1
FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA AKTIVITAS BELAJAR SSISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SDN 84 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Siska Masulu¹, Hakop Walangadi², Haris Mahmud³ 1 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Siska Masulu¹) email:
[email protected] 2 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Hakop Walangadi²,) email: 3 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Haris Mahmud³³) email: ABSTRAK Masalah dalam penelitian adalah 1. Bagaimana Kreativitas Guru Dalam Mengelola Mata Pelajaran IPS, 2. Apakah Faktor Penyebab Kurangnya Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS, 3. Bagaimana Solusi Guru Untuk Menarik Perhatian Agara Ikut Aktif Dalam Proses Pembelajaran. adapun metode ang digunakan dalam penelitian adalah Deskriptif Kualitatif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulakan bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo belum sesuai dengan yang diharapkan dan yang menjadi faktor penyebabnya yaitu kurangnya media pembelajaran yang di gunakan oleh guru pada saat pembelajaran IPS, kurangnya perhatian dan pendekatan yang diberikan guru pada siswa kurangnya kreativitas guru dalam mengelola mata pelajaran IPS, serta kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan cara guru harus membiasakan menggunakan media pada saat pembelajaran IPS, guru harus memberikan memperhatikan lebih pada siswa yang sering ribut dalam kelas dengan cara memberikan pendekatan serta lebih kreatif lagi dalam mengelola pembelajaran. Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Mata Pelajaran IPS ABSTRACT Problem in observational is 1. How Creativity Learn In Bring Off IPS'S Subject, 2. What is its reducing Causal Factor Activity Studies Student On IPS'S Subject, 3. How Solution Learn To Noise About Agara Active Following In Processes Learning. there is method even ang is utilized in research is Descriptive kualitatif. Base this research gets disimpulakan that students learned activity on IPS'S subject at SDN'S III. class 84 Gorontalo's Down Town City corresponded to that expected and one becomes its causal factor which is reducing it learning media that at utilizes by teacher upon IPS'S learning, its reducing is attention and approaching that is given learns on its reducing student creativity learns in bring off IPS'S subject, and its reducing gives a damn student studying on IPS'S subject and to settle that factor gets to be settled by teacher has to inure utilize medias upon IPS'S learning, teacher shall give to notice more on student which often noisy within class by gives approaching and more creative be in brings off learning.
2
Key word: Learned activity, IPS'S subject 1. PENDAHULUAN Berbicara tentang pendidikan maka kita tidak lepas tentang peran guru. Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan. tanpa adanya guru kita tidak akan tahu pendidikan itu seperi apa, guru adalah sosok yang mengajar,mendidik, dan membimbing siswa menjadi manusia kearah yang lebih baik. Guru secara profesional diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan mendorong terbukanya komunikasi dengan siswa, sebab komunikasi yang baik antara guru dengan siswa akan memudahkan guru mengetahui karakter masing-masing siswa dengan baik sekaligus akan mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran, dengan demikian siswapun dapat beraktifitas dalam proses pembelajaran. Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan, jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik secara fisik maupn non fisik merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.Siswa di katakan memiliki keaktifan apabila di temukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya pada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari
siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarahkan pada peningkatan prestasi. Setelah melakukan observasi di SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo, selama proses pembelajaran IPS berlangsung hanya sebagian siswa yang ikut aktif dalam proses pembelajaran dan sebagian besar tidak, dan yang menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS diantaranya faktor lingkungan yaitu sekolah tersebut dekat dengan pusat keramaian sehingga selama proses pembelajaran berlangsung siswa merasa terganggu dan tidak memperhatikan penjelasan guru akibatnya siswapun tdak dapat beraktivitas dan berkonsentasi dalam menerima pelajaran, kemudian faktor guru. Guru pada saat proses pembelajaran kurang menggunakan media pembelajaran, guru kurang memberikan perhatian pada siswa, serta kurang kreatif dalam mengelolah pembelajaran sehingga menimbulkan rasa bosan bagi siswa. Seperti yang kita ketahui bahawa penggunaan media pembelajaran selama proses belajar serta kreativitas guru dalam menegelolah pembelajaran akan menarik perhatian siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu salah satu faktornya dari siswa itu sendiri, yaitu kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua, serta pandangan siswa terhadap mata pelajaran IPS yang dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan. Sehubungan dengan latar belakang di atas maka peneliti tertarik utuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor Penyebab Kurangnya aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SDN 84 Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo“ Berdasarkan
