ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK SERUNI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Wisuda Sarjana Pendidikan
OLEH VERONICA M. DJIKILO NIM 153 410 061
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015
Analisis Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pengembangan Kreativitas Anak Kelompok B Di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo Oleh VERONICA M. DJIKILO Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Dr. Abd Hamid Isa, M.Pd
Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Veronica M. Djikilo. 2015. Analisis Penggunaan Media audio visual dalam Pengembangan Kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd, Pembimbing II : Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “bagaimana penggunaan media audio visual dalam pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo?”. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dalam pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangkan kreativitas yang dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo yaitu dengan :1) membuat perencanaan penggunaan media audio visual, 2) Mendesain prosedur yang jelas tentang mekanisme penggunaan media audio visual, 3) Melakukan evaluasi keberhasilan penggunaan media audio visual. Evaluasi keberhasilan penggunaan media audio visual. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat digunakan bagi pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo Kata Kunci: Media audio visual, Kreativitas
Veronica M. Djikilo, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Abd Hamid Isa, M.Pd. Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo,
Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri gorontalo
Media audio visual dalam dunia pembelajaran diartikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar (Riyana, 2012: 133). Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio visualdianggap sebagai bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan digunakan oleh guru dan anak. Materi pelajaran dapat diurutkan penyajiannya, serta bersifat tetap, pasti, dan juga dapat digunakan untuk media instruksional belajar secara mandiri (Anderson, 1987: 127). (Riyana, 2012: 134) mengemukakan bahwa kreativitas anak adalah kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Pada anak usia dini kreativitas akan terlihat jelas ketika anak bermain, di mana ia menciptakan berbagai bentuk karya, lukisan ataupun khayalan spontanitas dengan alat mainannya. Adapun ciri-ciri kreativitas alamiah meliputi: imajinatif, senang menjajaki lingkungan (exploring), banyak mengajukan pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, suka melakukan ”eksperimen”, terbuka untuk rangsangan-rangsangan baru, berminat untuk melakukan macam-macam hal, ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, dan tidak pernah merasa bosan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada anak kelompok B TK Seruni Kecamatan Batudaa KabupatenGorontalo menunjukkan bahwa kreativitas anak belum berkembang dengan maksimal. Dari 16 anak kelompok B TK Seruni Kecamatan Batudaa menunjukkan bahwa hanya terdapat 7 anak atau 43.75% yang menunjukkan kreativitas, sedangkan sebanyak 56,25% yang menunjukkan kreativitas rendah. Rendahnya kreativitas anak tersebut antara lain ditunjukkan dengan indikator kurang mampunya anak dalam membuat sesuatu yang berbeda dari yang dicontohkan guru, kurangnya perhatian anak terhadap contoh yang diberikan guru, serta rendahnya inisiatif anak untuk melakukan sesuatu yang baru.
