran, muatan lokal, kelas VI SD
Pendahuluan Buku teks pelajaran merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar. Buku teks bagi seorang pelajar maupun seorang pendidik merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran, karena buku teks itu sendiri sebagai sumber bahan ajar ataupun pegangan untuk saling melengkapi antara guru dan siswa. Buku teks merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat mempermudah guru dan siswa. Buku teks adalah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas. Buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo kelas VI SDN No. 104 Kota Gorontalo, haruslah mencerminkan sudut pandang yang jelas, menarik, menantang, merangsang, sehingga peserta didik benar-benar termotivasi untuk mempelajarinya.
Orstein (dalam Malabar dkk, 2013:3) menyatakan bahwa buku teks sebagai sumber belajar memiliki sejumlah peran penting, yakni (1) dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan pembelajaran secara umum, penyajian yang unik, dan sebagai landasan kegiatan tatap muka di kelas, (2) memuat ringkasan informasi yang relatif tidak berubah yang dapat digunakan kapan saja saat diperlukan, (3) bersifat luwes sehingga siswa dapat mempelajarinya di rumah, (4) dapat digunakan sebagai sumber acuan bagi siswa lainnya, (5) membantu guru menggali gagasan, tata cara, dan urutan penyajian materi pembelajaran, serta aktivitas-aktivitas pembelajaran di kelas, (6) memberikan kemudahan bagi siswa, terutama dalam memahami materi melalui ilustrasi, seperti gambar, grafik, peta, dan ilustrasi lainnya yang menunjang pembelajaran, dan (7) memberikan penguatan pembelajaran melalui pelatihan atau pertanyaan-pertanyaan penajaman. Tercapainya hal tersebut penulis buku teks harus memperhatikan beberapa komponen dalam penulisan buku teks. Komponen-komponen dimaksud menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Suwandi dan Mulyaningsih, 2013:47) yaitu memiliki kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan. Buku teks yang dianalisis dalam penelitian ini adalah buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo yang ditulis oleh Mansoer Pateda dan Yennie P. Pulubuhu yang diterbitkan oleh Viladan Gorontalo. Kualitas buku teks yang baik seharusnya menjabarkan empat komponen di atas dengan memperhatikan penulisan buku teks yang baik. Kenyataannya, dalam buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo yang digunakan oleh guru kelas VI SDN 104, komponen-komponennya belum memenuhi kriteria kualitas buku yang baik. Dalam buku tersebut masih terdapat komponen-komponen yang belum dipaparkan secara jelas. Tujuan dalam penelitian ini secara umum untuk mengetahui kualitas buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo kelas VI SDN 104 Kota Gorontalo. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas kelayakan isi, mendeskripsikan kualitas kelayakan bahasa, mendeskripsikan kualitas kelayakan penyajian, dan mendeskripsikan kualitas kelayakan kegrafikaan buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo. Teori yang mendasari tulisan ini yaitu, Menurut Depdikbud (dalam Mulyasa, 2007:273) Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masingmasing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Hakikat Buku Teks Bahan ajar merupakan salah satu bagian paling penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan menggunakan bahan ajar, guru akan lebih mudah menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran kepada peserta didik dan mereka akan lebih memahami bahan apa yang dipelajari. Bahan ajar yang dimaksud adalah dalam bentuk buku teks pelajaran. BSNP (dalam Suwandi dan Mulyaningsi, 2013:47) menyatakan bahwa buku pelajaran yang baik memiliki kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan. Standar kelayakan isi meiputi (1) Buku berisi materi yang mendukung tercapainya SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dari mata pelajaran tersebut. (2) Keakuratan materi buku pelajaran yang berarti materi dalam buku tersebut mengandung kebenaran, baik dari teori maupun penerapannya. (3) Kemutakhiran materi buku, berarti isi buku tersebut