3
latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana kreativitas guru dalam mengelola mata pelajaran IPS, Apakah faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS, Bagaimana solusi guru untuk menarik perhatian siswa agar ikut aktif dalam proses pembelajaran IPS, Adapun Tujuan penelitian Yaitu : Untuk mengetahui kreativitas guru dalam mengelola mata pelajaran IPS di Kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo, Untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS, Untuk mengetahui solusi apa saja yang dilakukan guru dalam menarik perhatian siswa agar bisa ikut aktif dalam proses pembelajaran
2. KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Belajar Syaiful Bahri Djamarah (2008:12) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajara merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. sementara Burton dalam Ahmad Susanto (2012:3) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengaalaman individu dan dalam intraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 2.1.1 Teori-teori Belajar Berikut ini teori-teori belajar menurut para ahli dalam Slameto (2010:9) 1. Teori Gestlat Teori ini dikemukakan oleh kofkan dan kholer dari jerman, yang sekarang menjadi tenar di Indonesia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum belajar, yaitu : a) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya, b) Gestalt timbul lebih dahulu dari pada bagian-bagiannya. Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. 2. Teori belajar menurut J.Bruner Kata bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sebab itu bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. 3. Teori belajar dari piaget
4
Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut : a) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyakatan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar b) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan bagi semua anak c) Walaupun berlangsungnya tahaptahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu 4. Teori dari R.Gagne Gagne mengatakan mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi baru dalam bentuk “sensori-motor coordination”. Kemudian ia mulai belajar berbicara dan menggunakan bahasa. Kesanggupan untuk menggunakan bahasa ini pentingnya artinya untuk belajar. 2.1.2 prinsip-prinsip belajar Menurut Dimyati dkk (2009:42) Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi Guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual 1. Perhatian dan Motivasi 2. Keaktifan 3. Keterlibatan langsung/pengalaman 4. Pengulangan 5. Tantangan 6. Balikan dan Penguatan 7. Perbedaan Individual 8. Aktivitas Belajar 2.2.1 Pengertian aktivitas Menurut Anton M Mulyono (2001:26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan jadi segala sesuatu yang di lakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu aktivitas. Selanjutnya Sriyono (2003:1) aktivitas adalah segala kegiatan yang di laksanakan baik secara jasmani dan rohani. Aktivitas siswa belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginana siswa untuk belajar Rosalia (2005:2) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang di maksuud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyan guru, dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang dii berikan. 2.2.2 Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
5
proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasan kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masingmasing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada peningkatan prestasi. Berdasarkan penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menghasilkan perubahan pengetahuanpengetahuan, nilai-nilai sikap dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. 2.2.3 Jenis-jenis belajar
aktivitas
dalam
Senada dengan pendapat Dimyati tersebut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2006:101) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu : 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan oran lain 2. Oral activities seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, music, pidato 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,peta, diagram
6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup Berdasarkan berbagai pengertian aktivitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. 2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kurangnya Aktivitas Belajar 2.2.1 Faktor internal siswa faktor yang berasal dari dalam dri siwa sendiri meliputi dua aspek, yakni : aspek pisiologis (yan bersifat jasmaniah), aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). 1. Aspek pisologis 2. Aspek psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya di pandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut : 1) Intelegensi siswa 2) Sikap siswa 3) Bakat siswa 4) Minat siswa 5) Motivasi siswa 6) Faktor kelelahan Faktor eksternal Siswa 1. Lingkungan Sosial
