BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. 3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diamati yaitu: 1. Variabel Input Variabel input dalam penelitan ini adalah siswa, guru, dan sumber belajar yang digunakan, lingkungan pembelajaran serta alat–alat pendukung lain. 2. Variabel Proses Variabel proses, merupakan proses kedua proses bimbingan kelompok. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, digunakan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok yang didasarkan pada pendapat Hartinah (2009: 132) yang meliputi: a. Tahap I Pembentukan -
Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
-
Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok
-
Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri
-
Teknik khusus
-
Permainan penghangatan atau pengakraban b. Tahap II Peralihan
-
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
-
Manawarkan atau mengamati apakah para menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga)
-
Membahas suasana yang terjadi
-
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota jika perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan) c. Tahap III Kegiatan
-
Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan
-
Menetapkan salah satu masalah yang menjadi topik yang akan dibahas
-
Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas d. Tahap IV Pengakhiran
-
Pimpinan kelompok dan anggota kelompok menyimpulkan tentang topik
yang
dibahas -
Pimpinan kelompok merefleksi kembali
-
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
-
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan pesan kegiatan
3. Variabel Output Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal yang berdasar pada pendapat Suranto (2011: 94-104), yakni: a. Kecakapan menyampaikan informasi
b. Kecakapan bertanya c. Ketrampilan berbicara 3.3 Tahapan – tahapan Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap persiapan ini meliputi: a. Menyusun Satuan Layanan bimbingan kelompok. b. Menyiapkan media atau alat yang akan digunakan pada layanan bimbingan kelompok. c. Menyiapkan skenario tentang pelaksanaan bimbingan kelompok. d. Melatih/mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. e. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. 3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan tema pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap siklus, mengikuti langkahlangkah pelaksanaan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu: a. Tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Tahap ini bertujuan:
1) Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan kelompok. 2) Tumbuhnya suasana kelompok. 3) Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok. 4) Tumbuhnya minat anggota saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu diantara para anggota. 5) Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka. 6) Di mulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok. Adapun bentuk kegiatan yang di lakukan pada pembentukan ini adalah sebagai berikut: 1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan kelompok. 2) Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok 3) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. 4) Teknik khusus 5) Permainan, penghangatan/pengakraban. Adapun peranan pemimpin kelompok pada tahap pembentukan ini, dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menampilkan doa untuk mengawali kegiatan 2) Menampilkan diri secara utuh dan terbuka. 3) Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati. 4) Sebagai contoh
b. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok. Tahapan ini bertujuan: 1) Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu, atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. 2) Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan. 3) Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap peralihan ini adalah sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2) Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3) Membahas suasana yang terjadi. 4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5) Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan). Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap peralihan ini, dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan atau permasalahan. 3) Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4) Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati.
c. Tahap kegiatan, yaitu tahapan “ kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu pada kegiatan bimbingan atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok. Tahapan ini bertujuan: 1) Terungkapnya hanya secara bebas topik yang dirasakan, dipikirkan atau dialami anggota kelompok. 2) Terbatasnya topik secara dalam dan tuntas. 3) Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan 2) Meningkatkan topik yang akan dibahas terdahulu 3) Anggota membahas secara mendalam dan tuntas 4) Kegiatan selingan Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap kegiatan ini dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka. 2) Aktif , tetapi tidak banyak bicara. 3) Memberikan dorongan dan penguatan serta rasa empati. d. Tahap pengakhiran, yaitu tahap akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya. Tahapan ini bertujuan: 1) Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok pelaksanaan kegiatan. 2) Terungkapnya hasil kegiatan yang telah dicapai.
3) Terumusnya rencana kegiatan lebih lanjut. 4) Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap pengakhiran ini sebagai berikut: 1) Pimpinan kelompok mengemukakan bahwa kegiatan segera diakahiri. 2) Pimpinan kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dah hasil kegiatan. 3) Membahas kegiatan lanjutan. 4) Mengemukakan pesan dan harapan. Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap pengakhiran ini dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka. 2) Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota. 3) Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4) Penuh rasa persahabatan dan empati. 5) Memimpin doa dan mengakhiri kegiatan. 3.3.3
Tahap Observasi dan Evaluasi Pada kegiatan ini dilakukan proses pemantauan oleh guru mitra selaku observer terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Selanjutnya bersama guru mitra mengevaluasi hasil pemantauan yang dilakukan dan untuk evaluasi belajar dilakukan pada tahap akhir.
3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi Hasil analisis data pada setiap akhir siklus menjadi bahan refleksi diri. Jika masih terdapat kelemahan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dari pelaksanaan siklus I ke siklus berikutnya, diadakan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan tindakan. Siklus ini terus berlanjut hingga penelitian mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah yang digunakan adalah observasi dengan mengacu pada variabel output. Teknik dokumentasi sebagai pelengkap. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data untuk pengajuan hipotesis tindakan kelas ini dilaksanakan secara analisis presentase dengan memperlihatkan hasil–hasil yang dilaksanakan siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok melalui teknik diskusi yang dilaksanakan secara bertahap dan hasil berkesinambungan pada setiap kegiatan. Adapun penilaian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II ditetapkan berdasarkan teori holistik (muslich 2010:138) “bahwa skor total peserta didik diperoleh dengan cara menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada setiap kriteria”. Adapun kriteria yang digunakan adalah: Mampu (M) : nilai 3 Kurang mampu (KM) : nilai 2 Tidak mampu (TM) : nilai 1 Menurut arikunto (2013:387) “bahwa apabila analisis datanya berupa persentase, proporsi maupun rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil disesuaikan dengan permasalahannya, serta untuk menentukan standar kategori ditentukan oleh peneliti sendiri”.