mengandung kebaruan atau setidaknya masih menjadi tema pembicaraan umum. (4) Buku pelajaran hendaknya membuat siswa penasaran sehingga menjadi ingin mengetahui isi buku tersebut. (5) Buku pelajaran memuat latihan-latihan atau pengayaan yang dapat memperdalam penguasaan terhadap materi. Standar kelayakan bahasa meliputi: (1) Buku pelajaran hendaknya menggunakan diksi yang mudah dipahami. (2) buku teks pelajaran sebaiknya bersifat komunikatif. (3) Buku pelajaran seharusnya dialogis dan interaktif. (4) Buku pelajaran hendaknya berisi hal-hal yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. (5) penulisan dalam buku pelajaran harus sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku. (6) penggunaan istilah, symbol, dan ikon dalam buku teks harus jelas sehingga siswa yang belum mengerti tidak mengalami kesulitan. Sementara itu, standar kelayakan penyajian meliputi: (1) Secara umum teknik penyajian yang digunakan tertata dengan baik. (2) Dalam buku teks pelajaran juga terdapat pendukung penyajian bisa dalam bentuk bab perbab. (3) Dalam penyajiannya, buku teks pelajaran mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan. (4) Menggunakan koherensi dan keruntutan alur dalam berpikir, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif. Pada kelayakan kegrafikaan, meliputi. (1) Ukuran/format buku. (2) Desain bagian kulit. (3) Desain bagian isi. (4) Kualitas kertas. (5) Kualitas cetakan. (5) Kualitas jilidan. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah komponen isi dari buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan. Sumber data diperoleh dari buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo kelas VI SDN No 104 Kota Gorontalo yang ditulis oleh Prof. Dr. Hi. Mansoer Pateda dan Dr. Hj. Yennie P. Pulubuhu, M.Pd, yang diterbitkan oleh “Viladan” Gorontalo pada tahun 2013 cetakan ke-3 dengan ketebalan 71 halaman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) teknik dokumentasi, (2) teknik baca, (3) Teknik catat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara (1) mengidentifikasi setiap kriteria kualitas buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo, yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan, (2) mengklasifikasi data dari setiap kriteria kualitas buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo kelas VI SDN 104 Kota Gorontalo, dengan menggunakan instrumen seperti pada tabel 1 di bawah ini, (3) menganalisis setiap kriteria kualitas buku teks muatan lokal Bahasa Gorontalo kelas VI SDN 104 Kota Gorontalo, (4) Menyimpulkan hasil analisis data. Hasil Penelitian 1. Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Gorontalo Kelas VI SD Buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo berjudul “Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Gorontalo”. Pengarangnya adalah Prof. Dr. Hi. Mansoer Pateda dan Dr. Hj. Yennie P. Pulubuhu,
M.Pd, yang diterbitkan oleh “Viladan” Gorontalo pada tahun 2013 dengan
ketebalan 71 halaman. Untuk mengetahui kelayakan isi dari buku teks tersebut, dapat dilihat dari lima aspek, yaitu: (1) kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, (2) keakuratan materi, (3) kemutakhiran materi, dan (5) memuat latihan-latihan dalam pengayaan. a. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kesesuaian materi pembelajaran dengan SK dan KD dapat dilihat pada tabel di bawah ini No
Kurikulum Mulok Standar Kompetensi
1
Memahami isi teks melalui wacana atau cerita yang dibacakan
Kompetensi Dasar Menyimpulkan isi cerita yang didengar
Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal Keterangan Bahasa Gorontalo Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran a. Peserta didik a. Menyimak memahami isi cerita cerita, memahami tokoh cerita dan memahami cara penulisan kalimat dalam cerita (KD 1)
Sesuai
2
3
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk kalimat yang berkala akan, sedang, dan lampau
Mengungkapka n pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan
Membuat kalimat a. Peserta didik a. Kalimat aktif lampau dengan memahami kala lampau memperhatikan konsep kalimat ejaan bahasa aktif kala Gorontalo lampau, memahami penggunaannya dan memahami cara penulisan kalimat aktif kala lampau (KD 14)