1. Hakikat Media Audio Visual Djamarah dan Zain, (2006:7) mengemukakan bahwa media audio visual adalah media yang digunakan dengan menampilkan suara dan gambar secara bersamaan untuk menyampaikan suatu pesan kepada audience. Himawan (2009:2) mengemukakan bahwa media audio visual adalah saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk gambar dan suara yang didesain secara bersamaan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan Riyanto (2010:1) mengemukakan bahwa media audio visual adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, dalam bentuk suara dan gambar sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan . Sadiman, dkk. (2009:16), media audio visual dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4)kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain. Djamarah dan Zain (2006:125) mengemukakan bahwa: “Manfaat penggunaan media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu (1) media audio visual dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media audio visual dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi, (3) media audio visual dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, (5) media audio visual dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang
mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan, (6) media audio visual dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (7) media audio visual dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Hakikat Pengembangan Kreativitas Wikipedia (2010:1) mengemukakan bahwa kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi seharihari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Menurut Munandar (2008:45), kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik cirri-ciri kognitif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinilitas) dalam pemikiran maupun cirri-ciri afektif (non-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru. Kreativitas dapat ditingkatkan antara lain melalui peningkatan jumlah dan ragam rangsangan ke otak, terutama mengenai hal-hal yang sifatnya up to date. Dengan memanfaatkan daya recall, daya intuisi, dan daya sintesis dari otak maka akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. Meningkatkan kreativitas pada seseorang akan melibatkan meningkatkan pikiran, perasaan, penginderaan, dan firasat atau intuisi yang kesemuanya akan membangun suatu kemampuan kreatif. Wordpress (2010:1) mendefinisikankreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru (inovatif) atau belum ada sebelumnya ,
segar , menarik, aneh dan mengejutkan, berguna dan dapat dimengerti. Kegiatan kreatif mengandung perubahan arah.Dalam hal pencarian ide, kita berada untuk menemukan ide, gagasan,pemecahan masalah, peyelesaian perkara atau cara kerja baru.dan ketika jalan buntu merupakan titik akhir usaha kita maka bila kita melakukan hal yang sudah kita pernah kerjakan dan semuanya sudah di coba maka tiada k ata lain berfikir secara kreatif adalah hal yang perlu dilakukan. Drevdahl (dalam Andang 2006:130), mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Kreativitas mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya, dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru, serta mencakup pembentukan korelasi baru. Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi baru. Andang (2006 : 15), mengemukakan bahwa kreativitas adalah ungkapan dari keunikan-keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya, maka diharapka ide baru dan produk yang inovatif dapat timbul dari pribadi yang kreatif. Munandar (2008:6), mengemukakan bahwa kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Dalam konteks ini menurut Munandar (Dalam, Hawadi Dkk:4) pula, bahwa kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, memecahkan/menjawab masalah dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
3. Strategi Peningkatan Kreativitas bagi Anak Usia Dini Harizal (2008:1) mengemukakan bahwa mencermati perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, yakni: 1) materi
pendidikan, dan 2) metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu Kreativitasmerupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dikembangkan pada anak, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Sebagaimanadisimpulkan oleh Treffinger (dalam Hawadi, 2012:13), bahwa tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas. Menurut Andang (2006:132-133), bahwa kreativitas dikatakan penting bagi perkembangan anak karena: a) kreativitas dapat memberikan kesenangan dan kepuasan tersendiri bagi anak, setelah mencipta sesuatu yang baru, b) kreativitas menjadi bumbu dalam permainan kreatifnya, dimana semkin kreatif seorang anakmaka akan semakin menyenangkan arti sebuah permainan, c) kreativitas dapat membantu anak mencapai keberhasilan dan menjadi kepuasan ego yang besar, d) kreativitas dapat memberikan konstribusi positif terhadap pola kepemimpinan, e) selain berpengaruh besar terhadap pembentukan totalitas keperibadian seseorang, kreativitas juga dapat menjadi sebuah kekuatan (power) yang dapat menggerakkan manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari bodoh menjadi cerdas, dari pasif menjadi aktif, dan lain sebagainya. Tergantung pada manusianya, apakah kreativitas yang ada pada dirinya akan ditingkatkan atau justru akan dimatikan, f) kreativitas dapat membantu sebuah proses yang menyebabkan lahirnya ide baru yang orisinal, g) kreativitas dapat melahirkan budaya kerja produktif, bukan mental konsumtif, sehingga dapat melahirkan tipe aktif dan kreatif. Menurut Munandar (2008:1), bahwa alasan pentingnya meningkatkan kreativitas dipupuk sejak usia dini adalah: a) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia, b) kreativitas dan berpikir
kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, c) bersibuk diri secara kreatif, tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tetapi juga memberi kepuasan kepada individu, d) kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Wahyudin (2010 : 262), berpendapat bahwa ada beberapa cara yang dilakukan oleh orang tua untuk menstimulasi agar anak kreatif, yaitu: 1) tidak memaksakan kehendak pada anak, b) menyesuaikan dengan kebutuhan, minat, potensi, dan kemampuan anak, c) fasilitas dengan permainan kreatif edukatif, d) menyesuaikan keterlibatan orang tua, e) mementingkan pada proses dan bukan pada hasil dan f) memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan permainannya dengan senang. Baldwin dkk (dalam Satiadarma 2011:115), berpendapat bahwa hasil peningkatan kemampuan intelektual anak yang paling tinggi ditemukan pada keluarga-keluarga yang dapat menerima anak sepenuhnya dan yang bersikap demokratis dalam pendidikan dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang cenderung menolak anak dengan bersikap otoriter dalam pendidikan.
4. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Djamarah dan Zain (2006:15) mengemukakan bahwamedia pembelajaran audio visual terdiri dari beragam bentuk. Jika kita menengok ke beberapa dekade yang lalu maka kitapun sudah mengenal media pembelajaran audio visual tradisional seperti: a) media pembelajaran audio visual jenis taktil (sentuh) seperti globe (bola bumi), beragam bentuk peta dan relief, serta berbagai bentuk media pembelajaran manipulatif lainnya, b) media pembelajaran visual seperti slide, foto-foto, film, dan rekaman video, c) media pembelajaran audio visual seperti rekaman pita kaset, CD (Compact Disc), dan sebagainya. Belajar dengan menggunakan indra ganda (penglihatan dan pendengaran) memberikan keuntungan bagi anak daripada pembelajaran dengan hanya menggunakan indra penglihatan atau indra pendengaran saja. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal tersebut. Menurut Baugh (dalam Satiadarma
2011:115) bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra penglihatan, sekitar 5% dai indra pendengaran dan 5% lagi dari indra lainnya. Sementara Dale (dalam Djamarah dan Zain, 2006:15) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indra penglihatan berkisar 75%, melalui indra pendengaran sekitar 13% dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Darvin (dalam Semiawan 2009:69) mengemukakan bahwa media audiovisual seperti video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit. Lebih lanjut Sheal (1989 dalam Munandar (2008:32) melaporkan tentang modus pengalaman 10% apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30 % dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Penelitain-penelitian yang berorientasi terhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh para ahli. Studi analisis yang dilakukan oeh Kulit dkk (dalam Wahyudin, 2010:34) melaporkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyebabkan anak: (1) belajar lebih banyak materi, (2) anak mengingat lebih lama apa yang telah dipelajari, (3) anak membutuhkan waktu lebih sedikit, (4) anak lebih betah di kelas, (5) anak memiliki sikap lebih posistif terhadap media audio visual. Agafur (dalam Andang, 2006:23)
bahwa penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari suatu konsep lebih singkat dan hasil belajar yang lebih tinggi. Menurut Wordpress (2010:3) bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran yang baik haruslah meliputi 4 (empat) aktivitas, yakni, (1) Informasi materi (materi pelajaran) dan keterampilan (Skill) diberikan model, (2) anak harus diarahkan, (3) anak diberi latihan-latihan, dan (4) pencapaian belajar anak harus dinilai. Chanond (dalam Hawadi, 2012:13melaporkan pentingnya pemberian umpan balik segera pada penggunaan media audio visual sebagai media dalam pengajaran.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitiankualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Yin (2011:12) bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan bilamana multi sumber bukti dimanfaatkan. Dalam konteks dan jenis penelitian di atas, maka penelitian ini berusaha memaparkan penggunaan media audio visual dalam pengembangan kreativitas anak di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, tanpa memerlukan data yang berupa angka-angka (kuantitatif). Paparan tersebut berasal dari datadata hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan lain-lain.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Taman Kanak-Kanak ini didirikan pada tahun 1975. Di samping itu juga terdapat fasilitas berupa ruang belajar yang cukup representative untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itu proses identifikasi awal tehadap masalah yang berhubungan dengan kreativitas anak yang akan dikembangkan dalam pembelajaran dilakukan sehingga kami memiliki dasar untuk menggunakan media audio visual dalam pembelajaran. Adapun proses yang dilakukan dalam kegiatan identifikasi awal tersebut antara lain tentang kesiapan media audio visual yang akan digunakan serta kemampuan anak dalam memahami penggunaan media audio visual tersebut.