6
2. Lingkungan nonsosial 3. Faktor guru 4. Faktor pendekatan belajar Disamping faktor-faktor internal, eksternal, siswa sebagaimana yang telah di paparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. 2.3 Faktor-Faktor Pendukung Siswa Dalam Belajar Faktor internsik Faktor intern ini muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi dan keinginan untuk belajar tanpa ada paksaan dari orang lain. Faktor intern pendorong balajar yaitu : a) Motivasi, b) Minat, c) Bakat, d) Keinginan sendiri untuk lebih maju. 1. Faktor eksternsik Faktor ekstern adala faktor pendukung siswa dalam belajar. Faktor pendukung ini muncul dari bimbingan orang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak dari diri sendiri. Yang mana faktor pendukung siswa ekstern ini muncul dari berbagai pihak yaitu : a) Keluarga Faktor keluarga banyak memberi motivasi didalam diri anak tersebut selagi keluarga itu keluarga yang peduli kepada pendidikan dan segala sesuatu yang menyangkut anak b) Lingkungan masyarakat Faktor lingkungan masyarakat dapat memberikan efek yang buruk dan baik, ini dapat dilihat pada lingkungan masyarakat. Jika lingkungan masyarakat disekitarnya baik maka akan dapat mendorong siswa ini untuk lebih giat lagi belajarnya. Sebaliknya jika lingkungan masyarakat buruk maka dapat
mempengaruhi hasil belajarnya juga c) Teman sebaya Teman sebaya juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa,hal ini biasa terjadi di lingkungan sekolah. Pengaruh teman sebaya bisa berdampak pada hal yang baik dan buruk. Apabila anak tersebut memiliki teman sebaya yang baik maka motivasi belajar anak tersebut menjadi baik pula. Demikian sebaliknya. 2.4 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang di kemas secara ilmiah dalam rangka member wawasan dan pemahaman yang mendalam pada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup bebgai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik semuanya dipelajari dalam sosial ini. Segala sesuatu yang behubungan dengan aspek social yang meliputi proses faktor, perkembagan, permasalahan, semuanya dipelajari dan dikaji dalam sosiologi. Aspek ekonomi meliputi perkembangan faktor, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi. Aspek budaya dengan segala perkembangan dan permasalahannya di pelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga aspek georgrafi memberikan karakter ruang terhadap kehidupan dimasyarakat dipelajari dalam ilmu geografi. Menurut Zuraik dalam Ahmad Susanto (2012:137), hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu mayarakat yang baik dimana para 7
anggotanya benar-benar bekembang sebagai insane social yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsepkonsep yang bersifat aktual dalam kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat serta tanggung jawab seutuhnya. 2.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Buchari Alma dalam Ahmad Susanto (2012:141) mengemukakan pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokonya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya di ambil dari berbagai ilmu social seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami dirinya sendiri orang lain dalam lingkungan masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang akhirnya yang dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa, karena dapat membantu siswa unutuk memperoleh wawasan yang luas mengenai masyarakat serta mengajarkan siswa bagaimana cara berinteraksi dengan baik dilingkungan masyarakat. 2.5.2 Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar
Tujuan IPS di Sekolah Dasar menurut Munir dalam Ahmad Susanto (2012:150) sebagai berikut : 1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat 2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah social yang terjadi dalam kehidupan masyarakat 3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan bidang keilmuan serta bidang keahlian 4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan keilmuan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut 5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo, SDN 84 adalah salah satu Sekolah yang terletak di Kelurahan Dulalowo Timur Kec Kota Tengah Kota Gorontalo. Sekolah ini berdiri pada Tahun 1982. Luas bangunan 84 m2 dan luas Tanah 2197 m2. Di sekolah ini terdaptat 11 ruang kelas,1 ruang dewan Guru, 1 ruang Perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 2 rungan WC. Di se kolah ini juga memiliki jumlah guru yakni 16 orang Guru, PNS 12 orang, dan honorer 4 orang. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan alasan bahwa ojek tersebut sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan mudah untuk memperolehnya, baik
8
dari segi waktu, diperlukan.