Sesuai
Menanggapi masalah yang terjadi disekitar disertai alasan dengan menggunakan bahasa yang santun
Tidak
Peserta didik memahami konsep kata yang menyatakan berbalasan, memahami kalimat yang mengandung kata yang berbalasan, dan memahami penulisan kalimat yang mengandung kata yang menyatakan berbalasan (KD 17)
Kata yang menyatakan berbalasan
sesuai
Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa, dalam buku teks pelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo, ada beberapa KD yang berkesesuaian dengan materi pelajaran dan ada yang tidak berkesesuaian dengan materi pelajaran. b. Keakuratan Materi Dalam buku teks pelajaran muatan lokal, wacana yang dipilih sudah sesuai dengan bahasan materi. Namun, sebagian besar wacana tidak mencantumkan sumber wacana tersebut sehingga kurang meyakinkan keakuratannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan contoh kutipan wacana di bawah ini:
Data
Terjemahan
Ileengi Pade’o le Abu Ti papa o ileengi // loombu ileengi boito pade’o le Abu // I ngondi ileengi boito bala li paapa // lambi pomuloolio teeto // lapata’o ileengi pade’o le Abu, ileengi ma tudeelio lo binde // Looloombumola ileengi pilade’o lio le Abu // lambi ma pomulo li papa wau ileengi ma tude li kaka lo binde//
Kebun akan Abu bajak Ayah ada kebun // besok kebun itu akan Abu bajak // hari ini kebun itu akan ayah pagar // pisang akan ia tanam di situ // setelah kebun akan Abu bajak // kebun ia akan tanami dengan jagung // Besoknya kebun telah Abu bajak // pisang akan ayah tanam, dan kebun akan kakak tanami dengan jagung // (hal 10)
c. Kemutakhiran Materi Pada buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo, materi dan contoh dalam buku teks tidak mutakhir atau tidak mengandung kebaruan. Wacana dalam buku teks ini kurang mutakhir, karena wacana dalam materi yang disajikan sebagian besar belum mengandung kebaruan, belum sesuai dengan situasi saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan contoh kutipan wacana berikut ini: Data
Terjemahan
Kaapali Tilongkabila Tila’eyalami Ami pakansi // pakansi pitu hui // ami tiliangi paapa ode Bali // watia, te Adi, ti maama ngo’aa’ami tiliangio // kaapali Tilongkabila u tila’eyalami // loona’o ode milango angkut u tila’eyalami // loona’o ode kaapali bulotu u tila’eyalami //
Kapal Tilongkabila kami naik Kami libur // libur tujuh hari // kami ayah ajak ke Bali // saya, Adi, ibu semua diajaknya // kapal Tilongkabila yang kami tumpangi // pergi ke pelabuhan, angkut yang kami tumpangi // pergi ke kapal perahu yang kami naiki / (hal 28)
d. Memuat Latihan-latihan dan Pengayaan Di dalam buku teks pelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo tidak memuat materi atau latihan dalam pengayaan. Hanya memuat tugas pekerjaan rumah (PR) Contoh pekerjaan rumah (PR) dapat dilihat pada kutipan di bawah ini: Pekerjaan Rumah Tarjamaama’o kalimat pasif kala sedang botia ode bahasa lo Hulondalo, tulade to buku lo hihila’o ‘terjemahkan kalimat pasif kala sedang ini ke bahasa Gorontalo, tulislah di buku sendiri!’ 1. Uang sedang kakak kirim di BRI 2. Kebun sedang ayah bajak (hal 20)
2. Kelayakan Bahasa Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Gorontalo Kelas VI SD Kelayakan isi dilihat dari penggunaan diksi yang mudah dipahami, bahasanya komunikatif, dialogis dan interaktif, sesuai dengan perkembangan peserta didik, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dan menggunakan istilah, simbol dan ikon. a. Diksi Mudah Dipahami Sebagian besar materi yang ada dalam buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo ini penggunaan diksinya mudah dipahami, akan tetapi dalam buku teks pelajaran muatan lokal masih terdapat beberapa kesalahan penggunaan diksi yang kurang tepat. Hal ini dapat dibuktikan dengan contoh berikut ini: Data
Terjemahan
Guru berkata: pada hari ini kita akan mempelajari bercerita dan memahami apakah
Guru berkata: “to dulahe botia ito mopo’oolata mohungguli wau mopo’opahamu
isi cerita, dan menulis kalimat yang ada di dalamnya cerita”.