PEMBAHASAN Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas alamiah yang dibawa dari sejak lahir. Kreativitas alami seorang anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Hal ini terlihat dari
banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada orang tuanya terhadap sesuatu yang dilihatnya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan jelas bahwa penggunaan media audio visual yang dilaksanakan di TK Seruni Kecamatan Batudaa mampu memgembangkankreativitas anak. Terkait dengan temuan tersebut maka perlu upaya untuk menjaga dan memelihara agar kualitas penggunaan media audio visual tetap terpelihara. Upaya tersebut antara lain dengan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap tahapan kegiatan penggunaan media audio visual yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Dalam konteks yang bersamaan perlu dilakukan upaya untuk menyediakan media audio visual yang lebih variatif sehingga anak semakin tertarik dan berkembang kreativitasnya dalam melakukan aktivitasnya baik belajar maupun bermain.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat digunakan bagi pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Gorontalo.Prosesmengembangkan
kreativitas
yang
dilaksanakan
Kabupaten padaanak
kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo sudah baik sehingga anak semakin tertarik dan berkembang kreativitasnya dalam melakukan aktivitasnya baik belajar maupun bermain.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai saran berikut: 1. Bagi institusi Taman kanak-kanak agar perlu melakukan identifikasi terhadap berbagai aspek
yang mendukung penggunaan media audio visual dalam
mengembangkan kreativitas anak melalui penyediaan sarana atau faslitas yang memadai.
2. Bagi Guru perlu upaya untuk menggunakan media audio visual dalam pembelajaran sehingga mampu mengembangkan kreatifitas anak secara berkelanjutan 3. Bagi Kepala TK perlu melakukan pemantauan dan supervisi secara rutin terhadap strategi yang digunakan guru dalam menggunakan media audio visual sehingga kreativitas anak dapat terkontrol secara intensif. Bagi penelitian lanjutan dapat melakukan penelitian dengan menganalisis berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kreativitas anak pada populasi yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA Andang, 2006. Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: Alfabetha Anderson. 1987. Pembelajaran Yang Menyenangkan Anak. (Terjemahan) Bandung: Asahan Djamarah dan Zain. 2006Teori-teori Belajar, Jakarta, PT Dellapratasa Harizal. 2008. Implementasi Konsep Montessori Pada Pendidikan Anak Usia Dini. (Online) Tersedia
di
http://www.jugaguru. com/column/21
/tahun/2008/bulan /12/ tanggal/19/id/849/. (download, 29 Desember 2013 Hawadi dkk. 2012. Kreativitas. Jakarta: Grasindo Himawan. 2009. Pedoman Praktis Mengajar, Merencanakan Dan Melaksanakan Pengajaran , Jakarja: Proyek Penulisan PA pada SMU Munandar, Utami. 2008. Meningkatkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta Riyana, 2012. Media audio visual dan pemanfaatannya. Semarang. Indrajaya
Riyanto. 2010. Dasar Dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia
Sadiman,
dkk.
2009.
Sumber
Pembelajaran Anak(Online)
Belajar
Tersedia
untuk di
Mengefektifkan
http://akhmadsudrajat.
wordpress.com./2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkanpembelajaran-anak/ (download) 13 Mei 2014 Satiadarma M.P & Waruwu F.F. 2011. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor Semiawan. 2009. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosda Karya Wahyudin, 2010. Pendidikan Keluarga. Jakarta: Harapan Masa Wikipedia. 2010. Kognisi, kreativitas. (Online) Tersedia di http://id.wikipedia. org/wiki/ Kreativitas. download, 29 Desember 2013 Wordpress. 2010. Definisi kreativitas. Online) Tersedia dihttp://kawanlama 95.wordpress.com/2010/08/01/definisi-kreativitas/. Desember 2013
download,
29