dan biaya
yang
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.hal ini dikarenakan dalam kegiatan penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Dalam pendekatan deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeksripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Nana Syaodih Sukmadinata 2009:60) penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti disini harus bersifat terbuka. Maksudnya peneliti harus senantiasa mengetahui apa yang akan dilakukan dalam penelitian dan harus selalu berhubungan dengan subjek yang akan diteliti untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Maka dari itu peneliti melakukan beberapa hal yang dapat membantu proses penelitian diantaranya observasi, wawancara, dokumentasi maupun pengumpulan data. Dalam pengumpualn data ini harus diketahui oleh pihak-pihak yang bersangkutan misalnya Kepala Sekolah, Guru mitra, serta siswa SDN 84 Kota Tengah. adapun sumber data yang di peroleh langsung dari sumber tersebut melalui wawancara dengan guru yang ada di SDN 84 kota tengah kota gorontalo tentang faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS adapun sumber penelitian ini adalah :
data
dalam
1. Data primer 2 . Data sekunder Observasi merupakan salah satu pengumpulan di lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung kegiatan pembelajaran di Kelas III SDN 84 kota tengah kota gorontalo. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui sampai pada tingkat makna dari setiap pelaku yang tampak Sugiyono (2009:310) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit Sugiyono (2009:194) Wawancara ini dilakukan secara langsung yaitu mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan guru dan siswa tentang faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. dokumentasi merupakan salah satu prosedur pengumpulan data berisi lampiran barupa foto ataupun data-data yang diperlukan oleh penelti sebagai pelengkap ataupun bukti fisik dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analis bedasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu menjadi hipotesis.
9
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulangulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang tekumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, tenyata hipoteiss diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori Sugiyono (2009 : 335) Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Jadi data yang dilaporkan oleh peneliti tidak berbeda dengan objek yang diteliti. Moleong (2006:327) menyebutkan bahwa dalam pnelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan untuk memperolah keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Ketekunan pengamatan, yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gelaja lebih mendalam terhadap berbai aktivitas yang sedang berlangsung dilokasi penelitian 2. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesautu dari luar data sebagai pengecek atau perbadingan data 3. Kecukupan referensi, yaitu faktor pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Hal ini peneliti lakukan dengan cara melengkapi data-data yang akan dikemukakan dengan foto-foto atau dokumen autentik agar lebih terpercaya. Tahap-tahap Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan 2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penutup HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Temuan Umum Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 dan sesuai fakta yang terlihat di SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo tentang aktivitas belajar siswa saat proses belajar mengajar berlangsung khususnya pada mata pelajaran IPS belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat hanya sebagian siswa terlibat aktif, hal ini terjadi karena kurangnya perhatian yang diberikan guru terhadap siswa, pada saat pembelajaran guru hanya menjelaskan tanpa memperhatikan apakah semua