wolo tuango wungguli, wau molulade kalimat u woluo to delomo wungguli
b. Bersifat Komunikatif Secara keseluruhan materi yang ada dalam buku teks ini bahasa yang digunakan sangat komunikatif, contohnya pada petunjuk pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru pada pertemuan sembilan. Kutipan dalam buku teks muatan lokal yang menggunakan bahasa yang komunikatif dapat dilihat di bawah ini: Data
Terjemahan
To dulahe botia ito mopo’oolata motolo’eela tomiimbihu wungguli wau mopo’oolata molulade-kalimat u woluo to delomo wungguli boito
Guru berkata: ‘pada hari ini kita akan mempelajari tentang memahami isi cerita dan mempelajari menulis kalimat yang ada di dalam cerita. (hal 21)
c. Dialogis dan Interaktif Pada buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo, bahasa yang digunakan sudah dialogis dan interaktif Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini: Data
Terjemahan
Sekarang, ‘setiap orang bercerita perjalanan Timongoli mohungguli ‘sekarang kamu akan dari rumah ke sekolah”. bercerita. Ngota-ngota mohungguli lona’o londo bele ode sikola (hal 67)
d. Kesesuaian dengan Perkembangan Peserta Didik Materi dalam buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo teks sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Bahasa yang terdapat dalam setiap materi tidaklah sulit, Contohnya pada pertemuan lima semester dua, pada materi ‘mengidentifikasi sesuatu’. Contoh tersebut dapat diihat di bawah ini: Data
Terjemahan
SIKOLANDO SEKOLAH KITA Tanggalo huta lo sikolando 50 X 100 meter // Luas sekolah kita 50 X 100 meter // kelasnya kalasindo daatalio duulo pulu // wala’o sikola jumlahnya 20 buah // peserta didiknya sebanyak daatalio limo lo hetuto // dingingio botu 500 orang // dindingnya batu semua // ngo’aa’mi // (hal 51)
e. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa
Pada buku teks ini juga memuat materi ‘ejaan bahasa Gorontalo’ yang disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Namun, pada buku teks ini terdapat beberapa penulisan kata yang kurang tepat. Hal ini dapat dilihat pada contoh di bawah ini: Data
Terjemahan
TA’O BILOLI Ti Kalimbo o biloli // bilolio to BRI // tio lobuli doi teeto yilaolio ode Bandung sababu te Rade hemokulia to ITB // ti papa o pahamu wanu te Rade ma lulus ma hemokaraja, biloli li papa ma obaayarialio //
YANG ADA UTANG Kalimbo ada utang // utangnya di BRI // ia menghutang uang di situ dikirimnya ke Bandung sebab Rade sedang kuliah di ITB // ayah berpendapat jika Rade lulus dan telah bekerja, utang ayah dapat di bayar. (hal 56)
f. Penggunaan Istilah, Simbol, dan Ikon Dalam buku teks ini hanya sebagian isi buku teks terdapat istilah, simbol, dan ikon. Terdapat beberapa gambar yang disesuaikan dengan wacana dalam materi. Seperti pada pertemuan empat, terdapat gambar yang sesuai dengan judul wacana ‘kebun akan Abu bajak’ dan terdapat gambar seorang petani yang membajak sawah (hal 10). 3. Kelayakan Penyajian Buku Teks Muatan Lokal Bahasa Gorontalo Kelas VI SD Kelayakan penyajian menyangkut sistematika dalam penulisan sebuah buku teks pelajaran. Kelayakan penyajian dilihat dari teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran, dan sesuai dengan koherensi dan keruntutan alur dalam berpikir. a. Teknik Penyajian Teknik penyajian merupakan faktor penentu dalam kualitas suatu buku teks, teknik penyajian menyangkut sajian pembelajaran dalam sebuah buku. 1) Konsistensi Sistematika Sajian dalam Bab Keseimbangan antarbab dalam buku teks ini juga dilihat dari jumlah halaman sudah sesuai dengan materi yang dibahas. Artinya dalam buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo ini uraian materi yang dibahas dalam buku sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik, jumlah halaman dalam setiap materi tidak terlalu banyak. 2) Keruntutan Konsep / Materi Pada bagian keruntutan konsep, semua konsep materi yang disajikan sudah runtun. Buku teks ini memiliki hubungan keterkaitan antara uraian materi, latihan, dan contoh dalam setiap pertemuan, untuk mempermudah peserta didik memahami setiap materi yang ada di dalam buku teks tersebut.
