30
PENGELOLAAN KELAS YANG EFEKTIF DI SDN 87 KOTA TENGAH Fatmah Patuti Guru SDN 87 Kota Tengah ABSTRACT The problem of class management is one of the most important aspects to increased. However, in fact the ability increasing the management of class is still need to increased, there fore the researcher. Found out the solution through class management, and also the development of teachers ability in increasing creativity in teaching learning process. This class action research intends to increase the teacher’s creativity in teaching learning process, then will occurs a process and a change at the implementation, and the result of research found that class tools and class administration, also the teachig learning process that concerned with teachers activity on class management are have not carried out yet. Key Words: increase, students, learning and optimized I. PENDAHULUAN Untuk pencapaian tujuan pelajaran secara efisien dan memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik adalah dengan pengelolaan kelas yang efektif. Setiap kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian setiap wali kelas berstatus sebagai pimpinan atau administrator kelas memiliki peranan penting dan menduduki posisi yang sangat menentukan serta memikul tanggung jawab untuk mengembangkan dan memajukan kelasnya masing-masing dan sangat berpengaruh pada pengembangan dan memajukan sekolah. Guru yang berperan sebagai guru kelas dengan segala kemampuannya dengan latar belakang siswa serta sifat dan karakternya yang berbeda, kurikulum, materi, tema dan sumber pembelajaran bertemu dan terpadu di kelas, bahkan hasilproses belajar mengajar sangat ditentukan apa yang terjadi di kelas, maka sudah selayaknya kelas itu dikelola oleh guru secara baik. Berdasarkan uraian diatas maka jelaslah bagi guru bahwa pengelolaan kelas akan berkembang jika guru, wali kelas mendayagunakan potensi kelas secara baik suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu. Mengantar anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran kegiatan ini merupakan kegiatan pengelolaan atau manajemen kelas. II. PEMBAHASAN Menurut Sukarsini Arikunto (1990:2) pengelolaan kelas adalah pengadministrasian, pengaturan dan penataan suatu kegiatan dan uraian tersebut dapatlah dipahami, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kegiatan ini termasuk mengatur siswa dan tingkah lakunya, mengatur ruangan, benda-benda yang ada di kelas untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Pengelolaan yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif pula masalah kini apakah guru yang mengajar di kelas telah menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, itulah sebabnya penulis mengangkat judul ”Pengelolaan Kelas yang Efektif dapat Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar” di Sekolah Dasar Kecamatan Kota Tengah. Berdasarkan hal yang disebutkan diatas maka dalam pengelolaan di kelas perlu diadakan perbaikan antara lain : 1. Guru harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut a) Menguasai kurikulum dan materi pembelajaran b) Menguasai metode dan evaluasi belajar
31
c) Setia terhadap tugas dan disiplin d) Memiliki wawasan/pengetahuan tentang tahap-tahap kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam pengelolaan kelas e) Memiliki kemampuan untuk menciptakan persyaratan kelas yang baik sebagai tempat belajar yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : f) Untuk meningkatkan serta perbaikan pengelolaan kelas g) Penelitian tindakan ini bertujuan untuk pengembangan keterampilan guru untuk pengelolaan kelas yang dapat meningkatkan kretaivitas dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, guru perlu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas, meningkatkan semangat belajar siswa agar tercapai hasil belajar yang optimal, dapat menjadikan bahan penunjang yang menarik serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar sebagai pengalaman peneliti untuk lebih meningkatkan pengelolaan kelas secara efektif. Pengertian pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengolah kelas ketika dia melaksanakan tugasnya agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan hal ini maka pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluasluasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatankegiatan kelas yang berkaitan dengana kurikulum dan perkembangan murid. Hodari Nawari (1989:115). Pada dasarnya tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang baik sebagai lingkungan belajar atau kelompok belajar yang memungkinkan para siswa untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. 2. Menyediakan dan mengatur ruangan perabot dan alat pelajaran. 3. Membina serta membimbing siswa sesuai latar belakang, sosial, ekonomi budaya dan sifatsifat individualnya (Ahmad, 1996:2) 4. Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas Pendekatan dalam pengelolaan kelas sebagai berikut : Pendekatan kekuasaan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik, menciptakan dan mempertahankan disiplin kelas Pendekatan kebebasan adalah membantu anak duduk agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu yang positif kapan saja dan dimana saja Pendekatan pengajaran adalah menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik Pendekatan suasana emosi dan hitungan sosial adalah merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas, kondisi dan situasi belajar mengajar, kondisi fisik, tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembuatan belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas atau ruang belajar antara lain : 1. Ukuran dan bentuk kelas 2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa 3. Jumlah siswa dalam kelas 4. Jumlah kelompok dalam kelas 5. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa kurang pandai, pria dan wanita). Conny Setiawan, dkk (1985:64) Pengaturan tempat duduk diantaranya :