siswa mengerti dengan materi yang telah dijelaskan, kemudian kurangnya kreativitas guru dalam mengelolah mata pelajaran, cara mengajar guru yang monoton membuat siswa merasa jenuh dalam menerima mata pelajaran. Selain itu pada saat proses pembelajaran guru di sekolah ini masi kurang menggunakan media pada saat pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan temuan umum tersebut, maka perlu bagi guru untuk menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPS serta lebih kreartif lagi dalam mengelolah pembelajaran agar siswa juga tidak merasa bosan dan termotivasi dalam belajar. Karena dengan adanya media yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS akan lebih menarik perhatian siswa untuk bisa terlibat aktif dengan demikian siswapun dapat beraktivitas dalam proses pembelajaran. Temuan khusus Hasil wawancara dengan guru kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan Ibu Srifitrisno K.Takuwa S.Pd dengan tujuan untuk mengetahui faktor
10
penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III pada tanggal 20 mei 2015 menurut beliau waktu yang disediakan dalam pembelajara IPS sudah cukup karena di kelas III pembelajarannya tematik sehinnga bisa menuntaskan materi pelajaran secara keseluruhan. Dalam pembelajaran IPS beliau mempersiapkan RPP, blanko penilaian, dan media pembelajaran. sebagai seorang guru beliau berperan langsung dalam pembelajaran di kelas karena beliau adalah guru mata pelajaran IPS, dan cara pengelolah kelas disesuaikan dengan materi yang diajarkan dari karakter siswa. Beliaupun mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar IPS jarang menggunakan media. Selain itu dalam proses pembelajaran berlangsung tidak semua siswa terlibat aktif, dan yang menjadi penyebabnya yaitu masih terdapat siswa yang belum bisa membaca lancar apabila tidak ada media, dan inilah yang menjadi hambatan beliau dalam mencapai tujuan pembelajaran hambatannya yaitu nilai siswa menurun disebabkan aktivitas pembelajaran yang kurang. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa solusi yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa agar bisa terlibat aktif dalam proses pembelajran yaitu dengan berusaha mengajarkan materi yang dapat dipahami dengan berusaha menggunakan media .
hal ini dikarenakan oleh faktor guru dan siswa itu sendiri. Guru yang tidak menguasai kelas serta kurang memberikan perhatian pada siswa dalam pembelajaran berlangsung hingga menyebabkan sebagian siswa ribut selama proses pembelajaran berlangsung. Bukan hanya itu saja dalam pembelajaran berlangsung guru hanya serius menjelaskan tanpa harus memperhatikan apakah ada siswa yang sudah mengerti dengan materi yang di jelaskan atau belum. Selain itu juga dalam pembelajaran IPS guru jarang menggunakan media pembelajaran sehingga menimbulkan rasa bosan bagi siswa dalam menerima mata pelajaran akibatnya siswpun tidak dapat beraktivitas dengan baik dalam proses pembelajaran. Kurangnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran mengakibatkan guru mengalami kendala-kendala sebagai berikut yaitu guru merasa kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru merasa kesulitan menyampaikan materi pealajaran karena sebagaian siswa ribut dan tidak memperhatikan pemnjelasan guru, hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan bagi guru. Bukan hanya guru saja yang mengalami kendala siswapun mengalami kendala. Dari jumlah peserta didik di kelas III A yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan. Peneliti mengambil beberapa informan sebagai sampel dalam penelitian ini diantaranya
Pembahasan a. Kreativitas guru dalam mengelolah mata pelajaran IPS di Kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo Berdasarkan hasil observasi di kelas III menunjukan bahwa kreativitas guru dalam mengelolah mata pelajaran IPS cukup baik, namun belum seluruh aspek pengamatan yang terpenuhi dan
b.