b. Pendukung Penyajian Pada kelayakan penyajian, terdapat poin pendukung penyajian yang berisi pembangkit motivasi belajar, contoh-contoh soal dalam setiap bab, kata-kata kunci baru pada setiap awal bab, pengantar, glosarium, daftar indeks, daftar pustaka, dan lampiran. 1) Pembangkit motivasi dalam belajar Pembangkit motivasi belajar yang akan dicapai oleh setiap peserta didik yaitu dalam bentuk tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian pembelajaran. Berikut contoh kutipan ‘indikator’ dan tujuan pembelajaran dalam buku teks Muatan Lokal Bahasa Gorontalo. “Indikator: Peserta didik dapat memahami cara mengidentifikasi sesuatu, dan dapat menuliskannya” Tujuan pembelajaran “Guru berkata:’ to dulahe botia ito mopo’oolata waloolo caralio moseke-seke u oondonga ‘pada hari ini kita akan belajar bagaimana caranya mempelajari cara mengidentifikasi sesuatu yang kelihatan” (hal 50) 2) Contoh-contoh Soal dalam Setiap Bab Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo tidak terdapat contoh-contoh soal baik dari setiap bab maupun pada setiap pertemuan. Dalam buku teks ini langsung memuat tugas bagi peserta didik berdasarkan uraian materi dalam setiap pertemuan, buku ini tidak memuat contoh-contoh soal dalam setiap bab ataupun setiap pertemuan. 3) Kata-Kata Kunci Baru pada Setiap Awal Bab Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo, kata-kata kunci baru dituliskan dalam pokok bahasan setiap materi. Hanya sebagian terdapat kata-kata kunci baru, namun ada materi yang memuat kata-kata kunci baru dan membuat peserta didik menajdi tertarik dan penasaran dengan isi materinya beserta tugas-tugasnya. Materi tersebut terdapat pada pertemuan lima, semester dua pada halaman (50), dengan pokok bahasan atau kata kuncinya ‘mengidentifikasi sesuatu. 4) Pengantar Contoh kutipan kata pengantar pada buku teks ini, dapat dilihat pada kutipan berikut: “betapa syukur penulis dapat menyelesaikan bahan ajar yang judulnya “Pembelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo” untuk SD kelas I-VI, semester 1-2 berdasarkan kurikulum terbaru”. (hal iii)
5) Glosarium Dalam buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo tidak terdapat ataupun tidak memuat glosarium pada akhir pembelajaran ataupun pada akhir buku teks.
6) Daftar indeks Pada buku teks muatan lokal bahasa Gorontalo ini tidak memuat daftar indeks di akhir buku ataupun di akhir pertemuan pembelajaran. 7) Daftar pustaka Buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo memuat daftar pustaka. Contoh kutipan daftar pustaka dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Daftar Kepustakaan Alwi, Hasan, dkk Peny. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pateda, Mansoer. 1997. Kamus Bahasa Gorontalo. Jakarta: Pusat Bahasa. 1991. Kamus Indonesia-Gorontalo. Jakarta: Balai Pustaka. (hal 71)
8) Lampiran Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo yang ditulis oleh Prof. Dr. Hi.Mansoer Pateda dan Dr. Hj. Yennie Pulubuhu, M.Pd, tidak mencantumkan lampiran dalam bentuk apapun pada akhir isi buku.