32
1. Berbaris berjajar atau model U 2. Pengelompokkan terdiri 4 s/d 6 orang 3. Setengah dlingkaran seperti dalam teater dimana di samping guru bisa langsung bertatap dengan siswa yang mudah bergerak untuk segera memberi bantuan kepada siswa 4. Individual yang biasanya terlibat di ruang baca, di perpustakaan atau ruang praktek laboratorium 5. Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya di kelas diatur Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa, jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari masuk. Udara yang sehat dengan ventilasi yang baik sehingga semua siswa dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2 (Oksigen), cahaya harus cukup terang tidak menyilaukan. Pengaturan penyimpanan barang-barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segeraa diperlukan dan akan dipergunakan untuk kepentingan belajar. Kondisi Emosional Suasana emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap proses belajar mengajarm kegairahan siswa merupakan efektivitas tercapaianya tujuan pengajaran, hal ini terlihat pada : 1. Peranan guru tipe kepemimpinan guru odministrator akan memaknai suasana emosional di dalam kelas, tipe kepemimpinan otoriter siswanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak menguasai maka semua aktivitas menjadi menurun, tipe kepemimpinan laisisen paire biasanya produktif walaupun ada pemimpin, kalah ada guru ada siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Sikap demokratais lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatn guru dengan siswa dengan dasar saling memahami, saling mempercayai sehingga tercapainya kondisi belajar yang optimal siswa akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi maupun tanpa diawasi. 2. Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. 3. Sasaran guru walaupun bukan faktor yang besar, tetapi turut mempunyai pengaruh dalam belajar suatu yang melengking tinggi atau rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dapat membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan. Penataan perabot kelas merupakan suatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan dalam kelas berupa papan tulis, meja kuris guru (bangku) kursi siswa. Visualisasi kelas / gambar alat peraga, penempatan dan pemasangannya, disesuaikan dengan kebutuhan pelajaran yang sedang diajarkan, semua perabot dan perlengkapan kelas harus dijaga dari keutuhannya dan menjadi tanggung jawab guru bersama siswa. Fungsi Guru dalam Pengelolaan Kelas Peranan sebagai pengajar mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi sesuai dengan program pengajaran. Guru harus menguasai materi dan metode mengajar secara teknikteknik evaluasi dalam hal ini guru adalah sumber informasi dan sumber belajar utama. Hal-hal yang perlu dilakukan guru (Ahmad, 1996:4) adalah : a. Menyusun program pengajaran dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan b. Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan sesuai dengan penggunaan metode tertentu c. Menyiapkan alat peraga untuk membantu terlaksananya kegiatan belajar mengajar d. Merencanakan / melaksanakan alat evaluasi e. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah mislanya program pengajaran remedial dan program pengajaran serta ekstra kurikuler.
33
Dalam menjalankan tugasnya seorang guru harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut : 1. Menguasai kurikulum 2. Menguasai materi setiap mata pelajaran 3. Menguasai metode dan evaluasi belajar. Disiplin dan Tata Tertib 1. Pengertian disiplin. Disiplin dalam arti luas mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar dapat memahami dan menyesuaikan dii denan tuntutan lingkugnannya. 2. Teknik Pembinaan Disiplin terdiri dari : 1 Teknik winner central dalam prakteknya guru hendaklah lebih mempergunakan teknik dalam membuat disiplin pada siswa-siswa 3. Teknik external central yaitu pengendalian dari luar berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counxeling). Dalam mewujudkan tujuan bersama secara kooperatif ini maka Kiney dalam hasil studinya dapat mempertimbangkan pembinaan kelas yang dilaksanakan oleh guru-guru melalui hal-hal sebagai berikut : a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis d. Memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri, berfikir sendiri-sendiri terutama dalam mengemukakan dan meneirma pendapat-pendapat e. Memberikana kesempatan-kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan kesanggupan siswa f. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap yang diinginkan sosial, psikologi, biologi Penggunaan Hukuman Hukuman dalam manajemen kelas merupakan suatu upaya pendidikan yang penting dalam usaha menegakkan disiplin. Dalam pengelolaan kelas guru perlu mengetahui beberapa hal antara lain : 1 Kapan hukuman itu dilakukan 2 Tehadap siapa hukuman itu dilakukan 3 Bagaimana hukuman itu dilaksanakan 4 Dimana hukuman itu dilaksanakan 5 Hukuman tidak oleh diberikan dalam keadaan marah 6 Hukuman itu akan membeirkan dampak positi tehadap peurahan itngkah laku anak Teknik Hukuman Hukuman badan Teknik ini dapat dipergunakan apabila perlu teknik ini tidak memecahkan masalah. Guru yang kurang bijaksana mempergunakan hukuman badan bisa tersangkut tindakan yuridis dan dituntut karena dianggap menganiaya Penahanan di kelas. Hukuman ini akan efektif apabila disertai pemberian tugas yang harus diselesaikan sebagai ganti rugi atas kesalahnnya Menulis sekian kali. Jika hukuman ini mempunyai dampak yang riil maka dapatlah dipergunakan asal jangan terlalu berlebihan Menghilangkan hal ”Privilage” Bagi siswa yang berulang kali tidak kooperatif dapat dipertimbangkana untuk diambil hak istimewanya (spesial privilage) misalnya : 2 Tidak boleh ikut pelajaran (dikeluarkan dari kelas) 3 Tidak boleh mendapat bagian dari suatu rezeki dan sebagainya.