Kendala yang dihadapi oleh adik Mifta A. Panto pada saat proses pembelajaran yaitu adik tersebut kurang mengerti dengan penjelasan guru karena guru terlalu cepat mejelaskan materi dan hal tersebut menghambat aktivitas siswa tersebut dalam proses pembelajaran Kendala yang dihadapi oleh adik Ramdan Djafar pada saat proses
11
pembeajaran berlangsung adik tersebut tersebut tidak dapat berkosentrasi dengan baik dalam menerima mata pelajaran pelajaran dikarenakan banyak teman-teman yang ribut pada saat pembelajaran berlangsung demikian pula yang dialami oleh adik verlita dan Adrian c. Kendala yang dihadapi oleh Dwi Rahmatia Djafar pada saat proses pembelajaran yaitu adik tersebut sulit memahami materi yang diajarakan oleh guru dikarenakan guru kurang menggunakan media pada saat pembelajaran Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif dan menciptakan sesuatu yang baru, serta memanfaatkan media yang ada pada saat proses pembelajaran. agar tidak menimbulkan rasa bosan bagi siswa dalam mnerima mata pelajaran dengan demikan siswa cenderung aktif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Barron dkk dalam Talajan (2013 : 13) bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, wujudnya adalah tindakan manusia melalui proses kreatif yang berlansung dalam benak orang atau suatu kelompok, produk-produk kreatif tercipta. Faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Setelah melakukan observasi sekaligus wawancara dengan guru kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo bahwa yang menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa diantaranya : a. Faktor internal siswa 1) Penegetahuan yang dimiliki siswa di bawah rata-rata 2) Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPS karena IPS dianggap sebagai
mata pelajaran yang membosankan b. Faktor eksternal siswa 1) Kurangnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat melakukan proses belajar mengajar 2) Kurangnya perhatian yang diberikan oleh guru pada siswa saat pembelajaran berlangsung 3) Kurangnya kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran 4) Kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua siswa itu sendiri Sebagaimana dikemukakan oleh Gie dalam wawan (2010:1) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannya yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Solusi mengatasi masalah kurangnya aktivitas belajar Siswa Menurut guru kelas III yang peneliti temui diruangannya mengatakan bahwa: solusi untuk menarik perhatian siswa agar ikut aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara berusaha mengajarkan materi yang dapat dipahami dengan adanya media yang menarik Berdasarkan solusi yang dikemukakan oleh guru kelas III penelitipun menambahkan beberapa solusi Untuk menarik perhatian siswa agar dapat beraktivitas dalam proses pembelajaran berlangsung yaitu dapat diatasi dengan cara guru mendidik siswa yang kurang mengerti dengan materi yang diajarkan, memberikan pendekatan atau perhatian pada siswa yang memiliki pemahaman dibawah rata-rata atau sulit memahami materi yang diajarkan, membiasakan siswa untuk belajar kelompok serta menggunakan media
12
pada saat pembelajaran karena media merupakan salah satu alat untuk bisa menarik perhatian siswa agar terlibat aktif saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena sebagai seorang guru yang baik kita harus mampu menciptakan suasana yang baru
6. REFERENSI
Menurut Sardiman dalam Wawan (2010:2) aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, membaca, berfikir, dan segala kegiatan yang dapat menunjang prestasi.
Lexy Moleong. J. 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan dengan judul “ Faktor Penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa apada mata pelajaran IPS kelas III SDN 84 Kota Tengah Kota Gorontalo “ dapat disimpulakan bahwa faktor penyebab kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN 84 Kota Tengah belum sesuai dengan yang diharapkan dan yang menjadi factor penyebabnya yaitu kurangnya media pembelajaran yang di gunakan oleh guru pada saat pembelajaran IPS, kurangnya perhatian dan pendekatan yang diberikan guru pada siswa , kurangnya kreativitas guru dalam mengelola mata pelajaran IPS serta kurangnya minat belajar siswa pada pelajaran IPS dan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan cara guru harus membiasakan menggunakan media pada saat pembelajaran IPS, guru harus memberikan memperhatikan lebih pada siswa yang sering ribut dalam kelas dengan cara memberikan pendekatan serta lebih kreatif lagi dalam mengelola pembelajaran
Djamarah syaiful bahri, 2008, Psikologi Belajar, PT RINEKA CIPTA Dimyati dkk, 2009. Belajar Pembelajaran, PT Rineka Cipta
dan
Sardiman , 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Persada Slameto, 2010, Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya, PT RINEKA CIPTA Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, PT Alfabeta Sukmadinata Nana Syaodih. 2009, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya Susanto Ahmad, 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, KENCANA Prenada Media Group Syah Muhibbin, 2007. Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya Talajan, Guntur 2012, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru, Yogyakarta LaksBang PRESSindo Yamin Martinis dkk, 2009. Manajemen Pembelajaran Daerah, Jakarta, Gaung Persada (GP Prees)
13