c. Penyajian Pembelajaran Penyajian pembelajaran dalam buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo, pada beberapa uraian materi dalam setiap pertemuan sebagian besar bersifat interaktif dan partisipatif. Contohnya pada materi ‘percakapan’ dengan Kompetensi Dasar “peserta didik memahami cara membangun percakapan, dan memahami cara penulisan kalimat dalam percakapan. d. Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo, koherensi dan keruntutan alur pikir , contohnya pada pertemuan ketiga, pokok bahasan materi tentang ‘kalimat aktif kala akan’, sedangkan pada pokok bahasan materi pertemuan empat ‘kalimat pasif kala akan’. 4. Kelayakan Kegrafikaan Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Gorontalo Kelas VI
Kelayakan kegrafikaan merupakan desain yang menyangkut keseluruhan isi buku, mulai dari ukuran/format buku, desain bagian kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, hingga kualitas jilidan. a. Ukuran / Format Buku Ukuran hurufnya disesuaikan dengan standar ukuran huruf yang biasanya digunakan oleh penulis buku pada umunya, dengan ukuran 12 dan jenis huruf Times New Roman. Pada bagian daftar isi, kata pengantar, bagian isi ataupun uraian materi menggunakan ukuran huruf 12 dan jenis huruf Times New Roman. b. Desain Bagian Kulit Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo, buku teks ini berukuran sedang, desain bagian kulit buku tidak terlalu besar dan tebal, warna sampul pada buku teks ini berwarna kuning dan tulisannya berwarna hitam. c. Desain Bagian Isi Desain isi pada buku teks Muatan lokal bahasa Gorontalo ini mudah dibaca dan mendukung materi. Ini dilihat dari jenis font, ukuran font, warna font, bentuk paragraf, ilustrasi, dan ilustrasi gambar. d. Kualitas Kertas Buku teks pelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo, kualitas kertasnya sudah memenuhi standar yang baik, kertas yang dipakai merupakan kertas yang bagus, tidak mudah robek dan berkualitas. Kertas dengan warna putih ini cocok digunakan dengan warna tulisan berwarna hitam. e. Kualitas Cetakan Pada buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo, cetakan tulisannya cukup jelas, tidak terlalu hitam maupun buram, sehingga siswa dapat membaca teks dengan baik. Untuk warna tulisan dan warna background bagian sampul depan dan belakang sudah cukup baik. f. Kualitas Jilidan Kualitas penjilidan buku teks pelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo, menggunakan kualitas penjilidan yang baik dan cukup kuat, tidak mudah terlepas sehingga tidak mudah rusak (terlipat atau sobek), karena sudah disesuaikan dengan tebal buku.
Hasil penelitian buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo kelas VI di SDN Kota Gorontalo menunjukkan bahwa sudah memenuhi tingkat kualitas buku. Jika dilihat dari standar kelayakan buku menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), maka buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo yang digunakan di kelas VI SDN No 104 Kota Gorontalo cukup memenuhi kriteria kualitas buku. Namun, masih terdapat beberapa poin dalam standar kelayakan buku teks yang tidak dimuat dalam buku tersebut. Standar kelayakan pendukung dalam buku teks yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan Kegrafikaan. Adanya standar-standar kelayakan yang sesuai dengan BSNP di atas dalam buku teks akan memberikan pengaruh pada peningkatan keberhasilan siswa secara maksimal seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Tetapi pada kenyataanya dari empat standar kelayakan yang di uraikan di atas dalam buku teks Muatan Lokal Bahasa Gorontalo, ada beberapa poin dalam setiap standar kelayakan tersebut tidak terdapat dalam buku teks. Simpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan (1) Standar kelayakan isi belum memenuhi kualitas buku dan kualitas isi belum memenuhi standar kelayakan yang telah ditetapkan oleh BSNP. Sebagian besar poin-poin yang telah ditetapkan BSNP kurang sesuai dengan buku teks pelajaran Muatan Lokal bahasa Gorontalo. (2) Standar kelayakan bahasa yang ada di dalam buku teks Muatan Lokal bahasa Gorontalo sudah memenuhi kualitas buku teks dan sesuai dengan standar kelayakan bahasa yang telah ditetapkan oleh BSNP. (3) Standar kelayakan penyajian dalam buku teks sudah cukup memenuhi standar kelayakan yang telah ditetapkan oleh BSNP (4) Standar kelayakan kegrafikaan yang ada di dalam buku teks sudah memenuhi standar kelayakan penyajian yang telah ditetapkan oleh BSNP. Pada bagian ukuran/format buku, desain bagian kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, maupun kualitas jilidan sudah memenuhi kualitas isi buku.
Daftar rujukan Malabar, Sayama, Ellyana Hinta, dan Asna Ntelu. 2013. Pengembangan Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Kelas IX di Provinsi Gorontalo Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pateda, Mansoer. 2013. Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Gorontalo. Gorontalo: “Viladan” Gorontalo. Sarwiji, Suwandi dan Mulyaningsih Indriya. 2013. “Jurnal AJPBSI: Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program IPA dan IPS di Kota Surakarta (Sebuah kajian Kualitas dan Keterbacaan)”. Jakarta.