34
Keuntungan Penggunaan Hukuman a. Hukuman dapat menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang menyimpang b. Hukuman berfungsi sebagai pemberi petunjuk c. Hukuman berfungsi sebagai pengjaran Kerugian dari Penggunaan Hukuman a. Hukuman dapat ditafsirkan secara sulit kadang-kadang penghukuman untuk tingkah laku tertentu digeneralisasikan untuk tingkah laku lainnya b. Hukuman dapat menyebabkan siswa bersangkutan menarik diri sama sekali c. Hukuman dapat menyebabkan siswa agresif d. Hukuman dapat menimbulkan reaksi negatif dari teman-teman siswa bersangkutan e. Hukuman dapat menimbulkan sikap negatif pada diri sendiri terhadao suasana di luar dirinya. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangan pelanggaran disiplin. Keterampilan guru dalam mengelola kelas terbagi dalam dua jenis keterampilan utama yaitu : 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal 2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal yang pertama disebut juga keterampilan bersifat preventif dan yang kedua disebut keterampilan yang bersifat represif. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan kepada siswa kelas II B dan dikelas V SDN No. 87 Kecamatan Kota Tengah. Proses Pelaksanaan Tahap Pertama : Pada awal peneliti melakukan observasi terhadap kelas yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian tindakan. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah : 1 Pengaturan kondisi dan fasilitator kelas (perabot) 2 Administrasi kelas 3 Pelaksanaan pengelolaana kelas pada saat proses belajar mengajar Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan kepala sekolah untuk : 1 Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh guru yang bersangkutan terhadap pengelolaan kelas 2 Menetapkan masalah-masalah yang akan dipecahkan melalui PTK 3 Menciptakan tindakan dan di hipotesis Kegiatan dan Pengamatan (Observasi) Guru kelas melaksanakan tindakan menurut langkah-langkah dalam rancangan tindakan Peneliti dan guru kelas suatu kepala sekolah mengadakan monitoring dengan menggunakan instrumen telah ditetapkan Pemahaman dan Pengembangan Peneliti guru kelas dan kepala sekolah bersama-sama melaksanakan tindakan perbaikan terhadap pengelolaan kelas sebagai berikut : 1 Pengaturan kondisi dan fasilitator kelas 2 Kelengkapan perabot dan administrator kelas 3 Menciptakan kembali kondisi belajar mengajar yang optimal Revisi Rancangan Jika ternyata dari hasil refleksi dan hasil evaluasi pada tahap pertama/kedua masih perlu diperbaiki, makapeneliti, guru kelas dan kepala sekolah merencanakan tindakan perbaikan pada berikutnya.
35
Hasil Penelitian Hasil pengamatan kegiatan pengelolaan kelas. Penelitian pada tindakan kelas, tahap I berdasarkan kesepakatan peneliti dan kepala sekolah dan dosen pembimbing pada bulan April 2008 sesuai pengalaman peneliti bersama 2 orang guru sebagai mitra dan pembimbing selama 3 x pertemuan diperoleh hasil observasi / pengamatan pada kegiatan pelaksanaan PTK guru kelas II dan V SDN No. 87 Kecamatan Kota Tengah adalah subyek melaksanakan tindakan. 1. Kegiatan Awal Kelengkapan administrasi kelas dan perabot kelas didalamnya. Kelas V SDN No. 87 Kota Dungingi Perabot kelas yang tidak lengkap adalah 4 Meja dan bangku tidak sesuai dengan faktor anak kelas II 5 Ruang belajar tidak memadai (sempit) bagi jumlah siswa 46 orang 6 Bendera kelas 7 Lemari buku Administrator kelas yang belum lengkap 8 Daftar induk kelas 9 Denah kelas 10 Buku tamu kelas, dan 11 Buku mutasi siswa Administrator kelas V SDN 87 Kota Tengah yang tidak lingkup adalah 12 Perabot kelas tidak sesuai dengan jumlah siswa 35, sehingga siswa duduk berdampingan 1 meja sampai 4 atau 5 orang. 13 Meja kursi siswa ditata berbaris ke belakang/membentuk U agar siswa dapat dipantau oleh guru Kegiatan Observasi Keadaan Pada kegiatan observasi keadaan peneliti dan kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yakni keterampilan dalam pengelolaan kelas dan disiplin. Hal-hal yang diamati sebagai berikut : a. Kegiatan guru dalam pengelolaan kelas b. Komponen-komponen prakarsaa dan guru c. Respon serta kekeliruan guru Selanjutnya akan dianalisis sebagai berikut : 1. Kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, para guru kelas II dan V SDN No. 87 Kota Tengah dalam menyiapkan alat evaluasi serta tidak menggunakan alat peraga 2. Sikap guru kelas II dan V SDN No. 87 Kota Tengah belum menguasai metode dan materi pelajaran 14 Perhatian siswa pada penyampaian pembelajaran belum maksimal 15 Keaktifan siswa menerima pelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan 16 Guru tidak menggunakan alat peraga ketika menyampaikan materi pelajaran Respon guru kelas II dan V SDN No. 87 Kota Tengah belum memberikan penguatan terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas II Setelah pelaksanaan tindakan peneliti, kepala sekolah dan guru melaksanakan kesepakatan kembali terhadap perbaikan PTK meliputi : 1. Kegiatan guru dalam pengelolaan kelas 2. Komponen respon guru Kedua instrumen ini segera disepakati untuk diperbaiki kembali kegiatan peneliti dan kepala sekolah pada pengamatan tahap II telah memberikan hasil yang memuaskan suasana belajar mengajar yang diharapkan telah tercipta kembali setelah tindakan perbaikan pada tindakan II. Refleksi Hasil Penelitian
36
Setelah pelaksanaan pengamatan dan pelaksanaan tindakan pertama dan kedua, maka dapat ditafsirkan bahwa penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan baik untuk siswa maupun oleh guru, tujuan-tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Untuk siswa 17 Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta mengendalikan diri 18 Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas melihat atau meraskan teguran guru sebagai penugasan dan kemarahan 19 Membulatkan rasa berkewajiban, melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar. Untuk guru 20 Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pembelajaran secara tepat dan baik 21 Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi untuk didalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa 22 Memberikan respons secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil/ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas. Berdasarkan tujuan ini, maka seorang guru perlu menyadari akan peran dan tanggung jawabnya. Dengan memperhatikan analisis dan evaluasi diatas mulai dari pelaksanaan pendidikan, pengamatan terhadap kelengkapan perabot kelas dan administrasi kelas serta pelaksanaan tindakan terhadap proses belajar mengajar mulai dari PTK I dan II maka guru telah melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik untuk meningkatkan kreativitasnya dan menciptakan serta mempertahankan kondisi yang optimal bagi berlangsungnya belajar mengajar, maka hipotesis telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. III.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diurutkan diatas maka dapat dikemukakan beberapa simpulan : a. Dari pelaksanaan tindakan I dan II dalam penelitian tindakan kelas ternyata pengelolaan yang efektif dapat meningkatkan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar b. Pengelolaan kelas yang efektif oleh guru adalah upaya yang penting dilaksanakan oleh guru sebagai pimpinan menengah atau administrator kelas c. Guru perlu mempelajari buku pedoman pengelolaan kelas di sekolah dasar DAFTAR PUSTAKA A.R Tilaa, M.Sc.Ed Manajemen Pendidikan Depdikbud Administrasi Sekolah Sehat E. Mulyasa, M.Pd. 2005. Menjadi Guru Profesional Evi Hulukati Penelitian Tindakan Kelas Malaya P. Hasibuan. Manajemen dan Pengertian Masalah Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar Rachmiati Wiriatmadja, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas Syaiful Bahari Djamaruh, Drs. Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar Edisi Baru 1995